Anda di halaman 1dari 7

KATA KERJA DALAM BAHASA ARAB

Widiya Andriawati
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong, Papua Barat, Indonesia
Jurusan Dakwah Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam
Email: widiyaw605@gmail.com

ABSTRAK

Kalimat dalam bahasa Indonesia adalah gabungan dari bebebrapa kata, sedangkan
dalam bahasa Arab adalah lafadz yang mempunyai arti baik satu huruf, dua huruf,
atau lebih. Kalimat terdiri dalam tiga bagian yaitu isim (kata benda), fi’il (kata kerja),
dan huruf. Fi’il dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja atau verb dalam bahasa
Inggris, yaitu setiap kalimat yang menunjukkan kata kerja. Dalam bahasa Indonesia
kata kerja tidak menunjukkan waktu. Sedangkan dalam bahasa Arab, fi’il pasti
menunjukkan waktu terjadinya suatu perbuatan, baik masa lampau, sekarang dan
akan datang.

Kata Kunci: Fi’il Madhi, Fi’il Mudhorik. Fi’il Amar, Fi’il Majhul, dan Fi’il Ma’lum

PENDAHULUAN
Kalimat adalah lafadz yang mempunyai arti baik satu huruf, dua huruf atau lebih.
Kalimat dalam bahasa Arab adalah kata dalam bahasa Indonesia. Sedangkan kalimat dalam
bahasa Indonesia berarti jumlah mufidah dalam bahasa Arab.Lafadz wawu disebut satu kalimat
karena sudah mempunai arti. Dengan demikian pula lafadz wawu disebut satu kalimat karena
sudah mempunyai arti yaitu dan. Susunan kata kerja, kata benda, dan kata sambung dalam
bahasa Arab disebut kalimat.
Kalimat dalam bahasa Arab dibagi menjadi tiga bagian Yaitu isim, fi’il dan huruf. Isim
adalah lafadz yang menunjukkan kata benda, kata tempat, kata sifat, nama orang, binatang,
tempat, an yang lainnya. Isim tidak menunjukkan waktu, baik waktu lampau, sekarang atau akan
datang. Fi’il dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja. Atau verb dalam bahasa inggris , yaitu
setiap kalimat yang menujukkan kata kerja. Fi’il pasti menunjukkan waktu terjadinya suatu
perbuatan, baik masa lampau, sekarang atau akan datang. Sedangkan huruf adalah kalimat yang
tidak bisa dipahami maksudnya kecuali bisa bersambung dengan kalimat lain. Dalam bahasa
Indonesia huruf disebut dengan kata sambung, kata penghubung atau kata tugas. Huruf tidak
memiliki tanda-tanda khusus sepertinya halnya isim dan fi’il. Untuk mengetahui huruf, silahkan
perhatikan artinya,1

1
Aceng Zakaria, ilmu Nahwu Praktis Sisitem Belajar 40 Jam, (Garut, Ibn Azka Press, 2004), hlm.2-7
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fi’il
Fi’il secara bahasa adalah kejadian atau pekerjaan. Padanannya dalam bahasa
Indonesia adalah kata kerja atau verbal. Sedangkan dalam istilah nahwu, adalah kata yang
menunjukkan atas suatu makna tersendiri dan terikat dengan salah satu dari tiga bentuk
waktu masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang.
Perubahan bentuk dari setiap kata dalam bahasa Arab merupakan pembahasan
ilmu shorof atau dalam istilah yang lebih luas, morphologi. Sedangkan dalam ilmu
nahwu, unsur utama yang diperhatikan adalah kebubukan kata tersebut dalam struktur
kalimat. Meski setiap kata dasar bahasa Arab banyak mempunyai varian bentuk kata
sesuai dengan kegunaan dari maknanya masing-masing, yang paling penting dalam ilmu
nahwu adalah jenis-jenis semua kata dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu isim, fi’il dan
huruf.2
Tata cara pembentukan fi’il (verba) adalah akar kata yang terdiri dari huruf-huruf
asli tersebut diikutkan dengan bentuk paten (wazan) fi’il sehingga dengan serta-merta
mengikuti ketentuannya. Apabila akar katanya terdiri dari tiga huruf diikutkan dengan
wazan tsulasi (wazan bagi akar tiga huruf0, sedangakan apabila akar katanya terdiri dari
empat huruf diikutkan dengan wazan ruba’i (wazan bagi akar empat huruf).3
Fi’il memili tanda-tanda sebagai berikut:
a. Dapat bersambung dengan ta’ fa’il.
b. Diakhiri (fi’il madhi) atau diawali (fi’il mudhorik) dengan ta’ta’nist.
c. Dapat bersambung dengan ya’ mukhothobah.
d. Dapat bersambung dengan nun taukid.
e. Didshului huruf “‫”قَ ْد‬
f. Didahului huruf “‫”س‬ َ
g. Didahului huruf “ َ‫” َسوف‬
h. Didahului huruf “‫”ت‬ ْ 4

B. Macam-Macam Fi’il
Fi’il menurut macamnya dibagi menjadi empat yaitu: fi’il madhi, fi’l mudhorik.
Fi’il amar, dan fi’il nahi.
1. Fi’il (Madhi
Fi’il madhi yaitu kata kerja yang menunjukkan kegiatan dimasa lampau, biasamya
ditandai dengan harokat fathah di akhir huruf. 5
Tanda-tanda fi’il madhi yaitu:
a. Diakhiri oleh huruf ta’tanits
b. Bisa diakhiri oleh dhomir rofa; mutaharrik (hidup), yang sekaligus menjadi
fa’ilnya.
c. Dapat dimasuki ‫ لقد‬6
Fi’il madhi terbagi kepada dua bagian

2
Saidna Zulfiqar bin Tahir, Cara Praktis Belajar Bahasa Arab, (Cet.2, Jakarta, Qalam Media Pustaka, 2000)
3
Nurul Huda, Mudah Belajar Bahasa Arab, (Cet.1, Jakarta, Amzah, 2011), hlm.35-36
4
Muhammad Haris Zubaidillah, Pengertian dan Pembagian Kalam, 2018, osf.io, schooler.google.co.id
5
Efranjy Agratama, Express Mudah Belajar Bahasa Arab,( Wonosobo, PT Grasindo, 2016), hlm. 13
6
Batartama, ‫ للعلوم المفتاح‬Mudah Belajar Membaca Kitab, (Jilid 3, Sidogiri, Pustka Sidogiri, 2016), hlm. 7
a. Madhi ma’lum, adalah fi’il yang berawalan fathah. Fi’il madhi ma’lum hendaklah
di terjemahkan “telah me….”.
b. Madhi majhul, adalah fi’il yang berawalan dhommah sedang huruf sebelum
akhirnya berharokat kasroh. Fi’il madhi majhul hendaklah diterjemahkan “telah
di……” 7
2. Fi’il Mudhorik
Fi’il mudhorik yaitu kata kerja yang menunjukkan kegiatan dimasa sekarang atau
masa akan dating. Biasanya ditandai dengan harokat dhommah di akhir huruf.
Tanda-tanda fi’il mudhorik8
a. Didahului oleh salah satu dari empat huruf mudhoro’ah. Yaitu alif, nun, ya’, dan
ta’
b. Dapat dimasuki huruf ‫لن‬, ‫ لم‬,‫ سوف‬,‫ س‬9
Fi’il terbagi kepada dua bagian:
a. Fi’il mudhorik ma’lum (kata aktif). Huruf mudhoro’ah dalam mudhorik ma’lum
berharokat fathah. Fi’il mudhorik ma’lum hendaknya diterjemahkan “ akan /
sedang me….”
b. Fi’il mudhorik majhul. Huruf mudhoro’ah dalam mudhorik majhul berharokat
dhommah, sementara huruf sebelum akhirnya berharokat fathah. Fi’il mudhorik
majhul hendaknya diterjemahkan “akan / sedang di….”10
Fi’il Mudhorik dari bentuk akhinya dibagi menjadi tiga bagian:
a. Fi’il Mudhorik Shohih Akhir
Fi’il mudhorik shohih akhir adalah fi’il mudhorik yang akhirnya tidak berupa
huruf i’lat (alif, wawu, atau ya’) dan bukan af’alul khomsah.
b. Fi’il Mudhorik Mu’tal Akhir
Fi’il mudhorik mu’tal akhir adalah fi’il mudhorik yang huruf akhirnya berupa
huruf ilat wawu, alif, atau ya’ dan bukan af’alul khomsah.
c. Af’alul Khomsah
Af’alul khomsah adalah fi’il mudhorok (baik yang shohih atau yang mu’tal) ysng
berakhiran alif tasniyah, wawu jamak, dan ya’ muannast mukhotobah.11
3. Fi’il Amar
Fi’il amar yaitu fi’il yang menujukkan kata kerja yang bermakna memerintah.
Contohnya ‫ احسن‬،‫ اكرم‬،‫اضرب‬
4. Fi’il Nahi
Fi’il nahi adalah fi’il yang menunjukkan kata kerja yang bermakna melarang.
Sebenarnya fi’il nahi ini termasuk ke dalam jenis fi;il amar, yaitu memerintah namun
dapat bentuk melarang. Contohnya ‫ ال‬،‫ ال تكرم‬،‫ تضرب‬12
C. Mabni dan Mu’rob
Dari sudut barubah atau tidaknya syakl akhir, msks fi’il terbagi menjadi dua.
1. Mabni

7
Aceng Zakaria, Op.Cit., hlm 49
8
Efranjy Agratama, Op.Cit.,
9
Batartama, Op.Cit., hlm.18
10
Aceng Zakaria, Op.Cit., hlm.52-53
11
Batartama, Op.Cit, hlm 19
12
Efranjy Agratama, Op.Cit., hlm.14
Mabni adalah fi’il syakl pada huruf akhirnya tidak berubah-ubah meskipun dimasuki /
didahului penyebab / amil. Akan tetapi tetap dalam satu keadaan. Keadaan akhir suatu
fi;il yang selalu tetao itu disebut Bina. 13
fi’il yang termasuk mabni yaitu fi’il amr, fi’il madhi dan fi’il mudhorik yang
bersambung dengan nun inats atau nun taukid.14
2. Mu’rob
Mu’rob adalah fi’il yang syaklnya pada huruf akhirnya berubah-ubah karena
didahului penyebab / amil. Keadaan akhir suatu fi’il yang berubah-ubah itu disebut
I’rob.15
Fi’il yang tergolong mu’rob adalah fi’il mudhorik kecuali; pertama; yang bersambung
dengan nun inast (nun yang menunjukkan arti perempuan). Kedua; yang bersambung
dengan nun taukid (nun pengeras arti).16
D. Mujarrod dan Mazid
1. Mujarrod
Mujarrod yaitu fi’il yang semua hurufnya asli. Maksudnya asli yaitu terdiri dari huruf
itu sendiri dan tidak mendapat tambahan huruf lain. Fi’il mujarrod ada dua macam
yaitu fi;il mujarrod tsulasi adalah fi;il yang huruf aslinya tiga huruf. Adapun
wazannya ada enam.
Fi’il mujarrod ruba’I adalah fi;il yang hurufnya terdiri dari empat.
2. Mazid
Mazid berasal dari fi’il mujarrod yang mendapat tambahan huruf. Fi’il mazid ada
yang mendapat tambahan satu huruf, dua huruf, dan ada yang tiga huruf. Huruf
zaidah ada 10 huruf dan terkumpul dalam lafadz
a. Fi’il mazid dengan tambahan satu huruf terdiri dari beberapa wazan.
b. Fi’il mazid dengan tambahan dua huruf terdiri beberapa wazan. 17
E. Muta’addi dan Lazim
1. Muta’adi secara harfiah artinya melampaui. Yakni melampau fa’il untuk, menuju
maf’ul . maksudnya membutuhkan maf’ul. Dengan demikian fi’il mutaaddi adalah
fi’il yang maknanya membutuhkan objek. Contoh ‫ قرا‬artinya membaca. Pekerjaan
membaca, membutuhkan sesuatu yang dibaca sebagai objek. dengan demikian ‫قرا‬
Disebut fi’il muta’adi
2. Lazim secara harfiah artinya tetap atau selalu. Yakni selalu tetap bersama fa’il dan
tidak melampauinya menuju objek (maf’ul). Dengan demikian fi’il lazim adalah fi’il,
yang tidak membutuhkan objek. Contoh ‫ رخع‬Artinya pulang. Pekerjaan pulang tidak
membutuhkan sesuatu sebagai objek. dengan demikian ‫ رخع‬disebut fi’il lazim.18
F. Shohih dan Mu’tal
Fi’il ditinjau dari hurufnya terbagi menjadi dua:
1. Shohih
Shohih adalah fi’il yang semua huruf aslinya tidak berupa huruf ilat
Kelompok shohih ada tiga yaitu:

13
Ahmad Syatibi, Mengenal Kata dalam Al-qur’an, (Cet.3, Jakarta, Adabiyah Press, 2017), hlm. 133
14
Aceng Zakaria, Op.Cit., hlm 60
15
Ahmad Syatibi, Op.Cit,
16
Aceng Zakaria, Op.Cit., hlm 59
17
Efranjy Agratama, Op.Cit., hlm 15-19
18
Ahmad Syatibi, Op.Cit, hlm.165
a. Fi’il salim adalah fi’il shohih yang huruf aslinya tidak berupa huruf hamzah dan
bukan mudho’af. Seperti ‫ضرب‬
b. Fi’il mahmuz adalah fi’il yang salah satu hurufnya berupa huruf hamzah.
Berdasarkan letak hamzahnya, terdiri atas:
1) Mahmuz fa’ adalah fa’ fi’ilnya berupa hamzah seperti ‫اكل‬
2) Mahmuz ‘ain adalah ‘ain fi’ilnya berupa hamzah seperti ‫سال‬
3) Mahmuz lam adalah lam fi’ilnya berupa huruf hamzah seperti ‫نشا‬
c. Fi’il mudho’af adalah fi’il yang ‘ain fi’il dan lam fi’il berupa huruf yang sama,
kemudian diidghomkan, seperti ‫مدد‬- ‫مد‬
2. Mu’tal
Mu’tal adalah fi’il yang salah satu huruf aslinya berupa huruf ilat.
Kelompok mu’tal ada empat yaitu:
a. Mitsal adalah fi’il yang fa’ fi’ilnya terdiri dari huruf ‘ ilat. Mitsal atau biasa
disebut dengan bina’ mitsal ini terbagi menjadi dua yaitu
1) Mitsal wawu, yaitu yang fa’ fai’ilnya berupa huruf ‘ilat yaitu wawu.
Contonya ‫ يفع‬- ‫وقع‬
2) Mitsal yai, yaitu yang fa’ fi’ilnya berupa huruf ‘ilat yaitu ya’.
b. Ajwaf adalah fi’il yang ‘ain fi’ilnya terdiri dari huruf ‘ilat. Bina’ ajwaf dalam fi’il
madhi huruf ‘ilatnya diganti dengan alif. Sedangkan dalam fi’il amar huruf
‘ilatnya dibuang. Ajwaf terbagi menjadi dua yaitu:
1) Ajwaf wawi, yaitu yang ‘ain fi’ilnya berupa huruf ‘ilat yaitu wawu. Contonya
‫ قال اصله قول‬-
2) Ajwaf yai, yaitu yang ‘ain fi’ilnya berupa huruf ‘ilat yaitu ya’. Contohnya
‫ باع اصله بيع‬-
c. Naqish adalah fi’il yang lam fi’ilnya berupa huruf’ilatt. Naqish terbagi menjadi
dua yaitu:
1) Naqish wawi adalah yang lam fi’ilnya berupa huruf ‘ilat yaitu wawu.
Conronya ‫غزا اصله غزو‬
2) Naqish yai adalah yang lam fi’ilnya berupa huruf ‘ilat yaitu ya’. Contohnya
‫ كفى اصله كفي‬-
d. Latif adalah fi’il yang terdapat dua huruf ‘ilat dalam satu kalimat. Latif terbagi
dua yaitu:
1) Lafif mafruq yaitu fi’il yang terdiri dari dua huruf ‘ilat yang terpisah, pada fa’
dan lam fi’ilnya. Contohnya ‫وقى‬
2) Lafif maqrun adalah fi’il yang terdiri dari dua huruf ‘ilat yang bersamaan,
pada ‘ain dan lam fi’ilnya. Conrohnya ‫ شوى‬19

19
Batartama, Op.Cit., hlm 53-59
PENUTUP

Kesimpulan
1. Fi’il adalah kata yang menunjukkan atas suatu makna tersendiri dan terikat dengan salah
satu dari tiga bentuk waktu masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang.
2. Fi’il ada tiga macam yaitu fi’il madhi, fi’il mudhorik, fi’il amar, dan fi’il nahi.
3. Mabni adalah fi’il syakl pada huruf akhirnya tidak berubah-ubah meskipun dimasuki /
didahului penyebab / amil. Akan tetapi tetap dalam satu keadaan. Sedangkan mu’rob
adalah fi’il yang syaklnya pada huruf akhirnya berubah-ubah karena didahului penyebab /
amil.
4. Mujarrod yaitu fi’il yang semua hurufnya asli. Maksudnya asli yaitu terdiri dari huruf itu
sendiri dan tidak mendapat tambahan huruf lain. Sedangkan mazid berasal dari fi’il
mujarrod yang mendapat tambahan huruf. Fi’il mazid ada yang mendapat tambahan satu
huruf, dua huruf, dan ada yang tiga huruf.
5. Fi’il muta’addi adalah fi’il yang maknanya membutuhkan objek. Sedangkan fi’il lazim
adalah fi’il, yang tidak membutuhkan objek.
6. Shohih adalah fi’il yang semua huruf aslinya tidak berupa huruf ilat. Sedangkan mu’tal
adalah fi’il yang salah satu huruf aslinya berupa huruf ilat.
DAFTAR PUSTAKA

Agratama,Efranjy Express Mudah Belajar Bahasa Arab, Wonosobo, PT Grasindo, 2016,

Batartama, ‫ للعلوم المفتاح‬Mudah Belajar Membaca Kitab, Sidogiri, Pustka Sidogiri, 2016, Jilid 3,

Huda, Nurul, Mudah Belajar Bahasa Arab, Jakarta, Amzah, 2011, Cetakan pertama,

Zakaria, Aceng, ilmu Nahwu Praktis Sisitem Belajar 40 Jam, Garut, Ibn Azka Press, 2004

Zubaidillah, Muhammad Haris, Pengertian dan Pembagian Kalam, 2018, osf.io,


scholr.google.co.id

Zulfiqar bin Tahir, Saidna, Cara Praktis Belajar Bahasa Arab, Jakarta, Qalam Media Pustaka,
2000, Cetakan ke-2,

Anda mungkin juga menyukai