Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS POLA DAN KEDUDUKAN ISIM FĀIL DALAM SURAH ĀLI ‘IMRĀN

Muhammad Jabir, Wahyu Pratama Putra

Institut Agama Islam Negeri Palu, Indonesia


Jl. Diponegoro No. 23, Kec: Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, 94221, Indonesia
Corresponding E-mail: mjabir@gmail.com

Abstract
Isim fail is one of isim musytaq which is frequently mentioned in the Qur’an. It’s
pattern change or wazan has many variations, from “‫ا‬” to “ِ‫ ْفع‬‫ست‬ُ ”. Not only it’s
 ْ
variations, but the position of isim fail in the Qur’an alson has many variations, from fail to
mudhaf ilaih. One of surah in the Qur’an that contains many isim fail is surah Ali Imran.
The result shows thera are 7 patterns of isim fail such “‫ا‬ ِ ”, “ِ‫ ْفع‬”, “ِ‫فع‬ ”, “ِ‫فا‬ ‫ت‬”,
  ُ  ُ  ُ
“ِ‫ع‬‫ ْفت‬ُ ”, “ِ‫فع‬ ‫ت‬ُ ” dan “ِ‫ ْفع‬‫ست‬ُ ”. The position of isim fail in surah Ali Imran is about 11, there
   ْ
are isim kaana, khabar kaana, isim inna, maf’ul bih, haal, fail, na’at, khabar, athaf, majrur bi
harfi jar dan mudhaf ilaih.
Keywords: Isim Fa’il, Ali Imran.

Abstrak
Isim fail merupakan salah satu isim musytaq yang paling sering disebutkan dalam Al-
Qur’an. Perubahan pola atau wazan nya juga sangat bervariasi, mulai dari “‫ا‬” sampai
“ِ‫ ْفع‬‫ست‬ُ ”. Tidak hanya polanya yang bervariasi, kedudukan isim fail yang terdapat dalam Al-
 ْ
Qur’an juga sangat beragam, mulai dari fail sampai mudhaf ilaih. Salah satu surah dalam Al-
Qur’an yang paling banya isim fail di dalamnya yaitu surah Ali Imran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 7 pola isim fail dari 19 pola isim fāil
yaitu yaitu “‫ا‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
 ”, “ ‫ ْفع‬ُ ”, “‫فع‬ ُ ”, “ ‫فا‬ ‫ت‬ُ ”, “‫ع‬‫ ْفت‬ُ ”, “‫فع‬ ‫ت‬ُ ” dan “ ‫ ْفع‬‫ ْست‬ُ ”. Adapun
kedudukan isim fail dalam surah Ali Imran berjumlah 11 kedudukan dari 15 kedudukan yang
ada yaitu isim kaana, khabar kaana, isim inna, maf’ul bih, haal, fail, na’at, khabar, athaf,
majrur bi harfi jar dan mudhaf ilaih.
Kata Kunci: Isim Fa’il, Ali Imran.
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

PENDAHULUAN perubahan kata dari satu bentuk ke


Bahasa merupakan media bentuk yang lain. Adapun ilmu
khusus yang dimiliki manusia untuk nahwu adalah ilmu yang membahas
menyampaikan pikiran, ide, perasaan
susunan dan kondisi kalimat.
1
dan kehendak kepada orang lain.
Salah satu pokok pembahasan
Oleh karena itu peran bahasa sangat
penting dalam kehidupan manusia. dalam ilmu qawaid (Nahwu dan

Bahasa Arab merupakan salah satu Sharaf) adalah isim fa’il. Isim fail
bahasa yang dikaji oleh banyak pihak merupakan salah satu isim yang
terutama muslim. banyak ditemukan dalam tatanan

Belajar bahasa Arab berarti kalimat pada al Qur’an. Isim fāil

memperdalam pemahaman agama adalah isim musytaq dari fiil mabni

dari sumber aslinya. Selain Al- ma’lum yang menunjukkan arti orang

Qur’an, Hadis yang merupakan yang melakukan pekerjaan. Ada

sumber pokok ajaran islam yang banyak sekali wazan atau pola Isim

kedua juga dihimpun dan disusun fāil dalam Al-Qur’an. Tidak hanya

dalam bahasa Arab. Jadi, penting itu kedudukan atau kedudukan Isim

bagi setiap muslim untuk fāil dalam Al-Qur’an juga sangat

mempelajari dan memahami bahasa beragam jenisnya.

Arab. Alasan yang lebih mendasari

Dalam memahami bahasa pelaksanaan penelitian ini yaitu

Arab, setidaknya ada dua ilmu dasar untuk mengetahui apa saja pola atau

yang harus dipelajari oleh setiap wazan Isim fāil dalam Āli ‘Imrān

muslim yang ingin belajar bahasa serta bagaimana kedudukan atau

Arab. Kedua ilmu tersebut adalah kedudukannya dalam ayat Al-Qur’an

ilmu sharaf dan ilmu nahwu. Ilmu yang yang terdapat dalam surah Āli

sharaf adalah ilmu yang membahas ‘Imrān. Ditambah lagi dengan sering
ditemukannya Isim fāil di berbagai
1
Ade Nandang dan Abdul Kosim,
Pengantar Linguistik Arab (Cet. I; Bandung: surah dalam Al-Qur’an, salah
Pt Remaja Rosdakarya, 2018), 32.

2
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

satunya di dalam surah Āli ‘Imrān, fāil adalah isim marfu’ yang
terutama di akhir ayat. didahului oleh fi‘il mabni majhul.4

Isim fāil 3. Mubtada Dan Khabar

Kedudukan Isim fāil dalam kalimat Mubtada adalah isim

dapat dibagi menjadi beberapa ma’rifah yang selalu berada di awal

macam, sebagai berikut: jumlah isimiyyah. Kemudian


mubtada juga terbebas dari awamil
1. Fa’il
lafdziyyah. Sedangkan khabar adalah
Fail adalah isim yang
isim yang selalu sama bentuknya
berbentuk marfu’ dan selalu
dengan mubtada, jika mubtada
bersandar kepada fi‘il ma’lum, tam
berbentuk mufrad, maka khabar nya
2
atau yang sejenisnya.
juga akan berbentuk mufrad dan

2. Nāib Al-Fāil begitu seterusnya.5

Jika fi‘il mutaaddi selalu


4. Isim Kāna
membutuhkan objek,maka ketika fi‘il
Kāna dan saudara-saudaranya
tersebut diubah ke bentuk majhul
adalah bagian dari fi‘il /kata kerja.
maka isim yang bertindak sebagai
Namun kata kerja dalam konteks ini
objek akan berubah menjadi nāib al-
disebut sebagai “kata kerja yang
3
fāil. Perlu diperhatikan bahwa
tidak sempurna” atau fi’il nāqiṣ.
hanya fi‘il mutaaddi yang bisa
Kāna dan saudara-saudaranya ini fi’il
berubah menjadi fi‘il majhūl,
nāqiṣ yang masuk pada mubtada dan
sedangkan fi‘il lazim tidak dapat
khabar dan berkedudukan merubah
diubah ke bentuk majhul. Nāib Al-
mubtada menjadi isim kāna dan tetap

2
Mustafa Al-Ghulāyaini,Jāmi Al-
Durus Al-‘Arabiyyah (Cet.XXI; Beirut: Al-
4
Maktabah Al-Ashriyyah,1987), 233. Ahmad Al-Hasimi, Al-Qawāid Al-
3 Asasiyyah Lil Lughah Al-
Syamsul Arifin, “Pengertian
‘Arabiyyah,(Cet.IV; Lebanon: Dar Al-Kutub
Naibul Fāil Dalam Ilmu Nahwu”.
Al-Ilmiyyah,2009), 92.
http://arabunaa.blogspot.com/2019/11/penge
rtian-naibul-fāil -dalam-ilmu- 5
Ibid, 97.
nahwu.html?m=1 (16 Januari 2021)

3
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

marfu’ serta menjadikan khabar Tawābi’ itu ada 4 yaitu: Na‘at, aṭaf,
menjadi khabar kāna dan manshub.6 tawābi’, taukid, dan badl.

5. Khabar Inna 7. Maf’ūl Bih

Inna wa akhwatuha adalah Maf’ūl bih bih adalah isim

partikel yang memasuki konstruksi yang menunjukkan makna sesuatu

mubtada’ dan khabar. Inna wa yang dikenai perbuatan yang

akhwatuha berkedudukan dilakukan oleh fāil (pelaku).9 Isim-

menashabkan isim inna dan isim yang menjadi maf’ūl bih

merafa’kan khabar inna nya.7 bermacam-macam termasuk isim

Berikut ini adalah contoh kalimat zhahir dan isim dhamir.Berikut ini

yang menggunakan susunan isim dan beberapa contoh kalimat yang

khabar inna. menggukan maf’ūl bih dalam

susunan kalimatnya.
6. Tawābi’

Tawābi’ adalah kelompok 8. Maf’ul Maah

kedudukan kata dalam kalimat yang Maf’ul maah merupakan isim

tanda i’rab nya tidak mutlak. manshub yang terletak sesudah huruf

Kelompok kata ini berbeda dengan wau (‫)و‬.Akan tetapi wau itu tidak

mubtada atau fail yang harus marfu’ bermakna “dan”, melainkan

dan maf’ūl bih yang harus mempunyai makna “bersama” atau

manshub. I’rab Tawābi’ selalu “kebersamaan”.10

mengikuti i’rab kata sebelumnya.8


Kelompok kata yang tergolong

6
H.Ubadah,Buku Ajar Bahasa
Arab 2 (Cet.I; Palu: IAIN Palu Press,2017),
72-73. 9
Mustafa Al-Ghulāyaini,Jāmi Al-
7
Nurikhwatun, Darul Qutni dan Durus Al-Arabiyyah (Cet.XXI; Beirut: Al-
Nafis Asmi “Inna Wa Akhwatuha Dalam Al- Maktabah Al-Ashriyyah,1987), 5.
Qur’an Juz 26-30 (Analisis Sintaksis)” Lisan 10
Syamsul Arifin, “Pengertian
Al-Arab 9,no 2 (2020),85.
8 Maful Maah Dalam Ilmu Nahwu”.
Abu Razin dan Ummu Razin,Ilmu
http://arabunaa.blogspot.com/2019/09/penge
Nahwu Untuk Pemula (Cet.II; t.t.: Pustaka
rtian-maful-maah-dalam-ilmu-
BISA.,2015), 139.
nahwu.html?m=1 (16 Januari 2021)

4
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

9. Hāl "kecuali" atau “selain”.14 Ada


beberapa istilah yang digunakan
Hāl adalah isim yang
bertujuan untuk menjelaskan dalam kalimat pengecualian, yaitu
huruf atau isim istiṡna yang dikenal
keadaan isim atau fāil ketika terjadi
dengan adatul istisna, yang
suatu perbuatan.11 Sederhanya, hāl
adalah jawaban dari pertanyaan dikecualikan atau mustaṡnā dan

“bagaimana” keadaan subjek ketika yang dijadikan patokan pengecualian

melakukan pekerjaan. Selain itu, hāl atau mustaṡnā minhu.15

juga harus berbentuk nakirah ketika Pada kalimat di atas, kata


ia dalam bentuk isim fāil dan isim “ِ‫ ”إ‬disebut dengan adatul istiṡnā,
maf’ūl.12 Misalnya, informasi sedangkan kata ِ ”
“‫اجر‬ disebur
ً
kedatangan seseorang bisa diperjelas dengan mustaṡnā . Adapun “‫ا‬ ِ”
ُ ‫ج‬ ‫ر‬
dengan menjelaskan keadaannya disebut dengan mustaṡnā minhu.

ketika datang apakah jalan kaki atau 11. Khabar Kāna


13
berkendaraan. Kāna wa akhwātuha adalah

10. Mustaṡnā kumpulan fi’il yang termasuk dalam


āmil nawāsikh atau amil yang
Mustaṡnā adalah isim yang
merusak tatanan hukum mubtada dan
disebutkan sesudah huruf-huruf
khabar.Jika pada susuna kalimat
istisna yaitu ‫إ‬,‫ير‬,‫و‬,‫ل‬,‫د‬,‫ا‬‫ا‬
mubtada dan khabar dimasuki kāna
huruf-huruf tersebut memiliki makna
wa akhwatuha,maka khabar nya

akan berubah menjadi manshub dan


11
Ahmad Al-Hasimi, Al-Qawāid
Al-Asasiyyah Lil Lughah Al-
‘Arabiyyah,(Cet.IV; Lebanon: Dar Al-Kutub
Al-Ilmiyyah,2009), 172.
14
12 Ahmad Al-Hasimi, Al-Qawāid
H.Ubadah,Buku Ajar Bahasa
Al-Asasiyyah Lil Lughah Al-
Arab 2 (Cet.I; Palu: IAIN Palu Press,2017),
‘Arabiyyah,(Cet.IV; Lebanon: Dar Al-Kutub
86.
Al-Ilmiyyah,2009), 167.
13
Abu Razin dan Ummu Razin,Ilmu 15
Abu Razin dan Ummu Razin,Ilmu
Nahwu Untuk Pemula (Cet.II; t.t.: Pustaka
Nahwu Untuk Pemula (Cet.II; t.t.: Pustaka
BISA.,2015), 165.
BISA.,2015),214.

5
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

mubtada nya berubah menjadi isim yang jauh tapi kadang juga
kāna atau yang sejenis dengannya. digunakan untuk munāda yang dekat.

12. Isim Inna Dan untuk huruf  digunakan untuk


nudbah (ratapan).Berikut ini adalah
Inna wa akhwātuha adalah

partikel yang memasuki konstruksi beberapa macam bentuk dari

mubtada’ dan khabar yang munāda.

menashabkan isim inna dan 1) Munāda mufrad ‘alam,yaitu


merafa’kan khabar nya. Jika pada Munāda yang terdiri dari kata

susunan kalimat mubtada dan khabar nama tunggal (tidak terdiri dari
keduanya tetap dalam keadaan dua kata).
marfu’,maka ketika dimasuki inna 2) Munāda Nakirah Maqṣudah,
wa akhwātuha isim nya harus dalam yaitu Munāda yang terdiri dari
keadaan manshub dan khabar inna isim nakirah yang ditujukan

nya tetap dalam keadaan marfu’. kepada pihak tertentu.

13. Munāda Munāda nakirah maqshudah

Munāda adalah isim yang ini hukumnya sama dengan

berada setalah huruf nidā.16 Huruf munāda mufrad ‘alam yaitu

harus dibaca mabni ḍammah


nidā ada 7 yaitu ‫أ‬,‫أ‬,‫ا‬,‫آ‬,‫ا‬‫أ‬,‫يا‬ dan

.17 Jika yang dipanggil atau tanpa tanwin.

munāda nya itu dekat maka huruf 3) Munāda nakirah ghairu

nidā yang digunakan adalah ‫ أ‬dan ‫أ‬. maqshudah,yaitu Munāda yang

Namun jika munāda nya itu jauh terdiri dari isim nakirah, yang

maka yang digunakan adalah huruf ditujukan kepada pihak tertentu.

‫ا‬‫أ‬,‫ هيا‬dan ‫آ‬. Khusus untuk huruf Munāda nakirah ghairu

‫ا‬,kadang digunakan untuk munāda maqṣudah ini hukumnya harus

dibaca naṣab.
16
Mustafa Al-Ghulāyaini,Jāmi Al-
Durus Al-‘Arabiyyah (Cet.XXI; Beirut: Al- 4) Munāda muḍāf, yaitu munāda
Maktabah Al-Ashriyyah,1987), 147.
yang terdiri dari dua kata yang
17
Ibid, 148.

6
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

telah menjadi satu arti.Munāda dari isim yang pertama (muḍāf).


muḍāf ini hukumnya harus Dalam kaidah nahwu iḍāfah atau

dibaca nashab. susunan muḍāf dan muḍāf ilaih


14. Jar Majrur merupakan gabungan dua isim yang

Bila suatu kata didahului oleh menyebabkan salah satu isimnya

didahului oleh huruf jar, maka ia dibaca jar.20 Isim yang pertama yang
wajib dalam kondisi jar (majrur). ingin dijelaskan disebut dengan

Majrur adalah istilah yang digunakan muḍāf dan isim yang kedua sebagai

untuk kata yang dalam kondisi jar, penjelasan disebut dengan muḍāf

baik karena didahului oleh huruf jar ilaih.


atau sebab lain yang menjadikannya
ANALISIS POLA DAN
wajib dalam keadaan jar. Berikut ini KEDUDUKAN ISIM FĀIL
adalah contoh kalimat yang DALAM SURAH ĀLI ‘IMRĀN
menggunakan susunan jar majrur di
A. Gambaran Umum Surah Āli
dalamnya.18 ‘Imrān
15. Muḍāf Dan Muḍāf Ilaih
Surah Āli ‘Imrān terdiri dari
Muḍāf Muḍāf Ilaih adalah
200 ayat, yang mana surah tersebut
frasa (susunan kata) yang terdiri dari
termasuk ke dalam golongan surah
dua isim. Meskipun terdiri dari dua
madaniyyah. Dinamakan surah Āli
isim,susunan muḍāf muḍāf ilaih
‘Imrān karena memuat kisah
bukanlah sebuah kalimat yang
keluarga ‘Imran yang dalam kisah itu
sempurna seperti mubtada dan
disebutkan kelahiran Maryam serta
khabar.19 Karena frasa muḍāf muḍāf
kalahiran nabi Isa as. Pokok-pokok
ilaih biasa digunakan untuk
kandungan yang terdapat dalam
menjelaskan kepemilikan atau asal

18 20
Abu Razin dan Ummu Razin,Ilmu Ita Tryas Nur Rochbani,Zukhaira
Nahwu Untuk Pemula (Cet.II; t.t.: Pustaka dan Ahmad Miftahudin, “Kasus Genetif
BISA.,2015), 132-133. (Majrurot Al-Asma) Dalam Surat Yasin
(Studi Analisis Sintaksis),” Lisanul Arab
19
Ibid, 134. 2,no. 1 (2013): 34.

7
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

surah tersebut yaitu keimanan, 6 َ ‫ِتِْي‬‫قا‬


 17
hukum-hukum dan kisah-kisah.
ِ ‫ن‬ ،َ‫ ِر‬‫ا‬
َ ْ‫ ِر‬‫ا‬ ِ 22, 56, 91,
7  ْ  150
B. Analisis Pola Isim Fāil Dalam
ٌ‫م‬ ِ‫ائ‬ ،‫ائِ ًما‬ ، ِ‫ائ‬
Surah Āli ‘Imrān 8 39, 75, 113

،َ ‫ِ ِحْي‬‫صا‬
Berdasarkan hasil penelitian
  39, 46, 57,
9
yang dilakukan oleh penulis, penulis
‫ا‬ِ ‫ِح‬‫صا‬
  
114
menemukan 7 pola Isim Fāil dalam
10 َ ‫ِعِْي‬‫ر‬ 43
surah Āli ‘Imrān. Berikut adalah

macam-macam pola isim fāil yang 11 َْ‫ ِد‬‫ا‬ِ ‫ش‬ 53, 81

terdapat dalam surah Āli ‘Imrān . 12 َ ْ‫ِ ِر‬‫ما‬


 54
ِ َ
1. ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ج‬
13  ‫ا‬  55

Isim fāil yang mengikuti pola 14 ، ‫ِ ُم ْو‬‫ا‬‫ظ‬ ،َ ‫ِ ِمْي‬‫ا‬‫ظ‬ 57, 86, 94,
128, 140,
“‫ا‬” dalam surah Āli ‘Imrān  ‫ِ ُم ْو‬‫ا‬ 151, 192
berjumlah 61. Berikut ini adalah isim 15 َ ‫ِْي‬‫ك ِا‬  61
fāil yang mengikuti pola “‫ا‬”
16  ‫ ُق ْو‬‫ا‬ِ ‫ف‬
 82, 110
dalam surah Āli ‘Imrān
ِ  ،َ‫ ِر‬‫ا‬
َ ْ‫ ِر‬‫ا‬ ِ
  ْ ‫خ‬
17
Tabel 3.1  85, 149

Isim fāil dengan pola “‫ا‬” 18 15, 88, 107,


 ْ ‫ِ ُد‬‫ا‬ ،َ ْ‫ِ ِد‬‫ا‬ 116, 136,
Nomor 198
No Isim Fāil
Ayat
19  ‫ّ ْو‬‫ا‬‫ض‬ 90
1  ‫ ُخ ْو‬ِ ‫ر‬ 7
20 ‫نًا‬ِ ‫أ‬ 97
2 ُ ‫ج ِا‬ 9
21 َ ‫ائِبِْي‬ 127
،َ ْ‫ِ ِر‬‫كا‬  ،‫رة‬ِ‫ا‬ 13, 28, 32,
3
َ ْ‫ِ ِر‬‫ا‬
100, 131,
141, 147
22 َ ‫ ِمْي‬‫ا‬ِ ‫ك‬  134

23 ًٌ ‫ش‬ ‫ا‬ ِ 
4 َ ْ‫ِ ِر‬‫صا‬
 
17, 142,
146
135

24 َ ‫ِْي‬‫ع ِا‬
 136
5 َ ‫ِْي‬‫ ِا‬ ،َ‫ي‬
ِ ِ  
 ‫صا‬
17, 93, 168,
183
25
ٌ‫ِب‬‫ا‬ 137

8
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

26 َ ْ‫ِ ِر‬‫ا‬‫ش‬ 144, 145 5 َ ‫ِْي‬‫م ْش ِر‬ُ 67, 95

27 َ ‫عِْي‬‫ا‬ِ
 199 6  ‫ِ ُح ْو‬‫م ْف‬ ُ 104

7 َ ‫ِْي‬‫ْن ِز‬ُ 124


Berdasarkan tabel di atas,

terlihat bahwa isim fāil dengan pola 8 َ ‫م ْح ِسنِْي‬ُ 134, 148

“‫ا‬” yang paling sering muncul 9 َ ‫بِْي‬ُ 164


adalah kata “‫ر‬ِ‫ا‬
 ” yaitu sebanyak 10 َ ‫ ِهْي‬ُ 178
tujuh kali, salah satunya dalam Q.S.

Āli ‘Imrān /3: 131. Berdasarkan tabel di atas

diketahui bahwa isim fāil yang


2. ‫ُم ْف ِعل‬
mengikuti pola “ِ‫ ْفع‬ُ ” adalah kata
Isim fāil yang mengikuti pola 
“َ ِ
“ِ‫ ْفع‬ُ ” berjumlah 31 dalam surah Āli  ‫ ْؤ‬ُ ”. Kata tersebut disebutkan
 sebanyak 16 kali dalam surah Āli
‘Imrān. Berikut ini adalah isim fāil
‘Imrān . Kata tersebut memiliki akar
yang mengikuti pola “ِ‫ ْفع‬ُ ” dalam
 kata “َ‫آ‬
surah Āli ‘Imrān. ” yang berarti
“mempercayai” atau “beriman
Tabel 3.2
Isim fāil dengan pola “ِ‫ ْفع‬ُ ”
kepada”.21 Contohnya dalam Q.S.

Āli ‘Imrān /3:160.
Nomor
No Isim Fāil
3. ‫ُم َف ِعل‬
Ayat

1 ُ ‫ ْع ِر‬ُ
 ‫ ْو‬ 23
Isim fāil yang mengikuti pola
28, 49, 68,
ini dalam surah Āli ‘Imrān berjumlah
،َ‫ني‬‫مؤ‬ 110, 121,
122,
،َ‫ني‬‫ؤ‬ 7. Berikut ini adalah isim fāil yang
2 124,139,152,
‫نو‬‫مؤ‬
160, 164, mengikuti pola “ِ‫فع‬ ُ ” dalam surah
166, 171, 
175, 179 Āli ‘Imrān .

، ‫ِ ُم ْو‬‫ ْس‬ُ 52, 64, 67,


3
‫ِ ًما‬‫ ْس‬ُ 80, 84, 102
21
Achmad Warson Munawwir,
4 َ ْ‫م ْف ِس ِد‬
ُ 63 Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia
Terlengkap (Cet. XIV; Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), 41.

9
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

Tabel 3.3 5. ‫ُم ْفتَ ِعل‬


Isim fāildengan pola “ِ‫فع‬ ُ ”
 Isim fāil yang mengikuti pola
ِ
‫ع‬‫ ْفت‬ُ
No Isim Fāil Nomor Ayat hanya disebutkan sebanyak 5

1 ‫ًا‬‫ص ِد‬ ِ 
 ُ ، ‫صد‬
ُ 3, 39, 50, 81 kali dalam surah Āli ‘Imrān . Isim

fāil tersebut adalah kata “َ ْ‫ ِر‬‫م ْمت‬


2 ‫ر‬‫ ِه‬‫ط‬ُ 55 ُ ”
yang disebutkan sebanyak satu kali,
3 َ ‫ْي‬ِ‫س ِو‬ ُ 125
kata tersebut berada pada ayat 60.
4 َ ‫ِْي‬‫ك ِذ‬ ‫م‬
ُ 137
Isim fāil lainnya yang
Berdasarkan tabel di atas mengikuti pola tersebut adalah kata
diketahui dapat diketahui bahwa isim ِ ‫مت‬” yang disebutkan sebanyak 4
“َ ‫ق ْي‬ ُ
fāil yang mengikuti pola “ِ‫فع‬ ُ ” kali dalam surah tersebut, yaitu Q.S.

disebutkan sebanyak 7 kali dalam Āli ‘Imrān /3:76, 115, 133 dan 138.
surah Āli ‘Imrān . Isim fāil tersebut
6. ‫ َف ِعل‬َ‫ُمت‬
yaitu  ‫ص ِد‬
“  ُ ” yang disebutkan
Isim fāil yang mengikuti pola
sebanyak 4 kali, yaitu pada Q.S. Āli
“‫ َف ِعل‬َ‫ ” ُمت‬disebutkan sebanyak 2 kali.
‘Imrān /3:3, 39, 50 dan 81.
Kata tersebut adalah kata “‫ِى‬‫و‬‫ت‬ُ ”
ِ ‫ َف‬‫مت‬ 
4. ‫ل‬‫ا‬ َُ yang disebutkan dalam Q.S Āli
Isim fāil yang mengikuti pola ‘Imrān /3:55.
ِ ‫ف‬ ‫ت‬” hanya disebutkan sebanyak
“‫ا‬
 ُ 7. ‫ ْف ِعل‬َ‫ست‬
ْ ‫ُم‬
satu kali dalam Q.S. Āli ‘Imrān /3:
Isim fāil yang mengikuti pola
7.
ini, dalam surah Āli ‘Imrān
Kata tersebut adalah kata
disebutkan sebanyak 2 kali. Kata
 ‫ه‬ ِ‫شا‬ ‫ت‬ُ ”, kata tersebut berasal dari
“‫ا‬
tersebut adalah kata “َْ‫ ْغ ِف ِر‬‫مست‬”
fi’il māḍi “‫شا‬” yang berarti “saling  ُْ
yang terdapat dalam Q.S. Āli ‘Imrān
menyerupai”. Dalam ayat tersebut
/3:17 dan kata “‫ ِق ْي‬‫ست‬ُ ” yang terdapat
ُ ْ
 ‫ه‬ ِ‫شا‬ ‫ت‬ُ ” berarti “samar”.
kata “‫ا‬
pada Q.S. Āli ‘Imrān /3:51.

10
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

C. Analisis Kedudukan Isim Fāil Isim fāil yang terdapat pada


Dalam Surah Āli ‘Imrān ayat 52 yaitu “ ‫ِ ُم ْو‬‫س‬
ْ ُ ” . Pada ayat
tersebut kata “ ‫ِم ْو‬‫س‬ُ ” berkedudukan
Adapun kedudukan isim fāil ُ ْ
sebagai khabar dari anna ( ‫)أ‬, kata
pada surah Āli ‘Imrān berjumlah 11.

Kedudukan-kedudukan dari isim fāil anna pada ayat tersebut

tersebut adalah sebagai berikut: berkedudukan sebagai penegas


dalam susunan kalimat tersebut, yang
1. Isim Kāna
menegaskan bahwa ḍamir munfaṣṣil
Adapun isim fāil yang
dari kata “َ
ُ ‫ ْح‬” yang merupakan isim
berkedudukan sebagai isim Kāna inna benar-benar orang yang
dalam surah Āli ‘Imrān terdapat berserah diri.
pada ayat 137 yaitu “ٌُ‫ِب‬‫ا‬ ”.
3. Khabar Kāna dan

Pada ayat di atas kata “ٌُ‫ِب‬‫ا‬ ” Saudara-Saudaranya

menjadi isim fāil yang berkedudukan


Adapun isim fāil yang
sebagai isim Kāna. Adapun alamat
berkedudukan sebagai khabar kāna
i’rab nya adalah ḍammah. Adapun
terdapat pada surah Āli ‘Imrān ayat
kata yang terletak setelahnya yaitu
49, 75, 93, 139, 168, 175 dan 183.
“َ‫ِْي‬‫ك ِذ‬
  ‫م‬ ُ ” juga merupakan isim fāil,
Adapun isim fāil yang
hanya saja pada ayat di atas kata
berkedudukan sebagai khabar kāna
tersebut berfungsi sebagai muḍāf
pada ayat 49 di atas adalah “َ‫نِْي‬ِ‫ ْؤ‬ُ ”.
ilaih.

Isim fāil tersebut berkedudukan
2. Khabar Inna dan Saudara-
sebagai khabar kāna disebabkan oleh
Saudaranya
amil nawāsikh yang ada sebelum
Adapun isim fāil yang isim fāil tersebut. Kata “َ‫نِْي‬ِ‫ ْؤ‬ُ ”

berkedudukan sebagai khabar inna diawali dengan “ ‫ا‬
” yang
terdapat pada surah Āli ‘Imrān ayat bersambung dengan ḍamir muttaṣil
9, 52, 55, 64 dan 128. “ْ ُ‫ت‬ْ‫ ”أ‬yang berkedudukan sebagai

11
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

isim kāna sehingga bilang berkedudukan sebagai maf’ūl bih .


digabungkan menjadi “ْ ُ‫ت‬‫ ْن‬
ُ ”. Adapun alamat i’rab nya adalah

huruf ya ().
dijelaskan sebelumnya, isim fāil
5. Hāl
tersebut diawali dengan kata “ْ ُ‫ت‬‫ ْن‬
ُ”
yang tersusun dari “ ‫ا‬ Isim fāil yang berkedudukan
 ” dan ḍamir
muttaṣil dari “ْ ُ‫ت‬ْ‫ ”أ‬yang sekaligus sebagai hāl disebutkan sebanyak

menjadi isim kāna . sembilan kali dalam surah Āli

‘Imrān. Adapun isim fāil


4. Maf’ūl Bih
berkedudukan sebagai hāl terdapat
Dalam surah Āli ‘Imrān , isim
pada ayat 3. 15, 39, 136, 198, dan
fāil yang berkedudukan sebagai 199.
maf’ūl bih disebutkan sebanyak 18
Kata “‫ًا‬‫ص ِد‬
 ُ ” adalah isim fāil
kali, tepatnya pada ayat ke 28, 32,
yang berkedudukan sebagai hāl pada
57, 76, 121, 134, 135, 140, 141, 142,
ayat 3 dan 39, adapun kata “َْ‫ِ ِد‬‫ا‬
”
144, 145, 146, 148, 159, 166, dan

adalah isim fāil yang berkedudukan
179.
sebagai hāl pada ayat 15.
Pada ayat 28, kata “َ ْ‫ِ ِر‬‫كا‬
 ”
Pada ayat 3 dan 39 kata
merupaka isim fāil yang
“‫ًا‬‫ص ِد‬
 ُ ” pada kedua ayat tersebut
berkedudukan sebagai maf’ūl bih ,
berkedudukan sebagai hāl . Adapun
adapun alamat i’rab nya adalah huruf
alamat i’rab nya adalah fathah. Hāl
ya () yang terdapat pada kata
pada ayat tersebut kata “‫ًا‬‫ص ِد‬
 ُ ”
“َ ْ‫ِ ِر‬‫كا‬
 ”. Adapun kata “َ ‫نِْي‬ِ‫م ْؤ‬
ُ ” berkedudukan untuk menjelaskan
yang terletak sebelumnya
keadaan kata “‫ا‬ ِ
berkedudukan sebagai fāil, hal ini
 ‫كت‬” pada ayat 3
ditandai dengan alamat i’rab yang
ْ ‫ِي‬”. Adapun pada ayat 15
dan “‫ى‬‫حي‬
isim fāil yang berkedudukan sebagai
terdapat pada kata tersebut yaitu
hāl ditunjukkan oleh kata “َ ْ‫ِ ِد‬‫ا‬
 ”,
huruf waw (). Sama seperti ayat ke
kata tersebut merupakan hāl yang
28, pada ayat 32 isim fāil nya juga

12
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

ِ
menjelaskan tentang keadaan kata  ‫ه‬ ِ‫شا‬ ‫ت‬ُ ”, “‫رة‬‫ا‬ ” dan
Kata “‫ا‬

“‫ ُق ْو‬ “ ‫ ِق ْي‬‫ست‬
ْ ُ ” merupakan isim fāil yang

6. Fāil berkedudukan sebagai na’at dalam


surah Āli ‘Imrān. Masing-masing
Dalam surah Āli ‘Imrān

hanya terdapat satu isim fāil yang dari kata tersebut berada pada ayat 7,

berkedudukan sebagai fāil, yaitu kata 13 dan 51.

“ ‫ ْو‬ُ‫ن‬ِ‫م ْؤ‬


ُ ”. Isim fāil tersebut berada  ‫ه‬ ِ‫شا‬ ‫ت‬ُ ”
Pada ayat 7, kata “‫ا‬
pada ayat 28, 122 dan 160 dalam merupakan isim fāil yang

surah Āli ‘Imrān. berkedudukan sebagai na’at pada

Berdasarkan ayat di atas, kata ayat tersebut. Kata  ‫ه‬ ِ‫شا‬ ‫ت‬ُ ”
“‫ا‬
“‫ا‬‫”آ‬
“ ‫ ْو‬ُ‫ن‬ِ‫م ْؤ‬
mensifati kata yang
ُ ” yang disebutkan setelah
fi’il (‫خ ِذ‬
ِ ‫ت‬) berkedudukan sebagai

disebutkan sebelumnya. Pada ayat
tersebut dijelaskan bahwa ayat-ayat
fāil. Isim fāil tersebut berbentuk
yang terdapat dalam Al-Qur’an ada
jamak muzakkar sālim, oleh karena
yang bersifat muhkam (jelas) dan ada
itu alama i’rab nya adalah huruf
pula yang bersifat mutasyābih
wawu (). Pada ayat 122 dan 160
isim fāil tersebut menjadi fāil untuk (samar). Pada ayat tersebut kata

fi’il yang disebutkan sebelumnya  ‫ه‬ ِ‫شا‬ ‫ت‬ُ ” dalam keadaan marfu’,
“‫ا‬

‫و‬‫ت‬‫ْي‬”.
yaitu “
ْ 
hal itu disebabkan karena kata yang
disifatinya juga dalam keadaan
7. Na’at
marfu’ yaitu “‫ا‬‫”آ‬.
Dalam surah Āli ‘Imrān ,
8. Khabar
setelah diteliti oleh penulis, terdapat
Setelah melihat dan
14 isim fāil yang berkedudukan
menganalisis isim fāil yang terdapat
sebagai na’at yaitu pada ayat 7, 13,
dalam surah Āli ‘Imrān, terdapat 8
51, 67, 81, 86, 101, 113, 124,125,
147, 164, dan 178. isim fāil yang berkedudukan sebagai

13
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

khabar yaitu pada ayat 23, 39, 80, kali. Berikut ini adalah penjelasan
82, 84, 90, 94, 104, 107, dan 116. dari isim fāil tersebut.

Pada ayat 23 dan 39 isim fāil Pada ayat 55 isim fāil yang

yang berkedudukan sebagai khabar berkedudukan sebagai ‘athaf


ِ ِ
ُ ‫ ْع ِر‬ُ ” dan “ ‫ائ‬”.
yaitu “ ‫ ْو‬ ditunjukkan oleh kata “
 ُ‫ع‬ ”,
ِ ‫ ”ج‬sedangkan pada
“‫ ِهر‬‫ط‬ُ ” dan “‫ا‬
ُ ‫ ْع ِر‬ُ ”
Pada ayat 23, kata “ ‫ ْو‬ ُ  ُ
menjadi khabar pada ayat tersebut. ayat 134 ditunjukkan oleh kata

Adapun mubtada nya yaitu “ْ ُ ” “َ ‫ ِم ْي‬‫ا‬


ِ ‫ك‬ ”.

Pada ayat 55 kata “ ِ


yang merupakan ḍamir munfaṣṣil  ُ‫ع‬ ”,
atau ḍamir yang terpisah. Kata ِ ‫ ”ج‬menjadi ‘athaf
“‫ ِهر‬‫ط‬ُ ” dan “‫ا‬
ُ ُ
ِ
ُ ‫ ْع ِر‬ُ ” merupakan khabar yang
“ ‫ ْو‬ bagi kata “‫ي‬
 ‫و‬ ‫ت‬ُ ” yang merupakan
alamat i’rab nya adalah huruf wawu khabar dari isim inna yang

(). Pada ayat 39 kata “  ِ‫ائ‬” yang disebutkan sebelumnya. Oleh kerena

merupakan khabar bagi mubtada itu keadaan dan alamat i’rab dari
yang disebutkan sebelumnya yaitu isim fāil yang berkedudukan sebagai
“‫و‬ُ ”. Adapun alamat i’rab nya athaf tersebut mengikut keadaan dan

“‫ي‬ِ
adalah ḍammah, dikarenakan isim alamat i’rab dari  ‫و‬‫ت‬ُ ”.

fāil tersebut masuk dalam ketegori Sedangkan pada ayat 134 , isim fāil

isim mufrad. yang berkedudukan sebagai ‘athaf


ditunjukkan oleh kata “َ‫ ِم ْي‬‫ا‬
ِ ‫ك‬ ”
9. ‘Athaf 
yang menjadi ‘athaf bagi kata yang
Isim fāil yang berkedudukan
disebutkan sebelumnya yaitu “ ‫ِى‬
sebagai athaf yang terdapat dalam
‫ء‬ِ ‫ر‬‫ض‬
 ”.
surah Āli ‘Imrān disebutkan
sebanyak 8 kali yaitu pada ayat 7 10. Majrur Bi Harfi Jar

sebanyak satu kali, ayat 17 sebanyak a. Majrur Dengan Huruf Jar “َ”
tiga kali, ayat 55 sebanyak tiga kali
Berikut ini adalah isim fāil
dan pada ayat 134 sebanyak satu yang majrur karena didahului oleh

14
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

huruf jar “َ” yang terdapat dalam pada ayat 43, 53 dan 54 ditunjukkan
oleh kata “َ‫ِعِْي‬‫ر‬”, “َ‫ ِد‬‫ا‬
ِ
surah Āli ‘Imrān.
  ‫ش‬” dan
b. Majrur Dengan Huruf Jar “ِ” “َ ْ‫ِ ِر‬‫ما‬
 ”.
Pada ayat 43 kata “َ ‫ِعِْي‬‫ر‬”
Berikut ini adalah isim fāil
menjadi muḍāf ilaih karena didahului
yang majrur karena didahului oleh
oleh kata “  ” yang merupakan
huruf jar “ِ ” yang terdapat dalam
surah Āli ‘Imrān. zharaf makan. Adapun alamat i’rab

dari isim fāil tersebut yaitu huruf


c. Majrur Dengan Huruf Jar “‫ى‬”
yaa (). Begitu pula pada ayat
Berikut ini adalah isim fāil 53,kata “َ ِِ
 ‫د‬‫ا‬‫ش‬” juga didahului
yang majrur karena didahului oleh
oleh zharaf makan yaitu “  ”. Pada
huruf jar “‫ى‬ ” yang terdapat dalam ayat 54, kata “َ ْ‫ِ ِر‬‫ما‬
 ” menjadi
surah Āli ‘Imrān 61, 152, 164. muḍāf ilaih bagi kata “‫ر‬‫ ْي‬
 ” yang ُ
d. Majrur Dengan Huruf Jar “” berkedudukan sebagai mubtada pada
ayat tersebut.
Berikut ini adalah isim

fāilyang majrur karena didahului Kesimpulan

oleh huruf jar “” yang terdapat


Berdasarkan hasil penelitian
dalam surah Āli ‘Imrān. yang telah dikemukakan sebelumnya
tentang analisis pola dan kedudukan
11. Muḍāf Ilaih
isim fāil dalam surah Āli ‘Imrān
Dalam surah Āli ‘Imrān
maka penulis mendapat dua
terdapat sembilan isim fāil yang
kesimpulan yaitu sebagai berikut:
berkedudukan sebagai muḍāf ilaih
1. Pola isim fāil yang terdapat dalam
yaitu pada ayat 43, 53, 54, 68, 136,
surah Āli ‘Imrān berjumlah 7
137, dan 171.
pola dari 19 pola yang ada.
Isim fāil yang berkedudukan
ِ ”
Ketujuh pola tersebut yaitu “‫ا‬
sebagai muḍāf ilaih yang terdapat 
contohnya ِ ‫”ج‬,
“ ‫ا‬ “ِ‫ ْفع‬ُ ”
 

15
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

“ِ‫فع‬ ُ ”
DAFTAR PUSTAKA
contohnya ُ ‫ ْع ِر‬ُ ”,
“ ‫ ْو‬

contohnya “  ‫صد‬ِ ِ Ade Nandang dan Abdul Kosim,
 ُ ”, “ ‫فا‬ ‫ت‬ُ ” Pengantar Linguistik Arab.
ِ
 ‫ه‬ ِ‫شا‬ ‫ت‬ُ ”, “ ‫ع‬‫ ْفت‬ُ ”
contohnya “‫ا‬ Cet.I; Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya,2018.
contohnya “َ ْ‫ ِر‬‫ ْمت‬ُ ”, “ِ‫فع‬ ‫ت‬ُ ”
 Al-Ghulāyaini, Mustafa. Jāmi’ Al-
ِ ِ
contohnya “َ ‫ ْي‬‫و‬‫ت‬ُ ” dan “‫ ْفع‬‫ست‬ ِ Durus Al-Arabiyyah.
  ْ ُ ” Cet.XXI; Beirut: Al-
contohnya “َ ْ‫ ْغ ِف ِر‬‫ست‬ْ ُ ”.
Maktabah Al-
Ashriyyah,1987.
Penambahan huruf atau perbedaan
Arifin, Syamsul. Pengertian Naibul
pola menunjukkan penambahan Fail Dalam Ilmu Nahwu.
http://arabunaa.blogspot.com/
atau perbedaan makna isim fāil 2019/11/pengertian-naibul-
fail-dalam-ilmu-
yang terdapat dalam surah Āli nahwu.html?m=1 (16 Januari
2021).
‘Imrān.
.Pengertian Maful Maah
2. Adapun kedudukan dari isim Dalam Ilmu Nahwu.
http://arabunaa.blogspot.com/
fāil berdasarkan hasil 2019/09/pengertian-maful-
maah-dalam-ilmu-
penelitian yang dikemukakan nahwu.html?m=1 (16 Januari
2021).
pada bab sebelumnya,
Al-Hasimi, Ahmad. Al-Qawaid Al-
terdapat 11 kedudukan isim Asasiyyah Lil Lughah Al-
‘Arabiyyah. Cet.IV; Lebanon:
fāil dari 15 kedudukan isim Dar Al-Kutub Al-
Ilmiyyah,2009.
fāil yang ada. Kesebelas
Arrasyid, Abu Amir Izza. Cara
kedudukantersebut yaitu isim Menguasai Sharaf. Cet.I;
Solo: Ahsanmedia,
kaana, khabar kaana, isim 2015.

inna, maf’ul bih, haal, fāil, Bisri, Adib dan Munawwir A. Fatah,
Kamus Al-Bisri Indonesia-
na’at, khabar, athaf, majrur Arab Arab-Indonesia. Cet. I;
Surabaya: Pustaka Progressif,
bi harfi jar dan mudhaf ilaih. 1999.

Fungsi-kedudukanisim fāil Departemen Agama, Al Qur’an dan


Terjemahnya. Surabaya: UD
tersebut memberikan makna Mekar Surabaya, 2000.

yang berbeda di setiap ayat , Alquran Dan Tafsirnya,


Jilid 1 dan 2. Cet.I;Jakarta:Cv
dalam surah Āli ‘Imrān . Ferlia Citra Utama, 1997

16
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

H.Ubadah. Buku Ajar Bahasa Arab Rochbani, Ita Tryas Nur,Zukhaira


2. Cet.I; Palu: IAIN Palu dan Ahmad Miftahudin.
Press,2017. “Kasus Genetif (Majrurot Al-
Asma) Dalam Surat Yasin
Jabir, H. Muh Ilmu Tajwid Tuntunan (Studi Analisis Sintaksis)”
Membaca Alquran Secara Lisanul Arab 2,no. 1 (2013):
Benar, Cet.I;Palu: Pesantren 33-37.
Anwarul Quran,2020.
Salim, Latifah. “Sejarah
Muhammad.Metode Penelitian Pertumbuhan Dan
Bahasa. Cet.II; Jakarta: Ar-Ruzz Perkembangan Bahasa Arab”
Media,2014. Jurnal Diwan 3, no. 1 (2017):
77-90.
Musthafa, Izzuddin dan Acep
Hermawan. Metodologi Soeharto. Metode Penelitian Sosial.
Penelitian Bahasa Arab. Cet. V; Bandung: rosda karya, 2002.
Cet.I; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2018. Sugiono, Metode Penelitian
Pendidikan :Pendekatan
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Kuantitatif,Kualitatif Dan R
Al-Munawwir Arab-Indonesia & D. Cet.I; Bandung:
Terlengkap. Cet. XIV; Alfabeta,2010 .
Surabaya: Pustaka Progressif
, 1997. Sukamta. “Kompleksitas Hubungan
Antara Wazan Dan
Narabuko, Holid dan Abu Ahmadi. Makna(Kajian Terhadap
Metode Penulisan. Cet. VII; Variasi Wazan Dan
Jakarta: Pt Bumi Ambiguitas Bentu Kata
Aksara,2005. Dalam Bahasa Arab”
Adabiyyat, Vol.XI,no. 1
Nurikhwatun, Darul Qutni dan Nafis (2012): 2-24.
Asmi “Inna Wa Akhwatuha
Dalam Al-Qur’an Juz 26-30
(Analisis Sintaksis)” Lisan
Al-Arab 9,no 2 (2020),81-88.

Punawan, Ahmad Sehri bin dan


Alitaetah, “Analisis Struktur
Makna Fi’il Amr Dalam Al-
Qur’an Surah Al-Nur” Al-
Bariq: Jurnal Pendidikan
Bahasa Arab 1, no 2 (2020).

Razin, Abu dan Ummu Razin. Ilmu


Sharaf Untuk Pemula.
Jakarta: Maktabah BISA,
2017.
https://www.bisa.id/produk/il
mu-sharaf-untuk-pemula/(21
September 2020).
Razin, Abu dan Ummu Razin. Ilmu
Nahwu Untuk Pemula. Cet.II;
t.t.: Pustaka BISA.,2015.

17

Anda mungkin juga menyukai