2. Cucilah bajumu!
3. Pergilah ke Jakarta!
Kata yang tebal dan miring tersebut adalah Fi'il Amr atau Kata Perintah. Bagaimana cara
membuat Fi'il Amr? Insya Allah akan dibahas pada bab selanjutnya.
Hal (1.a) 》》BAHASA ARAB
Sedangkan Mu'annats adalah golongan kata yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu
yang berjenis kelamin perempuan, contoh dari mu'annats adalah; aisyah, fatimah, siti,
komariah, badriah, dan lain sebagainya
Namun pada benda mati, pengelompokan mudzakkar dan mu'annats tetap diberlakukan,
namun penggunaannya tidak berdasarkan jenis kelamin seperti yang ada pada benda hidup.
Mudzakkar pada benda mati, merupakan golongan kata yang diakhiri dengan huruf selain ta'
marbuthah ()ة, yaitu ta' yang bentuknya bundar, adapun ta yang bentuknya pipih seperti
perahu disebut ta' ta'nis. Benda-benda yang tergolong kategori mudzakkar di antaranya
1) ( قلمqolamun): pena,
2) ( كبيرkabirun): besar,
3) ( صغيرshaghirun): kecil,
4) ( طويلthawilun): panjang,
5) ( قصيرqoshirun) pendek,
6) ( كتابkitabun): buku,
8) ( طربوشtorbus): kopiah,
9) ( خبزkhubzun): roti,
1) ( مسطرةmistharatun) penggaris,
2) ( شجرةsyajarotun) pohon,
3) ( مدرسةmadrasatun) sekolah,
4) ( مكتبةmaktabatun) perpustakaan,
6) ( ممسحةmimsahatun) penghapus,
8) ( سفينةsafinatun) kapal,
9) ( سيارةsayyarotun) mobil,
Khobar
Khobar adalah kata benda marfu' yang terletak setelah Mubtada' dan bersama dengan
Mubtada' membentuk Jumlah Mufidah (Kalimat Sempurna). Dengan kata lain Jumlah
Mufidah itu tersusun atas Mubtada' dan khobar. Fungsi khobar adalah untuk memberi "kabar"
Artinya Rumah itu bagus, Kata َج ِميْلmemberi keterangan kata sebelumnya. Jika hanya tertulis
kata ُ البَيْتsaja yang artinya Rumah itu maka akan timbul pertanyaan : Rumah itu kenapa?
sehingga kata َج ِميْلdapat memberi kita pengertian yang sempurna bahwa rumah itu bagus.
Khobar selalu Marfu'. salah satu tanda Rafa' adalah berharokat Dhommah.
Belajar Bahasa Arab (lanjutan yang kemaren)
Macam-Macam Jama'
Kita telah belajar pembagian Isim berdasarkan Jumlahnya. Berdasarkan Jumlahnya Isim
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna, dan Isim Jamak.
Isim Jamak adalah Isim yang digunakan untuk menunjukkan kata benda yang berjumlah lebih
dari Dua alias Tiga keatas. Jadi Isim Jamak kita gunakan untuk menyatakan misalnya : Meja
3 buah, kursi 4 buah, Rumah 9 buah dan lain sebagainya.
Jamak Mudzakkar Salim adalah jenis isim jamak yang digunakan untuk menyatakan bentuk
jamak dari isim mudzakkar yang bentuknya mengikuti suatu pola yang pasti. Cara membuat
Jamak Mudzakkar Salim adalah dengan menambahkan huruf wawu dan nun di belakang Isim
Mufrod atau bentuk tunggalnya. Lebih jelasnya perhatikan beberapa contoh berikut :
Jamak Muannats Salim adalah jenis jamak yang digunakan untuk menyatakan bentuk jamak
dari Isim Muannats yang bentuknya mengikuti suatu pola yang pasti. Cara membuat Jamak
Muannats Salim adalah denga menambahkan huruf Alif dan ta’ di belakang Isim Mufrodnya.
Perhatikan contoh berikut:
C. Jamak Taksir
Jamak Taksir adalah bentuk jamak yang tidak ada pola pasti dalam pembentukannya.
Berbeda dengan dua jenis jamak terdahulu yang mempunyai cara pasti dalam membuat
bentuk Jamaknya. Jadi jenis Jamak ini harus kita hafalkan bentuk jamak dari masing-masing
Isim.
Maf'ul Bih
Maf'ul Bih adalah kata benda yang dikenai suatu pekerjaan, atau sering kita sebut "obyek".
Dalam kitab Nahwu Wadhih pengertian Maf'ul Bih adalah:
Jadi Maf'ul Bih adalah "yang dikenai" pekerjaan. Lihat kalimat berikut:
Maksudnya MANSUB apa? Mengenai hal ini akan kita bahas dalam artikel yang lain. Tetapi
sebagai gambaran awal, diantara tanda MANSUB adalah berharokat Fathah. Lihat kembali
contoh di atas, َسالَة
َ الر
ِ berharokat fathah bukan?
Jumlah Fi'liyah
Jumlah Fi'liyah adalah kalimat dalam bahasa Arab yang terdiri dari Fi'il (Kata kerja) dan Fa'il
(pelaku). Jumlah Fi'liyah sudah bisa dikatakan sebagai Jumlah Mufidah karena sudah
menjelaskan maksud kalimat dengan penjelasan yang dapat difahami. Satu hal lagi, Jumlah
Fi'liyah selalu diawali dengan Fi'il (Kata kerja) di awal kalimatnya. jadi, walaupun terdiri dari
Fi'il dan Fa'il, jika yang menjadi awal kalimat bukan Fi'il maka bukan termasuk Jumlah
Fi'liyah.
َ ذَه
َب ُم َح َّمد
Muhammad sudah pergi
ت أ ُ ِمى
ْ َسل
َ َغ
Ibuku sudah mencuci
سن
َ س َح
ُ يَجْ ِل
Hasan sedang duduk
1) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah tidak berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim
Muannats, menggunakan: ( َه ِذ ِهini) untuk menunjuk yang dekat dan َ( تِ ْلكitu) untuk menunjuk
yang jauh.
Contoh:
2) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim
Muannats, menggunakan: "ha ulaa i" ( هَؤُ الَ ِءini) untuk menunjuk yang dekat dan "uulaa ika"
َ( أُولَئِكitu) untuk menunjuk yang jauh.
Contoh:
contoh :
Untuk benda dekat muzakkar
apakah ini? (maa haza) َما َهذَ؟
Untuk dua benda jauh muannas:apakah itu? (maa tilka) َما تِلكَ ؟
Namun kata maa ( ) َماtidak di gunakan untuk manusia. Sama sebagaimana bahasa Indonesia,
kita tidak pernah mengatakan “apakah mereka?” ketika menunjukkan kepada manusia,
namun kita memakai kata “siapa”.
Begitu juga bahasa arab menggunakan kata man ( ) َمنyang artinya siapa untuk menanyakan
seseorang.
contoh :
siapakah mereka? (man haaula’) َمن َه ُؤالَ ِء ؟
Untuk menambah perbendaharaan kosakata pada materi ini, maka silahkan dihapalkan juga
ya beberapa kalimat-kalimat dibawah ini.
ٰ َمapakah ini?
ِ َاهذ
(maa hazaani?) ان
Sekian dulu ya sahabat mengenai postingan materi bahasa arab kata tunjuk,
□Sering-sering lihat dan baca foto profil group belajar kita bersama ( Manhaj ) baca , pahami
nasehat Imam Syafi'i
Muhammad Ariq
1 November
1. Untuk angka satu (tunggal) maka bendanya juga harus mufrad. Dan letak ‘adad setelah
isim.
contoh:
ِ ِكتَبُ َو
- sebuah buku = kitaabun waahidun / ُ احد
- sebuah pintu = baabun waahidun / ُ احد
ِ بَابُ َو
- sebuah meja = makatabun waahidun / احد ِ َمكتَبُ َو
2. Untuk angka dua (mutsanna) maka bendanya juga harus dalam bentuk muannas. Dan letak
‘adad setelah isim juga.
contoh:
- dua buah buku = kitaabaani isnaani / َان
ِ ان اثن ِ َِكتَب
- dua buah pintu = baabaani isnaani / َان
ِ ناث ان
ِ َب َب
- dua buah meja = maktabaani isnaani / َان ِ ان اثن ِ ََمكتَب
3. Untuk angka 3-10 (plural) maka bendanya juga dalam bentuk jamak. Dan letak ‘adad
sebelum isim.
contoh:
ِ ُ ث َ َالثَةُ ُكت
- tiga buah buku = tsalaasatu kutubin / ب
- lima buah meja = khomsatu makaatibin / ب ِ ِسةُ َمكَات َ خَم
- sepuluh buah pintu = ‘asyrotu abwaabin / ب ِ بوا ََ شرة ُ ا
َ َع
Nah, sampai disini bias difahami kan… Kalau sudah mengerti kita melangkah lebih lanjut
lagi…
Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan dan hafalkan ‘adad muannas dibawah ini..
1.Waahidatun / ُ احدَة ِ َو- ١
2. Itsnataani / َانِ ا-٢
تن
َ ِث
3. Tsalaasun / ث ُ ث َ َال-٣
4. Arba’un / َ ربَ ُع ا-٤
5. Khamsun / َمس ُ خ-٥
6. Sittun / ِست-٦
7. Sab’un / سب ُع
َ -٧
8. Tsamaaniyyun / ثَ َما ِني-٨
9. Tis ‘un / تِس ُع-٩
10. ‘Asyrun / شر ُ َع-١٠
Nah, kalau cara untuk menggabungkannya dengan isim tidak ada perbedaan dengan cara
muzaakar, hanya saja disini ‘adad muannas dipasangkan dengan isim muannas.
contoh:
- sebuah sajadah = sajadatun waahidatun / ُ احدَةِ س َجدَة ُ َو َ
- dua buah sajadah = sajadataani isnataani / َان
ِ ناث َان
ِ س َج
تَ د َ
- enam buah sajadah = sittu sajaadaatin / ت ا د
ِ َ َ َج س ت سِ
Nah, gimana?? Mudahkan!! Oh ia, perlu diperhatikan juga untuk baris akhirnya. Apakah
tanwin atau tidak. Untuk tunggal, ‘adad berbaris tanwin (un). Namun untuk jamak, ‘adadnya
tidak berbaris tanwin (un)
Lebih jauh lagi, bagaimana jika bendanya lebih dari sepuluh?? Maka perlu juga kita
menghapalkannya, namun sebenarnya untuk angka selanjutnya tidak jauh berbeda dengan
angka dasar.
Untuk meletakkan/menggabungkan dengan isim, maka ‘adad diatas sepuluh (11-n) ‘adad nya
diletakkan sebelum isim, dan isimnya kembali kebentuk mufrad, namun berbaris fathataini
(an).
contoh :
22 meja = isnani wa ‘isruuna maktaban / َ شرونَ َمكت َباُ َان َو ِعِ اِثن
و ُ
َ َ َ اَر َب
74 buku = arba’ata wa sab’uuna kitaban / سبعُونَ ِكت َ َبا ة ع
Nah, yang diatas itu untuk muzakkar, sedangkan untuk muannas kita hanya perlu mengganti
‘adadnya yg satuan menjadi muannas. Dan khusus untuk puluhan “ ’asyara ” juga diganti
dengan “ ‘asyrata “ sedangkan yang lainnya tetap.
contoh :
14 = 4 + 10 > َعشرة
َ اَربَ َع
14 (arba' 'asyrota)
19 = 9 + 10 > َشرة َ تِس َع َع
19 (tis'a 'asyrota)
45 = 5 & 40 > ََمس َو اَر َبعُون َ خ
45 (khomsa wa arba'uuna)
97 = 7 & 90 > َسب َع َو التِسعُون َ
97 (sab'a watis'uuna)
Kalau untuk penggabungannya dengan isim, tidak ada perbedaan. Caranya sama seperti
dengan muzakkar.
contoh :
14 sajadah = arba’a ‘asyrata sajadatan / َ س َجدَة
َ َ عشرة
َ اَربَ َع
97 perempuan = sab’a wa tis’uuna bintan / َ سب َع َو ِتسعُونَ بِنتاَ
Nb : Untuk ta marbuthoh ( )ةtidak perlu menambahkan alif diakhirnya.
Belajar Bahasa Arab 》(Hal 24)《
Pada pembahasan Tashrif Lughawi Fi'il Madhi dan Tashrif Lughawi Fi'il Mudhari' kita sudah
belajar tentang tashrif atau perubahan bentuk fi'il berdasarkan ke 14 Dhomir atau kata
gantinya.
Pada kali ini saya hanya akan memberikan sebuah tabel tashrif lughawi fi'il madhi dan
mudhari. Semoga bisa mempermudah kita dalam memahami Tashrif Lughawi Fi'il Madhi
dan Mudhari'. Berikut ini tabelnya:
Hal:24
Hal(32) 》Belajar Bahasa Arab《
Mubtada'
Mubtada' adalah Setiap Isim (Kata Benda Bahasa Arab) yang terletak di awal kalimat.
ال ُم ْبتَدَا ُء إِسْم َم ْرفُ ْوع فِى أَ َّو ِل ْال ُج ْملَ ِة
Mubtada' adalah Isim Marfu' di awal kalimat
Setiap Isim (Kata Benda Bahasa Arab) yang berada di AWAL kalimat adalah Mubtada'.
Sebagai contoh:
Tebak mana Mubtada' dari dua kalimat di atas? ya betul sekali, Mubtada'nya adalah ُ ال ِكتَابdan
ْ َالف.
ص ُل
Apa itu MARFU'? Salah satu tanda Rafa' adalah berharokat Dhommah. Anda perhatikan
kedua Mubtada' pada contoh di atas! Berharokat Dhommah bukan?
Belajar Bahasa Arab
Fi'il
Pada kali ini kita akan belajar bersama tentang Fi’il. Apa itu Fi’il? Kata sebenarnya dari Fi’il
adalah Fi’lun ()فِ ْعل. Entah kenapa orang Indonesia lebih akrab dengan kata Fi’il, mungkin
karena lebih mudah diucapkan. Fi’il adalah suatu kata yang menunjukkan perbuatan yang
dilakukan pada waktu tertentu. Atau dengan kata lain Fi’il adalah Kata Kerja dalam Bahasa
Arab.
Penggunaan dan macam-macam Fi’il akan kita bahas pada bab selanjutnya.
8
Belajar Bahasa Arab 》(Rangkuman Fi'il Lazim dan Fi'il Muta'adi)《
Pada bab ini saya ingin mengulas sedikit tentang Fi'il Lazim dan Fi'il Muta'addi. Berdasarkan
kebutuhan Obyek nya, Fi'il dibagi dua macam, yaitu Fi'il Lazim dan Fi'il Mudhari'.
A. Fi'il Lazim
Fi'il Lazim adalah Fi'il (kata kerja) yang tidak membutuhkan Obyek (dalam Bahasa Arab
istilahnya adalah Maf'ul Bih). Dalam tata bahasa Indonesia Fi'il Lazim kurang lebih sama
dengan Kata Kerja Intransitif, yaitu kata kerja yang tidak membutuhkan obyek.
B. Fi'il Muta'adi
Fi'il Muta'addi adalah Fi'il (kata kerja) yang membutuhkan Obyek (Maf'ul Bih). Dalam
bahasa Indonesia kurang lebih sama dengan Kalimat Transitif
Mudah bukan. Masih banyak lagi contoh yang lain. Yang tertulis di atas hanya beberapa saja.
Hal(29.b)
Hal (39)》Belajar Bahasa Arab
Idhofah
Idhofah atau sering juga disebut Mudhaf - Mudhaf Ilaih adalah menyandarkan satu kata
kepada kata lainnya. Struktur Idhofah terdiri dari dua bagian, yaitu Mudhaf dan Mudhaf Ilaih.
Lihat contoh berikut:
Kata maktabu pada contoh pertama berposisi sebagai Mudhof, sedangkan kataMuhammadin
adalah Mudhaf ilaih, Sehingga artinya adalah Bukunya Muhammad.
Sedangkan pada contoh kedua, kata Ghurfatu adalah Mudhaf, sedangkan kata Dhuyufi adalah
Mudhaf Ilaih sehingga artinya adalah Ruang tamu.
Apakah Tashrif Lughowi itu? Bagi Anda yang sudah akrab dengan Bahasa Arab tentu kata
tersebut sudah tidak asing lagi. Tetapi bagi yang masih awam mungkin mendengar kata
tersebut saja belum pernah.
Tashrif Lughowi adalah perubahan bentuk fi'il atau kata kerja dalam Bahasa Arab yang
terjadi karena perubahan Subjek. Dengan kata lain, Fi'il berubah bentuk mengikuti Subjek
atau pelakunya. Misalnya ada kata kerja "Membaca" dalam Bahasa Arab. Kata "membaca"
dalam kalimat "Saya membaca" dan "kamu membaca" berbeda dalam Bahasa Arab karena
pelakunya berbeda, yaitu Saya dan Kamu.
Subjek dalam Bahasa Arab ada 14. Jika Anda lupa atau belum tahu dapat dilihat pada bab
dhomir. Berarti bentuk Fi'il Madhi pun berubah menjadi 14 macam juga. Tetapi ini tidak
sulit, perubahan bentuknya hanya berupa penambahan beberapa huruf di depan, belakang
atau depan dan belakang dari Fi'il Madhi tersebut.
Agar lebih mudah dipahami, perhatikan tabel postingan sebelum ini dibawah
Hal (31) 》Belajar Bahasa Arab
Sebelum kita sampaikan tentang pengertian Majrur sebagaimana telah kita janjikan
sebelumnya, kita akan menyampaikan terlebih dahulu tentang Dhorof (ف َ ). Dhorof
ُ ظ ْر
(Dhorfun) jika saya jelaskan dengan bahasa saya adalah kata dalam Bahasa Arab yang
menyatakan Posisi tempat dan waktu.
Yaitu Dhorof yang membahas tentang posisi-posisi Tempat dalam Bahasa Arab. Beberapa
Dhorof Makan dapat Anda lihat sebagai berikut:
َّ ف
B. Dhorfu Zaman ( ُالز َمان َّ )ال
ُ ظ ْر
Yaitu Dhorof yang membahas tentang posisi-posisi Waktu dalam Bahasa Arab. Beberapa
Dhorof Makan dapat Anda lihat di tabel berikut:
Dhorfu Zaman Cara Membaca Arti
1 قَ ْب َلQobla <Sebelum
2 َ بَ ْعدBa'da< Setelah
(31)
Bahasa Arab sama seperti bahasa yang lain. Kalimat terdiri dari kumpulan beberapa kata.
Jenis kata dalam Bahasa Arab terdiri dari 3 jenis, yaitu : ISIM, FI'IL dan HARF. berikut
uraian singkat dari ketiga jenis kata tersebut.
ISIM adalah Kata Benda atau segala sesuatu yang dikategorikan kata benda baik yang terlihat
ataupun yang tidak terlihat. Yang termasuk kata benda diantaranya adalah Nama Orang,
Nama Hewan, Tumbuhan, Nama Kota/Negara dan Nama Benda lainnya. Benda hidup dan
mati semuanya termasuk Isim.
FI'IL adalah Kata dalam Bahasa Arab yang menunjukkan suatu pekerjaan pada waktu
tertentu. Setiap kata kerja dalam Bahasa Arab pasti Fi'il, baik pekerjaan yang disengaja
(seperti belajar, makan, mencuci) maupun pekerjaan yang tidak disengaja (mengantuk, tidur,
tertawa).mudah bukan?
HARF adalah kata dalam Bahasa Arab yang tidak dapat berdiri sendiri. contohnya : di atas, di
dalam, ke, dari, dan lainnya. maksud tidak bisa berdiri sendiri adalah kata tersebut tidak
mempunyai arti yang dapat dipahami jika tanpa didampingi kata yang lain. contohnya kata
"di atas" saja, kita tidak bisa memahami apa maksudnya, akan timbul pertanyaan "siapa yang
di atas?" atau "Apanya yang di atas?". oleh karena itu Harf selalu membutuhkan kata yang
lain.
Demikian jenis kata dalam Bahasa Arab. Dalam artikel ini sengaja belum saya beri tulisan
Arab sedikitpun dengan maksud untuk mempermudah logika berpikir para Pembaca yang
masih sangat awam terhadap Bahasa Arab. Ini termasuk saya juga awam namun kita coba
berbagi
(2)
Dhomir
Sebelum melanjutkan pembahasan tentang Fi'il, Saya akan menyisipkan sedikit pembahasan
tentang Dhomir terlebih dahulu. Pengetahuan tentang Dhomir ini akan sangat membantu
dalam memahami Fi'il.
Dhomir adalah Kata Ganti. Misalnya dalam bahasa Indonesia terdapat kata ganti Saya,
Kamu, Kalian, Dia, Mereka, Kami, dan Kita. Kata "Ahmad pergi ke pasar." dapat diganti
"Dia pergi ke pasar". Kata "Dia dalam kalimat kedua menggantikan kata "Ahmad" dalam
kalimat pertama.
Bahasa Arab pun tidak jauh berbeda.Terdapat 14 Dhomir atau kata ganti dalam bahasa Arab.
Silahkan dilihat pada tabel berikut:
Ke-14 Dhomir tersebut harus dihafalkan. Karena banyak pembahasan dalam Bahasa Arab
yang berhubungan dengan Dhomir ini. Agar lebih mudah dalam menghafalkan sebaiknya
berurutan dari atas ke bawah.
Nb: Ini sudah kita upload kemaren foto/posternya coba ricek kebawah postingan dilimasa
saya . Tapi biarlah kita posting kembali biar lebih jelas
18
Muhammad Ariq
17 September
Hal (15) > Ini kata ganti bersambung ( perhatikan pada kolom Dhamir muttashil . Kita akan
banyak menemukan didalam percakapan bahasa arab)
11
2 Kom
Coba praktekkan dirumah , mudah-mudahan bisa dan dibaca lagi materi yang telah lewat
serta baca juga kamus bahasa Arab
Muhammad Ariq
1 Oktober
Hal (42.c)》》Definisi tasrif / ilmu Sharaf
Ketahuilah, bahwa yg dinamakan Tashrif menurut bahasa: Perubahan. Dan menurut Istilah:
mengubah asal bentuk kalimat yang satu kepada model-model bentuk yang berbeda-beda,
untuk menghasilkan makna-makna yang diharapkan/yang dimaksud/ yang dituju, yang tidak
akan berhasil melainkan dengan cara itu (model-model bentuk tsb).
Hal (32) 》Belajar Bahasa Arab《
Jumlah Ismiyah
Jumlah ismiyah adalah kalimat dalam bahasa Arab yang terdiri dari 2 kelompok isim (kata
benda), isim yang pertama adalah mubtada', dan isim yang kedua adalah khobar. Jumlah
ismiyah termasuk jumlah mufidah, yaitu kalimat yang maknanya dapat kita pahami dengan
sempurna.
ع ُم ْزدَ ِح ٌّم
ُ َار
ِ الش
Jalan Itu Ramai
ْ َالف
ص ُل َج ِميْل
Kelas Itu Bagus
Penjelasan mengenai Mubtada' dan Khobar kita bahas pada Bab berikutnya ya...
Ini juga isi dari buku belajar bahasa Arab Darusul Lughoh 1 (Dr . V.Abdur - Raheem) dan
kita kira teman teman sudah mulai mengerti pembahasan Buku ini
Muhammad Ariq
19 September
Ini selingan saja buat kita kita pemula tapi sudah mulai mengertikan ? dan silahkan dicoba
jika bingung lihat 2 kembali postingan2 sebelumnya
Yang belum faham tentang Isim silahkan lihat postingan Belajar Bahasa Arab diberanda ana
yang -+ satu bulan kemaren
Muhammad Ariq
17 Oktober
Materi tentang Isim ada pada postingan ana (hal:1) satu bulan yang lalu silahkan diricek bagi
yang butuh
Buat tambahan gizi bahasa Arab kita ya
Muhammad Ariq
16 September
Sebelum kita melanjutkan materi belajar bahasa Arab kita difacebook ini , kita sarankan
teman-teman untuk mendowload Buku belajar bahasa Arab dibawah ini lalu mempelajarinya
serta menjawab soal -soal didalam buku tersebut .
Insyaa Allah kita berpandangan positif terhadap teman-teman yang memang benar -benar
menulis, serius mengikuti materi Belajar Bahasa Arab difacebook atau digroup dari awal
sampai saat ini , Insyaa Allah sudah bisa memahami , menjawab isi dari Buku yang kita
rekomendasikan dipostingan ini, paling tidak separo dari isi materi buku (Durusul Lughah al-
Arabiyyah jilid 1 ) insyaa Allah bisa teman-teman pelajari, pahami , mengerti dan
menjawabnya atau minimal sudah mulai bisa paham dan mengerti. Aamiin
Silahkan dowload di play store atau diRodja radio belajar bahasa Arab atau sumber lainnya
juga sertai kamus bahasa Arab -Indonesia dan rajin2 menhafal kosakata bahasa Arab untuk
mempelajari buku tersebut.
》Perlu diketahui buku belajar bahasa Arab yang kita pelajari difacebook atau digroup sedikit
berbeda namun nantik tujuannya sama
Hal (1) 》Belajar Bahasa Arab
Bahasa Arab sama seperti bahasa yang lain. Kalimat terdiri dari kumpulan beberapa kata.
Jenis kata dalam Bahasa Arab terdiri dari 3 jenis, yaitu : ISIM, FI'IL dan HARF. berikut
uraian singkat dari ketiga jenis kata tersebut.
ISIM adalah Kata Benda atau segala sesuatu yang dikategorikan kata benda baik yang terlihat
ataupun yang tidak terlihat. Yang termasuk kata benda diantaranya adalah Nama Orang,
Nama Hewan, Tumbuhan, Nama Kota/Negara dan Nama Benda lainnya. Benda hidup dan
mati semuanya termasuk Isim.
FI'IL adalah Kata dalam Bahasa Arab yang menunjukkan suatu pekerjaan pada waktu
tertentu. Setiap kata kerja dalam Bahasa Arab pasti Fi'il, baik pekerjaan yang disengaja
(seperti belajar, makan, mencuci) maupun pekerjaan yang tidak disengaja (mengantuk, tidur,
tertawa).mudah bukan?
HARF adalah kata dalam Bahasa Arab yang tidak dapat berdiri sendiri. contohnya : di atas, di
dalam, ke, dari, dan lainnya. maksud tidak bisa berdiri sendiri adalah kata tersebut tidak
mempunyai arti yang dapat dipahami jika tanpa didampingi kata yang lain. contohnya kata
"di atas" saja, kita tidak bisa memahami apa maksudnya, akan timbul pertanyaan "siapa yang
di atas?" atau "Apanya yang di atas?". oleh karena itu Harf selalu membutuhkan kata yang
lain.
Demikian jenis kata dalam Bahasa Arab. Dalam artikel ini sengaja belum di beri tulisan Arab
sedikitpun dengan maksud untuk mempermudah logika berpikir teman-teman terhadap
Bahasa Arab.
》¤ Pelajari dan pahami pembahasan tentang Isim beserta jenis2nya pada postingan dibawah >
silahkan dilihat. Catat bila perlu, sebab kita tidak fokus dengan satu buku .
Dan insyaa Allah ada waktu kita akan posting kosakata/hal-hal yang bersangkutan dengan
Isim beserta contohnya.
》Pelajaran bahasa Arab insyaa Allah akan diposting secara bertahap, mengingat untuk
menulis, menghafal, memahami per Bab itu butuh waktu dan keseriussan .
Lanjutan materi sebelumnya (hal.36)
Muhammad Ariq
7 Oktober
Pada bagian sebelumnya kita telah belajar tentang klasifikasi Isim berdasarkan pada Jenisnya.
Pada kali ini kita akan belajar bersama-sama tentang klasifikasi Isim berdasarkan Jumlahnya.
Dalam Bahasa Arab Isim dibagi 3 jenis, yaitu bentuk tunggal, dual, dan jamak. Hal ini sedikit
berbeda dengan Bahasa Inggris, dalam Bahasa Inggris hanya ada bentuk tunggal dan jamak
saja.
Pertama adalah Isim Mufrod, Isim Mufrod adalah Isim yang berjumlah tunggal atau satu.
Bentuk dasar dari Isim adalah mufrod. Jika Anda mencari arti dari suatu kata benda di
Kamus, Kata yang Anda temukan adalah kata tunggal atau disebut Isim Mufrod.
Kedua adalah Isim Mutsanna. Isim Mutsanna adalah Isim yang berjumlah Dua. Isim
Mutsanna ini dapat dibuat dengan menambahkan Alif dan Nun di belakang Isim Mufrod.
Ketiga adalah Isim Jamak. Isim Jamak adalah Isim yang berjumlah Tiga atau lebih. Isim
Jamak dibagi menjadi Tiga macam, yaitu: Jamak Mudzakkar Salim, Jamak Muannats Salim,
dan Jamak Taksir. Mengenai jenis-jenis Isim Jamak akan kita bahasa pada bagian
selanjutnya.
Belajar Bahasa Arab
Tata Bahasa Arab secara garis besar terdiri dari dua hal, yaitu Nahwu dan Shorof.
Nahwu adalah kaidah atau aturan dalam tata bahasa Arab yang mengatur hubungan antar
kata. Dalam istilah yang lebih umum disebut ilmu Sintaksis. Menurut Buku bahasa Arab,
Nahwu adalah ilmu yang mempelajari kaidah untuk mengenal fungsi-fungsi kata yang masuk
pada kalimat, mengenal hukum akhir kata, dan untuk mengenal cara mengi’rob.
Shorof adalah kaidah atau aturan dalam bahasa Arab yang mengatur perubahan suatu kata ke
bentuk lainnya. Dalam istilah ilmu bahasa disebut Morfologi. Bahasa Arab bisa menjadi
bahasa yang berusia sangat tua seperti saat ini salah satu penyebabnya karena bahasa Arab
mempunyai Shorof ini. Sehingga apabila ada kosa kata baru yang muncul dalam bahasa Arab
langsung dapat diketahui bahasa Arabnya dengan ilmu Shorof.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antar kata dalam bahasa Arab, Sedangkan Ilmu Shorof adalah ilmu yang
mempelajari perubahan bentuk suatu kata.
(1)
Untuk kita - kita pemula silahkan pelajari dan pahami pembahasan Isim dalam bahasa Arab,
nanti kalau sudah paham kita lanjut ke pembahasan FI'IL dan insyaa Allah nantik kita juga
akan jelaskan contoh-contoh kosakata yang termasuk kedalam pembahasan Isim
Untuk kita yang sudah belajar bersama( Bahasa Arab) sebulan yang lewat harap benar-benar
dipahami apa -apa yang sudah dibahas alasannya insya Allah kita akan lanjut kepembahasan
tingkat berikutnya
Muhammad Ariq
27 Oktober
1. PENGERTIAN ISIM
Isim adalah kata benda atau suatu kata yang tidak memiliki waktu.
Contoh : ( ُم َح َّمدmuhammad), سة
َ ( َمد َْرsekolah)
Bagaimana cara mengidentifikasi isim (kata benda) dalam bahasa arab…?
ُم َح َّمدadalah isim mudazakar sehingga fi’il (kata kerja) yang digunakan juga harus mudzakar.
Begitu juga dengan ِه ْندadalah isim muannast sehingga menggunakan fi’il muannast.
1. ISIM MUDZAKAR
Adalah kata benda yang menunjukkan arti laki-laki baik manusia, hewan ataupun benda mati
yang dikategorikan sebagai mudzakar.
Contoh : لر ُج ُل َّ َ اSeorang laki-laki, ُم َحمدMuhammad,
ْ
ْ اَل ِمLentera (adalah contoh benda mati yang dikategorikan sebagai mudzakar.)
صبا ُح
2. ISIM MUANNATS
Adalah kata benda yang menunjukkan arti perempuan baik manusia, hewan ataupun benda
mati yang dikategorikan sebagai muannast.
Contoh : ُشةَ ِ َعائ, Aisyah,ُ الدَّ َجا َجةAyam betina
س َّ
ُ الش ْمMatahari (adalah contoh benda mati yang dikategorikan sebagai muannast)
Ada beberapa cara membedakan isim mudzakar dengan isim muannast yaitu :
1. ISIM MUFROD
Adalah isim yang menunjukkan arti tunggal baik pada mudzakar maupun muannast.
Contoh : ( أ ُ ْستَاذPak guru), ( أ ُ ْستَاذَةBu guru),
( ُم ْس ِلمSeorang islam laki-laki), ( ُم ْس ِل َمةSeorang islam perempuan)
2. ISIM TASTNIYAH
Adalah isim yang menunjukkan arti dua baik pada mudzakar maupun muannast.
Contoh : اُسْتاَذَ ْي ِن,ان ِ َ( أ ُ ْستَاذdua orang guru laki-laki)
أ ُ ْستَاذَتَيْن,( ِ أ ُ ْست َاذَتا َ ِنdua orang guru perempuan)
3. ISIM JAMAK
Adalah isim yang menunjukkan arti jamak baik pada mudzakar maupun muannast.
Isim jamak berdasarkan keteraturan bentuknya terbagi menjadi 2 yaitu :
1. ISIM NAKIROH
Adalah isim yang menunjukkan makna umum atau belum jelas kekhususannya. Dengan kata
lain bahwa isim tersebut belum pasti/tertentu atau dapat menimbulkan pertanyaan “…yang
mana?”
Contoh : ( َر ُجلOrang laki-laki), ( َولَدSeorang anak laki-laki), ( اُسْتاَذPak Guru), ( ِكتاَبBuku)
Ciri dari isim nakiroh adalah keberadaan tanwin dan ketiadaan alif lam sebagaimana contoh
diatas.
Adakah isim nakiroh yang tidak bertanwin dan tidak ber-alif lam? Jawabnya ada. Yaitu Isim
Mustanna dan Jamak Mudzakar Salim. (Bisa dilihat pada bab pembagian isim berdasarkan
bilangannya)
Contoh : ( َر ُجالَ ِنdua orang laki-laki), َ( َر ُجلُ ْونorang-orang laki-laki)
2. ISIM MA’RIFAT
Adalah isim yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas kekhususannya. Dengan kata
lain isim tersebut telah diketahui secara pasti/tertentu atau tidak lagi menimbulkan pertanyaan
“… yang mana?”.
2. Isim Mabni
Adalah isim yang tidak mengalami perubahan pada bagian akhirnya walaupun kemasukan
‘amil.
Yang termasuk isim mabni diantaranya adalah :
1. Isim Dhomir (Kata Ganti)
2. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
3. Isim Maushul (Kata Hubung)
4. Isim Syarat (Isim yang memerlukan fi’il syarat dan jawabnya)
5. Isim Istifham (Kata Tanya)
KESIMPULAN
Isim adalah Kata Benda atau suatu kata yang tidak memiliki waktu atau yang tidak berkaitan
sengan waktu.
· Pembagian Isim bedasarkan jenisnya: Isim Mu’annats (Perempuan) dan Isim Mudzakkar
(Laki-laki)
Contoh: ط ِبيْب َ (L) ط ِب ْيبَة
َ (P)
· Pembagian Isim berdasarkan bilangannya: Mufrod, Tatsniah dan Jama’
Contoh: ( ُم ْس ِلمMufrod) ان ِ َ( أ ُ ْستَاذTatsniah) َ( ُم ْس ِل ُم ْونJama')
· Isim Berdasarkan Kejelasannya: Isim Nakiroh dan Isim Ma’rifah
Pada bagian ke-4, kita sudah belajar tentang Isim. Pada bagian ini dan beberapa bagian
selanjutnya kita akan belajar tentang pembagian Isim berdasarkan kategori tertentu. Pada kali
ini kita akan belajar tentang pembagian Isim menurut Jenisnya.
Menurut jenisnya, Isim dibagi menjadi dua, yaitu Isim Mudzakkar dan Isim Muannats.
Isim Mudzakkar adalah Isim yang dianggap "Laki-laki". Lantas apa saja ciri-ciriIsim
Mudzakkar? Secara singkat ciri Isim Mudzakkar adalah:
Rumah َبيْت
Guru ُمدَ ِرس
Meja َم ْكتَب
Buku ِكتَاب
Pintu بَاب
Contohnya:
Isim Muannats adalah isim yang menunjukkan "Perempuan". Berikut adalah Ciri-ciri dan
contoh Isim Muannats :
- Nama Kota/Negara/Daerah
- Jamak Taksir
Apakah Jamak Taksir itu? Jamak Taksir adalah kata yang menunjukkan benda jamak (lebih
dari 2) dan tidak ada pola yang teratur dalam pembentukannya. Lebih jelasnya akan kita
bahas pada bab berikutnya.
4
PENTINGNYA BAHASA ARAB [1]
Imam Syafi'i berkata: "Manusia tidak menjadi bodoh dan selalu berselisih paham kecuali
lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab, dan lebih mengutamakan konsep Aristoteles".
[2]
Itulah ungkapan Imam Syafi'i buat umat, agar kita jangan memarginalkan bahasa kebanggaan
umat Islam. Seandainya sang imam menyaksikan kondisi umat sekarang ini terhadap bahasa
Arab, tentulah keprihatian beliau akan semakin memuncak.
Bahasa Arab berbeda dengan bahasa-bahasa lain yang menjadi alat komunikasi di kalangan
umat manusia. Ragam keunggulan bahasa Arab begitu banyak. Idealnya, umat Islam
mencurahkan perhatiannya terhadap bahasa ini. Baik dengan mempelajarinya untuk diri
mereka sendiri ataupun memfasilitasi dan mengarahkan anak-anak untuk tujuan tersebut.
Di masa lampau, bahasa Arab sangat mendapatkan tempat di hati kaum muslimin. Ulama dan
bahkan para khalifah tidak melihatnya dengan sebelah mata. Fashahah (kebenaran dalam
berbahasa) dan ketajaman lidah dalam berbahasa menjadi salah satu indikasi keberhasilan
orang tua dalam mendidik anaknya saat masa kecil.
Redupnya pehatian terhadap bahasa Arab nampak ketika penyebaran Islam sudah memasuki
negara-negara 'ajam (non Arab). Antar ras saling berinteraksi dan bersatu di bawah payung
Islam. Kesalahan ejaan semakin dominan dalam perbincangan. Apalagi bila dicermati realita
umat Islam sekarang pada umumnya, banyak yang menganaktirikan bahasa Arab. Yang
cukup memprihatinkan ternyata, para orang tua kurang mendorong anak-anaknya agar dapat
menekuni bahasa Arab.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kalian
memahaminya.[3]
2. Bahasa Arab adalah bahasa Nabi Muhammad dan bahasa verbal para sahabat. Hadits-
hadits Nabi yang sampai kepada kita dengan berbahasa Arab. Demikian juga kitab-kitab
fikih, tertulis dengan bahasa ini. Oleh karena itu, penguasaan bahasa Arab menjadi pintu
gerbang dalam memahaminya.
3. Susunan kata bahasa Arab tidak banyak. Kebanyakan terdiri atas susunan tiga huruf saja.
Ini akan mempermudah pemahaman dan pengucapannya.
4. Indahnya kosa kata Arab. Orang yang mencermati ungkapan dan kalimat dalam bahasa
Arab, ia akan merasakan sebuah ungkapan yang indah dan gamblang, tersusun dengan kata-
kata yang ringkas dan padat.
Umar bin Khaththab pernah mengomentari cara memanah beberapa orang dengan berucap:
"Alangkah buruk bidikan panah kalian". Mereka menjawab,” ُ( قَ ْوم ُمتَعَ ِل ِميْنَ نَحْ نkami adalah para
pemula), [4]” maka Umar berkata, ”Kesalahan berbahasa kalian lebih fatal menurutku
daripada buruknya didikan kalian… "[5]
Pada kesempatan lain, beliau mengatakan: "Semoga Allah merahmati orang yang meluruskan
lisannya (dengan belajar bahasa Arab)".
Pada kesempatan lain lagi, beliau menyatakan: "Pelajarilah agama, dan ibadah yang baik,
serta mendalami bahasa Arab".
Beliau juga mengatakan: "Pelajarilah bahasa Arab, sebab ia mampu menguatkan akal dan
menambah kehormatan". [6]
Para ulama tidak mengecilkan arti bahasa Arab. Mereka tetap memberikan perhatian yang
besar dalam menekuninya, layaknya ilmu syar'i lainnya. Sebab bahasa Arab adalah perangkat
dan sarana untuk memahami ilmu syariat.
Imam Syafi’i pernah berkata: “Aku tinggal di pedesaan selama dua puluh tahun. Aku pelajari
syair-syair dan bahasa mereka. Aku menghafal Al Qur’an. Tidak pernah ada satu kata yang
terlewatkan olehku, kecuali aku memahami maknanya".
Imam Syafi’i telah mencapai puncak dalam penguasaan bahasa Arab, sehingga dijuluki
sebagai orang Quraisy yang paling fasih pada masanya. Dia termasuk yang menjadi rujukan
bahasa Arab.
Ibnul Qayyim juga dikenal memiliki perhatian yang kuat terhadap bahasa Arab. Beliau
belajar kepada Ibnul Fathi Al Ba'li kitab Al Mulakhkhash karya Abul Baqa`, Al Jurjaniyah,
Alfiyah Ibni Malik, Al Kafiyah Asy Syafiah dan At Tashil. Beliau juga belajar dari Ali bin
Majd At Tusi.
Ulama lain yang terkenal memiliki perhatian yang besar terhadap bahasa Arab adalah Imam
Syaukani. Ulama ini menimba ilmu nahwu dan sharaf dari tiga ulama sekaligus, yaitu :
Sayyid Isma'il bin Al Hasan, Allamah Abdullah bin Ismail An Nahmi, dan Allamah Qasim
bin Muhammad Al Khaulani.
Melalui bahasa Arab, orang dapat meraih ilmu pengetahuan. Sebab bahasa Arab telah
menjadi sarana mentransfer pengetahuan.
Bukti konkretnya, banyak ulama yang mengabadikan berbagai disiplin ilmu dalam bait-bait
syair yang lebih dikenal dengan nazham (manzhumah atau nazhaman). Dengan ini, seseorang
akan relatif lebih mudah mempelajarinya, lantaran tertarik pada keindahan susunannya, dan
menjadi keharusan untuk menghafalnya bagi orang yang ingin benar-benar menguasainya
dengan baik.
Sebagai contoh, kitab Asy Syathibiyah Fi Al Qiraati As Sab'i Al Mutawatirati 'Anil Aimmati
Al Qurrai As Sab'ah, adalah matan syair yang berisi pelajaran qiraah sab'ah, karangan Imam
Al Qasim bin Firah Asy Syathibi. Buku lain berbentuk untaian bait syair. Kemudian Al
Jazariyah, yaitu buku tentang tajwid karya Imam Muhammad bin Muhammad Al Jazari.
Dalam bidang ilmu musthalah hadits, ada kitab Manzhumah Al Baiquniyah, karya Syaikh
Thaha bin Muhammad Al Baiquni. Dan masih banyak contoh lainnya.
Pengkajian bahasa Arab akan meningkatkan daya pikir seseorang, lantaran di dalam bahasa
Arab terdapat susunan bahasa indah dan perpaduan yang serasi antar kalimat. Hal itu akan
mengundang seseorang untuk mengoptimalkan daya imajinasi. Dan ini salah satu factor yang
secara perlahan akan menajamkan kekuatan intelektual seseorang. Pasalnya, seseorang diajak
untuk merenungi dan memikirkannya. Renungkanlah firman Allah:
Lantaran dahsyatnya bahaya syirik kepada Allah, maka permisalan orang yang melakukannya
bagaikan sesuatu yang jatuh dari langit yang langsung disambar burung sehingga terpotong-
potong tubuhnya. Demikian perihal orang musyrik, ketika ia meninggalkan keimanan, maka
syetan-syetan ramai-ramai menyambarnyanya sehingga terkoyak dari segala sisi, agama dan
dunianya, mereka hancurkan. [7]
Berkaitan dengan itu, Ibnu Taimiyah berkata: “Ketahuilah, perhatian terhadap bahasa Arab
akan berpengaruh sekali terhadap daya intelektualitas, moral, agama (seseorang) dengan
pengaruh yang sangat kuat lagi nyata. Demikian juga akan mempunyai efek positif untuk
berusaha meneladani generasi awal umat ini dari kalangan sahabat, tabi'in dan meniru
mereka, akan meningkatkan daya kecerdasan, agama dan etika”. [8]
Misalnya, penggalan syair yang dilantunkan Habib bin Aus yang menganjurkan berperangai
dengan akhlak yang baik :
Juga ada untaian syair yang melecut orang agar menjauhi tabiat buruk. Imam Syafi'i
mengatakan:
Jadi, bahasa Arab tetap penting, Bahkan menjadi ciri khas kaum muslimin. Seyogyanya
menjadi perhatian kaum muslimin. Dengan memahami bahasa Arab, penguasaan terhadap Al
Qur’an dan As Sunnah menjadi lebih mudah. Pada gilirannya, akan mengantarkan orang
untuk dapat menghayati nilai-nilainya dan mengamalkannya dalam kehidupan.
Muhammad Ariq
6 November
Contoh: ( هل قام زيد؟apakah Zaid berdiri) dalam hal ini penanya ingin mengetahui berdiri atau
tidaknya Zaid.
Hamzah ()أ
Hamzah digunakan untuk mencari pengetahuan tentang dua hal :
Tashawwur, yaitu gambaran tentang mufrad. Dalam hal ini pertanyaan tidak membutuhkan
jawaban ya atau tidak. Dan harus disertai dengan lafadz ام
Contoh:
ا فى الدار ام فى المسجد ؟
Penjelasan:
Tashdiq, yaitu gambaran tentang nisbah. Dalam hal ini membutuhkan jawaban Ya atau tidak.
Contoh:
افهمت العلم ؟
Penjelasan:
Penjelasan:
Man ()من
Man digunakan untuk menanyakan keterangan makhluk yang berakal atau tentang orang.
Contoh:
Adapt istifham pada jumlah istifhamiyah diatas adalah منyang bertujuan untuk menanyakan
siapa yang membangun masjid.
Maa ()ما
Maa digunakan untuk menanyakan keterangan nama atau hakikat sesuatu yang
bernama.Contoh:
ما االسراف ؟
Ayyaana ()أيان
Ayyaana digunakan untuk menanyakan keterangan waktu yang akan datang secara khusus
dan menunjukkan kengerian. Contoh:
Artinya: “ mereka bertanya kepadamu tentang kiamat, kapankah terjadinya?” (QS. Al-
A’raf:187)
Kaifa ()كيف
Kaifa digunakan untuk menanyakan keterangan keadaan. Contoh:
Aina ()أين
Aina digunakan untuk menanyakan keterangan tempat. Contoh:
Annaa ()أنى
Annaa mempunyai tiga makna, yaitu bagaimana, dari mana, dan kapan. Contoh:
Artinya: “Bagaimana bisa terjadi suatu keluarga menjadi nengrat, sedangkan anak-anaknya
menjadi orang-orang hina?”
Artinya: “Dari mana mereka memiliki harta ini, sedangkan mereka adalah orang-orang
fakir?”
Kam ()كم
Kam digunakan untuk menanyakan keterangan jumlah. Contoh:
Ayyun ()اي
Ayyun digunakan untuk menanyakan keterangan salah satu dari dua hal yang berserikat
dalam suatu perkara dan untuk menanyakan tentang waktu, tempat, keadaan, bilangan,
makhluk berakal, makhluk yang tidak berakal sesuai dengan lafadz yang disandarnya.
Contoh:
Muhammad Ariq
14 September