Anda di halaman 1dari 9

Kamus Bahasa Arab ( ‫) القاموس العربي‬

Dalam mempelajari suatu ilmu, seseorang sangat membutuhkan


kamus sebagai alat bantu utama. Bila dia ingin belajar ilmu politik,
ekonomi, sejarah, filsafat, dan lainnya, harus mengetahui kamus yang
terkait dengan disiplin ilmu yang akan dipelajarinya itu. Demikian juga
dengan bahasa Arab, seseorang harus mengetahui kamus yang terkait
dengan bahasa Arab, termasuk ilmu-ilmu seperti: ‘ulm al-Qur’±n, ‘ulm al-
¥ad³£, u¡l al-fiqh, dan sebagainya.
Dalam referensi berbahasa Arab, kata ‫ القق ق ق ققاَمموُس‬sering disamakan
dengan َ‫جم‬ ‫ ;المعع ق‬bentuk ism maf‘l dari kata dasar َ‫ أعقجققم‬yang berarti: ‫إقزالققةَ العمعجقمقةَ و‬
‫( الغممق ققوُض‬menghilangkan kesamaran dan kerancuan). Perujukan arti kamus
pada mu‘jam ini, menjadi populer setelah Mu¥ammad Ibn Ya‘qb Ibn
Mu¥ammad al-Fairz±b±d³ (wft. 1206 H / 1884 M) menamakan karyanya di
bidang kamus dengan nama ْ‫( القققاَمموُس الححعيققط‬al-Q±ms al-Mu¥³¯). Setelah karya
‫م‬
al-Fairz±b±d³ ini semakin populer dan digunakan secara luas, masyarakat
(khususnya pemerhati bahasa Arab) kemudian berasumsi bahwa kata
“mu‘jam” sinonim dengan kata “kamus”.
Secara teknis, arti kamus adalah *qaul (perkataan) yang
menghimpun *ism (kata benda), *fi‘l (kata kerja), dan *¥arf (huruf) yang
merujuk pada kandungan arti atau makna tertentu. Kehadiran kamus
sangat dibutuhkan para pencari ilmu pengetahuan, terutama untuk
mengetahui arti asal sebuah kata atau kalimat tertentu. Dari arti asal itu,
kemudian dikembangkan menjadi istilah khusus dalam disiplin ilmu
tertentu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi kamus sangat
penting karena akan memperjelas arti atau makna sebuah pikiran atau
ide-ide yang tersimpul dalam tulisan atau karya seseorang. Bahkan,
kehadiran kamus mampu menjadi media informasi dan transformasi
intelektual di masyarakat.
Dilihat dari bentuknya, kamus dibagi ke dalam dua klasifikasi.
Pertama, berdasarkan bahasa yang dipakai, kamus memiliki tiga bentuk:
1) monolingual (َ‫حاَحد قيقة‬ ‫ح‬ ‫ح‬
‫ )الققعققاَجمَ ال ق‬seperti: ْ‫ المععقجققمَ القوُسققيط‬karya Mu¥ammad An³s, dkk
dan َ‫ساَن القعقرب‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬
‫ ل ق‬karya Ibnu Man§r; 2) bilingual (َ‫ )الققعاَجمَ الثققناَئيية‬seperti: Al-Munawwir
(Arab – Indonesia) dan Hans Wehr (Arab - Inggris ); 3) multilingual ( َ‫القعققاَحجم‬
‫ق‬
‫ )التُمقققعق قددقدةَ اللغقققاَت‬seperti: Kamus Arab – Indonesia – Inggris karya Abdullah bin
‫م‬
Nuh dan Oemar Bakry. Kedua, berdasarkan kosa kata, kamus memiliki dua
ragam: 1) kamus kata atau umum yang didasarkan unsur-unsur fonologis,
morfologis, sintaksis, dan lainnya yang biasanya berdasarkan huruf abjad,
seperti beberapa kamus yang disebutkan di atas; 2) kamus tematik,

1
berdasarkan tema-tema tertentu, seperti Bahasa Dunia Islam ( َ‫مموُعققاَت عصقرية‬
َ‫ ) ف اللغةَ العربية‬karya ¦asan al-B±harn.
Berikut akan dipaparkan beberapa kamus bahasa Arab yang populer
dipakai kalangan pelajar, mahasiswa, dosen, dan peminat bahasa Arab
yang ada di Indonesia dan sekitarnya. Sebagian besar adalah kamus
bilingual (Arab – Indonesia), satu Indonesia – Arab, dan satu lagi kamus
tematik, yaitu Bahasa Dunia Islam.

1. Kamus Al-Marbaw³: Arab – Melayu ( ‫ مليوى‬- ‫) قاموس إدريس المربوي عربي‬


Salah satu kamus Arab – Melayu pertama yang berkembang di
Indonesia adalah Al-Marbawiy. Pada tahun 1350 H / 1929 M, kamus ini
tampil dengan cetakan ke-4 sekaligus menjadi edisi revisi pertama. Jika
dicermati dari tahun terbitnya, bisa dipahami mengapa kamus ini hadir
dengan bahasa Arab – Melayu, bukan Arab – Indonesia. Hal ini karena pada
tahun-tahun tersebut, tepatnya sejak tahun 1901 sampai menjelang 1928,
bangsa Indonesia masih menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa
nasional. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,
baru resmi berlaku di Indonesia pada tanggal 31 Agustus 1972.
Sesuai dengan namanya, kamus ini disusun oleh Syaikh Mu¥ammad
Idr³s ‘Abdul Ra’f al-Marbaw³. Salah satu motivasi yang mendorong al-
Marbaw³ menyusun kamus Arab – Melayu adalah setelah dirinya menelaah
beberapa kamus sebelumnya yang dianggapnya tidak memuaskan.
Menurut al-Marbaw³, kamus-kamus sebelumnya tidak menggunakan cara-
cara baru; sebuah cara yang sesuai dengan zamannya, mudah dipahami
bagi pembacanya, banyak bermanfaat, layak dengan bangsanya, dan
segera dapat memetik buahnya.
Al-Marbaw³ dengan tampilan edisi revisi pertama, diterbitkan di
Mesir oleh penerbit Mu¡¯afa al-B±b³ al-¦alab³ wa Awl±duh pada 1350 H /
1929 M. Kamus ini terdiri dari dua juz dalam satu buku. Juz pertama
berjumlah 384 halaman yang menghimpun huruf ‫( ا‬alif) sampai ‫§( ظ‬a’)
dengan memuat 18.000 kosa kata Arab dan 700 kata bergambar. Sedang
juz kedua berjumlah 401 halaman yang menghimpun huruf ‫‘( ع‬ain) sampai
‫( ي‬ya’) dengan memuat 18.000 kosa kata Arab dan 500 kata bergambar.
Jumlah seluruhnya 785 halaman dengan 36.000 kosa kata dan 1200 kata
bergambar.
Seperti kebanyakan kamus lainnya, Al-Marbaw³ termasuk kamus
umum, karena disusun berdasarkan urutan abjad Arab. Sebelum masuk
pada kosa kata huruf hij±‘iyyah atau isinya, kamus ini didahului oleh kata
pengantar, pedoman menggunakan kamus, dan daftar singkatan kata-kata
2
yang merujuk pada referensi tertentu yang digunakan dalam kamus ini. Di
samping itu, di dalam kamus ini juga dibubuhi berbagai gambar yang
terdiri dari: binatang-binatang yang halal, haram, dan tengah-tengah
antara halal dan haram; aneka monumen sejarah; peralatan perang,
industri, dan transportasi; dan diakhiri dengan gambar atlas dunia dan
negeri Arab.

2. Kamus Mahmud Yunus: Arab – Indonesia (- ‫قق ققاموس محمق ققود يق ققونس عربق ققي‬
‫) إندونيسى‬
Sesuai dengan namanya, kamus ini disusun oleh Mahmud Yunus,
seorang guru besar di IAIN. Kamus ini diterbitkan pertama kali oleh PT
Hidakarya Agung Jakarta pada tahun 1972 dengan memuat 510 halaman.
Dalam Kata Pengantar kamus ini, Yunus menjelaskan bahwa
sebenarnya sejak tahun 1929, dia telah menyusun kamus bernama
“Qamus Sahabi Arab – Melayu” yang telah dicetak beberapa kali di Mesir
dan Indonesia. Setelah ditinjau ulang, dia merasakan adanya banyak
kekurangan dalam kamus tersebut, sehingga menyusun kembali “Kamus
Arab – Indonesia” untuk memenuhi hajat murid-murid dan orang-orang
yang hendak belajar bahasa Arab, meskipun mereka belum pandai ilmu
Sharaf.
Seperti kebanyakan kamus bilingual (Arab – Indonesia) lainnya,
kamus karya Mahmud Yunus ini juga tergolong kamus umum, karena juga
mengikuti alur huruf hij±’iyyah: dimulai dari huruf alif dan diakhiri pada
huruf ya’. Sebagai pelengkap, kamus ini dibubuhi gambar-gambar alat
sekolah, pakaian, perkakas dapur, buah-buhan, tumbuh-tumbuhan, hewan,
alat transportasi, anatomi tubuh manusia, dan lainnya. Pada akhir
halaman, penyusun kamus ini menyuguhkan cara mengartikan bahara
Arab ke dalam bahasa Indonesia, juga *ta¡r³f (perubahan bentuk kata
kerja, konjugasi).

3. Kamus Al-Kautsar Lengkap: Arab – Indonesia ( - ‫قق ققاموس الكق ققوثر عربق ققي‬
‫) إندونيسى‬
Kamus ini disusun oleh Ust±© Husin Al-Habsyi, pengasuh pesantren
Yayasan Pendidikan Islam (YAPI) Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Terbit
pertama kali pada tahun 1977, kamus ini bernama Kamus Al-Kautsar
(tanpa kata “lengkap”). Penambahan kata “lengkap” pertama kali
dicantumkan pada tahun 1986, tepatnya pada cetakan III yang merupakan
edisi revisi pertama. Menurut penyusunnya, alasan penambahan kata
“lengkap” semata-mata karena mencermati bahwa pada cetakan pertama

3
dan kedua masih banyak kekurangannya sehingga mengecewakan
masyarakat luas.
Kamus Al-Kautsar termasuk kategori kamus umum dan kecil, karena
hanya memuat 532 halaman. Dalam rentang waktu 5 tahun pertama sejak
edisi revisi (1986 – 1991), kamus ini sudah mengalami cetak ulang yang
kelima.
Seperti halnya kebanyakan kamus bilingual (Arab – Indonesia),
kamus ini juga menggunakan urutan huruf Arab (hij±’iyyah) dan
dilengkapi gambar-gambar yang sering muncul dalam kehidupan sehari-
hari. Ciri khusus lainnya dari kamus ini adalah adanya lampiran “Nama-
Nama Penting dalam Alquran” di akhir halaman. Nama-nama penting ini
menyangkut para nabi Allah, tokoh, kota, negeri, dan lainnya yang
kesemuanya tercantum di dalam Alquran. Pengurutan nama-nama
tersebut mengikuti urutan hij±’iyyah (dari alif sampai ya’), yaitu: Allah,
Adam, Iram, Isr±’³l, B±bil, Bakkah, ¤amd, J±lt, Jibr³l, D±d, Zabr, S±miriy,
Sulaim±n, Syu‘aib, Syai¯±n, ¢af±, °±ght, ‘²d, ‘Adn, ‘Araf±t, ‘´s±, Firdaus,
Fir‘aun, Q±rn, Qarnain, Kau£ar, al-L±ta, Ma’jj, M±rt, Madyan, M³k±l, N¥,
Hd, H±rn, Yahd, Ya‘qb, Ysuf, dan Ynus. Semua nama ini ditampilkan dalam
bentuk tabel dan diberi penjelasan secara ringkas mengenai sejarah dan
perkembangannya.

4. Bahasa Dunia Islam ( ‫) مجموعات عصرية في اللغة العربية‬


Bahasa Dunia Islam termasuk kategori kamus tematik karena
penyusunannya didasarkan pada tema-tema tertentu, bukan pada pola
alfabet atau hij±’iyyah (berdasarkan urutan huruf Latin atau Arab). Kamus
ini memuat beberapa tema pokok yang banyak bersentuhan dengan
kehidupan sehari-hari. Tema-tema itu dibagi ke dalam 10 bagian :
1) kata benda, antara lain terdiri dari: manusia dan anggota-
anggotanya, rumah dan isinya, dapur dan isinya, jenis makanan dan
minuman, sayur mayur dan rempah-rempah, bunga dan pepohonan,
macam-macam hewan, pakaian dan alat-alat rias, sekolah dan yang
berhubungan, olahraga dan alat-alat hiburan, kantor pos, bagian-
bagian waktu (zaman), tahun dan bulan-bulan, perdagangan dan
perindustrian, kendaraan dan bagian-bagiannya, pekerja dan orang-
orang cacat, penyakit dan obat, arah-arah, bilangan dan hitungan,
urutan jam, dan nama-nama negara dan kota;
2) kata kerja, antara lain berkaitan dengan pekerjaan dan aktivitas:
manusia, keluarga, rumah, makanan dan minuman, sekolah,
olahraga, ceramah ilmiah, pemerintahan dan negara, perdagangan
4
dan perindustrian, tanah dan pertanian, kendaraan, senjata, alam,
hewan, air, dan hati atau perasaan;
3) huruf, berkaitan dengan beberapa huruf yang terdiri dari satu, dua,
tiga, empat, atau lima huruf;
4) kata-kata modern yang sering dimuat di surat kabar, majalah,
bioskop/sinema, pemerintahan, tentara, perdagangan, tape-
recorder, dan pancasila;
5) persamaan kata (sinonim) dan lawan kata (antonim);
6) contoh-contoh surat-menyurat dalam bahasa Arab;
7) kamus untuk surat-menyurat;
8) contoh-contoh pidato/ceramah;
9) bermacam-macam judul pidato dan ceramah ilmiah;
10) kamus untuk pidato/ceramah ilmiah.

Penyusun kamus ini adalah Ust±© ¦asan B±harn (alm.), pengasuh


pesantren D±r al-Lughah wa al-Dakwah, Bangil, Jawa Timur. Dalam kata
pengantarnya yang berbahasa Arab, disebutkan bahwa bahasa Arab
termasuk bahasa dunia sehingga tidak heran bila di masa modern ini,
banyak masyarakat yang berlomba-lomba untuk mengetahui dan
mempelajari bahasa Arab, terlebih Indonesia yang mayoritas
penduduknya beragama Islam. Suguhan kamus berbentuk tematik ini,
menurutnya, setidaknya untuk memudahkan kaum pelajar dalam
mempelajari bahasa Arab, khususnya dalam bercakap-cakap.
Kamus ini diberi kata pengantar dua ulama: Ust±© ¦usein al-¦absyi,
pengasuh pesantren YAPI, Bangil, Jawa Timur; dan Mu¥ammad Ibn ‘Alaw³
Ibn ‘Abb±s al-M±likiy. Kamus Bahasa Dunia Islam ini, diterbitkan pertama
kali oleh Darussaggaf, Surabaya.

5. Kamus Al-Kalali: Indonesia – Arab ( ‫ عربي‬- ‫) قاموس الكللي إندونيسى‬


Al-Kalali merupakan kamus bilingual (Indonesia – Arab). Sesuai
namanya, kamus ini disusun oleh As‘ad Ibn Mu¥ammad al-Kal±l³ yang
lahir di Cirebon pada tahun 1904. Penyusunnya adalah putera al-‘All±mah
Syaikh Mu¥ammad Ibn S±lim al-Kal±l³, pendiri organisasi Para Pembaru
Da‘i Muslim di Asia Tenggara dan menjadi salah seorang pendiri majalah
al-Im±m pada tahun 1908; sebuah majalah yang mengikuti model al-
Man±r al-Mi¡riyyah yang didirikan Sayyid Mu¥ammad Rasyid Ri«±, murid
sekaligus sahabat tokoh pembaru besar di Mesir, Syaikh Mu¥ammad
Abduh.

5
Menurut penyusunnya, kamus ini (yang awalnya berbentuk Arab –
Indonesia) telah selesai pada permulaan tahun 1972 dengan ejaan lama.
Sejak awal tahun 1972 itu juga, al-Kal±l³ mulai menyusun sebagian isinya
dalam bentuk Indonesia – Arab dan diselesaikan pada akhir tahun 1975.
Pada tahun 1976, sejak al-Kal±liy berkenalan dengan Naji Ma‘rf (seorang
guru besar pada Universitas Baghd±d), kamus ini sempat dicetak dalam
bentuk Arab – Indonesia oleh kementrian Penerangan Irak.
Secara resmi, kamus Al-Kalali pertama kali terbit dan beredar di
pasaran pada tahun 1982 yang diterbitkan sendiri oleh penyusunnya.
Sejak tahun 1987, penerbitan kamus ini dipercayakan pada PT Bulan
Bintang, Jakarta. Kamus ini sudah mengalami beberapa kali cetak ulang
dan beredar luas di pasaran.
Tampil dengan ukuran 598 halaman, kamus ini tergolong kecil.
Kamus ini memuat ribuan kata dasar berbahasa Indonesia, baik kata
benda maupun kata kerja. Sesuai dengan pola alfabetis Latin, kamus ini
disusun dari huruf A sampai Z. Bila pembaca ingin mengetahui bahasa
Arab-nya “kucing” misalnya, dia langsung membuka huruf “k” yang
bahasa Arab-nya adalah ‫ الحدر‬atau ْ‫ط‬
‫ ; الحق د‬demikianlah seterusnya.

6. Kamus Al-Munawwir: Arab-Indonesia ( ‫ إندونيسى‬- ‫) قاموس المنوور عربي‬


Al-Munawwir adalah kamus Arab – Indonesia yang diterbitkan
pertama kali pada tahun 1984 oleh Unit Pengadaan Buku-Buku Ilmiah
Keagamaan Pondok Pesantren “Al-Munawwir” Krapyak Yogyakarta.
Penyusunnya adalah Ahmad Warson Munawwir.
Kamus ini tampil dengan 1701 halaman dengan mengikuti urutan
huruf Arab (hij±’iyyah). Di dalamnya memuat puluhan ribu kosa kata Arab
sehingga bisa dikatakan kamus ini berukuran sedang. Setiap satu huruf
yang mewakili kata tertentu, memiliki banyak makna sehingga
memperbanyak arti dalam konteks tertentu, seperti: ‫( ا‬alif) memuat 56
halaman, ‫( د‬d±l) memuat 60 halaman, ‫( ن‬nn) memuat 110 halaman, dan
lainnya. Masing-masing halaman memuat rata-rata 52 kosa kata, sehingga
untuk tiga huruf saja telah memuat sekitar 11.752 kosa kata (temasuk
bentuk derivatifnya).
Di antara ciri khas lain dari kamus Al-Munawwir adalah
pengembangan kosa kata dan penggunaan frase. Kata ‫ أقثَقق ققر‬misalnya, bisa
memiliki 40 arti sesuai dengan konteks pemakaiannya dalam suatu
kalimat. Belum lagi kata-kata seperti ‫ج ق ققع‬ ‫ قر ق‬, ‫ قق ققاَقم‬, ‫ قق ققاَقل‬yang penggunaannya
lebih sering daripada kata ‫ أقثَقققر‬tersebut.

6
Sejak pertama kali diterbitkan oleh Unit Pengadaan Buku-Buku
Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren “Al-Munawwir” Krapyak, Yogyakarta
pada 1984, sampai diterbitkan oleh Pustaka Progressif, kamus ini sudah
mengalami beberapa kali cetak ulang.

7. Kamus Kontemporer: Arab – Indonesia ( ‫ إندونيسى‬- ‫) قاموس العصري عربي‬


Penulis kamus ini adalah K.H. Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor.
Keduanya masih berasal dari lingkungan pesantren Krapyak, Yogyakarta.
K.H. Atabik Ali adalah pengasuh di pesantren tersebut dan merupakan
putera dari K.H. Ali Maksum, salah satu tokoh besar dari ormas Nahdhatul
Ulama. Sedang Muhdlor menjabat sebagai direktur pada Lembaga Kajian
Islam untuk Mahasiswa ( ‫لاَحمقع ق ققاَت‬ ‫ح ح‬
‫ ) قعمقم ق ققع الثدقراقس ق ققاَت العسق ق قلقمييةَ لطقلقبقق ققةَ ا ق‬pada pesantren
tersebut.
Kamus ini diterbitkan pertama kali pada 1996 oleh Yayasan Ali
Maksum Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Kehadiran kamus ini bisa
disebut sebagai suguhan alternatif dari kamus sebelumnya, Al-Munawwir.
Dikatakan alternatif karena kehadiran Kamus Kontemporer Arab –
Indonesia ini menyuguhkan pola tampilan yang agak berbeda dari yang
sebelumnya. Jika Kamus Al-Munawwir (terbit pertama tahun 1984) tampil
dengan mengikuti pola kata kerja dasar ( *fi‘l m±«iy) untuk mencari sebuah
kata, maka Kamus Kontemporer ini tampil dengan “pola alfabet”. Dalam
kata pengantar kamus ini, disebutkan bahwa pemakaian pola alfabet
bertujuan untuk mempermudah mencari kata atau lafadz tertentu.
Pembaca, terutama dari kalangan pemula, tidak perlu susah-susah
mencari akar kata atau fi‘l m±«iy-nya. Jika mereka ingin mencari kata
‫( اعستُمقعخقرقج‬merupakan bentuk derivatif dari kata ‫)قخققرقج‬, tidak perlu mencari pada
akar katanya (yaitu ‫ج‬ ‫)قخق ققر ق‬, melainkan langsung mencari pada huruf ‫( ا‬alif);
begitulah seterusnya.
Kamus Kontemporer Arab – Indonesia ini memuat 2053 halaman.
Kepadatan kosa kata dan pengembangan frase yang dikandung di
dalamnya, tidak jauh berbeda dengan Al-Munawwir. Hanya saja,
pengembangan morfologis lebih ditekankan pada Kamus Kontemporer ini.

8. Kamus Kontekstual Arab – Indonesia ( ‫) القاموس العربي الندونيسي السياقي‬


Kamus ini disusun oleh dua orang: Basuni Imamuddin dan Nashiroh
Ishaq. Imamuddin adalah dosen tetap pada Program Studi Arab Fakultas
Sastra Universitas Indonesia. Dia juga bekerja pada Divisi Pengembangan
Sumber Daya Manusia pada Itti¥±d al-Mudarris³n li al-Lughah
al-‘Arabiyyah (Persatuan Pengajar Bahasa Arab) di tingkat pusat dan

7
koordinator Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Pengabdian pada
Masyarakat di Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia
Jakarta. Sedang Nashiroh adalah alumnus Fakultas Sastra (Program Studi
Arab) Universitas Indonesia Jakarta.
Di antara beberapa kamus yang disebutkan sebelumnya, Kamus
Kontekstual Arab – Indonesia ini termasuk yang terbit paling akhir.
Diterbitkan pertama kali oleh Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jakarta
pada tahun 2001. Tampil dengan ukuran 554 halaman, kamus ini memuat
beberapa kosa kata yang disertai contoh penggunaannya dalam konteks
kalimat. Kata َ‫بَ قكعلبب ق ققا‬
‫ضق ق ققر ق‬
‫ ق‬misalnya, arti asalnya adalah “memukul anjing”,
tetapi jika disandingkan dengan kata (‫بَ العمثقق ققاَل‬ ‫ضق ق ققر ق‬
‫المثق ققاَل ) ق‬, maka bermakna
“membuat perumpamaan”, dan seterusnya. Atas dasar inilah, kamus ini
kemudian diberi judul Kamus Kontekstual Arab – Indonesia.
Kamus ini mendapat sambutan dari kalangan ahli dan pemerhati
bahasa Arab, mereka antara lain: Chotibul Umam (guru besar Bahasa dan
Sastra Arab UIN Syarif Hidayatullah), Aliuddin Mahjudin (dosen Bahasa dan
Sastra Arab Universitas Brunei Darussalam dan Program Studi Arab
Fakultas Sastra Universitas Indonesia), dan Muhammad Luthfi (Ketua
Program Studi Arab Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jakarta).

Daftar Pustaka :
Al-Farr±j, Mu¥ammad A¥mad Ab, al-Ma‘±jim al-Lughawiyyah f³ ¬au’
Dir±s±t ‘Ilm al-Lughah al-‘Arabiyyah al-¦ad³£, Mesir: D±r al-Nah«ah
al-‘Arabiyyah, 1966.
Al-Habsyi, Husin, Kamus Al-Kautsar Lengkap: Arab – Indonesia, Bangil:
Yayasan Pesantren Islam (YAPI), 1986, cet. III.
Ali, Atabik dan Muhdlor, Ahmad Zuhdi, Kamus Kontemporer Arab –
Indonesia, Krapyak-Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum, 1996.
Al-Kalali, As‘ad Ibn Mu¥ammad, Kamus Al-Kalali: Indonesia – Arab, Jakarta:
Bulan Bintang, 1997, cet. VII.
Al-Marbawiy, Mu¥ammad Idr³s ‘Abdul Ra’f, Q±ms Idr³s al-Marbawiy
Arabiyy – Mal±yawiy, Mesir: Mu¡¯afa al-B±biy al-¦alabiy wa Awl±duh,
1350 H/1929 M, cet. IV.
Al-Mawrid: Multi-Media Encyclopedia (CD ROM, 1999)
Baharun, Hasan, Bahasa Dunia Islam, Surabaya: Darussaggaf, 1980.
¦il±l, ‘Abdul Ghaff±r ¦±mid, Man±¥ij al-Ba¥£ f³ al-Lughah wa al-Ma‘±jim,
Mesir: al-Jabal±wi, 1991.

8
Imamuddin, Basuni dan Ishaq, Nashiroh, Kamus Kontekstual: Arab –
Indonesia, Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2001, cet. I.
Kam±ludd³n, ¦±zim ‘²li, Dir±sah f³ ‘Ilm al-Ma‘±jim, Kairo: Maktabah al-
Adab, 1999.
Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir: Kamus Arab – Indonesia,
Krapyak-Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-Buku Ilmiah Keagamaan
Pondok Pesantren “Al-Munawwir”, 1984.
Ya‘qb, Em³l, al-Ma‘±jim al-Lughah al-‘Arabiyyah, Beirut: D±r al-¤aq±fah al-
Isl±miyyah, tt.
Yunus, Mahmud, Kamus Arab – Indonesia, Jakarta: PT Hidakarya Agung,
1989, cet. VIII.

Anda mungkin juga menyukai