Isnainiyah
Universitas Negeri Malang
isnainiyah35@gmail.com
Pondok pesantren Nurul Ulum adalah salah satu pondok pesantren di Kota
Malang. Pondok Nurul Ulum terdiri dari 3 madrasah, yaitu Madrasah Diniyah,
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah aliyah. Madrasah Diniyah Nurul Ulum adalah
sebuah lembaga pendidikan berbasis salafi. Pendidikan yang berbasis salafi
menggunakan kitab kuning sebagai bahan ajarnya. Menurut Adib (2012:27) kitab
kuning menjadi rujukan utama dalam proses pengajaran di pondok- pondok pesantren
salaf. Kitab-kitab tersebut berisi tentang berbagai materi keislaman dalam berbagai
disiplin ilmu, mulai dari tasawuf, fiqih, bahasa arab, akhlak, dan sebagainya.
Ilmu nahwu menjadi salah satu mata pelajaran penting yang diajarkan di
Madrasah Diniyah Nurul Ulum. Ilmu nahwu ini di ajarkan mulai dari kelas satu
sampai kelas enam diniyah. Ilmu Nahwu merupakan kaidah-kaidah bahasa yang lahir
setelah adanya bahasa. Kaidah kaidah ini lahir karena adanya kesalahan-kesalahan
dalam penggunaan bahasa. Oleh sebab itu, sesungguhnya ilmu nahwu itu dipelajari
agar pengguna bahasa mampu menyampaikan ungkapan bahasa dan mampu
memahaminya dengan baik dan benar dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk
ucapan (mustafa, 2012:71).
Bahan Ajar yang digunakan dalam pembelajaran nahwu di Madrasah Diniyah
Nurul Ulum banyak sekali, diantaranya adalah kitab nadhom al-imriti, Kitab Nahwu
Wadhih, kitab Matan Aljurumiyah, dan lain sebagainya. Kitab “Matan Al-
jurrumiyah” merupakan kitab dasar yang digunakan dalam pembelajaran nahwu,
karangan ahli bahasa dari Maroko yang bernama Abu Abdillah Sidi Muhammad bin
Daud Ash-Shanhaji alias Ibnu Ajurrum (w.1324 M) Rohimahulloh. Kitab ini adalah
salah satu kitab yang biasa dipakai oleh kalangan pesantren untuk pembelajaran
dasar-dasar ilmu nahwu bagi pemula khususnya di Madrasah Islamiyah Diniyah
Nurul Ulum.
Kitab “Matan Al-jurrumiyah” merupakan kitab dasar dalam ilmu nahwu.
Kitab ini salah satu matan yang biasa dipakai oleh kalangan pesantren untuk
pembelajaran dasar-dasar ilmu nahwu bagi pemula, dalam mengawali pembelajaran
ilmu alat lebih lanjut. Kitab “Matan Al-jurrumiyah” yang dipelajari di Madrasah
Islamiyah Diniyah Nurul Ulum hanya berisi bahasa kitab, sehingga dalam setiap
pembelajaran, siswi Madrasah Diniyah Nurul Ulum dituntut paham dan mampu
menghapal tiap kaidah-kaidahnya, agar memudahkan pemahaman materi selanjutnya.
Pada kenyataannya siswi Madrasah Diniyah Nurul Ulum hanya bisa menghafal
bahasa kitabnya, dan sedikit dari mereka yang memahami materi yang terkandung
dalam bahasa kitab tersebut.
Metode Nahwu di Madrasah Diniyah Nurul ulum menggunakan metode terjemah
jenggotan dengan menggunakan bahasa Jawa, guru (ustadz/ustadzah) memegang
buku atau kitab kemudian mengartikan kata demi kata, kalimat demi kalimat ke
dalam bahasa Ibu (bahasa jawa), sedangkan santri mencatat arti dari setiap kata,
kalimat yang diterjemahkan oleh guru persis dibawah kalimat Arab yang diartikan
tersebut dalam bentuk “jenggot” yaitu terjemahan yang ditulis di bawah huruf Arab
menjurus ke bawah seperti jenggot.
Nahwu. Oleh karena itu, peneliti tidak menginginkan para siswi Nurul Ulum pasif,
karena hanya mendengarkan pengajar saat menyampaikan materi Nahwu. Dengan
menggunakan metode induktif nantinya diharap para santri lebih aktif.
dengannya diketahui keadaan kata bahasa Arab dari segi i’rab dan mabninya. Artinya
dari segi keadaan susunannya kita bisa mengetahui akhir kata tersebut dalam keadaan
rafa, nashab, jar, jazem, ketika berada dalam suatu kalimat.
Khusairi (2009) berpendapat bahwa ilmu Nahwu adalah ilmu yang untuk
mengetahui status kata dalam bahasa arab dalam segi I’rabnya (perubahan akhir
kalimat disebabkan oleh amil yang masuk baik secara lafadh maupun dikira-kirakan)
maupun mabninya (tetapnya akhir kalimat) dilihat dari segi susunannya. Baik itu
dalam keadaan rafa’, nasab, jar, atau jazm.
Menurut al- Sayyid Ahmad Dahlan, nahwu adalah ilmu tentang kaidah- kaidah
untuk mengetahui hukum kata bahasa Arab ketika tersusun dalam kalimat dari segi
i’rab dan mabninya, termasuk didalamnya sebab- sebab pembatalan hukum dan
penghapusan kata ganti (Dahlan:2012).
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar Ilmu Nahwu
adalah suatu proses atau pengalaman untuk mendapat pengetahuan tentang kaidah-
kaidah dalam bahasa arab untuk mengetahui hukum kata bahasa Arab. Sedangkan
Pembelajran nahwu adalah proses interaksi antara peserta didik dan guru dalam
proses belajar pengetahuan tentang kaidah- kaidah bahasa arab dengan tujuan
memudahkan peserta didik memahami bahasa Arab beserta ruang lingkupnya.
Kitab “Matan Al-Jurumiyah” sebagai bahan ajar Nahwu
Bahan ajar dapat dimaknai sebagai bentuk bahas yang digunakan oleh
guru/instruktur dalam pembelajarn di kelas. Bentuk bahan ajar dapat berupa bahan
cetak (misalnya hand out, , lembar kerja, audio visual, buku ajar atau buku teks,
modul, dan lain-lain. Audio Visual misalnya video, film, dan VCD. Audio misalnya
radio, kaset, CD audio visual misalnya foto, gaambar, maket. Contoh dari bahan Ajar
multimedia adalah CD interaktif, beraneka jenis program software pembelajaran,
internet dan yang sejenisnya, (Ainin, 2013:95).
Adapun menurut Majid dalam Nisa’ & Ni’mah (2017:51) pengembangan bahan
ajar adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam
rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses
kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi siswa.
Bahan Ajar yang digunakan dalam pembelajaran nahwu banyak sekali,
diantaranya adalah kitab nadhom al-imriti, Kitab Nahwu Wadhih, kitab Matan
Aljurumiyah, dan lain sebagainya. Matan Al-Jurumiyah adalah sebuah kitab yang
membahas tentang tata bahasa arab. Kitab ini disusun pada abad ke-7 Hijriyah atau
13 Masehi oleh ahli bahasa dari Maroko yang bernama Abu Abdillah Sidi
Muhammad bin Daud Ash-Shanhaji alias Ibnu Ajrum (w. 1324 M). Kitab Matan al-
Ajurrumiyyah merupakan buku tentang ilmu nahwu (gramatika Bahasa Arab) yang
sangat terkenal di kalangan pesantren tradisional. Kitab ini merupakan kitab standar
yang merupakan dasar dari pelajaran bahasa Arab. Dalam praktiknya di dunia
pesantren, kitab tersebut sering disebut dengan nama Jurrumiyyah. Penamaan tersebut
tidak persis sama dengan nama asli kitab tersebut, karena judul lengkap kitab tersebut
adalah al-Muqaddimah al-Ajurrumiyyah fi Mabadi’ Ilm al-Arabiyyah.
Matan Al-Jurumiyah merupakan salah satu kitab kuning. Kitab kuning
merupakan kitab klasik yang mana kitab tersebut pada umumnya tercetak dalam
lembaran- lembaran yang dikemas dalam bentuk buku akan tetapi tidak dijilid dan
umumnya menggunakan kertas berwarna kuning. Menurut Adib (2012:27) kitab
kuning menjadi rujukan utama dalam proses pengajaran di pondok- pondok pesantren
salaf. Kitab-kitab tersebut berisi tentang berbagai materi keislaman dalam berbagai
disiplin ilmu, mulai dari tasawuf, fiqih, bahasa arab, akhlak, dan sebagainya.
Kitab Matan Aljurumiyah merupakan bagian dari kitab kuning yang dikaji di
pondok pesantren didalamnya membahas tentang ilmu gramatika/tata bahasa Arab.
Pengajian kitab kuning di pondok pesantren pada umumnya dilaksanakan dalam
bentuk sorogan, wetonan dan bandongan. Untuk pengajian dalam bentuk sorogan,
wetonan dan bandongan biasanya disebut sebagai kurikulum sistem ma’hady artinya
jenis kitab, alokasi waktu pembelajaran dan kalender akademik sepenuhnya terserah
sang Kiyai. Adapun pengajian yang dikemas dalam bentuk klasikal atau
sistem madrasy secara umum sama dengan model-model klasikal lainnya. Kitab-kitab
yang dikaji biasanya sudah ringkasan/ikhtishar dari kitab-kitab kuning yang ada.
Adapun kelemahan dari pembelajaran Matan Al-Jurumiyah adalah santri hanya
hafal bahasa kitabnya dan sedikit yang memahami kaidahnya. santri juga sedikit
yang dapat menerapkan kaidah-kaidah tersebut dalam praktik berbahasa Arab. Hal ini
dapat dikarenakan oleh model pengajaran kitab Matan Jurumiyah dengan pendekatan
deduktif, sehingga dibutuhkan inovasi dalam pembelajaran kitab santri ini agar santri
dapat menerapkan kaidah-kaidah yang telah dipelajari.
terjemah dan deduktif. Pembelajaran nahwu di Madrasah Diniyah Nurul Ulum juga
menggunakan metode terjemah dan deduktif.
Kitab- kitab nahwu yang diajarkan di Madrasah Diniyah Nurul ulum diantaranya
kitab “Matan Al-jurrumiyah”. Kitab ini menjadi kitab dasar ilmu nahwu yang sering
kali diajarkan di madrasah tersebut. Kelebihan dari kitab ini dibandingkan kitab lain
adalah materinya yang dasar bagus untuk diajarkan kepada pemula pembelajar
nahwu. Namun pada saat ini masih belum ada kitab Matan Al-jurrumiyah yang
berbentuk induktif. Padahal pembelajaran tata bahasa dalam bentuk induktif dapat
membantu para santri dalam menerapkan kaidah-kaidah yang telah dipelajari dalam
semua aspek kemahiran berbahasa yaitu istima’, kalam, qira’ah dan kitabah. Oleh
karena itu, perlu adanya inovasi dalam pembelajaran Nahwu, khususnya di Madrasah
Diniyah Nurul Ulum dengan mengembangkan kitab Matan Al-jurrumiyah untuk
memudahkan pembelajaran kitab kuning dan aktif berbahasa Arab.
1. Model Deduktif
2. Model Induktif
pada contoh Dalam kaitan dengan pembelajaran di kelas, pendekatan induktif sesuai
dengan model nazhariyatul- wahdah atau all-in-one system, yaitu pembelajaran
gramatika yang berlangsung dalam bentuk tadribat sebagai latihan di kelas, dan
tamrinat sebagai latihan di rumah (Setyawan:Tanpa Tahun).
Menurut Effendy (2009,107) kelebihan cara induktif adalah siswa dapat berperan
aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, yakni dalam menyimpulkan
kaidah-kaidah dan menerapkannya dalam kalimat yang mereka susun. Karena
penyimpulan ini dilakukan setelah siswa mendapat latihan yang cukup, maka
pengetahuan tentang kaidah itu benar-benar berfungsi sebagai penunjang
keterampilan berbahasa.
Para pendukung metode ini berpendapat bahwa dengan metode ini pelajar akan
bersikap aktif, sedangkan guru hanya sebagai pengarah dan pemandu. Jadi, para
pelajarlah yang aktif mencari untuk mendapatkan rumusan kaidah yang diinginkan
setelah mendiskusikan dan menghubungkan serta membanding-bandingkan contoh-
contoh yang ada; para pelajar pulalah yang memecahkan masalah. Tegasnya, para
pelajar disibukkan dengan kegiatan diskusi sehingga tidak ada kesempatan untuk
diam atau mengabaikan pelajaran, Sehri (2014:51).
METODE
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian dan pengembangan ( Research and Development) atau disingkat R&D.
Penelitian dan Pengembangan ( Research and Development) adalah suatu proses atau
langkah-langkah untuk pengembangan suatu produk baru atau menyempurnakan
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa III Tahun 2019
10
HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
P-ISSN 2598-0637
Inovasi Media Pembelajaran Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
E-ISSN 2621-5632
dengan materi nahwu siswi Madrasah Diniyah Nurul Ulum sehingga siap, layak dan
efektif digunakan dalam proses belajar mengajar.
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
(1) angket, (2) pedoman wawancara, dan (3) soal tes, (4) kamera. Sedangkan tekhnik
pengumpulan datanya adalah (1) pemberian angket, (2) wawancara, dan (3)
pemberian tes, (4) dokumentasi
Analisis data kelayakan produk untuk mengelola data tanggapan ahli media, ahli
materi dan audiens adalah menggunakan rumus:
P = ∑X x 100
∑xi
Keterangan :
P : Prosentase kelayakan
∑X : Jumlah total skor jawaban evaluator atau responden
∑xi : Jumlah total skor jawaban tertinggi
100 : Bilangan Konstan
Kriteria Validasi yang digunakan dalam validasi pengembangan ini disajikan dalam
tabel berikut.
Tabel 3.4 Kriteria Kelayakan yang diadopsi dari Arikunto (1993:210)
Presentase (%) Kriteria Validasi
76-100 Valid
56-75 Cukup valid
40-55 Kurang Valid (revisi)
0-39 Tidak Valid (revisi)
dan post tes. Menurut Arikunto dalam ainin (2010 :84) untuk menganalisis data hasil
eksperimen yang menggunakan pre-test dan post test design maka menggunakan
rumus :
Md
t= X 2d
N N 1
Keterangan:
HASIL
Produk
Produk pengembangan ini berisi (1) Cover (sampul depan) disajikan dengan
penampilan identitas buku, yaitu: judul buku, ilustrasi gambar, dan nama penulis. (2)
Sampul dalam yang berisi nama penulis, dan judul buku. Pada tampilan sampul
dalam ini juga terdapat ada ilustrasi gambar, (3) Kata pengantar berisi rasa syukur
penulis yang dipanjatkan kepada Allah SWT, dan penjelasan isi buku “Pembelajaran
Kitab matan al-jurumiyah Dengan Pendekatan Induktif”, (4) Pedoman transliterasi ini
berisi pedoman cara membaca bacaan yang mengalami proses alih bahasa dari bahasa
arab ke bahasa latin, (5) Daftar isi ini berisi bagian-bagian buku dan halaman bagian
tersebut tertulis. buku tersebut ditulis dengan 14 bab, (6) Daftar tabel ini berisi tabel-tabel
dalam buku dan halaman tabel tersebut tertulis, (7) Pada kitab matan al-
jurumiyah,terdapat 26 bab. Dari 26 bab tersebut diambil 14 bab untuk pengembangan
kitab, Bab yang dipilih ini sesuai dengan kurikulum semester 1 dan 2 Madrasah
Diniyah Nurul Ulum. (8) Penilaian berisi latihan soal. Terdapat 2 penilaian dalam
buku ini, yaitu penilaian semester 1 dan penilaian semester 2. Latihan soal dalam
penilaian ini mencakup semua materi tiap semester, (9) Daftar pustaka berisi tentang
buku-buku yang dirujuk sebagai acuan dalam pengembangan kitab matan al-
jurumiyah dalam bentuk induktif. Daftar pustaka ditulis sesui dengan aturan pedoman
penulisan karya ilmiah (PPKI), (10)Biodata penulis berisi tentang profil singkat
penulis dan riwayat pendidikan penulis, dan (11) Sampul belakang berisi , kata-kata
yang berisi tentang gambaran isi buku sebagai pemikat pembaca.
100%
90%
88,85%
82,89%
82,5%
3 Nahdiah A. 81 90 9 18
10 Salsabila A. 50 89 39 1.521
15 Lailatul F. 24 90 66 4.356
16 Qanita 24 80 56 3.136
18 Raikhatul 23 76 53 2.809
19 Fara F 35 67 32 1.024
44,210526316
t=
SIMPULAN
Berdasarkan paparan data dan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
SARAN
Berdasarkan kajian yang telah dipaparkan di atas, dapat dikemukakan saran-
saran kepada pihak yang terkait sebagai berikut, : (1) Disarankan kepada para
siswa, hendaknya kitab matan al-jurumiyah dengan pendekatan induktif ini
digunakan di kelas maupun di luar kelas untuk memudahkan memahami kaidah-
kaidah Nahwu dalam kitab matan al-jurumiyah, (2) Disarankan kepada guru
Nahwu untuk memanfaatkan buku matan al-jurumiyah dengan pendekatan induktif
ini sebagai media untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, dan dijadikan
inspirasi untuk membuat media yang semisal untuk bab-bab selanjutnya dengan
kualitas yang lebih baik, (3) Disarankan peneliti dan pengembang media lainnya,
hendaknya media ini bisa diteliti kekurangannya, diperbaiki, ditambah, dan
dikembangkan yang lebih baik lagi, dan (4) Disarankan kepada mahasiswa
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab hasil pengembangan ini dapat dijadikan
bahan kajian agar dapat memajukan pendidikan terutama mata kuliah Tatbiq Nahwi
yang disajikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Arab.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Khoirul. 2012. Masa Depan Bahasa Arab, Masa Depan Islam? (Penguatan
Kajian bahasa Arab melalui Motif Agama ). Makalah disajikan dalam
Seminar Nasional Bahasa Arab, Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra, Malang
17 November 2012.
Ainin, Moh. 2013. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Malang : CV Bintang
Sejahtera Press.
Ainin, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Malang : Hilal Pustaka.
Anonim. 2015. Profil Madrasah Diniyah Nurul Ulum. WWW.NurulUlum.com.
(Online). Diakses pada 2 Oktober 2018 pukul 05.00.
Mustafa, bisri dan Abdul Hamid. 2012. Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa
Arab. Malang : UIN Maliki Pres.
Nisa’, Dwi Khoirotun & Ni’mah, Jauharotul. Pengembangan Bahan Ajar Mahārah
Al-Kitābah Berbasis Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab Stai Attanwir Bojonegoro. Jurnal Albayan.9 (1) : 51-
68.
Rosyidi,Abdul Wahab. 2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang : UIN
PRESS.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu.
Bogor : Ghalia Indonesia. hlm 6-7.
Sehri, Ahmad. Metode Pengajaran Nahwu Dalam Pengajaran Bahasa Arab. Jurnal
Hunafa. 7 (1) : 47-60.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.