*ﻟﻠﻐﺔ *ﻟﻌﺮﺑﻴﺔ
KAEDAH
BAHASA ARAB
Sebuah Referensi Lengkap Tentang Qawaid
Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf. Disusun
Secara Inovatif, Ringkas, Lugas dan Sistematis
serta Memberikan Contoh-contoh yang
Aplikatif.
Oleh:
FUAD NI’MAH
Judul Terjemahan
KAEDAH BAHASA
ARAB PRAKTIS
Penulis:
Fuad Ni’mah
Penerjemah
Sahkholid Nasution, MA.
Reni Maulina Siregar
Ditashih oleh:
DR. Muhammad Amar Adly, MA.
H.M.Yusuf Sinaga, Lc. MA
Hj. Chadijah Abd. Latif Purba, MA
Putri Maisarah Tamar, M.A
Penerbit Darussalam
Publishing Medan-Indonesia
H/P : 085270258135 Email : yusufyoga@yahoo.com
Dibaca dan disemak semula oleh Tim Lembaga Bahasa Arab Darussalam-
Center
Medan-Indonesia
F
KATA PENGANTAR
Prof. Dr. Ahmad Qorib, MA.
(Guru Besar Fakultas Syariah di IAIN Sumut)
i
Tata bahasa Arab Praktis 28/04/1432 05:53:27
Tata Bahasa Arab Praktis .......
semakin banyak pula peminatnya. Sebaliknya semakin sedikit
rujukan tersebut, maka semakin malaslah seseorang itu untuk
memperdalaminya.
Buku Tata Bahasa Arab Praktis ini merupakan terjemahan
dari buku bahasa Arab “Mulakhas Qawaid Al-Lughah Al-
Arabiyah”, karangan Dr. Fuad Nu’mah dengan penjelasan yang
ringkas, gaya bahasa yang sederhana dan memberikan contoh-
contoh yang selalu digunakan dalam sehari-hari sehingga qawaid
ini mudah difahami.
Oleh karena itu, saya menyambut baik dan berterima
kasih kepada Saudara Sakholid Nasution, MA dalam
menterjemahkan buku ini ke dalam bahasa Indonesia dengan
baik, mudah difahami dengan tanpa ada penambahan dan
pengurangan dari buku aslinya. Usaha ini salah satu dari
partisipasi dalam meramaikan lagi buku-buku bahasa Arab
yang telah ada. Dengan adanya buku Tata Bahasa Arab
Praktis ini, dapat membantu para mahasiswa di IAIN
khususnya, para santri di pondok pesantren, dan masyarakat
luas yang ingin mendalami bahasa Arab dengan mudah dan
cepat.
Semoga buku ini membawa manfaat dan amal ibadah
bagi penulis dan penterjemahnya dan bagi semua pihak yang
terlibat di dalamnya. Semoga Allah swt membalas segala usaha
hamba- Nya dan mendapatkan derajat yang tinggi di sisi-Nya.
Amin.
F
KATA PENGANTAR PENERJEMAH
iii
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:28
Tata Bahasa Arab Praktis .......
sistematik dan memberikan contoh-contoh yang aplikatif serta
ditulis dengan gaya bahasa yang lugas dan mudah dimengerti.
Seiring dengan itu, terjemahan ini juga di tulis dengan bahasa
yang singkat, padat dan lugas. Oleh itu, buku ini sangat tepat
digunakan oleh semua pihak, baik siswa, mahasiswa ataupun
masyarakat umum yang ingin mendalami qawaid bahasa Arab
secara sistematis dan komprehensif.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisifasi
dalam penerjemahan buku ini. Terutama kepada isteri tercinta
Reni Maulina Siregar yang selalu sabar dan tabah serta dukungan
yang diberikan penulis ucapkan terima kasih. Dan kepada
Penerbit Darussalam Publishing yang bersedia menerbitkan
buku ini, diucapkan banyak terima kasih.
Sahkholid Nasution
iv
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:28
Daftar Isi .......
KANDUNGAN
َُﻣﻘَّﺪﻣﺔ
PENDAHULUAN .......................................................... 1
vi
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:28
Daftar Isi .......
! !ﻟﺘﺎﺑﻊ ﻟﻺﺳﻢ
sﳌﺮﻓﻮ
YANG MENGIKUT KEPADA ISIM MARFÛ’..........61
I. Na’at....................................................................61
II. ‘Athaf..................................................................64
III. Taukîd................................................................66
IV. Badal......................................................................71
ĩ!ﻹﺳﻢ !ﳌﻨﺼﻮﺑﺎ
ISIM-ISIM YANG DI-NASHAB-KAN.....................72
ﻧﺼﺐ !ﻹﺳﻢĩ¦ﻻ – ﻋﻼﻣﺎp
BAHAGIAN PERTAMA
TANDA-TANDA NASHAB PADA ISIM).................72
ﻣﻦ !ﻟﺼﺮs!ﳌﻤﻨﻮ
.
Kata Yang Tidak Boleh Berubah................................144
.
ﻋﺎﻣﺔ ﻋﻦ !ﻹﺳﻢ !ﳌﻌﺮĩﻣﻼﺣﻈﺎ .
Beberapa hal penting terkait dengan isim mu’rab........152
viii
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:28
Daftar Isi .......
‡!ﻹﺳﻢ !ﳌﻮﺻﻮ
Kata sambung............................................................177
.
.
b¦ﺳﻢ !ﻟﺸﺮ
Kata Penghubung......................................................181
.
%¦ﺳﻢ !ﻹﺳﺘﻔﻬﺎ .
Kata Tanya.................................................................182
!ﻷﻋﺪ›! !ﳌﺮﻛﺒﺔ .
Bilangan Belasan: 11-19 Kecuali Bilangan 12............183
.
.
!ﳌﺒﻨﻴﺔpﺑﻌﺾ !ﻟﻈﺮ
Sebahagian dari Kata Keterangan Waktu/Tempat
.
yang di-binâ dan Gabungan Antara Keduanya..........184
.
‡¦ﺎ› !ﻷﻓﻌﺎ
Isim-isim Fi’il................................................................185
Beberapa hal penting terkait dengan isim mabnîy........188
.
!ﻹﻋﺮp! › !ﻟﻔﻌﻞ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ !ﻟﺒﻨﺎ: 2!ﻟﺜﺎ !ﻟﺒﺎ
BAB KEDUA : FI’IL DITINJAU DI SEGI
.
BINĀ DAN I’RAB.............................................191
.
‡ !ﳌﺒ ﻣﻦ !ﻷﻓﻌﺎ: p‡!ﻟﻔﺼﻞ !ﻷ .
PASAL PERTAMA: FI’IL-FI’IL YANG DI-BINĀ 192
FI’IL MĀDHI.............................................................193
ix
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:28
Tata Bahasa Arab Praktis .......
FI’IL AMAR...............................................................194
.
FI’IL MUDHARI’......................................................195
.
x
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:29
Daftar Isi .......
!ﺎ >ﻞ ﻣﻦ !ﻹﻋﺮø !ﳉﻤﻠﺔ !ﻟ: p‡!ﻟﻔﺼﻞ !ﻷ
PASAL PERTAMA : KALIMAT YANG
MEMILIKI I’RÂB....................................................249
.
.
!ﺎ ﻣﻦ !ﻹﻋﺮø ﻻ >ﻞ !ﳉﻤﻠﺔ !ﻟ: 2!ﻟﻔﺼﻞ !ﻟﺜﺎ
PASAL KEDUA : KALIMAT YANG TIDAK
PUNYA I’RÂB).......................................................256
.
ﻮﻳﺔi ¦ﺳﺎﻟﻴﺐ: !ﻟﺒﺎ !ﳋﺎﻣﺲ .
BAB KELIMA: GAYA PENGUNGKAPAN
DALAM STRUKTUR BAHASA ARAB....................259
b!ﻟﺸﺮ ¦ﺳ ﻠ ﻮ
Gaya ungkapan kalimat bertingkat............................260
g!ﻹﺧﺘﺼﺎ ¦ﺳﻠﻮ
Gaya ungkapan pengkhususan..................................274
.
ﻟﺘﺤﺬﻳﺮp! !›¦ﺳﻠﻮ !ﻹﻏﺮ .
Gaya ungkapan bujukan dan peringatan...................276.
xi
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:29
Tata Bahasa Arab Praktis .......
!ﻹﺳﺘﻐﺎﺛﺔ ¦ﺳﻠﻮ
Gaya Ungkapan Mohonan Bantuan..........................278
.
.
%!ﻹﺳﺘﻔﻬﺎ ¦ﺳﻠﻮ
Gaya ungkapan pertanyaan.......................................279
xii
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:29
Pendahuluan .......
ُﻣَ ﻘ ّ َﺪ ﻣﺔ
PENDAHULUAN
1
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 1 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
َﺣﺎﺋِ ٌﻂLantai
õ !ﻟﻘﺎِﻫَﺮ
َ Kaherah
َﺷ ْ ٌﻬ ﺮ Bulan
ﻧَ ِﻈﻴْ ٌﻒBersih
‡ٌ ! ْﺳﺘِْ ﻘﻼKemerdekaan
Kata Isim dapat dikenali dengan beberapa tanda:
a.Ber-tanwîn ( -ً-- -ٌ-- -ٍ-- ). Contoh:
ُﺟ,َ = Seorang lelaki .
- ٌﻞ = Satu buku.
ِﻛَﺘﺎ = Sebatang pokok .
-
ﺠﺮ
َ َ َﺷ
- õ
b. Ber alîf lâm ()!ﻟـ. Contoh:
2
ِﺷ ُﺒ ﻪ ُﳉ ْ َﻤ ﻠﺔp * ُﳉ ﻤَ ُﻠ ﺔ
ْ َ ْ
*
KALIMAT DAN SEMI KALIMAT
a.Kalimat Ismiyah.
Iaitu setiap kalimat yang bermula dengan kata isim atau
dhamîr. Contoh: , “ !ﻧُْ ﻮٌ ُﻢ ِﻟ ْﻌ ﻠIlmu itu cahaya.”
b.Kalimat Fi’liyah.
Iaitu setiap kalimat yang bermula dengan kata fi’il.
Contoh:
- ﻀ ﺮ ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟ ُﻞَ َ َﺣitu”. lelaki datang “Telah
- َﻳ ْﻜُﺘ ُﺐ !ﻟ ﱠﻄﺎﻟِ ُﺐmenulis”. sedang itu “Mahasiswa
2. Semi kalimat (kalimat belum sempurna):
Iaitu setiap kalimat yang tersusun dari:
a.Zharaf dan Mudhâf ilaih. Contoh:
Penting Diperhatikan!
Pada bahagian ini ada beberapa definisi singkat
tentang berbagai istilah umum yang akan dipakai dalam
buku pertama ini, dan istilah-istilah yang demikian itu akan
dijelaskan secara mendetail pada penjelasan berikutnya.
6
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Pendahuluan .......
a.Al-Dhamîr (kata ganti untuk orang). Contoh:
- “ ¦َﻧﺎSaya”
- َْ“ ¦ﺖ ﻧKamu”
- “ ُﻫَﻮDia” dan lain-lain.
b. Al-‘Alam (nama orang dan tempat). Contoh:
- ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪorang” “Nama
-
õِ“ !ﻫَُﺮ َﻟﻘﺎKaherah (nama Ibu Bandar/kota Mesir)”
c. Ismu al-Isyârah (kata tunjuk). Contoh:
- !َﺬ َﻫ “Ini”
-
›ُﺆَﻻ ﻫ “Mereka itu”
d.Al-Ism al-Maushūl, (kata sambung). Contoh:
-
“ !ِﱠﻟ ﺬYang (untuk lelaki )”
-
“ !ّﻟYang (untuk perempuan)”
e.Ber-alif lâm. Contoh:
-
ُ“ !ﻞ ُﺟ ﱠﻟ ﺮOrang dewasa itu”
- َ
ُ“ !ﺪ َﺳ ﻷBinatang buas itu”
- ! َِﳌ ﺪْﻳﻨَُ ﺔitu” “Bandar/kota
- !ﻟﱠﻨ ْﻬُ ﺮitu” “Sungai
f. Mudhâf kepada kata yang ber alîf lâm. Contoh:
ِﻛَﺘﺎ ُ !ﻟ “Buku pelajar”
- ﱠﻄﺎﻟِ ِﺐ
! َﳊ, ُﺳ ُﻮ “Pagar taman”
- ِﺪﻳَْ ِﻘ ﺔ
9
10
11.Huruf ‘Illah
Iaitu huruf-huruf alîf, waw dan ya.
11
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
12
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
p*ﻟﺒﺎ *ﻷ
›ِﻟﺒَِﻨﺎp*َ *ﻹ ْﺳ ُﻢ ِﻣ َ ُﺚ *ﻹ
ِ *ْﻦ ﺣ ْﻋ َﺮ
ﻴ
BAB PERTAMA
ISIM DITINJAU DI SEGI I’RĀB DAN BINĀ’
*ﳌﻌﺮ
*ﻹ ْﺳ ُﻢp:*ﻟﻔﺼﻞ *ﻷ
PASAL I : ISIM YANG DI-I’RĀB
15
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
b. Al-Alîf ( * )
Yang menjadikan al-Alîf ( ! ) sebagai tanda rafa’ adalah
( !ﳌﺜ! ﻹﺳﻢkata benda yang bermakna dual/muannas).
Huruf al-Alîf ( ! ) yang demikian itu bukanlah bahagian
dari kata isim tetapi merupakan huruf tambahan bagi isim
c. Al-Waw ( p )
Yang menjadikan al-Waw ( p ) sebagai tanda rafa’
adalah
17
18
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
19
20
.2 ! َﳋﺒَُ ﺮ
(Predikat) menyesuaikan diri dengan mubtada,
baik di segi ‘adad (tunggal/mufrad, dual/muannas dan
plural/jamak) ataupun di segi mudzakkar (lelaki) dan
muannats (perempuan). Contoh:
- ِ َُﳌ ﱠﺪ, ,
ُ ﺿ ﺮ َﺣﺎ
ٌ! “Bapa guru hadir” (contoh untuk
tunggal/mufrad/mufrad lelaki.)
24
-
ﺿﺮٌ ِ “ َﺣﺎDatang”
-
ﺼﺮ
ٌ ِ “ ُﻣْﺒMelihat”
- “ َﻣﺎٌِﻫﺮPandai”
- s ٌ “ َﺷ َﺠﺎBerani”
- “ َ ْﺣ ﻠٌ ﻮManis”
- ” “ ¦ ْﺣ َ ٌﻤ ﺮMerah
Khabar yang berjenis isim zhahir biasanya adalah isim
musytaq seperti seperti contoh di atas .
Terkadang khabar itu ada juga dalam bentuk isim jenis
–namun jumlahnya sedikit- Contoh: ٌ¦ﺪ َﺳ ¦ َﺖ ْﻧ
“Kamu adalah seekor singa” maksudnya “keberaniannya”.
- Adapun isim mabnîy yang berperan sebagai khabar
antara lain adalah dhamîr, isim isyârah, atau isim
maushūl. Contoh:
- i َ ﻟَﺌِ َﻚ ُﻫ ُﻢ ! ُْﳌﻔﻠٍ ُﺤ ْﻮyang orang-orang “Merekalah ¦ ْp
beruntung” (Kata ُ ﻢُﻫadalah dhamîr mabnîy pada
posisi rafa’ sebagai khabar ).
ﺪøَُ !ﻟ ّﻀ َﻼﻟَﺔ ِﺑﺎp ْ َﻟﺌِ َﻚ !ﻟ ِﺬْﻳ َﻦ ! ْﺷﺘَ ﺮadalah itu “Mereka ¦ pْ
-
orang-orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk” (Kata َ !ﻦ ِﺬﻳْ ﻟadakah isim maushūl sebagai
26
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
khabat mubtada’).
b.Shibhu al-Jumlah (Jar majrūr dan zhâraf ).
Contoh:
َ!ﻟ ﻌِﺎ ﻣ ُﻞ ٍﻓﻰ !َﳌ ْﺼَِﻨ ﻊ Kata kilang” di itu “Kerani( ْﺼَِﻨ ﻊ ٍﻓﻰ !َﳌ
-
adalah Jar Majrūr menjadi khabar mubtada’).
- ‡ِ !َﳌْﻨِ ﺰ%َ “ ! ﻣَﺎ ¦ ِﺪَﻳ ُﻘ ﺔ َﳊTaman itu di depan rumah” (kata
‡ِ ﻣَﺎ%َ ! ¦َﳌْﻨِ ﺰadalah shibhu al-jumlah yang terdiri dari
zharaf dan mudhâfun ilaih menjadi khabar mubtada’).
Penting Diperhatikan!
Banyak soalan yang muncul tentang kata “%َ”¦ﻣﺎ
yang menjadi khabar, kata ini selalu manshūb padahal khabar
adalah marfū’.
Khabar itu marfu’ jika dia merupakan isim jenis atau isim
musytaq. Sementara jika khabar-nya syibhu al-jumlah maka
kalimat yang terbentuk dari zharaf dan mudhâfun ilaih-lah yang
menjadi khabar. Adapun kata “%َ ”¦ﻣﺎadalah manshūb dengan
fi’il yang terbuang, iaitu kata “ْ( ”ﺴَِﺘ ﱞﻘ ﺮ ُ ﻣhal ini akan
dijelaskan dalam bab maf ’ūl fîh pada bahagian isim manshūb).
c. Kalimat ismiyah atau kalimat fi’liyah.
¦ َﺳﺎ ُﺳُ ﻪ َ!ﻟ ﻌ َﻤ,ُ !ﻟﻨﱠ َﺠﺎ usa- adalah asasnya “Kejayaan
- ُﻞ
ha”. (Kata ¦ ﻞ َﻤ َﻟ ﻌ! ُﺳُ ﻪ َﺳُﺎ adalah kalimat ismiyah pada
posisi rafa’ sebagai khabar).
32
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
i adalah“ِ ِﺻ َﻼ ُ ُﺣ ﻪ ُ ْﻣ ﻘﺘَ ﺮَﻧﺎp َ ّ ُﻛ ﱡﻞ ُﺟْﻨ ِﺪ ” perajurit “Setiap
ada senjatanya”. Khabar yang dibuang adalah kata
i “ِ ْﻣ ﻘﺘَ ﺮَﻧﺎ.”
ُ
c.
!ﺳﻢ َﻛﺎatau salah satu dari sudara-saudara-
nya:
iَ
1.
¦ﺳﻢadalah setiap mubtada’ yang dimasuki oleh
َ ﻛﺎ
iَ
iَ َ ﻛﺎatau saudara-saudaranya. Oleh itu, setiap ¦ﺳﻢselalu
iَ َﻛﺎ
marfu’. Contoh: ٍَ َﻗﺎًِﺋ ﻤﺎ ٌﺪ ﻳiَ َ“ ﻛﺎSi Zaid telah berdiri” (Kata
َ ¦ﻛﺎdi-rafa’-kan dengan dhummah).
ٌ ٍَ ﺪ ﻳadalah iَ ﺳﻢ
2.Saudara-saudara iَ َﻛﺎ adalah sebagai berikut:
a. Menunjukkan waktu, iaitu: ,َ¦ْ ﻣ ﺴﻲ, ¦ ْﺿ َﺤﻰ,¦ ْﺻَﺒ َﺢ
َ
ﻞ ﻇ, ﱠ
ĩ َ َﺑﺎ.
:õ Contoh ُﻣﺜْ ِ َﻤ ٌﺮõ ﺠ ُﺮ
َ َ ¦ ْﺻﺒَ َﺤ ِﺖ !ﻟ ﱠﺸDiwaktu“
- ¦ ْﺻَﺒ َﺢ
subuh pokok itu berbuah”.
ُﻣ ْﻬﺘَﱢ ﻤْﻴ َﻦ َِﺑ ﻌ َﻤﻠِ ﻬﻢi َ ¦ ْﺿ َﺤﻰ ! َُﳌ ﻬْﻨ ِﺪ ُﺳ ْﻮ
- ¦ ْﺿ َﺤﻰ:Contoh
“Awal pagi lagi para arkitek telah konsentrasi
dengan pekerjaannya”
- َﻇ ﱠﻞ Contoh: َﻋ َُﻣ َﻋﻠ َ!ﻟ ﻌِﺎ ﻣ َﻇ ﱠﻞ
َِﻤِﻪﻠ ِﻜﺒ ﻰ ُﻞ
ّﺎ
33
34
35
ُ َ ﻻﻳَ ﺰ! ُ‡ !ﻟ ﱠﺴ
¦ﻣ ً ﻼ ُﻣ% ﻼ masih “Keselamatan
ِﺤﺒ
- ّﺎ
merupakan harapan dan keinginan”.
- ْ‡ ﻳﻨَ ﻔ ﱡﻚ !ﻟ ﱢ ْﻄ ﻔ ُﻞ َﻳﺒْ ِﻜﻲ sedang masih itu “Bayi
menangis”
c. Ada dua fi’il jâmid (kekal ) tidak dapat dibentuk
menjadi fi’il mudhâri’ dan fi’il amar. Kedua fi’il yang
demikian itu adalah َْ ﺲ َﻟﻴdan %َ!›َﻣﺎ. Huruf َ ﻣﺎyang
mendahului kata %َ!›َ disebut dengan َﺪ ْﺼ َﻣ َﻣﺎ,ﻳﺔ
ﺮﻓﻴﺔ َﻇ. Di samping itu, diharuskan bahawa
ْharus ada kalimat (jumlah) sebelum kata %َ!› ﻣَﺎ.
ُ ِ ََﻟ ْﻦ ﻳَﻨْﺘ
:Contoh َﻗﺎﺋِﻤp ُi ُ !ﻟَﺘﱠ ﻌﺎ% ›َ ! َﻣَﺎp ﺼ ﺮ َ!ﻟ ﻌ ُ ﱡﺪ Musuh“
tidak akan menang selama persatuan masih
kukuh.”
Penting Diperhatikan!
i َ َﻛ ﺎ selain saudara-saudaranya, dan ‡َ ! َ ,َﻓﺘِ َﺊ, dan َﺲ ْﻟَﻴ
beramal (berperan) Contoh fi’il tâm. Ertinya cukup hanya
ada fa’il-nya dan tidak memerlukan adanya khabar. Contoh:
- i َ ¦ْﻳﻨَ ﻤﺎ َﻛﺎo ,ُ َﺳﺄﺗَﺎُﺑِ ﻊ ¦ ْﺧَﺒَﺎberitanya mengikuti akan “Saya
sampai bila-bila” (Kata َﻛﺎdi sini dengan makna
“diperoleh”). iَ
4. Terkadang
Contoh:
َﻛﺎhanya sebagai tambahan saja.
iَ
ِﻣﺜْﻠُ َﻚi َ َﻻﻳُْ ﻮ َﺟ ُﺪ َﻛﺎKata anda” seperti didapati “Tidak(
iَ َ ﻛﺎhanya sebagai tambahan, dan tidak diterjemahkan).
5.Terkadang juga huruf nūn yang ada pada akhir kata
iُ ْﻮ ُﻜ َﻳ-sebagai bentuk fi’il mudhâri’ dari iَ َ ﻛﺎ-
dibuang ketika kata tersebut dalam posisi di-jazam-kan agar
ringan dalam
mengucapkannya, kerana kata tersebut sering dipakai.
:Contoh َﻟﻢ ﻳَ ُﻚdari ganti (sebagai َﻟﻢ ﻳَ ُﻜ ْﻦ.)
6.Oleh kerana isim iَ َ ﻛﺎdan saudara-sauadanya pada
awalnya adalah mubtadâ’, maka isim iَ َﻛﺎ yang demikian
itu dapat berbentuk:
1. Isim mu’rab, seperti seperti contoh di atas .
2. Isim mabnîy (dhamîr, isim isyârah, isim maushūl dan lain-
lain.). Contoh:
َ¦ ْﺻﺒَ ْﺤ ُﺖaktif menjadi “Aku ” (َ ْﺻﺒَ ْﺤ ُﺖ:¦ Kata
- ُﻣﺘَ ﻔﺎﺋ ًﻼ
37
Penting Diperhatikan!
Semua fi’il al-muqârabah, al-rajâ’, dan al-syurū’ tidak dapat
di-tashrif-kan (ertinya hanya memiliki pola fi’il mâdhi saja)
, َ ِﻃ ﻔ َﻖ, َﺷ َﻚp ْ ¦ ›, َﻛَﺎ. di-tashrîf- dapat fi’il Keempat
:kecuali ﺟ ﻌ َﻞ
ََ
kan ke dalam bentuk fi’il mudhâri’. Contoh:
ُﻫ ْﻢ, َﻳ ْﺨ َﻄ ُﻒ ¦َﺑْ َﺼَﺎẽ ُ ﻳَ َﻜُﺎ › !ﻟَْْﺒ ﺮKata( ›“ ”َﻳ َﻜُﺎmerupakan
-
bentuk mudhâri’ dari kata “›َ)” ﻛﺎ.
- ﻳَْﻨﺘَِﻬ َﻲi ْ ¦ ﻳُْ ﻮ ِﺷ ُﻚ !ﻟ ﱠﺼﻴْ ُﻒKata( “ ”ﻳُْ ﻮ ِﺷ ُﻚmerupakan
bentuk mudhâri’ dari kata “َ ﻚ َﺷpْ ¦”).
3.
Khabar “i ”¦ ﱠdapat dalam bentuk:
a. Isim Zâhir, Seperti seperti contoh di atas .
b. Syibhu al-Jumlah (Zharaf atau Jar Majrūr). Contoh:
- !ﻟَﱠﺘ ﻌﺐ! َﺪ َْﺑ ﻌ َ َﺣ ﺔ !ﱠﻟ ﺮi¦ ﱠ“Sesungguhnya
berehat selepas lelah”. (Kalimat “ ”ﻟَﱠﺘ ﻌﺐ! َﺪ َْﺑ ﻌ
merupakan syibhu al- jumlah kerana terdiri dari
zharaf dan mudhâfun ilaih
dan berperan sebagai khabar “i)”¦ ﱠ.
- , !ِ ُﺟ َﻞ ِﻓﻲ !ﻟ ﱠﺪ, ََﻻkampung di orang ada “Tidak
itu”. (Kalimat “,! ﱠ”ﺪ ﻟ! ِﻓﻲadalah jar majrūr sebagai
khabar dari “ ﻻ
َ ”).
c. Jumlah Ismiyah dan jumlah fi’liyah, Contoh:
َﺷpُo ُ َﺿﻮ,َ !ِﳌ ْﺼﺒَﺎi ¦ ﱠ itu lampu “Sesungguhnya
- ِﺪﻳْ ٌﺪ
cahayanya sangat terang”. (Kalimat “ٌ ﺪ ِﺪْﻳ َﺷoُpُ َﺿﻮ ”
adalah jumlah ismiyah yang berperan sebagai khabar
“i)”¦ ﱠ.
- ﻳَُ ﻌ ْ ُﻮ › ﻳَْ ﻮً ﻣﺎ َ َﻟْﻴ َﺖ !ﻟ ّﺸﺒَﺎ itu muda masa “Sekiranya
dapat kembali hari ini” (Kalimat “›ْ” ُﻮ ﻳَُ ﻌ
adalah jumlah fi’liyah yang berjawatan sebagai
khabar “َ)”ﺖ َﻟْﻴ.
(Penjelasan di atas akan dibahas dalam bab jumlah dan
fungsi i’rab-nya pada bab keempat).
4.
Boleh mendahulukan khabar “i ”¦ ﱠdari isim-nya jika
khabar-nya syibhu al-jumlah sementara isim-nya ma’rifah.
:Contoh َ َ ِﻓﻰ !ﻟﱠﺘَﺄّﻧﻰ !ﻟ ﱠﺴi ¦ ﱠ
ﻼ ُﻣ ﺔ dalam di “Sesungguhnya
Penting Diperhatikan!
Jika “i ”¦ ﱠbersambung dengan dhamîr “ ”ﻧﺎmaka
boleh dibuang huruf “i” yang ada pada “i ”¦ ﱠsupaya
45
- َ َ ِﻋ ﺰٌْﻳ ﺰ
!ﷲ َﻟﻘi¦ِ ﱠ “Sesungguhnya Allah benar-benar
ِﻮ ﱞ
Maha Perkasa lagi Maha Mulia”.
- َﻟ ﻘﺎﺋٌِ ﻢi َ ﻳْﺪi¦ ﱠ “Sesungguhnya si Zaid benar-benar
telah berdiri”.
Boleh juga huruf lâm masuk kepada isim “i”¦ ﱠ
dengan syarat jika isim-nya terbelakang dari khabar-nya.
Contoh: i¦ ﱠpَ
i َﻏُْﻴ ﺮ َﻣ ْﻤﻨُْ ﻮiَﻟ َﻚ ﻷ ْﺟﺮ yang pahala bagimu sesungguhnya “Dan
tidak ada putus-putusnya”.
.e ) *ﻟَ ﻔﺎ ِﻋ ُﻞSubjek(
1. ُ!ﻞ ِﻋ َﻟ ﻔﺎ
adalah isim yang di-rafa’-kan letaknya selepas
fi’il mabnîy lil ma’lūm dan menunjukkan dirinya sebagai pelaku
perbuatan. Contoh:
ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟ ُﻞ% َﻗَﺎ Kata berdiri” telah itu “Lelaki( “ُﻞ !”ﱠﻟ ﺮ ُﺟ
-
berperan sebagai fâ’il dan di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah).
- i ِ ََﺗ ﺮ!ﻓَ َﻊ !ُﳌ َﺤِﺎ ﻣﻴَﺎ
bersama-sama itu peguam “Kedua
melapor kepada hakim ” (Kata “iِ َ ”!ﺤِﺎ ﻣﻴَﺎ ُﳌberperan
sebagai fâ’il dan di-rafa’-kan dengan huruf alîf kerana
bentuknya mutsannâ).
i َ َﻗﺎﺗَ َﻞ !ﳌَُﻨﺎ ِﺿﻠُ ْﻮ membunuh” saling pejuang “Para
-
(Kata “iَ ْ ”!ﻮ ِﺿُﻠ ُﳌَﻨﺎberperan sebagai fâ’il dan di-rafa’-
kan dengan huruf waw kerana bentuknya jama’
mudzakkar sâlim).
, ﻀ ﺮ ! َُﳌ ّﺪ
َ َ َﺣ “Guru itu telah hadir”.
- ,ُ “Kedua bapa guru itu telah hadir”.
, ﻀ ﺮ ! َُﳌ ّﺪ َ َ َﺣ “Para bapa guru itu telah hadir”
- i ِ َﺳﺎ
-, َُﳌ ّﺪi! َ ﻀﻮﺮ
َْ ََ ُﺣﺳ
, ﻀ ﺮ ! َُﳌ ّﺪ َ َ َﺣ “Para ibu guru itu telah hadir”.
- ĩ ُ َﺳﺎ
50
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
52
alîf. Contoh:
- ُ!ﻟ ﻘ ْﻄ َﻦ,ُ ﻳَِﺒﻴْ ُﻊ َ!ﻟ ﻔ ﱠﻼDibentuk kapas”. menjual “Petani
:menjadi ُ!ﻟ ﻘ ْﻄ ُﻦs ُ ُﻳﺒَﺎdijual”. itu “Kapas
i َ ﻣ َﻀﺎ,ََ i َ !ُﳌ ْﺴﻠِ ُﻤﻮ% ﻳَ ُﺼ ْ ُﻮberpuasa Islam “Orang-orang
-
di bulan Ramadhan”. Dibentuk menjadi: %َﺼُﺎ ُﻳ
iُ َﻀﺎ َ ﻣ,َ “Bulan Ramadhan dipuasakan”.
.5 َﻧﺎِﺋ ُﺐ َ!ﻟ ﻔﺎ ِﻋ ِﻞberbentuk: dapat
a. Isim mu’rab, Contoh -contoh di atas.
b. Isim mabnîy, (Contoh: dhamîr zhâhir atau mustatir, isim
isyârah, isim maushūl). Contoh:
- ﺗِ َﻚ, ُﻓ ْﻮ ِﺟﺌْ ُﺖ ِﺑ ﺰﻳََﺎ dengan terhormat merasa “Saya
kedatanganmu” (Huruf tâ’ yang ada pada
kata “ُ ”ﺖ ِﺟْﺌ ْﻮ ُﻓadalah dhamîr zhâhir
mabnîy yang menempati posisi rafa’ sebagai nâib
fâ’il).
- %َُ ﻫِﺰpُ“ !ﱡﺪ َﻟﻌMusuh itu telah diserang” ( Kata
“pُ ”! ﱡﺪ َﻟ ﻌadalah mubtada’ di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah. Kata “%ُ ” ِﻫ َﺰadalah fi’il
mâdhi mabnîy li al-majhūl dan nâib fâ’il-nya
adalah dhamîr yang
tersembunyi iaitu “َُﻫ
) ” ﻮ.
- ﻳُ َﺤﺎ َﻛ ُﻢ َﻫ َﺬ! ! ُْﳌ ﺬﻧِ ُﺐakan itu bersalah yang “Orang
diadili” ( Kata “!َ ” ﺬ َﻫadalah isim isyârah mabnîy
yang menempati posisi rafa’ sebagai nâib fâ’il ).
- ُﻛ ْﻮِﻓﻰَ › َﻣ ْﻦ َﻧ َﺠ َﺢdiberi telah berjaya yang “Orang
hadiah” (Kata “ْ ”ﻦ َ ﻣadalah isim maushūl mabnîy
59
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
majazy, maka fi’il-nya boleh muannats dan boleh
tidak).
!َﳌ ¦ُِﻗﻴْ َﻢ baca di juga boleh atau “َﺼﺎُِﻧ ﻊ ¦”ُِﻗﻴْ َﻤ ْﺖ !َﳌ
- َﺼﺎُِﻧ ﻊ
“Kilang itu telah dibina”. (Nâib fâ’il-nya adalah
jama’ taktsîr, maka fi’il-nya boleh muannats dan
boleh tidak).
9. Tidak diharuskan bahawa posisi nâib fâ’il selalu bera-
da selepas fi’il-nya secara langsung, tetapi boleh dibatasi
oleh satu kata atau lebih. Contoh:
ُْﻳ ﻘ َﺼ ُﺪ ﺑﺎﻷ ْ ِﺟ ﺮ ﻛ ﱡﻞ َﻣﺎ ﻳُْ ﻌ َﻄﻰ ﻟﻠَ ﻌِﺎ ﻣ ِﻞ َِﻟ ﻘَﺎ › َﻋ demikian “Yang
َﻤِﻠ ﻪ
itu dengan upah adalah setiap apa yang diberikan kepada
pekerja selepas pekerjaannya selesai”. (Kata “ُ”ﺪ َﺼ ﻳُْ ﻘ
adalah fi’il mudhâri’ mabnîy al-majhūl, dan kalimat “ْﺟ ﺮ ﺑﺎﻷ
ِ”
adalah jar majrūr. Kata “ﻛ ﱡ”ﻞadalah nâib fâ’il dan di-rafa’-
kan dengan
harkat dhummah).
10. Pada hakikatnya, nâib fâ’il terletak selepas fi’il mabnîy
al-majhūl, tetapi isim maf ’ūl juga kadang berperan Contoh fi’il
mabnîy li al-majhūl (membutukan nâib fâ’il). Contoh:
ﻧَْ ﻘُﻠ ﻪ ُ ! ْﺳﺘَ ﻘﺎ َ‡ َ!ﻟ ﻌِﺎ ﻣ ُﻞ !َﳌ ْﻄﻠُ ْﻮKata( “”َْﻧ ﻘ ُﻞ fâ’il nâib adalah
bagi isim maf ’ūl “ ُ ْ)”!ﻮ ْﻄُﻠ َﳌ. (Hal ini akan
dijelaskan dalam bab al-musytaqqât pada jilid kedua buku
ini).
I. Na’at
1. Na’at adalah kata yang mengikuti dan menjelaskan
Contoh: diikutinya. yang kata sifat َﺟَﺎ › ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟ ُﻞ َ!ﻟ ﻔﺎ ِﺿ ُﻞTelah“
tiba lelaki yang mulia itu.” (Kata “ُ ”!ﻞ ِﺿ َﻟ ﻔﺎadalah na’at
bagi kata “ُ”!ﻞ ُﺟ ﱠﻟ ﺮ. Dia di-rafa’-kan kerana mengikuti
kata yang ber-i’rab rafa’).
2. Na’at ada dua macam:
a. Na’at Hakîkiy, adalah na’at yang menjelaskan sifat
yang terdapat pada diri yang diikutinya. Contoh: ›َﺟﺎ
ُ“ !ﻞ ِﺿ َﻟ ﻔﺎ! ُﻞ ُﺟ ﱠﻟ ﺮTelah tiba lelaki yang mulia itu.”
61
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
b. Na’at Sababiy, adalah na’at yang menjelaskan sifat
isim yang ada hubungannya dengan yang diikutinya.
:o Contoh ُﺟ ُﻞ َ!ﻟ ﻔﺎ ِﺿ ُﻞ ¦َ ُﺧ ُﻮ َﺟَﺎ › ﱠ!ﻟ ﺮ lelaki tiba “Telah
yang saudaranya itu mulia.”
3. Na’at Hakîkiy, menyesuaikan diri dengan yang
diikutinya dalam hal ma’rifah atau nakirah, jumlah dan jenis
kata. Contoh:
! “ َﺟَﺎ › ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟُ ُﻞTelah tiba lelaki yang mulia itu.”
.a َﻟ ﻔﺎ ِﺿ ﻞ
! i ِ “ ﺟﺎَ› !ﻟﱠ ﺮ ُﺟ َﻼTelah tiba kedua lelaki yang
.i bِ َﻟ ﻔﺎ ِﺿ َﻼ
mulia itu.”
َ!ﻟ ﻔﺎi ِ !ﻟ ﱠﺴﱢﻴَ ﺪﺗَﺎ › َﺟَﺎ “Telah tiba ibu-ibu yang
.i cِ ِﺿَﻠﺘَﺎ
ĩْ
mulia itu.”
ﱠ!ﻟ ﺮ َﺟﺎ ُ‡ َ!ﻟ ﻔﺎ َﺟ “Telah tiba para lelaki yang
.i dَ ِﺿﻠُ ْﻮ
› َﺎ
mulia itu.”
ُِ َ!ﻟ ﻔﺎ ِﺿ َﻼĩ ُِ ! !ﻟ ﱠﺴﻴﱢَ ﺪĩ ْ › َﺟَﺎ ibu-ibu para tiba “Telah
.ĩ e
yang mulia itu.”
Jika yang diikutinya jama’ yang tidak berakal,
maka na’at hakîkiy boleh berbentuk mufrad
muannats
atau jama’ muannats. Contoh: ُﺔ
َ!ﻟَﻌﺎﻟِﻴ ُ‡ ِﳉَﺒ
ĩ ُ َ!ﻟ ﻌﺎﻟَِﻴﺎtinggi” yang “Gunûng ﺎ
62
63
II. ‘Athaf
1.‘Athaf, adalah mengikut, yang mana antara ‘athaf dan
yang diikutinya ada salah satu huruf ‘athaf. Contoh: ْﺖ َﺤ
ََﺠ ﻧ
ْ ¦ ﺧَُﺘ ﻬﺎpَ ›ُﺳَ ﻌٌﺎ “Si Su’ad dan saudaranya (perempuan)
telah
berjaya” (Kata “ْ ”¦ ﺧﺖdiharkati dengan harkat
dhummah kerana yang diikutinya adalah kata “›ﺳ ﻌٌُﺎ
َ ”
yang berharkat dhummah sebagai fâ’il).
2.Huruf-huruf ‘athaf yang demikian itu ada sembilan,
iaitu: ﻻ, ﻦ ﻟﻜ,ْ ﺑﻞ, ﺣ,%َْ¦ ,pْ ¦ ,ّ , ,p. Makna
huruf-huruf di atas akan dijelaskan sebagai berikut:
- p, menujukkan makna jama’. Contoh: ٌﺪ ﱠﻤ َﺤ ُﻣ َ›ﺟَﺎ
ٌ ﺪ ُﺳِ ﻌﻴpَ ٌﻦ َﺴ ﺣpَ “Muhammad, Hasan, dan Said telah
datang”.
- , menujukkan makna berurut dan langsung’.
Contoh:
Penting Diperhatikan !
Kata “ – ”ﱠُﺛ ﻢhuruf ta-nya harkat dhummah- adalah huruf
‘athaf, Contoh telah dijelaskan di atas. Namun terkadang
huruf ta-nya harkat fathah. Jika huruf ta-nya harkat fathah,
bererti dia adalah zharaf yang menunjukkan makna tempat
yang jauh. Bahkan juga bersambung dengan huruf ta’
marbūthah. Contoh:
ِ ﺛﱠَ ﻤﺔ ُﺷُ ﺮ
,ِ ﻟﻠﻨﱠ َﺠﺎõ َﻋ ِﺪﻳ َ ٍﺪp b syarat beberapa ada sana “Di
untuk memperolehi kejayaan”.
III. Taukîd
1.Taukîd adalah mengikut, dia disebut dalam kalimat
untuk menghilangkan keraguan bagi pendengar. Contoh:
ﻀ ﺮ َ!ﻟ ﻘِﺎﺋُِ ﺪ
َ َ َﺣdatang”. telah yang sendiri itu “Komandan
ﺴﻪ
ُ ُ ﻧَْ ﻔ
(Kata “ُﺴ ﻪ ﻧَْ ﻔ
ُ ” adalah taukîd [penguat] dan di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah kerana dia mengikuti kata yang
marfu’.
2.Taukîd ada dua macam:
a. Taukîd Lafzhiy, iaitu dengan mengulang lafaz
taukîd. Contoh:
!ﻟ َﺟﺎ› !ﻟ َﻮ ﻳُْ ﺮ “Menteri itu betul-betul telah
- َﻮ ﻳُْ ﺮ
datang”.
- ﻧَْ ﻔ ٌﺲ
- َﻋْﻴ ٌﻦ
- ُﻛ ﱞ ﻞ
- َﺟ ِﻤﻴْ ٌﻊ
- َﱠﻋﺎٌﻣﺔ
- ِ ﻛ َﻼ
- ﻛﻠَﺘﺎ
Kata-kata penegas (taukîd ma’nawiy) tersebut di atas
harus bersambung dengan dhamîr yang sesuai dengan kata
yang ditegaskannya (muakkad).
Berikut ini akan dijelaskan secara mendetail tentang
pemakaian masing-masing kata taukîd di atas:
- Kata ٌ ﺲ َﻧْ ﻔdan ٌْ ﻦ َﻋﻴtetap berbentuk mufrad (tunggal/
mufrad) jika muakkad-nya mufrad, tetapi harus dibaut
jama’ dengan pola “ْ ”¦ُﻓ ﻌﻞjika muakkad-nya mutsanna
dan jama’. Contoh:
ﺴ ﻪ َﻗ ِﺼْﻴ
ُ ُ َ¦ﻟ ﻘﻰ !ﻟ ﱠﺸﺎ ِ ُﻋ ﺮ َْﻧ ﻔ telah sendiri itu “Penyair
- َﺪﺗَُ ﻪ
menyampaikan puisinya”.
َﻓﺎ ِﻃ َ ُﻤ ﺔ ĩْ َﻀ ﺮ َﺣ “Si Fatimah sendiri telah
- َﻋﻴﻨَُ ﻬﺎ َ
datang”.
68
69
:Kata-kata ِﻛ َﻼ, َﻋﱠﺎ ٌﻣ ﺔ, َﺟ ِﻤْﻴ ٌﻊ, ُﻛ ﱞﻞ, َﻋْﻴ ٌﻦ,ﻧَْ ﻔ ٌﺲ, dan ﻛﻠﺘَﺎdapat
berperan sebagai penegas (taukîd) jika berada kata muakkad
(yang ditegaskan) dan bersambung dengan dhamîr yang
sesuai dengan bentuk kata yang ditegaskannya (mauakkad)
dalam seperti contoh di atas .
Dengan demikian, jika tidak memenuhi syarat di atas,
maka dia di-i’rab sesuai dengan posisinya dalam kalimat.
Contoh:
- i ِ ﺠ ﺮَﻳﺎ
ِ ْ َ ﺗi ِ ِﻓْﻴَ ﻬﺎ َﻋﻴَْﻨﺎ sungai dua ada dalamnya “Di
yang mengalir”. (Kata “iِ َ ” ﻋﻴَْﻨﺎadalah mubtada’
yang diakhirkan, di-rafa’-kan dengan huruf alîf
kerana
bentuknya mutsannâ.
- ُ“ ﻞ ُﺟ ﱠﻟ ﺮ! ُﺲ ْﻧ ﻔ َ›ﺟَﺎDiri lelaki itu telah datang”. (Kata
“ُ ”ﺲ ﻧْ ﻔadalah “ٌ ”ﻞ ِﻋ َﻓﺎyang di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah).
- › ﻀ ﺮ َﺟ ِﻤﻴْ ُﻊ !َﻷ ْﻋ َﻀِﺎ
َ َ َﺣdatang”. telah anggota “Seluruh
(Kata “ُ ” ﻊ ِﻤْﻴ َﺟadalah “ٌ ”ﻞ ِﻋ َﻓﺎyang di-rafa’-
kan dengan harkat dhummah).
- ,ِ َﺗ َﻈﺎ َ َﻫ ﺮ َ!ﻟ ﻌﱠﺎ ُﻣ ﺔ ِﻣ َﻦ !ﻟﻨﱠﺎsaling manusia “Seluruh
membantu”. (Kata “ ”!َﻟ ﻌﱠﺎ ُﻣ ﺔadalah “ٌ ”ﻞ ِﻋ َﻓﺎyang di-
rafa’-kan dengan harkat dhummah).
َ ِ ِﻛ َﻼ ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟﻠَﻴْ ِﻦ َﺣﺎ
!ﺿ ﺮ itu lelaki kedua “Masing-masing
- i
telah datang”. (Kata “َﻼ
70
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
ِﻛ ” adalah mubtada’ yang di-
71
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
Perlu diperhatikan !
Untuk badal sebahagian dari keseluruhan dan badal
isytimâl (keseluruhan) keduanya harus bersambung dengan
dhamîr yang maknanya kembali kepada mubdalminhu-nya.
ĩ*ﻹﺳﻢ *ﳌﻨﺼﻮﺑﺎ
ISIM-ISIM YANG DI-NASHAB-KAN
َﺳْﻴ, ﺖ َﻗﺎ ِْﺑﻠُ ! َُﳌ ﱢﺪ “Saya menjumpai kedua bapa guru
- ِﻦ
itu”.
ُﺖ َﻗﺎ ِْﺑﻠ “Saya menjumpai kedua ibu guru
ْ َﺳَﺘﻴ, ! َُﳌ ﱢﺪ
- ِﻦ
itu”.
Huruf yâ yang demikian itu bukanlah bahagian
dari isim tetapi adalah tambahan Contoh tanda
mutsannâ dan jama’. Harus diperhatikan bahawa jika
fathah harkat huruf sebelum yâ’, maka disebut yâ’
mutsannâ, tetapi jika huruf sebelum yâ’ berharkat
kasrah, maka disebut yâ’ jama’.
b.
Jama’ Muzakkar Sâlim. Contoh:
ُﻣﺘََﻨﺎِﻓ ِﺴﻴْ َﻦi َ !ﻟ َﻼ ِﻋﺒُْ ﻮi َ َﻛﺎ saling telah itu pemain “Para
berlumba”.
3.Harkat Kasrah, iaitu untuk Jama’ Muannats Sâlim.
Contoh:
ĩِِ ! َْﻳ ُﺖ,¦َ “Saya melihat para jururawat”.
َُﳌ ّﻤ ﺮ َﺿﺎ
4.Huruf Alîf, iaitu untuk isim yang lima. Contoh:
”َ ¦َ َﺧﺎĩ ُ َﺷﺎ َﻫ ْﺪ Kata saudaramu”. melihat “Saya( ”“َ ¦”َ َﺧﺎ
adalah bahagian dari isim yang lima).
Penting Diperhatikan !
1. Harkat fathah disebut sebagai sebagai tanda nashab
yang utama. Sementara tanda-tanda nashab yang lain
disebut sebagai tanda nashab pengganti.
ﻧﺼﺐ *ﻹﺳﻢĩﺣﺎﻻ-ﺛﺎﻧﻴﺎ
KEDUA: POSISI-POSISI NASHAB PADA ISIM
.i aَ َ ْﺧ ﺒ ُﺮ َﻛﺎ
1.
Yang demikian itu dengan iَ َﺧﺒْ ﺮ adalah setiap
َﻛﺎ ُ
khabar mubtada’ yang dimasuki oleh iَ atau salah satu dari
َﻛﺎ
saudara-saudaranya. Contoh:
ً ِ ! َُﳌﻌﻠﱢ ُﻢ َﺣﺎi َ َﻛﺎ
- !ﺿ ﺮ Kata datang” telah itu “Guru(
“!ِﺿ ﺮ َﺣﺎ
ً ” adalah َ ﻛﺎ yang di-nashab-kan
khabar
dengan harkat fathah). iَ
ً ِ ِ ¦ ْﺻَﺒ َﺢ ِ!ﻟ ْﻌ ﻠ ُﻢ ُﻣﻨَْﺘKata meluas” menjadi itu “Ilmu(
!ﺸ ﺮ
-
َِ ُ” ﻣْﻨﺘkhabar adalah ََ ¦ ﺢ ْﺻﺒyang di-nashab-kan
!“ﺸ ﺮ ً ِ
dengan harkat fathah).
َﻋِﺎ ›ِﻟْﻴ َﻦõ َﻇ ﱠﻞ َ!ﻟ ﻘ َﻀُﺎ Kata adil” masih itu hakim “Para(
-
74
2.
Khabar iَ
dapat dalam bentuk:
َﻛﺎ
a. Isim Zhâhir Seperti contoh di atas .
b. Syibhu al-Jumlah ( Zharaf atau Jar Majrūr). Contoh:
, ْ َﻫِﺎ !َﻷẽ َ ¦ ْﺻَﺒ َﺢ !ﻟ ﱢﻈ ﱡﻞ َﻓ ْﻮmenjadi itu “Bayang-bayang
-
di atas bunga-bunga” (Kalimat “,ََ !ﻫِﺎ ْ ﻷẽَ ْﻮ
”َﻓadalah syibhu al-jumlah berupa zharaf dan
mudhâfun ilaih menjadi khabar bagi kata “َﺢ ْﺻَﺒ
¦”).
¦ﺿ َﺤﻰ !ﻟ ﱠﺴ َﻤ ُﻚ َ ِﻓﻲ !ﻟdijaring” itu ikan pagi “Sampai
- ﱡﺴﺒْ ِﻜ ﺔ
(Kalimat “َﻜ ﺔ ﱡﺴْﺒ ﻟ! ِﻓﻲ
ِ ” adalah jar majrūr menjadi khabar
bagi kata “َ) ”¦ﺤﻰ ﺿ.
c. Jumlah ismiyah atau fi’liyah. Contoh:
ْ َﺷ ِﺪﻳo ›ُ !ﻟ ﱢﺸَﺘُﺎ › ﺑَْ ُﺮi َ َﻛﺎdingin” sangat dingin “Musim
- ٌﺪ
(Kalimat “ٌ ﺪ ِﺪْﻳ َﺷoُ› ”ﺑَْ ُﺮadalah jumlah ismiyah menjadi
khabar bagi kata “iَ َ) ” ﻛﺎ.
ِ َ ! َﻣﺎ !َْﻧ ﻔ ﱠﻚmasih itu bersedih yang “Orang
- ﳊ ﺰْﻳ ُﻦ َﻳﺒْ ِﻜﻲ
menangis” (Kalimat “ِْ ”ﻜﻲ َﻳﺒadalah jumlah fi’liyah
menjadi khabar bagi kata “)”ﻚ َْﻧ ﻔ! َ ﻣﺎ. ﱠ
(Penjelasan tentang poin c di atas akan dijelaskan
dalam pembahasan jumlah dan posisinya dalam i’rab pada
bab ke empat).
Boleh mendahulukan khabar “iَ َ ” ﻛﺎjika
3.
75
Penting Diperhatikan!
Jika huruf-huruf nâfiy ( )ﻻ,(َ )ﻣﺎ,(iْ ¦), dan (ĩَ )ﻻ
kepada kalimat yang tersusun dari mubtada’ dan khabar,
76
Penting Diperhatikan!
a. Jika isim “ ”ﻻma’rifah, maka dia tidak berperan.
Contoh:
! ¦ ْﻋ َﻮ½ﱞi ُ !ﻻَ !ﻷ ْﻋ َﻮp َ َﻗ ِﻮ ﻣ ﱞﻲ% ُ َﻻ!َﻟ ﻘﻮHuruf( “”َﻻ adalah
huruf nafiy. Kata “% ”!َﻟ ﻘ ُﻮadalah mubtada’ yang
di- rafa’-kan dengan harkat dhummah. Sementara
kata “ ﱞ”ﻲ َﻗﻮِ ﻣadalah khabar mubtada’).
b. Jika huruf jar masuk kepada “ ﻻ َ ”, maka kata yang
selepasnya harus di jar-kan dan huruf “ ﻻ َ”
itu sendiri menjadi huruf tambahan saja.
Contoh:
! ُﳉْﻨ ِﺪ ﱡ ﺑِ َﻼ َﺧ ْﻮ% َﻳﺘَ ﻘ ﱠ ُﺪtakut”. tanpa maju itu “Pasukan
ٍ
(Huruf bâ yang ada pada kata “َ ”ﻼ ِﺑadalah huruf jar.
Huruf “ ﻻَ ” adalah huruf nâfiy tamabahan. Sementara
kata “ٍ ْ ” ﻮ َﺧadalah kata yang di-jar-kan).
c. Jika ada kata yang membatasi antara “ ﻻ َ ” dan
isim- nya, maka huruf “ ﻻَ ” itu sendiri tidak
berperan lagi.
!ﻟﱠﻨ ْﻬ َﻀﺔ,ُ َﻻ َﺷ ﱠﻚ ¦َ َﺳﺎp َ ِ!ﻟ ﻌﻠ ُﻢ tidak dan ilmu, “Itulah
diragukan dia menjadi asas kemajuan”. (Asalnya
adalah “ِﻟ َﻚi َ ﻻ َﺷ ﱠﻚ ِﻓﻲ
َ p َ .)”
4.
Hal yang berkaitan dengan gramatikal “ ﻻ
َ !ﻟﻨﱠﺎِﻓَﻴُ ﺔ
”ﻟﻠkata adalah “َﻻ ِﺳَﱠﻴ ﻤﺎ.” :Contoh َﻻ ِﺳَﱠﻴ ﻤﺎp َ ¦ ِﺣ ﱡﺐ َ!ﻟ ﻔﺎ ِﻛ
ِﺠﻨْ ِﺲ
‡“ !ﻟُْﺒ ﺮﺗَُ ﻘﺎSaya suka buah-buahan apalagi َﻬَ ﺔ
jeruk”
Kata yang terletak selepas “ِﻻ
َ ”ﺳﻴَﱠ ﻤﺎboleh di-
rafa’-kan dan boleh di-nashab-kan. Demikian halnya dia
boleh di-
nashab-kan jika bentuknya nakirah. I’rab kata “ِﻻ
َ ”ﺳﻴَﱠ ﻤﺎ
adalah sebagai berikut:
- Huruf “ ﻻ
َ ” adalah huruf nâfiy.
- Kata “ ” ﱠﻲ ِﺳadalah isim “ ﻻ َ ” yang di-
nashab-kan dengan harkat fathah kerana dia mudhâf.
Sementara
khabar “ ﻻَ ” harus dibuang dan kata yang dibuang itu
sendiri adalah kata “›ْ” ٌﻮ ُﺟ ْﻮ َ ﻣ.
.c َ ْﻣ ُﻔ ﻌ ْﻮ ُ ﺑِﻪ
1. ﺑِﻪ ‡ُ ْﻮ َ ْﻣ ُﻔ ﻌadalah isim yang
di-nashab-kan yang
menûnjukkan berlakunya perbuatan pelaku dan dia tidak
merubah bentuk fi’il-nya. Contoh:
84
Contoh:
- َﻇﻨَْﻨ ُﺖ ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟ َﻞ َﻧﺎًِﺋ ﻤﺎidur” itu lelaki mengira “Saya
(Kata “َ ”!ﻞ ُﺟ ﱠﻟ ﺮadalah maf ’ūlu bih pertama
yang di-nashab-kan dengan harkat fathah. Kata
“ ”ﻧَﺎﺋًِ ﻤﺎadalah maf’ūlu bih kedua yang di-
nashab-kan
dengan harkat fathah).
ِ ْﺧ ﻠ ُﺖ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ًﺪ! ¦َ َﺧﺎ Muhmmad mengira “Saya
- ”َ
adalah saudaramu” (Kata “!ً ”ﺪ ﱠﻤ َﺤ ُ ﻣadalah
maf ’ūlu bih pertama yang di-nashab-kan dengan
harkat fathah. Kata “”َ َ ”¦َ ﺧﺎadalah maf ’ūlu bih
kedua yang di-nashab-kan dengan huruf alîf
kerana bahagian
dari isim yang lima).
- !ِ ًﻋ ﺮp َ ﻖ ﱠ ِﻄ ﺮﻳْ ﻟ! ﱠﺴﺎﺋُِ ﺮ ﻟ! َﺪ َﺟpَ
“Pejalan kaki itu menemukan jalan yang sulit
ِ ”!ﻖ ﱠadalah maf’ūlu bih
dilalui” (Kata “َﻄ ﺮﻳْ ﻟ
pertama yang di-nashab-kan dengan
harkat fathah. Kata “!ِ ًﻋ ﺮp” adalah maf ’ūlu bih
kedua yang di-nashab-kan dengan harkat fathah).
›! ِﺟ َﻬًﺎõ َﺗ ﻌﻠﱠ ْﻢ ! َﳊَﻴَﺎ merupakan kehidupan “Belajarlah
-
sebuah perjuangan” (Kata “õَ ”! ﳊadalah maf ’ūlu
َﻴَﺎ
bih pertama yang di-nashab-kan dengan harkat
fathah. Kata “!›َ ” ﻬًﺎ ِﺟadalah maf ’ūlu bih
kedua yang di-nashab-kan dengan harkat
fathah).
85
i َ َِﻓ ﺮْﻳً ﻘﺎ ﺗَْ ﻘُﺘﻠُ ْﻮp َ َِﻓ ﺮﻳًْ ﻘﺎ َﻛ َﱠﺬْﺑﺘُ ْﻢ kamu kelompok “Satu
-
dustakan dan satu kelompok kamu bunuh” (Kata
“ ”َِﻓ ﺮﻳًْ ﻘﺎadalah maf ’ūlu bih yang didahulukan dan di-
nashab-kan dengan harkat fathah).
Tetapi wajib mendahulukan maf’ūlu bih dari fâ’il-
nya jika maf’ūlu bih itu sendiri adalah dhamîr munfashil
88
89
90
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
.e * َْﳌ ُﻔ ﻌ ْﻮ ُ َِ ﻷ ْﺟِ ِﻠ ﻪ
.1 !ﳌَْ ُﻔ ﻌ ْﻮ ُ‡ ِﻷَ ْﺟﻠِ ﻪdi-nashab-kan yang isim adalah adalah
yang disebutkan selepas fi’il-nya untuk menjelaskan sebab
berlakunya fi’il terseut. Contoh:
َﺗ ْﺸ ِﺠﻴً ﻌﺎĩ ُ ﺼ ﺮ ُ !ُﳌ َﻜﺎَﻓﺂ
ﺗُ َ ﱠ diberikan itu “Hadiah
- ﻟﻠَ ﻌِﺎ ﻣﻠُِﻴ َﻦ
untuk memberi semangat kepada para pekerja”
(Kata “َِ ”ﺠًﻴ ﻌﺎ ْﺸ ﺗadalah al-maf ’ūlu li ajlih yang di-
nashab-kan dengan harkat fathah”.
- ﻀ ﺮ َﻋﻠٍ ﱞﻲ ¦ ْ َﻛ ﺮً! ﻣﺎ ُﳌ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ
َ َ َﺣ untuk datang Ali “Si
menghormati si Muhammad” (Kata “ً ﻛ ﺮ َ ْ! ”¦ ﻣﺎadalah
al-maf ’ūlu li ajlih yang di-nashab-kan dengan harkat
fathah”.
ُ¦ َﺳِﺎ ﻣ ُﺢ !ﻟ ﱠﺼ ِﺪْﻳ ُﻖ ُﻣ َﺤﺎﻓَ َ ًﻈ ﺔ ﻟِ ِﺼ ًَ
Kata( “ﻈ ﺔ ُ” ﻣ َﺤﺎَﻓadalah
- َﺪ!ﻗَِﺘ ﻪ
al-maf ’ūlu li ajlih yang di-nashab-kan dengan harkat
fathah”.
2. Pada asasnya al-maf ’ūlu li ajlih di i’rab nashab, tetapi
boleh juga dia di-jar-kan dengan huruf lâm, dan pada ketika
itu dia tidak di ‘irab sebagai al-maf ’ūlu li ajlih tetapi sebagai
.f *ﳌَْ ُﻔ ﻌ ْﻮ ُ َ َﻣ ﻌﻪ
ُ ! َﻣ ﻌﻪadalah isim yang
Yang demikian itu dengan َ‡ ْﻮ َْﳌ ُﻔ ﻌ
di-nashab-kan, disebutkan selepas huruf “p” yang bermakna
“serta” untuk menûnjukkan kebersamaan. Contoh:
- َْ!ﻞ ﻟﱠﻨﻴp ĩُ ْﺮ ِﺳ “Saya berjalan bersamaan dengan aliran
sungai nil”. (Kata “َْ ”!ﻞ ﻟﱠﻨﻴadalah al-maf ’ūlu ma’ahu
yang di-nashab-kan dengan harkat fathah).
, ﺗَْ ِﻐ ﺮﻳ َﺪ !ﻟ ﱡﻄُْﻴ ِﻮp َ !ﺳَﺘﻴَ ﻘ ْﻈ ُﺖbersamaan terjaga “Saya
-
dengan kicauan burung”. (Kata “َ َ”ﺪ ﺗَْ ِﻐ ﺮﻳ
adalah al- maf’ūlu ma’ahu yang di-nashab-kan
dengan harkat
fathah).
Penting Diperhatikan!
Perbezaan antara waw ‘athaf dan waw ma’iyah adalah waw
‘athaf memberikan kesan terhadap persamaan hukum i’rab
antara ‘athaf dan ma’huf-nya.
.g *ﳌَْ ُﻔ ﻌ ْﻮ ُ ِﻓِﻴ ﻪ
1. Yang demikian itu dengan “ِ ”*ﻓِﻴ ﻪ ُ ْﻮ َْﳌ ُﻔ ﻌadalah isim
yang di-nashab-kan dan disebutkan untuk menjelaskan waktu
dan tempat berlakunya perbuatan. Ertinya untuk mejawab
soalan “bila” dan “di mana” sebuah perbuatan terjadi.
Al-Maf’ūlu fîh disebut dengan zharf zamân (keterangan
waktu) jika menjelaskan tentang waktu berlakunya
perbuatan. Disebut dengan zharf makân (keterangan tempat)
jika menjelaskan tentang tempat berlakunya perbuatan.
Contoh:
õ !ﻟ ﱠﻄِﺎَﺋ ُﺮĩ ْ َ“ ﺳﺎََﻓ ﺮKapal itu terbang di malam hari”.
- َﻟﻴ ًﻼ
(Kata “ً ”َﻟﻴ ﻼadalah zharf zamân yang di-nashab-kan
dengan harkat fathah).
, ! َُﳌ ﱠﺪ% َﻗ َﻒ !ﻟ ّﻄﺎﻟِ ُﺐ َ¦ ﻣَﺎdepan di berdiri itu “Pelajar pَ
- ,ِ
guru”. (Kata “%َ ”¦ﻣﺎadalah zharf makân yang di-
nashab-kan dengan harkat fathah).
2. Di antara zharf zamân (kata keterangan waktu)
adalah sebagai berikut:
- َ ﺳ ﺎ َﻋ ﺔ “Jam”.
- % ﻳَْ ﻮ
“Hari”
96
- ›َ!,َp “Belakang”.
- َ“ ﺧْ ﻠﻒBelakang”.
- َﻳِ ﻤْﻴﻦ.”Kanan“
- ,َ“ ﺴﺎ َﻳKiri”.
‡“ ِﺷ َﻤﺎKanan”.
- “Selatan”.
“ َﺟُﻨﻮTimur”.
-
“Barat”.
ẽَﺷ ْﺮ
“Tengah”.
-
َﻏْﺮ
-
َﺳﻂp َ
-
- ẽَ ْ“ ﻮ َﻓAtas”.
- “ َْﻗﺮDekat”.
- َْ“ ﺤﺖ ﺗBawah”.
- ﺑَْﻴ َﻦ.”Antara“
- ِﻋﻨْ َﺪ.”Sisi“
- “ َﻟ ﺪHadapan”.
- ›ﻘﺎَ ِْﺗَﻠ.”Hadapan “
- oَ“ ﺠﺎ ِﺗArah”.
- ََ“ ﻮ ْﺤ ﻧSekitar”.
- ‡َ َ“ ﺣﻮSekitar”.
- iَ p›ُ “Selain”.
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
- ِﻣﻴْﻞ “Mil”.
97
98
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
dan lain-lain.) Contoh:
! kilometer”. satu berjalan “Sayaٍٍﻟ
- !ٍﻜﻴُْﻠﻮ ﻣًْﺘ ﺮ
- ! ُﳉ ْ َﻤ ﻌﺔ% َﺟَﺎ › ﻳَ ُﻮJumaat hari tiba “Telah .”
ﻳﱠﺔp ِ !ﻟ ﱠﺴ َﻤﺎi َﻣﻬ ُﺪ !ﻷ ْ›َﻳﺎẽ ُ !ﻟ ﱠﺸﺮtempat adalah “Timur
-
agama-agama samawi”.
b. Zharf yang tidak elastik, iaitu yang tidak dapat
digunakan kecuali sebagai zharf, iaitu: ,‡!َْﻦ ِﺣﻴ,َ ﺑَْ ﻌﺪ, ِﻃ
ﻮ
, َﻟ ﺪ, ِﻋْﻨ َﺪ, ﺑَْﻴ َﻦ, َﺗ ْﺤﺖẽ ,َ َﻓ ْﻮ,› َﺧْ ﻠﻒ, َ,!pَ ›,‡ ¦ْﺛﻨَﺎ,ِﺧ َﻼ
›, ِْﺗَﻠ ﻘَﺎ
p› َi ُ ‡,َ َﺣﻮ, َﻧ ْﺤ َﻮo,ﺗِ َﺠﺎ.
Semua zharf (kata keterangan) di atas selalu di-
nashab-kan di manapun posisinya dalam kalimat.
Iaitu:
- Sebagai mafûul fih (ertinya sebagai keterangan
waktu dan tempat di selalu diawali oleh fi’il.
:Contoh ِ !ﻟ ﱠﺴ َﺤﺎẽ َ َﻓﻮ õ َﺗ ِﻄُْﻴ ﺮ !ﻟ ﱠﻄﺎﺋَِ ُﺮ itu “Kapal
terbang di atas awan”.
- Sebagai khabar mubtada’ atau shifat, dan dia wajib
di-nashab-kan dengan fi’il yang dibuang. Contoh:
! ! ﱠﻷ ﻣ َﻬﺎ%! َﳉﱠﻨُ ﺔ ﺗَ ْﺤ َﺖ ْ¦ ﻗ َﺪ di berada itu “Syurga
- ĩِ
bawah telapak kaki ibu”. (kata “ََ ”ﺖ ْﺤ ﺗadalah
kata keterangan tempat sebagai khabar, dia di-
nashab-
kan dengan fi’il yang wajib dibuang iaitu “َْ”ﺴَِﺘ ﱡﻘ ﺮ ﺗ.
- ”َ ﺑَِ ﺮ ُﺟ ٍﻞ ِﻋْﻨ َﺪĩ ُ ,ْ َ َﻣ ﺮyang lelaki melewati “Saya
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
kamu punya”. (kata “َِْﻋﻨ ﺪ ” adalah kata keterangan
99
100
* َﳊﺎ
.h
1. َ * ﳊﺎadalah isim nakirah yang di-nashab-kan
untuk menjelaskan keadaaan pelaku atau objek ketika
sebuah perbuatan terjadi (ertinya untuk menjawab soalan
“Bagaimana” perbuatan itu terjadi).
Pelaku atau objek yang dijelaskan oleh “‡َ”! ﳊﺎ
disebut dengan “‡ِﺣ َﺻَﺎ ﳊﺎ ! ُﺐ ” dan dia harus
selalu ma’rifah. Contoh:
- !ﺼ ﺮ
ً ِ ََﺟَﺎ › َ!ﻟ ﻘﺎُِﺋ ﺪ ُﻣْﻨﺘ dengan tiba telah itu “Komandan
membawa kemenangan” (kata “!ِﺼ ﺮ ُ ﻣﻨَْﺘ ً ”
adalah menjelaskan keadaan pelaku,
iaitu “ ”!َﻟ ﻘﺎﺋُِ ﺪ. Kata yang
berperan sebagai hal di-nashab-kan dengan harkat
fathah).
102
104
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
-ﻞ ﱠ!ﻟ ﺮ,ُ َُﺟﺳَﺎ ﺴَﺮﻣ “Dengan laju orang itu berjalan”.
َْ
ًﻋ ﺎ
ﻫ ﱢ!ﻟﺮﻳ ُﺢõْﺠًَﺄ َﻓ “Dengan tiba-tiba angin bertiup
- ﱠﺐ
laju”.
4. Terkadang juga
hâl itu dapat lebih dari satu,
Contoh:
! َﻇﺎﻓ َﺿﺎ ِﺣ َﺣ “Komandan itu datang
- ﻀ ﺮ َﻟ ﻘﺎُﺋِ ﺪ ﺮ! ًﻜﺎ
ََ
dengan menang dan tertawa (senang)”.
- َﻫِﻨﻴًﺌﺎ َ ِﻣ ﺮْﻳﺌًﺎoَﻓ ُﻜﻠُﻮ dan senang rasa dengan “Makanlah
gembira)”.
5.Terkadang juga fi’il dan ‡ََﺻﺎ ﳊ –nya dibuang,
! ﺎ ِﺣ
ُﺐ
dapat dalam bentuk “boleh” atau “harus”. Contoh yang
“boleh” iaitu kalimat “ ؟ َﺖ ِﺟﺌْ َﻒ َﻛْﻴBagaimana anda datang?”
105
õَﻃﺎَِﺋ ﺮٍ َﻼ َﺧ
“Kapal-kapal itu telah kembali kecuali satu
kapal” (Kata “َ ” ﻼ َﺧadalah huruf jar dan dan kata
“õَ ” ﻃﺎَِﺋ ٍﺮadalah di-jar-kan dengan harkat kasrah).
- Terkadang kata “َ ” ﻼ َﺧdan “!َ ” ﺪ َﻋdiawali oleh huruf
“َ”ﻣﺎ, ketika itu kedua kata tersebut otomatik menjadi
fi’il mâdhi dan kata diawali dengan sebagai maf ’ūl
.Contoh: bih ﱡﻞ َﺷﻴْﺊ َﻣﺎ َﺧ َﻼ !ﷲُ ﺑَﺎﻃ ٌﻞ ¦ﻻ ﻛ
َ Ketahuilah“
bahawa selain Allah itu adalah batil”.
- Sementara kata “ ”ﺣﺎﺷﺎtidak boleh diawali oleh
huruf “َ”ﻣﺎ.
Penting Diperhatikan!
Kata kata “َ ” ﻏﻴْﺮdan “َ ” ﻮ ِﺳdi-i’rab contoh
yang telah dijelaskan di atas jika keduanya digunakan
untuk tujuan
pengecualian iaitu dengan makna “kecuali”. Tetapi jika
digunakan untuk tujuan lain, maka keduanya di-i’rab
sesuai dengan bentuknya dalam kalimat. Contoh:
ُ َ َﻛdapat tidak “Percakapanmu
- %ﻼ ﻣ َﻚ َﻏﻴُْ ﺮ َ ْﻣ ﻔ ُﻬﻮ
difahami” (Kata “َ ” ﻏُْﻴ ﺮadalah khabar dari mubtada’
di-rafa’-kan dengan harkat dhummah).
- !ﻟْﱠﺘ ِﻐ ﺮﻳ ُﺪ َﻳ ْ َﻄ ﺮi ِ ِﺳ َﻮ ﺑََﺘ ْﺨﻨَﺎ
Kata( “ ” ِﺳ َﻮadalah
mubtada’ di-rafa’-kan dengan harkat dhummah yang
disembunyikan pada huruf alif).
109
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
.j ›َ*ﳌَُﻨﺎ
1. › !ُﳌﻨََﺎadalah isim yang terletak selepas
huruf- huruf munâda. Huruf-huruf yang dapat digunakan
untuk memanggil yang demikian itu adalah:
- Huruf “”ﻳﺎ, dapat digunakan untuk memanggil apa
saja. Misalnya: ْ“ ! ﺳﺘَﻴﻘﻆ ! ﻧﺎﺋﻤ َﻳﺎWahai yang
tidur bangunlah!”
- Huruf “õﻤﺰø!” untuk memanggil jarak dekat, Contoh:
“ !¦>ﻗﺒﻞ¦ ﻤﺪWahai Muhammad, menghadaplah”
- Huruf-huruf “¦ ﻳﺎ،ﻫﻴﺎ،¦” digunakan untuk
Contoh: jauh, jarak memanggil ¦ﻳَﺎ ﻧَِﺒﻴْﻞ َﻫ ْﻞ َﺗﺴ َ ُﻤ ﻌِﻨﻲ
“Wahai Nabil, apakah kamu dapat mendengar
saya?”.
2. ›!ُﳌَﻨَﺎ ada dua macam, iaitu Manshūb dan Mabnîy.
a. Munâdâ (yang dipanggil) di-nashab-kan jika berperan
sebagai: mudhâf, menyerupai mudhâf dan nakirah
ghairu maksudah.
Dalam hal ini munâdâ di-nashab-kan kerana
dianggap ada fi’il yang disembunyikan sebelumnya,
iaitu “”¦›ﻋﻮ,. Contoh:
110
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
Penting Diperhatikan !
a. Adapun perbezaan antara nakirah maqshūdah dengan
nakirah ghairu maqshūdah dapat dicontohkan
sebagai berikut: Seseorang yang meminta bantuan
kepada
orang yang ada di depannya lalu dia berkata “ُ ﻳَﺎ,َ ُﺟ ﻞ
ْ“ ”¦ﺬﻧِﻰ ْﻧِﻘWahai bapa, selamatkanlah aku”, ini
disebut dengan nakirah maqshūdah. Sebaliknya jika
tidak ada seorangpun didepannya lalu dia minta
tolong dan
berkata “ ُﺟ ًﻼ ¦ﻧِْﻘ ْﺬﻧِﻰ,َ ”ﻳَﺎselamatkanlah bapa, “Wahai
aku”, ini disebut dengan nakirah ghairu maqshūdah.
b. Penting diperhatikan bahawa jika alam dan nakirah
maqshūdah berbentuk isim mufrad maka keduanya
diharkati dengan dhummah tanpa tanwin, kerana isim
mabnîy tidak boleh ber-tanwin. Contoh: ﱡﻲ َﻋِﻠ ﻳَﺎdan َﻳﺎ
>ﻤ ُﺪ bukan ٌُﻲ ِﻳَﺎ َﻋﻠ dan ٌُﺪ ﻳَﺎ >ﻤ.
4. Jika isim yang dimasuki oleh huruf nidâ itu ber-alif
lam ( )!ﻟـmaka boleh dibaca dua bentuk:
a. Memasukkan kata “ ”¦َﱡﻳ ﻬﺎuntuk muzakkar dan
kata “ ”¦ﱠﻳﺘَُ ﻬﺎuntuk muannats. Kedua kata di atas
langsung berperan sebagai munâda sementara isim
yang selepasnya diharkati rafa’ sebagai shifat.
:i Contohَ ﻳَﺎ¦ﱡﻳَ ﻬﺎ ! َُﳌ ﻮ! ِﻃﻨُﻮwarga semua “Wahai
negara”. (Huruf “ ”ﻳَﺎadalah huruf nidâ, kata “ ”¦ ﱡ
114
117
- ﻋﺸ ﺮ ﻃﺎﻟﺒﺎ
َ ﳒﺢ ﺛﻼَﺛ ﺔyang pelajar orang 13 “Ada
berjaya” (Kata “ ﻋﺸ ﺮ ﺛﻼﺛَ ﺔ
َ ” di-binâ dengan memberi
harkat fathah, menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il.
Kata “ ”ﻃﺎﻟﺒﺎmerupakan tamyîz dan di-nashab-kan
dengan harkat fathah).
½ﻛﺘﺒﻮ! !ﺛﻨp ﺸ ﺮ ﻃﺎﻟﺒًﺎَ ﺣﻀﺮ ¦ﺛﻨﺎ ﻋdatang “telah
Kalimat surat” 12 menulis telah dan( - ﺳﺎﻟﺔ, õ ﻋﺸ َﺮ
pelajar orang 12
“ﺸ ﺮ ﺛﻨﺎ
َ ”¦ﻋadalah fâ’il, bilangan satuannya iaitu “ﺛﻨ
”¦ﺎdi-rafa’-kan dengan huruf alif kerana
bentuknya
mutsannâ, sementara kata “õ ”ﻋﺸ َﺮdi-binâ’ dengan
harkat fathah. Adapun kalimat: “õ”!ﻋﺸ َﺮ ½ﺛﻨ
adalah maf ’ûlu bih yang mana bilangan
satuannya (½ )!ﺛﻨdi-nashab-kan dengan huruf ya
kerana bentuknya mutsannâ, sementara kata “õﻋﺸ
” َﺮ di-binâ’ dengan harkat fathah.
6.al-‘Adad (bilangan) ditinjau di segi muzakkar dan
muannats-nya.
a. Bilangan 1 dan 2 selalu menyesuaikan dengan
ma’dûd- nya baik di segi muzakkar atau muannats,
apakah kedua-duanya mufrad atau murakkab atau
ma’thûf ‘alaih.
Untuk bilangan 1 ada dua lafaz iaitu: “!ﺣﺪp”
yang muannats-nya adalah “õ!ﺣﺪp” dan “”¦ﺣﺪ
yang muannats-nya adalah “”¦ﺣﺪ.
122
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
!ﻟﻌﻄﻒContoh :
4.
ﻣﺘﻔﻬ ًﻤﺎp ﻣﺼﻐًﻴﺎ,َ ,ﻌ ُﺖ !ﻟﺪ pelajaran mendengar “Saya
dengan sungguh-sungguh dan faham.” (Kata “ً”ﻤﺎ ﻣﺘﻔﻬ
di- nashab-kan dengan harkat fathah kerana menjadi “ﻣ
”ﻌﻄﻮkepada kata “ ”ﻣﺼﻐًﻴﺎsebagai hâl.
3p*ﻹﺳﻢ *ﳌﺠﺮ
ISIM-ISIM YANG DI-JAR-KAN
Penting diperhatikan !
a. Isim yang berakhiran dengan huruf alif atau yâ’
Contoh “ ”!ﻟﻔَﺘﻰdan “ ”!ﻟﻘﺎﺿﻲdijarkan dengan harkat
kasrah yang disembunyikan pada huruf akhirnya.
b. Harkat kasrah merupakan tanda jar yang utama,
sementara huruf yâ dan harkat fathah disebut
sebagai pengganti.
130
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
‡¦
digunakan dalam pengertian “sampai
kepada tujuan”. Contoh: ﻟﺒﺎ,!ﻟﻠﻴﻞ! ِﺧ ﺮ ‡¦ ﺣﺔ
ĩُ “ ﺳﺮSaya berjalan di malam hari sehingga
subuh.”
(atau sampai tengah malam).
ﺣ
berperan sebagai huruf nashab jika
masuk kepada fi’il mudhâri’ (hal ini akan
dikemukakan pada pembahasan huruf-huruf
nashab). Juga “ ”ﺣberperan sebagai huruf
‘athaf atau huruf jar jika masuk kepada isim. Pada
posisi terakhir ini makna “ ”ﺣadalah “sampai”
Contoh: ﺣ ﺳﻼ ﻟﻔﺠﺮ! ِﻊ ﻣﻄﻠ% “ ﻫﻲMalam
itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
%!ﻟﻼ
digunakan dengan makna: milik,
Contoh memiliki dan kerana. Contoh:
- g,ﻷ! ﻣﺎp ĩ!ﻟﺴﻤﻮ! ﻣﺎ ﷲ “Allah
yang memiliki semua yang ada di langit dan di
bumi.”
133
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
- !ﻟﻠﺪ, “ ﺑﺎKampung itu memiliki pintu.”
- “ ﻣﻚ!ﻹﻛﺮ ﺟﺌﺖAku datang untuk
memuliakan- mu.”
Perlu diperhatikan!
Jika huruf jar masuk kepada isim yang ber
“ ”¦ﻟـmaka alîf pada “”¦ﻟـ-nya dibuang. (contoh:
“,!“ﻟﻠﻤﻠﻚ, ” ”ﻟﻠﺪdan lain-lain.
!ﻟﻜﺎ digunakan dengan makna: “Contoh.”
Contoh:
- ”ﳌﻤﺮﺿﺔ !ﻛﺎﳌﻼ “Jururawat itu
seperti malaikat.”
- >ﻛﺎﻷﺳﺪ ﻤﺪ “Si Muhammad seperti singa.”
!ﻟﻘﺴﻢp!p digunakan untuk kata yang
disumpahi Contoh: ﺣ ﻘﻚ ِ ﻷﻛﺎﻓﺌﻨﻚp “Demi
kebenaranmu akan kucukupkan keperlu anmu.”
ﻟﻘﺴﻢ! ›ﺗﺎ
Hanya dapat digunakan untuk
nama Allah. Contoh: ﳌﻐﺘﺼﺐ! ﳊﻖ! ﻳﻀﻴﻊ ﻟﻦ
ﷲ!ﺗﺎ
ِ . “Demi Allah kebenaran tidak akan hilang
oleh tangan perampas”
ّ,ُ digunakan dengan makna “Mungkin
saja” Contoh: ﻟﻘﻴﺖ ‡ﻋﺎ ٍﻞ ﺟ, ّ , “Mungkin saja
ada lelaki yang tahu aku telah berjumpa.”
134
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
Perlu diperhatikan !
Boleh menambah “ ”ﻣﺎselepas huruf “”ْ ﻦ َﻋ
” ْ“ﻦ ِ ﻣdan “› ”!ﻟﺒﺎnamun tidak mempengaruhi
fungsinya. Contoh: ﻋﻤﺎ ﻣﲔ›ﻧﺎ ﻟﻴﺼﺒﺤﻦ ﻗﻠﻴﻞ
- Boleh menambah “ ”ﻣﺎselepas huruf “”” dan “ ّ
,” dan sekali gus membatalkan fungsi keduanya.
Contoh: ﺷﻘﻴﻖ ﻣﻦ ﻧﻔﻖ¦ ﺻﺪﻳﻖ ﲟﺎ,
- Terkadang juga boleh dibuang huruf “ ّ ,” dan
diganti dengan huruf “p”.
:Contoh ﻟﺔpﺳﺪ ¦ﺧﻰ, ﻟﻴﻞ ﻛﻤﻮ !ﻟﺒﺤﺮp
Berposisi sebagai mudhâf ilaih
Isim di-jar-kan jika berperan sebagai mudhâf
ilai. Yang demikian itu dengan mudhâf ilai adalah
isim atau dhamîr yang disatu ertikan dengan kata
sebelumnya. Contoh: ” ﺎﻷ! ﺣﺪﻳﻘﺔĩ, “Saya
telah mengunjungi taman/akuarium ikan”. Jika
diucapkan
Penting diperhatikan !
Para ulama nahu menterjemahkan penyebab mudhâf
ilaih di-jar-kan dengan huruf “ْﻟﻼ%“, ” ”!ﻦ ِ ﻣatau “”
- Majoriti mudhâf ilaih di-jar-kan dengan huruf “%”!ﻟﻼ.
Contoh: “” ﺎﻷ! ﺣﺪﻳﻘﺔĩ, ” pada asalnya
kalimat tersebut adalah: “” ﺎﻟﻸ ﺣﺪﻳﻘﺔĩ,
”.“Saya telah
mengunjungi taman ikan.”
- Jika mudhâf ilaih-nya sejenis dengan mudhâf-nya maka
yang men-jar-kannya adalah huruf “ْ”ﻦ ِ ﻣ.
Contoh: “ٍﺐ ﻫi ”!ﺧﺎﰎ ﺷﺘﺮﻳﺖpada asalnya
kalimat tersebut adalah: “ٍﺐ ﻫi ﻣﻦ ﺧﺎﰎ
”!ﺷﺘﺮﻳﺖ.“Saya telah membeli cincin yang diperbuat
dari besi .”
- Jika mudhâf ilaih-nya zharaf (kata kerangan tempat)
maka yang men-jar-kannya adalah huruf “”.
Contoh: “‡ ”ﻟﻠﻴﺎ! ﺳﻬﺮ ﺎﺛﻪ¦ ﻣﻨﻪ ﺗﻄﻠﺒﺖpada
asalnya
Contoh:
õ ﳌﺴﺎﻋﺪo ﺟﻬﺪ, ﻗﺼﺎoﺣﺪp ‡ﻫﻮ ﻳﺒﺬp ،‡ ﻣﺎpi ﻫﺬ! !ﻟﺮﺟﻞ
ﺑﻌﺾ !ﳌﺤﺘﺎﺟﲔ
“Ini seorang lelaki yang kaya, dia sendiri telah
memaksimalkan seluruh kemampuannya untuk
menolong sebahagian di antara mereka yang
memerlukan.”
Perlu diperhatikan bahawa kata: “ﺣﺪ،p ،pi
ﻗﺼﺎ,، ”ﺑﻌﺾsemuanya digunakan sebagai mudhâf.
Contoh lain:
ﺗﲔ¦ﳌﺮ! ﻛﻠﺘﺎp ›ﺟﺎ2 ﻟﺮﺟﻠﲔ! ﻛﻼ “Telah
datang kepada saya masing-masing dua orang lelaki
dan dua orang perempuan.”
Perlu diingat juga bahawa “ﻛﻼ dan ”ﻛﻠﺘﺎ
hanya dapat mudhâf kepada mutsannâ baik dalam
bentuk isim –Seperti contoh di atas - atau dalam
bentuk dhamîr. Contoh:
ﺎa ﻛﻠﺘﺎi!ﺗﺎ¦ﳌﺮp ﺎa ﻛﻼi›ﺟﺎ2 !ﻟﺮﺟﻼ
“telah
datang kepada saya masing-masing 2 orang lelaki
dan dua
orang perempuan.” Contoh berikutnya iaitu: َْﻚ ﻟﱠﺒﻴ
“ !ﻟﱠﺒﻴﻚ ﱠﻢ ُﻬ ﻟﻠaku telah datang menemui-Mu ya
Allah” (kata “ْ ”ﻲ ﻟﱠﺒadalah mashdar, posisinya
sebagai mudhâf
َ kepada “””.
139
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
c. Adapun kata-kata:
p¦ – ‡ – ﻗﺒﻞ – ﺑﻌﺪ – ﻏ – ﺣ ْﺴﺐ
›ip
jika semuanya berposisi sebagai mudhâf maka di-i’rab
sesuai dengan posisinya di dalam kalimat. Tetapi
jika mudhâf ilaih-nya dibuang namun tetap memakai
makna mudhâf ilaih-nya, maka semuanya di-binâ’
dengan memberi harkat dhummah. Contoh:
- ﻗﺒﻠﻜﻢ ﻣﻦ ﺟﺌﺖ “Saya telah datang sebelum
kamu.”
2. Mudhâf Ilaih
a. Mudhâf ilaih dapat berbentuk isim zâhir atau dhamîr.
b. Jika mudhâf ilaih-nya isim zâhir biasanya dia dalam
bentuk ma’rifah dan selalu di-jar-kan. Contoh: ¦ﻗﻤﺖ
( ﳌﻬﻨﺪﺳﲔ! ﻣﺪﻳﻨﺔKata “ ”!ﳌﻬﻨﺪﺳﲔadalah mudhâf
ilaih di-jar-kan dengan huruf ya kerana jama’
muzakkar
142
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
ﻣﻦ *ﻟﺼﺮş*ﳌﻤﻨﻮ
Kata Yang Tidak Boleh Berubah
146
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
- i“ ﺳﻠﻴﻤﺎSulaiman”
- i“ ﻋﺪﻧﺎAdnan”
- i“ ﻋﻔﺎAffan”
Sama polanya dengan pola fi’il. Contoh:
- “¦ﺪAhmad”
- “ ﻳﺰﻳﺪYazid”
- “ ﻳﺜﺮBandar/kota Yasrib”
Berpola/berwazan “”َُﻓ ﻌﻞ. Contoh:
- “ ُﻋَﻤﺮUmar”
- َ“ ُ ﺣﻞZuhal”
- ,“ ﻗﺰQuzah”
- ُ“ ﺟﺤﺎJuhâ”
147
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis.....
- “ ¦ﺧﻀﺮHijau”
- “ ¦ﺮMerah”
- ›“ ¦ﺳﻮHitam”
- “ ¦ﻛLebih besar”
- “ ¦ﻛﺜﺮLebih banyak”
- “ ¦ﻓﻀﻞLebih mulia”
- “ ¦ﺳﺒﻖLebih dahulu”
- “ ¦ﺣﺴﻦLebih baik”
Bilangan dari 1-10 dengan pola “‡ ”َُﻓ ﻌﺎatau “َ ْﻣ َﻔ ﻌ
”ﻞContoh:
- “ ﺛﻼTiga-tiga”
- sﺑﺎ, “empat-empat”
- ,“ ﺎlima-lima”
- “ ﻣﻮﺣﺪsatu-satu”
- “ ﻣﺜdua-dua”
- “ ﻣﻌﺸﺮsepuluh-sepuluh”
َ ُ¦”.
Kata “َ ”¦ ﺧﺮdan bentuk jama’-nya adalah “ْﺧ ﺮ
148
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.
ﻣﻔﺎﻋﻞContoh !,,ﻣﺪ
ﻣﻔﺎﻋﻴﻞContoh ﻣﻔﺎﺗﻴﺢ
ﻓﻌﺎﻟﻴﻞContoh ﻋﺼﺎﻓ
-
ﻓﺴﻴﺤﺔsَ ,! ﺷﻮĩ“ ﺳﺮSaya telah berjalan di
beberapa jalan yang kotor.”
-
,ُ ,!¦ﻣﺪ ﻧﺸﺌﺖ “Beberapa sekolah telah didirikan.”
150
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
153
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
a. Isim-isim ini di-rafa’-kan dengan huruf “p” dan di-
nashab-kan dengan huruf “ ”¦ﻟﻒdan di-jar-kan
dengan tanda huruf “”, tetapi dengan syarat dia
dalam bentuk mufrad dan berposisi sebagai mudhâf
selain kepada yâ mutakallim. Contoh:
- ”“ ﺧﻮ¦ ›ﺟﺎTelah datang saudaramu.”
- ”¦ﺑﺎ¦ ﻳﺖ, “Saya telah melihat ayahmu.”
- ‡ ﻣﺎ ﺑﺬĩ,“ ﻣﺮSaya lewat dengan orang
yang punya harta.”
b. Jika tidak sebagai mudhâf maka di-i’rab dengah harkat.
:Contoh ﻛﻞ ﻋﺮ ّ ¦ ٌ¿ ﳉﻤﻴﻊ !ﻟﻌﺮArab orang “Setiap
itu bersaudara bagi semua etnis Arab.”
c Jika mudhâf kepada yâ’ mutakallim maka dia di-’irab
dengan harkat yang disembunyikan sebelum huruf
yâ’. Contoh: “ ¦ ﻛﺮﱘBapa saya orang yang mulia”
(Kata “ ¦” adalah mubtada di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah yang disembunyikan pada
huruf yâ’, sementara huruf “” adalah dhamîr
bersambung di- binâ dan menempati posisi jar
sebagai mudhâf ilaih. Kata “ ”ﻛﺮﱘadalah khabar di-
rafa’-kan dengan harkat dhummah).
d. Jika dibentuk menjadi mutsannâ atau jama’ maka
dilakukan Contoh i’rab mutsanna dan jama’. Contoh:
154
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
2*ﻟﻔﺼﻞ *ﻟﺜﺎ
*ﻹﺳﻢ *ﳌﺒ
BAHAGIAN KEDUA
ISIM MABNÎY
Penting diperhatikan!
Pada poin kedua telah disebutkan bahawa isim-isim
mabnîy selalu di-binâ. Sebaliknya ada beberapa tempat
tertentu jika posisi itu dimasuki oleh isim mu’rab maka dia
menjadi mabnîy. Iaitu:
a. Munâdâ yang berkategori sebagai alam mufrad atau
nakirah maqshûdah maka di-binâ rafa’. Contoh:
- ُ“ ﺪ ﻤ>ﻳﺎWahai Muhammad”
- “ ﻳﺎﺑﺎﺋﻊWahai penjual”
158
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
*ﻟﻀﻤ
Kata Ganti
1. Definisi dhamîr.
Iaitu isim mabnîy yang menûnjukkan makna orang
pertama, kedua dan ketiga. Dhamîr ada tiga macam:
a. ( !ﳌﻨﻔﺼﻠﺔ! ﻟﻀﻤﺎﺋﺮDhamîr terpisah/kata ganti
untuk orang). Iaitu yang tidak bersambung dengan
kata lain. Dhamîr ini ada dua macam:
i. Dhamîr rafa’ munfasilah iaitu yang dapat berposisi
sebagai mubtada’, khabar, fâ’il, atau nâib fâ’il, iaitu:
Kata ganti untuk orang pertama: ُﻦ i - ¦ﻧﺎ
Kata ganti untuk orang kedua: ﻧ َﺖ- ¦ِﺖ ﻧ- ¦¦ﻧﺘُﻤﺎ
¦ﻧﺘُ ﱠﻦ – ¦ﻧﺘُﻢ.-
159
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
ﻫﻤﺎ
Kata ganti untuk orang ketiga: ُ - ﻫﻲ- ُﻫﻮ
ُﻫﻢ – ُﻫ ّﻦ.- :Contoh
- “ ¦ﻋﺮ ﻧﺎSaya adalah orang Arab” (Kata
“ ”¦ﻧﺎadalah dhamîr terpisah di-binâ
menempati posisi rafa’ sebagai mubtada’).
- %ﻗﺎ ﻫﻮ
َ “Dia telah berdiri” (Kata “ ”ﻫﻮadalah
dhamîr terpisah, di-binâ menempati posisi
rafa’ sebagai fâ’il).
- ُ ﻦi ‡ ﻻ¦ ُﻳﻜﺎﻓﺄ “Hanya kami yang
dikasi bonus” (Kata “ُ ﻦi” adalah dhamîr
terpisah, di-binâ menempati posisi rafa’
sebagai nâib fâ’il).
ii. Dhamîr nashab munfashilah iaitu yang dapat berposisi
sebagai maf ’ûlbih, iaitu:
Kata ganti untuk orang pertama: ّﻳﺎ َ – ¦¦ّﻳﺎﻧﺎ
Kata ganti untuk orang kedua: ”َ ّﻳﺎ- ¦” ﻳّﺎ ِ - ¦¦ﻳّﺎﻛﻤﺎ
¦ﻳّﺎﻛ ْﻢ – ¦ّﻳﺎﻛ ّﻦ.-
Kata ganti untuk orang ketiga: ّﻳﺎﻫُﺎ- ¦ ¦ﻫﻤﺎ ﻳّﺎ- o ¦ّﻳﺎ
¦ّﻳﺎ ُﻫﻢ – ¦ّﻳﺎ ُﻫ ّﻦ.- :Contoh ﻳﺎ” ﻧﺴﺘﻌﲔp¦ ¦ﻳّﺎ” ﻧﻌﺒﺪ
“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan
hanya kepada-Mu kami minta tolong.” (Kata
“” ”¦ّﻳﺎadalah dhamîr terpisah, di-binâ
menempati posisi nashab sebagai maf ’ûlbih).
160
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
161
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
bersambung mabnîy dengan harkat dhummah
menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il.
- i!ﻳﺴ i!,!ﻟﻘﻄﺎ “Kedua Karetapi itu
sedang berjalan”. (Kata “i! ”ﻳﺴadalah fi’il
mudhâri’ di-rafa’-kan dengan huruf nûn,
sementara alif-nya adalah dhamîr
bersambung sebagai fâ’il.)
- َ ﻦ ْﺤ ﳒĩ!ﻟﻄﺎﻟﺒﺎ “Para mahasiswi itu
sudah berjaya” (Kata “َ ”ﻦ ْﺤ ﳒadalah fi’il
mâdhi dan huruf nûn adalah dhamîr
bersambung di-binâ dengan harkat fathah
menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il.)
Atau bersambung dengan “iَ ”ﻛﺎdan
saudara- saudaranya, dia di-binâ dan
menempati posisi rafa’ sebagai isim “i”ﻛﺎ.
Contoh:
ُﻛْﻨﺘُ ْﻢ َﺧﻴَْ ﺮ ¦ﱠُ ٍﻣ ﺔ ¦ُ ْ ِﺧ ﺮ َﺟ ْﺖ ِﻟﻠﻨﱠﺎ adalah “Kamu
- ,ِ
umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia” (Kata “ُْ ” ﻢ ُﻛْﻨﺘadalah fi’il
mâdhi nâqish dan huruf tâ-nya adalah
dhamîr
bersambung di-binâ dengan harkat dhummah
menempati posisi rafa’ sebagai isim “iَ
”ﻛﺎ. Kata “َﺧَْﻴ ﺮ ” adalah khabar “iَ ”ﻛﺎ
di-nashab-
kan dengan harkat fathah.
Penting diperhatikan !
Sering dijumpai bahawa isim “i ”ﻛﺎdan
saudara- saudaranya adalah dhamîr tersembunyi, khususnya
kalimat yang bermula dengan mubtada’ dan diiringi
dengan “i ”ﻛﺎatau saudara-saudaranya. Contoh: “ﺳﻬﻼ
ﻟﻨﺠﺎ, ( ”!ﻟﻴﺲKejayaan itu tidaklah mudah). Kata “,ﻟﻨ
”!ﺠﺎberposisi sebagai mubtada’ di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah, kata “ ”ﻟﻴﺲadalah fi’il mâdhi nâqish sebagai
bahagian dari saudara- saudara “i ”ﻛﺎdi-binâ dengan
harkat fathah, sementara isim-nya adalah dhamîr
tersembunyi iaitu “”ﻫﻮ, kata “ ”ﺳﻬﻼberposisi sebagai
khabar di-nashab-kan, gabungan dari fi’il nâqish, isim dan
khabar-nya menempati posisi rafa’ sebagai khabar untuk kata
“,”!ﻟﻨﺠﺎ.
168
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.
kata “ّ“ﻛﻼ, ”“ﻛﻠﺘﺎ, ” ”ﻞ ﻛdan “” ﻴﻊ, maka
tidak diharuskan ada dhamîr terpisah. Contoh:
- ﺎa! ﺗﻜﻠﻤﺘﺎ ﻛﻠﺘﺎĩﻟﺴﻴﺪp! ﺎa ﺣﻀﺮ! ﻛﻼi!ﻟﺮﺟﻼ
“Masing-masing lelaki itu telah datang dan
masing-masing ibu-ibu itu telah bercakap.”
- ! !ﻟﻄﺒﻴﻌﺔ, ﻛﻠﻬﻢ ) ﻴﻌﻬﻢ( !ﻛﺘﺸﺎ ¦ﺳﺮiﻟﻮp!ﻟﻌﻠﻤﺎ› ﺎ
“Seluruh para ulama cuba membuka rahsia alam
jagat raya.”
169
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
tenggelam)
d. Jika ingin meng-‘athaf-kan isim zhahir terhadap dhamîr
nashab bersambung, maka boleh dilakukan tanpa ada
pembatas. Contoh: “ !ﻟﻄﺮﻳﻖip ﻳﻌo›¦ﺻﺪﻗﺎp ﻳﺘﻪ
¦,” (Saya telah melihatnya dan temannya
mengenalpasti metod). Contoh:
- ﺑﺄﺧﻴﻪp ﺑﻪĩ,”ﻣﺮ (Saya dan saudaranya
telah lewat).
- ﻣﻊ ﻣﻴﻠﻪp ”ﺖ ﲢﺪﺛُ ﻣﻌﻪ (Saya bersama dia dan
saudaranya telah bercakap).
171
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
semuanya selalu pada posisi nashab sebagai maf ’ûlbih.
Disisi lain jika dhamir-dhamir ini bersambung dengan
isim maka selalu pada posisi jar sebagai mudhâf ilaih.
Contoh:
َ ّﺳ ﺮ2 “ ﻚ ﳒﺎﺣSaya gembira atas kejayaanmu”
(Kata “ ﺳ ﺮ
ّ ” adalah fi’il mâdhi di-binâ dengan harkat
fathah, dan huruf “i”ﻧﻮ-nya disebut “ !ﻟﻮﻗﺎﻳﺔi”ﻧﻮ,
sementara
“”-nya adalah dhamîr bersambung yang di-binâ,
dia berada pada posisi nashab sebagai maf ’ûlbih. Kata
“, ”ﳒﺎberjawatan sebagai fâ’il di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah dan “”” adalah dhamîr bersambung
di-binâ dengan harkat fathah pada posisi jar sebagai
mudâf ilaih.
3!ﺳﻢ *ﻹﺷﺎ
Kata Tunjuk
õ,¦ﻹﺷﺎ! ﺳﻢ
(kata tunjuk) adalah isim yang di-binâ
dan menûnjukkan makna yang jelas, yang demikian itu
iaitu:
- !i untuk kata bermakna tunggal/mufrad (lelaki.)
- i!i untuk kata bermakna dua (lelaki.)
- ›ﻻp¦ untuk kata bermakna jama’ (lelaki.)
- ﺗﻪ- oi – i untuk kata bermakna
tunggal/mufrad (perempuan.)
173
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis
- ﻻﺋﻚp¦ untuk kata bermakna jama’ (lelaki atau
perempuan.)
- ”ﻫﻨﺎ atau ﻫﻨﺎﻟﻚ untuk keterangan tempat
yang jauh.
Semua isim isyârah adalah mabnîy (kecuali “i!”ﻫﺬ
dan “i ”ﻫﺎﺗﺎkeduanya di-i’rab mutsannâ). Dengan demikian
tidak ada perubahan baris akhirnya. Semuanya hanya
menempati posisi rafa’, nashab atau jar sesuai dengan
jawatannya di dalam kalimat. Contoh:
ﻣﺪ
ّ ,ﻟﻌﺮﺑﻴ ﺔ! ﻟﻠ ِﻐ ﺔ! ﺳُ ﺔ
ِ o“ ﻫﺬIni guru bahasa Arab”
(Kata “o ”ﻫﺬadalah isim syârah di-binâ dengan harkat
kasrah mehempati
posisi rafa’ sebagai mubtada’. Kata “ﻣﺪ
ّ , ” ُﺳ ﺔsebabagi khabar
mubtada’ di-rafa’-kan dengan harkat dhummah. Kata “ ﻟﻠ ِﻐ ﺔ
!”
berjawatan sebagai mudhâf ilaih yang di-jar-kan dengan
harkat kasrah, sementara kata “ ﻟﻌﺮﺑﻴ ﺔِ !” menjadi na’at
(mengikut) kepada kata “ ”!ﻟﻠ ِﻐ ﺔdi-jar-kan dengan harkat
kasrah.”
Jika ada kata yang ber “ ”!ﻟـselepas isim isyârah, maka
kata yang demikian itu berjawatan sebagai badal dan
kemudian mengikuti i’rab isim isyârah. Contoh:
- ﺘﻬﺪ ﻟﻄﺎﻟﺐ! !ﻫﺬ “Pelajar ini rajin” (Kata “!”ﻫﺬ
adalah isim isyârah di-binâ dengan harkat sukûn
menempati posisi rafa’ sebagai mubtada’. Kata “ﻟﻄﺎﻟ
”!ﺐ berjawatan sebagai badal di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah. Sementara kata “”ﺘﻬﺪ
berjawatan sebagai khabar
Penting diperhatikan !
a. Untuk menûnjuk objek yang banyak tetapi selain
manusia maka yang digunakan adalah kata “o”ﻫﺬ
atau “”ﺗﻠﻚ. Dan jarang sekali menggunakan “›”ﻫﺆﻻ
atau “ﻟﺌﻚp¦”. Contoh: ﻳﻦ›ﳌﻴﺎ! ﺗﻠﻚp ﳌﺒﺎ2 !ﻋﺎﻟﻴﺔ
o“ ﻫﺬ ﻓﺴﻴﺤﺔBangunan ini sangat tinggi dan
bandar/ kota-bandar/kota itu kotor”
b. Jika isim isyârah bersambung dengan “”” sementara
ada kata selepasnya, maka huruf “”” tersebut harus
menyesuaikan dengan kata yang selepasnya baik
di segi mufrad, mutsannâ dan jama’. Contoh:
- ﻟﻜﺘﺎ! ﻟﻚ ﻤﺪ>ﻳﺎ ﻣﻔﻴﺪi “Buku itu berguna
wahai Muhammad”
175
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
ﻣﻔﻴﺪ ﻳﺎﺻﺪﻳﻘﻲ ﻟﻜﻤﺎ !ﻟﻜﺘﺎberguna itu “Buku i
ku” rakan kedua wahai -
- ›ﺻﺪﻗﺎ¦ﻳﺎ ﻣﻔﻴﺪ ﻟﻜﺘﺎ! ﻟﻜﻢi “Buku itu berguna
wahai rakan -rakan ”
ﻟﻜﻦ !ﻟﻜﺘﺎ ﻣﻔﻴﺪwahai berguna itu “Buku i
”ĩ! - Ibu-ibuﻳﺎﺳﻴﺪ
c. Huruf “”” dengan makna “seperti” juga dapat
masuk kepada isim isyârah (!i) sehingga
disebut
ﻋﻠﻤ ُﺖ
ﻋًﻠﻴ
!“ﻛﺬ.” :Contoh ! ﻛﺬoﻋﻠﻤ ُﺖ ¦ﺧﺎp ّﺎ ﻓﺎﺿﻼ
“Saya sudah tahu si Ali adalah orang yang mulia dan
saya juga tahu bahawa saudaranya seperti itu juga.”
d. Huruf “ ”ﻫﺎjuga boleh masuk pada isim isyârah.
Contoh:
َِ“ ¦ﻚ ُﺷ ﻋﺮ !ﻫﻜﺬApakah seperti ini singgasanamu?”
e. Banyak didapati bahawa pada akhir isim isyârah ada
ﻋﻠﻤ ُﺖ
ﻋﻠﻴ
Contoh: “””. dan “‡” huruf ُﺖ ﻋﻠﻤp ّﺎ ﻓﺎﺿﻼ
! ﻛﺬo¦ﺧﺎ “Saya sudah tahu si Ali adalah orang yang
mulia dan saya juga tahu bahawa saudaranya seperti
itu juga.”
*ﻹﺳﻢ *ﳌﻮﺻﻮ
Kata sambung
178
179
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
c. Zharaf (kata keterangan tempat), contoh: “‡¦ ﻧ
”!ﻈﺮ¦ ﻣﺎﻣﻚ¦ ﻟ! ﻟﻠﻮﺣﺔLihatlah papan tulis yang
ada di depanmu.
d. Jar Majrur, contoh: “ﻫﺎ ﻷ! ﻗﻄﻔﺖ, ! ﻟ !”ﳊﺪﻳﻘﺔ
Saya memetik bunga yang ada di taman.
Kalimat fi’liyah atau ismiyah yang menjadi shilat maushûl
diharuskan ada dhamir yang menjadi penghubung antara
shilat dan isim maushûl. Dhamîr itu sendiri harus
menyesuaikan diri dalam soal jenis dan pola kata. Dhamîr
yang demikian itu disebut dengan “â’id.”
Contoh: !ﺗﻜﻠﻤﻦ ﻟﻼﺗﻰĩ!“ ¦ﻟﺴﻴﺪ! ﺣﺴﻨﺖIbu yang
sedang bercakap itu sudah berbuat baik.” (Yang menjadi
shilah dalam kalimat ini adalah dhamîr yang ada pada kata “
)”ﺗﻜﻠﻤﻦ.
Tetapi jika bentuk kalimat dapat difahami, maka shilat
maushûl-nya boleh dibuang. Contoh: ĩﻛﺎﻓﺄ ﻟﺬﻳﻦ! ›ﺟﺎ
aslinya adalah:
ﻛﺎﻓﺄُﺗﻬﻢ ﻟﺬﻳﻦ! ›ﺟﺎ
“Telah tiba orang-orang yang
telah aku beri beasiswa kepada mereka.”
Perlu diperhatikan!
1. Perlu diingat bahawa isim maushûl ““ﻟﺬﻳﻦ, ”!ﻟﻼﺗﻰ
!” dan “ ”!ﻟﻼﺋﻲdigunakan untuk jama’ yang
berakal (manusia). Dan “ ”!ﻟdan “”ﻣﺎ
digunakan untuk jama’ yang tidak berakal (selain
manusia). Contoh:
b!ﺳﻢ *ﻟﺸﺮ
Kata Penghubung
181
s!ﺳﻢ *ﻹﺳﺘﻔﻬﺎ
Kata Tanya
Penting Diperhatikan!
Pembahasan tentang kata tanya akan dijelaskan secara
terperinci pada bab uslûb istifhâm pada bab berikutnya.
*ﻷﻋﺪ›* *ﳌﺮﻛﺒﺔ
Bilangan Belasan: 11-19 Kecuali Bilangan 12
183
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
2. Harkat akhir semua bilangan yang demikian itu
adalah fathah dan di-i’rab sesuai dengan jawatannya
dalam kalimat.
Contoh: ¦ ›ﺟﺎ,ﺑﻌ ﺔ
َ ﻋﺸ ﺮ
َ “ ﻃﺎﻟﺒًﺎTelah datang
empat belas orang pelajar” (Kata “ ﺑﻌ ﺔ
َ ﺸﺮَ ﻋ,¦”
adalah bilangan belasan di-binâ dengah harkat
fathah menempati
posisi rafa’ sebagai fâ’il. Kata “ ”ﻃﺎﻟﺒًﺎadalah tamyîz
di-nashab-kan dengan harkat fathah.
*ﳌﺒﻨﻴﺔpﺑﻌﺾ *ﻟﻈﺮ
Sebahagian dari Kata Keterangan Waktu/Tempat yang
di-binâ dan Gabungan Antara Keduanya
Penting diperhatikan!
Kata “iْ ¦” menûnjukkan masa yang telah lampau,
dia di-binâ dengan harkat sukûn dan menjadi mudhâf kepada
kalimat berikutnya. Contoh: ﻗﺎ% >! ﻤﺪi¦ “ ﺟﺌﺘﻚAku
telah mengunjungimu ketika si Muhammad berdiri.”
Jika tidak berperan sebagai mudhâf kepada jumlah maka
dia ber-tanwîn dan sering digandingkan dengan kata yang
bermakna masa. Seperti kata “%“ﻗﺖ, ”ﻳﻮp” ,“ ”ﺣﲔdan lain-
lain. Contoh:
- ﺣﻴﻨﺌﺬ “Ketika itu”
- ﻗﺘﺌﺬp “Pada waktu itu”
- ﻳﻮﻣﺌﺬ “Pada hari itu”
ﺎ› *ﻷﻓﻌﺎxí
Isim-isim Fi’il
185
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
a. Isim fi’il mâdhi, iaitu yang mengandungi makna
masa lampau. Diantara kata-katanya adalah:
186
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
188
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
189
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
190
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......
2*ﻟﺒﺎ *ﻟﺜﺎ
*ﻹﻋﺮp* ›*ﻟﻔﻌﻞ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ *ﻟﺒﻨﺎ
BAB KEDUA
FI’IL DITINJAU DI SEGI BINĀ DAN I’RAB
191
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
ﺳﺎﻟﺔ, ﻳﺪ
ﻣﺎ َﻛَﺘ “Sizaid tidak menulis surat”, maka
atau
َﺐ
harkat akhirnya selalu fathah.
- Yang demikian itu dengan fi’il mu’rab adalah kata yang
berubah-ubah harkat akhirnya sebagai apapun posisinya
dalam kalimat. Contoh Fi’il “ ”ﻳﻜﺘﺐharkat akhir dari kata
ini tidak pernah berubah sebagai apapun posisinya dalam
kalimat. Jika disebutkan: ﻳﻜﺘﺐ ﻳﺪ,“ ﺳﺎﻟﺔSi zaid
sedang
menulis surat” (baris akhirnya dhummah) atau ﻳﺪ َﺐ َﻳﻜُﺘ
ﻟﻦ
ﺳﺎﻟﺔ, “Sizaid tidak menulis surat”. Demikian juga akhir
fi’il madhi jika didalului oleh huruf jazam. Seperti: ﻳﺪ ْﺐ
ﻳَﻜﺘُ ‡ ﺳﺎﻟﺔ, “Sizaid tidak menulis surat”.
p*ﻟﻔﺼﻞ *ﻷ
*ﳌﺒ ﻣﻦ *ﻷﻓﻌﺎ
PASAL PERTAMA
FI’IL-FI’IL YANG DI-BINĀ
192
FI’IL MĀDHI
Penting diperhatikan !
Perlu diperhatikan bahawa fi’il amar di-binâ dengan
membuang huruf illat jika akhirnya huruf illat, tetapi jika
huruf akhirnya shahih namun huruf sebelum akhirnya
194
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......
FI’IL MUDHARI’
Penting diperhatikan
Yang demikian itu dengan nûn taukid adalah nûn yang
masuk pada huruf akhir fi’il mudhâri’ atau fi’il amar. Nûn
taukid ada dua macam:
1. Bertasydid dan fathah. Contoh: ّﻟﺘﻜﺘ ﱭ َﱠ¦ﻦ ﻛﺘﺒ
dan
2. Berharkat sukûn. Contoh: ْ ﱭ ﻟﺘﻜﺘdan َْ¦ﻦ ﻛﺘﺒ
Fi’il mudhâri’ harus memakai nûn taukid dan pakai “‡”
jika dia menjadi jawab dari pernyataan sumpah sebelumnya.
Contoh: !ﻟﻔﺎﺋﺰ! ّﻦ ﻷﻛﺮﻣ ﷲp “Demi Allah saya akan
memuliakan orang-orang yang beruntung”
Boleh juga fi’il mudhâri’ memakai nûn taukid jika untuk
pengertian “memintak.” Dia dapat dalam bentuk fi’il amar
196
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......
2*ﻟﻔﺼﻞ *ﻟﺜﺎ
*ﳌﻌﺮ ﻣﻦ *ﻷﻓﻌﺎ
PASAL KEDUA: FI’IL-FI’IL YANG DI-I’RÂB
198
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......
Penting diperhatikan !
Jika fi’il mudhâri’ yang huruf akhirnya adalah huruf waw
(p) atau ya () yang kemudian disebut “”ﻵﺧﺮ! ﻣﻌﺘﻞ, maka
dia di-rafa’-kan dengan baris dhummah yang disembunyikan
pada huruf akhir yang demikian itu . Contoh:
- ﺴ ﻌﻰ
َ ﻳ: mu’tal akhir-nya adalah huruf alif, dia di
rafa’- kan dengan baris dhummah yang
disembunyikan pada
huruf alif.
- ﻳﺴﻤﻮ : mu’tal akhir-nya adalah huruf waw, dia
di rafa’-kan dengan baris dhummah yang
disembunyikan pada huruf waw.
ْﻦ ﻟ
Menagasikan / menidakkan masa yang akan
datang dengan erti “tidak akan”. Contoh:
ﻟﻦ ﻳﻀﻴ َﻊ !ﳊﻖ !ﳌﻐﺘﺼﺐ kata( “َﻊ ”ﻳﻀﻴmudhâri’ fi’il adalah
di-nashab-kan dengan baris fathah).
¦ﻛ َﺮ ﻣﻚii¦
“oleh itu saya menghormatimu” ini
merupakan jawapan dari pernyataan sebelumnya ﺗﻴﻚ
“Saya mendatangimu.” (kata “% ”¦ﻛ َﺮadalah fi’il mudhâri’ di-
nashab- kan dengan baris fathah).
Penting diperhatikan !
a. Terkadang huruf “i¦” dan “( ”ﻻyang bererti tidak)
digabung menjadi satu huruf, dan tetap berperan
204
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......
205
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
َ p“ ﳌﻌﺮ! َﺲ ﻻﺗﻨjangan lupa apa yang telah diketahui”
(Kata “َ ”ﺲ ﺗﻨadalah fi’il mudhâri’ di-jazam-kan dengan
membuang huruf illat).
b. Men-jazam-kan dua fi’il
– i – َﻣ ْﻦ – ﻣﺎ – ﻣﻬﻤﺎ – ﻣ – ¦ﱠﻳﺎiْ ¦
¦2 – ¦ﻳﻦ – ¦ﻳﻨﻤﺎ
ّ ¦ - – ﺣﻴﺜﻤﺎ – ﻛﻴﻔﻤﺎ
Partikel-partikel di atas disebut adwât al-syarth
yang men-jazam-kan dua fi’il; fi’il pertama disebuf
fi’il syarat dan yang kedua disebut fi’il jawâb al-syarth.
Partikel-partikel yang demikian itu semuanya
isim, kecuali “iْ ¦”. Demikian halnya semua
partikel tersebut mabnîy kecuali “ّ ¦” (di-i’râb).
Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas adwât al-
syarth yang
demikian itu :
iْ ¦
menghubungkan fi’il jawab dengan fi’il syarat
dan disebut dengan huruf syarat yang men-jazam-
ْ ﺢ ﺗﻨﺠ ْﻞ ﺗi¦ “Jika kamu berusaha
kan. Contoh: ﻌﻤ
kamu pasti beruntung” (kata “i¦” disebut huruf
syarat yang men-jazam-kan di-binâ dengan harkat
ْ ”ﻞ ﺗdisebut fi’il syarat yang di-
sukûn. Kata “ﻌﻤ
jazam- kan dengan harkat sukûn sementara fâ’il-nya
dhamîr yang disembunyikan ()¦ﻧﺖ. Kata “ْ”ﺢ ﺗﻨﺠ
menjadi
jawab syarat yang di-jazam-kan dengan harkat sukûn
dan fâ’il-nya dhamîr yang disembunyikan ()¦ﻧﺖ.
210
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......
212
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf .......
*ﻟﺒﺎ *ﻟﺜﺎﻟﺚ
*ﳊﺮ
BAB KETIGA
HURUF
213
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
p*ﻟﻔﺼﻞ *ﻷ
*ﳊﺮ ﺗﺪﺧﻞ ﻋﻠﻰ *ﻹﺳﻢ
BAHAGIAN PERTAMA
HURUF YANG MASUK PADA
ISIM
214
215
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
2*ﻟﻔﺼﻞ *ﻟﺜﺎ
*ﳊﺮ ﺗﺪﺧﻞ ﻋﻠﻰ
*ﻟﻔﻌﻞ
BAHAGIAN KEDUA
HURUF YANG MASUK PADA FI’IL
217
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
*ﻟﻔﺼﻞ *ﻟﺜﺎﻟﺚ
ﻋﻠﻰ *ﻟﻔﻌﻞp ﺗﺪﺧﻞ ﻋﻠﻰ *ﻹﺳﻢpﺣﺮ
BAHAGIAN KETIGA
HURUF YANG MASUK PADA ISIM DAN FI’IL
(¦)
220
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf .......
- “ !ﻟﺘﻌﻮﻳﺾse ...” Contoh:
ﺑﺴﺒﻌﲔ !ﺷﺘﺮﻳﺖ !ﻟﻜﺘﺎbeli saya itu “Buku
pound” 70 seharga ﻗﺮﺷﺎ
- ẽ“ !ﻹﻟﺼﺎmelekat” Contoh:
ﲟﺤﻤﺪĩ,“ ﻣﺮSaya pergi bersama si
Muhammad”
- َ“ !ﺴﻢ َﻟ ﻘDemi”. Contoh:
ﺣﻘﻨﺎ ﻳﻀﻴﻊ ﻟﻦ ﺑﺎﷲ “Demi Allah dia tidak
akan menghilangkan hak kami”
b. Tambahan. Disebut huruf “ ” sebagai tambahan
jika:
- Sebagai khabat kata “”ﻟﻴﺲ. Contoh:
ٍﺐ ﺑﻌﻴ ﻟﻔﻘﺮ! ﻟﻴﺲ “Kefakiran itu bukanlah
sebuah aib”
- Sebagai fâ’il kata “”ﻛﻔﻰ. Contoh:
ًﻟﻴ
ﺎpّ ﺑﺎﷲ ﻛﻔﻰ “Cukuplah Allah sebagai
pelindung”
- Menjadi pola ta’ajjub (kagum) “ﻓﻌﻞ ”¦ﺑﻪ.
Contoh:
›¦ ﺑﺎﻟﺴﻤﺎ ﻞ “Alangkah indahnya langit itu”
223
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
- ﳌ ّﺪ ! ﺧﻞ,, “ ›ﻟﺘﻼﻣﻴﺬ! ﻓﻮﻗﻒGuru masuk
kemudian pelajar-pelajar berdiri.”
b. Huruf Nashab, jika masuk pada fi’il mudhâri’,
maka fi’il mudhâri’-nya manshûb. Dia mengandungi
makna bahawa pernyataan sebelumnya menjadi
sebab terhadap pernyatan sesudahnya dan
biasanya diawali oleh kata perintah atau larangan.
Contoh:
- !p !ﻓﺘﻔﻮ !ﺣﺪp !“ ﻳﺪ ﻛﻮﻧﻮBersatulah maka
kamu akan beruntung.”
- % !ﻓﺄﻧ َﺪ ﻟﺴﻌﻲĩﻣﺎﻗﺼﺮ “Saya tidak
boleh mengurangkan usaha, kerana pasti
menyesal.”
c. Huruf jawab. Dalam beberapa bentuk, huruf
“” menjadi jawab syarat. Seperti:
- ﻓﺎﻟﻨﺠﺎ ﺟﺪ ﻣﻦ, ﺣﻠﻴﻔﻪ “Siapa yang rajin,
maka kejayaan menjadi temannya.”
- ﺑﺄﻣﲔ ﻓﻠﻴﺲ ﻟﺴﺮ! ﻓﺸﻰ¦ ﻣﻦ “Siapa yang
menebar kejahatan maka dia menjadi tidak
dipercaya.”
6. Huruf “”” adakalanya sebagai dhamîr atau huruf.
a. Jika sebagai dhamîr, disebut dengan “ !ﳋﻄﺎ
”ﻛﺎ dengan erti “kamu (lelaki/perempuan).”
Dalam hal ini dia terbahagi kepada dua:
226
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf .......
d. Sebagai huruf ta’kid, dalam bentuk ini dia selalu di
berharkat fathah dan mengandungi makna penegasan
(sungguh). Dia tidak berpengaruh terhadap i’râb
isim atau fi’il dimasukinya. Dalam hal ini lâm yang
demikian itu berposisi pada:
i. Awal kalimat, yang disebut dengan “ ›!ﻻ% !”ﻹﺑﺘﺪ
dan masuk pada kata yang berperan sebagai
mubtada’’.
:p Contoh ﻟﺰﻳ ٌﺪ ¦ﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﻋﻤﺮsi “Sesungguhnya
Zaid lebih mulia dari si Umar.”
ii. Khabar “iّ ¦” atau pada isim khabar iّ ¦
muakhkhar, dan hanya boleh masuk pada “iّ ¦”
saja tidak pada saudara-saudaranya yang lain.
Contoh:
›ﺑﻚ ﻟﺒﺎﳌﺮﺻﺎ, iّ ¦ “Sesungguhnya Tuhanmu
-
benar-benar mengawasi).
!ﻷﻟﺒﺎp‡ ﻷõﻟﻚ ﻟﻌi iّ ¦ “Sesunggungnya
-
yang demikian itu menjadi pelajaran bagi orang-
orang yang berfikir.”
iii. Jawab kata “ ”ﻟﻮdan “( ”ﻟﻮﻻHal ini akan dijelaskan
pada bab kelima). Contoh:
ﳌﺮﻳﺾ! ﺣﺎﻟﺔĩ›َﻟﺴ َﺎ ﻟﻄﺒﻴﺐ! ﻟﻮﻻ “Sekiranya
bukan kerana pertolongan doktor keadaan
orang sakit itu sungguh dalam kritikal.”
iv. Jawab “( ”!ﻟﻘﺴﻢkata sumpah), (Hal ini akan
227
228
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf .......
- “ ﻌDia telah mendengar saya.”
- “ ﻳﺴﻤﻌDia sedang mendengar saya.”
- “ ¦ﻌDengarkanlah saya.”
- “ ¦ﻧSesungguhnya saya.”
iii. !ﻹﻧﺎi“ ﻧﻮMenunjukkan makna jamak
untuk perempuan” dia berharkat tasydid dan
melekat pada dhamîr. Contoh:
ﻛﺘﺎﺑﻜ ﱠﻦ – ﻛﺘﺎֲד ﱠﻦ – ﺷﻜﺮﻛ ﱠﻦ – ﻳﺸﻜﺮﻛ ﱠﻦ – !ﺷﻜﺮﻛ ﱠﻦ
iv. õ !ﺋﺪ!ﻟﺰi“ ﻧﻮTambahan” iaitu yang
menempel pada:
- Fi’il mudhâri’ yang mutsanna dan jama’. Huruf nûn
yang demikian itu dibuang ketika fi’il mudhâri’
tersebut diawali oleh huruf nashab atau huruf
jazam. Contoh:
ﺗﻜﺘﺒﲔ- i – ﺗﻜﺘﺒﻮi – ﻳﻜﺘﺒﻮi – ﺗﻜﺘﺒﺎiﻳﻜﺘﺒﺎ
Menjadi:
ﻟﻦ ﻳﻜﺘﺒﺎ – ﻟﻦ ﺗﻜﺘﺒﺎ – ﻟﻦ ﻳﻜﺘﺒﻮ! – ﻟﻦ ﺗﻜﺘﺒﻮ! – ﻟﻦ
ﺗﻜﺘ
- Isim mutsannâ dan dia berharkat kasrah.
Contoh:
iِ !ﳌﻬﻨﺪﺳﺎ “Dua orang Arkitek”
229
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
Jama’ muzakkar salim dan dia berharkat fahah
Contoh: iَ !ﳌﻬﻨﺪﺳﻮ “Beberapa orang Arkitek”
Huruf nûn dimakud harus dibuang ketika isim
mutsanna dan jama’ yang ditempelinya ber berposisi
sebagai mudhâf. Contoh:
- õ,ﻟﻌﻤﺎ! ﻣﻬﻨﺪﺳﺎ ›ﺟﺎ “Telah datang kedua
arkitek bandar/kota itu”
- ,!ﻟﻜﺒﺎp ẽﻟﻄﺮ! ﻣﻬﻨﺪﺳﻮ ﺣﻀﺮ “Para arkitek
jalan dan para orang besar telah datang.”
9. Huruf “p” adakalanya dalam bentuk dhamîr dan
huruf.
a. Jika sebagai dhamîr maka disebut dengan “p!p
”!ﳉﻤﺎﻋﺔ, (waw jama’) dia bersambung dengan fi’il
mudhâri’ dan fi’il amar, di-i’râb menempati posisi
rafa’ sebagai fâ’il. Contoh:
p!. – ¦ﺷﻜﺮip – ﻳﺸﻜﺮp!ﺷﻜﺮ
b. Jika sebagai huruf, maka dia dapat sebagai:
i. Huruf ‘athaf, mengandungi makna “banyak”,
posisinya di antara dua fi’il atau dua isim.
Contoh:
ﳊﺪﻳﻘﺔ! ‡¦ ﻫﺒﺎip ﺳﻌﻴﺪp ﺪ¦ ﺣﻀﺮ “Si
Ahmad dan si said telah tiba dan keduanya
telah pergi ke taman.”
230
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf .......
ii. Huruf jar, dapat berjenis:
Huruf sumpah (dengan erti demi),
posisinya di sebelum kata muqassam (yang
disumpah). Contoh: ﺣ ﻘﻚ
ﻷﻛﺮﻣّﻨﻚ ﱢp “Demi
kebenaranmu aku akan menghormatimu.”
Waw kata “ ﱠ,ُ” selepas membung
kata “ ﱠ,ُ” itu sendiri. Biasanya
masuk pada kata yang nakirah. Contoh: ﻟﺒ
ﺤﺮ! ﻛﻤﻮ ٍﻞ ﻟﻴp
¦ﺧﻰ ﺳﺪ, adalah asalnya ﻟﻴ ﻛﻤﻮ ﱠ,p
ﻟﻪp ٍﻞ
ﻟﻪp¦ﺧﻰ ﺳﺪ, !ﻟﺒﺤﺮ
iii. Waw al-ma’iyah (dengan makna “serta”)
sementara isim yang terletak di sesudahnya
disebut “ ”ﻣﻌﻪ ‡ﻣﻔﻌﻮyang di-nashab-kan.
Contoh:
ﻃﻠﻮ !ﻟﻔﺠﺮp ُ!ﺖ ﺳﺘﻴﻘﻈ “Saya bangun seiring
sَ
dengan terbitnya fajar”
iv.Waw al-hâl (dengan makna “sedangkan”) iaitu
huruf yang menghubungkan antara shâhib
hâl dengan jumlah hâl. Sementara isim yang
terletak selepasnya menempati posisi nashab
sebagai hâl. Contoh: ﻟﻠﺴﻔﺮ ﻳﺴﻌﺪ ﻫﻮp ﺗﻪ,
“Saya mengunjunginya sedangkan dia sedang
bersiap-siap untuk pergi.”
232
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf .......
Yâ yang bersambung dengan “iّ ¦”
dan saudara-saudaranya, dalam bentuk
itu ya mutakallim menempati posisi nashab
sebagai isim “iّ ¦”. Contoh: ﻣﻘﺘﻨﻊ
¦ ﻳﻚ¦ﺑﺮ2 “Sesungguhnya saya
menerima pendapatmu.”
Yâ yang bersambung dengan sebahagian
huruf jar. Contoh: ّﻣﺮ “Pergi bersama
saya”
ii. Ya Mukhâtabah
Iaitu yâ yang bersambung dengan fi’il
mudhâri’ dan fi’il amar. Dalam bentuk itu yâ’
mukhâtabah menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il.
Contoh: ﺗﻘﻮﻣﲔdan ﻗﻮﻣﻲ.
b. Yâ’ sebagai huruf. Dalam hal ini yâ terbahagi
kepada empat jenis:
i. Yâ’ mudhara’h iaitu huruf yâ yang mengawali
fi’il mumudhari’. Contoh: ،i ﻳﻜﺘﺒﻮ،iﻳﻜﺘﺒﺎ
ﻳﻜﺘﱭ،ﻳﻜﺘﺐ.
ii. Yâ’ mutsannâ iaitu huruf yâ yang menjadi
tanda nashab atau tanda jar pada isim tatsniyah,
dia berharkat sukûn dan huruf sebelumnya
berharkat fathah. Contoh:
233
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
- َ¦ﺳﲔ ﻣﻬﻨﺪ ﻳﺖ, “Saya melihat dua
orang arkitek.”
- َ ﺳﲔ ﲟﻬﻨﺪĩ,ﻣﺮ “Saya pergi bersama
dua orang arkitek.”
iii.Yâ Jama’ iaitu huruf yâ yang menjadi tanda
nashab atau tanda jar pada jama’ muzakkar sâlim,
dia berharkat sukûn dan huruf sebelumnya
berharkat kasrah. Contoh:
- ِ¦ﺳﲔ ﻣﻬﻨﺪ ﻳﺖ, “Saya melihat beberapa
orang arkitek.”
- ِ ﺳﲔ ﲟﻬﻨﺪĩ,ﻣﺮ “Saya pergi bersama
beberapa orang arkitek.”
iv. Yâ Nasab iaitu huruf yâ yang ber-tasydid dan
huruf sebelumnya berharkat kasrah serta
menunjukkan pengertian asal usul kebangsaan,
profesi atau suku. Contoh:
- ّ “ ﻣﺼﺮOrang Mesir.”
- ّ“ ﻛﻮOrang Kufah.”
- ّ“ ﻲ ﺟﺎﻣﻌAktivis kampus.”
- “ ﻋﻠﻤﻲOrang ilmiah.
11. Huruf “”ﻻ. Huruf ini dapat masuk pada fi’il
juga pada isim.
234
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf .......
a. Huruf “”ﻻyang masuk pada fi’il dapat berjenis:
Huruf nâfiy, biasanya masuk pada fi’il mudhâri’
dengan makna “tidak” dan tidak berpengaruh
terhadap i’râb fi’il yang dimasukinya. Contoh:
- ›!ﻟﺸﺘﺎ! ﻳﻨﻀﺞ ﻻ ﻟﻌﻨﺐ “Anggur tidak
dapat matang di musim dingin.”
- ﻟﻜﺬ !ﻻﻳﻔﻴﺪ “Dusta/bohong itu tidak
ada gunanya.”
Huruf jâzim ()ﻟﻨﺎﻫﻴﺔ! ﻻ, masuk pada fi’il
mudhâri’ dengan erti “jangan” serta men-
jazam-kan huruf akhir mudhari’. Contoh:
,ﻧﺘﻢ ¦ﺳﻜﺎp õ!ﻻﺑﻘﺮﺑﻮ !ﻟﺼﻼ
“Janganlah
melaksakan solat kalau kamu sedang mabuk.”
b. Huruf “”ﻻyang masuk pada isim dapat berjenis:
Huruf ‘atahaf , mengandungi makna nagasi
seperti nagasi kata yang diikutinya. Contoh:
َ ﺣﺼﺪﻧﺎ !ﻟﻘﻤ َﺢ ﻻ !ﻟﺸﻌ memanen telah “Kami
gandum bukan beras.”
Huruf nafyi sebagai bahagian dari saudara-
saudara ““ )ﻟﻠﺠﻨﺲ ﻟﻨﺎﻓﻴﺔ! ﻻiّ ¦) masuk
pada kalimat mubtada’’ dan khabar dan
berperan seperti fungsi “iّ ¦” dengan
syarat isim-nya nakirah dan bersambung
secara langsung.
238
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf .......
- Bersambung dengan dua huruf jar iaitu “ﻟﻜ
”!ﺎdan “ ﱠ,ُ” maka fungsi kedua jadi
gugur. Contoh:
ﺷﻘﻴﻖ ﻣﻦ ﻧﻔﻊ¦ ٌﻖ ﺻﺪﻳ ﲟﺎ,“Boleh jadi
rakan itu lebih berguna dari saudara
kandung.”
iv. Huruf tambahan yang tidak berpengaruh
terhadap fungsi kata yang dimasukinya, iaitu
jika:
- Bersambung dengan huruf jar (› ِ ﻣ، َﻋ ْﻦ،)ﻟﺒﺎ! ْﻦ
:Contoh ﻋﻤﺎ ﻗﻠﻴ ٍﻞ ﻟﻴﺼﺒﺤﻦ ﻧﺎ›ﻣﲔkata( “”ﻋﻦ
adalah huruf jar, “”ﻣﺎ adalah
tambahan dan kata “ٍﻗﻠﻴ ”ﻞdi-jar-kan
oleh huruf jar “)”ﻋﻦ.
- Bersambung dengan sebahagian zharaf
iaitu: ip› ﻗﺒﻞ،ﺑﻌﺪ،. Contoh: ,!ﳊﻀﻮ
ﺟﻮﺗﻪ,
ٍﺗﺄﺧ ﳕﺎp› “Saya berharap kehadirannya
tanpa terlambat.” (Kata “ﺧ ٍ ”ﺗﺄdi-jar-kan
dengan harkat kasrah kerana dia berperan
sebagai mudhâf ilaih dari kata “ip›”
13. Huruf-huruf: p¦ ,%ْ¦, dan ّ¦ﻣﺎ. Semuanya adalah
huruf ‘athaf dengan makna yang hampir sama.
Berikut ini
akan dijelaskan perbezaan pemakaiannya masing-
masing:
243
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
,َ ,¦‡ ﻟﺪ! ِﻢ ﻧﻔﻬ “Apakah kita belum memahami
pelajaran?” Untuk mengatakan “ya” maka dijawab
dengan kata “ ”ﺑﻠﻰdan untuk mengatakan
“tidak” dijawab dengan kata “”ﻧﻌﻢ. Kata “ﺟ
”¦ﻞsama maknanya dengan kata “”ﻧﻌﻢ.
.Huruf 16 “ْﻦ ”ﻟﻜdan “”ﻟﻜ ﱠﻦ
a. Huruf “ْ( ”ﻦ ﻟﻜhuruf nûn-nya berharkat
sukûn) adalah huruf ‘athaf ; harus diawali oleh
kata nafiy
atau nahyi, dengan erti “tetapi.” Contoh:
- ﻋﻠﻲ ْﻦ ﻟﻜ ›ﻤﻮ> ﺣﻀﺮ ﻣﺎ “Yang hadir itu
bukan si Mahmud tetapi si Ali.”
- ﻻﺗﺸﻜﺮ >!›ﻤﻮ ﻟﻜ ْﻦ ﻋﻠﻴ
“Jangan
berterima kasih kepada si Mahmud tetapi
kepada si Ali.?”
b. Huruf “( ﱠ”ﻦ ﻟﻜhuruf nûn-nya berharkat
fathah) adalah bahagian dari saudara-saudara “iّ
¦” dengan erti “tetapi”. kata berperan me-nashab-
kan isim
dan me-rafa’-kan khabar. Contoh: ﻟﻜﺘﺎ! !ﻫﺬ ﺻﻐ
ٌﻛﺒ ﻧ َﻔ ﻌﻪ ّﻦ ﻟﻜp “Buku ini kecil tetapi
manfaatnya besar.”
Terkadang huruf nûn yang ada pada kata
“ ﱠ”ﻦ ﻟﻜdi-sukûn-kan, dalam bentuk ini kata “ﻟﻜ
”ﻦtidak berperan lagi. Contoh: “!ﺻﻐ ﻟﻜﺘﺎ
! ﻫﺬ
ٌ ”ﻟﻜ ْﻦ ﻧ ُﻔ ﻌﻪ ﻛﺒp
245
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
246
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keempat : kalimat Bahasa Arab Dan Posisinya ......
*ﻟﺒﺎ *ﻟﺮ*ﺑﻊ
*ﻣﻜﺎﺎ ﻣﻦ *ﻹﻋﺮp *ﳉﻤﻠﺔ *ﻟﻌﺮﺑﻴﺔ
BAB KEEMPAT
KALIMAT BAHASA ARAB DAN POSISINYA
ٌ !ﻟﺮﺟ ُﻞ ﺣﺎ
- ﺿﺮ datang.” itu “Lelaki
- ip ﺎﻫﺪ ُﻦi “Kami adalah para pejuang.”
Kalimat fi’liah adalah kalimat yang bermula dengan
kata fi’il, iaitu yang tersusun dari fi’il dan fâ’il, atau fi’il dan
nâib fâil. Sementara fâ’il dan nâib fail itu adakalanya dalam
bentuk:
a. Isim zhâhir (kata mu’rab atau mabnîy). Contoh:
- ُ“ ﻞ ﻟﺮﺟ! ﺣﻀﺮLelaki itu telah datang.” (kata “
”ﺣﻀﺮadalah fi’il mâdhi di-binâ dengan harkat
fathah, dan
247
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
kata “ُ ”!ﻞ ﻟﺮﺟadalah fâ’il di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah).
- “ ﻟﻄﺎﻟﺐ! !ﻫﺬ ﳒﺢLelaki ini telah beruntung.”
(kata “! ”ﻫﺬadalah isim isyarah (kata tunjuk)
di-binâ menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il).
b. Dhamîr yang zhâhir (jelas), contoh: ﺣﻀﺮﻧﺎ
“Kami telah datang.” (Kata “ ”ﺣﻀﺮadalah fi’il
mâdhi di- binâ dengan harkat sukûn, dan “”ﻧﺎ
adalah dhamir bersambung di-binâ dengan harkat
sukûn menempai posisi rafa’ sebagai fâ’il).
c. Dhamîr yang tersembunyi , contoh: ﺣﻀ ﺮ ُﻞ ﻟﺮﺟ
َ !
“Lelaki itu telah datang.” (Kata “ﺟُ ”!ﻞ ﻟﺮ
adalah mubtada’’ di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah. Kata “ ”ﺣﻀﺮadalah fi’il mâdhi di-binâ
dengan harkat fathah sementara fâ’il-nya adalah
dhamîr yang tersembunyi iaitu “”ﻫﻮ. Gabungan
dari fi’il dan fâ’il menempati posisi rafa’ sebagai
khabar mubtada’’).
d. Mashdar yang dibentuk dari “iْ ¦” dan fi’il-nya
atau dari “iّ ¦” isim dan khabar-nya. Contoh:
248
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keempat : kalimat Bahasa Arab Dan Posisinya ......
p*ﻟﻔﺼﻞ *ﻷ
*ﺎ >ﻞ ﻣﻦ *ﻹﻋﺮØ *ﳉﻤﻠﺔ *ﻟ
PASAL PERTAMA
KALIMAT YANG MEMILIKI I’RÂB
Perlu diperhatikan !
Untuk kalimat khabriyah harus ada dhamîr yang
menghubungkannya dengan mubtada’.
2. Jika menempati posisi sebagai khabar “i ”ﻛﺎatau
saudara-saudaranya. Contoh:
ُ !ﻟﺮﺟ ُﻞ ﺛi ﻛﺎbersih”. bajunya itu “Lelaki
.a ﻴﺎﺑﻪ ﻧﻈﻴ ٌﻔ ﺔ
(Kata ﻴﺎﺑﻪ
ُ ﻧﻈﻴ ٌﻔ ﺔ ﺛkalimat yang terdiri dari
mubtada’ dan khabar menempati posisi nashab
sebagai khabar “i”ﻛﺎ.
b. ,,¦ﻳﺪ ُﺬ ﻟﺘﻠﻤﻴ! ﻣﺴﻰ “Pelajar itu jadi ingin belajar”.
(Kata ,, ﻳﺪadalah kalimat yang terdiri dari
fi’il dan fâ’il menempati posisi nashab sebagai
khabar “”¦ﻣﺴﻰ.
250
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keempat : kalimat Bahasa Arab Dan Posisinya ......
3. Jika menempati posisi sebagai khabar “iّ ¦”
atau saudara-saudaranya. Contoh:
.a ُ !ﻟﺮﺟ َﻞ ﺛ
ﻴﺎﺑﻪ ﻧﻈﻴ ٌﻔ ﺔ itu lelaki “Sesungguhnya ¦ iّ
bajunya bersih”. (Kata ﻴﺎﺑﻪ ﻧﻈﻴ ٌﻔ ﺔ
ُﺛ
yang kalimat
terdiri dari mubtada’ dan khabar menempati posisi
rafa’ sebagai khabar “iّ ¦”.
b. ,, !ﻳﺪ ُﺬ ﻟﺘﻠﻤﻴiّ ¦ “Sesungguhnya pelajar itu
sedang belajar”. (Kata ,, ﻳﺪadalah kalimat
yang terdiri dari fi’il dan fâ’il menempati posisi
rafa’ sebagai khabar “iّ ¦”.
4. Jika menempati posisi sebagai maf ’ûlbih. Contoh:
ﺐ ﻟﻄﺎﻟ! ‡ﻗﺎ:ُ ¦“ ﱞﺪ ﻧﺎPelajar berkata: saya adalah orang
yang rajin”. (Kalimat ¦ﺪ ﻧﺎ
ﱞadalah kalimat yang
terdiri dari mubtada’ dan khabar menempati posisi
nashab sebagai maf ’ûlbih.
5. Jika menempati posisi sebagai hâl. Contoh:
a. ٌ!ﺪ ﺣp ُﻦ ﻳp ipﻧﻨﺘﺼﺮ ﻋﻠﻰ !ﻟﻌﺪ menang “Kami
ٌﺪ
mengalahkan musuh, dan kami bersatu”. (Huruf
“p”-nya adalah waw hâl, kata ُ ﻦi adalah dhamîr
mabnîy dengan harkat dhummah menempati posisi
rafa’ sebagai mubtada’. Kata “ٌ ”ﺪ ﻳadalah
khabar untuk kata “ُ ﻦi” di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah. Kata “ﺣ ٌ !ﺪp”
merupakan na’at bagi kata “ٌ ”ﺪ ﻳdi-rafa’-kan
dengan harkat dhummah.
Penting diperhatikan !
Tidak akan ada kalimat yang akan menjadi hâl,
kecuali jika shâhib hâl-nya ma’rifah. Juga disyaratkan
bahawa harus ada penghubung antara hâl dan shâhib
hâl-nya. Penghubung yang demikian itu dapat
dalam bentuk huruf “p” saja atau dhamîr yang
maknanya kembali kepada shâhib hâl, atau dhamîr
secara bersama-sama.
6. Jika menempati posisi sebagai na’at. Contoh:
252
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keempat : kalimat Bahasa Arab Dan Posisinya ......
ﻫﺎp!ﻫﻮ : kata “p! ”ﻫﻮadalah mubtada’ di-rafa’-
kan dengan harkat dhummah. “ ”ﻫﺎadalah dhamîr
yang di-binâ dengan harkat sukûn menempati
posisi jar sebagai mudhâf ilaih.
Perlu diperhatikan !
Tidak ada jumlah (kalimat) yang menjadi na’at
kecuali man’ut-nya nakirah. maka jumlah (kalimat)
selepas nakirah disebut shifat, dan jumlah selepas
ma’rifah disebut hâl.
253
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
Jika disebut “›ﻌ ﻟﻄﻴ َﻮ ! ُﺖ, ُ ”ﺗ ﱢﻐ ﺮmaka gabungan
antara fi’il dan fâ’il yang terdapat pada kata “›ﺗ ﱢﻐ
” ُﺮmenempati posisi nashab sebagai hâl. Sedangkan
jika
disebut “›ﻃﻴﻮ ُﺖ ﻌ,! ”ﺗ ﱢﻐ ُﺮmaka gabungan
antara fi’il dan fâ’il yang terdapat pada kata “›”ﺗ ﱢﻐ ُﺮ
menempati posisi nashab sebagai na’at bagi kata “!,ﻃ
”ﻴﻮ.
7. Jika menempati posisi sebagai jawab syarat yang men-
jazam-kan dan memiliki preposisi “”. Contoh:
255
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
2*ﻟﻔﺼﻞ *ﻟﺜﺎ
*ﺎ ﻣﻦ *ﻹﻋﺮØ ﻻ >ﻞ *ﳉﻤﻠﺔ *ﻟ
PASAL KEDUA
KALIMAT YANG TIDAK PUNYA I’RÂB
256
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keempat : kalimat Bahasa Arab Dan Posisinya ......
!ﻟﺬ : isim maushûl mabnîy menempati posisi rafa’
sebagai fâ’il.
ﻛﺘﺐ : fi’il madhi di-binâ dengan harkat fathah,
sementara fâ’il-nya adalah dhamîr tersembunyi
iaitu “”ﻫﻮ. Jumlah shilat maushl dari fi’il dan fâ’il
tidak memiliki posisi i’râb.
3. Jumlah (kalimat) yang terletak sebagai jawab syarat
yang tidak men-jazam-kan. Contoh: ﻣﺎ ›!ﻮø! ﻟﻮ
“ ﻻ ﺣﻲ ﻛﺎﺋﻦ ﻋﺎJika bukan kerana udara,
tidak ada makhluk yang dapat hidup”. (Kata “ﻛ
”ﺎﺋﻦ ﻋﺎ ﻣﺎ ﺣﻲadalah jawab syarat yang tidak
men-jazam-kan dan tidak punya posisi i’râb).
(Hal ini akan dijelaskan pada pembahasan jawab
syarat yang tidak men-jazam-kan pada pembahasan
Uslûb Syarat di bab kelima).
4. Jumlah (kalimat) yang terletak sebagai jawab syarat
yang men-jazam-kan tetapi tidak bersama dengan
preposisi “”. Contoh:
”ﻟﻨﺎ! ﺗﻌﻤﻞ ﻛﻴﻔﻤﺎ, ﻳﻌﺎﻣﻠﻮ “Bagaimanapun kamu
bertindak kepada manusia seperti itu mereka
bertindak kepadamu”. (Kata “” ”ﻳﻌﺎﻣﻠﻮadalah
jumlah syarat yang men-jazam-kan dan tidak punya
posisi i’râb).
257
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis .......
5. Jumlah (kalimat) i’tirâdhiyah (tambahan). Contoh:
ﺣﺴﻨً ﺔõًpﷲ! ﻪ- ﻗﺪ,– iﻛﺎ “Dia –mudah-mudahan
Allah merahmatinya- merupakan panutan yang
baik”. (Kalimat “ﷲ! ﻪ,” adalah kalimat
tambahan dan tidak memiliki posisi i’rab).
6. Jumlah (kalimat) tafsiriyah (penjelas). Contoh:
!ﺣﺘﻘﺮﺗﻪ ¦ i,ﻟﻴﻪ ¦ﺷﺰ ĩﻧﻈﺮ “Saya
memandangnya dengan sinis, ertinya saya
menganggap dia hina”. (Kalimat “ ”!ﺣﺘﻘﺮﺗﻪadalah
kalimat penjelas dan tidak memiliki posisi i’rab).
7. Jumlah (kalimat) yang mengikut kepada kalimat yang
tidak memiliki i’râb. Contoh:
% ﻟ ُﺖ !ﻟﻄ َﻌﺎpﺗﻨﺎp ‡ﻫﺒﺖ ‡¦ !ﳌﻨـﺰpergi
telah “Saya i
kerumah dan menyantap makanan”. (Kalimat
“%ﻌﺎ ! ُﺖ ﻟ
َ ﻟﻄp ”ﺗﻨﺎadalah kalimat yang mengikut
kepada kalimat yang tidak memiliki posisi i’rab).
258
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab .......
*ﻟﺒﺎ
*ﳋﺎﻣﺲ
ﺳﺎﻟﻴﺐí
ﻮﻳﺔ
BAB KELIMA
GAYA PENGUNGKAPAN DALAM STRUKTUR
BAHASA ARAB
b*ﻟﺸﺮ ﺳﻠﻮí
Gaya ungkapan kalimat berperingkat
2. Huruf-huruf syarat
Huruf-huruf syarat ada dua macam:
a. Yang men-jazam-kan dua fi’il, iaitu:
– i – َﻣ ْﻦ – ﻣﺎ – ﻣﻬﻤﺎ – ﻣ – ¦ﱠﻳﺎiْ ¦
¦ﻧْ َﻦ – ¦ْﻳﻨﻤﺎ – ¦ّﻧﻰ
ّ ¦ – – ﺣﻴﺜﻤﺎ – ﻛﻴﻔﻤﺎ
(Hal ini telah dijelaskan pada pembahasan fi’il
mudhâri’ yang di-jazam-kan).
b. Yang tidak men-jazam-kan
264
1. Definisi
Ushlub qasam adalah bahagian dari ushlûb taukîd, iaitu
yang terdiri dari huruf qasam, al-muqassam bih dan jawab
qasam. Contoh: !ﺣﻘﻨﺎ ﻳﻀﻴﻊ ﻟﻦ ﷲp “Demi Allah hak
kami tidak akan hilang.” (huruf “ p” adalah huruf sumpah,
kata “ ”!ﷲadalah al-muqassam bih di-jar-kan dengan harkat
kasrah, dan “ ”ﺣﻘﻨﺎ ﻳﻀﻴﻊ ﻟﻦmenjadi jawab qasam).
268
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab .......
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat beberapa
hal yang terkait dengan pemakaian kata “ ”ﻧﻌﻢdan “”ﺑﺌﺲ:
1. Fi’il “ ”ﻧﻌﻢdan “”ﺑﺌﺲ
- Kata “ ”ﻧﻌﻢadalah fi’il jâmid (iaitu tidak memiliki
pola fi’il mudhâri’ dan fi’il amar) dan memberi
makna pujian.
- Kata “ ”ﺑﺌﺲjuga fi’il jâmid yang menunjukkan
makna cacian.
- Kata “ ”ﻧﻌﻢdan “ ”ﺑﺌﺲkeduanya boleh di-
muannats- kan contoh: ﻟﻮﻃﻦ! ﺣﺐ ﻟﺼﻔﺔ! ﻧﻌﻢ
“Sebaik-baik sifat adalah cinta tanah air” atau
boleh juga disebut: “”ﻟﻮﻃﻦ! ﺣﺐ ﻟﺼﻔﺔ! ﻧﻌﻤﺖ
2. Fa’il “ ”ﻧﻌﻢdan “ ”ﺑﺌﺲada empat macam:
a. Ber “”!ﻟـ. Contoh:
- ﻧﻌﻢ !ﻟﺮﺟ ُﻞ !ﻟﺼﺎﻧ ُﻊ !ﳌﺠﺪ adalah terbaik “Lelaki
pekerja yang giat” (Kata “ﺟ ُ ”!ﻞ ﻟﺮ
merupakan fâ’il untuk kata “ ”ﻧﻌﻢdi-rafa’-kan
dengan harkat dhummah)
i ﺑﻌﺪ !ﻹﳝﺎẽ ُ ﺑﺌﺲ !ﻹﺳﻢ !ﻟﻔﺴﻮ Seburuk-buruk“
-
nama adalah berbuat fasik selepas menyatakan
keimanan” (Kata “ ”!ﻹﺳﻢmerupakan fâ’il
untuk kata “ ”ﺑﺌﺲdi-rafa’-kan dengan
harkat dhummah).
269
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis.......
b. Mudhâf kepada kata yang ber “”!ﻟـ. Contoh:
Penting diperhatikan !
Kata “! ”ﺣﱠﺒَ ﺬjuga dapat digunakan untuk
memuji maknanya sama dengan “َﻧﻌ ”ﻢ, dan kata “! ﺣﱠﺒَ ﺬ
”ﻻ untuk cacian sama maknanya dengan kata “”ﺑﺌﺲ.
Fâ’il untuk
kedua kata ini adalah “!iَ”-nya, sementara kata yang
menjadi pujian dan cacian berperan sebagai mubtada’.
Contoh: “ ﻻẽُ ”ﻟﻨﻔﺎ! !ﺣﱠﺒَ ﺬMunafik adalah sebuah
keburukan. (Huruf
“ ”ﻻdisebut huruf nâfiy, “ ﱠ”ﺐ ﺣadalah fi’il mâdhi jâmid, “!iَ”
isim isyârah di-binâ menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il, kata
“ẽُ ”!ﻟﻨﻔﺎadalah yang dicaci berperan sebagai mubtada’ di-
rafa’- kan, gabungan antara fi’il ( ﱠ)ﺐ ﺣdan fâ’il-nya (!iَ)
menempati posisi rafa’ sebagai khabar yang
didahulukan.
*ﻟﺘﻌﺤﺐ ﺳﻠﻮí
Gaya ungkapan kagum
Penting diperhatikan!
Ada beberapa kata yang tergolong pola “”ﺗﻌﺠﺐ, seperti
:kalimat ﻳَﺎﻟَُﻪ ِﻣ ْﻦ ﺑﻄﻞ - ِ
o ُ, ›ﷲ َ ﱡ – !ﷲ i َ ُﺳﺒ َﺤﺎ .
g*ﻹﺧﺘﺼﺎ ﺳﻠﻮí
Gaya ungkapan pengkhususan
menerima ilmu).
- ﻟﻮﻃﻦ! ﻋﻦ ﻓﻊ!ﻧﺪ –›ﳉﻨﻮَ ! – ﻦi (Kami–para
perajurit- menjaga tanah air).
- ﺸ ﺮ – ﻟﻨﺎ
َ ﻟﻌﺮ! ﻣﻌ – ﻗﺪ ﱘ ﺪ
(Kami–
kelompok Arab- memiliki keluhuran yang sudah
lama).
Isim yang menjelaskan maksud dhamîr (iaitu kata
“› َ“ﺐ ﻟﻄﺎﻟ, ”! َ ”!ﳉﻨﻮdan “ ﺸ ﺮ
َ ”ﻟﻌﺮ! ﻣﻌpada seperti
contoh di atas ) disebut “g ”ﺼﻮdan dia selalu di-nashab-
kan kerana
dianggap sebagai maf ’ûlbih dari fi’il yang wajib dibuang iaitu
“( ”¦ﺧ ﱡﺺsaya mengkhususkan).
Penting diperhatikan!
Ada juga lafaz yang termasuk “g ”ﺼﻮiaitu “ّﻳﻬﺎ
¦” atau “ ”¦ﻳﱠُﺘﻬﺎyang kemudian diiringi oleh isim zhâhir
marfû’. Lafaz “
”¦ ﱡdan “ُ ”¦ﺖ ﻳﱠsebagai “g”ﺼﻮ
yang di-binâ dengan harkat dhummah menempati posisi
nashab, sementara isim yang mengiringinya berposisi sebagai
na’at (mengikut). Contoh:
! – ﻧﻌﺎ › ¦ﻧﻨﺎ – ¦ﻳﱡَ ﻬﺎ !ﻷﻃﺒُﺎ kami “Sesungguhnya
ﳌﺮﺿﻰ
–para doktor- menolong orang-orang yang sakit”. (Kata
“
”¦ ﱡdisebut “g ”ﺼﻮdi-binâ dengan harkat dhummah
pada posisi nashab, sementara huruf “”ﻫﺎ-nya hanya
tambahan, kata “› ”!ﻷﻃﺒُﺎberposisi sebagai na’at yang di-rafa’-
kan dengan harkat dhummah).
Penting diperhatikan!
Ada bentuk keempat untuk ungkapan larangan, iaitu
menyebutkan lafaz larangan selepas kata “ ”¦ﻳﺎtanpa
ada huruf ‘athaf, atau memakai huruf athaf atau di-jar-kan
dengan huruf “”ﻣﻦ. Contoh:
-
iَ p“ ¦ﻟﺘﻬﺎ! ”ﻳﺎKamu jangan menganggap remeh”
-
iَ p !ﻟﺘﻬﺎp ”“ ¦ﻳﺎKamu jangan menganggap remeh”
-
iَ p“ ¦ﻟﺘﻬﺎ! ﻣﻦ ”ﻳﺎKamu jangan menganggap remeh”
(Kata “ ”¦ﻳﺎberposisi sebagai maf ’ûlbih di-binâ
menempati posisi nashab untuk fi’il yang dibuang,
sementara “””-nya adalah dhamîr mengandungi makna
“kamu”. Sementara huruf “p” yang ada pada kata “ip!ﻟﺘﻬﺎ
p” adalah huruf ‘athaf dan “ip ”!ﻟﺘﻬﺎberperan sebagai
mafûlbih dari fi’il yang dibuang iaitu “,”¦ﺣﺬ.
277
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis.......
*ﻹﺳﺘﻐﺎﺛﺔ ﺳﻠﻮí
Gaya Ungkapan Mohonan Bantuan
Penting Diperhatikan
Gaya ungkapan mohon bantuan (ﺳﻠﻮ !ﻹﺳﺘﻐﺎﺛﺔ
¦) sering juga dipakai untuk ungkapan kagum (!ﻟﺘﻌﺠﺐ
)¦ﺳﻠﻮ. Contoh:
- ﻳﺎﻟَﻠﻌﺠﻴﺐ ,biasa” luar “Aduh
278
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab .......
- ,ﻟﺰﻫﻮ! ‡ﻳﺎﻟَﺠﻤﺎ “Alangkah indahnya bunga itu”
Dalam hal ini yang meminta ( )!ﻟﻪ ﳌﺴﺘﻐﺎdibuang.
Gaya ungkapan seperti ini disebut ungkapan panggilan
yang menghairankan. (Hal ini telah dijelaskan pada bab
munâda)
s*ﻹﺳﺘﻔﻬﺎ ﺳﻠﻮí
Gaya ungkapan soalan
280
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab .......
bebas?”
- َﻣﺎ “Apa?” (digunakan untuk selain manusia)
contoh: ִﻟﻘﺼﺺ! ﻫﻲ ﻣﺎ !ﻟ דﺎ¦ﻗﺮ “Apa cerita
yang telah kamu baca?”
-ﻣ “Bila?” (digunakan untuk menanyakan waktu).
Contoh: ؟ĩ“ ﺣﻀﺮ ﻣBila kamu datang?”
- َ¦ﻦ ْﻳ “Bila?” (digunakan untuk
menanyakan tempat). Contoh: ؟ẽ ¦ﻟﺰﻗﺎ! ﺗﻘﻊ ﻳﻦ
“Yang mana letak bandar/kota Zaqaziq?”
- ﻛﻢ “Berapa?” (digunakan untuk menanyakan
jumlah). Contoh: ؟ĩ¦“ ﻗﺮ ﻛﺘﺎﺑﺎ ﻛﻤﺎBerapa
buku yang telah kamu baca ?”
- َﻒ ﻛﻴ “Bagaimana?” (digunakan untuk menanya-
kan keadaan). Contoh: ﻛﻴﻒ ›ﺟﺎ ﻳﺪ؟
“Bagaimana si Zaid datang?”
- ّ ¦ “Yang mana?” Contoh: ﳒﺢ؟ ﻃﺎﻟﺐ ّ ¦
“Pelajar yang mana yang telah berjaya?”
Seluruh isim istifhâm adalah mabnîy kecuali
kata “ّ ¦” kata ini di-i’râb sesuai dengan
posisinya di dalam kalimat. Contoh:
- “ ؟ ﻣﺼﺮ ﻓﺘﺢ ْﻦ َﻣSiapa yang pernah menaklukkan
Mesir ?” (Kata “ْ ”ﻦ َ ﻣadalah isim istifhâm di-
binâ menempati posisi rafa’ sebagai mubtada’).
281
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis.......
- ؟iﻣ !ﻹﲢﺎ “Bila Peperiksaan?” (Kata “ ”ﻣ
adalah isim istifhâm di-binâ menempati posisi rafa’
sebagai khabar yang didahulukan).
- ﻹﺳﻜﻨﺪ! ﺗﻘﻊ ﻳﻦ,¦؟ ﻳﺔ “Yang mana letak
Bandar/ kota Iskandariyah ?” (Kata “”¦ﻳﻦ
adalah isim istifhâm di-binâ menempati posisi
nashab sebagai Zharaf makan).
- “ ؟ ﺣﺎﻟﻚ ﻛﻴﻒBagaimana kabarmu?” (Kata “
”ﻛﻴﻒadalah isim istifhâm di-binâ menempati
posisi rafa’ sebagai khabar yang didahulukan).
Penting Diperhatikan!
1. Kata tanya selalu berada di awal kalimat, dan hanya
huruf jar atau mudhâf yang boleh mendahuluinya.
Contoh:
- ؟ !ﻫﺬ ﻟﻚ ﻳﻦ¦ ﻣﻦ “Bagaimana kamu dapat
mendapatkan ini?” (Contoh kata tanya yang
diawali oleh huruf jar)
- ؟ ﻣﻦ ‡ﻣ “Rumah siapa?” (Contoh kata tanya
yang diawali oleh muhâf)
Jika isim istifhâm ( )ﻣﺎdimasuki huruf
jar, maka huruf alif yang ada pada kata “”ﻣﺎ
dibuang. Contoh: ﰈَ - ‡َ– ﻢ ﻋ.ﱠ
282
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab .......
2. Pada akhir kata “ ”ﻣﻦdan “ ”ﻣﺎsering ditambah
huruf “!i”. Dalam bentuk ini “!i” dan isim istifhâm
dianggap sebagai satu kata. Contoh:
- ! ؟ ”ﻋﻨﺪi “ ﻣﻦSiapa yang disampingmu?”
(Kata “!i ”ﻣﻦadalah isim istifhâm di-binâ dengan
harkat sukûn menempati posisi rafa’ sebagai
mubtada’).
- ؟ĩَ ¦! ﻗﺮi“ ﻣﺎApa yang telah kamu baca?” (Kata
“!i ”ﻣﺎadalah isim istifhâm di-binâ dengan harkat
sukûn menempati posisi nashab sebagai mafûlbih).
Terkadang juga selepas kata “!i ”ﻣﻦdan “!i ﻣ
”ﺎditambah kata “”!ﻟﺬ. Dalam bentuk ini
kata “ ”!ﻟﺬdi-i’râb sebagai khabar mubtada’ dan
kalimat selepasnya berjawatan sebagai shilah.
Contoh: ﻣﻦ
! !؟›ﺟﺎ ﻟﺬi “Siapa yang telah datang?” (Kata “ﻣﻦ
!i” adalah isim istifhâm di-binâ dengan harkat
sukûn menempati posisi rafa’ sebagai mubtada’. Kata
“ ”!ﻟﺬadalah isim istifhâm di-binâ menempati posisi
rafa’ sebagai khabar. Kata “› ”ﺟﺎadalah fi’il mâdhi,
fâ’il-nya adalah dhamîr tersembunyi iaitu “ ”ﻫﻮdan
gabungan antara fi’il dan fâ’il menjadi shilah
maushûl.
284
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keenam : Contoh-contoh I’rāb .......
›µ*ﻟﺒﺎ *ﻟﺴﺎ
* ﻣﻦ *ﻹﻋﺮέﳕﺎ
BAB KELIMA
CONTOH-CONTOH I’RĀB
285
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis.......
- ٌﺧ adalah khabar mubtada’ yang di-rafa’-
kan dengan harkat dhummah.
- i¦ adalah fâ’il yang di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah yang disembunyikan pada
huruf alîf, kerana sulit menyebutnya.
- !ﷲ adalah mubtada’ yang di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah.
- ½ّ ﻏ adalah khabar mubtada’ yang di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah.
- ٌﻢ ﺣﻠﻴ adalah khabar kedua yang di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah.
286
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keenam : Contoh-contoh I’rāb .......
- !ﻷﻣﺔ adalah fâ’il di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah.
287
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis.......
b. Contoh-contoh isim yang di-nashab-kan:
289
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis.......
“ ”*ﷲdi-jar-kan dengan harkat kasrah.
- !ﻟﺮﺣﻴﻢ adalah na’at (mengikut) kepada i’râb
kata “ ”*ﷲdi-jar-kan dengan harkat kasrah.
-ﷲ diawali oleh huruf jar “‡” maka dia di-jar-kan
dengan harkat kasrah.
- ﱢ, adalah na’at (mengikut) kepada i’râb kata “
”*ﷲmaka dia di-jar-kan dengan harkat kasrah.
- !ﻟﻌﺎﳌﲔadalah mudhaf ilaih di-jar-kan dengan huruf
ya kerana jama’ muzakkar sâlim.
290
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keenam : Contoh-contoh I’rāb .......
ﻟﻜﻦ *ﻟﺬ ﳝﻀﻲ ﺑﻌﻴﺪp ﻳﺄ½ ﻗﺮﻳﺐ *ﻟﺬ
- !ﻟﺬ adalah isim maushûl (kata sambung)
di- binâ dengan harkat sukûn pada posisi rafa’
sebagai mubtada’.
- Sementara kata “ ”!ﻟﺬyang kedua juga isim maushûl
(kata sambung) di-binâ dengan harkat sukûn pada
posisi nashab sebagai isim “”ﻟﻜﻦ
ﻣ ْﻦ ﻗﺎﺑﻠﺖ
- Kata ْﻦ ﻣ adalah kata tanya di-binâ dengan harkat
sukûn menempati posisi nashab sebagai maf ’ûlbih.
- Huruf “ĩ” yang ada pada kata “ ”ﻗﺎﺑﻠﺖadalah
dhamîr bersambug di-binâ dengan harkat dhummah
menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il.
291
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis.......
(keterangan tempat).
- Huruf “ĩ” yang ada pada kata “ ”ﻗﻀﻴﺖadalah
dhamîr bersambug di-binâ dengan harkat dhummah
menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il.
292
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keenam : Contoh-contoh I’rāb .......
4. Bebarapa contoh i’râb fi’il yang mu’rab
294
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keenam : Contoh-contoh I’rāb .......
kepada kata yang di-nashab-kan dengan harkat
fathah.
- Kata “ ”!ﻟﺴﺒﻴﻞadalah mudhaf ilaih di-jar-kan
dengan harkat kasrah.
- Huruf “p” yang ada pada kata “ﻻp” disebut
waw ‘athaf. Dan huruf “ ”ﻻadalah huruf nahyi
(larangan) dan berperan untuk men-jazam-kan.
296
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keenam : Contoh-contoh I’rāb .......
- Huruf “” adalah huruf jar.
- Kata “ ”ﺘﻤﻊadalah isim yang di-jar-kan
dengan huruf “” dan tanda jar-nya adalah
harkat kasrah.
- Kata “ ”ﻳﻨﺎﺿﻞadalah fi’il mudhâri’ yang di-rafa’-
kan dengan harkat dhummah. Sementara fâ’il-nya
adalah dhamîr tersembunyi iaitu “”ﻫﻮ.
- Huruf “p” yang ada pada kata “›ﺪip” adalah
huruf ‘athaf dan kata “›ﺪi” adalah fi’il mudhâri’
yang di- rafa’-kan dengan harkat dhummah.
Sementara fâ’il- nya adalah dhamîr tersembunyi
iaitu “”ﻫﻮ
- Huruf “َ ”ﺞ ﻧﺴﻴadalah maf ’ûlbih di-nashab-
kan dengan harkat fathah.
- Kata “ĩ ”ﺣﻴﺎpada kata “ ”ﺣﻴﺎﺗﻪadalah mudhâf
ilaih di-jar-kan dengan harkat kasrah. Sementara “
”ـﻪyang ada pada kata “ ”ﺣﻴﺎﺗﻪadalah dhamîr
yang di- binâ dengan harkat kasrah menempati
posisi jar sebagai mudhâf ilah.
- Kata “ ”>ﺘﺎﺟﺔadalah khabar “iّ ¦” di-rafa’-
kan dengan harkat dhummah.
- Huruf “i¦” adalah huruf yang me-nashab-kan.
- Kata “ ”ﻳﺮﻋﻰadalah fi’il mudhâri’ yang di-
nashab- kan dengan huruf “i¦”dan tanda
nashab-nya
300
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44