PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu sharaf adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang harus diketahui
pertama kali oleh para pelajar agama, terutama para pelajar yang ingin
mendalami ilmu bahasa arab,karena ilmu sharaf merupakan salah satu syarat
untuk mempelajari berbagai cabang ilmu agama bahkan juga salah satu syarat
untuk mengkaji kandungan al qu’ran dan alhadits.
Dalam pembahasan ilmu sharaf kali ini penulis mencoba mengkaji tentang
berbagai keterangan meliputi, fi’il mujarrod dan fi’il mazid beserta wazan-
wazannya dengan menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami
oleh para pembaca.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa fi’il tsulasi itu terbagi dua
yaitu fi’il tsulasi mujarrad (pokok) yang memang terdiri dari tiga
huruf,selanjutnya adalah fi’il tsulasi mazid yang merupakan pengembangan dari
fi’il tsulasi mujarrad.
Fi’il tsulasi mazid adalah penambahan fi’il yang terdiri dari tiga huruf
tetapi mengalami penambahan ( mazid), baik satu,dua,maupun tiga huruf.
Sehingga dengan penambahan tersebut telah terjadi pergeseran dari segi makna
,fungsi,serta bina nya.
Fi’il tsulasi mazid yang bertambah satu huruf terbagi atas tiga bab,fi’il
tsulasi mazid yang bertambah dua huruf terbagi atas lima bab, sedangkan fi’il
tsulasi mazid yang bertambah tiga huruf terbagi empat bab.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari tiga huruf dan bebas dari huruf
tambahan.contoh:
فتح, نصر
Adapun fi’il tsulatsi mujarrod itu seluruhnya ada 6 bab.Dan diantara tiap-
tiap bab dapat dibedakan dengan harokat ‘ain fi’il yang ada pada fi’il madzi dan
fi’il mudlori .
Satu ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madzi dan
dibaca dlomah pada fi’il mudlorinya.wazanya adalah :يَ ْفعُ ُل فَعَ َل. Pada bab satu ini
kebanyakan berupa fi’il muta’adzi(kalimah yang membutuhkan maf’ul
bih[sasaran pekerjaan/ obyek])contohnya نصر ز يد ا حمد
dan fi’il lazim(kalimah yang tidak membutuhkan maf’ul bih) namun sedikit
contohnya : خر ج ز يد
2. () َي ْف ِع ُل فَ َع َل
Dua ini ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madzi dan
dibaca kasroh pada fi’il mudlori’nya.dan wazannya adalah
يَ ْف ِع ُل فَعَ َل. Pada bab dua ini kebanyakan berupa fi’il muta’adzi(kalimah yang
membutuhkan maf’ul bih[sasaran pekerjaan/ obyek])
3
Dan terkadang berupa fi’il lazim namun sedikit contohnya: جلس زيد
Tiga ditandai dengan ‘ain fi’il yang diba fathah pada fi’il madzi dan pada fi’il
mudlori’.wazannya adalah فَ َع َل َي ْف َع ُلPada bab tiga ini ke banyakan berupa fi’il
muta’adzi(kalimah yang membutuhkan maf’ul bih[sasaran pekerjaan/ obyek])
Dan terkadang berupa fi’il lazim namun sedikit contohnya :نبت البذ ر
4. ()فَ ِع َل يَ ْف َع ُل.
Empat ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madzi dan dibaca
fathah pada fi’il mudlori’.wazannya adalah: فَ ِع َل يَ ْفعَ ُلPada bab empat ini
kebanyakan berupa fi’il muta’adzi(kalimah yang membutuhkan maf’ul
bih[sasaran pekerjaan/ obyek]) contohnya :علم ز يد المسا لة
Contohnya:و جل ز يد
Lima ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca dlomah pada fi’il madzi dan fi’il
mudlori.wazannya adalah: فَعُ َل َي ْفعُ ُل.
Adapun lafadz-lafadz yang termasuk bab lima semuanya fi’il lazim karena bab
lima ini khusus diikuti fi’il-fi’il yang menunjukkan arti watak atau tabi’at dan
sifat-sifat pembawa yang melekat(tidak mudah luntur) seperti: bagus,
jelek, pemberani, penakut dan lain-lain. Sedangkan lafadz-lafadz yang
menunjukkan arti demikian ini tidak membutuhkan maf’ul (tidak berhubungan
dengan maf’ul) namun hanya membutuhkan /hubungan dengan fi’il saja, maka
dari itu hukumnya lazim yang akhirnya bab lima tidak ada isim mafu’ul
4
contoh nya:طا ل الخطا ب
6. ()فَ ِع َل يَ ْف ِع ُل.
Enam ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madzi dan fi’il
(mudlori’nya.wazannya adalah: فَ ِع َل َي ْف ِع ُلPada bab enam ini kebanyakan
berupa fi’il muta’adzi(kalimah yang membutuhkan maf’ul bih[sasaran pekerjaan/
obyek])
kalimat yang fi’il madzinya memuat lebih dari tiga huruf dengan perincian yang
tiga berupa huruf asal dan yang lain berupa huruf tambahan,
contoh:ا جتمع
dan lain-lain.Secara garis besarnya fi’il tsulatsi terbagi menjadi tiga macam:
1. Ruba’i
2. Khumasi
3. sudasi
Kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari empat huruf,yang tiga berupa huruf asal
dan yang satu berupa huruf tambahan.
5
2. Fi’il tsulatsi mujarrod di pindah ikut wazan فا علdengan menambahkan
Fi’il Tsulatsi Mazid khumasi Adalah :kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari
lima huruf yang tiga huruf asal dan yang dua huruf tambahan . Dinamakan
khumasi (sebangsa lima huruf) karena asalnya tiga huruf kemudian ditambah dua
huruf sehingga menjadi lima hiruf.
1. Huruf ta’ yang ada di permulaan beserta alif yang ada diantara fa’
dan ‘ain fi’il ( )تفا علcontohnya :تضا رب زيد و عمر
2. Huruf ta’ yang ada di permulaan dan mendobel atau mentasydid ‘ain
fi’il ()تفعلcontohnya :كسرت الزجاج
3. Huruf hamzah washol di permulaan beserta ta’ yang ada diantara fa’
dan ‘ain fi’il ()ا فتعلcontohnya :جمعت اال بل
6
E. Fi’il Tsulatsi Mazid Tsudusi
Fi’il Tsulatsi Mazid Tsudusi Adalah :kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari
enam huruf yang tiga huruf asal dan yang tiga huruf tambahan . Dinamakan
khumasi (sebangsa enam huruf) karena jumlah huruf nya ada enam huruf.
1. Hamzah washol sin dan ta’ yang ada dipermulaan ()ا ستفعل
Contohnya ز يد هللا
3. Hamzah washol di permulaan alif setelah ‘ain fi’il dan tasydid lam
fi’ilnya ( )افعا لcontohnya:ا صفار الموز
4. Hamzah washol di permulaan dan dua wawu diantara ‘ain fi’il dam
lam fi’il ( )ا فعو لcontohnya :اخروط شعاع الشمس
5. Hamzah washol di permulaan nun setelah ‘ain fi’il dan tadl’if pada
lam fi’il ()افعنلل
6. Hamzah washol di permulaan nun setelah ‘ain fi’il dan ya’ diakhir
()افعلي
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa fi’il tsulasi itu terbagi dua
yaitu fi’il tsulasi mujarrad (pokok) yang memang terdiri dari tiga
huruf,selanjutnya adalah fi’il tsulasi mazid yang merupakan pengembangan dari
fi’il tsulasi mujarrad.
Fi’il tsulasi mazid adalah penambahan fi’il yang terdiri dari tiga huruf
tetapi mengalami penambahan ( mazid), baik satu,dua,maupun tiga huruf.
Sehingga dengan penambahan tersebut telah terjadi pergeseran dari segi makna
,fungsi,serta bina nya.
Fi’il tsulatsi mujarrod ialah kalimat fi’il madzinya yang terdiri dari tiga
huruf dan bebas dari huruf tambahan. Adapun fi’il tsulatsi mujarrod itu
seluruhnya ada 6 (enam) bab. Fi’il tsulatsi mazid ialah kalimat yang fi’il madzinya
memuat lebihdari tiga huruf dengan perincian yang tiga berupa huruf asal dan
yang lain berupa huruf tambahan. Secara garis besarnya fi’il tsulatsi mazid terbagi
menjadi tiga macam : ruba’I, khumasi, sudasi.
8
DAFTAR PUSTAKA
Umam, Prof. Dr. H. Chatibul dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, (Jakarta:Darul
Ulum Press), 2010