Disusun Oleh:
Siti Nazirah Anjellin (401220012)
Fuji Lestari Syah (401220019)
B. RUMUSAN MASALAH
Melihat uraian singkat diatas dapat kita Tarik beberapa poin permasalahan yang kita
rumuskan, antara lain:
1. Apa pengertian dari fi’il amr?
2. Apa ciri-ciri dari fi’il amr?
3. Apa tanda mabni dari fi’il amr?
4. Bagaimana cara membentuk fi’il amr?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian dari fi’il amr
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari fi’il amr
3. Untuk mengetahui tanda-tanda mabni pada fi’il amr
4. Untuk mengetahui cara pembentukan fi’il amr
BAB II
PEMBAHASAN
ِ ق هَّللا
ِ ( ُكلُوا َوا ْش َربُوا ِم ْن ِر ْزMakan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah)
4. Fi’il Amr Mabni Hadzfu Harfi Illah
Fi’il amar mabni dengan membuang huruf akhirnya ketika berupa salah satu dari huruf
illah yang tiga, yaitu wawu, alif, dan ya’. Contohnya kita hendak memerintahkan seseorang
untuk berzakat, maka katakanlah “ ِّ( ”زَكzakatkanlah). Asal polanya yaitu “ ”زَ ِّكيdari fi’il “
يُزَ ِّك ْي-”زَ َّكى, huruf ya’ kemudian dibuang (sebab mu’tal) dengan menetapkan harokat kasroh.
Contoh fi’il amr mabni hadzfu harfi illah dalam kalimat:
ْج ِد
ِ صلِّ فِي ال َمس
َ (Shalatlah di masjid)
4. Cara Membentuk Fi’il Amr
1. Tsulatsi Mujarrad
Cara membuat fiil amar pada fi’il yang asli (tiga huruf) berpedoman kepada fi’il
mudhari’nya dengan ketentuan sebagai berikut:
Dengan membuang ya mudhari'nya ( يَ ْف ِع ُلmenjadi ) ْف ِع ُل. Apabila setelah membuang ya’,
huruf pertamanya sukun, maka harus ditambah hamzah washal di depannya ( ْف ِع ُلmenjadi
)ا ْف ِع ُل. Sedangkan untuk harakat hamzah washalnya: Bila huruf kedua sebelum huruf akhirnya
fathah atau kasrah maka harakat alifnya kasroh, contoh: يَ ْع َم ُلmenjadi ْاِ ْع َمل, dan يَ ْغ ِس ُلmenjadi
ْلh اِ ْغ ِس, atau ُلh يَ ْف ِعmenjadi ْ لhاِ ْف ِع. Dan apabila huruf kedua sebelum huruf akhir berharakat
dhammah, maka harakat alifnya juga dhammah, contoh: ُ يَ ْكتُبmenjadi ْ اُ ْكتُب, atau ُ ْدرُسhhَي
menjadi ْاُ ْدرُس, dan lain sebagainya.
Apabila setelah membuang ya’, huruf pertamanya terdiri dari huruf hidup (baik
dhammah, fathah atau kasrah) maka yang menjadi fi’il amarnya langsung huruf yang tinggal
tersebut, tanpa perlu menambah hamzah washal. Contoh : يَقُوْ ُلmenjadi ْقُل, atau ُ يَ ُكوْ نmenjadi
ُك ْن, dan sebagainya.
2. Tsulatsi Mazid dan Ruba'i
Bagi fi’il tsulatsi mazid dan ruba’i, cara membuat fi’il amarnya sama, yaitu dengan
memperhatikan fiil madhi dan fiil mudhari'nya. Jumlah huruf dan harakat fi’il amar, sama
dengan fi’il madhi’nya. Hanya saja huruf kedua sebelum huruf akhir mengikuti fi’il
mudhari’nya.
a) Wazan af’ala ْ اَ ْف ِعل- يُ ْف ِع ُل-اَ ْف َع َل
= اَ ْكر َم– يُ ْك ِر ُم– اَ ْك ِر ْمMuliakanlah
Tashrif fi’il amr sama seperti tashrif pada fi’il madhi dan fi’il mudhari’ yang
mengalami perubahan berdasarkan dhamir. Akan tetapi, tashrif fi’il amr hanya berjumlah
enam untuk dhamir mukhatthab (kata ganti orang kedua) mulai dari “ َ( ”َأ ْنتkamu [lk]) sampai
dengan “( ”َأ ْنتُ َّنkalian [pr]).
Wazan tashrif lughawi fi’il amr bisa dilihat dalam tabel berikut:
Tashrif Fi’il Amr
Tsulatsi Mujarrad Mazid Dhamir
ُْأ ْفعُل ِْإ ْف ِعل ِْإ ْف َعل ِْإ ْستَ ْف ِعل ََأ ْنت
ُأ ْف ُعاَل ِإ ْف ِعاَل ِإ ْف َعاَل َأ ْنتُ َما ِإ ْستَ ْف ِعاَل
ُأ ْف ُعلُوا ِإ ْف ِعلُوا ِإ ْف َعلُوا َأ ْنتُ ْم ِإ ْستَ ْف ِعلُوا
ُأ ْف ُعلِ ْي ِإ ْف ِعلِ ْي ِإ ْف َعلِ ْي ِ َأ ْن
ت ِإ ْستَ ْف ِعلِ ْي
ُأ ْف ُعاَل ِإ ْف ِعاَل ِإ ْف َعاَل َأ ْنتُ َما ِإ ْستَ ْف ِعاَل
َُأ ْفع ُْلن َِإ ْف ِع ْلن َِإ ْف َع ْلن ََأ ْنتُ َّن ِإ ْستَ ْف ِع ْلن
Contoh fi’il amr dalam kalimat:
( ُأ ْد ُخلُوا ِإلَى القَا َع ِةMasuklah kalian ke dalam ruangan)
َّ ( قُ ِل ال َحKatakanlah yang benar, meskipun itu pahit)
ق َولَوْ َكانَ ُم ًّرا
( ُك ْن َع ْبدًا َشا ِكرًا اَل يَ ْشتَ ِك ْي َأبَدًاJadilah hamba yang bersyukur, yang tidak pernah mengeluh)
Contoh fi’il amr dalam ayat-ayat Al-Qur’an:
َ( َربَّنَا َواجْ َع ْلنَا ُم ْسلِ َمي ِْن لَكYa Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada
Engkau.) (QS. Al-Baqarah ayat 128)
ْ ( فَاَل ت َْخ َشوْ هُ ْم َوMaka jangan kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.) (QS.
اخ َشوْ نِ ْي
Al-Baqarah ayat 150)
( فَا ْعلَ ْم َأنَّ َما يَتَّبِعُونَ َأ ْه َوآ َءهُ ْمKetahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanya mengikuti hawa nafsu
mereka belaka.) (QS. Al-Qashash ayat 50)
( َواحْ فَظُوا َأ ْي َمانَ ُك ْمDan jagalah sumpahmu.) (QS. Al-Maidah ayat 89)
( ِإرْ َكعُوا َوا ْس ُجدُوا َوا ْعبُدُوا َربَّ ُك ْمRuku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu.) (QS. Al-Hajj
ayat 77)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fi’il amr adalah kata yang menunjukkan arti perintah/permohonan kepada seseorang
untuk melakukan apa yang kita kehendaki. Dalam tata bahasa Arab, fi’il amr (kata perintah)
memiliki dua ciri-ciri, yaitu:
a. Menerima adanya nun taukid.
b. Menunjukkan makna perintah secara mandiri.
Fi’il amr dihukumi mabni secara mutlak, yang mengikuti keadaan akhir fi’il mudhari ketika
menduduki tempat jazm. Sehingga dapat dirinci bahwa tanda mabninya fi’il amr adalah:
a. Mabni sukun, apabila shahih akhir dan tidak bertemu dengan dhamir apapun, tidak
pula dengan nun taukid.
b. Mabni fathah, apabila disambung dengan nun taukid.
c. Mabni hadzfu nun, apabila bertemu alif tasniyah, wawu jamak, dan ya’ mukhathabah.
d. Mabni hadzfu harfi illah, apabila berupa fi’il mu’tal akhir.
Tashrif fi’il amr hanya berjumlah enam khusus untuk dhamir mukhatthab.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa bentuk kata perintah dalam bahasa Arab hanya
berlaku untuk kata ganti orang kedua mulai dari “ َ ”َأ ْنتhingga “”َأ ْنتُ َّن.
B. SARAN
Makalah ini jauh dari kesempurnaan, kritikan dan masukan dari pembaca dapat
menambah kesempurnaan dari makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://susiwariyanti.wordpress.com/2018/05/13/makalah-fiil-amr/
nahwushorof.ID(agustus 22,2021) fi’il amr, contoh,tashrif, tanda mabni dan penjelasannya.
https://www.nahwushorofid//2021/8/fiil-amr.html.
Abu hamzah yusuf al-atsary,2007, Pengantar Belajar Bahasa Arab, Bandung: Pustaka
adhwa.hlm.35.
https://masnahussarap.blogspot.com/2018/12/fiil-amar.html?m=1.