Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

MACAM MACAM FIIL

ANGGOTA KELOMPOK:
Andi Muhammad Asyraqi Syafrubi
Asifa Anisa Solihah
Aulia Ariska Nanda
Azkia Salsabila
Delica Rihhadatul `Aisy
Deswita

GURU PEMBIMBIMBING:
Dra. Jaudah

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA JAMBI


Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
“BAHASA ARAB(MACAM MACAM FIIL)” ini dengan baik
sebagai tugas salah satu mata pelajaran bahasa arab. Makalah ini
menjelaskan tentang macam macam fiil..

Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi


manfaat dan dapat menambah wawasan khususnya bagi penulis.
Akhir kata,mungkin dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Kritik dan saran tentunya selalu kami harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan. Akhirnya penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini hingga selesai.
Pengertian Fi`il
Fi’il (bahasa Arab: ‫ )فعل‬merupakan salah satu jenis kata yang
mengandung morfem rangkap dalam bahasa Arab atau Alquran. Letak fi’il
dalam kalimat dapat menentukan jenis kalimat itu sendiri. Apabila diletakkan di
awal kalimat atau mendahului isim, kalimat itu dinamakan kalimat verbal
(jumlah fi`liyah). Sebaliknya, apabila fi’il terletak sesudah isim, kalimat itu
disebut kalimat nominal (jumlah isimiyah).
Setiap fi’il dalam bahasa Arab memiliki hubungan predikatif (Alaqah
Isnadiyah) yang menunjukkan adanya morfem rangkap, yaitu terdiri dari fi’il
dan fa`il dan maf`ul bih. Hubungan antara ketiganya dapat langsung
membentuk Klausa atau kalimat.Inilah salah satu karakteristik fi’il dalam
bahasa Arab.
Fi’il bermakna verba terbagi ke dalam 3 (tiga) jenis, yaitu fi`il madhi,fi`il
mudhari,dan fi`il amr. Fi’il madhi meliputi:

 maa qabla maadhii – ‫( ما قبل ماضي‬before the past),


 maadhii – ‫( ماضي‬the past), dan
 ba’da maadhii – ‫( بعد ماضي‬after the past).
Pembagian ini berdasarkan aspek zaman sharfi (tensis morfologis) dan zaman
nahwi (tensis sintaksis)
Hal ini mengisyaratkan bahwa tidak setiap bentuk fi’il madhi menunjukkan
waktu lampau, tetapi dapat juga menunjukkan waktu sekarang atau mendatang
sesuai dengan distribusi sintaksisnya atau konteks pemakaiannya dalam
frasa,klausa,dan kalimat.
Misalnya, fa idza qara’tal qur’aana fasta’idz billaah minasyaithani rajim (QS
16:98). Lafal qara’ta ( ‫ )َقَر ْأَت‬merupakan bentuk fi’il madhi yang tidak
menunjukkan waktu lampau, melainkan waktu mendatang karena berada dalam
ushlub sintaksis syartiyyah (Isim Syarat). Jadi, makna ayat ini
memerintahkan beristi’adzah (mohon perlidungan) sebelum membaca Alquran,
bukan sesudah membaca Alquran.
Dengan demikian, bentuk kata kerja fi'il madhi tidak selamanya mengandung
arti sudah atau telah, melainkan tergantung pada konteks pemakaiannya. Oleh
karnanya, makna fi’il madhi erat kaitanya dengan zaman sharfi dan zaman
nahwi.
Macam Macam Fi`il
1. Fi’il Madhi
Fi’il madhi adalah kata kerja yang menunjukkan arti suatu pekerjaan atau
peristiwa pada waktu lampau (past tense).
Tanda-tanda fi’il madhi:
a. Huruf akhirnya berharakat fathah dhahirah (jelas) maupun muqadarah (dikira-
kirakan).

 Harakat dhahir, contoh: ‫ َقاَل‬، ‫ َكَتَب‬، ‫ َنَص َر‬، ‫ َر ِح َم‬، ‫ َاَك َل‬، ‫ َفَتَح‬، ‫ َض َر َب‬، ‫َفَعَل‬
 Harakat muqadarah, contoh: ‫ َأَتى‬،‫ َنَهى‬،‫ َدَعى‬،‫َر َم ى‬

b. Diakhir kata bisa dimasuki dhamir rafa’, contoh: ‫ َاَك ْلُت‬، ‫ َنَص ْر ُت‬، ‫َفَع ْلُت‬
c. Diakhir kata bisa dimasukin ta’ ta’nits tsakinah (ta’ sukun yang bermakna
perempuan), contoh: ‫ َج اَئْت‬، ‫ َقاَلْت‬، ‫ َكَتَبْت‬، ‫َفَتَح ْت‬
2. Fi’il Mudhari’
Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang
terjadi (present tense) atau akan terjadi (future tense).
Tanda-tanda fi’il mudhari’:
a. Selalu diawali salah satu huruf zaidah (tambahan) yang berjumlah 4, yaitu: ،‫أ‬
‫ ت‬،‫ ي‬،‫ن‬,
Contoh: ‫ اَل َتْس َم ُع ِفْيَها َلِغَيًة‬،‫اَل ُيْس ِم ُن َو اَل ُيْغ ِنى ِم ْن ُجْو ٍع‬
b. Dapat diawali oleh amil nashab (kata yang menyebabkan fi’il huruf akhirnya
berharakat fathah), amil nashab itu seperti ‫ ِإَذ ْن‬، ‫ َك َي‬، ‫ َلْن‬، ‫َأْن‬, dll.
Contoh: ‫ َلْن َنْبَر َح َع َلْيِه َعاِكِفْيَن‬، ‫ُيِر ْيُد ُهللا َأْن ُيَخ ِّفَف َع ْنُك ْم‬
c. Dapat diawali oleh amil jazem (kata yang menyebabkan fi’il huruf akhirnya
berharakat sukun), amil jazem itu seperti, ‫ اَل‬،‫ َأَلَّم ا‬، ‫ َأَلْم‬،‫ َلَّم ا‬، ‫َلْم‬،, dll.
Contoh: ‫ َأَلْم َنْش َر ْح َلَك َص ْد َر َك‬، ‫اَّلِتْي َلْم ُيْخ َلْق ِم ْثُلَها ِفْي اْلِباَل ِد‬
‫ َأَلْم َنْش َر ْح َلَك َص ْد َر َك‬، ‫اَّلِتْي َلْم ُيْخ َلْق ِم ْثُلَها ِفْي اْلِباَل ِد‬
3. Fi’il Amar

Fi’il Amar adalah kata kerja yang menunjukkan perintah (imperative) untuk melaksanakan
pekerjaan.
Tanda-tanda fi’il amar:

1. Biasanya diakhiri dengan harakat sukun, contoh: ‫َقاَل اْذ َهْب َفَم ْن َتِبَع َك ِم ْنُهْم‬
2. Bisa dimasuki wawu jamak (wawu yang arti banyak), contoh: ‫َو َأِقيُم وا الَّص اَل َة‬
‫ َو َء اُتوا‬menunjukan ‫الَّز َكاَة َو اْر َك ُعوا َم َع الَّراِكِع يَن‬
Kesimpulan

1. Fi’il madhi adalah lafazh yang menunjukkan kejadian (perbuatan) yang telah berlalu dan
selesai. Alamatnya ialah, sering dimasuki ta tanits yang di sukun-kan.
2. Fi’il Mudhari’ adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang sedang atau
akan terjadi.
3. Fi’il amr atau kata kerja perintah yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh mutakallim
(pembicara) sebagai orang yang memerintahkan agar dilakukan oleh mukhatab (lawan
bicara) sebagai orang yang diperintah.

Anda mungkin juga menyukai