Jumlah ( )الجملةatau bisa disebut juga dengan Kalam ( ُ ) الَكاَل مadalah susunan kata atau lafadz ( ُ) َك ِلَم ة
yang mempunyai arti sempurna ( ُ) ُمِفيَد ة. Jadi ketika orang yang sedang berbicara telah selesai maka
kita sebagai pendengar akan langsung memahami apa yang ia katakan.
Jumlah atau kalam terbagi menjadi 2 yaitu Jumlah Fi'liyah ( ٌ ) ُج ْم َلٌة ِفْع ِلَّيةdan Jumlah Ismiyah ( ٌ ُج ْم َلٌة
ِاْس ِم َّية
1. Mengenal Jumlah Fi'liyah ( )جملة فعلية
Jumlah fi'liyah adalah susunan kata atau kalimat sempurna yang diawali dengan fi'il ( ٌ) ِفْع ل. Fi'il
artinya kata kerja atau kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi. Apabila ada
fi'il atau kata kerja maka harus ada faa'il ( ٌ) َفاِع ل. Apa itu Fa'il? Fa'il artinya pelaku bisa berupa nama
orang atau berupa dhomir. Contohnya:
Itulah pengertian dari jumlah fi'liyah. Adapun Fi'il ( )فعلada bermacam macam dan memiliki
pengertian masing masing. Agar teman teman bisa menyusun jumlah fi'liyah dengan sempurna maka
wajib tahu apa saja fi'il itu. Silakan baca artikel kami yang berjudul pengertian dan macam macam fi'il
dalam kaidah nahwu.
Sedangkan khobar menjadi predikat yang tugasnya memberi keterangan atau menjelaskan keadaan
mubtada' (subyek). Khobar juga memiliki karakter atau sifat yaitu harus nakiroh (kata umum) dan
tanda i'robnya juga berupa rofa'. Karena khobar wajib mengikuti mubtada'.
Jadi ketika mubtada' berupa mudzakkar (laki laki) maka khobar juga harus mudzakkar (laki laki), jika
mubtada' mufrad (sendiri atau satu) maka khobar juga harus mufrad, jika mubtada'
berupa mutsanna (dua) maka khobar juga harus mutsanna, jika mubtada' jamak (lebih dari 2) maka
khobar harus jamak juga, begitu seterusnya. Contohnya:
ٌ َاْلَو َلُد َم اِهرartinya "Anak Laki Laki Itu Pandai". ُ َاْلَو َلدsebagai mubtada' (subyek) berupa isim
mufrad yang kemasukan alif lam dan ٌ َم اِهرsebagai khobar (predikat) berupa mufrad (bersifat
satu) karena kata الولدbersifat satu orang, maka khobarnya harus bersifat satu juga (mufrad).
َ َنْح ُن ُمَع ِّلُم ْو نartinya "Kami Adalah Pengajar atau Guru". ُ َنْح نsebagai mubtada' (subyek) berupa
isim jamak dalam bentuk dhomir dan َ ُم َعِّلُم ْو نsebagai khobar (predikat) berupa jamak juga.
ٌ ُمَحَّم ٌد َطاِلبartinya "Muhammad Adalah Seorang Murid". محمدsebagai mubtada' berupa isim
nama orang berjumlah 1 dan طالبsebagai khobar. Karena "Muhammad" nama untuk 1 orang
maka khobarnya berupa mufrad (bersifat satu atau sendiri).
Alhamdulillah telah selesai pembahasan kita terkait jumlah (kalimat) dan pembagiannya. Semoga
sampai di sini teman teman sudah bisa memahaminya. Apabila masih belum paham, silakan bertanya
melalui kolom komentar. Selanjutnya kita akan membahas syibhul jumlah.
Susunan kata syibhul jumlah ada 2 kategori yaitu terdiri dari Dhorof ( )ظرف+ Mudhof Ilaihi ( مضاف
)اليهdan terdiri dari Jar ( )جار+ Majrur ()مجرور. Dhorof ialah keterangan tempat atau waktu
sedangkan mudhof ilaihi adalah yang disandarkan padanya. Adapun jar adalah huruf sedangkan
majrur adalah isim yang terletak setelah huruf jar, umumnya ditandai dengan harakat kasrah pada
akhir kata. Contohnya:
Syibhul jumlah yang terdiri dari dhorof (keterangan tempat) + mudhof ilaihi (yang
disandarkan): ِ َج ا ِنَب اْلَم ْس ِج دartinya "Di samping Masjid". جانبadalah dhorof (berupa
keterangan tempat) dan المسجدadalah mudhof ilaihi. Contoh syibhul jumlah yang terdiri
dhorof (keterangan waktu) + mudhof ilaihi : ِ َبْع َد الُّص ْبحartinya "Sesudah Subuh". بعدadalah
dhorof (berupa keterangan waktu) dan الصبحadalah mudhof ilaihi.
Syibhul jumlah yang terdiri dari jar (huruf) dan majrur : ِ َع َلى اْلَم ْك َتبartinya "Di atas
Meja". َع َلىadalah huruf Jar dan ِ اْلَم ْكَتبadalah majrur yang mana harakat akhirnya berupa
kasroh karena sebelumnya ada huruf jar.
Nah, dari contoh kalimat di atas itu memiliki arti yang belum sempurna, kita ambil salah satu contoh
misalnya "Di atas Meja". Kalimat tersebut jelas belum bisa dipahami apa maksudnya. Apa yang ada di
atas meja? Oleh sebab itu syibhul jumlah masih membutuhkan kata atau lafadz lain untuk
menyempurnakan agar bisa dipahami oleh pendengar. Misalnya: ِ َالَّطَع اُم َع َلى اْلَم ْك َتبartinya "Makanan Itu
Di atas Meja"
Syibhul jumlah adalah tarkib (struktur) yang terdiri dari dua kata atau lebih, tetapi tidak bisa
digolongkan ke dalam murokkab isnadi.
Ia dinamakan syibhul jumlah karena susunannya menyerupai ( )ِش ْبٌهbentuk suatu kalimat ()ُج ْم َلٌة,
yakni sama-sama terdiri dari dua kata (jumlah/kalimat juga terdiri dari 2 kata yakni fi’il & fa’il atau
mubtada & khabar). Syibhul Jumlah dapat berupa murokkab idhofi, bayani atau athafiy
Bedanya adalah syibhul jumlah ini belum memberikan makna yang lengkap atau belum mufid
seperti jumlah mufidah (kalimat lengkap)
Misalnya `( إلى المدرسةke sekolah) berpotensi menimbulkan kebingungan si pendengar. Untuk
itulah syibhul jumlah perlu dilengkapi dan dikaitkan dengan unsur kata pokok lainnya dalam
kalimat misalnya :
ذهبُت `إلى المدرسة
Aku telah pergi ke sekolah
Untuk itulah, setiap syibhul jumlah, sebisa mungkin diupayakan agar memiliki ta’alluq/keterikatan
dengan lafazh lainnya dalam contoh jumlah tersebut.
Syibhul jumlah tersebut bisa memiliki ta’alluq kepada fi’il, isim fi’il, isim musytaq, mashdar atau
isim jamid mu’awwal bil musytaq.
Yang dimaksud dengan Ta’alluq secara sederhana adalah hubungan keterkaitan antara syibhul
jumlah dengan komponen kata lainnya dalam kalimat.
Ta’alluq atau ta’aluq, َت َع ُّلقartinya bergantung, hubungan atau keterkaitan. Sementara muta’llaq,
ُم َت َع َّل قatau kadang diucapkan muta’allaq bihi adalah tempat yang dijadikan kebergantungan.
Ta’aluqnya zharaf dan jar majrur ini harus kepada muallaq yang berupa fi’il atau syibh fi’il.
Untuk lebih mudah memahami ta’aluq dan mutaalaq, mari praktik menggunakan contoh bahasa
Indonesia terlebih dahulu, kemudian ke bahasa Arabnya.
Contoh zharaf, ta’aluq dan muta’alaq-nya adalah: Saya duduk di bawah pohon.
Kata ‘di bawah pohon’ ini namanya zharaf ia menunjukkan keterangan tempat.
Kata ‘duduk’ ini disebut muta’allaq, ia menunjukkan kejadian atau pekerjaan
Hubungan atau keterkaitan antara ‘di bawah pohon’ dengan ‘duduk’ ini namanya
ta’aluq.
Dalam i’rob yang dipelajari, tidak selalu ta’alluq ini disertakan, terutama pada kitab-kitab I’rab
yang ringkas. Adapun jika ditambahkan maka tentu akan lebih baik karena akan
menyempurnakan dan memudahkan dalam memahami makna dan konteks kalimat, karena
itulah kita sering menemukan kalimat muta’allaq dalam kitab-kitab I’rab yang tebal seperti at
Tafshil fii I’raabi Aayaati at Tanzil, bahkan ulama bisa berbeda pendapat terkait ta’alluq suatu
bagian ayat di al Quranul Kariim,
َاْلُج ْم َلَةdalam bahasa arab terbagi menjadi dua yakni Jumlah Fi’liyah ( )الجملة الفعليةdan Jumlah
Ismiyah ()الجملة االسمة. mari kita bahas secara mendalam dari keuda jumlah tersebut:
1. Jumlah Fi’liyah
Memiliki pengertian yakni susunan kata yang membentuk kalimat sempurna dan pasti di awali
dengan fiil atau kata kerja. ِفْعلMenunjukkan makna pekerjaan yang sedang berlangsung dan
biasanya jika ada fi’il maka akan di iringi dengan fa’il atau pelaku. Fail sendiri bisa berupa nama
orang atau pun dhomir (kata ganti yang digunakan untuk mengganti nama atau seseorang yang
maknanya sama).
2. Jumlah Ismiyah
Jumlah ismiyah merupakan kalimat sempurna yang dimulai dengan isim atau kata benda dan
nama orang. Nah untuk membentuk kalimat sempurna tentu akan tersusun dari mubtada dan
khabar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa شبه الجملةyakni susunan kata yang mirip dengan jumlah atau
kalimat akan tetapi jumlah disini belum tersusun secara sempurna sehingga makna juga belum
dapat dipahami dengan baik.
Syibhul jumlah sendiri terdiri dari 2 yakni Zharaf (menunjukkan keterangan waktu atau tempat) +
Mudhof Ilaihi (sesuatu yang disandarkan kepadanya) dan Jar (huruf) + Majrur (isim yang
letaknya setelah huruf jar).
Dari contoh di tas huruf jar ialah فىdan علdan kata selanjutnya barulah majrur. Mengapa begitu?
Karena salah satu dari tanda majrur sendiri adalah memiliki harakat kasrah pada akhir katanya.
Beberapa huruf jar di antaranya (sejak) منذ,(sejak) مذ,(seperti) ك,(untuk) ل,(dengan) ب
,(sedikit/jarang) ر ب, (di dalam) فى,(dari) عن,(di atas) عل,(ke) الى,(dari) من.