Anda di halaman 1dari 523

‫ﻣﻠﺨﺺ ﻗﻮ*ﻋﺪ‬

‫*ﻟﻠﻐﺔ *ﻟﻌﺮﺑﻴﺔ‬
KAEDAH
BAHASA ARAB
Sebuah Referensi Lengkap Tentang Qawaid
Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf. Disusun
Secara Inovatif, Ringkas, Lugas dan Sistematis
serta Memberikan Contoh-contoh yang
Aplikatif.

Oleh:
FUAD NI’MAH

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd A 28/04/1432 05:53:20 AM


JUDUL ARAB
Mulakhkhash Qawaid al-Lughati al-Arabiyyah

Judul Terjemahan
KAEDAH BAHASA
ARAB PRAKTIS

Penulis:
Fuad Ni’mah

Penerjemah
Sahkholid Nasution, MA.
Reni Maulina Siregar

Ditashih oleh:
DR. Muhammad Amar Adly, MA.
H.M.Yusuf Sinaga, Lc. MA
Hj. Chadijah Abd. Latif Purba, MA
Putri Maisarah Tamar, M.A

Semakan dalam Bahasa Malaysia:


H. Abdul Hadi bin Awang

Desain Sampul dan Isi:


H. Abdul Rachman Saleh Siregar, Lc. MA

Diterbitkan Bersama oleh :


Pustaka Darussalam
Komplek Peruda, Jalan Sultan Badhlisah Alor Setar, Kedah Darul
Aman- Malaysia
Telp : +60-04-7335724
Fax : 04-734-6788

Penerbit Darussalam
Publishing Medan-Indonesia
H/P : 085270258135 Email : yusufyoga@yahoo.com

Cetakan ke- 1 : Juni 2009


Cetakan ke- 2 : April 2011

All Right Reserved


Hak Terjemahan Dilindungi Undang-Undang

Dibaca dan disemak semula oleh Tim Lembaga Bahasa Arab Darussalam-
Center
Medan-Indonesia

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:27


Kata Pengantar Penerjemah ....... 

F
KATA PENGANTAR
Prof. Dr. Ahmad Qorib, MA.
(Guru Besar Fakultas Syariah di IAIN Sumut)

Segala puji, segala syukur memang seharusnya untuk


Allah swt, yang menciptakan kehidupan makhluk-Nya
berdasarkan cinta. Tanpa cinta, kehidupan semua makluk di dunia
ini tak akan pernah ada. Shalawat dan salam kita ucapkan
kepada junjungan Nabi Muhammad saw, keluarga dan
sahabat-sahabat Baginda hingga hari kiamat.
Bahasa Arab adalah bahasa komunikasi umat Islam di
seluruh dunia, khususnya di Timur Tengah. Pengguna bahasa
Arab sekarang ini mencapai ratusan juta orang. Maka kita
yang notabene seorang muslim selayaknya dapat memahami
bahasa Arab dengan benar, berkomunikasi dengan baik dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahasa
Al-quran.
Pada hakikatnya, masih banyak lagi umat Islam ini yang
tidak mengetahui bahasa Arab, yang berimbas dengan tidak mau
membaca alquran. Hal ini karena kurangnya berbagai referensi
buku Arab yang berbahasa Indonesia. Baik itu yang bersifat
terjemahan ataupun yang bukan terjemahan. Berbeda halnya
dengan bahasa Inggris, referensi tentang bahasa Inggris cukup
banyak, dan mudah diperoleh di mana-mana tempat. Dengan
demikian, semakin banyak rujukan dalam suatu ilmu, maka

i
Tata bahasa Arab Praktis 28/04/1432 05:53:27
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
semakin banyak pula peminatnya. Sebaliknya semakin sedikit
rujukan tersebut, maka semakin malaslah seseorang itu untuk
memperdalaminya.
Buku Tata Bahasa Arab Praktis ini merupakan terjemahan
dari buku bahasa Arab “Mulakhas Qawaid Al-Lughah Al-
Arabiyah”, karangan Dr. Fuad Nu’mah dengan penjelasan yang
ringkas, gaya bahasa yang sederhana dan memberikan contoh-
contoh yang selalu digunakan dalam sehari-hari sehingga qawaid
ini mudah difahami.
Oleh karena itu, saya menyambut baik dan berterima
kasih kepada Saudara Sakholid Nasution, MA dalam
menterjemahkan buku ini ke dalam bahasa Indonesia dengan
baik, mudah difahami dengan tanpa ada penambahan dan
pengurangan dari buku aslinya. Usaha ini salah satu dari
partisipasi dalam meramaikan lagi buku-buku bahasa Arab
yang telah ada. Dengan adanya buku Tata Bahasa Arab
Praktis ini, dapat membantu para mahasiswa di IAIN
khususnya, para santri di pondok pesantren, dan masyarakat
luas yang ingin mendalami bahasa Arab dengan mudah dan
cepat.
Semoga buku ini membawa manfaat dan amal ibadah
bagi penulis dan penterjemahnya dan bagi semua pihak yang
terlibat di dalamnya. Semoga Allah swt membalas segala usaha
hamba- Nya dan mendapatkan derajat yang tinggi di sisi-Nya.
Amin.

Medan, 2 Juli 2009

Prof. Dr. Ahmad Qorib, MA.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:27


ii

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:27


Kata Pengantar Penerjemah ....... 

F
KATA PENGANTAR PENERJEMAH

Penguasaan terhadap bahasa Arab sudah menjadi tuntutan,


selain bahasa ini merupakan bahasa Agama Islam juga telah
menjadi alat komunikasi dalam menjalin hubungan antar negara
baik lokal maupun antar bangsa, dibidang ilmu pengetahuan,
politik, ekonomi, dan budaya.
Disedari bahawa perkembangan bahasa Arab di
Indonesia/ Malaysia tidak begitu pesat dibanding dengan
perkembangan bahasa Inggris, walaupun studi terhadap
bahasa ini sudah dilakukan sejak Agama Islam masuk ke
bumi nusantara ini. Banyak hal yang melatarbelakangi hal
tersebut, di antaranya adalah minimnya buku-buku pelajaran
bahasa Arab yang ditulis dengan bahasa Indonesai dan
dengan iklim Indonesia/ Malaysia.
Memang banyak kita temukan buku-buku qawaid bahasa
Arab beredar dan dipelajari di Indonesa/Malaysia, tetapi hampir
semuanya ditulis dalam bahasa Arab sehingga sebahagian
besar masyarakatmuslim Indonesiamerasasulitmemahaminya.
Bahkan realiti ini dianggap menjadi salah satu penyebab minimnya
minat masyarakat Indonesia untuk belajar bahasa Arab. Tidak
sedikit para pelajar dan mahasiswa –misalnya- menganggap
bahawa bahasa Arab adalah bahasa yang sulit untuk
dipelajari.
Beranjak dari pemikiran ini, penerjemah melihat bahawa
buku Mulakhash Qawaid al-Lugah Al-‘Arabiyah yang disusun
oleh Fuad Nu’mah sangat tepat untuk diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia, kerana pembahasannya yang ringkas, lugas,

iii
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:28
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
sistematik dan memberikan contoh-contoh yang aplikatif serta
ditulis dengan gaya bahasa yang lugas dan mudah dimengerti.
Seiring dengan itu, terjemahan ini juga di tulis dengan bahasa
yang singkat, padat dan lugas. Oleh itu, buku ini sangat tepat
digunakan oleh semua pihak, baik siswa, mahasiswa ataupun
masyarakat umum yang ingin mendalami qawaid bahasa Arab
secara sistematis dan komprehensif.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisifasi
dalam penerjemahan buku ini. Terutama kepada isteri tercinta
Reni Maulina Siregar yang selalu sabar dan tabah serta dukungan
yang diberikan penulis ucapkan terima kasih. Dan kepada
Penerbit Darussalam Publishing yang bersedia menerbitkan
buku ini, diucapkan banyak terima kasih.

Medan, 30 Juni 2007


Penerjemah

Sahkholid Nasution

iv
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:28
Daftar Isi ....... 

KANDUNGAN

KATA PENGANTAR ................................................... i


KATA PENGANTAR PENERJEMAH.....................iii
DAFTAR ISI .................................................................... v

‫َُﻣﻘَّﺪﻣﺔ‬
PENDAHULUAN .......................................................... 1

‫ !ﻟ َِﻜِﻠ َ ِﻤ ﺔ َ!ﻟ َﻌ ﺮِﺑﱠﻴﺔ‬% ‫¦ْ ﻗ َﺴُﺎ‬


JENIS-JENIS KATA DALAM BAHASA ARAB ..... 1
1. ‫( !ﻹﺳﻢ‬Kata benda, sifat) ......................................1
2. ‫( !ﻟﻔﻌﻞ‬Kata kerja) ..................................................... 3
‫ْﺮ‬ ‫( ! َﳊ‬Kata sambung)................................................4
.3 ُ
‫ ِﺷْﺒُ ﻪ ! ُﳉ ْﻤَﻠﺔ‬p َ ‫! ُﳉ ْﻤَُﻠ ﺔ‬
KALIMAT DAN SEMI KALIMAT ............................ 5
1. Kalimat Sempurna .................................................. 5
2. Semi kalimat (kalimat belum sempurna) ............. . 5

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:28


v

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:28


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 

› ‫ﻟِﺒَﻨِﺎ‬p !َ ِ !‫ !ﻹ ْﺳ ُﻢ ِﻣ ْﻦ َﺣْﻴ ُﺚ !ﻹ ْ َﻋ ﺮ‬: p‡‫!ﻷ‬ ‫!ﻟﺒﺎ‬


BAB PERTAMA: ISIM DITINJAU DI SEGI
I’RĀB DAN BINĀ’...................................................13

‫ !ﻹ ْﺳ ُﻢ !ﳌﻌﺮ‬: p‡‫!ﻟﻔﺼﻞ !ﻷ‬


PASAL I: ISIM YANG DI-I’RĀB.............................15

s‫!ﻹ ْﺳ ُﻢ ! َْﳌ ﺮُﻓ ْﻮ‬


‫ﻓﻊ !ﻹﺳﻢ‬, ĩ‫ ﻋﻼﻣﺎ‬- ‫!ﻻ‬p
ISIM YANG DI-RAFA’-KAN
PERTAMA : TANDA-TANDA RAFA’)......................16

‫ﻓﻊ !ﻹﺳﻢ‬, ĩ‫ ﺣﺎﻻ‬- ‫ﺛﺎﻧﻴﺎ‬


KEDUA: JAWATAN-JAWATAN RAFA’ PADA
ISIM.............................................................................18

.a ُ¦‫) !ﳌُْﺒَﺘ ﺪ‬Subyek( 19

b. َ‫( ! ﳋَُﺒ ﺮ‬Predikat) ..............................................23


c. iَ َ‫ ¦ﻛﺎ ﺳﻢ‬atau salah satu dari saudara-saudaranya 33
d. i‫ ﱠ ¦ ﺧ‬atau salah satu dari saudara-saudaranya . . 40
.
.e ‫) َ!ﻟ ﻔﺎ ِﻋ ُﻞ‬Subyek( . 47

f. ِ................................................ ‫ﻔﺎ! ُﺐ َﻧﺎِﺋ‬.‫ ﻞ ِﻋ َﻟ‬53

vi
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:28
Daftar Isi ....... 
! ‫!ﻟﺘﺎﺑﻊ ﻟﻺﺳﻢ‬
s‫ﳌﺮﻓﻮ‬
YANG MENGIKUT KEPADA ISIM MARFÛ’..........61
I. Na’at....................................................................61
II. ‘Athaf..................................................................64
III. Taukîd................................................................66
IV. Badal......................................................................71

ĩ‫!ﻹﺳﻢ !ﳌﻨﺼﻮﺑﺎ‬
ISIM-ISIM YANG DI-NASHAB-KAN.....................72
‫ ﻧﺼﺐ !ﻹﺳﻢ‬ĩ‫¦ﻻ – ﻋﻼﻣﺎ‬p
BAHAGIAN PERTAMA
TANDA-TANDA NASHAB PADA ISIM).................72

‫ ﻧﺼﺐ !ﻹﺳﻢ‬ĩ‫ ﺣﺎﻻ‬- ‫ﺛﺎﻧﻴﺎ‬


KEDUA : POSISI-POSISI NASHAB PADA ISIM 74
.i a‫َﻛﺎ‬
‫ َﺧ‬........................................................ 74
‫ُْﺒ ﺮ‬
.i b ‫! ْﺳ ُﻢ ¦ ﱠ‬ . 78
.c ‫َ ْﻣ ُﻔ ﻌ ْﻮ ُ‡ ِﺑﻪ‬ 83
.d ‫!ﳌَْ ُﻔ ﻌ ْﻮ ُ‡ !ﳌُ ْﻄَﻠ ُﻖ‬ 89
.e ‫ﻷ ْﺟِﻠ ﻪ‬َ ِ ‡ُ ‫! َْﳌ ُﻔ ﻌ ْﻮ‬ 93
.f ‫! َْﳌ ُﻔ ﻌ ْﻮ ُ‡ َ َﻣ ﻌﻪ‬ 94
.g ‫! َْﳌ ُﻔ ﻌ ْﻮ ُ‡ ِﻓِﻴ ﻪ‬ 95
h. ‡َ! ‫ ﳊﺎ‬..................................................... 101

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:28


vii

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:28


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
.i ‫ٍْﺴْﺘﺜَﻨﻰ‬ ُ‫!ﳌ‬ . 106
.j› ‫!ُﳌَﻨَﺎ‬ . 110
.
.k ‫!ﻟﱠﺘ ْﻤِﻴُْﻴ ﺰ‬ .
116

ĩ‫!ﻟﺘﺎﺑﻊ ﻟﻸﺎ› !ﳌﻨﺼﻮﺑﺎ‬ .


.
ISIM-ISIM YANG IKUT DI-NASHAB-KAN..........128
.
p,‫!ﻹﺳﻢ !ﳌﺠﺮ‬
ISIM-ISIM YANG DI-JAR-KAN..........................129
.
p,‫!ﻟﺘﺎﺑﻊ ﻟﻺﺳﻢ !ﳌﺠﺮ‬ .
.
Mengikut Kepada Isim Yang Di-jar-kan.....................143

‫ ﻣﻦ !ﻟﺼﺮ‬s‫!ﳌﻤﻨﻮ‬
.
Kata Yang Tidak Boleh Berubah................................144
.
‫ ﻋﺎﻣﺔ ﻋﻦ !ﻹﺳﻢ !ﳌﻌﺮ‬ĩ‫ﻣﻼﺣﻈﺎ‬ .
Beberapa hal penting terkait dengan isim mu’rab........152

‫ !ﻹﺳﻢ !ﳌﺒ‬2:‫!ﻟﻔﺼﻞ !ﻟﺜﺎ‬ .


BAHAGIAN KEDUA: ISIM MABNÎY...................157
.
.
‫!ﻟﻀﻤ‬
Kata Ganti..................................................................159
Beberapa hal penting terkait tengan dhamîr............170 .
.
,õ‫¦ﺳﻢ !ﻹﺷﺎ‬ .
Kata Tunjuk................................................................172

viii
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:28
Daftar Isi ....... 
‡‫!ﻹﺳﻢ !ﳌﻮﺻﻮ‬
Kata sambung............................................................177
.
.
b‫¦ﺳﻢ !ﻟﺸﺮ‬
Kata Penghubung......................................................181
.
%‫¦ﺳﻢ !ﻹﺳﺘﻔﻬﺎ‬ .
Kata Tanya.................................................................182

‫!ﻷﻋﺪ›! !ﳌﺮﻛﺒﺔ‬ .
Bilangan Belasan: 11-19 Kecuali Bilangan 12............183
.
.
‫ !ﳌﺒﻨﻴﺔ‬p‫ﺑﻌﺾ !ﻟﻈﺮ‬
Sebahagian dari Kata Keterangan Waktu/Tempat
.
yang di-binâ dan Gabungan Antara Keduanya..........184
.
‡‫¦ﺎ› !ﻷﻓﻌﺎ‬
Isim-isim Fi’il................................................................185
Beberapa hal penting terkait dengan isim mabnîy........188
.
!‫ﻹﻋﺮ‬p! ›‫ !ﻟﻔﻌﻞ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ !ﻟﺒﻨﺎ‬: 2‫!ﻟﺜﺎ‬ ‫!ﻟﺒﺎ‬
BAB KEDUA : FI’IL DITINJAU DI SEGI
.
BINĀ DAN I’RAB.............................................191
.
‡‫ !ﳌﺒ ﻣﻦ !ﻷﻓﻌﺎ‬: p‡‫!ﻟﻔﺼﻞ !ﻷ‬ .
PASAL PERTAMA: FI’IL-FI’IL YANG DI-BINĀ 192
FI’IL MĀDHI.............................................................193

ix
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:28
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
FI’IL AMAR...............................................................194
.
FI’IL MUDHARI’......................................................195
.

‡‫ﻣﻦ !ﻷﻓﻌﺎ‬ ‫ !ﳌﻌﺮ‬: 2‫!ﻟﻔﺼﻞ !ﻟﺜﺎ‬


PASAL KEDUA: FI’IL-FI’IL YANG DI-I’RÂB.........198 .
Perkara-perkara yang perlu diperhatikan tentang .
.
fi’il mudhâri’ yang di-jazam-kan........................................210

‫ !ﳊﺮ‬: ‫!ﻟﺜﺎﻟﺚ‬ ‫!ﻟﺒﺎ‬ .


BAB KETIGA: HURUF.......................................213
.
‫ !ﳊﺮ ﺗﺪﺧﻞ ﻋﻠﻰ !ﻹﺳﻢ‬: p‡‫!ﻟﻔﺼﻞ !ﻷ‬
BAHAGIAN PERTAMA : HURUF YANG .
MASUK PADA ISIM)..............................................214
.
‫ !ﳊﺮ ﺗﺪﺧﻞ ﻋﻠﻰ !ﻟﻔﻌﻞ‬: 2‫!ﻟﻔﺼﻞ !ﻟﺜﺎ‬
BAHAGIAN KEDUA : HURUF YANG MASUK
PADA FI’IL)...........................................................216
.
.
‫ﻋﻠﻰ !ﻟﻔﻌﻞ‬p ‫ ﺗﺪﺧﻞ ﻋﻠﻰ !ﻹﺳﻢ‬p‫ ﺣﺮ‬: ‫!ﻟﻔﺼﻞ !ﻟﺜﺎﻟﺚ‬
BAHAGIAN KETIGA : HURUF YANG MASUK
PADA ISIM DAN FI’IL...........................................218

!‫ﺎ ﻣﻦ !ﻹﻋﺮ‬B‫ﻣﻜﺎ‬p ‫ !ﳉﻤﻠﺔ !ﻟﻌﺮﺑﻴﺔ‬: ‫!ﻟﺮ!ﺑﻊ‬ .‫!ﻟﺒﺎ‬


.
BAB KEEMPAT : KALIMAT BAHASA ARAB
DAN POSISINYA.................................................247

x
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:29
Daftar Isi ....... 
!‫ﺎ >ﻞ ﻣﻦ !ﻹﻋﺮ‬ø ‫ !ﳉﻤﻠﺔ !ﻟ‬: p‡‫!ﻟﻔﺼﻞ !ﻷ‬
PASAL PERTAMA : KALIMAT YANG
MEMILIKI I’RÂB....................................................249
.
.
!‫ﺎ ﻣﻦ !ﻹﻋﺮ‬ø ‫ﻻ >ﻞ‬ ‫ !ﳉﻤﻠﺔ !ﻟ‬: 2‫!ﻟﻔﺼﻞ !ﻟﺜﺎ‬
PASAL KEDUA : KALIMAT YANG TIDAK
PUNYA I’RÂB).......................................................256
.
‫ﻮﻳﺔ‬i ‫ ¦ﺳﺎﻟﻴﺐ‬: ‫!ﻟﺒﺎ !ﳋﺎﻣﺲ‬ .
BAB KELIMA: GAYA PENGUNGKAPAN
DALAM STRUKTUR BAHASA ARAB....................259

b‫!ﻟﺸﺮ‬ ‫¦ﺳ ﻠ ﻮ‬
Gaya ungkapan kalimat bertingkat............................260

‫َ!ﻟ ﻘﺴﻢ‬ ‫¦ﺳ ﻠ ﻮ‬ .


Gaya ungkapan sumpah............................................265
.
%‫ﻟﺬ‬p! ,‫!ﳌﺪ‬ ‫¦ﺳ ﻠ ﻮ‬
Gaya ungkapan pujian dan cacian.............................268
.
.
‫!ﻟﺘﻌﺤﺐ‬ ‫¦ﺳ ﻠ ﻮ‬
Gaya ungkapan kagum..............................................272

g‫!ﻹﺧﺘﺼﺎ‬ ‫¦ﺳﻠﻮ‬
Gaya ungkapan pengkhususan..................................274
.
‫ﻟﺘﺤﺬﻳﺮ‬p! !›‫¦ﺳﻠﻮ !ﻹﻏﺮ‬ .
Gaya ungkapan bujukan dan peringatan...................276.

xi
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:29
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
‫!ﻹﺳﺘﻐﺎﺛﺔ‬ ‫¦ﺳﻠﻮ‬
Gaya Ungkapan Mohonan Bantuan..........................278
.
.
%‫!ﻹﺳﺘﻔﻬﺎ‬ ‫¦ﺳﻠﻮ‬
Gaya ungkapan pertanyaan.......................................279

!‫ ﻣﻦ !ﻹﻋﺮ‬i‫ ﳕﺎ‬: ›,‫!ﻟﺴﺎ‬ ‫!ﻟﺒﺎ‬


BAB KEENAM : CONTOH-CONTOH I’RĀB...........285



xii
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:29
Pendahuluan ....... 

‫ُﻣَ ﻘ ّ َﺪ ﻣﺔ‬
PENDAHULUAN

‫ *ﻟ َ ِﻜ ﻠ َﻤِ ﺔ َ*ﻟ ﻌ َﺮِﺑﱠﻴِ ﺔ‬s ‫ﻗ َﺴُﺎ‬íَْ


JENIS-JENIS KATA DALAM BAHASA ARAB

Nahwu adalah tata bahasa Arab yang berguna untuk


mengetahui fungsi setiap kata dalam kalimat, harkat akhir
kata dan cara meng-i’rab-nya.
Kata -dalam bahasa Arab- terbahagi tiga:

1. ‫*ﻹﺳﻢ‬ (Kata benda, sifat)


Al-Ismu adalah setiap kata yang menunjukkan jenis:
manusia, haiwan, tumbuh-tubuhan, benda, tempat, waktu,
sifat atau setiap kata yang tidak mengandungi masa.
Contoh:

‫ ُﺟ ٌﻞ‬,َ Orang dewasa


‫¦ َﺳ ٌﺪ‬ Singa
õ ‫ َ ْ َﻫ ٌﺮ‬Bunga

1
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 1 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
‫ َﺣﺎﺋِ ٌﻂ‬Lantai
õ ‫!ﻟﻘﺎِﻫَﺮ‬
َ Kaherah
‫َﺷ ْ ٌﻬ ﺮ‬ Bulan
‫ ﻧَ ِﻈﻴْ ٌﻒ‬Bersih
‡ٌ ‫ ! ْﺳﺘِْ ﻘﻼ‬Kemerdekaan
Kata Isim dapat dikenali dengan beberapa tanda:
a.Ber-tanwîn ( -ً-- -ٌ-- -ٍ-- ). Contoh:
‫ ُﺟ‬,َ = Seorang lelaki .
- ‫ٌﻞ‬ = Satu buku.
‫ِﻛَﺘﺎ‬ = Sebatang pokok .
-
‫ﺠﺮ‬
َ َ ‫َﺷ‬
- õ
b. Ber alîf lâm (‫)!ﻟـ‬. Contoh:

- ُ‫ = !ﻞ ُﺟ ﱠﻟ ﺮ‬Seorang lelaki itu.


- ُ ِ‫ = !ﻜﺘَﺎ ﻟ‬Satu buku itu.
- õْ‫ﺠ ُﺮ ﱠﺸ ﻟ‬
َ ! = Sebatang pokok itu.

c.Dimasuki oleh huruf nidâ (panggilan). Contoh:


- ُ‫ ﻳﺎ‬,َ ‫ = ﻞ ُﺟ‬Wahai seorang lelaki .
‫ = َﻳﺎ ُﻣ َﺤ‬Wahai Muhammad.
‫ﱠﻤ ُﺪ‬
-
d. Dimasuki oleh huruf jar atau idhâfah. Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 2 28/04/1432 05:53:44


َ َ ‫ = َﻋﻠَﻰ !ﻟ ﱠﺸ‬pokok atas Di .
- õ ‫ﺠ ِﺮ‬
- õ ‫ﺠ ِﺮ‬
َ َ ‫ = ﻏ ْﺼ ُﻦ !ﻟ ﱠﺸ‬pokok Dahan .

2

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 3 28/04/1432 05:53:44


Pendahuluan ....... 
e.Kalimat Ismiyah. Contoh: ْ‫ُِﻣﻔﻴ‬ ُ ‫!ﻟ ِﻜَﺘﺎ‬ itu “Buku
berguna” ‫ٌﺪ‬
Sebuah kata dapat dikatakan isim jika memiliki satu
atau lebih dari tanda-tanda isim tersebut di atas.

2. ‫*ﻟﻔﻌﻞ‬ (Kata kerja)


Fi’il adalah setiap kata yang mengandungi masa,
Contoh:
- ‫ = َﻛَﺘ َﺐ‬Telah menulis (masa lampau)
-َْ‫ = ﺠﺮ ﻳ‬Sedang berjalan (masa sekarang)
-ْ‫ = ¦ ﻊ َﻤ ْﺳ‬Dengarkanlah ! (masa
mendatang) Kata fi’il dapat dikenali dengan
beberapa tanda:
a. Bersambung dengan ِ‫ﻋﻞ َﻟ ﻔﺎ! ›ﺗُﺎ‬ (tâ
fâ’il). Contoh:
‫( َﻛﺘَْﺒ ُﺖ‬ ) = Saya telah menulis
- ĩُ ) = Saya telah berterima kasih
‫( َﺷ َﻜ‬
ĩ ُ ‫ ْﺮ‬ĩُ
-
b. Bersambung dengan tâ’ muannats.
Contoh:
- َْ‫ﺖ َﻛَﺘﺒ‬ ( ĩْ ) = Dia (Perempuan) telah menulis (pada
fi’il mâdhi ).
- ُ‫( ﺐ ْﻜﺘُ َﺗ‬ĩَ ) = Dia (Perempuan) sedang menulis (pada
fi’il mudhâri’).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 4 28/04/1432 05:53:44


3

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 5 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
c. Bersambung dengan ya’ mukhâtabah.
Contoh:
- ََ‫( ﻦ ْﻜﺘُِﺒﻴْ ﺗ‬ĩَ ) = Anda (perempuan)
sedang menulis (pada fi’il mudhâri’).
- ْ‫=)( ¦ُ ﻛُﺘﺒِﻲ‬ Tulislah! (perempuan) (pada fi’il
amar).
d. Bersambung dengan nūn tawkîd.
Contoh:
- َ‫( ﱠﻦ ْﻜﺘَُﺒ ﻟﻴ‬i‫ﱠ‬ ) = Agar mereka menulis (perempuan)
(pada fi’il mudhâri’).
‫ ¦ُ ْﺷ‬i (‫ﱠ‬ ) = Bersyukurlah ! (perempuan) pada
- i ‫ُ َﻜ ﺮ ﱠ‬
fi’il amar).

‫* َﳊ ْﺮ‬ (Kata sambung)


.3 ُ
Huruf adalah setiap kata yang ertinya tidak dapat
difahami kecuali bergabung dengan kata lain.
Contoh:
- ‫ِﻓﻲ‬ “Di”
- i ¦
ْ “Bahawa”
-
ْ ‫ﻞ َﻫ‬ “Apakah”
- َ
ْ‫ﻢ ﻟ‬ “Tidak/belum”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 6 28/04/1432 05:53:44


4

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 7 28/04/1432 05:53:44


Pendahuluan ....... 

‫ ِﺷ ُﺒ ﻪ ُﳉ ْ َﻤ ﻠﺔ‬p ‫* ُﳉ ﻤَ ُﻠ ﺔ‬
ْ َ ْ
*
KALIMAT DAN SEMI KALIMAT

Kalimat dalam bahasa Arab ada dua jenis:


1. Kalimat Sempurna
Kalimat sempurna iaitu setiap kalimat yang tersusun
dari dua kata atau lebih dan memberikan erti yang sempurna.
Kalimat sempurna ini ada dua macam:

a.Kalimat Ismiyah.
Iaitu setiap kalimat yang bermula dengan kata isim atau
dhamîr. Contoh: , ‫“ !ﻧُْ ﻮٌ ُﻢ ِﻟ ْﻌ ﻠ‬Ilmu itu cahaya.”
b.Kalimat Fi’liyah.
Iaitu setiap kalimat yang bermula dengan kata fi’il.
Contoh:
- ‫ﻀ ﺮ ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟ ُﻞ‬َ َ ‫ َﺣ‬itu”. lelaki datang “Telah
- ‫ َﻳ ْﻜُﺘ ُﺐ !ﻟ ﱠﻄﺎﻟِ ُﺐ‬menulis”. sedang itu “Mahasiswa
2. Semi kalimat (kalimat belum sempurna):
Iaitu setiap kalimat yang tersusun dari:
a.Zharaf dan Mudhâf ilaih. Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 8 28/04/1432 05:53:44


5

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 9 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- õ ‫ﺠ ِﺮ‬
َ َ ‫ !ﻟ ﱠﺸ‬ẽ َ ‫ َﻓ ْﻮ‬pokok atas “Di .”
- ‫ َﻗْﺒ َﻞ !ﻟ ﱡﻈ ْﻬِ ﺮ‬Zhuhur” “Sebelum
b. Jar Majrūr. Contoh:
- ‡ِ ‫“  !ﳌَِْﻨ ﺰ‬Di rumah (tempat tinggal)”.
- ‫ َﻋﻠَﻰ !ﳌَ ْﻜﺘَ ِﺐ‬meja” atas “Di

Penting Diperhatikan!
Pada bahagian ini ada beberapa definisi singkat
tentang berbagai istilah umum yang akan dipakai dalam
buku pertama ini, dan istilah-istilah yang demikian itu akan
dijelaskan secara mendetail pada penjelasan berikutnya.

1.Al-Ismu al-Nakirah (Kata yang umum)


Iaitu setiap kata yang mengandungi makna yang umum.
Contoh:
- ‫ ُﺟ ٌﻞ‬,َ “Lelaki dewasa”
- ٌ‫“ ¦ٍ ﺪ َﺳ‬Binatang buas
- ‫” َﻣ ِﺪﻳٌَْﻨﺔ‬Bandar/kota“
- ‫“ َْﻧ ٌﻬ ﺮ‬Sungai”dan lain-lain.
2. Al-Ismu al-Ma’rifah (Kata yang jelas)
Iaitu setiap kata yang mengandungi makna yang khusus.
al-Ismu al-Ma’rifah ada beberapa macam, iaitu:

6
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Pendahuluan ....... 
a.Al-Dhamîr (kata ganti untuk orang). Contoh:
- ‫“ ¦َﻧﺎ‬Saya”
- َْ‫“ ¦ﺖ ﻧ‬Kamu”
- ‫“ ُﻫَﻮ‬Dia” dan lain-lain.
b. Al-‘Alam (nama orang dan tempat). Contoh:
- ‫ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪ‬orang” “Nama
-
õِ‫“ !ﻫَُﺮ َﻟﻘﺎ‬Kaherah (nama Ibu Bandar/kota Mesir)”
c. Ismu al-Isyârah (kata tunjuk). Contoh:
- !َ‫ﺬ َﻫ‬ “Ini”
-
›ُ‫ﺆَﻻ ﻫ‬ “Mereka itu”
d.Al-Ism al-Maushūl, (kata sambung). Contoh:
-
‫“ !ِﱠﻟ ﺬ‬Yang (untuk lelaki )”
-
‫“ !ّﻟ‬Yang (untuk perempuan)”
e.Ber-alif lâm. Contoh:
-
ُ‫“ !ﻞ ُﺟ ﱠﻟ ﺮ‬Orang dewasa itu”
- َ
ُ‫“ !ﺪ َﺳ ﻷ‬Binatang buas itu”
- ‫ ! َِﳌ ﺪْﻳﻨَُ ﺔ‬itu” “Bandar/kota
- ‫ !ﻟﱠﻨ ْﻬُ ﺮ‬itu” “Sungai
f. Mudhâf kepada kata yang ber alîf lâm. Contoh:
‫ِﻛَﺘﺎ ُ !ﻟ‬ “Buku pelajar”
- ‫ﱠﻄﺎﻟِ ِﺐ‬
‫ ! َﳊ‬, ‫ُﺳ ُﻮ‬ “Pagar taman”
- ‫ِﺪﻳَْ ِﻘ ﺔ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



7

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
g.Panggilan yang jelas sasarannya, Contoh:
‫ﻳﺎ ُﻣﻨَﺎ ِﺿ‬
َ “Wahai pejuang !”
- ‫ُﻞ‬
3.Al-Tanwîn
Iaitu bunyi nûn mati yang tidak ditulis tetapi
diucapkan pada akhir kata isim nakirah dan
dilambangkan dengan dhummatain, fathatain, dan
kasratain. Contoh:
- ‫ ُﺟ ٌﻞ‬,َ ›‫“ ﺟَﺎ‬Seorang lelaki dewasa telah tiba.”
- ً‫َ ُﺖ َْﻳ‬, ‫¦ﻼ ُﺟ‬, “Saya telah melihat seorang lelaki .”
ĩ ُ ,ْ ‫“ َ َﻣ ﺮ‬Saya melewati seorang lelaki .”
- ‫ﺑَِ ﺮ ُﺟ ٍﻞ‬
4. Al-Ismu al-Mufrad (kata tunggal/mufrad)
Iaitu setiap kata yang mengandungi makna tunggal/
mufrad, baik berjenis lelaki atau perempuan. Contoh:
- ‫ﻟٌَ ﺪ‬p َ “anak lelaki.”
- õ ‫َﻟ ٌﺪ‬p َ “anak perempuan.”
5. Al-Ismu al-Mutsannâ (kata dual/muannas)
Iaitu setiap kata yang mengandungi makna dua, baik
berjenis lelaki atau perempuan. Contoh:

- õ‫َﻟ ٌﺪ‬pَ = satu orang anak perempuan


- ِْ‫ﻦ َﻟ ﺪَﺗﻴ‬pَ = dua orang anak perempuan
- iِ ‫ = َﻓَﺘﺎ‬dua orang pemuda
- i ِ ‫ = َﻓﺘَﺎﺗَﺎ‬pemudi orang dua
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
8

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Pendahuluan ....... 
6.Al-Jam’u (kata jamak/tiga atau lebih).
Iaitu setiap kata yang mengandungi makna lebih dari
dua. Jamak ada tiga macam:
a.Jam’u mudzakkar sâlim, iaitu menambah huruf waw
dan nûn atau huruf ya dan nûn pada akhir kata tunggal/
mufrad (›ُ‫) ْﻣ َﻔ ٌﺮ‬. Contoh: iَ ْ‫!ﻮ ُﺳ ِﺪ َُﳌ ﻬْﻨ‬ dan َ‫ِﺪ‬ ْ‫ﻦ ِﺳﻴ‬
ْ‫! َُﳌ ﻬﻨ‬.
b. Jam’u muannats sâlim, iaitu menambah huruf alîf dan
dan tâ pada akhir kata tunggal/mufrad, Contoh: ĩُ َ‫ﺳﺎ ِﺪ‬
ْ‫! َُﳌ ﻬﻨ‬
c. Jam’u taktsîr, iaitu dengan merubah bentuk tunggal/
mufradnya, Contoh:
- Kata ‡ٌ َ‫ ﺟﺎ‬,ِ dari kata ‫ُﺟ ٌﻞ‬ ,َِ
tunggal/mufrad i ٌ ! ‫َﺪ‬ ‫َﻣﻴ‬
ِ‫ﻣﻴﺎ‬
- Kata ٌ َ ›َ‫ ﻦ ْﻳ‬dari kata tunggal/mufrad
- Kata õَ‫ ﻀٌﺎ َﻗ‬dari kata ‫َﻗ ِﻀ ٌﻲ‬
tunggal/mufrad
7.Al-Mashdar (Kata benda)
Iaitu isim yang maknanya tidak mengandungi masa/
waktu, al-Mashdar dibentuk dari huruf-huruf fi’il. Contoh:
, ‫ُﺣ ُﻀ ْ ٌﻮ‬ merupakan mashdar dari fi’il-nya َ‫َﺣ‬ ‫ﻀﺮ‬ .
- Kata َ
s ٌ ‫ُﻃﻠُ ْﻮ‬ merupakan mashdar dari fi’il-nya َ‫ﻊ َﻃَﻠ‬ .
- Kata
Al-Mashdar ada dua macam:
a.Mashdar Sharîh (asli), seperti seperti contoh di atas .

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


b. Mashdar Muawwal (bentukan), iaitu setiap kata yang
dibentuk dari iْ ¦ dan fi’il-nya atau dari i‫ ¦ ﱠ‬dan isim-
nya serta

9

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
khabar-nya. Mashdar Muawwal dapat dibentuk menjadi
Mashdar Sharih. Contoh:
- ُ‫ﻀ ﺮ ْﺤ َﺗ‬
َ iْ ¦ ُ‫ ﺟﻮ‬,ْ ¦ “Saya berharap agar kamu
datang.”
Dapat dibentuk menjadi ”َ ,ْ‫ ﻮَ ُﻀ ُﺣ ُﺟﻮ‬,ْ ¦
“Saya berharap kehadiranmu”.
‫ !ﻟ ﱠﺸ ْﻤ َﺲ َﻃﺎﻟَِ ٌﻌ ﺔ‬i ‫ َ¦َﺗ ﻤﱢﻨﻲ ¦ ﱠ‬matahari bahawa ingin “Saya
-
terbit.” Dapat dibentuk menjadi ِ ‫¦َﺗَ ﻤﻨﱢﻲ ُﻃﻠُ !ﻟ‬
‫“ ﺲ‬Saya ingin terbitnya ‫ْﻮ ﱠﺸ‬
matahari”.
‫ ْﻤ‬s
8.Al-Fi’lu al-Mâdhi (Kata kerja lampau)
Iaitu setiap kata yang bermakna berlakunya sesuatu
sebelum waktu bercakap. Contoh:
- ,َ ,َ› “dia telah belajar”
- % ‫“ ﱠَﺪ َﺗَﻘ‬dia telah awal datang”
9. Al-Fi’lu al-Mudhâri’ (Kata kerja masa sekarang)
Iaitu setiap kata yang bermakna berlakunya sesuatu
pada saat waktu bercakap atau selepasnya. Contoh:
- ,ُ ,َْ‫“ ُﺪ ﻳ‬dia sedang belajar”
- % ‫“ ﱠﺪُ ﻳََﺘﻘ‬dia akan terlebih dahulu”
10.Fi’lu al-Amri (Kata Perintah)
Iaitu setiap kata yang menunjukkan makna
berlakunya sesuatu selepas waktu bercakap. Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


- ,ْ ,ُ›ْ ¦ “belajarlah”

10

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Pendahuluan ....... 
- % ‫َﺗ ﻘ ﱠ ْﺪ‬ ”duluanlah“

11.Huruf ‘Illah
Iaitu huruf-huruf alîf, waw dan ya.



11
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Tata Bahasa Arab Praktis .......

12
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

p‫*ﻟﺒﺎ *ﻷ‬
›ِ‫ﻟﺒَِﻨﺎ‬p*َ ‫*ﻹ ْﺳ ُﻢ ِﻣ َ ُﺚ *ﻹ‬
ِ *‫ْﻦ ﺣ ْﻋ َﺮ‬
‫ﻴ‬
BAB PERTAMA
ISIM DITINJAU DI SEGI I’RĀB DAN BINĀ’

Dalam mempelajari gramatikal nahwu, isim –ditinjau di


segi i’rab dan bina-nya terbahagi kepada dua, iaitu mu’rab
dan mabnîy.

1. ُ َ‫( *ﺮ ُْﳌ ﻌ* ُﻢ ْﺳ ﻹ‬Isim yang mana harkat


akhirnya dapat berubah-ubah)
Iaitu kata yang mana harkat akhirnya dapat berubah-
ubah bersesuaian dengan perubahan jawatannya dalam
kalimat. Contoh kata ُ‫ !ﻞ ُﺟ ﱠﻟِﺮ‬misalnya adalah isim mu’rab
kerana harkat akhirnya dapat dhummah, fathah dan kasrah
sesuai dengan jawatannya dalam kalimat. Ianya akan
dibincangkan secara panjang lebar pada bahagian pertama
dalam buku ini.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


13

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
2. ّ‫ْﺳ ﻹ‬ ‫*ﻲ َْﳌﺒِﻨ* ُﻢ‬ (Isim yang mana harkat akhirnya
tidak
berubah-ubah)
Iaitu kata yang mana harkat akhirnya tidak berubah-
ubah sesuai dengan perubahan jawatannya dalam kalimat.
Contoh kata ُ‫ ﻦ ْﺤ َﻧ‬misalnya adalah isim mabnîy kerana
harkat akhirnya selalu dhummah apapun jawatannya dalam
kalimat.
ِ adalah isim mabnîy kerana
Demikian juga dengan kata oِ‫ﺬَﻫ‬
harkat akhirnya selalu kasrah apapun jawatannya dalam
kalimat.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


14

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

‫*ﳌﻌﺮ‬
‫ *ﻹ ْﺳ ُﻢ‬p:‫*ﻟﻔﺼﻞ *ﻷ‬
PASAL I : ISIM YANG DI-I’RĀB

Isim-isim yang termasuk mabnîy adalah:


.a ‫!ﻟﻀﻤﺎﺋﺮ‬
b. õ,‫¦ﻹﺷﺎ! ›ﺎ‬
.c ‫!ﻷﺎ› !ﳌﻮﺻﻮﻟﺔ‬
d. b‫¦ﻟﺸﺮ! ›ﺎ‬
% .e‫¦ﺎ› !ﻹﺳﺘﻔﻬﺎ‬
.p f‫ﺑﻌﺾ !ﻟﻈﺮ‬
‡.g‫¦ﺎ› !ﻷﻓﻌﺎ‬
.h ‫!ﻷﻋﺪ›! !ﳌﺮﻛﺒﺔ‬
Penjelasan tentang isim-isim mabnîy di atas akan
dikemukakan secara mendetail pada bahagian kedua dalam
buku ini.

15
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 

‫*ﻹ ْﺳ ُﻢ * َْﳌ ُﺮ ﻓ ْﻮ‬


‫ﻓﻊ‬ĩ 3‫ ﻋﻼﻣﺎ‬- ‫*ﻻ‬ş p
‫*ﻹﺳﻢ‬
ISIM YANG DI-RAFA’-KAN
PERTAMA : TANDA-TANDA RAFA’

Tanda-tanda rafa’pada isim iaitu:


a. Al-Dhummah (--ُ---)

Yang menjadikan al-dhummah (--ُ--) sebagai tanda rafa’


adalah:
1. ›‫( ¦ﳌﻔﺮ! ﺳﻢ‬kata benda tunggal/mufrad) Contoh: َ‫ﺢ َﺠ َﻧ‬
ُ‫“ !ﺐ ﱠﻄﺎﻟِ ﻟ‬Pelajar itu telah berjaya”
! ‫ ﻊ‬:ĩ Contohُ ‫ َﺳﺎ‬, ‫ ! َُﳌ ﱢﺪ‬ĩ ْ ‫ﻀ ﺮ‬َ َ ‫ َﺣ‬Ibu-ibu“
datang” telah guru .2 ‡‫ﳌﺆﻧﺚ !ﻟﺴﺎ‬
! ‫ ﻊ‬:Contoh ‡ُ ‫ ﱢ!ﻟ ﺮ َﺟﺎ‬% ‫ َﻗَﺎ‬telah itu “Bapa-bapa
”berdiri .3 ‫ﻟﺘﱠ ْﻜ ِﺴ‬

b. Al-Alîf ( * )
Yang menjadikan al-Alîf ( ! ) sebagai tanda rafa’ adalah
‫( !ﳌﺜ! ﻹﺳﻢ‬kata benda yang bermakna dual/muannas).
Huruf al-Alîf ( ! ) yang demikian itu bukanlah bahagian
dari kata isim tetapi merupakan huruf tambahan bagi isim

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


16

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
mufrad (kata benda tunggal/mufrad) dan sekali gus menjadi
tanda rafa’-nya. Contoh:
- i ِ ‫!ﻟ ﱠﻄﺎﻟِﺒَﺎ‬ ‫َﻧ َﺠ َﺢ‬ berjaya” telah itu pelajar “Kedua
i ِ ‫!ﻟ ّﻄﺎَِﺋ ﺮﺗَﺎ‬ sangat itu terbang kapal “Kedua
”i - tinggiِ ‫َﻋﺎﻟَِﻴﺘَﺎ‬

c. Al-Waw ( p )
Yang menjadikan al-Waw ( p ) sebagai tanda rafa’
adalah

‫َﺟ ْﻤ ُﻊ ! َُﳌ ﺬ ﱠﻛﺮ‬ :Contoh . ‫ِﺪ‬ ْ‫! َُﳌﻬﻨ‬ ‫َﺣ‬ “Para


.1 ‫!ﻟ ﱠﺴﺎﻟِﻢ‬ iَ ‫ُﺳ ْﻮ‬ ‫ﻀﺮ‬
ََ
ilmuan itu telah datang”
! › ‫!ﻷَ ْﺳ ِﻤُﺎ‬ Contoh: lima” yang “Isim ‫َﺟَﺎ › ¦َﺑُْ ﻮ‬
.2 ‫َﳋ ْﻤ َﺴﺔ‬ ”َ
“Bapamu telah datang”
Isim yang lima yang demikian itu adalah:
a. ٌَ¦ “Bapa”
b. ¿ٌ َ¦ “Saudara”
‫ﺣ ﻢ‬
.c ٌ َ “Mentua”
d.
‫“ ﻓُﻮ‬Mulut”
e.
piُ “Yang memiliki”
Huruf al-Waw ( p ) yang demikian itu bukanlah
bahagian dari kata isim, tetapi merupakan huruf tambahan
bagi isim mufrad (kata benda tunggal/mufrad) bagi
menunjukkan bentuk jamaknya dan sekali gus menjadi

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


tanda rafa’-nya.

17

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
Penting Diperhatikan!
a. Al-Dhummah (--ُ---) disebut sebagai tanda rafa’ yang
asas, sementara Alîf ( ! ) dan Waw ( p ) sebagai tanda
rafa’ pengganti.
b. Tanda rafa’ bagi isim mu’tal akhîr dengan huruf alîf
Contoh: ‫ !َﻟ ﻔَﺘﻰ‬dan huruf yâ’ Contoh: ِ‫!ﺿﻲ َﻟ ﻘﺎ‬
adalah dengan harkat dhummah yang
disembunyikan pada
akhirnya.

‫ﻓﻊ *ﻹﺳﻢ‬ĩ 3‫ ﺣﺎﻻ‬- ‫ﺛﺎﻧﻴﺎ‬


KEDUA: JAWATAN-JAWATAN RAFA’
PADA ISIM

Jawatan-jawatan rafa’ pada isim anatara lain.


.a ُ¦‫!ُﳌﺒْﺘَ ﺪ‬
.b ‫! َﳋَُﺒ ﺮ‬
c. iَ ‫ﺳﻢ‬ َ ‫ ¦ﻛﺎ‬atau salah satu dari sudara-saudaranya, juga
:sp termasukْ ‫ﺸﺮ‬ ُ ‫ !ﻟ ﱡ‬،›‫ ﱠ!ﻟ ﺮ َﺟﺎ‬،‫َﺑﺔ‬, ‫ﺳﻢ َْ¦ َﻓ ﻌﺎ ُ‡ ! َُﳌﻘَﺎ‬.¦
d. i‫ ﱠ ¦ ﺧ‬atau salah satu dari sudara-saudaranya.
.e ‫َ!ﻟ ﻔﺎ ِﻋ ُﻞ‬
.f ‫َﻧﺎِﺋ ُﺐ َ!ﻟ ﻔﺎ ِﻋ ِﻞ‬

18
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

Demikian halnya setiap isim yang mengikut kepada isim


marfu’.

.íُ a‫َﺪ‬ ‫*ُْﳌﺒَﺘ‬ )Subjek(

1. ¦ ‫ !ُﳌﺒْﺘَ ﺪ‬adalah adalah isim yang di-rafa’-kan yang


terletak di awal kalimat.Contoh:
‫!ﻟ ﱠﺬ َﻫ ُﺐ‬ Kata meleleh”. itu “emas ‫ُﺐ‬ ‫!ﻟ ﱠﺬ َﻫ‬ adalah
- i ٌ ‫ُ ْﻣ ﻌ ِﺪ‬
mubtada’ di-rafa’-kan dengan harkat dhummah.
‫ ﺑﺎﻟَ ﻌ‬i ٍِ ‫ ُﻳ ْﺤ ِﻜ َﻤﺎ‬i ِ ‫َ!ﻟ ﻘﺎ ِﺿﻴَﺎ‬ itu hakim “Kedua
- ‡ ِ ‫ْﺪ‬
memutuskan perkara dengan adil”. Kata
i ِ ‫َ!ﻟ ﻘﺎ ِﺿَﻴﺎ‬
adalah mubtada’ tanda rafa’-nya adalah huruf alîf
kerana kata iِ ‫َﻟ ﻘِﺎ‬ ‫!ﺿﻴَﺎ‬ adalah bentuk musanna
(dual/ muannas).
i َ ‫ّﻼ ِﻋُْﺒ ﻮ‬ ‫“ !ﻟ‬Para pemain itu saling berlumba”
i َ ‫ُﻣﺘََﻨﺎِﻓ ُﺴ ْﻮ‬
-
kata iَ ِ‫ !ﻋﺒُْ ﻮ ّﻼ ﻟ‬adalah mubtada’ di-rafa’-kan dengan
huruf waw kerana bentuknya jamak mudzakkar
salim.
‫ُﻣﺘِﱠ ُﻔ ﻘ‬ › ‫ﺸ ﺮ َﻛُﺎ‬
َ ‫!ﻟ ﱡ‬ kata sepakat” itu peserta “Para › ‫َﻛُﺎ‬ ‫ﺸﺮ‬
َ ‫!ﻟ ﱡ‬
- iَ ‫ْﻮ‬
adalah mubtada’ di-rafa’-kan dengan huruf dhummah
kerana bentuknya jamak taktsîr.
ĩ ٌ ‫ ِﺣﻴْ َﻤﺎ‬,َ ĩ ُ ‫! َﳌُ ﱢﻤ ﺮ َﺿﺎ‬ sangat itu “Jururawat-jururawat
-

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


sayang” kata
ĩُ َ‫!ﺿﺎ َُﳌ ﱢﻤ ﺮ‬
adalah mubtada’ di-rafa’-kan
dengan huruf dhummah kerana bentuknya jamak
muannats sâlim.

19

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
2. ¦ ‫!ُﳌﺒْﺘَ ﺪ‬ Adakalanya dalam bentuk:
i. Isim Mu’rab (kata yang harkat akhirnya dapat
berubah- ubah), seperti seperti contoh di atas .
ii. Isim Mabnîy (kata yang harkat akhirnya tidak berubah-
ubah) diantaranya adalah:
‫ َﺿ‬:Contoh ‫¦ِﺎَ َ َﻋ ﺮِﺑ ﱞﻲ‬
َ‫“ ﻧ‬Saya orang Arab” kata
- ‫ِﻤﻴٌْ ﺮ‬
‫َﺿ ِﻤٌْﻴ ﺮ‬ menempati posisi rafa’ sebagai
‫ ¦َﻧَِﺎ‬adalah
mubtada’.
- ,õ ‫¦ ْﺳ ُﻢ !ﻹ َﺷَﺎ‬ Contoh ‫ﱢﺑﻲ‬,َ ‫ َﻫ َﺬ! ِﻣ ْﻦ َﻓ ْﻀﻞ‬Ini“
merupakan kurnia dari Tuhanku” kata !َ‫ﺬ َﻫ‬
adalah õ,َ ‫¦ ﻢ ْﺳُ ﺷَﺎ‬ menempati posisi rafa’
‫!ﻹ‬
sebagai mubtada’.
‡‫! ْﳌَ ﻮ ُﺻ ْﻮ‬ ‫ ¦ ْﺳ ُﻢ‬Contoh ‫ﱞﻲ‬ ِ‫ ﻟَُﻪ ¦ْﻧﺘَﺎ ٌ ¦ََ ›ﺑ‬õ ‫ﺑﺎ َﳉِﺎﺋَِ ِﺰ‬ ‫!ﻟِّ ﺬ َﻓَﺎ‬
-
‫ﺋٌِ ﻊ‬,!َ kata ‫ ِّ!ﻟ ﺬ‬adalah ‡‫ُﺻ ْﻮ‬ ‫ْﺳ ُﻢ ! َْﳌ ﻮ‬ menempati¦
posisi rafa’ sebagai mubtada’.
‫¦ ْﺳ ُﻢ !ﻟ ﱠﺸ ْﺮ‬ Contoh ‫ْﺪ‬
‫ ﻳَ ْﺤ ُﺼ‬s ْ , ‫َﻣ ْﻦ َﻳْ َﺰ‬ yang “Sesiapa
- bِ
menanam dia akan memamen” kata ْ‫ﻦ َﻣ‬ adalah
bِ ْ‫ ¦ ﺮ ﱠﺸ ﻟ! ُﻢ ْﺳ‬menempati posisi rafa’ sebagai
mubtada’.
Penjelasan tentang poin-poin tersebut di atas
akan dihuraikan dalam bab ّ‫ !ﻲ َﳌْﺒﻨِ! ُﻢ ْﺳ ﻹ‬pada
bahagian
kedua dari buku ini.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


iii. Mashdar yang dibentuk dari iْ ¦ dan ‫ ﻓﻌﻞ‬Contoh: iْ ¦
‫ َﺧٌْﻴ ﺮ ﻟَ ُﻜﻢ‬p !ْ ‫َﺗﺘﱠ ِﺤ ُﺪ‬ bagimu”. baik lebih adalah “Bersatu

20

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

Adapun mashdar bentukan dari kata !pْ ُ‫ ﺪ ِﺤ َﺗﺘﱠ‬iْ ¦


adalah
ُ‫¦ﻛﻢ َ›ﺤُﺎ ﱢﺗ‬ menempati posisi rafa’ sebagai mubtada.
3. ¦ ‫ !ﳌُْﺒﺘَ ﺪ‬selalu
berada di awal setiap kalimat.
Namun demikian ianya boleh diawali oleh lâm yang
disebut dengan
sepertimana ¦ ‫ !ُﳌﺒْﺘَ ﺪ‬boleh diawali oleh huruf nâfi
›!‫ َُﻻ‬% !‫ﻹْﺑﺘَِ ﺪ‬
dan huruf istifhâm. Huruf-huruf tersebut tidak berpengaruh
terhadap i’rab ¦ ‫!ُﳌﺒَْﺘ ﺪ‬. Contoh:
- p‫َﻟ ﺰْﻳ ٌﺪ ¦َْﻓ َﻀ ٌﻞ ِﻣ ْﻦ َﻋ ْﻤﺮ‬ Umar” si dari mulia lebih Zaid “si
(Lam yang ada pada kata “ٌْ‫ ”ﺪ ﻟََ ﺰﻳ‬disebut lâm
ibtidâ’, sementara kata “ٌْ‫ ”َ ﺪ ﻳ‬adalah mubtada’
yang di-rafa’- kan dengan harkat dhummah.
- ‫َﻣﺎ َﻧﻴ ُﻞ !َﳌ ﻄﺎﻟِﺐ ِﺑﺎﻟﺘَﱠ ﻤﻨﱢﻲ‬ diperolehi akan tidak “Keinginan
hanya dengan angan-angan” (Huruf “َ‫”ﻣﺎ‬
yang mendahului kata “ُ‫ ”ﻞ ﻧَﻴ‬disebut harfu nafyi,
sementara kata “ُ‫ ”ﻞ َﻧﻴ‬adalah mubtada’ yang di-
rafa’-kan dengan harkat dhummah.
‫ َﻫ ْﻞ ¦َْﻧ َﺖ ﻧَﺎ ِﺟ‬Kata ?” berjaya kamu “Apakah( “‫ْﻞ‬ ‫َﻫ‬ ”
- ‫ٌﺢ ؟‬
yang mendahului kata “َ‫ ”¦ﺖ َْﻧ‬disebut harfu
istifhâm “kata tanya”, dan kata “َْ‫ ”¦ﺖ َﻧ‬adalah
dhamîr mabnîy yang menempati posisi rafa’ sebagai
mubtada’.
4.Pada asasnya setiap ¦ ‫ !ُﳌْﺒﺘَ ﺪ‬adalah ma’rifah
seperti seperti contoh di atas , akan tetapi terkadang ¦ ْ‫ُﳌﺒ‬
‫!َﺘ ﺪ‬
dapat juga berbentuk nakirah dalam beberapa
bentuk:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


21

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
a Jika mubtada’-nya disifati.
‫َ ِﻛ ﺮﻳْ ٌﻢ ِﻋْﻨ َﺪﻧَﺎ‬ ,َ “Kami mempunyai lelaki
:Contoh ‫ُﺟ‬
‫ٌﻞ‬
yang mulia” (Kata ٌ‫ ﻞ ُﺟ‬,َ adalah nakirah kerana dia
ِ َ ‫)” ﻢ‬.
disifati oleh kata “ٌْ‫ﻛ ﺮﻳ‬
b Jika mubtada’-nya mudhâf kepada ma’rifah.

:Contoh ‫ﻗِ ٌﻒ‬i !َp ٍ ‫ َﻃﺎﻟِ ُﺐ ¦ ْﺣ َﺴﺎ‬Kata( ‫ َﻃﺎﻟِ ُﺐ‬yang


berjawatan sebagai mubtada’ adalah nakirah kerana
dia mudahâf kepada nakirah.
c Jika mubtada’-nya diawali oleh harfu nafyi.
:Contoh ‫ َﻣﺎ َﻇﺎﻟٌِ ﻢ َﻧﺎ ِﺟ ٌﺢ‬berjaya” tidak zhalim “Orang
(Kata َ‫ ﻇﺎﻟٌِ ﻢ‬yang berjawatan sebagai mubtada’ adalah
nakirah kerana dia diawali oleh harfu nafyi.
d Jika mubtada’-nya diawali oleh harfu istifhîâm
:Contoh ‫ ُﺟ ٌﻞ ِﻓﻴْ ُﻜﻢ‬,َ ‫ َﻫ ْﻞ‬dewasa orang ada “Apakah
diantara kamu ?” (Kata ٌ‫ ﻞ ُﺟ‬,َ yang berjawatan
sebagai mubtada’ adalah nakirah kerana dia diawali
oleh harfu istifhâm.

5.Biasanya mubtada’ dibuang ketika berkenaan dengan


judul, Contoh tajuk buku, cerita, dan lain-lain.
Contoh: Judul:ِ‫ﻢ ْﺳ ﻹ! ِﻊ ﻓ‬,َ ĩُ َ‫( ﺣﺎَﻻ‬Lengkapnya adalah
‫ﻓ ِﻊ‬,َ ĩ ُ ‫ َﺣﺎَﻻ‬o‫ ﻫ ِﺬ‬o kata‫ ﻫ ِﺬ‬dibuang). mubtada sebagai
‫!ﻹ ْﺳ ِﻢ‬
a. Mubtada’ juga boleh dibuang jika khabar-nya
berbentuk mashdar sebagai pengganti dari fi’il-nya.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


22

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

:Contoh “‫ٌﻞ‬ ‫ ” َﺻﺒٌْ ﺮ َﺟ ِﻤْﻴ‬adalah (Lengkapnya ‫َﻣ ْﻮُِﻗ ﻔﻨَﺎ َﺻٌْﺒ ﺮ‬


ٌ‫ ﻞ ِﻤْﻴ َﺟ‬, kata “ُ‫ ”ﻒ ْﻮِﻗ َ ﻣ‬yang berjawatan sebagai mubtada
boleh dibuang).
b. Demikian juga halnya mubtada dibuang pada kalimat
jawapan. Contoh anda menjawab ِ‫“ ﺐ ْﻜﺘَ َﳌ! َﻋﻠَﻰ‬di
atas meja” sebagai jawapan atas soalan ُ ِ‫¦ﻜﺘَﺎ ﻟ! َﻦ َْﻳ‬
“Yang mana satu buku itu ?” Jawapan lengkapnya
:adalah‫ !ﻟ ِﻜﺘَﺎ ُ َﻋﻠَﻰ !َﳌ ْﻜﺘَ ِﺐ‬kata maka “ ُ ‫ !”ﻟ ِﻜَﺘﺎ‬yang
berjawatan sebagai mubtada boleh dibuang.

6.Kadangkala khabar mendahuli mubtada’.


:Contoh ‫ !ﻟﺘﱠ ْﺪ ِﺧﻴْ ُﻦ‬s ُ ‫ َﻣ ْﻤُْﻨ ﻮ‬Kata merokok” “Dilarang(
ُ‫!ﻦ ِﺧﻴْ ْﺪ ﻟﱠﺘ‬ adalah mubtada’ yang terbelakang). Hal
ini akan dijelaskan secara khusus pada bab khabar berikut
ini.

b. َ‫* ﳋَُﺒ ﺮ‬ (Predikat)


1. Yang demikian itu dengan َ‫( ! ﳋ‬Predikat) adalah kata
‫ﺒَُ ﺮ‬
yang melengkapi makna mubtada’, ertinya dia merupakan
bahagian yang melengkapi mubtada’ sehingga terbentuklah
sebuah kalimat sempurna. Contoh:
- ‫ﺿﺮ‬
ٌ ِ ‫! َﺣﺎ‬ Kata datang” itu “Guru( ‫ﺿ ﺮ‬
ٌِ ‫َﺣﺎ‬ adalah
,ُ , ‫َُﳌ ﱢﺪ‬
khabar yang di-rafa’-kan dengan dhummah).
‫ﺼ ﺮﺗَﺎ‬
َ ِ ‫ ُﻣْﺒ‬i ِ ‫ َ!ﻟ ﻌْﻴﻨَﺎ‬i (Kata melihat” mata “Keduaِ ‫ﺼ ﺮﺗَﺎ‬
َ ِ ‫ُﻣْﺒ‬
- iِ
adalah khabar yang di-rafa’-kan dengan alîf kerana
bentuknya mutsannâ).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


23

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
‫ ُﻣ ِﺠ ﱞﺪ‬i َ ‫َ!ﻟ ﻔﻼ ُﺣ ْﻮ‬ orang-orang adalah itu petani “Para
- p iَ
yang giat/rajin” (Kata iَ pْ ‫ ﱞﺪ ِﺠ ُﻣ‬adalah
khabar yang di- rafa’-kan dengan huruf waw kerana
bentuknya jama’ mudzakkar sâlim).
ĩ ٌ !‫ َﻣﺎ ِ َﻫ ﺮ‬ĩ ُ ‫! َُﳌ ﻬﻨْ ِﺪ َﺳﺎ‬ orang- adalah itu arkitek “Para
-
orang pintar” (Kata ĩٌ !ِ‫َﻫ‬ adalah khabar yang di-
‫ﺮ َﻣ ﺎ‬
rafa’-kan dengan harkat dhummah kerana bentuknya
jama’ muannats sâlim).

.2 ‫! َﳋﺒَُ ﺮ‬
(Predikat) menyesuaikan diri dengan mubtada,
baik di segi ‘adad (tunggal/mufrad, dual/muannas dan
plural/jamak) ataupun di segi mudzakkar (lelaki) dan
muannats (perempuan). Contoh:
- ِ‫ َُﳌ ﱠﺪ‬, ,
ُ ‫ﺿ ﺮ َﺣﺎ‬
ٌ! “Bapa guru hadir” (contoh untuk
tunggal/mufrad/mufrad lelaki.)

َ ِ ‫ َﺣﺎ‬i ِ ‫ َﺳﺎ‬, ‫! َُﳌ ﱠﺪ‬


i ِ !‫ﺿ ﺮ‬ contoh hadir” itu guru bapa “Kedua(
-
untuk dual/muannas/mutsannâ lelaki.)

َ ِ ‫ﻟ ّﻄﺎﻟِ ُﺐ َﺣﺎ‬p !َ ,ُ , ‫! َُﳌ ﱠﺪ‬


!‫ﺿ ﺮ‬ itu pelajar dan guru “Bapa
- i
hadir” (contoh untuk dual/muannas/mutsanna
lelaki.)

َ ِ ‫ َﺣﺎ‬i ِ ‫ َﺳﺘﺎ‬, ‫! َُﳌ ﱠﺪ‬


i ِ ‫ﺿ ﺮﺗَﺎ‬ contoh hadir” itu guru ibu “Kedua(
-
untuk dual/muannas/mutsannâ perempuan.)

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


p ْ ‫ﺿﺮ‬ُ ِ ‫ َﺣﺎ‬i َِ ‫ ُﺳﻮ‬, ‫! َُﳌ ﱠﺪ‬ contoh hadir” itu guru “Bapa-bapa(
- َِi
untuk plural/jamak/jama’ lelaki.)

24

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

َ ِ ‫ َﺣﺎ‬ĩ ُ ‫ َﺳﺎ‬, ‫!ﳌَُ ﱠﺪ‬


ĩ ٌ !‫ﺿ ﺮ‬ contoh hadir” itu guru “Ibu-ibu(
-
untuk plural/jamak/jama’ perempuan.)
Jika mubdada’-nya berbentuk jama’ yang tidak berakal
(Contoh ‡ُ ‫“ !َﳌﻨَِﺎ‬Tempat-tempat tinggal”, ‡ُ ِ‫“ ! ﳉﺒَﺎ‬Gunûng-
ganang”, ĩُ !,‫“ ﱠ!ﺴﻴﱠَﺎ ﻟ‬Kereta-kereta”, ,َ‫ﻷ‬َ ‫!ﺠُﺎ ْﺷ‬
“Pokok-pokok ”, dan lain-lain.) khabar-nya boleh tetap
mufrad muannast atau
jama’ muannats. Contoh:
‡ُ ‫ ! ِﳉﺒَﺎ‬ĩ disebut: juga boleh atauٌ ‫! ِﳉﺒَﺎ ُ‡ َﻋﺎﻟَِﻴﺎ‬
- ‫َﻋﺎﻟِﻴٌَﺔ‬
‫ َﻣ‬ĩ ُ ,! ‫ !ﻟ ﱠﺴﻴﱠَﺎ‬disebut: juga boleh atau ĩ ُ ,! ‫!ﻟ ﱠﺴﻴﱠَﺎ‬
- ‫ﺴ ﺮ َ ٌﻋ ﺔ‬َْ
ĩ ٌ ‫ﺴ ﺮ َﻋ ﺎ‬
َ ْ ‫َﻣ‬
3. Jenis-jenis َ‫! ﳋﺒَُ ﺮ‬
َ‫( ! ﳋﺒَُ ﺮ‬Predikat) ada tiga jenis:
a. Isim Zhâhir (Mu’rab atau Mabnîy).
Khabar yang berbentuk isim zhahir mu’rab biasanya selalu
nakirah.
- Isim zhâhir mu’rab ada dua macam: Isim Jâmid dan Isim
Musytaq.
- Isim Jâmid adalah kata benda yang tidak dibentuk
dari kata kerjanya (fi’il). Contoh:
- ٌ‫“ ¦ ﺪ َﺳ‬Singa”
- ‫” َْﻧ ٌﻬ ﺮ‬Sungai“
- ‫” َﻏ ْﺼ ٌﻦ‬Dahan“

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


25

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- ,‫ُﺗّ ﻔﺎ‬ ”Epal“
- Isim Musytaq adalah kata benda yang dibentuk dari
kata kerjanya (fi’il) dan bermakna sifat. Contoh:

-
‫ﺿﺮ‬ٌ ِ ‫ “ َﺣﺎ‬Datang”
-
‫ﺼﺮ‬
ٌ ِ ‫ “ ُﻣْﺒ‬Melihat”
- ‫ “ َﻣﺎٌِﻫﺮ‬Pandai”
- s ٌ ‫ “ َﺷ َﺠﺎ‬Berani”
- ‫ “ َ ْﺣ ﻠٌ ﻮ‬Manis”
- ‫” “ ¦ ْﺣ َ ٌﻤ ﺮ‬Merah
Khabar yang berjenis isim zhahir biasanya adalah isim
musytaq seperti seperti contoh di atas .
Terkadang khabar itu ada juga dalam bentuk isim jenis
–namun jumlahnya sedikit- Contoh: ٌ‫¦ﺪ َﺳ ¦ َﺖ ْﻧ‬
“Kamu adalah seekor singa” maksudnya “keberaniannya”.
- Adapun isim mabnîy yang berperan sebagai khabar
antara lain adalah dhamîr, isim isyârah, atau isim
maushūl. Contoh:
- i َ ‫ﻟَﺌِ َﻚ ُﻫ ُﻢ ! ُْﳌﻔﻠٍ ُﺤ ْﻮ‬yang orang-orang “Merekalah ¦ ْp
beruntung” (Kata ُ‫ ﻢُﻫ‬adalah dhamîr mabnîy pada
posisi rafa’ sebagai khabar ).
‫ﺪ‬øَُ‫ !ﻟ ّﻀ َﻼﻟَﺔ ِﺑﺎ‬p ْ ‫َﻟﺌِ َﻚ !ﻟ ِﺬْﻳ َﻦ ! ْﺷﺘَ ﺮ‬adalah itu “Mereka ¦ pْ
-
orang-orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk” (Kata َ‫ !ﻦ ِﺬﻳْ ﻟ‬adakah isim maushūl sebagai

26
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

khabat mubtada’).
b.Shibhu al-Jumlah (Jar majrūr dan zhâraf ).
Contoh:
‫َ!ﻟ ﻌِﺎ ﻣ ُﻞ ٍﻓﻰ !َﳌ ْﺼَِﻨ ﻊ‬ Kata kilang” di itu “Kerani( ‫ْﺼَِﻨ ﻊ‬ ‫ٍﻓﻰ !َﳌ‬
-
adalah Jar Majrūr menjadi khabar mubtada’).
- ‡ِ ‫ !َﳌْﻨِ ﺰ‬%َ ‫“ ! ﻣَﺎ ¦ ِﺪَﻳ ُﻘ ﺔ َﳊ‬Taman itu di depan rumah” (kata
‡ِ ‫ ﻣَﺎ‬%َ !‫ ¦َﳌْﻨِ ﺰ‬adalah shibhu al-jumlah yang terdiri dari
zharaf dan mudhâfun ilaih menjadi khabar mubtada’).

Penting Diperhatikan!
Banyak soalan yang muncul tentang kata “%َ‫”¦ﻣﺎ‬
yang menjadi khabar, kata ini selalu manshūb padahal khabar
adalah marfū’.
Khabar itu marfu’ jika dia merupakan isim jenis atau isim
musytaq. Sementara jika khabar-nya syibhu al-jumlah maka
kalimat yang terbentuk dari zharaf dan mudhâfun ilaih-lah yang
menjadi khabar. Adapun kata “%َ‫ ”¦ﻣﺎ‬adalah manshūb dengan
fi’il yang terbuang, iaitu kata “ْ‫( ”ﺴَِﺘ ﱞﻘ ﺮ ُ ﻣ‬hal ini akan
dijelaskan dalam bab maf ’ūl fîh pada bahagian isim manshūb).
c. Kalimat ismiyah atau kalimat fi’liyah.
‫ ¦ َﺳﺎ ُﺳُ ﻪ َ!ﻟ ﻌ َﻤ‬,ُ ‫!ﻟﻨﱠ َﺠﺎ‬ usa- adalah asasnya “Kejayaan
- ‫ُﻞ‬
ha”. (Kata ‫¦ ﻞ َﻤ َﻟ ﻌ! ُﺳُ ﻪ َﺳُﺎ‬ adalah kalimat ismiyah pada
posisi rafa’ sebagai khabar).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


27

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- ‫ “ !ﺸﻤ ﻟّ ﺲ ¦ ْﺖ‬Matahari telah terbit”.
‫¦ ْﺷَ ﺮَﻗ‬
‫( ُ ْ َﺷ ﺮَﻗ‬Kata ‫ﺖ‬
ْ
adalah kalimat fi’liyah pada posisi rafa’ sebagai
khabar).
Pembahasan ini akan dijelaskankan secara mendetail
dalam bab al-jumlah (kalimat) dan posisinya dalam i’rab pada
bab keempat).
4. Tidak diharuskan bahawa khabar langsung berada
selepas mubtada’, tetapi boleh dipisahkan oleh satu kata atau
lebih. Namun dia tetap menunjukkan dirinya sebagai khabar,
atau merupakan bahagian yang menyempurnakan makna
mubtada’ sehingga terbentuklah kalimat yang sempurna.
Contoh:
‫ ِﻋ ﱡﻲ ُ ِﻣ ﻔْﻴ ٌﺪ‬,! ‫ ﱢ!ﻟ َﺰ‬,ُ ‫!ﻹ ْﺻ َﻼ‬ Kata( ,“ُ‫ !”ﻹ ْﺻ َﻼ‬mubtada’ adalah
yang di-rafa’-kan dengan harkat dhummah. Kata “ ‫ﱡﻲ ِﻋ‬
‫ﱢﻟ َﺰ‬,!!” adalah na’at yang di-rafa’-kan dengan dhummah. Kata
“ٌْ‫ ”ﺪ ُ ِﻣ ﻔﻴ‬adalah khabar yang di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah).
Jika dikatakan: “‫ َﻼ ْﺻ ﻹ‬, ُ ! ‫ﱢﻟ َﺰ‬,! ‫ ”ﱡ!ﻲ ِﻋ‬dan kita berhenti
sampai di situ, maka maknanya tidak sempurna. Dengan
demikian, kalimat tersebut tidak dapat difahami dengan
baik kecuali ada khabarnya, iaitu kata “ٌ‫”ﺪ ُ ِﻣ ﻔْﻴ‬.
adalah: lain Contoh ‫ !ﻟﺒُْﻠﺒُ ِﻞ َﺟ ِﻤْﻴ ٌﻞ‬ĩ ُ ‫ َﺻ ْﻮ‬burung “Suara
bul-bul itu indah” (Kata “ĩُ ْ‫ ” ﻮ َﺻ‬adalah mubtada’
di-rafa’- kan dengan dhummah. Kata “ِ‫ ”!ﻞ ﻟُﺒْﻠُﺒ‬adalah
mudhâfun ilaih di- jar-kan dengan kasrah (harkat bawah).
Kata “ٌ‫ ” ﻞ ِﻤﻴْ َﺟ‬khabar

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


28

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

mubtada’ di-rafa’-kan dengan harkat dhummah. Jika kita


berkata: “ِ‫ !ﻞ ﻟُﺒْﻠُﺒ‬ĩُ ْ‫ ” ﻮ َﺻ‬dan berhenti sampai di situ, maka
kalimat ini tidak dapat difahami dengan baik kecuali ada
khabar-nya iaitu “ٌ‫” ﻞ ِﻤْﻴ َﺟ‬.
5. Boleh mendahulukan khabar dari mubtada’ dalam
beberapa bentuk, iaitu:
a. Jika ingin memberi penekanan pada makna khabar.
:Contoh ‫ !ﻟﱠﺘ ْﺪ ِﺧْﻴ ُِﻦ‬s ُ ‫ َﻣ ْﻤﻨُْ ﻮ‬Kata merokok” “Dilarang(
“sُ ْ‫ ”ﻤﻨُْ ﻮ َ ﻣ‬khabar yang didahulukan dan di-
rafa’-kan dengan harkat dhummah. Kata “ُِْ‫ﻦ ِﺧﻴ‬
‫ ”ْ!ﺪ ﻟﺘﱠ‬adalah mubtada’ yang diakhirkan dan di-
rafa’-kan dengan
harkat dhummah.
b. Jika mubtada’ dan khabar-nya diawali oleh huruf nâfi
atau huruf istifhâm (kata tanya) sementara khabar-
nya adalah sifat. Contoh: َ‫“ ¦ﺖ؟ َﻧْ¦ ََﻗﺎٌِﺋ ﻢ‬Apakah kamu
berdiri?” (Hamzah (َ¦) adalah huruf istifhâm [kata
tanya]. Kata “ ‫ ”َﻗﺎٌِﺋ ﻢ‬adalah khabar yang
didahulukan dan di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah. Kata “َْ‫”¦ﺖ َﻧ‬
adalah dhamîr mabnîy menempati posisi rafa’ sebagai
mubtada’ yang diakhirkan).
c. Jika khabar-nya ْ‫( ﻤﻠَِ ﺔ ُﳉ ! ِﺷ ُْﺒ ﻪ‬semi kalimat) sementara
mubatada’-nya adalah ma’rifah. Contoh:
َ َ ‫ ِﻓﻰ !ﻟﱠﺘَﺄﱢﻧﻲ !ﻟ ﱠﺴ‬penting yang lambat “Biar
- ‫ﻼ ُﻣ ﺔ‬
selamat” (Kata “‫ِﻓﻰ‬ !‫ ”ﻟﱠﺘﺄَﱢﻧﻲ‬adalah jar majrūr sekali

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


29

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
gus menjadi khabar yang didahulukan. Sementara
kata “َ‫ﻼ ُﻣ ﺔ ﱠﺴ ﻟ‬
َ !” adalah mubtada’ yang diakhirkan
dan di-rafa’-kan dengan harkat dhummah.
‫ َ!ﻟ ﻘﺎ ِﺿﻲ َﻗﺎِﺋ ُﻞ ! َﳊ ﱢﻖ‬% ‫َ¦ ﻣَﺎ‬ berkata harus “Hakim
-
benar” (Kata “ِ‫ ﻣَﺎ‬%َ !‫ ”¦ﺿﻲ َﻟ ﻘﺎ‬adalah zharaf dan
sekaligus menjadi khabar yang didahulukan.
Kata “ُِ‫ ”ﻞ َﻗﺎﺋ‬mubtada’ yang diakhirkan di-rafa’-
kan dengan harkat dhummah. Kata “ ‫ ”! ﱢﻖ َﳊ‬adalah
mudhâfun ilaih dan di-jar-kan dengan kasrah).
6. Harus mendahulukan khabar dari mubtada’ dalam
beberapa bentuk, iaitu:

a. Jika khabar-nya ْ‫ ﻤﻠَﺔ ُﳉ ! ِﺷُْﺒ ﻪ‬dan mubtada’-nya adalah


nakirah yang tidak “disifati” dan tidak sedang menjadi
mudhâf. Contoh:
- ‫ ُﺟ ٌﻞ‬,َ ‫ ِﻓﻰ ﺑﻴْﺘَِﻨﺎ‬lelaki seorang ada kami rumah “Di ”
Kata( “‫ ”ﺑﻴِْﺘﻨَﺎ‬majrūr jar adalah (‫ ) ِﺷﺒُْ ﻪ ! ُﳉ ْﻤﻠَﺔ‬sebagai
khabar yang didahulukan. Sementara kata “ٌ‫ﻞ ُﺟ‬
,َ” adalah mubtada’ yang di akhirkan dan di-rafa’-
kan dengan dhummah.
- , ‫ﻋﻨ ِﺪ ِ›ْﻳﻨٌَﺎ‬
ْ Kata wang” memiliki “Saya( “‫ﻋﻨ ِﺪ‬
ْ”
adalah jar majrūr (ْ‫ ) ﻤَﻠﺔ ُﳉ ! ِﺷﺒُْ ﻪ‬sebagai khabar yang
didahulukan. Sementara kata “,‫ ”ِ›ﻳَْﻨٌﺎ‬adalah
mubtada’ yang di akhirkan dan di-rafa’-kan
dengan dhummah.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


30

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

b. Jika khabar-nya merupakan kata/lafaz yang harus


berada di depan kalimat. Seperti isim-isim istifhâm
Contoh: tanya). (kata ‫ ؟‬i ُ ‫ﻹ ﻣﺘِ َﺤﺎ‬
ْ ! ‫ ﻣﺘَِﻰ‬akan “Bila
diadakan peperiksaan?” (Kata “ ‫ ”ﻣﺘَِﻰ‬adalah
ism istifhâm sebagai khabar yang didahulukan.
Sementara kata “iُ َ‫ﻹ ﻣِﺘ‬
ْ ‫ ”!ﺤﺎ‬adalah mubtada’ yang
diakhirkan dan di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah.
c. Jika mubtada’-nya bersambung dengan dhamîr yang
maknanya kembali kepada khabar.
:Contoh ‫ﻼ ِﻣ ﺔ ِﺗﺒَْ ﻌﺎُﺗ ﻪ‬
ََ ‫ ﻟﻠ ّﺴ‬yang “Keselamatan
menjadi ikutannya” (Kata “َ‫ﻟﻠ‬ ‫ﻼ ِﻣ ﺔ ّﺴ‬
َ ” adalah jar majrūr
(ْ‫ِﺷُْﺒ ﻪ‬ ! ‫ ) ﻤﻠَﺔ ُﳉ‬sebagai khabar yang didahulukan. Kata
“ĩُ ‫ ”ِﺗﺒَْ ﻌﺎ‬adalah mubtada’ yang diakhirkan dan di-
rafa’- kan dengan harkat dhummah. Sementara huruf
“ ‫ـﻪ‬
ُ ” yang ada pada kata “ ‫ ”ِﺗﺒَْ ﻌﺎُﺗ ﻪ‬adalah dhamîr
bersambung dengan mubtada’ yang maksudnya
kembali kepada
iaitu khabar “‫ﻼ ِﻣ ﺔ‬
َ َ ‫ﻟﻠ ّﺴ‬.”
7. Terkadang khabar itu banyak. Contoh:
‫ ﺣﻠٌ ﻮ ﺣﺎﻣ ٌﺾ‬i ُ ‫ّ!ﻟ ﺮﻣﺎ‬ Kata( “‫ ”ﺣﻠٌ ﻮ‬pertama kahabar adalah
-
di-rafa’-kan dengan harkat dhummah. Kata “ٌ‫”ﺾ ﺣﺎﻣ‬
adalah kahabar kedua di-rafa’-kan dengan dhummah.
- ‫ ﺑﺎ َﳋﻴِْ ﺮ‬g ٌ ‫ ﱞ ﻓّﻴﺎ‬p ‫!ﻟﻨﱠْﻴ ُﻞ ﺳﺨﻲ‬ Kata( “‫ ”ﺳﺨﻲ‬adalah
kahabar pertama di-rafa’-kan dengan harkat dhummah.
Kata “ ‫ ﱞ‬p” adalah kahabar kedua di-rafa’-kan dengan

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


31

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
dhummah, dan kata ‫ ”ﻓّﻴﺎ‬adalah kahabar ketiga di-
“gٌ
rafa’-kan dengan harkat dhummah.
8. Dalam beberapa bentuk, khabar dibuang, diantara-
nya:
َ ‫”ْﻟَ ﻮ‬. Contoh:
a. Jika mubatada’-nya berada selepas kata “ ‫ﻻ‬
‫ َْﻟ ﻮَﻻ !ﻟ ﱠﻄﺒِْﻴ ُﺐ َﻣِﺎ ُ ِﺷ ﻔ َﻲ ! َِﳌﺮْﻳ ُﺾ‬doktor, kerana bukan “Jika
maka pesakit itu tidak akan sembuh” (Sementara
adalah lengkapnya kalimat “‫ﺷ ﻔ َﻲ‬ ِ ُ ‫َْﻟ ﻮَﻻ !ﻟ ﱠﻄﺒِْﻴ ُﺐ َﻣ ْﻮ ُﺟ ٌﺪ َﻣِﺎ‬
ُْ‫( ”!ﺾ َِﳌﺮﻳ‬Jika bukan kerana ada doktor, maka pesakit
itu tidak akan sembuh”). Maka khabar yang dibuang
dalam kalimat ini adalah kata “ٌ‫”ﺪ ُﺟ ْﻮ َ ﻣ‬.
b. Jika khabar-nya diawali oleh huruf/kata yang
digunakan untuk bersumpah.
َ َ õ ‫ ! َﳊﻴََﺎ‬i ّ ¦ ”َ ‫ َُﻟﻌ ْ ُﻤ ﺮ‬umurmu, “Demi
:Contoh ,ٌ ‫ﻛ ﻔﺎ‬
sesungguhnya kehidupan ini adalah perjuangan”
adalah lengkapnya kalimat (Sementara “‫َُﻟ ﻌ ْ ُﻤ ﺮ َ” َﻗ َﺴ ِﻤ ْﻲ‬
,ٌ َ‫ َﻛ ﻔﺎ‬õَ‫ ! ﳊَﻴﺎ‬iّ ¦” “Demi umurmu aku bersumpah,
sesungguhnya kehidupan ini adalah perjuangan”.
Kata “”َ ْ‫” ُﻤ ﺮ َُﻟ ﻌ‬.adalah mubtada’ dan kata “ْ‫ﻲ‬
‫ ِ”ﻤ َﺴ َﻗ‬adalah khabar.
c. Jika ada kata yang di-‘athaf-kan kepada mubtada’-
nya dengan huruf waw yang menunjukkan makna
.Contoh: keikutsertaan ‫ﺣ ﻪ‬ُ ُ ‫ ِﺻ َﻼ‬p َ ّ ‫ ُﻛ ﱡﻞ ُﺟﻨْ ِﺪ‬Setiap“
perajurit dan senjatanya” (Kalimat lengkapnya

32
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’....... 
i adalah“ِ ‫ ِﺻ َﻼ ُ ُﺣ ﻪ ُ ْﻣ ﻘﺘَ ﺮَﻧﺎ‬p َ ّ ‫ُﻛ ﱡﻞ ُﺟْﻨ ِﺪ‬ ” perajurit “Setiap
ada senjatanya”. Khabar yang dibuang adalah kata
i “ِ ‫ ْﻣ ﻘﺘَ ﺮَﻧﺎ‬.”
ُ
c.
‫ !ﺳﻢ َﻛﺎ‬atau salah satu dari sudara-saudara-
nya:

1.
‫ ¦ﺳﻢ‬adalah setiap mubtada’ yang dimasuki oleh
‫َ ﻛﺎ‬

iَ َ‫ ﻛﺎ‬atau saudara-saudaranya. Oleh itu, setiap ‫ ¦ﺳﻢ‬selalu
iَ َ‫ﻛﺎ‬
marfu’. Contoh: ‫ ٍَ َﻗﺎًِﺋ ﻤﺎ ٌﺪ ﻳ‬iَ َ‫“ ﻛﺎ‬Si Zaid telah berdiri” (Kata
َ ‫ ¦ﻛﺎ‬di-rafa’-kan dengan dhummah).
ٌ‫ ٍَ ﺪ ﻳ‬adalah iَ ‫ﺳﻢ‬
2.Saudara-saudara iَ َ‫ﻛﺎ‬ adalah sebagai berikut:
a. Menunjukkan waktu, iaitu: ,َ¦‫ْ ﻣ‬ ‫ ﺴﻲ‬,‫ ¦ ْﺿ َﺤﻰ‬,‫¦ ْﺻَﺒ َﺢ‬
َ
‫ﻞ ﻇ‬, ‫ﱠ‬
ĩ َ ‫َﺑﺎ‬.
:õ Contoh ‫ ُﻣﺜْ ِ َﻤ ٌﺮ‬õ ‫ﺠ ُﺮ‬
َ َ ‫ ¦ ْﺻﺒَ َﺤ ِﺖ !ﻟ ﱠﺸ‬Diwaktu“
- ‫¦ ْﺻَﺒ َﺢ‬
subuh pokok itu berbuah”.
‫ ُﻣ ْﻬﺘَﱢ ﻤْﻴ َﻦ َِﺑ ﻌ َﻤﻠِ ﻬﻢ‬i َ ‫¦ ْﺿ َﺤﻰ ! َُﳌ ﻬْﻨ ِﺪ ُﺳ ْﻮ‬
- ‫ ¦ ْﺿ َﺤﻰ‬:Contoh
“Awal pagi lagi para arkitek telah konsentrasi
dengan pekerjaannya”
- ‫َﻇ ﱠﻞ‬ Contoh: ‫َﻋ‬ َ‫ُﻣ َﻋﻠ‬ ‫َ!ﻟ ﻌِﺎ ﻣ‬ ‫َﻇ ﱠﻞ‬
‫َِﻤِﻪﻠ‬ ‫ِﻜﺒ ﻰ‬ ‫ُﻞ‬
‫ّﺎ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


“Tengah hari hari kerani itu masih sibuk dengan
pekerjaannya”
‫ ْ¦ ﻣ‬:õ Contoh ‫¦ ﻣ ﺴ ِﺖ !ﻟ ﺴ ُﻣ ْﻤ ِ َﻄ ٌﺮ‬
- ‫َﺴﻲ‬ ‫ﱠ‬ َ َ petang “Di
› ‫َﻤُﺎ‬
hari turun hujan”

33

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- ĩ‫ﺑﺎ‬ Contoh: ‫!ﻻﻣﻌﺎ ﻟﻨﺠﻢ‬ ĩ‫ﺑﺎ‬ “Semalaman
bintang itu bercahaya”
b. Menunjukkan makna perubahan, iaitu: ,‫ ﺻَﺎ‬Contoh:
‫ َ!ﻟ ﻘ ْﻄ ُﻦ ﻧَ ِﺴﻴ ًﺠﺎ‬, ‫َﺻَﺎ‬
tekstil”. menjadi telah itu “Kapas
c. Menûnjukkan makna nagasi (tidak). Iaitu َْ‫ﺲ َﻟﻴ‬
:Contoh ‫ َﺳ ْﻬ ًﻼ‬,ُ ‫َﺠﺎ‬ ‫ﻟَﻴْ َﺲ !ﻟﻨﱠ‬ kejayaan “Memperolehi
itu tidaklah mudah”.
d. Menûnjukkan makna kontinuiti (berterusan ) iaitu:
‫ َﻣﺎَﻓﺘﺊ‬,‫ َﻣﺎ!َﻧ ﻔ ﱠﻚ‬,,َ ‫‡! َﻣﺎَﺑﺮ‬, ‫ ﻣﺎ‬,َ
‫ ¦ﻣ ًﻼ ُﻣ‬% ُ‫ َﻣَﺎ ! َ‡ !ﻟ ﱠﺴ َﻼ‬Keselamatan“
‫ِﺤﺒ‬
- ‡َ ! ‫ َﻣَﺎ‬:Contoh ‫ّﺎ‬
masih merupakan harapan keinginan”.
- ,َ ‫َﻣﺎَﺑﺮ‬ :Contoh ‫ ُﻣْﻨ َﻄَِﻠ ﻘﺘَْﻴ ِﻦ ¦ﻟَﻰ‬i ِ ‫ َﺧﺎ‬p ْ , ‫ !ﻟ َﺼُﺎ‬,َ ‫َﻣﺎَﺑﺮ‬
َ‫!ﻤِﺮ َﻟﻘ‬ “Kedua angkasawan itu masih melakukan
perjalanan ke bulan”.
‫َﻣﺎ!ﻧَ ﻔ‬ ‫!ﻟ‬
‫ﻧَﺎﺋًِ ﻤﺎ‬ ‫َﻣﺎ!َﻧ ﻔ‬ “Bayi itu
- ‫ﱠﻚ‬ :Contoh ‫ﱠﻚ ﱢ ْﻄ ﻔ‬
‫ُﻞ‬
masih tidur”
e. Menunjukkan masa (rentang waktu), iaitu: %َ!›‫ﻣَﺎ‬
:Contoh !›‫ ﺮ‬,õ ‫ َﻣَﺎ ! َ› ﻣﺖ !ﻹﺷَﺎ‬,s‫ﻻﺗﻌ !ﻟﺸﺎ‬
َ . Jangan“
melintas jalan raya selagi lampu merah masih
menyala”
iَ َ‫ ﻛﺎ‬dan saudara-saudaranya disebut dengan
‫!ﻟﻨﺎﻗﺼﺔ! ‡ﻷﻓﻌﺎ‬ “fi’il-fi’il yang kurang sempurna”,
kerana dia memerlukan khabar untuk
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
menyempurnakan makna kalimatnya. Juga fi’il-fi’il
ini disebut dengan

34

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

َ‫!ﺨﺔ ِﺳ ﻟﱠﻨﺎ‬ kerana dia merubah hukum khabar (dari


marfu’ menjadi manshūb)

3. iَ َ‫ﻛﺎ‬ dan saudara-saudaranya semuanya adalah fi’il.


Dilihat dari aspek tashrif-nya, maka iَ dan saudara-
َ‫ﻛﺎ‬
saudaranya terbahagi kepada tiga:
a. Fi’il-fi’il yang dapat di-tashrif-kan kepada tashrîf fi’il
mudhâri’ dan fi’il amar dan dia berperan (amal)
Contoh
fungsi iَ َ‫ ﻛﺎ‬. Fi’il-fi’il yang demikian itu adalah: ,iَ َ‫ﻛﺎ‬
ĩ ,َ ‫ َﺑﺎ‬,‫ ْ¦ ﻣ َﺴﻰ‬,‫ َﻇ ﱠﻞ‬,‫ﻲ‬, ‫ﺤ‬
‫ ¦ ْﺿ َ َﺻَﺎ‬,‫ ْﺻﺒَ َﺢ‬.¦ :Contoh
‫ﻳَ ِﻈ ﱡﻞ َ!ﻟ ﻌِﺎ ﻣ ُﻞ ُﻣ‬ kerani hari tengah “Di
‫ِﻜﺒ‬
- ‫ّﺎ َﻋَﻠﻰ َﻋ َﻤِﻠ ﻪ‬
itu masih sedang sibuk dengan pekerjaannya”
(Contoh fi’il mudhâri’).
- i‫ ِﺣﺪ‬p !َ ‫“ ُﻛ ﻮﻧُ ﻮ‬Bersatulah” (Contoh fi’il amar).
ْْ
i‫َﻳﺪ‬
Di samping itu, fi’il di atas juga boleh diawali
oleh huruf-huruf nâfyi. Contoh:
i‫ َ ﻳﺪ‬i َ ‫“ ﻣﺎَ َﻛﺎ‬Si Zaid tidak berdiri”.
- ‫َﻗﺎِﺋﻤ‬
َ َ ‫ ْ‡ ﺗَ ْﺼَﺒ ْﺢ !ﻟ ﱠﺸ‬jadi belum
ْ‫ ُﻣﺜ‬õ ‫ﺠ ُﺮ‬ itu “Pokok
- õ ‫ِ َﻤ ٌﺮ‬
berbuah”.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


b. Fi’il-fi’il yang hanya dapat di-tashrif-kan kepada
tashrîf fi’il mudhâri’ saja dan tidak dapat di-tashrîf-
kan kepada fi’il amar. Fi’il mudhâri’ yang demikian
itu berperan (amal) Contoh fungsi iَ َ‫ﻛﺎ‬ . Fi’il-fi’il
yang demikian adalah fi’il-fi’il yang bermakna
kontinuiti

35

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
(berterusan ) iaitu: َ‫ ﻣﺎ!ﻧَ ﻔ ﻣﺎَﻓﺘﺊ‬,َ ,َ ‫ ﻣﺎَﺑﺮ‬,َ !‡ ‫ ﻣﺎ‬,َ dan
, ‫ﱠﻚ‬
selalu diawali oleh huruf nâfi. Contoh:

ُ َ ‫ﻻﻳَ ﺰ! ُ‡ !ﻟ ﱠﺴ‬
‫ ¦ﻣ ً ﻼ ُﻣ‬% ‫ﻼ‬ masih “Keselamatan
‫ِﺤﺒ‬
- ‫ّﺎ‬
merupakan harapan dan keinginan”.
- ‫ْ‡ ﻳﻨَ ﻔ ﱡﻚ !ﻟ ﱢ ْﻄ ﻔ ُﻞ َﻳﺒْ ِﻜﻲ‬ sedang masih itu “Bayi
menangis”
c. Ada dua fi’il jâmid (kekal ) tidak dapat dibentuk
menjadi fi’il mudhâri’ dan fi’il amar. Kedua fi’il yang
demikian itu adalah َْ‫ ﺲ َﻟﻴ‬dan %َ!›َ‫ﻣﺎ‬. Huruf َ‫ ﻣﺎ‬yang
mendahului kata %َ!›َ disebut dengan ‫َﺪ ْﺼ َﻣ َﻣﺎ‬,‫ﻳﺔ‬
‫ ﺮﻓﻴﺔ َﻇ‬. Di samping itu, diharuskan bahawa
ْharus ada kalimat (jumlah) sebelum kata %َ!› ‫ﻣَﺎ‬.

ُ ِ َ‫َﻟ ْﻦ ﻳَﻨْﺘ‬
:Contoh ‫ َﻗﺎﺋِﻤ‬p ُi ُ ‫ !ﻟَﺘﱠ ﻌﺎ‬% ›َ ! ‫ َﻣَﺎ‬p ‫ﺼ ﺮ َ!ﻟ ﻌ ُ ﱡﺪ‬ Musuh“
tidak akan menang selama persatuan masih
kukuh.”

Penting Diperhatikan!
i َ ‫َﻛ ﺎ‬ selain saudara-saudaranya, dan ‡َ ! َ ,‫َﻓﺘِ َﺊ‬, dan ‫َﺲ‬ ْ‫ﻟَﻴ‬
beramal (berperan) Contoh fi’il tâm. Ertinya cukup hanya
ada fa’il-nya dan tidak memerlukan adanya khabar. Contoh:
- i َ ‫ ¦ْﻳﻨَ ﻤﺎ َﻛﺎ‬o ,ُ ‫ َﺳﺄﺗَﺎُﺑِ ﻊ ¦ ْﺧَﺒَﺎ‬beritanya mengikuti akan “Saya
sampai bila-bila” (Kata ‫ َﻛﺎ‬di sini dengan makna
“diperoleh”). iَ

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


36

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’....... 
- , َ‫¦َﻻ ¦ﻟَﻰ !ﷲ َﺗ ِﺼﻴُْ ﺮ ! ُﻷ ﻣﻮ‬ ,kepada hanya “Ketahuilah
Allah kembalinya semua urusan” (Kata َِ‫ﺗ‬ ‫ﺼُْﻴ ﺮ‬ di
sini dengan makna “kembali”).
‫ﺑَﺎﺗَ ْﺖ‬p َ ‫ ¦ﻟَﻰ َﻋ َﺸﺎ ِﺷ َﻬﺎ‬, ‫!ﻟ ﱡﻄُﻴْ ُﻮ‬ di berada itu “Burung ¦ََp ْĩ
-
sarangnya dan bermalam di sana”. (Kata َْ‫ﺑَﺎﺗ‬ ‫ﺖ‬ di
sini dengan makna “memasuki malam/
bermalam”).

4. Terkadang
Contoh:
‫ َﻛﺎ‬hanya sebagai tambahan saja.

‫ ِﻣﺜْﻠُ َﻚ‬i َ ‫ َﻻﻳُْ ﻮ َﺟ ُﺪ َﻛﺎ‬Kata anda” seperti didapati “Tidak(
iَ َ‫ ﻛﺎ‬hanya sebagai tambahan, dan tidak diterjemahkan).
5.Terkadang juga huruf nūn yang ada pada akhir kata
iُ ْ‫ﻮ ُﻜ َﻳ‬-sebagai bentuk fi’il mudhâri’ dari iَ َ‫ ﻛﺎ‬-
dibuang ketika kata tersebut dalam posisi di-jazam-kan agar
ringan dalam
mengucapkannya, kerana kata tersebut sering dipakai.
:Contoh ‫َﻟﻢ ﻳَ ُﻚ‬dari ganti (sebagai ‫َﻟﻢ ﻳَ ُﻜ ْﻦ‬.)
6.Oleh kerana isim iَ َ‫ ﻛﺎ‬dan saudara-sauadanya pada
awalnya adalah mubtadâ’, maka isim iَ َ‫ﻛﺎ‬ yang demikian
itu dapat berbentuk:
1. Isim mu’rab, seperti seperti contoh di atas .
2. Isim mabnîy (dhamîr, isim isyârah, isim maushūl dan lain-
lain.). Contoh:
‫ َ¦ ْﺻﺒَ ْﺤ ُﺖ‬aktif menjadi “Aku ” (‫َ ْﺻﺒَ ْﺤ ُﺖ‬:¦ Kata
- ‫ُﻣﺘَ ﻔﺎﺋ ًﻼ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


َ‫¦َ ﺢ ْﺻَﺒ‬ adalah fi’il mâdhi nâqish adalah dhamîr
dan ĩُ

37

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
mabnîy yang menempati posisi rafa’ sebagai isim
kata ‫َ ْﺻﺒَ َﺢ‬.¦
- ‫ ْ¦َ ﻣ َﺴﻰ َﻫ َﺬ! ! َِﳌﺮﻳْ ُﺾ ُﻣ ْﺴَِﺘ ﺮﻳْ ًﺤﺎ‬pesakit “Petang-petang
ini berehat ” (kata “!َ‫ ” ﺬ َﻫ‬adalah isim isyârah
yang penempati posisi rafa’ sebagai isim َ‫)¦ﺴﻰ َْ ﻣ‬.
Penjelasan secara terperinci tentang hal di atas
akan dijelaskan dalam bahagian isim mabnîy pada bab
berikutnya.
7. Af’âlu al-muqârabah, Af’âlu al-Rajâ’, Af’âlu al-Syurū’
merupakan bahagian dari saudara-saudara iَ َ‫ﻛﺎ‬ . Fi’il-fi’il
yang demikian itu adalah sebagai berikut:

Af ’âlu al-muqârabah adalah: َ‫َﺷ‬ ‫ ﻚ‬pْ ¦ , َ َ‫َ›ﻛﺎ‬, ‫ ِﻛ ﺮ‬.
adalah: al-Rajâ’ Af ’âlu  ‫ ¦ ْﺧﻠ ْﻮَﻟ َﻖ‬,‫ َ َﺣ ﺮ‬,‫ َﻋ َﺴﻰ‬.

Af ’âlu al-Syurū’ adalah: ,َ‫ﻞ‬ ‫ َ ِﻃ ﻔ‬,‫ ¦َ َﺧ َﺬ‬,‫ ¦ﻧْﺸَﺄ‬s ,َ ‫َ َﺷ ﺮ‬
‫َ َﺟ ﻌ‬ ,‫َ ﻖ‬
‫ َﻫ‬.
‫ﱠﺐ‬
Semua fi’il di atas berperan me-rafa’-kan mubtada’ dan
me-nashab-kan khabar, dan khabarnya harus selalu dalam
bentuk jumlah fi’liyah dan fi’il-nya pun harus fi’il mudhâri’.
َ‫ !ﻟ ﱠﺸ ْﻤ ُﺲ ﺗ‬ĩ ْ › ‫ َﻛَﺎ‬Kata terbit” hampir “Matahari(
:ẽ Contohُ ‫ﺸ ﺮ‬
ُْ
“ُ‫ ”!ﺲ ْﻤ ﱠﺸ ﻟ‬merupakan isim “›َ‫ ” ﻛﺎ‬yang dirafa’kan
dengan
dhummah, sementara kata “ẽُ َْ‫ﺸ ﺮ ﺗ‬
ُ” adalah jumlah fi’liyah
sebagai khabar “›َ‫)” ﻛﺎ‬.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


38

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

Khabar dari fi’il-fi’il tersebut di atas juga terkadang


diawali oleh huruf “iْ ¦”. Keikutsertaan huruf “iْ ¦”
yang demikian itu dapat dalam bentuk:

Wajib beserta dengan “iْ ¦” iaitu untuk fi’il: َ‫َﺣ ﺮ‬
dan َ‫ ¦ ﻖ ْﻮﻟَ ْﺧﻠ‬kedua kata ini sama ertinya dengan kata
“َ‫” ﺴﻰ َﻋ‬
(semoga). i ْ ¦ ‫َ َﺣ ﺮ ¦)ﺧﻠﻮﻟﻖ( !ﻟ ّﻄ ﱡﺐ‬
g َ !‫! ْﻷَ َﻣ ﺮ‬ ‫ﻳَُ ﻌﺎﻟِ َﺞ‬
:Contoh
ِ‫!ﺼَﻴﺔ ْﺴَْﺘ ﻌ ُﳌ‬
“Semoga doktor itu dapat
mengubati penyakit kronik ”.

Majoriti beserta dengan “iْ ¦” iaitu untuk fi’il: َ‫َﻋ‬ ‫ﺴﻰ‬
dan َ‫ ﻚ َﺷ‬pْ ¦ Contoh:

- %pَْ ‫ ﻳَُ ﺪ‬i ْ َ¦ › ‫َﻋ َﺴﻰ ﱠ!ﻟ ﺮ َﺧُﺎ‬ kemakmuran “Semoga


berjalan berterusan ”.
!‫ﺠ ﻌ َﻞ ! ﱠﷲُ ِﻓِﻴ ﻪ َﺧﻴًْ ﺮ‬
َ ْ ‫َﻳ‬p َ ‫ َﺗ ْﻜَ ﺮ ُﻫﻮ! َﺷْﻴﺌًﺎ‬i ْ َ¦ ‫َﻓ ﻌ َﺴﻰ‬ .QS (
- !ً ‫َﻛِﺜ‬
An-Nisa: 19) “Mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak.”

ْ‫ َﻳﻨ‬i ْ ¦ ‫ ﻚ َﺳَ ّ!ﻟﻠﻴ‬pْ ¦ “Malam itu sudah hampir


- ‫ْ َﺠﻠ َﻲ‬
terang” ‫ﻞ‬
ُ

Minoriti beserta dengan “iْ ¦” iaitu untuk fi’il: ›َ‫ ﻛﺎ‬dan
َ ‫ َ ِﻛ ﺮ‬. :Contoh
- ُ ‫› !ﻷُ َ ُﻣ ﺔ َﺗﻨَْ ِﻔ ﺮ‬ĩ ‫ َﻛَﺎ‬disebut: juga boleh atau
“َ ‫ َﺗﻨَْ ِﻔ ﺮ‬i ْ ¦ ‫› !ﻷُ َ ُﻣ ﺔ‬ĩ ‫ ” َﻛَﺎ‬hampir sudah ini “Krisis

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


39

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
terbuka”.

Tidak boleh beserta dengan “iْ ¦” iaitu untuk semua
fi’il syurū’. Contoh:
- iَ َُ‫َﻳﻠَ ﻌﺒُﻮ ›ﻻ‬p ‫¦ ﻷَ! َﺬ َﺧ‬ “Anak-anak itu
sudah mulai akan bermain”.

- › ‫ َﺗ ﱠﻐ ُﺮ‬, ‫َﻫﺒﱠﺖ !ﻟ ﱡﻄُْﻴ ُﻮ‬ mulai sudah itu “Burung


berkicau”.

Penting Diperhatikan!
Semua fi’il al-muqârabah, al-rajâ’, dan al-syurū’ tidak dapat
di-tashrif-kan (ertinya hanya memiliki pola fi’il mâdhi saja)
,‫ َ ِﻃ ﻔ َﻖ‬,‫ َﺷ َﻚ‬p ْ ¦ ›, ‫ َﻛَﺎ‬. di-tashrîf- dapat fi’il Keempat
:kecuali ‫ﺟ ﻌ َﻞ‬
ََ
kan ke dalam bentuk fi’il mudhâri’. Contoh:
‫ ُﻫ ْﻢ‬, ‫ َﻳ ْﺨ َﻄ ُﻒ ¦َﺑْ َﺼَﺎ‬ẽ ُ ‫ ﻳَ َﻜُﺎ › !ﻟَْْﺒ ﺮ‬Kata( ›“ ‫ ”َﻳ َﻜُﺎ‬merupakan
-
bentuk mudhâri’ dari kata “›َ‫)” ﻛﺎ‬.
- ‫ ﻳَْﻨﺘَِﻬ َﻲ‬i ْ ¦ ‫ ﻳُْ ﻮ ِﺷ ُﻚ !ﻟ ﱠﺼﻴْ ُﻒ‬Kata( “‫ ”ﻳُْ ﻮ ِﺷ ُﻚ‬merupakan
bentuk mudhâri’ dari kata “َ‫ ﻚ َﺷ‬pْ ¦”).

d. i‫ﺧ‬ ! ‫ﱠ‬ atau salah satu dari saudara-saudaranya.


Yang demikian itu dengan i‫ ﱠ ¦ ﺧ‬adalah setiap
1.

khabar mubtada’ yang dimasuki oleh i‫ ¦ ﱠ‬atau saudara-


saudaranya. ‫ ﺧ‬i‫ ¦ ﱠ‬selalu dalam keadaan marfū’. Contoh:

‫ َﻗﺎﺋٌِ ﻢ‬i‫ َ ﻳْﺪ‬iّ ¦ “Sesungguhnya si Zaid berdiri”. (Kata
“ ‫ ”َﻗﺎﺋٌِ ﻢ‬adalah khabar i‫ ¦ ﱠ‬dirafa’kan dengan dhummah).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


40

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’....... 
 ‫ْﻃِﻨ ﻬﻢ‬ p َ ‫ ِ¦َﻟﻰ‬p َi ْ ‫ !ﻟ ﱠﻼ ِﺟِﺌْﻴ َﻦ َﻋﺎ ُِﺋ ﺪ‬para
“Sesungguhnya ¦ ّi
pengungsi itu kembali ke tanah airnya”. (Kata
“iَ pْ َ‫ ” ﻋﺎﺋُِ ﺪ‬adalah khabar i‫ ¦ ﱠ‬di-rafa’-kan dengan huruf
waw kerana bentuknya jama’ mudzakkar sâlim).
2.
Saudara-saudara i‫ﱠ‬ ¦ adalah sebagai berikut:
i‫ ¦ ﱠ‬: untuk penguat pernyataan.

Contoh: ٌُ‫ !ﺢ ِﺟ ﻧَﺎ ﱠﺪ ِﺠ ﳌ‬i‫”¦ ﱠ‬Sesungguhnya orang rajinlah


yang berjaya”

i‫¦ ﱠ‬ : untuk penguat pernyataan. Dalam hal
ini diharuskan ada kalimat yang mendahului kata
“i‫”¦ ﱠ‬.
‫ﻼ ›َﻧﺎ‬
ِ َ ِ‫ﺑ‬ ‫ !ﻟ ﱢﺼَﻨﺎ َ َﻋ ﺔ ُﻣﺘَ ﻘ ﱠ َﺪ ٌﻣ ﺔ‬i ‫ﺴ ﻌ ُﺪﻧِﻲ َ¦ ﱠ‬
ِ ْ ُ‫ﻳ‬merasa ”Saya
:Contoh
bangga bahawa kilang di negara kita mengalami
kemajuan.”

i َ‫ﱠ َﻛﺄ‬ : berperan untuk menyerupakan, jika
khabar-nya jâmid. Sebaliknya dia memberikan
makna dugaan jika khabar-nya musytâq. Contoh:
‫ ُﻣ َﺤ‬i ‫َﻛَﺄ ﱠ‬ “Si Muhammad seperti singa”.
- ‫ ¦َ َﺳ ٌﺪ‬i‫ﱠﻤﺪ‬
(Personifikasi)
‫“ َﻛَﺄﻧﱠ َﻚ َﻓﺎ‬Sepertinya anda faham”. (Dugaan).
- ‫ِ ﻫ ٌﻢ‬

‫ ﱠﻦ ِﻜ ﻟ‬untuk klarifikasi (maksudnya
mengklarifikasikan pernyataan selepasnya yang
berbeza dengan pernyataan sebelumnya. Oleh itu,
harus ada kalimat yang mendahului kata “‫ﱠ”ﻦ ِﻜ ﻟ‬
Contoh:
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
41

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
‫ﺻ ﻐٌْﻴ ﺮ ﻟَ ِﻜﻨُﱠ ﻪ ُ ِﻣ ﻔﻴْ ٌﺪ‬
َِ ُ ‫!ﻟ ِﻜَﺘﺎ‬ kecil, memang itu “Buku
-
tetapi sangat berguna”.
‫َﻣﺎ َﻫ َﺬ! ¦َﺑَْﻴ ٌﺾ َﻟ ِﻜُﱠﻨ ﻪ ¦َ ْﺳ‬ putih, warna bukan “Ini
- › ‫َ ٌﻮ‬
tetapi warna hitam”.
‫ ﱠﻞ ﻟََ ﻌ‬bermakna berharap untuk memperolehi sesuatu.

:Contoh ‡ٌ ‫ ََﻟ ﻌ ﱠﻞ ! َﳉ ﱠﻮ ُ ْﻣ ﻌَﺘِ ﺪ‬normal/ cuaca “Semoga


bersahabat”.
Sering terjadi bahawa lâm yang ada pada kata “‫ﱠ‬
‫ﻟََ ﻌ‬ ‫ ”ﻞ‬dibuang, sehingga menjadi “ ‫” ﱠﻞ َﻋ‬.
Contoh: ‫ﱠ!ﻞ َﻋ ٌﺐ َِﻗ ﺮﻳ َ ْﺮ َﻟ ﻔ‬ : “Semoga
kelapangan semakin dekat”

َْ‫َﻟﻴ‬ ‫ﺖ‬
bermakna berangan-angan untuk
mendapatkan sesuatu. Contoh:
- ‫َﻟْﻴ َﺖ !ﳌُ َﺴﺎَِﻓ ﺮ‬: datang”. itu musafir “Sekiranya
% ›ٌ ‫َﻗِﺎ‬
- َ َ ْ‫َﻟْﻴ َﺖ !ﻟﻨﱠِﺘﻴ‬: bagus”. itu nilai “Sekiranya
‫َﺴَﻨٌﺔ‬
‫ﺠ ﺔ َﺣ‬
kata Jika “‫ ”َﻟْﻴ َﺖ‬dengan bersambung “‫”ﻳَُﺎ › !ﳌﺘَ َﻜﻠّﻢ‬
maka dia harus disertakan dengan huruf “i” yang
dengan disebut “‫ !ﻟ ِﻮَﻗﺎَﻳِ ﺔ‬i ُ ‫ﻧُْ ﻮ‬.” :Contoh ‫ﺳ ﻌْﻴ ٌﺪ‬ ِ َ ‫َﻟْﻴﺘَِﻨﻲ‬
“Sekiranya saya dapat berbahagia”.

‫َﻻ‬bermakna tidak. Contoh: ٌ‫َ›!ﻢ ﺋ‬ ,َpْ َُ‫ﺳُ ﺮ ﻻ‬
“Kebahagiaan itu tidak selalu ada”.
Huruf “ ‫ﻻ‬
َ ” pemakaiannya sangat banyak,
oleh itu, akan kami jelaskan hal tersebut pada bab
ke-3 yang membincangkan secara khusus perkara-
perkara yang berkaitan dengan huruf.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


42

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

3.
Khabar “i‫ ”¦ ﱠ‬dapat dalam bentuk:
a. Isim Zâhir, Seperti seperti contoh di atas .
b. Syibhu al-Jumlah (Zharaf atau Jar Majrūr). Contoh:
- ‫ !ﻟَﱠﺘ ﻌﺐ! َﺪ َْﺑ ﻌ َ َﺣ ﺔ !ﱠﻟ ﺮ‬i‫¦ ﱠ‬“Sesungguhnya
berehat selepas lelah”. (Kalimat “ ‫”ﻟَﱠﺘ ﻌﺐ! َﺪ َْﺑ ﻌ‬
merupakan syibhu al- jumlah kerana terdiri dari
zharaf dan mudhâfun ilaih
dan berperan sebagai khabar “i‫)”¦ ﱠ‬.
- , !ِ‫ ُﺟ َﻞ ِﻓﻲ !ﻟ ﱠﺪ‬, ‫ ََﻻ‬kampung di orang ada “Tidak
itu”. (Kalimat “,!‫ ﱠ”ﺪ ﻟ! ِﻓﻲ‬adalah jar majrūr sebagai
khabar dari “ ‫ﻻ‬
َ ”).
c. Jumlah Ismiyah dan jumlah fi’liyah, Contoh:
‫ َﺷ‬pُo ُ ‫ َﺿﻮ‬,َ ‫ !ِﳌ ْﺼﺒَﺎ‬i ‫¦ ﱠ‬ itu lampu “Sesungguhnya
- ‫ِﺪﻳْ ٌﺪ‬
cahayanya sangat terang”. (Kalimat “ٌ‫ ﺪ ِﺪْﻳ َﺷ‬oُpُ َ‫ﺿﻮ‬ ”
adalah jumlah ismiyah yang berperan sebagai khabar
“i‫)”¦ ﱠ‬.
- ‫ﻳَُ ﻌ ْ ُﻮ › ﻳَْ ﻮً ﻣﺎ‬ َ ‫َﻟْﻴ َﺖ !ﻟ ّﺸﺒَﺎ‬ itu muda masa “Sekiranya
dapat kembali hari ini” (Kalimat “›ْ‫” ُﻮ ﻳَُ ﻌ‬
adalah jumlah fi’liyah yang berjawatan sebagai
khabar “َ‫)”ﺖ َﻟْﻴ‬.
(Penjelasan di atas akan dibahas dalam bab jumlah dan
fungsi i’rab-nya pada bab keempat).
4.
Boleh mendahulukan khabar “i‫ ”¦ ﱠ‬dari isim-nya jika
khabar-nya syibhu al-jumlah sementara isim-nya ma’rifah.
:Contoh َ َ ‫ ِﻓﻰ !ﻟﱠﺘَﺄّﻧﻰ !ﻟ ﱠﺴ‬i ‫¦ ﱠ‬
‫ﻼ ُﻣ ﺔ‬ dalam di “Sesungguhnya

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


43

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
ketenangan itu ada keselamatan” (Kalimat “‫ﻟﱠﺘﺄَّﻧﻰ! ِﻓﻰ‬
” merupakan khabar “i‫ ”¦ ﱠ‬yang didahulukan, sementara
kata
“‫ﻼ ُﻣ ﺔ‬
َ َ‫ﻟ‬ ‫ ”ﱠ!ﺴ‬adalah isim “i‫ ”¦ ﱠ‬yang diakhirkan).
Wajib mendahulukan khabar “i‫ ”¦ ﱠ‬dari isim-nya:
a. Jika khabar-nya syibhu al-jumlah dan isim-nya
nakirah. Contoh: !ْ‫ﺴ ﺮ ُﻟ ﻌ! َﻊ َﻣ‬
ِ ْ ُ‫ﺴ ﺮ ﻳ‬
ً i‫ﱠ‬ ¦
“Sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan”.(Kalimat “ْ‫ُﻟ ﻌ! َﻊ َ ﻣ‬ ‫ﺴﺮ‬
ِ”
adalah khabar “i‫ ”¦ ﱠ‬yang didahulukan,
sementara kata “!ْ‫ﺴ ﺮ ُﻳ‬
ً ” adalah isim “i‫ ”¦ ﱠ‬yang
diakhirkan).
b. Jika terdapat pada isim “i‫ ”¦ ﱠ‬dhamîr yang dilalah-nya
kembali kepada khabar.
:Contoh ‫ َﺻﺎ ِﺣﺒَُ ﻬﺎ‬, !ِ‫ ِﻓﻲ !ﻟ ﱠﺪ‬i ‫¦ ﱠ‬ di “Sesungguhnya
kampung itu ada penduduknya”. (Kalimat “,!!‫ﱠﺪ ﻟ‬
‫ ”ِﻓﻲ‬adalah khabar “i‫ ”¦ ﱠ‬yang didahulukan,
sementara kata “ُ‫ ” ﺐ ِﺣ َﺻﺎ‬adalah isim “i‫”¦ ﱠ‬
yang diakhirkan, kerana dia bersambung dengan
dhamîr “َ‫ ” ﻫﺎ‬yang dilalah-nya kembali kepada
khabar).
Jika huruf “َ‫ ”ﻣﺎ‬bersambung dengan i‫ ¦ ﱠ‬dan
5.

saudara- saudaranya maka fungsinya hilang, kecuali kata “َ


‫ ;”ﺖ َﻟْﻴ‬jika huruf “َ‫ ”ﻣﺎ‬bersambung dengan kata “َْ‫”ﺖ َﻟﻴ‬
maka dia boleh berperan atau tidak. Contoh:
- ‫ َﻣﺎ ﺑَِ ﻘﻴَ ْﺖ‬ẽ ُ ‫¦َﱠﻧ ﻤﺎ ! َﻷُ ﻣ ُﻢ !ﻷَ ْﺧ َﻼ‬ yang umat “Hanya
berakhlaklah yang tetap dikenang”. (Kata “i‫”¦ ﱠ‬
di sini tidak lagi berperan).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


44

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- ‫ َﺳ ْﻬ ًﻼ‬i ُ ‫ َﻟﻴَْﺘ ﻤﺎ ! ْﻹ ﻣﺘِ َﺤﺎ‬mudah”. itu peperiksaan “Sekiranya


(Kata “َْ‫ ”ﺖ ﻟَﻴ‬tidak berperan). Atau juga boleh dibaca
“‫ َﺳ ْﻬ ًﻼ‬i َ ‫ﻹ ﻣِﺘ َﺤﺎ‬ ْ ! ‫ ”َﻟْﻴﺘَ ﻤﺎ‬Kata( “‫ ”َﻟﻴْ َﺖ‬.)berperan
6.
Huruf hamzah pada kata “i‫ ”¦ ﱠ‬dibaca kasrah jika:
Contoh: kalimat. ‫ ! ُﳊ ْﻜ ِﻢ‬,ُ ‫ َ!ﻟ ﻌ ْﺪ َ‡ ¦ َﺳﺎ‬i ‫ ¦ ﱠ‬.a
awal di Terdapat
“Sesungguhnya keadilan adalah asas hukum”.
lafaz selepas ‡“َ ‫َﻗ ْﻮ‬.” :Contoh ‫ﷲ‬
ِ ! ‫ ُﻫ َﺪ‬i ‫ُﻗ ْﻞ ¦ ﱠ‬ .b
Berada
َُ ‫ﺪ‬ø! َ‫ﻮ ُﻫ‬ “Katakan sesungguhnya petunjuk Allahlah
yang benar”.
c. Berada selepas lafaz sumpah. Contoh: ْ‫ﺼ ﺮ ﻟﱠﻨ‬
َ ! i‫ﱠ‬
ِ ¦!pَ ٌْ‫“ ﺐ َِﻗ ﺮﻳ‬Demi Allah, sesungguhnya
‫ﷲ‬
pertolongan itu sudah dekat”.
d. Berada selepas lafaz-lafaz isim maushūl. Contoh: ›َ‫ﺟﺎ‬
ٌ‫“ !ﺢ ِﺟ ﻧَﺎ ﻧُﱠ ﻪ¦ ﻟﺬ‬Telah tiba orang yang berjaya”.
e. Berada di awal kalimat yang menjelaskan tentang
َ ‫ﻧُﱠ ﻪ ﻳَ ْﺴَﺘِ ﻌ ﱡﺪ ﻟﻠ ﱠ‬p ¦َ ‫ َﻗﺎَﺑْﻠُﺘ ﻪ‬Saya“
.Contoh: keadaan ‫ﺴ ِﻔ ﺮ‬
menjumpainya sementara dia sedang bersiap untuk
pergi”.
f. Berada selepas lafaz “ُْ‫َﺣﻴ‬ ‫ﺚ‬ ”. ‫َﻳ ْﺴ ُﻜ ُﻦ !ﻟﱠﻨﺎ‬
Contoh: ,ُ
õ ٌ, ‫ ﱠ!ﻟ ﺮ! َ َﺣ ﺔ َﻣ ْﻮﻓُ ْ َﻮ‬i ‫َﺣﻴْ ُﺚ ¦ ﱠ‬ .

Penting Diperhatikan!
Jika “i‫ ”¦ ﱠ‬bersambung dengan dhamîr “‫ ”ﻧﺎ‬maka
boleh dibuang huruf “i” yang ada pada “i‫ ”¦ ﱠ‬supaya

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


tidak berat

45

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
dalam melafaz kannya. Contoh:
‫ﻧَْﺜﻰ‬pُ¦َ ‫ َ ٍﻛ ﺮ‬i َ ‫ ِ¦ﱠﻧﺎ َﺧﻠَْ ﻘﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ ِﻣ ْﻦ‬,ُ ‫ﻳَﺎ¦َﱡَﻳ ﻬﺎ !ﻟﻨﱠﺎ‬
manusia, “Wahai
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lelaki
dan seorang perempuan…”
Hamzah “i‫ ”¦ ﱠ‬dibaca fathah jika “i‫ ”¦ ﱠ‬isim dan
7.

khabar- nya boleh dibentuk menjadi mashdar. Namun


dalam hal ini
huruf “i‫ ”¦ ﱠ‬harus diawali oleh kalimat. Contoh:
- ‫َ ﱠﺳ ﺮِﻧﻲ َ¦ﻧﱠ َﻚ ﻧَ َﺠ ْﺤ َﺖ‬ kamu bahawa senang “Saya
.”dengan: disebut juga Boleh berjaya ‫ﺳ ﺮِﻧﻲ َﻧ َﺠﺎ ُﺣ َﻚ‬ ‫َﱠ‬
“Saya senang dengan kejayaanmu.”
- ‫ َ!ﻟ ﻘ َ َﻤ ﺮ َﻃﺎﻟٌِ ﻊ‬i ‫ ¦َﺗَ ﻤﻨﱢﻲ ¦َ ﱠ‬dapat bulan bahawa ingin “Saya
disebut: juga ‫ َ!ﻟ ﻘ َ ِﻤ ﺮ‬s َ ‫ُﻃُﻠ ِْﻮ‬ ‫َ¦َﺗ ﻤﱢﻨﻲ‬ Saya“
.”Boleh terbit
ingin bulan itu terbit”.
‫ َﻋ ِﺠﺒْ ُﺖ ِﻣ ْﻦ ¦ﻧﱠ َﻚ َﻗﺎٌِﺋ ﻢ‬berdiri anda bahawa hairan “Saya
-
.”disebut: juga Boleh sendiri ‫ َﻋ ِﺠْﺒ ُﺖ ِﻣ ْﻦ ِﻗﻴَِﺎ ﻣ َﻚ‬Saya“
hairan dengan berdiri sendirinya kamu”.
(Penjelasan tentang mashdar akan dijelaskan pada
bahagian kedua dalam buku ini).
8.
Boleh masuk pada khabar “i‫ ”¦ ﱠ‬huruf lâm
yang berharkat fathah dengan maksud untuk
penegas/penguat. Huruf lâm yang demikian itu hanya
boleh masuk pada khabar “i‫ ”¦ ﱠ‬dan tidak boleh masuk
kepada saudara-saudara
“i‫ ”¦ ﱠ‬yang lain. Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


46

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- ‫َ َ ِﻋ ﺰٌْﻳ ﺰ‬
‫ !ﷲ َﻟﻘ‬i‫¦ِ ﱠ‬ “Sesungguhnya Allah benar-benar
‫ِﻮ ﱞ‬
Maha Perkasa lagi Maha Mulia”.
- ‫ َﻟ ﻘﺎﺋٌِ ﻢ‬i‫ َ ﻳْﺪ‬i‫¦ ﱠ‬ “Sesungguhnya si Zaid benar-benar
telah berdiri”.
Boleh juga huruf lâm masuk kepada isim “i‫”¦ ﱠ‬
dengan syarat jika isim-nya terbelakang dari khabar-nya.
Contoh: i‫¦ ﱠ‬pَ
i‫ َﻏُْﻴ ﺮ َﻣ ْﻤﻨُْ ﻮ‬i‫َﻟ َﻚ ﻷ ْﺟﺮ‬ yang pahala bagimu sesungguhnya “Dan
tidak ada putus-putusnya”.

.e ‫) *ﻟَ ﻔﺎ ِﻋ ُﻞ‬Subjek(
1. ُ‫!ﻞ ِﻋ َﻟ ﻔﺎ‬
adalah isim yang di-rafa’-kan letaknya selepas
fi’il mabnîy lil ma’lūm dan menunjukkan dirinya sebagai pelaku
perbuatan. Contoh:
‫ ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟ ُﻞ‬% ‫َﻗَﺎ‬ Kata berdiri” telah itu “Lelaki( “‫ُﻞ‬ ‫!”ﱠﻟ ﺮ ُﺟ‬
-
berperan sebagai fâ’il dan di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah).
- i ِ ‫ََﺗ ﺮ!ﻓَ َﻊ !ُﳌ َﺤِﺎ ﻣﻴَﺎ‬
bersama-sama itu peguam “Kedua
melapor kepada hakim ” (Kata “iِ َ‫ ”!ﺤِﺎ ﻣﻴَﺎ ُﳌ‬berperan
sebagai fâ’il dan di-rafa’-kan dengan huruf alîf kerana
bentuknya mutsannâ).
i َ ‫َﻗﺎﺗَ َﻞ !ﳌَُﻨﺎ ِﺿﻠُ ْﻮ‬ membunuh” saling pejuang “Para
-
(Kata “iَ ْ‫ ”!ﻮ ِﺿُﻠ ُﳌَﻨﺎ‬berperan sebagai fâ’il dan di-rafa’-
kan dengan huruf waw kerana bentuknya jama’
mudzakkar sâlim).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


47

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- i ِ ‫ﺠ ﺔ ! ْﻹ ﻣﺘِ َﺤﺎ‬
َ َ ْ‫ ﻧَِﺘﻴ‬i ُ ‫ ¦ ْﻋ َﻼ‬, ‫ﺗَ ﱠﻘ َﺮ‬ telah itu “Pengumuman
menetapkan hasil peperiksaan” (Kata “iُ َ‫”¦ ﻼ ْﻋ‬
berperan sebagai fâ’il dan di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah kerana bentuknya jama’ taktsir).
2. ُ‫َﻟ ﻔﺎ‬ ‫!ﻞ ِﻋ‬ dapat berbentuk:
a. Isim mu’rab seperti seperti contoh di atas .
b. Isim mabnîy (dhamîr zhâhir atau mustatir atau isim isyârah
atau isim maushūl dan lain-lain.). Contoh:
- ُ‫“ ﺖ ْﺴ َﺟَﻠ‬Aku telah duduk” (Huruf “ĩُ ” yang ada
pada kata “ُ‫ ” ﺖ ْﺴ َﺟَﻠ‬adalah menempati pada posisi
rafa’ sebagai fâ’il).
- َ‫ﻀ ﺮ َﺣ ُﻞ ُﺟ ﱠﻟ ﺮ‬
َ ! “Lelaki itu telah datang” (Kata
“ُ‫ ”!ﻞ ُﺟ ﱠﻟ ﺮ‬adalah mubtada’ di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah. Kata “َ‫ﻀ ﺮ َﺣ‬َ ”
adalah fi’il mâdhi dan fâ’il-nya adalah dhamîr yang
tersembunyi iaitu
“َ‫” ﻮ ُﻫ‬. Jumlah fi’liyah [fi’il dan fâ’il] menjadi
khabar mubtada’).
‫ ﻧَ َﺠ َﺢ َﻫ َﺬ! !ﻟ ﱠﻄﺎﻟِ ُﺐ‬Kata berjaya” telah ini “Pelajar(
-
“!َ‫ ” ﺬ َﻫ‬adalah isim isyârah [kata tunjuk] mabnîy
yang menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il).
- َ‫“ ﺐ َﻛﺘَ ﻟﺬ! َ›ﺟَﺎ‬Telah datang yang menulis” (Kata
“‫ ”!ﻟﺬ‬adalah isim maushūl mabnîy yang menempati
posisi rafa’ sebagai fâ’il).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


48

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
(Perkara-perkara tersebut di atas akan dijelaskan
secara panjang lebar pada pembahasan isim mabnîy
dalam bahagian kedua buku ini).
c Atau mashdar yang dibentuk dari “iْ ¦” dan fi’il
atau dari “i‫ ”¦ ﱠ‬dan isim serta khabar-nya. Contoh:
‫ ﺗَُ ﻔ ْ َﻮ‬i ْ ¦ ‫َﻳﻨَِْﺒ ﻐﻲ‬ :maksudnya( ”َ ‫)ﻳَْﻨﺒَِ ﻐﻲ َﻓ ْ ُﻮ‬ mashdar
-
yang dibentuk dari “iْ ¦” dan fi’il –nya iaitu “”َ ْ‫” ُﻮ َﻓ‬
sebagai fâ’il untuk fi’il “‫”ﻳَْﻨﺒَِ ﻐﻲ‬.
- ‫َﺖ‬ ‫ َﺳﱠ ﺮﻧِﻲ ¦َﻧﱠ َﻚ َﻧ َﺠ ْﺤ‬:maksudnya( ‫ﻧَ َﺠﺎ ُﺣﻚ‬ ‫َﺳﱠ ﺮﻧِﻲ‬ )
mashdar yang dibentuk dari “i‫ ”¦َ ﱠ‬dan isim
serta khabar–nya iaitu “َُ‫ ”ﺣﻚ َﺠﺎ ﻧ‬sebagai fâ’il
untuk fi’il “َ‫” ﺳﱠ ﺮﻧِﻲ‬.
(Pembahasan tentang mashdar mu’awwal akan
diutarakan pada bahagian kedua dalam buku ini
tepatnya pada bab mashdar).
3. Jika fâ’il-nya mutsannâ (dual/muannas) atau jama’
(plural/jamak), maka fi’il-nya tetap mufrad (tunggal/mufrad).
Contoh:

, ‫ﻀ ﺮ ! َُﳌ ّﺪ‬
َ َ ‫َﺣ‬ “Guru itu telah hadir”.
- ,ُ “Kedua bapa guru itu telah hadir”.
, ‫ﻀ ﺮ ! َُﳌ ّﺪ‬ َ َ ‫َﺣ‬ “Para bapa guru itu telah hadir”
- i ِ ‫َﺳﺎ‬
-, ‫َُﳌ ّﺪ‬i! َ ‫ﻀﻮﺮ‬
َْ َ‫َ ُﺣﺳ‬
, ‫ﻀ ﺮ ! َُﳌ ّﺪ‬ َ َ ‫َﺣ‬ “Para ibu guru itu telah hadir”.
- ĩ ُ ‫َﺳﺎ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


49

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
4. Jika fâ’il-nya muannats maka tâ’ ta’nîts-nya harus
disambungkan dengan fi’il-nya (iaitu tâ’ yang mati pada akhir
fi’il mâdhi dan tâ’ yang berharkat pada awal fi’il mudhâri’).
5. Wajib / harus membuat fi’il-nya muannats jika:
a. Fâ’il-nya isim zhâhir muannats hakiki tanpa ada
pembatas antara fi’il dan fâ’il-nya. (yang demikian
itu dengan muannats hakiki adalah setiap yang
menûnjukkan jenis manusia atau haiwan baik yang
beranak mahupun yang menelurkan). Contoh:
- ‫ َﻓﺎ ِﻃ َﻤﺔ‬ĩ ْ ‫ َﺳﺎََﻓ ﺮ‬pergi”. sudah Fatimah “Si
- ‫ َﺗ ِﻄُْﻴ ﺮ !ﻟﻴَ ﻤَﺎ ﻣُ ﺔ‬terbang”. sedang itu merpati “Burung
b. Fâ’il-nya dhamîr mustatîr yang kembali kepada
muannats hakiki atau majâzi. (Muannats majâzi adalah
setiap isim yang menûnjukkan muannats yang tidak
sebenarnya tetapi orang Arab menggolongkannya
sebagai kata yang berjenis muannats, Contoh: ،õَ‫ﳌﻨ‬
ْ ‫َﻀ‬ ‫! ُﺪ‬
ْ‫ !ﻤﺲ ّﺸ ِﻟ‬dan lain-lain.). Contoh:
- ĩْ ََ‫ﻀ ﺮ َﺣ ُﺐ ﻳﻨ‬
َ َ “Si Zainab sudah datang”. (Fâ’il-nya
adalah dhamîr mustatîr yang maknanya kembali
kepada majâz hakiki “َُ‫)”َ ﺐ ﻳﻨ‬.
- ْ‫!ﺖ َﻃﻠََ ﻌ ُﺲ ْﻤ ّﺸ ﻟ‬ “Matahari sudah terbit”. (Fâ’il-nya
adalah dhamîr mustatîr yang maknanya kembali
kepada majâz majâzi “ُ ‫ﻟ ّﺸ ْﻤ‬.)”!
‫ﺲ‬

50
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

6. Boleh membuat fi’il-nya muannats jika:


a. Fâ’il-nya maunnats hakiki yang terpisah dari fi’il-nya.
:Contoh ‫ ¦َْ ﻣ ِﺲ َﻓﺎ ِﻃ َ ُﻤ ﺔ‬ĩ ْ ‫ َﺳﺎََﻓ ﺮ‬pergi telah Fatimah “si
disebut juga Boleh ”. kelmarin “‫” َﺳﺎََﻓ ﺮ ¦َْ ﻣ ِﺲ َﻓﺎ ِﻃ َ ُﻤ ﺔ‬
(tanpa pakai “ĩْ ”).Yang memisahkan antara fi’il dan
fâ’il-nya adalah kata “ِ‫َْ ﻣ‬ ‫”¦ﺲ‬.
b. Fâ’il-nya isim zhâhir muannasts majâzi. Contoh:
َُ‫“ ﺲ ْﻤ ﱠﺸ ﻟ! ُﻊ ْﻄَﻠ ﺗ‬Matahari telah terbit”. Boleh juga disebut
:dengan “‫”ﻳَ ْﻄﻠَ ُﻊ !ﻟ ﱠﺸ ْﻤ ُﺲ‬
c. Fâ’il-nya jamak taktsîr. Contoh: õَ‫ !ﻀُﺎ َﻟ ﻘ‬ĩْ َ‫ﻀ ﺮ َﺣ‬
َ
“Hakim
itu telah datang”. Boleh juga disebut dengan: “َ‫َﺣ‬ ‫ﻀﺮ‬
َ
õَ‫( ”!ﻀُﺎ َﻟ ﻘ‬tanpa memakai “ĩْ ”).
7.Tidak diharuskan fâ’il itu selalu menyertai fi’il-nya
secara langsung, tetapi boleh juga ada pembatas di antara
keduanya, baik satu kata atau beberapa kata. Contoh: َ‫¦َ ﺠﺒَِﻨﻰ ْﻋ‬
‫ َﻫﺎ‬, ‫ ِﻓﻰ ! َﳊ ِﺪْﻳَ ِﻘ ﺔ َْ¦ َﻫُﺎ‬yang bunga-bunga dengan kagum “Saya
ada di taman”. (Kata “,‫ ”¦َْ ﻫَُﺎ‬adalah fâ’il bagi fi’il “َ‫ﺐ‬
‫ ”¦َ َﺠ ْﻋ‬yang di-rafa’-kan dengan dhummah).
(Sering dijumpai bahawa maf’ūlu bih-nya terdahulu
dari fâ’il-nya, maka antara keduanya ada kata pembatas).
,:Contohُ ‫ ﻳُ َﺠِﱢﻨﻲ ُ!ﻟ ﻘ ْﻄ َﻦ َ!ﻟ ﻔ ﱠﻼ‬kapas” memanen sedang “Petani
(Kata “َ‫ ”!ﻦ ْﻄ ُﻟ ﻘ‬adalah maf ’ūl bih yang di-nashab-kan dengan
harkat fathah, sementara kata “,ُ ‫ ”ﱠ!ﻼ َﻟ ﻔ‬adalah fâ’il di-rafa’-
kan dengan harkat dhummah). (Penjelasan masalah ini akan

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


51

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
dijelaskan pada bab maf ’ūl bih)
8.Perlu diperhatikan bahawa yang mana saja ada fi’il
mabnîy li ma’lūm, maka di sana jelas ada fâ’il-nya.
Untuk mengenalpasti fâ’il dalam kalimat, kita boleh
memasukkan kata tanya “ْ‫( ”ﻦ َ ﻣ‬untuk yang berakal) dan
kata
“!i ‫( ”ﻣَﺎ‬untuk yang tidak berakal) sebelum fi’il yang berpola
ghâib mufrad (orang ketiga tunggal/mufrad), maka jawapan
yang muncul dari soalan itu adalah fâ’il. Contoh:
‫ﺗَ َﻜﻠﱠ َﻢ ! َﳋ ِﻄْﻴ ُﺐ ِﺑ َﺸ َﺠﺎ‬ dengan bercakap “Khatib
- ‫َ ٍﻋ ﺔ‬
semangat”. (Siapa yang bercakap? Jawabnya
“‫ُﺐ‬ ْ‫ َﳋ ِﻄﻴ‬.”! kata Maka “‫ !” َﳋ ِﻄﻴْ ُﺐ‬fâ’il). adalah
p ْ ‫ َﻣْﻨ ُﺪ‬i َ ‫ﺑَُ ﻌ ْﻮ‬,ِ¦َْ ‫ﻀ ﺮ ! ُْﳌ ﺆﺗَ ﻤﺮ‬
َ َ ‫ َﺣ‬dihadiri itu “Muktamar
- ‫ًﺑﺎ‬
oleh empat puluh orang utusan”. (Siapa yang hadir?
Jawabnya adalah “iَ ْ‫ﻮ َُﺑ ﻌ‬,َِْ¦”. Maka kata
“iَ ْ‫ﻮ ﺑَُ ﻌ‬,َِْ¦” disebut sebagai fâ’il).

- ِ ْ¦‫ِﻓ ُﻖ َﻋﻠَﻰ َﻫ َﺬ! ﱠ!ﻟ ﺮ‬pendapat dengan setuju “Saya ¦َُ!p


ini”. (Siapa yang setuju? Jawabnya adalah dhamîr yang
disembunyikan “ً‫”¦ﻧَﺎ‬. Maka dhamîr yang demikian itu
[ً‫ ]¦ﻧَﺎ‬adalah fâ’il).
‫ َﺗْﺄ ِﺟﻴْ ُﻞ‬, ‫ ﺗَ ﱠﻘ َﺮ‬sudah itu peperiksaan “Penûndaan
adalah Jawabnya pasti? “‫ َﺗْ ﺄ ِﺟﻴْ ُﻞ‬- ‫ﺠ ﺔ‬ ِ َ ‫!ﻟﱠﻨﺘِْﻴ‬
kata “‫ ”ﺗَْ ﺄ ِﺟْﻴ ُﻞ‬yang (Apa pasti”. fâ’il). adalah
‫ﺠﺔ‬ِ َ ْ‫ﻟﻨﱠِﺘﻴ‬.”! Maka
9. Kadang fi’il-nya dibuang, sementara fâil-nya tetap.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


‫ْﻧﺘُﻢ ِﺑ‬p ¦َ % ‫ُﻛ ﱡﻞ َﻋٍﺎ‬ dalam kamu tahun setiap “Semoga
:Contoh ‫َﺨﻴٍْ ﺮ‬

52

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
adalah (Asalnya baik-baik”. keadaan “‫َﺨﻴٍْ ﺮ‬ ‫ْﻧﺘُﻢ ِﺑ‬p ¦َ % ‫ُﻳْ ﻘﺒِ ُﻞ ُﻛ ﱡﻞ َﻋٍﺎ‬
” Kata “ ‫ ” ﱡﻞ ُﻛ‬adalah fâ’il yang dari fi’il yang
dibuang iaitu “ُ‫)”ﻞ ُْﻳ ﻘِﺒ‬.
10. Pada asasnya fâ’il muncul selepas ada fi’il, Seperti
contoh di atas . Namun terkadang ada juga beberapa kata
yang berperan Contoh fungsi fi’il: memunculkan fâ’il, iaitu:
mashdar, isim fâ’il, sifat musyabbah. Contoh:
َ¦ ‫ َﺟَﺎ › ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟ ُﻞ َ!ﻟ ﻔﺎ ِﺿ ُﻞ‬lelaki seorang tiba “Telah
- o ‫ُﺧ ُﻮ‬
yang saudaranya itu dihormati”. (Kata “ُ‫ ”¦َ ﺧﻮ‬adalah
fâ’il untuk isim fâ’il: ‫) !ﻞ ِﺿ َﻟ ﻔُﺎ‬.
ْ‫َ› َﺧْ ﻠ ُﺖ ُﺑ ْﺴﺘَﺎﻧًﺎ َﺟ ِﻤْﻴ ًﻼ َﻣﻨ‬ yang taman memasuki “Aku
- o ‫َ ُﻈ ُﺮ‬
indah pemandangannya”. (Kata “َ‫َ ﻣْﻨ‬ ‫” ُﻈ ﺮ‬ adalah fâ’il
untuk sifat musyabbah: ً‫َﺟ‬ ‫ﻼ ِﻤْﻴ‬ ).
(Penjelasan secara mendetail tentang masalah ini akan
dikemukakan dalam bab musyataq pada jilid kedua).

.f‫َﻧﺎِﺋ ُﺐ *ﻟَ ﻔﺎ ِﻋ ِﻞ‬


1. ِ‫ﻞ ِﻋ َﻟ ﻔﺎ! ُﺐ َﻧﺎِﺋ‬ adalah isim marfū’ yang terletak
selepas
fi’il yang di-binâ majhūl dan menempati posisi fâ’il yang telah
dibuang. Fâ’il itu dibuang dapat kerana sudah diketahui
atau belum diketahui, takut atau menakutkan. Contoh: %ُ‫ﻫَِﺰ‬
pُ‫“ ! ﱡﺪ َﻟ ﻌ‬Musuh itu telah diserang”. (Kata “pُ‫ ”! ﱡﺪ َﻟ ﻌ‬adalah “ُ‫ﺐ َﻧﺎِﺋ‬
ِ‫ ”!ﻞ ِﻋ َﻟ ﻔﺎ‬di-rafa’-kan dengan harkat dhummah).
p adalah asalnya pada atas di Kalimat“‫ َﺟْﻴ ُﺸﻨَﺎ َ!ﻟ ﻌ ُﺪ ﱠ‬% ‫َ َﻫ َﺰ‬
“Pasukan kami telah menyerang musuh itu”. Ketika fâ’il-

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


53

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
nya “ُْ‫ ” ﺸَﻨﺎ َﺟﻴ‬dibuang kerana sudah dimaklumi,
maka fi’il- nya dibetuk menjadi mabnîy li al-majhūl, dan
maf ’ūlubih-nya
menempati posisi fâ’il yang kemudian disebut dengan “ُِ‫ﻧَﺎﺋ‬ ‫ﺐ‬
‫َﻟ ﻔﺎ ِﻋ ِﻞ‬.”!
2. Fi’il adakalanya muta’addy (memerlukan satu maf ’ūlbih
atau lebih) dan Lâzim (tidak memerlukan maf ’ūlbih).
a. Jika ada fi’il yang memerlukan satu maf ’ūlbih, dan
ketika fa’il-nya dibuang, maka maf ’ūlbih-nya beralih
fungsi sebagai fâ’il dan di-rafa’-kan, Seperti contoh
di atas .
b. Jika ada fi’il yang memerlukan lebih dari satu
maf ’ūlbih, dan ketika fa’il-nya dibuang, maka maf ’ūlbih
pertama beralih fungsi sebagai nâib fâ’il dan di-rafa’-
kan. Sementara maf ’ūlbih yang lain tetap di-nashab-
kan sebagai maf ’ūlbih.
:õ Contoh ‫َﺟﺎﺋَِ ًﺰ‬ ‫ ُْ¦ ﻋ ِﻄ َﻲ !ﻟﻨﱠﺎ ِﺟ ُﺢ‬diberi berjaya “Yang
bonus” (Kata “ُ‫ ”!ﺢ ِﺟ ﻟﻨﱠﺎ‬berperan sebagai “ِ‫ﻞ ِﻋ‬
ِ‫ ”َﻟ ﻔﺎ! ُﺐ ﻧَﺎﺋ‬di-rafa’-kan dengan harkat dhummah.
Sementara kata
“õَ‫ ” ﺟﺎَِﺋ ًﺰ‬adalah maf ’ūlbih dan di-nashab-kan
dengan harkat fathah).
Kalimat di atas pada asalnya adalah “ُ‫ْﻋﻄ‬ ‫¦َ ﻢ َُﳌﻌﻠﱢ! َﻲ‬
õ ‫!ﻟﻨﱠﺎ ِﺟ َﺢ َﺟﺎﺋَِ ًﺰ‬
orang kepada bonus memberikan “Guru
yang berjaya”. Ketika fâ’il-nya dibuang (iaitu kata
“ُ‫ )”!ﻢ َُﳌﻌﻠﱢ‬maka maf ’ūlbih pertama (iaitu kata “َ‫)”!ﺢ ِﺟ ﻟﱠﻨﺎ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


54

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

menempati posisi fâ’il yang dibuang tersebut,


sementara maf ’ūlbih kedua (iaitu kata “õَ‫)” ﺟﺎﺋَِ ًﺰ‬
tetap sebagai maf ’ūlbih.
c. Jika fi’il-nya fi’il lâzim dan dibentuk menjadi fi’il
majhūl serta fa’il-nya dibuang, maka nâib fâil-
nya boleh berbentuk: mashdar, zharaf atau jar
majrūr. Contoh:
‫ ِﻓﻲ ! َﳊ َﺪ!ِﺋﻖ‬o ‫ٌﻳﺘَﱠَﻨ ُﺰ‬ taman” beberapa di “Ditamasyakan
-
(Kalimat “‫ ”ِﺋﻖَ!ﺪ َﳊ ! ِﻓﻲ‬berperan sebagai nâib fâ’il).
 Kalimat di atas pada asalnya adalah “,ُ ‫ !ﻟﱠﻨﺎ‬o‫َﻳﺘَﱠَﻨ ُﺰ‬
‫ِﺋﻖَ!ﺪ َﳊ ! ِﻓﻲ‬ “Orang-orang sedang bertamasya di
beberapa taman”. Ketika fâ’il-nya dibuang (iaitu
kata “,ُ ‫ )”!ﻟﱠﻨﺎ‬dan dibentuk menjadi fi’il mambiy
li majhūl, maka jar majrūr berubah fungsi
menjadi
nâib fâ’il).
3.Fi’il dan fâ’il disebut Mabnîy lilma’lūm kerana fâ’il-
nya disebutkan dalam kalimat dan kemudian dia menjadi
diketahui. Fi’il dan fâ’il disebut mabnîy lilmajhūl kerana fâ’il-
nya dibuang sehingga dia menjadi tidak diketahui.
4.Bentuk fi’il akan berubah ketika dia di-bina majhūl.
a. Pada fi’il mâdhi.
 Huruf awalnya diharkati dhummah dan huruf sebelum
akhirnya diharkati kasrah. Contoh:
- َ ‫ !َﻷَﺛﺎ‬, ‫َﺻَﻨ ﻊ !ﻟﱠﻨ ﱠﺠُﺎ‬ membuat telah itu kayu “Tukang
perabut rumah tangga”. Dibentuk menjadi: ُ‫ﺻﻨَِ ﻊ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


55

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
ُ ‫“ !ﻷَﺛَﺎ‬Perabut rumah tangga itu telah dibuat”
- õ ‫ ! َُﳌﻌﻠﱢ ُﻢ َ!ﻟ ﻔﺎَِﺋ َﺰ‬% ‫ ¦ ْ َﻛ َﺮ‬yang orang menghormati “Guru
berjaya”. Dibentuk menjadi: õ‫ﻛ َﺮ‬ ِ %ْ ! ‫¦ َﻟ ﻔﺎﺋَِ ُﺰ‬
“Orang yang berjaya itu dihormati”.
 Jika fi’il-nya bermula dengan huruf ta’ maka dia
dan huruf kedua diharkati dengan dhummah.
Contoh:
õ ‫ ﺗَ َﺴﱠﻠ َﻤ ْﺖ ُ َﺳ ﻌُﺎ › ! َﳉﺎَﺋ َﺰ‬hadiah”. menerima Su’ad “Si
Dibentuk menjadi: õَُ‫ُﺴﱠﻠ ﺗ‬ ‫ﳉﺎﺋَ ُﺰ ! ْﺖ َﻤ‬
“Hadiah itu telah diterima”
 Jika huruf sebelum akhirnya adalah huruf alif,
maka huruf alif yang demikian itu ditukar menjadi
huruf
yâ’ dan diharkati kasrah sebelumnya. Contoh: ‡َ ‫َﻗﺎ‬
‫ﻟ‬ ‫“ ﱠ!ﻖ َﳊ ! ُﺪ ِﻫ ﱠﺸﺎ‬Saksi itu telah berkata benar”. Dibentuk
menjadi: ‫ِﻗﻴ‬ ‫ﱡ ﻖ َﳊ ! َ ﻞ‬ “Kebenaran telah diucapkan”
b. Pada fi’il mudhâri’.
 Huruf awalnya diharkati dhummah dan huruf
sebelum akhirnya diharkati fathah. Contoh:
-ِ ‫ﺴ ﺮ ﱠ!ﻟ ﺰ ْ ُﻫ ﺮ َ!ﻟ ﻌﻴﻨَﲔ‬
‫ ﻳَ ُ ﱡ‬mata”. menyenangkan itu “Bunga
i menjadi: Dibentukِ ‫ﺴ ﺮ َ!ﻟ ﻌﻴﻨَﺎ‬ ‫ ﻳُ َ ﱡ‬mata” “Cuci
- ‫ !ﻟ ّﻼ ِﻋِﺒﻴْ َﻦ‬,ُ ‫ ﻳُ َﺸﺎ ِﻫ ُﺪ !ﻟﻨّﺎ‬para menonton “Pendukung
pemain”. Dibentuk menjadi: iَ ِ‫ ﻳ َﺸﺎ َﻫ ُﺪ !ﻟ ﻋ‬Para“
ُ
‫ ﺒُْ ﻮ ّﻼ‬pemain itu ditonton”
 Jika huruf sebelum akhirnya adalah huruf yâ’ atau
huruf waw, maka keduanya ditukar menjadi huruf

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


56

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

alîf. Contoh:
- ‫ ُ!ﻟ ﻘ ْﻄ َﻦ‬,ُ ‫ ﻳَِﺒﻴْ ُﻊ َ!ﻟ ﻔ ﱠﻼ‬Dibentuk kapas”. menjual “Petani
:menjadi ‫ ُ!ﻟ ﻘ ْﻄ ُﻦ‬s ُ ‫ ُﻳﺒَﺎ‬dijual”. itu “Kapas
i َ ‫ ﻣ َﻀﺎ‬,ََ i َ ‫ !ُﳌ ْﺴﻠِ ُﻤﻮ‬% ‫ ﻳَ ُﺼ ْ ُﻮ‬berpuasa Islam “Orang-orang
-
di bulan Ramadhan”. Dibentuk menjadi: %َ‫ﺼُﺎ ُﻳ‬
iُ َ‫ﻀﺎ َ ﻣ‬,َ “Bulan Ramadhan dipuasakan”.
.5 ‫ َﻧﺎِﺋ ُﺐ َ!ﻟ ﻔﺎ ِﻋ ِﻞ‬berbentuk: dapat
a. Isim mu’rab, Contoh -contoh di atas.
b. Isim mabnîy, (Contoh: dhamîr zhâhir atau mustatir, isim
isyârah, isim maushūl). Contoh:
- ‫ﺗِ َﻚ‬, ‫ُﻓ ْﻮ ِﺟﺌْ ُﺖ ِﺑ ﺰﻳََﺎ‬ dengan terhormat merasa “Saya
kedatanganmu” (Huruf tâ’ yang ada pada
kata “ُ‫ ”ﺖ ِﺟْﺌ ْﻮ ُﻓ‬adalah dhamîr zhâhir
mabnîy yang menempati posisi rafa’ sebagai nâib
fâ’il).
- %َُ‫ ﻫِﺰ‬pُ‫“ !ﱡﺪ َﻟﻌ‬Musuh itu telah diserang” ( Kata
“pُ‫ ”! ﱡﺪ َﻟ ﻌ‬adalah mubtada’ di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah. Kata “%ُ‫ ” ِﻫ َﺰ‬adalah fi’il
mâdhi mabnîy li al-majhūl dan nâib fâ’il-nya
adalah dhamîr yang
tersembunyi iaitu “َ‫ُﻫ‬
‫) ” ﻮ‬.
- ‫ ﻳُ َﺤﺎ َﻛ ُﻢ َﻫ َﺬ! ! ُْﳌ ﺬﻧِ ُﺐ‬akan itu bersalah yang “Orang
diadili” ( Kata “!َ‫ ” ﺬ َﻫ‬adalah isim isyârah mabnîy
yang menempati posisi rafa’ sebagai nâib fâ’il ).
- ‫ ُﻛ ْﻮِﻓﻰَ › َﻣ ْﻦ َﻧ َﺠ َﺢ‬diberi telah berjaya yang “Orang
hadiah” (Kata “ْ‫ ”ﻦ َ ﻣ‬adalah isim maushūl mabnîy

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


57

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
yang menempati posisi rafa’ sebagai nâib fâ’il ).
(Penjelasan tentang hal di atas akan diutarakan
dalam pembahasan isim mabnîy pada bab kedua).
c. Mashdar yang dibentuk dari “iْ ¦” dan fi’il atau
dari “i‫ ”¦ ﱠ‬dan isim serta khabar-nya.
:Contoh ‫ ُ ِﻋ ﺮ َ ¦ﱠﻧ َﻚ ُﻣ ْﺠﺘَِ ﻬ ٌﺪ‬bahawa “Diketahui
anda adalah orang yang rajin” (Dengan kata lain:
”َ ›ْ‫ ُ ِﻋ ﺮ‬
َ ¦ ‫ﺟﺘَِ ﻬُﺎ‬
“Dikenal kesungguanmu”). Mashdar
yang dibentuk dari “i‫ ”¦ ﱠ‬dan isim serta khabar-nya
berperan sebagai nâib fâ’il untuk kata “َ ُ‫ِﻋ ﺮ‬ ”.
d. Mashdar Sharîh, Zharaf atau Jar Majrûr (Jika fi’il-nya
tidak memerlukan maf ’ūl bih sementara dia di-binâ
majhūl). Contoh:
- ‫ ُْ¦ﻗﺒِ َﻞ ْ¦ ﻗﺒَﺎ ٌ‡ َِﺷ ِﺪﻳْ ٌﺪ‬telah hangat yang “Sambutan
diterima” (Kata “‡ٌ ْ‫”¦ﻗَﺒﺎ‬ adalah
mashdar dan berperan sebagai nâib
fâ’il ).
- ‫ َﻟﻴٌَْﻠ ﺔ َﺟ ِﻤْﻴﻠٌَﺔ‬ĩ ْ ‫ُﺳ ِ َﻬ ﺮ‬ dijaga telah indah yang “Malam
/ bergadang” (Kata “ ‫ ”َﻟﻴٌَْﻠ ﺔ‬adalah zharaf dan
berperan sebagai nâib fâ’il ).
- ‫َﻻ ُﻳ ْﺴ َﻜ ُﺖ َﻋﻠَﻰ ¦ َﻫﺎﻧَِ ﺔ‬ tidak penghinaan nama “Atas
akan didiamkan” (Kalimat “َ‫” ﻫﺎَِﻧ ﺔ ¦ َﻋﻠَﻰ‬
adalah jar majrūr dan berperan sebagai nâib fâ’il
).
6. Perlu diperhatikan bahawa fi’il mabnîy li al-majhūl
ada dalam kalimat, maka jelas ada nâib fâ’il-nya. Nâib fâ’il

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


58

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

itu sendiri –Contoh dijelaskan di atas- dapat dalam bentuk


isim mu’rab, isim mabnîy, mashdar muawal atau mashdar sharîh,
jar majrūr atau zharaf
7. Jika nâib fâ’il-nya mutsanna (dua) atau jama’ (plural/
jamak), maka fi’il-nya tetap mufrad (tunggal/mufrad).
Contoh:
- ‫ﺿ ﺮ َ !ﻟ َﻮَُﻟ ﺪ‬ ِ ُ dipukul”. telah itu “Anak
- iِ !َ‫ﺿ ﺮ‬ِ ُ َ !‫“ ﻮَﻟ ﺪ ﻟ‬Kedua anak itu telah dipukul”.
- ›َُ‫ﻻ‬pْ ‫ﺿ ﺮ‬ ِ ُ َ !‫“ ﻷ‬Anak-anak itu telah dipukul”.
‫ﺿ ﺮﺑَ ِﺖ !ﻟَﺒﻨَﺎ‬
ِ ُ “Anak-anak perempuan itu telah
- ĩُ
dipukul”.
8. Jika nâib fâ’il-nya muannats maka fi’il-nya harus
muannats, Contoh halnya antara fi’il dengan fâil-nya.
Contoh:
- !›‫ﱢُﻟﻘَﺒﺖ َﻓﺎ ِﻃ َ ُﻤ ﺔ ﺑﺎﻟﱠ ﺰ ْ َﻫ ﺮ‬
al- dengan digelar “Fatimah“
Zahrâ’”. (Nâib fâ’il-nya adalah muannats haqiqy dan
tidak ada pembatas antara keduanya, maka fi’il-nya
wajib muannats).
- ‫َﺳِ ﻔﻴَُْﻨ ﺔ َ!ﻟ ﻔ َﻀِﺎ › ¦ُ ْﻃﻠَِ ﻘ ْﺖ‬
telah luar angkasa “Kapal
diberangkatkan”. (Nâib fâ’il-nya adalah dhamir yang
maknanya kembali kepada muannats sehingga fi’il-
nya pun wajib muannats).
- ُ ‫¦ُﻧِْ ﻬَﻴ ْﺖ ! َﳊﺮ‬ baca di juga boleh atau “ ُ ‫َﻲ ! َﳊﺮ‬ ‫¦”ُﻧْ ِﻬ‬
“Perang itu dilarang”. (Nâib fâ’il-nya adalah muannats

59
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
majazy, maka fi’il-nya boleh muannats dan boleh
tidak).
‫!َﳌ‬ ‫¦ُِﻗﻴْ َﻢ‬ baca di juga boleh atau “‫َﺼﺎُِﻧ ﻊ‬ ‫¦”ُِﻗﻴْ َﻤ ْﺖ !َﳌ‬
- ‫َﺼﺎُِﻧ ﻊ‬
“Kilang itu telah dibina”. (Nâib fâ’il-nya adalah
jama’ taktsîr, maka fi’il-nya boleh muannats dan
boleh tidak).
9. Tidak diharuskan bahawa posisi nâib fâ’il selalu bera-
da selepas fi’il-nya secara langsung, tetapi boleh dibatasi
oleh satu kata atau lebih. Contoh:
‫ُْﻳ ﻘ َﺼ ُﺪ ﺑﺎﻷ ْ ِﺟ ﺮ ﻛ ﱡﻞ َﻣﺎ ﻳُْ ﻌ َﻄﻰ ﻟﻠَ ﻌِﺎ ﻣ ِﻞ َِﻟ ﻘَﺎ › َﻋ‬ demikian “Yang
‫َﻤِﻠ ﻪ‬
itu dengan upah adalah setiap apa yang diberikan kepada
pekerja selepas pekerjaannya selesai”. (Kata “ُ‫”ﺪ َﺼ ﻳُْ ﻘ‬
adalah fi’il mudhâri’ mabnîy al-majhūl, dan kalimat “ْ‫ﺟ ﺮ ﺑﺎﻷ‬
ِ”
adalah jar majrūr. Kata “‫ﻛ‬ ‫ ﱡ”ﻞ‬adalah nâib fâ’il dan di-rafa’-
kan dengan
harkat dhummah).
10. Pada hakikatnya, nâib fâ’il terletak selepas fi’il mabnîy
al-majhūl, tetapi isim maf ’ūl juga kadang berperan Contoh fi’il
mabnîy li al-majhūl (membutukan nâib fâ’il). Contoh:
‫ﻧَْ ﻘُﻠ ﻪ‬ ُ ‫ ! ْﺳﺘَ ﻘﺎ َ‡ َ!ﻟ ﻌِﺎ ﻣ ُﻞ !َﳌ ْﻄﻠُ ْﻮ‬Kata( “‫”َْﻧ ﻘ ُﻞ‬ fâ’il nâib adalah
bagi isim maf ’ūl “ ُ ْ‫)”!ﻮ ْﻄُﻠ َﳌ‬. (Hal ini akan
dijelaskan dalam bab al-musytaqqât pada jilid kedua buku
ini).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


60

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

ş‫*ﻟﺘﺎﺑﻊ ﻟﻺﺳﻢ *ﳌﺮﻓﻮ‬


YANG MENGIKUT KEPADA ISIM MARFÛ’

Di atas telah kita jelaskan ada enam hal posisi marfū’.


Ada juga isim, jika dia mengikuti isim marfū’ maka dia juga
menjadi marfū’, yang disebut dengan “al-tawâbi’”.
Al-Tawâbi’ adalah kata yang mengikuti i’rab kata
sebelumnya, sehingga dia dapat marfū’, manshūb, atau majrūr
seseuai dengan i’rab kata yang diikutinya. Al-Tawâbi’ itu
sendiri ada empat: na’at, athaf, taukid dan badal.

I. Na’at
1. Na’at adalah kata yang mengikuti dan menjelaskan
Contoh: diikutinya. yang kata sifat ‫ َﺟَﺎ › ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟ ُﻞ َ!ﻟ ﻔﺎ ِﺿ ُﻞ‬Telah“
tiba lelaki yang mulia itu.” (Kata “ُ‫ ”!ﻞ ِﺿ َﻟ ﻔﺎ‬adalah na’at
bagi kata “ُ‫”!ﻞ ُﺟ ﱠﻟ ﺮ‬. Dia di-rafa’-kan kerana mengikuti
kata yang ber-i’rab rafa’).
2. Na’at ada dua macam:
a. Na’at Hakîkiy, adalah na’at yang menjelaskan sifat
yang terdapat pada diri yang diikutinya. Contoh: ›َ‫ﺟﺎ‬
ُ‫“ !ﻞ ِﺿ َﻟ ﻔﺎ! ُﻞ ُﺟ ﱠﻟ ﺮ‬Telah tiba lelaki yang mulia itu.”

61
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
b. Na’at Sababiy, adalah na’at yang menjelaskan sifat
isim yang ada hubungannya dengan yang diikutinya.
:o Contoh ‫ُﺟ ُﻞ َ!ﻟ ﻔﺎ ِﺿ ُﻞ ¦َ ُﺧ ُﻮ‬ ‫َﺟَﺎ › ﱠ!ﻟ ﺮ‬ lelaki tiba “Telah
yang saudaranya itu mulia.”
3. Na’at Hakîkiy, menyesuaikan diri dengan yang
diikutinya dalam hal ma’rifah atau nakirah, jumlah dan jenis
kata. Contoh:
! ‫“ َﺟَﺎ › ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟُ ُﻞ‬Telah tiba lelaki yang mulia itu.”
.a ‫َﻟ ﻔﺎ ِﺿ ﻞ‬
! i ِ ‫“ ﺟﺎَ› !ﻟﱠ ﺮ ُﺟ َﻼ‬Telah tiba kedua lelaki yang
.i bِ ‫َﻟ ﻔﺎ ِﺿ َﻼ‬
mulia itu.”
‫ َ!ﻟ ﻔﺎ‬i ِ ‫!ﻟ ﱠﺴﱢﻴَ ﺪﺗَﺎ‬ › ‫َﺟَﺎ‬ “Telah tiba ibu-ibu yang
.i cِ ‫ِﺿَﻠﺘَﺎ‬
ĩْ
mulia itu.”
‫ﱠ!ﻟ ﺮ َﺟﺎ ُ‡ َ!ﻟ ﻔﺎ‬ ‫َﺟ‬ “Telah tiba para lelaki yang
.i dَ ‫ِﺿﻠُ ْﻮ‬
› ‫َﺎ‬
mulia itu.”
ُِ ‫ َ!ﻟ ﻔﺎ ِﺿ َﻼ‬ĩ ُِ !‫ !ﻟ ﱠﺴﻴﱢَ ﺪ‬ĩ ْ › ‫َﺟَﺎ‬ ibu-ibu para tiba “Telah
.ĩ e
yang mulia itu.”
Jika yang diikutinya jama’ yang tidak berakal,
maka na’at hakîkiy boleh berbentuk mufrad
muannats
atau jama’ muannats. Contoh: ‫ُﺔ‬
َ‫!ﻟَﻌﺎﻟِﻴ‬ ‫ُ‡ ِﳉَﺒ‬
ĩ ُ ‫ َ!ﻟ ﻌﺎﻟَِﻴﺎ‬tinggi” yang “Gunûng ‫ﺎ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


! atau ‡ُ ‫! ِﳉَﺒﺎ‬
Sementara na’at sababiy tetap mufrad walaupun
yang diikutinya dalam bentuk ma’rifah atau nakirah,
namun dia menyesuaikan diri dengan yang diikutinya
dalam hal mudzakkar dan muannats. Contoh:

62

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’....... 
‫َﺟَﺎ › ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟ ُﻞ َ!ﻟ ﻔﺎ ِﺿ‬ “Telah tiba lelaki yang
.o f ‫ُﻞ ¦َ ُﺧ ُﻮ‬
saudaranya itu mulia.”
‫“َﺟَﺎ › ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟ ُﻞ َ!ﻟ ﻔﺎ ِﺿ‬Telah tiba lelaki yang kedua
.o g !ُ‫ُﻞ َ¦ ْﺧ َﻮ‬
saudaranya itu mulia.”
‫ َ!ﻟ ﻔﺎ ِﺿ‬i ِ ‫“ َﺟَﺎ › ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟ َﻼ‬Telah tiba kedua lelaki
.h ‫ُﻞ ¦َ ْﺧﻮ! ُﻫ َﻤﺎ‬
yang saudaranya itu mulia.”
‫َﺟَﺎ › ﱢ!ﻟ ﺮ َﺟﺎ ُ‡ َ!ﻟ ﻔﺎ‬ “Telah tiba para lelaki yang
.i ‫ِﺿﻠَُ ﺔ ¦َ ْﺧﻮ!ִדُﻢ‬
saudara mereka itu mulia.”
.j ‫ َﻓﺎ ِﺿٌَﻠ ﺔ ¦َ ْﺧﻮ!ִדُﻢ‬ĩ ُ !‫َﺟَﺎ › ﱠﺳﱢﻴَ ﺪ‬ ibu-ibu para tiba “Telah
yang saudara mereka itu mulia.”
4. Na’at Hakikiy ada tiga macam:
contoh: zhâhir, Isim ‫ َﻣ ِﺪﻳٌَْﻨﺔ َﻋ ِﻈﻴْ َ ٌﻤ ﺔ‬õ ‫َ!ﻟ ﻘﺎ ِ َﻫ ُﺮ‬ Kaherah“
.a
Adalah Bandar/kota Besar” (kata “َ‫َﻋ‬ ‫ٌﻤ ﺔ ِﻈْﻴ‬ ” adalah
na’at).
b. Syibhu al-jumlah, (zharaf atau jar majrūr). Contoh:
‫ ُﻛ ﱢﻞ َﺻ‬ẽ َ ‫ َﻓ ْﻮ‬ĩ ٌ ‫ ﻟﻠ َﺤ ﱢﻖ َﺻ ْﻮ‬ẽ (Kata“َ ‫ ”َﻓ ْﻮ‬zharaf adalah
- ĩ ِ ‫ْﻮ‬
dan berperan sebagai na’at terhadap kata “ĩٌ ْ‫)” ﻮ َﺻ‬.
!َ ,َ ‫ ِﻣ ْﻦ‬i ُ ‫ ِ¦ْﻟ َﺤﺎ‬s َ !‫ ﺗَ ﺬ‬Kata( “‫ﺋِ ﻊ‬p !َ ,َ ‫ ِ” ﻣ ْﻦ‬adalah
- ‫ﺋِ ﻊ !ﻟﻨﱢَ ﻐ ِﻢ‬p
jar majrūr dan berperan sebagai na’at terhadap kata
i “ُ ‫ْﻟ َﺤﺎ‬.ِ)”¦
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
c. Jumlah ismiyah atau Jumlah fi’liyah. (Namun jumlah
dapat menjadi na’at hanya apabila man’ût-nya
nakirah). Contoh:

63

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- g ٌ , ‫ َﻗِﺎ‬o ›ُ ‫ َْﺑ ُﺮ‬% ٌ‫ َﻣ َﻀﻰ ﻳَْ ﻮ‬g (Kata“ٌ , ‫ َﻗِﺎ‬o ›ُ ‫ ”ﺑَْ ُﺮ‬jumlah adalah
ismiyah dan berperan sebagai na’at terhadap kata
%“ ‫َْﻳ ٌﻮ‬.)”
- ‫ُﺪ‬ ْ‫ َﻫ َﺬ! َﻋ َﻤ ٌﻞ ُﻳِ ﻔﻴ‬Kata bermanfaat” yang ini “Pekerjaan(
“ُْ‫ ”ﺪ ُﻳِ ﻔﻴ‬adalah jumlah fi’liyah dan berperan sebagai na’at
terhadap kata “ٌ‫)” ﻞ َﻤ َﻋ‬.
(Pembahasan secara mendetail tentang jumlah akan
dijelaskan pada bab jumlah dan posisinya dalam i’rab pada
bab keempat).

II. ‘Athaf
1.‘Athaf, adalah mengikut, yang mana antara ‘athaf dan
yang diikutinya ada salah satu huruf ‘athaf. Contoh: ْ‫ﺖ َﺤ‬
َ‫َﺠ ﻧ‬
ْ‫ ¦ ﺧَُﺘ ﻬﺎ‬pَ ›ُ‫ﺳَ ﻌٌﺎ‬ “Si Su’ad dan saudaranya (perempuan)
telah
berjaya” (Kata “ْ‫ ”¦ ﺧﺖ‬diharkati dengan harkat
dhummah kerana yang diikutinya adalah kata “›‫ﺳ ﻌٌُﺎ‬
َ ”
yang berharkat dhummah sebagai fâ’il).
2.Huruf-huruf ‘athaf yang demikian itu ada sembilan,
iaitu: ‫ﻻ‬, ‫ﻦ ﻟﻜ‬,ْ ‫ﺑﻞ‬, ‫ ﺣ‬,%َْ¦ ,pْ ¦ ,ّ , ,p. Makna
huruf-huruf di atas akan dijelaskan sebagai berikut:
- p, menujukkan makna jama’. Contoh: ٌ‫ﺪ ﱠﻤ َﺤ ُﻣ َ›ﺟَﺎ‬
ٌ‫ ﺪ ُﺳِ ﻌﻴ‬pَ ٌ‫ﻦ َﺴ ﺣ‬pَ “Muhammad, Hasan, dan Said telah
datang”.
- , menujukkan makna berurut dan langsung’.
Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


64

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

‫ َ› َﺧ َﻞ !ُﳌﺘَﱠ ﻬ‬kemudian masuk telah terdakwa “Si


peguam .” ‫ُﻢ َﻓﺎُﳌ َﺤِﺎ ﻣﻲ‬

- ّ, menujukkan makna berurut dan berlahan-lahan.


Contoh:
iُ ْ‫ !ﻮ ﳌَُْﺄ ﻣ! ﱠﺛُ ﻢ ُﺪ ِﺷﻴْ ّﻟ ﺮ‬ĩَ َ‫ﻣﺎ‬
“Khalifah Al-
Rasyîd meninggal kemudian Khalifah al-Ma’mūn”.

- pْ ¦, menujukkan makna boleh memilih atau


ragu. Contoh:

‫¦ َﻋِﻠ ﱞﻲ‬p ‫ﻧَْ ﻘ ُﻞ ! َﳋْﺒﺮ > ّﻤ ٌﺪ‬ informasi menyampaikan “Yang


itu si Muhammad atau si Ali”.
- %َْ¦, menujukkan makna minta penegasan. Contoh:
› ٌ‫¦ > ُﻤﻮ‬% ‫ َ¦ ْﻛﺘَ َﺐ ﻫ َﺬ! !َﳌﻘﺎ‡ َﻋ ٌﻤ ﺮ‬menuliskan “Yang
makalah ini si Umar atau si Mahmud”.
- ‫ﻻ‬, menujukkan makna tidak. Contoh:
‫“ ﺞ َﻀ َﻧ !ﻟﺒﺘﻴ ﻻ ِ!ﻟ ﻌﻨَ ُﺐ‬Yang telah masak itu buah
َ َ
‫ُﺦ‬
tembikai bukan buah anggur”.
- ْ‫ﻦ ﻟﻜ‬, menujukkan makna klarifikasi. Contoh:
o ‫ َﻣﺎ َﻧ َﺠ َﺢ َﻋِﻠ ﱞﻲ ﻟﻜﻦ َ¦ ُﺧ ُﻮ‬Ali si bukan itu berjaya “Yang
tapi saudaranya”.
- ‫ﺑﻞ‬, menujukkan makna menyimpang dari pengertian
pertama. Contoh:
õ ‫ ﺑﻞ َﺑﺎ ِ َﺧ ٌﺮ‬pَ, ٌẽ َ ِ !‫َﻇ َ َﻬ ﺮ َﻋﻠَﻰ ! ْﻷَ ﻣ َﻮ‬ atas di nampak “Yang
ombak itu adalah sampan tapi kapal api”.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


65

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
-‫ﺣ‬ menujukkan makna sampai. Contoh
‫ َﺣﺘّﻰ َ!ﻟ ﻘﺎﺋُِ ﺪ‬p ‫ﱠَﻓ ﺮ َ!ﻟ ﻌ ُ ﱡﺪ‬
sehingga berlari itu “Musuh
komandannya juga ikut berlari”.

Penting Diperhatikan !
Kata “ ‫– ”ﱠُﺛ ﻢ‬huruf ta-nya harkat dhummah- adalah huruf
‘athaf, Contoh telah dijelaskan di atas. Namun terkadang
huruf ta-nya harkat fathah. Jika huruf ta-nya harkat fathah,
bererti dia adalah zharaf yang menunjukkan makna tempat
yang jauh. Bahkan juga bersambung dengan huruf ta’
marbūthah. Contoh:
ِ ‫ﺛﱠَ ﻤﺔ ُﺷُ ﺮ‬
,ِ ‫ ﻟﻠﻨﱠ َﺠﺎ‬õ ‫ َﻋ ِﺪﻳ َ ٍﺪ‬p b syarat beberapa ada sana “Di
untuk memperolehi kejayaan”.

III. Taukîd
1.Taukîd adalah mengikut, dia disebut dalam kalimat
untuk menghilangkan keraguan bagi pendengar. Contoh:
‫ﻀ ﺮ َ!ﻟ ﻘِﺎﺋُِ ﺪ‬
َ َ ‫ َﺣ‬datang”. telah yang sendiri itu “Komandan
‫ﺴﻪ‬
ُ ُ ‫ﻧَْ ﻔ‬
(Kata “ُ‫ﺴ ﻪ ﻧَْ ﻔ‬
ُ ” adalah taukîd [penguat] dan di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah kerana dia mengikuti kata yang
marfu’.
2.Taukîd ada dua macam:
a. Taukîd Lafzhiy, iaitu dengan mengulang lafaz
taukîd. Contoh:
‫!ﻟ‬ ‫َﺟﺎ› !ﻟ َﻮ ﻳُْ ﺮ‬ “Menteri itu betul-betul telah
- ‫َﻮ ﻳُْ ﺮ‬
datang”.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


66

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- ‫ﳊ ﺮﻳﱠُ ﺔ ¦َ ْﻏَﻠﻰ !َﳌ ْﻄُﻠﻮ‬


‫ﳊ ﺮﻳﱠُ ﺔ ! ُ ﱢ‬
‫! ُﱢ‬
benar-benar “Kebebasan
tuntutan yang paling berharga”.
b. Taukîd Ma’nawiy, iaitu memakai kata-kata berikut:

- ‫ﻧَْ ﻔ ٌﺲ‬
- ‫َﻋْﻴ ٌﻦ‬
- ‫ُﻛ ﱞ ﻞ‬
- ‫َﺟ ِﻤﻴْ ٌﻊ‬
- ‫َﱠﻋﺎٌﻣﺔ‬
- ‫ِ ﻛ َﻼ‬
- ‫ﻛﻠَﺘﺎ‬
Kata-kata penegas (taukîd ma’nawiy) tersebut di atas
harus bersambung dengan dhamîr yang sesuai dengan kata
yang ditegaskannya (muakkad).
Berikut ini akan dijelaskan secara mendetail tentang
pemakaian masing-masing kata taukîd di atas:
- Kata ٌ‫ ﺲ َﻧْ ﻔ‬dan ٌْ‫ ﻦ َﻋﻴ‬tetap berbentuk mufrad (tunggal/
mufrad) jika muakkad-nya mufrad, tetapi harus dibaut
jama’ dengan pola “ْ‫ ”¦ُﻓ ﻌﻞ‬jika muakkad-nya mutsanna
dan jama’. Contoh:
‫ﺴ ﻪ َﻗ ِﺼْﻴ‬
ُ ُ ‫َ¦ﻟ ﻘﻰ !ﻟ ﱠﺸﺎ ِ ُﻋ ﺮ َْﻧ ﻔ‬ telah sendiri itu “Penyair
- ‫َﺪﺗَُ ﻪ‬
menyampaikan puisinya”.
‫َﻓﺎ ِﻃ َ ُﻤ ﺔ‬ ĩْ َ‫ﻀ ﺮ َﺣ‬ “Si Fatimah sendiri telah
- ‫َﻋﻴﻨَُ ﻬﺎ‬ َ
datang”.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


67

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
‫ ¦ﻧُْ ﻔ‬i ِ ‫َﻼ‬
- ‫“ َﺟ !ﻟﱠ ﺮ ُﺴ ُﻬ َﻤﺎ‬Kedua lelaki itu sendiri telah
‫َﺎ › ُﺟ‬
datang”.
¦ i ِ ‫! َْﳌ ﺮ¦َﺗَﺎ‬ ‫َﺟﺎﺋ‬ “Kedua perempuan itu sendiri
- ‫ْﻋﻴُُﻨ ﻬ َﻤﺎ‬
‫ْﺖ‬
telah datang”.
‫¦ﻧُْ ﻔ ُﺴ‬ ‫“ َﺟ ﱢ!ﻟ ﺮ‬Para bapa-bapa itu sendiri telah
- ‫ُﻬﻢ‬ ‡ُ ‫َﺎ › َﺟﺎ‬
datang”.
‫ﺖ َﺟﺎﺋْ !ﻟﻨﱢ َﺴُﺎ › ¦ُْﻧ ﻔ ُﺴ‬ “Para Ibu-ibu itu sendiri telah
- ‫ُﻬ ﱠﻦ‬
datang”.
- Kata ‫ َﺟ ِﻤﻴْ ٌﻊ‬,‫ ُﻛ ﱞﻞ‬, dan ‫ َﻋﱠﺎ ٌﻣ ﺔ‬membe- untuk digunakan
rikan pengertian menyeluruh terhadap semua aspek
yang terdapat dalam kata yang ditegaskannya.
Contoh:
‫ﱠ!ﻟ ﺮ ْﻛ ُﺐ‬ ‫َﺟ‬ “Masing-masing kafilah itu telah
- ‫ُﻛُﱡﻠ ﻪ‬ › ‫َﺎ‬
datang”.
‫ ِﺣ ٌﺪ‬p !َ ‫! ّﻷُ ُﻣ ﺔ َ!ﻟ َﻌ ﺮﺑﻴﱠُ ﺔ َﺟ ِﻤﻴُ ﻌ َﻬﺎ َْﻗﻠ ٌﺐ‬ Arab “Masyarakat
-
seluruhnya adalah satu hati”.
- ‫ َﻋﱠﺎ ﻣﺘُ ﻬﻢ‬% ‫ﻀ ﺮ َ!ﻟ ﻘ ْ ُﻮ‬
َ َ ‫َﺣ‬ telah seluruhnya itu “Kaum
datang”.
sebut: kita boleh tidak itu, ‫ُﻛﻠُﱡ ﻪ‬ ‫َﺟَﺎ › ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪ‬ .
Oleh
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Sering didapati, bahawa ada kata “َ‫ ”¦ ﻤﻊ ْﺟ‬selepas
kata “ ‫” ﱡﻞ ُﻛ‬. Kata “َ‫ ”¦ ﻤﻊ ْﺟ‬digunakan untuk
mufrad mudzakkar, kata “›َ‫ ” َﻤ ﻌُﺎ ُﺟ‬untuk mufrad
muannats, kata “iَ ْ‫ ”¦ ﻮ َ ُﻤ ﻌ ْﺟ‬atau “َ‫”¦ ﻦ َ ِﻤ ﻌْﻴ ْﺟ‬
untuk jama’ mudzakkar dan kata “َ‫ُﺟ‬ ‫ﻤﻊ‬ ” untuk
jama’ muannats. Contoh:

68

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

‫¦َ ْﺟ‬ ‫“ ﺟﺎ › !ﻟ ﺮ ُﻛﻠُﱡ ﻪ‬Masing-masing kafilah itu telah


- ‫ٌﻊ‬ ‫َ َ ﱠ َﻤ‬
datang”. ‫ْﻛ ُﺐ‬

- › ‫َﻫّﺒ ْﺖ ! ٍَﳌِﺪﻳﻨَُ ﺔ ُﻛﻠَﱡ ﻬﺎ ُﺟ َ َﻤ ﻌُﺎ‬ seluruhnya itu “Bandar/kota


bergerak aktif ”.
‫َﺟَﺎ › !ﻟ ﺮ َﺟﺎ ُ‡ ¦ﻧُْ ﻔ ُﺴ‬ “Bapa-bapa itu seluruhnya
- i َ ‫ُﻬﻢ ¦ ﱢ ْﺟ َ ُﻤ ﻌ ْﻮ‬
telah datang”.
‫¦ُْﻧ ﻔ ُﺴ ُﻬ ﱠﻦ‬ ‫ﺖ َﺟﺎﺋْ !ﻟﱢﻨ‬ “Ibu-ibu itu seluruhnya
- ‫ُ ﺟ َﻤﻊ‬ › ‫َﺴُﺎ‬
telah datang”.
‫ُﻛِﱡﻠُﻬﻢ ¦ ْﺟ‬ ِ‫ﺪ َﺠ َﺴ َﻓَ !َﳌ َﻼﺋ‬ “Seluruh malaikat telah
- i َ ‫َ ُﻤ ﻌﻮ‬ ‫َ ُﻜ ﺔ‬
sujud”.
Terkadang juga kata “ٌ‫ْﺟ‬ ‫ ”¦َ ﻊ َﻤ‬dipakai walau tanpa diawali
.” :i Contohَ ‫“ َﺟَﺎ › ﱢ!ﻟ ﺮ َﺟﺎ ُ‡ ¦ ْﺟ َ ُﻤ ﻌﻮ‬Seluruh lelaki
kata oleh “‫ُﻛ ﱡﻞ‬
itu telah datang”.
- Kata “َ dan “‫ﻛ ﻠﺘﺎ‬
َ ْ .” Kata “‫َﻼ‬ ‫ ”ﻛ‬digunakan untuk
‫ﻼ‬ ‫”ﻛ‬
menegaskankatayangberbentukmuatsannamudzakkar
ْ ”digunakan untuk menegaskan
dan kata “ ‫ﻛ ﻠﺘَﺎ‬
kata yang berbentuk muatsanna muannats. Kedunya
juga harus bersambung dengan dhamîr. Contoh:

i ِ ‫َﺟَﺎ › ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟ َﻼ‬ “Masing-masing kedua lelaki itu


- َ‫ﻛ َﻼ ُﻫﻤﺎ‬
telah tiba”.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


, ‫ِ ْﻛ ﻠَﺘﺎ ُﻫ َﻤﺎ ﺑَِﺎ‬
- i ِ ‫َﻋﺘَﺎ‬ i ِ ‫!ﻟ َﻜﺎِﺗﺒََﺘﺎ‬
kedua “Masing-masing
penulis wanita itu adalah orang pintar”.

69

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
Perlu Diperhatikan !

:Kata-kata ‫ ِﻛ َﻼ‬,‫ َﻋﱠﺎ ٌﻣ ﺔ‬,‫ َﺟ ِﻤْﻴ ٌﻊ‬,‫ ُﻛ ﱞﻞ‬,‫ َﻋْﻴ ٌﻦ‬,‫ﻧَْ ﻔ ٌﺲ‬, dan ‫ ﻛﻠﺘَﺎ‬dapat
berperan sebagai penegas (taukîd) jika berada kata muakkad
(yang ditegaskan) dan bersambung dengan dhamîr yang
sesuai dengan bentuk kata yang ditegaskannya (mauakkad)
dalam seperti contoh di atas .
Dengan demikian, jika tidak memenuhi syarat di atas,
maka dia di-i’rab sesuai dengan posisinya dalam kalimat.
Contoh:
- i ِ ‫ﺠ ﺮَﻳﺎ‬
ِ ْ َ‫ ﺗ‬i ِ ‫ِﻓْﻴَ ﻬﺎ َﻋﻴَْﻨﺎ‬ sungai dua ada dalamnya “Di
yang mengalir”. (Kata “iِ َ‫ ” ﻋﻴَْﻨﺎ‬adalah mubtada’
yang diakhirkan, di-rafa’-kan dengan huruf alîf
kerana
bentuknya mutsannâ.
- ُ‫“ ﻞ ُﺟ ﱠﻟ ﺮ! ُﺲ ْﻧ ﻔ َ›ﺟَﺎ‬Diri lelaki itu telah datang”. (Kata
“ُ‫ ”ﺲ ﻧْ ﻔ‬adalah “ٌ‫ ”ﻞ ِﻋ َﻓﺎ‬yang di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah).
- › ‫ﻀ ﺮ َﺟ ِﻤﻴْ ُﻊ !َﻷ ْﻋ َﻀِﺎ‬
َ َ ‫ َﺣ‬datang”. telah anggota “Seluruh
(Kata “ُ‫ ” ﻊ ِﻤْﻴ َﺟ‬adalah “ٌ‫ ”ﻞ ِﻋ َﻓﺎ‬yang di-rafa’-
kan dengan harkat dhummah).
- ,ِ ‫ َﺗ َﻈﺎ َ َﻫ ﺮ َ!ﻟ ﻌﱠﺎ ُﻣ ﺔ ِﻣ َﻦ !ﻟﻨﱠﺎ‬saling manusia “Seluruh
membantu”. (Kata “ ‫ ”!َﻟ ﻌﱠﺎ ُﻣ ﺔ‬adalah “ٌ‫ ”ﻞ ِﻋ َﻓﺎ‬yang di-
rafa’-kan dengan harkat dhummah).
َ ِ ‫ِﻛ َﻼ ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟﻠَﻴْ ِﻦ َﺣﺎ‬
!‫ﺿ ﺮ‬ itu lelaki kedua “Masing-masing
- i
telah datang”. (Kata “َ‫ﻼ‬
70
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
ِ‫ﻛ‬ ” adalah mubtada’ yang di-

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

rafa’-kan dengan harkat dhummah yang disembunyi-


kan pada huruf alîf).
IV. Badal
1.Badal adalah mengikut, yang menjelaskan tentang
jenis yang diikutinya atau bahagian dari yang diikutinya.
:Contoh › ‫ ﱠ!ﻟ ﺮ ِﺷْﻴ ُﺪ ُ!ﻟ ﻌﻠَ َﻤَﺎ‬p, iُ ‫ ! َﳋﻠِْﻴَ ُﻔ ﺔ َﻫُﺎ‬% ‫ َ ﱠﻛ َﺮ‬khalifah “Seorang
iaitu Harun Al-Rasyid memuliakan para ulama”. (Kata
“ ‫ُﺪ‬ ْ‫ ﱠ!ﻟ ﺮ ِﺷﻴ‬p, iُ ‫َﻫُﺎ‬ ” kata bagi (penjelas) badal adalah “‫ !” َﳋِﻠﻴَْ ُﻔ ﺔ‬dan
dia di-rafa’-kan kerana mengikuti kata yang ber-i’rab rafa’.
2.Badal ada tuga jenis:
a. Badal Muthâbiq (sesuai), iaitu antara badal dan mubdal-
nya ada kesesuaian, Seperti contoh di atas .
b. Badal Sebahagian dari Keseluruhan, iaitu badal
merupakan bahagian dari mubdal minhu. Contoh:
‡ُ p َ‫ ! ﱠﻷ‬pُo ُ ‫ُﺟ ْﺰ‬ ُ ‫ُﻃَِﺒ ﻊ !ﻟ ِﻜﺘَﺎ‬ iaitu dicetak telah itu “Buku
bahagian pertamanya”.
c. Badal isytimâl (Keseluruhan), iaitu badal yang
melingkupi seluruh bahagian yang terdapat dalam
mubdalnya. Contoh:
‫ ﻧِ َﻈﺎَﻓﺘُ ﻪ‬s ُ , ‫َﺳﱠ ﺮﻧِﻰ !ﻟ ﱠﺸِﺎ‬ itu, jalan dengan senang “Saya
iaitu kebersihannya”.

71
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
Perlu diperhatikan !
Untuk badal sebahagian dari keseluruhan dan badal
isytimâl (keseluruhan) keduanya harus bersambung dengan
dhamîr yang maknanya kembali kepada mubdalminhu-nya.

ĩ‫*ﻹﺳﻢ *ﳌﻨﺼﻮﺑﺎ‬
ISIM-ISIM YANG DI-NASHAB-KAN

‫ ﻧﺼﺐ *ﻹﺳﻢ‬ĩ‫ﻻ – ﻋﻼﻣﺎ‬pí


BAHAGIAN PERTAMA
TANDA-TANDA NASHAB PADA
ISIM

Tanda-tanda nashab bagi isim adalah:

1. Harkat Fathah ( -َ-- ). Yang menjadikan harkat fathah


( -َ-- ) sebagai tanda nashab adalah:
a.
Isim mufrad. Contoh: õَ,‫ﱠﺴﱠﻴَﺎ ﻟ! ُﻖ ﱠﺴﺎِﺋ ﻟ! ›َﻗَﺎ‬
“pemandu itu telah menjalankan kereta”.

g Contoh: taktsîr. َ ‫ !ﻟﻨﱡ ُﺼ ْﻮ‬,ُ , ‫ ! َُﳌ ﱢﺪ‬,َ ‫َ ﱠﺷ ﺮ‬ itu “Guru


.Jama’ b
telah menjelaskan beberapa teks”.
2.Huruf yâ (  ). Yang menjadikan huruf yâ ( )
sebagai tanda nashab adalah:
a.
Mutsannâ (dual/muannas). Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


72

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

‫ َﺳْﻴ‬, ‫ﺖ َﻗﺎ ِْﺑﻠُ ! َُﳌ ﱢﺪ‬ “Saya menjumpai kedua bapa guru
- ‫ِﻦ‬
itu”.
ُ‫ﺖ َﻗﺎ ِْﺑﻠ‬ “Saya menjumpai kedua ibu guru
ْ‫ َﺳَﺘﻴ‬, ‫! َُﳌ ﱢﺪ‬
- ‫ِﻦ‬
itu”.
Huruf yâ yang demikian itu bukanlah bahagian
dari isim tetapi adalah tambahan Contoh tanda
mutsannâ dan jama’. Harus diperhatikan bahawa jika
fathah harkat huruf sebelum yâ’, maka disebut yâ’
mutsannâ, tetapi jika huruf sebelum yâ’ berharkat
kasrah, maka disebut yâ’ jama’.
b.
Jama’ Muzakkar Sâlim. Contoh:
‫ ُﻣﺘََﻨﺎِﻓ ِﺴﻴْ َﻦ‬i َ ‫ !ﻟ َﻼ ِﻋﺒُْ ﻮ‬i َ ‫َﻛﺎ‬ saling telah itu pemain “Para
berlumba”.
3.Harkat Kasrah, iaitu untuk Jama’ Muannats Sâlim.
Contoh:
ĩِِ ! ‫َْﻳ ُﺖ‬,¦َ “Saya melihat para jururawat”.
‫َُﳌ ّﻤ ﺮ َﺿﺎ‬
4.Huruf Alîf, iaitu untuk isim yang lima. Contoh:
”َ ‫ ¦َ َﺧﺎ‬ĩ ُ ‫َﺷﺎ َﻫ ْﺪ‬ Kata saudaramu”. melihat “Saya( ”“َ ‫¦”َ َﺧﺎ‬
adalah bahagian dari isim yang lima).

Penting Diperhatikan !
1. Harkat fathah disebut sebagai sebagai tanda nashab
yang utama. Sementara tanda-tanda nashab yang lain
disebut sebagai tanda nashab pengganti.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


73

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
2. Untuk isim mu’tal akhir dengan alîf (Contoh: ‫َﻓ‬ dan
َ‫َﻄ ﻔﻰ ْﺼ ُﻣ‬ dan lain-lain.) maka tanda nashab-nya adalah
harkat fathah yang disembunyikan pada huruf alîf
kerana sulit untuk diucapkan.

‫ ﻧﺼﺐ *ﻹﺳﻢ‬ĩ‫ﺣﺎﻻ‬-‫ﺛﺎﻧﻴﺎ‬
KEDUA: POSISI-POSISI NASHAB PADA ISIM

Adapun isim yang di-nashab-kan adalah sebagai


berikut:

.i aَ ‫َ ْﺧ ﺒ ُﺮ َﻛﺎ‬
1.
Yang demikian itu dengan iَ َ‫ﺧﺒْ ﺮ‬ adalah setiap
َ‫ﻛﺎ‬ ُ
khabar mubtada’ yang dimasuki oleh iَ atau salah satu dari
َ‫ﻛﺎ‬
saudara-saudaranya. Contoh:
ً ِ ‫ ! َُﳌﻌﻠﱢ ُﻢ َﺣﺎ‬i َ ‫َﻛﺎ‬
- !‫ﺿ ﺮ‬ Kata datang” telah itu “Guru(
“!ِ‫ﺿ ﺮ َﺣﺎ‬
ً ” adalah ‫َ ﻛﺎ‬ yang di-nashab-kan
khabar
dengan harkat fathah). iَ
ً ِ ِ‫ ¦ ْﺻَﺒ َﺢ ِ!ﻟ ْﻌ ﻠ ُﻢ ُﻣﻨَْﺘ‬Kata meluas” menjadi itu “Ilmu(
!‫ﺸ ﺮ‬
-
َِ‫ ُ” ﻣْﻨﺘ‬khabar adalah ََ‫ ¦ ﺢ ْﺻﺒ‬yang di-nashab-kan
!“‫ﺸ ﺮ‬ ً ِ
dengan harkat fathah).
‫ َﻋِﺎ ›ِﻟْﻴ َﻦ‬õ ‫َﻇ ﱠﻞ َ!ﻟ ﻘ َﻀُﺎ‬ Kata adil” masih itu hakim “Para(
-

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


“‫ ” ﻦ ِﻟﻴَْ›ﻋَِﺎ‬adalah khabar ‫ ﱠﻞ َﻇ‬yang di-nashab-
kan dengan huruf yâ, kerana jama’ mudzakkar
sâlim).

74

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

2.
Khabar iَ
dapat dalam bentuk:
َ‫ﻛﺎ‬
a. Isim Zhâhir Seperti contoh di atas .
b. Syibhu al-Jumlah ( Zharaf atau Jar Majrūr). Contoh:
, ‫ْ َﻫِﺎ‬ ‫ !َﻷ‬ẽ َ ‫ ¦ ْﺻَﺒ َﺢ !ﻟ ﱢﻈ ﱡﻞ َﻓ ْﻮ‬menjadi itu “Bayang-bayang
-
di atas bunga-bunga” (Kalimat “,ََ‫ !ﻫِﺎ ْ ﻷ‬ẽَ ْ‫ﻮ‬
‫ ”َﻓ‬adalah syibhu al-jumlah berupa zharaf dan
mudhâfun ilaih menjadi khabar bagi kata “َ‫ﺢ ْﺻَﺒ‬
¦”).
‫ ¦ﺿ َﺤﻰ !ﻟ ﱠﺴ َﻤ ُﻚ َ ِﻓﻲ !ﻟ‬dijaring” itu ikan pagi “Sampai
- ‫ﱡﺴﺒْ ِﻜ ﺔ‬
(Kalimat “َ‫ﻜ ﺔ ﱡﺴْﺒ ﻟ! ِﻓﻲ‬
ِ ” adalah jar majrūr menjadi khabar
bagi kata “َ‫) ”¦ﺤﻰ ﺿ‬.
c. Jumlah ismiyah atau fi’liyah. Contoh:
ْ‫ َﺷ ِﺪﻳ‬o ›ُ ‫ !ﻟ ﱢﺸَﺘُﺎ › ﺑَْ ُﺮ‬i َ ‫ َﻛﺎ‬dingin” sangat dingin “Musim
- ‫ٌﺪ‬
(Kalimat “ٌ‫ ﺪ ِﺪْﻳ َﺷ‬oُ›‫ ”ﺑَْ ُﺮ‬adalah jumlah ismiyah menjadi
khabar bagi kata “iَ َ‫) ” ﻛﺎ‬.
ِ َ ! ‫ َﻣﺎ !َْﻧ ﻔ ﱠﻚ‬masih itu bersedih yang “Orang
- ‫ﳊ ﺰْﻳ ُﻦ َﻳﺒْ ِﻜﻲ‬
menangis” (Kalimat “ِْ‫ ”ﻜﻲ َﻳﺒ‬adalah jumlah fi’liyah
menjadi khabar bagi kata “‫)”ﻚ َْﻧ ﻔ! َ ﻣﺎ‬. ‫ﱠ‬
(Penjelasan tentang poin c di atas akan dijelaskan
dalam pembahasan jumlah dan posisinya dalam i’rab pada
bab ke empat).
Boleh mendahulukan khabar “iَ َ‫ ” ﻛﺎ‬jika
3.

isim-nya berbentuk syibhul jumlah dan isim-nya ma’rifah.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Contoh:
‫ ! ُْﳌ ﻬ‬i َp ُ ‫ !ﻟ َﻜ ْﺴ َﻼ‬õ ٍ‫¦ ْﺻَﺒ َﺢ ِﻓﻲ ِﺣﻴَْ ﺮ‬ lalai dan malas yang “Orang
‫ِﻤ ُ ﻞ‬

75

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
menjadi bingung” (Kalimat “õِ‫ ”ﺣَْﻴ ٍﺮ ِﻓﻲ‬adalah khabar bagi
kata “َ‫ ”¦ ﺢ ْﺻَﺒ‬yang didahulukan, sementara kata “iُ َ‫ﻼ‬
‫”ْ!ﺴ َﻜ ﻟ‬
adalah isim “ََ‫ ”¦ ﺢ ْﺻﺒ‬yang diakhirkan dan kata “ُ‫ُْﳌ ﻬ‬ ‫ﻞ ِﻤ‬
!” adalah mengikut kepada i’rab isim “ََ‫)”¦ ﺢ ْﺻﺒ‬.
Tetapi wajib mendahulukan khabar “iَ َ‫ ” ﻛﺎ‬jika
4.

isim- nya berbentuk syibhul jumlah dan isim-nya nakirah.


Contoh:
! ‫ ِﻓﻲ‬i َ ‫ َﻛﺎ‬Kalimat air” ada cawan “Di( “ ِ ‫”ِﻓﻲ !ﻟ ُﻜﻮ‬
› ‫َﻣٌﺎ‬ ِ ‫ﻟ ُﻜﻮ‬
adalah khabar bagi kata “ََ‫”¦ ﺢ ْﺻﺒ‬
yang didahulukan kerana
isim-nya adalah kata “›َ‫ ”ﻣٌﺎ‬berbentuk nakirah.
5.
Sering juga “iَ َ‫ ” ﻛﺎ‬dan isim-nya dibuang dan
yang tetap hanya khabar-nya, hal ini sering terjadi selepas
kata
“iْ ¦” dan “ ‫”ْﻟَ ﻮ‬. Contoh:
p ¦َ ‫ ِﺻ ْﺪﻗﺎ‬i ْ ¦ ‫َﻗ ْﺪ ِﻗْﻴ َﻞ َﻣﺎ ِﻗْﻴ َﻞ‬ ada telah “Sungguh
- ‫ْ َﻛ ِﺬًﺑﺎ‬i
gossip walau itu benar atau bohong” (Pada asalnya
i adalah atas di kalimat“َ ‫ َﻛﺎ‬p ْi ¦َ ‫ ! َُﳌﻘﻮ ُ‡ ِﺻ ْﺪﻗﺎ‬i َ ‫َﻛﺎ‬ iْ ¦
‫ َُﳌﻘﻮ ُ‡ َﻛ ِﺬﺑًﺎ‬.”!
- ‫ﻟَﻮ‬pَ َْ‫ﻚ ﻣْﻨ ُﺪ ﻳ‬,ُِ¦ “Saya ingin darimu walau satu kata”
(Pada asalnya kalimat di atas adalah: “ ‫َﻟﻮ‬pَ َْ‫ﻚ ﻣْﻨ ُﺪ ﻳ‬,ُِ¦
‫!”ﱠﻟ ﱡﺮ › َﻛﻠ َ ًﻤ ﺔ‬

Penting Diperhatikan!
Jika huruf-huruf nâfiy (‫ )ﻻ‬,(َ‫ )ﻣﺎ‬,(iْ ¦), dan (ĩَ ‫)ﻻ‬
kepada kalimat yang tersusun dari mubtada’ dan khabar,

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


maka huruf- huruf yang demikian itu berperan seperi
fungsi “َْ‫ ”ﺲ ﻟَﻴ‬-

76

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

sebagai bahagian dari saudara-saudara “iَ َ‫ﻛﺎ‬ ”- iaitu me-


rafa’- kan isim dan me-nashab-kan khabar, namun harus
memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Untuk huruf “َ‫”ﻣﺎ‬, seharusnya isim-nya terdahulu
Contoh: khabar-nya. dari ‫ ُﻣِﻨﻴَْ ًﻌ ﺔ‬i ُ ‫ َﻣﺎ ! ُﳊ ُﺼﻮ‬Perlawanan“
itu tidak kuat” (Huruf “َ‫ ”ﻣﺎ‬adalah huruf nâfiy yang
berperan contoh fungsi “َ‫”ﺲ ﻟَﻴ‬. Kata “iُ ُ‫ ”! ﺼﻮ ُﳊ‬adalah
isim “َ‫ ”ﻣﺎ‬dan di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah. Kata “ُ ‫ ”ﻣِﻨﻴَْ ًﻌ ﺔ‬adalah khabar “َ‫ ”ﻣﺎ‬yang
di-nashab-kan dengan harkat fathah).
b. Untuk huruf “‫ ”ﻻ‬di samping syarat di atas juga
diharuskan bahawa mubtada’ dan khabar-nya sama-
Contoh: nakirah. sama ‫ ُﻣ ْ َﺰ › ِﺣ ًﻤﺎ‬s ُ ,‫ﻻ َﺷﺎ‬
َ ada “Tidak
jalan macet” (Huruf “ ‫ﻻ‬ َ ” adalah huruf nâfiy yang
berperan coontoh fungsi “َ‫”ﺲ َﻟﻴ‬. Kata “sُ ,َ‫ ” ﺷﺎ‬adalah
isim “ ‫ﻻ‬
َ ” dan di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah. Kata “ً‫ ”ﻤﺎ ِﺣ ْ› َﺰ ُ ﻣ‬adalah khabar “ ‫ﻻ‬
َ”
yang di-nashab-kan dengan harkat fathah).
c. “ĩَ ‫ﻻ‬ َ ” adalah huruf nafiy untuk kata muannats
yang telah ditambahi dengan tâ’ ta’nits yang
berharkat fathah. Dalam bahasa Arab, sering didapati
bahawa isim “ĩَ ‫ﻻ‬ َ ” dibuang semantara
khabarnya tetap.
Contoh: %‫ َﻧ ٍﺪ َ َﻋ ﺔ َﺳﺎ‬ĩَ ‫ﻻ‬
َ “Tidak ada masa penyesalan”
adalah asalnya (Pada %“ ‫َﻧ ٍﺪ‬ ‫ !ﻟ ﱠﺴﺎ َ ُﻋ ﺔ َﺳﺎ َ َﻋ ﺔ‬ĩ َ ‫َﻻ‬.)”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


77

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
.i b‫ﱠ‬ ! ‫* ْﺳ ُﻢ‬
1.
Isim “i‫”¦ ﱠ‬
adalah setiap mubtada’ dan khabar
yang dimasuki olah “i‫ ”¦ ﱠ‬atau salah-satu dari saudara-
saudaranya. Contoh:
- ,ٌ َ‫َ ﻟﺒَﺎ‬ ‫ ! ْﻣ ﻔﺘُﻮ‬i‫¦ ﱠ‬ “Sesungguhnya pintu itu terbuka”
(Kata “ َ ‫ ”!ﻟﺒَﺎ‬adalah
isim “i‫ ”¦ ﱠ‬yang di-
nashab-kan dengan harkat fathah).
- i ِ ‫ ! َﳌُ ﱢﻤ ﺮ َﺿَﺘﻴْ َِﻦ َﻣﻼ َﻛﺎ‬i ‫َﻛﺄ ﱠ‬ jururawat kedua “Seolah-olah
itu adalah malaikat” (Kata “َِ‫ ”!ﻦ َﺿَﺘﻴْ َُﳌ ﱢﻤ ﺮ‬adalah isim
“i‫ ” ﱠ َﻛﺄ‬yang di-nashab-kan dengan huruf yâ’ kerana
bentuknya mutsannâ.
‫ﻟَﻴ َﺖ َ!ﻟ ﻌِﺎ ﻣﻠِْﻴ َﻦ ُﻣ َ ﱢ‬
!‫ ¦ ْﻫ َﺪ‬i َ ‫ﺤ ُﻘ ﻘ ْﻮ‬ kerani “Sekiranya
- ِ ‫َ !ﻹْﻧﺘَﺎ‬
itu dapat merealisasikan tujuan-tujuan produksi ”
(Kata “َْ‫ ”!ﻦ َﻟ ﻌِﺎ ﻣﻠِﻴ‬adalah isim “i‫ ”¦ ﱠ‬yang di-
nashab-kan dengan huruf yâ’ kerana bentuknya jama’
mudzakkar
sâlim.
Oleh kerana isim “i‫ ”¦ ﱠ‬pada awalnya adalah
2.

mubtada’ yang kemudian dimasuki oleh “i‫ ”¦ ﱠ‬atau saudara-


saudaranya, maka isim “i‫ ”¦ ﱠ‬dapat berbentuk:
a. Isim mu’rab, (Kata yang dapat berubah-ubah harkat
akhirnya) seperti contoh di atas .
b. Isim mabnîy, (Kata yang tidak dapat berubah-ubah
harkat akhirnya, Contoh: dhamîr, isim isyârah, isim
maushūl, dan lain-lain.) Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


78

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- ٌ‫¦ﻢ َ ِﻛ ﺮﻳْ َﻚ ﱠﻧ‬ “Sesungguhnya engkau adalah orang


mulia” (Huruf “”َ ” adalah dhamîr mabnîy
yang menempati posisi nashab sebagai isim “i‫ﱠ‬
¦”).
‫ ¦َ ْﻛﺜَُ ﺮ ُﻫ ْﻢ‬ĩ ِ !‫ﺠ ﺮ‬
َ ُ ‫ِ › !ﻟْ ُﺤ‬,!pَ ‫›ﻧَ َﻚ ِﻣ ْﻦ‬p ‫ ِﱠ!ﻟ ﺬﻳ َﻦ ُﻳﻨَُﺎ‬i ‫ِ¦ ﱠ‬
- i َ ‫َﻻ َْﻳ ِﻌ ﻘﻠُﻮ‬
“Sesungguhnya orang-orang yang memanggil
kamu dari luar bilik (mu) kebanyakan mereka
tidak mengerti” (Kata “َ‫ ”!ﻦ ﻟِﱠ ﺬﻳ‬adalah isim
“i‫ ”¦ ﱠ‬yang menempati posisi nashab).
- ‫ َﻫﺬ! َ¦ ﻣﻠَُﻨﺎ ِﻓﻴْ َﻚ‬i ‫¦ ﱠ‬ merupakan ini “Sesungguhnya
keinginan kami padamu” (Kata “!َ‫ ” ﻫﺬ‬adalah
isim isyârah yang menempati posisi nashab sebagai
isim “i‫)”¦ ﱠ‬.
(Penjelasan hal di atas akan dimuat pada bab kedua
ketika menjelaskan isim mabnîy).
3.
Sebahagian dari saudara-saudara “i‫ ”¦ ﱠ‬adalah
“‫”!ﻻ ﻟﻠﺠﻨﺲ ﻟﻨﺎﻓﻴﺔ‬. Maksudnya adalah menidakkan
predikat dari seluruh unsur yang terdapat pada subjeknya.
Oleh itu, dia berbeza dengan huruf nafiy “‫ ”ﻻ‬yang
biasanya hanya me- nafi-kan satu atau lebih dan tidak me-
nafi-kan seluruh aspek
yang terdapat pada isim-nya).
‫ﻟﻠﺠﻨﺲ ﻟﻨﺎﻓﻴﺔ! ﻻ‬
hanya dapat berperan jika
telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Isim-nya berbentuk nakirah.
- Tidak ada pemisah antara “‫ ”ﻻ‬dan isim-nya

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


79

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- Beserta dengan huruf jar.
a. Isim “‫ ”ﻻ‬di-nashab-kan jika posisinya sebagai mudhâf
atau menyerupai mudhâf. Contoh:
- pٌo ‫َﻻَﻓﺎ ِﻋ َﻞ َﺧﻴٍْ ﺮ َﻣ ْ ُﻜ ﺮ‬ berbuat yang satupun ada “Tidak
kebaikan dibenci”. (Kata “َ‫َﻓﺎ‬ ‫”ﻞ ِﻋ‬ adalah isim
“‫ ”ﻻ‬yang di-nashab-kan dengan harkat fathah
kerana posisinya sebagai mudhâf).
- !‫َﻻ َﻃﺎﻟًِﻌﺎ َﺟﺒَ ًﻼ َﻇﺎ ِ ًﻫ ﺮ‬ pendaki satupun ada “Tidak
gunûng yang nampak”. (Kata “َ‫” ﻃﺎﻟًِ ﻌﺎ‬
adalah isim “‫ ”ﻻ‬yang di-nashab-kan dengan harkat
fathah kerana posisinya sebagai menyerupai
mudhâf. Yang demikian itu dengan menyerupai
mudhâf adalah isim nakirah yang bersambung
dengan kata lain untuk menyempurnakan
maknanya).
b. Isim “‫ ”ﻻ‬dibentuk dengan harkat fathah yang kekal
jika tidak berpisisi sebagai mudhâf atau menyerupai
mudhâf. Contoh:
- ,ِ! ‫َﻻ‬ َ, ‫ُﺟ‬ ‫َﻞ‬  !‫ﻟ‬ ‫ﱠﺪ‬
“Tidakadasatupunorangdikampung itu”. (Kata
“َ‫ ﻞ ُﺟ‬,َ” adalah isim “‫ ”ﻻ‬yang di-binâ
dengan harkat fathah kerana menempati posisi
nashab.
ِ ‫ ¦ﻻ ﺑﺎ‬õ َ‫ﻻَ ﱠُﻗ ﻮ‬p َ ‡َ ‫َﻻ َﺣﻮ‬
- ‫ﷲ‬ upaya dan daya ada “Tidak
kecuali pertolongan dari Allah”. (Kata “‡َ َ‫ﺣ‬
‫ ” ﻮ‬adalah isim “‫ ”ﻻ‬yang di-binâ dengan harkat
fathah

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


80

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

kerana menempati posisi nashab. Sementara


kata “õ‫ ”ﱠُﻗ َﻮ‬adalah mengikut kepada i’rab
kata “‡َ َ‫ ” ﺣﻮ‬yang di-binâ dengan harkat
fathah kerana menempati posisi nashab).
- i َ ‫ﻧُﻮ‬p ِ ‫ َﻻ َﻓ ﱠﻼ ِﺣﻴْ َﻦ ُﻣﺘَ ﻬﺎ‬petani satupun ada “Tidak
lalai”. (Kata “َ‫ ”ﻦ ِﺣْﻴ ﱠﻼ َﻓ‬adalah isim “‫ ”ﻻ‬yang di-
binâ dengan huruf yâ kerana menempati posisi
nashab).

Penting Diperhatikan!
a. Jika isim “‫ ”ﻻ‬ma’rifah, maka dia tidak berperan.
Contoh:
!‫ ¦ ْﻋ َﻮ½ﱞ‬i ُ !‫ﻻَ !ﻷ ْﻋ َﻮ‬p َ ‫ َﻗ ِﻮ ﻣ ﱞﻲ‬% ُ‫ َﻻ!َﻟ ﻘﻮ‬Huruf( “‫”َﻻ‬ adalah
huruf nafiy. Kata “%‫ ”!َﻟ ﻘ ُﻮ‬adalah mubtada’ yang
di- rafa’-kan dengan harkat dhummah. Sementara
kata “ ‫ ﱞ”ﻲ َﻗﻮِ ﻣ‬adalah khabar mubtada’).
b. Jika huruf jar masuk kepada “ ‫ﻻ‬ َ ”, maka kata yang
selepasnya harus di jar-kan dan huruf “ ‫ﻻ‬ َ”
itu sendiri menjadi huruf tambahan saja.
Contoh:
‫ ! ُﳉْﻨ ِﺪ ﱡ ﺑِ َﻼ َﺧ ْﻮ‬% ‫ َﻳﺘَ ﻘ ﱠ ُﺪ‬takut”. tanpa maju itu “Pasukan

(Huruf bâ yang ada pada kata “َ‫ ”ﻼ ِﺑ‬adalah huruf jar.
Huruf “ ‫ﻻ‬َ ” adalah huruf nâfiy tamabahan. Sementara
kata “ٍ ْ‫ ” ﻮ َﺧ‬adalah kata yang di-jar-kan).
c. Jika ada kata yang membatasi antara “ ‫ﻻ‬ َ ” dan
isim- nya, maka huruf “ ‫ﻻ‬َ ” itu sendiri tidak
berperan lagi.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


81

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
Contoh:
‡ٌ َْ‫ﻮ َﻏ ِﻓْﻴَ ﻬﺎ ﻻ‬ “Tidak ada di dalamnya alkohol”. (Huruf
“‫ﻻ‬
َ ” adalah huruf nâfiy. Kalimat “‫ ”ِﻓَْﻴ ﻬﺎ‬adalah
jar- majrūr sekali gus menjadi khabar yang
didahulukan. Sementarakata“‡ٌ ْ‫” ﻮ َﻏ‬adalah
mubtada’ yangdiakhirkan dan di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah).
d. Khabar “ِ‫ﻻ‬
َ !‫ ”ﺲ ِﺠﻨْ ﻟﻠ ﻟﱠﻨﺎِﻓﻴَُ ﺔ‬boleh dibuang jika
memang difahami menurut bentuk kalimat.
Contoh:

‫ !ﻟﱠﻨ ْﻬ َﻀﺔ‬,ُ ‫َﻻ َﺷ ﱠﻚ ¦َ َﺳﺎ‬p َ ‫ِ!ﻟ ﻌﻠ ُﻢ‬ tidak dan ilmu, “Itulah
diragukan dia menjadi asas kemajuan”. (Asalnya
adalah “‫ِﻟ َﻚ‬i َ ‫ﻻ َﺷ ﱠﻚ ِﻓﻲ‬
َ p َ .)”
4.
Hal yang berkaitan dengan gramatikal “ ‫ﻻ‬
َ !‫ﻟﻨﱠﺎِﻓَﻴُ ﺔ‬
‫ ”ﻟﻠ‬kata adalah “‫َﻻ ِﺳَﱠﻴ ﻤﺎ‬.” :Contoh ‫َﻻ ِﺳَﱠﻴ ﻤﺎ‬p َ ‫¦ ِﺣ ﱡﺐ َ!ﻟ ﻔﺎ ِﻛ‬
‫ِﺠﻨْ ِﺲ‬
‡‫“ !ﻟُْﺒ ﺮﺗَُ ﻘﺎ‬Saya suka buah-buahan apalagi ‫َﻬَ ﺔ‬
jeruk”
Kata yang terletak selepas “ِ‫ﻻ‬
َ ‫ ”ﺳﻴَﱠ ﻤﺎ‬boleh di-
rafa’-kan dan boleh di-nashab-kan. Demikian halnya dia
boleh di-
nashab-kan jika bentuknya nakirah. I’rab kata “ِ‫ﻻ‬
َ ‫”ﺳﻴَﱠ ﻤﺎ‬
adalah sebagai berikut:
- Huruf “ ‫ﻻ‬
َ ” adalah huruf nâfiy.
- Kata “ ‫ ” ﱠﻲ ِﺳ‬adalah isim “ ‫ﻻ‬ َ ” yang di-
nashab-kan dengan harkat fathah kerana dia mudhâf.
Sementara
khabar “ ‫ﻻ‬َ ” harus dibuang dan kata yang dibuang itu
sendiri adalah kata “›ْ‫” ٌﻮ ُﺟ ْﻮ َ ﻣ‬.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


82

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

Untuk huruf “َ‫ ”ﻣﺎ‬ada tiga kemungkinan:


- Hanya sebagai tambahan. Dalam bentuk ini isim
yang terletak selepas kata “ِ‫ﻻ‬
َ ‫ ”ﺳَﱠﻴ ﻤﺎ‬adalah di-jar-
kan. (Sehingga harkat akhir dari kata “‡‫– ”!ﻟُْﺒ ﺮﺗَُ ﻘﺎ‬
pada contoh di atas- harus dibaca kasrah kerana
dianggap
sebagai mudhaf kepada kata “ ‫)” ﱠﻲ ِﺳ‬.
- Sebagai isim maushūl dan sekali gus menjadi mudhâf
ilaih. Dalam bentuk ini isim yang terletak selepas
kata “ِ‫ﻻ‬
َ ‫ ”ﺳﻴَﱠ ﻤﺎ‬adalah di-rafa’-kan. (Sehingga
harkat akhir dari kata “‡‫– ”!ﻟُْﺒ ﺮﺗَُ ﻘﺎ‬pada contoh di
atas- harus dibaca dhummah kerana dianggap
sebagai khabar
untuk mubtada’ yang dibuang iaitu “َ‫)” ﻮ ُﻫ‬.
- Sebagai isim yang sekali gus menjadi mudhâf ilaih.
Dalam bentuk ini isim yang terletak selepas kata
“ِ‫ﻻ‬
َ ‫ ”ﺳَﱠﻴ ﻤﺎ‬adalah berperan sebagai tamyîz dan di-
nashab-kan. (Sehingga harkat akhir dari kata “‡‫”!ﻟُْﺒ ﺮﺗَُ ﻘﺎ‬
–pada contoh di atas- harus dibaca fathah tetapi
dengan syarat dia harus berbentuk nakirah atau tidak
ber-alîf lâm).

.c ‫َ ْﻣ ُﻔ ﻌ ْﻮ ُ ﺑِﻪ‬
1. ‫ ﺑِﻪ ‡ُ ْﻮ َ ْﻣ ُﻔ ﻌ‬adalah isim yang
di-nashab-kan yang
menûnjukkan berlakunya perbuatan pelaku dan dia tidak
merubah bentuk fi’il-nya. Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


83

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
‫ﻳَ ْﻄﻠُ ُﺐ َ!ﻟ ﻌﺎﻗِ ُﻞ ِ!ﻟ ْﻌ ﻠ َﻢ‬ ilmu” menûntut berakal “Orang
-
(Kata “َ‫ ”!ﻢ ِﻟ ْﻌ ﻠ‬adalah maf ’ūlu bih yang di-
nashab-kan dengan harkat fathah).
- َ‫ُﳌﺘَ ﻔ! ﻟَُﺔ‬ ‫ﻦ ﱢﻮِﻗْﻴ‬p ُ‫ﺗ‬ ‫َﻜﱢ ُﺮ‬% !‫ﱠﺪ ﻟ‬
“Negara
menghormati para finalis (pemenang)” (Kata “َ‫ﻦ‬
‫ ”ﱢ!ﻮﻗِْﻴ ُﳌﺘَ ﻔ‬adalah maf ’ūlu bih yang di-nashab-kan
dengan huruf waw kerana bentuknya
jama’ mudzakkar sâlim).
! % ‫ َ ﱠﺣ َﺮ‬p َ ‫َﺣ ﱠﻞ !ﷲُ !ﻟَﺒﻴْ َﻊ‬ jual- menghalalkan “Allah ¦َp
- ‫ﱢﻟ ﺮَﺑﺎ‬
beli dan mengharamkan riba” (Kata “ ‫ ”!ﱢﻟ ﺮَﺑﺎ‬adalah
maf’ūlu bih yang di-nashab-kan dengan harkat fathah
yang disembunyikan pada huruf alif).
2. Terkadang maf’ūlu bih itu sendiri dapat banyak, hal
ini dapat terjadi jika fi’il-nya memerlukan maf’ūlu bih yang
lebih dari satu. Fi’il-fi’il yang memerlukan maf’ūlu bih lebih
dari satu adalah:
a. Fi’il-fi’il yang me-nashab-kan dua maf ’ūl bih yang pada
asalnya adalah mubtada’ dan khabar. Iaitu:
،‫ َﺣ ِﺴ َ َﺟ ﻌ َﻞ‬،‡َ ‫َﺧﺎ‬ ‫ ﻇ‬: ‫ ْ¦ َﻓ ﻌﺎ ُ‡ !ﻟ ّﻈ ّﻦ‬-
،‫ َ َﻋ َﻢ‬،‫َﺐ‬ ،‫ّﻦ‬ .‫َﻫ ْﺐ‬
، ‫ َ ﺟ َﺪ‬p َ
.‫ َﺗ ﻌﻠﱠ ْﻢ‬،‫ َ¦ﻟ ﻔﻰ‬،‫ َﻋﻢِﻠ‬،َ,¦َ : ‫ ْ¦ َﻓ ﻌﺎ ُ‡ !ﻟﻴَِ ﻘﻴْﻦ‬-
َ
‫ ¦ﺗﱠ‬،› ‫ﱠ‬,َ ‫ ﱠﻮ َﺣ َ َﺟ ﻌ‬،‫َﺻﻴَﱠ ﺮ‬
، ‫ َﺨ َﺬ‬، ‫َ ﻞ‬ ،‡َ
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
: ‫ ْ¦ َﻓ ﻌﺎ ُ‡ !ﻟﺘﺤﻮﻳﻞ‬- ‫ﺨ‬ . ‫َﺬ‬

84

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

Contoh:
- ‫ َﻇﻨَْﻨ ُﺖ ﱠ!ﻟ ﺮ ُﺟ َﻞ َﻧﺎًِﺋ ﻤﺎ‬idur” itu lelaki mengira “Saya
(Kata “َ‫ ”!ﻞ ُﺟ ﱠﻟ ﺮ‬adalah maf ’ūlu bih pertama
yang di-nashab-kan dengan harkat fathah. Kata
“‫ ”ﻧَﺎﺋًِ ﻤﺎ‬adalah maf’ūlu bih kedua yang di-
nashab-kan
dengan harkat fathah).
‫ِ ْﺧ ﻠ ُﺖ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ًﺪ! ¦َ َﺧﺎ‬ Muhmmad mengira “Saya
- ”َ
adalah saudaramu” (Kata “!ً‫ ”ﺪ ﱠﻤ َﺤ ُ ﻣ‬adalah
maf ’ūlu bih pertama yang di-nashab-kan dengan
harkat fathah. Kata “”َ َ‫ ”¦َ ﺧﺎ‬adalah maf ’ūlu bih
kedua yang di-nashab-kan dengan huruf alîf
kerana bahagian
dari isim yang lima).
- !ِ‫ ًﻋ ﺮ‬p َ‫ ﻖ ﱠ ِﻄ ﺮﻳْ ﻟ! ﱠﺴﺎﺋُِ ﺮ ﻟ! َﺪ َﺟ‬pَ
“Pejalan kaki itu menemukan jalan yang sulit
ِ ‫ ”!ﻖ ﱠ‬adalah maf’ūlu bih
dilalui” (Kata “َ‫ﻄ ﺮﻳْ ﻟ‬
pertama yang di-nashab-kan dengan
harkat fathah. Kata “!ِ‫ ًﻋ ﺮ‬p” adalah maf ’ūlu bih
kedua yang di-nashab-kan dengan harkat fathah).
›! ‫ ِﺟ َﻬًﺎ‬õ ‫َﺗ ﻌﻠﱠ ْﻢ ! َﳊَﻴَﺎ‬ merupakan kehidupan “Belajarlah
-
sebuah perjuangan” (Kata “õَ‫ ”! ﳊ‬adalah maf ’ūlu
‫َﻴَﺎ‬
bih pertama yang di-nashab-kan dengan harkat
fathah. Kata “!›َ‫ ” ﻬًﺎ ِﺟ‬adalah maf ’ūlu bih
kedua yang di-nashab-kan dengan harkat
fathah).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


‫ﱠﺗ َﺨ َﺬ !ﷲُ ¦ﺑَْ ﺮ! ِﻫْﻴ َﻢ َﺧﻠِْﻴ‬menjadikan telah “Allah !َp
- ‫ًﻼ‬
Nabi Ibrahim as. sebagai kekasih” (Kata “َ‫!ﺑَْ ﺮ‬ ‫”¦ﻢ ِﻫْﻴ‬

85

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
adalah maf’ūlu bih pertama yang di-nashab-kan
dengan harkat fathah. Kata “ًْ‫ ” ﻼ َﺧِﻠﻴ‬adalah maf ’ūlu
bih kedua yang di-nashab-kan dengan harkat
fathah).
b. Fi’il-fi’il yang me-nashab-kan dua maf’ūl bih yang pada
asalnya bukan mubtada’ dan khabar. Iaitu: ,َ‫ﺴﺎ َﻛ‬,َ ¦‫ﺲ ﻟَْﺒ‬
‫‡ َﻣَﻨ ﻊ‬,َ ‫ َﺳَﺄ‬,‫ َﻣﻨَ َﺢ‬,‫ ْﻋ َﻄﻰ‬.¦
:Contoh ‫ ُﺣًﱠﻠ ﺔ َ ! ِﻫَﻴً ﺔ‬g َ ,ْ ‫¦ﻟَْﺒ َﺲ ﱠ!ﻟ ﺮﺑِْﻴ ُﻊ !ﻷ‬
semi “Musim
menutupi bumi dengan pakaian yang cemerlang”
(Kata “gَ ,ْ ‫ ”!ﻷ‬adalah maf ’ūlu bih pertama yang di-
nashab-kan dengan harkat fathah. Kata “ُ‫” ﺣﻠًﱠ ﺔ‬
adalah maf’ūlu bih kedua yang di-nashab-kan dengan
harkat fathah. Kata “ِ‫”َ ! ﻫَﻴً ﺔ‬ adalah na’at
(mengikut) kepada
maf’ūlu bih kedua di-nashab-kan dengan harkat
fathah).
3. Maf’ūlu bih dapat berbentuk:
a. Isim mu’rab Seperti contoh di atas .
b. Isim mabnîy ( dhamîr yang bersambung dan yang tidak
bersambung, isim isyarah, isim maushul, dan lain-
lain.) Contoh:
- َُ‫¦ﻚ َْﻳﺘ‬,َ “Saya telah melihatmu” (Huruf “”َ

adalah dhamîr yang bersambung yang di-binâ dan
menempati posisi nashab sebagai maf’ūlu bih).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


86

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- ‫“ ¦ﻧَْ ﻌﺒُُ ﺪ َ” ﻳﱠﺎ‬Hanya kepada-Mu kami menyembah”


(Kata “”َ ‫ ”¦ﱠﻳﺎ‬adalah dhamîr yang tidak
bersambung lagi di-binâ dan menempati posisi
nashab sebagai maf’ūlu bih).
‫ َﻫ َﺬ! !ﻟ ﱠﻼ ِﻋ‬, ُ‫ ﻳُ َﺸ ﱢﺠ ُﻊ ! ُﳉ ْﻤ ُﻬ ْﻮ‬memotivasi “Negara
- ‫َﺐ‬
pemain ini” (Kata “!َ‫ ” ﺬ َﻫ‬adalah isim isyârah
lagi di- binâ dan menempati posisi nashab sebagai
maf’ūlu bih).
c. Mashdar yang dibentuk dari “iْ ¦” dan fi’il-nya atau
dari “i‫ ”¦َ ﱠ‬dan isim serta kshabar-nya. Contoh: َ‫¦َ ﺪ ﱠﻛ‬
‫ !ﻷﻣ َﻦ ُﻣﺴﺘﺘَ ٌﺐ‬i ‫!ﻟ ﱠﺼ ِﺤ ُﻒ ¦ ﱠ‬ bahawa menguatkan itu “Pers
keamanan terjamin” (Kalimat yang dibentuk dari
“i‫ ”¦َ ﱠ‬dan isim serta khabar-nya adalah maf ’ūlu bih).
4.Boleh mendahulukan maf’ūlu bih dari fâ’il-nya.
Contoh:
- ,ُ ‫ ُﻳ ْﺠﻨِﻲ ُ!ﻟ ﻘ ْﻄ َﻦ َ!ﻟ ﻔ ﱠﻼ‬kapas” memintal sedang “Petani
(Kata “َ‫ ”!ﻦ ْﻄ ُﻟ ﻘ‬adalah maf ’ūlu bih yang
didahulukan dan di-nashab-kan dengan harkat
fathah).

i َ ‫ َِﻓ ﺮْﻳً ﻘﺎ ﺗَْ ﻘُﺘﻠُ ْﻮ‬p َ ‫َِﻓ ﺮﻳًْ ﻘﺎ َﻛ َﱠﺬْﺑﺘُ ْﻢ‬ kamu kelompok “Satu
-
dustakan dan satu kelompok kamu bunuh” (Kata
“‫ ”َِﻓ ﺮﻳًْ ﻘﺎ‬adalah maf ’ūlu bih yang didahulukan dan di-
nashab-kan dengan harkat fathah).
Tetapi wajib mendahulukan maf’ūlu bih dari fâ’il-
nya jika maf’ūlu bih itu sendiri adalah dhamîr munfashil

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


87

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
Contoh: bersambung). tidak (yang ”َ ‫ ¦ﻳﱠﺎ‬p َ ‫¦ﱠﻳﺎ َ” ﻧَْ ﻌﺒُُ ﺪ‬
ُ‫َﻧ‬ ‫ﻦ ْﺴَِﺘ ﻌْﻴ‬
“Hanya kepada-Mu kami
menyembah dan hanya kepada-Mu kami minta
pertolongan” (Kata “”َ ‫ ”¦ﱠﻳﺎ‬adalah maf ’ūlu bih yang
didahulukan kerana dia adalah dhamîr munfashil
(yang tidak bersambung).
5.Boleh juga fi’il-nya dibuang dan yang tinggal hanya
maf’ūlu bih-nya jika memang difahami dalam bentuk kalimat.
Contoh kalau ada orang bertanya: ‫“ ؟ َﺖ َﻗﺎﺑﻠ ْﻦ َﻣ‬Siapa
yang telah kami jumpai ?” anda menjawab “َ‫ﻋﻠًِﻴ‬
‫” ّﺎ‬. Padahal
‫َﻗﺎﺑﻠ ُﺖ‬ ”
‫َﻋِﻠﻴ‬
dengan: dijawab sebaiknya “‫ّﺎ‬
Demikian juga halnya banyak didapati ungkapan-
ungkapan popular yang mana fi’il-nya dibuang dan yang
tinggal hanya maf ’ūlu bih-nya. Contoh: َ‫ﺣﺒًﺎ ْﺮ َ ﻣ‬pَ ً‫¦ ﻼ ْﻫ‬
“Selamat
adalah (Asalnya “‫َﺣًﺒﺎ‬ ‫ ¦ﺗﻴْ َﺖ َﻣ ْﺮ‬p َ ‫ﺗﻴْ َﺖ ¦ ْﻫ ًﻼ‬.”¦
”datang
6.Pada asasnya maf’ūlu bih didapati selepas fi’il dan
fâ’il. Namun kadang mashdar dan isim fâ’il masing-masing
berperan seperi fi’il iaitu me-nashab-kan maf’ūlu bih.
Contoh:
- ‡َ ‫ﺎ‬a‫ﻹ! ًﻛﺎ ﺗﺮ‬ “Tinggalkan kelalaian” (Kata “‡َ ‫ﺎ‬a‫”!ﻹ‬
adalah maf ’ūlu bih bagi kata mashdar “ً‫ ”ﻛﺎ ﺗﺮ‬dan
dia di-nashab-kan dengan harkat fathah).
- ‫¦ﻧَﺎ !ﻟ ﱠﺸﺎ ِ ُﻛ ﺮ َﻓ ْﻀﻠَ َﻚ‬ terhadap kasih berterima “Saya

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


kebaikanmu” (Kata “َ‫َﻓ‬ ‫ ”ﻞ ْﻀ‬adalah maf ’ūlu bih
bagi kata isim fâ’il “ِ‫ﱠﺸﺎ ﻟ‬ ‫ ”! ُﻛ ﺮ‬dan dia di-nashab-
kan dengan

88

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......
harkat fathah).
(Penjelasan tentang mashdar dan al-musytaqqât akan
dimuat pada jilid kedua dalam buku ini).

.d ‫* َْﳌ ُﻔ ﻌ ْﻮ ُ *ُﳌ ْ َﻄ ﻠ ُﻖ‬


1. ُ‫‡ ْﻮ َْﳌ ُﻔ ﻌ‬ُ !‫!ﻖ ْﻄﻠَ ُﳌ‬
adalah isim yang di-
nashab-kan berbentuk isim mashdar dari fi’il-nya,
berperan untuk menegaskan/
menguatkan atau menjelaskan jenis dan jumlahnya.
Contoh:
- ‫ ِ ْﺣ ﻔ ًﻈﺎ‬,َ ,ْ ‫َ ِﺣ ﻔ ْﻈ ُﺖ !ﻟ ﱠﺪ‬ meng- betul-betul sudah “Saya
hafaz pelajaran itu” (Kata “ً‫ﺣ ﻔ‬
ِْ ‫ﻈﺎ‬ ” adalah al-
maf ’ūlu al-muthlaq untuk menegaskan fi’il dan di-
nashab-kan dengan harkat fathah).
‫ ُ!ﻟ ﻘ ْﻄ َﻦ َﺟ ْ ًﻤ ﻌﺎ‬,ُ ‫ﻳَ ْﺠ َﻤ ُﻊ َ!ﻟ ﻔ ﱠﻼ‬ betul-betul telah itu “Petani
-
mengumpulkan kapas itu” (Kata “ْ‫” ًﻤ ﻌﺎ َﺟ‬
adalah al- maf’ūlu al-muthlaq untuk menegaskan fi’il
dan di- nashab-kan dengan harkat fathah).
‫ َﺳًْﻴ ﺮ! َﺣ َﺴًﻨﺎ‬ĩ ُ ‫ِﺳ ْﺮ‬ Kata baik” dengan berjalan “Saya(
-
“!َ‫ ” ﺳًْﻴ ﺮ‬adalah al-maf ’ūlu al-muthlaq untuk
menjelaskan jenis fi’il-nya dan di-
nashab-kan dengan harkat
fathah).
‫ !ﻷْﺑ‬s َ ‫ﺸ ﻌ ُﺐ َﻋ ْﻦ ُ ﱢﺣ ﺮﻳﱠِﺘ ﻪ ِ›َﻓﺎ‬
ْ ‫ﻳَُ ﺪ!ِﻓ ُﻊ !ﻟ ﱠ‬ itu “Bangsa
- ‡ِ ‫َﻄﺎ‬
membela kebebasannya secara sia-sia” (Kata “sَ ‫َﻓﺎ‬
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
›ِ” adalah al-maf ’ūlu al-muthlaq untuk menjelaskan
jenis

89

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
fi’il-nya dan di-nashab-kan dengan harkat fathah).
َ َ َ ‫ﺿ ﺮْﺑﺘُ ﻪ ﺛَ َﻼ‬
- ĩ ٍ ‫ﺿ ﺮَﺑﺎ‬ َ َ pukulan” kali tiga memukul “Saya
(Kata “َ ََ‫ ”ﻼ ﺛ‬adalah al-maf ’ūlu al-muthlaq untuk
menjelaskan jumlah fi’il-nya dan di-nashab-kan
dengan harkat fathah).
2. Ada beberapa kata yang berperan sebagai pengganti
al-maf ’ūlu al-muthlaq, antara lain adalah:
a. Kata “ّ‫ ”ﻞ ﻛ‬atau “‫ ”ﺑﻌﺾ‬yang menjadi mudhâf
kepada mashdar. Contoh:
!%‫¦ ْﺣَﺘ ْﺮ ﻣﺘُ ﻪ ُﻛ ﱠﻞ !ﻹ ْﺣﺘِﺮ‬ dengan menghormatinya “Saya
-
segala hormat” (Kata “ ‫ ” ﱠﻞ ُﻛ‬adalah al-maf
’ūlu al- muthlaq di-nashab-kan dengan harkat
fathah. Kata “%!ْ‫ ”!ﺣﺘِﺮ ﻹ‬adalah mudhâf ilaih
yang di-jar-kan dengan harkat kasrah).
- › ›ِ ‫ ¦ﺗََ ﱠﺮ ُ› › َ¦ﻟﻴِْ ﻪ َْﺑ ﻌ َﺾ !ﻟَﱠﺘ ﱡﺮ‬meragukannya” sedikit “Saya
(Kata “َ‫ ”ﺾ ﺑَْ ﻌ‬adalah al-maf ’ūlu al-muthlaq di-
nashab-kan dengan harkat fathah. Kata “›ِ›‫”!ﻟَﱠﺘ ﱡﺮ‬
adalah mudhâf ilaih yang di-jar-kan dengan harkat
kasrah).
b. Kata yang bersinonim dengan mashdar fi’il-
nya. Contoh: !َ‫ﺣ ًﻔ ﺰ َْﻓ ﻌﺘُ ﻪ‬
ْ ›َ “Saya benar-benar telah
membayarnya” (Kata “!َ‫ﺣ ًﻔ ﺰ‬ ْ ” adalah sinonim
dari kata “ْ‫ ”َ›ًﻓ ﻌﺎ‬sebagai mashdar dari “َ‫)”َ›ﻊ َﻓ‬.

90
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

c. Kata yang menûnjukkan sifat mashdar tanpa menye-


butkan mashdar-nya.

ِ َ õ ‫ ! َﳊَﻴُﺎ‬, ُ‫ َﺗﺘَ َﻄ ﱠﻮ‬ini “Kehidupan


:Contoh ‫ﺳ ﺮﻳًْ ﻌﺎ‬
berkembang secara cepat” (Pada asalnya kalimat

‫ ﺗَ َ ﱡ‬õ ‫ ! َﳊَﻴُﺎ‬, ُ‫َﺗﺘَ َﻄ ﱠﻮ‬.)” Kata ,!“ ً‫”ﺗَ َ ﱡﻄ ﻮ‬


adalah ini “‫ َﺳِ ﺮًْﻳ ﻌﺎ‬,! ً‫ﻄ ﻮ‬
sebagai al-maf ’ūlu al-muthlaq dibuang dan diganti
dengan kata “َ‫ ” ﺳِ ﺮًْﻳ ﻌﺎ‬dan sekali gus dia di di-
i’rab sebagai pengganti al-maf ’ūlu al-muthlaq
yang di-
nashab-kan dengan harkat fathah.
d. Kata isim isyârah yang muncul sebelum mashdar.
Contoh: %!ْ‫ﻛﺮ ﻹ! َﻚ ِﻟ‬i ْ‫ﻛ ْﺮ ﻣﺘُ ﻪ‬
َ َ¦ “Saya
memuliakannya dengan kehormatan itu” (Kata “َ
‫ﻚ ِﻟ‬i” adalah isim
isyârah mabnîy menempati posisi nashab sebagai al-
maf ’ūlu al-muthlaq. Kata “%!ْ‫ ”!ﻛﺮ ﻹ‬adalah badal
untuk isim isyârah dan di-nashab-kan dengan harkat
fathah.
e. Kata yang menûnjukkan bilangan/jumlah mashdar.
:ĩ Contohٍ !‫ َ ﱠﻣ ﺮ‬õ ‫ َﻗﺎَْﺑﻠﺘُ ﻪ ﻋ ﱠ َﺪ‬menemuinya telah “Saya
beberapa kali” (Kata “َ‫ﻚ ِﻟ‬i” adalah isim
isyârah mabnîy menempati posisi nashab sebagai al-maf
’ūlu al- muthlaq. Kata “%!ْ‫ ”!ﻛﺮ ﻹ‬adalah badal untuk
isim isyârah dan di-nashab-kan dengan harkat
fathah.
3. Dalam beberapa bentuk kalimat, al-maf ’ūlu al-muthlaq
pun dibuang. Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


91

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- !ْ‫“ ًﻜ ﺮ ُﺷ‬Terima kasih” (Kalimat ini pada asalnya
adalah !“‫ﻜ ﺮ‬ً ْ ‫ ْﺷ ُﻜُ ﺮ َ” ُﺷ‬.”¦
- ‫“ ِﻗَﻴﺎً ﻣﺎ‬Bediri” (Kalimat ini pada asalnya adalah “¦ْ‫ُﻮ ﻣﻮ ُﻗ‬
‫ِﻗَﻴًﺎ ﻣﺎ‬.”
- ‫َْﺑ ﻌ ُﺪ‬p َ ‫ ﺗَ ِﺤًّﻴ ﺔ َﻃﻴﱢًَﺒ ﺔ‬Kalimat sejahtera” dan hormat “Salam(
adalah asalnya pada ini “‫ ْﺣﻴﻴ ُﻜﻢ َﺗ ِﺤﻴًّ ﺔ َﻃﱢﻴﺒًَ ﺔ‬.”¦
- َ‫“ ¦ ًﺣّﻘﺎ ْﺑِﻨﻲ! َﺖ ْﻧ‬Anda benar-benar anak saya” (Kata
“َ‫ﺣّﻘﺎ‬ ً ” adalah al-maf ’ūlu al-muthlaq bagi fi’il yang
telah dibuang. Dan pada asalnya kalimat ini adalah
“َ‫¦ﺖ ْﻧ‬
‫ْﺑﻨِﻲ ¦ َ ﱡﺣ ُﻘ ﻪ َ ًﺣّﻘﺎ‬.”!
- !‫ ُﺟ ٌﻞ َ ِﻛ ﺮﻳْ ٌﻢ ِﺟ ًّﺪ‬,َ !‫ َﻫ َﺬ‬Kata mulia” sangat ini “Lelaki(
“!ًّ ‫ ” ﺪ ِﺟ‬adalah al-maf ’ūlu al-muthlaq bagi fi’il yang telah
dibuang, asalnya adalah “!ًّ َ‫”ﺪ ِﺟ ُﺪ ِﺠ ﻳ‬.
%‫ﻳ ًﻀﺎ ! ُِﳌ ﺪﻳُْ ﺮ َ!ﻟ ﻌﺎ‬p ¦َ ‫ﳊ ﻔ َﻞ َﺟ ِﻤْﻴ ُﻊ َ!ﻟ ﻌِﺎ ﻣِﻠ َﲔ‬
ْ َ ! ‫ﻀﺮ‬َ َ ‫ َﺣ‬Seluruh“
-
pengurus menghadiri acara itu juga ketua umum”
(Kata “ً‫ ”¦ﻀﺎ ﻳ‬adalah al-maf ’ūlu al-muthlaq bagi fi’il
yang telah dibuang, asalnya adalah: “ً‫ْﻳ‬
‫ ¦ﻀﺎ‬gَ ”.
‫ ُﺧ ُﺼﻮ ًﺻﺎ !ُﳌَﺘ ﻔ ﱢﻮِﻗﲔ‬i pَ َ ‫ ُﻳ َﻜﺎَﻓﺄ !ﻟﻨﱠﺎ ِﺟ ُﺤ ْﻮ‬berjaya yang “Semua

akan diberi bonus terutama para finalis” (Kata
“ً‫ ” ﺻﺎ ُﺼﻮ ُﺧ‬adalah al-maf ’ūlu al-muthlaq bagi fi’il yang
telah dibuang, asalnya adalah: “‫”ﱡ¦ﺺ ﺧ‬. Kata “َ‫”!ﲔ ﱢﻮِﻗ ﳌَُﺘ ﻔ‬
adalah maf’ūlu bih yang di-nashab-kan dengan huruf
yâ kerana bentuknya “jama’ muzakkar sâlim”.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


92

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

ِ ! i َ ‫ ُﺳﺒْ َﺤﺎ‬i (Kata Allah” Suci “Maha“َ ‫ُﺳْﺒ َﺤﺎ‬


- ‫ﷲ‬ ” adalah
al-maf ’ūlu al-muthlaq dari fi’il yang telah dibuang iaitu::
“ُ‫”¦ ﺢ َﺳﱢﺒ‬. Kata “tasbîh” bererti “bersih dan suci,”
maka kalimat “ ‫ﷲ‬ِ ! iَ َ‫ ” ﺤﺎ ُﺳْﺒ‬ertinya “Aku
mensucikan Allah dari segala kejahatan”.

.e ‫* َْﳌ ُﻔ ﻌ ْﻮ ُ َِ ﻷ ْﺟِ ِﻠ ﻪ‬
.1 ‫ !ﳌَْ ُﻔ ﻌ ْﻮ ُ‡ ِﻷَ ْﺟﻠِ ﻪ‬di-nashab-kan yang isim adalah adalah
yang disebutkan selepas fi’il-nya untuk menjelaskan sebab
berlakunya fi’il terseut. Contoh:
‫ َﺗ ْﺸ ِﺠﻴً ﻌﺎ‬ĩ ُ ‫ﺼ ﺮ ُ !ُﳌ َﻜﺎَﻓﺂ‬
‫ﺗُ َ ﱠ‬ diberikan itu “Hadiah
- ‫ﻟﻠَ ﻌِﺎ ﻣﻠُِﻴ َﻦ‬
untuk memberi semangat kepada para pekerja”
(Kata “َِ‫ ”ﺠًﻴ ﻌﺎ ْﺸ ﺗ‬adalah al-maf ’ūlu li ajlih yang di-
nashab-kan dengan harkat fathah”.
- ‫ﻀ ﺮ َﻋﻠٍ ﱞﻲ ¦ ْ َﻛ ﺮً! ﻣﺎ ُﳌ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ‬
َ َ ‫َﺣ‬ untuk datang Ali “Si
menghormati si Muhammad” (Kata “ً ‫ﻛ ﺮ‬ َ ْ!‫ ”¦ ﻣﺎ‬adalah
al-maf ’ūlu li ajlih yang di-nashab-kan dengan harkat
fathah”.
‫ُ¦ َﺳِﺎ ﻣ ُﺢ !ﻟ ﱠﺼ ِﺪْﻳ ُﻖ ُﻣ َﺤﺎﻓَ َ ًﻈ ﺔ ﻟِ ِﺼ‬ ًَ
Kata( “‫ﻈ ﺔ‬ ‫ ُ” ﻣ َﺤﺎَﻓ‬adalah
- ‫َﺪ!ﻗَِﺘ ﻪ‬
al-maf ’ūlu li ajlih yang di-nashab-kan dengan harkat
fathah”.
2. Pada asasnya al-maf ’ūlu li ajlih di i’rab nashab, tetapi
boleh juga dia di-jar-kan dengan huruf lâm, dan pada ketika
itu dia tidak di ‘irab sebagai al-maf ’ūlu li ajlih tetapi sebagai

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


93

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
jar majrūr dan berkaitan dengan pernyataan sebelumnya.
Contoh:
‫ ﻟﺘَ ْﺸ ِﺠﻴ ِﻊ َ!ﻟ ﻌِﺎ ﻣِﻠﻴُ َﻦ‬ĩ ُ ‫ﺼ ﺮ ُ !ﳌُ َﻜﺎَﻓﺂ‬
‫ُﺗ َ ﱠ‬ diberikan itu “Hadiah
-
untuk memberi semangat kepada para pekerja”
- ‫ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ‬% !ِ‫ﻀ ﺮ َﻋﻠٍ ﱞﻲ ﻹ ْ َﻛ ﺮ‬
َ َ ‫َﺣ‬ untuk datang Ali “Si
menghormati si Muhammad”.

.f ‫*ﳌَْ ُﻔ ﻌ ْﻮ ُ َ َﻣ ﻌﻪ‬
ُ ‫ ! َﻣ ﻌﻪ‬adalah isim yang
Yang demikian itu dengan َ‫‡ ْﻮ َْﳌ ُﻔ ﻌ‬
di-nashab-kan, disebutkan selepas huruf “p” yang bermakna
“serta” untuk menûnjukkan kebersamaan. Contoh:
- َْ‫!ﻞ ﻟﱠﻨﻴ‬p ĩُ ْ‫ﺮ ِﺳ‬ “Saya berjalan bersamaan dengan aliran
sungai nil”. (Kata “َْ‫ ”!ﻞ ﻟﱠﻨﻴ‬adalah al-maf ’ūlu ma’ahu
yang di-nashab-kan dengan harkat fathah).
, ‫ﺗَْ ِﻐ ﺮﻳ َﺪ !ﻟ ﱡﻄُْﻴ ِﻮ‬p َ ‫ !ﺳَﺘﻴَ ﻘ ْﻈ ُﺖ‬bersamaan terjaga “Saya
-
dengan kicauan burung”. (Kata “َ َ‫”ﺪ ﺗَْ ِﻐ ﺮﻳ‬
adalah al- maf’ūlu ma’ahu yang di-nashab-kan
dengan harkat
fathah).

Penting Diperhatikan!
Perbezaan antara waw ‘athaf dan waw ma’iyah adalah waw
‘athaf memberikan kesan terhadap persamaan hukum i’rab
antara ‘athaf dan ma’huf-nya.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


94

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

Sementara waw ma’iyah tidak memberikan kesan


persamaan i’rab tetapi hanya menûnjukkan makna
keikutsertaan.

.g ‫*ﳌَْ ُﻔ ﻌ ْﻮ ُ ِﻓِﻴ ﻪ‬
1. Yang demikian itu dengan “ِ‫ ”*ﻓِﻴ ﻪ ُ ْﻮ َْﳌ ُﻔ ﻌ‬adalah isim
yang di-nashab-kan dan disebutkan untuk menjelaskan waktu
dan tempat berlakunya perbuatan. Ertinya untuk mejawab
soalan “bila” dan “di mana” sebuah perbuatan terjadi.
Al-Maf’ūlu fîh disebut dengan zharf zamân (keterangan
waktu) jika menjelaskan tentang waktu berlakunya
perbuatan. Disebut dengan zharf makân (keterangan tempat)
jika menjelaskan tentang tempat berlakunya perbuatan.
Contoh:
õ ‫ !ﻟ ﱠﻄِﺎَﺋ ُﺮ‬ĩ ْ َ‫“ ﺳﺎََﻓ ﺮ‬Kapal itu terbang di malam hari”.
- ‫َﻟﻴ ًﻼ‬
(Kata “ً‫ ”َﻟﻴ ﻼ‬adalah zharf zamân yang di-nashab-kan
dengan harkat fathah).
, ‫ ! َُﳌ ﱠﺪ‬% ‫َﻗ َﻒ !ﻟ ّﻄﺎﻟِ ُﺐ َ¦ ﻣَﺎ‬depan di berdiri itu “Pelajar pَ
- ,ِ
guru”. (Kata “%َ‫ ”¦ﻣﺎ‬adalah zharf makân yang di-
nashab-kan dengan harkat fathah).
2. Di antara zharf zamân (kata keterangan waktu)
adalah sebagai berikut:
- ‫َ ﺳ ﺎ َﻋ ﺔ‬ “Jam”.
- % ‫ﻳَْ ﻮ‬
“Hari”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


95

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- sْ‫“ ¦ ﺳﺒُﻮ‬Minggu”
‫“ َﺷ ْﻬﺮ‬Bulan”
- “Tahun”
‫“ َﺳَﻨﺔ‬Pagi”
- “Petang”
,‫“ َﺻﺒَﺎ‬Tengah hari”
-
›‫َﻣ َﺴﺎ‬
-
‫ُﻇ ْﻬﺮ‬
-
- ‫” َﻟْﻴﻞ‬Malam“
- َ‫“ ﻏﺪ‬Besok”
‫” ﻟَﺤ َﻈﺔ‬Sebentar“ -
- ‫” ُْﺑﺮَﻫﺔ‬Sesaat “
- õ‫“ ﱠﺪُﻣ‬Sepanjang”
- õ‫” َﻓَْﺘﺮ‬Episod“
- ‫” ِﺣْﻴ َﻦ‬Ketika“
- ‫“ َﻗﺒْﻞ‬Sebelum”
- ‫“ َْﺑ ﻌﺪ‬Selepas”
- ‡!َ‫“ ﻮ ِﻃ‬Sepanjang”
- ‡َ‫“ ﻼ ِﺧ‬Sepanjang”
- ›‫“ ¦ْﺛَﻨﺎ‬Ketika”
3. Di antara zharf makân (kata keterangan tempat)
adalah sebagai berikut:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


- %َ‫¦ﻣﺎ‬ “Depan”.

96

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- ›َ!,َp “Belakang”.
- َ‫“ ﺧْ ﻠﻒ‬Belakang”.
- ‫ َﻳِ ﻤْﻴﻦ‬.”Kanan“
- ,َ‫“ ﺴﺎ َﻳ‬Kiri”.
‡‫“ ِﺷ َﻤﺎ‬Kanan”.
- “Selatan”.
‫“ َﺟُﻨﻮ‬Timur”.
-
“Barat”.
ẽ‫َﺷ ْﺮ‬
“Tengah”.
-
‫َﻏْﺮ‬
-
‫ َﺳﻂ‬p َ
-
- ẽَ ْ‫“ ﻮ َﻓ‬Atas”.
- ‫“ َْﻗﺮ‬Dekat”.
- َْ‫“ ﺤﺖ ﺗ‬Bawah”.
- ‫ ﺑَْﻴ َﻦ‬.”Antara“
- ‫ ِﻋﻨْ َﺪ‬.”Sisi“
- ‫“ َﻟ ﺪ‬Hadapan”.
- ›‫ﻘﺎ‬َ ‫ ِْﺗَﻠ‬.”Hadapan “
- oَ‫“ ﺠﺎ ِﺗ‬Arah”.
- ََ‫“ ﻮ ْﺤ ﻧ‬Sekitar”.
- ‡َ َ‫“ ﺣﻮ‬Sekitar”.
- iَ p›ُ “Selain”.
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
- ‫ِﻣﻴْﻞ‬ “Mil”.

97

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- ‫ َْﻓ ﺮ َﺳﺦ‬.”Farsakh“
- ‫ ِﻛْﻴﻠُﻮ ﻣﺘْﺮ‬.”Kilometer“
4. Zharf zamân dan zharf makân terbahagi kepada
dua:
a. Zharf yang elastik, iaitu dapat digunakan untuk zharf
s iaitu: tidak, dapat juga dan,‫ ¦ ْﺳﺒُﻮ‬,‫ َﺳَﻨﺔ‬,‫َﺷ ْﻬﺮ‬ %,‫َْﻳ ﻮ‬
,‫ َْﻓ ﺮ َﺳﺦ‬,‫ ِﻣﻴْﻞ‬,‫ ﺑُْ ﺮ َﻫﺔ‬,‫ َﻟﺤ َﻈﺔ‬,‫ َﻟﻴْﻞ‬,‫› ُﻇ ْﻬﺮ‬,‫َﺴﺎ‬ ‫ َﻣ‬,,‫ َﺻﺒَﺎ‬,‫َﺳﺎ َﻋﺔ‬
‫ َﻏ ْﺮ‬ẽ,‫ َﺷ ْﺮ‬, ‫‡ َﺟُﻨﻮ‬,‫ ِﺷ َﻤﺎ‬,‫ َﺳﻂ‬p َ ,,‫َﻳ َﺴﺎ‬ ,‫ َﻳِ ﻤْﻴﻦ‬,‫ ِﻛْﻴﻠُﻮ ﻣﺘْﺮ‬.
- Semua kata tersebut di atas dapat digunakan untuk
zharf, ertinya sebagai kata keterangan waktu dan
tempat dan kemudian dia di-nashab-kan sebagai
maf ’ūl fîh. Contoh:
- ‫ ! ُﳉ ْ َﻤ ﻌﺔ‬% ‫ َ” َْﻳ َﻮ‬,pُ ‫ﺳَُﺄ‬ mengunjungimu akan “Saya
Hari Jumaat ”.
- ‫َﺻَﺒﺎ ًﺣﺎ‬
,‫“ ﱡﻄﻴُ ُﻮ ﻟ! ›َﺗ ﱠﻐ َﺮ‬Burung berkicau di pagi hari”.
- ‫ ! ْﺳﺘَ ﱠﻤ ﺮ ﱠ!ﻟ ﺰَﻟ ﺰ َ‡ َﻟﺤ َﻈﺔ‬berlangsung itu “Gempa
singkat”.
- !‫ ﻛﻴُْﻠﻮ ﻣًْﺘ ﺮ‬ĩ ُ ‫ ِﺳ ْﺮ‬kilometer”. satu berjalan “Saya
- ‫ !ﻟ ﱡﺴ ِﻮْﻳﺲ‬õ ‫ َﻗَﻨِﺎ‬ẽ َ ‫ ﺗَ ﻘ ُﻊ !ﻟ ﱢﺴﻨَُﺎ › َﺷﺮ‬di terjadi itu “Kilat
terusan Swiss”.
- Juga dapat digunakan untuk selain zharf, dengan
demikian dia di-i’rab-kan sesuai dengan bentuknya
dalam kalimat (Contoh sebagai mubtada’, atau fâ’il

98
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’....... 
dan lain-lain.) Contoh:
! kilometer”. satu berjalan “Sayaٍ‫ٍﻟ‬
- !‫ٍﻜﻴُْﻠﻮ ﻣًْﺘ ﺮ‬
- ‫ ! ُﳉ ْ َﻤ ﻌﺔ‬% ‫ َﺟَﺎ › ﻳَ ُﻮ‬Jumaat hari tiba “Telah .”
‫ﻳﱠﺔ‬p ِ ‫ !ﻟ ﱠﺴ َﻤﺎ‬i‫ َﻣﻬ ُﺪ !ﻷ ْ›َﻳﺎ‬ẽ ُ ‫ !ﻟ ﱠﺸﺮ‬tempat adalah “Timur
-
agama-agama samawi”.
b. Zharf yang tidak elastik, iaitu yang tidak dapat
digunakan kecuali sebagai zharf, iaitu: ,‡!َْ‫ﻦ ِﺣﻴ‬,َ ‫ﺑَْ ﻌﺪ‬, ‫ِﻃ‬
‫ﻮ‬
,‫ َﻟ ﺪ‬,‫ ِﻋْﻨ َﺪ‬,‫ ﺑَْﻴ َﻦ‬,‫ َﺗ ْﺤﺖ‬ẽ ,َ ‫ َﻓ ْﻮ‬,‫› َﺧْ ﻠﻒ‬, َ,!pَ ›,‫‡ ¦ْﺛﻨَﺎ‬,‫ِﺧ َﻼ‬
›, ‫ِْﺗَﻠ ﻘَﺎ‬
p› َi ُ ‡,َ ‫ َﺣﻮ‬, ‫ َﻧ ْﺤ َﻮ‬o,‫ﺗِ َﺠﺎ‬.
Semua zharf (kata keterangan) di atas selalu di-
nashab-kan di manapun posisinya dalam kalimat.
Iaitu:
- Sebagai mafûul fih (ertinya sebagai keterangan
waktu dan tempat di selalu diawali oleh fi’il.
:Contoh ِ ‫ !ﻟ ﱠﺴ َﺤﺎ‬ẽ َ ‫َﻓﻮ‬ õ ‫َﺗ ِﻄُْﻴ ﺮ !ﻟ ﱠﻄﺎﺋَِ ُﺮ‬ itu “Kapal
terbang di atas awan”.
- Sebagai khabar mubtada’ atau shifat, dan dia wajib
di-nashab-kan dengan fi’il yang dibuang. Contoh:
‫! ! ﱠﻷ ﻣ َﻬﺎ‬%‫! َﳉﱠﻨُ ﺔ ﺗَ ْﺤ َﺖ ْ¦ ﻗ َﺪ‬ di berada itu “Syurga
- ĩِ
bawah telapak kaki ibu”. (kata “ََ‫ ”ﺖ ْﺤ ﺗ‬adalah
kata keterangan tempat sebagai khabar, dia di-
nashab-
kan dengan fi’il yang wajib dibuang iaitu “َْ‫”ﺴَِﺘ ﱡﻘ ﺮ ﺗ‬.
- ”َ ‫ ﺑَِ ﺮ ُﺟ ٍﻞ ِﻋْﻨ َﺪ‬ĩ ُ ,ْ ‫ َ َﻣ ﺮ‬yang lelaki melewati “Saya
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
kamu punya”. (kata “َْ‫ِﻋﻨ‬ ‫ﺪ‬ ” adalah kata keterangan

99

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
tempat sebagai sifat bagi kata “ٍ‫ ﻞ ُﺟ‬,َ”, dia di-
nashab- kan dengan fi’il yang wajib dibuang iaitu “
‫”!ﺳَﺘ ﱠﻘ ﺮ‬.
Penting Diperhatikan!
a. Boleh menjarkan zharf yang tidak elastik dengan
huruf “ْ‫”ﻦ ِ ﻣ‬. Contoh:
ِ ! ‫ُﻗ ْﻞ ُﻛ ﱞﻞ ِﻣ ْﻦ ِﻋْﻨ ِﺪ‬
- ‫ﷲ‬ ,dari sesuatunya segala “Katakan
Allah”.
- ‫ﺋﻪ‬,!pََ ‫ِﺳ ِﻣ‬ “Saya berjalan dari belakangnya”.
‫ْﺮ ْﻦ‬
ĩ
b. Ada juga sebahagian zharf itu yang mabnîy, ertinya
yang mana harkat akhirnya tidak berubah-ubah
sebagai apapun posisinya dalam kalimat, iaitu kata:
ِ‫ﺚ َﺣْﻴ‬,ُ ¦‫ ﺲ ﻣ‬, dan iَ ‫!ﻵ‬. Hal ini akan dijelaskan pada bab
berikutnya tepatnya pada bab isim mabnîy.
c. Isim yang terletak selepas zharf selalu di-jar-kan
kerana berperan sebagai mudhâf ilaih.
d. Boleh masuk huruf “َ‫ﻣ‬ ” kepada sebahagian
‫ﺎ‬
Contoh: zharf kata-kata( ‫ َﻗﺒ َﻞ‬,‫ ِﺣْﻴ َﻦ‬,‫ ِﻋْﻨ َﺪ‬, p َi danْ › ,ُ)
namun dia tetap hanya sebagai tambahan dan tidak
berpengaruh sedikitpun. Ertinya zharf-zharf yang
demikian itu tetap di-nashab-kan dan kata-kata
yang selepasnya tetap di-jar-kan kerana berperan
sebagai mudhâf ilaih.
:Contoh ‫›ﻧََ ﻤﺎ َﺗﺄ ِﺧﻴْﺮ‬pُ ‫ﻀ ﺮ‬
َ ُ ‫ َﻳ ْﺤ‬i ْ ¦ ‫ َﺟﻮﺗُ ﻪ‬,َ Saya“

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


berharap dia datang tanpa terlambat” (kata “iَ pْ ›ُ”

100

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

adalah zharf, huruf “ َ‫ﻣﺎ‬ ” adalah huruf tambahan


dan kata “ِ‫ ” ﺧْﻴﺮ ﺗَﺄ‬adalah mudhâf ilaih yang di-jar-
kan dengan harkat kasrah).
e. Huruf ya yang ber-tasydîd boleh ditambahkan kepada
kata keterangan tempat yang empat iaitu: ,ّ‫َﻤﺎﻟِ َﺷ‬ ‫ﻲ‬
‫ َﺷﺮﻗِ ّﻲ‬,‫ َﺟُﻨﻮِﺑ ّﻲ‬, dan ‫ َﻏ ْﺮﺑِ ّﻲ‬.
Cont ‫!› َﺟﻨُﻮ َ ِﻣ ْﺼﺮ‬i ‫ﻳَ ﻘ ُﻊ ُﺳ ْ َﻮ‬ Sudan “Negara
:oh
terletak di sebelah selatan Mesir” (boleh juga disebut
“‫!› َﺟُﻨﻮِﺑ ﱠﻲ ِﻣ ْﺼﺮ‬i َ‫ ﻳَ ﻘ ُﻊ ُﺳ ْﻮ‬.”

‫* َﳊﺎ‬
.h
1. َ‫ * ﳊﺎ‬adalah isim nakirah yang di-nashab-kan
untuk menjelaskan keadaaan pelaku atau objek ketika
sebuah perbuatan terjadi (ertinya untuk menjawab soalan
“Bagaimana” perbuatan itu terjadi).
Pelaku atau objek yang dijelaskan oleh “‡َ‫”! ﳊﺎ‬
disebut dengan “‡‫ِﺣ َﺻَﺎ‬ ‫ﳊﺎ ! ُﺐ‬ ” dan dia harus
selalu ma’rifah. Contoh:
- !‫ﺼ ﺮ‬
ً ِ َ‫َﺟَﺎ › َ!ﻟ ﻘﺎُِﺋ ﺪ ُﻣْﻨﺘ‬ dengan tiba telah itu “Komandan
membawa kemenangan” (kata “!ِ‫ﺼ ﺮ ُ ﻣﻨَْﺘ‬ ً ”
adalah menjelaskan keadaan pelaku,
iaitu “ ‫”!َﻟ ﻘﺎﺋُِ ﺪ‬. Kata yang
berperan sebagai hal di-nashab-kan dengan harkat
fathah).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


101

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- ‫ َﺷِ ﺮْﺑ ُﺖ َﻣًﺎ › َﺻﺎِﻓًﻴﺎ‬jernih” air meminum telah “Saya
(kata “َ‫ ” ﺻﺎِﻓﻴًﺎ‬adalah menjelaskan keadaan
objek, iaitu “›َ‫”ﻣًﺎ‬. Kata yang berperan sebagai hâl di-
nashab- kan dengan harkat fathah).
- ِ‫َﺟ‬ ‫! ﻤًْﻴ ﻌﺎ‬pَ‫ﻀ ﺮ َﺣ‬
ُ “Mereka semua telah datang” (kata
“ِ‫َﺟ‬ ‫ ” ﻤﻴًْ ﻌﺎ‬adalah menjelaskan keadaan pelaku,
iaitu “!p” [huruf yang menûnjukkan jama’ yang
ertinya
“mereka”]. Kata yang berperan sebagai hâl di-nashab-
kan dengan harkat fathah).
2. Hâl ada tiga macam:
a. Isim zhâhir, Seperti contoh di atas .
Isim zhâhir yang berperan sebagai hâl biasanya
berben-tuk kata sifat dan nakirah (Contoh kata “ ‫َﻗﺎٌِﺋ ﻢ‬
‫“ َ” ﻣ‬, ٌ ‫“ ﻣ ْﻜﺘُﻮ‬,”
‫ْﺤُﺒﻮ‬ َ ‫ َﺣ َﺴﻦ‬,” “ ‡‫“ ُ” ﻣْﻨﺘَ ِﺼﺮ ” َﺳﺎ‬,‫ِﻫﺮ‬ ‫َﻇﺎ‬ ,”

opْ‫” ُﻜ ﺮ َ ﻣ‬ dan lain-lain. Kata yang berperan sebagai


hâl harus menyesuaikan diri dengan “‡َ‫َﺻﺎ‬ ‫ﳊﺎ ! ُﺐ ِﺣ‬ ”
dalam hal jenis dan “›َ‫َﻋ‬ ‫ﺪ‬ ” (bilangan). Contoh:
- ‫› !ﻟ َﺳﺎﻟَِ ًﻤ ﺔ‬ĩ ‫َﻋَﺎ‬ “Kapal terbang itu telah
õ ‫ﱠﻄﺎَِﺋ ُﺮ‬
kembali dengan selamat”.
‫› !ﻟ َﺳﺎﻟَِ ﻤَﺘﺎ‬ĩ ‫َﻋَﺎ‬ “Kedua kapal terbang itu
- i i ِ ‫ﱠﻄﺎَِﺋ ﺮﺗَﺎ‬
telah kembali dengan selamat”.
‫› !ﻟ َﺳﺎﻟَِ ﻤﺎ‬ĩ ‫َﻋَﺎ‬ “Kapal-kapal itu telah
- ĩ ĩ ٌ !‫ﱠﻄﺎَِﺋ ﺮ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


kembali dengan selamat”.

102

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

Kadang hal dapat dalam bentuk mashdar nakirah


atau isim jâmid (namun jumlahnya sangat sedikit).
Contoh:
- ‫َﻄُﺎ ْﻷ ﻣ! ْﺖ َﻄﻠَ َﻫ‬, ‫“ ﺑَْ ﻐﺘًَ ﺔ‬Hujan turun lebat
dengan tiba- tiba”. (kata “ ‫ﻐﺘﺔ‬
ًَ ‫ ” َْﺑ‬adalah mashdar dan
berperan sebagai hâl di-nashab-kan dengan harkat
fathah).
‫ َﻋ‬p َ !‫ ْ¦ ﻣ َﻮ َُ!ﻟ ﻬﻢ ِﺳًّﺮ‬i َ ‫ُﻳﻨِْ ُﻔ ﻘﻮ‬ menafkahkan “Mereka
- ‫َﻼﻧِﻴﺔ‬
hartanya secara rahsia dan terang-terangan”.
(kata “ !ِ‫ﺳّﺮ‬
ً ” adalah mashdar dan berperan sebagai
hâl di-nashab-kan dengan harkat fathah. Kata “
َ‫ ” ﻼِﻧﻴﺔ َﻋ‬juga berperan sebagai hâl di-nashab-kan
dengan harkat fathah).
- ‫ ِﺳ ْﺮﻧَﺎ ﻳًَ ﺪ! ﺑَِﻴٍ ﺪ‬tangan”. berpegangan berjalan “Kami
(kata “ ! ‫ ” َﻳً ﺪ‬adalah isim jâmid lagi nakirah
dan berperan sebagai hâl di-nashab-kan dengan
harkat fathah).
Pada asasnya hal itu hanya berbentuk nakirah,
tetapi terkadang ada juga yang berbentuk ma’rifah
(ertinya ber-alif-lâm atau mudhâf kepada isim ma’rifah),
namun jumlahnya sangat sedikit Contoh: ْ‫ﺪ ْﺟَِﺘ ﻬ‬ ¦
”َ ‫ ْﺣ َﺪ‬p َ “Bersungguh-sungguhlah sendiri”. (Kata
“ ‫ ْ ﺣ َﺪ‬p َ
” adalah hâl di-nashab-kan dengan harkat
fathah, sementara huruf “”َ ” adalah dhamîr mabnîy
yang menempati posisi jar sebagai mudhâf ilah.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


103

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
b. Semi kalimat (Syibhu al-Jumlah) iaitu zharf dan jar
majrūr. Contoh:
- ‫ َﺑﻴْ َﻦ !ﻟ ﱠﺴ َﺤﺎ‬õ ‫َﻳْ ُﺖ !ﻟ ﱠﻄﺎَِﺋ َﺮ‬,¦َ terbang kapa melihat “Saya
diantara awan-awan”. (kalimat “ َ‫”ﺤﺎ ﱠﺴ ﻟ! َﻦ ﺑَْﻴ‬
adalah syibhu al-jumlah [semi kalimat] yang terdiri
dari zharf dan mudhâf ilaih sekali gus berperan
sebagai hâl ).
- ‫ﻀ ﺮ َ!ﻟ ﻘﺎﺋُِ ﺪ ﺑَِ ﺰِﱢﻳ ﻪ ﱠ!ﻟ ﺮ ْﺳ ِﻤ ﱢﻲ‬
َ َ ‫َﺣ‬ telah itu “Komandan
datang dengan pakaian rasmi”. (kata “ ‫ ”ﺑَِ ﺰﱢﻳِ ﻪ‬adalah
jar majrūr dan berperan sebagai hâl ).
c. Kalimat ismiyah atau kalimat fi’liyah. Contoh:
‫ﻟ ﱠﺸ ْﻤ ُﺲ َﺳﺎ‬p! ‫ ¦ ْﺳﺘَْﻴَ ﻘ ْﻈ ُﺖ‬disaat bangun “Saya
- ‫ِ َﻃ ُﻌ ﺔ‬
Kalimat tinggi”. telah matahari( “‫ﻃ ُﻌ ﺔ‬
َ ِ ‫!”ﻟ ﱠﺸ ْﻤ ُﺲ َﺳﺎ‬
adalah kalimat ismiyah dan berperan sebagai hâl ).
- ‫ !ﻟ ﱢ ْﻄ ﻔ ُﻞ ﻳَْﺒ ِﻜﻲ‬, ‫ َﺳَﺎ‬sambil berjalan itu “Anak
menangis”. (kata “ِ‫ ”ﻜﻲ ﻳَْﺒ‬adalah kalimat fi’liyah
dan berperan sebagai hâl ).
Jumlah (kalimat) yang berperan sebagai hâl
diharuskan ada kata yang menghubungkan maknanya
dengan ‡‫ ﳊﺎ ! ُﺐ ِﺣ َﺻَﺎ‬. Penghubung yang demikian itu
dapat hanya dalam bentuk huruf “p” saja, maka
disebut dengan “waw hâl” atau dhamîr, atau juga waw
dan dhamîr.

104
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

‫ ُﻫ َﻮ َﻳﺒْ ِﻜﻲ‬p َ ‫ !ﻟ ﱢ ْﻄ ﻔ ُﻞ‬, ‫َﺳَﺎ‬ berjalan itu “Anak


:Contoh
sambil menangis”. (huruf waw dan dhamîr keduanya
merupakan penghubung antara hâl dan ‫ِﺣ ُﺐ‬ ‫َﺻﺎ‬
‡‫ َﳊﺎ‬.!
3.Kadang hâl itu terdahulu dari ‡َ‫َﺻﺎ ِﺣ ُﺐ ﳊ‬ .nya–
‫! ﺎ‬
Contoh:

-‫ﻞ ﱠ!ﻟ ﺮ‬,ُ ‫َُﺟﺳَﺎ‬ ‫ﺴَﺮﻣ‬ “Dengan laju orang itu berjalan”.
َْ
‫ًﻋ ﺎ‬
‫ ﻫ ﱢ!ﻟﺮﻳ ُﺢ‬õْ‫ﺠًَﺄ َﻓ‬ “Dengan tiba-tiba angin bertiup
- ‫ﱠﺐ‬
laju”.
4. Terkadang juga
hâl itu dapat lebih dari satu,
Contoh:
‫! َﻇﺎﻓ َﺿﺎ ِﺣ‬ ‫َﺣ‬ “Komandan itu datang
- ‫ﻀ ﺮ َﻟ ﻘﺎُﺋِ ﺪ ﺮ! ًﻜﺎ‬
ََ
dengan menang dan tertawa (senang)”.
- ‫ َﻫِﻨﻴًﺌﺎ َ ِﻣ ﺮْﻳﺌًﺎ‬o‫َﻓ ُﻜﻠُﻮ‬ dan senang rasa dengan “Makanlah
gembira)”.
5.Terkadang juga fi’il dan ‡َ‫َﺻﺎ ﳊ‬ –nya dibuang,
‫! ﺎ‬ ‫ِﺣ‬
‫ُﺐ‬
dapat dalam bentuk “boleh” atau “harus”. Contoh yang
“boleh” iaitu kalimat ‫“ ؟ َﺖ ِﺟﺌْ َﻒ َﻛْﻴ‬Bagaimana anda datang?”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


maka dijawab: “ِ‫! ﻛًﺒﺎ‬,” padahal maksudnya adalah: “ُ‫ﺖ ِﺟْﺌ‬
ِ‫! ﻛﺒًﺎ‬,”. Sementara bentuk yang “wajib” adalah Contoh: ْ‫ﻊ َﺗﺘﱠِﺒ‬
‫َﻓ َﺼﺎ‬ i َ ‫ ِﻣ َﻦ !ﻵ‬ĩ ِ ‫ !ﻟﺘْﱠ ﻌِﻠﻴْ َﻤﺎ‬o ‫ َﻫ ِ ِﺬ‬. sekarang dari ini ajaran “Ikutilah
! ‫ِ ﻋ ًﺪ‬
sampai selanjutnya” (Kata “!‫ﺪ ِﻋ َﺻًﺎ‬
” adalah hâl, yang mana
fi’il dan ‡َ‫– ﳊﺎ ! ُﺐ ِﺣ َﺻﺎ‬nya telah dibuang, sementara kalimat
adalah “‫ِﺴﻴُْ ﺮ‬ ‫ﱠﻟ َﺰ ﻣﻦ َﻳ‬i !َp َ ‫ ِﻣ َﻦ !ﻵ‬ĩ ِ ‫ !ﻟْﱠﺘ ﻌﻠِْﻴ َﻤﺎ‬o ‫َﺗﺘﱠِﺒ ْﻊ َﻫ ِ ِﺬ‬
lengkapnya

105

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
!‫ﺳ َﺼﺎ ِﻋ ًﺪ‬.”

.i ‫ٍْﺴ ْﺘ ﺜَﻨﻰ‬ ُ‫*ﳌ‬


1. ٍْ‫!ﺴﺘﺜْﻨَﻰ ُﳌ‬
adalah isim yang di-nashab-kan yang
terletak selepas huruf-huruf istitsnâ untuk mengecualikan
pernyataan
sebelumnya. Contoh:
!‫ﻀ ﺮ ﱢ!ﻟ ﺮ َﺟﺄ ُ‡ ¦ﻻ ﻳْ ًﺪ‬َ َ ‫ َﺣ‬si kecuali tiba telah itu lelaki “Para
Zaid” (Kata “!ً‫ ” ﺪ ْﻳ‬disebut mustatsnâ (yang dikecualikan) di-
nashab-kan dengan harkat fathah).
Isim yang terletak sebelum huruf istitsnâ disebut
mustatsnâ minhu.
2.Huruf-huruf istitsnâ yang demikian itu adalah:
َ ‫! َﺣﺎ‬,‫ َﻋ َﺪ‬,‫ َﺧ َﻼ‬,‫ ِﺳ َﻮ‬,‫ َﻏَْﻴ ﺮ‬,‫ّﻻ‬.¦
3.Kata yang dikecualikan dengan huruf “ ‫ ”¦ّﻻ‬ada
tiga keadaan:
- Wajib nashab jika kalimatnya kalimat positif (tidak
negatif) dan mustatsnâ minhu juga ada. Contoh:
- !‫ﻀ ﺮ ﱢ!ﻟ ﺮ َﺟﺄ ُ‡ ¦ﻻ ْﻳ ًﺪ‬
َ َ ‫ َﺣ‬kecuali tiba telah itu lelaki “Para
si Zaid” (Kata “!ًْ‫” ﺪ ﻳ‬ disebut mustatsnâ (yang
dikecualikan) di-nashab-kan dengan harkat fathah).
‫َﺻ‬ ‫ !ﻟ ُﺼ ¦ﻻﱠ‬ĩُ ْ¦ ‫ََﻗ ﺮ‬ “Saya telah membaca
-ِ ‫ِﺤﻴَ ﻔﺘَﲔ‬ ‫ُﺤ َ ﻒ‬
beberapa akhbar kecuali dua akhbar” (Kata
“ِ‫ ” ﲔ ِﺤﻴَ ﻔﺘَ َﺻ‬adalah mustatsnâ (yang dikecualikan)

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


106

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

di-nashab-kan dengan huruf yâ kerana bentuknya


mutsannâ).
- Boleh nashab atau mengikuti i’rab mustatsnâ minhu –
nya sebagai badal jika kalimatnya negatif sementara
mustatsnâ minhu juga ada.
!‫ ¦ َﺣ ٌﺪ ¦ﻻ ﻳْ ًﺪ‬% ‫َﻣﺎ َﻗَﺎ‬ orang satupun “Tidak
:Contoh
yang berdiri kecuali si Zaid” (Kata “!ً‫ ” ﺪ ْﻳ‬berposisi
sabagai mustatsnâ (yang dikecualikan) di-nashab-kan
dengan harkat fathah). Atau boleh juga dibaca: %‫ﺎَﻣﺎ‬
َ‫َﻗ‬
ٌ‫¦ ﺪ ْﻳ ﻻ¦ ٌﺪ َﺣ‬ (Kata “ ٌْ‫ ” ﺪ ﻳ‬berposisi sabagai fâ’il di-
rafa’-kan dengan harkat dhummah).
- Di-i’rab sesuai dengan bentuknya dalam kalimat jika
kalimatnya negatif dan mustatsnâ minhu tidak ada.
Contoh:
- ٌ‫ﻗَﺎََﻣﺎ‬% ¦‫“ ﺪ ﻳْ ﻻ‬Tidak ada yang berdiri kecuali si Zaid”
(Kata “ ٌ‫ ” ﺪ ْﻳ‬berposisi sabagai fâ’il di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah).
- ‫ﱠﻖ َﳊ ! ﻻ¦ ُﺖ ُْﻗﻠ َﻣﺎ‬ “Aku tidak berkata kecuali yang
benar”
( “‫ ” ! َﳊ ﱠﻖ‬berposisi sabagai maf’ūl bih di-nashab-
Kata
kan dengan harkat fathah).

4.Yang dikecualikan dengan kata “َ‫ ” ﻏْﻴﺮ‬dan “َ‫ِﺳ‬ ‫ﻮ‬ ”.


Isim yang terletak selepas kata “َ‫ ” ﻏﻴْﺮ‬dan “َ‫” ﻮ ِﺳ‬
adalah selalu di-jar-kan, kerana berperan sebagai
mudhâf ilaih.
Kedua kata ini juga memiliki i’rab yang sama dengan huruf

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


107

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
“ ‫”¦ّﻻ‬. Contoh:
- ‫ ﱢ!ﻟ ﺮ َﺟﺄ ُ‡ َﻏﻴَْ ﺮ ﻳْﺪ‬% ‫َﻗَﺎ‬ tiba telah itu lelaki “Para
selain si Zaid” (Kata “َ‫ ” ﻏﻴَْ ﺮ‬disebut istitsnâ (yang
mengecualikan) di-nashab-kan dengan harkat fathah.
Kata “‫ ” ْﻳﺪ‬adalah mudhâf ilaih yang di-jar-kan
dengan harkat kasrah).
- ‫َﻗَﺎ َﻣﺎ‬% ‫“ ْﻳﺪ َﻏُْﻴ ﺮ‬Tidak ada yang berdiri selain si Zaid”
(Kata “َ‫ ” ﻏَْﻴ ﺮ‬adalah fâ’il di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah. Kata “‫ ” ﻳْﺪ‬berposisi sabagai
mustatsnâ di- jar-kan dengan harkat kasrah).
5.Yang dikecualikan dengan kata “!َ ‫ﺧَ ﺪ َﻋ‬ ” dan
‫“َﻼ “ﺣﺎﺷﺎ‬, ””.
Kata yang dikecualikan dengan kata “!َ ‫ﺧَ ﺪ َﻋ‬ ” dan
‫“َﻼ “ﺣﺎﺷﺎ‬, ”” ada dua bentuk:
- Di-nashab-kan dengan asumsi bahawa kata “,“َ‫َﺧ‬ ‫ﻼ‬
!َ‫ ”” ﺪ َﻋ‬dan “‫ ”ﺣﺎﺷﺎ‬adalah fi’il mâdhi.
õ ‫ َﻋ َﺪ! َﻃﺎَِﺋ ًﺮ‬ĩ ُ !‫› !ﻟ ﱠﻄﺎﺋَِ ﺮ‬ĩ ‫َﻋَﺎ‬ terbang- “Kapal
:Contoh
kapal terbang itu telah kembali kecuali satu kapal”
(Kata “!َ‫ ” ﺪ َﻋ‬adalah fi’il mâdhi dan fâ’il-nya
adalah dhamîr yang disembunyikan. Kata “õَ‫ﻃﺎﺋَِ ًﺮ‬
” adalah maf ’ūl bih di-nashab-kan dengan harkat
fathah).
- Di-jar-kan, yang mana kata “!َ‫ َ“ﻼ َﺧ‬, ” ‫ ” ﺪ َﻋ‬dan “‫”ﺣﺎﺷﺎ‬
diasumsikan sebagai huruf jar. Contoh: ĩُ !‫ ﱠ!ﻄﺎَِﺋ ﺮ ﻟ‬ĩ›َ‫ﻋﺎ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


108

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

õَ‫ﻃﺎَِﺋ ﺮٍ َﻼ َﺧ‬
“Kapal-kapal itu telah kembali kecuali satu
kapal” (Kata “َ‫ ” ﻼ َﺧ‬adalah huruf jar dan dan kata
“õَ‫ ” ﻃﺎَِﺋ ٍﺮ‬adalah di-jar-kan dengan harkat kasrah).
- Terkadang kata “َ‫ ” ﻼ َﺧ‬dan “!َ‫ ” ﺪ َﻋ‬diawali oleh huruf
“َ‫”ﻣﺎ‬, ketika itu kedua kata tersebut otomatik menjadi
fi’il mâdhi dan kata diawali dengan sebagai maf ’ūl
.Contoh: bih ‫ﱡﻞ َﺷﻴْﺊ َﻣﺎ َﺧ َﻼ !ﷲُ ﺑَﺎﻃ ٌﻞ‬ ‫¦ﻻ ﻛ‬
َ Ketahuilah“
bahawa selain Allah itu adalah batil”.
- Sementara kata “‫ ”ﺣﺎﺷﺎ‬tidak boleh diawali oleh
huruf “َ‫”ﻣﺎ‬.

Penting Diperhatikan!
Kata kata “َ‫ ” ﻏﻴْﺮ‬dan “َ‫ ” ﻮ ِﺳ‬di-i’rab contoh
yang telah dijelaskan di atas jika keduanya digunakan
untuk tujuan
pengecualian iaitu dengan makna “kecuali”. Tetapi jika
digunakan untuk tujuan lain, maka keduanya di-i’rab
sesuai dengan bentuknya dalam kalimat. Contoh:
ُ َ ‫ َﻛ‬dapat tidak “Percakapanmu
- %‫ﻼ ﻣ َﻚ َﻏﻴُْ ﺮ َ ْﻣ ﻔ ُﻬﻮ‬
difahami” (Kata “َ‫ ” ﻏُْﻴ ﺮ‬adalah khabar dari mubtada’
di-rafa’-kan dengan harkat dhummah).
- ‫ !ﻟْﱠﺘ ِﻐ ﺮﻳ ُﺪ َﻳ ْ َﻄ ﺮ‬i ِ ‫ِﺳ َﻮ ﺑََﺘ ْﺨﻨَﺎ‬
Kata( “‫ ” ِﺳ َﻮ‬adalah
mubtada’ di-rafa’-kan dengan harkat dhummah yang
disembunyikan pada huruf alif).

109
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
.j ›َ‫*ﳌَُﻨﺎ‬
1. ›‫ !ُﳌﻨََﺎ‬adalah isim yang terletak selepas
huruf- huruf munâda. Huruf-huruf yang dapat digunakan
untuk memanggil yang demikian itu adalah:
- Huruf “‫”ﻳﺎ‬, dapat digunakan untuk memanggil apa
saja. Misalnya: ْ‫“ ! ﺳﺘَﻴﻘﻆ ! ﻧﺎﺋﻤ َﻳﺎ‬Wahai yang
tidur bangunlah!”
- Huruf “õ‫ﻤﺰ‬ø!” untuk memanggil jarak dekat, Contoh:
‫“ !¦>ﻗﺒﻞ¦ ﻤﺪ‬Wahai Muhammad, menghadaplah”
- Huruf-huruf “¦ ‫ ﻳﺎ‬،‫ﻫﻴﺎ‬،¦” digunakan untuk
Contoh: jauh, jarak memanggil ‫¦ﻳَﺎ ﻧَِﺒﻴْﻞ َﻫ ْﻞ َﺗﺴ َ ُﻤ ﻌِﻨﻲ‬
“Wahai Nabil, apakah kamu dapat mendengar
saya?”.
2. ›‫!ُﳌَﻨَﺎ‬ ada dua macam, iaitu Manshūb dan Mabnîy.
a. Munâdâ (yang dipanggil) di-nashab-kan jika berperan
sebagai: mudhâf, menyerupai mudhâf dan nakirah
ghairu maksudah.
Dalam hal ini munâdâ di-nashab-kan kerana
dianggap ada fi’il yang disembunyikan sebelumnya,
iaitu “‫”¦›ﻋﻮ‬,. Contoh:

- ‫َﻳﺎ َﻋْﺒ َﺪ !ﷲ‬ Kata Allah”. hamba “Wahai( “‫ ” َﻋْﺒ َﺪ‬-di


nashab-kan dengan harkat fathah kerana berperan
sebagai mudhâf).

110
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- › ‫َﻳﺎ‬ ‫ُﻣ‬ ‫ِﺬﻳِ ﻌﻲ‬ !‫ﻷَﻧﺒَﺄ‬


“Wahai yang
menyampaikan berita”. (Kata “ِ‫ ”ﺬﻳِ ﻌﻲ ُ ﻣ‬di-
nashab-kan dengan huruf “yâ” kerana berperan
sebagai mudhâf).
- ‫ َﻳﺎ َﻃﺎﻟًِﻌﺎ َﺟﺒَ ًﻼ‬Kata gunûng”. pendaki “Wahai(
“َ‫ ” ﻃﺎﻟًِ ﻌﺎ‬di-nashab-kan dengan harkat fathah
kerana berperan menyerupai mudhâf).
- ‫ ُﺟ ًﻼ ُﺧ ْﺬ ِﺑﻴَِ ﺪ‬,َ ‫ ﻳَﺎ‬peganglah , lelaki “Wahai
tanganku”. (Kata “ً‫ ﻼ ُﺟ‬,َ” di-nashab-kan dengan
harkat fathah kerana merupakan nakirah ghairu
makshūd).
b. Munâdâ di-bina rafa’ (diharkati dengan rafa’) jika
berstatus sebagai alam atau nakirah maqshūdah:
Contoh:
‫َﻳﺎ َﻋﻠِ ﱡﻲ‬Kata Ali”. “Wahai( “‫ ” َﻋِﻠ ﱡﻲ‬alam merupakan -
dan di-bina dengan harkat dhunnah).
- ‫ﻳَﺎ‬ ‫َﺑﺎُِﺋ ﻊ‬
“Wahai Penjual”. (Kata “ ‫”َﺑﺎُِﺋ ﻊ‬
merupakan nakirah maqsdudah dan di-bina
dengan harkat dhunnah).
i ِ ‫ ﻳَﺎ ُﺷﺮ َﻃﻴَﺎ‬i (Kata Polis”. Kedua “Wahai“ِ ‫ُﺷﺮ َﻃَﻴﺎ‬ ”
-
merupakan nakirah maqsdudah dan di-bina dengan
huruf alif kerana bentuknya mutsannâ).
- iَ pْ ,ُ›‫“ َﻗِﺎ ﻳَﺎ‬Wahai orang-orang yang kuat”.
(Kata “iَ pْ ,ُ›‫”َﻗِﺎ‬ merupakan nakirah
maqsdudah dan di- bina dengan huruf waw
kerana bentuknya jama’

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


111

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
muzakkar salim).

Penting Diperhatikan !
a. Adapun perbezaan antara nakirah maqshūdah dengan
nakirah ghairu maqshūdah dapat dicontohkan
sebagai berikut: Seseorang yang meminta bantuan
kepada
orang yang ada di depannya lalu dia berkata “ُ‫ ﻳَﺎ‬,َ ‫ُﺟ‬ ‫ﻞ‬
ْ‫“ ”¦ﺬﻧِﻰ ْﻧِﻘ‬Wahai bapa, selamatkanlah aku”, ini
disebut dengan nakirah maqshūdah. Sebaliknya jika
tidak ada seorangpun didepannya lalu dia minta
tolong dan
berkata “‫ ُﺟ ًﻼ ¦ﻧِْﻘ ْﺬﻧِﻰ‬,َ ‫ ”ﻳَﺎ‬selamatkanlah bapa, “Wahai
aku”, ini disebut dengan nakirah ghairu maqshūdah.
b. Penting diperhatikan bahawa jika alam dan nakirah
maqshūdah berbentuk isim mufrad maka keduanya
diharkati dengan dhummah tanpa tanwin, kerana isim
mabnîy tidak boleh ber-tanwin. Contoh: ‫ ﱡﻲ َﻋِﻠ ﻳَﺎ‬dan ‫َﻳﺎ‬
‫>ﻤ ُﺪ‬ bukan ‫ٌُﻲ‬ ِ‫ﻳَﺎ َﻋﻠ‬ dan ‫ٌُﺪ‬ ‫ﻳَﺎ >ﻤ‬.
4. Jika isim yang dimasuki oleh huruf nidâ itu ber-alif
lam (‫ )!ﻟـ‬maka boleh dibaca dua bentuk:
a. Memasukkan kata “‫ ”¦َﱡﻳ ﻬﺎ‬untuk muzakkar dan
kata “‫ ”¦ﱠﻳﺘَُ ﻬﺎ‬untuk muannats. Kedua kata di atas
langsung berperan sebagai munâda sementara isim
yang selepasnya diharkati rafa’ sebagai shifat.
:i Contohَ ‫ ﻳَﺎ¦ﱡﻳَ ﻬﺎ ! َُﳌ ﻮ! ِﻃﻨُﻮ‬warga semua “Wahai
negara”. (Huruf “ ‫ ”ﻳَﺎ‬adalah huruf nidâ, kata “ ‫”¦ ﱡ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


112

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

adalah munada diharkati dengan dhummah kerana


nakirah makshudah, sementara huruf “َ‫”ﻬﺎ ـ‬
hanya sebagai tambahan. Kata “iَ ِ‫”!ﻃﻨُﻮ ! َُﳌ ﻮ‬
merupakan sifat (mengikut) kepada kata “ ‫”¦ ﱡ‬
sehingga dia di- rafa’-kan dengan huruf waw kerana
bentuknya Jama’
Muzakkar Salim.
b. Memasukkan isim isyârah (kata tunjuk) yang sesuai
sebelum lafas manadâ. Dalam bentuk ini, isim isyârah
langsung menjadi munada, sementara isim yang
ber-alif lâm (‫ )!ﻟـ‬selepasnya diharkati rafa’
kerana menjadi shifat (mengkut).

َ َ‫ !ﻟ‬oِ‫“ ﺬَﻫ ﻳَﺎ‬Wahai para pemudi”. (Huruf “


Contoh: õ ‫ﻔﺘُﺎ‬
‫ ”ﻳَﺎ‬adalah huruf nidâ, kata “oِ‫ ” ﺬ َﻫ‬adalah
munâdâ dia adalah mabniy dan menempatai posisi
rafa’.
Sementara kata “õ ‫ ”!َﻟ ﻔَﺘﺎ‬merupakan sifat (mengikut)
kepada kata “oِ‫” ﺬ َﻫ‬, dia di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah.
Ketentuan di atas tidak berlaku untuk kata “‫”!ﷲ‬, dan
pada umumnya disebut dengan “‫ ”ﱠ!ﻢ ﻟﻠﻬ‬dengan huruf “%
” yang ber-tasydid sebagai pengganti dari huruf nidâ.
5.Terkadang juga ada munâdâ tanpa huruf nidâ.
Contoh:
- ‫ َ> ﱠﻤﺪ ْ¦ ﻗِﺒﻞ‬adalah asalnya “‫”ﻳَﺎَ> ﱠﻤﺪ ْ¦ ﻗﺒِﻞ‬
i َ ‫ ¦ﻳﱡَ ﻬﺎ ! َُﳌ ﻮ! ِﻃُﻨﻮ‬i adalah asalnya“َ ‫ﻳَﺎ¦ﱡَﻳ ﻬﺎ ! َُﳌ ﻮ! ِﻃﻨُﻮ‬.”
-

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


113

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
p- َ ‫َﺳﱢﻴَﺳﺎﺪ!›ﻧِِﺗﻰﻲ‬ adalah asalnya “‫َﺳَﺎ ›ِﺗﻲ‬
َ َ p َ ‫”ﻳَﺎ َﺳﱢﻴَ ﺪ!ﻧِﻰ‬
- ‫ ُِﺑ ﻤ ْﺪ ِﺣ َﻚ‬,‫ َﻗﺪ‬p ĩَ ‫ َ¦ﺑﺎ !ﻟﱠ ﺰ ْﻫ ﺮ›! َﻗ ْﺪ َﺟﺎ‬adalah asalnya
َ
‫ ُِﺑ ﻤ ْﺪ ِﺣ َﻚ‬,‫ َﻗﺪ‬p ĩَ ‫ﻳَﺎ ¦ﺑَﺎ ﱠ!ﻟ ﺰ ْ َﻫ ﺮ›! َﻗ ْﺪ َﺟﺎ‬
p ْ p ُ ,َ ‫ﱠﺑﻨَﺄ ¦ﻧّ َﻚ‬,َ huruf nidâ-nya telah dibuang.
- ‫!ﱠﻟ ﺮ ِﺣﻴﻢ‬
6. Jika munâda menjadi mudhâaf kepada yâ mutakallim
(yang menûnjukkan kepunyaan saya) maka huruf yâ-
nya boleh dibuang dan digantikan dengan harkat kasrah.
Contoh:
- ẽ ِ ‫َ ﺻ ِﺪ‬ asalnya adalah َ‫َﻳﺎ ﺻﺪﻳﻘ‬
‫ﻲ‬
- ‫ﻳَﺎ !ﺑ ِﻦ َﻋ ﱢﻢ‬ ‫ﻳَﺎ !ﺑ ِﻦ َﻋ ّﻤ ِﻲ‬
adalah asalnya
Sehubungan dengan kata “ ُ ‫ ”!ﻷ‬dan “%‫ﻷ‬ ‫”! ﱡ‬
boleh diucapkan dengan “ ‫ ”ِﺑﻲ¦ َﻳﺎ‬dan “ ‫ ﱢ” ﻣﻲ¦ ﻳَﺎ‬atau “ِ‫ﺖ‬
‫ ”َﺑ¦ ﻳَﺎ‬dan “ِ‫ ”ﺖ ّ ﻣ¦ َﻳﺎ‬serta “َ‫ ”ﺖ َﺑ¦ َﻳﺎ‬dan “َ‫”ﺖ ﱠ ﻣ¦ َﻳﺎ‬,
sementara huruf “ĩ” yang ada pada kata “َ‫”ﺖ َﺑ¦ َﻳﺎ‬
dan “َ‫ ”ﺖ ﱠ ﻣ¦ َﻳﺎ‬adalah sebagai pengganti dari huruf “َ
”.
7. Ada tiga bentuk kata yang bolah bersambung dengan
bentuk kata nida, iaitu: Nidâ al-Ta’jîbi, al-Nudbah dan al-
Tarkhîm.
a. Nidâ al-Ta’jîbi sama bentuknya dengan pola kata
ta’ajjub (kagum) tapi dengan pola nidâ. Contoh: َّْ‫ﻄِﺒﻴ‬
َ‫ﻌﺔ ﻟ! ِ‡ َﻤﺎ َﺠ ﻳَﺎﻟ‬ huruf nidâ-nya telah
dibuang.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Pola ini terdiri dari huruf “ ‫ ”ﻳَﺎ‬yang berperan
sebagai huruf nidâ’ dan ta’ajjub. Kata yang menjadi

114

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

munâdâ’ dan ta’ajjub di-jar-kan dengan huruf lam


yang berharkat fathah.
Boleh juga diucapkan dengan “ّ‫ﻄﺒِْﻴَ ﻌﺔ‬ ‡َ ‫ﻳَﺎﻟَ َﺠ َﻤﺎ‬ ”
‫!ﻟ‬
dalam bentuk ini mengikuti i’rab munâdâ.
b. Al-Mandub (yang diratapi) iaitu orang yang merasa
sedih (Contoh ungkapan “oّ‫! ¦ﻣﺎ‬p ”) atau orang
yang
merasa sakit (Contoh ungkapan “o!َ‫! ﻬﺮ َﻇ‬p”). Pola
nudbah (ungkapan rasa sakit) ini terdiri dari huruf
nida (!p) dan munada al-mandub yang mana akhirnya
adalah huruf alif dan ha. (Contoh: oَ‫! ¦ ﺳﻔُﺎ‬p “Aduh
sakitnya !”) atau dengan alif saja. (Contoh: َ‫! ¦ ﺳﻔﺎ‬p
“Aduh sakit ! ”)
c. Al-Tarkhim (pembuangan huruf) iaitu membuang
huruf akhir dari kata yang dipanggil. Serperi: ‫ﻳَﺎ‬
‫ُﺳَ ﻌﺎ‬ adalah (awalnya ›‫ﺳ ﻌﺎ‬
َُ ‫َﻳﺎ‬.)
Ada beberapa isim yang boleh dibuang huruf akhirnya
iaitu:
- Semua isim muannats yang berakhiran tâ ta’nîts.
Contoh : ‫ ﻳَﺎ َﻓﺎ ِﻃﻢ‬adalah (awalnya ‫ﻳَﺎ َﻓﺎ ِﻃ َﻤﺔ‬.)
- Semua isim alam yang terdiri dari 4 huruf atau lebih.
:Contoh ‫َﻒ‬ ‫َﻳﺎ َﺟﻌ‬ adalah (awalnya ‫َﺟ َﻌ ﻔﺮ‬ ‫ﻳَﺎ‬.)
Dalam hal ini kata yang telah dibuang huruf akhirnya
boleh dibaca fathah Contoh “َ‫ ”ﻒ َﺟﻌ ﻳَﺎ‬dan boleh juga dibaca
Contoh dhumah “‫ُﻒ‬ ‫ﻳَﺎ َﺟﻌ‬.”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


115

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 

.K‫ُﺰ‬ ‫*ﻟﱠﺘ ْﻤ ِْﻴﻴ‬


1. Yang demikian itu dengan “ْ‫ ”!ﻤِﻴﻴُْ ﺰ ﻟﱠﺘ‬adalah isim nakirah
yang di-nashab-kan untuk menjelaskan maksud kalimat yang
diragukan sebelumnya. Atau dengan kata lain, setiap isim
nakirah yang mengandungi makna “ْ‫( ”ﻦ ِ ﻣ‬sebahagian)
untuk
menjelaskan keumuman kata sebelumnya. Contoh: ُ‫ﺖ‬
‫ﻄﺎ ِﻗْﻨ‬,َ! ‫“ ْﺷﺘَ ﺮْﻳ !ًﺤﺎ َﻗﻤ‬Saya telah membeli satu kuintal
tepung”.
Jika dikatakan !,َ‫ ! ﻄﺎ ِﻗﻨْ ُﺖ ْﺷﺘَ ﺮْﻳ‬dan berhenti
sampai disitu, maka pendengar tidak akan dapat
memahami, apakah satu
kuintal kacang, kapas atau tepung dan lain-lain., kerana kata
“!,َْ‫( ”ﻄﺎ ِﻗﻨ‬satu kuintal) adalah kata yang sangat umum
dan dapat digunakan ke dalam banyak hal. Tetapi jika
disebut
‫ ”َﻗﻤ‬dengan itu demikian yang apa jelaslah maka ,!“‫ِﻗْﻨ َﻄﺎ‬.”
‫ ”ِﻗْﻨ‬dengan disebut “‫ ُ” ﻣ َﻤﱠﻴﺰ‬kata dan “‫ ”َﻗﻤ ًﺤﺎ‬disebut “‫ًﺤﺎ‬
dengan “‫َﺗ ْﻤﻴِْﻴﺰ‬.” Kata ,!“‫َﻄﺎ‬

Berikut ini penjelasan tentang “َ‫ُ ﻣ‬ ‫ ”ﻤﻴﱠﺰ‬dan “َْ‫”ﻤﻴِْﻴﺰ ﺗ‬.


‫ ! َُﳌ ﻤﻴﱠﺰ‬macam: dua ada .2
a. ‫ ! َُﳌ ﻤﻴﱠﺰ‬yang disebutkan dalam kalimat, iaitu:
- p i ‫ ¦ﺳﻢ‬Contoh: harga) (ukuran ‫ َﻫًﺒﺎ‬i َ ‫ُﺖ‬ ْ‫! ْﺷَﺘ ﺮﻳ‬
ً‫ ﻤﺎ َﻫ‬,ْ ›ِ “Saya membeli emas satu dirham”
- ‫ ¦ﺳﻢ ﻛﻴﻞ‬Contoh: takaran) (ukuran ,ُ ‫َ!ﻟ ﻔ ّﻼ‬ s َ ‫َﺑﺎ‬
ً‫َ›!ﺤﺎ ْﻤ َﻗ ًﺑﺎ‬,ْ ¦ “Petani itu membeli satu tan kapas”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


116

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

‫ ¦ﺳﻢ ﻣ َﺴﺎ‬Contoh: luas) (ukuran ‫ ﻋ ﺖ ِﻓ َﺪ!ًﻧﺎ‬,


- ‫َﺣﺔ‬ ُ ْ ََ
!َ‫“ ﺷِ ﻌﻴًْ ﺮ‬Saya menanam 1 hektar gandum”
- ›‫ ¦ﺳﻢ !ﻟﻌﺪ‬Contoh: luas) (ukuran ‫ ِﻣﻦ‬%‫ﻳََﺘ ﺮ ﱠﻛ ُﺐ !ﻟﻴَْ ﻮ‬
‫ﺸ ﺮْﻳ َﻦ َﺳﺎ َﻋﺔ‬ ِ ْ ‫ﻋ‬p َ ‫¦َﺑ ﻌﺔ‬, jam” 24 dari terdiri ini “Hari
(Penjelasan tentang i’rab dan binâ’ “›‫ ”!ﻟﻌﺪ‬akan
didapati pada pembahasan berikutnya).
b. ‫ ! َُﳌ ﻤﻴﱠﺰ‬yang tidak disebutkan, sementara tamyîz
yang ada merupakan pengalihan dari mubtada’,
fâ’il dan
maf ’ûlbih:
Contoh:
õ ‫ ¦ ْﻛﺜَُ ﺮ ﻣ َﻦ !ﻟ ّﻄﺎﻟّ ِﺐ ِﺧَْﺒ ًﺮ‬,ُ , ‫! َُﳌ ّﺪ‬ lebih guru “Pengalaman
-
banyak dari pada pelajar ” (Kata “õِ‫ ” ﺧﺒَْ ًﺮ‬adalah
tamyîz dinashabkan). Asal dari kalimat ini adalah:
‫ !ﻟ ّﻄﺎﻟ ِﺐ‬õ‫ ¦ ْﻛﺜَُ ﺮ ﻣﻦ ِﺧﺒَْ ﺮ‬,ٍ , ‫ ! َُﳌ ّﺪ‬õ ‫ِﺧَْﺒ ُﺮ‬ guru “Pengalaman
lebih banyak dari pada pelajar”, kata yang menjadi
tamyîz merupakan pengalihan dari mubtada’.
- ‫ َﻃﺎ َ ُﻣ َﺤ ّﻤ ٌﺪ ﻧﻔ ًﺴﺎ‬baik” itu Muhammad si “Pribadi
(Kata “ً‫ ”ﺴﺎ ﻧﻔ‬adalah tamyîz di nashab-kan
dengan harkat fathah). Asal dari kalimat ini
adalah:َ‫ﻃَﺎﺑﺖ‬
ٍ‫ﺪ ّﻤ َﺤ ُﻣ ُﺲ ﻧﻔ‬ “Pribadi si Muhammad itu baik”,
kata
yang menjadi tamyîz merupakan pengalihan dari
fâ’il.
- !‫ﺠ ﺮ‬
ً ْ ‫ َﺷ‬g َ ,ْ ‫َ َﻏ ﺮ ْﺳ ُﺖ !ﻷ‬ Kata( !“‫ﺠ ﺮ‬
ًْ ‫َﺷ‬ ” tamyîz adalah

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


di nashab-kan dengan harkat fathah). Asal dari

117

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
g adalah: ini kalimatِ ,ْ ‫ﺠ ﺮ !ﻷ‬
َ ْ ‫ َ َﻏ ﺮ ْﺳ ُﺖ َﺷ‬Saya“
menanam pokok di tanah”, kata yang menjadi
tamyîz merupakan pengalihan dari Maf’ûlbih.

3. Hukum i’rab tamyîz


a. Tamyîz yang tidak disebutkan selalu di-nashab-kan
Seperti contoh di atas .
b. Tamyîz yang disebutkan di-nashab-kan jika
mumayyaz- nya berupa kata keterangan ukuran
timbangan, luas dan sukatan, Seperti contoh di
atas .
Tamyîz yang disebutkan boleh dijarkan dengan idhâfah
contoh: min. huruf dengan atau ‫ َﻫﺒًﺎ‬i َ ‫ﺟ ﺮً! ﻣﺎ‬َ َ ‫! ْﺷَﺘ ﺮﻳ ُﺖ‬
“Saya membeli satu gram emas” atau boleh juga
dibaca “‫ َﻫ ٍﺐ‬i َ % !َ‫ﺟ ﺮ‬
َ َ ‫ !” ْﺷَﺘ ﺮﻳ ُﺖ‬ilaih) mudhâfun (sebagai
atau “ٍ‫ﺐ‬ ‫”! ﺖ ْﺷَﺘ ﺮﻳُ َ َﺟ ﺮ ﻣ‬ (Di-jar-kan dengan
‫ َﻫ‬iَhuruf ‫ ْﻦ‬% !
jar). َ
c. Sementara tamyîz al-adad (atau isim nakirah yang
disebutkan selepas al-adad (bilangan) boleh dijarkan
atau di-nashab-kan sesuai dengan ketentauan berikut
ini:
- Tamyîz bilangan 3 s.d 10 di-jar-kan dan bentuknya
Contoh: jama’. harus ‡ٍ ‫ َﺟﺎ‬,ِ ‫¦ﺑَ َﻌ ﺔ‬, ‫ﻳْ ُﺖ‬,َ¦َ melihat “Saya
14 orang lelaki ” (kata “‡ٍ َ‫ﺟﺎ‬ ,ِ” adalah tamyîz yang di-
jar-kan dengan harkat kasrah).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


118

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- Tamyiz bilangan dari 11 s.d 99 di-nashab-kan dan


Contoh: mufrad. harus bentuknya ‫ِ َ!ﻟ ﻔ ْﺼﻞ ﺛَ َﻼٌَﺛﺔ‬
َ‫ ﻃﺎﻟﺒًﺎ‬iَ َ‫ﻼُﺛﻮ َﺛ‬p “Di dalam kelas ada 33 orang pelajar”
(kata “َ‫ ” ﻃﺎﻟﺒًﺎ‬adalah tamyîz yang di-nashab-kan
dengan harkat fathah).
- Tamyiz bilangan 100, 1000 dan seterusnya di-jar-kan
dan selalu dalam bentuk mufrad. Contoh: َ‫ﻀ ﺮ َﺣ‬ َ َ ! ‫ﻞ َ ﳊﻔ‬
ٍ َ‫ﺷﺎ َُﺑ ﻌﻤﺎَﺋﺔ‬,¦ “Acara itu dihadiri oleh 400 pemuda”
(kata “ ٍ ‫ ” ﺷَﺎ‬adalah tamyîz dan di-jar-kan
dengan harkat kasrah).
4.Bentuk-bentuk bilangan;
Bilangan itu ada beberapa bentuk tunggal/mufrad
(mufrad), (Contoh 3, 4, 5 dan seterusnya) atau yang dirangkai
bersama dengan kata “õَ‫( ”!ﺸﺮ َﻟ ﻌ‬belasan), (Contoh: 14, 15,
16 dan seterusnya.) atau dalam bentuk ‘athaf-ma’thûf
(Contoh: 24, 25, 26 dan seterusnya.). Sementara bilangan
duapuluh, tigapuluh, empatpuluh, dan seterusnya disebut
dengan
›“‫َﻟ ﻔﺎ ُ ُ!ﻟ ُﻌ ﻘﻮ‬.”!
5.al-‘Adad (bilangan) ditinjau di segi i’rab dan binâ-nya.
Semua bilangan di-i’rab (di-rafa’-kan, di-nashab-kan,
atau di-jar-kan sesuai dengan fungsinya di dalam kalimat,
kecuali bilangan 11 s.d 19, bilangan ini selalu di-binâ dengan
memharkati akhir kedua kata tersebut dengak harkat fathah.
Dalam hal ini bilangan 12 merupakan pengecualian,
kerana

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


119

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
bilangan satuannya di-i’rab sementara bilangan belasannya
di-binâ dan diberi harkat fathah.
Contoh:
- ٍ‫ﺐ ﻛﺘ ﺑﻌَ ﺔ‬,¦ ĩ¦‫“ ﻗﺮ‬saya telah membaca empat buah
buku” (Kata “ ‫ﺑﻌ ﺔ‬
َ ,¦” adalah maf ’ûlbih di-nashab-
kan dengan harkat fathah. Kata “ٍ‫ ”ﺐ ﻛﺘ‬adalah
tamyiz di- jar-kan dengan harkat kasrah).
- ً‫ﺷﺎ ﻗﺮ ﻋﺸﺮﻳﻦ‬p ‫ﺴ ﺔ ﻣﺒﻠﻎ !ﻓﻌﻮ‬
ٍ ›! “Bayarlah
sejumlah 25 kursy” (Kata “ ‫ﺴ ﺔ‬ٍ ” adalah
mudhâfun ilaih di-jar- kan dengan harkat kasrah.
Semantara kata “‫ ”ﻋﺸﺮﻳﻦ‬adalah mengikut (‘athaf)
dan di-jar-kan dengan huruf
ya kerana menyerupai jama’ muzakkar salim). Kata “ً
‫”ﺷﺎ ﻗﺮ‬ adalah adalah tamyiz di-nashab-kan
dengan harkat fathah.
- ‫ﺟﻨﻴﻬﺎ‬ i‫ﺑﻌﻮ‬,¦p ‫ﺳﺒ ٌﻌ ﺔ‬ oُ,‫ﻗ ُﺪ‬p ‫!ﻓﻌﻮ‬ ‫!›ﻣﺒﻠﻐﺎ‬
“Bayarlah secara tunai sejumlah 27 Junaih”
(Kata “oُ,‫ ”ﻗ ُﺪ‬adalah mubtada’ di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah.
Semantara huruf ha adalah dhamir yang menempati
posisi jar sebagai mudhâfun ilaih. Kata “ ‫ﺳﺒ ٌﻌ ﺔ‬
” merupakan khabar di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah. Kata “i‫ﺑﻌﻮ‬,¦” mengikut (‘athaf) kepada
harkat kata “ ‫ ”ﺳﺒ ٌﻌ ﺔ‬dia di-rafa’-kan dengan huruf
waw kerana menyerupai jama’ muzakkar salim.
Sementara kata “‫ ”ﺟﻨﻴﻬﺎ‬berperan sebagai tamyîz
diberi harkat fathah.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


120

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- ‫ﻋﺸ ﺮ ﻃﺎﻟﺒﺎ‬
َ ‫ ﳒﺢ ﺛﻼَﺛ ﺔ‬yang pelajar orang 13 “Ada
berjaya” (Kata “ ‫ﻋﺸ ﺮ ﺛﻼﺛَ ﺔ‬
َ ” di-binâ dengan memberi
harkat fathah, menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il.
Kata “‫ ”ﻃﺎﻟﺒﺎ‬merupakan tamyîz dan di-nashab-kan
dengan harkat fathah).
½‫ﻛﺘﺒﻮ! !ﺛﻨ‬p ‫ﺸ ﺮ ﻃﺎﻟﺒًﺎ‬َ ‫ ﺣﻀﺮ ¦ﺛﻨﺎ ﻋ‬datang “telah
Kalimat surat” 12 menulis telah dan( - ‫ﺳﺎﻟﺔ‬, õ ‫ﻋﺸ َﺮ‬
pelajar orang 12
“‫ﺸ ﺮ ﺛﻨﺎ‬
َ ‫ ”¦ﻋ‬adalah fâ’il, bilangan satuannya iaitu “‫ﺛﻨ‬
‫ ”¦ﺎ‬di-rafa’-kan dengan huruf alif kerana
bentuknya
mutsannâ, sementara kata “õ‫ ”ﻋﺸ َﺮ‬di-binâ’ dengan
harkat fathah. Adapun kalimat: “õ‫”!ﻋﺸ َﺮ ½ﺛﻨ‬
adalah maf ’ûlu bih yang mana bilangan
satuannya (½‫ )!ﺛﻨ‬di-nashab-kan dengan huruf ya
kerana bentuknya mutsannâ, sementara kata “õ‫ﻋﺸ‬
‫” َﺮ‬ di-binâ’ dengan harkat fathah.
6.al-‘Adad (bilangan) ditinjau di segi muzakkar dan
muannats-nya.
a. Bilangan 1 dan 2 selalu menyesuaikan dengan
ma’dûd- nya baik di segi muzakkar atau muannats,
apakah kedua-duanya mufrad atau murakkab atau
ma’thûf ‘alaih.
Untuk bilangan 1 ada dua lafaz iaitu: “‫!ﺣﺪ‬p”
yang muannats-nya adalah “õ‫!ﺣﺪ‬p” dan “‫”¦ﺣﺪ‬
yang muannats-nya adalah “‫”¦ﺣﺪ‬.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


121

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
Demikian halnya dengan bilangan 2. bilangan
ini ada dua sebutan (lafaz), iaitu: “i‫ ”¦ﺛﻨﺎ‬atau “i‫”¦ﺛﻨﺘﺎ‬
pada posisi rafa’ dan “‫ ”¦ﺛﻨﲔ‬dan “‫ ”¦ﺛﻨﺘﲔ‬pada posisi
nashab dan jar. Sementara itu juga huruf “i” yang
ada pada “i‫ ”¦ﺛﻨﺎ‬dibuang ketika dalam bilangan
belasan. Contoh:
- õ‫!ﺣﺪ‬p ‫ﻣﺪ ﺑﺎﻟﻘﺮﻳﺔ‬,‫ﺳﺔ‬ “Dikampung ada satu
sekolah”
- ‫ ﻳﻮً ﻣﺎ‬i‫ﺛﻼﺛﻮ‬p ‫ﺣ ٌﺪ‬p! ,‫ﺑﻌﺾ !ﻟﺸﻬﻮ‬ bulan “Sebahagian
ada yang 31 hari”
‫ ﻳﻮﺳﻒ ¦ﺣﺪ ﻋﺸﺮ ﻛﻮﻛﺒﺎ‬,¦ melihat “Yusuf 12
”bintang -

- i‫ !ﺛﻨﺘﺎ‬i‫¦ﺧﺘﺎ‬p i‫ ¦ﺛﻨﺎ‬i!َ‫‡ ¦ ﺧﻮ‬ “Saya punya 2


saudara lelaki dan dua saudara perempuan”
- ‫ ﺳﻨﺔ‬ip‫ﻋﺸﺮ‬i p‫ﻋﻤﺮ !ﺛﻨﺘﺎ‬p ‫ ﺳﻨﺔ‬õ‫¦ﺛﻨﺘﺎ ﻋﺸﺮ‬ ‫ﻋﻤﺮ ¦ﺧ‬
“Usia saudari saya 12 tahun dan umur saya 22
tahun”
- ‫ﻃﺎﻟﺒًﺎ ﺛﻼﺛﲔ‬p ‫¦ﺛﻨﲔ! ﻳﺖ‬, “Saya telah telah
melihat 32 pelajar”
b. Bilangan dari 3 s.d 9 berlawanan dengan ma’dûd-
nya dalam hal muzakkar dan muannats, baik dalam
keadaan mufrad, murakkab atau ma’thûf. Contoh:
- ‫ﻛﺘﺐ َﺑﻌ ﺔ‬,¦ ĩ¦‫“ ﻗﺮ‬Saya telah membaca 4 buku”
-
ĩ!‫“ ﺣﺠﺮ ﺲ ‡ﺑﺎﳌ‬Di rumah itu ada lima bilik”

122
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- ‫ ﳒﺢ ﺛﻼﺛﺔ ﻋﺸﺮ ﻃﺎﻟﺒﺎ‬berjaya” pelajar “Tigabelas


- ‫›ﻟﺔ‬i p‫ﺛﻼﺛﻮ‬p ‫! ﺳﺒ ُﻊ‬,‫ !ﻋﺘﻤﺪ !ﻟﻘﺮ‬itu “Keputusan
mempercayai 37 negara”
c. Untuk bilangan 10 berbeza dengan ma’dûd-nya jika
dalam posisi mufrad, sebaliknya sama dengan ma’dûd
-nya jika dalam posisi murakkab.
Huruf “” yang ada pada kata “‫ ”ﻋﺸﺮ‬pada
asalnya berharkat fathah “َ‫” ﺸﺮ َﻋ‬, namun
boleh di- sukun-kan jika diakhiri dengan tâ’
marbûthah (õ) menjadi: “õْ‫”ﺸﺮ ﻋ‬.
Dari pemaparan di atas dapat difahami bahawa
bilangan 10 selalu di-i’rab jika dalam keadaan mufrad,
sebaliknya jika dia dalam posisi murakkab dia menjadi
di-binâ’. Contoh:
- ‡‫ﺟﺎ‬, õْ‫ﺸ ُﺮ ﻋ ﺣﻀﺮ‬ “Telah tiba 10 orang lelaki ”
‫ﺸ ﺮ ﺳﻴﺪ‬
َ َ ‫ﻗﺎﺑﻠﺖ َﻋ‬ “Saya telah menemui 10 orang
- !ĩ
ibu-ibu”
- ‫ ﻋ ﻟﻴﻠًﺔ‬p ‫¦ َﺑﻌ ﺔ ﻋ ﻳﻮ ﻣﺎ‬, ‫ﻳﺔ‬,‫ﻣﻜﺜﻨﺎ  !ﻹﺳﻜﻨﺪ‬
ً ‫ﺸَ ﺮ‬
õ ‫َﺲ ْﺸ َﺮ‬ ََ
“Kami bertempat tinggal di Iskandariyah selama
14 hari dan lima belas malam”
d. Bilangan 20 – 90, 100, 1000 dan seterusnya tidak
berbeza dengan lafaz ma’dud-nya di segi muzakkar
dan muannats baik pada posisi mufrad atau ma’thûf.
Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


123

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
-
‫ﻟﻴﻠﺔ ﺛﻼﺛﲔ ﻣﻮﺳﻰ ﻋﺪﻧﺎ‬pp “Kami berjanji
kepada Musa selama 30 malam”
- ‫ﻳﺔ ﻳﻘﻄﻊ ﺣﻮ‡! ﻣﺎﺋﺘﲔ‬,‫ ‡¦ !ﻹﺳﻜﻨﺪ‬õ‫!ﳌﺴﺎﻓﺮ ﻣﻦ !ﻟﻘﺎﻫﺮ‬
!‫ﻣًﺘ ﺮ ﻛﻴﻠﻮ ﻋﺸﺮﻳﻦ‬p “Perjalanan dari Kaherah
ke Iskandariyah sejauh sekitar 220 kilometer”.

7. Menyertakan “‫ ”!ﻟـ‬kepada lafaz bilangan


Jika ingin menyertakan “‫ ”!ﻟـ‬pada kata
bilangan, maka:
- Jika dalam posisi mufrad, “‫ ”!ﻟـ‬dimasukkan pada isim
yang mengiringi bilangan (mudhâf ilaih). Contoh:
‫ﻟﻄﻠﺒﺔ! ﺳﺘﺔ ›ﺟﺎ‬ “telah datang 6 orang pelajar”
- Jika dalam posisi murakkab, “‫ ”!ﻟـ‬dimasukkan pada
bilangan satuannya. Contoh:
‫ﻋﺸ ﻳﻮﻣﺎ ﺑﺎﳌﺼﻴﻒ‬ ‫ﻤﺴ ﺔ‬
َ ‫ﻗﻀﻴﻨﺎ !ﳋ‬ telah “Kami
‫ﺮ‬
menghabiskan 15 hari di musim dingin”
- Jika dalam posisi ma’thûf, “‫ ”!ﻟـ‬dimasukkan pada
bilangan satuan dan puluhannya. Contoh:
‫ﻟﻌﺸﺮﻳﻦ‬p! ‫ﻤﺴ ﺔ‬
َ ‫ !ﳋ‬ĩ¦‫ﻗﺮ‬ “Aku telah membaca 25
‫ﻛﺘﺎﺑﺎ‬
buku”

8.Untuk menjukkan bilangan berperingkat lafaz bilangan


dibentuk dengan pola “‫“ﻓﺎﻋﻞ‬/ ”‫”ـ ــﺎـ‬.
Jika lafaz bilangan dibentuk dengan pola “‫”ﻓﺎﻋﻞ‬
untuk menûnjukkan bilangan berperingkat maka antara

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


124

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

bilangan dan ma’dûd-nya harus sesuai dalam hal muzakkar


dan muannats dan dia menjadi mu’rab, kecuali bilangan 11
s.d 19, bilangan satuan dan belasannya di-binâ’ dengan
harkat fathah. Contoh:
- ‫ﻟﻨﺼ ِﻒ‬p! ‫  !ﻟﺴﺎﻋﺔ !ﻟﺜﺎﻣﻨِ ﺔ‬,‫ !ﻷﺧﺒﺎ‬õ‫! ﻧﺸﺮ‬s‫ﺗﺬ‬ berita “Siaran
akan dipancarluaskan pada jam 08.30.”
‫ﻟﻌﺸﺮ‬p! ‫ !ﻟﻄﻠﺒﺔ !ﻟﺜﺎﻟﺜﺔ‬o‫ ﺗﺮﺗﻴﺐ ﻫﺬ‬ini pelajar “Urutan
ip - ke-23.” yang adalah
‫!ﻟﺮ!ﺑﻌ ﺔ ﻋﺸﺮ ﻣﻦ !ﻟﺸﻬﺮ !ﻟﻌﺮ‬ َ ‫  !ﻟﻠﻴﻠﺔ‬,! ‫ﻳﻈﻬﺮ !ﻟﻘﻤﺮ ﺑ ًﺪ‬
- õ
“Bulan purnama akan muncul pada malam ke-14
bulan Arab”

9.Lafaz-lafaz pengganti kata bilangan.


Ada beberapa kata yang sebenarnya bukan lafaz
bilangan tetapi sama maknanya dengan bilangan. Oleh itu
disebut dengan pengganti kata bilangan. Iaitu: – ‫ﻛﻢ‬
‫ ﺑﻀﻊ ﻧﻴﻒ – !ﻛﺬ – ﻳﺔﳋ! ﻛﻢ‬p¦ ‫!ﻹﺳﺘﻔﻬﺎﻣﻴﺔ‬
a. ‫( ﺑﻀﻊ‬sejumlah). Kata ini digunakan
untuk bilangan 3 – 9, kata ini juga harus
menyesuaikan diri dengan semua ketentuan
yang berlaku pada bilangan -bilangan tersebut
dalam hal muzakkar
dan muannats. Contoh: ٍ‫ ﺺ ﻗﺼ َﻊ ﺑﻀ‬ĩ¦‫“ ﻗﺮ‬Saya telah
membaca sejumlah cerita.” (Kata “َ‫”ﻊ ﺑﻀ‬
menempati posisi maf ’ûlbih (objek ) di-nashab-kan
dengan harkat
fathah, sementara kata “ٍ ‫ﺺ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


125 ‫”ﻗﺼ‬ di-jar-kan dengan

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
harkat kasrah.
Perlu diingat bahawa kata “َ‫ ”ﻊ ﺑﻀ‬pada
contoh di atas berlawanan dengan lafaz ma’dûd-nya
sebagai panduan untuk bilangan-bilangan yang lain
(3-9).

.b ‫¦ ﻛﻢ !ﳋﻳﺔ‬p ‫ﻛﻢ !ﻹﺳﺘﻔﻬﺎﻣﻴﺔ‬


 ‫ﻛﻢ‬ !‫ ﻹﺳﺘﻔﻬﺎﻣﻴﺔ‬menanyakan jumlah dan
memerlu- kan jawapan tan tamyîz-nya berbentuk
mufrad manshûb. Contoh:
- ‫؟‬ĩ‫ﺷﺎﻫﺪ ﻣﺪﻳﻨﺔ ﻛﻢ‬ “Berapa bandar/kota
yang telah anda lihat ?”
- ‫ﻛﻢ‬ ‫ﻛﺘﺎﺑﺎ‬  !‫ﳌﻜﺘﺒﺔ؟‬ “Berapa buku
di perpustakaan?”
Tamyiznya boleh di-jar-kan bila “‫”ﻛﻢ‬-nya
diawali oleh huruf jar. Contoh: ‫ ﻗﺮ‬
ٍ !‫ﺷﺘﺮﻳﺖ‬
‫ﺑﻜﻢ‬
‫؟ ﻛﺘﺎ!ﻫﺬ‬ “Berapa ringgit/rupiah kamu beli
buku ini ?”
 ‫ﻳﺔﳋ! ﻛﻢ‬ memberikan makna pernyataan
dan tidak memerlukan jawapan, sementara
tamyîz- nya berbentuk mufrad atau jama’ yang di-
jar-kan dengan menjadikannya sebagai mudhaf
‫ﻣﻦ‬. Contoh:
ilai atau di-jar-kan dengan huruf
- ‫ ﻧﻔﻘﺖ¦ ›ﻧﻘﻮ ﻣﻦ ﻛﻢ‬p¦) !‫ﻧﻔﻘﺖ¦ ›ﻧﻘﻮ ﻛﻢ‬
! “Berapa wang yang telah engkau infakkan
!”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


126

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- ”‫ﻛﺘﺎ ﻣﻦ ﻛﻢ‬ ‫ ﻋﻨﺪ‬p¦) !”‫ﻛﺘﺎ‬ ‫ﻋﻨﺪ‬


‫“ ! ﻛﻢ‬Berapa buku yang telah engkau
miliki!”
i’rab Adapun ‫ ﻛﻢ‬baik ‫!ﻹﺳﺘﻔﻬﺎﻣﻴﺔ‬ atau ‫!ﳋﻳﺔ‬
adalah sebagai berikut:
- Di-i’rab nashab sebagai maf’ûl bih jika kata
berikutnya adalah fi’il muta’addi, contoh
contoh pertama di atas.
- Di-i’rab rafa’ sebagai mubtada’ jika kata
berikutnya bukan fi’il contoh contoh kedua
di atas.
c. ! ‫ﻛﺬ‬ digunakan untuk menûnjukkan jumlah
yang banyak. Kata ini dibuat dalam bentuk mufrad
atau diulang, sementara tamyiz-nya di nashab-kan
baik dalam bentuk mufrad atau jama’.
‫¦) ﻛﺬ! ﻣﺘﻔﺮﺟﲔ‬p ‫ ﻛﺬ! ﻣﺘﻔﺮﺟﺎ‬,õ‫ﺣﻀﺮ !ﳌﺒﺎ‬
!‫¦! ﻛﺬ‬Contoh: oleh dihadiri itu “Pertandingan p
pendukung” sejumlah ‫ﻛﺬ! ﻣﺘﻔﺮﺟﲔ‬p
d. ‫ ﻧﻴﻒ‬digunakan untuk antara bilangan puluhan,
antara 20-30 atau 30 – 40 dan seterusnya. Contoh:
‫ﺼ ﺔ ﺛﻼﺛﲔ‬
ً ‫ﻗ‬p ‫ ﻧﻴً ﻔﺎ‬ĩ¦‫ﻗﺮ‬ “Aku telah membaca lebih
dari 30 cerita.”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


127

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 

ĩ‫ﺎ› *ﳌﻨﺼﻮﺑﺎ‬x‫*ﻟﺘﺎﺑﻊ ﻟﻸ‬


ISIM-ISIM YANG IKUT DI-NASHAB-KAN

Suatu isim juga di-nashab-kan jika mengikuti isim


yang manshub. Isim-isim yang ikut di-nashab-kan yang
demikian itu (Contoh halnya telah dijelaskan pada bab al-
ismu al- marfû’ât) adalah: ‡– ‫ﺑﺪ – ﺗﻮﻛﻴﺪ – ﻋﻄﻒ‬
‫ﻧﻌﺖ‬.
‫ !ﻟﻨﻌﺖ‬Contoh :
1.
ẽ‫¦ !ﻟﺘﻠﻤﻴ َﺬ !ﳌﺠﺘﻬ َﺪ ﻳﻨﺠﺢ ﺑﺘﻔﻮ‬pelajar “Sesungguhnya i
yang rajin akan berjaya dengan baik” (Kata “َ‫”!ﺪ ﳌﺠﺘﻬ‬
di- nashab-kan dengan harkat fathah kerana mengikut
kepada isim “i¦”).
‫ !ﻟﺘﻮﻛﻴﺪ‬Contoh :
.2
‫ !ﻟﻘﺎﻋ َﺪ ﻧﻔ َﺴﻪ‬ĩ ُ ‫ ›ﻋﻮ‬itu komandan menjemput “Saya
sendiri” (Kata “َ‫ ”ﺲ ﻧﻔ‬di-nashab-kan dengan harkat fathah
kerana “‫( ”ﺗﻮﻛﻴﺪ‬penegas) bagi maf ’ûlbih).
3. ‡‫ !ﻟﺒﺪ‬Contoh :

َ‫¦ﻋﻬﺎ !ﺷﺮ ﻟﺴﻔﻴﻨَ ﺔ! ُﺖ ﻳ‬, “Saya melihat kelajuan


sampan itu” (Kata “sَ !‫ ”ﺷﺮ‬di-nashab-kan dengan harkat
fathah kerana menjadi “‡‫( ”ﺑﺪ‬penjelas) bagi maf ’ûlbih).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


128

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

‫ !ﻟﻌﻄﻒ‬Contoh :
4.
‫ﻣﺘﻔﻬ ًﻤﺎ‬p ‫ ﻣﺼﻐًﻴﺎ‬,َ ,‫ﻌ ُﺖ !ﻟﺪ‬ pelajaran mendengar “Saya
dengan sungguh-sungguh dan faham.” (Kata “ً‫”ﻤﺎ ﻣﺘﻔﻬ‬
di- nashab-kan dengan harkat fathah kerana menjadi “‫ﻣ‬
‫ ”ﻌﻄﻮ‬kepada kata “ ‫ ”ﻣﺼﻐًﻴﺎ‬sebagai hâl.

3p‫*ﻹﺳﻢ *ﳌﺠﺮ‬
ISIM-ISIM YANG DI-JAR-KAN

1. Tanda tanda jâr bagi Isim


Tanda-tanda jâr iaitu:
a. Harkat kasrah, iaitu untuk isim mufrad, jama’ taktsîr
dan jama’ muannats sâlim. Contoh:
- ,ِ!‫ﻟﺪ! ‡¦ ُﺖ ﺻﻠ‬p “Saya telah sampai ke kampung”
(kata “,ِ!‫ ”!ﻟﺪ‬adalah mufrad di-jar-kan
dengan harkat kasrah).
- ‡ِ ‫ ﲢﺪﺛ ُﺖ ﻣ َﻊ ّ!ﻟ ﺮﺟﺎ‬dengan bercakap telah “Saya
ramai orang” (kata “‡ِ ‫ ”!ّﻟ ﺮﺟﺎ‬adalah jama’ taktsîr
di-jar-kan dengan harkat kasrah).
ĩ ِ ‫ ‡¦ !ﳌﻌﻠﻤﺎ‬ĩ‫ ¦ﺻﻐ ْﺖ !ﻟﻄﺎﻟﺒﺎ‬ĩ (Kata“ِ ‫ !”ﳌﻌﻠﻤﺎ‬adalah
-
jama’ muannats sâlim di-jar-kan dengan harkat
kasrah).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


129

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
b. Huruf yâ, iaitu untuk mutsnnâ, jama’ muzakkar sâlim
dan isim yang lima. Contoh:
- ‫¦ﻗﺼﺘﲔ ﻋﻠﻰ ﻃﻠﻌﺖ‬ “Saya telah menela’ah dua
cerita” (kata “‫”ﻗﺼﺘﲔ‬ adalah mutsannâ di-jar-kan
dengan huruf yâ).
- ‫ ﺑﺎﳌﻬﻨﺪﺳﲔ‬ĩُ ,‫“ ﻣﺮ‬Saya telah melewati para arkitek”
(kata “‫ ”!ﳌﻬﻨﺪﺳﲔ‬adalah jama’ muzakkar salim di-jar-
kan dengan huruf yâ).
- ‫ﺧﻴﻚ¦ ﻣﻊ ﲢﺪﺛﺖ‬ “Saya telah bercakap dengan
saudaramu” (kata “‫ ”¦ﺧﻴﻚ‬adalah salah satu dari isim
yang lima di-jar-kan dengan huruf yâ).
c. Ada beberapa isim yang di-jar-kan dengan harkat
fathah dalam posisi mufrad dan jama’ taktsîr, disebut
dengan “‫ ﻟﺼﺮ! ﻣﻦ‬s‫ ”!ﳌﻤﻨﻮ‬hal ini akan
dijelaskan pada bab “‫!ﳉﺮ‬ ĩ‫( ”ﺣﺎﻻ‬posisi-posisi jar).

Penting diperhatikan !
a. Isim yang berakhiran dengan huruf alif atau yâ’
Contoh “ ‫ ”!ﻟﻔَﺘﻰ‬dan “‫ ”!ﻟﻘﺎﺿﻲ‬dijarkan dengan harkat
kasrah yang disembunyikan pada huruf akhirnya.
b. Harkat kasrah merupakan tanda jar yang utama,
sementara huruf yâ dan harkat fathah disebut
sebagai pengganti.

130
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

2. Posisi-posisi jâr bagi Isim


Isim di-jar-kan pada dua posisi:
a. Jika diawali oleh huruf jar
b. Berposisi sebagai mudhâf ilaih
Demikian halnya isim yang mengikut kepada isim
majrûr, maka dia pun ikut di-jar-kan.
a. Yang di-jar-kan dengan huruf jar.
 Isim yang terletak selepas huruf-huruf jar maka
dia dalam posisi jar. Huruf-huruf jar tersebut
adalah:
– ›‫ﻣﻦ – ‡¦ – ﺣ –  – ﻋﻦ – ﻋﻠﻰ – !ﻟﺒﺎ‬
%‫!ﻟﻼ‬
ْ‫ ّ – ُﻣ ْﺬ – ﻣﻨ‬,ُ – ‫ !ﻟﻘﺴﻢ – ﺗﺎ› !ﻟﻘﺴﻢ‬p!p – ‫– !ﻟﻜﺎ‬
‫ُﺬ‬
.‫– ﺧﻼ – ﻋﺪ! – ﺣﺎﺷﺎ‬
Contoh: ‫‡ ﳌﻨـﺰ! ﻣﻦ‬ ِ ¦‡ !‫ ﳊﺪﻳ ِﻘ ﺔ‬ĩُ ‫ﺳﺮ‬
“Saya berjalan kaki dari rumah ke taman” (kata
“‡ِ ‫”!ﳌﻨـﺰ‬di-jar- kan dengan huruf “‫ ”ﻣﻦ‬dan
tanda jar-nya adalah harkat kasrah. Kata “‫ﳊﺪﻳﻘ‬
‫ ”!ﺔ‬di-jar-kan dengan huruf “‡¦” dan tanda
jar-nya adalah harkat kasrah.
Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas
tentang pemakaian huruf-huruf jar yang demikian
itu :

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


131

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
‫ﻣﻦ‬
digunakan dalam pengertian “dari”
atau “sebahagian”. Contoh:
‡ِ ‫“ ﺖ ﺧﺮﺟُ ﻣﻦ !ﳌﻨـﺰ‬Saya telah keluar dari
-
rumah.”
ُ‫“ ¦ﺖ ﻧﻔﻘ‬Saya telah menafkahkan
- ›‫ﻣﻦ ﻧﻘﻮ‬
sebahagian dari wang saya.”

‡¦
digunakan dalam pengertian “sampai
kepada tujuan”. Contoh: ‫ﻟﺒﺎ‬,‫!ﻟﻠﻴﻞ! ِﺧ ﺮ ‡¦ ﺣﺔ‬
ĩُ ‫“ ﺳﺮ‬Saya berjalan di malam hari sehingga
subuh.”
(atau sampai tengah malam).

‫ﺣ‬
berperan sebagai huruf nashab jika
masuk kepada fi’il mudhâri’ (hal ini akan
dikemukakan pada pembahasan huruf-huruf
nashab). Juga “ ‫ ”ﺣ‬berperan sebagai huruf
‘athaf atau huruf jar jika masuk kepada isim. Pada
posisi terakhir ini makna “ ‫ ”ﺣ‬adalah “sampai”
Contoh: ‫ﺣ‬ ‫ﺳﻼ ﻟﻔﺠﺮ! ِﻊ ﻣﻄﻠ‬% ‫“ ﻫﻲ‬Malam
itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

 “Kata bantu untuk keterangan tempat.”


Contoh:
- ِ‫“ !ﺪ ﳌﺴﺠ!  ُﻞ ﻟﺮﺟ‬lelaki itu di dalam masjid.”
- ›‫ﻣﺎ ِ ﻟﻜﻮ‬
ٌ !  “di dalam cawan/gelas itu ada
air.”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


132

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

‫ ﻋﻦ‬dengan erti “dari” atau tentang. Contoh:


‫ﺸ ﺮ! ﻋﻦ ﺑﺘﻌﺪ‬
‫“ !ﻟ ﱢ‬Menjauhlah dari dosa !.”
‫ ﻋﻠﻰ‬dengan erti “atas” Contoh:
- ‫“ ¦ﻟﺴﻄﺢ! ﻋﻠﻰ ﺪ‬Si Ahmad di atas
bumbung/ loteng.”
‫ﻋﻠﻰ !ﳌﻜﺘﺐ‬ ‫!ﻟﻜﺘﺎ‬ meja.” atas di itu “Buku -
›‫!ﻟﺒﺎ‬
digunakan dalam erti yang bermacam-
macam. Di antaranya dengan erti “” (kata bantu
untuk keterangan tempat) Contoh:
- ‡‫!ﺑﺎﳌﻨـﺰ ﺟﺘﻤﻌﻨﺎ‬ “kami berkumpul di
dalam rumah.” (keterangan tempat)
- ‫“ ﺑﺎﻟﻘﻠﻢ ﻛﺘﺒﺖ‬Saya menulis dengan pena.”
- ‫“ !ﺟﻨﻴﻪ ﲟﺎﺋﺔ ﺷﺘﺮﻳﺖ‬Saya beli seharga 100
Junaih.”
- ‫ ﲟﺤﻤﺪ‬ĩ,‫“ ﻣﺮ‬Saya melewati si Muhammad.”
- ‫ﺣﻘﻮﻗﻨﺎ‬ b‫“ ﻧﻔﺮ ﻟﻦ ﺑﺎﷲ‬Demi Allah kami
tidak akan menyia-nyiakan hak-hak kita.”
(sumpah)

%‫!ﻟﻼ‬
digunakan dengan makna: milik,
Contoh memiliki dan kerana. Contoh:
- g,‫ﻷ!  ﻣﺎ‬p ĩ!‫ﻟﺴﻤﻮ! ﻣﺎ ﷲ‬ “Allah
yang memiliki semua yang ada di langit dan di
bumi.”

133
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- ‫!ﻟﻠﺪ‬, ‫“ ﺑﺎ‬Kampung itu memiliki pintu.”
- ‫“ ﻣﻚ!ﻹﻛﺮ ﺟﺌﺖ‬Aku datang untuk
memuliakan- mu.”

Perlu diperhatikan!
Jika huruf jar masuk kepada isim yang ber
“‫ ”¦ﻟـ‬maka alîf pada “‫”¦ﻟـ‬-nya dibuang. (contoh:
“,!‫“ﻟﻠﻤﻠﻚ‬, ”‫ ”ﻟﻠﺪ‬dan lain-lain.
‫!ﻟﻜﺎ‬ digunakan dengan makna: “Contoh.”
Contoh:
- ”‫ﳌﻤﺮﺿﺔ‬ ‫!ﻛﺎﳌﻼ‬ “Jururawat itu
seperti malaikat.”
- ‫>ﻛﺎﻷﺳﺪ ﻤﺪ‬ “Si Muhammad seperti singa.”
‫ !ﻟﻘﺴﻢ‬p!p digunakan untuk kata yang
disumpahi Contoh: ‫ﺣ ﻘﻚ‬ ِ ‫ﻷﻛﺎﻓﺌﻨﻚ‬p “Demi
kebenaranmu akan kucukupkan keperlu anmu.”
‫ﻟﻘﺴﻢ! ›ﺗﺎ‬
Hanya dapat digunakan untuk
nama Allah. Contoh: ‫ﳌﻐﺘﺼﺐ! ﳊﻖ! ﻳﻀﻴﻊ ﻟﻦ‬
‫ﷲ!ﺗﺎ‬
ِ . “Demi Allah kebenaran tidak akan hilang
oleh tangan perampas”
ّ,ُ digunakan dengan makna “Mungkin
saja” Contoh: ‫ﻟﻘﻴﺖ ‡ﻋﺎ ٍﻞ ﺟ‬, ّ , “Mungkin saja
ada lelaki yang tahu aku telah berjumpa.”

134
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

‫ ﻣﻨْ ُﺬ‬p ‫ ُﻣ ْﺬ‬keduanya disebut isim jika selepasnya


fi’il, disebut huruf jika diawali dengan isim. Jika
keduanya sebagai huruf, maka maknanya sama
dengan huruf “ْ‫ ”ﻦ ِ ﻣ‬Contoh:
‫ !ﳉﻤﻌﺔ‬% ِ‫ﻳﺘﻪ ﻣﻨ ُﺬ ﻳﻮ‬,¦‫ﻣﺎ‬ dari melihatnya tidak “Aku
hari Jumat.”
‫!ﻋﺪ ﺧﻼ‬، ‫ﺣﺎﺷﺎ‬، Pembahasan ini telah
dijelaskan pada bab mustatsnâ.

Huruf-huruf jar ada dua macam:


a. Huruf jar yang asli iaitu yang tidak dapat
dianggap tidak berperan dalam kalimat, Seperti
contoh di atas .
b. Huruf jar tambahan, iaitu huruf yang mungkin
dapat dianggap tidak berperan dalam kalimat.
Iaitu:
- ْ ‫ﻦ ِﻣ‬ Supaya huruf ini dapat
dianggap
tambahan, jika diawali oleh huruf nafyi atau
istifhâm (kata tanya), sementara isim yang di-
jar-kan diawali dengan nakirah. Contoh:
- ‫!ﺣﺪ‬p ‫ﻟﻪ¦ ﻻ¦ ﻟﻪ¦ ﻣﻦ ﻣﺎ‬ “Tidak ada tuhan
kecuali Tuhan yang satu.”
- ‫ﷲ؟! ﻏ ﺧﺎﻟﻖ ﻣﻦ ﻫﻞ‬ “Apakah ada yang
dapat menciptakan selain Allah ?.”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


135

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- ›‫!ﻟﺒﺎ‬ Huruf ini dapat disebut tambahan jika
menjadi khabar kata “‫ ”ﻟﻴﺲ‬dan fâ’il dari kata
“‫”ﻛﻔﻰ‬. Contoh:
- ‫ﺑﻌﻴﺐ ﻟﻔﻘ! ﻟﻴﺲ‬ “Kefakiran itu bukanlah
suatu aib”
- ‫ﻟﻴًﺎ‬p ‫ﺑﺎﷲ ﻛﻔﻰ‬ “Cukuplah Allah sebagai
wali (penjaga).”

Perlu diperhatikan !
 Boleh menambah “‫ ”ﻣﺎ‬selepas huruf “”ْ ‫ﻦ َﻋ‬
‫ ” ْ“ﻦ ِ ﻣ‬dan “›‫ ”!ﻟﺒﺎ‬namun tidak mempengaruhi
fungsinya. Contoh: ‫ﻋﻤﺎ‬ ‫ﻣﲔ›ﻧﺎ ﻟﻴﺼﺒﺤﻦ ﻗﻠﻴﻞ‬
- Boleh menambah “‫ ”ﻣﺎ‬selepas huruf “”” dan “ ّ
,” dan sekali gus membatalkan fungsi keduanya.
Contoh: ‫ﺷﻘﻴﻖ ﻣﻦ ﻧﻔﻖ¦ ﺻﺪﻳﻖ ﲟﺎ‬,
- Terkadang juga boleh dibuang huruf “ ّ ,” dan
diganti dengan huruf “p”.
:Contoh ‫ﻟﺔ‬p‫ﺳﺪ‬ ‫¦ﺧﻰ‬, ‫ﻟﻴﻞ ﻛﻤﻮ !ﻟﺒﺤﺮ‬p
 Berposisi sebagai mudhâf ilaih
Isim di-jar-kan jika berperan sebagai mudhâf
ilai. Yang demikian itu dengan mudhâf ilai adalah
isim atau dhamîr yang disatu ertikan dengan kata
sebelumnya. Contoh: ”‫ ﺎﻷ! ﺣﺪﻳﻘﺔ‬ĩ, “Saya
telah mengunjungi taman/akuarium ikan”. Jika
diucapkan

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


136

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

“‫ ﺣﺪﻳﻘﺔ‬ĩ, ” dan berhenti sampai di situ, maka


tidak akan diketahui jenis taman yang yang
demikian itu
. Tetapi jika diucapkan “”‫ ﺎﻷ! ﺣﺪﻳﻘﺔ‬ĩ, ”
maka jelas sudah maksud pernyataan. Dengan
demikian, kata “”‫ ”!ﺎﻷ‬disebut dengan mudhâf ilaih.
Mudhâf dapat berperan sebagai penjelas jika
mudhâf ilaih-nya abstrak, dan dapat berperan sebagai
pengkhusus jika mudhâf ilaih-nya umum.

Penting diperhatikan !
Para ulama nahu menterjemahkan penyebab mudhâf
ilaih di-jar-kan dengan huruf “ْ‫ﻟﻼ‬%“, ”‫ ”!ﻦ ِ ﻣ‬atau “”
- Majoriti mudhâf ilaih di-jar-kan dengan huruf “%‫”!ﻟﻼ‬.
Contoh: “”‫ ﺎﻷ! ﺣﺪﻳﻘﺔ‬ĩ, ” pada asalnya
kalimat tersebut adalah: “”‫ ﺎﻟﻸ ﺣﺪﻳﻘﺔ‬ĩ,
”.“Saya telah
mengunjungi taman ikan.”
- Jika mudhâf ilaih-nya sejenis dengan mudhâf-nya maka
yang men-jar-kannya adalah huruf “ْ‫”ﻦ ِ ﻣ‬.
Contoh: “ٍ‫ﺐ ﻫ‬i ‫ ”!ﺧﺎﰎ ﺷﺘﺮﻳﺖ‬pada asalnya
kalimat tersebut adalah: “ٍ‫ﺐ ﻫ‬i ‫ﻣﻦ ﺧﺎﰎ‬
‫”!ﺷﺘﺮﻳﺖ‬.“Saya telah membeli cincin yang diperbuat
dari besi .”
- Jika mudhâf ilaih-nya zharaf (kata kerangan tempat)
maka yang men-jar-kannya adalah huruf “”.
Contoh: “‡‫ ”ﻟﻠﻴﺎ! ﺳﻬﺮ ﺎﺛﻪ¦ ﻣﻨﻪ ﺗﻄﻠﺒﺖ‬pada
asalnya

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


137

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
adalah: tersebut kalimat “ ‫ﺗﻄﻠﺒﺖ ﻣﻨﻪ ¦ﺎﺛﻪ ﺳﻬﺮ‬
‡‫ﻟﻠﻴﺎ‬.”!
Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas tentang
mudhâf dan mudhâf ilaih.
1. ‫!ﳌﻀﺎ‬ “mudhâf”.
a. Biasanya mudhâf berbentuk nakirah, dan di-i’rab
sesuai dengan posisinya dalam kalimat. Contoh:
- ‫ !ﳊﺪﻳ ِﻘ ﺔ ﻣﺮﺗﻔﻊ‬, ُ‫ ﺳﻮ‬kata tinggi” itu taman “Pagar(
“,ُ‫ ”ﺳﻮ‬adalah mubtada’ di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah).
- ‫!ﻟﺘﻠﻤﻴﺬ‬ َ ‫ ﻛﺘﺎ‬ĩ‫ ¦ﺧﺬ‬buku mengambil “Saya
pelajar” (kata “ َ ‫ ”ﻛﺘﺎ‬adalah maf ’ulbih di-
nashab- kan dengan harkat fathah).
Perlu diperhatikan bahawa mudhâf berbentuk
nakirah jika dia isim jenis Contoh kedua contoh di
atas. Tetapi jika dia isim musytaq (isim fâ’il, isim maf ’ûl
atau sifat musyabbahah) maka boleh di-ma’rifah-kan
dengan “‫”¦ﻟـ‬. Contoh:
‫ﻗﺎﺑﻠﺖ !ﻟﺮﺟ َﻞ !ﻟﻄﻮﻳ َﻞ !ﻟﻘﺎ ِﻣ ﺔ !ﳉﻌ َﺪ !ﻟ‬
‫ﱠﺸ ِﻌ ﺮ‬
b. Ada beberapa kata yang biasa dijadikan mudhâf
iaitu:

‫ – ﺑﻌﺾ‬pi – ‫ – ﺣﻮ!ﻟَ ْﻲ‬,‫ﻋﻨﺪ – ﻟﺪ – ﺳﻮ – ﻗﺼﺎ‬


‫ ﻟﱠﺒ ْﻲ‬- ‫ﻛﻠﺘﺎ‬p ‫ – ﻛﻼ‬i‫ ْﺣﺪ – ¦ – ﻟﺪ‬p – ‫ﺑﻌﺾ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


138

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

Contoh:
õ‫ ﳌﺴﺎﻋﺪ‬o‫ ﺟﻬﺪ‬,‫ ﻗﺼﺎ‬o‫ﺣﺪ‬p ‡‫ﻫﻮ ﻳﺒﺬ‬p ،‡‫ ﻣﺎ‬pi ‫ﻫﺬ! !ﻟﺮﺟﻞ‬
‫ﺑﻌﺾ !ﳌﺤﺘﺎﺟﲔ‬
“Ini seorang lelaki yang kaya, dia sendiri telah
memaksimalkan seluruh kemampuannya untuk
menolong sebahagian di antara mereka yang
memerlukan.”
Perlu diperhatikan bahawa kata: “‫ﺣﺪ‬،p ،pi
‫ﻗﺼﺎ‬,، ‫ ”ﺑﻌﺾ‬semuanya digunakan sebagai mudhâf.
Contoh lain:
‫ﺗﲔ¦ﳌﺮ! ﻛﻠﺘﺎ‬p ‫›ﺟﺎ‬2 ‫ﻟﺮﺟﻠﲔ! ﻛﻼ‬ “Telah
datang kepada saya masing-masing dua orang lelaki
dan dua orang perempuan.”
Perlu diingat juga bahawa “‫ﻛﻼ‬ dan ‫”ﻛﻠﺘﺎ‬
hanya dapat mudhâf kepada mutsannâ baik dalam
bentuk isim –Seperti contoh di atas - atau dalam
bentuk dhamîr. Contoh:
‫ﺎ‬a‫ ﻛﻠﺘﺎ‬i‫!ﺗﺎ¦ﳌﺮ‬p ‫ﺎ‬a‫ ﻛﻼ‬i‫›ﺟﺎ‬2 !‫ﻟﺮﺟﻼ‬
“telah
datang kepada saya masing-masing 2 orang lelaki
dan dua
orang perempuan.” Contoh berikutnya iaitu: َْ‫ﻚ ﻟﱠﺒﻴ‬
‫“ !ﻟﱠﺒﻴﻚ ﱠﻢ ُﻬ ﻟﻠ‬aku telah datang menemui-Mu ya
Allah” (kata “ْ‫ ”ﻲ ﻟﱠﺒ‬adalah mashdar, posisinya
sebagai mudhâf
َ kepada “””.

139
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
c. Adapun kata-kata:
p¦ – ‡ – ‫ﻗﺒﻞ – ﺑﻌﺪ – ﻏ – ﺣ ْﺴﺐ‬
›ip
jika semuanya berposisi sebagai mudhâf maka di-i’rab
sesuai dengan posisinya di dalam kalimat. Tetapi
jika mudhâf ilaih-nya dibuang namun tetap memakai
makna mudhâf ilaih-nya, maka semuanya di-binâ’
dengan memberi harkat dhummah. Contoh:
- ‫ﻗﺒﻠﻜﻢ ﻣﻦ ﺟﺌﺖ‬ “Saya telah datang sebelum
kamu.”

- ,‫“ ﻳﻨﺎ› ْﺴﺒُﻚ ﺣ‬Cukuplah untukmu satu dinar.”


- ِ‫ﺎ‬øp¦ ‫ !ﻣﻦ ﻟﻘﺼﺔ‬ĩ¦‫“ ﻗﺮ‬Saya telah membaca cerita
dari awalnya.”(kata: ‫ﻞ‬
ُ ‫ﻗﺒ‬, ‫ﺐ ْﺴ ﺣ‬, dan ‡p¦ di-binâ’
dengan harkat dhummah kerana mudhâf ilaih-nya
dibuang.
Perlu diperhatikan bahawa sering
dicampuradukkan antara pemakaian “ْ‫”ﺴﺐ ﺣ‬
(huruf “,ْ ”-nya sukûn) dan “َ‫( ”ﺴﺐ ﺣ‬huruf
“,َ ”-nya berharkat fathah). kata ‫ﺣ‬
ْ ‫ ﺴﺐ‬ertinya
“cukup” dan dii’rab Contoh yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Sementara kata ‫ﺣ‬
َ ‫ ﺴﺐ‬terambil dari fi’il “َ‫ﺴ‬
‫ ” ﺐ َﺣ‬ertinya “menentukan” dan
“menghitung”. Contoh:
‫!ﻟﺘﻮﻗﻴﺖ !ﳌﺤﻠﻰ‬ ‫ !ﻟﻌﺼﺮ ﺣ‬õ‫ ﻟﺼﻼ‬ii‫ !ﳌﺆ‬ii ¦ّ
‫ﳌﺪﻳﻨﺔ‬ ‫َﺴ َﺐ‬
õ‫!ﻟﻘﺎﻫﺮ‬
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
140

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

“Muazzin azan solat ashar sesuai dengan waktu


setempat di bandar/kota Kaherah”. Kata “َ‫ﺐ َﺴ‬
‫ ”ﺣ‬di-nashab-kan sebagai zharaf.
d Mudhâf tidak boleh ber-tanwîn.
Contoh: ›ٌ,‫ !ﺷﺎ ﳌﺮﻳﺾ‬jika dibuat mudhaf
maka dia menjadi “‡‫ﺷﺎ ﳌﺮﻳﺾ‬, ›ُ !‫”!ﻟﺒﺎ‬
Demikian halnya mutsannâ dan jama’ muzakkar sâlim
yang berposisi sebagai mudhâf, maka nûn-nya harus
dibuang. Contoh:
- ‫ﳋﺎ‬,‫!ﺟﻴﺔ‬p ‫½ !ﺧﻠﻴﺔ!ﻟﺪ‬,! p ‡¦ ‫ﻫﺒﺖ‬i “Aku
telah pergi kepada dua menteri: dalam negeri dan
luar negeri” (kata “½,! p” awalnya adalah “‫ﺗﲔ‬,!
p”).
- ĩ‫ﻣﺪ ﺣﻀﺮ‬,‫“ ﻟﻠﻐﺎ! ﺳﻮ‬Telah datang para
guru bahasa” (kata “‫ﻣﺪ‬,‫ ”ﺳﻮ‬awalnya adalah “i
‫ﻣﺪ‬,‫ ”ﺳﻮ‬sementara huruf “p” merupakan tanda
rafa’ dan bukan sebagai dhamîr, dengan
demikian tidak di tulis alîf (!) di akhirnya).

2. Mudhâf Ilaih
a. Mudhâf ilaih dapat berbentuk isim zâhir atau dhamîr.
b. Jika mudhâf ilaih-nya isim zâhir biasanya dia dalam
bentuk ma’rifah dan selalu di-jar-kan. Contoh: ¦‫ﻗﻤﺖ‬
‫(  ﳌﻬﻨﺪﺳﲔ! ﻣﺪﻳﻨﺔ‬Kata “‫ ”!ﳌﻬﻨﺪﺳﲔ‬adalah mudhâf
ilaih di-jar-kan dengan huruf ya kerana jama’
muzakkar

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


141

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
sâlim.
Namun mudhâf ilaih juga dapat dalam bentuk
nakirah. Contoh:
- ‫ﺳ ُﺖ !ﻟﺴﻔﻴﻨﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻴﻨﺎ› ﻣﺪﻳﻨﺔ‬,
- ĩ‫ ﻏ ﻣﺴﺘﻮﻓﺎ‬ĩ‫ﻟﻦ ﺗﻘﺒﻞ ﻃﻠﺒﺎ‬
Jika ingin memasukkan “‫”!ﻟـ‬, maka yang boleh
hanya pada mudhâf ilaih-nya. Contoh:
- ‫ﺳ ُﺖ !ﻟﺴﻔﻴﻨﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻴﻨﺎ› !ﳌﺪﻳﻨﺔ‬,,
- ĩ‫ ﻏ !ﳌﺴﺘﻮﻓﺎ‬ĩ‫ﻟﻦ ﺗﻘﺒﻞ ﻃﻠﺒﺎ‬
Sering terjadi kesalahan bahawa kata “‫”ﻏ‬
disertakan dengan “‫ ”!ﻟـ‬Contoh disebutkan:
ĩ‫ !ﻟﻐ ﻣﺴﺘﻮﻓﺎ‬ĩ‫ﻟﻦ ﺗﻘﺒﻞ ﻃﻠﺒﺎ‬
c. Jika mudhâf ilaih-nya dalam bentuk dhamîr, maka
dia harus bersambung dengan mudhâf-nya dan di-
i’rab pada posisi jar. Contoh: َ‫ ﻚ ﻛﺘﺎﺑ‬ĩُ ‫( ¦ﺧﺬ‬Huruf
“”َ ” adalah dhamîr muttashil (kata kepunyaan
yang bersambung) di-binâ dengan harkat fathah
pada posisi jar sebagai mudhâf ilaih. (Penjelasan
hal ini akan dijelaskan pada pembahasan tentang
dhamîr pada bab berikutnya).
d. Jika huruf ya mutakallim menjadi mudhâf ilaih
kepada isi yang berakhiran dengan alîf, maka huruf
yâ tersebut ditulis dengan harkat fathah. Contoh:

142
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

“‫ ”ﺳﻮ‬menjadi “َ !‫ ”ﺳﻮ‬dan “!‫ ”ﻳﺪ‬menjadi “َ


!‫( ”ﻳﺪ‬untuk mutsannâ).
Dan jika akhir isim-nya huruf yâ, maka yâ
mutakallim bergabung dengannya dan ditulis dengan
huruf yâ yang berharkat fathah dan bertasydid.
Contoh: “‫ ”!ﳌﺤﺎﻣﻲ‬menjadi “‫ ”ﱠ!ﻲ ﳌﺤﺎﻣ‬dan “ ,‫ﺳﲔ‬
ِ ” menjadi “‫ﻣﺪ‬,‫( ﱠ”ﻲ ﺳ‬untuk jama’).
‫ﻣﺪ‬

3p‫*ﻟﺘﺎﺑﻊ ﻟﻺﺳﻢ *ﳌﺠﺮ‬


Mengikut Kepada Isim Yang Di-jar-kan

Isim ikut di-jar-kan jika mengikuti isim yang di-jar-kan,


iaitu:
1. Na’at, contoh: ! ‫ﻋﻦ‬ õ‫ﻗﻀﻴﻨﺎ !ﻟﺼﻴﻒ  ﻗﺮٍﻳ ﺔ ﺑﻌﻴٍﺪ‬
‫ﳌﺪﻳﻨِ ﺔ‬
“Kami menghabiskan musim dingin di kampung yang jauh
dari bandar/kota” (kata “õ‫ ”ﺑﻌﻴ ٍﺪ‬di-jar-kan dengan harkat
kasrah kerana mengikut kepada isim yang di-jar-kan).
2. ‘Athaf, contoh: ‫ﻼִדﺎ‬p ‫ﳌﺪ! ﺑﺎﻟﺼﺤﺎﻓﺔ ﻋﺠﺒﺖ‬,‫¦ﺳﻴﺔ‬
“Saya kagum terhadap akhbar dan majalah sekolah” (kata
“ĩ‫ ”ﻼ‬di-jar-kan dengan harkat kasrah kerana mengikut
kepada isim yang di-jar-kan iaitu “‫)”!ﻟﺼﺤﺎﻓﺔ‬.
.contoh: Taukîd, 3 ‫ ﺗﻜﻠﻤﺖ ﻣﻊ !ﻟﻘﺎﻋ ِﺪ ﻧﻔ ِﺴﻪ‬bercakap “Saya
dengan komandan itu sendiri” (kata “ِ‫ ”ﺲ ﻧﻔ‬di-jar-kan dengan

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


143

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
harkat kasrah kerana menjadi taukîd (penegas) kepada isim
yang di-jar-kan iaitu “ِ‫)”!ﺪ ﻟﻘﺎﻋ‬.
4. Badal, contoh: ‡ِ ‫ ﻋﺪ ﺑﺄﺧﻴﻚ‬ĩ,‫“ ﻣﺮ‬Saya berjalan
dengan saudaramu si Adil” (kata “‡ِ ‫ ”ﻋﺪ‬di-jar-kan
dengan harkat kasrah kerana menjadi badal (penjelas)
kepada isim yang di-jar-kan iaitu “‫)”¦ﺧﻴﻚ‬.

‫ ﻣﻦ *ﻟﺼﺮ‬ş‫*ﳌﻤﻨﻮ‬
Kata Yang Tidak Boleh Berubah

1.Pada asasnya setiap isim mufrad dan jama’ taksir di-jar-


kan dengan harkat kasrah dan boleh ber-tanwîn jika tidak ber
“‫ ”!ﻟـ‬dan menjadi mudhâf.
Yang demikian itu dengan tanwîn adalah huruf nûn mati
yang dibaca pada akhir isim mu’rab yang tidak ber “‫ ”!ﻟـ‬dan
tidak sebagai mudhâf. Tanwîn tidak ditulis dan bentuk nûn
mati tetapi dalam bentuk dua harkat dhummah pada posisi
rafa’, dua harkat fathah pada posisi nashab dan dua harkat
kasrah pada posisi jar. Contoh:
,ĩ‫ﻣﺮ‬ - ‫ﺟ ًﻼ‬, ‫ﻳﺖ‬,¦ - ‫ﺟ ٌﻞ‬, ›‫ ﺟﺎ‬-
‫ﺑﺮﺟ ٍﻞ‬
õ ‫ﺘٍﺎ‬,‫ﺑﻔ‬ĩ‫ﻣﺮ‬ - õ‫ﻳﺖ ﻓﺘًﺎ‬,¦ - õ ‫› ﻓﺘٌﺎ‬ĩ‫ ﺟﺎ‬-
,ĩ‫ﻣﺮ‬ -  ً‫ﻳﺖ ﺳﻔﻨ‬,¦ - ‫ ﺳﻔ ٌﻦ‬ĩ‫ ِ¦ﺮ‬-
‫ﺑﺴﻔ ٍﻦ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


144

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

2.Ada beberapa isim, baik mufrad atau jama’ taksîr,


yang tidak mengikuti ketentuan di atas, tidak boleh ber-
tanwîn dan malah di-jar-kan dengan harkat fathah sebagai
pengganti harkat kasrah selama tidak ber “‫ ”!ﻟـ‬dan
tidak sebagai mudhâf. Isim ini disebut dengan “‫ﻟﺼﺮ! ﻣﻦ‬
s‫”!ﳌﻤﻨﻮ‬.
3. ‫ﻟﺼﺮ! ﻣﻦ‬ s‫!ﳌﻤﻨﻮ‬ adakalanya dalam bentuk
‘alam, shifat dan isim.
a. Alam termasuk “‫ﻣﻦ‬ !‫ ﻟﺼﺮ‬s‫”!ﳌﻤﻨﻮ‬ jika dalam
bentuk:
 Muannats (Perempuan) baik yang berakhiran
dengan tâ’ marbûthah atau tidak. Contoh:
- ‫“ ﻓﺎﻃﻤﺔ‬Si Fatimah”
- ‫ﺔ‬i‫“ ﺧﺪ‬Si Khadijah”
- ‫“ ﻣﻜﺔ‬Bandar/kota Mekkah”
- ‫ﻳﺔ‬p‫“ ﻣﻌﺎ‬Mu’awiyah”
- ›‫“ ﺳﻌﺎ‬Si Su’ah”
- ‫“ ﻳﻨﺐ‬Si Zainab”
- ›!‫“ ﺑﻌﺪ‬Bandar/kota Bagdad”
- ‫“ ›ﻣﺸﻖ‬Bandar/kota Damsyik”
Jika didapati ada isim alam muannats yang
terdiri dari tiga huruf sementara huruf kedua
berharkat sukûn, boleh menjadikannya bahagian
dari “‫ ﻟﺼﺮ! ﻣﻦ‬s‫ ”!ﳌﻤﻨﻮ‬atau tidak. Contoh:
-

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


145

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis..... 
‫ﻋﺪ‬, -‫ ﻣﺼﺮ‬-‫ﻫﻨﺪ‬
 ‘Ajam (kata yang diambil menjadi bahasa Arab).
Contoh:
- ‫“ ¦ﻫﻴﻢ!ﺑﺮ‬Ibrahim”
- ‫ﻣﺴﻴﺲ‬, “Ramsis”
- i‫“ ﻧﺎﺑﻠﻴﻮ‬Napoleon”
- ‫“ ﻳﻌﻘﻮ‬Ya’kub”
- b!‫“ ﺳﻘﺮ‬Sokrates”
- ‫ﻳﺲ‬,›¦ “Idris”
Tetapi jika ada ‘ajam yang terdiri dari tiga
huruf sementara huruf kedua berharkat sukun,
maka dia bukan termasuk “‫ ﻟﺼﺮ! ﻣﻦ‬s‫ﳌﻤﻨﻮ‬
!” Contoh: %‫ ﻓﺎ‬-b‫ﻧﻮ‬,- ‫ﻟﻮ‬.
 Tarkîb majziy: Contoh:
- ‫ﺑﻮ‬, ‫“ ﺳﻌﻴﺪ‬Port Sa’id”
- ‫“ ﺑﻌﻠﺒﻚ‬Ba’labakka”
- ”,‫“ ﻧﻴﻮﻳﻮ‬Newyork”
- ĩ‫“ ﺣﻀﺮﻣﻮ‬Hadramaut”
 Kata yang pada akhirnya ada penambahan huruf
“!” dan “i”. Contoh:
- i!p‫ﻣﺮ‬ “Marwan”
- i‫ﻋﺜﻤﺎ‬ “Usman”

146
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- i‫“ ﺳﻠﻴﻤﺎ‬Sulaiman”
- i‫“ ﻋﺪﻧﺎ‬Adnan”
- i‫“ ﻋﻔﺎ‬Affan”
 Sama polanya dengan pola fi’il. Contoh:
- ‫“¦ﺪ‬Ahmad”
- ‫“ ﻳﺰﻳﺪ‬Yazid”
- ‫“ ﻳﺜﺮ‬Bandar/kota Yasrib”
 Berpola/berwazan “‫”َُﻓ ﻌﻞ‬. Contoh:
- ‫“ ُﻋَﻤﺮ‬Umar”
- َ‫“ ُ ﺣﻞ‬Zuhal”
- ,‫“ ﻗﺰ‬Quzah”
- ُ‫“ ﺟﺤﺎ‬Juhâ”

b.Kata sifat dapat menjadi “‫ﻣﻦ‬ !‫ ﻟﺼﺮ‬s‫ ”!ﳌﻤﻨﻮ‬jika:


 Berpola “i‫ ” َْﻓ ﻌﻼ‬dan bentuk muannats-nya “‫َْﻓ ﻌﻠ‬
‫ ”ﻰ‬Contoh:
- i‫“ ﻋﻄﺸﺎ‬Sangat haus”
- i!‫“ ﺳﻜﺮ‬Sangat mabuk/sakau”
- i‫“ ﻏﻀﺒﺎ‬Sangat marah”
- i‫“ ﺟﻮﻋﺎ‬Sangat lapar”
- i‫“ ﺷﻌﺒﺎ‬Bulan Sya’ban”
 Berpola “ْ‫ ”¦َﻓ ﻌﻞ‬Contoh:

147
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis..... 
- ‫“ ¦ﺧﻀﺮ‬Hijau”
- ‫“ ¦ﺮ‬Merah”
- ›‫“ ¦ﺳﻮ‬Hitam”
- ‫“ ¦ﻛ‬Lebih besar”
- ‫“ ¦ﻛﺜﺮ‬Lebih banyak”
- ‫“ ¦ﻓﻀﻞ‬Lebih mulia”
- ‫“ ¦ﺳﺒﻖ‬Lebih dahulu”
- ‫“ ¦ﺣﺴﻦ‬Lebih baik”

Bilangan dari 1-10 dengan pola “‡‫ ”َُﻓ ﻌﺎ‬atau “َ ‫ْﻣ َﻔ ﻌ‬
‫ ”ﻞ‬Contoh:
- ‫“ ﺛﻼ‬Tiga-tiga”
- s‫ﺑﺎ‬, “empat-empat”
- ,‫“ ﺎ‬lima-lima”
- ‫“ ﻣﻮﺣﺪ‬satu-satu”
- ‫“ ﻣﺜ‬dua-dua”
- ‫“ ﻣﻌﺸﺮ‬sepuluh-sepuluh”

َ ُ¦”.
Kata “َ‫ ”¦ ﺧﺮ‬dan bentuk jama’-nya adalah “ْ‫ﺧ ﺮ‬

.s Pola c “‫!ﳉﻤﻮ‬ ‫ ”ﺻﻴﻐﺔ ﻣﻨﺘﻬﻰ‬pola: iaitu


 ‫ ¦ﻓﺎﻋﻞ‬Contoh ‫¦ﻓﺎﺿﻞ‬
 ‫ ¦ﻓﺎﻋﻴﻞ‬Contoh ‫¦ﻧﺎﺷﻴﺪ‬
 ‫ﻓﻌﺎﺋﻞ‬Contoh ‫ﺳﺎﺋﻞ‬,

148
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’. 
 ‫ ﻣﻔﺎﻋﻞ‬Contoh !,,‫ﻣﺪ‬
 ‫ ﻣﻔﺎﻋﻴﻞ‬Contoh ‫ﻣﻔﺎﺗﻴﺢ‬
 ‫ ﻓﻌﺎﻟﻴﻞ‬Contoh ‫ﻋﺼﺎﻓ‬

d. Juga dikategorikan sebagai “‫ ﻟﺼﺮ! ﻣﻦ‬s‫”!ﳌﻤﻨﻮ‬


setiap kata yang berakhiran dengan huruf “‫!ﻟﻒ‬
õ,‫ ”!ﳌﻘﺼﻮ! ﻟﺘﺄﻧﻴﺚ‬atau “õ›p‫”!ﳌﻤﺪ! ﻟﺘﺄﻧﻴﺚ! ﻟﻒ‬
apakah berbentuk alam, sifat atau isim, baik mufrad
atau jama’. Contoh:
 Yang berakhiran dengan huruf ‫!ﻟﺘﺄﻧﻴﺚ! ﻟﻒ‬
,õ‫ﳌﻘﺼﻮ‬:!
– ‫ ﺳﻠﻤﻰ‬- ‫ﺳﻠﻮ – ﳒﻮ – ﻋﻄﺸﻰ – ﺟﻮﻋﻰ‬-
‫ﻛﺮ‬i
‫– ﺣﺒﻠﻰ – ﺑﺸﺮ‬
 Yang berakhiran dengan huruf ‫!ﻟﺘﺄﻧﻴﺚ! ﻟﻒ‬
õ›p‫!ﳌﻤﺪ‬:
›–‫› ﺻﺤﺮ–›! ¦ﺻﺪﻗﺎ‬-‫ ﻛﺮﻳﺎ› – ﻫﺮ–›! ﺣﻀﺮ–›! ﺣﺴﻨﺎ‬-
‫ﺷﻌﺮ–›! ﺑﺸﺮ‬
Perlu diperhatikan bahawa jika tidak meme-
nuhi kedua syarat di atas maka tidak termasuk “
‫ ﻟﺼﺮ! ﻣﻦ‬s‫ ”!ﳌﻤﻨﻮ‬Contoh: “- ‫ﻣﻠﻬﻰ – ﻓ‬
‫”ﻣﺴﺘﺪﻋﻰ‬. Demikian halnya kata yang berakhiran
dengan alif mamdûdah tetapi merupakan hamzah
asli atau hamzah yang ditukar dari dari huruf waw
dan yâ maka tidak termasuk “‫ ﻟﺼﺮ! ﻣﻦ‬s ‫ﳌﻤﻨ‬
‫”!ﻮ‬.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


149

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
:Contoh ›‫ﺎ‬ – ›‫¦ﺑﺘﺪ›! – ¦ﻧﺸﺎ› – ﺑﻨﺎ‬
4. Kata yang termasuk “‫ ﻟﺼﺮ! ﻣﻦ‬s‫ ”!ﳌﻤﻨﻮ‬tidak
boleh ber- tanwîn dan selalu di-jar-kan dengan harkat fathah
jika tidak ber-“ ‡!” dan mudhâf. Contoh:
‫ﺿﻲ‬, ‫ﺸ ﺔ‬
َ ‫ﻳﺔ ‡¦ ﻋﺎﺋ‬p‫ﻛﺘﺐ ﻣﻌﺎ‬ menulis “Mu’awiyah
RA.” Aisyah kepada surat - ‫!ﷲ ﻋﻨﻬﺎ‬
- iَ ‫ ﺑﺴﻠﻴﻤﺎ‬ĩ,‫ﻣﺮ‬ “Saya lewat bersama si Sulaiman” .
-
‫ﺑﻮ ﺷﻌﺐ‬, ‫ﺑﺎﺳﻞ ﺷﻌﺐ َﺪ ﺳﻌﻴ‬ “Negara Bur
Saida Adalah Negara yang kuat.”
-
َ‫ﺪ ﻳﺰﻳ‬p َ‫ﺪ¦ ﻣﻊ ﺗﻘﺎﺑﻠﺖ‬ “Saya bertemu dengan
si Ahmad dan si Yazid.”
-
‫ ﻋ َﻤ ﺮ ﻋﺒﻘﺮﻳﺔ‬ĩ¦‫ﻗﺮ‬ “Saya telah membaca sejarah
hidup Umar.”

- ‫ﻋﺔ‬ ‫ﻬﻮ‬,‫ﺼ ﺮ ﻳﺔ‬


َ ‫!ﻟﻌﺮﺑﻴﺔ! ﻣ‬i¦ ‡¦ ‫!ﺳﺘﻌﻤﺖ‬ “Saya
mendengar berita Negara Arab Mesir.”
- iَ ‫“ ﺷﺒﻌﺎ ﺑﻴﺖ¦ ﻻ‬Saya tidak peduli kenyang.”
- iُ ‫ﺟﺎ‬, ‫“ ﺟﻮﻋﺎ‬Rasa lapar telah hilang.”
-
‫“ ﻣ َﻖ ﺑﺄﺳﺒ َﺖ ﻟﺴ‬Anda tidak lebih dahulu dari saya.”
ُ‫“ !ﻛ¦ ﷲ‬Allah Maha Besar.”
-

-
‫ ﻓﺴﻴﺤﺔ‬sَ ,!‫  ﺷﻮ‬ĩ‫“ ﺳﺮ‬Saya telah berjalan di
beberapa jalan yang kotor.”
-
,ُ ,!‫¦ﻣﺪ ﻧﺸﺌﺖ‬ “Beberapa sekolah telah didirikan.”

150
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- ‫!  ﺷﻌﺮﻫﻢ‬p›‫ﺟﺪ َ› !ﺷﻌﺮ ﻣﻦ ﻛﻢ‬ “Berapa syair


yang telah anda perbaiki dalam syair mereka.”
- ›‫ ﻓﻴﺤَﺎ ﺋﻖ!ﺣﺪ‬ĩ, p ›‫ﺟﺪﺑﺎ ›!ﺻﺤﺮ ﻣﻦ ﺧﺮﺟﺖ‬
“Saya telah keluar dari padang pasir yang tandus
dan telah mengunjungi taman-taman yang luas.”
- ‫ﻣﻨﻬﺎ‬ !i¦p
‫ُﺣﻴﱢﻴﺘُﻢ ﺑﺘﺤﻴﺔ ﻓﺤﻴﱡﻮ‬ “Apabila kamu
‫ﺑﺄﺣﺴ َﻦ‬
dihormati dengan suatu penghormatan, maka
balaslah penghormatan itu dengan yang lebih
baik.”
- !‫ﻟﺘﻌﺎ ﻗﺒﺎﺋﻞ‬,‫ﻓﻮ‬p ‫ﺷﻌﻮﺑﺎ ﺟﻌﻠﻨﺎﻛﻢ‬p “Kami telah
menjadikan kami bersuku-suku dan berbangsa-
bangsa.”
- َ‫ﻳﺎ¦ ﻣﻦ ﻓﻌﺪ ﺳﻔﺮ ﻋﻠﻰ‬% ¦ ‫ ﺧﺮ‬p¦ ‫ﻣﺮﻳﻀﺎ ﻣﻨﻜﻢ‬
i‫“ ﻛﺎ ﻓﻤﻦ‬Maka siapa yang sakit atau dalam
perjalanan di antara kamu maka boleh
menggantinya (puasa) pada hari yang lain.”
- ‫!ﳊﺞ‬p ,‫ﻟﻠﻨﺎ ﻗﻴﺖ!ﻣﻮ ﻫﻲ ﻗﻞ ﻷﻫﻠﺔ! ﻋﻦ ﻳﺴﺄﻟﻮﻧﻚ‬
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit.
Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda
waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji.”
- o‫ﻟﻨﺒﻴﲔ ﻣﻦ ﺑﻌﺪ‬p! ,‫¦ﺣﻴﻨﺎ ‡¦ ﻧﻮ‬p ‫¦ﺣﻴﻨﺎ ¦ﻟﻴﻚ ﻛﻤﺎ‬p ‫¦ﻧﺎ‬
b‫ﻷﺳﺒﺎ‬p! َ ‫ﻳﻌﻘﻮ‬ẽ pَ ‫ﺳﺤﺎ‬p¦ ‫ﺎﻋﻴ َﻞ‬p¦ ‫ﺣﻴﻨﺎ ‡¦ ¦ﺑﺮﻫﻴ َﻢ‬p¦p
‫ﻳﻮ‬p¦ ‫ﻋﻴﺴﻰ‬p
,!‫!َ› › ﺑﻮ‬p ‫ﺗﻴﻨﺎ‬i pَ ‫ﺳﻠﻴﻤﺎ‬p, َi p‫ﻫﺎ‬p ‫ﻳﻮﻧ َﺲ‬p
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu
kepadamu sepertimana Kami telah memberikan

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


151

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya,
dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada
Ibrahim, Isma`il, ishak, Ya`qub dan anak cucunya,
`Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami
berikan Zabur kepada Daud.”
5. Jika “‫ ﻟﺼﺮ! ﻣﻦ‬s‫ ”!ﳌﻤﻨﻮ‬berada pada posisi jar dan
ber “‫ ”!ﻟـ‬atau jadi mudhâf maka di-jar-kan dengan harkat
kasrah. Contoh: - ‫‡ ›ﻟﻘﻨﺎ‬ِ ‫ !ﻟﻌﺪ! ِﻊ ﻗ!ﻣﻮ ﻋﻠﻰ‬ĩ‫ﻓﺎ‬i‫ﻗﺎ‬
‫!ﻧﻘﻀﺖ‬ (kata “‡ِ ›‫ ”!ﻟﻘﻨﺎ‬di-jar-kan dengan harkat kasrah
kerana ber “‫”!ﻟـ‬. Kata “ِ‫ ”ﻊ ﻗ!ﻣﻮ‬di-jar-kan dengan harkat
kasrah kerana mudhâf.

‫ ﻋﺎﻣﺔ ﻋﻦ *ﻹﺳﻢ *ﳌﻌﺮ‬ĩ‫ﻣﻼﺣﻈﺎ‬


Beberapa hal penting terkait dengan isim mu’rab

Diakhir perbincangan tentang isim mu’rab, kami ingin


mengemukakan beberapa hal penting dan umum berikut
ini:
1.Jika ada dua isim yang bergandingan keduanya sama-
sama ma’rifah atau nakiran, maka isim yang kedua menjadi
sifat (na’at) kepada yang pertama. Contoh:
‫ﻞ ﻟﺮﺟ! ›ﺟﺎُ !ﻟﻔﺎﺿ ُﻞ‬ “ Telah datang lelaki yang mulia
-
itu.”
- ‫ ﻳﺖ ًﻼ ًﻼ‬,‫¦ﺟ‬, “ Saya telah melihat seorang lelaki
‫ﻓﺎﺿ‬
yang mulia.”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


152

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- ٍ‫ ﻞ ﻓﺎﺿ ٍﻞ ﺑﺮﺟ‬ĩُ ,‫ﻣﺮ‬ “ Saya telah melewati


seorang lelaki yang mulia.”
2. Jika ada dua isim yang bergandingan yang pertama
nakirah dan yang keduanya ma’rifah, maka isim yang kedua
menjadi mudhâf dan di-jar-kan. Contoh:
ِ‫ﻛﺘﺎ‬ !‫ ﺐ ﻟﻄﺎﻟ‬ĩ‫¦ﺧﺬ‬ “Saya telah mengambil
buku mahasiswa.”
3.Jika ada dua isim yang bergandingan yang pertama
ma’rifah dan yang keduanya nakirah dan tidak diawali oleh
fi’il, maka isim yang pertama berposisi sebagai mubtada’ dan
isim yang kedua sebagai khabar. Contoh:
,‫ﻧﻮُﻢ ﻟﻌﻠ‬
ٌ! “ Ilmu itu adalah cahaya.”
4.Sering sekali sulit membezakan antara hâl dan tamyîz
kerana keduanya sama-sama isim nakirah yang di-nashab-
kan. Tetapi biasanya hâl dalam bentuk sifat lagi nakirah yang
menerangkan keadaan pelaku atau objek ketika berlakunya
sebuah perbuatan. Contoh: “‫ “ﺻﺎﻓًﻴﺎ ›ﳌﺎ! ﺷﺮﺑﺖ‬Saya
telah meminum air jernih.” (kata “ ‫ ”ﺻﺎﻓﻴًﺎ‬adalah hâl)
Sementara tamyîz biasanya dalam bentuk isim zat yang
mengandungi makna “ْ‫ ”ﻦ ِ ﻣ‬untuk menjelaskan
keumuman kalimat sebelumnya. Contoh:
“‫ﻃﺎ‬ >‫ ”ﻧﻔﺴﺎ ﻤﺪ‬Pribadi si Muhammad itu baik.”
5.Isim-isim yang lima (‫ﺣﻢ‬, ‫ ﻓﻮ‬,¿¦ , ¦, dan pi)

153
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
a. Isim-isim ini di-rafa’-kan dengan huruf “p” dan di-
nashab-kan dengan huruf “‫ ”¦ﻟﻒ‬dan di-jar-kan
dengan tanda huruf “”, tetapi dengan syarat dia
dalam bentuk mufrad dan berposisi sebagai mudhâf
selain kepada yâ mutakallim. Contoh:
- ”‫“ ﺧﻮ¦ ›ﺟﺎ‬Telah datang saudaramu.”
- ”‫¦ﺑﺎ¦ ﻳﺖ‬, “Saya telah melihat ayahmu.”
- ‡‫ ﻣﺎ ﺑﺬ‬ĩ,‫“ ﻣﺮ‬Saya lewat dengan orang
yang punya harta.”
b. Jika tidak sebagai mudhâf maka di-i’rab dengah harkat.
:Contoh ‫ ﻛﻞ ﻋﺮ ّ ¦ ٌ¿ ﳉﻤﻴﻊ !ﻟﻌﺮ‬Arab orang “Setiap
itu bersaudara bagi semua etnis Arab.”
c Jika mudhâf kepada yâ’ mutakallim maka dia di-’irab
dengan harkat yang disembunyikan sebelum huruf
yâ’. Contoh: ‫“ ¦ ﻛﺮﱘ‬Bapa saya orang yang mulia”
(Kata “ ¦” adalah mubtada di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah yang disembunyikan pada
huruf yâ’, sementara huruf “” adalah dhamîr
bersambung di- binâ dan menempati posisi jar
sebagai mudhâf ilaih. Kata “‫ ”ﻛﺮﱘ‬adalah khabar di-
rafa’-kan dengan harkat dhummah).
d. Jika dibentuk menjadi mutsannâ atau jama’ maka
dilakukan Contoh i’rab mutsanna dan jama’. Contoh:

154
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

‫ ﻓﻀ ٍﻞ‬i !َp َ ‫!ﺧﻮﻳْﻚ‬ “Sesungguhnya ¦ ّi kedua -


saudaramu itu dua-duanya memiliki kelebihan.”
- ›‫¦ ﻵﺑﺎ! ﻠﺲ ﻊ‬ “Majelis kaum bapa telah
berkumpul.”
Berikut ini sekelumit penjelasan tentang isim-
isim yang lima:
- Kata “ ¦” asalnya adalah “ ‫( ”¦َﺑﻮ‬huruf bâ-nya
berharkat fathah sementara bentuk mutsanna-nya
adalah “i! ‫ ”¦َْﺑ ﻮ‬dan “‫ ”¦َْﺑ ﻮﻳْﻦ‬dan jama’-nya
adalah “›‫”ﺑﺎ‬. Kata “i!َ‫ ”!ﻮ ﻷﺑ‬maknaya adalah
ayah dan
ibu, dan kata “õ ‫ ”!ﻷُﺑﱠُ ﻮ‬merupakan bentuk
mashdar dari kata “ ُ ‫ ”!ﻷ‬Contoh “‫”!ﻟﻌﻤﻮﻣﺔ‬.
Sementara kata “ِ‫ ”ﺖ ﺑ¦ﻳﺎ‬dan “َ‫ ”ﺖ ﺑ¦ ﻳﺎ‬adalah
ungkapan panggilan yang mana huruf “ĩَ ”
menempati posisi huruf “”).
- Kata “¿¦” asalnya adalah “َ‫( ”¦ ﺧﻮ‬huruf khâ-
nya berharkat fathah sementara bentuk mutsanna-
nya adalah “i!َ‫ ”¦ ﺧﻮ‬dan “َ‫ ”¦ ﺧﻮﻳﻦ‬dan jama’-
nya adalah “›َ‫ ” ﺧﺎ‬Contoh halnya kata “›‫”ﺑﺎ‬.
Kadang juga jama’-nya dapat dibentuk
menjadi “i!‫ﺧ‬ َ ‫ ”¦ﻮ‬dan “õ‫”¦ﺧﻮ‬, tetapi biasanya
kata “i!َ‫ ”¦ﻮ ﺧ‬digunakan untuk rakan -rakan
, sementara kata “õ‫ ”¦ﺧﻮ‬digunakan untuk
puteri -puteri .

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


155

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- Kata “‫ ”ﺣﻢ‬asalnya adalah “‫( ” ﻮ‬huruf mim-nya

berharkat fathah sementara bentuk mutsanna-nya
adalah “i!
َ ‫ ” ﻮ‬dan “َ‫ ” ﻮﻳﻦ‬dan jama’-nya adalah
“›‫ ”¦ﺎ‬atau “õ‫ ”!ﳊﻤﺎ‬iaitu “mentua perempuan.”
-
Kata “‫ ”ﻓﻮ‬asalnya adalah “o ‫”ََﻓ ﻮ‬, kemudian
huruf ha’-nya dibuang, sementara bentuk
mutsannâ- nya adalah “! ‫ ”ََﻓ ﻮ‬dan “ ‫ ”ََﻓ ﻮ‬dan
jama’-nya adalah
!o“‫ْ ﻓ َﻮ‬.”¦
-
Kata “pi” asalnya adalah “pَ iَ” bererti
yang memiliki, kata ini hanya dapat menjadi
mudhâf kepada isim jenis. Contoh: “‡‫ ﻣﺎ‬piُ”.
Kata tidak
boleh menjadi mudhâf terhadap dhamîr atau sifat.
Sementara bentuk muannats-nya adalah “ĩ!
iَ” dan bentuk mutsannâ-nya adalah “!pَ iَ” dan
“piَ” untuk bentuk muzakkar-nya, dan “ ‫ًﺗﺎ‬pَ iَ”
dan “ ‫ﺗَﻲ‬pَ iَ” untuk muannats. Sementara jama’-
nya untuk lelaki
adalah “pَ iُ” ,“ppُ iُ” dan untuk
muannats-nya adalah “ĩ!piَ”.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


156

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

2‫*ﻟﻔﺼﻞ *ﻟﺜﺎ‬
‫*ﻹﺳﻢ *ﳌﺒ‬
BAHAGIAN KEDUA
ISIM MABNÎY

1.Isim mabnîy adalah yang tidak berubah-ubah harkat


akhirnya apapun posisinya di dalam kalimat.
2. Isim mabnîy yang demikian itu ada lapan :
! -
- ‫ﻟﻀﻤﺎﺋﺮ‬
,õ‫¦ﺎ› !ﻹﺷﺎ‬
! ›‫ ¦ﺎ‬-
- ‫ﳌﻮﺻﻮﻟﺔ‬
b‫¦ﺎ› !ﻟﺸﺮ‬
%‫ ¦ﺎ› !ﻹﺳﺘﻔﻬﺎ‬-
12 ! ‫ﻣ ﺎ ﻋﺪ‬ 19 ¦‡ 11 ‫ !ﻷﻋﺪ›! !ﳌﺮﻛﺒﺔ ﻣﻦ‬-
p‫ !ﻟﻈﺮ‬-
‡‫ ¦ﺎ› !ﻷﻓﻌﺎ‬-
3.Isim mabnîy yang demikian itu tidak boleh ber-tanwîn,
dan sebahagian besarnya menyerupai huruf. Isim mabnîy
harkat akhirnya hanya satu dan tidak berubah-ubah dari

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


157

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
fathah menjadi dhummah dari dhummah kepada kasrah.
- Diantara isim-isim yang di-binâ dengan harkat
,seperti: sukûn ‫ ﻛ ْﻢ‬- ‫ َﻣ ْﻦ‬- ‫ ¦ﻧﺎ‬-‫!ﻟﺬ‬
- Yang di-binâ dengan harkat fathah, seperti: -َ‫¦ﺖ ﻧ‬
i َ ‫َﺳﺮ َﻋﺎ‬ - ‫ﻛﻴ َﻒ‬ - ‫¦ﻳ َﻦ‬
- Yang di-binâ dengan harkat dhummah, seperti: -ُ‫ﻦ‬ i
‫ﺣﻴ ُﺚ‬
- Yang di-binâ dengan harkat kasrah, seperti: -o‫ﻫ ِﺬ‬
‫¦ﻣ ِ ﺲ‬ - › ‫ﻫﺆ ِﻻ‬.
4.Jika isim-isim mabnîy pada posisi rafa’, nashab dan jar,
maka bentuknya tetap (harkat akhirnya tidak berubah) akan
tetapi dia di-i’rab menempati posisi rafa’, nashab dan jar sesuai
dengan bentuk kalimatnya.

Penting diperhatikan!
Pada poin kedua telah disebutkan bahawa isim-isim
mabnîy selalu di-binâ. Sebaliknya ada beberapa tempat
tertentu jika posisi itu dimasuki oleh isim mu’rab maka dia
menjadi mabnîy. Iaitu:
a. Munâdâ yang berkategori sebagai alam mufrad atau
nakirah maqshûdah maka di-binâ rafa’. Contoh:
- ُ‫“ ﺪ ﻤ>ﻳﺎ‬Wahai Muhammad”
- ‫“ ﻳﺎﺑﺎﺋﻊ‬Wahai penjual”

158
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- ip‫ﻳﺎﺧﺎﻟﺪ‬ “Wahai yang semua yang bernama


si khalid”
b. Isim untuk “‫ ”ﻟﻠﺠﻨﺲ ﻟﻨﺎﻓﻴﺔ! ﻻ‬jika tidak
berperan sebagai mudfâf, maka di-binâ nashab.
Contoh:
‫ ¦ﺑﺎﷲ ﻻ‬õ‫ﻻﻗ َﻮ‬p ‡َ ‫ﻻﺣﻮ‬ “Tidak ada daya dan upaya
kecuali Allah.”
c. Beberapa kalimat iaitu: ‡pَ ¦ -ْ‫ﺑﻌﺪ‬- ‫ﻏ‬- ‫ﺴﺐ ﺣ‬
‫ – ﻗﺒﻞ‬ip› - semuanya dibina rafa’ jika mudhâf
ilaih-nya dibuang.

‫*ﻟﻀﻤ‬
Kata Ganti

1. Definisi dhamîr.
Iaitu isim mabnîy yang menûnjukkan makna orang
pertama, kedua dan ketiga. Dhamîr ada tiga macam:
a. ‫( !ﳌﻨﻔﺼﻠﺔ! ﻟﻀﻤﺎﺋﺮ‬Dhamîr terpisah/kata ganti
untuk orang). Iaitu yang tidak bersambung dengan
kata lain. Dhamîr ini ada dua macam:
i. Dhamîr rafa’ munfasilah iaitu yang dapat berposisi
sebagai mubtada’, khabar, fâ’il, atau nâib fâ’il, iaitu:
 Kata ganti untuk orang pertama: ُ‫ﻦ‬ i - ‫¦ﻧﺎ‬
 Kata ganti untuk orang kedua: ‫ﻧ‬ ‫َﺖ‬- ¦‫ِﺖ ﻧ‬- ¦‫¦ﻧﺘُﻤﺎ‬
‫¦ﻧﺘُ ﱠﻦ‬ – ‫ ¦ﻧﺘُﻢ‬.-

159
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
‫ﻫﻤﺎ‬
 Kata ganti untuk orang ketiga: ُ - ‫ ﻫﻲ‬- ‫ُﻫﻮ‬
‫ ُﻫﻢ – ُﻫ ّﻦ‬.- :Contoh
- ‫“ ¦ﻋﺮ ﻧﺎ‬Saya adalah orang Arab” (Kata
“‫ ”¦ﻧﺎ‬adalah dhamîr terpisah di-binâ
menempati posisi rafa’ sebagai mubtada’).
- %‫ﻗﺎ ﻫﻮ‬
َ “Dia telah berdiri” (Kata “‫ ”ﻫﻮ‬adalah
dhamîr terpisah, di-binâ menempati posisi
rafa’ sebagai fâ’il).
- ُ‫ ﻦ‬i ‫‡ ﻻ¦ ُﻳﻜﺎﻓﺄ‬ “Hanya kami yang
dikasi bonus” (Kata “ُ‫ ﻦ‬i” adalah dhamîr
terpisah, di-binâ menempati posisi rafa’
sebagai nâib fâ’il).
ii. Dhamîr nashab munfashilah iaitu yang dapat berposisi
sebagai maf ’ûlbih, iaitu:
 Kata ganti untuk orang pertama: ‫ّﻳﺎ‬ َ – ¦‫¦ّﻳﺎﻧﺎ‬
 Kata ganti untuk orang kedua: ‫ ”َ ّﻳﺎ‬- ¦‫” ﻳّﺎ‬ ِ - ¦‫¦ﻳّﺎﻛﻤﺎ‬
‫ ¦ﻳّﺎﻛ ْﻢ – ¦ّﻳﺎﻛ ّﻦ‬.-
 Kata ganti untuk orang ketiga: ‫ ّﻳﺎﻫُﺎ‬- ¦‫ ¦ﻫﻤﺎ ﻳّﺎ‬- o ‫¦ّﻳﺎ‬
‫ ¦ّﻳﺎ ُﻫﻢ – ¦ّﻳﺎ ُﻫ ّﻦ‬.- :Contoh ‫ﻳﺎ” ﻧﺴﺘﻌﲔ‬p¦ ‫¦ﻳّﺎ” ﻧﻌﺒﺪ‬
“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan
hanya kepada-Mu kami minta tolong.” (Kata
“” ‫ ”¦ّﻳﺎ‬adalah dhamîr terpisah, di-binâ
menempati posisi nashab sebagai maf ’ûlbih).

160
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

b. ‫( !ﳌﺘﺼﻠﺔ! ﻟﻀﻤﺎﺋﺮ‬dhamîr bersambung/kata ganti


kepu- nyaan).
Dhamîr bersambung ada tiga macam:
i. Dhamîr rafa’ bersambung, iaitu yang selalu
bersambung dengan fi’il atau dengan “iَ َ‫” ﻛﺎ‬
dan saudara-saudaranya. Dhamîr rafa’
bersambung iaitu:
 ‫( ﻟﻔﺎﻋﻞ! ›ﺗﺎ‬ta yang berperan sebagai fâ’il). Contoh:
‫›ﺳُﺘ ﱠﻦ‬, - - ‫›ﺳﺘُﻤﺎ‬, - ‫›ﺳ ِﺖ‬, - ‫›ﺳ َﺖ‬, - ‫›ﺳ ُﺖ‬,
 ‫( ﻧﺎ‬nâ berperan sebagai fâ’il). Contoh: ‫ﺳَﻨﺎ‬,›
 ‫( ¦ﻹﺛﻨﲔ! ﻟﻒ‬alif sebagai tanda kata
bermakna dua). Contoh: i‫ﺗﺪ‬,‫ – ﺳﺎ‬i- ‫ﻳﺪ‬,‫ﺳﺎ‬
‫› ﺳﺎ‬, ‫َﺳﺎ‬- ›,‫ﺳَﺘﺎ‬,›¦ -
 ‫ !ﳉﻤﺎﻋﺔ‬p!p (waw sebagai tanda kata bermakna
jama’). Contoh: !‫ﺳﻮ‬,›¦ -i‫!ﺳﻮ‬- ‫ﻳﺪ‬,‫ﺳﻮ‬,›
 ‫( ﳌﺨﺎﻃﺒﺔ! ﻳﺎ‬ya tanda ungkapan untuk
perempuan). Contoh: ‫ﺗﺪ‬,‫ﺳﲔ‬- ¦›,‫ﺳﻲ‬
Dhamîr rafa’ bersambung di atas terkadang:
 Bersambung dengan fi’il, dia di-binâ dan
menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il. Contoh:
- َ‫ !ﻒ ﻟﺼﺤ‬ĩُ ¦‫ﻗﺮ‬ “Saya telah membaca beberapa
akhbar” (Kata “¦‫ ”ﻗﺮ‬adalah fi’il mâdhi,
sementara huruf “ĩُ ”-nya adalah dhamîr

161
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
bersambung mabnîy dengan harkat dhummah
menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il.
- i!‫ﻳﺴ‬ i!,‫!ﻟﻘﻄﺎ‬ “Kedua Karetapi itu
sedang berjalan”. (Kata “i!‫ ”ﻳﺴ‬adalah fi’il
mudhâri’ di-rafa’-kan dengan huruf nûn,
sementara alif-nya adalah dhamîr
bersambung sebagai fâ’il.)
- َ‫ ﻦ ْﺤ ﳒ‬ĩ‫!ﻟﻄﺎﻟﺒﺎ‬ “Para mahasiswi itu
sudah berjaya” (Kata “َ‫ ”ﻦ ْﺤ ﳒ‬adalah fi’il
mâdhi dan huruf nûn adalah dhamîr
bersambung di-binâ dengan harkat fathah
menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il.)

Atau bersambung dengan “iَ ‫ ”ﻛﺎ‬dan
saudara- saudaranya, dia di-binâ dan
menempati posisi rafa’ sebagai isim “i‫”ﻛﺎ‬.
Contoh:
‫ُﻛْﻨﺘُ ْﻢ َﺧﻴَْ ﺮ ¦ﱠُ ٍﻣ ﺔ ¦ُ ْ ِﺧ ﺮ َﺟ ْﺖ ِﻟﻠﻨﱠﺎ‬ adalah “Kamu
- ,ِ
umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia” (Kata “ُْ‫ ” ﻢ ُﻛْﻨﺘ‬adalah fi’il
mâdhi nâqish dan huruf tâ-nya adalah
dhamîr
bersambung di-binâ dengan harkat dhummah
menempati posisi rafa’ sebagai isim “iَ
‫”ﻛﺎ‬. Kata “َ‫ﺧَْﻴ ﺮ‬ ” adalah khabar “iَ ‫”ﻛﺎ‬
di-nashab-
kan dengan harkat fathah.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


162

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’. 
- õ‫!ﺣﺪ‬p !‫ﻳﺪ !ﻛﻮﻧﻮ‬ “Jadilah kamu umat
yang bersatu” (Kata “!‫ ”ﻛﻮﻧﻮ‬adalah fi’il
amar dan huruf waw-nya adalah dhamîr
bersambung menempati posisi rafa’
sebagai isim “iَ ‫”ﻛﺎ‬. Kata “!‫ ”ﻳﺪ‬adalah
khabar “iَ ‫ ”ﻛﺎ‬di-nashab- kan dengan
harkat fathah.
ii. Dhamîr nashab bersambung, iaitu yang bersambung
dengan fi’il atau dengan “iّ ¦” dan saudara-
saudaranya. Iaitu:
- ‫ﳌﺘﻜﻠﻢ! ›ﻳﺎ‬ (Kata ganti kepunyaan untuk
saya). Contoh: 2‫“ ﺷﻜﺮ‬Dia telah berterima kasih
kepada saya”
‫ ” !ﳌﺨﺎﻃﺐ‬Kata( orang untuk kepunyaan ganti
‫ ﺷﻜﺮ ُﻛﻢ‬- ‫” ﺷﻜﺮ ُﻛﻤﺎ‬-ِ ‫” ﺷﻜﺮ‬-َ ‫ ﺷﻜﺮ‬-
‫ﺷﻜﺮ ُﻛ ّﻦ‬. .)Contoh: kedua
- ‫( ﻟﻐﺎﺋﺐ! ›ﻫﺎ‬Kata ganti kepunyaan untuk
orang ketiga). Contoh: ّ‫ﺷﻜﺮﻫﺎ‬- ‫ ﻦ ﺷﻜﺮﻫ‬-o‫ﺷﻜﺮ‬.
Dhamîr nashab bersambung tersebut terkadang:
 Bersambung dengan fi’il dia di-binâ menempati
posisi nashab sebagai maf ’ûlbih.
- op‫ﺣﺎﺻﺮ‬p p‫ﻟﻌﺪ! ﻮ‬i ›‫ﺗﻘﺪ‬% !‫ﳉﻨﻮ‬ “Para
pasukan bergerak ke arah lawan dan
menyerangnya” (Kata “‫ ”ﺣﺎﺻﺮ‬adalah fi’il
mâdhi mabnîy, huruf “p” dalah dhamîr
bersambung menempati

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


163

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
posisi rafa’ sebagai fâ’il. Sementara “‫ ”ﻫﺎ‬adalah
dhamîr bersambung menempati posisi nashab
sebagai maf ’ûlbih.
- ִ‫!דﱡ ﺰﻧﺎ ﻟﻮﻃﻨﻴﺔ! ﻷﻧﺎﺷﻴﺪ‬ “Muzik -muzik
nasyid di tanah air dapat mengguah kami”
(Kata “ִ‫ ”דﱡ ﺰ‬adalah fi’il mudhâri’ di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah, sementara fâ’il-nya
adalah dhamîr tersembunyi iaitu “‫ ”ﻫﻲ‬dan “‫”ﻧﺎ‬
adalah dhamîr bersambung di-binâ dengan
harkat sukûn menempati posisi nashab sebagai
maf ’ûlbih).

Atau bersambung dengan “iّ ¦” atau
saudara- saudaranya, maka dalam hal ini dia
menempati posisi nashab sebagai isim “iّ ¦”.
Contoh: ›‫“ ¦ﻣﻮﺟ ٌﻮ ﻧﻪ‬Sesungguhnya dia ada”
(Kata “iّ ¦” adalah huruf penegas dan me-
nashab- kan, huruf “‫ ”ﻫﺎ‬adalah dhamir
bersambung di-binâ dengan harkat sukûn
menempati posisi nashab
sebagai maf ’ûlbih. Dan kata “›ٌ‫ ”ﻣﻮﺟﻮ‬adalah
khabar “iّ ¦” di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah).
iii.Dhamîr jar bersambung, biasanya bersambung
dengan isim dan huruf jar. Iaitu:
- Huruf “” yang menûnjukkan orang pertama
tunggal/mufrad. Contoh: ‫“ ﻛﺘﺎ‬Buku saya”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


164

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- Huruf “‫”ﻧﺎ‬yang menûnjukkan orang pertama


jama’. Contoh: ‫“ ﻛﺘﺎﺑﻨﺎ‬Buku kami”
- Huruf “””yang menûnjukkan orang kedua.
Contoh: ّ-َ ‫ﻚ ﻛﺘﺎﺑ‬-ِ ‫ﻛﺘﺎﺑﻜﻤﺎ‬- ‫ﻛﺘﺎﺑﻜﻢ‬- ‫ﻦ ﻛﺘﺎﺑﻜ‬
‫ﻚ ﻛﺘﺎﺑ‬ Dhamîr jar tersebut terkadang bersambung
dengan:
- Isim, dalam hal ini dia mabnîy menempati posisi jar
sebagai mudhâf ilahi.
oُ‫“ !ﺪُ ﺋ!ﻓﻮ ﻟﻪ ﻟﻌﻠﻢ‬Baginya ilmu itu
Contoh:
adalah faedahnya”. (Huruf “oُ” pada kata “oُ!‫ُﺪ ﺋ‬
‫ ”ﻓﻮ‬adalah dhamîr bersambung di-binâ dengan
harkat dhummah menempati posisi jâr sebagai
mudhâf ilahi.
- Huruf jar, dia tetap mabnîy pada posisi jar.
:Contoh ‫ !ﻟﻘﻠﻢ ﻣﻨ َﻚ‬ĩ‫ ¦ﺧﺬ‬telah “Saya
mengambil pen dari mu”. (kata “‫ ”ﻣﻦ‬dalah huruf
jar, dan “”َ ” adalah dhamîr di-binâ dengan
harkat fathah pada posisi jar.

c. Dhamîr mustatîr (tersembunyi)


Iaitu dhamîr yang tidak tertulis ketika diucapkan.
Dhamîr mustatîr ada dua macam:
i. Dhamîr yang wajib tersembunyi, iaitu terdapat
pada:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


165

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- Fi’il Amar (kalimat perintah) untuk orang
kedua. Contoh: “ْ‫( ”¦ﺐ ﻛﺘ‬kata “ْ‫ ”¦ﺐ ﻛﺘ‬adalah
fi’il amar di-binâ dengan harkat sukûn sementara
fâ’il-nya dhamîr yang harus tersembunyi iaitu “‫ﻧ‬
‫”¦ﺖ‬. Dhamîr ini tidak boleh dituliskan, jika
dituliskan seperti “َ‫ ”¦ﺖ ﻧ¦ ْﺐ ﻛﺘ‬maka huruf
“َ‫”¦ﺖ ﻧ‬menjadi penegas/penguat terhadap
dhamîr).
- Fi’il Mudhâri’ yang bermula dengan huruf tâ,
hamzah dan nûn. Contoh:
- ‫“ ﺗﺸﻜُ ﺮ‬Kamu berterima kasih” (kata “‫ﺗﺸ ُﻜ‬
‫ ”ﺮ‬adalah fi’il mudhâri’ di-rafa’-kan dengan
harkat
dhummah sementara fâ’il-nya adalah harus
tersembunyi iaitu “َ‫)”¦ﺖ ﻧ‬
- ُ‫!ﻖ ﻓ‬p¦ “Saya sepakat” (kata “ُ‫!ﻖ ﻓ‬p¦”
adalah fi’il mudhâri’ di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah
sementara fâ’il-nya adalah harus tersembunyi
iaitu “‫)”¦ﻧﺎ‬.
- ُ‫ﺐ ﻧﻜﺘ‬ “Kami sedang menulis” (kata “ُ‫ﻧﻜﺘ‬ ‫”ﺐ‬
adalah fi’il mudhâri’ di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah sementara fâ’il-nya adalah harus
tersembunyi iaitu “ُ‫ ﻦ‬i”).
ii. Dhamîr yang boleh tersembunyi dan boleh
tidak, iaitu setiap fi’il mâdhi dan mudhâri’ yang

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


166

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

mengandungi makna orang ketiga, baik untuk


lelaki mahupun perempuan. Contoh:
- %‫“ !ﻗﺎ ﻟﺮﺟﻞ‬Lelaki itu telah berdiri” (Kata “%
‫ ”ﻗﺎ‬adalah fi’il mâdhi di-binâ dengan baris fathah,
fâ’il- nya adalah dhamîr yang boleh
disembunyikan iaitu “‫)”ﻫﻮ‬.
- ẽ‫!ﺗﺸﺮ ﻟﺸﻤﺲ‬ “Matahari itu sedang terbit”
(Kata “ẽ‫”ﺗﺸﺮ‬ adalah fi’il mudhâri’ di-rafa’kan
dengan baris dhummah, fâ’il-nya adalah dhamîr
yang boleh disembunyikan iaitu “‫)”ﻫﻲ‬.

Penting diperhatikan !
Sering dijumpai bahawa isim “i‫ ”ﻛﺎ‬dan
saudara- saudaranya adalah dhamîr tersembunyi, khususnya
kalimat yang bermula dengan mubtada’ dan diiringi
dengan “i‫ ”ﻛﺎ‬atau saudara-saudaranya. Contoh: “‫ﺳﻬﻼ‬
‫ﻟﻨﺠﺎ‬, ‫( ”!ﻟﻴﺲ‬Kejayaan itu tidaklah mudah). Kata “,‫ﻟﻨ‬
‫ ”!ﺠﺎ‬berposisi sebagai mubtada’ di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah, kata “‫ ”ﻟﻴﺲ‬adalah fi’il mâdhi nâqish sebagai
bahagian dari saudara- saudara “i‫ ”ﻛﺎ‬di-binâ dengan
harkat fathah, sementara isim-nya adalah dhamîr
tersembunyi iaitu “‫”ﻫﻮ‬, kata “‫ ”ﺳﻬﻼ‬berposisi sebagai
khabar di-nashab-kan, gabungan dari fi’il nâqish, isim dan
khabar-nya menempati posisi rafa’ sebagai khabar untuk kata
“,‫”!ﻟﻨﺠﺎ‬.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


167

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
2. Menegaskan dhamîr
a. Jika ingin memberikan penegasan terhadap dhamîr
terpisah, maka lafaz nya diulang. Contoh:
- ‫ﻟﻐﻔﻮ! ﻫﻮ ﻫﻮ‬, !‫ﻟﺮﺣﻴﻢ‬ “Dia-dialah yang maha
pengampun dan mengasihani.”
- ‫¦ﻧﺴﺘﻌﲔ ”ﻳﺎ¦ ”ﻳﺎ‬ “Hanya kepada-Mu hanya
kepada- Mu kami minta tolong.”
b. Adapun dhamîr bersambung dan yang tersembunyi,
jika ingin diberikan penegasan maka dimasukkan
dhamir rafa’ terpisah. Contoh:
- ‫ﺟﺐ!ﺑﺎﻟﻮ ﻗﻤﺖ‬ menjadi ‫ﺟﺐ!ﺑﺎﻟﻮ ﻧﺎ¦ ﻗﻤﺖ‬
“Saya, saya telah melaksanakan kewajipan.”
‫ ¦ﻓﺘ ِﺢ‬õ menjadi‫¦ﻓﺘ ِﺢ ¦ﻧﺖ !ﻟﻨﺎﻓﺬ‬ pintu “Bukalah
”.õ - itu‫!ﻟﻨﺎﻓﺬ‬
c. Jika ingin memberikan penegasan terhadap dhamîr
rafa’ bersambung atau tersembunyi dengan kata “‫ﻧ‬
‫ ”ﻔﺲ‬atau kata “‫”ﻋﲔ‬, maka harus ada sebelumnya
dhamîr rafa’ terpisah. Contoh:
- ‫ﺟﺐ!ﺑﺎﻟﻮ ﻧﻔﺴﻲ ﻧﺎ¦ ﻗﻤﺖ‬ “Saya, saya sendiri telah
melaksanakan kewajipan.”
- õ‫¦ﻓﺘ ِﺢ ¦ﻧﺖ ﻋﻴﻨﻚ !ﻟﻨﺎﻓﺬ‬ itu.” pintu “Bukalah
d. Jika ingin memberikan penegasan terhadap
dhamîr rafa’ bersambung atau tersembunyi dengan

168
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’. 
kata “ّ‫“ﻛﻼ‬, ”‫“ﻛﻠﺘﺎ‬, ”‫ ”ﻞ ﻛ‬dan “‫” ﻴﻊ‬, maka
tidak diharuskan ada dhamîr terpisah. Contoh:
- ‫ﺎ‬a‫! ﺗﻜﻠﻤﺘﺎ ﻛﻠﺘﺎ‬ĩ‫ﻟﺴﻴﺪ‬p! ‫ﺎ‬a‫ ﺣﻀﺮ! ﻛﻼ‬i‫!ﻟﺮﺟﻼ‬
“Masing-masing lelaki itu telah datang dan
masing-masing ibu-ibu itu telah bercakap.”
- ‫! !ﻟﻄﺒﻴﻌﺔ‬,‫ ﻛﻠﻬﻢ ) ﻴﻌﻬﻢ( !ﻛﺘﺸﺎ ¦ﺳﺮ‬i‫ﻟﻮ‬p‫!ﻟﻌﻠﻤﺎ› ﺎ‬
“Seluruh para ulama cuba membuka rahsia alam
jagat raya.”

3. ‘Athaf kepada dhamîr


a. Boleh mengikutkan dhamîr bersambung kepada
dhamîr tidak bersambug. Contoh:
- ¦‫  !ﻟﺮ‬i‫¦ﻣﺘﻔﻘﺎ ﻧﺖ‬p ‫¦ﻧﺎ‬ “Saya dan kamu
satu idea.”
- s‫ !ﻹﺟﺘﻤﺎ‬i!‫ﺳﺘﺤﻀﺮ ﻫﻮ‬p ‫¦ﻧﺖ‬ “Kamu dan dia
akan menghadiri pertemuan itu.”
b. Boleh meng-‘athaf’kan isim zhahir terhadap dhamîr
terpisah. Contoh: i‫ﻮ‬a‫ﻣﺘﻔﺎ ﻢ‬B!‫ﺟﺮ‬p ‫“ ﻫﻮ‬Mereka
dan kiranya saling memahami.”
c. Jika ingin meng-‘athaf-kan isim zhahir terhadap dhamîr
rafa’ bersambung atau dengan dhamîr tersembunyi,
maka harus ada pembatas antara keduanya.
Contoh: ‫ !ﻟﻐﺮﻳﻖ‬i‫ﻹﻧﻘﺎ ﺻﺪﻳﻘﻰ‬p ‫ﺷﺮﻋﺖ‬ ¦‫ﻧﺎ‬
“Saya dan rakan saya bergegas
menyelamatkan orang

169
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
tenggelam)
d. Jika ingin meng-‘athaf-kan isim zhahir terhadap dhamîr
nashab bersambung, maka boleh dilakukan tanpa ada
pembatas. Contoh: “‫ !ﻟﻄﺮﻳﻖ‬ip‫ ﻳﻌ‬o›‫¦ﺻﺪﻗﺎ‬p ‫ﻳﺘﻪ‬
¦,” (Saya telah melihatnya dan temannya
mengenalpasti metod). Contoh:
- ‫ﺑﺄﺧﻴﻪ‬p ‫ ﺑﻪ‬ĩ,‫”ﻣﺮ‬ (Saya dan saudaranya
telah lewat).
- ‫ﻣﻊ ﻣﻴﻠﻪ‬p ‫”ﺖ ﲢﺪﺛُ ﻣﻌﻪ‬ (Saya bersama dia dan
saudaranya telah bercakap).

Beberapa hal penting terkait tengan dhamîr


1. Dhamîr “‫ !ﳉﻤﺎﻋﺔ‬p!p” ,“ّ‫ ْ“ﻢ ُﻫ‬, ” ‫ ” ﻦ ُﻫ‬dan
“õ‫ !ﻟﻨﺴﻮ‬i‫ ”ﻧﻮ‬hanya digunakan untuk menunjukan
jama’ khusus untuk manusia.
Sementara dhamîr “‫ ”ﻫﻲ‬dapat digunakan untuk
jama’ selain manusia disamping menambah ta ta’nîts
pada fi’il-nya. Contoh:
ẽ‫ﻫﻲ ﲢﻠﻖ ﻓﻮ‬ĩ! p‫ﻓﻌ ْﺖ !ﻟﻄﺎﺋﺮ‬,! “Kapal itu lepas
‫!ﻟﺴﺤﺎ‬
landas dan dia melaju di atas awan.”
2. Jika yâ mutakallim bersambung dengan fi’il maka
harus dipisahkan dengan huruf “‫ !ﻟﻮﻗﺎﻳﺔ‬i‫”ﻧﻮ‬
yang bererti “menjaga.” Disebut “menjaga” kerana
dia menjaga fi’il tidak berharkat kasrah. Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


170

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

‫ﻧ‬p‫ – ﻳﺸﻜﺮ‬2p‫ – ﺷﻜﺮ‬2‫ – !ﺷﻜ ْﺮ‬2‫ – ﻳﺸ ُﻜ ﺮ‬2‫ﺷﻜَ ﺮ‬


.2p‫– !ﺷﻜﺮ‬
- Jika ya mutakallim bersambung dengan huruf
“iّ ¦” atau salah satu saudara-saudaranya,
maka boleh dibatasi dengan “‫ !ﻟﻮﻗﺎﻳﺔ‬i‫ ”ﻧﻮ‬dan itu
banyak didapati pada kata “‫”ﻟﻴﺖ‬. Contoh:
‫ﳒﺢ¦ ﻟﻴﺘ‬p ‫¦ﻣﺘﻔﺎﺋﻞ ﻧ‬ “Sesungguhnya saya
orang yang aktif, dan semoga saya berjaya.”
- Jika ya mutakallim bersambung dengan dua huruf
jar (“‫ ”ﻣﻦ‬dan “‫ )”ﻋﻦ‬maka harus dibatasi dengan
“‫ !ﻟﻮﻗﺎﻳﺔ‬i‫”ﻧﻮ‬. Contoh: ‫ﻋﻨﻲ‬‫ ﱢ‬i‫ﳊﺰ! ﻫﺐ‬i ‫ﻣﻨﱢﻲ‬
‫“ ﻗﺘﺮ¦ ﳌﺎ‬Ketika dia dekat kepada saya, maka
hilanglah kesedihan saya.”
3. Jika ada dua dhamîr menempel kepada sebuah fi’il
aktif, maka dhamîr pertama selalu berada pada posisi
rafa’ sebagai fâ’il, sementara dhamîr kedua pada posisi
nashab sebagai maf ’ûlbih. Contoh: ‫“ ﻗﺎﺑﻠﺘُﻪ‬Saya telah
menemuinya” (Huruf ta adalah dhamîr bersambung
di-binâ dengan harkat dhummah pada posisi rafa’
sebagai fâ’il, dan huruf “oُ” juga dhamîr bersambung
di-binâ dengan harkat dhummah pada posisi nashab
sebagai maf ’ûlbih).
4. Jika yâ mutakallim, kâf mukhâtab, atau hâ kata ganti
untuk orang ketiga bersambung dengan fi’il maka

171
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
semuanya selalu pada posisi nashab sebagai maf ’ûlbih.
Disisi lain jika dhamir-dhamir ini bersambung dengan
isim maka selalu pada posisi jar sebagai mudhâf ilaih.
Contoh:
َ‫ ّﺳ ﺮ‬2 ‫“ ﻚ ﳒﺎﺣ‬Saya gembira atas kejayaanmu”
(Kata “ ‫ﺳ ﺮ‬
ّ ” adalah fi’il mâdhi di-binâ dengan harkat
fathah, dan huruf “i‫”ﻧﻮ‬-nya disebut “‫ !ﻟﻮﻗﺎﻳﺔ‬i‫”ﻧﻮ‬,
sementara
“”-nya adalah dhamîr bersambung yang di-binâ,
dia berada pada posisi nashab sebagai maf ’ûlbih. Kata
“,‫ ”ﳒﺎ‬berjawatan sebagai fâ’il di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah dan “”” adalah dhamîr bersambung
di-binâ dengan harkat fathah pada posisi jar sebagai
mudâf ilaih.

3‫!ﺳﻢ *ﻹﺷﺎ‬
Kata Tunjuk

õ,‫¦ﻹﺷﺎ! ﺳﻢ‬
(kata tunjuk) adalah isim yang di-binâ
dan menûnjukkan makna yang jelas, yang demikian itu
iaitu:
- !i untuk kata bermakna tunggal/mufrad (lelaki.)
- i!i untuk kata bermakna dua (lelaki.)
- ›‫ﻻ‬p¦ untuk kata bermakna jama’ (lelaki.)
- ‫ ﺗﻪ‬- oi – i untuk kata bermakna
tunggal/mufrad (perempuan.)

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


172

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- i‫ ﺗﺎ‬untuk kata bermakna dua (perempuan.)


- ‫ ﻫﻨﺎ‬untuk keterangan tempat
Jika ingin menûnjuk tempat yang dekat atau secara
umum maka dapat ditembah huruf “‫ ”ﻫـ‬sebelum isim
isyarah yang kemudian disebut “‫ ”ﻟﺘﻨﺒﻴﻪ! ﻫﺎ‬dengan
demikian bentuk isim isyarah menjadi:
- !‫ ﻫﺬ‬untuk kata bermakna tunggal/mufrad (lelaki.)
- i!‫ ﻫﺬ‬untuk kata bermakna dua (lelaki.)
- ›‫ﻻ‬p‫ ﻫﺄ‬untuk kata bermakna jama’ (lelaki.)
- o‫ ﻫﺬ‬untuk kata bermakna tunggal/mufrad (perem-
puan.)
- i‫ ﻫﺎﺗﺎ‬untuk kata bermakna dua (perempuan.)
- ‫ ﻫﺎﻫﻨﺎ‬atau ‫ ﻫﻬﻨﺎ‬untuk keterangan tempat
Jika ingin menunjuk tempat yang jauh, maka huruf
“”” atau huruf “”” dan “‫ ”ﻟـ‬di akhir isim isyârah. Huruf
“”” adalah huruf khitab dan tidak memiliki jawatan i’rab.
Sehingga isim isyarah tersebut menjadi:
- ”!i dan ‫ﻟﻚ‬i untuk kata bermakna
tunggal/mufrad (lelaki.)
- ‫ﺗﻠﻚ‬ untuk kata bermakna tunggal/mufrad
(perem- puan.)
- ‫!ﻧﻚ‬i dan ‫ﺗﺎﻧﻚ‬ untuk kata bermakna dua
(perempuan.)

173
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis 
- ‫ﻻﺋﻚ‬p¦ untuk kata bermakna jama’ (lelaki atau
perempuan.)
- ”‫ﻫﻨﺎ‬ atau ‫ﻫﻨﺎﻟﻚ‬ untuk keterangan tempat
yang jauh.
Semua isim isyârah adalah mabnîy (kecuali “i!‫”ﻫﺬ‬
dan “i‫ ”ﻫﺎﺗﺎ‬keduanya di-i’rab mutsannâ). Dengan demikian
tidak ada perubahan baris akhirnya. Semuanya hanya
menempati posisi rafa’, nashab atau jar sesuai dengan
jawatannya di dalam kalimat. Contoh:
‫ﻣﺪ‬
ّ ,‫ﻟﻌﺮﺑﻴ ﺔ! ﻟﻠ ِﻐ ﺔ! ﺳُ ﺔ‬
ِ o‫“ ﻫﺬ‬Ini guru bahasa Arab”
(Kata “o‫ ”ﻫﺬ‬adalah isim syârah di-binâ dengan harkat
kasrah mehempati
posisi rafa’ sebagai mubtada’. Kata “‫ﻣﺪ‬
ّ ,‫ ” ُﺳ ﺔ‬sebabagi khabar
mubtada’ di-rafa’-kan dengan harkat dhummah. Kata “ ‫ﻟﻠ ِﻐ ﺔ‬
!”
berjawatan sebagai mudhâf ilaih yang di-jar-kan dengan
harkat kasrah, sementara kata “ ‫ﻟﻌﺮﺑﻴ ﺔ‬ِ !” menjadi na’at
(mengikut) kepada kata “ ‫ ”!ﻟﻠ ِﻐ ﺔ‬di-jar-kan dengan harkat
kasrah.”
Jika ada kata yang ber “‫ ”!ﻟـ‬selepas isim isyârah, maka
kata yang demikian itu berjawatan sebagai badal dan
kemudian mengikuti i’rab isim isyârah. Contoh:
- ‫ﺘﻬﺪ ﻟﻄﺎﻟﺐ! !ﻫﺬ‬ “Pelajar ini rajin” (Kata “!‫”ﻫﺬ‬
adalah isim isyârah di-binâ dengan harkat sukûn
menempati posisi rafa’ sebagai mubtada’. Kata “‫ﻟﻄﺎﻟ‬
‫”!ﺐ‬ berjawatan sebagai badal di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah. Sementara kata “‫”ﺘﻬﺪ‬
berjawatan sebagai khabar

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


174

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

yang di-rafa’-kan dengan harkat dhummah).


- ‫ ﻟﻘﺼﺘﲔ! ﻫﺎﺗﲔ‬ĩ¦‫“ ﻗﺮ‬Saya telah membaca dua
kisah itu” (Kata “ĩ¦‫ ”ﻗﺮ‬adalah fi’il mâdhi di-binâ
dengan harkat sukûn, semetnara “ĩ” adalah dhamîr
di-binâ dengan harkat dhummah menempati posisi
rafa’ sebaga fâ’il. Kata “‫ ”ﻫﺎﺗﲔ‬adalah isim isyârah
berjawatan sebagai maf ’ûlbih dengan tanda nashab
huruf yâ kerana mutsannâ dan kata “‫”!ﻟﻘﺼﺘﲔ‬
berjawatan sebagai badal untuk isim isyârah dengan
tanda nashab huruf yâ juga).

Penting diperhatikan !
a. Untuk menûnjuk objek yang banyak tetapi selain
manusia maka yang digunakan adalah kata “o‫”ﻫﺬ‬
atau “‫”ﺗﻠﻚ‬. Dan jarang sekali menggunakan “›‫”ﻫﺆﻻ‬
atau “‫ﻟﺌﻚ‬p¦”. Contoh: ‫ﻳﻦ›ﳌﻴﺎ! ﺗﻠﻚ‬p ‫ﳌﺒﺎ‬2 ‫!ﻋﺎﻟﻴﺔ‬
o‫“ ﻫﺬ ﻓﺴﻴﺤﺔ‬Bangunan ini sangat tinggi dan
bandar/ kota-bandar/kota itu kotor”
b. Jika isim isyârah bersambung dengan “”” sementara
ada kata selepasnya, maka huruf “”” tersebut harus
menyesuaikan dengan kata yang selepasnya baik
di segi mufrad, mutsannâ dan jama’. Contoh:
- ‫ﻟﻜﺘﺎ! ﻟﻚ‬ ‫ﻤﺪ>ﻳﺎ ﻣﻔﻴﺪ‬i “Buku itu berguna
wahai Muhammad”

175
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
‫ﻣﻔﻴﺪ ﻳﺎﺻﺪﻳﻘﻲ‬ ‫ﻟﻜﻤﺎ !ﻟﻜﺘﺎ‬berguna itu “Buku i
ku” rakan kedua wahai -
- ›‫ﺻﺪﻗﺎ¦ﻳﺎ ﻣﻔﻴﺪ ﻟﻜﺘﺎ! ﻟﻜﻢ‬i “Buku itu berguna
wahai rakan -rakan ”
‫ﻟﻜﻦ !ﻟﻜﺘﺎ ﻣﻔﻴﺪ‬wahai berguna itu “Buku i
”ĩ! - Ibu-ibu‫ﻳﺎﺳﻴﺪ‬
c. Huruf “”” dengan makna “seperti” juga dapat
masuk kepada isim isyârah (!i) sehingga
disebut
‫ﻋﻠﻤ ُﺖ‬
‫ﻋًﻠﻴ‬
!“‫ﻛﺬ‬.” :Contoh !‫ ﻛﺬ‬o‫ﻋﻠﻤ ُﺖ ¦ﺧﺎ‬p ‫ّﺎ ﻓﺎﺿﻼ‬
“Saya sudah tahu si Ali adalah orang yang mulia dan
saya juga tahu bahawa saudaranya seperti itu juga.”
d. Huruf “‫ ”ﻫﺎ‬juga boleh masuk pada isim isyârah.
Contoh:
َ‫ِ“ ¦ﻚ ُﺷ ﻋﺮ !ﻫﻜﺬ‬Apakah seperti ini singgasanamu?”
e. Banyak didapati bahawa pada akhir isim isyârah ada
‫ﻋﻠﻤ ُﺖ‬
‫ﻋﻠﻴ‬
Contoh: “””. dan “‡” huruf ‫ُﺖ‬ ‫ﻋﻠﻤ‬p ‫ّﺎ ﻓﺎﺿﻼ‬
!‫ ﻛﺬ‬o‫¦ﺧﺎ‬ “Saya sudah tahu si Ali adalah orang yang
mulia dan saya juga tahu bahawa saudaranya seperti
itu juga.”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


176

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

‫*ﻹﺳﻢ *ﳌﻮﺻﻮ‬
Kata sambung

Iaitu isim mabnîy yang menûnjukkan makna yang jelas


dengan adanya kalimat berikutnya yang kemudian disebut
dengan shilat maushûl.
Isim-isim maushûl itu sendiri adalah:
- ‫!ﻟﺬ‬ digunakan untuk kata tunggal/mufrad lelaki.
Contoh: ‫“ ﳒﺢ ﻟﺬ! ﺣﻀﺮ‬Telah datang yang
telah berjaya.”
- ‫!ﻟ‬ digunakan untuk kata tunggal/mufrad
perempuan. Contoh: ‫ﺗﻔﻮﻗﺖ ﻟ! ﻟﻄﺎﻟﺒﺔ! ﻛﻮﻓﺌﺖ‬
“Mahasiswa yang berjaya telah diberi beasiswa.”
- i!‫!ﻟﻠﺬ‬ digunakan untuk kata yang bermakna
dua (lelaki) Contoh: ẽ‫ ¦ﺑﺎﻟﻔﻨﺪ ﻗﺎﻣﺎ‬i!‫ﻟﺬ! ﺳﺎﻓﺮ‬
“Telah pergi dua orang yang menginap dihotel
itu.”
- i‫!ﻟﻠﺘﺎ‬ digunakan untuk kata yang bermakna dua
(perempuan). Contoh: ‫ﳊﻀﻮ! ﻋﻠﻰ ﻇﺒﺘﺎ‬, ‫!ﳒﺤﺘﺎ‬p
i‫“ !ﻟﻠﺘﺎ‬Dua orang yang selalu hadir itu telah
berjaya.”
- ‫!ﻟﺬﻳﻦ‬ digunakan untuk kata yang bermakna
jama’ (lelaki) yang berakal (manusia) Contoh: !‫ﻟﺬﻳﻦ‬
‫ﺣﺐ¦ﻻ ﻢ‬ø‫ ﺑﺄﻋﻤﺎ‬i‫“ ﻳﺘﺒﺎﻫﻮ‬Saya tidak suka kepada
mereka yang melalaikan pekerjaannya.”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


177

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- ‫!ﻟﻼﺗﻰ‬ dan ‫ !ﻟﻼﺋﻲ‬gunakan untuk kata yang
bermakna jama’ (perempuan). Contoh: ‫ !ﻟﻼﺗﻰ‬ĩ!
‫“ ﻟﺴﻴﺪ! ﺣﺴﻨﺖ¦ ﺗﻜﻠﻤﻦ‬Ibu yang sedang bercakap itu
sudah berbuat baik.”
- ‫َﻣ ْ ﻦ‬ digunakan untuk objek manusia, baik lelaki
mahupun perempuan, tunggal/mufrad, dual/
muannas atau plural/jamak. Contoh:
- %‫ﺟﺎ› ﻣ ﻗﺎ‬
َ “Telah tiba orang (lelaki) yang telah
‫ْﻦ‬
berdiri.”
‫ َﻣ ْﻦ‬ĩ›‫ﺟﺎ‬ “Telah tiba orang (perempuan) yang
- ‫ﻗﺎﻣﺖ‬
telah berdiri.”
‫ﺟ ﺎ › َﻣ ْ ﻦ‬ “Telah tiba dua orang (lelaki) yang telah
- ‫ﻗﺎﻣﺎ‬
berdiri.”
- ‫ ﻣ ﻗﺎﻣﺘﺎ‬ĩ›‫ﺟﺎ‬
َ “Telah tiba dua orang (perempuan)
‫ْﻦ‬
yang telah berdiri.”
- !‫ﺟﺎ› ﻣ ﻗﺎﻣﻮ‬
َ “Telah tiba mereka orang (lelaki) yang
‫ْﻦ‬
telah berdiri.”
‫ َﻣ ْﻦ ﻗﻤ‬ĩ›‫ﺟﺎ‬ “Telah tiba mereka (perempuan) yang
- ‫َﻦ‬
telah berdiri.”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


- ‫ﻣﺎ‬ digunakan untuk objek manusia, baik lelaki
mahupun perempuan, tunggal/mufrad, dual/
muannas atau plural/jamak. Contoh:
- ‫¦ﻗﺼﺔ ﻣﻦ َﺖ ﻛﺘﺒ ﻣﺎ ﻋﺠﺒ‬ “Saya kagum dengan
sebuah kisah yang telah kamu tulis.”

178

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- ‫¦ﻋﺠﺒ ﻣﺎ ﻛﺘﺒ َﺖ ﻣﻦ ﻗﺼﺘﲔ‬ dua dengan kagum “Saya


kisah yang telah kamu tulis.”
- ‫¦ﻋﺠﺒ ﻣﺎ ﻛﺘﺒ َﺖ ﻣﻦ ﻗﺼﺺ‬ dengan kagum “Saya
beberapa kisah yang telah kamu tulis.”
Semua isim maushûl mabnîy (kekal t), kecuali “i!‫ﻟﻠ‬
‫ ”!ﺬ‬dan “i‫ ”!ﻟﻠﺘﺎ‬keduanya dii’rab mutsanna. Seiring
dengan itu, bentuk akhir isim maushûl tidak berubah-ubah,
tetapi dapat menempati posisi rafa’, nashab, atau jar sesuai
dengan jawatannya dalam kalimat. Contoh:
- !‫ﳒﺤﻮ ﻟﻠﺬﻳﻦ! ﻛﻮﻓﺊ‬ “Mereka yang berjaya telah
diberi beasiswa.” (Kata “‫ ”!ﻟﻠﺬﻳﻦ‬adalah isim maushûl
di-binâ dengan harkat fathah menempati posisi rafa’
sebagai nâib fâ’il. Kata “!‫ ”ﳒﺤﻮ‬adalah kalimat fi’liyah
menjadi shilat maushûl.
- ‫ﺎﻧﺒﻨﺎ‬ ‫ﻣﺴﺮﻋﺔ‬i ‫ﻟ‬ ‫!ﺗﺴ‬ õ,‫ﻟﺴﻴﺎ‬
‫! ﱠ‬ i‫¦ ﱠ‬
“Sesungguhnya kereta yang lewat disamping kami
itu sangat laju.” (Kata
“ ‫ ”!ﻟ‬adalah isim maushûl di-binâ dengan harkat
sukûn menempati posisi nashab sebagai pengganti
isim “i‫”¦ ﱠ‬. Kata “‫ ”ﺗﺴ‬adalah kalimat fi’liyah
menjadi shilat maushûl.

Adapun Shilat maushûl dapat dalam bentuk:


a. Kalimat fi’liyah seperti seperti contoh di atas .
b. Kalimat ismiyah contoh: “!‫ﻟﺬﻳﻦ‬ ‫ﺻﺪﻗﺎﺋﻲ¦ ﻫﻢ‬
‫ ”ﺣﻀﺮ‬Telah tiba mereka rakan -rakan saya.

179
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
c. Zharaf (kata keterangan tempat), contoh: “‡¦ ‫ﻧ‬
‫ ”!ﻈﺮ¦ ﻣﺎﻣﻚ¦ ﻟ! ﻟﻠﻮﺣﺔ‬Lihatlah papan tulis yang
ada di depanmu.
d. Jar Majrur, contoh: “‫ﻫﺎ ﻷ! ﻗﻄﻔﺖ‬, !‫ ﻟ‬ !‫”ﳊﺪﻳﻘﺔ‬
Saya memetik bunga yang ada di taman.
Kalimat fi’liyah atau ismiyah yang menjadi shilat maushûl
diharuskan ada dhamir yang menjadi penghubung antara
shilat dan isim maushûl. Dhamîr itu sendiri harus
menyesuaikan diri dalam soal jenis dan pola kata. Dhamîr
yang demikian itu disebut dengan “â’id.”
Contoh: ‫ !ﺗﻜﻠﻤﻦ ﻟﻼﺗﻰ‬ĩ!‫“ ¦ﻟﺴﻴﺪ! ﺣﺴﻨﺖ‬Ibu yang
sedang bercakap itu sudah berbuat baik.” (Yang menjadi
shilah dalam kalimat ini adalah dhamîr yang ada pada kata “
‫)”ﺗﻜﻠﻤﻦ‬.
Tetapi jika bentuk kalimat dapat difahami, maka shilat
maushûl-nya boleh dibuang. Contoh: ĩ‫ﻛﺎﻓﺄ ﻟﺬﻳﻦ! ›ﺟﺎ‬
aslinya adalah:
‫ﻛﺎﻓﺄُﺗﻬﻢ ﻟﺬﻳﻦ! ›ﺟﺎ‬
“Telah tiba orang-orang yang
telah aku beri beasiswa kepada mereka.”

Perlu diperhatikan!
1. Perlu diingat bahawa isim maushûl “‫“ﻟﺬﻳﻦ‬, ”!‫ﻟﻼﺗﻰ‬
!” dan “‫ ”!ﻟﻼﺋﻲ‬digunakan untuk jama’ yang
berakal (manusia). Dan “ ‫ ”!ﻟ‬dan “‫”ﻣﺎ‬
digunakan untuk jama’ yang tidak berakal (selain
manusia). Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


180

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

‫ﻛﺘﺒﺘَﻬﺎ‬ ‫ !ﻟ‬ĩ‫ !ﳌﻘﺎﻻ‬ĩ ¦‫ﻗﺮ‬


ُ “Saya telah membaca
-
makalah yang telah kamu tulis.”
ĩ‫ ﻣﺎ ﻛﺘﺒ ﻣﻦ ﻣﻘﺎﻻ‬ĩُ ¦‫ﻗﺮ‬ “Saya telah membaca
-
‫َﺖ‬
makalah yang telah kamu tulis.”
2. Terkadang kata “ّ ¦” juga disebut sebagai isim
maushûl jika menempati posisi “ْ‫ ”ﻦ َ ﻣ‬atau “‫”ﻣﺎ‬
dalam kalimat. Dalam hal ini kata “ّ ¦” di-i’râb.
Contoh: ‫!ﺟﺒﻪ‬p ›ّ¦ ّ ¦ ‫ﻳﻌﺠﺒ‬ “Saya kagum
tentang tugas yang telah dia kerjakan.” (Kata “ّ
¦” adalah isim maushûl berjawatan sebagai
fâ’il/subjek).

b‫!ﺳﻢ *ﻟﺸﺮ‬
Kata Penghubung

1. Isim syarat adalah isim mabnîy (tetap) yang


menghubungkan antara kalimat pertama dan
kedua.
2. Isim syarat tersebut adalah:
– ‫ – ¦ﻳﻨﻤﺎ – ¦ﻧّﻰ‬i‫– ¦ﻳﺎ‬ ‫َ ﻣ ْﻦ – ﻣﺎ – ﻣ‬
‫ﺣﻴﺜﻤﺎ‬ ‫– ¦ْﻳ َﻦ‬
ّ ¦ – ‫– ﻛﻴﻔﻤﺎ‬
3. Isim syarat adalah mabnîy (tetap) kecuali “ّ ¦”.
Dengan demikian, harkat akhir Isim syarat tidak

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


pernah berubah-ubah. Isim syarat juga di-i’râb sesuai
dengan

181

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
jawatannya dalam kalimat. Contoh: ‫ ﺼﺪ‬s,‫ﻳﺰ‬
‫“ ﻣﻦ‬Siapa yang menanam pasti dia memanen” (Kata
“‫ ”ﻣﻦ‬adalah isim syarat di-binâ dengan harkat sukûn
menempati posisi rafa’ sebagai mubtada’). Penjelasan
tentang isim syarat akan dijelaskan pada pembahasan
tentang yang men-jazam-kan fi’il mudhâri’.

s‫!ﺳﻢ *ﻹﺳﺘﻔﻬﺎ‬
Kata Tanya

1. Kata tanya adalah isim mabnîy yang digunakan untuk


menanyakan sesuatu
2. Kata tanya yang demikian itu adalah:
- ‫“ َﻣﻦ‬Siapa”
- ‫“ ﻣﺎ‬Apa”
- ‫“ ﻣ‬Bila”
- َْ‫“ ¦ﻦ ﻳ‬Di mana”
- ْ‫“ ﻢ ﻛ‬Berapa”
- َ‫“ ﻒ ﻛﻴ‬Bagaimana”
- ّ ¦ “Yang mana”
3. Semua kata tanya kecuali “ّ ¦” adalah mabnîy
(tetap). Seiring dengan itu, harkat akhirnya tidak
pernah berubah-ubah. Kata tanya di-i’rab sesuai
dengan

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


182

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

jawatannya dalam kalimat.


Kata tanya berada pada awal kalimat, namun
boleh diawali oleh huruf jar. Contoh:
- ‫ﻣﻦ ¦ﺣ ّﺐ !ﻟﻔﻨﺎﻧﲔ ¦ﻟﻴﻚ‬ yang seniman para “Siapa
paling kamu sukai?” (Kata “‫ ”ﻣﻦ‬adalah isim
istifhâm di-bina dengan harkar sukun menempati
posisi sebagai mubtada’)
- ‫ﻟﻜﺘﺎ! !ﻫﺬ ﺷﺘﺮﻳﺖ! ﺑﻜﻢ‬ “Berapa harga
buku ini kamu beli ?” (Huruf “ ” yang ada pada
kata “‫ ”ﻛﻢ‬adalah huruf jar, kata “‫ ”ﻛﻢ‬adalah
isim istifhâm di-bina dengan harkar sukûn
menempati posisi jar).

Penting Diperhatikan!
Pembahasan tentang kata tanya akan dijelaskan secara
terperinci pada bab uslûb istifhâm pada bab berikutnya.

‫*ﻷﻋﺪ›* *ﳌﺮﻛﺒﺔ‬
Bilangan Belasan: 11-19 Kecuali Bilangan 12

1. Bilangan belasan 11 – 19 (kecuali 12) semuanya


di-binâ dengan harkat fathah, baik bilangan satuan
mahupun bilangan belasan. (Hal ini telah dijelaskan
pada bab tamyîz)

183
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
2. Harkat akhir semua bilangan yang demikian itu
adalah fathah dan di-i’rab sesuai dengan jawatannya
dalam kalimat.
Contoh: ‫¦ ›ﺟﺎ‬,‫ﺑﻌ ﺔ‬
َ ‫ﻋﺸ ﺮ‬
َ ‫“ ﻃﺎﻟﺒًﺎ‬Telah datang
empat belas orang pelajar” (Kata “ ‫ﺑﻌ ﺔ‬
َ ‫ﺸﺮ‬َ ‫ﻋ‬,¦”
adalah bilangan belasan di-binâ dengah harkat
fathah menempati
posisi rafa’ sebagai fâ’il. Kata “ ‫ ”ﻃﺎﻟﺒًﺎ‬adalah tamyîz
di-nashab-kan dengan harkat fathah.

‫ *ﳌﺒﻨﻴﺔ‬p‫ﺑﻌﺾ *ﻟﻈﺮ‬
Sebahagian dari Kata Keterangan Waktu/Tempat yang
di-binâ dan Gabungan Antara Keduanya

1. Pada asasnya semua zharaf adalah di-binâ. Hal ini


telah dijelaskan pada bab isim yang di-nashab-kan.
Kecuali beberapa saja. Iaitu:
‫¦ – ¦ْﻳ ََﻦ‬i – ¦ ْi – !i‫ !ﻟﻶ‬- ‫ﺣﻴ ُﺚ – ¦ﻣﺲ‬
‫ ﺛﱠ ﻢ‬-
:Contoh ‫ ﺟﻠﺴﺖ ﺣﻴ ُﺚ ﻛﻨﺖ ﺟﺎﻟ ًﺴﺎ‬duduk “Saya
yang mana kamu duduk”. (Kata “ُ‫ ”ﺚ ﺣﻴ‬adalah
kata keterangan tempat di-binâ dengan harkat
dhummah pada posisi nashab sebagai maf ’ûlbih).
2. Demikian juga yang tersusun dari dua zharaf.
Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


184

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- ,‫َﺎ‬B َ‫“ ﻞ ﻟﻴ‬Malam dan siang”


- ‫“ ﺑﲔ ﺑﲔ‬Lumayan”

Penting diperhatikan!
Kata “iْ ¦” menûnjukkan masa yang telah lampau,
dia di-binâ dengan harkat sukûn dan menjadi mudhâf kepada
kalimat berikutnya. Contoh: ‫ﻗﺎ‬% >‫! ﻤﺪ‬i¦ ‫“ ﺟﺌﺘﻚ‬Aku
telah mengunjungimu ketika si Muhammad berdiri.”
Jika tidak berperan sebagai mudhâf kepada jumlah maka
dia ber-tanwîn dan sering digandingkan dengan kata yang
bermakna masa. Seperti kata “%‫“ﻗﺖ‬, ”‫ﻳﻮ‬p” ,“‫ ”ﺣﲔ‬dan lain-
lain. Contoh:
- ‫ﺣﻴﻨﺌﺬ‬ “Ketika itu”
- ‫ﻗﺘﺌﺬ‬p “Pada waktu itu”
- ‫ﻳﻮﻣﺌﺬ‬ “Pada hari itu”

‫ﺎ› *ﻷﻓﻌﺎ‬xí
Isim-isim Fi’il

1. Yang dimasud dengan isim-isim fi’il adalah isim yang


di-binâ (kekal ) tetapi digunakan dengan makna fi’il
dan tidak menerima tanda-tanda fi’il.
2. Dilihat di segi masa, isim-isim fi’il terbahagi kepada:

185
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
a. Isim fi’il mâdhi, iaitu yang mengandungi makna
masa lampau. Diantara kata-katanya adalah:

- ĩَ ‫ ﻫَْﻴ ﻬﺎ‬dengan makna “Jauh”


- iَ ‫ ﺷﱠﺘﺎ‬dengan makna “Berpisah”
- i‫ ﺳﺮﻋﺎ‬dengan makna “Laju”
b. Isim fi’il mudhâri’, iaitu yang mengandungi makna
sekarang atau yang akan datang. Diantaranya:
- ْ ¦ dengan makna “Menghardik”
- ْ pَ dengan makna “Mengagumi”
- o dengan makna “Kaget”
- ْ‫ ﻂ ﻗ‬dengan makna “Cukup”
c. Isim fi’il amar, iaitu yang mengandungi makna
perintah. Diantaranya:
- ‫¦ﻳﻪ‬ dengan makna “Tambahlah”
- ‫ﻣﲔ‬ dengan makna “Perkenankanlah”

- ‫ ﻫﻴﱠﺎ‬dengan makna “Cepatlah”


- ‫ﺻﻪ‬ْ dengan makna “Diamlah”
- ّ‫ ﻲ ﺣ‬dengan makna “Terimalah”
- ”‫ ﻫﺎ‬dengan makna “Ambillah”
- ‫ ﻋﻠﻴﻚ‬dengan makna “Lakukanlah”
- ‫ﻧﻚ‬p› dengan makna “Ambillah”

186
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

Di samping kata-kata tersebut di atas, isim fi’il


amar juga dapat dibentuk dari setiap fi’il yang tiga
huruf dengan pola “‡‫”َﻓﻌﺎ‬. Contoh:
- !,‫ َﺣﺬ‬dengan makna (,‫“ )¦ﺣﺬ‬Jauhilah”
- s ‫ َ›ﻓﺎ‬dengan makna (‫“ )¦›ﻓﻊ‬Bayarlah”
- s‫َﺳﻤﺎ‬dengan makna (‫“ )¦ﻊ‬Dengarkanlah”
3. Semua isim fi’il tersebut di-binâ (bentuknya tetap)
dan digunakan dengan satu pola (bentuk) baik untuk
mufrad, mutsanna dan jama’. Contoh:
- ‫ ¦ﻟﺮﺟﻞ! ﻳﻬﺎ‬õ‫ﻟﺼﻼ! ﻋﻠﻰ ﺣﻲ‬ “Ayo kerjakan
solat wahai lelaki ”
- ‡‫ ¦ﻟﺮﺟﺎ! ﻳﻬﺎ‬õ‫ﻟﺼﻼ! ﻋﻠﻰ ﺣﻲ‬ Ayo kerjakan
solat wahai semua lelaki ”
4. Isim-isim fi’il dengan sendirinya berperan seperti
fungsi fi’il iaitu me-rafa’-kan fâ’il (subjek) atau me-
nashab-kan maf ’ûlbih (objek). Contoh:
- ,‫ !ﻟﻨﺠﺎ!  ُﻞ ﻷﻣ‬ĩَ ‫“ ﻫﻴﻬﺎ‬Angan-angan itu
jauh dari kejayaan” (Kata “ĩَ ‫ ”ﻫﻴﻬﺎ‬adalah fi’il
mâdhi di-binâ dengan harkat fathah. Kata “ُ‫ﻞ‬
‫ ”!ﻷﻣ‬berjawatan sebagai fâ’il dari kata “ĩَ ‫ﻫﻴ‬
‫”ﻬﺎ‬, dia di-rafa’-kan dengan harkat dhummah).
- õ‫“ ﻟﺼﻼ! ﻋﻠﻰ ﺣﻲ‬Ayo kerjakan solat” (Kata “
‫ ”ﺣﻲ‬adalah isim fi’il amar, dengan makna
“Ayo”, dia

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


187

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
dibina dengan harkat fathah, sementara fâ’il-nya
adalah dhamir tersembunyi iaitu: “‫”¦ﻧﺖ‬
Kalimat “õ‫ ”ﻟﺼﻼ! ﻋﻠﻰ‬jâr majrûr.
- ‫!ﺣﺬ‬, !‫ﻷﺳﺪ‬ “Jauhi singa itu” (Kata “,!‫”ﺣﺬ‬
adalah isim fi’il amar, dibina dengan harkat
kasrah, sementara fâ’il-nya adalah dhamir
tersembunyi iaitu: “‫ ”¦ﻧﺖ‬Kata “‫ ”!ﻷﺳﺪ‬adalah maf
’ûlbih dari kata “,!‫ ”ﺣﺬ‬dia di-nasab-kan dengan
harkat fathah.
- ‫ﺻﺮﻓﺖ‬ ‫ﺟﻨﻴﻬﲔ‬ ‫ﻓﻘ ﻂ‬ “Cukuplah saya
membayar 2 Junaih” (Kata “‫ ”ﺻﺮ‬adalah fi’il
madhi, dan “” berjawatan sebagai fâ’il. Kata “
‫ ”ﺟﻨﻴﻬﲔ‬adalah maf ’ûlbih di-nasab-kan dengan
huruf ya kerana mutsannâ. Huruf “” yang ada
pada kata “‫ ”ﻓﻘﻂ‬adalah huruf ‘athaf, semantara
kata “‫ ”ﻗﻂ‬adalah isim fi’il mudhâri’ dengan erti
“cukup” dia di-binâ dengan harkat sukûn, dan fâ’il-
nya adalah dhamîr tersembunyi iaitu: “‫”ﻫﻮ‬

Beberapa hal penting terkait dengan isim mabnîy


Di akhir perbincangan tentang isim mabnîy kami ingin
menjelaskan beberapa hal penting sebagai berikut:
1. Harkat akhir setiap isim mabnîy adalah tetap, baik
sukûn, fathah, dhummah atau kasrah. Selanjutnya isim
mabnîy menempati posisi rafa’, nashab dan jar sesuai
dengan bentuk kalimatnya. Contoh:

188
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Pertama : Isim Ditinjau Di Segi I’rāb Dan Binā’.......

- ‡ُ ‫“ ﻟﺮﺟﺎ! ›ﻫﺆﻻ ﺣﻀﺮ‬Telah tiba semua lelaki


itu” (Kata “›‫ ”ﻫﺆﻻ‬adalah kata tunjuk di-binâ
dengan harkat kasrah menempati posisi rafa’
sebagai fâ’il, kata “‡ُ ‫ ”!ﻟﺮﺟﺎ‬berjawatan sebagai
badal untuk isim isyarah dia di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah).
- ‡َ ‫¦ﻟﺮﺟﺎ! ›ﻫﺆﻻ ُﺖ ﻳ‬, “Telah tiba semua lelaki itu”
(Kata “›‫ ”ﻫﺆﻻ‬adalah kata tunjuk di-binâ
dengan harkat kasrah menempati posisi nashab
sebagai maf ’ûlbih, kata “‡َ ‫ ”!ﻟﺮﺟﺎ‬berjawatan
sebagai badal untuk isim isyarah dia di-nashab-kan
dengan harkat fathah).
- ‡ِ ‫ ﻟﺮﺟﺎ! ›ֲדﺆﻻ‬ĩُ ,‫ﻣﺮ‬ “Telah tiba semua lelaki itu”
(Kata “›‫ ”ﻫﺆﻻ‬adalah kata tunjuk di-binâ
dengan harkat kasrah menempati posisi jar, kata
“‡ِ ‫ ”!ﻟﺮﺟﺎ‬berjawatan sebagai badal untuk isim
isyarah dia di- jar-kan dengan harkat kasrah).
2. Isim-isim mabnîy tidak boleh ber-tanwîn. Contoh:
- ‫ ﻳﺎ >ّﻤُﺪ‬bukan: dan ‫ ﻳﺎ >ّﻤٌﺪ‬.
- !,‫ﺟ َﻞ  !ﻟﺪ‬,‫ ﻳﺎ‬bukan: dan !,‫ﺟﻼ  !ﻟﺪ‬,‫ ﻳﺎ‬.
- ‫ﺑﻌ ُﺪ‬p ‫ ﲢﻴﺔ ﻃﻴﺒﺔ‬bukan: dan ‫ﺑﻌ ٌﺪ‬p ‫ ﲢﻴﺔ ﻃﻴﺒﺔ‬.



189
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Tata Bahasa Arab Praktis .......

190
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......

2‫*ﻟﺒﺎ *ﻟﺜﺎ‬
*‫ﻹﻋﺮ‬p* ›‫*ﻟﻔﻌﻞ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ *ﻟﺒﻨﺎ‬
BAB KEDUA
FI’IL DITINJAU DI SEGI BINĀ DAN I’RAB

Yang demikian itu dengan fi’il adalah setiap kata yang


mengandungi masa atau kala tertentu.
Ditinjau dari sudut pola dan masanya, fi’il terbahagi
kepada: fi’il mâdhi, fi’il mudhâri’, fi’il amar (hal ini akan
dijelaskan secara mendetail pada jilid kedua tentang qawaid
sharaf). Ditinjau di segi qawaid nahwu, fi’il ada dua macam:
mabnîy dan mu’rab.
- Yang demikian itu dengan fi’il mabnîy adalah kata
kerja yang tidak berubah harkat akhirnya sebagai apapun
posisinya dalam kalimat.
Fi’il “ََ‫ ” ﺐ َﻛﺘ‬misalnya harkat akhir dari kata ini
tidak pernah berubah sebagai apapun posisinya dalam
kalimat.
Jika disebutkan: ‫ ﻳﺪ َﺐ َﻛَﺘ‬,‫“ ﺳﺎﻟﺔ‬Si zaid telah menulis surat”

191
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
‫ﺳﺎﻟﺔ‬, ‫ﻳﺪ‬
‫ﻣﺎ َﻛَﺘ‬ “Sizaid tidak menulis surat”, maka
atau
‫َﺐ‬
harkat akhirnya selalu fathah.
- Yang demikian itu dengan fi’il mu’rab adalah kata yang
berubah-ubah harkat akhirnya sebagai apapun posisinya
dalam kalimat. Contoh Fi’il “‫ ”ﻳﻜﺘﺐ‬harkat akhir dari kata
ini tidak pernah berubah sebagai apapun posisinya dalam
kalimat. Jika disebutkan: ‫ﻳﻜﺘﺐ‬ ‫ ﻳﺪ‬,‫“ ﺳﺎﻟﺔ‬Si zaid
sedang
menulis surat” (baris akhirnya dhummah) atau ‫ﻳﺪ َﺐ َﻳﻜُﺘ‬
‫ﻟﻦ‬
‫ﺳﺎﻟﺔ‬, “Sizaid tidak menulis surat”. Demikian juga akhir
fi’il madhi jika didalului oleh huruf jazam. Seperti: ‫ﻳﺪ ْﺐ‬
‫ﻳَﻜﺘُ ‡ ﺳﺎﻟﺔ‬, “Sizaid tidak menulis surat”.

Dengan demikian, fi’il mâdhi dan amar selalu di-bâiâ.


Adapun fi’il mudhâri’, pada asasnya semua fi’il itu mu’rab
kecuali fi’il mudhâri’ yang bersambung dengan nûn niswah
atau taukid

p‫*ﻟﻔﺼﻞ *ﻷ‬
‫*ﳌﺒ ﻣﻦ *ﻷﻓﻌﺎ‬
PASAL PERTAMA
FI’IL-FI’IL YANG DI-BINĀ

Fi’il yang dibina ada tiga:


1.Fi’il mâdhi/kata kerja masa lalu

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


2.Fi’il amar/kata kerja perintah

192

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......

3.Fi’il mudhâri’/kata kerja masa akan datang

FI’IL MĀDHI

Fi’il mâdhi selalu di-binâ (kekal t), iaitu dengan:


1. Harkat sukûn, jika bersambung dengan:
- ‫ﻟﻔﺎﻋﻞ! ›ﺗﺎ‬ (Ta’ yang berjawatan sebagai fâ’il).
Contoh:
– ‫– ﺷﻜﺮُﺗﻤﺎ‬ ‫ – ﺷﻜﺮ – ﺷﻜﺮ‬ĩ ُ ‫ﺷﻜﺮ‬
‫ﺷﻜﺮﺗُﻢ‬ ĩِ ĩَ
‫ ﺷﻜﺮﺗُ ّﻦ‬-
- ‫( ﻟﻔﺎﻋﻠﲔ! ›ﺗﺎ‬Nûn yang bermakna “kami”). Contoh:
‫ﺷﻜﺮﻧﺎ‬
- õ‫ !ﻟﻨﺴﻮ‬iِ ‫( ﻧﻮ‬Nûn yang menûnjukkan jama’
perempuan.). Contoh: i‫ﺷﻜﺮ‬
2. Harkat dhummah, jika bersambung dengan waw
jama’. Contoh: !p‫ﺷﻜﺮ‬
3. Harkat fathah, jika bersambung dengan:
- Ta’ yang menûnjukkan perempuan atau alîf yang
menûnjukkan makna dua. Contoh:
‫ ﺷﻜﺮَﺗﺎ‬- !‫ – ﺷﻜﺮ‬ĩ ْ ‫ﺷﻜﺮ‬
- Dhamîr nashab bersambung (” ,‫ﻣﺘﻜﻠﻢ ›ﻳﺎ‬, ‫ ﻧﺎ‬dan
‫ﻫﺎ‬,). Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


193

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
‫ﺷﻜ ﺮﻛﻢ‬
َ – ‫ﺷﻜ ﺮ” – ﺷﻜَ ﺮﻛﻤﺎ‬
َ – ‫ﺷﻜ ﺮﻧﺎ‬
َ – 2‫ﺷﻜ ﺮ‬ َ
‫ﺷﻜ ﺮﻫﻢ‬
َ – ‫ﺎ‬a‫ﺷﻜ ﺮﻫﺎ – ﺷﻜَ ﺮ‬
َ – o‫ﺷﻜ ﺮ‬
َ – ‫– ﺷﻜَ ﺮﻛﻦ‬
.‫– ﺷﻜَ ﺮﻫﻦ‬
FI’IL AMAR

Fi’il amar selalu di-binâ (kekal t), iaitu dengan:


1. Harkat sukûn, iaitu jika huruf akhir fi’il-nya bukan
huruf yang berpenyakit. Atau jika bersambung
dengan nûn niswah. Contoh: i َ ‫ ¦ﺷﻜ ﺮ‬- ‫¦ﺷﻜ ﺮ‬
ْ ْ
2. Harkat fathah, iaitu jika bersambung dengan nûn
taukîd (nûn yang mengandungi makna penegasan).
Contoh: i ‫ﺷﻜَِﺮ‬ ¦‫ﱠ‬.
3. Membuang huruf nûn. Jika bersambung dengan alîf
tasniyah, waw jama’ atau yâ mukhatabah. Contoh:
‫ﺷﻜ ﺮ‬
ِ ¦ – p!‫¦ﺷﻜَ ﺮ! – ¦ﺷﻜُ ﺮ‬
4. Membuang uruf yang berpenyakit (illah). Iaitu jika
huruf akhirnya termasuk huruf illat. Contoh:
‡َ ‫ – ﺗﻌﺎ‬% ¦ِ, – ‫ – !ﻋ ُﻒ‬gَ ,!

Penting diperhatikan !
Perlu diperhatikan bahawa fi’il amar di-binâ dengan
membuang huruf illat jika akhirnya huruf illat, tetapi jika
huruf akhirnya shahih namun huruf sebelum akhirnya

194
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......

mu’tal, maka dia di-binâ dengan harkat sukûn. Contoh:


‫ﻛ ْﻦ – ﺳ ْﺮ – !ﺳﺘﻔ‬
‫ْﺪ‬
Huruf illat-nya dibuang kerana tidak boleh bertemu
dua yang mati. Contoh kata “ْ‫ ”!ﻊ ﻃ‬aslinya “ْ‫”!ﻊ ﻃﻴ‬
maka huruf illatnya dibuang sehingga menjadi “‫ﻃ‬ ْ ‫”!ﻊ‬.
Tetapi jika kemudian bersambung dengan nûn taukid,
maka huruf illatnya dikembalikan , kerana tidak ada dua
huruf yang sukun. Contoh: “ ‫”ﱠ!ﻦ ﻃَﻴ ﻌ‬.

FI’IL MUDHARI’

Pada asasnya fi’il mudhari’ itu di-i’rab (berubah-ubah),


kecuali jika bersambung dengan nûn niswah atau nûn taukîd.
Binâ fi’il mudhâri’ terbahagi dua, iaitu:
1. Harkat sukûn, jika bersambung dengan nûn niswah
(nûn yang menûnjukkan makna perempuan). Contoh:
“iَ ْ‫”ﺮ ﻳﺸﻜ ﻫﻦ‬
2. Harkat fathah, iaitu jika bersambung secara langsung
dengan nûn taukid. Contoh: “i‫ﻜ ﺮ ﻟﻴﺸ‬ َ ُ ”‫ﱠ‬
Jika fi’il mudhâri’ tidak bersambung secara langsung
dengan nûn taukid, seperti dibatasi oleh alif tasniyah, waw
jama’, ya mukhathab atau nûn niswah, maka untuk 3 pilihan
pertama fi’il mudhâri’ di-i’rab dan untuk pilihan keempat fi’il
mudhâri’ di-binâ dengan harkat sukûn. Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


195

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
-
‡‫ !ﻟﻈﺎ‬i‫ﱢ !ﻻﺗﻨﺼﺮ‬ “Orang zalim tidak akan menang”
-
‡‫ !ﻟﻈﺎ‬i ‫ﺼ ﺮ‬
ُ ‫“ ﱠ ﻻﺗﻨ‬Orang zalim tidak akan menang”
-
‡‫ !ﻟﻈﺎ‬i ‫ﺼ ﺮ‬
ِ ‫“ ﱠ ﻻﺗﻨ‬Orang zalim tidak akan menang”
-
‡‫ !ﻟﻈﺎ‬i‫ﺼ ﺮﻧﺎ‬
ِ ‫“ ﱢ ﻻﺗﻨ‬Orang zalim tidak akan menang”
Fi’il mudhâri’ pada 3 contoh pertama di atas
semuanya bersambung dengan nûn taukid akan tetapi
dibatasi oleh alif tasniyah, waw jama’, ya mukhathab.
Sementara pada contoh keempat fi’il mudhâri’ di-binâ dengan
harkat fathah kerana bersambung dengan nûn niswah. Perlu
diperhatikan bahawa penambahan alif antara nûn taukid dan
nûn niswah adalah untuk memisahkan antara keduanya.

Penting diperhatikan
Yang demikian itu dengan nûn taukid adalah nûn yang
masuk pada huruf akhir fi’il mudhâri’ atau fi’il amar. Nûn
taukid ada dua macam:
1. Bertasydid dan fathah. Contoh: ّ‫ﻟﺘﻜﺘ‬ ‫ﱭ‬ َ‫ﱠ¦ﻦ ﻛﺘﺒ‬
dan
2. Berharkat sukûn. Contoh: ْ‫ ﱭ ﻟﺘﻜﺘ‬dan َْ‫¦ﻦ ﻛﺘﺒ‬
Fi’il mudhâri’ harus memakai nûn taukid dan pakai “‡”
jika dia menjadi jawab dari pernyataan sumpah sebelumnya.
Contoh: ‫!ﻟﻔﺎﺋﺰ! ّﻦ ﻷﻛﺮﻣ ﷲ‬p “Demi Allah saya akan
memuliakan orang-orang yang beruntung”
Boleh juga fi’il mudhâri’ memakai nûn taukid jika untuk
pengertian “memintak.” Dia dapat dalam bentuk fi’il amar

196
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......

(suruhan), fi’il nâhi (larangan) dan istifhâm (kata tanya).


Contoh:
- ip,›‫ﻟﻘﺎ! ْﻖ ﻟﻴﻨﻔ‬ “Hendaklah orang-orang yang
mampu mahu berinfak.” Atau boleh juga disebut:
›,ip“‫”ﻟﻴﻨﻔﻘ ﱠﻦ !ﻟﻘﺎ‬
- ‫ ﻻﲤﺪ‬,ْ ¦‫ﲡﺮﺑﻪ ﺣ ›!ﻣﺮ‬ “Jangan memuji seseorang
sebelum mencubanya.” Atau boleh juga disebut:
‫ﻻﲤﺪﺣ ﱠﻦ ¦ﻣﺮ›! ﺣ ﲡﺮﺑﻪ‬
- ¦‫“ ¦ﻟﺮ! !ﻫﺬ ﻋﻠﻰ ﻓﻖ!ﺗﻮ‬Apakah kamu sepakat
dengan pendapat ini?.” Atau boleh juga disebut:
¦‫¦ﺗﻮ!ﻓﻘ ّﻦ ﻋﻠﻰ ﻫﺬ! !ﻟﺮ‬
Fi’il mudhâri’ tidak boleh bersambung dengan nûn taukîd
kecuali memenuhi persyaratan-persyaratan di atas. Contoh:
,‫ !ﺻﺒﺎ ﻛﻞ ﻟﺴﻤﺶ‬ẽ‫“ ﺗﺸﺮ‬Matahari terbit setiap hari.”
Fi’il amar boleh bersambung dengan nûn taukîd
untuk pengertian meminta. Contoh: “‫!ﻟﺪﻳﻚ‬p ‫”¦ﻃﻊ‬
Taatilah kedua ibu bapamu. Atau boleh juga desebut “‫ﻟﺪﻳ‬
‫!ﻚ‬p ‫”ﱠ¦ﻦ ﻃﻌ‬
Fi’il mâdhi tidak boleh bersambung dengan nûn taukîd.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


197

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 

2‫*ﻟﻔﺼﻞ *ﻟﺜﺎ‬
‫*ﳌﻌﺮ ﻣﻦ *ﻷﻓﻌﺎ‬
PASAL KEDUA: FI’IL-FI’IL YANG DI-I’RÂB

Diantara fi’il-fi’il yang di-i’râb adalah fi’il mudhâri’ yang


tidak bersambung dengan nûn niswah atau nûn taukid. Fi’il
mudhâri’ yang di i’râb dibagi kepada tiga iaitu: marfû’, manshûb
dan majzûm.

1. Fi’il Mudhâri’ yang marfû’:

a. Fi’il Mudhâri’ itu di-rafa’-kan jika tidak diawali oleh


huruf nashab atau huruf jazam.
b. Tanda-tanda rafa’ fi’il mudhâri’:
i. Dhummah ( -ُ-- ). Contoh:
ُ‫¦ﺐ ﻛﺘ¦ ﻧﺎ‬ : “Saya sedang menulis”
ُ‫ﺐ ﻧﻜﺘ ﻦ‬i : “Kami sedang menulis”
ُ‫¦ﺐ ﺗﻜﺘ ﻧﺖ‬ : “Kamu (lelaki) sedang menulis”
ُ‫ﺐ ﻳﻜﺘ ﻫﻮ‬ : “Dia (lelaki) sedang menulis”
ُ‫ﺐ ﺗﻜﺘ ﻫﻲ‬ : “Dia (perempuan) sedang menulis”
ii. Penggganti baris dhummah iaitu huruf nûn (i) jika
termasuk al-af ’âl al-khamsah (fi’il-fi’il yang lima).

198
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......

Yang demikian itu dengan al-af ’âl al-khamsah


adalah setiap fi’il mudhâri’ yang berakhiran dengan
alif mutsanna, waw jama’ dan yâ al-mukhâtabah.
Iaitu:
.‫ – ﺗﻔﻌﻠﲔ‬i‫ – ﺗﻔﻌﻠﻮ‬i‫ – ﻳﻔﻌﻠﻮ‬i‫ – ﺗﻔﻌﻼ‬i‫ﻳﻔﻌﻼ‬
Contoh:
i‫ ¦ﺗﻜﺘﺒﺎ ﻧﺘﻤﺎ‬: “Kamu berdua sedang menulis”
i‫ﻳﻜﺘﺒﺎ ﺎ‬a : “Mereka berdua sedang menulis”
i‫ ¦ﺗﻜﺘﺒﻮ ﻧﺘﻢ‬: “Kamus semua sedang
menulis” i‫ ﻳﻜﺘﺒﻮ ﻫﻢ‬: “Mereka semua sedang
menulis”
‫¦ﺗﻜﺘﺒﲔ ﻧﺖ‬ : “Kamu (perempuan) sedang
menu- lis”

Penting diperhatikan !
Jika fi’il mudhâri’ yang huruf akhirnya adalah huruf waw
(p) atau ya () yang kemudian disebut “‫”ﻵﺧﺮ! ﻣﻌﺘﻞ‬, maka
dia di-rafa’-kan dengan baris dhummah yang disembunyikan
pada huruf akhir yang demikian itu . Contoh:
- ‫ﺴ ﻌﻰ‬
َ ‫ ﻳ‬: mu’tal akhir-nya adalah huruf alif, dia di
rafa’- kan dengan baris dhummah yang
disembunyikan pada
huruf alif.
- ‫ﻳﺴﻤﻮ‬ : mu’tal akhir-nya adalah huruf waw, dia
di rafa’-kan dengan baris dhummah yang
disembunyikan pada huruf waw.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


199

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- ‫ ﻳﺮﻣﻲ‬: mu’tal akhir-nya adalah huruf yâ, dia di
rafa’- kan dengan baris dhummah yang
disembunyikan pada huruf yâ.

2. Fi’il Mudhâri’ yang manshûb’


a. Fi’il Mudhâri’ di-nashab-kan jika diawali oleh huruf-
huruf nashab.
b. Tanda-tanda nashab fi’il mudhâri’:
i. Baris fathah. Contoh:
َ‫ ﺐ ﻛﺘ¦ ﻟﻦ‬: Aku tidak akan menulis.
َ‫ ﺐ ﺗﻜﺘ ﻟﻦ‬: Kamu tidak akan
menulis. َ‫ ﺐ ﻧﻜﺘ ﻟﻦ‬: Kami tidak
akan menulis. َ‫ ﺐ ﻳﻜﺘ ﻟﻦ‬: Dia
tidak akan menulis.
ii. Penggganti baris fathah iaitu huruf membuang
huruf nûn (i) jika termasuk al-af ’âl al-khamsah
(fi’il-fi’il yang lima). Contoh:
‫ ﻟﻦ‬- ‫ ﻟﻦ ﻳﻜﺘﺒﻮ‬- ‫ ﻟﻦ ﺗﻜﺘﺒﻮ‬- ‫ ﻟﻦ ﻳﻜﺘﺒﺎ‬- ‫ﻟﻦ ﺗﻜﺘﺒﺎ‬
‫ﺗﻜﺘ‬
3. Huruf-huruf yang me-nashab-kan fi’il mudhâri’ yang
demikian itu adalah sebagai berikut:
›‫ !ﳉﺤﻮ‬%‫ !ﻟﺘﻌﻠﻴﻞ – ﻻ‬%‫ – ﻛﻲ – ﻻ‬i¦ ْi – ‫ – ﻟ ْﻦ‬i ْ ¦
›‫– ﻓﺎ‬
. ‫ ﺣ‬- ‫!ﻟﺴﺒﺒﻴﺔ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


200

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......

Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas:


iْ ¦disebut juga dengan ‫ﻣﺼﺪ‬,‫ ﻳﺔ‬iْ ¦ kerana
memungkinkan membentuk pola mashdar dari iْ ¦ dan
fi’il-nya. Contoh:
%‫ﻘﺪ‬
َ ‫ ﺗﺘ‬iْ ¦ 2‫ﻳﺴﺮ‬
(kata “%‫ﻘﺪ‬
َ ‫ ”ﺗﺘ‬adalah fi’il mudhâri’ di-
nashab-kan dengan baris fathah, sementara fâ’il-nya adalah
dhamîr yang disembunyikan iaitu “َ‫”¦ﺖ ﻧ‬. Pola mashdar
yang mungkin dibentuk adalah seperti: “2 ‫ﻟﻴﺴﺮ ﻓﺎﻋﻞ‬
‫”ﺗﻘﺪﻣﻚ‬.

ْ‫ﻦ ﻟ‬
Menagasikan / menidakkan masa yang akan
datang dengan erti “tidak akan”. Contoh:
‫ﻟﻦ ﻳﻀﻴ َﻊ !ﳊﻖ !ﳌﻐﺘﺼﺐ‬ kata( “‫َﻊ‬ ‫ ”ﻳﻀﻴ‬mudhâri’ fi’il adalah
di-nashab-kan dengan baris fathah).

‫ ﻛﻲ‬Penjelas dengan erti “supaya”. Contoh:


‫ﺗﻨﺠﺤﺎ ﻛﻲ ﺳﺎ‬,›¦ “Keduanya belajar supaya
berjaya” (kata “‫ ”ﺗﻨﺠﺤﺎ‬adalah fi’il mudhâri’ di-nashab-kan
dengan membuang huruf nûn).

iْ i¦Menjelaskan pernyataan sebelumnya dengan


erti “oleh itu”. Contoh:

‫ ¦ﻛ َﺮ ﻣﻚ‬ii¦
“oleh itu saya menghormatimu” ini
merupakan jawapan dari pernyataan sebelumnya ‫ﺗﻴﻚ‬
“Saya mendatangimu.” (kata “%‫ ”¦ﻛ َﺮ‬adalah fi’il mudhâri’ di-
nashab- kan dengan baris fathah).

‫ﻻ‬% !‫ﻟﺘﻌﻠﻴﻞ‬ bererti “supaya” Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


201

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
›!‫“ !ﺳﻌﺪ !ﻟﺘﻌﻴﺸﻮ !ﻋﻠﻤﻮ‬ketahuilah kamu akan
hidup bahagia” (kata “!‫ ”ﺗﻌﻴﺸﻮ‬adalah fi’il mudhâri’ di-
nashab-kan dengan membuang huruf nun).

›‫ﻻ‬% !‫ﳉﺤﻮ‬ iaitu “%‫ ”ﻻ‬yang bererti ingkar/tidak.


Huruf ini selalu diawali oleh fi’il “i‫ ”ﻛﺎ‬dan huruf nafyi.
Contoh:
‫!ﺟﺪ ﻷﻣﺮ‬p َ‫ ﻮ‬ø‫‡ ¦ﻷ ﻛﻦ‬ (kata “َ‫ﻮ‬ ø¦” adalah fi’il mudhâri’ di-
nashab-kan dengan baris fathah).

‫ﻟﺴﺒﺒﻴﺔ! ›ﻓﺎ‬ bererti bahawa pernyataan sebelumnya


merupakan sebab bagi pernyataaan sesudahnya. Huruf ini
harus diawali oleh nafyi atau thalab. Thalab yang demikian itu
dapat dalam bentuk kata perintah, kata larangan atau kata
tanya) Contoh:
!p ‫ ﻓﺘﻔﻮ‬õ‫!ﺣﺪ‬p !‫ﻳﺪ !ﻛﻮﻧﻮ‬ “Jadilah kamu seperti
satu tangan, maka kamu akan beruntung” (Kata “!p ‫”ﺗﻔﻮ‬
adalah fi’il mudhâri’ di-nashab-kan dengan membuang huruf
nun).

‫ ﺣ‬bererti “sampai” katau “kerana” Contoh:


‫“ ﻟﻴﻪ¦ !ﺗﺼﺒﻮ ﻣﺎ ‡¦ َﻞ ﺗﺼ ﺣ ﺟﺎﻫﺪ‬Bersungguh-
sunguhlah hingga kamu memperoleh apa yang kamu
maksud” (Kata “َ‫ ”ﻞ ﺗﺼ‬adalah fi’il mudhâri’ di-nashab-
kan dengan baris fathah).

Penting diperhatikan !
a. Terkadang huruf “i¦” dan “‫( ”ﻻ‬yang bererti tidak)
digabung menjadi satu huruf, dan tetap berperan

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


202

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......

sebagai huruf yang me-nashab-kan. Contoh:


i‫ ›ﻳﻐﺎ ّﻻ¦ ﻣﻨﻪ ﻃﻠﺒﺖ‬,َ ‫ﳌﻜﺎ! !ﻫﺬ‬ “Saya berharap
kepadanya supaya dia tidak meninggalkan tempat
ini” (Kata “ ‫ﻻ‬
ّ ¦” merupakan gabungan dari “i¦”
huruf nashab dan “‫ ”ﻻ‬huruf nafyi. Kata “,َ›‫”ﻳﻐﺎ‬
adalah fi’il mudhâri’ di-nashab-kan dengan baris
fathah. Fâ’il-nya adalah dhamir “‫ ”ﻫﻮ‬yang
disembunyikan. Sementara pola mashdar yang dapat
dibentuk dari kata “ ‫ﻻ‬ ّ ¦” dan fi’il serta fâ’il
merupakan maf ’ûlbih bagi kata “‫) ”ﻃﻠﺐ‬.
b. Jika fi’il mudhâri’-nya berakhiran dengan huruf alif,
waw dan ya, maka bentuk-bentuk nashab-nya adalah
sebagai berikut:
Dengan baris fathah yang disembunyikan jika
berakhiran dengan huruf alîf. Contoh: ‫ﻳﺮﺿﻰ ﻟﻦ‬
dan
,‫ﻟﻦ ﻳﺘﺒﺎ‬.
Dengan baris fathah yang jelas jika berakhiran
dengan huruf waw. Contoh: ‫ﻦ‬
َ ‫ ﻮ ﻳﺸﻜ ﻟ‬dan َ‫ﻮ ﻳﻌﻠ‬
‫ﻟﻦ‬.
Dengan baris fathah yang jelas jika berakhiran
dengan huruf yâ’. Contoh: ‫ﻦ‬
َ‫ﻟ‬ ‫ﻲ ﻳ ﺮﻣ‬ dan ½َ ‫ﻳﺒ ﻟﻦ‬.
c. Fi’il Mudhâri’ yang majzûm’
i. Fi’il mudhâri’ di-jazam-kan jika diawali oleh salah
satu dari huruf-huruf jazam.
ii. Diantara tanda-tanda jazam fi’il mudhâri’ yang
demikian itu adalah:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


203

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
1. Baris sukûn. Contoh:
ْ‫“ ‡ ¦ﺐ ﻛﺘ‬Saya tidak
menulis” ْ‫“ ‡ ﺐ ﺗﻜﺘ‬Kamu
tidak menulis” ْ‫‡ ﺐ ﻧﻜﺘ‬
“Kami tidak menulis”
ْ‫“ ‡ ﺐ ﻳﻜﺘ‬Dia (lelaki) tidak menulis”
2. Pengganti baris sukûn, iaitu:
Membuang huruf nûn jika fi’il mudhâri’ yang
demikian itu termasuk “‫( ”!ﳋﻤﺴﺔ! ‡ﻷﻓﻌﺎ‬fi’il
yang lima). Contoh:
‫ﺗﻜﺘﺒﺎ‬ ‡ “Kamu (berdua) tidak menulis”
‫ﻳﻜﺘﺒﺎ‬ ‡ “Mereka (berdua) tidak menulis”
!‫ﺗﻜﺘﺒﻮ‬ ‡ “Kamu semua (lelaki) tidak menulis”
!‫ﻳﻜﺘﺒﻮ‬ ‡ “Mereka semua (lelaki) tidak menulis”
‫ﺗﻜﺘ‬ ‡ “Kamu semua (perempuan) tidak menulis”
Membuang huruf illat, jika fi’il mudhâri’-nya
berakhiran dengan huruf-huruf ‘illat. Contoh:
gَ ‫“ ‡ ﻳﺮ‬Dia (lelaki) tidak rela”
ُ‫“ ‡ ﻚ ﻳﺸ‬Dia (lelaki) tidak mengadu”
%‫ﻳﺮ‬
ٍ ‡ “Dia (lelaki) tidak melempar”
3. Huruf-huruf yang men-jazam-kan fi’il mudhâri’ ada
dua macam: yang men-jazam-kan satu fi’il dan men-
jazam-kan dua fi’il.

204
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......

a. Men-jazam-kan satu fi’il, iaitu:


‫ َﳌﺎ‬- ‫ﻻ‬% !‫ ﻷﻣﺮ‬- ‫ ﻟﻨﺎﻫﻴﺔ! ﻻ‬-‡ْ , ini semua adalah
huruf dan disebut dengan huruf-huruf jazm.
Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas.
- ‡ masuk kepada fi’il mudhâri’ dan bermakna nafyi
untuk masa yang telah berlalu. Contoh:
‫‡ ﻤﺪ> ْﺮ ﻀ‬ “Muhammad tidak hadir” ( Kata
“ْ‫ ”ﺮ ﻀ‬adalah fi’il mudhâri’ di-jazam-kan
dengan baris sukun).
- ‫َﳌﺎ‬
masuk kepada fi’il mudhâri’ dan bermakna nafyi
untuk masa yang telah berlalu sampai saat
memberikan pernyataan. Contoh:
!‫ﺳﻮ‬,‫ﳌﺎ ﺗﺪ‬i p‫ﺟَﺎ › ﻣﻮﻋﺪ !ﻹﻣﺘﺤﺎ‬ saat tiba “telah
peperiksaan tetapi mereka belum belajar” ( Kata
“!‫ﺗﺪ‬,‫ ”ﺳﻮ‬adalah fi’il mudhâri’ di-jazam-kan dengan
membuang huruf nûn).
- ‫ﻻ‬% !‫ﻷﻣﺮ‬ masuk kepada fi’il mudhâri’ dan bermakna
berharap. Contoh:
o‫ﻏﻨﺎ ﻣﻦ ½ﻟﻐ! ﺻﺎﺣﺐ ﻟﻴﻨﻔﻖ‬ “hendaknya orang
kaya itu mendermakan sebahagian dari
kekayaannya” (Kata “‫”ﻳﻨﻔﻖ‬ adalah fi’il
mudhâri’ di-jazam-kan dengan baris sukûn).
- ‫ﻟﻨﺎﻫﻴﺔ! ﻻ‬ masuk kepada fi’il mudhâri’ dan bermakna
malarang. Contoh:

205
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
َ p‫“ ﳌﻌﺮ! َﺲ ﻻﺗﻨ‬jangan lupa apa yang telah diketahui”
(Kata “َ‫ ”ﺲ ﺗﻨ‬adalah fi’il mudhâri’ di-jazam-kan dengan
membuang huruf illat).
b. Men-jazam-kan dua fi’il
– i‫ – َﻣ ْﻦ – ﻣﺎ – ﻣﻬﻤﺎ – ﻣ – ¦ﱠﻳﺎ‬iْ ¦
¦2 – ‫¦ﻳﻦ – ¦ﻳﻨﻤﺎ‬
ّ ¦ - ‫– ﺣﻴﺜﻤﺎ – ﻛﻴﻔﻤﺎ‬
Partikel-partikel di atas disebut adwât al-syarth
yang men-jazam-kan dua fi’il; fi’il pertama disebuf
fi’il syarat dan yang kedua disebut fi’il jawâb al-syarth.
Partikel-partikel yang demikian itu semuanya
isim, kecuali “iْ ¦”. Demikian halnya semua
partikel tersebut mabnîy kecuali “ّ ¦” (di-i’râb).
Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas adwât al-
syarth yang
demikian itu :
iْ ¦
menghubungkan fi’il jawab dengan fi’il syarat
dan disebut dengan huruf syarat yang men-jazam-
ْ ‫ ﺢ ﺗﻨﺠ ْﻞ ﺗ‬i¦ “Jika kamu berusaha
kan. Contoh: ‫ﻌﻤ‬
kamu pasti beruntung” (kata “i¦” disebut huruf
syarat yang men-jazam-kan di-binâ dengan harkat
ْ ‫ ”ﻞ ﺗ‬disebut fi’il syarat yang di-
sukûn. Kata “‫ﻌﻤ‬
jazam- kan dengan harkat sukûn sementara fâ’il-nya
dhamîr yang disembunyikan (‫)¦ﻧﺖ‬. Kata “ْ‫”ﺢ ﺗﻨﺠ‬
menjadi
jawab syarat yang di-jazam-kan dengan harkat sukûn
dan fâ’il-nya dhamîr yang disembunyikan (‫)¦ﻧﺖ‬.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


206

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......

‫ َﻣ ْﻦ‬digunakan untuk menanyakan objek yang


berakal (manusia), di-i’râb rafa’ sebagai mubtadâ’,
atau di i’râb nashab sebagai maf’ûl bih jika fi’il syarat-
nya muta’addi. Contoh: ْ‫ ﺪ ﺼ‬sْ ,‫“ ﻳﺰ ْﻦ ﻣ‬Siapa yang
menanam pasti menuai” (kata “ْ‫ ”ﻦ ﻣ‬isim
syarat yang men-jazam-kan di-binâ dengan harkat
sukûn menempati posisi rafa’ sebagai mubtadâ’.
Kata “sْ ,‫ ”ﻳﺰ‬fi’il syarat di-jazam-kan dengan
harkat sukûn dan fâ’il-nya dhomîr tersembunyi (‫)ﻫﻮ‬.
Gabungan dari fi’il syarat dan fâ’il-nya menempati
posisi rafa’ sebagai khabar mubtadâ’. Kata “ْ‫”ﺪ ﺼ‬
jawab syarat di-jazam-kan dengan harkat sukûn,
sementara fâ’il- nya dhomîr tersembunyi (‫)ﻫﻮ‬.
‫ ﻣﻬﻤﺎ‬p ‫ﻣﺎ‬ keduanya digunakan untuk objek
yang tidak berakal dan di-i’râb rafa’ kerana
menempati posisi mubtada’’, atau di-i’râb nashab
kerana menempati posisi maf ’ûlbih jika memang fi’il
syaratnya adalah
fi’il muta’addi. Contoh: ‫“ ﻣﻌﺮﻓﺔ ”ْ› ﻳﺰ ْ¦ﺗﻘﺮ ﻣﻬﻤﺎ‬Bila saja
kamu membaca pasti kamu dapat pengetahuan”
(kata “‫ ”ﻣﻬﻤﺎ‬isim syarat yang men-jazam-kan, dibina
dan menempati posisi nashab sebagai maf ’ûlbih
kerana fi’il syaratnya “¦‫ ”ﺗﻘﺮ‬adalah fi’il muta’addi.
Kata “ْ¦‫ ”ﺗﻘﺮ‬adalah fi’il syarat di-jazam-kan dengan
harkat sukûn dan fâi’l-nya adalah dhamîr yang
tersembunyi
“‫”¦ﻧﺖ‬. Kata “”›ْ ‫ ”ﻳﺰ‬adalah jawab syarat di-jazam-kan

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


207

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
dengan harkat sukûn dan fâi’l-nya adalah dhamîr yang
tersembunyi “‫”ﻫﻮ‬. Sementara “”” yang ada pada
“”›ْ ‫ ”ﻳﺰ‬adalah dhamîr yang menempati posisi
nashab sebagai maf ’ûlbih.
i‫ﻣ‬ ,¦‫ﱠﻳﺎ‬ keduanya
digunakanuntukmenanyakan tentang waktu dan di-
i’râb pada posisi nashab sebagai
mafûl’fîh (kata keterangan waktu) untuk prediketnya.
Contoh: ‫ﻟﻨﺎ! ْﺮ ﻳﺴﺎﻓ ﻟﺼﻴﻒ‬, ¦‡ !‫ !ﳌﺼﺎﻳﻒ‬ĩِ ‫ﻳﺄ‬
‫ﻣ‬ “Bila
tiba musim panas, semua orang pergi mencari tempat
perberehat an”.
‫ ﻳﻦ‬,¦‫ ﻳﻨﻤﺎ‬,¦2 ,‫¦ﺣﻴﺜﻤﺎ‬ semuanya digunakan
untuk menanyakan tentang tempat dan di-i’râb pada
posisi nashab sebagai mafûl’fîh. (kata keterangan
waktu) untuk prediketnya. Contoh:
‫¦ﻳﻨﻤﺎ ﻳﺴ ْﺪ !ﻷﻣﻦ‬ keamanan ada mana “Yang
ketenangan”. ada situ di ‫ﺗﻌﻢ !ﻟﻄﻤﺎﻧﻴﻨﺔ‬
‫ﻛﻴﻔﻤﺎ‬digunakan untuk menanyakan
tentang keadaan dan di-i’râb pada posisi nashab
sebagai hâl (kata keterangan keadaan). Contoh:
”‫ ﻳﻌﺎﻣﻠﻮ‬,‫ﻛﻴﻔﻤﺎ ﺗﻌﺎﻣ ْﻞ !ﻟﻨﺎ‬ kami “Bagaimanapun
bertindak kepada orang pasti orang bertindak
kepadamu.”
ّ ¦
dapat digunakan untuk objek yang
berakal dan yang tidak berakal, menanyakan waktu

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


208

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......

dan tempat serta keadaan. Kata ini di-i’râb sebagai


mubtada’’ jika di-idhafah-kan kepada isim zât, dan
sebagai maf ’ûlfîh jika di-idhafah-kan kepada kata
keterangan waktu dan tempat), sebagai maf ’ûl mutlaq
jika di-idhafah-kan kepada mashdar, dan sebagai hâl
jika di-idhafah-kan kepada yang bermakna keadaan.
Pada asalnya tetap dibaca “ّ ¦”, baik
digunakan untuk muzakkar, muannats, mufrad,
mutsanna atau jama’, tetapi boleh juga dibaca “ ‫ّﻳﺔ‬
¦” jika digunakan untuk muannats. Contoh:
‫ ﺑﻼ›ﻫﺎ‬% ‫¦ ﻠ ْﺺ  ﻋﻤﻠﻬﺎ  ْﺪ‬õ(‫¦ ¦)ﻳﺔ !ﻣﺮ‬õ‫ ¦ ﱡ !ﻣﺮ‬kata( “‫¦” ﱡ‬
atau “‫ ”¦ﻳﺔ‬adalah mubtadâ’ di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah kerana di-idhafah-kan kepada isim zat).
‫” ﻋﻠﻴﻪ‬p‫ﻟﻨﺎ! ﺗﻨﻔﻊ ﻧﻔﻊ ﱡ‬, ‫( ¦ ﻳﺸﻜﺮ‬kata “‫”¦ ﱡ‬
adalah maf ’ûl muthlaq di-nashab-kan dengan harkat
fathah kerana di-idhafah-kan kepada mashdar).

c. Membuang fi’il syarat


Fi’il syarat boleh dibuang huruf “iْ ¦”
yang digabungkan dengan huruf “)‫ﻻ¦“ (ﻻ‬
‫ ﱠ‬. Contoh:
” ‫¦ﻳﻜﺮﻫﻮ ﱠﻻ‬p ‫ﻟﻨﺎ! ﻋﺎﻣﻞ‬, ‫ﺑﺎﳊﺴ‬ “Perlakukanlah
manusia dengan baik, jika tidak mereka akan
membencimu” (kalimat “ ‫ﻻ‬ ‫¦ ﱠ‬p” huruf “p”-nya
adalah huruf ‘athaf, huruf “iْ ¦” adalah huruf
syarat yang men-jazam-kan, huruf “‫ ”ﻻ‬adalah huruf
nafyi, sementara fi’il syarat

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


209

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
yang dibuang adalah “‫”ﺗﻌﺎﻣﻞ‬, kata “”‫ ”ﻳﻜﺮﻫﻮ‬adalah
fi’il mudhari’ yang di-jazam-kan dengan membuang
huruf nûn, huruf “p” menjadi fâ’il, sementara huruf
“”” yang ada pada “”‫ ”ﻳﻜﺮﻫﻮ‬adalah dhamîr mamniy
menempati posisi nashab sebagai objek (‫)ﺑﻪ ‡ﻣﻔﻌﻮ‬.
d. Fi’il mudhâri’ juga di-jazam-kan sebagai jawab thalab
Terkadang juga fi’il mudhâri’ di-jazam-kan jika
berposisi sebagai jawab untuk fi’il amar (perintah)
dan fi’il nahyi (larangan). Dalam hal ini dia
dianggap bahawa dia di-jazam-kan oleh huruf
syarat yang dibuang. Contoh:
”‫ﺣﺘﺮ‬% !‫ﻟﻨﺎ‬, ‫!ﺘﺮﻣﻮ‬ “Hormatilah manusia
nescaya mereka menghormatimu !” (kata
“”‫ ”ﺘﺮﻣﻮ‬dijazamkan dengan membuang huruf “p”
kerana berada pada posisi jawab amar, dan pada
asalnya adalah: “”‫ﲢﺘﺮ‬% !‫ﻟﻨﺎ‬, ‫ ﺘﺮﻣﻮ‬i¦”.

Perkara-perkara yang perlu diperhatikan tentang fi’il


mudhâri’ yang di-jazam-kan.
a. Fi’il mudhâri’ yang mu’tal akhir di-jazam-kan dengan
membuang huruf illat-nya (seperti telah dijelaskan
sebelumnya). Contoh: ‫ﻳ ِﺮ ﻣﻲ‬ ‡ – gَ ‫‡ ﻳﺮ ‡ – ُﻒ ﻳﻌ‬.
Jika ada fi’il mudhâri’ yang sahih akhir sementara
huruf kedua sebelum akhirnya huruf illat, dia tetap
di-jazam-kan dengan harkat sukûn. Namun tetap

210
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Bab Kedua : Fi’il Ditinjau Di Segi Binā Dan I’rab .......

dibuang huruf illah-nya kerana dilarang bertemu


dua yang mati. Contoh:
‡ – ‫‡ ﻳﻜ ْﻦ – ‡ ﻳﻜ ْﺪ‬
‫ﻳﺴﺘﻄ ْﻊ‬
Pada mulanya kata-kata di atas adalah:
‡ – ›ْ ‫ – ‡ ﻳﻜﺎ‬i ْ ‫‡ ﻳﻜ ْﻮ‬
‫ﻳﺴﺘﻄﻴْ ْﻊ‬
b. Tidak harus bahawa yang menjadi fi’il syarat dan
jawab itu kedua-duanya fi’il mudhâri’, tetapi boleh
salah satunya fi’il maâhi, bahkan kedua-duanya fi’il
mâdhi:
Jika keduanya fi’il mudhâri’ maka keduanya di-
jazam-kan (seperti telah dijelaskan sebelumnya).
Jika salah satunya fi’il mâdhi, maka yang di-
jazam- kan adalah fi’il mudhâri’-nya, sementara fi’il
mâdhi-nya mabnîy pada posisi jazam. Contoh: p‫ﻋﻤﺮ‬
‫ ْﻢ ﻳﻘ ﻳﺪ ›ﺟﺎ‬i¦ “Jika si Zaid datang maka si
Umar pasti berdiri”
Jika kedua-duanya fi’il mâdhi, maka kedua mabbiy
yang menempati posisi jazam. Contoh:
‫ ¦ﻷﻧﻔﺴﻜﻢ ﺣﺴﻨﺘﻢ¦ ﺣﺴﻨﺘﻢ‬i¦ “Jika kamu berbuat
baik, itu untuk dirikamu sendiri”
‫ﻇﻔﺮ ﺻ ﻣﻦ‬ “Siapa yang bersabar pasti dia
beruntung”.
c. Perlu diingat bahawa kata-kata: ّ ¦ ,‫¦ﻳْ َﻦ‬
, ‫ ﻣ‬,‫ ﻣﺎ‬,‫ ﻣﻦ‬,َ
digunakan sebagai adat syarat dan kata tanya. Jika

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


211

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
digunakan sebagai adat syarat maka posisinya berada
di depan kalimat dan men-jazam-kam dua fi’il serta
di-i’râb seperti telah dijelaskan sebelumnya. Jika
digunakan sebagai kata tanya, maka posisinya juga
tetap di depan kalimat tetapi boleh menjadi mudhâf
atau diawali oleh huruf jar. Dia tidak berpengaruh
terhadap fi’il yang ada didepannya serta di-i’râb
sesuai dengan posisinya di dalam kalimat.
Pembahasan hal tersebut akan dijelaskan secara
terperinci pada bab uslûb al-syarat dan uslûb istifhâm di Bab
Kelima.



212
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf ....... 

‫*ﻟﺒﺎ *ﻟﺜﺎﻟﺚ‬
‫*ﳊﺮ‬
BAB KETIGA
HURUF

Huruf adalah setiap kata yang tidak memiliki makna


(yang dapat difahami) tanpa bersama dengan kata lain.
Jumlahnya di dalam bahasa Arab sedikit dan tidak lebih
dari 80, semuanya di-binâ. Di antaranya ada yang di-binâ
dengan harkat:

,contoh: Sukûn ‫ْﻞ‬ ‫ ﺑ‬%, ¦ْ p ,ْ ¦ , ,‫ ﻛ ْﻲ‬,‫ ﻫ ْﻞ‬,‫ﻟ ْﻦ‬, dan ‡ْ


-
- Fathah, contoh: ‫ﻟﻜ‬ ‫ ﱠﻦ‬,i‫ ¦ ﱠ‬,i ,‫ ﱠ ¦ ﱠ‬, dan َ‫ﺖ ﻟﻴ‬
- Dhummah, contoh: ُ
‫ﺬ ﻣﻨ‬
- Kasrah, contoh: ›‫ ﺑﺎ‬dan %‫ ﻻ‬yang men-jar-kan.
Huruf juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan posi-
sinya dalam kalimat, hal ini dia berpengaruh terhadap kata
yang selepasnya. Klasifikasi yang demikian itu adalah
sebagai berikut:

213
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 

p‫*ﻟﻔﺼﻞ *ﻷ‬
‫*ﳊﺮ ﺗﺪﺧﻞ ﻋﻠﻰ *ﻹﺳﻢ‬
BAHAGIAN PERTAMA
HURUF YANG MASUK PADA
ISIM

1. Huruf-huruf Jar, iaitu:

‫ﻣﻦِ – ¦‡ – َﻋ َﻋﻠﻰ –  – !ﻟﺒﺎ› – !ﻟﻜﺎ‬


%‫– !ﻟﻼ‬ ‫ﻟﻘﺴﻢ – ْﻦ‬p! –

- !‫ – ﻣ – ﻣﻨُﺬ ﺧﻼ َﻋﺪ‬, ‫ﺗﺎ› !ﻟﻘﺴﻢ – ﺣ‬
َ ُ ‫ُﱠ‬
– – ‫ْﺬ‬ –
‫َﺣﺎﺷﺎ‬
Huruf ini semua me-njar-kan isim yang terletak
di depannya, sementara isim yang terletak di depan
huruf jar di-jar-kan dengan tanda-tanda jar seperti
telah dijelaskan pada bab isim majrûr.
2. Huruf “i‫ ”¦ ﱠ‬dan saudara-saudaranya, iaitu:
‫ – ﻟﻌ‬i ‫ – ﻟ ِﻜ ﱠﻦ – ﻛﺄ ﱠ‬i ‫ – ¦ ﱠ‬i ‫¦ ﱠ‬
‫ ﻻ‬- ‫ﱠﻞ – ﻟﻴ َﺖ‬
Huruf-huruf ini masuk pada kalimat yang terdiri

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


dari mubtadâ’ dan khabar yang kemudian me-nashab-

214

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Ketiga : Huruf ....... 
kan mubtadâ’ dan tetap me-rafa’-kan khabar.
3. Huruf nidâ (pemanggil), iaitu:
õ‫!ﻤﺰ‬ø - ¦ – ‫ﻳَﺎ – ¦ﻳﺎ – ﻫﻴﺎ‬
Semua huruf ini terletak sebelum kata yang
akan dipanggil. Kata yang dipanggil menjadi nashab
jika dalam bentuk mudhâf atau menyerupai mudhâf
atau nakirah ghairu maqshûdah.
4. Huruf istitsnâ “ ‫ ”¦ّﻻ‬hal ini telah dijelaskan pada
bab istitsnâ. Isim yang terletak selepas “ ‫”¦ّﻻ‬
dinashabkan. Sementara itu juga isim yang terletak
selepas “ ‫”¦ّﻻ‬boleh mengiuti i’râb mustatsnâ munhu-
nya jika kalimatnya nagasi sempurna. Namun jiga
kalimatnya nagasi tidak sempurna, atau jika tidak
disebutkan mustatsnâ munhu-nya maka dia di-i’râb
sesuai dengan posisinya di dalam kalimat.
5. Huruf “p” yang bermakna “serta”. Isim yang
terketak sesudah huruf “p”-ini di-nashab-kan kerana
berposisi sebagai “‫”ﻣﻌﻪ ‡ﻣﻔﻌﻮ‬.
6. Huruf “›!‫ﻻ‬% !‫( ”ﻹﺑﺘﺪ‬yang terletak didepan kata).
Dia tidak berpengaruh terhadap kata lain. Contoh:
” ‫ﻟﻌﻤ ﺮ‬
ُ
‫ﻟﻚ ﱠﻦ ﻷﺧﻠﺼ‬ “Demi usiamu saya akan berbuat ikhlas
kepadamu.”

215
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 

2‫*ﻟﻔﺼﻞ *ﻟﺜﺎ‬
‫*ﳊﺮ ﺗﺪﺧﻞ ﻋﻠﻰ‬
‫*ﻟﻔﻌﻞ‬
BAHAGIAN KEDUA
HURUF YANG MASUK PADA FI’IL

1. Huruf-huruf nashab: iaitu:

– ›‫ !ﳉﺤﻮ‬%‫ !ﻟﺘﻌﻠﻴﻞ – ﻻ‬%‫¦ – ﻻ‬ii – ‫ – ﻟ ْﻦ – ﻛﻲ‬i ْ ¦


›‫ﻓﺎ‬
‫ ﺣ‬- ‫!ﻟﺴﺒﺒﻴﺔ‬
Huruf-huruf ini me-nashab-kan fi’il mudhâri’,
sementara fi’il mudhâri’ yang terletak didepannya di-
nashab-kan baik dengan harkat fathah atau membuang
huruf nûn jika termasuk fi’il-fi’il yang lima.
2. Huruf-huruf jazam, iaitu:
¦ - ‫ !ﻷﻣﺮ – ﻻ !ﻟﻨﺎﻫﻴﺔ‬%‫ْ‡ – ّﳌﺎ – ﻻ‬

Huruf-huruf ini semua men-jazam-kan fi’il
mudhâri’, sementara fi’il mudhâri’ yang terletak
didepannya di- jazam-kan baik dengan harkat sukûn
atau membuang huruf nûn jika termasuk fi’il-fi’il
yang lima. Atau membuang huruf-huruf ‘illah jika

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


216

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Ketiga : Huruf ....... 
termasuk fi’il-fi’il yang mu’tal akhir.
3. Huruf “‫ ”ﻣﺎ‬dan “‫”ﻻ‬
Keduanya adalah huruf nafyi (nagasi). Biasanya
huruf “‫ ”ﻣﺎ‬masuknya kepada fi’il mâdhi dan
huruf “‫ ”ﻻ‬masuknya kepada fi’il mudhâri’. Namun
kedua huruf ini tidak berpengaruh terhadap fi’il
yang di depannya.
4. Huruf “‫”ﻗﺪ‬.
Huruf ini mengandungi makna menegaskan
(sungguh) jika masuk kepada fi’il mâdhî, dan
mengandungi makna sedikit (kadang-kadang) jika
masuk kepada fi’il mudhâri’. Namun huruf ini tidak
berpengaruh terhadap fi’il yang di depannya.
5. Huruf “,” dan “‫”ﺳﻮ‬
Keduanya masuk kepada fi’il mudhâri’. Huruf “,”
menunjukkanmasamendatangyangdekat, sementara
huruf “‫ ”ﺳﻮ‬menunjukkan masa mendatang yang
jauh. Kedua huruf ini tidak berpengaruh terhadap
i’râb fi’il yang di depannya.

217
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 

‫*ﻟﻔﺼﻞ *ﻟﺜﺎﻟﺚ‬
‫ﻋﻠﻰ *ﻟﻔﻌﻞ‬p ‫ ﺗﺪﺧﻞ ﻋﻠﻰ *ﻹﺳﻢ‬p‫ﺣﺮ‬
BAHAGIAN KETIGA
HURUF YANG MASUK PADA ISIM DAN FI’IL

1. Huruf-huruf ‘Athaf, iaitu:


– ‫ – ﻟﻜ ْﻦ – ﻻ‬% ¦ْ – p ْ ¦ – ‫! – !ﻟﻔﺎ› – ﱠ‬p‫!ﻟﻮ‬
. ‫ﺑﻞ – ﺣ‬
Huruf-huruf ini menjadi perantara antara dua
isim atau dua fi’il, sementara isim atau fi’il yang kedua
sama i’râb-nya dengan isim atau fi’il yang pertama.
2. Dua huruf istifhâm, iaitu “õ‫ﺰ‬a” dan “ْ‫ﻫ‬ ‫”ﻞ‬.
Kedua huruf ini merupakan bahagian dari kata tanya,
keduanya selalu berada diawal kalimat sebelum isim
atau fi’il, namun tidak berpengaruh terhadap I’râb
isim atau fi’il yang dimasukinya.
3. Huruf “‡‫!ﳊﺎ‬ p!p” (bermakna keadaan).
Iaitu huruf yang menghubungkan antara shâhib
hâl dan kalimat hal, baik isim mahupun fi’il (kecuali
kalimat fi’liyah yang bermula dengan fi’il mudhâri’

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


218

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Ketiga : Huruf ....... 
mutsbit, hal ini tidak boleh dimasuki oleh “‡‫ !ﳊﺎ‬p!p”).
Sementara itu, kalimat yang terletak selepas “p!p
‡‫ ”!ﳊﺎ‬menempati posisi nashab sebagai hâl.
4. Huruf “‫ﻻ‬% !‫”ﻟﻘﺴﻢ‬
Huruf ini berperan sebagai jawab qasam baik kalimat
ismiah mahupun kalimat fi’liyah. Hal ini akan
dijelaskan pada pembahasan “‫ﺳﻠﻮ‬ !‫ ”¦ﻟﻘﺴﻢ‬pada
bab kelima.

Perkara-perkara Penting Yang Terkait Dengan Huruf


Sebelumnya telah kami jelaskan tentang jenis-jenis
huruf dan macam-macamnya sesuai dengan posisinya di
dalam kalimat. Berikut ini ada beberapa hal penting yang
terkait dengan sebahagian huruf-huruf yang demikian itu .
1. Huruf “õ‫ﺰ‬a” ( ¦ )
Huruf “õ‫ﺰ‬a” ada dua macam:
a. Huruf nidâ’ (panggilan), iaitu digunakan untuk
memanggil yang dekat. Contoh: ْ‫¦>ﻞ ﻗﺒ¦ ﻤﺪ‬
“Wahai Muhammad terimalah !”.
b. Huruf istifhâm (kata tanya), boleh masuk kepada
isim atau fi’il tetapi tidak mempengaruhi i’râb
keduanya. Kata ini boleh digunakan untuk
menanyakan tentang:
i. Satu dari dua pilihan, maka harus ditambah
huruf “%ْ¦” Contoh:

(¦)

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- ‫ ؟‬õ,‫ﻗﻄﺎ‬,! ,‫¦ ﻛﺒﺖ‬% !‫“ ¦ ﻟﺴﻴﺎ‬Apakah
Karetapi atau kereta yang kamu naiki ?.
- ‫ﻟﺘﺎ! ﺳﺖ‬,‫¦ ﻳﺦ‬% !‫؟ ﳉﻐﺮﻓﻴﺎ‬,›¦ “Apakah
kamu telah belajar sejarah atau geografi?.
ii. Kalimat pernyataan, baik positif maupuan
egative. Contoh:
- ‫ !؟ ﻟﻘﺼﺔ‬o‫ ﻫﺬ‬ĩ¦‫“ ¦ ﻗﺮ‬Apakah kamu
telah membaca cerita ini ?.
- ‫“ ¦ ‡ ؟ ﺧﻲ¦ ﺗﺮ‬Apakah kamu tidak
melihat saudaraku ?.
2. Huruf “ ”.
Huruf “ ” selalu menjadi huruf jar. Dia hanya
boleh masuk pada isim atau dhamîr. Huruf “ ” ada
dua macam:
a. Asli. Huruf “ ” yang asli mengandungi dalam
berbagai makna iaitu:
- ‫” !ﻟﻈﺮﻓﻴﺔ !ﳌﻜﺎﻧﻴﺔ‬Contoh: “di/pada
‡‫ ﺑﺎﳌﻨـﺰ‬õ‫ﻷﺳﺮ! ﲡﺘﻤﻊ‬ “Keluarga itu
berkumpul di dalam rumah.”
- ‫“ !ﻹﺳﺘﻌﺎﻧﺔ‬dengan”. Contoh:
‫ﺑﺎﻟﺴﻜﲔ ﳋﺒﺰ! ﻗﻄﻌﺖ‬ “Saya memotong roti
dengan pisau”

220
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf ....... 
- ‫“ !ﻟﺘﻌﻮﻳﺾ‬se ...” Contoh:
‫ﺑﺴﺒﻌﲔ‬‫ !ﺷﺘﺮﻳﺖ !ﻟﻜﺘﺎ‬beli saya itu “Buku
pound” 70 seharga ‫ﻗﺮﺷﺎ‬
- ẽ‫“ !ﻹﻟﺼﺎ‬melekat” Contoh:
‫ ﲟﺤﻤﺪ‬ĩ,‫“ ﻣﺮ‬Saya pergi bersama si
Muhammad”
- َ‫“ !ﺴﻢ َﻟ ﻘ‬Demi”. Contoh:
‫ﺣﻘﻨﺎ ﻳﻀﻴﻊ ﻟﻦ ﺑﺎﷲ‬ “Demi Allah dia tidak
akan menghilangkan hak kami”
b. Tambahan. Disebut huruf “ ” sebagai tambahan
jika:
- Sebagai khabat kata “‫”ﻟﻴﺲ‬. Contoh:
ٍ‫ﺐ ﺑﻌﻴ ﻟﻔﻘﺮ! ﻟﻴﺲ‬ “Kefakiran itu bukanlah
sebuah aib”
- Sebagai fâ’il kata “‫”ﻛﻔﻰ‬. Contoh:

ً‫ﻟﻴ‬
‫ﺎ‬pّ ‫ﺑﺎﷲ ﻛﻔﻰ‬ “Cukuplah Allah sebagai
pelindung”
- Menjadi pola ta’ajjub (kagum) “‫ﻓﻌﻞ‬ ‫”¦ﺑﻪ‬.
Contoh:
›‫¦ ﺑﺎﻟﺴﻤﺎ ﻞ‬ “Alangkah indahnya langit itu”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


221

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
3. Huruf “ĩ” adakalanya:
a. Sebagai dhamîr, disebut dengan “‫›ﺗﺎ‬ !‫ﻟﻔﺎﻋﻞ‬
”; bersambung dengan fi’il mâdhi dan di-i’râb
menempati posisi rafa’ sabagai fâ’il (pembahasan
ini telah disinggung sebelumnya). Contoh:
- ُ‫“ ¦ﺖ ﻛﺘﺒ ﻧﺎ‬Saya telah menulis”
- َ‫“ ¦ﺖ ﻛﺘﺒ َﺖ ﻧ‬Kamu (lelaki) telah menulis”
- ‫“ ¦ﺖ ﻧِ ﻛﺘﺒ ِﺖ‬Kamu (perempuan) telah menu-
lis”
b. Sebagai huruf, ada dua bentuk:
i. ‫ َﻟ ﻘﺴﻢ! ›ﺗﺎ‬, (huruf sumpah dengan
makna “demi”). Dia menjadi huruf jar dan
hanya boleh digunakan untuk kata “‫”!ﷲ‬.
Contoh: ‫“ ﷲ!ﺗﺎ ﻟﻨﺎﺟﺢ! ﻷﻛﺎﻓﺌﻦ‬Demi Allah
saya akan memberi hadiah kepada orang yang
berjaya.”
ii. ‫( ﻟﺘﺄﻧﻴﺚ! ›ﺗﺎ‬menunjukkan jenis
perempuan). ›‫ !ﺗﺎ ﻟﺘﺄﻧﻴﺚ‬Ada dua jenis:
 Yang masuk pada fi’il madhi, maka !‫ﻟﺘﺄﻧﻴﺚ‬
‫›ﺗﺎ‬- nya ditulis dalam bentuk terbuka;
sukun pada akhir fi’il mâdhi dan berharkat
pada awal fi’il mudhâri’. Contoh:
- ĩْ ¦‫“ ﻗﺮ ﻫﻲ‬Dia (perempuan) telah mem-
baca”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


222

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Ketiga : Huruf ....... 
- ُ¦‫“ ﺗَﻘﺮ ﻫﻲ‬Dia (perempuan) sedang
membaca”
- ‫ﺴﺎﻓﺮ ﻫﻲ‬
ُ ‫“ ُﺗ‬Dia (perempuan) sedang
bepergian”
 Yang masuk pada akhir isim, maka ›‫ﺗﺎ‬
‫!ﻟﺘﺄﻧﻴﺚ‬-nya ditulis dalam bentuk tertutup
dan disebut dengan “‫”ﻣﺮﺑﻮﻃﺔ ›ﺗﺎ‬.
Contoh: ‫ﻣﻌﻠﻤﺔ‬, ¦‫ﺑﻨﺔ‬.
4. Huruf “,” dan “‫”ﺳﻮ‬.
a. Huruf “,” masuk pada awal fi’il mudhâri’ dan
mengandungi makna masa yang dekat. Contoh:
!‫” ﻏﺪ‬,p ‫“ ﺳﺄ‬Aku akan mengunjungimu besok”
b. Huruf “‫ ”ﺳﻮ‬masuk pada awal fi’il mudhâri’ dan
mengandungi makna masa yang jauh. Contoh:
‫ﺷﻬﺮﻳﻦ ﺑﻌﺪ ﻟﻨﺘﻴﺠﺔ! ﺗﻌﻠﻦ ﺳﻮ‬ “Kejayaan itu akan
diumumkan dua bulan mendatang”
5. Huruf “” adakalanya sebagai:
a. Huruf ‘Athaf mengandungi makna “sistematis”
dan “beriringan”:. Contoh:
- ‫“ ﻓﻌﻤﺮ ﺑﻜﺮ ﺑﻮ¦ ﳋﻼﻓﺔ! ‡ﺗﻮ‬Kekhalifahan
Abu Bakar berakhir kemudian digantikan oleh
Umar.”

223
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- ‫ﳌ ّﺪ ! ﺧﻞ‬,, ‫“ ›ﻟﺘﻼﻣﻴﺬ! ﻓﻮﻗﻒ‬Guru masuk
kemudian pelajar-pelajar berdiri.”
b. Huruf Nashab, jika masuk pada fi’il mudhâri’,
maka fi’il mudhâri’-nya manshûb. Dia mengandungi
makna bahawa pernyataan sebelumnya menjadi
sebab terhadap pernyatan sesudahnya dan
biasanya diawali oleh kata perintah atau larangan.
Contoh:
- !p ‫!ﻓﺘﻔﻮ !ﺣﺪ‬p !‫“ ﻳﺪ ﻛﻮﻧﻮ‬Bersatulah maka
kamu akan beruntung.”
- %‫  !ﻓﺄﻧ َﺪ ﻟﺴﻌﻲ‬ĩ‫ﻣﺎﻗﺼﺮ‬ “Saya tidak
boleh mengurangkan usaha, kerana pasti
menyesal.”
c. Huruf jawab. Dalam beberapa bentuk, huruf
“” menjadi jawab syarat. Seperti:
- ‫ﻓﺎﻟﻨﺠﺎ ﺟﺪ ﻣﻦ‬, ‫ﺣﻠﻴﻔﻪ‬ “Siapa yang rajin,
maka kejayaan menjadi temannya.”
- ‫ﺑﺄﻣﲔ ﻓﻠﻴﺲ ﻟﺴﺮ! ﻓﺸﻰ¦ ﻣﻦ‬ “Siapa yang
menebar kejahatan maka dia menjadi tidak
dipercaya.”
6. Huruf “”” adakalanya sebagai dhamîr atau huruf.
a. Jika sebagai dhamîr, disebut dengan “ !‫ﳋﻄﺎ‬
‫”ﻛﺎ‬ dengan erti “kamu (lelaki/perempuan).”
Dalam hal ini dia terbahagi kepada dua:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


224

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Ketiga : Huruf ....... 
i. Bersambung dengan fi’il, dia di-i’râb pada
posisi nashab sebagai maf ’ûlbih. (Contoh: ‫ﻗﺎﺑﻠﻚ‬
‫ ﻳﻘﺎﺑﻠﻚ‬-).
ii. Bersambung dengan isim, dia di-i’râb pada
posisi jar sebagai mudhâf ilaih. (Contoh: !‫ﻫﺬ‬
‫)ﻚ ﻛﺘُﺎﺑ‬.َ
b. Sebagai huruf, maka ada dua jenis:
i. Huruf jar, mengandungi makna “seperti”.
Contoh:
”ِ ‫!ﻛﺎﳌﻼ ﳌﻤﺮﺿﺔ‬ “Jururawat itu seperti
ma- laikat”.
ii. Huruf tambahan, seperti pada
- õ,‫( ¦ﻹﺷﺎ! ﺳﻢ‬kata tunjuk) Contoh: - ‫ﺗﻠﻚ‬
‫ﻟﻚ‬i ‫ﻟﺌﻚ‬p¦ -.
- ‫( ﻣﻨﻔﺼﻠﺔ ﻧﺼﺐ ﺿﻤ‬dhamir nashab
yang bersambung) Contoh: ”‫¦ﻳﺎ‬.
- Sebahagian “‡‫ ”¦ﻷﻓﻌﺎ! ›ﺎ‬Contoh: ‫›َﻧ َﻚ‬p
-
‫ﻳ َﺪ‬.,p
”َ
7. Huruf “‡” ada empat fungsi:
a. Sebagai huruf jar, maka dia dapat dua bentuk:
i. Berharkat kasrah, dengan makna
- “Milik”, contoh:  ‫ﻣﺎ‬p ĩ!‫ﻟﺴﻤﻮ!  ﻣﺎ ﷲ‬
g,‫“ ”!ﻷ‬Allah lah yang memiliki segala apa

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


225

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
yang ada di langit dan di bumi.”
- “Untuk”, contoh: !‫ﳌﺪ! ‡¦ ﻟﺘﻠﻤﻴﺬ‬,‫ﺳﺔ‬
‫“ ”ﻳﺬﻫﺐ ﻟﻠﺘﻌﻠﻢ‬Pelajar pergi ke sekolah
untuk belajar.”
ii. Berharkat fathah, digunakan dengan makna
“dengan” atau “kagum.” (Hal ini akan
dijelaskan pada bab kelima). Contoh: ẽ,!‫ﻟﺴﺎ‬
‫ ﻣﻦ َﻟﻠﺸﺮﻃﺔ ﻳﺎ‬dan ٍ‫ﺐ َﻟﻠﻌﺠﻴ ﻳﺎ‬.
b. Sebagai huruf nashab, dia masuk pada fi’il mudhâri’
dan me-nashab-kan fi’il mudhâri’. Dalam hal ini lam
yang demikian itu dapat dalam bentuk:
i. ‫ﻻ‬% !‫ﻟﺘﻠﻴﻞ‬
berharkat kasrah dengan makna
“supaya”. Contoh: ›!‫!ﻋﻤﻠﻮ‬ ‫!ﺳﻌﺪ !ﻟﻴﻌﻴﺸﻮ‬
“Bekerjalah agar kamu hidup sejahtera !.”
ii. ›‫ﻻ‬% !‫ ﳉﺤﻮ‬berharkat kasrah dan diawali oleh
kata “i‫ ”ﻛﺎ ﻣﺎ‬atau “‫ ”‡ ﻳﻜﻦ‬dengan makna
“untuk.” Contoh: ‫ﻢ‬ø ‫“‡ ﻟﻴﻐﻔﺮ ﷲ! ﻳﻜﻦ‬Allah
tidak mahu untuk mengampuni mereka.”
c. Sebagai huruf jâzim (disebut juga dengan “‫ﻻ‬% !‫ﻷﻣﺮ‬
”) dia berharkat kasrah dan bermakna “hendalah”;
masuk kepada fi’il mudhâri’ dan sekali gus men-
jazam- kannya. Contoh: ‫ ﻏﻨﺎﺋﻬﻢ ﻣﻦ‬ip,›‫ﻟﻘﺎ! ِﻟﻴﻨﻔﻖ‬
“Hendaklah orang-orang yang mampu mendermakan
sebahagian dari kekayaannya.”

226
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf ....... 
d. Sebagai huruf ta’kid, dalam bentuk ini dia selalu di
berharkat fathah dan mengandungi makna penegasan
(sungguh). Dia tidak berpengaruh terhadap i’râb
isim atau fi’il dimasukinya. Dalam hal ini lâm yang
demikian itu berposisi pada:
i. Awal kalimat, yang disebut dengan “ ›!‫ﻻ‬% !‫”ﻹﺑﺘﺪ‬
dan masuk pada kata yang berperan sebagai
mubtada’’.
:p Contoh‫ ﻟﺰﻳ ٌﺪ ¦ﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﻋﻤﺮ‬si “Sesungguhnya
Zaid lebih mulia dari si Umar.”
ii. Khabar “iّ ¦” atau pada isim khabar iّ ¦
muakhkhar, dan hanya boleh masuk pada “iّ ¦”
saja tidak pada saudara-saudaranya yang lain.
Contoh:
›‫ﺑﻚ ﻟﺒﺎﳌﺮﺻﺎ‬, iّ ¦ “Sesungguhnya Tuhanmu
-
benar-benar mengawasi).
‫ !ﻷﻟﺒﺎ‬p‡‫ ﻷ‬õ‫ﻟﻚ ﻟﻌ‬i  iّ ¦ “Sesunggungnya
-
yang demikian itu menjadi pelajaran bagi orang-
orang yang berfikir.”
iii. Jawab kata “‫ ”ﻟﻮ‬dan “‫( ”ﻟﻮﻻ‬Hal ini akan dijelaskan
pada bab kelima). Contoh:
‫ ﳌﺮﻳﺾ! ﺣﺎﻟﺔ‬ĩ›‫َﻟﺴ َﺎ ﻟﻄﺒﻴﺐ! ﻟﻮﻻ‬ “Sekiranya
bukan kerana pertolongan doktor keadaan
orang sakit itu sungguh dalam kritikal.”
iv. Jawab “‫( ”!ﻟﻘﺴﻢ‬kata sumpah), (Hal ini akan

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


dijelaskan pada bab kelima). Contoh: ّ‫ﷲ‬
ِ ِ‫!ﱭ ﻷﻋﺎﻗ‬p

227

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
‫ﳌﻘ ّﺼﺮ‬.!
8. Huruf “i”, dapat dalam bentuk dhamîr atau huruf.
a. Jika dalam bentuk dhamîr maka disebut dengan
“õ‫ !ﻟﻨﺴﻮ‬i‫ ”ﻧﻮ‬yang terdapat pada fi’il mâdhi,
mudhâri’ dan amar. õ‫ !ﻟﻨﺴﻮ‬i‫ ﻧﻮ‬berharkat fathah
tetapi huruf sebelumnya ber-harkat sukûn dan
di-i’râb pada posisi rafa’ sebagai fâ’il. Contoh:

- َ‫ﻦ ﻫْﺒ‬i ›‫“ !ﻟﻨﺴﺎ‬Para wanita itu telah pergi.”


- َ‫“ !ﻦ ﻳﺬﻫﺒْ ›ﻟﻨﺴﺎ‬Para wanita itu sedang pergi.”
- َ‫ﻦ ﻫْﺒ‬i! “Pergilah ! (perempuan).”
b. Jika dalam bentuk huruf, “i” ada empat macam:
i. ‫ !ﻟﺘﻮﻛﻴﺪ‬i‫“ ﻧﻮ‬Penegasan”, terkadang dia
berharkat fathah dan terkadang berharkat tasydid.
Dia boleh masuk pada fi’il mudhâri’ dan fi’il amar.
Contoh:
- ‫!ﻟﺪﻳﻚ‬p ْ‫¦ﻦ ﻃَﻴ ﻌ‬
“Ta’atilah kedua ibu bapamu.”
(contoh berharkat fathah masuk pada fi’il
mâdhi).

- ‫ﻻﺗَﺤﺴَﺒ ّﻦ !ﷲ ﻏﺎﻓﻼ‬mengira kamu “Janganlah p


Allah itu lupa.” (contoh berharkat tasydid masuk
pada fi’il mudhâri’).
ii. ‫ !ﻟﻮﻗﺎﻳﺔ‬i‫“ ﻧﻮ‬Penjaga” muncul sebelum yâ
mutakallim (baik pada fi’il atau pada sebahagian
huruf) Contoh:

228
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf ....... 
- ‫“ ﻌ‬Dia telah mendengar saya.”
- ‫“ ﻳﺴﻤﻌ‬Dia sedang mendengar saya.”
- ‫“ ¦ﻌ‬Dengarkanlah saya.”
- ‫“ ¦ﻧ‬Sesungguhnya saya.”
iii. ‫ !ﻹﻧﺎ‬i‫“ ﻧﻮ‬Menunjukkan makna jamak
untuk perempuan” dia berharkat tasydid dan
melekat pada dhamîr. Contoh:
‫ﻛﺘﺎﺑﻜ ﱠﻦ – ﻛﺘﺎֲד ﱠﻦ – ﺷﻜﺮﻛ ﱠﻦ – ﻳﺸﻜﺮﻛ ﱠﻦ – !ﺷﻜﺮﻛ ﱠﻦ‬
iv. õ‫ !ﺋﺪ!ﻟﺰ‬i‫“ ﻧﻮ‬Tambahan” iaitu yang
menempel pada:
- Fi’il mudhâri’ yang mutsanna dan jama’. Huruf nûn
yang demikian itu dibuang ketika fi’il mudhâri’
tersebut diawali oleh huruf nashab atau huruf
jazam. Contoh:
‫ ﺗﻜﺘﺒﲔ‬- i‫ – ﺗﻜﺘﺒﻮ‬i‫ – ﻳﻜﺘﺒﻮ‬i‫ – ﺗﻜﺘﺒﺎ‬i‫ﻳﻜﺘﺒﺎ‬
Menjadi:
‫ﻟﻦ ﻳﻜﺘﺒﺎ – ﻟﻦ ﺗﻜﺘﺒﺎ – ﻟﻦ ﻳﻜﺘﺒﻮ! – ﻟﻦ ﺗﻜﺘﺒﻮ! – ﻟﻦ‬
‫ﺗﻜﺘ‬
- Isim mutsannâ dan dia berharkat kasrah.
Contoh:
iِ ‫!ﳌﻬﻨﺪﺳﺎ‬ “Dua orang Arkitek”

229
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
Jama’ muzakkar salim dan dia berharkat fahah
Contoh: iَ ‫!ﳌﻬﻨﺪﺳﻮ‬ “Beberapa orang Arkitek”
Huruf nûn dimakud harus dibuang ketika isim
mutsanna dan jama’ yang ditempelinya ber berposisi
sebagai mudhâf. Contoh:
- õ,‫ﻟﻌﻤﺎ! ﻣﻬﻨﺪﺳﺎ ›ﺟﺎ‬ “Telah datang kedua
arkitek bandar/kota itu”
- ,‫!ﻟﻜﺒﺎ‬p ẽ‫ﻟﻄﺮ! ﻣﻬﻨﺪﺳﻮ ﺣﻀﺮ‬ “Para arkitek
jalan dan para orang besar telah datang.”
9. Huruf “p” adakalanya dalam bentuk dhamîr dan
huruf.
a. Jika sebagai dhamîr maka disebut dengan “p!p
‫”!ﳉﻤﺎﻋﺔ‬, (waw jama’) dia bersambung dengan fi’il
mudhâri’ dan fi’il amar, di-i’râb menempati posisi
rafa’ sebagai fâ’il. Contoh:
p!.‫ – ¦ﺷﻜﺮ‬ip‫ – ﻳﺸﻜﺮ‬p!‫ﺷﻜﺮ‬
b. Jika sebagai huruf, maka dia dapat sebagai:
i. Huruf ‘athaf, mengandungi makna “banyak”,
posisinya di antara dua fi’il atau dua isim.
Contoh:
‫ﳊﺪﻳﻘﺔ! ‡¦ ﻫﺒﺎ‬ip ‫ﺳﻌﻴﺪ‬p ‫ﺪ¦ ﺣﻀﺮ‬ “Si
Ahmad dan si said telah tiba dan keduanya
telah pergi ke taman.”

230
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf ....... 
ii. Huruf jar, dapat berjenis:
 Huruf sumpah (dengan erti demi),
posisinya di sebelum kata muqassam (yang
disumpah). Contoh: ‫ﺣ ﻘﻚ‬
‫ﻷﻛﺮﻣّﻨﻚ ﱢ‬p “Demi
kebenaranmu aku akan menghormatimu.”
 Waw kata “ ‫ ﱠ‬,ُ” selepas membung
kata “ ‫ ﱠ‬,ُ” itu sendiri. Biasanya
masuk pada kata yang nakirah. Contoh: ‫ﻟﺒ‬
‫ﺤﺮ! ﻛﻤﻮ ٍﻞ ﻟﻴ‬p
‫¦ﺧﻰ ﺳﺪ‬, adalah asalnya ‫ﻟﻴ ﻛﻤﻮ‬ ‫ ﱠ‬,p
‫ﻟﻪ‬p ‫ٍﻞ‬
‫ﻟﻪ‬p‫¦ﺧﻰ ﺳﺪ‬, ‫!ﻟﺒﺤﺮ‬
iii. Waw al-ma’iyah (dengan makna “serta”)
sementara isim yang terletak di sesudahnya
disebut “‫ ”ﻣﻌﻪ ‡ﻣﻔﻌﻮ‬yang di-nashab-kan.
Contoh:
‫ﻃﻠﻮ !ﻟﻔﺠﺮ‬p ُ‫!ﺖ ﺳﺘﻴﻘﻈ‬ “Saya bangun seiring

dengan terbitnya fajar”
iv.Waw al-hâl (dengan makna “sedangkan”) iaitu
huruf yang menghubungkan antara shâhib
hâl dengan jumlah hâl. Sementara isim yang
terletak selepasnya menempati posisi nashab
sebagai hâl. Contoh: ‫ﻟﻠﺴﻔﺮ ﻳﺴﻌﺪ ﻫﻮ‬p ‫ﺗﻪ‬,
“Saya mengunjunginya sedangkan dia sedang
bersiap-siap untuk pergi.”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


231

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
10. Huruf “” dapat dalam bentuk dhamîr dan huruf.
a. Jika sebagai dhamîr, maka “” ada dua macam:
i. Yâ mutakallim, iaitu:
 Yâ yang bersambung dengan fi’il mâdhi,
mudhâri’ dan amar. Dalam bentuk itu ya
mutakallim menempati posisi nashab
sebagai maf ’ûilbih. dan biasanya selalu ada
pemisah antara fi’il dengan yâ mutakallim yang
disebut dengan “‫ﻗﺎﻳﺔ‬p i‫”ﻧﻮ‬. Contoh:
- 2‫ﺷﻜﺮ‬ “Dia telah berterima kasih
kepada saya.”
- 2‫ﻳﺸﻜﺮ‬ “Dia sedang berterima kasih
kepada saya.”
- 2‫¦ﺷﻜﺮ‬ “Berterima kasihlah kepada
saya.”
(Huruf yâ’ pada kalimat-kalimat di atas,
menempati posisi nashab sebagai maf ’ûlbih)
 Yâ yang bersambung dengan isim, dalam
bentuk itu ya mutakallim menempati posisi
jar sebagai mudhâf ilaih. Contoh:
- ‫“ﻛﺘﺎ‬Buku saya.”
- ‫“ ﻗﻠﻤﻲ‬Pena saya.”

232
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf ....... 

Yâ yang bersambung dengan “iّ ¦”
dan saudara-saudaranya, dalam bentuk
itu ya mutakallim menempati posisi nashab
sebagai isim “iّ ¦”. Contoh: ‫ﻣﻘﺘﻨﻊ‬
‫¦ ﻳﻚ¦ﺑﺮ‬2 “Sesungguhnya saya
menerima pendapatmu.”

Yâ yang bersambung dengan sebahagian
huruf jar. Contoh:  ‫ّﻣﺮ‬ “Pergi bersama
saya”
ii. Ya Mukhâtabah
Iaitu yâ yang bersambung dengan fi’il
mudhâri’ dan fi’il amar. Dalam bentuk itu yâ’
mukhâtabah menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il.
Contoh: ‫ ﺗﻘﻮﻣﲔ‬dan ‫ﻗﻮﻣﻲ‬.
b. Yâ’ sebagai huruf. Dalam hal ini yâ terbahagi
kepada empat jenis:
i. Yâ’ mudhara’h iaitu huruf yâ yang mengawali
fi’il mumudhari’. Contoh: ،i‫ ﻳﻜﺘﺒﻮ‬،i‫ﻳﻜﺘﺒﺎ‬
‫ ﻳﻜﺘﱭ‬،‫ﻳﻜﺘﺐ‬.
ii. Yâ’ mutsannâ iaitu huruf yâ yang menjadi
tanda nashab atau tanda jar pada isim tatsniyah,
dia berharkat sukûn dan huruf sebelumnya
berharkat fathah. Contoh:

233
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- َ‫¦ﺳﲔ ﻣﻬﻨﺪ ﻳﺖ‬, “Saya melihat dua
orang arkitek.”
- َ‫ ﺳﲔ ﲟﻬﻨﺪ‬ĩ,‫ﻣﺮ‬ “Saya pergi bersama
dua orang arkitek.”
iii.Yâ Jama’ iaitu huruf yâ yang menjadi tanda
nashab atau tanda jar pada jama’ muzakkar sâlim,
dia berharkat sukûn dan huruf sebelumnya
berharkat kasrah. Contoh:
- ِ‫¦ﺳﲔ ﻣﻬﻨﺪ ﻳﺖ‬, “Saya melihat beberapa
orang arkitek.”
- ِ‫ ﺳﲔ ﲟﻬﻨﺪ‬ĩ,‫ﻣﺮ‬ “Saya pergi bersama
beberapa orang arkitek.”
iv. Yâ Nasab iaitu huruf yâ yang ber-tasydid dan
huruf sebelumnya berharkat kasrah serta
menunjukkan pengertian asal usul kebangsaan,
profesi atau suku. Contoh:
- ّ ‫“ ﻣﺼﺮ‬Orang Mesir.”
- ّ‫“ ﻛﻮ‬Orang Kufah.”
- ّ‫“ ﻲ ﺟﺎﻣﻌ‬Aktivis kampus.”
- ‫“ ﻋﻠﻤﻲ‬Orang ilmiah.
11. Huruf “‫”ﻻ‬. Huruf ini dapat masuk pada fi’il
juga pada isim.

234
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf ....... 
a. Huruf “‫”ﻻ‬yang masuk pada fi’il dapat berjenis:
 Huruf nâfiy, biasanya masuk pada fi’il mudhâri’
dengan makna “tidak” dan tidak berpengaruh
terhadap i’râb fi’il yang dimasukinya. Contoh:
- ›‫!ﻟﺸﺘﺎ!  ﻳﻨﻀﺞ ﻻ ﻟﻌﻨﺐ‬ “Anggur tidak
dapat matang di musim dingin.”
- ‫ﻟﻜﺬ‬ ‫!ﻻﻳﻔﻴﺪ‬ “Dusta/bohong itu tidak
ada gunanya.”
 Huruf jâzim (‫)ﻟﻨﺎﻫﻴﺔ! ﻻ‬, masuk pada fi’il
mudhâri’ dengan erti “jangan” serta men-
jazam-kan huruf akhir mudhari’. Contoh:
,‫ﻧﺘﻢ‬ ‫¦ﺳﻜﺎ‬p õ‫!ﻻﺑﻘﺮﺑﻮ‬ !‫ﻟﺼﻼ‬
“Janganlah
melaksakan solat kalau kamu sedang mabuk.”
b. Huruf “‫”ﻻ‬yang masuk pada isim dapat berjenis:
 Huruf ‘atahaf , mengandungi makna nagasi
seperti nagasi kata yang diikutinya. Contoh:
َ ‫ﺣﺼﺪﻧﺎ !ﻟﻘﻤ َﺢ ﻻ !ﻟﺸﻌ‬ memanen telah “Kami
gandum bukan beras.”
 Huruf nafyi sebagai bahagian dari saudara-
saudara “‫“ )ﻟﻠﺠﻨﺲ ﻟﻨﺎﻓﻴﺔ! ﻻ‬iّ ¦) masuk
pada kalimat mubtada’’ dan khabar dan
berperan seperti fungsi “iّ ¦” dengan
syarat isim-nya nakirah dan bersambung
secara langsung.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


235

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
Contoh:
- ‫ﷲ! ﻻ¦ َﻟ ﻪ¦ ﻻ‬ “Tidal ada tuhan selain Allah.”
- õ‫َ ﻛﺘﺎ ﻻ‬ ‫ﻓﺎﺋﺪ ﻣﻦ ﻠﻮ‬ “Tidal ada satu
bukupun yang tidak berguna.”
 Huruf nâfiy yang berperan seperti fungsi “‫ﻟﻴﺲ‬
”, masuk pada kalimat yang terdiri dari mubtadâ
dan khabar dengan syarat keduanya berbentuk
nakirah dan tidak ada huruf “‫ ”¦ﻻ‬sebelumnya.
Contoh:
›‫ﻣﺰ‬ sَ ,‫ﻻﺷﺎ‬ “Tidal ada jalan yang
macet.”
 Huruf nâfiy tambahan, iaitu huruf “‫ ”ﻻ‬yang
masuk pada isim ma’rifah atau diawali oleh
huruf jar. Huruf ini tidak berpengaruh
terhadap i’râb isim yang dimasukinya. Contoh
‫ﻻ‬p ‫!ﻋﻮ‬2 ‫ﻟﻘﻮ!ﻻ‬% ‫ ¦ﻗﻮﻣﻲ‬i!‫ !ﻷﻋﻮ‬dan ‫ﺧﻮ‬
‫ ﺑﻼ ﳉﻨﺪ! ﻳﺴ‬.
12. Huruf “‫”ﻣﺎ‬, adakalanya isim dan adakalanya huruf.
a. Sebagai isim, huruf “‫ ”ﻣﺎ‬ada empat macam:
i. Isim maushûl, digunakan untuk yang tidak
berakal (hal ini telah dijelaskan pada bab isim
mabnîy). Contoh: ‫ ﻗﺼﺺ ﻣﻦ ﻛﺘﺒﺖ ﻣﺎ‬ĩ¦‫ﻗﺮ‬
“Saya telah membaca cerita yang telah ku
tulis.”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


236

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Ketiga : Huruf ....... 
ii. Isim istifhâm (Kata tanya), digunakan untuk
menanyakan perkara-perkara yang tidak
berakal. Contoh:
‫؟ ﻟﻴﻚ¦ ﻟﻘﺼﺺ! ﱡﺐ ﺣ¦ﻣﺎ‬ “sama dengan
”isim syarat, iaitu men-jazam-kan dua fi’il; fi’il
syarat dan jawab-nya. Contoh: ‫”ﺪ‬ ْ  !‫ﳌﺴﺘﻘﺒﻞ‬
‫ ﻳﻔ‬oْ‫ﺮ ﺗﺪﺧ ﻣﺎ‬.
iii. Isim nakirah dengan erti “kagum” (‫)ﻟﺘﻌﺠﺒﻴﺔ! ﻣﺎ‬,
di-i’râb menempati posisi rafa’ sebagai mubtada’’.
(hal ini akan dijelaskan pada bab uslûb ta’ajjub
dibahagian kelima). Contoh: ,‫¦ ﻣﺎ‬ ‫ﻟﺰﻫﻮَ ! َﻞ‬
“Alangkah indahnya bunga-bunga itu.”
b. Huruf “‫ ”ﻣﺎ‬sebagai huruf ada empat jenis:
i. Huruf nafiy, jika masuk pada fi’il mâdhi dia
bermakna “tidak” untuk masa lampau, jika
masuk pada fi’il mudhâri’ dia bermakna “tidak”
untuk masa sekarang dan yang akan datang.
Contoh:
- ‫“ ﻤﺪ> ﺧﺮ ﻣﺎ‬Muhammad tidak keluar.”
- ‫ ﻣﻜﺎﻓﺄﺗﻚ ﻋﻦ ﻣﻨﺘﻨﻊ¦ ﻓﻤﺎ ﲡﺘﻬﺪ‬i¦ “Jika
kamu bersungguh-sungguh maka saya
tidak akan dapat menghentikan
kecakapanmu”
ii. Huruf nafiy, masuk pada kalimat yang terdiri
dari mubtada’’ dan khabar :

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


237

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
- Dapat berperan seperti fungsi “‫”ﻟﻴﺲ‬
jika khabar-nya tidak terdahulu dari
mubtada’’- nya dan tidak dimasuki oleh
huruf “ ‫”¦ّﻻ‬. Contoh: ‫ ﻣﻨﻴﻌﺔ‬i‫ﳊﺼﻮ! ﻣﺎ‬
- Atau bermakna nafiy, jika persyaratan-
persyaratan di atas tidak terpenuhi. Oleh
kerana dia tidak berpengaruh terhadap i’râb
mubtada’ dan khabar yang dimasukinya.
Contoh:
‫ﻟﺸﺎﻋﺮ! ﻻ¦ ﻧﺖ¦ ﻣﺎ‬ “Kamu hanya
seorang penyair.”
iii.Huruf tambahan dan berpengaruh terhadap
fungsi kata yang dimasukinya, iaitu jika:
-
Bersambung dengan “iّ ¦” dan
saudara- saudaranya. Maka fungsi “iّ ¦”
dan saudara- saudaranya gugur. Contoh:
‫ﳕﺎ‬ !‫ﻟﻌﺪ‬ ‡ُ ¦‫ﺳﺎ‬ ,
ُ !‫¦ﳊﻜﻢ‬
“Sesungguhnya keadilan adalah asas
hukum.”
-
Bersambung dengan beberapa fi’il (‫ ﻗ‬،‫ﱠﻞ‬
‡‫ﻃﺎ ﻛﺜﺮ‬،) maka fi’il-fi’il tersebut tidak
lagi memerlukan fâ’il. Contoh: ‫ﻳﺘﻤﻜﻦ‬
‫“ !ّﻗﻠﻤﺎ ﻏﺎﻳﺘﻪ ‡¦ ‡ﻟﻮﺻﻮ! ﻣﻦ ﳌﻬﻤﻞ‬Sedikit
sekali kemungkinan orang yang lalai dapat
mencapai tujuannya.”

238
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Ketiga : Huruf ....... 
- Bersambung dengan dua huruf jar iaitu “‫ﻟﻜ‬
‫ ”!ﺎ‬dan “ ‫ ﱠ‬,ُ” maka fungsi kedua jadi
gugur. Contoh:
‫ﺷﻘﻴﻖ ﻣﻦ ﻧﻔﻊ¦ ٌﻖ ﺻﺪﻳ ﲟﺎ‬,“Boleh jadi
rakan itu lebih berguna dari saudara
kandung.”
iv. Huruf tambahan yang tidak berpengaruh
terhadap fungsi kata yang dimasukinya, iaitu
jika:
- Bersambung dengan huruf jar (› ‫ ِ ﻣ‬،‫ َﻋ ْﻦ‬،‫)ﻟﺒﺎ! ْﻦ‬
:Contoh ‫ ﻋﻤﺎ ﻗﻠﻴ ٍﻞ ﻟﻴﺼﺒﺤﻦ ﻧﺎ›ﻣﲔ‬kata( “‫”ﻋﻦ‬
adalah huruf jar, “‫”ﻣﺎ‬ adalah
tambahan dan kata “ٍ‫ﻗﻠﻴ‬ ‫ ”ﻞ‬di-jar-kan
oleh huruf jar “‫)”ﻋﻦ‬.
- Bersambung dengan sebahagian zharaf
iaitu: ip› ‫ ﻗﺒﻞ‬،‫ﺑﻌﺪ‬،. Contoh: ,!‫ﳊﻀﻮ‬
‫ﺟﻮﺗﻪ‬,
ٍ‫ﺗﺄﺧ ﳕﺎ‬p› “Saya berharap kehadirannya
tanpa terlambat.” (Kata “‫ﺧ‬ ٍ ‫ ”ﺗﺄ‬di-jar-kan
dengan harkat kasrah kerana dia berperan
sebagai mudhâf ilaih dari kata “ip›”
13. Huruf-huruf: p¦ ,%ْ¦, dan ّ‫¦ﻣﺎ‬. Semuanya adalah
huruf ‘athaf dengan makna yang hampir sama.
Berikut ini
akan dijelaskan perbezaan pemakaiannya masing-
masing:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


239

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
a. Kata “%ْ¦” dipakai selepas kata “›!‫ ”ﺳﻮ‬atau selepas
hamzah istifhâm (kata tanya). Contoh:
- ‫ ﺗﻐﻴﺒﺖ‬%¦ ĩ‫ﺣﻀﺮ¦ ّﻲ ﻋﻠ ›!ﺳﻮ‬ “Bagi saya
sama saja apakah kamu hadir atau tidak.”
- ‫¦ ﻛﻠﺖ¦ ﺑﺮﺗﻘﺎﻻ‬% ‫¦؟ ﻋﻨﺒﺎ‬ “Apakah jeruk
atau anggur yang kamu makan ?.”
b. Kata “p¦” dipakai dengan makna: “memilih”,
“membahagi” atau “ragu.” Contoh:
- ‫ ؟ ﻋﻨﺒﺎ‬p¦ ‫ﺑﺮﺗﻘﺎﻻ ﺧﺬ‬ “Ambil jeruk atau
anggur !.” (makna melilih)
- ‫¦ ﺣﺮ‬p ‫¦ ﻓﻌﻞ‬p ‫!ﻟﻜﻤﻠﺔ ¦ﺳﻢ‬ isim, ada itu “Kata
fi’il atau huruf.” (makna pembahagian).

- ‫¦ >ﻤﺪ ؟‬p ‫ﻧﻘﻞ !ﳋ ﻋﻠ ّﻲ‬ memindahkan “Yang


maklumat itu si Ali atau si Muhammad ?.”
c. Kata “ّ‫ ”¦ﻣﺎ‬sama maknanya dengan kata “p¦”.
Contoh: ‫“ !ﺣﺮ ّ ﻣﺎ¦ ﻓﻌﻞ ّ ﻣﺎ¦ ﺳﻢ¦ ﻟﻜﻤﻠﺔ‬Kata
itu ada isim, fi’il atau huruf.”
14.Huruf “ّ ¦”, adakalanya isim dan adakalanya
huruf. Namun penggunaannya sebagai isim lebih
sering dibanding dengan penggunaannya sebagai
huruf.
a. Sebagai isim, kata “ّ ¦” digunakan untuk
objek yang berakal dan yang tidak berakal. Dia
ber- tasydid dan di-i’râb sesuai dengan
posisinya di

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


240

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Ketiga : Huruf ....... 
dalam kalimat (rafa’, nashab dan jar). Seiring
dengan itu, dia terbahagi kepada lima macam.
i. Isim maushûl (kata sambung), iaitu sama
maknanya dengan kata “ْ‫“ﻟﺬ‬, ”‫ ”!ﻦ َ ﻣ‬atau “‫ﻣ‬
‫”ﺎ‬. Hal ini telah dijelaskan pada pembahasan
tentang Isim maushûl. Contoh: ›¦ ّ ¦ ‫ﻳﻌﺠﺒ‬
‫ ﻋﻤﻠﻪ‬sama maknanya dengan ungkapan ‫ﻳﻌﺠ‬
‫“ ﺒ ﻋﻤﻠﻪ ›¦ ْﻦ ﻣ‬Saya kagum terhadap
orang yang mampu dapat melaksanakan
pekerjaannya.”
ii. Isim syarat yang men-jazam-kan. Hal ini telah
dijelaskan pada bab fi’il mudhâri’ yang di-jazam-
kan. Contoh:
‫ﻳﻜﺮﻣ‬ ›‫!ﻣﺮ‬ ّ ¦ “Siapa orang
‫¦ﻛ ْﺮ ﻣﻪ‬
yang menghormati saya maka saya akan
menghormatinya.”
iii. Isim istifhâm (kata tanya), hal ini akan dijelaskan
pada bab uslûb istifhâm berikutnya. Contoh:
‫ﺟﻞ ﻗﺎﺑﻠﺖ ؟‬, ّ ¦ “Siapa lelaki yang kamu
-
jumpai?”
- ‫ﺳﻠﻢ‬p ‫ﻟﺪ !ﻟﺮﺳﻮ‡ ﺻﻠﻰ !ﷲ ﻋﻠﻴﻪ‬p ‫ ¦ ﺑﻠﺪ‬
“Dibandar/kota manakah Rasulullah SAW
dilahirkan ?”
iv. Isim mubham munâdâ yang di-binâ dengan
harkat dhummah. Hal ini telah dijelaskan pada

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


241

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
bab munâdâ.
Contoh:
- i‫¦ﻃﻨﻮ!ﳌﻮ! ﻳﻬﺎ‬ “Wahai para penduduk tetap
(lelaki)”
- ĩ‫¦ﻃﻨﺎ!ﳌﻮ! ﻳﺘﻬﺎ‬“Wahai para penduduk
tetap (perempuan)”
v. Na’at kepada isim nakirah. Contoh:
‫ﺟﻞ‬, ¦ ‫ ﺑﺮﺟﻞ‬,ĩ‫ﻣﺮ‬
b. Jika kata “ْ ¦” sebagai
huruf maka dia di-
binâ dengan harkat sukûn. Dalam hal ini kata “ْ
¦” ada tiga macam:
i. Huruf nidâ. Hal ini telah dijelaskan pada bab
munâdâ. Contoh: ‫“ ¦ ْ ﻗﺒﻞ¦ ٌﺪ ﳑﺤ‬Wahai
Muhammad temuilah”
ii. Huruf yang sama maknanya dengan kata “p¦”
contoh:
! ْ ¦ ‫ﻳﻘﺼﺪ ﺑﺎﻷﺟﺮ ﻛﻞ ﻣﺎ ﻳﺘﻘﺎﺿﺎ› !ﻟﻌﺎﻣﻞ ﻟﻘﺎ› ﻋﻤﻠﻪ‬
‫ﳌﺮﺗﺐ‬
ĩ‫ﳌﻜﻔﺂ‬ĩ !p‫ﻟﺒﺪﻻ‬ĩ!p !p‫ﻟﻌﻼ‬p!
iii. Huruf yang mendahului kata sumpah, tetapi
dibaca “ْ ¦” (hamzah-nya berharkat kasrah).
15. Huruf “‫“ﻧﻌﻢ‬, ”‫ ”ﺑﻠﻰ‬dan “‫ ”¦ﺟﻞ‬semuanya adalah
huruf mabnîy dengan harkat sukûn dan digunakan
untuk menjawab soalan yang menggunakan kata

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


242

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Ketiga : Huruf ....... 
“‫ ”ﻫﻞ‬atau “¦”.
Soalan yang menggunakan “‫ ”ﻫﻞ‬selalu dalam
bentuk kalimat positif, maka dijawab dengan kata “
‫ ”ﻧﻌﻢ‬untuk mengatakan ya dan dengan kata “‫”ﻻ‬
untuk mengatakan tidak. Contoh:
,َ ,‫ﺖ ﻓﻬﻤ ﻫﻞَ !ﻟﺪ‬ “Apakah kamu telah memahami
pelajaran?”
Untuk mengatakan “ya” maka dijawab dengan
kata “‫ ”ﻧﻌﻢ‬dan untuk mengatakan “tidak” maka
dijawab dengan kata “‫”ﻻ‬.
Adapun soalan yang menggunakan kata “¦” dan
soalan yang demikian itu adalah kalimat positif,
maka sama dengan kata “ ‫ ”ﻫﻞ‬iaitu dengan kata “‫ﻧ‬
‫ ”ﻌﻢ‬untuk mengatakan ya dan dengan kata “‫”ﻻ‬
untuk mengatakan tidak. Contoh: ,َ ,‫¦ﻟﺪ! َﺖ ﻓﻬﻤ‬
“Apakah kamu telah memahami pelajaran?” Untuk
mengatakan “ya” maka dijawab dengan kata “‫ﻧﻌﻢ‬
” dan untuk mengatakan “tidak” dijawab dengan
kata “‫”ﻻ‬.
Sementara jika soalannya negative, maka kata
yang dipakai untuk mengatakan ya adalah kata “‫”ﺑﻠﻰ‬
dan untuk mengatakan tidak digunakan kata “‫”ﻻ‬.
Contoh:

243
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
,َ ,‫¦‡ ﻟﺪ! ِﻢ ﻧﻔﻬ‬ “Apakah kita belum memahami
pelajaran?” Untuk mengatakan “ya” maka dijawab
dengan kata “‫ ”ﺑﻠﻰ‬dan untuk mengatakan
“tidak” dijawab dengan kata “‫”ﻧﻌﻢ‬. Kata “‫ﺟ‬
‫ ”¦ﻞ‬sama maknanya dengan kata “‫”ﻧﻌﻢ‬.
.Huruf 16 “‫ْﻦ‬ ‫ ”ﻟﻜ‬dan “‫”ﻟﻜ ﱠﻦ‬
a. Huruf “ْ‫( ”ﻦ ﻟﻜ‬huruf nûn-nya berharkat
sukûn) adalah huruf ‘athaf ; harus diawali oleh
kata nafiy
atau nahyi, dengan erti “tetapi.” Contoh:
- ‫ﻋﻠﻲ ْﻦ ﻟﻜ ›ﻤﻮ> ﺣﻀﺮ ﻣﺎ‬ “Yang hadir itu
bukan si Mahmud tetapi si Ali.”
- ‫ﻻﺗﺸﻜﺮ‬ >‫!›ﻤﻮ‬ ‫ﻟﻜ‬ ‫ْﻦ‬ ‫ﻋﻠﻴ‬
“Jangan
berterima kasih kepada si Mahmud tetapi
kepada si Ali.?”
b. Huruf “‫( ﱠ”ﻦ ﻟﻜ‬huruf nûn-nya berharkat
fathah) adalah bahagian dari saudara-saudara “iّ
¦” dengan erti “tetapi”. kata berperan me-nashab-
kan isim
dan me-rafa’-kan khabar. Contoh: ‫ﻟﻜﺘﺎ! !ﻫﺬ‬ ‫ﺻﻐ‬
ٌ‫ﻛﺒ ﻧ َﻔ ﻌﻪ ّﻦ ﻟﻜ‬p “Buku ini kecil tetapi
manfaatnya besar.”
Terkadang huruf nûn yang ada pada kata
“‫ ﱠ”ﻦ ﻟﻜ‬di-sukûn-kan, dalam bentuk ini kata “‫ﻟﻜ‬
‫ ”ﻦ‬tidak berperan lagi. Contoh: “!‫ﺻﻐ ﻟﻜﺘﺎ‬
‫! ﻫﺬ‬
ٌ ‫”ﻟﻜ ْﻦ ﻧ ُﻔ ﻌﻪ ﻛﺒ‬p

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


244

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Ketiga : Huruf ....... 
Penting diperhatian !
Apakah huruf “‫ ”ﻣﻊ‬huruf atau isim ?. Para ahli berbeza
pendapat, tetapi pendapat yang lebih kuat bahawa “‫”ﻣﻊ‬
adalah isim dan bukan huruf, dengan alasan bahawa kata
“‫ ”ﻣﻊ‬boleh disukunkan, contoh: ‫! ﻣﻌ‬p›‫“ ﺟﺎ‬Mereka
datang bersama-sama.” (Sepertimana diketahui bahawa huruf
tidak boleh ber-tanwîn dan semuanya mabnîy).
Atas dasar itu, kata “‫ ”ﻣﻊ‬adalah isim zaman atau
isim makân (kata keterangan tempat atau waktu), dia di-
i’râb yang mana huruf ‘ain-nya berharkat fathah sebagai
zharaf, sementara isim yang terletak di depannya selalu di-
jar-kan sebagai mudhâf ilaih. Contoh:
- ٍ‫“ ﺪ ﻤ> َﻊ ﻣ ﺣﺴﻦ ﺟﻠﺲ‬Hasan telah duduk bersama si
Muhammad.” (Kata “َ‫ ”ﻊ ﻣ‬adalah zharaf makân
di- nashab-kan dengan harkat fathah, sementara
kata “ٍ‫ ”>ﺪ ﻤ‬adalah mudhâf ilaih dan di-jar-kan
dengan harkat kasrah).
- ٍ‫ﺪ ﺳﻌﻴ َﻊ ﻣ ﻤﺪ> ›ﺟﺎ‬ “Muhammad telah
datang bersama si Said.” (Kata “َ‫ ”ﻊ ﻣ‬adalah zharaf
zaman di-nashab- kan dengan harkat fathah,
sementara kata “ٍ‫ ”ﺪ ﺳﻌﻴ‬adalah mudhâf ilaih dan
di-jar-kan dengan harkat kasrah).



245
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Tata Bahasa Arab Praktis .......

246
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keempat : kalimat Bahasa Arab Dan Posisinya ...... 

‫*ﻟﺒﺎ *ﻟﺮ*ﺑﻊ‬
*‫ﻣﻜﺎﺎ ﻣﻦ *ﻹﻋﺮ‬p ‫*ﳉﻤﻠﺔ *ﻟﻌﺮﺑﻴﺔ‬
BAB KEEMPAT
KALIMAT BAHASA ARAB DAN POSISINYA

Kalimat bahasa Arab ada dua: kalimat ismiah dan


kalimat fi’liah. Kalimat ismiah adalah yang bermula dengan
kata isim atau dhamîr. Atau dengan kata lain, kalimat yang
tersusun dari mubtadâ’ dan khabar. Contoh:

ٌ ‫!ﻟﺮﺟ ُﻞ ﺣﺎ‬
- ‫ﺿﺮ‬ datang.” itu “Lelaki
- ip ‫ ﺎﻫﺪ ُﻦ‬i “Kami adalah para pejuang.”
Kalimat fi’liah adalah kalimat yang bermula dengan
kata fi’il, iaitu yang tersusun dari fi’il dan fâ’il, atau fi’il dan
nâib fâil. Sementara fâ’il dan nâib fail itu adakalanya dalam
bentuk:
a. Isim zhâhir (kata mu’rab atau mabnîy). Contoh:
- ُ‫“ ﻞ ﻟﺮﺟ! ﺣﻀﺮ‬Lelaki itu telah datang.” (kata “
‫ ”ﺣﻀﺮ‬adalah fi’il mâdhi di-binâ dengan harkat
fathah, dan

247
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
kata “ُ‫ ”!ﻞ ﻟﺮﺟ‬adalah fâ’il di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah).
- ‫“ ﻟﻄﺎﻟﺐ! !ﻫﺬ ﳒﺢ‬Lelaki ini telah beruntung.”
(kata “!‫ ”ﻫﺬ‬adalah isim isyarah (kata tunjuk)
di-binâ menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il).
b. Dhamîr yang zhâhir (jelas), contoh: ‫ﺣﻀﺮﻧﺎ‬
“Kami telah datang.” (Kata “‫ ”ﺣﻀﺮ‬adalah fi’il
mâdhi di- binâ dengan harkat sukûn, dan “‫”ﻧﺎ‬
adalah dhamir bersambung di-binâ dengan harkat
sukûn menempai posisi rafa’ sebagai fâ’il).
c. Dhamîr yang tersembunyi , contoh: ‫ﺣﻀ ﺮ ُﻞ ﻟﺮﺟ‬
َ !
“Lelaki itu telah datang.” (Kata “‫ﺟ‬ُ ‫”!ﻞ ﻟﺮ‬
adalah mubtada’’ di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah. Kata “‫ ”ﺣﻀﺮ‬adalah fi’il mâdhi di-binâ
dengan harkat fathah sementara fâ’il-nya adalah
dhamîr yang tersembunyi iaitu “‫”ﻫﻮ‬. Gabungan
dari fi’il dan fâ’il menempati posisi rafa’ sebagai
khabar mubtada’’).
d. Mashdar yang dibentuk dari “iْ ¦” dan fi’il-nya
atau dari “iّ ¦” isim dan khabar-nya. Contoh:

َ‫ ﺢ ﺗﻨﺠ‬i¦ 2‫“ ﻳﺴﺮ‬Saya gembira bahawa kami


berjaya”. (mashdar yang dapat dibentuk dari kata
“َ‫ ﺢ ﺗﻨﺠ‬i¦” menjadi fâil bagi kata “2‫)”ﻳﺴﺮ‬.

248
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keempat : kalimat Bahasa Arab Dan Posisinya ...... 

p‫*ﻟﻔﺼﻞ *ﻷ‬
*‫ﺎ >ﻞ ﻣﻦ *ﻹﻋﺮ‬Ø ‫*ﳉﻤﻠﺔ *ﻟ‬
PASAL PERTAMA
KALIMAT YANG MEMILIKI I’RÂB

Ada sembilan posisi yang mana kalimat ismiyah atau


kalimat fi’liyah menempati posisi isim mufrad yang kemudian
menggantikan posisi i’râb-nya. Iaitu:
1. Jika menempati posisi sebagai khabar mubtada’’.
Contoh:
a. ‫ﻷﺷﺠﺎ‬, ¦‫ﻏﺼﺎُﻧﻬﺎ‬ ‫ﻣﻮ‬,‫!ٌﻗ ﺔ‬
“Kayu-kayu itu
ranting- rantingnya tertutup daun/rindang”.
,‫ !ﻷﺷﺠﺎ‬: Mubtada’ pertama, di-rafa’kan
dengan harkat dhummah.
iُ ‫ ¦ﻏﺼﺎ‬: Mubtada’’ kedua, di-rafa’kan dengan
har- kat dhummah. Huruf “‫ ”ﻫﺎ‬adalah dhamîr
yang di- binâ dengan harkat sukûn menempati
posisi jar
sebagai mudhâf ilaih.
‫ﻣﻮ‬,‫ ٌﻗﺔ‬: Khabar untuk mubtada’’ kedua, di-rafa’kan
dengan harkat dhummah. Gabungan antara mubtada’

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


249

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
pertama dan kedua menempati posisi rafa’ sebagai
khabar untuk mubtada’ yang pertama.

.b ‫ !ﻟ ّﺴﻤ ُﻚ ﻳﺴﺒ ُﺢ‬menyelam”. itu “Ikan


ُ‫ !ﻚ ّﺴﻤ ﻟ‬:Mubtada’, di-rafa’kan dengan harkat
dhummah.

ُ‫ ﺢ ﻳﺴﺒ‬: fi’il mudhâri’ di-rafa’kan dengan


harkat dhummah. Sementara fâ’il-nya dhamîr
tersembunyi iaitu “‫”ﻫﻮ‬. Gabungan antara
fi’il dan fâ’il
menempati posisi rafa’ sebagai khabar mubtada’
( ‫ُﻚ‬ ‫!ﻟ ّﺴﻤ‬ .)

Perlu diperhatikan !
Untuk kalimat khabriyah harus ada dhamîr yang
menghubungkannya dengan mubtada’.
2. Jika menempati posisi sebagai khabar “i‫ ”ﻛﺎ‬atau
saudara-saudaranya. Contoh:
ُ ‫ !ﻟﺮﺟ ُﻞ ﺛ‬i‫ ﻛﺎ‬bersih”. bajunya itu “Lelaki
.a ‫ﻴﺎﺑﻪ ﻧﻈﻴ ٌﻔ ﺔ‬
(Kata ‫ﻴﺎﺑﻪ‬
ُ ‫ ﻧﻈﻴ ٌﻔ ﺔ ﺛ‬kalimat yang terdiri dari
mubtada’ dan khabar menempati posisi nashab
sebagai khabar “i‫”ﻛﺎ‬.
b. ,,‫¦ﻳﺪ ُﺬ ﻟﺘﻠﻤﻴ! ﻣﺴﻰ‬ “Pelajar itu jadi ingin belajar”.
(Kata ,,‫ ﻳﺪ‬adalah kalimat yang terdiri dari
fi’il dan fâ’il menempati posisi nashab sebagai
khabar “‫”¦ﻣﺴﻰ‬.

250
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keempat : kalimat Bahasa Arab Dan Posisinya ...... 
3. Jika menempati posisi sebagai khabar “iّ ¦”
atau saudara-saudaranya. Contoh:
.a ُ ‫!ﻟﺮﺟ َﻞ ﺛ‬
‫ﻴﺎﺑﻪ ﻧﻈﻴ ٌﻔ ﺔ‬ itu lelaki “Sesungguhnya ¦ iّ
bajunya bersih”. (Kata ‫ﻴﺎﺑﻪ ﻧﻈﻴ ٌﻔ ﺔ‬
ُ‫ﺛ‬
yang kalimat
terdiri dari mubtada’ dan khabar menempati posisi
rafa’ sebagai khabar “iّ ¦”.
b. ,,‫ !ﻳﺪ ُﺬ ﻟﺘﻠﻤﻴ‬iّ ¦ “Sesungguhnya pelajar itu
sedang belajar”. (Kata ,,‫ ﻳﺪ‬adalah kalimat
yang terdiri dari fi’il dan fâ’il menempati posisi
rafa’ sebagai khabar “iّ ¦”.
4. Jika menempati posisi sebagai maf ’ûlbih. Contoh:
‫ﺐ ﻟﻄﺎﻟ! ‡ﻗﺎ‬:ُ ¦‫“ ﱞﺪ  ﻧﺎ‬Pelajar berkata: saya adalah orang
yang rajin”. (Kalimat ‫¦ﺪ  ﻧﺎ‬
‫ ﱞ‬adalah kalimat yang
terdiri dari mubtada’ dan khabar menempati posisi
nashab sebagai maf ’ûlbih.
5. Jika menempati posisi sebagai hâl. Contoh:
a. ٌ‫!ﺪ ﺣ‬p ‫ ُﻦ ﻳ‬p ip‫ﻧﻨﺘﺼﺮ ﻋﻠﻰ !ﻟﻌﺪ‬ menang “Kami
‫ٌﺪ‬
mengalahkan musuh, dan kami bersatu”. (Huruf
“p”-nya adalah waw hâl, kata ُ‫ ﻦ‬i adalah dhamîr
mabnîy dengan harkat dhummah menempati posisi
rafa’ sebagai mubtada’. Kata “ٌ‫ ”ﺪ ﻳ‬adalah
khabar untuk kata “ُ‫ ﻦ‬i” di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah. Kata “‫ﺣ‬ ٌ ‫!ﺪ‬p”
merupakan na’at bagi kata “ٌ‫ ”ﺪ ﻳ‬di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


251

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
Sementara gabungan antara mubtada’ dan khabar
menempati posisi nashab sebagai hâl.
b. ›‫ﻟﻄﻴ َﻮ ! ُﺖ ﻌ‬, ‫ﺗﻐ ُﺮ‬ “Saya mendengar burung
sedang berkicau” (Kata “›‫ ”ﺗﻐ ُﺮ‬adalah fi’il mudhâri’
di-rafa’- kan dengan harkat dhummah, sementara
fâ’il-nya adalah dhamîr tersembunyi iaitu “‫”ﻫﻲ‬.
Gabungan antara fi’il dan fâ’il menempati posisi
nashab sebagai hâl.

Penting diperhatikan !
Tidak akan ada kalimat yang akan menjadi hâl,
kecuali jika shâhib hâl-nya ma’rifah. Juga disyaratkan
bahawa harus ada penghubung antara hâl dan shâhib
hâl-nya. Penghubung yang demikian itu dapat
dalam bentuk huruf “p” saja atau dhamîr yang
maknanya kembali kepada shâhib hâl, atau dhamîr
secara bersama-sama.
6. Jika menempati posisi sebagai na’at. Contoh:

‫!ﻫﺎ ﻧﻘ ٌﻲ‬p‫ﻗﻀﻴﻨﺎ !ﻟﺼﻴ َﻒ  ﻗﺮﻳﺔ ﻫﻮ‬ menghabiskan “Kami


.a
musim panas di sebuah kampung yang cuacanya
segar.
 : adalah huruf jar
‫ ﻗﺮﻳٍﺔ‬: di-jar-kan dengan harkat kasrah.

252
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keempat : kalimat Bahasa Arab Dan Posisinya ...... 
‫ﻫﺎ‬p!‫ﻫﻮ‬ : kata “p!‫ ”ﻫﻮ‬adalah mubtada’ di-rafa’-
kan dengan harkat dhummah. “‫ ”ﻫﺎ‬adalah dhamîr
yang di-binâ dengan harkat sukûn menempati
posisi jar sebagai mudhâf ilaih.

ٌ‫ﻲ ﻧﻘ‬ : adalah khabar bagi kata “p!‫ ”ﻫﻮ‬di-


rafa’-kan dengan harkat dhummah.
Gabungan antara mubtada dan khabar
menempati posisi jar sebagai na’at bagai kata “
‫”ﻗﺮٍﻳ ﺔ‬.
b. ›‫ﻃﻴﻮ ُﺖ ﻌ‬,! ُ‫ﺗ ﱢﻐ ﺮ‬ “Saya mendengar burung yang
sedang berkicau.
!,‫ﻃﻴﻮ‬ : adalah huruf maf ’ûlbih di-nashab-
kan dengan harkat fathah.
›‫ﺗﻐُﺮ‬
‫ﱢ‬ : adalah fi’il mudhâri’ dirafa’kan dengan harkat
dhummah, sementara fâ’il-nya adalah dhamîr
tersembunyi iaitu “‫”ﻫﻲ‬. Gabungan antara fi’il dan
fâ’il menempati posisi nashab sebagai na’at bagi
kata “!,‫”ﻃﻴﻮ‬.

Perlu diperhatikan !
Tidak ada jumlah (kalimat) yang menjadi na’at
kecuali man’ut-nya nakirah. maka jumlah (kalimat)
selepas nakirah disebut shifat, dan jumlah selepas
ma’rifah disebut hâl.

253
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
Jika disebut “›‫ﻌ‬ ‫ﻟﻄﻴ َﻮ ! ُﺖ‬, ُ‫ ”ﺗ ﱢﻐ ﺮ‬maka gabungan
antara fi’il dan fâ’il yang terdapat pada kata “›‫ﺗ ﱢﻐ‬
‫ ” ُﺮ‬menempati posisi nashab sebagai hâl. Sedangkan
jika
disebut “›‫ﻃﻴﻮ ُﺖ ﻌ‬,! ‫ ”ﺗ ﱢﻐ ُﺮ‬maka gabungan
antara fi’il dan fâ’il yang terdapat pada kata “›‫”ﺗ ﱢﻐ ُﺮ‬
menempati posisi nashab sebagai na’at bagi kata “!,‫ﻃ‬
‫”ﻴﻮ‬.
7. Jika menempati posisi sebagai jawab syarat yang men-
jazam-kan dan memiliki preposisi “”. Contoh:

‫ ﺣﻠﻴﻔﻪ‬,ُ ‫َﻣ ْﻦ ﺟ ﱠﺪ ﻓﺎﻟﻨﺠﺎ‬ bersungguh- yang “Siapa


sungguh maka kejayaan akan menjadi temannya.”
(Kalimat “‫ ﻟﻨﺠﺎ‬, ُ ‫ ”!ﺣﻠﻴﻔﻪ‬yang terdiri dari mubtada
dan khabar menempati posisi jazam sebagai jawab
syarat). (Hal ini akan dijelaskan pada pembahasan
jawab syarat yang diiringi oleh huruf “” pada bab
kelima).
8. Jika menempati posisi sebagai mudhâf ilaih.
Kalimat yang menempati posisi sebagai mudhâf
ilaih hanya ada tiga kemungkinan, iaitu sesudah
”¦i“ “,‫ ”ﺣﻴ ُﺚ‬Contoh: “!i¦”. dan ‫ﻫﺒﺖ ‡¦ ﺣﻴ ُﺚ ﺗﻘﻴﻢ‬i
“Saya pergi yang mana saja kamu berada” (Kata “‫ﺗﻘ‬
‫”ﻴﻢ‬ adalah kalimat yang terdiri dari fi’il dan fâ’il
menempati posisi jar sebagai mudhâf ilaih untuk kata
“ُ‫)”ﺚ ﺣﻴ‬.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


254

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Keempat : kalimat Bahasa Arab Dan Posisinya ...... 
9. Jika menempati posisi yang mengikut kepada
kalimat yang memiliki i’râb. Contoh: ‫ﻟﻄﺎﻟﺐ! !ﻫﺬ‬
‫!ﺳﻌﺔ‬p ‫¦ﻣﺎﻟﻪ‬p ‫ ﻛﺒ‬o›p‫“ ﻬﻮ‬Pelajar ini
kesungguhannya sangat besar/kuat dan cita-citanya
sangat luas/ tinggi.” (Kalimat “‫!ﺳﻌﺔ‬p ‫”¦ﻣﺎﻟﻪ‬
mengikut [ma’thûf] kepada kalimat “‫ ﻛﺒ‬o›p‫”ﻬﻮ‬.
Dengan demikian, dia menempati posisi rafa’
sebagai khabar bagi kata “!‫”ﻫﺬ‬.

255
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 

2‫*ﻟﻔﺼﻞ *ﻟﺜﺎ‬
*‫ﺎ ﻣﻦ *ﻹﻋﺮ‬Ø ‫ﻻ >ﻞ‬ ‫*ﳉﻤﻠﺔ *ﻟ‬
PASAL KEDUA
KALIMAT YANG TIDAK PUNYA I’RÂB

Ada lapan posisi yang mana kalimat tidak memiliki


i’râb, iaitu:
1. Jumlah (kalimat) yang terletak di awal kalimat
atau jumlah (kalimat) yang terputus dari kalimat
sebelumnya. Contoh:
- ‡‫ﳌﻨﺘﺰ! ‡¦ ﻫﺒﺖ‬i. “Saya pergi ke rumah.”
(contoh jumlah di depan kalimat)
- ْ ،‫ﻻﺗﻜﺬ‬. “Jangan berdusta !
- op‫ !ﻣﻜﺮ ﻟﻜﺬ‬i¦ “Sesungguhnya dusta itu
dilarang.” (dua contoh terakhir adalah kalimat
yang terputus).
2. Jumlah (kalimat) yang terletak sebagai shilat mushûl.
- ‫ﻛﺘﺐ ﻟﺬ! ›ﺟﺎ‬. “Telah tiba yang telah menulis.”
›‫ﺟﺎ‬: fi’il mâdhi di-binâ dengan baris fathah.

256
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keempat : kalimat Bahasa Arab Dan Posisinya ...... 
‫!ﻟﺬ‬ : isim maushûl mabnîy menempati posisi rafa’
sebagai fâ’il.
‫ﻛﺘﺐ‬ : fi’il madhi di-binâ dengan harkat fathah,
sementara fâ’il-nya adalah dhamîr tersembunyi
iaitu “‫”ﻫﻮ‬. Jumlah shilat maushl dari fi’il dan fâ’il
tidak memiliki posisi i’râb.
3. Jumlah (kalimat) yang terletak sebagai jawab syarat
yang tidak men-jazam-kan. Contoh: ‫ﻣﺎ ›!ﻮ‬ø! ‫ﻟﻮ‬
‫“ ﻻ ﺣﻲ ﻛﺎﺋﻦ ﻋﺎ‬Jika bukan kerana udara,
tidak ada makhluk yang dapat hidup”. (Kata “‫ﻛ‬
‫ ”ﺎﺋﻦ ﻋﺎ ﻣﺎ ﺣﻲ‬adalah jawab syarat yang tidak
men-jazam-kan dan tidak punya posisi i’râb).
(Hal ini akan dijelaskan pada pembahasan jawab
syarat yang tidak men-jazam-kan pada pembahasan
Uslûb Syarat di bab kelima).
4. Jumlah (kalimat) yang terletak sebagai jawab syarat
yang men-jazam-kan tetapi tidak bersama dengan
preposisi “”. Contoh:
”‫ﻟﻨﺎ! ﺗﻌﻤﻞ ﻛﻴﻔﻤﺎ‬, ‫ﻳﻌﺎﻣﻠﻮ‬ “Bagaimanapun kamu
bertindak kepada manusia seperti itu mereka
bertindak kepadamu”. (Kata “”‫ ”ﻳﻌﺎﻣﻠﻮ‬adalah
jumlah syarat yang men-jazam-kan dan tidak punya
posisi i’râb).

257
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis ....... 
5. Jumlah (kalimat) i’tirâdhiyah (tambahan). Contoh:
‫ ﺣﺴﻨً ﺔ‬õًp‫ﷲ! ﻪ‬- ‫ﻗﺪ‬,– i‫ﻛﺎ‬ “Dia –mudah-mudahan
Allah merahmatinya- merupakan panutan yang
baik”. (Kalimat “‫ﷲ! ﻪ‬,” adalah kalimat
tambahan dan tidak memiliki posisi i’rab).
6. Jumlah (kalimat) tafsiriyah (penjelas). Contoh:
‫!ﺣﺘﻘﺮﺗﻪ‬ ¦ i,‫ﻟﻴﻪ‬ ‫¦ﺷﺰ‬ ĩ‫ﻧﻈﺮ‬ “Saya
memandangnya dengan sinis, ertinya saya
menganggap dia hina”. (Kalimat “‫ ”!ﺣﺘﻘﺮﺗﻪ‬adalah
kalimat penjelas dan tidak memiliki posisi i’rab).
7. Jumlah (kalimat) yang mengikut kepada kalimat yang
tidak memiliki i’râb. Contoh:
% ‫ﻟ ُﺖ !ﻟﻄ َﻌﺎ‬p‫ﺗﻨﺎ‬p ‡‫ﻫﺒﺖ ‡¦ !ﳌﻨـﺰ‬pergi
telah “Saya i
kerumah dan menyantap makanan”. (Kalimat
“%‫ﻌﺎ ! ُﺖ ﻟ‬
َ ‫ﻟﻄ‬p‫ ”ﺗﻨﺎ‬adalah kalimat yang mengikut
kepada kalimat yang tidak memiliki posisi i’rab).



258
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab ....... 

‫*ﻟﺒﺎ‬
‫*ﳋﺎﻣﺲ‬
‫ﺳﺎﻟﻴﺐ‬í
‫ﻮﻳﺔ‬
BAB KELIMA
GAYA PENGUNGKAPAN DALAM STRUKTUR
BAHASA ARAB

Di dalam bahasa Arab didapati beberapa gaya pengung-


kapan dan bentuk kata yang dijelaskan secara khusus.
Iaitu:
b‫¦ﺳﻠﻮ !ﻟﺸﺮ‬
‫¦ﺳﻠﻮ َ!ﻟ ﻘﺴﻢ‬
! ,‫¦ﺳﻠﻮ !ﳌﺪ‬
‫ ¦ﺳﻠﻮ !ﻟﺘﻌﺤﺐ‬%‫ﻟﺬ‬p
! !›‫¦ﺳﻠﻮ !ﻹﻏﺮ‬
! ‫ﻟﺘﺤﺬﻳﺮ ¦ﺳﻠﻮ‬p
! ‫ ¦ﺳﻠﻮ‬g‫ﻹﺧﺘﺼﺎ‬
‫ﻹﺳﺘﻐﺎﺛﺔ‬
%‫¦ﺳﻠﻮ !ﻹﺳﺘﻔﻬﺎ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


259

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis....... 
Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas tentang
pemakaian dan i’râb-nya masing-masing:

b‫*ﻟﺸﺮ‬ ‫ﺳﻠﻮ‬í
Gaya ungkapan kalimat berperingkat

1. Defenisi b‫ﺳﻠﻮ‬ !‫¦ﻟﺸﺮ‬


Yang demikian itu dengan “b‫ﺳﻠﻮ‬ !‫”¦ﻟﺸﺮ‬
adalah adanya huruf syarat yang menghubungkan antara
dua kalimat pertama dan kedua. Kalimat pertama disebut
jumlah syarat dan kalimat kedua disebut jawab syarat.

2. Huruf-huruf syarat
Huruf-huruf syarat ada dua macam:
a. Yang men-jazam-kan dua fi’il, iaitu:
– i‫ – َﻣ ْﻦ – ﻣﺎ – ﻣﻬﻤﺎ – ﻣ – ¦ﱠﻳﺎ‬iْ ¦
‫¦ﻧْ َﻦ – ¦ْﻳﻨﻤﺎ – ¦ّﻧﻰ‬
ّ ¦ – ‫– ﺣﻴﺜﻤﺎ – ﻛﻴﻔﻤﺎ‬
(Hal ini telah dijelaskan pada pembahasan fi’il
mudhâri’ yang di-jazam-kan).
b. Yang tidak men-jazam-kan

‫ ¦ﻣﺎ‬- ‫ ﻟﻮﻣﺎ‬- ‫ ﻟﻮﻻ‬- ‫ﻟ ْﻮ‬ )huruf(


‫ ﻛﻠﻤﺎ‬-‫ ّﳌﺎ‬- ¦i! )zharaf(

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


260

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab ....... 
Berikut ini penjelasan singkat tentang huruf-huruf
yang tidak men-jazam-kan:
ْ‫ﻮ ﻟ‬
disebut dengan “s‫ ﻻﻣﺘﻨﺎ‬s‫( ”¦ﻣﺘﻨﺎ‬tidak ada jawab
jika tidak ada syarat). Biasanya kata ini masuk kepada fi’il
mahdi, sementara jika kalimatnya positif, maka jawab
syaratnya dimasuki oleh huruf “lâm”, tetapi jika
kalimatnya negatif maka tidak boleh memakai “lâm”.
Contoh:

ِ ُ ‫ ﻟ ْﻮ ﻋﻮ !ﳌﺮﻳﺾ َﻟ‬dia diubati itu sakit yang “Jika


- ‫ﺸ ﻔﻲ‬
pasti sembuh” (jawab syaratnya memakai “lâm”
kerana kalimatnya positif).
- %‫ﺗﺄ ْﻮ ﻟ‬2 !‫“ ﻧﺪ ﻣﺎ ﻟﻌﺎﻣﻞ‬Jika pekerja itu berhati-hati dia
tidak akan menyesal” (jawab syarat-nya tidak memaki
“lâm” kerana kalimatnya negatif).
‫ﻟﻮﻻ‬ ‫ ﻟﻮﻣﺎ‬keduanya adalah huruf dan disebut
dan
dengan “›‫ ﻟﻮﺟﻮ‬s‫( ”¦ﻣﺘﻨﺎ‬tidak ada jawab kerana adanya
syarat). Kedua huruf ini biasanya masuk pada isim marfu’
yang berposisi sebagai mubtada’ sementara khabar-nya harus
dibuang. Jawab syarat kedua huruf ini memakai “lâm” jika
kalimatnya positif dan tidak boleh memakai “lâm” jika
kalimatnya negatif. Contoh:
‫› ﺣﺎﻟﺔ !ﳌﺮﻳﺾ‬ĩ‫ﻟﻮﻻ !ﻟﻄﺒﻴ ُﺐ ﻟﺴﺎ‬ kerana bukan “Jika
-
doktor kondisi orang sakit itu akan kritikal,”
- ‫“ ﳌﺮﻳﺾ! ﺷﻔﻲ ﻣﺎ ُﺐ ﻟﻄﺒﻴ! ﻟﻮﻻ‬Jika bukan
kerana doktor orang sakit tidak sembuh.” (Kata
“‫ ”ﻟﻮﻻ‬disebut

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


261

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis.... 
“›‫ ﻟﻮﺟﻮ‬s‫”¦ﻣﺘﻨﺎ‬, kata “ُ‫ ”!ﺐ ﻟﻄﺒﻴ‬perposisi
sebagai mubtada’ marfû’ sementara khabar-nya harus
dibuang. Dengan demikian gabungan antara
mubtada dan khabar yang dibuang menjadi
kalimat syarat.)
‫¦ﻣﺎ‬
disebut dengan “‫( ”ﺗﻔﻀﻴﻞ ﺣﺮ‬huruf yang
mengandungi makna pengutamaan). Huruf ini menempati
posisi huruf syarat sementara jawab-nya harus dimasuki
huruf “”. Contoh:
‫‡ ﻓﺴﺄﻛﺎﻓﺌﻪ‬p2 ¦‫ﻫﻨﺊ‬ ‫! ﻴﻊ‬،‫¦ﻷ! ﻣﺎ¦ ﻟﻨﺎﺟﺤﲔ‬
“Saya
akan menghormati semua yang berjaya, adapun yang
pertama maka akan saya bagi bonus.”
!i¦
menunjukkan masa mendatang. Sementara fi’il
yang dimasukinya dapat dalam bentuk zhâhir (jelas) atau
muqaddar (tersembunyi). Dan kalimat sesudah kata “!i¦”
menempati posisi jar sebagai mudhâf ilaih. Contoh:
- ‫ﻟﻄﺒﻴﺐ! ‡¦ ﻫﺐ‬i‫! ﻓﺎ ﻓﺮﺿﺖ‬i¦ “Jika kamu sakit
pergilah ke doktor” (contoh fi’il yang zâhir).
- ‫! !ﺑﻨﺼﺤﻪ ﻓﺎﻋﻤﻞ ﻟﻚ ﻧﺼﺢ ﻟﻄﺒﻴﺐ‬i¦ “Jika
doktor memberikan nasehat kerjakanlah nasihat
itu” (contoh fi’il yang muqaddar).
‫ّﳌﺎ‬
dan ‫ﻛﻠﻤﺎ‬, keduanya menunjukkan masa lampau dan
hanya masuk pada fi’il mâdhi. Contoh:
‫ﺟﺪﺗﻪ‬ ‫ﻣﺮﻳﻀﺎ‬p ‫ﻫﺒﺖ‬ ¦‫ﻟﻴﻪ‬i
“Ketika ‫ﳌﺎ‬ aku
menjumpainya aku temukan dia sedang sakit.”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


262

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab ....... 
‫ﺗُﻢﺳﺘﻜ! ﻧﻔﺴﻜﻢ¦ ִדﻮ ﲟﺎ ﻛﻢ›ﺟﺎ ﻛﻠﻤﺎ‬ “Setiap kali
datang kepadamu sesuatu yang kamu sukai kamu berbuat
takabbaur).

3. Jawab syarat yang memakai huruf “”


Pada asasnya jawab syarat tidak memakai huruf “”
(baik huruf syarat yang men-jazam-kan atau yang tidak
men-jazam-kan) kecuali dalam posisi wajib iaitu jika jawab
syarat-nya:
a. Jumlah (kalimat) ismiah (baik kalimat positif atau
negatif). Contoh:
- ‫ ﺣﻠﻴﻔﻪ‬,‫ ﻣﻦ ﺟ ّﺪ ﻓﺎﻟﻨﺠﺎ‬maka rajin, yang “Siapa
kejayaan menjadi temannya” (jawab syarat-nya
adalah kalimat ismiah positif).
- ‫ ﻟﻜﻢ ﻏﺎﻟﺐ ﻓﻼ ﷲ! ﻳﻨﺼﺮﻛﻢ‬i¦ “Jika Allah
menolong kamu, maka kamu tidak akan pernah
kalah” (jawab syarat-nya adalah kalimat ismiah
negatif).
b. Jumlah (kalimat) fi’liyah iaitu fi’il amar, nâhyi dan
istifhâm. Contoh:
- ‫! ﻟﻄﺒﻴﺐ! ﻧﺼﺢ ﻓﺎﺗﺒﻊ ﻣﺮﺿﺖ‬i¦ “Jika kamu sakit
ikutilah petunjuk doktor” (contoh fi’il amar)
- ‫ ﻓﻴﻪ ّﺼﺮ ﺗﻘ ﻓﻼ ﺑﻌﻤﻞ ﻛﻠﻔﺖ‬i¦ “Jika kamu
diserahi pekerjaan maka maka lakukanlah
secara
maksimum” (contoh fi’il nahyi).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


263

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis....... 
- ‫ ؟ ﺗﻜﺘﻤﻪ ﻓﻬﻞ ﺑﺎﻟﺴﺮ ّﺪﺛﺘﻚ ﲢ‬i¦ “Jika ku
ceritakan kepadamu sebuah rahsia, mampukah
kamu menjaganya ?” (contoh istifhâm).
c. Jumlah (kalimat) fi’liyah tetapi fi’il jâmid (iaitu fi’il
yang tidak punya pola, seperti: - ‫ﻧﻌﻢ‬- ‫ﺑﺌﺲ‬
‫) ﻋﺴﻰ– ﻟﻴﺲ‬. Contoh:
- ‫ﺑﺄﻣﲔ ﻓﻠﻴﺲ ﻟﺴﺮ! ﻓﺸﻰ¦ ﻣﻦ‬ “Siapa yang
menebar kejahatan maka dia tidak lagi
dipercayai.”
- i‫ﻧﻮ! ﻓﻨﻌ َﻢ ﻣﺎ ﺗﺼﻨﻌﻮ‬p‫¦ ﺗﺘﻌﺎ‬saling kamu “Jika i
menolong maka itu sebuah kebaikan dari apa
yang kami lakukan.”
d. Jumlah (kalimat) fi’liyah yang diawali oleh huruf:
‫ﻟ ْﻦ‬
َ ‫ – ﺳﻮ‬, - ‫ ﻗ ْﺪ‬- ‫ ﻣﺎ‬.- :Contoh
- ‫‡ >ﺒ‬p‫ ﺗﻨﺎ ﻓﻠﻦ ﻣﺮ¦ ﻋﺼﻴﺖ‬i¦ “Jika kamu
melanggar perintahku maka kamu tidak akam
memperolehi cintaku.”
- ‫¦ ﲡﺘﻬﺪ ﻓﻤﺎ ¦ﻣﺘﻨ ُﻊ ﻋﻦ ﻣﻜﺎﻓﺄﺗﻚ‬rajin kamu “Jika i
maka saa tidak akan dapat menghambat
kecakapanmu.”
‫ﻃﻨﻪ‬p ¦‡ ›‫¦ﻞ  ﻋﻤﻠﻪ ﻓﻘﺪ ¦ﺳﺎ‬a ‫“ ﻣ‬Siapa yang
َ
- ‫ْﻦ‬
melalaikan tugasnya maka dia telah berbuat jahat
terhadap negaranya.”
- %‫ﻟﻨﺎ! ﻇﻠﻢ ﻣﻦ‬, ‫“ ﻳﻨﺪ ﻓﺴﻮ‬Siapa yang
berbuat zalim kepada orang lain maka dia akan

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


menyesal.”

264

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab ....... 
Perlu diperhatikan!
Huruf-huruf syarat yang men-jazam-kan berfungsi
men-jazam-kan fi’il syarat dan jawab-nya selama kalimat
yang menjadi jawabnya tidak memakai huruf “” (seperti:
“‫)”ﻣﻦ ﻳﻨﺠﺢ ﻳﻌﻤﻞ‬. Tetapi jika kalimat yang menjadi jawab
syarat- nya memakai huruf “” maka fi’il-nya dapat di-
rafa’-kan, di-nashab-kan, atau di-jazam-kan sesuai dengan
bentuknya di dalam kalimat. Sementara semua jumlah
(kalimat) menempati posisi jazam. Contoh: ‫ﻳﻨﺠﺢ ﻓﺴﻮ‬
‫“ ﻳﻌﻤﻞ ﻣﻦ‬Siapa yang rajin maka dia akan berjaya.”
(Kata “‫ ”ﻳﻨﺠﺢ‬adalah fi’il mudhâri’ di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah dan fâ’il-nya dhamîr tersembunyi iaitu “
‫”ﻫﻮ‬. Sementara gabungan dari fi’il dan fâ’il menempati
posisi jazam sebagai jawab syarat).

‫َ*ﻟ ﻘﺴﻢ‬ ‫ﺳﻠﻮ‬í


Gaya ungkapan sumpah

1. Definisi
Ushlub qasam adalah bahagian dari ushlûb taukîd, iaitu
yang terdiri dari huruf qasam, al-muqassam bih dan jawab
qasam. Contoh: ‫!ﺣﻘﻨﺎ ﻳﻀﻴﻊ ﻟﻦ ﷲ‬p “Demi Allah hak
kami tidak akan hilang.” (huruf “ p” adalah huruf sumpah,
kata “‫ ”!ﷲ‬adalah al-muqassam bih di-jar-kan dengan harkat
kasrah, dan “‫ ”ﺣﻘﻨﺎ ﻳﻀﻴﻊ ﻟﻦ‬menjadi jawab qasam).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


265

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis....... 
Berikut ini akan penjelasan tentang unsur-unsur Ushlub
qasam yang tiga di atas:
a. Huruf-huruf qasam, iaitu: ›‫ !ﻟﺒﺎ‬- p!‫ !ﻟﻮ‬- dan ›‫!ﻟﺘﺎ‬.
huruf- huruf ini men-jar-kan kata yang selepasnya.
(tetapi huruf “›‫ ”!ﻟﺘﺎ‬hanya boleh masuk pada kata “
‫)”!ﷲ‬.
b. Muqassam bih, Biasanya yang menjadi kata sumpah
itu adalah kata “‫ ”!ﷲ‬atau beberapa kata lainnya yang
dapat digunakan sebagai muqassam bih, seperti: ‫ﺣﻘﻚ‬
‫ ﺣﻴﺎﺗﻚ‬- - dan lain-lain.
c. Jawab qasam, dapat dalam bentuk jumlah ismiyah atau
jumlah fi’liyah.
- Jika jawab qasam-nya jumlah isimiah yang positif,
maka harus ada penegasan dengan huruf “iّ
¦”dan “%‫ ”!ﻟﻼ‬atau dengan huruf “iّ ¦” saja.
Contoh:
‫ ﳌﺤﺒﻮ ﳋ! ﻓﺎﻋﻞ‬i‫! ¦ ﷲ‬p‫ﱠ‬ “Demi Allah
sesungguhnya orang yang berbuat kebaikan akan
disukai.” Atau boleh disebut “ ‫ﺒﻮ> ﳋ! ﻓﺎﻋﻞ‬
i‫! ¦ ﷲ‬p‫” ﱠ‬.
- Jika jawab qasam-nya jumlah fi’kiyah yang positif
dan fi’il-nya adalah fi’il mâdhi, maka harus ada
penegasan dengan huruf “‫ ”ﻗﺪ‬dan “%‫ ”!ﻟﻼ‬atau
dengan huruf “‫ ”ﻗﺪ‬saja. Contoh:
”‫ﷲ‬ ‫ﻟﻘﺪ‬ ¦‫ﻃﻌﺖ‬ ¦‫!ﻣﺮ‬p
“Demi Allah
sesungguhnya aku telah menuruti perintahmu.”
Atau boleh disebut “”‫!ﻣﺮ¦ ﻃﻌﺖ¦ ﻗﺪ ﷲ‬p”

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


266

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab ....... 
- Jika jawab qasam-nya jumlah fi’kiyah yang positif
dan fi’il-nya adalah fi’il mudhâri’, maka harus ada
penegasan dengan huruf “‫ﻻ‬% !‫ ”ﻟﻘﺴﻢ‬dan “i‫ﻧ‬
‫ﻮ‬
‫ﺗﻮﻛﻴﺪ‬.” :Contoh ‫ﷲ ﻷﺣﺎﺳ ّﱭ !ﳌﻘ ّﺼﺮ‬Allah “Demi !p
saya akan membalas orang yang lalai.”
Sebaliknya jika jawab qasam-nya dalam bentuk
kalimat negatif, baik kalimat ismiyah mahupun
kalimat fi’liyah, maka tidak harus ada kata penegas
(‫)ﺗﻮﻛﻴﺪ‬. Contoh:
- õ‫ﻻﳒﺎ ﺣﻘﻚ‬, ¦‫ﺑﺎﳌﺜﺎﺑﺮ ﻻ‬p “Demi Allah tidak
ada kejayaan kecuali dengan pembiasaan”
(contoh kalimat ismiyah dalam bentuk pernyataan
negatif)
- ”›‫!ﻬﻮ ﻳﻀﻴﻊ ﻣﺎ ﷲ‬p “Demi Allah tidak akan
lenyap kesungguhanmu” (contoh kalimat fi’liyah
dalam bentuk pernyataan negatif)

2. Gabungan antara syarat dan qasam


Sebelumnya telah dijelaskan bahawa syarat dan qasam
masing-masing memerlukan jawab. Jawab itu sendiri ada
yang di-jazam-kan dan ada yang memakai huruf “” sesuai
bentuk, mengingat bahawa jawab syarat ada yang diberi
penegasan dan ada yang tidak. Sering juga dijumpai bahawa
syarat dan qasam terdapat dalam satu kalimat, dalam bentuk
ini jawab qasam harus terdahulu dari keduanya. Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


267

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis....... 
- ‫!ﺗﻨﺠﺢ ﷲ‬p ‫ ¦ﻟﻌﻤﻞ! ﺗﻘﻨﺖ‬i¦ “Jika kamu terampil
dalam pekerjaan itu, demi Allah kamu akan
berjaya.” (Kata “‫ ”ﺗﻨﺠﺢ‬di-jazam-kan, kerana fi’il
syarat-nya mendahului qasam).
- ‫¦ ¦ﺗﻘﻨ َﺖ !ﻟﻌﻤﻞ ﻟﺘﻨﺠﺤ ﱠﻦ‬i ‫ﷲ‬kamu jika Allah “Demi !p
terampil dalam pekerjaan itu kamu akan berjaya.”
(Kata “‫ ﱠ”ﻦ ﻟﺘﻨﺠﺤ‬diberi penegas dengan huruf “%‫ﻟ‬
‫ ”!ﻼ‬dan “i‫ ”ﻧﻮ‬kerana qasam-nya terlebih dahulu
dari syarat-ny).

s‫ﻟﺬ‬ç *p‫*ﳌﺪ‬ ‫ﺳﻠﻮ‬í


Gaya ungkapan pujian dan cacian

Sebahagian dari kata yang digunakan untuk ungkapan


peperiksaan dan cacian adalah kata: “َ‫ ”ﻢ ْﻧ ﻌ‬dan “
‫”ﺑﺌﺲ‬. Contoh:
- p‫ﻋﻤﺮ ُﺢ ﻟﻔﺎﺗ! ﻧﻌﻢ‬ “Sebaik-baikpenakluk adalah
Umar.”
- ,p‫ !ﻟﺰ‬õ›‫ﺷﻬﺎ ‡ﻟﻘﻮ! ﺑﺌﺲ‬ “Perkataan yang paling
buruk adalah saksi palsu.”
(Kata “‫ ”ﻧﻌﻢ‬dan “‫ ”ﺑﺌﺲ‬adalah fi’il , fail-nya
adalah “ُ‫ ”!ﺢ ﻟﻔﺎﺗ‬dan “‡‫”!ﻟﻘﻮ‬, sementara pujian
dan cacian iaitu “p‫ ”ﻋﻤﺮ‬dan “,p‫!ﻟﺰ‬ õ›‫)”ﺷﻬﺎ‬.

268
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab ....... 
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat beberapa
hal yang terkait dengan pemakaian kata “‫ ”ﻧﻌﻢ‬dan “‫”ﺑﺌﺲ‬:
1. Fi’il “‫ ”ﻧﻌﻢ‬dan “‫”ﺑﺌﺲ‬
- Kata “‫ ”ﻧﻌﻢ‬adalah fi’il jâmid (iaitu tidak memiliki
pola fi’il mudhâri’ dan fi’il amar) dan memberi
makna pujian.
- Kata “‫ ”ﺑﺌﺲ‬juga fi’il jâmid yang menunjukkan
makna cacian.
- Kata “‫ ”ﻧﻌﻢ‬dan “‫ ”ﺑﺌﺲ‬keduanya boleh di-
muannats- kan contoh: ‫ﻟﻮﻃﻦ! ﺣﺐ ﻟﺼﻔﺔ! ﻧﻌﻢ‬
“Sebaik-baik sifat adalah cinta tanah air” atau
boleh juga disebut: “‫”ﻟﻮﻃﻦ! ﺣﺐ ﻟﺼﻔﺔ! ﻧﻌﻤﺖ‬
2. Fa’il “‫ ”ﻧﻌﻢ‬dan “‫ ”ﺑﺌﺲ‬ada empat macam:
a. Ber “‫”!ﻟـ‬. Contoh:
- ‫ﻧﻌﻢ !ﻟﺮﺟ ُﻞ !ﻟﺼﺎﻧ ُﻊ !ﳌﺠﺪ‬ adalah terbaik “Lelaki
pekerja yang giat” (Kata “‫ﺟ‬ ُ ‫”!ﻞ ﻟﺮ‬
merupakan fâ’il untuk kata “‫ ”ﻧﻌﻢ‬di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah)
i‫ ﺑﻌﺪ !ﻹﳝﺎ‬ẽ ُ ‫ﺑﺌﺲ !ﻹﺳﻢ !ﻟﻔﺴﻮ‬ Seburuk-buruk“
-
nama adalah berbuat fasik selepas menyatakan
keimanan” (Kata “‫ ”!ﻹﺳﻢ‬merupakan fâ’il
untuk kata “‫ ”ﺑﺌﺲ‬di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah).

269
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis....... 
b. Mudhâf kepada kata yang ber “‫”!ﻟـ‬. Contoh:

i‫!ﻷﺷﺮ! ُﻣﺼ ﺑﺌﺲ‬, !‫ﻟﺴﺠﻮ‬ “Seburuk-buruk


tempat yang melakukan kejahatan adalah
penjara” (Kata “ُ‫ ”ﻣﺼ‬merupakan fâ’il untuk kata
“‫ ”ﺑﺌﺲ‬di-rafa’- kan dengan harkat dhummah
kerana juga berperan sebagai mudhâf kepada isim
yang ber “‫)”!ﻟـ‬.
c. Dhamîr yang di-tamyiz-kan dengan nakirah.
Contoh:
‫ﻧ ﻌﻢ‬ ‫ﺧﻠً ﻘﺎ‬ !‫ﻷﻣﺎﻧﺔ‬ “Sebaik-baik akhlaknya
adalah terpercaya” (Fâ’il-nya adalah dhamîr
tersembunyi iaitu “‫ ”ﻫﻮ‬sementara kata “‫”ﺧًﻠ ﻘﺎ‬
adalah tamyîz di- nashab-kan dengan harkat
fathah).
d. Isim maushûl (“‫ ”ﻣﺎ‬dan “ْ‫َ ﻣ‬
‫)”ﻦ‬. Contoh:
‫“ ﻟﺴﺮﻗﺔ! ﺗﻔﻌﻞ ﻣﺎ ﺑﺌﺲ‬Seburuk-buruk
pekerjaan adalah mencuri” (Huruf “‫ ”ﻣﺎ‬adalah
isim maushûl di-binâ dengan harkat sukûn
menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il untuk kata “‫ﺑﺌ‬
‫)”ﺲ‬.
3. Kata yang dikhususkan untuk pujian dan cacian
Yang demikian itu dengan kata yang dikhususkan
untuk pujian dan cacian adalah kata yang ingin
dipuji atau dicaci, dia selalu di-i’râb sebagai mubtada’
sementara gabungan antara fi’il madh dan dzam serta
fâ’il-nya sebagai khabar. Contoh: ُ ‫ﻟﻜﺘﺎ! ُﻖ ﻟﺼﺪﻳ! ﻧﻌﻢ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


270

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab ....... 
“Sebaik-baik rakan adalah buku” (Kata “ ُ ‫ﻟﻜﺘ‬
‫ ”!ﺎ‬adalah mubtada’ di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah, gabungan antara fi’il “‫ ”ﻧﻌﻢ‬dan fâ’il-nya
“ُ‫ ”!ﻖ ﻟﺼﺪﻳ‬menempati posisi rafa’ sebagai khabar).
Objek yang dipuji atau di caci boleh lebih
dahulu disebutkan dalam struktur kalimat. Contoh:
“‫ُﻖ‬ ‫ﻧﻌﻢ !ﻟﺼﺪﻳ‬ ُ ‫ !”ﻟﻜﺘﺎ‬terbaik. temah adalah Buku
Dalam hal ini kata “ ُ ‫ ”!ﻟﻜﺘﺎ‬di-i’râb sebagai mubtada
dan gabungan antara fi’il dan fâ’il sebagai khabar.

Penting diperhatikan !
Kata “! ‫ ”ﺣﱠﺒَ ﺬ‬juga dapat digunakan untuk
memuji maknanya sama dengan “َ‫ﻧﻌ‬ ‫”ﻢ‬, dan kata “! ‫ﺣﱠﺒَ ﺬ‬
‫”ﻻ‬ untuk cacian sama maknanya dengan kata “‫”ﺑﺌﺲ‬.
Fâ’il untuk
kedua kata ini adalah “!iَ”-nya, sementara kata yang
menjadi pujian dan cacian berperan sebagai mubtada’.
Contoh: “‫ ﻻ‬ẽُ ‫ ”ﻟﻨﻔﺎ! !ﺣﱠﺒَ ﺬ‬Munafik adalah sebuah
keburukan. (Huruf
“‫ ”ﻻ‬disebut huruf nâfiy, “‫ ﱠ”ﺐ ﺣ‬adalah fi’il mâdhi jâmid, “!iَ”
isim isyârah di-binâ menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il, kata
“ẽُ ‫ ”!ﻟﻨﻔﺎ‬adalah yang dicaci berperan sebagai mubtada’ di-
rafa’- kan, gabungan antara fi’il (‫ ﱠ)ﺐ ﺣ‬dan fâ’il-nya (!iَ)
menempati posisi rafa’ sebagai khabar yang
didahulukan.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


271

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis....... 

‫*ﻟﺘﻌﺤﺐ‬ ‫ﺳﻠﻮ‬í
Gaya ungkapan kagum

1. ‫ﺳﻠﻮ‬ !‫¦ﻟﺘﻌﺤﺐ‬ adalah gaya bahasa yang digunakan


kerana kagum terhadap sesuatu. Contoh:
َ ‫ﻣ ﺎ ¦ ﻋﺬ‬
‫“ ﻟﻨﻴﻞ! ›ﻣﺎ‬Alangkah jernihnya air sungai
nil.”
2. Pola ungkapan kagum ada dua: “‫ ”ﻓﻌﻠﻪ¦ ﻣﺎ‬dan “ْ‫ﻞ‬
‫” ِﻓ ﻌ¦ ﺑﻪ‬.
ْ Kata fi’il yang dapat dibentuk seperti kedua
pola di atas disyaratkan:
.ẽ - contoh: huruf, Tiga aَ ‫ﺻ َﺪ‬ - ‫ﻋ ُﺬ‬ - ‫ﻋ ُﻈﻢ‬ - ‫ُ ﻞ‬
‫ﻛَُﺜ ﺮ‬
– ‫ﻛُﺒﺮ‬
b. Tidak termasuk fi’il nâqis seperti “i‫”ﻛﺎ‬
dan saudara-saudaranya.
c. Bukan fi’il dengan pola “‫ ”!ﻓﻌﻞ‬yang mana bentuk
muannats-nya adalah “‫”ﻓﻌﻠﻰ‬
d. Kalimatnya dalam bentuk pernyataan positif
e. Dalam bentuk “%‫ﻣﺒ‬ ‫( ”ﻟﻠﻤﻌﻠﻮ‬aktif).
f. Ber-tashrîf (dapat dibuat pola fi’il mâdhi, mudhâri’
dan amar). Contoh:
- ›‫¦ ﻣﺎ‬ ‫“ ﻟﺴﻤﺎ! َﻞ‬Alangkah indahnya langit
itu” (Huruf “‫ ”ﻣﺎ‬adalah isim nakirah dengan

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


272

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab ....... 
makna sesuatu yang luar biasa, di-binâ dengah
harkat sukûn menempati posisi rafa’ sebagai
mubtada’. Kata “َ‫ﻞ‬ ¦” adalah fi’il mâdhi,
fâ’il- nya adalah dhamîr yang wajib
disembunyikan iaitu “‫”ﻫﻮ‬. Sementara
gabungan antara fi’il dan fâ’il menjadi khabar
untuk “‫”ﻣﺎ‬. Kata “›‫ ”!ﻟﺴﻤﺎ‬menjadi maf ’ûlbih
di-nashab-kan dengan harkat fathah).
- Atau boleh juga disebut: “›‫”¦ ﺑﺎﻟﺴﻤﺎ ﻞ‬
(Kata “‫ ”¦ ﻞ‬adalah fi’il mâdhi dalam bentuk fi’il
amar di- binâ dengan harkat fathah yang
disembunyikan. Huruf “ ” pada kata “›
‫ ”ﺑﺎﻟﺴﻤﺎ‬adalah huruf jar tambahan dan “›
‫ ”!ﻟﺴﻤﺎ‬berfugsi sebagai fâ’il di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah yang disembunyikan
pada huruf hamzah).
3. Jika tidak memenuhi syarat-syarat di atas, maka
harus ditambah kata “‫ ”¦ﺷﺪ‬atau “‫ ”!ﺑﻪ ›ﺷﺪ‬dan
kata selepasnya harus dalam bentuk mashdar.
Contoh:
- i‫ ّﻣ ﺮ‬p!›‫ !ﻟﺪ‬i َ ‫ﻣﺎ ¦ﺻﻌ َﺐ َﻛ ْﻮ‬ nâqish) fi’il (contoh
- ‫ ﳉﻴﺶ! ﻳﻨﺘﺼﺮ‬i¦ sَ ,p¦ ‫ﻣﺎ‬ (contoh fi’il yang bukan
berasal dari tiga huruf)
- ‫( ﻟﻠﻴﻞ! َ› !ﺳﻮ ﱠﺪ ﺷ¦ﻣﺎ‬contoh fi’il yang sama polanya
dengan “‫ ”¦ﻓﻌﻞ‬yang mana pola muannats-nya
“›‫)”ﻓﻌﻼ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


273

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis....... 
4. Jika fi’il-nya manfîy (seperti: “‡‫ ”ﻻﻳﻘﻮ‬, “ẽ‫ ”ﻻﻳﺼﺪ‬dan
lain-lain.) atau mabnîy li al-majhûl (seperti: “,“‡‫ﻳُﻘﺎ‬
‫””ُﻳﻌﺎﻗﺐ‬ dan lain-lain), maka sama ketentuannya
dengan poin-3 di atas, cuma mashdar yang dipakai
adalah mashdar muawwal (bentukan dari “iْ ¦” dan
fi’il- nya). Contoh
‫ !ﻟﻌﺎﻣﻞ‬ẽ‫ﺿ ﺮ¦ﻣﺎ !ﻻ ﻳﺼ ُﺪ‬
ّ (contoh fi’il yang sama
-
manfîy).
‫¦ ُﻳﻘﺎ‡ !ﳊﻖ‬i َ‫¦ ﻣﺎ‬ ‫ﻞ‬ (contoh fi’il mabnîy li al-
-
majhûl).
5. Sama sekali tidak boleh membuat pola “‫ ”ﺗﻌﺠﺐ‬dari
fi’il yang jâmid (seperti fi’il: ‫ﻋﺴﻰ‬- ‫ ﻟﻴﺲ‬- ‫ ﻧﻌﻢ‬- ‫)ﺑﺌﺲ‬.

Penting diperhatikan!
Ada beberapa kata yang tergolong pola “‫”ﺗﻌﺠﺐ‬, seperti
:kalimat ‫ﻳَﺎﻟَُﻪ ِﻣ ْﻦ ﺑﻄﻞ‬ - ِ
o ُ, ›‫ﷲ َ ﱡ‬ – ‫!ﷲ‬ i َ ‫ُﺳﺒ َﺤﺎ‬ .

g‫*ﻹﺧﺘﺼﺎ‬ ‫ﺳﻠﻮ‬í
Gaya ungkapan pengkhususan

Yang demikian itu dengan g‫ﺳﻠﻮ‬ !‫¦ﻹﺧﺘﺼﺎ‬ adalah


isim zhahir yang biasanya disebutkan selepas dhamîr
mutakallim (baik mufrad mahupun jama’) untuk
menjelaskan maksud dhamîr itu sendiri. Contoh:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


274

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab ....... 
‫– ¦ﺗﻠﻘﻰ !ﻟﻌﻠ‬
- ‫َﻢ‬ َ‫¦ﺐ ﻟﻄﺎﻟ! – ﻧﺎ‬ (Saya –seorang pelajar-

menerima ilmu).
- ‫ﻟﻮﻃﻦ! ﻋﻦ ﻓﻊ!ﻧﺪ –›ﳉﻨﻮَ ! – ﻦ‬i (Kami–para
perajurit- menjaga tanah air).

- ‫ﺸ ﺮ – ﻟﻨﺎ‬
َ ‫ﻟﻌﺮ! ﻣﻌ‬ –  ‫ﻗﺪ ﱘ ﺪ‬
(Kami–
kelompok Arab- memiliki keluhuran yang sudah
lama).
Isim yang menjelaskan maksud dhamîr (iaitu kata
“›‫ َ“ﺐ ﻟﻄﺎﻟ‬, ”! َ‫ ”!ﳉﻨﻮ‬dan “ ‫ﺸ ﺮ‬
َ ‫ ”ﻟﻌﺮ! ﻣﻌ‬pada seperti
contoh di atas ) disebut “g‫ ”ﺼﻮ‬dan dia selalu di-nashab-
kan kerana
dianggap sebagai maf ’ûlbih dari fi’il yang wajib dibuang iaitu
“‫( ”¦ﺧ ﱡﺺ‬saya mengkhususkan).

Penting diperhatikan!
Ada juga lafaz yang termasuk “g‫ ”ﺼﻮ‬iaitu “‫ّﻳﻬﺎ‬
¦” atau “‫ ”¦ﻳﱠُﺘﻬﺎ‬yang kemudian diiringi oleh isim zhâhir
marfû’. Lafaz “
‫ ”¦ ﱡ‬dan “ُ‫ ”¦ﺖ ﻳﱠ‬sebagai “g‫”ﺼﻮ‬
yang di-binâ dengan harkat dhummah menempati posisi
nashab, sementara isim yang mengiringinya berposisi sebagai
na’at (mengikut). Contoh:
! ‫– ﻧﻌﺎ‬ › ‫¦ﻧﻨﺎ – ¦ﻳﱡَ ﻬﺎ !ﻷﻃﺒُﺎ‬ kami “Sesungguhnya
‫ﳌﺮﺿﻰ‬
–para doktor- menolong orang-orang yang sakit”. (Kata
“
‫ ”¦ ﱡ‬disebut “g‫ ”ﺼﻮ‬di-binâ dengan harkat dhummah
pada posisi nashab, sementara huruf “‫”ﻫﺎ‬-nya hanya
tambahan, kata “›‫ ”!ﻷﻃﺒُﺎ‬berposisi sebagai na’at yang di-rafa’-
kan dengan harkat dhummah).

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


275

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis....... 

‫ﻟﺘﺤﺬﻳﺮ‬p* *›‫*ﻹﻏﺮ‬ ‫ﺳﻠﻮ‬í


Gaya ungkapan bujukan dan peringatan

1. Bujukan (›!‫ )!ﻹﻏﺮ‬adalah anjuran kepada orang


lain untuk melakukan hal yang terpuji. Peringatan (‫ﻟﺘ‬
‫ )!ﺤﺬﻳﺮ‬adalah larangan kepada orang lain untuk menjauhi
hal yang dilarang.
Kata yang dianjurkan dan yang dilarang selalu di-i’rab
nashab dari fi’il yang dibuang. Contoh: ẽَ ‫ !ﻟﺼﺪ‬ẽَ ‫!ﻟﺼﺪ‬
(kata
“ẽَ ‫ ”!ﻟﺼﺪ‬yang pertama berposisi sebagai maf ’ûlbih dari
fi’il yang dibuang iaitu “%‫”¦ﻟﺰ‬, sementara kata “ẽَ ‫”!ﻟﺼﺪ‬
yang kedua menjadi penegas terhadap kata “ẽَ ‫ ”!ﻟﺼﺪ‬yang
pertama.
2.Bentuk kata bujukan dan peringatan
Kata bujukan dan peringatan ada beberapa bentuk:
a. Bujukan atau peringatan disebutkan dalam bentuk
kata tunggal/mufrad. Contoh:
-
ẽَ ‫!ﻟﺼﺪ‬ “Lakukanlah yang benar”
َ‫!ﻟﻜﺬ‬
-
“Jauhi berdusta”
b. Mengulang lafaz bujukan atau larangan. Seperti:
- ‫!ﻷﻣﺎَﻧ ﺔ !ﻷﻣﻨﺎَﻧ ﺔ‬
- ,‫!ﻟﻌﺪ‬
َ ,‫!ﻟﻌﺪ‬
َ

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


276

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab ....... 
c. Bujukan atau larangan disebutkan dalam satu kalimat
dalam bentuk ‘athaf ma’thûf. Contoh:
- g ‫ﻹﺧﻼ‬p! ẽَ ‫!ﻟﺼﺪ‬ “Lakukanlah yang benar dan
ikhlas”
- ‫ﳋﻴﺎَﻧ ﺔ‬p! ẽَ ‫!ﻟﻨﻔﺎ‬ “Jauhilah sifat munafik dan
khianat”

Penting diperhatikan!
Ada bentuk keempat untuk ungkapan larangan, iaitu
menyebutkan lafaz larangan selepas kata “‫ ”¦ﻳﺎ‬tanpa
ada huruf ‘athaf, atau memakai huruf athaf atau di-jar-kan
dengan huruf “‫”ﻣﻦ‬. Contoh:
-
iَ p‫“ ¦ﻟﺘﻬﺎ! ”ﻳﺎ‬Kamu jangan menganggap remeh”
-
iَ p‫ !ﻟﺘﻬﺎ‬p ”‫“ ¦ﻳﺎ‬Kamu jangan menganggap remeh”
-
iَ p‫“ ¦ﻟﺘﻬﺎ! ﻣﻦ ”ﻳﺎ‬Kamu jangan menganggap remeh”
(Kata “‫ ”¦ﻳﺎ‬berposisi sebagai maf ’ûlbih di-binâ
menempati posisi nashab untuk fi’il yang dibuang,
sementara “””-nya adalah dhamîr mengandungi makna
“kamu”. Sementara huruf “p” yang ada pada kata “ip‫!ﻟﺘﻬﺎ‬
p” adalah huruf ‘athaf dan “ip‫ ”!ﻟﺘﻬﺎ‬berperan sebagai
mafûlbih dari fi’il yang dibuang iaitu “,‫”¦ﺣﺬ‬.

277
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis....... 

‫*ﻹﺳﺘﻐﺎﺛﺔ‬ ‫ﺳﻠﻮ‬í
Gaya Ungkapan Mohonan Bantuan

1.Gaya ungkapan mohonan bantuan merupakan


salah satu gaya ungkapan panggilan yang digunakan untuk
meminta/memohon seuatu agar terkabul. Contoh:
‫ِﻟﻠﻀﺎﻟﲔ‬ i ‫ﻳﺎ‬ ‫‡ﻟَﺮﺟﺎ‬ !‫ﻹﻧﻘﺎ‬
“Wahai lelaki yang
menyelamatkan orang-orang yang sesat”
2.Gaya ungkapan mohon bantuan ada tiga macam:
a. Ada huruf yang digunakan untuk meminta, iaitu
huruf “‫”ﻳﺎ‬.
b. Ada pihak yang diminta, selalu di-jar-kan dengan
huruf “‫ ”ﻟـ‬yang berharkat fathah.
c. Ada pihak yang meminta, dijarkan dengan huruf
“‫ ”ﻟـ‬yang berharkat kasrah.

Penting Diperhatikan
Gaya ungkapan mohon bantuan (‫ﺳﻠﻮ‬ !‫ﻹﺳﺘﻐﺎﺛﺔ‬
¦) sering juga dipakai untuk ungkapan kagum (!‫ﻟﺘﻌﺠﺐ‬
‫)¦ﺳﻠﻮ‬. Contoh:
- ‫ﻳﺎﻟَﻠﻌﺠﻴﺐ‬ ,biasa” luar “Aduh

278
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab ....... 
- ,‫ﻟﺰﻫﻮ! ‡ﻳﺎﻟَﺠﻤﺎ‬ “Alangkah indahnya bunga itu”
Dalam hal ini yang meminta (‫ )!ﻟﻪ ﳌﺴﺘﻐﺎ‬dibuang.
Gaya ungkapan seperti ini disebut ungkapan panggilan
yang menghairankan. (Hal ini telah dijelaskan pada bab
munâda)

s‫*ﻹﺳﺘﻔﻬﺎ‬ ‫ﺳﻠﻮ‬í
Gaya ungkapan soalan

Yang demikian itu dengan gaya ungkapan soalan ( ‫¦ﺳﻠﻮ‬


%‫ )!ﻹﺳﺘﻔﻬﺎ‬adalah ungkapan yang digunakan untuk mencari
penjelasan terhadap sesuatu. Contoh: ‫ ؟‬i‫ﻣ‬ !‫ﻹﻣﺘﺤﺎ‬
“Bila peperiksaan ?” Kata-kata yang digunakan untuk
bertanya ada dua jenis:
1. Huruf Istifhâm, ada dua:
a. ‫ﻫﻞ‬ “Apakah” digunakan untuk kalimat positif,
maka untuk jawapan “ya” digunakan kata “‫ﻧﻌ‬
‫ ”ﻢ‬dan untuk jawapan “tidak” digunakan kata “
‫”ﻻ‬. Contoh:
‫ﻟﻜﺘﺎ! !ﻫﺬ‬ ‫ ؟‬ĩ¦‫ﻗﺮ ﻫﻞ‬ “Apakah kamu
telah membaca buku ini ?” jawapannya dapat “ya”
dan dapat “tidak”.
b. ¦ “Apakah”. Dalam hal ini hamzah ada 3 jenis:

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


279

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis....... 
- Hamzah yang memerlukan jawapan antara dua
pilihan, maka selepas hamzah ada kata “%¦”.
Contoh:
‫¦ !ﻤﺪ> ﻳﺖ‬% ‫¦؟ ﻋﻠﻴﺎ‬,¦ “Apakah kamu telah
melihat si Muhammad atau si Ali ?”
- Hamzah yang sama pemakaiannya dengan “‫ﻫ‬
‫”ﻞ‬. Maka jawapannya dapat “‫ ”ﻧﻌﻢ‬atau “‫”ﻻ‬.
Contoh:
‫ﻟﻜﺘﺎ! !ﻫﺬ‬ ‫ ؟‬ĩ¦‫¦ﻗﺮ‬“Apakah kamu
telah membaca buku ini?” (Jawapanya dapat
“‫ ”ﻧﻌﻢ‬atau “‫)”ﻻ‬
- Hamzah yang digunakan untuk menanyakan
penyataan negatif, maka untuk jawapan “ya”
digunakan kata “‫ ”ﺑﻠﻰ‬dan untuk jawapan
“tidak” digunakan kata “‫”ﻧﻌﻢ‬. Contoh:
‫ﻟﻜﺘﺎ! !ﻫﺬ ¦ﺗﻘﺮ‬ ‫¦‡ ؟‬ “Apakah kamu
belum membaca buku ini?” (Jawapanya dapat
“‫ ”ﺑﻠﻰ‬atau “‫)”ﻧﻌﻢ‬
2. Isim Istifhâm
Iaitu kata tanya yang digunakan untuk kata
tunggal/mufrad. Iaitu:
- ْ ‫ﻦ َﻣ‬ “Siapa?” (digunakan untuk manusia)
contoh: õ,‫ !ﳌﺤﺮ‬g,‫ ﻣﻦ‬,‫ﻷ! ﻋﻠﻰ ﻟﻌﻠﻢ! ﻓﻊ‬
“Siapa yang mengangkat ilmu pengetahuan di
atas tanah yang

280
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab ....... 
bebas?”
- َ‫ﻣﺎ‬ “Apa?” (digunakan untuk selain manusia)
contoh: ִ‫ﻟﻘﺼﺺ! ﻫﻲ ﻣﺎ‬ !‫ﻟ‬ ‫דﺎ¦ﻗﺮ‬ “Apa cerita
yang telah kamu baca?”
-‫ﻣ‬ “Bila?” (digunakan untuk menanyakan waktu).
Contoh: ‫؟‬ĩ‫“ ﺣﻀﺮ ﻣ‬Bila kamu datang?”
- َ‫¦ﻦ ْﻳ‬ “Bila?” (digunakan untuk
menanyakan tempat). Contoh: ‫؟‬ẽ ‫¦ﻟﺰﻗﺎ! ﺗﻘﻊ ﻳﻦ‬
“Yang mana letak bandar/kota Zaqaziq?”
- ‫ﻛﻢ‬ “Berapa?” (digunakan untuk menanyakan
jumlah). Contoh: ‫؟‬ĩ¦‫“ ﻗﺮ ﻛﺘﺎﺑﺎ ﻛﻤﺎ‬Berapa
buku yang telah kamu baca ?”
- َ‫ﻒ ﻛﻴ‬ “Bagaimana?” (digunakan untuk menanya-
kan keadaan). Contoh: ‫ﻛﻴﻒ‬ ‫›ﺟﺎ‬ ‫ﻳﺪ؟‬
“Bagaimana si Zaid datang?”
- ّ ¦ “Yang mana?” Contoh: ‫ﳒﺢ؟ ﻃﺎﻟﺐ‬ ّ ¦
“Pelajar yang mana yang telah berjaya?”
Seluruh isim istifhâm adalah mabnîy kecuali
kata “ّ ¦” kata ini di-i’râb sesuai dengan
posisinya di dalam kalimat. Contoh:
- ‫“ ؟ ﻣﺼﺮ ﻓﺘﺢ ْﻦ َﻣ‬Siapa yang pernah menaklukkan
Mesir ?” (Kata “ْ‫ ”ﻦ َ ﻣ‬adalah isim istifhâm di-
binâ menempati posisi rafa’ sebagai mubtada’).

281
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis....... 
- ‫ ؟‬i‫ﻣ‬ !‫ﻹﲢﺎ‬ “Bila Peperiksaan?” (Kata “ ‫”ﻣ‬
adalah isim istifhâm di-binâ menempati posisi rafa’
sebagai khabar yang didahulukan).
- ‫ﻹﺳﻜﻨﺪ! ﺗﻘﻊ ﻳﻦ‬,‫¦؟ ﻳﺔ‬ “Yang mana letak
Bandar/ kota Iskandariyah ?” (Kata “‫”¦ﻳﻦ‬
adalah isim istifhâm di-binâ menempati posisi
nashab sebagai Zharaf makan).
- ‫“ ؟ ﺣﺎﻟﻚ ﻛﻴﻒ‬Bagaimana kabarmu?” (Kata “
‫ ”ﻛﻴﻒ‬adalah isim istifhâm di-binâ menempati
posisi rafa’ sebagai khabar yang didahulukan).

Penting Diperhatikan!
1. Kata tanya selalu berada di awal kalimat, dan hanya
huruf jar atau mudhâf yang boleh mendahuluinya.
Contoh:
- ‫؟ !ﻫﺬ ﻟﻚ ﻳﻦ¦ ﻣﻦ‬ “Bagaimana kamu dapat
mendapatkan ini?” (Contoh kata tanya yang
diawali oleh huruf jar)
- ‫؟ ﻣﻦ ‡ﻣ‬ “Rumah siapa?” (Contoh kata tanya
yang diawali oleh muhâf)
Jika isim istifhâm (‫ )ﻣﺎ‬dimasuki huruf
jar, maka huruf alif yang ada pada kata “‫”ﻣﺎ‬
dibuang. Contoh: ‫ﰈ‬َ - ‡َ– ‫ﻢ ﻋ‬.‫ﱠ‬

282
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Kelima : Gaya Pengungkapan Dalam Struktur Bahasa Arab ....... 
2. Pada akhir kata “‫ ”ﻣﻦ‬dan “‫ ”ﻣﺎ‬sering ditambah
huruf “!i”. Dalam bentuk ini “!i” dan isim istifhâm
dianggap sebagai satu kata. Contoh:
- ‫! ؟ ”ﻋﻨﺪ‬i ‫“ ﻣﻦ‬Siapa yang disampingmu?”
(Kata “!i ‫ ”ﻣﻦ‬adalah isim istifhâm di-binâ dengan
harkat sukûn menempati posisi rafa’ sebagai
mubtada’).
- ‫ ؟‬ĩَ ¦‫! ﻗﺮ‬i‫“ ﻣﺎ‬Apa yang telah kamu baca?” (Kata
“!i‫ ”ﻣﺎ‬adalah isim istifhâm di-binâ dengan harkat
sukûn menempati posisi nashab sebagai mafûlbih).
Terkadang juga selepas kata “!i ‫ ”ﻣﻦ‬dan “!i ‫ﻣ‬
‫ ”ﺎ‬ditambah kata “‫”!ﻟﺬ‬. Dalam bentuk ini
kata “‫ ”!ﻟﺬ‬di-i’râb sebagai khabar mubtada’ dan
kalimat selepasnya berjawatan sebagai shilah.
Contoh: ‫ﻣﻦ‬
‫! !؟›ﺟﺎ ﻟﺬ‬i “Siapa yang telah datang?” (Kata “‫ﻣﻦ‬
!i” adalah isim istifhâm di-binâ dengan harkat
sukûn menempati posisi rafa’ sebagai mubtada’. Kata
“‫ ”!ﻟﺬ‬adalah isim istifhâm di-binâ menempati posisi
rafa’ sebagai khabar. Kata “›‫ ”ﺟﺎ‬adalah fi’il mâdhi,
fâ’il-nya adalah dhamîr tersembunyi iaitu “‫ ”ﻫﻮ‬dan
gabungan antara fi’il dan fâ’il menjadi shilah
maushûl.



Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


283

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44



Tata Bahasa Arab Praktis .......

284
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keenam : Contoh-contoh I’rāb ....... 

›µ‫*ﻟﺒﺎ *ﻟﺴﺎ‬
*‫ ﻣﻦ *ﻹﻋﺮ‬έ‫ﳕﺎ‬
BAB KELIMA
CONTOH-CONTOH I’RĀB

1. Contoh-contoh i’râb isim yang mu’rab (berubah-


ubah).
a. Contoh-contoh isim yang di-rafa’-kan.:

½ّ ‫ﷲ ﻏ‬έí *p ‫ﻣﻐﻔﺮٌ  ﺧ ٌ ﻣﻦ ﺻﺪﻗﺔ ﻳﺘﺒﻌﻬﺎ‬p ٌ p‫ﻗﻮ ٌ ﻣﻌﺮ‬


‫ﺣﻠﻴ ٌﻢ‬
- ‡ٌ‫ﻗﻮ‬ adalah mubtada’ yang di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah.
- ٌ p‫ﻣﻌﺮ‬ adalah na’at yang mengikut kepada mubtada’
yang di-rafa’-kan dengan harkat dhummash.
- õ‫ﻣﻐﻔ ٌﺮ‬adalah ma’thuf (mengikut) kepada kata “‡ٌ ‫”ﻗﻮ‬
yang di-rafa’-kan dengan harkat dhummash.

285
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis....... 
- ٌ‫ﺧ‬ adalah khabar mubtada’ yang di-rafa’-
kan dengan harkat dhummah.
- i¦ adalah fâ’il yang di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah yang disembunyikan pada
huruf alîf, kerana sulit menyebutnya.
- ‫!ﷲ‬ adalah mubtada’ yang di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah.
- ½ّ ‫ﻏ‬ adalah khabar mubtada’ yang di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah.
- ٌ‫ﻢ ﺣﻠﻴ‬ adalah khabar kedua yang di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah.

‫ﺎ ﻋﻦ ִדﺬﻳﺐ *ﻟﻨﺸﺊ‬A‫ ﻛﻼ‬i‫ﻳﺴﺄ *ﳌﺮﺑﻴﺎ‬


- i‫!ﳌﺮﺑﻴﺎ‬ adalah nâib fâ’il di-rafa’-kan dengan huruf
alif kerana bentuknya mutsannâ.
- ‫ﻛﻼ‬ adalah taukid (penguat) di-rafa’-kan dengan
huruf alif kerana bentuknya mutsannâ.

‫ﻠﻜﺖ *ﻷﻣﺔ‬Ø ›ُ ‫ﻟﻮﻻ *ﻹﲢﺎ‬


- ›‫!ﻹﲢُﺎ‬ adalah mubtada’ di-rafa’-kan dengan
harkat dhummah, sementara khabar-nya wajib
dibuang iaitu “›‫ ”ﻣﻮﺟﻮ‬kerana mubtada’-nya
berada selepas kata “‫”ﻟﻮﻻ‬. Gabungan antara
mubtada’ dan khabar menjadi syarat.

286
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keenam : Contoh-contoh I’rāb ....... 
- ‫!ﻷﻣﺔ‬ adalah fâ’il di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah.

‫ ﻳﺰﻳ َﺪ !ﻧﺘﺎ ُﺟﻨﺎ *ﻟﺼﻨﺎﻋﻲ‬ií ‫ﻳُﻨَﺘﻈﺮ‬


- i¦ adalah huruf yang me-nashab-kan.
- َ‫ ﺪ ﻳﺰﻳ‬adalah fi’il mudhâri’ yang di-nashab-kan de-
ngan harkat fathah. Gabungan antara “i¦” dan fi’il
(mashdar bentukan) menempati posisi rafa’ sebagai
nâib fâ’il.
- ‫¦ﻧﺘﺎ‬ adalah fâ’il di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah.
- ‫ !ﻟﺼﻨﺎﻋﻲ‬adalah na’at (mengikut) kepada
kata “‫ ”¦ﻧﺘﺎ‬di-rafa’-kan dengan harkat dhummash.

4‫ﺧﻮ‬í ‫ *ﳌﺼﺎﺋﺐ‬p ‫ﻧﻌ َﻢ *ﳌﻌﲔ‬


- ُ‫!ﲔ ﳌﻌ‬adalah fâ’il di-rafa’-kan dengan
harkat
dhummah.
- ”‫¦ﺧﻮ‬ adalah mubtada yang dibelakangkan di-
rafa’- kan dengan huruf waw kerana salah satu
dari isim yang lama. Gabungan antara fi’il dan
fâ’il menjadi khabar yang didahulukan. (boleh
juga disebut bahawa kata “‫ ”¦ﺧﻮ‬merupakan
khabar dari mubtada’ yang dibuang).

287
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis....... 
b. Contoh-contoh isim yang di-nashab-kan:

ĩ‫ ﻳﺬﻫﱭ *ﻟﺴﻴﺌﺎ‬ĩ‫! *ﳊﺴﻨﺎ‬i


- ĩ‫!ﳊﺴﻨﺎ‬ adalah isim “i¦” di-nashab-kan
dengan harkat kasrah kerana bentuknya jama’
muannats sâlim.
- ĩ‫!ﻟﺴﻴﺌﺎ‬ adalah mafûlbih di-nashab-kan
dengan harkat kasrah kerana bentuknya jama’
muannats sâlim.

‫ﻧﻌﻤﺖ‬í ‫ *ﻟﺬﻳﻦ‬b َ *‫ *ﳌﺴﺘﻘﻴ َﻢ ﺻﺮ‬b َ *‫!ﻫﺪﻧﺎ *ﻟﺼﺮ‬


‫ﻋﻠﻴﻬﻢ‬
- bَ !‫ !ﻟﺼﺮ‬adalahmaf ’ûlbih kedua di-nashab-kan
dengan harkat fathah.
- َ‫!ﻢ ﳌﺴﺘﻘﻴ‬ adalah na’at kepada kata “bَ !‫”!ﻟﺼﺮ‬ di-
nashab-kan dengan harkat fathah.
- bَ !‫ﺻﺮ‬ adalah badal di-nashab-kan dengan harkat
fathah.
*‫! ﻣﻊ *ﻟﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮ‬i
- !‫ﻳﺴﺮ‬ adalah isim “i¦” yang dibelakangkan di-
nashab-kan dengan harkat fathah. Sementara
khabar muqaddam-nya adalah gabungan dari “‫ﻣ‬
‫ﻊ‬
‫ﻟﻌﺴﺮ‬.”!
*‫ﻧﺬﻳﺮ‬p *‫ ﺑﺎﳊﻖ ﺑﺸ‬4‫ﺳﻠﻨﺎ‬3í ‫!ﻧﺎ‬

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


288

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Keenam : Contoh-contoh I’rāb ....... 
- !‫ﺑﺸ‬ adalah hâl di-nashab-kan dengan harkat
fathah.
- !‫ﻧﺬﻳﺮ‬ adalah ma’thuf (mengikut) kepada i’râb hâl
yang di-nashab-kan dengan harkat fathah.

‫!ﻧﺎ ﻓﺘﺤﻨﺎ ﻟﻚ ﻓﺘﺤﺎ ﻣﺒﻴﻨﺎ‬


- ‫ﻓﺘﺤﺎ‬ adalah maf ’ûl mutlaq di-nashab-kan
dengan harkat fathah.
- ‫ﻣﺒﻴﻨﺎ‬ adalah na’at (mengikut) kepada i’râb maf ’ûl
mutlaq yang di-nashab-kan dengan harkat fathah.

 ‫ !ﻻ ﻃﺎﺋ ًﺮ‬s ‫*ﻟﻴﻮ‬


َ ›ĩ‫* ﻋﺎ‬ĩ‫ﻛﻞ *ﻟﻄﺎﺋﺮ‬
- %َ‫!ﻟﻴﻮ‬ adalah maf ’ûl fih (kata keterangan waktu) di-
nashab-kan dengan harkat fathah.
- õ‫ﻃﺎﺋ ًﺮ‬ adalah mustatsna (yang dikecualikan) di-
nashab-kan dengan harkat fathah..

c. Contoh-contoh isim yang di-jar-kan:

‫*ﻟﻌﺎﳌﲔ‬ 3 ‫ﻦ *ﻟﺮﺣﻴﻢ *ﳊﻤﺪ ﷲ‬a‫ﺑﺴﻢ *ﷲ *ﻟﺮ‬


- ‫¦ﺳﻢ‬ adalah kata yang diawali oleh huruf jar
maka dia di-jar-kan dengan harkat kasrah.
- ‫*ﷲ‬ adalah mudhaf ilaih di-jar-kan dengan harkat
kasrah.
- ‫!ﻦﻟﺮ‬ adalah na’at (mengikut) kepada i’râb kata

289
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis....... 
“‫ ”*ﷲ‬di-jar-kan dengan harkat kasrah.
- ‫!ﻟﺮﺣﻴﻢ‬ adalah na’at (mengikut) kepada i’râb
kata “‫ ”*ﷲ‬di-jar-kan dengan harkat kasrah.
-‫ﷲ‬ diawali oleh huruf jar “‡” maka dia di-jar-kan
dengan harkat kasrah.
- ‫ ﱢ‬, adalah na’at (mengikut) kepada i’râb kata “
‫ ”*ﷲ‬maka dia di-jar-kan dengan harkat kasrah.
- ‫ !ﻟﻌﺎﳌﲔ‬adalah mudhaf ilaih di-jar-kan dengan huruf
ya kerana jama’ muzakkar sâlim.

‫ﻴﻌﻬﻢ‬a ‫ ﻋﻠﻰ ﻋﻤﺎ ِ *ﳌﺼﻨﻊ‬ç‫ﺑﺎ‬3‫ ﻋ ْﺖ *ﻷ‬p‫ﱠ‬


- ‡ٍ ‫ ﻋﻤﺎ‬diawali oleh huruf jar (‫ )ﻋﻠﻰ‬maka dia di-
jar- kan dengan harkat kasrah.
- ِ‫!ﻊ ﳌﺼﻨ‬ adalah mudhaf ilaih di-jar-kan dengan harkat
kasrah.
- ‫ﻴﻊ‬ adalah taukîd (penegas) untuk kata “‡ٍ ‫”ﻋﻤﺎ‬
dia di-jar-kan dengan harkat kasrah.

2. Beberapa contoh i’rab isim yang di-binâ.

‫ﻣﻠﻨﺎ ﻓﻴﻜﻢ‬í *‫ ﻫﺬ‬i ّ !


- ! ‫ﻫﺬ‬ adalah isim isyârah (kata tunjuk) di-binâ
dengan harkat sukûn menempati posisi nashab
sebagai isim “iّ ¦”.

290
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keenam : Contoh-contoh I’rāb ....... 
‫ﻟﻜﻦ *ﻟﺬ ﳝﻀﻲ ﺑﻌﻴﺪ‬p ‫ﻳﺄ½ ﻗﺮﻳﺐ‬ ‫*ﻟﺬ‬
- ‫!ﻟﺬ‬ adalah isim maushûl (kata sambung)
di- binâ dengan harkat sukûn pada posisi rafa’
sebagai mubtada’.
- Sementara kata “‫ ”!ﻟﺬ‬yang kedua juga isim maushûl
(kata sambung) di-binâ dengan harkat sukûn pada
posisi nashab sebagai isim “‫”ﻟﻜﻦ‬

µ3‫!ﻳﺎﻛﻢ ﺻﺎﻓﺢ *ﳌﺪ‬


- Kata ‫ ¦ﻳﺎﻛﻢ‬adalah dhamir terpisah di-binâ
menempati posisi nashab sebagai maf ’ûlbih..

‫ﻦ‬ ‫ ﻳﻜﺎﻓﺄ !ﻻ‬3


- Kata ‫ﻦ‬i adalah dhamir terpisah di-binâ dengan harkat
dhummah menempati posisi rafa’ sebagai nâib fa’il.

‫ﻣ ْﻦ ﻗﺎﺑﻠﺖ‬
- Kata ْ‫ﻦ ﻣ‬ adalah kata tanya di-binâ dengan harkat
sukûn menempati posisi nashab sebagai maf ’ûlbih.
- Huruf “ĩ” yang ada pada kata “‫ ”ﻗﺎﺑﻠﺖ‬adalah
dhamîr bersambug di-binâ dengan harkat dhummah
menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il.

‫ﻳﻦ ﻗﻀﻴﺖ *ﻟﻌﻄﻠﺔ ؟‬í


- Kata ‫¦ﻳﻦ‬ adalah kata tanya di-binâ dengan harkat
fathah menempati posisi nashab sebagai zharaf makan

291
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Tata Bahasa Arab Praktis....... 
(keterangan tempat).
- Huruf “ĩ” yang ada pada kata “‫ ”ﻗﻀﻴﺖ‬adalah
dhamîr bersambug di-binâ dengan harkat dhummah
menempati posisi rafa’ sebagai fâ’il.

3. Beberapa contoh i’rab fi’il yang di-binâ

‫ *ﻟﺼﻠﺢ‬p ‫ِ* ﻷﺳﺮ‬ 3 ‫ﺳﻌﻰ‬


- Kata ‫ ﺳﻌﻰ‬adalah fi’il mâdhi di-binâ dengan harkat
fathah yang disembunyikan pada huruf alîf kerana
berat untuk melafaz kanya.
‫ ﺑﻨﺼﻴﺒﻚ‬g3í
- Kata g,¦ adalah fi’il amar di-binâ dengan
membuang huruf illat (yang berpenyakit).

‫ﺟﺒﻜﻢ ﻛﺎﻣﻼ‬p›í *p*


- Kata !p›¦ adalah fi’il amar di-binâ dengan
membuang huruf nun, sementara huruf “p” yang ada
pada kata “!p›¦” berjawatan sebagai fâ’il.

‫ ﺳﻬﻞ *ﳌﻨﺎ‬ç‫ﻻﲢﺴَﺒ ّﻦ *ﻟﻨﺠﺎ‬


- Kata َّ‫ﻦ ﲢﺴﺒ‬ adalah fi’il mudhâri’ di-binâ dengan
harkat fathah kerana bersambung dengan nûn taukîd
(penegasa).

292
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keenam : Contoh-contoh I’rāb ....... 
4. Bebarapa contoh i’râb fi’il yang mu’rab

‫ﺟﺒﻬﻢ ﻛﺎﻣﻼ‬ip› *p‫ﺣﺐ *ﻟﺬﻳﻦ ﻳﺆ‬í !2


- Kata ‫ ¦ﺣﺐ‬adalah fi’il mudhâri’ di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah, sementara fâ’il-nya adalah
dhamîr tersembunyi iaitu “‫”¦ﻧﺎ‬.
- Kata “ip›‫ ”ﻳﺆ‬adalah fi’il mudhâri’ di-rafa’-kan dengan
huruf “i” dan huruf “p” yang ada pada kata “ip›‫ﻳ‬
‫ ”ﺆ‬berjawatan sebagai fâ’il.
i‫ *ﻹﻣﺘﺤﺎ‬p ‫ ﺗﻨﺠﺢ‬ií 2‫ﻳﺴﺮ‬
- Kata ‫ ﻳﺴﺮ‬adalah fi’il mudhâri’ di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah.
- Kata ‫ ﺗﻨﺠﺢ‬adalah fi’il mudhâri’ di-nashab-kan
dengan harkat fathah, sementara fâ’il-nya adalah
dhamîr tersembunyi iaitu “‫”¦ﻧﺖ‬. Mashdar
yang dapat dibentuk dari “i¦” dan “‫”ﺗﻨﺠﺢ‬
disebut mashdar muawwal menempati posisi fâ’il
untuk kata “‫”ﻳﺴﺮ‬.

‫ ﻧﻌﻤﺔ *ﷲ ﻻﲢﺼﻮﻫﺎ‬p*‫ ﺗﻌﺪ‬i!p


- Kata !p‫ ﺗﻌﺪ‬adalah fi’il mudhâri’ di-jazam-kan
dengan membuang huruf nûn. Huruf “p” yang ada
pada kata “!p‫ ”ﺗﻌﺪ‬berjawatan sebagai fâ’il.
- Kata “!‫ ”ﲢﺼﻮ‬fi’il mudhâri’ di-jazam-kan dengan
membuang huruf nûn. Huruf “p” yang ada pada

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


293

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis....... 
kata “!‫ ”ﲢﺼﻮ‬berjawatan sebagai fâ’il.

5. Beberapa contoh i’rab ayat-ayat Al-Qur’an


3 ْ ‫ﻻﺗﺒﺬ‬p ‫ﺑﻦ *ﻟﺴﺒﻴﻞ‬p* ‫ﳌﺴﻜ َﲔ‬p* ‫ *ﻟﻘﺮ ﱠﺣ ﻘﻪ‬ĩĩp *έ
‫* *ﻟﺸﻴﺎﻃﲔ‬i‫ﻳﻦ ﻛﺎﻧﻮ* !ﺧﻮ‬3‫! *ﳌﺒﺬ‬i ،*‫ﺗﺒﺬﻳﺮ‬
- Kata ĩ adalah fi’il amar di-binâ dengan
membuang huruf ‘illah. Sementara fâ’il-nya
adalah dhamîr tersembunyi iaitu “‫”¦ﻧﺖ‬
- Huruf “!i” berjawatan sebagai maf ’ûlbih
di- nashab-kan dengan huruf alif kerana
bahagian dari isim-isim yang lima.
- Kata “‫ ”!ﻟﻘﺮ‬berjawatan sebagai mudhâf ilaih di-
jar-kan dengan harkat kasrah yang disembuyikan
pada huruf alif kerana sulit melafaz kannya.
- Kata “‫ﺣ ﻘﻪ‬
‫ ” ﱠ‬adalah maf ’ûlbih kedua, dan huruf
“‫ ”ﻫﺎ‬yang ada pada kata “‫ﺣ ﻘﻪ‬ ‫ ” ﱠ‬adalah dhamîr
bersambung dan di-binâ, dia menempati posisi jar
sebagai mudhâf ilaih.
- Huruf “p” yang ada pada kata “‫!ﳌﺴﻜﲔ‬p” disebut
waw ‘athaf. Kata “‫ ”!ﳌﺴﻜﲔ‬manjadi ma’thuf
(yang mengikut) kepada kata yang di-nashab-
kan dengan harkat fathah.
- Huruf “p” yang ada pada kata “‫!ﺑﻦ‬p” disebut waw
‘athaf. Kata “‫ ”!ﺑﻦ‬manjadi ma’thuf (yang mengikut)

294
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keenam : Contoh-contoh I’rāb ....... 
kepada kata yang di-nashab-kan dengan harkat
fathah.
- Kata “‫ ”!ﻟﺴﺒﻴﻞ‬adalah mudhaf ilaih di-jar-kan
dengan harkat kasrah.
- Huruf “p” yang ada pada kata “‫ﻻ‬p” disebut
waw ‘athaf. Dan huruf “‫ ”ﻻ‬adalah huruf nahyi
(larangan) dan berperan untuk men-jazam-kan.

- Kata “,ْ ‫ ”ﺗﺒﺬ‬adalah fi’il mudhâri’ yang di-jazam-


kan dengan harkat sukûn. Sementara fâ’il-nya
adalah dhamîr tersembunyi iaitu “‫”¦ﻧﺖ‬.
- Kata “i‫ ”ﺗﺒﺬﻳﺮ‬adalah maf ’ûl muthlaq di-nashab-kan
dengan harkat fathah.
- Huruf “iّ ¦” adalah huruf yang me-nashab-
kan dan mengandungi makna penguat/penegas.
- Kata “‫ﳌﺒﺬ‬,‫ ”!ﻳﻦ‬adalah isim “iّ ¦” di-nashab-
kan dengan huruf yâ kerana jama’ muzakkar
sâlim.
- Kata “i‫ ”ﻛﺎ‬yang ada pada kata “!‫ ”ﻛﺎﻧﻮ‬adalah
fi’il mâdhi nâqish. Sementara huruf “p” yang ada
pada kata “!‫ ”ﻛﺎﻧﻮ‬adalah waw yang menunjukkan
makna jama’ dia menempati posisi rafa’ sebagai
isim kâna.
- Kata “i!‫ ”¦ﺧﻮ‬adalah khabar “i‫ ”ﻛﺎ‬di-nashab-
kan dengan harkat fathah. Gabungan antara fi’il
mâdhi nâqis dengan isim dan khabar-nya
menempati

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


295

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis....... 
posisi rafa’ sebagai khabar untuk kata “iّ ¦”.
- Kata “‫ ”!ﻟﺸﻴﺎﻃﲔ‬adalah mudhâf ilaih di-jar-kan
dengan harkat kasrah.

6. Contoh i’rab untuk sebuah prosa


‫ﺘﻤﻊ ﻳﻨﺎﺿﻞ‬p ș ‫ﺤ ﺔ‬ ً ‫ *ﻟﻜ ﻗﻴﺎ ً›  ﻧﺎﺟ‬ĩ‫ﻋﺎ‬p‫! ﻗﻴﺎ›َ  *ﳌﺸﺮ‬i
َ ‫ﺑﻨﺎ› *ﻟﺸﻌﺐ ﻣﻨ‬í ‫ ﻳﺮﻋﻲ‬ií ‫ ﺪ› ﻧﺴﻴﺞ ﺣﻴﺎﺗﻪ >ﺘﺎﺟً ﺔ‬p
‫ﻔﻌ ﺔ‬
:‫ﺗﻪ‬p‫* ﻟﺜﺮ‬i3‫ *ﻷﺳﺮ* !ﻫﺪ‬i p‫ ﻳﺆﻣﻨﻮ* ﺑﺄ‬iíp ‫*ﻟﻮﻃ ِﻦ‬
-
Huruf “iّ ¦” adalah huruf yang me-nashab-
kan dan mengandungi makna penguat/penegas.
-
Kata “õَ›‫ ”!ﻟﻘﻴﺎ‬adalah isim “iّ ¦” di-nashab-
kan dengan harkat fathah.
-
Kata “ĩ‫ﻋﺎ‬p‫ ”!ﳌﺸﺮ‬berjawatan sebagai mudhâf ilaih
di-jar-kan dengan harkat kasrah.
-
Kata “‫ ”!ﻟﻜ‬adalah na’at (mengikut) kepada
kata yang di-jar-kan maka dia di-jar-kan dengan
harkat kasrah yang disembuyikan pada huruf alif
kerana sulit melafaz kannya
-
Kata “õً›‫ ”ﻗﻴﺎ‬adalah maf ’ûl muthlaq di-nashab-
kan dengan harkat fathah.
-
Kata “ ‫ﺤﺔ‬
ً ‫”ﻧﺎﺟ‬ adalah na’at (mengikut)
kepada kata yang di-nashab-kan maka dia di-
nashab -kan dengan harkat fathah.

296
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44
Bab Keenam : Contoh-contoh I’rāb ....... 
- Huruf “” adalah huruf jar.
- Kata “‫ ”ﺘﻤﻊ‬adalah isim yang di-jar-kan
dengan huruf “” dan tanda jar-nya adalah
harkat kasrah.
- Kata “‫ ”ﻳﻨﺎﺿﻞ‬adalah fi’il mudhâri’ yang di-rafa’-
kan dengan harkat dhummah. Sementara fâ’il-nya
adalah dhamîr tersembunyi iaitu “‫”ﻫﻮ‬.
- Huruf “p” yang ada pada kata “›‫ﺪ‬ip” adalah
huruf ‘athaf dan kata “›‫ﺪ‬i” adalah fi’il mudhâri’
yang di- rafa’-kan dengan harkat dhummah.
Sementara fâ’il- nya adalah dhamîr tersembunyi
iaitu “‫”ﻫﻮ‬
- Huruf “َ‫ ”ﺞ ﻧﺴﻴ‬adalah maf ’ûlbih di-nashab-
kan dengan harkat fathah.
- Kata “ĩ‫ ”ﺣﻴﺎ‬pada kata “‫ ”ﺣﻴﺎﺗﻪ‬adalah mudhâf
ilaih di-jar-kan dengan harkat kasrah. Sementara “
‫ ”ـﻪ‬yang ada pada kata “‫ ”ﺣﻴﺎﺗﻪ‬adalah dhamîr
yang di- binâ dengan harkat kasrah menempati
posisi jar sebagai mudhâf ilah.
- Kata “‫ ”>ﺘﺎﺟﺔ‬adalah khabar “iّ ¦” di-rafa’-
kan dengan harkat dhummah.
- Huruf “i¦” adalah huruf yang me-nashab-kan.
- Kata “‫ ”ﻳﺮﻋﻰ‬adalah fi’il mudhâri’ yang di-
nashab- kan dengan huruf “i¦”dan tanda
nashab-nya

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


297

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis....... 
adalah harkat fathah yang disembunyikan pada
huruf alif kerana sulit untuk malafaz kannya.
-
Kata “i¦” adalah fâ’il di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah.
-
Kata “‫ ”!ﻟﺸﻌﺐ‬berjawatan sebagai mudhâf ilaih di-
jar-kan dengan harkat kasrah.
-
Kata “ ‫ﻔﻌ ﺔ‬
ً ‫ ”ﻣﻨ‬adalah maf ’ûlbih di-nashab-kan
dengan harkat fathah.
-
Kata “‫ ”!ﻟﻮﻃﻦ‬berjawatan sebagai mudhâf ilaih di-
jar-kan dengan harkat kasrah.
-
Huruf “i¦” adalah huruf yang me-nashab-kan.
-
Kata “!‫ ”ﻳﺆﻣﻨﻮ‬fi’il mudhâri’ di-nashab-kan dengan
membuang huruf nûn. Huruf “p” yang ada pada
kata “!‫ ”ﻳﺆﻣﻨﻮ‬berjawatan sebagai fâ’il.
-
Huruf “ ” yang ada pada kata “i‫ ”ﺑﺄ‬adalah
huruf jar. Sementara “i¦” adalah huruf yang
me-nashab-kan.
-
Kalimat “!‫ ” !ﻷﺳﺮ‬adalah jâr majrûr sebagai
khabar “iّ ¦” yang didahulukan
-
Kata “i,!‫ ”!ﻫﺪ‬adalah isim “iّ ¦” yang
dibelakangkan di-nashab-kan dengan harkat
fathah.
-
Huruf “‡” yang ada pada kata “‫ﻟﺜﻮ‬,‫ ”ﺗﻪ‬adalah
huruf jar, kata “õp‫ ”ﺛﺮ‬di-jar-kan oleh “‡”
dan

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


298

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Bab Keenam : Contoh-contoh I’rāb ....... 
tanda jar-nya adalah harkat kasrah. Sementara “
‫”ـﻪ‬ yang ada pada kata “‫ﺛﻮ‬,‫ ”ﺗﻪ‬adalah dhamîr
yang di-binâ dengan harkat kasrah menempati
posisi jar sebagai mudhâf ilaih.

7. Contoh i’rab bait syair

‫ ﺗََﺒ‬i ِ ‫ﻓ ُﻢ *ﻟﺰﻣﺎ‬p # › ‫ ﺿ ٌﻴﺎ‬ĩ‫*ﺪ ﻓﺎﻟﻜﺎﺋﻨﺎ‬Ø ‫ﻟ َﺪ‬p ُ


› ‫ﺛ ٌﻨﺎ‬p ‫ّﺴ ُﻢ‬
- Kata “َ‫ﺪ ﻟ‬pُ ” adalah fi’il mâdhi pasif dan di-
binâ dengan harkat fathah.
- Kata “‫ﺪ‬ø!” berjawatan sebagai nâib fâ’il di-rafa’-
kan dengan harkar dhummah yang disembunyikan
pada huruf alif kerana sulit melafaz kannya.
- Huruf “” yang ada pada kata “ĩ‫ ”ﻓﺎﻟﻜﺎﺋﻨﺎ‬adalah
huruf ‘athaf. Dan kata “ĩ‫”!ﻟﻜﺎﺋﻨﺎ‬
berjawatan sebagai mubtada’ di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah.
- Kata “›‫ ”ﺿ ٌﻴﺎ‬berjawatan sebagai khabar mubtada’
di-rafa’-kan dengan harkat dhummah.
- Huruf “p” yang ada pada kata “ُ‫ﻢ ﻓ‬p” adalah
huruf ‘athaf. Dan kata “ُ‫ ”ﻢ ﻓ‬berjawatan sebagai
mubtada’ di-rafa’-kan dengan harkat
dhummah.
- Kata “iِ ‫ ”!ﻟﺰﻣﺎ‬berjawatan sebagai mudhâf ilaih di-
jar-kan dengan harkat kasrah.

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


299

Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44


Tata Bahasa Arab Praktis....... 
- Kata “ٌ‫ ”ﻢ ﺗﺒﺴ‬berjawatan sebagai khabar mubtada’
di-rafa’-kan dengan harkat dhummah.
- Huruf “p” yang ada pada kata “›‫ﺛﻨٌﺎ‬p” adalah
huruf ‘athaf. Dan kata “›‫ ”ﺛﻨﺎ‬ma’thûf
(mengikut) kepada kata “ٌ‫ ”ﻢ ﺗﺒﺴ‬di-rafa’-kan
dengan harkat dhummah.

Wallâhu A’lam bi al-Shawâb



300
Tata bahasa Arab Praktis Malaysia.indd 28/04/1432 05:53:44

Anda mungkin juga menyukai