Anda di halaman 1dari 17

MID TES

BAHASA ARAB I

OLEH

MUH HAMSAH BR (20300120014)

DOSEN PENGAMPU

Prof. Dr. H.SYARIFUDDIN ONDENG. M.Ag.

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM_A

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2020

1
KATA PENGANTAR

Puja Dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Hanya kepada-Nya

lah saya memuji dan hanya kepada-Nya lah saya memohon pertolongan. Tidak lupa

shalawat serta salam saya haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad

SAW. Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk

menjalani kehidupan.

saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya berharap adanya

kritik, saran dan ulasan demi memberbaiki makalah yang telah saya buat di masa

yang akan datang.

Makassar,26 November 2020

MUH HAMSAH BR

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang………………………………………………………….. 1

B. Rumusa Masalah………………………………………………………. 2

C. Tujuan…………………………….…………….………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………… 2

A. Fi’il Shahih / ‫الفعل الصحيح‬

B. Fi’il Mu’tal / ‫الفعل المعتل‬

C. Fi’il Lazim

D. Fi’il Muta’addi

BAB III PENUTUP …………………………………………………………… 3

A. KESIMPULAN …………………………………………………….. 3

B. SARAN ……………………………………… ……………………. 4

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..… 4

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa Arab merupakan bahasa yang mempunyai struktur bahasa yang


sangat teratur. Dimulai dari gender, jumlah pelaku, dan waktu dilakukan suatu
perbuatan / pekerjaan mempunyai aturan-aturan sendiri yang terstruktur. Dalam
bahasa arab, kata dibagi menjadi tiga jenis : isim (nomina), fi’il (verba), harf
(partikel).

Isim adalah kata yang menunjukkan pada unsur manusia, hewan, tumbuhan,
benda mati, tempat, waktu, sifat atau makna yang bebas dari waktu (Ni’mah, 1998 :
17).

Fi’il adalah kelas kata yang berfungsi sebagai kata kerja atau predikat.
Sebagian besar, fi’il mewakili unsur semantis perbuatan atau proses. Fi’il dibagi
menjadi tiga:

B. RUMUSAN MASALAH

A. Apa pengertian fi;il shahih beserta pembagiannya

B. Apa pengertian Fi’il Mu’tal beserta pembagiannya

C. Apa pengertian Fi’il Lazim


D. Apa pengertian Fi’il Muta’addi beserta pembagiannya

4
C. TUJUAN
A. Untuk mengatahui apa itu fi’il shahih
B. Untuk mengetahui apa itu fi’il mu’tal’
C. Untuk mengetahui apa itu Fi’il Lazim
D. Untuk mengetahui apa itu Fi’il Muta’addi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fi’il Shahih / ‫الفعل الصحيح‬


 Fi'il shohih adalah fi'il yang terbentuk dari huruf-huruf asli (tanpa ada
huruf tambahan) dan shohih (tidak terdapat huruf illah). sedangkan huruf illah
adalah huruf wawu (‫)و‬, huruf ya (‫)ي‬, dan alif (‫)ا‬. Karena fi'il ini bersih dari
huruf illat dan huruf-huruf tambahan, sehingga fi'il ini disebut juga dengan
fi'il shohih, artinya fi'il ini terhindar dari huruf penyakit (huruf illat) dan huruf
tamabahan yang kemudian menjadikan arti yang baru.

Pembagian Fi'il Shohih


Fi'il shohih dibagi menjadi tiga macam, yaitu: fi'il salim, mahmuz, dan
mudlo'af.
1. Salim (‫سالِ ُم‬
َ ‫)ال‬
Fi'il yang huruf-hurufnya asli dan tidak terdapat huruf illat (huruf wawu
" ‫"و‬, huruf ya "‫"ي‬, dan alif " ‫)"ا‬, tidak ada huruf hamzah (‫)أ‬, maupun tidak
terdapat huruf mudlo'af (salah satu hurufnya diulangi, atau ditulis dua kali,
misal ‫) َم َّد‬.  Contoh:

‫ َكت ََب‬  menulis
َ ‫ َذه‬ pergi
‫َب‬
‫سلِ َم‬
َ  selamat
‫ض َر َب‬ memukul
َ
‫ش َك َر‬
َ  bersyukur
‫ح ِم َد‬ memuji
َ

6
‫ َع ِم َل‬ beramal
‫ َعلِ َم‬ berilmu/mengetahui
‫ص َر‬َ َ‫ن‬ menolong
‫فَت ََح‬ membuka
َ َ‫جل‬ duduk
‫س‬ َ

contoh di atas, maka teman-teman tidak mendapati huruf illat (huruf wawu


" ‫"و‬, huruf ya "‫"ي‬, dan alif " ‫)"ا‬, tidak ada huruf hamzah (‫)أ‬, dan juga tidak
ada huruf mudlo'af. maka dari itu daftar fi'il di atas disebut juga dengan
FI'IL SHOHIH yang SALIM, maksudnya fi'il yang benar-benar asli dan
bersih dari huruf penyakit, huruf hamzah, maupun huruf mudlo'af.

2. Mahmuz (‫)ال َم ْه ُم ْو ُز‬


Fi'il yang huruf-hurufnya asli dan salah satu hurufnya berupa huruf
hamzah. Adapun fi'il mahmuz dibagi menjadi tiga, yaitu: mahmuz fa',
mahmuz 'ain, dan mahmuz lam.
a. Mahmuz fa' (‫) َم ْه ُم ْو ُز الفَاء‬
Maksudnya adalah fi'il yang fa' fi'il nya berupa huruf hamzah, contoh:
‫أَ َخ َذ‬ ---> fa' fi'ilnya berupa hamzah
‫أَ َك َل‬ ---> fa' fi'ilnya berupa hamzah
‫أ َم َل‬ ---> fa' fi'ilnya berupa hamzah
ketiga contoh di atas mengikuti wazan ‫فَ َع َل‬, dan perhatikan bahwa pada
fa' fi'il di setiap contoh di atas adalah huruf hamzah, maka contoh-
contoh di atas dinamakan juga fi'il mahmuz fa'.
b. Mahmuz 'Ain (‫) َم ْه ُم ْو ُز ال َع ْي ِن‬
Yaitu fi'il yang 'ain fi'il nya berupa hamzah, contoh:
‫سا َ َل‬
َ  ---> 'ain fi'ilnya berupa hamzah
Contoh di atas mengikuti wazan ‫فَ َع َل‬, dan 'ain fi'il pada contoh di atas

7
berupa hamzah, maka ‫ َسا َ َل‬dinamakan juga fi'il mahmuz 'ain.
c. Mahmuz Lam (‫) َم ْه ُم ْو ُز الاَل ِم‬
Yaitu fi'il yang lam fi'ilnya berupa hamzah, contoh:
َ‫قَ َرأ‬ ---> lam fi'ilnya berupa hamzah
Sama halnya dengan contoh sebelumnya, contoh ketiga ini adalah
mahmuz lam, karena lam fi'il pada contoh di atas berupa hamzah.

3. Mudho'af ( ُ‫ضاعَف‬
َ ‫)ال ُم‬
Fi'il Mudho'af adalah fi'il yang salah satu huruf aslinya diulang dua kali
atau sama, yang diulang hanyalah huruf asli, bukan huruf tambahan,
contoh:
‫َمد‬
contoh di atas bentuk aslinya adalah ‫ َم َد َد‬mengikuti wazan ‫فَ َع َل‬, karena
huruf dal ‫ َد‬nya ada dua, kemudian, dal yang pertama disukun, maka
menjadi ‫ َم ْد َد‬karena terdapat dua huruf dal yang sama bersandingan, maka
menurut kaidah i'lal harus dijadikan satu dengan cara ditasydid maka
jadilah ‫ َم َّد‬.
Fi'il Mudho'af dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Mudho'af Tsulasi (‫ضاعَفُ الثُاَل ثِي‬
َ ‫)ال ُم‬ : Fi'il Mudho'af yang terdiri dari
tiga huruf asli, contoh: ‫َم َّر‬
kaidahnya sama dengan '‫' َم َّد‬, asal katanya adalah ‫ َم َر َر‬mengikuti wazan ‫فَ َع َل‬,
karena huruf dal ‫ َر‬ nya ada dua, kemudian, dal yang pertama disukun,
maka menjadi ‫ َمرْ َر‬ karena terdapat dua huruf dal yang sama
bersandingan, maka menurut kaidah i'lal harus dijadikan satu dengan
cara ditasydid maka jadilah ‫ َم َّر‬.
jika lihat maka ketiga huruf di atas ‫ َم َر َر‬adalah huruf asli dan bukan
huruf tambahan, maka bentuk ‫ َم َّر‬dinamakan juga dengan Mudlo'af
Tsulasi.
b. Mudho'af Ruba'i (‫ضاعَفُ ال ُربَا ِعي‬
َ ‫)ال ُم‬: Fi'il yang huruf fa' fi'il nya sama

8
dengan lam fi'il pertama, sedangkan 'ain fi'ilnya sama dengan lam fi'il
kedua, contoh:
‫ قَ ْلقَ َل‬---> mengikuti wazan ‫فَ ْعلَ َل‬
fa' fi'il di atas adalah huruf ‫ َق‬, sama dengan lam fi'il pertama yaitu ‫ َق‬juga,
sedangkan 'ain fi'ilnya huruf ْ‫ ل‬sama dengan lam fi'il yang kedua ‫ َل‬. itulah
yang disebut dengan mudho'af ruba'i, fi'il mudho'af yang terdiri dari
empat huruf asli.
adapun jika ada fi'il "‫"فَ َّر َح‬, maka bukan dinamakan mudho'af sekalipun
terdapat dua huruf yang sama bersandingan, karena sesungguhnya salah
satu dari huruf ‫ َر‬tersebut adalah huruf tambahan, bukan semuanya huruf
asli. Berbeda dengan fi'il ‫ َم َّد‬yang semua hurufnya adalah huruf asli.

B. Fi’il Mu’tal / ‫الفعل المعتل‬


Kata kerja yang salah satu huruf aslinya berupa huruf illah (‫ ي‬،‫و‬، atau
‫)ا‬, contoh: ‫ َو َع َد‬---> fa' fi'ilnya berupa huruf illah, yaitu ‫َو‬
‫ َر َمى‬---> lam fi'ilnya berupa huruf illah, yaitu ‫ي‬
َ
‫ بَا َع‬---> 'ain fi'ilnya berupa huruf illah, yaitu

Pembagian Fi'il Mu'tal


Fi'il mu'tal dibagi menjadi empat bagian, yaitu: Mitsal, Ajwaf, Naqish,
Lafiif. Berikut perinciannya.
a. Mitsal (‫)ال ِمثَا ُل‬fi'il yang fa' fi'ilnya berupa huruf illah, contoh:
‫ َو َع َد‬---> fa' fi'ilnya berupa huruf illah, yaitu ‫َو‬
‫س‬
َ ِ‫ يَب‬---> fa' fi'ilnya berupa huruf illah, yaitu ‫ي‬
َ
b. Ajwaf ( ُ‫)األَ ْج َوف‬
fi'il yang 'ain fi'ilnya huruf illah, contoh:
‫ بَا َع‬---> 'ain fi'ilnya berupa huruf illah, yaitu ‫ا‬
‫ قَال‬---> 'ain fi'ilnya berupa huruf illah, yaitu ‫ا‬
ُ ِ‫)النَاق‬
c. Naqish (‫ص‬

9
fi'il yang lam fi'ilnya berupa huruf illah, contoh:
‫ َر َمى‬---> lam fi'ilnya berupa huruf illah, yaitu ‫ي‬
َ
‫ض َي‬
ِ ‫ َر‬---> lam fi'ilnya berupa huruf illah, yaitu ‫ي‬
َ
d. Lafif ( ُ‫)اللَفِيْف‬
fi'il yang DUA huruf aslinya berupa huruf illah, contoh: 
‫ طَ َوى‬---> 'ain fi'il dan lam fi'il berupa huruf illah, yaitu  ‫ َو‬dan ‫ى‬.

C . Fi’il Lazim
Fiil lazim ialah fi’il yang tidak memerlukan maf’ul bih,

seperti  ‫خرج‬  dan  ‫فرح‬. Contoh:

‫انا رجعت من المدرسة‬


‫هو ىخرج من الفصل‬
2.     Fiil Muta’addi
      Fiil muta’addi yaitu fi’il yang memerlukan maf’ul bih. Fiil muta’addi itu ada 4
bagian, yaitu:
a.    Menashabkan satu maf’ul bih. Contoh:
(Dia telah menulis pelajaran)  ‫كتب الدرس‬
b.    Menashabkan dua maf’ul bih, yang kedua-duanya bukan berasal dari mubtada’ dan
khabar.[1] Seperti: ‫ سال‬,‫ منح‬,‫ منع‬,‫ كسا‬,‫ البس‬,‫اعطى‬. Contohnya dalam jumlah:
(saya telah memberi murid itu sebuah buku) ‫اعطيت المتعلم كتابا‬
c.   Menashabkan dua maf’ul bih yang asalnya mubtada’ dan khabar, yaitu fiil-fiil:
‫ عد‬,‫ حجا‬,‫هب‬,‫ خال‬,‫حسب‬,‫ زعم‬,‫جعل‬.
Memberi arti : mengira/ perkiraan /menduga.
Begitu juga  ‫ تعلم‬,‫ درى‬,‫ القى‬,‫ وجد‬,‫ علم‬,‫راى‬ ,memberi arti: berkeyakinan/yakin.
Demikian pula ‫وهب‬ ,‫ جعل‬,‫ ترك‬,‫رد‬,‫صير‬   memberi arti perubahan.
Seperti lafal : ‫ظننت المخبر صادقا‬ (saya kira pemberi berita itu jujur). Yang
menjadi contoh adalah ‫ظن‬ dalam ‫ظننت‬. Kadang-kadang ‫ان‬serta isim dan khabarnya
menempati tampat dua maf’ul. Seperti lafal:
‫يحسبون انهم يحسنون صنعا‬
(Mereka mengira, bahwa mereka ahli dalam membuat)

10
Jumlah ‫يحسنون صنعا‬  ‫انهم‬  adalah menempati dua maf’ul dari fiil ‫يحسبون‬ .
      Jika fi’il terletak setelah kedua ma’mulnya, atau di antara keduanya, maka
boleh i’mal dan ilgha’. Ilgha’ ialah membatalkan amalnya pada lafal dan tempat
I’rab. Seperti lafal ‫محمد عالم اظن‬ lafal ‫اظن‬ dalam contoh ini tidak beramal.
      Apabila fiil itu diiringi oleh ‫استفهام‬ (kata tanya), lam ibtida’, lam qasam, atau ,‫ال‬
‫ ما‬,‫ان‬ nafiyah( yang berarti tidak), maka wajib menta’liq fiil itu dari amalnya.
      Ta’liq, yaitu membetulkan amal fiil pada lafalnya, tetapi tidak pada tempat
I’rabnya. Contoh:  ‫ولق•••د علم•••وا لمن اش•••تراه مال•••ه فى االخ•••يرة من خالق‬ (Demi,
sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yamg menukarnya (Kitab
Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat). Yang menjadi
contoh adalah lafal ‫ (علموا لمن‬lam ibtida’ mengiringi (‫علموا‬.
‫ولقد علمت ما هؤالء ينطقون‬ (Seungguhnya kamu (hai, Ibrahim) telah mengetahui,
bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara). Yang jadi contoh adalah
lafal  ‫علمت ما هؤالء‬ (‫ما‬ nafiyah mengiringi ‫)علمت‬. Ilgha’ dan ta’liq tidak terjadi
pada fiil-fiil tahwil ( yang mengandung arti perubahan ), dan tidak pula pada fi’il-
fi’il ‫هب‬ dan ‫تعلم‬.
d.   Menashabkan tiga maf’ul, yaitu fiil-fiil ‫حدث‬ ,‫ خبر‬,‫ اخبر‬,‫ نبا‬,‫ انبا‬,‫ اعلم‬,‫اري‬
Contohnya:
‫يريهم هللا اعمالهم حسرات عليهم‬
Allah memperlihatkan kepada mereka perbuatannya menjadi sesalan bagi
mereka. Yang menjadi contoh tiga maf’ul bih, yaitu dhamir  ‫هم‬ pada ,‫اعمل‬ ,‫يريهم‬
‫حسرات‬
                                   
3.     Fiil itu menjadi lazim, bila:
a.    Jika termasuk bab ‫كرم‬ , seperti ‫جمل‬ ,‫ حسن‬,‫شرف‬
b.  Termasuk bab ‫ف••رح‬, yang artinya menunjukkan warna, indah, gembira, sedih.
Seperti ‫(حمر‬merah), ‫(طرب‬gembira), dan ‫حزن‬ (sedih).[2]
c.    Menunjukkan akibat dari fi’il muta’addi yang menasabkan satu maf’ul, seperti:
(Saya telah memecahkan batu itu, maka ia telah menjadi pecah) ‫الحج•••ر‬
‫كسرت‬ ‫وانكسر‬. Yang menjadi contoh adalah ‫انكسر‬ .

11
(Saya telah menggelindingkan batu itu, maka ia pun menggelinding) ‫دخرجت••ه‬
‫فتدخرج‬. Yang menjadi contoh adala‫تدخرج‬  .
d.   Berwazan ‫افعلل‬ seperti ‫اقش••••••••عر‬ (merinding bulu-bulu badan) dan
berwazan ‫افعنلل‬, seperti ‫ (اخرنجح‬berkumpul).
e.    Diubah wazannya menjadi ‫فعل‬ menjadi ‫فهم‬.
Contohnya seperti lafal ‫فهم الرجل‬ (orang itu paham).
4.    Fiil itu menjadi muta’addi, apabila:
a.   Di masuki hamzah ta’diyah.[3]
Contohnya seperti lafal:
‫هللا ال اله اال هو الحي القيوم ن••زل علي••ك الكت••اب ب•احق مص••دقا لم••ا بين يدي••ه وان••زل‬
‫التوراة واالنجيل من قبل هدى للناس وانزل الفرقان‬.
“Allah, tidak Tuhan melainkan Dia, Yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri.
Dia menurunkan Alkitab ( Alquran) kepadamu dengan sebenarnya; membe narkan
kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum
(Alquran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Alfurqan.”
b.  Dengan Tadh’if pada huruf keduanya. Contohnya:
)Dia menurunkan Alkitab (Al-quran) kepadamu( .‫نزل عليك الكتاب‬    
c.   Menunjukkan arti: sama-sama berbuat. Seperti lafal:
)Saya bergaul, sama-sama duduk berdampingan dengan ulama( ‫جلست العلماء‬
d.  Berwazan  ‫اس••تفعل‬ dan menunjukkan arti: menuntut /hubungan atau pandangan.
Seperti lafal :
( saya berusaha mengeluarkan harta)  ‫المال‬
‫استخرجت‬
(Saya memandang buruk penganiayaan) ‫استقبحت الظلم‬
e.   Gugur bersama huruf jar, dan tidak terjadi, melainkan
beserta ‫ان‬ atau  ‫ان‬  Contohnya :
(Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan , keuali Dia) ‫شهدهللا انه الاله االهو‬
(Dan apakah kamu (tidak percya) dan heran, bahwa datang kepada kamu peringatan
dari Tuhanmu). ‫او عجبتم ان ج••اء كم دك••ر من ربكم‬. Yang menjadi contoh ‫ش••هد‬
‫ان‬  dan ‫عجب ان‬. Huruf jar yang gugur ‫ب‬  dari ‫شهد‬ dan ‫من‬ dari  ‫عجب‬.

12
2.     Fiil Muta’addi

D. Fi’il Muta’addi
Fiil muta’addi (transitif) adalah fi’il yang membutuhkan satu maf’ul atau lebih
untuk menyempurnakan maknanya. Apabila tidak ada maf’ul dalam kalimat yang
terdapat fi’il muta’addi, maka maknanya tidak sempurna atau tidak termasuk kalam
mufid.
Contoh fi’il muta’addi:
 َ‫يَ ْكتُبُ أَحْ َم ُد الرِّ َسالَة‬
‫ت زَ ْينَبُ ْال ُخ ْب َز‬
ْ َ‫أَ َكل‬
َ‫ف ْالقُرْ آن‬ ِ ‫قَ َرأَ ع‬
ٌ ‫َار‬
Artinya:
Ahmad menulis surat
Zainab memakan roti
Arif memnbaca Al-Qur’an.
Fiil Muta’addi terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Muta’addi kepada satu maf’ul
Contoh fi’il yang membutuhkan satu maf’ul saja:
َ‫ف ْالقُرْ آن‬ ِ ‫قَ َرأَ ع‬
ٌ ‫َار‬
‫َص َر أَحْ َم ُد َمحْ ُموْ دًا‬
َ ‫ن‬

2. Muta’addi kepada dua maf’ul


Yaitu fi’il yang membutuhkan dua maf’ul dalam menyempurnakan maknanya.
Muta’addi kepada dua maf’ul terbagi menjadi dua:
a. maf’ulnya berasal dari mubtada’ dan khabar
fi’il-fi’il tersebut diantaranya:

13
‫ب – خَا َل – زَ ع َم – َرأَى – َعلِ َم – َو َج َد – اتَّ َخ َد – َج َع َل‬
َ ‫ظَ َّن – َح ِس‬
Contoh:
‫ص ِغ ْيرًا‬ َ ‫َج َع َل أَحْ َم ُد ْال ِكت‬
َ ‫َاب‬
‫ظَ َّن أَحْ َم ُد َمحْ ُموْ دًا ُمدَرِّ سًا‬
b. maf’ulnya bukan dari mubtada’ dan khabar
Contoh fi’il yang membutuhkan dua maf’ul yang bukan dari mutada’ khabar:
‫َعلَّ َم هللاُ أَ َد َم اأْل َ ْس َما َء‬
َ ْ‫َك َسا أَحْ َم ُد ا ْبنَهُ الثَّو‬
‫ب‬
3. Muta’addi kepada tiga maf’ul
Contoh fiil yang membutuhkan tiga objek:
َ ‫ َحد‬- ‫ خَ بَّ َر‬- ‫أَ َرى – أَ ْعلَ َم – أَ ْنبَأ َ – نَبَّأ َ – أَ ْخبَ َر‬
‫َث‬
Contoh:
ُ ‫َحد َْث‬
‫ت ُم َح َّمدًا إِيَّاكَ َحقِ ْيقًا‬
Artinya: aku menceritakan tentang Muhammad kepadamu akan kebenaran

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Fi’il jika ditinjau dari huruf-huruf penyusunnya di bagi menjadi dua, yaitu fi’il
shahih dan fi’il mu’tal. Secara umum, fi’il shahih adalah fi’il yang huruf
penyusunnya berupa huruf asli dan tidak terdapat huruf ‘illah. Dan fi’il mu’tal adalah
fi’il yang huruf penyusunnya terdapat huruf ‘illah. Jadi, pokok dari pembagian kedua
fi’il tersebut terletak pada ada atau tidaknya huruf‘illah.
Pada fi’il shahih, dibagi menjadi tiga jenis :
1. Huruf pertamanya huruf asli yang berupa hamzah ( Mahmuz )
2. Huruf kedua dan ketiganya sama ( Mudha’af)
3. Terdiri dari huruf asli dan tidak terdapat hamzah dan syadda ( Salim)
Pada fi’il mu’tal, huruf “illahnya terletak pada 3 tempat :
1. Huruf ‘illah yang terletak pada huruf pertama ( Mitsal)
2. Huruf ‘illah yang terletak pada huruf kedua (Ajwaf)
3. Huruf ‘illah yang terletak pada huruf terakhir (Naqish)
Dan juga pada fi’il mu’tal lafif, huruf ‘illahnya terletak pada 2 tempat :
1. Huruf ‘illah yang terletak secara berdampingan, yakni pada ‘ain fi’il dan lam fi’il
( Lafif Maqrun)
2. Huruf ‘illahnya terletak secara terpisah, yakni pada fa’ fi’il dan lam fi’il (Lafif
Mafruq)

Fiil muta’addi (transitif) adalah fi’il yang membutuhkan satu maf’ul atau lebih
untuk menyempurnakan maknanya.

Fiil muta’addi (transitif) adalah fi’il yang membutuhkan satu maf’ul atau lebih
untuk menyempurnakan maknanya.

15
B. SARAN

Demikialah makalah yang saya susun, kurang lebihnya saya minta maaf, saya
merasa bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, maka saya
berharap kritik dan saran yang membangun dan bermanfaat, agar mewujudkan
makalah yang lebih baik dan sempurna. Besar harapan saya semoga makalah yang
singkat ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pemakalah sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghulayaini, Mushthafa. 2013. Jami’ud Durus Al-‘Arabiyyah. Kairo : Al-


Maktabah At-Taufiqiyyah.
Ni’mah, Fuad. 1998. Mulakhkhash Qawa’idul Lughah Al-‘Arabiyyah. Beirut : Darul
Tsaqafah Al-Islamiyyah.

16
17

Anda mungkin juga menyukai