Anda di halaman 1dari 61

Belajar Bahasa Arab 》¤[hal 26-]¤《

Fi'il 'Amr (bagian 1)

ْ Apa itu Fi'il Amr? Fi'il Amr


Pada seri ini kita akan belajar tentang Fi'il Amr (‫)ال ِف ْع ُل االَ ْم ِر‬.
adalah kata kerja yang merupakan suatu perintah kepada orang lain. Singkat kata, Fi'il Amr
adalah Kata Perintah. Siapa yang diperintah? Orang yang dapat kita perintah adalah orang
yang menjadi lawan bicara kita. Tidak mungkin kita memerintah diri kita sendiri atau
memerintah orang yang tidak ada.

Berikut beberapa contoh kata perintah dalam Bahasa Arab :

ِ ‫س َعلَي ْال ُك ْر ِسي‬


ْ ‫ ِإجْ ِل‬,ُ ‫َياأَحْ َمد‬

َ ‫إِ ْغس ِْل ِلبَا‬


َ‫سك‬

‫إِذْهَبْ إِلَي َجاك َْرتَا‬

Arti ke tiga kalimat tersebut adalah:

1. Hai Ahmad, duduklah di atas kursi!

2. Cucilah bajumu!

3. Pergilah ke Jakarta!

Kata yang tebal dan miring tersebut adalah Fi'il Amr atau Kata Perintah. Bagaimana cara
membuat Fi'il Amr? Insya Allah akan dibahas pada bab selanjutnya.
Hal (1.a) 》》BAHASA ARAB

Mu'annats dan Mudzakkar umumnya digunakan untuk membedakan jenis kelamin.


Mudzakkar adalah golongan kata yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang
berjenis kelamin laki-laki, contoh daripada mudzakkar adalah; ahmad, muhammad, zain,
zaid, adam, dan lain-lainnya

Sedangkan Mu'annats adalah golongan kata yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu
yang berjenis kelamin perempuan, contoh dari mu'annats adalah; aisyah, fatimah, siti,
komariah, badriah, dan lain sebagainya

Namun pada benda mati, pengelompokan mudzakkar dan mu'annats tetap diberlakukan,
namun penggunaannya tidak berdasarkan jenis kelamin seperti yang ada pada benda hidup.

Mudzakkar pada benda mati, merupakan golongan kata yang diakhiri dengan huruf selain ta'
marbuthah (‫)ة‬, yaitu ta' yang bentuknya bundar, adapun ta yang bentuknya pipih seperti
perahu disebut ta' ta'nis. Benda-benda yang tergolong kategori mudzakkar di antaranya

1) ‫( قلم‬qolamun): pena,

2) ‫( كبير‬kabirun): besar,

3) ‫( صغير‬shaghirun): kecil,

4) ‫( طويل‬thawilun): panjang,

5) ‫( قصير‬qoshirun) pendek,

6) ‫( كتاب‬kitabun): buku,

7) ‫( قلم رصاص‬qolamu roshosh): pensil,

8) ‫( طربوش‬torbus): kopiah,

9) ‫( خبز‬khubzun): roti,

10) ‫( رز‬ruzzun): nasi,

11) ‫( غالي‬gholin) mahal,

12) ‫( رخيص‬rokhisun) murah,

13) ‫( قوي‬qowiyyun) kuat,

14) ‫( ضعيف‬dhoifun) lemah,

15) ‫( قط‬qittun): kucing


Untuk benda-benda yang mu'annats memiliki huruf ta' marbuthah di akhir katanya,
contohnya antara lain:

1) ‫( مسطرة‬mistharatun) penggaris,

2) ‫( شجرة‬syajarotun) pohon,

3) ‫( مدرسة‬madrasatun) sekolah,

4) ‫( مكتبة‬maktabatun) perpustakaan,

5) ‫( سبورة‬sabburotun) papan tulis,

6) ‫( ممسحة‬mimsahatun) penghapus,

7) ‫( ممحاة‬mimhatun) keset kaki,

8) ‫( سفينة‬safinatun) kapal,

9) ‫( سيارة‬sayyarotun) mobil,

10) ‫( طائرة‬ta'iratun) pesawat,

11) ‫( قوية‬qowiyyatun) kuat,

12) ‫( ضعيفة‬dhoifatun) lemah,

13) ‫( غالية‬gholiatun) mahal,

14) ‫( رخيصة‬rokhisotun) murah,

15) ‫( مسلمة‬muslimatun): muslimah


Hal (32.a) 》Belajar Bahasa Arab《

Khobar

Khobar adalah kata benda marfu' yang terletak setelah Mubtada' dan bersama dengan

Mubtada' membentuk Jumlah Mufidah (Kalimat Sempurna). Dengan kata lain Jumlah

Mufidah itu tersusun atas Mubtada' dan khobar. Fungsi khobar adalah untuk memberi "kabar"

atau penjelasan dari Mubtada'. sebagai contoh perhatikan kalimat berikut:

‫ال َبيْتُ َج ِميْل‬

Artinya Rumah itu bagus, Kata ‫ َج ِميْل‬memberi keterangan kata sebelumnya. Jika hanya tertulis

kata ُ‫ البَيْت‬saja yang artinya Rumah itu maka akan timbul pertanyaan : Rumah itu kenapa?

sehingga kata ‫ َج ِميْل‬dapat memberi kita pengertian yang sempurna bahwa rumah itu bagus.

Khobar selalu Marfu'. salah satu tanda Rafa' adalah berharokat Dhommah.
Belajar Bahasa Arab (lanjutan yang kemaren)

Macam-Macam Jama'

Kita telah belajar pembagian Isim berdasarkan Jumlahnya. Berdasarkan Jumlahnya Isim
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna, dan Isim Jamak.

Isim Jamak adalah Isim yang digunakan untuk menunjukkan kata benda yang berjumlah lebih
dari Dua alias Tiga keatas. Jadi Isim Jamak kita gunakan untuk menyatakan misalnya : Meja
3 buah, kursi 4 buah, Rumah 9 buah dan lain sebagainya.

Isim Jamak terdiri atas Tiga Jenis, yaitu:

A. Jamak Mudzakkar Salim

Jamak Mudzakkar Salim adalah jenis isim jamak yang digunakan untuk menyatakan bentuk
jamak dari isim mudzakkar yang bentuknya mengikuti suatu pola yang pasti. Cara membuat
Jamak Mudzakkar Salim adalah dengan menambahkan huruf wawu dan nun di belakang Isim
Mufrod atau bentuk tunggalnya. Lebih jelasnya perhatikan beberapa contoh berikut :

No Isim Mufrod Jama' Mudzakkar Saliim


1 َ‫ُم ْس ِلم ُم ْس ِل ُم ْون‬
2 َ‫ُمؤْ ِمن ُمؤْ ِمنُ ْون‬
3 َ‫اض ُر ْون‬ ِ ‫اضر َح‬ ِ ‫َح‬
4 َ‫كَافِر كَافِ ُر ْون‬
5 َ‫ُمنَافِق ُمنَافِقُ ْون‬

B. Jamak Muannats Saliim

Jamak Muannats Salim adalah jenis jamak yang digunakan untuk menyatakan bentuk jamak
dari Isim Muannats yang bentuknya mengikuti suatu pola yang pasti. Cara membuat Jamak
Muannats Salim adalah denga menambahkan huruf Alif dan ta’ di belakang Isim Mufrodnya.
Perhatikan contoh berikut:

No Isim Mufrod Jama' Muannats Saliim


1 ‫ُم ْس ِل َمة ُم ْس ِل َمات‬
2 ‫ُمؤْ ِمنَة ُمؤْ ِمنَات‬
3 ‫اض َرات‬ ِ ‫اض َرة َح‬ ِ ‫َح‬
4 ‫كَا ِف َرة كَا ِف َرات‬
5 ‫ُمنَافِقَة ُمنَافِقَات‬

C. Jamak Taksir

Jamak Taksir adalah bentuk jamak yang tidak ada pola pasti dalam pembentukannya.
Berbeda dengan dua jenis jamak terdahulu yang mempunyai cara pasti dalam membuat
bentuk Jamaknya. Jadi jenis Jamak ini harus kita hafalkan bentuk jamak dari masing-masing
Isim.

No Isim Mufrod Jama' Taksir


1 ُ‫َم ْكتَب َمكَاتِب‬
2 ‫ِكتَاب ُكتُب‬
3‫ي‬ ٌّ ‫ي ك ََرا ِس‬ ٌّ ‫ُك ْر ِس‬
ََ ‫أ ُ ْستَاذ أ‬
4 ُ‫سا ِتذ‬
5 ‫قَلَم أ َ ْقالَم‬

Demikianlah jenis-jenis Jamak dalam Bahasa Arab.


Hal (35)》Belajar Bahasa Arab

Maf'ul Bih

Maf'ul Bih adalah kata benda yang dikenai suatu pekerjaan, atau sering kita sebut "obyek".
Dalam kitab Nahwu Wadhih pengertian Maf'ul Bih adalah:

‫ص ْوب َوقَ َع َعلَ ْي ِه فِ ْع ُل ْالفَا ِع ِل‬


ُ ‫ْال َم ْفعُ ْو ُل ِب ِه اِسْم َم ْن‬
Maf'ul Bih adalah Isim Mansub yang menjadi obyek pekerjaan yang dilakukan Pelaku

Jadi Maf'ul Bih adalah "yang dikenai" pekerjaan. Lihat kalimat berikut:

َ‫سالَة‬ ِ ُ‫سن يَ ْكتُب‬


َ ‫الر‬ َ ‫َح‬
Hasan menulis surat

Mana Maf'ul Bih nya? Maf'ul Bihnya adalah َ‫سالَة‬


َ ‫الر‬
ِ , Sedangkan Pelakunya adalah ‫سن‬
َ ‫ َح‬, dan
pekerjaannya adalah ُ‫ َي ْكتُب‬.

Maksudnya MANSUB apa? Mengenai hal ini akan kita bahas dalam artikel yang lain. Tetapi
sebagai gambaran awal, diantara tanda MANSUB adalah berharokat Fathah. Lihat kembali
contoh di atas, َ‫سالَة‬
َ ‫الر‬
ِ berharokat fathah bukan?

Teman-teman tidak boleh menulisnya ُ‫سالَة‬


َ ‫الر‬
ِ
Hal (33)》Belajar Bahasa Arab《

Jumlah Fi'liyah

Jumlah Fi'liyah adalah kalimat dalam bahasa Arab yang terdiri dari Fi'il (Kata kerja) dan Fa'il
(pelaku). Jumlah Fi'liyah sudah bisa dikatakan sebagai Jumlah Mufidah karena sudah
menjelaskan maksud kalimat dengan penjelasan yang dapat difahami. Satu hal lagi, Jumlah
Fi'liyah selalu diawali dengan Fi'il (Kata kerja) di awal kalimatnya. jadi, walaupun terdiri dari
Fi'il dan Fa'il, jika yang menjadi awal kalimat bukan Fi'il maka bukan termasuk Jumlah
Fi'liyah.

Berikut beberapa contoh Jumlah Fi'liyah beserta artinya:

َ ‫ذَه‬
‫َب ُم َح َّمد‬
Muhammad sudah pergi

‫ت أ ُ ِمى‬
ْ َ‫سل‬
َ ‫َغ‬
Ibuku sudah mencuci

‫سن‬
َ ‫س َح‬
ُ ‫يَجْ ِل‬
Hasan sedang duduk

‫يَ ْكتُبُ ُمدَ ِرس‬


Pak guru sedang menulis

Begitu saja tentang Jumlah Fi'liyah.


Jadi, langsung aja ya kita ke materi jamaknya untuk kata tunjuk dalam bahasa arab.

1) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah tidak berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim
Muannats, menggunakan: ‫( َه ِذ ِه‬ini) untuk menunjuk yang dekat dan َ‫( تِ ْلك‬itu) untuk menunjuk
yang jauh.

Contoh:

hazihi kutubun / ‫ ( َه ِذ ِه ُكتُب‬ini adalah buku-buku);

hazihi majallatun / ‫ ( َه ِذ ِه َم َجالَّت‬ini adalah majalah-majalah)

tilka kutubun / ‫ ( ِت ْلكَ ُكتُب‬itu adalah buku-buku);

tilka majallatun / ‫ ( ِت ْلكَ َم َجالَّت‬itu adalah majalah-majalah)

2) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim
Muannats, menggunakan: "ha ulaa i" ‫( هَؤُ الَ ِء‬ini) untuk menunjuk yang dekat dan "uulaa ika"
َ‫( أُولَئِك‬itu) untuk menunjuk yang jauh.

Contoh:

ُ ‫ ( هَؤُ الَ ِء‬ini adalah siswa-siswa)


haaulaai tullabun / ‫طالَّب‬

َ ‫ ( َه ُؤالَ ِء‬ini adalah siswi-siswi)


haaulaadi thoolibaatun / ‫طا ِل َبات‬

ُ َ‫ ( أُولَئِك‬itu adalah siswa-siswa)


ulaaika tullabun / ‫طالَّب‬

َ َ‫ ( أُولَئِك‬itu adalah siswi-siswi)


ulaaika toolibaatun / ‫طا ِل َبات‬

Bagaimana?? Sudah bisa difahami kan...


Maka bagaimana untuk bagian pertanyaannya??
Sebenarnya tidak jauh beda dengan diatas, jadi jika kita sudah bias memahaminya, maka
akan mudah pula untuk membuat pertanyaan. Caranya yaitu hanya dengan menambahkan
kata maa (‫ ) َما‬atau juga maaza (َ‫ ) َماذ‬yang artinya apa(kah).

Namun harus di sesuaikan dengan benda yang di tunjuk.

contoh :
Untuk benda dekat muzakkar
apakah ini? (maa haza) ‫َما َهذَ؟‬

Untuk dua benda jauh muannas:apakah itu? (maa tilka) ‫َما تِلكَ ؟‬
Namun kata maa (‫ ) َما‬tidak di gunakan untuk manusia. Sama sebagaimana bahasa Indonesia,
kita tidak pernah mengatakan “apakah mereka?” ketika menunjukkan kepada manusia,
namun kita memakai kata “siapa”.

Begitu juga bahasa arab menggunakan kata man (‫ ) َمن‬yang artinya siapa untuk menanyakan
seseorang.
contoh :
siapakah mereka? (man haaula’) ‫َمن َه ُؤالَ ِء ؟‬

siapakah itu? (man zaalika) ‫َمن ذَالِكَ ؟‬

Untuk menambah perbendaharaan kosakata pada materi ini, maka silahkan dihapalkan juga
ya beberapa kalimat-kalimat dibawah ini.

(man haaza?) ‫ َمن هذَا؟‬siapakah ini?

(haaza akhii) ‫ َهذَا ا َ ِخى‬ini adalah saudara laki2 ku.

(man tilka?) ‫ َمن تِلكَ ؟‬siapa itu?

(tilka ukhti) ‫ تِلكَ اُختِى‬itu adalah saudara perempuanku.

(maa tilka?) ‫ ما َ تِلكَ ؟‬apakah itu?

(tilka sajadatun) ُ ‫س َجدَة‬


َ َ‫ تِلك‬itu adalah sajadah

ٰ ‫ َم‬apakah ini?
ِ َ‫اهذ‬
(maa hazaani?) ‫ان‬

ِ َ‫ ٰهذ‬ini adalah dua buah meja.


ِ ‫ان َمكت َ َب‬
(haazaani maktabaani) ‫ان‬

Sekian dulu ya sahabat mengenai postingan materi bahasa arab kata tunjuk,
□Sering-sering lihat dan baca foto profil group belajar kita bersama ( Manhaj ) baca , pahami
nasehat Imam Syafi'i

Muhammad Ariq
1 November

Berikut angka 1-10 dalam bahasa arab.


1.Waahidun / ُ ‫احد‬ ِ ‫ َو‬- ١
2. Itsnaani / ‫َان‬
ِ ‫ ا‬-٢‫ن‬‫ِث‬
3. Tsalaasatun / ُ‫ ثَ َالثَة‬-٣
4. Arba’atun / ُ‫ اَربَ َعة‬-٤
5. Khamsatun / ُ‫سة‬ َ ‫ خَم‬-٥
6. Sittatun / ُ ‫ ِستَّة‬-٦
7. Sab’atun / ُ‫سب َعة‬
َ -٧
8. Tsamaaniyyatun / ُ‫ ثَ َمانِيَّة‬-٨
9. Tis ‘atun / ُ‫ تِس َعة‬-٩
10. ‘Asyaratun / ُ ‫ َعش ََرة‬-١٠

Nah, yang menjadi pertanyaaanya, bagaimana cara menggabungkannya dengan isim?


Caontohnya sebuah buku, dua buku, lima buku? Jadi jka ingin menggabungkan dengan
isim,ada beberapa kaidah/ketentuan yang harus dikenali.

1. Untuk angka satu (tunggal) maka bendanya juga harus mufrad. Dan letak ‘adad setelah
isim.
contoh:
ِ ‫ِكتَبُ َو‬
- sebuah buku = kitaabun waahidun / ُ ‫احد‬
- sebuah pintu = baabun waahidun / ُ ‫احد‬
ِ ‫بَابُ َو‬
- sebuah meja = makatabun waahidun / ‫احد‬ ِ ‫َمكتَبُ َو‬

2. Untuk angka dua (mutsanna) maka bendanya juga harus dalam bentuk muannas. Dan letak
‘adad setelah isim juga.
contoh:
- dua buah buku = kitaabaani isnaani / ‫َان‬
ِ ‫ان اثن‬ ِ َ‫ِكتَب‬
- dua buah pintu = baabaani isnaani / ‫َان‬
ِ ‫ن‬‫اث‬ ‫ان‬
ِ ‫َب َب‬
- dua buah meja = maktabaani isnaani / ‫َان‬ ِ ‫ان اثن‬ ِ َ‫َمكتَب‬

3. Untuk angka 3-10 (plural) maka bendanya juga dalam bentuk jamak. Dan letak ‘adad
sebelum isim.
contoh:
ِ ُ ‫ث َ َالثَةُ ُكت‬
- tiga buah buku = tsalaasatu kutubin / ‫ب‬
- lima buah meja = khomsatu makaatibin / ‫ب‬ ِ ِ‫سةُ َمكَات‬ َ ‫خَم‬
- sepuluh buah pintu = ‘asyrotu abwaabin / ‫ب‬ ِ ‫بوا‬ ََ ‫شرة ُ ا‬
َ ‫َع‬

Nah, sampai disini bias difahami kan… Kalau sudah mengerti kita melangkah lebih lanjut
lagi…

Yaitu bagaimana jika bendanya muannas??


nah, jika benda muannas, maka ‘adadnya juga harus muannas. Nah untuk ‘adad muannas
hamper serupa seperti ‘adad muzakkar, namun ada sedikit perubahan di akhirnya.

Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan dan hafalkan ‘adad muannas dibawah ini..
1.Waahidatun / ُ ‫احدَة‬ ِ ‫ َو‬- ١
2. Itsnataani / ‫َان‬ِ ‫ ا‬-٢
‫ت‬‫ن‬
َ ‫ِث‬
3. Tsalaasun / ‫ث‬ ُ ‫ ث َ َال‬-٣
4. Arba’un / َ‫ ربَ ُع ا‬-٤
5. Khamsun / ‫َمس‬ ُ ‫ خ‬-٥
6. Sittun / ‫ ِست‬-٦
7. Sab’un / ‫سب ُع‬
َ -٧
8. Tsamaaniyyun / ‫ ثَ َما ِني‬-٨
9. Tis ‘un / ‫ تِس ُع‬-٩
10. ‘Asyrun / ‫شر‬ ُ ‫ َع‬-١٠
Nah, kalau cara untuk menggabungkannya dengan isim tidak ada perbedaan dengan cara
muzaakar, hanya saja disini ‘adad muannas dipasangkan dengan isim muannas.
contoh:
- sebuah sajadah = sajadatun waahidatun / ُ ‫احدَة‬ِ ‫س َجدَة ُ َو‬ َ
- dua buah sajadah = sajadataani isnataani / ‫َان‬
ِ ‫ن‬‫اث‬ ‫َان‬
ِ ‫س َج‬
‫ت‬َ ‫د‬ َ
- enam buah sajadah = sittu sajaadaatin / ‫ت‬ ‫ا‬ ‫د‬
ِ َ َ َ‫ج‬ ‫س‬ ‫ت‬ ‫س‬ِ

Nah, gimana?? Mudahkan!! Oh ia, perlu diperhatikan juga untuk baris akhirnya. Apakah
tanwin atau tidak. Untuk tunggal, ‘adad berbaris tanwin (un). Namun untuk jamak, ‘adadnya
tidak berbaris tanwin (un)

Lebih jauh lagi, bagaimana jika bendanya lebih dari sepuluh?? Maka perlu juga kita
menghapalkannya, namun sebenarnya untuk angka selanjutnya tidak jauh berbeda dengan
angka dasar.

11 = 1 + 10 > ‫اَ َحدَ َعشَر‬


(ahada 'asyaro)
12 = 2 + 10 > ‫اِثنَا َعشَر‬
(isna 'asyaro)
13 = 3 + 10 > ‫ث َ َالثة َعش ََر‬
(tsalaatsata 'asyaro)
14 = 4 + 10 > ‫اَر َبعَةَ َعش ََر‬
(arba'ata 'asyaro)
16 = 6 + 10 > ‫ِستَّةَ َعش ََر‬
(sittata 'asyaro)
18 = 8 + 10 > ‫ثَ َما ِنيَّةُ َعش ََر‬
(tsamaaniyyata 'asyaro)
19 = 9 + 10 > ‫تِسعَةَ َعش ََر‬
(tis'ata 'asyaro)
20 = َ‫شرون‬ُ ‫'( ِع‬isyruuna)
21 = 1 & 20 > َ‫شرون‬ ُ ‫احد ُ َو ِع‬ ِ ‫َو‬
(wahidun wa 'isyruuna)
22 = 2 & 20 > َ‫شرون‬ ُ ‫َان َو ِع‬ ِ ‫اِثن‬
(isnaani wa 'isyruuna)
27 = 7 & 20 > َ‫شرون‬ ُ ‫سبعَةُ َو ِع‬ َ
(san'ata wa 'isyruuna)
30 = َ‫( ثَ َالثُون‬tsalaatsuuna)
38 = 8 & 30 > َ‫ث َ َمانِيَّةُ َو ث َ َالثُون‬
(tsamaaniyyatu wa tsalaatsuuna)
40 = َ‫( اَربَعُون‬arba'uuna)
50 = َ‫( خَمسُون‬khomsuuna)
60 = َ‫( ِستون‬sittuuna)
70 = َ‫سب ُعون‬َ (sab'uuna)
74 = 4 & 70 > َ‫سبعُون‬ َ ‫اَربَعَةُ َو‬
('arba'ata wa sab'uuna)
80 = َ‫( ثَ َمانُون‬tsamaanuuna)
90 = َ‫( تِسعُون‬tis'uuna)
Jadi seperti itulah hitungan dalam bahasa arab, sebenarnya jika diperhatikan dan bias
dipahami, maka hanyalah dibolak balik saja katanya. Perhatikan tanda diatas. "wa" dalam
bahasa arab artinya adalah "dan".

Untuk meletakkan/menggabungkan dengan isim, maka ‘adad diatas sepuluh (11-n) ‘adad nya
diletakkan sebelum isim, dan isimnya kembali kebentuk mufrad, namun berbaris fathataini
(an).
contoh :
22 meja = isnani wa ‘isruuna maktaban / َ ‫شرونَ َمكت َبا‬ُ ‫َان َو ِع‬ِ ‫اِثن‬
‫و‬ ُ
َ َ َ ‫اَر َب‬
74 buku = arba’ata wa sab’uuna kitaban / ‫سبعُونَ ِكت َ َبا‬ ‫ة‬ ‫ع‬

Nah, yang diatas itu untuk muzakkar, sedangkan untuk muannas kita hanya perlu mengganti
‘adadnya yg satuan menjadi muannas. Dan khusus untuk puluhan “ ’asyara ” juga diganti
dengan “ ‘asyrata “ sedangkan yang lainnya tetap.
contoh :
14 = 4 + 10 > َ‫عشرة‬
َ ‫اَربَ َع‬
14 (arba' 'asyrota)
19 = 9 + 10 > َ‫شرة‬ َ ‫تِس َع َع‬
19 (tis'a 'asyrota)
45 = 5 & 40 > َ‫َمس َو اَر َبعُون‬ َ ‫خ‬
45 (khomsa wa arba'uuna)
97 = 7 & 90 > َ‫سب َع َو التِسعُون‬ َ
97 (sab'a watis'uuna)

Kalau untuk penggabungannya dengan isim, tidak ada perbedaan. Caranya sama seperti
dengan muzakkar.
contoh :
14 sajadah = arba’a ‘asyrata sajadatan / َ ‫س َجدَة‬
َ َ ‫عشرة‬
َ ‫اَربَ َع‬
97 perempuan = sab’a wa tis’uuna bintan / َ ‫سب َع َو ِتسعُونَ بِنتا‬َ
Nb : Untuk ta marbuthoh (‫ )ة‬tidak perlu menambahkan alif diakhirnya.
Belajar Bahasa Arab 》(Hal 24)《

Tabel Tashrif Lughowi Fi'il Madhi & Mudhori'

Pada pembahasan Tashrif Lughawi Fi'il Madhi dan Tashrif Lughawi Fi'il Mudhari' kita sudah
belajar tentang tashrif atau perubahan bentuk fi'il berdasarkan ke 14 Dhomir atau kata
gantinya.

Pada kali ini saya hanya akan memberikan sebuah tabel tashrif lughawi fi'il madhi dan
mudhari. Semoga bisa mempermudah kita dalam memahami Tashrif Lughawi Fi'il Madhi
dan Mudhari'. Berikut ini tabelnya:

Hal:24
Hal(32) 》Belajar Bahasa Arab《

Mubtada'

Mubtada' adalah Setiap Isim (Kata Benda Bahasa Arab) yang terletak di awal kalimat.

Kaidahnya adalah sebagai berikut:

‫ال ُم ْبتَدَا ُء إِسْم َم ْرفُ ْوع فِى أَ َّو ِل ْال ُج ْملَ ِة‬
Mubtada' adalah Isim Marfu' di awal kalimat

Setiap Isim (Kata Benda Bahasa Arab) yang berada di AWAL kalimat adalah Mubtada'.
Sebagai contoh:

‫ال ِكتَابُ َج ِميْل‬


Buku itu bagus
ْ َ‫الف‬
‫ص ُل ن َِظيْف‬
Kelas itu bersih

Tebak mana Mubtada' dari dua kalimat di atas? ya betul sekali, Mubtada'nya adalah ُ‫ ال ِكتَاب‬dan
ْ َ‫الف‬.
‫ص ُل‬

Apa itu MARFU'? Salah satu tanda Rafa' adalah berharokat Dhommah. Anda perhatikan
kedua Mubtada' pada contoh di atas! Berharokat Dhommah bukan?
Belajar Bahasa Arab

Fi'il

Pada kali ini kita akan belajar bersama tentang Fi’il. Apa itu Fi’il? Kata sebenarnya dari Fi’il
adalah Fi’lun (‫)فِ ْعل‬. Entah kenapa orang Indonesia lebih akrab dengan kata Fi’il, mungkin
karena lebih mudah diucapkan. Fi’il adalah suatu kata yang menunjukkan perbuatan yang
dilakukan pada waktu tertentu. Atau dengan kata lain Fi’il adalah Kata Kerja dalam Bahasa
Arab.

Berikut beberapa contoh Fi’il :

Belajar ‫يَتَعَلَّ ُم‬-‫تَعَلَّ َم‬


Sholat ‫ص ِلى‬ َ ُ‫ي‬-‫صلَّى‬ َ
Tidur ‫ َينَا ُم‬-‫َام‬
َ ‫ن‬
Mencuci ‫يَ ْغ ِس ُل‬-‫س َل‬ َ ‫َغ‬
Menulis ُ‫ َي ْكتُب‬-‫َب‬ َ ‫َك‬‫ت‬

Penggunaan dan macam-macam Fi’il akan kita bahas pada bab selanjutnya.

8
Belajar Bahasa Arab 》(Rangkuman Fi'il Lazim dan Fi'il Muta'adi)《

Fi'il Lazim dan Fi'il Muta'adi

Pada bab ini saya ingin mengulas sedikit tentang Fi'il Lazim dan Fi'il Muta'addi. Berdasarkan
kebutuhan Obyek nya, Fi'il dibagi dua macam, yaitu Fi'il Lazim dan Fi'il Mudhari'.

A. Fi'il Lazim

Fi'il Lazim adalah Fi'il (kata kerja) yang tidak membutuhkan Obyek (dalam Bahasa Arab
istilahnya adalah Maf'ul Bih). Dalam tata bahasa Indonesia Fi'il Lazim kurang lebih sama
dengan Kata Kerja Intransitif, yaitu kata kerja yang tidak membutuhkan obyek.
B. Fi'il Muta'adi

Fi'il Muta'addi adalah Fi'il (kata kerja) yang membutuhkan Obyek (Maf'ul Bih). Dalam
bahasa Indonesia kurang lebih sama dengan Kalimat Transitif

Mudah bukan. Masih banyak lagi contoh yang lain. Yang tertulis di atas hanya beberapa saja.

Hal(29.b)
Hal (39)》Belajar Bahasa Arab

Idhofah

Idhofah atau sering juga disebut Mudhaf - Mudhaf Ilaih adalah menyandarkan satu kata
kepada kata lainnya. Struktur Idhofah terdiri dari dua bagian, yaitu Mudhaf dan Mudhaf Ilaih.
Lihat contoh berikut:

‫َم ْكتَبُ ُم َج َّمد‬

‫ف‬ ُ ‫غ ْرفَةُ ال‬


ِ ‫ضيَ ْو‬ ُ

Kata maktabu pada contoh pertama berposisi sebagai Mudhof, sedangkan kataMuhammadin
adalah Mudhaf ilaih, Sehingga artinya adalah Bukunya Muhammad.

Sedangkan pada contoh kedua, kata Ghurfatu adalah Mudhaf, sedangkan kata Dhuyufi adalah
Mudhaf Ilaih sehingga artinya adalah Ruang tamu.

Berikut adalah aturan yang berlaku pada struktur Idhofah:

Mudhaf tidak boleh diawali Alim Lam


Kedudukan Mudhaf adalah Marfuk
Mudhaf ilaih berkedudukan Majrur
Mudhaf Ilaih boleh diawali alif lam atau tidak

Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat


Hal(22.a)> Belajar Bahasa Arab

Tashrif Lughowi Fi'il Madhi

Apakah Tashrif Lughowi itu? Bagi Anda yang sudah akrab dengan Bahasa Arab tentu kata
tersebut sudah tidak asing lagi. Tetapi bagi yang masih awam mungkin mendengar kata
tersebut saja belum pernah.

Tashrif Lughowi adalah perubahan bentuk fi'il atau kata kerja dalam Bahasa Arab yang
terjadi karena perubahan Subjek. Dengan kata lain, Fi'il berubah bentuk mengikuti Subjek
atau pelakunya. Misalnya ada kata kerja "Membaca" dalam Bahasa Arab. Kata "membaca"
dalam kalimat "Saya membaca" dan "kamu membaca" berbeda dalam Bahasa Arab karena
pelakunya berbeda, yaitu Saya dan Kamu.

Subjek dalam Bahasa Arab ada 14. Jika Anda lupa atau belum tahu dapat dilihat pada bab
dhomir. Berarti bentuk Fi'il Madhi pun berubah menjadi 14 macam juga. Tetapi ini tidak
sulit, perubahan bentuknya hanya berupa penambahan beberapa huruf di depan, belakang
atau depan dan belakang dari Fi'il Madhi tersebut.

Agar lebih mudah dipahami, perhatikan tabel postingan sebelum ini dibawah
Hal (31) 》Belajar Bahasa Arab

Dhorof Makan dan Dhorof Zaman

Sebelum kita sampaikan tentang pengertian Majrur sebagaimana telah kita janjikan
sebelumnya, kita akan menyampaikan terlebih dahulu tentang Dhorof (‫ف‬ َ ). Dhorof
ُ ‫ظ ْر‬
(Dhorfun) jika saya jelaskan dengan bahasa saya adalah kata dalam Bahasa Arab yang
menyatakan Posisi tempat dan waktu.

Dhorof dibagi menjadi Dua macam:

A. Dhorfu Makan ( ُ‫ف ْال َمكَان‬ َ ‫)ال‬


ُ ‫ظ ْر‬

Yaitu Dhorof yang membahas tentang posisi-posisi Tempat dalam Bahasa Arab. Beberapa
Dhorof Makan dapat Anda lihat sebagai berikut:

Dhorof Makan Cara Bacanya Artinya


َ ‫ أَ َم‬Amaama< Di depan
1 ‫ام‬
2 ‫ َو َرا َء‬Waroo a< Di belakang
3‫ب‬ َ ِ‫ َجان‬Jaaniba<Di samping
4 ‫' َعلَي‬ala <Di atas (nempel)
5 َ‫ فَ ْوق‬Fauqo <Di atas (tidak nempel)
6 َ‫ تَحْ ت‬Tahta< Di bawah
7 َ‫ بَيْن‬Baina< Di antara

َّ ‫ف‬
B. Dhorfu Zaman ( ُ‫الز َمان‬ َّ ‫)ال‬
ُ ‫ظ ْر‬

Yaitu Dhorof yang membahas tentang posisi-posisi Waktu dalam Bahasa Arab. Beberapa
Dhorof Makan dapat Anda lihat di tabel berikut:
Dhorfu Zaman Cara Membaca Arti
1 ‫ قَ ْب َل‬Qobla <Sebelum
2 َ‫ بَ ْعد‬Ba'da< Setelah

Demikian pembahasan tentang Dhorof, Semoga bermanfaat

(31)

Belajar Bahasa Arab

Jenis Kata dalam Bahasa Arab

Bahasa Arab sama seperti bahasa yang lain. Kalimat terdiri dari kumpulan beberapa kata.
Jenis kata dalam Bahasa Arab terdiri dari 3 jenis, yaitu : ISIM, FI'IL dan HARF. berikut
uraian singkat dari ketiga jenis kata tersebut.

ISIM adalah Kata Benda atau segala sesuatu yang dikategorikan kata benda baik yang terlihat
ataupun yang tidak terlihat. Yang termasuk kata benda diantaranya adalah Nama Orang,
Nama Hewan, Tumbuhan, Nama Kota/Negara dan Nama Benda lainnya. Benda hidup dan
mati semuanya termasuk Isim.

FI'IL adalah Kata dalam Bahasa Arab yang menunjukkan suatu pekerjaan pada waktu
tertentu. Setiap kata kerja dalam Bahasa Arab pasti Fi'il, baik pekerjaan yang disengaja
(seperti belajar, makan, mencuci) maupun pekerjaan yang tidak disengaja (mengantuk, tidur,
tertawa).mudah bukan?

HARF adalah kata dalam Bahasa Arab yang tidak dapat berdiri sendiri. contohnya : di atas, di
dalam, ke, dari, dan lainnya. maksud tidak bisa berdiri sendiri adalah kata tersebut tidak
mempunyai arti yang dapat dipahami jika tanpa didampingi kata yang lain. contohnya kata
"di atas" saja, kita tidak bisa memahami apa maksudnya, akan timbul pertanyaan "siapa yang
di atas?" atau "Apanya yang di atas?". oleh karena itu Harf selalu membutuhkan kata yang
lain.

Demikian jenis kata dalam Bahasa Arab. Dalam artikel ini sengaja belum saya beri tulisan
Arab sedikitpun dengan maksud untuk mempermudah logika berpikir para Pembaca yang
masih sangat awam terhadap Bahasa Arab. Ini termasuk saya juga awam namun kita coba
berbagi
(2)

Belajar Bahasa Arab

Dhomir

Sebelum melanjutkan pembahasan tentang Fi'il, Saya akan menyisipkan sedikit pembahasan
tentang Dhomir terlebih dahulu. Pengetahuan tentang Dhomir ini akan sangat membantu
dalam memahami Fi'il.

Apa itu Dhomir?

Dhomir adalah Kata Ganti. Misalnya dalam bahasa Indonesia terdapat kata ganti Saya,
Kamu, Kalian, Dia, Mereka, Kami, dan Kita. Kata "Ahmad pergi ke pasar." dapat diganti
"Dia pergi ke pasar". Kata "Dia dalam kalimat kedua menggantikan kata "Ahmad" dalam
kalimat pertama.

Bahasa Arab pun tidak jauh berbeda.Terdapat 14 Dhomir atau kata ganti dalam bahasa Arab.
Silahkan dilihat pada tabel berikut:

Dhomir-Cara Membacanya -Arti


‫ ه َُو‬Huwa Dia (laki-laki) (1 orang)
‫ ُه َما‬Huma Dia (laki-laki) (2 orang)
‫ ُه ْم‬Hum Dia (laki-laki) (3 orang)/ biasa disebut “mereka”
‫ِي‬َ ‫ ه‬Hiya Dia (perempuan) (1 orang)
‫ ُه َما‬Huma Dia (perempuan) (2 orang)
‫ ُه َّن‬Hunna Dia (perempuan) (3 orang) / biasa disebut “mereka”
َ‫ أ َ ْنت‬Anta kamu (laki-laki) (1 orang)
‫ أَ ْنت ُ َما‬Antuma kamu (laki-laki) (2 orang)
‫ أَ ْنت ُ ْم‬Antum kamu (laki-laki) (3 orang)/ biasa disebut “kalian”
‫ت‬ ِ ‫ أ َ ْن‬Anti kamu (perempuan) (1 orang)
‫ أَ ْنت ُ َما‬Antuma kamu (perempuan) (2 orang)
‫ أَ ْنت ُ َّن‬Antunna kamu (perempuan) (3 orang)/ biasa disebut “kalian”
‫ أَنَا‬Anaa Saya
ُ‫ نَحْ ن‬Nahnu Kami/Kita

Ke-14 Dhomir tersebut harus dihafalkan. Karena banyak pembahasan dalam Bahasa Arab
yang berhubungan dengan Dhomir ini. Agar lebih mudah dalam menghafalkan sebaiknya
berurutan dari atas ke bawah.

Nb: Ini sudah kita upload kemaren foto/posternya coba ricek kebawah postingan dilimasa
saya . Tapi biarlah kita posting kembali biar lebih jelas

18
Muhammad Ariq
17 September

Hal (15) > Ini kata ganti bersambung ( perhatikan pada kolom Dhamir muttashil . Kita akan
banyak menemukan didalam percakapan bahasa arab)

11
2 Kom
Coba praktekkan dirumah , mudah-mudahan bisa dan dibaca lagi materi yang telah lewat
serta baca juga kamus bahasa Arab

Muhammad Ariq
1 Oktober
Hal (42.c)》》Definisi tasrif / ilmu Sharaf

‫ص ُل‬ُ ْ‫ص ْودَة الَ تَح‬ ِ ‫ص ِل ْال َو‬


ُ ‫اح ِد إِلَى أ َ ْمثِلَة ُم ْخت َ ِلفَة ِل َمعَان َم ْق‬ ْ َ ‫صنَا َع ِة تَحْ ِو ْي ُل اْأل‬
َّ ‫ْف فِي اللغَ ِة الت َّ ْغ ِيي ُْر َوفِي ال‬ ْ َّ ‫اِ ْعلَ ْم اَََ ََ َّن الت‬
َ ‫ص ِري‬
‫اِالَّ ِب َها‬

Ketahuilah, bahwa yg dinamakan Tashrif menurut bahasa: Perubahan. Dan menurut Istilah:
mengubah asal bentuk kalimat yang satu kepada model-model bentuk yang berbeda-beda,
untuk menghasilkan makna-makna yang diharapkan/yang dimaksud/ yang dituju, yang tidak
akan berhasil melainkan dengan cara itu (model-model bentuk tsb).
Hal (32) 》Belajar Bahasa Arab《

Jumlah Ismiyah

Jumlah ismiyah adalah kalimat dalam bahasa Arab yang terdiri dari 2 kelompok isim (kata
benda), isim yang pertama adalah mubtada', dan isim yang kedua adalah khobar. Jumlah
ismiyah termasuk jumlah mufidah, yaitu kalimat yang maknanya dapat kita pahami dengan
sempurna.

contohnya sebagai berikut:

‫ع ُم ْزدَ ِح ٌّم‬
ُ ‫َار‬
ِ ‫الش‬
Jalan Itu Ramai

ْ َ‫الف‬
‫ص ُل َج ِميْل‬
Kelas Itu Bagus

Penjelasan mengenai Mubtada' dan Khobar kita bahas pada Bab berikutnya ya...
Ini juga isi dari buku belajar bahasa Arab Darusul Lughoh 1 (Dr . V.Abdur - Raheem) dan
kita kira teman teman sudah mulai mengerti pembahasan Buku ini

Muhammad Ariq
19 September

Ini selingan saja buat kita kita pemula tapi sudah mulai mengertikan ? dan silahkan dicoba
jika bingung lihat 2 kembali postingan2 sebelumnya
Yang belum faham tentang Isim silahkan lihat postingan Belajar Bahasa Arab diberanda ana
yang -+ satu bulan kemaren

Muhammad Ariq
17 Oktober

Materi tentang Isim ada pada postingan ana (hal:1) satu bulan yang lalu silahkan diricek bagi
yang butuh
Buat tambahan gizi bahasa Arab kita ya

Muhammad Ariq
16 September

Poster hiwar hari ini


Muhammad Ariq
7 Oktober

Sebelum kita melanjutkan materi belajar bahasa Arab kita difacebook ini , kita sarankan
teman-teman untuk mendowload Buku belajar bahasa Arab dibawah ini lalu mempelajarinya
serta menjawab soal -soal didalam buku tersebut .

Insyaa Allah kita berpandangan positif terhadap teman-teman yang memang benar -benar
menulis, serius mengikuti materi Belajar Bahasa Arab difacebook atau digroup dari awal
sampai saat ini , Insyaa Allah sudah bisa memahami , menjawab isi dari Buku yang kita
rekomendasikan dipostingan ini, paling tidak separo dari isi materi buku (Durusul Lughah al-
Arabiyyah jilid 1 ) insyaa Allah bisa teman-teman pelajari, pahami , mengerti dan
menjawabnya atau minimal sudah mulai bisa paham dan mengerti. Aamiin

Silahkan dowload di play store atau diRodja radio belajar bahasa Arab atau sumber lainnya
juga sertai kamus bahasa Arab -Indonesia dan rajin2 menhafal kosakata bahasa Arab untuk
mempelajari buku tersebut.

》Perlu diketahui buku belajar bahasa Arab yang kita pelajari difacebook atau digroup sedikit
berbeda namun nantik tujuannya sama
Hal (1) 》Belajar Bahasa Arab

Jenis Kata dalam Bahasa Arab

Bahasa Arab sama seperti bahasa yang lain. Kalimat terdiri dari kumpulan beberapa kata.
Jenis kata dalam Bahasa Arab terdiri dari 3 jenis, yaitu : ISIM, FI'IL dan HARF. berikut
uraian singkat dari ketiga jenis kata tersebut.

ISIM adalah Kata Benda atau segala sesuatu yang dikategorikan kata benda baik yang terlihat
ataupun yang tidak terlihat. Yang termasuk kata benda diantaranya adalah Nama Orang,
Nama Hewan, Tumbuhan, Nama Kota/Negara dan Nama Benda lainnya. Benda hidup dan
mati semuanya termasuk Isim.

FI'IL adalah Kata dalam Bahasa Arab yang menunjukkan suatu pekerjaan pada waktu
tertentu. Setiap kata kerja dalam Bahasa Arab pasti Fi'il, baik pekerjaan yang disengaja
(seperti belajar, makan, mencuci) maupun pekerjaan yang tidak disengaja (mengantuk, tidur,
tertawa).mudah bukan?

HARF adalah kata dalam Bahasa Arab yang tidak dapat berdiri sendiri. contohnya : di atas, di
dalam, ke, dari, dan lainnya. maksud tidak bisa berdiri sendiri adalah kata tersebut tidak
mempunyai arti yang dapat dipahami jika tanpa didampingi kata yang lain. contohnya kata
"di atas" saja, kita tidak bisa memahami apa maksudnya, akan timbul pertanyaan "siapa yang
di atas?" atau "Apanya yang di atas?". oleh karena itu Harf selalu membutuhkan kata yang
lain.

Demikian jenis kata dalam Bahasa Arab. Dalam artikel ini sengaja belum di beri tulisan Arab
sedikitpun dengan maksud untuk mempermudah logika berpikir teman-teman terhadap
Bahasa Arab.

》¤ Pelajari dan pahami pembahasan tentang Isim beserta jenis2nya pada postingan dibawah >
silahkan dilihat. Catat bila perlu, sebab kita tidak fokus dengan satu buku .
Dan insyaa Allah ada waktu kita akan posting kosakata/hal-hal yang bersangkutan dengan
Isim beserta contohnya.

》Pelajaran bahasa Arab insyaa Allah akan diposting secara bertahap, mengingat untuk
menulis, menghafal, memahami per Bab itu butuh waktu dan keseriussan .
Lanjutan materi sebelumnya (hal.36)

Muhammad Ariq
7 Oktober

Hal (37) Belajar bahasa Arab


Belajar Bahasa Arab

Isim Mufrod, Isim Mutsanna dan Isim Jamak

Pada bagian sebelumnya kita telah belajar tentang klasifikasi Isim berdasarkan pada Jenisnya.
Pada kali ini kita akan belajar bersama-sama tentang klasifikasi Isim berdasarkan Jumlahnya.
Dalam Bahasa Arab Isim dibagi 3 jenis, yaitu bentuk tunggal, dual, dan jamak. Hal ini sedikit
berbeda dengan Bahasa Inggris, dalam Bahasa Inggris hanya ada bentuk tunggal dan jamak
saja.

Menurut Jumlahnya, Isim dibagi menjadi Tiga jenis, yaitu :

Pertama adalah Isim Mufrod, Isim Mufrod adalah Isim yang berjumlah tunggal atau satu.
Bentuk dasar dari Isim adalah mufrod. Jika Anda mencari arti dari suatu kata benda di
Kamus, Kata yang Anda temukan adalah kata tunggal atau disebut Isim Mufrod.

Kedua adalah Isim Mutsanna. Isim Mutsanna adalah Isim yang berjumlah Dua. Isim
Mutsanna ini dapat dibuat dengan menambahkan Alif dan Nun di belakang Isim Mufrod.

Isim Mufrod Isim Mutsanna


‫ بَيْت‬rumah 1 buah ‫َان‬ ِ ‫ َب ْيت‬rumah 2 buah
‫ بَاب‬pintu 1 buah ‫ان‬ ِ َ‫ بَاب‬pintu 2 buah
‫سة‬ ‫ْر‬
َ َ َ‫د‬ ‫م‬ sekolah 1 buah ‫َان‬
ِ ‫ست‬
َ ‫ َمد َْر‬sekolah 2 buah
‫سا َعة‬َ jam 1 buah ‫َان‬ ِ ‫سا َعت‬ َ jam 2 buah
‫ َمس ِْحد‬masjid 1 buah ‫ان‬ ِ َ‫ َمس ِْحد‬masjid 2 buah

Ketiga adalah Isim Jamak. Isim Jamak adalah Isim yang berjumlah Tiga atau lebih. Isim
Jamak dibagi menjadi Tiga macam, yaitu: Jamak Mudzakkar Salim, Jamak Muannats Salim,
dan Jamak Taksir. Mengenai jenis-jenis Isim Jamak akan kita bahasa pada bagian
selanjutnya.
Belajar Bahasa Arab

Pengertian Nahwu Shorof

Tata Bahasa Arab secara garis besar terdiri dari dua hal, yaitu Nahwu dan Shorof.

Nahwu adalah kaidah atau aturan dalam tata bahasa Arab yang mengatur hubungan antar
kata. Dalam istilah yang lebih umum disebut ilmu Sintaksis. Menurut Buku bahasa Arab,
Nahwu adalah ilmu yang mempelajari kaidah untuk mengenal fungsi-fungsi kata yang masuk
pada kalimat, mengenal hukum akhir kata, dan untuk mengenal cara mengi’rob.

Shorof adalah kaidah atau aturan dalam bahasa Arab yang mengatur perubahan suatu kata ke
bentuk lainnya. Dalam istilah ilmu bahasa disebut Morfologi. Bahasa Arab bisa menjadi
bahasa yang berusia sangat tua seperti saat ini salah satu penyebabnya karena bahasa Arab
mempunyai Shorof ini. Sehingga apabila ada kosa kata baru yang muncul dalam bahasa Arab
langsung dapat diketahui bahasa Arabnya dengan ilmu Shorof.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antar kata dalam bahasa Arab, Sedangkan Ilmu Shorof adalah ilmu yang
mempelajari perubahan bentuk suatu kata.
(1)
Untuk kita - kita pemula silahkan pelajari dan pahami pembahasan Isim dalam bahasa Arab,
nanti kalau sudah paham kita lanjut ke pembahasan FI'IL dan insyaa Allah nantik kita juga
akan jelaskan contoh-contoh kosakata yang termasuk kedalam pembahasan Isim

Untuk kita yang sudah belajar bersama( Bahasa Arab) sebulan yang lewat harap benar-benar
dipahami apa -apa yang sudah dibahas alasannya insya Allah kita akan lanjut kepembahasan
tingkat berikutnya

Muhammad Ariq
27 Oktober

Pelajaan Nahwu : KATA BENDA (ISIM) DALAM BAHASA ARAB

1. PENGERTIAN ISIM
Isim adalah kata benda atau suatu kata yang tidak memiliki waktu.
Contoh : ‫( ُم َح َّمد‬muhammad), ‫سة‬
َ ‫( َمد َْر‬sekolah)
Bagaimana cara mengidentifikasi isim (kata benda) dalam bahasa arab…?

Berikut adalah ciri-cirinya :


1. Bisa menerima tanwin seperti contoh diatas.
2. Bisa menerima (‫) ا ل‬
Contoh : ‫( الن ْو ُر‬Cahaya), ‫آء‬ ِ ‫س َم‬
َّ ‫( ال‬Langit)
3. Bisa menerima huruf jer
Huruf jer yang biasa kita jumpai diantaranya adalah:
‫( ِم ْن‬dari) ‫( الي‬ke) ‫( َع ْن‬dari) ‫( َعلي‬diatas)‫( فِي‬didalam) ‫( ب‬dengan)
‫( ل‬bagi) ‫( ك‬seperti)
Contoh : ‫آء‬ ِ ‫س َم‬
َّ ‫( ِمنَ ال‬dari langit) ‫آء‬ ِ ‫س َم‬
َّ ‫ ال‬adalah merupakan isim dan karenanya ia bisa dimasuki
huruf jer yaitu ‫ِم ْن‬
4. Bisa bersambung dengan isim lain membentuk kata majemuk.
Contoh : ِ‫ص ُرلل‬ ْ َ‫( ن‬pertolongan Allah). Merupakan dua buah buah isim yang digabung menjadi
satu dan menghasilkan satu makna.
Catatan :
Tanwin dan Alif Lam merupakan tanda isim, tetapi keduanya tidak dapat berada pada satu
isim secara bersamaan.
Contoh : ‫ نُ ْور‬ketika dimasuki alif lam akan menjadi ‫( اَلن ْو ُر‬tanwin-nya hilang).
2. PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN JENISNYA
Berdasarkan jenisnya kata benda dapat dibedakan menjadi kata benda jenis laki-laki
(mudzakkar) dan kata benda jenis perempuan (mu’annas). Pembagian kata benda berdasarka
jenis dalam bahasa arab adalah sangat penting karena hal ini akan menyangkut pada
pemakaian dhomir (kata ganti) dan juga pemakaian fi’il (kata kerja). Seperti contoh :
‫طبِيْب‬َ ‫ ه َُو‬Dia adalah dokter (laki-laki) ‫طبِ ْيبَة‬ َ ‫ِي‬
َ ‫ ه‬Dia adalah dokter (perempuan)

‫ جا َ َء ُم َح َّمد‬Muhammad telah datang ‫ت ِه ْند‬


ْ ‫ جا َ َء‬Hindun telah datang

َ adalah isim mudzakar (kata benda jenis laki-laki) sehingga kata


Pada contoh diatas : ‫ط ِبيْب‬
َ
ganti yang digunakan juga harus berjenis laki-laki yaitu ‫( ه َُو‬He). Pada contoh ke-2 ‫ط ِب ْيبَة‬
adalah isim muannast (kata benda jenis perempuan) sehingga kata ganti yang digunakan juga
harus berjenis perempuan yaitu ‫ِي‬
َ ‫( ه‬She).

‫ ُم َح َّمد‬adalah isim mudazakar sehingga fi’il (kata kerja) yang digunakan juga harus mudzakar.
Begitu juga dengan ‫ ِه ْند‬adalah isim muannast sehingga menggunakan fi’il muannast.

1. ISIM MUDZAKAR
Adalah kata benda yang menunjukkan arti laki-laki baik manusia, hewan ataupun benda mati
yang dikategorikan sebagai mudzakar.
Contoh : ‫لر ُج ُل‬ َّ َ‫ ا‬Seorang laki-laki, ‫ ُم َحمد‬Muhammad,
ْ
ْ ‫ اَل ِم‬Lentera (adalah contoh benda mati yang dikategorikan sebagai mudzakar.)
‫صبا ُح‬

2. ISIM MUANNATS
Adalah kata benda yang menunjukkan arti perempuan baik manusia, hewan ataupun benda
mati yang dikategorikan sebagai muannast.
Contoh : ُ‫شة‬َ ِ‫ َعائ‬, Aisyah,ُ‫ الدَّ َجا َجة‬Ayam betina
‫س‬ َّ
ُ ‫ الش ْم‬Matahari (adalah contoh benda mati yang dikategorikan sebagai muannast)
Ada beberapa cara membedakan isim mudzakar dengan isim muannast yaitu :

1. Dengan membedakan jenis kelaminnya.

Contoh : Mudzakar ‫لر ُج ُل‬ َّ َ‫ ا‬Seorang laki-laki, ُ‫الديْك‬


ِ Ayam jantan
ْ
Muannast ُ ‫ال َم ْرأَة‬Seorang perempuan, ‫ الدَّ َجا َجة‬Ayam betina

2. Dengan pengelompokan secara bahasa


Isim muannast biasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Diakhiri denga ta marbuthoh (‫)ة‬
Contoh : ُ‫ َخ ِد ْي َجة‬Khodijah, ‫سة‬ َّ ‫ ال‬Pohon
َ ‫ ُ َمد َْر‬Sekolah, ‫ش َج َرة‬
b. Anggota tubuh yang berpasang-pasang
Contoh : ‫ َعيْن‬Mata
‫ يَد‬Tangan
c. Jamak Taksir : jamak taksir dikategorikan sebagai muannast ( jamak taksir akan dibahas
tersendiri pada bab Isim Jamak)
Contoh : ‫ بُي ُْوت‬Rumah-rumah, bentuk tunggalnya ‫َبيْت‬
‫سل‬ ُ ‫ ُر‬Rosul-rosul, bentuk tunggalnya ‫س ْول‬ ُ ‫َر‬
Walaupun ‫سل‬ ُ ‫ ُر‬adalah isim yang jelas mudzakar, tetapi karena ia berbentuk jamak taksir
maka dapat dimasukkan dalam kategori muannast.
Selain yang disebutkan diatas adalah termasuk mudzakar.

3. PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN BILANGANNYA


Sebelum kita membahas pembagian isim berdasarkan bilangannya kita perlu mengenal
terlebih dahulu beberapa istilah yang akan digunakan yaitu :
Tunggal ‫ُم ْف َرد‬
‫ تَثْ ِنيَّه‬Ganda
‫ َج َمع‬Jamak

1. ISIM MUFROD
Adalah isim yang menunjukkan arti tunggal baik pada mudzakar maupun muannast.
Contoh : ‫( أ ُ ْستَاذ‬Pak guru), ‫( أ ُ ْستَاذَة‬Bu guru),
‫( ُم ْس ِلم‬Seorang islam laki-laki), ‫( ُم ْس ِل َمة‬Seorang islam perempuan)

2. ISIM TASTNIYAH
Adalah isim yang menunjukkan arti dua baik pada mudzakar maupun muannast.
Contoh : ‫ اُسْتاَذَ ْي ِن‬,‫ان‬ ِ َ‫( أ ُ ْستَاذ‬dua orang guru laki-laki)
‫ أ ُ ْستَاذَتَيْن‬,‫( ِ أ ُ ْست َاذَتا َ ِن‬dua orang guru perempuan)

3. ISIM JAMAK
Adalah isim yang menunjukkan arti jamak baik pada mudzakar maupun muannast.
Isim jamak berdasarkan keteraturan bentuknya terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Isim Jamak Taksir


Adalah isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya dengan perubahan yang tidak
beraturan sehingga perlu dihafal.
Contoh : : ‫ بُي ُْوت‬Rumah-rumah, bentuk tunggalnya ‫َبيْت‬
‫سل‬
ُ ‫ ُر‬Rosul-rosul, bentuk tunggalnya ‫س ْول‬
ُ ‫َر‬

b. Isim Jamak salim


Adalah isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya dengan perubahan yang teratur.
Sehingga ada 2 macam isim jamak salim :

Isim Jamak Mudzakar Salim


Isim jamak salim yang menunjukkan arti laki-laki.
Ciri-cirinya adalah adanya tambahan ‫ و‬+‫ ن‬dan ‫ ي‬+ ‫ ن‬pada bentuk mufrodnya
Contoh : َ‫ ُم ْس ِل ِميْن‬, َ‫( ُم ْس ِل ُم ْون‬Orang-orang islam laki-laki)

Isim Jamak Muannast Salim


Isim jamak salim yang menunjukkan arti perempuan.
Ciri-cirinya adalah adanya tambahan ‫ ا‬+ ‫ ت‬pada bentuk mufrodnya.
Contoh : ‫( ُم ْس ِلماَت‬Orang-orang islam prempuan)
‫( ُمؤْ ِمناَت‬Oarang-orang mukmin perempuan)

4. ISIM BERDASARKAN KEJELASANNYA


Berdasarkan kejelasannya, isim terbagi menjadi dua macam yaitu :

1. ISIM NAKIROH
Adalah isim yang menunjukkan makna umum atau belum jelas kekhususannya. Dengan kata
lain bahwa isim tersebut belum pasti/tertentu atau dapat menimbulkan pertanyaan “…yang
mana?”
Contoh : ‫( َر ُجل‬Orang laki-laki), ‫( َولَد‬Seorang anak laki-laki), ‫( اُسْتاَذ‬Pak Guru), ‫( ِكتاَب‬Buku)
Ciri dari isim nakiroh adalah keberadaan tanwin dan ketiadaan alif lam sebagaimana contoh
diatas.
Adakah isim nakiroh yang tidak bertanwin dan tidak ber-alif lam? Jawabnya ada. Yaitu Isim
Mustanna dan Jamak Mudzakar Salim. (Bisa dilihat pada bab pembagian isim berdasarkan
bilangannya)
Contoh : ‫( َر ُجالَ ِن‬dua orang laki-laki), َ‫( َر ُجلُ ْون‬orang-orang laki-laki)
2. ISIM MA’RIFAT
Adalah isim yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas kekhususannya. Dengan kata
lain isim tersebut telah diketahui secara pasti/tertentu atau tidak lagi menimbulkan pertanyaan
“… yang mana?”.

َّ (Orang laki-laki itu), ُ ‫( اَ ْل َولَد‬Anak laki-laki itu ), ‫( ُم َح َّمد‬Nama orang)


Contoh : ‫الر ُج ُل‬
Untuk lebih jelasnya dalam memahami perbedaan antara isim nakiroh dan isim ma’rifat, lihat
table ini.

Sedangkan isim-isim yang termasuk isim ma’rifat adalah :


1.Isim yang diawali dengan alif lam.
2.Isim Dhomir (Kata Ganti)
3.Isim Maushul (Kata Sambung)
4.Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
5.Isim yang diawali dengan huruf munada (huruf panggilan).
6.Isim ‘Alam (Nama orang atau benda)
7.Isim nakiroh yang disandarkan pada isim ma’rifat

1. Isim yang diawali dengan alif lam.


Isim nakiroh apabila ditambah alif lam akan berubah menjadi isim ma’rifat.
Contoh : ‫الر ُج ُل‬ َّ (Orang laki-laki itu), ُ ‫( اَ ْل َولَد‬Anak laki-laki itu).
2. Isim Dhomir (Kata Ganti)
Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili
penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.
Macam-macam isim dhomir yang lain dapat dilihat pada table berikut:
Contoh:
ُ‫ = يَ ْر َح ُم اْأل َ ْوالَدَ أَحْ َمد‬Ahmad menyayangi anak-anak
‫ = ه َُو يَ ْر َح ُم ُه ْم‬Dia menyayangi mereka
Pada contoh di atas, kata ُ ‫ أَحْ َمد‬diganti dengan ‫( ه َُو‬dia), sedangkan ‫( األ َ ْوالَد‬anak-anak) diganti
dengan ‫( ُه ْم‬mereka).

Menurut fungsinya, isim dhomir digolongkan menjadi 2 yaitu :


1) DHAMIR RAFA'/MUTTASHIL ( yang berfungsi sebagai Subjek)
2) DHAMIR NASHAB/MUNFASHIL (yang berfungsi sebagai Objek)
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata sehingga biasa disebut dhomir muttashil,
sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain
dalam kalimat sehingga disebut dhomir munfashil.
Dalam kalimat: ‫( ه َُو يَ ْر َح ُم ُه ْم‬Dia menyayangi mereka):
Kata ‫( ه َُو‬dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan
Kata ‫( ُه ْم‬mereka) adalah Dhamir Nashab.

3. Isim Maushul (Kata Sambung)


Adalah isim yang berfungsi untuk menerangkan, sebagai perantara kata yang disebutkan
sesudahnya. Dalam bahasa Indonsia biasa diartikan dengan “yang”
Contoh : ‫( الَّذِي‬yang,untuk mudzakar), ‫( الَّتِي‬yang, untuk muannast)
4. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
Adalah isim yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu. Dalam bahasa Indonesia biasa
diartikan dengan “ini” dan “itu”.
Contoh :
‫( َهذًا‬ini, untuk mudzakar), ‫( َه ِذ ِه‬ini, untuk muannast) َ‫( ذَالِك‬itu, untuk mudzakar), َ‫( تِ ْلك‬itu, untuk
muannast)
5. Munada
Adalah isim yang menjadi ma’rifat Karena kemasukan huruf panggilan (nida’)
Contoh : ‫( يا َ َر ُج ُل‬wahai laki-laki), ُ ‫( يا َ اُسْتاَذ‬wahai guru)
6. Isim ‘Alam (Nama orang atau benda)
Adalah isim yang menunjukan arti nama baik nama manusia ataupun selain manusia.
Contoh : ‫( ُم َح َّمد‬Muhammad), َ‫( َم َّكة‬Kota Makkah), ‫( النِ ْي ُل‬Sungai Nil)

7. Isim Nakiroh yang serangkai dengan Isim Ma’rifat


Isim nakiroh akan menjadi ma’rifat apabila bersambung dengan isim ma’rifat.
Contoh : ‫( قَلَ ُم ُم َح َّمد‬Pena Muhammad), ُ‫( قَلَ ُمه‬Pena-nya).
Kata ‫ قَلَم‬adalah isim nakiroh, tetapi menjadi ma’rifat karena dirangkai dengan dengan isim
ma’rifat yaitu ‫ُم َح َّمد‬
5. PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN PERUBAHAN HAROKAT AKHIR
1. Isim Mu’rob
Adalah isim yang bisa berubah harokat akhirnya karena kemasukan ‘amil.
‘Amil adalah sesuatu yang bisa menyebabkan akhir suatu kalimah (kata) dibaca berbeda-
beda.
Contoh :
‫( جا َ َء ُم َح َّمد‬Muhammad telah datang)
‫( َرأَيْتُ ُم َح َّمدًا‬Saya telah melihat Muhammad)
‫( َم َر ْرتُ ب ُم َح َّمد‬Saya berjalan dengan Muhammad)
Perhatikan kata ُ ‫ ُم َح َّمد‬pada ke-3 kalimat diatas. Pada kalimat pertama berharokat dhommah,
pada kalimat ke-2 berharokat fathah, sedangkan pada kalimat ke-3 berharokat kasroh.
Terjadinya perbedaan harokat akhir tersebut disebabkan oleh berbedanya ‘amil yang masuk
pada kata tersebut yaitu ُ‫ َرأَيْت‬, ‫جا َ َء‬, dan ُ‫ َم َر ْرت‬. Apabila suatu isim mengalami perubahan pada
bagian akhirnya ketika dimasuki oleh ‘amil yang berbeda, maka isim tersebut masuk dalam
kategori isim mu’rob.

2. Isim Mabni
Adalah isim yang tidak mengalami perubahan pada bagian akhirnya walaupun kemasukan
‘amil.
Yang termasuk isim mabni diantaranya adalah :
1. Isim Dhomir (Kata Ganti)
2. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
3. Isim Maushul (Kata Hubung)
4. Isim Syarat (Isim yang memerlukan fi’il syarat dan jawabnya)
5. Isim Istifham (Kata Tanya)

KESIMPULAN
Isim adalah Kata Benda atau suatu kata yang tidak memiliki waktu atau yang tidak berkaitan
sengan waktu.
· Pembagian Isim bedasarkan jenisnya: Isim Mu’annats (Perempuan) dan Isim Mudzakkar
(Laki-laki)
Contoh: ‫ط ِبيْب‬ َ (L) ‫ط ِب ْيبَة‬
َ (P)
· Pembagian Isim berdasarkan bilangannya: Mufrod, Tatsniah dan Jama’
Contoh: ‫( ُم ْس ِلم‬Mufrod) ‫ان‬ ِ َ‫( أ ُ ْستَاذ‬Tatsniah) َ‫( ُم ْس ِل ُم ْون‬Jama')
· Isim Berdasarkan Kejelasannya: Isim Nakiroh dan Isim Ma’rifah

Contoh: ‫( ِكتاَب‬Nakiroh) ‫الر ُج ُل‬


َّ (Ma’rifah)
· Isim bedasarkan Perubahan Harokat Akhir: Mabni danMu’rob
Mabni: Adalah isim yang bisa berubah harokat akhirnya karena kemasukan ‘amil.‘Amil
adalah sesuatu yang bisa menyebabkan akhir suatu kalimah (kata) dibaca berbeda-beda.
Contoh: ‫( جا َ َء ُم َح َّمد‬Muhammad telah datang) ‫( َرأَيْتُ ُم َح َّمدًا‬Saya telah melihat Muhammad) ُ‫َم َر ْرت‬
‫( ب ُم َح َّمد‬Saya berjalan dengan Muhammad)
Mu’rob: Adalah isim yang tidak mengalami perubahan pada bagian akhirnya walaupun
kemasukan ‘amil.Yang termasuk isim mabni diantaranya adalah : Isim Dhomir (Kata Ganti),
Isim Isyaroh (Kata Tunjuk), Isim Maushul (Kata Hubung), Isim Syarat (Isim yang
memerlukan fi’il syarat dan jawabnya) dan Isim Istifham (Kata Tanya).
Belajar Bahasa Arab

Isim Muannats dan Isim Mudzakkar

Pada bagian ke-4, kita sudah belajar tentang Isim. Pada bagian ini dan beberapa bagian
selanjutnya kita akan belajar tentang pembagian Isim berdasarkan kategori tertentu. Pada kali
ini kita akan belajar tentang pembagian Isim menurut Jenisnya.

Menurut jenisnya, Isim dibagi menjadi dua, yaitu Isim Mudzakkar dan Isim Muannats.

Isim Mudzakkar adalah Isim yang dianggap "Laki-laki". Lantas apa saja ciri-ciriIsim
Mudzakkar? Secara singkat ciri Isim Mudzakkar adalah:

A. Isim yang TIDAK berakhiran Ta' Marbuthah (‫)ة‬. Contohnya adalah :

Rumah ‫َبيْت‬
Guru ‫ُمدَ ِرس‬
Meja ‫َم ْكتَب‬
Buku ‫ِكتَاب‬
Pintu ‫بَاب‬

B. Isim yang menunjukkan laki-laki (walaupun berakhiran Ta' Marbuthah),

Contohnya:

Keterangan Arti Isim


Nama Orang Usamah ‫سا َمة‬َ ُ‫أ‬
Nama Orang Muawiyah ‫ُم َعا ِو َية‬
Nama Orang Hamzah ‫َح ْمزَ ة‬

Isim Muannats adalah isim yang menunjukkan "Perempuan". Berikut adalah Ciri-ciri dan
contoh Isim Muannats :

- Isim berakhiran Ta' Marbuthah.

- Nama Kota/Negara/Daerah

- Menunjukkan nama Perempuan walaupun tidak berakhiran Ta' Marbuthah.

- Jamak Taksir

Contohnya sebagai berikut:

Isim berakhiran Ta' Marbutoh sekolah ‫سة‬ َ ‫َمد َْر‬


jam ‫سا َعة‬ َ
Nama Perempuan fatimah ‫فَتْ َمى‬
lisa ‫سى‬َ ‫ِل ْي‬
Nama Negara Indonesia ‫ِإ ْند ُْونِ ِسيَا‬
Amerika ‫أ َ ْم ِر ْيقَا‬
Jamak Taksir Buku-Buku ‫ُكت ُب‬
Meja-Meja ُ‫َمكَاتِب‬

Apakah Jamak Taksir itu? Jamak Taksir adalah kata yang menunjukkan benda jamak (lebih
dari 2) dan tidak ada pola yang teratur dalam pembentukannya. Lebih jelasnya akan kita
bahas pada bab berikutnya.

4
PENTINGNYA BAHASA ARAB [1]

Imam Syafi'i berkata: "Manusia tidak menjadi bodoh dan selalu berselisih paham kecuali
lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab, dan lebih mengutamakan konsep Aristoteles".
[2]

Itulah ungkapan Imam Syafi'i buat umat, agar kita jangan memarginalkan bahasa kebanggaan
umat Islam. Seandainya sang imam menyaksikan kondisi umat sekarang ini terhadap bahasa
Arab, tentulah keprihatian beliau akan semakin memuncak.

Bahasa Arab berbeda dengan bahasa-bahasa lain yang menjadi alat komunikasi di kalangan
umat manusia. Ragam keunggulan bahasa Arab begitu banyak. Idealnya, umat Islam
mencurahkan perhatiannya terhadap bahasa ini. Baik dengan mempelajarinya untuk diri
mereka sendiri ataupun memfasilitasi dan mengarahkan anak-anak untuk tujuan tersebut.

Di masa lampau, bahasa Arab sangat mendapatkan tempat di hati kaum muslimin. Ulama dan
bahkan para khalifah tidak melihatnya dengan sebelah mata. Fashahah (kebenaran dalam
berbahasa) dan ketajaman lidah dalam berbahasa menjadi salah satu indikasi keberhasilan
orang tua dalam mendidik anaknya saat masa kecil.

Redupnya pehatian terhadap bahasa Arab nampak ketika penyebaran Islam sudah memasuki
negara-negara 'ajam (non Arab). Antar ras saling berinteraksi dan bersatu di bawah payung
Islam. Kesalahan ejaan semakin dominan dalam perbincangan. Apalagi bila dicermati realita
umat Islam sekarang pada umumnya, banyak yang menganaktirikan bahasa Arab. Yang
cukup memprihatinkan ternyata, para orang tua kurang mendorong anak-anaknya agar dapat
menekuni bahasa Arab.

KEISTIMEWAAN BAHASA ARAB


1. Bahasa Arab adalah bahasa Al Quran. Allah berfirman:

َ‫ِإنَّا َجعَ ْلنَاهُ قُ ْر َءانًا َع َر ِبيًّا لَّعَلَّ ُك ْم تَ ْع ِقلُون‬

Sesungguhnya Kami telah menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kalian
memahaminya.[3]

2. Bahasa Arab adalah bahasa Nabi Muhammad dan bahasa verbal para sahabat. Hadits-
hadits Nabi yang sampai kepada kita dengan berbahasa Arab. Demikian juga kitab-kitab
fikih, tertulis dengan bahasa ini. Oleh karena itu, penguasaan bahasa Arab menjadi pintu
gerbang dalam memahaminya.

3. Susunan kata bahasa Arab tidak banyak. Kebanyakan terdiri atas susunan tiga huruf saja.
Ini akan mempermudah pemahaman dan pengucapannya.

4. Indahnya kosa kata Arab. Orang yang mencermati ungkapan dan kalimat dalam bahasa
Arab, ia akan merasakan sebuah ungkapan yang indah dan gamblang, tersusun dengan kata-
kata yang ringkas dan padat.

PETUNJUK URGENSI BELAJAR BAHASA ARAB


1. Teguran Keras Terhadap Kekeliruan Dalam Berbahasa.
Berbahasa yang baik dan benar sudah menjadi tradisi generasi Salaf. Oleh karena itu,
kekeliruan dalam pengucapan ataupun ungkapan yang tidak seirama dengan kaidah bakunya
dianggap sebagai cacat, yang mengurangi martabat di mata orang banyak. Apalagi bila hal itu
terjadi pada orang yang terpandang. Ibnul Anbari menyatakan: "Bagaimana mungkin
perkataan yang keliru dianggap baik…? Bangsa Arab sangat menyukai orang yang berbahasa
baik dan benar, memandang orang-orang yang keliru dengan sebelah mata dan
menyingkirkan mereka”.

Umar bin Khaththab pernah mengomentari cara memanah beberapa orang dengan berucap:
"Alangkah buruk bidikan panah kalian". Mereka menjawab,” ُ‫( قَ ْوم ُمتَعَ ِل ِميْنَ نَحْ ن‬kami adalah para
pemula), [4]” maka Umar berkata, ”Kesalahan berbahasa kalian lebih fatal menurutku
daripada buruknya didikan kalian… "[5]

2. Perhatian Salaf Terhadap Bahasa Arab.


Umar bin Khaththab pernah menulis surat kepada Abu Musa yang berisi pesan: "Amma
ba'du, pahamilah sunnah dan pelajarilah bahasa Arab".

Pada kesempatan lain, beliau mengatakan: "Semoga Allah merahmati orang yang meluruskan
lisannya (dengan belajar bahasa Arab)".

Pada kesempatan lain lagi, beliau menyatakan: "Pelajarilah agama, dan ibadah yang baik,
serta mendalami bahasa Arab".

Beliau juga mengatakan: "Pelajarilah bahasa Arab, sebab ia mampu menguatkan akal dan
menambah kehormatan". [6]

Para ulama tidak mengecilkan arti bahasa Arab. Mereka tetap memberikan perhatian yang
besar dalam menekuninya, layaknya ilmu syar'i lainnya. Sebab bahasa Arab adalah perangkat
dan sarana untuk memahami ilmu syariat.

Imam Syafi’i pernah berkata: “Aku tinggal di pedesaan selama dua puluh tahun. Aku pelajari
syair-syair dan bahasa mereka. Aku menghafal Al Qur’an. Tidak pernah ada satu kata yang
terlewatkan olehku, kecuali aku memahami maknanya".

Imam Syafi’i telah mencapai puncak dalam penguasaan bahasa Arab, sehingga dijuluki
sebagai orang Quraisy yang paling fasih pada masanya. Dia termasuk yang menjadi rujukan
bahasa Arab.

Ibnul Qayyim juga dikenal memiliki perhatian yang kuat terhadap bahasa Arab. Beliau
belajar kepada Ibnul Fathi Al Ba'li kitab Al Mulakhkhash karya Abul Baqa`, Al Jurjaniyah,
Alfiyah Ibni Malik, Al Kafiyah Asy Syafiah dan At Tashil. Beliau juga belajar dari Ali bin
Majd At Tusi.

Ulama lain yang terkenal memiliki perhatian yang besar terhadap bahasa Arab adalah Imam
Syaukani. Ulama ini menimba ilmu nahwu dan sharaf dari tiga ulama sekaligus, yaitu :
Sayyid Isma'il bin Al Hasan, Allamah Abdullah bin Ismail An Nahmi, dan Allamah Qasim
bin Muhammad Al Khaulani.

3. Anak-Anak Khalifah Juga Belajar Bahasa Arab.


Para khalifah, dahulu juga memberikan perhatian besar terhadap bahasa Arab. Selain
mengajarkan pada anak-anak dengan ilmu-ilmu agama, mereka juga memberikan jadwal
khusus untuk memperdalam bahasa Arab dan sastranya. Motivasi mereka, lantaran
mengetahui nilai positif bahasa Arab terhadap gaya ucapan mereka, penanaman budi pekerti,
perbaikan ungkapan dalam berbicara, modal dasar mempelajari Islam dari referensinya. Oleh
karena itu, ulama bahasa Arab juga memiliki kedudukan dalam pemerintahan dan dekat
dengan para khalifah. Para pakar bahasa menjadi guru untuk anak-anak khalifah.

Al Ahmar An Nahwi berkata,”Aku diperintahkan Ar Rasyid untuk mengajarkan sastra Arab


kepada anaknya, Muhammad Al Amin. Al Makmun dan Al Amin juga pernah dididik pakar
bahasa yang bernama Abul Hasan 'Ali bin Hamzah Al Kisai yang menjadi orang dekat
Khalifah. Demikian juga pakar bahasa lain yang dikenal dengan Abu Ishaq Ibrahim bin
Muhammad bin As Sari mengajari anak-anak Khalifah Al Mu'tadhid pelajaran bahasa Arab.
Juga Abu Qadim Abu Ja'far Muhammad bin Qadim mengajari Al Mu'taz sebelum memegang
tampuk pemerintahan”.

PENGARUH BAHASA ARAB UNTUK PENDIDIKAN


1. Mempermudah Penguasaan Terhadap Ilmu Pengetahuan.
Islam sangat menekankan pentingnya aspek pengetahuan melalui membaca. Allah berfirman.

َ‫ا ْق َرأْ ِباس ِْم َر ِبكَ الَّذِي َخلَق‬

Bacalah dengan nama Rabb-mu yang menciptakan. [Al 'Alaq : 1].

Melalui bahasa Arab, orang dapat meraih ilmu pengetahuan. Sebab bahasa Arab telah
menjadi sarana mentransfer pengetahuan.

Bukti konkretnya, banyak ulama yang mengabadikan berbagai disiplin ilmu dalam bait-bait
syair yang lebih dikenal dengan nazham (manzhumah atau nazhaman). Dengan ini, seseorang
akan relatif lebih mudah mempelajarinya, lantaran tertarik pada keindahan susunannya, dan
menjadi keharusan untuk menghafalnya bagi orang yang ingin benar-benar menguasainya
dengan baik.

Sebagai contoh, kitab Asy Syathibiyah Fi Al Qiraati As Sab'i Al Mutawatirati 'Anil Aimmati
Al Qurrai As Sab'ah, adalah matan syair yang berisi pelajaran qiraah sab'ah, karangan Imam
Al Qasim bin Firah Asy Syathibi. Buku lain berbentuk untaian bait syair. Kemudian Al
Jazariyah, yaitu buku tentang tajwid karya Imam Muhammad bin Muhammad Al Jazari.
Dalam bidang ilmu musthalah hadits, ada kitab Manzhumah Al Baiquniyah, karya Syaikh
Thaha bin Muhammad Al Baiquni. Dan masih banyak contoh lainnya.

2. Meningkatkan Ketajaman Daya Pikir.


Dalam hal ini, Umar bin Khaththab berkata,”Pelajarilah bahasa Arab. Sesungguhnya ia dapat
menguatkan akal dan menambah kehormatan.”

Pengkajian bahasa Arab akan meningkatkan daya pikir seseorang, lantaran di dalam bahasa
Arab terdapat susunan bahasa indah dan perpaduan yang serasi antar kalimat. Hal itu akan
mengundang seseorang untuk mengoptimalkan daya imajinasi. Dan ini salah satu factor yang
secara perlahan akan menajamkan kekuatan intelektual seseorang. Pasalnya, seseorang diajak
untuk merenungi dan memikirkannya. Renungkanlah firman Allah:

‫س ِحيق‬ ِ ‫طي ُْر أَ ْو ت َ ْه ِوي ِب ِه‬


َ ‫الري ُح فِي َمكَان‬ َّ ‫طفُهُ ال‬
َ ‫آء فَت َْخ‬ َّ ‫َو َمن يُ ْش ِر ْك ِباللِ فَ َكأَنَّ َما َخ َّر ِمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬
Barangsiapa yang menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia seolah-olah jatuh dari langit
lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. [Al Hajj : 31].

Lantaran dahsyatnya bahaya syirik kepada Allah, maka permisalan orang yang melakukannya
bagaikan sesuatu yang jatuh dari langit yang langsung disambar burung sehingga terpotong-
potong tubuhnya. Demikian perihal orang musyrik, ketika ia meninggalkan keimanan, maka
syetan-syetan ramai-ramai menyambarnyanya sehingga terkoyak dari segala sisi, agama dan
dunianya, mereka hancurkan. [7]

3. Mempengaruhi Pembinaan Akhlak.


Orang yang menyelami bahasa Arab, akan membuktikan bahwa bahasa ini merupakan sarana
untuk membentuk moral luhur dan memangkas perangai kotor.

Berkaitan dengan itu, Ibnu Taimiyah berkata: “Ketahuilah, perhatian terhadap bahasa Arab
akan berpengaruh sekali terhadap daya intelektualitas, moral, agama (seseorang) dengan
pengaruh yang sangat kuat lagi nyata. Demikian juga akan mempunyai efek positif untuk
berusaha meneladani generasi awal umat ini dari kalangan sahabat, tabi'in dan meniru
mereka, akan meningkatkan daya kecerdasan, agama dan etika”. [8]

Misalnya, penggalan syair yang dilantunkan Habib bin Aus yang menganjurkan berperangai
dengan akhlak yang baik :

‫الل َحا ُء‬


ِ ‫ي‬َ ‫ْش ال ْمـ َ ْر ُء َما ا ْستَحْ يـَا ِب َخيْر َو َيبْـقَى العُود ُ َما َب ِق‬
ُ ‫يـ َ ِعي‬
ْ َ ‫فَالَ َوهللاِ َما فِي العَي ِْش َخيْـــر َوالَ الد ْنيـَا إِذَا ذَه‬
‫َب ال َحيَا ُء‬

Manusia senantiasa dalam kebaikan, selama ia mempunyai rasa malu


Batang pohon senantiasa abadi, selama kulitnya belum terkelupas
Demi Allah, tidak ada sedikit pun kebaikan dalam kehidupan,
Demikian juga di dunia, bila rasa malu telah hilang sirna

Juga ada untaian syair yang melecut orang agar menjauhi tabiat buruk. Imam Syafi'i
mengatakan:

َ َ‫الردَى َو ِد ْينُكَ َم ْوفُ ْور َو ِع ْرضُـك‬


ُ‫صيـِن‬ َ ‫ِإذَا َر َميْتَ أ َ ْن تَحْ َيا‬
َّ َ‫س ِل ْي ًما ِمن‬
َ َ َ‫سـو َءة فَ ُكلــك‬
ِ َّ‫س ْو َءات َو ِللن‬
ُ‫اس أعْيـُن‬ ِ َ‫فَالَ يَ ْن ِطقـ َ َّن ِم ْنك‬
َ ِ‫اللسا َنُ ب‬

Bila dirimu ingin hidup dengan bebas dari kebinasaan,


(juga) agamamu utuh dan kehormatanmu terpelihara,
Janganlah lidahmu mengungkit cacat orang,
Tubuhmu sarat dengan aib, dan orang (juga) memiliki lidah.

Jadi, bahasa Arab tetap penting, Bahkan menjadi ciri khas kaum muslimin. Seyogyanya
menjadi perhatian kaum muslimin. Dengan memahami bahasa Arab, penguasaan terhadap Al
Qur’an dan As Sunnah menjadi lebih mudah. Pada gilirannya, akan mengantarkan orang
untuk dapat menghayati nilai-nilainya dan mengamalkannya dalam kehidupan.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun IX/1426H/2005M. Diterbitkan Yayasan


Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondanrejo Solo 57183
Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. Diangkat dari Al Atsaru At Tarbawiyah Li Dirasati Al Lughah Al ‘Arabiyyah, karya Dr.
Khalid bin Hamid Al Hazimi, osen Fakultas Dakwah dan Ushuliddin Universitas Islam
Madinah. Majalah Jami’ah Islamiyyah, edisi 125 Th 1424 H.
[2]. Siyaru A’lamin Nubala : 10/74.
[3]. QS Az Zukhruf : 3.
[4]. Seharusnya : َ‫نَحْ نُ قَ ْوم ُمتَعَ ِل ُم ْون‬
[5. Al Malahin, karya Ibnu Duraid Al Azdi, hlm. 72.
[6]. Tarikh Umar bin Khaththab, karya Ibnul Jauzi, 225.
[7]. Tafsir As Sa’di.
[8]. Iqtidha Shiratil Mustaqim, hlm. 204
Semua postingan Belajar Bahasa Arab hari ini akan kita lanjutkan Insyaa Allah dua, tiga hari
lagi atau pekan depan mengingat menulis, menghafal membutuhkan waktu yang lumayan
lama.
Untuk belajar bahasa Arab memang membutuhkan waktu lama , jadi kita memang dituntut
untuk tekun, besabar dalam belajar .

Muhammad Ariq
6 November

A. Istifham dan Kata Tanyanya


Istifham adalah [1] ‫(طلب حصول ما فى الخارج فى الذهن‬berhasilnya barang yang diluar pengetahuan
penanya ), dan juga bisa diartikan dengan mencari pengetahuan tentang sesuatu yang
sebelumnya tidak diketahui.[2]

Contoh: ‫( هل قام زيد؟‬apakah Zaid berdiri) dalam hal ini penanya ingin mengetahui berdiri atau
tidaknya Zaid.

a) Adatul istifham, di antaranya adalah:

Hamzah (‫)أ‬
Hamzah digunakan untuk mencari pengetahuan tentang dua hal :

Tashawwur, yaitu gambaran tentang mufrad. Dalam hal ini pertanyaan tidak membutuhkan
jawaban ya atau tidak. Dan harus disertai dengan lafadz ‫ام‬
Contoh:

‫ا فى الدار ام فى المسجد ؟‬

Artinya: “ Apakah orang itu dirumah atau dimasjid?”

Penjelasan:

Yang ditasawwurkan adalah musnad (‫)فى الدار‬

Tashdiq, yaitu gambaran tentang nisbah. Dalam hal ini membutuhkan jawaban Ya atau tidak.
Contoh:
‫افهمت العلم ؟‬

Artinya: “ Apakah kamu faham ilmu itu?”

Penjelasan:

Yang ditashdiqkan adalah fiilnya yang berupa lafadz ‫افهمت‬


Hal (‫)هل‬
Hal digunakan untuk meminta tentang tashdiq, tidak ada yang lain; dan tidak boleh menyebut
bandingan perkara yang ditanyakan dengan hal. Contoh:

‫هل زيد قائم ؟‬

Artinya: “ Apakah Zaid berdiri?”

Penjelasan:

Yang ditanyakan adalah tetapnya lafadz ‫ قائم‬ke ‫ زيد‬atau tidak tetapnya.

Man (‫)من‬
Man digunakan untuk menanyakan keterangan makhluk yang berakal atau tentang orang.
Contoh:

‫من بنى هذاا لمسجد؟ احمد بنى هذاا مسجد‬

Adapt istifham pada jumlah istifhamiyah diatas adalah ‫ من‬yang bertujuan untuk menanyakan
siapa yang membangun masjid.

Maa (‫)ما‬
Maa digunakan untuk menanyakan keterangan nama atau hakikat sesuatu yang
bernama.Contoh:

‫ما االسراف ؟‬

Artimya: “ Apakah berlebihan itu?”

Mataa (‫) َمتَى‬


Mataa digunakan untuk menanyakan keterangan waktu, baik yang lalu maupun yang akan
datang. Contoh:

‫متى يعود المسافرون؟‬

Artinya: “ Kapankah para musafir itu kembali?”

Ayyaana (‫)أيان‬
Ayyaana digunakan untuk menanyakan keterangan waktu yang akan datang secara khusus
dan menunjukkan kengerian. Contoh:

‫يسأونك عن السا عة عيانا مرسها؟‬

Artinya: “ mereka bertanya kepadamu tentang kiamat, kapankah terjadinya?” (QS. Al-
A’raf:187)

Kaifa (‫)كيف‬
Kaifa digunakan untuk menanyakan keterangan keadaan. Contoh:

‫كيف حالك يا اخي؟‬


Artinya: “Bagaimana kabarmu wahai saudaraku?”

Aina (‫)أين‬
Aina digunakan untuk menanyakan keterangan tempat. Contoh:

‫اَيْنَ دُجْ لَةُ َواْلفُ َراتُ ؟‬

Artinya: “Di mana sungai Dajlah dan Furat itu?”

Annaa (‫)أنى‬
Annaa mempunyai tiga makna, yaitu bagaimana, dari mana, dan kapan. Contoh:

Annaa yang bermakna bagaimana:


‫س ْودُ اْل َع ِشي َْرة ُ َواَ ْبنَا ُؤهَا ُمتَخَا ِذلُ ْونَ ؟‬
ُ َ ‫اَنَّى ت‬

Artinya: “Bagaimana bisa terjadi suatu keluarga menjadi nengrat, sedangkan anak-anaknya
menjadi orang-orang hina?”

Annaa yang bermakna darimana:


‫اَنَّى لَ ُه ْم َهذَا اْل َما ُل َوقَدْ كَانُ ْوا فُقَ َراء؟‬

Artinya: “Dari mana mereka memiliki harta ini, sedangkan mereka adalah orang-orang
fakir?”

Annaa yang bermakna kapan:


‫اَنَّى يَحْ ض ُُر اْلغَائِب ُْونَ ؟‬

Artinya: “Kapan orang-orang yang pergi itu datang?”

Kam (‫)كم‬
Kam digunakan untuk menanyakan keterangan jumlah. Contoh:

‫َك ْم ُج ْن ِديًّا فِى اْل َكتِ ْيبَ ِة؟‬

Artinya: “Berapa prajurit yang tergabung dalam pasukan itu?”

Ayyun (‫)اي‬
Ayyun digunakan untuk menanyakan keterangan salah satu dari dua hal yang berserikat
dalam suatu perkara dan untuk menanyakan tentang waktu, tempat, keadaan, bilangan,
makhluk berakal, makhluk yang tidak berakal sesuai dengan lafadz yang disandarnya.
Contoh:

‫اَي اْألَخ ََوي ِْن اَ ْكبَ ُر ِسنًّا؟‬

Artinya: “Siapakah di antara dua bersaudara itu yang lebih tua?”


Rajin rajin peraktek percakapan bahasa arab insyaa Allah tidak terasa nantik kita bisa
berbahasa arab . Nah misalkan kalau kita sering bergaul dengan orang padang , menyimak
percakapan mereka orang padang , kita peraktek sedikit sedikit nah lama lama kan kita juga
bisa bahasa padang iya kan ? Minimal kita ngerti artinya , begitu juga dengan bahasa Arab
harus rajin belajar dan peraktek

Muhammad Ariq
14 September

: ‫ارات‬ َ ‫ْال ِح َو‬


‫ارف‬ ُ ‫اَلت َّ َع‬
Atta`aaruf
Perkenalan
‫ا َ ْل ِح َوار ׃‬
Al-hiwaar
Dialog
ُ‫سالَ ُم َعلَ ْيكم‬ َّ ‫خَا ِلد ٌ ׃ اَل‬
Khalid : Assalaamu ‘alaikum
‫سالَ م‬ َّ ‫ّللا ׃ َو َعلَ ْي ُك ُم ال‬ ‫َع ْبد ُ ه‬
Abdullah : Wa’alaikum salaam
‫ْف َحالُكَ ؟‬ َ ‫خَا ِلد ٌ ׃ َكي‬
? Khalid : Kayfa haaluka
? Khalid : Apa Kabar
‫ ْال َح ْمد ُ ِ هِل‬٬ ‫ّللا ׃ بِ َخي ٍْر‬ ‫َع ْبد ُ ه‬
Abdullah : Bikhair Alhamdulillah
Abdullah : Alhamdulillah baik-baik saja
‫خَا ِلد ٌ ׃ َما ِإ ْس ُمكَ ؟‬
? Khalid : Masmuka
? Khalid : Siapa namamu
‫ َو أَ ْنتَ ؟‬٬ ‫ّللا‬ ‫ّللا ׃ إِس ِْم ْي َع ْبد ُ ه‬ ‫َع ْبد ُ ه‬
? Abdullah : Ismii ‘Abdullaah, Wanta
? Abdullah : Nama saya Abdullah, dan nama kamu
ٌ ‫خَا ِلد ٌ ׃ أَنا خَا ِلد‬
Khalid : Ana Khaalid
Khalid : Saya Khalid
ٌ ‫ّللا ׃ أ َ ْهالٔ َيا خا ِلد‬ ‫َع ْبد ُ ه‬
Abdullah : Ahlan yaa khaalid
Abdullah : Salam perkenalan denganmu hei khalid
‫س ْهالً بِكَ يَا َع ْبدَ ه‬
‫ّللا‬ َ ‫خَا ِلد ٌ ׃ أ َ ْهالً َو‬
Khalid : Ahlan wasahlan bika yaa ‘abdallah
Khalid : Sama-sama hei Abdullah
‫ي؟‬ ٌّ ِ‫ّللا ׃ ه َْل أ َ ْنتَ أ َ ْمب ُْو ن‬ ‫َع ْبد ُ ه‬
? Abdullah : Hal anta Ambuuniy
? Abdullah : Apakah kamu orang Ambon
‫ي َو أَ ْنتَ ؟‬ ٌّ ‫ أَنَا أ َ ْمب ُْو ِن‬، ‫خَا ِلد ٌ ׃ نَ َع ْم‬
? Khalid : Na’am ana Ambuuniy, wanta
? Khalid : Iya, saya orang Ambon, dan kamu
‫ي‬‫ّللا ׃ أَنَا َجا ِو ه‬ ‫َع ْبد ُ ه‬
Abdullah : Ana Jaawiyy
Abdullah : Saya orang Jawa
‫خَا ِلد ٌ ׃ أَينَ تَ ْس ُكنُ اآلنَ ؟‬
? Khalid : Ayna taskunul aana
? Khalid : Dimana kamu tinggal sekarang
‫سنُ ال ِده يْن بأ َ ْمب ُْون‬
َ ‫َارعِ َح‬ ِ ‫ ( ث َ َما ِن َية ) ش‬٨ ‫ّللا ׃ أَ ْس ُكنُ ِفي‬ ‫َع ْبد ُ ه‬
Abdullah : Askunu fii tsamaaniyati syaari’ Hasaanuddiin bi Ambuun
Abdullah : Saya tinggal di jl Hasanuddin no 8 Ambon
‫س؟‬ ُ ‫ َواَيْنَ ت َدْ ُر‬: ٌ ‫خَا ِلد‬
? Khalid : wa ayna tadrus
? Khalid : Dan dimana kamu sekolah
” ‫سالَ م‬
َّ ‫اإل ْسالَ ِميَ ِة ” ال‬ ِ ‫س ِة ا ِإل ْعدَ ا ِد يَ ِة‬ َ ‫س فِي ْال َمدْ َر‬ ُ ‫ أَدْ ُر‬: ‫َع ْبد ُ هللا‬
“ Abdullah : Adrusu fil madrasatil I’daadiyyatil islaamiyyati “ As-salaam
Abdullah : Saya sekolah di SMP islam Assalaam
‫خَا ِلد ٌ ׃ َما لُ ْع َبتُكَ ؟‬
? Khaalid : Maa Lu’batuka
? Khalid : Kamu suka permainan apa
‫ َو َما لُ ْعبَتُكَ ؟‬، ‫ّللا ׃ أَنَا أ َ ْلعَبُ ُك َرة َْالقَدَ ِم‬ ‫َع ْبد ُ ه‬
Abdullah : Ana al’abu kuratal qadami
Abdullah : saya main sepak bola
َّ ‫خَا ِلد ٌ ׃ أ َ ْل َعبُ ُك َرة َ ال‬
‫سلَّ ِة‬
Khalid : Anaa al’abu kuratas-sallati
Khalid : saya suka main bola basket
‫ّللا ׃ َو َما ه َِوا َيتُكَ َيا خَا ِلد ُ ؟‬ ‫َع ْبد ُ ه‬
? Abdullah : Wamaa hiwaayatuka ya khaalid
? Abdullah : Dan apa hobimu hei Khalid
‫ َوأ َ ْنتَ ؟‬، ِ‫ط َوابِع‬ َّ ‫خَا ِلد ٌ ׃ ه َِوايَتِ ْي َج ْم ُع ال‬
? Khalid : Hiwaayatiy jam’ut-thawaabi’. Wanta
? Khalid : Hobiku koleksi prangko, dan kamu
ُ ‫سبَا َحة‬‫لر ْس ُم َو ال ِ ه‬ َّ َ‫ّللا ׃ ه َِوايَتِ ْي ا‬ ‫َع ْبد ُ ه‬
Abdullah : Hiwaayati ar-rasmu was-sibaahah
Abdullah : Hobiku melukis dan berenang
َ‫س ِع ْيد ٌ ِجدًّ ا ِل َم ْع ِرفَتِك‬ َ ‫خَا ِلد ٌ ׃ أَنَا‬
Khalid : Anaa sa’iidun jiddan lima’rifatik
Khalid : Senang sekali saya dapat berkenalan denganmu
‫ّللا ׃ َو أَنَا أَ ْيضًا‬ ‫َع ْبد ُ ه‬
Abdullah : Wanaa aydhan
Abdullah : Saya pun demikian
‫ف‬ِ ‫ار‬ ُ ‫ش ْك ًرا َعلَي الت َّ َع‬ ُ ‫خَا ِلد ٌ ׃‬
Khalid : Syukran ‘alat-ta’aarufi
Khalid : Terima kasih atas perkenalannya
‫ّللا ׃ َع ْف ًوا‬ ‫َع ْبد ُ ه‬
Abdullah : Afwan
Abdullah : Sama-sama
‫سالَ َم ِة‬ َّ ‫خَا ِلد ٌ ׃ َم َع ال‬
Khalid : Ma’as-salaamah
Khalid : Sampai jumpa
‫سالَ َم ِة‬ َّ ‫ّللا ׃ َم َع ال‬ ‫َع ْبد ُ ه‬
Abdullah : Ma’as-salaamah
Abdullah : Sampai jumpa lagi
ِ‫ارع‬ ِ ‫ش‬ َّ ‫فِي ال‬
`Fis-syaari
Di Jalan
: ‫ْال ِح َوار‬
Dialog
‫ف؟‬ ‫ح‬
ُ َ َ ْ ‫ت‬ ‫م‬ ْ
‫ال‬ َ‫ْن‬‫ي‬‫أ‬ ٬ َ‫ِك‬ ‫ل‬ ‫ض‬
ْ َ ‫ف‬ ‫ن‬ْ ‫ ِم‬: ٌ ‫خَا ِلد‬
? Khalid : Min fadhlik, aynal mathaf
? Khalid : Persmisi ! dimana Musium
ً ‫َب َحافِلَة‬ ْ ‫ تَ ْق ِد ُر‬٬ ‫ف بَ ِع ْيدٌ ِم ْن ُهنَا‬
َ ‫أن ت َْرك‬ ُ ‫ ْال َمتْ َح‬: ‫طة‬ َ ‫ش ْر‬ ُ
Syurthah : Almathafu ba’iid min huna, taqdiru an tarkaba haafilah
Polisi : Musium sangat jauh dari sini, kamu dapat menggunakan bus
‫ت؟‬ ِ َ ‫طة ُْال َحافِال‬ َّ ‫ أيْنَ َم َح‬: ٌ ‫خَا ِلد‬
? Khalid : Aynal mahatthatul haafilah
? Khalid : Dimana terminal busnya
٬ َ‫ت أ َما َمك‬ِ َ ‫طة َْال َحا ِفال‬َّ ‫ست َِجدُ َم َح‬ ‫و‬ ‫ْن‬
َ َ ِ َِ َ ‫ي‬ ‫م‬‫ي‬ ْ
‫ال‬ ‫إلى‬ ْ
‫ه‬ ‫ج‬ َّ ‫ت‬ ِ َ‫إلى ْال َم ْيد‬
ِ ‫ان ث ُ َّم ِإ‬ َ ِ‫ارع‬ ِ ‫ش‬ َّ ‫ ِس ْر ِفي ٰهذ َا ال‬: ‫طة‬ َ ‫ش ْر‬ ُ
ْ
.) ‫ ( ِمائَة‬١٠٠ ‫إر َكبْ ال َحافِلة َ َرق ُم‬ َ ْ
yamiin wasatajidu Surthah : Sir fi haadzas-syaari’ ilal maydaan tsumma ittajih ilal
miah mahatthatalhaafilah amaamak, irkabil haafilah raqm
kanan kamu akan jumpai Polisi : Lewat jalan ini hingga ke lapangan kemudian belok
.terminal tepat di depanmu. Naiklah bus no 100
) ‫ط ِة‬ َّ ‫ص َل خَا ِلدٌ فِي ْال َم َح‬ َ ‫( َو‬
) Washala khaalidun fil mahatthati (
) Khalid tiba di terminal (
َ ‫ْط ِن ْي التَّذ ْ ِك َرة‬ ِ ‫ أع‬٬ َ‫س َمحْ ت‬ َ ‫ لَ ْو‬: ٌ‫خَا ِلد‬
Khalid : Law samaht, a’thiniy tadzkirah
! Khalid : Permisi, berikan saya karcis
‫ التَّذ ْ ِك َرة َبِعَش ََرةِ قُ ُر ْو ٍش‬: ‫سائِق‬ َ
Saaiq : At-tadzkirah bi’asyarati quruusy
Supir : Karcisnya seharga 10 piester
‫ف‬ِ ‫ ن ِ هَز ْلنِي ِع ْندَ بَ هوابَ ِة ْال َمتْ َح‬٬ ‫ تَفَض َّْل‬: ٌ ‫خَا ِلد‬
Khalid : Tafaddhal, nazzilniy ‘inda bawwabatil mathaf
Khalid : Silahkan (ambil uangnya) !, turunkan saya tepat di gerbang musium
ُ ‫ف ت َِجد‬
َ ‫س ْو‬
َ ‫ار َو‬ِ ‫س‬ َ َ‫إلى ْالي‬
َ ‫َارةِ ْال ُم ُر ْو ِر إِت َّ ِج ْه‬
َ ‫ف َو ِع ْندَ إِش‬ ِ ‫طة ُْالقَا ِد َمة ُ قَ ِريْبٌ ِمنَ ْال َمتْ َح‬ َّ ‫ ا َ ْل َم َح‬: ‫سائِق‬ َ
. َ‫ف أ َما َمك‬ ِ ‫بَ َّوابَة ْال َمت َح‬
Saaiq : Almahatthatul qaadimah qariibun minal mathafi, wa ‘inda isyaaratil muruur
ittajih ilal yasaar wa saufa tajidu bawwabatal mathaf amaamak
Supir : halte berikutnya lebih dekat dengan museum, di lampu merah belok kiri kamu akan
dapati gerbang musium
‫ش ُك ًرا َج ِزيْال‬ ُ : ٌ ‫خَالد‬
Khalid : Syukran jaziila
Khalid : Terima kasih banyak
‫ َم َع السَّال َ َم ِة‬: ‫سائِق‬ َ
Saaiq : Ma’as-salaamah
Supir : sampai jumpa
‫ِع ْندَ ْالبَقَالَ ِة‬
Indal baqaalah`
Di Toko/Kedai
: ‫ار‬ ُ ‫اَ ْل ِح َو‬
Dialog
َ َ ٌ
‫ ه ِذ ِه ُج ْبنَة ل ِذ ْيذ ة‬: ‫ارق‬ ٰ ِ ‫ط‬ َ
Thariq : Haadzihi jubnatun ladzidzatun
Thariq : Keju ini enak sekali
‫س ٌن ؟‬ َ ‫ِم ْن أَيْنَ ِإ ْشت ََر ْيتَهُ يَا َح‬
Min ayna isytaraytahu yaa hasan
Dimana kamu membelinya hei Hasan
‫س ِميْر‬ َ ‫ إ ْشت ََر ْيتُهُ ِمنَ َبقَالَ ِة‬: ‫سن‬ َ ‫َح‬
Hasan : Isytaraytuhu min baqaalati Samiir
”Hasan : Saya membelinya di took “ Samir
‫س ِة ؟‬َ ‫ بِ َج َو ِار ْال َمدْ َر‬: ‫ارق‬ ِ ‫ط‬ َ
? Thariq : Bijawaaril madrasati
? Thariq : (Toko)Yang disamping sekolah
‫ نَ َع ْم‬: ‫سن‬ َ ‫َح‬
Hasan : Na’am
Hasan : Iya
‫ ِبك َِم ع ُْل َبةٔ ؟‬: ‫ارق‬ ِ ‫ط‬ َ
? Thariq : Bikamil ‘ulbah
? Thariq : Berapa harganya satu kotak /dos
ً ‫س ِمائ َ ِة ُر ْو ِبيَة‬ ُ ‫ بِ َخ ْم‬: ‫سن‬ َ ‫َح‬
Hasan : Bikhamsumiati ruubiyyatan
Hasan : Harganya 500 rupiah
‫ْص ِجده ًا‬ ٌ ‫ َر ِخي‬٬ ‫ َوهللا‬: ‫ارق‬ ِ ‫ط‬ َ
Thariq : Wallaahi, rakhiishun jiddan
Thariq : Waah…murah sekali
‫سأ َ ْشت َِري ع ُْل َبة ِم ْن َها‬ َ
Sa asytari ‘ulbatan minha
Saya akan membeli sebungkus juga
َ ‫لى َم ْعلُ ْو َمتِكَ يَا َح‬
‫س ٌن‬ َ ‫ش ْك ًرا َع‬ ُ
Syukran ‘alaa ma’luumatika yaa Hasan
Terima kasih atas informasinya hei Hasan
‫ َع ْف ًوا‬: ‫سن‬ َ ‫َح‬
Hasan : ‘Afwan
Hasan : Sama-sama
) ‫ار ُق البَقَالَة‬ ِ ‫ط‬ َ ‫( دَ َخ َل‬
) Dakhala Thaarigu albaqaalata (
) Thariq memasuki toko(
‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم‬ ‫ ال ه‬: ‫ارق‬ ِ ‫ط‬ َ
Thariq : Assalaamu ‘alaikum
Thariq : Selamat atas kalian
‫ي ِخدْ َمة ؟‬ ُّ َ ‫ أ‬٬ ‫سالَ م‬ َّ ‫ َو َعلَ ْي ُك ُم ال‬: ‫البَائِع‬
? Baa’i’ : Wa’alaikum salam, Ayyu khidmah
? Penjual : Wa’alaikum salam, ada yang bisa saya bantu
ْ َ‫س َّكر َو ع ُْلبَةُ ُج ْبنَة ِم ْن ف‬
َ‫ضلِك‬ ُ ‫ ِأر ْيد ُ ِك ْيلُ ْو‬: ‫ارق‬ ِ ‫ط‬ َ
Thariq : Uriidu kiiluu sukkar wa ‘ulbata jubnatin min fadhlik
Thariq : Saya mau beli 1 kg gula dan sebungkus keju
‫ َحا َجةٌ ثَانِيَةٌ ؟‬: ‫البَائِع‬
? Baa’I’ : Haajatun tsaaniyah
? Penjual : Ada lagi yang lain
‫سابُ ُكلُّه ؟‬ َ ‫ ِبك َِم ْال ِح‬٬ ‫كرا‬ ٔ ‫ش‬ ُ َ‫ ال‬: ‫ارق‬ ِ ‫ط‬ َ
Thariq : Laa syukran, bikamil hisaab kulluh
? Hariq : Tidak, terima kasih, berapa harganya semua
‫ ِب ِست ُّ ِمائ َ ِة ُر ْو ِبيَّة‬: ‫البَائِع‬
Baa’I’ : bisittumiati ruubiyyah
Penjual : 600 rupiah
‫ تَفَض َّْل‬: ‫ارق‬ ِ ‫ط‬ َ
Thariq : Tafaddhal
! Thariq : Silahkan
‫سالَ َمة‬ َّ ‫ش ْك ٔرا َم َع ال‬ ُ : ‫البَائِع‬
Baa’I’ : Syukran, ma’as-salaamah
Penjual : Terima kasih, sampai jumpa
‫سالَ َم ِة‬ َّ ‫ َم َع ال‬: ‫ارق‬ ِ ‫ط‬ َ
Thariq : Ma’as-salaamah
Thariq : Sama-sama
‫ارة‬
َ َ‫الزي‬ ‫ِه‬
Azziaarah
Berziarah
: ‫ْال ِح َوار‬
Dialog
ُ
‫ أيْنَ تَ ْسكنُ ؟‬: ٌ‫امد‬ ِ ‫َح‬
Haamid : Ayna taskunu
Hamid : dimana kamu tinggal
‫سنُ ال ِد ه يْن‬ َ ‫ أ ْس ُكنُ فِي شَا ِرعِ َح‬: ‫ع َمر‬ ُ
Umar : Askunu fii syaari’ Hasanuddin
Umar : Saya tinggal di Jl Hasanuddin
‫ أيْنَ تَ ْس ُكنُ ؟‬٬ َ‫َوأ ْنت‬
? Wanta, ayna taskun
? Dan kamu, dimana kamu tinggal
‫ أ ْس ُكنُ فِ ْي شَا ِرعِ إ َمام بُ ْن ُج ْول‬: ‫امد‬ ِ ‫َح‬
Hamid : Askunu fii syaari’ Imam Bunjuul
Hamid : Saya tinggal di jalan Imam Bonjol
‫إن شَاء هللا‬ ْ ‫أز ْو ُركَ ْاليَ ْو َم‬ ُ ‫س‬ َ
Sa azuurukal yauma insyaa Allaah
Saya akan menziarahimu ( berkunjung ) hari ini insya Allah
َ‫ارك‬
ِ ‫ظ‬ َ ِ‫ أنَا فِ ْي إ ْنت‬٬ ً‫س ْهال‬ َ ‫ أ ْهالً َو‬: ‫ع َمر‬ ُ
Umar : Ahlan wasahlan, anaa fii intidzhaarika
Umar : Dengan senang hati, saya akan menunggu kunjunganmu
‫َمت َى تَحْ ض ُُر ؟‬
Mataa tahdhur
? Kapan kamu datang
‫سا ًء ا ِبإ ذ ِْن هللا‬ َ ‫س ِة َم‬ ِ ‫ فِي ْالخ‬: ‫امد‬
َ ‫َام‬ ِ ‫َح‬
Hamid : Fil khaamisati masaa an bi idznillah
Hamid : Jam 5 sore insya Allah
ِ ‫ع ْن َوانُكَ بِ ْالك‬
‫َام ِل ؟‬ ُ ‫َما‬
Maa ‘unwaanuka bilkaamil
Mana alamat lengkap rumahmu
‫سنُ ال ِده ي ِْن بِ َج َو ِار ْال َمس ِْج ِد‬ َ ‫ شَا ِرع َح‬٦ : ‫ع َمر‬ ُ
Umar : Sittah Syaari’ Hasanuddin bijawaaril masjid
Umar : Jl Hasanuddin no 6 disamping mesjid
‫ش ْكر‬ُ َ ‫ ُمت‬: ‫امد‬ ِ ‫َح‬
Hamid : Mutasyakkir
Hamid : Terima

Anda mungkin juga menyukai