Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS POLA DAN KEDUDUKAN ISIM FĀIL DALAM SURAH ĀLI ‘IMRĀN

Muhammad Jabir, Wahyu Pratama Putra

Institut Agama Islam Negeri Palu, Indonesia


Jl. Diponegoro No. 23, Kec: Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, 94221, Indonesia
Corresponding E-mail: mjabir@gmail.com

Abstract
Isim fail is one of isim musytaq which is frequently mentioned in the Qur’an. It’s
pattern change or wazan has many variations, from “‫ ”فاعل‬to “ٌ‫ستَ ْفعِل‬ ْ ‫” ُم‬. Not only it’s
variations, but the position of isim fail in the Qur’an alson has many variations, from fail to
mudhaf ilaih. One of surah in the Qur’an that contains many isim fail is surah Ali Imran.
The result shows thera are 7 patterns of isim fail such “ٌ‫اعل‬ ِ َ‫”ف‬, “ٌ‫”م ْفعِل‬, “ٌ‫”م َفعِل‬, “ٌ‫”متَ َفاعِل‬,
ُ ُ ُ
“ٌ‫” ُم ْفتَعِل‬, “ٌ‫ ” ُمتَ َفعِل‬dan “ٌ‫ستَ ْفعِل‬‫م‬ ”.
ُْ The position of isim fail in surah Ali Imran is about 11, there
are isim kaana, khabar kaana, isim inna, maf’ul bih, haal, fail, na’at, khabar, athaf, majrur bi
harfi jar dan mudhaf ilaih.
Keywords: Isim Fa’il, Ali Imran.

Abstrak
Isim fail merupakan salah satu isim musytaq yang paling sering disebutkan dalam Al-
Qur’an. Perubahan pola atau wazan nya juga sangat bervariasi, mulai dari “‫ ”فاعل‬sampai
“ٌ‫ستَ ْفعِل‬
ْ ‫” ُم‬. Tidak hanya polanya yang bervariasi, kedudukan isim fail yang terdapat dalam Al-
Qur’an juga sangat beragam, mulai dari fail sampai mudhaf ilaih. Salah satu surah dalam Al-
Qur’an yang paling banya isim fail di dalamnya yaitu surah Ali Imran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 7 pola isim fail dari 19 pola isim fāil
yaitu yaitu “ٌ‫اعل‬ِ َ‫”ف‬, “ٌ‫”م ْفعِل‬, “ٌ‫”م َفعِل‬, “ٌ‫اعل‬
ِ ‫”متَ َف‬, “ٌ‫”م ْفتَعِل‬, “ٌ‫ ”متَ َفعِل‬dan “ٌ‫”مستَ ْفعِل‬. Adapun
ُ ُ ُ ُ ُ ُْ
kedudukan isim fail dalam surah Ali Imran berjumlah 11 kedudukan dari 15 kedudukan yang
ada yaitu isim kaana, khabar kaana, isim inna, maf’ul bih, haal, fail, na’at, khabar, athaf,
majrur bi harfi jar dan mudhaf ilaih.
Kata Kunci: Isim Fa’il, Ali Imran.
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

PENDAHULUAN perubahan kata dari satu bentuk ke


Bahasa merupakan media bentuk yang lain. Adapun ilmu
khusus yang dimiliki manusia untuk nahwu adalah ilmu yang membahas
menyampaikan pikiran, ide, perasaan
susunan dan kondisi kalimat.
1
dan kehendak kepada orang lain.
Salah satu pokok pembahasan
Oleh karena itu peran bahasa sangat
penting dalam kehidupan manusia. dalam ilmu qawaid (Nahwu dan

Bahasa Arab merupakan salah satu Sharaf) adalah isim fa’il. Isim fail
bahasa yang dikaji oleh banyak pihak merupakan salah satu isim yang
terutama muslim. banyak ditemukan dalam tatanan

Belajar bahasa Arab berarti kalimat pada al Qur’an. Isim fāil

memperdalam pemahaman agama adalah isim musytaq dari fiil mabni

dari sumber aslinya. Selain Al- ma’lum yang menunjukkan arti orang

Qur’an, Hadis yang merupakan yang melakukan pekerjaan. Ada

sumber pokok ajaran islam yang banyak sekali wazan atau pola Isim

kedua juga dihimpun dan disusun fāil dalam Al-Qur’an. Tidak hanya

dalam bahasa Arab. Jadi, penting itu kedudukan atau kedudukan Isim

bagi setiap muslim untuk fāil dalam Al-Qur’an juga sangat

mempelajari dan memahami bahasa beragam jenisnya.

Arab. Alasan yang lebih mendasari

Dalam memahami bahasa pelaksanaan penelitian ini yaitu

Arab, setidaknya ada dua ilmu dasar untuk mengetahui apa saja pola atau

yang harus dipelajari oleh setiap wazan Isim fāil dalam Āli ‘Imrān

muslim yang ingin belajar bahasa serta bagaimana kedudukan atau

Arab. Kedua ilmu tersebut adalah kedudukannya dalam ayat Al-Qur’an

ilmu sharaf dan ilmu nahwu. Ilmu yang yang terdapat dalam surah Āli

sharaf adalah ilmu yang membahas ‘Imrān. Ditambah lagi dengan sering

ditemukannya Isim fāil di berbagai


1
Ade Nandang dan Abdul Kosim,
Pengantar Linguistik Arab (Cet. I; Bandung: surah dalam Al-Qur’an, salah
Pt Remaja Rosdakarya, 2018), 32.

2
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

satunya di dalam surah Āli ‘Imrān, fāil adalah isim marfu’ yang
terutama di akhir ayat. didahului oleh fi‘il mabni majhul.4

Isim fāil 3. Mubtada Dan Khabar

Kedudukan Isim fāil dalam kalimat Mubtada adalah isim

dapat dibagi menjadi beberapa ma’rifah yang selalu berada di awal

macam, sebagai berikut: jumlah isimiyyah. Kemudian

mubtada juga terbebas dari awamil


1. Fa’il
lafdziyyah. Sedangkan khabar adalah
Fail adalah isim yang
isim yang selalu sama bentuknya
berbentuk marfu’ dan selalu
dengan mubtada, jika mubtada
bersandar kepada fi‘il ma’lum, tam
berbentuk mufrad, maka khabar nya
2
atau yang sejenisnya.
juga akan berbentuk mufrad dan

2. Nāib Al-Fāil begitu seterusnya.5

Jika fi‘il mutaaddi selalu


4. Isim Kāna
membutuhkan objek,maka ketika fi‘il
Kāna dan saudara-saudaranya
tersebut diubah ke bentuk majhul
adalah bagian dari fi‘il /kata kerja.
maka isim yang bertindak sebagai
Namun kata kerja dalam konteks ini
objek akan berubah menjadi nāib al-
disebut sebagai “kata kerja yang
fāil.
3
Perlu diperhatikan bahwa
tidak sempurna” atau fi’il nāqiṣ.
hanya fi‘il mutaaddi yang bisa
Kāna dan saudara-saudaranya ini fi’il
berubah menjadi fi‘il majhūl,
nāqiṣ yang masuk pada mubtada dan
sedangkan fi‘il lazim tidak dapat
khabar dan berkedudukan merubah
diubah ke bentuk majhul. Nāib Al-
mubtada menjadi isim kāna dan tetap

2
Mustafa Al-Ghulāyaini,Jāmi Al-
Durus Al-‘Arabiyyah (Cet.XXI; Beirut: Al-
4
Maktabah Al-Ashriyyah,1987), 233. Ahmad Al-Hasimi, Al-Qawāid Al-
Asasiyyah Lil Lughah Al-
3
Syamsul Arifin, “Pengertian
‘Arabiyyah,(Cet.IV; Lebanon: Dar Al-Kutub
Naibul Fāil Dalam Ilmu Nahwu”.
Al-Ilmiyyah,2009), 92.
http://arabunaa.blogspot.com/2019/11/penge
rtian-naibul-fāil -dalam-ilmu- 5
Ibid, 97.
nahwu.html?m=1 (16 Januari 2021)

3
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

marfu’ serta menjadikan khabar Tawābi’ itu ada 4 yaitu: Na‘at, aṭaf,
menjadi khabar kāna dan manshub.6 tawābi’, taukid, dan badl.

5. Khabar Inna 7. Maf’ūl Bih

Inna wa akhwatuha adalah Maf’ūl bih bih adalah isim

partikel yang memasuki konstruksi yang menunjukkan makna sesuatu

mubtada’ dan khabar. Inna wa yang dikenai perbuatan yang

akhwatuha berkedudukan dilakukan oleh fāil (pelaku).9 Isim-

menashabkan isim inna dan isim yang menjadi maf’ūl bih

merafa’kan khabar inna nya.7 bermacam-macam termasuk isim

Berikut ini adalah contoh kalimat zhahir dan isim dhamir.Berikut ini

yang menggunakan susunan isim dan beberapa contoh kalimat yang

khabar inna. menggukan maf’ūl bih dalam

susunan kalimatnya.
6. Tawābi’

Tawābi’ adalah kelompok 8. Maf’ul Maah

kedudukan kata dalam kalimat yang Maf’ul maah merupakan isim

tanda i’rab nya tidak mutlak. manshub yang terletak sesudah huruf

Kelompok kata ini berbeda dengan wau (‫)و‬.Akan tetapi wau itu tidak

mubtada atau fail yang harus marfu’ bermakna “dan”, melainkan

dan maf’ūl bih yang harus mempunyai makna “bersama” atau

manshub. I’rab Tawābi’ selalu “kebersamaan”.10

mengikuti i’rab kata sebelumnya.8

Kelompok kata yang tergolong

6
H.Ubadah,Buku Ajar Bahasa
Arab 2 (Cet.I; Palu: IAIN Palu Press,2017),
72-73. 9
Mustafa Al-Ghulāyaini,Jāmi Al-
7
Nurikhwatun, Darul Qutni dan Durus Al-Arabiyyah (Cet.XXI; Beirut: Al-
Nafis Asmi “Inna Wa Akhwatuha Dalam Al- Maktabah Al-Ashriyyah,1987), 5.
Qur’an Juz 26-30 (Analisis Sintaksis)” Lisan 10
Syamsul Arifin, “Pengertian
Al-Arab 9,no 2 (2020),85.
8 Maful Maah Dalam Ilmu Nahwu”.
Abu Razin dan Ummu Razin,Ilmu
http://arabunaa.blogspot.com/2019/09/penge
Nahwu Untuk Pemula (Cet.II; t.t.: Pustaka
rtian-maful-maah-dalam-ilmu-
BISA.,2015), 139.
nahwu.html?m=1 (16 Januari 2021)

4
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

9. Hāl "kecuali" atau “selain”.14 Ada


beberapa istilah yang digunakan
Hāl adalah isim yang
dalam kalimat pengecualian, yaitu
bertujuan untuk menjelaskan
huruf atau isim istiṡna yang dikenal
keadaan isim atau fāil ketika terjadi
dengan adatul istisna, yang
suatu perbuatan.11 Sederhanya, hāl
dikecualikan atau mustaṡnā dan
adalah jawaban dari pertanyaan
yang dijadikan patokan pengecualian
“bagaimana” keadaan subjek ketika
atau mustaṡnā minhu.15
melakukan pekerjaan. Selain itu, hāl

juga harus berbentuk nakirah ketika Pada kalimat di atas, kata

ia dalam bentuk isim fāil dan isim ٌ ِ‫ ”إ‬disebut dengan adatul istiṡnā,
“‫الا‬

maf’ūl.12 ِ َ‫”ت‬
“‫اجرا‬ disebur
Misalnya, informasi sedangkan kata
ً
kedatangan seseorang bisa diperjelas dengan mustaṡnā . Adapun “‫ال‬ ِ”
ٌُ ‫الر َج‬
dengan menjelaskan keadaannya disebut dengan mustaṡnā minhu.

ketika datang apakah jalan kaki atau 11. Khabar Kāna


13
berkendaraan. Kāna wa akhwātuha adalah

10. Mustaṡnā kumpulan fi’il yang termasuk dalam

āmil nawāsikh atau amil yang


Mustaṡnā adalah isim yang

disebutkan sesudah huruf-huruf merusak tatanan hukum mubtada dan

istisna yaitu ‫إال‬,‫غير‬,‫سوى‬,‫خال‬,‫عدا‬,‫حاشا‬ khabar.Jika pada susuna kalimat

mubtada dan khabar dimasuki kāna


huruf-huruf tersebut memiliki makna
wa akhwatuha,maka khabar nya

akan berubah menjadi manshub dan


11
Ahmad Al-Hasimi, Al-Qawāid
Al-Asasiyyah Lil Lughah Al-
‘Arabiyyah,(Cet.IV; Lebanon: Dar Al-Kutub
Al-Ilmiyyah,2009), 172.
14
12 Ahmad Al-Hasimi, Al-Qawāid
H.Ubadah,Buku Ajar Bahasa
Al-Asasiyyah Lil Lughah Al-
Arab 2 (Cet.I; Palu: IAIN Palu Press,2017),
‘Arabiyyah,(Cet.IV; Lebanon: Dar Al-Kutub
86.
Al-Ilmiyyah,2009), 167.
13
Abu Razin dan Ummu Razin,Ilmu 15
Abu Razin dan Ummu Razin,Ilmu
Nahwu Untuk Pemula (Cet.II; t.t.: Pustaka
Nahwu Untuk Pemula (Cet.II; t.t.: Pustaka
BISA.,2015), 165.
BISA.,2015),214.

5
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

mubtada nya berubah menjadi isim yang jauh tapi kadang juga
kāna atau yang sejenis dengannya. digunakan untuk munāda yang dekat.

12. Isim Inna Dan untuk huruf ‫وا‬ digunakan untuk

nudbah (ratapan).Berikut ini adalah


Inna wa akhwātuha adalah
beberapa macam bentuk dari
partikel yang memasuki konstruksi
munāda.
mubtada’ dan khabar yang

menashabkan isim inna dan 1) Munāda mufrad ‘alam,yaitu

merafa’kan khabar nya. Jika pada Munāda yang terdiri dari kata

susunan kalimat mubtada dan khabar nama tunggal (tidak terdiri dari

keduanya tetap dalam keadaan dua kata).

marfu’,maka ketika dimasuki inna 2) Munāda Nakirah Maqṣudah,

wa akhwātuha isim nya harus dalam yaitu Munāda yang terdiri dari
keadaan manshub dan khabar inna isim nakirah yang ditujukan

nya tetap dalam keadaan marfu’. kepada pihak tertentu.

Munāda nakirah maqshudah


13. Munāda
ini hukumnya sama dengan
Munāda adalah isim yang
munāda mufrad ‘alam yaitu
berada setalah huruf nidā.16 Huruf
harus dibaca mabni ḍammah
nidā ada 7 yaitu ‫أ‬,‫أي‬,‫يا‬,‫آ‬,‫أيا‬,‫ هيا‬dan
‫وا‬.17 Jika yang dipanggil atau tanpa tanwin.

3) Munāda nakirah ghairu


munāda nya itu dekat maka huruf
maqshudah,yaitu Munāda yang
nidā yang digunakan adalah ‫ أي‬dan ‫أ‬.
terdiri dari isim nakirah, yang
Namun jika munāda nya itu jauh
ditujukan kepada pihak tertentu.
maka yang digunakan adalah huruf
Munāda nakirah ghairu
‫أيا‬,‫ هيا‬dan ‫آ‬. Khusus untuk huruf
maqṣudah ini hukumnya harus
‫يا‬,kadang digunakan untuk munāda
dibaca naṣab.
16
Mustafa Al-Ghulāyaini,Jāmi Al-
Durus Al-‘Arabiyyah (Cet.XXI; Beirut: Al- 4) Munāda muḍāf, yaitu munāda
Maktabah Al-Ashriyyah,1987), 147.
yang terdiri dari dua kata yang
17
Ibid, 148.

6
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

telah menjadi satu arti.Munāda dari isim yang pertama (muḍāf).


muḍāf ini hukumnya harus Dalam kaidah nahwu iḍāfah atau

dibaca nashab. susunan muḍāf dan muḍāf ilaih

14. Jar Majrur merupakan gabungan dua isim yang

Bila suatu kata didahului oleh menyebabkan salah satu isimnya

didahului oleh huruf jar, maka ia dibaca jar.20 Isim yang pertama yang

wajib dalam kondisi jar (majrur). ingin dijelaskan disebut dengan

Majrur adalah istilah yang digunakan muḍāf dan isim yang kedua sebagai

untuk kata yang dalam kondisi jar, penjelasan disebut dengan muḍāf

baik karena didahului oleh huruf jar ilaih.


atau sebab lain yang menjadikannya
ANALISIS POLA DAN
wajib dalam keadaan jar. Berikut ini KEDUDUKAN ISIM FĀIL
adalah contoh kalimat yang DALAM SURAH ĀLI ‘IMRĀN
menggunakan susunan jar majrur di
A. Gambaran Umum Surah Āli
dalamnya.18 ‘Imrān
15. Muḍāf Dan Muḍāf Ilaih
Surah Āli ‘Imrān terdiri dari
Muḍāf Muḍāf Ilaih adalah
200 ayat, yang mana surah tersebut
frasa (susunan kata) yang terdiri dari
termasuk ke dalam golongan surah
dua isim. Meskipun terdiri dari dua
madaniyyah. Dinamakan surah Āli
isim,susunan muḍāf muḍāf ilaih
‘Imrān karena memuat kisah
bukanlah sebuah kalimat yang
keluarga ‘Imran yang dalam kisah itu
sempurna seperti mubtada dan
disebutkan kelahiran Maryam serta
khabar.19 Karena frasa muḍāf muḍāf
kalahiran nabi Isa as. Pokok-pokok
ilaih biasa digunakan untuk
kandungan yang terdapat dalam
menjelaskan kepemilikan atau asal

18 20
Abu Razin dan Ummu Razin,Ilmu Ita Tryas Nur Rochbani,Zukhaira
Nahwu Untuk Pemula (Cet.II; t.t.: Pustaka dan Ahmad Miftahudin, “Kasus Genetif
BISA.,2015), 132-133. (Majrurot Al-Asma) Dalam Surat Yasin
(Studi Analisis Sintaksis),” Lisanul Arab
19
Ibid, 134. 2,no. 1 (2013): 34.

7
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

surah tersebut yaitu keimanan, 6 ٌََ ‫القانِتِْي‬


َ 17

ٌِ ‫ٌالن‬،ٌََ ْ‫اص ِري‬ ِ َ‫ن‬


hukum-hukum dan kisah-kisah.
7 ٌََ ْ‫ااص ِري‬ 22, 56, 91,
150
B. Analisis Pola Isim Fāil Dalam
Surah Āli ‘Imrān 8 ٌ ‫ٌٌقَائِ َم‬،‫ٌقَائِ ًما‬،‫قَائِم‬ 39, 75, 113

ٌ،ََ ‫صالِ ِحْي‬


Berdasarkan hasil penelitian
‫ال ا‬ 39, 46, 57,
yang dilakukan oleh penulis, penulis 9
ٌ‫ات‬ ِ ‫صالِح‬
َ ‫ال ا‬
114
menemukan 7 pola Isim Fāil dalam
10 ٌََ ‫الاراكِعِْي‬ 43
surah Āli ‘Imrān. Berikut adalah

macam-macam pola isim fāil yang 11 َْ‫ااه ِدي‬ ِ ‫الش‬ 53, 81

terdapat dalam surah Āli ‘Imrān . 12 ٌََ ْ‫الماكِ ِري‬


َ 54
ِ َ‫ف‬
1. ٌ‫اعل‬ ِ‫ج‬
13 ‫اع ٌل‬ َ 55

Isim fāil yang mengikuti pola 14 ٌ،‫ٌال ٌظاالِ ُم ْو َن‬،ََ ‫الظاالِ ِمْي‬ 57, 86, 94,

‫ظَالِ ُم ْو ٌَن‬
128, 140,
“‫ ”فاعل‬dalam surah Āli ‘Imrān
151, 192

ٌََ ‫ال َك ِاذبِْي‬


berjumlah 61. Berikut ini adalah isim 15 61
fāil yang mengikuti pola “‫”فاعل‬
16 ‫اس ُق ْو ٌَن‬ ِ ‫ال َف‬ 82, 110
dalam surah Āli ‘Imrān

Tabel 3.1
17 ٌِ ‫ٌخ‬،
ٌََ ْ‫اس ِري‬ َ ََ ْ‫الخاس ِري‬
ِ
َ 85, 149

Isim fāil dengan pola “‫”فاعل‬ 18 15, 88, 107,


ٌ‫ٌخالِ ٌُد ْو َن‬، ِِ
َ ََ ْ‫َخالدي‬ 116, 136,
Nomor 198
No Isim Fāil
Ayat
19 ٌ‫الضاالُّ ْو َن‬
ٌ ‫الار ِاس ُخ ْو ٌَن‬
90
1 7
20 ‫أ َِمنًا‬
‫َج ِام ٌُع‬
97
2 9
21 ٌََ ‫َخائِبِْي‬
ٌ،ٌ ََ ْ‫ٌال َكافٌِِري‬،‫َكافَِرة‬
127
13, 28, 32,
3
ٌََ ْ‫َكافِ ِري‬
100, 131,
141, 147
22 ٌََ ‫اظ ِمْي‬ ِ ‫ال َك‬ 134

23 ًٌ ‫اخ َش‬ ِ َ‫ف‬


4 ٌََ ْ‫صابِ ِري‬
‫ال ا‬
17, 142,
146
135

24 ٌََ ‫الع ِاملِْي‬


َ
ٌََ ‫ٌص ِادقِْي‬، ِ ِ ‫ال ا‬ 136
5 ٌَ َ‫ي‬
َ ‫صادق‬
17, 93, 168,
183
25 ٌَ‫َعاقِب‬ 137

8
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

26 ٌََ ْ‫الشااكِ ِري‬ 144, 145 5 ٌََ ‫الم ْش ِركٌِْي‬ُ 67, 95

27 ٌََ ‫اشعِْي‬
ِ‫خ‬
َ 199 6 ‫الم ْفلِ ُح ٌْو ٌَن‬ ُ 104

7 ٌََ ‫ُمْن ِزلِْي‬ 124


Berdasarkan tabel di atas,

terlihat bahwa isim fāil dengan pola 8 ٌََ ‫الم ْح ِسنٌِْي‬


ُ 134, 148

“‫ ”فاعل‬yang paling sering muncul 9 ٌَ‫ُمبِْي‬ 164


adalah kata “ٌ‫كافِر‬
َ ” yaitu sebanyak 10 ٌَ‫ُم ِهْي‬ 178
tujuh kali, salah satunya dalam Q.S.

Āli ‘Imrān /3: 131. Berdasarkan tabel di atas

diketahui bahwa isim fāil yang


ٌ ‫ُم ْف ِع‬
2. ‫ل‬
mengikuti pola “ٌ‫ ” ُم ْفعِل‬adalah kata
Isim fāil yang mengikuti pola
“ٌَ‫” ُم ْؤِم‬. Kata tersebut disebutkan
“ٌ‫ ” ُم ْفعِل‬berjumlah 31 dalam surah Āli
sebanyak 16 kali dalam surah Āli
‘Imrān. Berikut ini adalah isim fāil
‘Imrān . Kata tersebut memiliki akar
yang mengikuti pola “ٌ‫ ” ُم ْفعِل‬dalam
kata “َ
ٌَ ‫” َآم‬ yang berarti
surah Āli ‘Imrān.
“mempercayai” atau “beriman
Tabel 3.2
Isim fāil dengan pola “ٌ‫” ُم ْفعِل‬
kepada”.21 Contohnya dalam Q.S.

Āli ‘Imrān /3:160.


Nomor
No Isim Fāil
Ayat
ٌ ‫ُم َف ِع‬
3. ‫ل‬
1 ُ ‫ُم ْع ِر‬
ٌ‫ض ْو َن‬ 23
Isim fāil yang mengikuti pola
28, 49, 68,
ini dalam surah Āli ‘Imrān berjumlah
ٌ،َ‫المؤمني‬ 110, 121,
122,
7. Berikut ini adalah isim fāil yang
2 ٌ،َ‫مؤمني‬ 124,139,152,
160, 164, mengikuti pola “ٌ‫ ” ُم َفعِل‬dalam surah
‫المؤمنون‬ 166, 171,
175, 179 Āli ‘Imrān .

ٌ،‫ُم ْسلِ ُم ْو ٌَن‬ 52, 64, 67,


‫ُم ْسلِ ًما‬
3
80, 84, 102

ٌََ ْ‫الم ْف ِس ِدٌي‬


21
Achmad Warson Munawwir,
4 ُ 63 Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia
Terlengkap (Cet. XIV; Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), 41.

9
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

Tabel 3.3 ٌ ‫ُم ْفتَ ِع‬


5. ‫ل‬
Isim fāildengan pola “ٌ‫” ُم َفعِل‬ Isim fāil yang mengikuti pola
No Isim Fāil Nomor Ayat ‫ُم ْفتَعِ ٌل‬ hanya disebutkan sebanyak 5

1 ‫ص ٌِدقًا‬
َ ‫ٌم‬،
ِ ‫م‬
ُ ‫صدق‬َُ 3, 39, 50, 81 kali dalam surah Āli ‘Imrān . Isim

2 ٌ‫ُمطَ ِهر‬ 55
ٌَ ْ‫الم ْمتَ ِري‬
fāil tersebut adalah kata “َ ُ ”
yang disebutkan sebanyak satu kali,
3 ٌََ ‫ُم َس ِوِمْي‬ 125
kata tersebut berada pada ayat 60.
4 ٌََ ‫الم َك ِذبِْي‬
ُ 137
Isim fāil lainnya yang
Berdasarkan tabel di atas mengikuti pola tersebut adalah kata
diketahui dapat diketahui bahwa isim ٌَ ‫المت ِاقْي‬
“َ ُ ” yang disebutkan sebanyak 4
fāil yang mengikuti pola “ٌ‫” ُم َفعِل‬ kali dalam surah tersebut, yaitu Q.S.
disebutkan sebanyak 7 kali dalam Āli ‘Imrān /3:76, 115, 133 dan 138.
surah Āli ‘Imrān . Isim fāil tersebut
ٌ ‫ُمتَ َف ِع‬
6. ‫ل‬
yaitu “ٌ‫ص ِدق‬
َ ‫” ُم‬ yang disebutkan
Isim fāil yang mengikuti pola
sebanyak 4 kali, yaitu pada Q.S. Āli
“ٌ‫ ” ُمتَ َف ِعل‬disebutkan sebanyak 2 kali.
‘Imrān /3:3, 39, 50 dan 81.
Kata tersebut adalah kata “‫” ُمتَ وفِى‬
ِ ‫مت َف‬ َ
4. ‫ل‬
ٌ ‫اع‬ َُ yang disebutkan dalam Q.S Āli
Isim fāil yang mengikuti pola ‘Imrān /3:55.
ِ ‫ ”متَ َف‬hanya disebutkan sebanyak
“ٌ‫اعل‬ ُ ٌ ‫ُم ْستَ ْف ِع‬
7. ‫ل‬
satu kali dalam Q.S. Āli ‘Imrān /3:
Isim fāil yang mengikuti pola
7.
ini, dalam surah Āli ‘Imrān
Kata tersebut adalah kata
disebutkan sebanyak 2 kali. Kata
“ٌ‫شابِ َهات‬
َ َ‫” ُمت‬, kata tersebut berasal dari
ٌَ ْ‫الم ْستَ ْغ ِف ِري‬
tersebut adalah kata “َ ُ ”
fi’il māḍi “‫ ”تشابه‬yang berarti “saling
yang terdapat dalam Q.S. Āli ‘Imrān
menyerupai”. Dalam ayat tersebut
/3:17 dan kata “‫ستَ ِق ْي ٌم‬
kata “ٌ‫شابِ َهات‬ ْ ‫ ” ُم‬yang terdapat
ُ
َ َ‫ ” ُمت‬berarti “samar”.
pada Q.S. Āli ‘Imrān /3:51.

10
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

C. Analisis Kedudukan Isim Fāil Isim fāil yang terdapat pada


Dalam Surah Āli ‘Imrān ٌَ ‫ ” ُم ْسلِ ُم ْو‬. Pada ayat
ayat 52 yaitu “‫ن‬

Adapun kedudukan isim fāil ٌَ ‫ ” ُم ْسلِ ُم ْو‬berkedudukan


tersebut kata “‫ن‬

pada surah Āli ‘Imrān berjumlah 11.


ٌ‫)أَ ا‬, kata
sebagai khabar dari anna (‫ن‬

anna pada ayat tersebut


Kedudukan-kedudukan dari isim fāil
berkedudukan sebagai penegas
tersebut adalah sebagai berikut:
dalam susunan kalimat tersebut, yang
1. Isim Kāna
menegaskan bahwa ḍamir munfaṣṣil
isim fāil
dari kata “َ
ٌُ ‫ ”نَ ْح‬yang merupakan isim
Adapun yang

berkedudukan sebagai isim Kāna inna benar-benar orang yang


dalam surah Āli ‘Imrān terdapat berserah diri.
pada ayat 137 yaitu “ٌَُ‫” َعاقِب‬.
3. Khabar Kāna dan

Pada ayat di atas kata “ٌَُ‫” َعاقِب‬ Saudara-Saudaranya

menjadi isim fāil yang berkedudukan Adapun isim fāil yang


sebagai isim Kāna. Adapun alamat berkedudukan sebagai khabar kāna
i’rab nya adalah ḍammah. Adapun terdapat pada surah Āli ‘Imrān ayat
kata yang terletak setelahnya yaitu 49, 75, 93, 139, 168, 175 dan 183.
ٌَ ‫الم َك ِذبِْي‬
“َ ُ ” juga merupakan isim fāil,
Adapun isim fāil yang
hanya saja pada ayat di atas kata
berkedudukan sebagai khabar kāna
tersebut berfungsi sebagai muḍāf
ٌَ ‫” ُم ْؤِمنِْي‬.
pada ayat 49 di atas adalah “َ
ilaih.
Isim fāil tersebut berkedudukan
2. Khabar Inna dan Saudara- sebagai khabar kāna disebabkan oleh
Saudaranya amil nawāsikh yang ada sebelum

Adapun isim fāil yang ٌَ ‫” ُم ْؤِمنِْي‬


isim fāil tersebut. Kata “َ

berkedudukan sebagai khabar inna diawali dengan “‫ن‬


ٌَ ‫” َكا‬ yang

terdapat pada surah Āli ‘Imrān ayat bersambung dengan ḍamir muttaṣil

9, 52, 55, 64 dan 128.ٌ “‫ ”أَنْتُ ٌْم‬yang berkedudukan sebagai

11
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

isim kāna sehingga bilang berkedudukan sebagai maf’ūl bih .


digabungkan menjadi “‫ك ْن تُ ٌْم‬
ُ ”. Adapun alamat i’rab nya adalah

huruf ya (‫)ي‬.
dijelaskan sebelumnya, isim fāil

tersebut diawali dengan kata “‫كنْ تُ ٌْم‬


5. Hāl
ُ”
Isim fāil yang berkedudukan
yang tersusun dari “‫ن‬
ٌَ ‫ ” َكا‬dan ḍamir
sebagai hāl
dari “‫ ”أَنْتُ ٌْم‬yang sekaligus disebutkan sebanyak
muttaṣil
sembilan kali dalam surah Āli
menjadi isim kāna .
‘Imrān. Adapun isim fāil
4. Maf’ūl Bih
berkedudukan sebagai hāl terdapat
Dalam surah Āli ‘Imrān , isim pada ayat 3. 15, 39, 136, 198, dan
fāil yang berkedudukan sebagai 199.
maf’ūl bih disebutkan sebanyak 18
Kata “‫ص ِدقًا‬
َ ‫ ” ُم‬adalah isim fāil
kali, tepatnya pada ayat ke 28, 32,
yang berkedudukan sebagai hāl pada

ٌَ ْ‫” َخالِ ِدي‬


57, 76, 121, 134, 135, 140, 141, 142,
ayat 3 dan 39, adapun kata “َ
144, 145, 146, 148, 159, 166, dan
adalah isim fāil yang berkedudukan
179.

ٌَ ْ‫”ال َكافِ ِري‬


sebagai hāl pada ayat 15.
Pada ayat 28, kata “َ
Pada ayat 3 dan 39 kata
isim fāil
“‫ص ِدقًا‬
merupaka yang

berkedudukan sebagai maf’ūl bih ,


َ ‫ ” ُم‬pada kedua ayat tersebut
berkedudukan sebagai hāl . Adapun
adapun alamat i’rab nya adalah huruf
alamat i’rab nya adalah fathah. Hāl
ya (‫ )ي‬yang terdapat pada kata
pada ayat tersebut kata “‫ص ِدقًا‬
َ ‫” ُم‬
ٌَ ْ‫”ال َكافِ ِري‬.
“َ Adapun kata ٌَ ‫الم ْؤِمنِْي‬
“َ ُ ” berkedudukan untuk menjelaskan
yang terletak sebelumnya
keadaan kata “‫اب‬ ِ ” pada ayat 3
ٌَ َ‫الكت‬
berkedudukan sebagai fāil, hal ini

ditandai dengan alamat i’rab yang


ْ َ‫”بِي‬. Adapun pada ayat 15
dan “‫حيَى‬

isim fāil yang berkedudukan sebagai

ٌَ ْ‫” َخالِ ِدي‬,


terdapat pada kata tersebut yaitu
hāl ditunjukkan oleh kata “َ
huruf waw (‫)و‬. Sama seperti ayat ke
kata tersebut merupakan hāl yang
28, pada ayat 32 isim fāil nya juga

12
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

Kata “ٌ‫شابِ َهات‬ ِ


menjelaskan tentang keadaan kata َ َ‫” ُمت‬, “ٌ‫ ” َكافرة‬dan
َ
“‫اق ْوا‬
ُ ‫ات‬ “ٌ‫ستَ ِق ْيم‬
ْ ‫” ُم‬ merupakan isim fāil yang

6. Fāil berkedudukan sebagai na’at dalam

surah Āli ‘Imrān. Masing-masing


Dalam surah Āli ‘Imrān
dari kata tersebut berada pada ayat 7,
hanya terdapat satu isim fāil yang
13 dan 51.
berkedudukan sebagai fāil, yaitu kata

ٌَ ‫الم ٌْؤٌِمنٌُ ٌْو‬


“‫ن‬ ٌُ ”. Isim fāil tersebut berada Pada ayat 7, kata “ٌ‫شابِ َهات‬
َ َ‫” ُمت‬
pada ayat 28, 122 dan 160 dalam merupakan isim fāil yang

surah Āli ‘Imrān. berkedudukan sebagai na’at pada

ayat tersebut. Kata “ٌ‫شابِ َهات‬


َ َ‫” ُمت‬
Berdasarkan ayat di atas, kata
“‫”آيات‬
ٌَ ‫الم ٌْؤٌِمنٌُ ٌْو‬
“‫ن‬ ٌُ ” yang disebutkan setelah mensifati kata yang

ٌِ ‫اخ‬
fi’il (‫ذ‬ ِ ‫ )ي ت‬berkedudukan sebagai
َ
disebutkan sebelumnya. Pada ayat
tersebut dijelaskan bahwa ayat-ayat
fāil. Isim fāil tersebut berbentuk
yang terdapat dalam Al-Qur’an ada
jamak muzakkar sālim, oleh karena
yang bersifat muhkam (jelas) dan ada
itu alama i’rab nya adalah huruf
mutasyābih
wawu (‫)و‬. Pada ayat 122 dan 160 pula yang bersifat

(samar). Pada ayat tersebut kata


isim fāil tersebut menjadi fāil untuk
“ٌ‫شابِ َهات‬
َ َ‫ ” ُمت‬dalam keadaan marfu’,
fi’il yang disebutkan sebelumnya
ٌ ‫”فَلْيَ تَ واك‬.
yaitu “‫ل‬
ْ َ
hal itu disebabkan karena kata yang

disifatinya juga dalam keadaan


7. Na’at
marfu’ yaitu “‫”آيَات‬.
Dalam surah Āli ‘Imrān ,
8. Khabar
setelah diteliti oleh penulis, terdapat
Setelah melihat dan
14 isim fāil yang berkedudukan
menganalisis isim fāil yang terdapat
sebagai na’at yaitu pada ayat 7, 13,
dalam surah Āli ‘Imrān, terdapat 8
51, 67, 81, 86, 101, 113, 124,125,
isim fāil yang berkedudukan sebagai
147, 164, dan 178.

13
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

khabar yaitu pada ayat 23, 39, 80, kali. Berikut ini adalah penjelasan
82, 84, 90, 94, 104, 107, dan 116. dari isim fāil tersebut.

Pada ayat 23 dan 39 isim fāil Pada ayat 55 isim fāil yang

yang berkedudukan sebagai khabar berkedudukan sebagai ‘athaf

yaitu “‫ن‬
ٌَ ‫ض ْو‬ ِ
ُ ‫ ” ُم ْع ِر‬dan “ٌ‫”قَائم‬. ditunjukkan oleh kata ٌَ ُ‫” َرافِع‬,
“‫ك‬
ِ ‫ ”ج‬sedangkan pada
ٌَ‫ ” ُمطَ ِهر‬dan “‫اع ٌل‬
“‫ك‬
Pada ayat 23, kata “‫ن‬ ُ ‫” ُم ْع ِر‬
ٌَ ‫ض ْو‬ ُ َُ
ayat 134 ditunjukkan oleh kata
menjadi khabar pada ayat tersebut.

Adapun mubtada nya yaitu “‫” ُه ٌْم‬ ٌَ ‫اظ ِمْي‬


“َ ِ ‫”ال َك‬.

yang merupakan ḍamir munfaṣṣil ٌَ ُ‫” َرافِع‬,


Pada ayat 55 kata “‫ك‬

atau ḍamir yang terpisah. Kata “‫ك‬ ِ ‫ ”ج‬menjadi ‘athaf


ٌَ‫ ” ُمطَ ِهر‬dan “‫اع ٌل‬
ُ َُ
ِ
“‫ن‬ ُ ‫ ” ُم ْع ِر‬merupakan khabar yang
ٌَ ‫ض ْو‬ bagi kata “‫يك‬
ٌَ ‫” ُمتَ َوف‬ yang merupakan
alamat i’rab nya adalah huruf wawu khabar dari isim inna yang

(‫)و‬. Pada ayat 39 kata “ ٌ‫ ”قَائِم‬yang disebutkan sebelumnya. Oleh kerena

merupakan khabar bagi mubtada itu keadaan dan alamat i’rab dari

yang disebutkan sebelumnya yaitu isim fāil yang berkedudukan sebagai

“‫” ُه ٌو‬. Adapun alamat i’rab nya


َ athaf tersebut mengikut keadaan dan

adalah ḍammah, dikarenakan isim alamat i’rab dari ٌَ ِ‫” ُمتَ وف‬.
“‫يك‬
َ
fāil tersebut masuk dalam ketegori Sedangkan pada ayat 134 , isim fāil
isim mufrad. yang berkedudukan sebagai ‘athaf

9. ‘Athaf ٌَ ‫اظ ِمْي‬


ditunjukkan oleh kata “َ ِ ‫”ال َك‬
yang menjadi ‘athaf bagi kata yang
Isim fāil yang berkedudukan
disebutkan sebelumnya yaitu “ٌ ‫فِى‬
ٌ‫ضار ِاء‬
sebagai athaf yang terdapat dalam
‫”ال ا‬.
surah Āli ‘Imrān disebutkan
10. Majrur Bi Harfi Jar
sebanyak 8 kali yaitu pada ayat 7

sebanyak satu kali, ayat 17 sebanyak a. Majrur Dengan Huruf Jar “َ‫”م‬

tiga kali, ayat 55 sebanyak tiga kali Berikut ini adalah isim fāil
dan pada ayat 134 sebanyak satu yang majrur karena didahului oleh

14
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

huruf jar “َ‫ ”م‬yang terdapat dalam pada ayat 43, 53 dan 54 ditunjukkan
surah Āli ‘Imrān. ٌَ ‫ااه ِد‬
ٌَ ‫”الراكِعِْي‬, “َ‫ي‬
oleh kata “َ ِ ‫ ”الش‬dan

ٌِ”
b. Majrur Dengan Huruf Jar “‫ل‬ ٌَ ْ‫الماكِ ِري‬
“َ َ ”.
Berikut ini adalah isim fāil
ٌَ ‫”الراكِعِْي‬
Pada ayat 43 kata “َ

menjadi muḍāf ilaih karena didahului


yang majrur karena didahului oleh
oleh kata “‫ع‬
ٌَ ‫ ” َم‬yang merupakan
ٌِ ” yang terdapat dalam
huruf jar “‫ل‬
zharaf makan. Adapun alamat i’rab
surah Āli ‘Imrān.
dari isim fāil tersebut yaitu huruf
c. Majrur Dengan Huruf Jar “‫”عَلَى‬
yaa (‫)ي‬. Begitu pula pada ayat
Berikut ini adalah isim fāil ٌَ ‫ااه ِد‬
53,kata “َ‫ي‬ ِ ‫ ”الش‬juga didahului
oleh zharaf makan yaitu “‫ع‬
ٌَ ‫” َم‬. Pada
yang majrur karena didahului oleh

huruf jar “‫ ” َعلَى‬yang terdapat dalam ٌَ ْ‫الماكِ ِري‬


ayat 54, kata “َ َ ” menjadi
surah Āli ‘Imrān 61, 152, 164. muḍāf ilaih bagi kata “‫خ ْي ٌر‬
َ ” yang
ُ
d. Majrur Dengan Huruf Jar “‫”ب‬ berkedudukan sebagai mubtada pada

ayat tersebut.
Berikut ini adalah isim

fāilyang majrur karena didahului Kesimpulan

oleh huruf jar “‫ ”ب‬yang terdapat Berdasarkan hasil penelitian


dalam surah Āli ‘Imrān. yang telah dikemukakan sebelumnya

tentang analisis pola dan kedudukan


11. Muḍāf Ilaih
isim fāil dalam surah Āli ‘Imrān
Dalam surah Āli ‘Imrān
maka penulis mendapat dua
terdapat sembilan isim fāil yang
kesimpulan yaitu sebagai berikut:
berkedudukan sebagai muḍāf ilaih
1. Pola isim fāil yang terdapat dalam
yaitu pada ayat 43, 53, 54, 68, 136,
surah Āli ‘Imrān berjumlah 7
137, dan 171.
pola dari 19 pola yang ada.
Isim fāil yang berkedudukan
ِ َ‫”ف‬
Ketujuh pola tersebut yaitu “ٌ‫اعل‬
sebagai muḍāf ilaih yang terdapat
contohnya ِ ‫”ج‬,
“ٌ‫امع‬ “ٌ‫” ُم ْفعِل‬
َ

15
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

ُ ‫” ُم ْع ِر‬, “ٌ‫” ُم َفعِل‬


DAFTAR PUSTAKA
contohnya “‫ن‬
ٌَ ‫ض ْو‬
contohnya “ٌ‫ص ِدق‬
َ ‫” ُم‬,
ِ ‫”متَ َف‬
“ٌ‫اعل‬ ُ
Ade Nandang dan Abdul Kosim,
Pengantar Linguistik Arab.
contohnya “ٌ‫شابِ َهات‬
َ َ‫” ُمت‬, “ٌ‫” ُم ْفتَعِل‬ Cet.I; Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya,2018.
contohnya ٌَ ْ‫” ُم ْمتٌَِري‬,
“َ “ٌ‫” ُمتَ َفعِل‬
Al-Ghulāyaini, Mustafa. Jāmi’ Al-
ٌَ ‫ ” ُمتَ َوكِلِْي‬dan “ٌ‫” ُم ْستَ ْف ٌعِل‬
contohnya “َ Durus
Cet.XXI;
Al-Arabiyyah.
Beirut: Al-
contohnya ٌَ ْ‫” ُم ْستَ ْغ ِف ِري‬.
“َ Maktabah
Ashriyyah,1987.
Al-

Penambahan huruf atau perbedaan


Arifin, Syamsul. Pengertian Naibul
pola menunjukkan penambahan Fail Dalam Ilmu Nahwu.
http://arabunaa.blogspot.com/
atau perbedaan makna isim fāil 2019/11/pengertian-naibul-
fail-dalam-ilmu-
yang terdapat dalam surah Āli nahwu.html?m=1 (16 Januari
2021).
‘Imrān.
.Pengertian Maful Maah
2. Adapun kedudukan dari isim Dalam Ilmu Nahwu.
http://arabunaa.blogspot.com/
fāil berdasarkan hasil 2019/09/pengertian-maful-
maah-dalam-ilmu-
penelitian yang dikemukakan nahwu.html?m=1 (16 Januari
2021).
pada bab sebelumnya,
Al-Hasimi, Ahmad. Al-Qawaid Al-
terdapat 11 kedudukan isim Asasiyyah Lil Lughah Al-
‘Arabiyyah. Cet.IV; Lebanon:
fāil dari 15 kedudukan isim Dar Al-Kutub Al-
Ilmiyyah,2009.
fāil yang ada. Kesebelas
Arrasyid, Abu Amir Izza. Cara
kedudukantersebut yaitu isim Menguasai Sharaf. Cet.I;
Solo: Ahsanmedia,
kaana, khabar kaana, isim 2015.

inna, maf’ul bih, haal, fāil, Bisri, Adib dan Munawwir A. Fatah,
Kamus Al-Bisri Indonesia-
na’at, khabar, athaf, majrur Arab Arab-Indonesia. Cet. I;
Surabaya: Pustaka Progressif,
bi harfi jar dan mudhaf ilaih. 1999.

Fungsi-kedudukanisim fāil Departemen Agama, Al Qur’an dan


Terjemahnya. Surabaya: UD
tersebut memberikan makna Mekar Surabaya, 2000.

yang berbeda di setiap ayat , Alquran Dan Tafsirnya,


Jilid 1 dan 2. Cet.I;Jakarta:Cv
dalam surah Āli ‘Imrān . Ferlia Citra Utama, 1997

16
Al Bariq : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1, (1), 2021, 1-17

H.Ubadah. Buku Ajar Bahasa Arab Rochbani, Ita Tryas Nur,Zukhaira


2. Cet.I; Palu: IAIN Palu dan Ahmad Miftahudin.
Press,2017. “Kasus Genetif (Majrurot Al-
Asma) Dalam Surat Yasin
Jabir, H. Muh Ilmu Tajwid Tuntunan (Studi Analisis Sintaksis)”
Membaca Alquran Secara Lisanul Arab 2,no. 1 (2013):
Benar, Cet.I;Palu: Pesantren 33-37.
Anwarul Quran,2020.
Salim, Latifah. “Sejarah
Muhammad.Metode Penelitian Pertumbuhan Dan
Bahasa. Cet.II; Jakarta: Ar-Ruzz Perkembangan Bahasa Arab”
Media,2014. Jurnal Diwan 3, no. 1 (2017):
77-90.
Musthafa, Izzuddin dan Acep
Hermawan. Metodologi Soeharto. Metode Penelitian Sosial.
Penelitian Bahasa Arab. Cet. V; Bandung: rosda karya, 2002.
Cet.I; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2018. Sugiono, Metode Penelitian
Pendidikan :Pendekatan
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Kuantitatif,Kualitatif Dan R
Al-Munawwir Arab-Indonesia & D. Cet.I; Bandung:
Terlengkap. Cet. XIV; Alfabeta,2010 .
Surabaya: Pustaka Progressif
, 1997. Sukamta. “Kompleksitas Hubungan
Antara Wazan Dan
Narabuko, Holid dan Abu Ahmadi. Makna(Kajian Terhadap
Metode Penulisan. Cet. VII; Variasi Wazan Dan
Jakarta: Pt Bumi Ambiguitas Bentu Kata
Aksara,2005. Dalam Bahasa Arab”
Adabiyyat, Vol.XI,no. 1
Nurikhwatun, Darul Qutni dan Nafis (2012): 2-24.
Asmi “Inna Wa Akhwatuha
Dalam Al-Qur’an Juz 26-30
(Analisis Sintaksis)” Lisan
Al-Arab 9,no 2 (2020),81-88.

Punawan, Ahmad Sehri bin dan


Alitaetah, “Analisis Struktur
Makna Fi’il Amr Dalam Al-
Qur’an Surah Al-Nur” Al-
Bariq: Jurnal Pendidikan
Bahasa Arab 1, no 2 (2020).

Razin, Abu dan Ummu Razin. Ilmu


Sharaf Untuk Pemula.
Jakarta: Maktabah BISA,
2017.
https://www.bisa.id/produk/il
mu-sharaf-untuk-pemula/(21
September 2020).

Razin, Abu dan Ummu Razin. Ilmu


Nahwu Untuk Pemula. Cet.II;
t.t.: Pustaka BISA.,2015.

17

Anda mungkin juga menyukai