PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Behasa Arab terdapat kata kerja atau kata perintah, sementara itu di
dalam Ilmu nahwu kata kerja ini disebut dengan Fi’il. Menurut waktunya, fi’il
dibagi menjadi 3 yaitu Fi’il Madhi, Fi’il Mudhari’ dan Fi’il Amr. Makalah ini
akan mengupas tentang apa itu Fi’il Amar dan bagaimana kaidah-kaidahnya.
2
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Fi’il amr adalah kata kerja yang menunjukkan arti permintaan melakukan
sesuatu, dengan kata lain Fi’il amr berarti kata kerta perintah. Fi’il amr adalah
kata kerja yang mengandung perintah dengan tuntutan untuk mendapatkan
sesuatu hasil setelah kalimat perintah ungkapan atau fi’il yang berisi pekerjaan
yang dikehendaki oleh mutakalim (pembicara) sebagai orang yang memerintah
agar dilakukan oleh mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
Dalam tata bahasa arab, kalimah Fi’il adalah suatu kata yang
Berangkat dari penjelasan tersebut, pengertian Fi’il amr adalah setiap Fi’il
dalam bahasa Arab yang menunjukkan arti kata perintah atau permohonan dan
terikat dengan zaman mustaqbal (akan datang).
Fi’il Amr dalam bahasa arab dapat dibedakan dengan adanya tambahan nun
taukid baik khafifah (ringan) maupun Tsaqilah (berat) yang melekat di akhir
kalimatnya. Imam Ibny malik telah menjelaskan mengenai ciri – ciri Fi’il Amr
dalam bait Syair Alfiyah “ Bedakanlah Fi’il Amr (kata perintah) dengan nun
taukid jika perintahnya telah dipahami. “
benar bersyukur. Contoh lain fi’il amr dengan nun taukid seperti kalimat
berikut:
Ciri fi’il amr yang kedua yaitu menunjukkan arti kata perintah secara
mandiri. Artinya, fi’il tersebut dapat menyatakan kepada makna perintah
tanpa disertai atau dipengaruhi oleh qayyid lainnya. Contohnya seperti “
( ”ﺬﺧambillah), “( ”ﺢﺘﻓإbukalah), “( ”ﻢﻠﻌﺗpelajarilah), “( ”ﺐﺘﻛأtulislah),
dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, kalimah fi’il yang menunjukkan makna perintah sebab
adanya pengaruh dari kalimah lain tidak bisa dikatakan sebagai fi’il amr.
Contohnya adalah ayat Al-Qur’an berikut:
Ada juga kalimah dalam bahasa Arab yang memiliki makna perintah
secara mandiri, akan tetapi tidak termasuk dalam kategori fi’il amr.
Seperti “( ”ﮫﺻdiamlah), “( ”ﻞﮭﯿﺣterimalah), dan “( ”ﻦﯿﻣآkabulkanlah).
Meskipun bermakna perintah atau permohonan, namun lafadz-lafadz
tersebut merupakan kelompok isim fi’il amr, karena tidak menerima
tambahan nun taukid di akhir kalimahnya.
Fi’il amr adalah kalimah fi’il yang berstatus mabni secara mutlak, dan ini
merupakan pendapat yang shahih. Karena menurut pendapat para ulama
ahli nahwu Kuffah fi’il amar dihukumi memiliki tanda i’rab (mu’rab).
1. Mabni Sukun
Fi’il amar mabni sukun apabila berupa fi’il shahih akhir (tidak
diakhiri alif, wawu, atau ya’), tidak pula disambung dengan alif
tasniyah, wawu jamak, ya’ mukhathabah dan nun taukid baik
khafifah maupun tsaqilah. Contohnya seperti “( ”ﺲﻠﺟإduduklah ),
“( ”ﻦﻤﻗberdirilah ), dan sebagainya.
Contoh Fi’il Amr mabni sukun dalam kalimat :
7
2. Mabni Fathah
Fi’il amr mabni fathah apabila bertemu dengan nun taukid khafifah atau
tsaqilah. Contohnya seperti “”نﺮﻜﺷأ (bersyukurlah !), “”ﻦﻤﻠﻋإ
(ketahuilah !), “( ”ﻦﺑﺮﺷإminumlah !), dan lain-lain.
Fi’il amar mabni hadzfu nun apabila bertemu dengan alif tasniyah, wawu
jamak, dan ya’ muannats mukhathabah. Maka ketika hendak memberi
perintah kepada dua orang, lebih dari dua, atau kepada seseorang berjenis
perempuan, ucapkanlah “( ”ﺎﻣﻮﻗlk/pr), “( ”اﻮﻣﻮﻗlk), “( ”ﻲﻣﻮﻗpr).
Contoh :
8
Fi’il amar mabni dengan membuang huruf akhirnya ketika berupa salah
satu dari huruf illah yang tiga, yaitu wawu, alif, dan ya’. Contohnya kita
hendak memerintahkan seseorang untuk berzakat, maka katakanlah “”كز
(zakatkanlah). Asal polanya yaitu “ ”ﻲﻛزdari fi’il “ﻰﻛز-”ﻲﻛﺰﯾ, huruf ya’
kemudian dibuang (sebab mu’tal) dengan menetapkan harokat kasroh.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam tata bahasa Arab, fi’il amr (kata perintah) memiliki dua ciri-ciri, yaitu:
1. Menerima adanya nun taukid.
2. Menunjukkan makna perintah secara mandiri.
B. SARAN
DAFTAR ISI
BAB I
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan .............................................................................................................2
BAB II
BAB III
A. Kesimpulan .....................................................................................................10
B. Saran ...............................................................................................................10