Anda di halaman 1dari 134

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

ANTASARI
BANJARMASIN

Norlaila, M.Ag., M.Pd.


Dr. Ahmad Muradi, M.Ag.
KESULITAN MAHASISWA
DALAM BERBAHASA ARAB
(Studi pada Mahasiswa Jurusan PBA UIN Antasari
dari Beberapa Latar Belakang Pendidikan)

Norlaila, M.Ag., M.Pd.


DR. Ahmad Muradi, M.Ag.

TAHUN 2018
KESULITAN MAHASISWA DALAM BERBAHASA ARAB
(Studi pada Mahasiswa Jurusan PBA UIN Antasari dari Beberapa
Latar Belakang Pendidikan)
Copyright© 2018
x + 122, ukuran 15,5 x 23 cm

Penyusun :
Norlaila, M.Ag., M.Pd.
DR. Ahmad Muradi, M.Ag.

Layout:
Ismi Aziz

Desain Cover :
Tim Kreatif Zahir

Diterbitkan Oleh:
Antasari Press
Jl. A.Yani KM.4,5 Banjarmasin
Kalimantan Selatan
ABSTRAK

Norlaila, M,Ag, M.Pd. dan DR. Ahmad Muradi, M.Ag.


Kesulitan Mahasiswa dalam Berbahasa Arab (Studi pada
Mahasiswa Jurusan PBA UIN Antasari dari Beberapa Latar Belakang
Pendidikan)
Penelitian ini bertujuan untuk menggali kesulitan mahasiswa
dalam kemampuan berbahasa Arab di jurusan Pendidikan
Bahasa Arab UIN Antasari Banjarmasin, faktor apa saja yang
mempengaruhinya, dan apa saja program yang dilaksanakan,
baik oleh jurusan, organisasi mahasiswa, dosen yang terkait dan
mahasiswa sendiri dalam mengatasi kesulitan mahasiswa dala
berbahasa arab. selain itu, juga menggali program usulan yang
perlu dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa
dalam berbahasa Arab, dalam hal ini agar tujuan jurusan PBA dapat
tercapai dalam rangkan mewujudkan kemampuan mahasiswa dalam
berbahasa Arab.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Descriptif
Kualitatif, dengan alur penelitia, yang meliputi: 1) pengumpulan
data, 2) display data, 3) reduksi data, 4) penyimpulan dan pelaporan.
Adapun yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa
jurusan PBA, yang berjumlah 315orang. Namun demikian,
mengingat ada mahasiswa yang baru mulai perkuliahan, maka
penelitian dibatasi dengan sampel bertujuan terhadap mahasiswa
yang sudah mengambil beberapa mata kuliah yang terkait dengan
aspek-aspek berbahasa Arab. Oleh karena itu, sampel penelitian
adalah mahasiswa semester III, V, dan semester VII. Adapun
teknik pengumpulan data digunakan adaah angket, wawancara dan
dokumentasi.

iii
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada umumnya yang
berasal dari pesantren modern kurang memiliki kesulitan berbahasa
pada aspek Nahwu, dan Sharaf, kemudian dari pesantren Salaf
menunjukkan kesulitannya pada aspek istima, qiraah, takallum
dan kitabah. Kemudian yang berlatar belakang pendidikan umum
memiliki kesulitan lebih besar pada seluruh aspek berbahasa, karena
pada umumnya mereka baru memulai pembelajaran bahasa Arab
di jurusan PBA ini. Oleh karena itu, di antaranya menghendaki
kegiatan-kegiatan tambahan pembelajaran Bahasa Arab di luar
jadwal perkuliahan.
Jurusan PBA sudah memulai kegiatan penguatan kemampuan
mahasiswa dalam berbahasa Arab dengan memberikan wawenang
kepada salah seorang dosen di jurusan PBA, dengan kegiatan
pelatihan pada keterampilan kalam dan qiraah. Namun demkian,
kegiatan ini tidak terorganisir dengan baik sehinngga tidak efektif.
Begiru juga dengan HMJ jurusan PBA melaksanakan beberapa
kegiatan terkait dengan penguatan kemampuan berbahasa Arab,
namun demikian masih belum memberikan solusi kepada mahasiswa
yang benar-benar memiliki kesulitan dalam berbahasa Arab, sesuai
dengan latar belakang kemampuan mereka.
Kesulitan mahasiswa jurusan PBA dalam kemampuan berbahasa
Arab terlihat bervariasi sesuai dengan latar belakang pendidikan
sebelumnya. Umumnya mahasiswa lebih banyak mendapat kesulitan
pada keterampilan berbahasa secara aktif, yaitu pada keterampilan
kalam dan kitabah. Namun demikian, tidak semua pada titik yang
sama karena masing-masing berbeda ketrampilan yang mendasarinya.
Ada juga mahasiswa yang lebih merasakan kesulitannya justru pada
keterampilan reseftif, seperti pada qiraah dan istima. Selain itu,
masih lebih banyak mahasiswa yang memiliki kesulitan pada basic
Nahw dan Sharf, yang semestinya mereka harusnya sudah memiliki
dasar-dasar keimuan ini sebelum masuk jurusan PBA. Oleh karena
itu, umumnya mahasiswa memiliki kesulitan paling banyak secara

iv
berurutan pada keterampilan kalam, kitabah, aaspek Nahw, Sharaf,
Terjemah, dan keterampilan lainnya serta aspek-aspeknya.
Adapun usulan program untuk mengatasi persoalan yang
dihadapi mahasiswa dalam kemampuan berbahasa di antaranya
adalah, menciptakan lingkungan berbahasa, membangun asrama
yang menampung mahasiswa agar lebih mengkondisiikan dalam
berbahasa, mengadakan native speeaker, sebagaimana layaknya
di jurusan PBI, mengadakan hari berbahasa sendiri, mengadakan
pelatihan-pelatihan berbahasa, diskusi dan seminar, mengadakan
lomba-lomba yang mendorong kegiatan berbagasa Arab membuat
aturan berbahasa, membuat jurnal atau tabloid berbahasa Arab,
mengaktifka mading, mengadakan seminar-seminar, pelatihan yang
berkala, serta diskusi dan dialog-dialog berbahasa Arab secara rutin,
ada tambahan khusus kepada mahasiwa yang tidak berlatar belakang
pendidikan linear, bahkan ada yang mengusulkan untuk diadakan
matrikulasi, menciptakan sistem bantuan pembelajaran dari kaka
tingkat sebagaimana dilakukan pada sistem tahfzh, dilaksanakan
muhadarah dengan bahasa Arab, dan lain-lain. Program tersebut
dapat diakasanakan oleh jurusan PBA, HMJ, maupun oleh dosen-
dosen yang terkait dengan bidang kebahasaan masing-masing.

v
vi
KATA PENGANTAR

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬

‫احلمد هلل رب العاملني والصالة والسالم ىلع حممد وىلع آهل وأصحابه‬
‫ أما بعد‬،‫أمجعني‬

Bersyukur kepada Allah dengan mengucapkan Alhamdulillah,


segala puji kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkkan karunia
dan hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga mampu menyelesaikan
penelitian yang berjudul “Kesulitan Mahasiswa dalam Berbahasa
Arab (Studi pada Mahasiswa Jurusan PBA UIN Antasari dari
Beberapa Latar Belakang Pendidikan)”, dan kemudian menyusunnya
dalam sebuah laporan penelitian.
Penelitian ini dapat peneliti selesaikan, tentu saja dengan
bantuan berbagai pihak yang memberikan batuan baik berupa
material maupun saran dan pandangan untuk perbaikan. Dalam
kesempatan ini peneliti ingin menghaturk rasa terima kasih yang
tidak terhingga kepada:
1. Dr. H. Yahya Mof, M.Pd, sebagai pimpinan LPM UIN Antasari
Banjarmasin yang memberikan kesempatan kepada kami,
peneliti untuk mendapatkan bantuan dana dalam melaksanakan
penelitian ini
2. Dr. Wardani, M.Ag, sebagai bagian dari Penelitian di LPM,
yang memberikan kesempatan kepada peneliti dan memberikan
kemudahan dalam penyelesaian dan pelaporan penelitian.
3. Ahmad Rafiq, M.Ag, P.Hd. yang memberikan kritik dan
masukan-masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan hasil
penelitian ini.

vii
4. Kepada semua pihak di LPM yang tidak dapat disebutkan satu
persatu dalam kesempatan ini.
5. Kepada para dosen yang membantu peneliti dalam FGD
untuk menyempurnakan proposal penelitian, teori, instrumen
penelitian, analisis data dan penyimpulan hasil penelitian.
6. Kepada para petugas riserch dan pengumpul data, atas bantuan
mereka untuk pengumpulan data dan fakta yang diperlukan
dalam penelitian
Peneliti mengucapkan terima kasih atas seluruh kebaikan dan
bantuan Bapak dan Ibu sekalian, seraya mendoakan agar semuanya
mendapatkan ganjaran dengan sebaik-baik balasan di dunia dan
akhirat. Semoga Allah memberikan kita semua kesehatan dan
kesempatan untuk menjadi orang yang paling bermanfaat dalam
rangka pengembangan keilmuan.
Peneliti menyadari bahwa penelitian yang peneliti selesaikan dan
laporkan ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian, peneliti
berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya
kepada peneliti khususnya, dalam rangka menambah khazanal ilmu
pengetahuan, dan dalam pengembangan kemampuan mahasiswa
dalam bahasa Arab. Amien ya Rabbal ‘alamin.

Banjarmasin, Desember 2018


viii
DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................ iii
KATA PENGANTAR............................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................ ix
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian............................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................... 7
C. Tujuan Penelitian........................................................... 7
D. Definisi Operasional...................................................... 7
E. Signifikansi Penelitian................................................... 8
F. Studi Penelitian Terdahulu............................................. 9
G. Sistematika Penelitian................................................... 13
BAB II
LANDASAN TEORI................................................................ 15
A. Bahasa Arab................................................................... 15
B. Maharah dan Aspek-Aspek Berbahasa Arab................. 20
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran
Bahasa Arab................................................................... 23
BAB III
METODE PENELITIAN.......................................................... 35
A. Desain Penelitian........................................................... 35
B. Populasi dan Sampel Penelitian..................................... 35
C. Sampel Penelitian.......................................................... 37
D. Data Penelitian.............................................................. 37
E. Sumber Data.................................................................. 38
F. Teknik Pengumpulan Data............................................. 38
G. Prosedur Penelitian........................................................ 39
H. Analisis Data Penelitian................................................. 45
I. Pengecekan Keabsahan Data.......................................... 45

ix
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN............................ 47
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................. 47
B. Pembahasan Penelitian.................................................. 63
BAB V
PENUTUP................................................................................. 113
A. Simpulan........................................................................ 113
B. Saran.............................................................................. 116
DAFTAR PUSTAKA................................................................ 117
BIOGRAFI PENELITI............................................................. 121

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa Asing yang paling
banyak dipelajari di Indonesia, dan karena itu dapat dikatakan sebagai
bahasa kedua setelah bahasa Indonesia. Terutama di pesantren-
pesantren, Bahasa Arab kadangkala lebih utama dipelajari ketimbang
bahasa Indonesia sendiri. Ini karena bahasa Arab memiliki peran dan
fungsi yang sangat penting terkait dengan Agama Islam dan ilmu
pengetahuan keislaman yang otentik tertulis dengan bahasa Arab.
Bahasa Arab yang dimaksud adalah bahasa Arab Fusha, atau
bahasa Arab yang menjadi bahasa Al-Qur’an dan bahasa Al-Hadits
serta bahasa yang digunakan sebagai bahasa referensi keislaman,
sebagaimana didefinisikan oleh Abdur Rauf Shardy, sebagai berikut:

‫اللغة العربية يه لغة اختارها اهلل يلخاطب بها حممد صىل اهلل‬
ّ
‫عليه وسلم اذلي يؤبد بها القرآن واألحاديث انلبوية الىت وصلت إيلنا‬
‫وانترشت ىف بقاع األرىض بواسطة ادلين والعلوم واثلقافة والسياسية‬
1
.‫واإلقتصادية‬
Perkembangan bahasa Arab di dunia sekarang tidak saja karena
pentingnya bahasa Arab sebagai bahasa Agama, dan juga sebagai
bahasa pengetahuan, di mana dipelajari oleh umat Islam, tetapi
bahasa Arab kini dipelajari di negara-negara lain karena alasan
keilmuan, di mana struktur dan sistematika bahasa Arab yang sangat
indah dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia. Selain

1 Abdur Rouf Shadry, Nilai-nilai Pengajaran Bahasa dan Sejarah


Pengembangannya, (Bandung: Bina Cipta, 1985), hal. 8

1
itu, bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi negara-negara yang
memegang peran dan aset ekonomi penting di dunia, dan bahasa
Arab juga menjadi bahasa Internasional.2 Bahasa Arab sekarang
menjadi bahasa yang penting dipelajari kaena memiliki fungsi aset
ekonomi. Banyak warga negara-negara di Barat yang mempelajari
bahasa Arab karena untuk mencapai akses ekonomi yang sangat
kaya di negara-neagara yang menggunakan bahasa Arab di Timur
Tengah.
Sebagai bahasa ilmu pengetahuan, tidak dapat disangkal
pentingnya bahasa Arab, di mana keterkaitan bahasa Arab dengan
ilmu pengetahuan, secara historis dapat dibuktikan dan berpegaruh
sampai sekarang melalui karya-karya monumental para ulama di
masa perkembangan sejarah peradaban Islam. Berbagai karya yang
diabadikan dalam bahasa Arab seperti tulisan para ulama di berbagai
bidang, seperti tafsir, hadits, aqidah, fiqih, tarikh Islam, dan lain-lain.
Fakta tersebut sesungguhnya diakui dunia, di mana
perkembangan ilmu pengetahuan dalam sejarah peradaban Islam
tersebut mempengaruhi perkembangan dunia Barat. Kemajuan
peradaban dan ilmu pengetahuan dunia Islam saat itu menyebabkan
negara-negara Erofa mengambil dan memindahkan berbagai
ilmu pengetahuan dari bahasa Arab.3 Oleh karena itu, keterkaitan
keilmuan, keislaman dan bahasa Arab sangat erat, dan tidak dapat
dipisahkan. Karena itu, kepentingan terhadap bahasa Arab sekarang
semakin mendorong lebih banyak orang untuk mempelajarinya
karena berbagai faktor dan tujuan yang berbeda-beda.
Berdasarkan urgensi tersebut, maka bahasa Arab di Indonesia
menjadi bahasa Asing yang sangat penting dipelajari di pesantren-
pesantren, di madrasah-madrasah. Bahasa Arab merupakan mata

2 Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2003), hal. 14.
3 Philip K. Hitti, History of Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2005),
hal. 708.

2
pelajaran yang wajib dipelajari di jenjang madrasah mulai dari
Madrasah Ibtidaiyah, MTs, Madrasah Aliyah, Bahasa Arab bahkan
juga menjadi pembelajaran yang dipertimbangkan di sekolah-
sekolah umum, dan menjadi kelas-kelas bahkan jurusan yang
dipertimbangkan di Perguruan Tinggi Umum.
Di IAIN atau UIN/STAIN sebagai perguruan tinggi Islam,
memiliki satu jurusan penting yang mempelajari Bahasa Arab,
jurusan Sastra Adab, dan Jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Jurusan
Pendidikan Bahasa Arab merupakan salah satu jurusan di Fakultas
Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin yang konsern dalam proses
perkuliahan untuk menciptakan guru-guru Bahasa Arab yang
memiliki keilmuan dan profesional di bidang Bahasa Arab. Dengan
demikian, pembelajaran yang dilaksnakan lebih besar pada materi
kebahasa Araban.
Pada umumnya latar belakang pendidikan yang berkaitan dengan
jurusan ini, dari pesantren atau dari madrasah, yang sebelumnya
mereka telah mempelajari bahasa Arab. Namun demikian, mahasiswa
yang mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) sekarang
tidak semua yang berlatar belakang pendidikan yang mempelajarai
Bahasa Arab, seperti Pesantren, Madrasah atau sekolah-sekolah
Islam yang berciri khusus keagamaan. Di antaranya terdapat
mahasiswa yang berlatar belakang sekolah umum.
Peraturan pemerintah terkait dengan persamaan status sekolah
umum dan sekolah yang berciri khusus keagamaan, memberikan
kesempatan kepada seluruh lulusan sekolah, madrasah dan pesantren
untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat Perguruan Tinggi tanpa
membatasi latar belakang jurusan dan kejuruan. Oleh karena itu,
jurusan Pendidikan Bahasa juga menerima lulusan yang berminat
dari seluruh latar belakang pendidikan. Dengan demikian, ada
berbagai perbedaan kemampuan mahasiswa yang menjadi input
jurusan Pendidikan Bahasa Arab yang dlaksanakan program
Pendidikan Bahasa Arab.

3
Latar belakang pendidikan merupakan salah satu faktor yang
menjadi kesulitan dalam menempuh pendidikan bahasa Arab. ini
termasuk kepada faktor non kebahasaan, dari dua faktor yang
mendorong dan menghambat keberhasilan pembelajaran Bahasa
Arab. Faktor lainnya adalah yang bersumber dari kebahasa Araban
sendiri dan yang tidak bersumber dari dari kebahasaan, atau
dinamakan faktor eksternal bahasa Arab itu sendiri.
Di antara faktor kebahasaan yang menyebabkan kesulitan
pembelajaran bahasa Arab adalah, bahwa Bahasa Arab memiliki
detail yang berbeda dari bahasa-bahasa lainnya di dunia, sehingga
menjadi kesulitan bagi yang mempelajarinya, meskipunn di
antaranya ada yang menganggapnya sekaligus sebagai kelebihan
dari bahasa Arab, di mana keistimewaan bahasa Arab itu detil dan
memiliki struktur dan sistematika yang menarik.4 Dengan demikian,
bahasa Arab tidak hanya dipelajari di Indonesia sebagai negara yang
memiliki penduduk mayoritas muslim, bahkan dipelajari di negara-
negara sekuler, seperti Amerika, Jepang, Korea dan lain-lain.
Detilnya bahasa Arab dan sekaligus Struktur yang berbeda,
disamping memiliki aspek-aspek kebahasaan yang banyak seperti
ilmu shaut, qawaid, sharf, balaghah, qawafi, arudh, dan lain-lain
yang menjadikan siswa dan bahkan mahasiswa memiliki tantangan
dalam mempelajarinya, dan itulah yang menjadi kesulitan-kesulitan
tersendiri bagi mahasiswa dalam mempelajarinya. Bahasa Arab
dianggap sulit oleh mahasiswa, bahkan oleh sebagian mahasiswa
Jurusan Bahasa Arab.
Di sisi lain pembelajaran Bahasa Arab juga diarahkan untuk
menguasai kemampuan berbahasa Arab sebagaimana yang menjadi
tujuan jurusan PBA, harus terampil berbahasa Arab yang terdiri
dari: 1. Keterampilan menyimak atau istima’ (listening skill), 2.
Keterampilan berbicara atau kalam (speaking skill), 3. Keterampilan

4 Muhammad Hasan Hasan Jabal, 1986, hal. 24

4
membaca atau qiraah (reading skill), dan 4. Keterampilan menulis
atau kitabah (writing skill).5
Dalam mempelajari dan menguasai kemampuan berbahasa
Arab, empat keterampilan ini saling mendukung satu sama lain.
Keberhasilan pembelajaran bahasa Arab tidak terlepas dari empat
keterampilan tersebut. Selain kemampuan itu, Djalinus Syah
dan Inong menambah keterampilan berbahasa secara khusus
dengan,”translating skill dan teaching skill”, yaitu keterampilan
menerjemah dan keterampilan mengajar”.6
Terutama keterampilan mengajar (teaching skill), tampaknya
lebih diarahkan kepada jurusan Pendidikan Bahasa Arab, yang
tujuannya membekali mahasiswa untuk menjadi tenaga pengajar
bahasa Arab. A. Akram Malibary membedakan antara empat
keterampilan tersebut sebagai berikut: 1) Peristiwa menangkap
(reseptif) apa yang dinyatakan oleh pembicara atau penulis dalam
bentuk lisan maupun tulisan, 2) Peristiwa menuturkan (ekspresif)
dalam bentuk lisan maupun tulisan.7 Atau selain itu, ada yang
membagi keterampilan berbahasa kepada 2 klasifikasi, yaitu 1)
keterampilan berbahasa aktif, yang terdiri dari keterampilan kalam
dan keterampilan kitabah, kemudian, 2) keterampilan passip yang
terdiri dari keterampilan istima’ dan keterampilan qiraah.
Berdasarkan pandangan tersebut, untuk mempelajari bahasa
Arab tampaknya tidak semudah mempelajari ilmu-ilmu sosial
lainnya, yang tidak memiliki detil dan aspek-aspek kebahasaan
yang kompleks yang saling berkaitan antara satu sama lain seperti
bahasa Arab.

5 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,


(Bandung: Angkasa, 1986), hal. 2
6 Djalinus Syah & Azimar Enong, Hanya Satu Jam Sehari, (Jakarta: CV.
Simplex, 1986), hal. 8
7 A. Akrom Malibary, Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1987), hal. 3

5
Mempelajari Bahasa Arab diperlukan pemahaman pada aspek-
aspek dasar, yang menghubungkan pemahamnnya kepada aspek
lain bahasa lainnya yang lebih tinggi. Dengan demikian, terdapat
kesulitan bagi mahasiswa jurusan PBA yang tidak memiliki dasar
bahasa Arab sebelumnya, seperti kemampuan membaca bahasa
Arab, atau membaca Al-Qur’an dengan baik paling minimal.
Kesulitan-kesulitan tersebut maka didasari oleh juga latar belakang
pendidikan mereka, apakah sudah fameliar dengan bahasa Arab atau
belum. Selain faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi persoalan
mahasiwa di jurusan PBA.
Penelitian mahasisawa UIN Yogyakarta pada tahun 2015 terkait
dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan bahasa Arab dari beberapa
latar beleakangnya menunjukkan, bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara mahasiswa alumni pondok pesantren lebih tinggi
dibandingkna mahasiswa non pondok pesantren atau luluusan SMA/
SMK sederajat dengan interval 3,36.8
Bersasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti menganggap
sangat perlu untuk menggali secara seksama persoalan-persoalan
mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab dalam proses perkuliahan
mereka. Dengan demikian, dapat mengupayakan berbagai solusi
yang dapat mengefektifkan perkuliahan Pendidikan Bahasa
Arab dengan maksimal. Oleh karena itu, peneliti merasa penting
melakukan penelitian ini dengan tema “Kesulitan Mahasiswa
Jurusan PBA dalam Berbahasa Arab: Analisis Komparasi dari
Berbagai Latar Belakang Pendidikan Input Mahasiswa PBA)

8 Muh. Iqbql, “Studi Komparasi Prestasi Belajar Mata Kuliah Bahasa Arab
antara Mahasiswa Lulusan Pondok Pesantren denggan Mahasiswa Non
Pondok Pesantren di Jurusan Penddiikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Skripsi, (Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2015) hal. iv

6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apa saja kesulitan mahasiswa berbahasa yang dihadapi di
jurusan Pendidikan Bahasa Arab, dari beberapa latar belakang
pendidikan dalam berbahasa Arab, yang terdiri dari kesulitan-
kesulitan berbahasa yang terdiri dari: a. Istima; b. qiraah; c.
kalam; d. kitabah, dan terjemah?
2. Apa Saja Faktor yang mempengaruhi kesulitan mahasiwa dari
beberapa latar belakang pendidikan, terkait dengan kemampuan
berbahasa yang terdiri dari istima’, qiraah, kalam, kitabah dan
terhjemah.
3. Bagaimana upaya untuk mengatasi kesulitan mahasiswa dari
beberapa latar belakang pendidikan dalam berbahasa Arab.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan persolan penelitian, maka yan menjadi
pokok penelitian yang akan digali dalam penelitian ini adalah
1. 1. Untuk menggali Kesulitan-kesulitan mahasiswa yang dihadapi
di jurusan Pendidikan Bahasa Arab, dari beberapa latar belakang
pendidikan dalam berbahasa Arab?
2. 2. Untuk menggali apa saja faktor yang memperngaruhi
perkuliahan mahasiwa dari beberapa latar belakang pendidikan?
3. 3. Untuk menggali bagaimana upaya untuk mengatasi kesulitan
berbahasa mahasiswa dari beberapa latar belakang yang
berbeda?

D. Definisi Operasional
Untuk mengarahkan penelitian ini, maka ada beberapa istilah
yang perlu dijelaskan dalam penelitian, sebagai berikut:

7
1. Kesulitan, yang dimaksudkan di sini adalah persoalan masing-
masing mashasiswa dari berbagai latar belakang pendidikan,
baik yang berasal dari latar belakang pendidikan pesantren,
madrasah, maupun sekolah umum dalam berbahasa Arab
2. Berbahasa Arab yang dimaksud adalah penguasan bahasa Arab
berdasarkan 4 keterampilan berbahasa Arab yang terdiri dari
istima, qiraah, kalam dan kitabah, di ditambah dengan aspek-
aspek kebahasa Araban, seperti qawaid, sharf, balaghah,
terjemah, dan lain-lain.
3. Faktor yang mempengaruhi kemampuan berbahasa Arab, atau
yang berpengaruh terhadap pembelajaran di jurusan PBA, pada
umunya dapat dikategorikan menjadi dua faktor, a) kebahasan
dan b) faktor non kebahasaan. Maka yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kedua faktor tersebut yang mempengaruhi
proses perkuliahan mahasiswa di jurusan PBA. Kemudian
faktor non kebahasaan dapat terdiri dai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi belajar bahasa atau dalam rangka menguasai
kemampuan berbahasa yang terdiri dari 4 keterampilan tersebut,
seperti faktor lingkungan, faktor ekonomi, faktor psikologi,
dan lain-lain.
4. Mahasiswa Jurusan PBA yang menjadi subyek dalam penelitian
dimaksud adalah yang aktif pada tahun ajaran 2017-2018
mulai dari semseter III, karena mereka sudah mengalami dan
mendapatkan pengalaman, baik yang memudahkan maupun
yang menjadi kesulitan dalam proses perkuliahan.

E. Signifikansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
rangka pengembangan keilmuan sebagai sumbangan khazanah
keilmuan yang berkaitan dengan kesuliatan pembelajaran Bahasa
Arab mahasiswa jurusan PBA dari berbagai latar belakang yang
berbeda, dan bagaimana upaya yang harus dilakukan unntuk

8
mengatasinya, baik oleh jurusan PBA, organisasi mahasiswa (HMJ
PBA), maupun oleh mahasiswa tersebut baik secara kelompok
maupun secara individu.
Selain itu juga, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi
praktis sebagai acuan kepada mahasiswa jurusan PBA untuk
memperbaiki proses perkuliahan mereka agar mencapai tujuan
mereka dengan maksimal. Juga acuan praktis kepada jurusan PBA
untuk mengatasi dan mengupayakan solusi yang dapat menciptakan
proses perkuliahan yang dapat mendorong mahasiswa untuk
menguasai kemampuann berbahasa Arab, yang menjadi tujuan
pendidikan bahasa Arab di jurusan PBA, dengan mudah.

F. Studi Penelitian Terdahulu


Ada beberapa penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu
yang terkait dengan bahasa Arab dan jurusan Pendidikan Bahasa
Arab, namun demikian ada 2 penelitian yang lebih berkitan dengan
penelitian ini, sebagaimana berikut:
1. Penelitian Norlaila dan Kawan-kaawan yang berjudul Analisis
Kebutuhan Mutu Program Pendidikan Bahasa Arab Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Antasari Banjarmasin. Penelitian ini
merupakan penelitian yang dilaksanakan di wilayah yang sama
dengan penelitian yang akan digali sekarang ini, penelitian ini
menggali tentang kesenjangan dan harappan yang menjadi
pertanyaan dalam need assessment, apakah input, proses, produk
dan output Jurusan Pendidikan Bahasa Arab sudah memenuhi
kebutuhan jurusan Pendidikan Bahasa Arab.
Adapun hasil penelitian menunjukkan, bahwa 1) input
mahasiswa secara kuantitas sudah berkembang dari tahun-tahun
sebelumnya, karena pada tahun-tahun sebelumnya sedikit sekali
mahasiswa jurusan PBA yang berminat mengambil jurusan ini.
Namun demikian secara kualitas input mahasiswa dinyatakan

9
bervariasi mengingat latar belakang pendidikan mahasaiswa
yang berbeda-beda. Mereka ada yang berasal dari pesantren,
baik pesantren modern, dan pesantren tradisional yang berada di
seluruh Indonesia, maupun di Kalimantan Selatan. Oleh karena
itu, diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi problem ini. 2)
secara profesional dosen yang mengajar di jurusan ini sudah
memenuhi kualifikasi, yaitu lulusan program magister, 3) Proses
pembelajaran yang berlangsung di jurusan PBA masih mengalami
berbagai hambatan, disebabkan kualitas input mahasiswa,
baik dari kualitas mahasiswa yang berbeda latarbeakang
pendidikan, di samping itu dari kendala profesionalisme dosen
yang mengajar, seperti dalam kemampuan menguasau strategi
pembelajaran, metode, media, dan lain-lain, 4) diliahat dari
outcome mahasiswa jurusan PBA, masih ada yang memperoleh
nilai di bawah 3,00, di bawah kualitas baik, namun demikian itu
terbilang sedikit dari yang mendapatkan nilai yang berkualitas
di atas Baik (3,00), padahal menurut beberapa dosen, sistem
penilaian sekarang mengalami pergeseran, lebih toleran (lebih
murah) dari pada masa-masa sebelumnya, Namun demikian,
tingginya nilai yang diperoleh oleh mahasiswa masih belum
menuunjukkan sesuai dengan kualitasnya. Ini juga sebagaimana
diakui di antara beberapa mahasiswa, bahwa secara aplikasi
mereka masih tidak puas dengan kemampuan kebahasaan yang
dimiliki.
Dari penelitian tersebut, peneliti ingin meneruskan penelitian
secara deskriptik untuk menggali apa saja persoalan yang
dihadapi mahasiswa jurusan PBA dari berbagai latar belakang
pendidikan yang terdiri dari Pesantren Modern, Pesantren semi
moderen, pesantren Salafiah, dari Madrasah dan yang berasal dari
Pendidikan UMUM seperti SMA dan SMK. Selain itu juga ingin
menggali bagaimana solusi yang diharapkan untuk mengatasi
persoalan yang mereka hadapi, sehingga dapat berhasil dengan

10
maksimal dari perkuliahan di jurusan Pendidikan Bahasa Arab
di UIN Antasari Banjarmasin.
2. Penelitian yang dilaksanakan oleh Ahmad Muradi dan Kawan-
kawan pada tahun 2015 yang berjudul Peta Kecenderungan
dalam Penelitian Skripsi Mahasiswa Jurusan PBA. Penelitian
ini membahas tema apa saja yang telah dijadikan mahasiswa
untuk menulis skrepsinya.
Hasil penelitiannya menunjukkan tema-tema yang menjadi
minat mahasiswa jurusan PBA dalam meulis skripsinya, ada
yang terkait dengan metodologi pembelajaran Bahasa Arab,
terkait dengan Media, terkait dengan Evaluasi dan terkait dengan
Kebahasaannya. Penelitian sebagian besar menggunakan metode
eksperimen, sebagian lagi menggunakan deskreptif Kualitatif,
dan sebagaian yang lebih sedikit melakukannya dengan metode
Kepustakaan.
Penelitian yang dilakukan sekarang tidak ada keterkaitannya
langsung dengan penelitian oleh Ahmad Muradi dan kawan-
kawan, namun demikian kecenderungan mahasiswa dalam
melakukan penelitian kemungkinan besar dilatarbelakangi oleh
kemampuan berbahasa mahasiswa, dan kemampuan lainnya
seperti kemampuan statistik yang mendasari metode penelitian
ini. Oleh karena itu, perlu melihat secara spesifik apa saja
kesulitan mahasiswa berdasarkan latar belakang pendidikannya
agar Jurusan mampu mengidentifikasi dan memberikan solusi
yang aktual untuk mengembangkan input jurusan PBA dalam
proses perkuliahan dan menjadikan outputnya berkualitas.
3. Problematika Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tingi
Islam yang diteliti oleh Sabaruddin Garancang. Pada tahun
2010, di IAIN Jurusan Bahasa Arab IAIN Salatiga.
Penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan
mahasiswa yang berbeda sebelum melanjutkan ke Perguruan

11
Tinggi Islam menjadi penghambat yang signifikan dalam
mencapai perkuliahan Pendidikan Bahasa Arab. Mahasiswa yang
berlatar belakang pesantren, memiliki kemampuan bahasa Arab
yang sangat tiinggi, karena mereka mempelajari bahasa Arab
dengan alokasi waku yang sangat besar. Sedangkan mahasiswa
yang berlatar belakang dari jenjang pendidikan lainnya, dan
lebih-lebih yang berlatar belakang pendidikan umum hanya
belajar bahasa Arab dengan alokasi waktu yang kecil, sehingga
kemampuan bahasa Arab mereka sangat minimal, bahkan
mahasiswa yang berasal dari SMK, sama sekali tidak pernah
belajar bahasa Arab.
Dengan perbedaan kemampuan yang beragam tersebut apabila
dikelompokkan dalam kelas yang sama dalam pembelajaran
bahasa Arab, akan menimbulkan berbagai problem dan
kesenjangan. Oleh karena itu, perlu dalam pembelajaran
klasifikasi mahasiswa, perlu ada pendekatan, metode dan
strategi pembelajaran yang berbeda untuk menghadapi berbagai
kemampuan yang berbeda ini. Bagi mahasiswa yang berasal dari
latar belakang pendidikan umum, diperlukan pembimbingan
khusus, agar menghasilkan pencapaian tujuan keterampilan
berbahasa yang lebih baik.
4. Penelitian kesulitan belajar bahasa Arab kesulitan belajar bahasa
Arab (studi kasus) tahun 2007. Penelitian yang dilakukan Jamsuri
Muhammad Syamsuddin dan Mahdi Mas’ud dengan sampel 30
mahasiswa Ilmu Politik (Humaniora) pada Internasional Islamic
University Malaysia.
Penelitian menunjukkan penyebab kesulitan belajar bahasa Arab
ternyata bukan sepenuhnya pada substansi atau materi bahasa
Arab, melainkan pada ketiadaan minat (100%), tidak memiliki
latar belakang belajar bahasa Arab (87%), materi kurikulum
perguruan tinggi (57%), dan lingkungan kelas yang tidak

12
kondusif (50%).9 Jadi faktor penyebab munculnya anggapan
bahwa belajar bahasa Arab adalah sulit dan rumit bukanlah pada
materinya tetapi melainkan pada faktor psikologis, edukatif,
dan sosial, yang berasal di antaranya latar belakang pendidikan
yang linier.
Ada beberapa penelitian yang membahas tentang penelitian
pembelajaran bahasa Arab yang mengarahkan pada latar
belakang pendidikan mahasiswa dalam mempelajari bahasa
Arab, namun demikian penelitian tersebut menggambarkan
kasus-kasus yang dilakukan di luar negeri dan kasus di Jawa.
Maka diharapkan dari penelitian yang akan peneliti gali
menghasilkan kasus-kasus persoalan pembelajaran bahasa
Arab di jurusan Pendidikan Bahasa Arab di UIN Antasari
Banjarmasin, dan diharapkan agar menghasilkan solusi untuk
mengatasi pembelajaran bahasa di Jurusan Pendidikan Bahasa
Arab UIN Antasari Banjarmasin.

G. Sistematika Penelitian
Agar penulisan laporan penelitan lebih terarah, maka pembahasan
penelitian penulis rinci ke dalam beberapa bab sebagai berikut:
Bab I, terdiri dari: A. Pendahuluan yang merincikan alasan-alasan
mengapa penting melakukan penelitian ini; B. Rumusan
Masalah, merincikan rumusan masalah yang menjadi
obyek penelitian yang akan digali dalam penelitian ini; C.
Tujuan Penelitian, D. Definisi Operasional, yang merincikan
istilah-istilah yang dapat dijelaskan untuk mempermudah
memahami obyek penelitian dan mengarahkan penelitian ke
lapangaan; E. Signifikansi Penelitian, merincikan kontribusi
apa saja yang dapat disumbangkan penelitian ini baik secara
teoritis, maupun secara praktis; F. Penelitian Terdahulu,

9 Ibid., hal. 3

13
merincikan beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan
keterkaitannya dengan penelitian yang akan dilaksanakan ini.
G. Telaah Pustaka, H. Metode Penelitian, dan I. Sistematika
Penulisan, menguraikan tentang sistematika untuk menulis
laporan penelitian.
Bab II: berisikan tentang Tinjauan Teoritis Penelitian yang berisikan
tentang 1. Evaluasi Pendidikan, yang meliputi a. Bahasa Arab
dan kemampuan berbahasa Arab; b. Tujuan Pembelajaran
di Juruasan PBA, c. Kurikulum Jurusan PBA, d. Kesulitan
Pembelajaran Bahasa Arab, baik dari segi kebahasaan
maupun non kebahasaan, e. Teknik untuk mengatasi
Persoalan kemampuan berbahasa Arab, f. Faktor-faktor
yang mendorong dan menghabat pendidikan di Jurusan PBA.
Bab III: Metode Penelitian, yang terdiri dari Desain Penelitian,
Data, Populasi dan sampel Penelitian, Sumber Data, Teknik
Pengumpulan Data, Prosedur Penelitian, Teknik Analisis
Data, Keabsahan Data, dan Sistematika Penelitian.
Bab IV: Pembahasan yang terdiri dari: A. Gambaran Proses Perkulian
di jurusan PBA, yang terdiri dari: Tujaun Pendidikan
Jurusan PBA, Kurikulum Pendidikan di PBA, Pelaksanaan
Pembelajaran di PBA, keadaan dosen dan mahasiswa jurusan
PBA, B. Penyajian Data Penelitian, dan C. Pembahasan
Penelitian
Bab V: Penutup yang meliputi: A. Kesimpulan Penelitian, dan B.
Saran-saran Penelitian.

14
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Bahasa Arab
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa Asing yang paling
banyak digunakan dan dipelajari di Indonesia mengingat penduduk
Indonesia yang mayoritas muslim. Hal ini karena bahasa Arab
adalah bahasa Agama, yaitu sebagai bahasa sumber agama Islam
yang paling utama Al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, untuk
mempelajari sumber hukum Islam, mau tidak mau harus menguasai
bahasa Arab tersebut.
Bahasa Arab juga merupakan bahasa Ilmu Pengetahuan,
terutama ilmu pegetahuan yang terkait dengan keislaman. Bahasa
Arab juga sebagai bahasa komunikasi internasional dan bahasa
ilmiah yang dianggap memiliki kelebihan sebagai keistimewaan
bahasa Arab dari bahasa lainnya di dunia.
Abdur Rauf Shardy, (1985: 8), mendefinisikan bahasa Arab
sebagai berikut:

‫اللغة العربية يه لغة اختارها اهلل يلخاطب بها حممد صىل اهلل‬
ّ
‫عليه وسلم اذلي يؤبد بها القرآن واألحاديث انلبوية الىت وصلت إيلنا‬
‫وانترشت ىف بقاع األرىض بواسطة ادلين والعلوم واثلقافة والسياسية‬
10
.‫واإلقتصادية‬
Dari definisi di atas, disadari bahwa bahasa Arab bukan saja
bahasa yang digunakan oleh orang Arab di dunia Arab yang berada
di kawasan Timur Tengah, namun demikian, bahasa Arab dapat
10 Abdur Rouf Shadry, Nilai-nilai Pengajaran Bahasa dan Sejarah
Pengembangannya, (Bandung: Bina Cipta, 1985), hal. 8

15
dikatakan sebagai bahasa yang digunakan oleh kaum muslimin. Dr.
Dihyatun Masqon menguraikan bahwa bahasa Arab adalah bahasa
budaya, pemikiran dan keyakinan, yang kemudian menjadi bahasa
agama dan bahasa ilmu pengetahuan yang secara luas menyebar.11
Karena bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an dan bahasa Hadits,
yang dipelajari seluruh kaum muslim di negara mana pun mereka
berada
Di sisi lain, keistemewaan bahasa Arab terkait dengan banyaknya
aspek kebahasaan yang saling terkait, yaitu aspek qawaid atau nahw,
aspek sharaf atau perubahan kata yang banyak, aspek balaghah, atau
gaya bahasa yang indah, qawafi, arudh, dan lain-lain yang menuntut
pemahaman dan tidak dapat dipisahkan mempelajari. Selain juga
harus berorientasi pada empat keterampilan berbahasa, istima’,
qira’ah, kalam dan kitabah. Oleh karena itu, kekayaan detil bahasa
Arab ini sekaligus menjadi kesultitan tersendiri bagi pelajar yang
mempelajari bahasa Arab. Dengan demikian, mempelajari bahasa
Arab, berarti harus mempelajari beberapa keterampilan berbahasa
dan juga beberapa aspek kebahasaan tersebut agar penguasaan
terhadap bahasa Arab komprehensif.
Pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia tampaknya dapat
diklasifikasikan menjadi dua, di mana ada yang mempelajari bahasa
Arab sebagai suatu alat untuk mempelajari agama, ilmu pengetahuan,
dan lain sebagainya. Namun demikian, ada yang mempelajari bahasa
Arab sebagai suatu tujuan untuk menguasai bahasa Arab sebagai
bahasa komunikasi. Ini dapat diperhatikan dalam pembelajaran
Bahasa Arab, baik di madrasah, sekolah-sekolah maupun pesantren-
pesantren.
Di Pesantren misalnya, ada yang menggunakan bahasa Arab
sebagai alat untuk mempelajari kitab-kitab gundul, namun mereka

11 Dihyatun Misqon, “Allughah al-Aabiyah wa Dauryha al-Fa’al fi Shiyaghihi


al-Harakah al-Ilmiyah” Jurnal Tsaqafah Volume 2 Nomor 2. (Gontor: Institut
Studi Islam Darussalam, 2006), hal. 338.

16
tidak menggunakannya sebagai alat komunikasi dalam berbahasa
Arab. Dalam hal ini pembelajaran lebih diarahkan kepada aspek-
aspek kebahasaan seperti Nahwu, Sharaf, Balaghah, Qawafi, Arudh
dan lain-lain. Ini misalnya di Kalimantan Selatan pada pesantren-
pesantren seperti di Al-Falah Puteri, di Rakha, Pemangkih,
Darussalam, dan pesantren-pesantren lainnya di Kalimantan Selatan.12
Bahasa Arab dipelajari sebagai alat komunikasi seahari-hari di
pesantren-pesantren modern, dan menjadi tujuan utama pmbelajaran.
Ini misalnya di pesantren Darul Hijrah di Kalimantan Selatan. Dalam
hal ini pembelajaran Bahasa Arab diajarkan dengan keterampilan
istima, kalam dan kitabah aatau insya’. Aspek-aspek kebahasaan
lainnnya kurang menjadi perhatian. Oleh karena itu, santri kurang
mampu dalam aspek-aspek kebahasaan lainnya seperti Nahw, Sharaf,
Balaghah, Terjemah dan lain-lain. Mereka lebih diarahkan untuk
mempelajari bahasa Arab seara aktif. Oleh karena itu, mahasiswa
yang berlatar belakang pendidikan di pesantren ini, umumnya
mahasiswa mampu berbicara bahasa Arab dengan aktif. Namun
demikian, kadang-kadang mereka kurang mampu utuk keterampilan
berbahasa pasif seperti qiraah.
Sedangkan di Madrasah-madrasah pembelajaran Bahasa Arab
diarajkan dalam pendekataan all in one system, atau ‫طريقة الوحدة‬,
sehingga dengan alokasi waktu yang sedikit, dan pengajar yanng
kurang profesional melahirkan kemampuan yang serba tanggung.
Kadang kala siswa alumni madrasah-madrasah memiliki kesulitan
dalam bahasa Arab, terutama mahasiswa yang masuk ke UIN, IAIN
atau STAIN.
Bahasa Arab juga kadangkala dipelajari di SMA atau di SMK
sebagai bahasa Asing, namun demikian mengingat alokasi waktu
yang sedikit untuk pembelajaran bahasa Arab, maka pembelajaran
bahasa Arab di sekolah-sekolah tentu saja tidak menghasilkan
12 Tesis Muhammad Khairuzy yang membahasa tentang Perbandingan Strategi
Pembelajaran Bahasa Arab di Al-Falah dan Darul Hijrah, tahun 2009.

17
kemampuan berbahasa yang memadai. Pembelajaran bahasa Arab
di sekolah-sekolah ini terkait dengan materi-materi yang sangat
sederhana, atau sekedar untuk mengenalkan bahasa Arab sebagai
bahasa Asing yang digunakan untuk berkomunikasi di daerah Arab,
di PBB13, di pesantren-pesantren, atau dengan tujuan sekedar untuk
mengenal sebagai alat ibadah dan berdoa sebagai umat Islam.
Pada umumnya pelajar bahasa Arab menganggap pembelajaran
Bahasa Arab termasuk mata pelajaran atau mata kuliah yang sulit.
Hal ini disebabkan aspek-aspek bahasa yang banyak dan saling
berkaitan antara satu dan lainnya, sehingga terasa lebih kompleks
dari pembelajaran mata pelajaran lainnya. Oleh karena itu, pada
umumnya yang mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Arab, adalah
mereka yang menyukai bahasa Arab. Kalau tidak maka mahasiwa
yang mengambil jurusan ini mengalami hambatan tertentu dalam
perkuliahan bahasa Arab.
Padahal secara linguistik, setiap bahasa di dunia ini memiliki
tingkat kesulitan dan kemudahan yang berbeda-beda, bergantung
pada karakteristik sistem bahasa itu, baik dari segi fonologi, morfologi
maupun sintaksis dan semantiknya. 14 Mengingat perbedaan tersebut,
maka kadangkala pembelajaran bahasa memberikan kesulitan
tersendiri kepada orang yang mempelajarinya. Namun demikian,
karena perbedaan tersebut pembelajaran bahasa Arab khususnya
menjadi menarik untuk dipelajarai. Oleh karena itu, selain umat
Islam, sekarang bahasa Arab menjadi mata pelajaran atau menjadi
obyek yang menarik untuk dipelajari dan diteliti.
Berdasarkan penelitian (studi kasus) tahun 2007 seperti
yang dikutip Muhbib bahwa penelitian yang dilakukan Jamsuri
Muhammad Syamsuddin dan Mahdi Mas’ud terhadap 30

13 Jadwat, Ayob Y. “Teaching of Arabic as a Foreign Language”, Tesis Ph.D,


(Scotland: University of St. Andrew, 1987), hal. 73
14 Muhbib Abdul Wahab, Pemikiran Linguistik Tammam Hassan dalam
Pembelajaran Bahasa Arab (Jakarta: UIN Jakarta press 2009), hal. 1

18
mahasiswa Ilmu Politik (Humaniora) pada Internasional Islamic
University Malaysia mengenai kesulitan belajar bahasa Arab juga
turut memperkuat fakta dan stigma tersebut. Menurut keduanya,
penyebab kesulitan belajar bahasa Arab ternyata bukan sepenuhnya
pada substansi atau materi bahasa Arab, melainkan pada ketiadaan
minat (100%), tidak memiliki latar belakang belajar bahasa Arab
(87%), materi kurikulum perguruan tinggi (57%), dan lingkungan
kelas yang tidak kondusif (50%). 15 Jadi faktor penyebab munculnya
anggapan bahwa belajar bahasa Arab adalah sulit dan rumit bukanlan
pada materinya tetapi melainkan pada faktor psikologis, edukatif,
dan sosial yang harus diatasi oleh para pelajarnya. Dengan demikian,
dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran bahasa Arab dapat lebih
mudah bagi orang yang memiliki minat terhadap bahasa Arab. Oleh
karena itu, alangkah lebih baiknya untuk membuat minat orang
tertarik dengan bahasa Arab sebelum mempelejarinya.
Sekarang dengan peraturan pemerintah yang menyamakan
status pendidikan baik jenjang pendidikan umum dan madrsah,
serta pesantren, maka ada kebebasan untuk mengambil jurusan
pendidikan yan ditempuh tanpa melihat latar belakang pendidikan
yang telah mendasarinya. Dengan demikian, sekarang yang
mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Arab berasal dari berbagai
jurusan yang berbeda-beda yang melatarbelakangiinya, ada yang
dari pesantren, madrasah, dari sekolah umum, dan bahkan ada yang
berasal dari sekolah kejuruan.
Mengingat bahasa Arab merupakan mata kuliah yang agak
kompleks, maka tentu saja mahasiswa jurusan PBA menghadipi
persoalan dalam mempelajarinya, dan persoalan mereka berbeda-
beda pula sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka, baik
persoalan terkait dengan 4 keterampilan berbahasa yang mereka
pelajarim maupun aspek-aspek kebahasaan lainnya, atau persoalan-
persoalan non kebahasaaan lainnya yang menjadi kesulitan mereka

15 Ibid., hal. 3

19
dalam menjalani proses perkuliahan dengan optimal. Untuk
mengembangkan perkuliahan dengan efektif, jurusan PBA perlu
mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi mahasiswa
jurusan PBA, agar dapat mengupayakan solusinya, sehingga proses
perkuliahan di jurusan ini dapat berlangsung dengan maksimal.

B. Maharah dan Aspek-Aspek Berbahasa Arab


Keterampilan (maharah) merupakan keterampilan berbahasa
yang sangat penting. Maharah pembelajaran ada empat, yaitu
keterampilan istima’, qiraah, aspek kalam, dan kitabah. Ini
sebagaimana juga terdapat pada bahasa-bahasa lainnya di dunia.
Tarigan menyatakan 4 keterampilan berbahasa dalam kemampuan
berbahasa yang dipelajari sebagai berikut:
1. Keterampilan menyimak atau istima’ (listening skill)
2. Keterampilan berbicara atau kalam (speaking skill)
3. Keterampilan membaca atau qira’h (reading skill)
4. Keterampilan menulis kitabah (writing skill).16

Kemudian selain 4 keterampilan berbahasa, terdapat unsur atau


aaspek-aspek kebahasa Araban yang mempengaruhi pembelajaran
bahasa Arab dengan sangat pentinnya, yaitu aspek Terjemah aspek
Nahwu, dan aspek Sharaf, Qawafy, Arudh, dan lain-laim. Semua
keterampilan tersebut menjadi satu kesatuan dalam kemampuan
mahasiswa dalam berbahasa Arab, dengan aspek-aspek kebahasaan
yang sangat mempengaruhinya. Hal inilah yang menjadi
keistemewaan bahasa Arab dari pada bahasa-bahasa lainnya di
dunia.17

16 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,


(Bandung: Angkasa, 1986), hal. 2
17 Ada banyak kesistemewaan yang menjadi aspek-aspek penting bahasa Arab
yan sangat detil dankompleks dibandingkan dengan bahasa lain di Dunia,
di mana kemudian melahirkan berbagai keilmuan yang menjadikan bahasa
Arab itu sangat istimewa dengan kedetilannya, namun demikian sekaligus

20
Kemampuan dalam bahasa Arab adalah ‫ مملكة‬،‫قدرة‬, adalah
berbahasa, yang atinya kemampuan atau keterampilan. Keterampilan
atau kemampuan berbahasa Arab adalah kemampuan menguasai
beberapa keterampilan yang terdapat dalam bahasa Arab. Beberapa
keterampilan berbahasa yang dipelajari, terutama pada jenjang
Perguruan Tinggi (IAIN), yang terdiri dari:
Dalam mempelajari dan menguasai kemampuan berbahasa
Arab, empat keterampilan ini saling mendukung satu sama lain.
Keberhasilan pembelajaran bahasa Arab tidak terlepas dari empat
keterampilan tersebut. Selain 4 keterampilan berbahasa tersebut,
ada beberapa kemampuan atau aspek berbahasa yang sangat
penting dipelajar secara parsial di pesantren-pesantren atau di
jurusan Pendidikan Bahasa Arab. aspek-aspek tersebut adalah aspek
Nahwi, Sharaf, Terjemah, Balaghah, Qawafi dan lain-lain. Djalinus
Syah dan Inong menambah keterampilan berbahasa secara khusus
dengan,”translating skill dan teaching skill”, yaitu keterampilan
menerjemah dan keterampilan mengajar”.18 Meskipun kadangkala
yang paling menonjol dari indikasi kemampuan berbahasa Arab itu
akan terlihat pada kemampuan kalam mahasiswa.
Masing-masing mashasiswa tampaknya memiliki penguasaan
keterampilan berbahasa sendiri dari 4 keterampilan berbahasa
tersebut. Ini sesuai dengan latar belakang pendidikan mahasisawa
berasal. Apabila latar belakang mahasiswa berasal dari pesantren
modern, maka pada umumnya kemampuan mereka terlihat pada
percakapan (kalam), dan ini pada umumnya yang dianggap mampu
berbahasa. Padahal yang dimaksud dengan kemampuan berbahasa
Arab itu komprehensif, yaitu mampu pada terutama 4 keterampilan
berbahasa tersebut. Apaagi ketika mahasiswa mampu menguasai

menjadi kesulitan tersendiri bagi yang mempelajarinya. Lihat Said Fuad,


Pengantar Sastra Arab, Pustaka Babussalam: Medan. 1984. hlm. 96-106
18 Djalinus Syah & Azimar Enong, Hanya Satu Jam Sehari, (Jakarta: CV.
Simplex, 1986), hal. 8

21
beberapa aspek bahasa lainnya, maka itu merupakan kemampuan
yang luar biasa, mampu nahw, sharf, menerjemahkan dan lain-lain.
Adapun mahasiswa yang berasal dari pesantren salafiah
(tradisional), pada umumnya manguasai kemampuan wiraah dan
istima, karena mereka mempelajari ilmu Nahwu, Sharf secara detil.
Sehingga mereka lebih menguasai pada 2 kemampuan tersebut, yang
disebut dengan kemampuan resptif, dan ini dianggap kemampuan
berbahasa pasif. Kemampuan mereka tidak terlalu menonjol, kecuali
apabiila diberikan tugas atau lomba qiraah atau bahtsul ilmi, maka
kemampuan mereka akan terlihat sesunggungnya sangat detil dalam
menguasai bahasa. Namun demikian, untuk mengkomunikasikan
bahasa Arab secara aktif dalam takallum al-Arabiyah, mereka
kurang aktif.
Untuk menguasai kemampuan berbahasa secara detil pada
umumnya seluruh 4 keterampilan berbahasa yang umum ataupun
penguasaan aspek-aspek berbahasa lainnya yang lebih detil,
maka perlu dipelajari dengan pendekatan all in one system, atau
dalam istilah bahasa Arab dengan pendekatan ‫طريقة متفرقة‬. Dengan
pendekatan ini, maka pembelajaran bahasa Arab dapat menarik,
karena digabunngkan antara pembelajaran bahasa pasif dan aktif.
Mahasiwa tidak hanya belajar Nahwu dan Sharf dengan detil,
tetapi bagaimana untuk menkonstruk mencaji kalimat-kalimat yang
dapat dikomunikasikan dan dapat disusun atay dijadikan karangan.
Dengan demikian, mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan
dari pesantren salaf (tradisional), tidak hanya menghafal ilmu Nahw,
tapi bagaimana mengaplikasikannya dengan qiraah, kalam, dan
kitabah.
Sebaliknya mahasiswa-mahasiswa yang berlatar belakang
dari pesantren modern, yang sudah mulai mengkomunikasikan
kemampuan bahasa Arabnya, semakin menyempurnakan
komunikasinya dengan struktur kalimat bahasa Arab yang indah,
berdasarkan kaidah-kaidah Nahwu dan Sharaf yang benar. Tidak

22
hanya berbicara asal-asalan. Dengan demikian, persoalan mereka
dapat semakin diatasi, dan kemampuan mereka masing-masing
menjdai sempurna.
Persoalan lainnya adalah mahasiswa yang berlatar belakang
pendidikan umum, seperti dari Madrasah Aliyah, atau bahkan dari
sekolah seperti SMA dan SMK, yang belum mengenal aspep-aspek
kebahasa Araban, maka mereka tentu dihadapkan dengan persoalan-
persoalan kebahasaan yang detil terseut. Persoalannya semakin
bertambah, apabila dipengaruhi oleh faktor-faktor lannya, seperti
faktor minat, lingkungan, ekonomi, pssikologi, dan lain-lain.
Dengan mempelajari aspek-aspek bahasa yang luas, terutama di
jurusan Pendidikan Bahasa Arab yang tujuannya untuk menjadikan
bahasa sebagai tujuan dari pembelajaran bahasa Arab, yaitu agar
mahasiswa mampu berbahasa Arab dengan baik. Artinya mereka
menguasai bahasa Arab secara luas dengan baik, baik beberapa
maharah penting bahasa Arab maupun aspek-aspek bahasa lainya,
agar mahasiswa jurusan PBA menguasai bahasa Arab secara detil
sebagai pengajar bahasa Arab di masa yang akan datang, baik di
jenjang madrasah, sekolah, pesantren atau di jenjang Perguruan
Tinggi.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Bahasa


Arab
Dalam mempelajari bahasa Arab, sebagaimana dalam
pembelajaran bahasa asing lainnya terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi, baik secara positif yang dapat memperkuat
kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Arab, ataupun faktor-
faktor yang negatif, yaitu menjadi kendala atau kesulitan mahasiswa
dalam menguasai bahasa Arab.

23
Fakhrurrozi dan Mahyudin, mengemukakan bahwa masalah
dalam mempelajari bahasa Arab dapat diklasifikasi dalam 2
kelompok besar,19 yaitu:
1. Masalah Kebahasaan, masalah ini terkait dengan beberapa aspek
detil tentang:
a. Masalah Bunyi (ilmu al-Ashwat), atau disebut dengan
fonitik. Bahasa Arab memiliki makhraj huruf hijaiyah
yang jelas, yang kadang kala dibandingkan dengan bahasa
Indonesia jauh berbeda. Dalam hal ini memerlukan upaya
untuk mempelajarinya dengan serius. Huruf-huruf tertentu
yang sering berbeda dan sulit untuk diucapkan oleh orang
Indonesia, khususnya oleh karena dialeg kedaerahan orang
Indonesia, seperti huruf ‫ع‬، ‫ظ‬،‫ض‬،‫ص‬،‫ش‬،‫ ث‬،‫ز‬،‫ذ‬،‫ه‬،‫خ‬،‫ح‬،‫ف‬
dan huruf-huruf lainnya yanng menjadi kesulitan indivdu-
individu tertentu yang mempelajarinya.
b. Masalah kosa kata (‫)مفردات‬, tentang sejummlah kata dalam
bahasa Arab yang berkaitan dengan materi pembelajaran
bahasa Arab, dan penguasaan banyak kosa kata dalam
berbahasa Arab.
c. Masalah tata kalimat (‫)مجلة‬, atau gramer (‫)قواعد العربية‬.
Dalam hal ini, tata kalimat bahasa Arab sangat detil. Ilmu
yang mempelajari hal ini adalah ilmu Nahwu, ilmu Sharaf,
ilmu Balaghah, dan lain-lain terkait dalam penyusunan
kalimat bahasa Arab yang sangat indah.
Matsna mengurai bahwa kompleksitas sekaligus menjadi
keistimewaan bahasa Arab dari segi kalimat, dapat diperhatikan
dari beberapa hal sebagai berikut:20

19 A. Fakhurrozi, E. Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012), hal, 6-10
20 Moh. Matsna, “Karakteristik dan Problematika Bahasa Arab”, Jurnal Arabia
Vol. I Nomor 1/April-September 1998, (Depok: Prodi Arab Fakultas Sastra
UI, 1998). hlm. 3-11

24
1) Dari segi i’rab, di mana bahasa memiliki sistem i’râb
terlengkap yang membedakannnya dengan bahasa lain.
I’râb merupakan perubahan bunyi akhir kata, atau
disebut dengan harakat atau pun berupa huruf sesuai
dengan posisi kata dalam kalimat. Fungsinya untuk
membedakan posisi dengan kata dalam kalimat, dan
sekaligus membentuk makna kalimat tersebut. Sebagai
contoh : pada posisi kata yang sama berikut dengan
harakat yang berbeda akan membentuk makna yang
berbeda pula
ً َ
- ‫أحسن خادلا‬ ‫ ; ما‬artinya alangkah baiknya si Khalid.
ٍ ‫أحسن خا‬
- ‫دل‬ ُ ‫ ما‬ ; artinya apa yang baik pada si Khalid ?
ٌ َ
-‫أحسن خادل‬ ‫ ما‬ ; artinya apa yang diperbuat baik oleh
si Khalid ?
2) Jumlah Fi’liyyah dan Jumlah Ismiyyah
Hal yang membedakan antara bahasa Arab dengan
bahasa lainnya adalah struktur atau susunan kalimat
(‫)تركيب‬, yang terdiri dari Jumlah Fi’liyyah dan Jumlah
Ismiyyah.
Pola jumlah fi’liya yang terdiri dari ‫ اسم‬+ ‫ فعل‬ dalam
bahasa Arab sudah dianggap dua kata hanya (KK +
KB), hanya ada dalam bahasa Arab dengan membentuk
makna tersendiri. Sedangkan pola Jumlah Ismiyah yang
terdiri dari ‫ اسم اسم‬+ (KB+KB), sama halnya dengan
bahasa Indonesia, namun demikan pola kalimat ini
dalam berbahasa Arab diklasifikasi menjadi beberapa
bentuk yang menjadikannya istemewa dari bahasa lain.
3) Kesesuaian dalam kalimat atau Muthabawah
Ciri yang sangat menonjol dalam susunan kalimat
bahasa Arab adalah persesuaian antara beberapa bentuk

25
kalimat, disebut dengan muthâbaqah. Misalnya harus
ada Muthâbaqah antara mubtada’ dan khabar dalam hal
‘adad (mufrad, mutsannâ dan jama’) dan dalam jenis
(mudzakkar dan muannats), harus ada Muthâbaqah
antara maushûf dan shifat dalam hal ‘adad, jenis, i’râb
(rafa’, nashb, jar), dan nakirah serta ma’rifah-nya.
Begitu juga harus ada Muthâbaqah antara hâl dan
shâhib al-hâl dalam ‘adad dan jenisnya.
2. Masalah Non Kebahasaan. Terkait dengan persoalan ini, terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar lainnya
seperti berikut:
a. Faktor minat. Minat atau motivasi merupakan hal yang sangat
penting dalam belajar, apalagi dalam mempelajari bahasa
Arab atau untuk meningkatkan kemampuan berbahasa.
Minat menurut W. J. S. Poerwadarminta adalah ”perhatian
atau kecenderungan hati terhadap sesuatu”21. Kemudian
minat menurut Davis22 adalah kekuatan yang tersembunyi
di dalam diri dan mendorong seseorang berkelakuan serta
bertindak dengan cara yang khusus.
Faktor ini merupakan hal yang sangat penting yang
mempengaruhi mahasiswa jurusan PBA untuk mampu
berbahasa Arab dengan baik. Dalam rangka menguasai
bahasa Arab yang dianggap sulit, maka mahasiswa
perlu memiliki minat atau motivasi yang kuat untuk
mempelajarinya.
Pada umumnya motivasi belajar dibedakan menjadi dua
bentuk, motivasi belajar intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang mengacu kepada
faktor-faktor dari dalam diri pelajar sendiri. Motivasi ini

21 W. J. S. Poerwadarminta, op. cit., hal. 650


22 Davis, dikutip oleh Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen
Pembelajaran, Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hal. 131

26
merupakan pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan
dalam pemecahan soal.
Motivasi intrinsik adalah seperti rasa senang yang ada dalam
hati atau perasaan siswa atau mahasiswa. Ini mendasari
seseorang dalam belajar karena ada perasaan senang dalam
melakukannya, motivasi yang datang dari dalam diri pelajar
sendiri mempengaruhi sangat kuat terhadap keberhasilan
belajar. Misalnya seseorang belajar karena ingin mengetahui
seluk-beluk suatu masalah, untuk memahami ilmu tertentu,
atau untuk mencapai cita-cita menjadi seseorang yang dia
harapkan. Dia senang melakukan perbuatan itu berdasarkan
harapan untuk memperoleh imbalan tertentu. Maka dia
akan belaajar dengan sungguh-sungguh, dengan berbagai
cara dia tempuh agar dapat berhasil. Namun sebaliknya,
yang tidak memiliki rasa senang dalam hatinya, maka
dapat berpengaruh negatif, menjadikannya malas-malasan,
tidak berusaha dengan sungguh-sunngguh, sehingga tidak
membuatnya berhasil dengan capaiannya.
Motivasi instrinsik merupakan hal yang penting. Ini dapat
juga membuat seseorang belajar secara fungsional, belajar
dipandang bermakna, belajar yang memberikan manfaat
pada dirinya, misalnya untuk memiliki suatu keterampilan
atau kemampuan yang dapat menunjang pekerjaan, dan
lain-lain. Dengan demikian, mereka ingin mencapainya
dengan maksimal.
Motivasi yang sesungguhnya diharapkan dapat mengem-
bangkan prestasi belajar adalah motivasi intrinsik. Apabila
sudah memiliki motivasi intrinsik, seseorang akan mampu
menghadapi segala tantangan yang merintanginya. Motivasi
intrinsik dimiliki pelajar ketika dia memiliki atau berada
pada perkembangan psikologis yang matang, di mana dia

27
telah memiliki keinginan atau memahami kebutuhan dirinya
dan lingkungannya dengan lebih baik.
Untuk mendorong mahasiswa dalam pembelajaran bahasa
Arab yag dianggap kompleks, sebaliknya harus ditanamkan
motivasi instrinsik dalam perasaannya agar belajar bahasa
Arab menarik. Hal ini terutama kepada mahasiswa yang
berasal dari latar belakang pendidikan bukan bahasa Arab,
maka yang dapat mendorong keberhasilan mereka dalam
menguasai bahasa Arab tersebut, harus tertanam dalam
jiwanya motivasi yang sangat kuat. Tujuan kuliah di jurusan
Bahasa Arab bukanlah alternatif asal lulus, tetapi menjadi
tujuan yang harus mereka capai.
Adapun motivasi ekstrensik atau motivasi eksternal, berarti
bahwa belajar dilakukan atas dasar kehendak orang lain,
atau atas dorongan dari luar diri sendiri. Motivasi ekstrinsik
belajar misalnya siswa rajin belajar karena hadiah (reward
atau punishment). Misalnya seseorang belajar di jurusan
tertentu kerena orang tuanya mengharuskan untuk kuliah
di jurusan Pendidikan. 23
Faktor minat merupakan faktor yang terbesar
menyumbangkan keberhasilan mahasiswa dalam menguasai
Bahasa Arab yang dianggap pelajar pada umumnya “sulit”,
bahkan oleh mahasiswa jurusan PBA sendiri. Dengan
minat yang sangat kuat, maka mahasiswa akan mampu
menghadapi tantangan, kendala, dan kesulitan-kesulitan
dalam penguasan bahasa Arab.
Sebaliknya tanpa minat yang tinggi yang terdorong dari
dalam diri mahasiswa sendiri, maka akan melahirkan
kesulitan dalam berbahasa Arab, dan bahkan ini kadangkala
menyebabkan prustrasi bagi mahasiswa dalam belajar

23 Tadjam, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Karya Abditama, 1994), hal. 104

28
bahasa Arab. Menurut pimpinan jurusan PBA, ada beberapa
mahasiswa yang kemudian mengajukan pindah jurusan
karena merasa kesulitan untuk mempu berbahasa Arab.
Oleh karena itu, mahasiswa harus menciptakan minat atau
mmotivasi yang tinggi dalam belajar bahasa Arab.

b. Orienntasi Individu
Orientasi pelajar bahasa Arab berbeda-beda, dan inilah
yang menjadi faktor untuk menguasai bahasa Arab dengan
baik. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa Arab,
pengajar harus mampu mengarahkan orientasi mahasiswa
dalam pembelajaran bahasa Arab agar terararah. Masing-
masing mahasiswa yang memilih jurusan PBA harus
diarahkan bahwa mereka akan menjadi guru bahasa Arab,
atau memiliki profesi yang berkaitan dengan bahasa Arab.
Dengan demikian, mereka diharuskan mempelajari aspek-
aspek berbahasa yang agak kompleks untuk menguasai
bahasa Arab.

c. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor penting mahasiswa untuk
menguasai bahasa Arab dengan baik. Lingkungan yang
dimaksud di sini, dikaitkan dengan mahasiswa sebagai
pelajar yang memiliki orientasi yang jelas ketimbang siswa,
mereka memerukan lingkungan untuk mengefektifkan
kemampuan berbahasa. Aspek bahasa yang sangat ditunjang
oleh faktor lingkungan secara langsung adalah aspek kalam.
Kemampuan kalam sangat didukung oleh lingkungan
pengguna bahasa tertentu. Dalam hal ini, mahasiswa akan
didorong dengan cepat menguasai takallum al-Araby,
dengan dukungan lingkungan yang menggunakan bahasa
Arab. Ini misalnya asrama mahasiswa yang menggunakan
alat komunikasinya berbahasa Arab. Kemudian dapat

29
dengan menciptakan komunitas berbahasa Arab, atau
klub-klub berbahasa, dan cara-cara lainnya yang dapat
menghidupkan biah berbahasa Arab.
Lingkungan berbahasa juga dapat diciptakan dengan
peraturan mewajibkan mahasiswa untuk menggunakan
bahasa Arab di kelas, di kantor, atau di ruang-ruang tertentu.
Mewajibkan dosen untuk menjadi bahasa pengantar
perkuliahan, atau dengan cara mengadalan seminar dan lain-
lain. Lingkungan berbahasa cenderung harus diciptakan di
luar perkuliahan untuk mendukung kemampuan mahasiswa
dalam berbahasa Arab.
d. Faktor pengajar
Faktor pengajar juga sangat penting menentukan kemampuan
berbahasa Arab lebih efektif. Pengajar yang dikehendaki
adalah pengajar yang memiliki kompetensi yang dapat
membawa pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan, yaitu pengajar yang profesional.
Pengajar bahasa yang profesional tentu saja mampu
mendorong pembelajaran bahasa Arab lebih efektif.
Berbeda halnya dengan pengajar yang kurang profesional.
Kemudian faktor-faktor lainnya yang berpengaruh pada
profesionalisme, seperti motivasi pengajar, metode
pengajar, media pengajar dan alokasi waktu pengajar yang
dilaksnakan.
Djago Tarigan dan H.G. Tarigan mengemukakan bahwa
Seorang dosen harus menguasai materi serta mampu
menguasai metode dalam rangka mengajarkan materi
kepada mahasiswanya.24

24 Djago Tarigan dan H.G. Tarigan, Teknik Keterampilan Berbahasa, (Bandung:


Angkasa, 1988), hal. 29.

30
Mahmud Kamil al-Naqoh mendefinisikan teknik sebagai
rencana, pengaturan, dan fasilitas yang secara faktual
mempunyai posisi di dalam kelas dan dipergunakan untuk
mewujudkan tujuan dari proses pembelajaran itu sendiri.25
Pengetahuan teknik pembelajaran termasuk bagaimana
pengajar mampu merealisasikan teknk pembelajaran
dengan bervariatif. Hal ini bertujuan agar pengajar mampu
membawa pembelajaran mencapai tujuan yang diharapkan,
karena bebera keuntungan sebagai berikut:
1) Membuat pengajaran lebih bervariasi dan lebih menarik.
2) Dapat memecahkan berbagai masalah seperti jumlah
mahasiswa yang terlalu banyak, perbedaan kemampuan
individual, materi dan lingkungan belajar yang kurang
menarik.
3) Pengajar lebih percaya diri dalam mengajar.
4) pengajar dapat menyampaikan materi pembelajaran
lebih tepat.
5) Menghidupkan suasana proses pembelajaran.
6) Mahasiswa senang belajar dan guru senang mengajar.
7) Memancing pemusatan perhatian mahasiswa terhadap
pelajaran26

e. Faktor sarana dan prasarana


Faktor sarana dan prasarana atau fasilitas sangat membantu
mendukung pembelajaran Bahasa Arab. Mengingat
pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa Asing, adalah
tergolong pada mata pelajaran atau mata kuliah yang
kompleks, maka dalam mengatasi penguasan berbahasa
25 Mahmud Kamil Al-Naqoh, Ta’lim al-Lughah li al-Nathiqin bi al-Lughat
Ukhro:Ususuhu Madakhilu-Thuruq Tadrisuh, (Makkah al Mukarromah,
Jami’ah al-Um al-Qura, 1985), hal.51
26 Djago Tarigan dan H.G. Tarigan, Teknik ..., hal. 38-41.

31
Arab diperlukan sarana dan prasarana yang lengkap yang
mendukungnya. Apakah sarana prasarana yang terkait
dengan siswa dan mahasiswa, terkait dengan guru dan
hal-hal lainnya. Tanpa sarana yang lengkap menimbulkan
pembelajaran bahasa Arab tidak efesien.
Sarana dan prasarana dapat berupa perpustakaan, buku-
buku, majalah, koran, skripsi, audio visual, atau multi audio
yang mendukung pembelajaran bahasa Arab. Sarana dan
prasarana tersebut untuk mendorong efektivitas dan efesiensi
pembelajaran bahasa Arab. Sebaliknya kurangnya sarana
dan prasarana, menjadikan kesulitan dalam penguasaan
bahasa Arab.
f. Faktor Psikologis
Faktor psikologis juga sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan mahasiswa dalam berbahasa Arab. Faktor ini
seperti rasa malu, stress, teguh, sabar, dan teguh pendirian
serta tegar dalam menghadapi tantangan. Karena rasa
malu membuat pembelajaran bahasa Arab, terutama
umumnya pada maharah kalam dapat menjadi tantangan
untuk keberhasilan mahasiswa. Kemudian sebaliknya
keteguhan, antusiasme dan sikap-sikap positif lainnya juga
mempengaruhi kemampuan berbahasa mahasiswa.
g. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi juga menyebabkan keberhasilan dan
kendala bagi mahasiswa dalam menempuh pembelajaran
Bahasa Aab untuk menguasa bahasa Arab. Mahasiswa
yang ekonominya mendukung, mempengaruhi mahasiswa
untuk mampu mengatasi sarana dan prasarana yang
menunjang pembelajarannya. Sebaliknya mahasiswa yang
terhambat ekonominya, juga dapat menjadi kendala dalam
pembelajaran bahasa Arab. Pada umumnya pelajar yang

32
terhambat secara ekonomi, selain kuliah mereka juga sambil
bekerja, sehingga kadang-kadang menjadi masalah dalam
perkuliahan mereka.

33
34
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian lapangan yang dilakukan
dengan cara deskriptif, untuk mencari data kepada sejumlah
mahasiswa yang yang ditemuan untuk dapat ditanyai dalam menggali
data penelitian. Menurut Sukmadinata, deskreftif, yaitu penelitian
yang menggambarkan keadaan data penelitian yang aktual.27
Penelitian ini dapat berupa kuantitatif dan kualitatif secara sederhana
yang berupa penggambaran keadaan secara naratif (kata-kata) apa
adanya. Adapun variasi dari penelitian ini maka dapat diklasifikasi
kepada variasi penelitian analisis terhadap kesulitan mahasiswa
dalam menjalani proses perkuliahan yang dilaksanakan di jurusan
Pendidikan Bahasa Arab, atau yang dikatakan oleh Sukmadinata
N.S, dengan variasi analisis kegitan.
Penelitian dilaksanakan pada Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin, yaitu
mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab yang aktif kuliah
pada semester III, semester V, dan semester VII, dan penelitian
dilaksanakan pada tahun 2018.

B. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Subyek penelitian adalah semua mahasiswa yang ditemukan dari
semester III, V, dan VII, di mana mereka sudah mengambil beberpa
mata kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa Arab, sehingga memiliki
27 Sukmadinata N.S, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2011), hal. 56

35
pengalaman yang cukup dalam menghadapi perkuliahan di jurusan
Pendidikan Bahasa Arab UIN Antasari Banjarmasin. Ketentuan
subyek data nanti sampai data jenuh untuk menggambarkan data
penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini. Yang menjadi
populasi mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab, dapat
diuraikan dengan jelas sebagaimana digambarkan dalam tabel
sebagai berikut:

Tabel. 1. Gambaran Populasi Penelitian


No Tahun Angkatan Semester Jumlah mahasiswa
1 2015/2016 VII 85
2 2016/2017 V 97
3 2017/2018 Smt III 110
Jumlah 345

Mahasiswa yang menjadi populasi penelitian adalah sejumlah


345 orang dari berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda,
yaitu yang berasal dari pondok pesantren modern, pondok pesantren
salafiah, Madrasah Aliyah, dari Sekolah Menengah Atas, dan dari
Sekolah Menengah Kejuruan. Hal ini mengingat status pendidikan
yang disamakan.
Dengan banyaknya polulasi yang menjadi subjek penelitian,
maka karena keterbatasan waktu, dan dan kondisi pelaksanaan
penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti membatasi penelitian
ini dengan menentukan sampel acak kepada mahasiswa yang
ditemukan. Penentuan sampel di sini yang peneliti kehendaki adalah
sejauh penelitian ini mendapatkan data yang cukup mamadai, atau
menunjukkan data jenuh, maka penelitian sudah dianggap cukup
mewakili.

36
C. Sampel Penelitian
Dari sejumlah sampel yang peneliti uraikan dalam gambaran
tabel 1.1. maka peneliti menentukan sampel secara acak, kepada
beberapa mahasiswa yang ditemui untuk memberikan respon
terhadap penelitian ini. Maka sampel sementara peneliti uraikan
sebagaimana dalam tabel 2. Sebagai berikut:

Tabel 2. Sampel Penelitian


Tahun Jumlah
Semester Total
Masuk Laki-laki Perempuan
2 2017 36 45 81
3 2016 25 41 66
4 2015 24 30 54
Total 85 116 201

Jumlah sampel yang ditentukan dari sementar 1II sampai


semester VII adalah 104 mahasiswa, yaitu sepertiga dari jumlah
populasi yang ada.

D. Data Penelitian
1. Data Primer
Data penelitian primer adalah yang utama ingin digali dalam
penelitian ini, yaitu berkaitan dengan kesulitan-kesulitan berbahasa
yang dihadapi oleh mahasiswa jurusan PBA baik dari beberapa latar
belakang pendidikan yang berbeda, baik dari pendidikan umum,
madrasah, pesantren modern maupun dari pesantren salaf. Data
penelitian tersebut baik berupa kesulitan berbahasa yang terdiri dari
Istima, Qiraah, Muhadatsah, dan Kitabah, serta beberapa kelulitan
lainnya, Nahw, Sharf, Terjemah, Balaghah. Kemudian kesulitan
yang berkaitan dengan faktor-faktor lainnya, yaitu sarana prasarana,
interaksi antara mahasiswa, dosen, dan lingkungan atau kesulitan

37
yang berkaitan dengan latar belakang pendidikan mahasiswa yang
tidak terkait dengan jurusan yang sedang ditekuni sekarang ini

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang menjelaskan
data penelitian untuk memperjelas data primer, juga data yang
ada keterkaitannya dengan penelitian untuk menganalisis data
penelitian yang diharapkan. Data-data mahsiswa seperti latar
belakang pendidikan, minat, tujuan, pembelajaran, sarana-sarana
yang dimiliki dan gambaran tentang kurikulum pembelajaran di
pesantren moder, salaf, di madrasah maupun sekolah umum. Data
ini penting sekali untuk memperjelas data primer yang diharapkan
dalam penelitian ini.

E. Sumber Data
Sumber data untuk memperoleh data, baik data primer maupun
data sekunder. Sumber penelitian terdiri dari 1) Responden, yaitu
mahasiswa yang menjadi sumber data utama untuk digali apa
persoalan yang mereka hadapi dalam proses perkuliahan di jurusan
Pendidikan Bahasa Arab, 2) informan adalah beberapa dosen yang
mengajar di jurusan Pendidikan Bahasa Arab, dan Ketua Jurusan
maupun staf jurusan sebagai sumber data untuk menggali data
terkait dengan data sekunder dan untuk menggali dokumen data
yang diperlukan untuk penelitian yang dilakukan.

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
data, terdiri dari beberapa teknik sebagai berikut:
1. Teknik angket, digunakan untuk mengali latar belakang
mahasiswa dan menggalli minat belajar, dan kesulitan-kesulitan
yang dihadapi dalam proses perkulian di jurusan Pendidikan

38
Bahasa Arab, serta menggali solusi dan harapan yang ditujukan
kepada jurusan PBA untuk mengatasi kesulitan yang mereka
hadapi;
2. Wawancara, untuk mempertegas kesulitan berbahasa mahasiswa
tertentu dan sebagai recek data yang digunakan dengan teknik
angket, kemudian digunakan untuk menggali data berasal dari
dosen PBA, dan pimpinan Jurusan PBA terkait dengan kesulitan
mahasiswa tentang berbahasa dan upaya solusi yang dilakukan
untuk mengatasi kesulitan tersebut;
3. Dokumentasi, adalah sumber data secara tertulis yang
menjelaskan tentang latar belakang mahasiswa di juruan PBA,
Kurikulum perkuliahan, dan hal-hal lain yang nantinya perlu
dipertegas dari data yang diperoleh berdasarkan angket dan
wawancara.

G. Prosedur Penelitian
Berdasarkan penelitian dengan analisis deskriftif kualitatif,
maka prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa langkah penelitian
sebagai berikut:
1. Pra Penelitian
Sebelum penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan
penjajakan penelitian, terutama penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan di jurusan PBA yang dilakukan untuk pengembangan
juruasan, atau untuk pengembangan kompetensi keilmuaan peneliti,
yaitu terkait dengan pengembangan bahasa Arab di Jurusan Bahasa
Arab. Peneliti juga melakukan diskusi dengan beberapa teman dosen
PBA, terkait dengan hal-hal yang perlu dilakukan penelitian untuk
pengembangan keilmuan dan jurusan terkait dengan kesulitan
mahasiswa dalam berbagai latar belakang pendidikan dalam
kemampuan berbahasa.

39
Selain itu, peneliti juga berdiskusi dengan beberapa mahasiswa
dari beberapa latar belakang pendidikan di jurusan Pendidikan Bahasa
Arab, terkait dengan pembelajaran bahasa Arab, persoalan-persoalan
mahasiswa dalam menguasai bahasa Arab dengan maksimal, dan
solusi yang dilakukan, meskipun dengan penjajakan yang kurang
mendalam. Hasil penjajakan penelitian sementara ini mengarahkan
peneliti untuk menggali objek penelitian inii.
Setelah itu peneliti menyusun proposal penelitian yang
diharapkan untuk diajukan dalam kegiatan penelitian ini, kemudian
mengajukan proposal secara online untuk mendapatkan dana
bantuan dari penelitian UIN Antasari Banjarmasin tahun akademik
2017-2018.

2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah pengumuman proposal penelitian dinyatakan lulus dan
mendapatkan dana penelitian DIPA UIN Antasari, maka peneliti
kemudian melakukan diskusi untuk perbaikan prosal penelitian,
sesuai dengan hasil koreksi yang diberikan oleh para krektor
penelitian.
Diskusi yang dilaksanakan dalam rangka merevisi proposal,
dengan cara minta pendapat kepada beberapa dosen jurusan Bahasa
Arab, dan di antraranya peneliti melakukan focus grouf discussion
(FGD) selama 2 kali. Dalam diskusi dibahas isi perbaikan proposal,
yaitu terkait dengan persoalan penulisan yang banyak salah,
memperbaiki rumusan masalah yang harus disesuaikan dengan
latar belakang penelitian, kemudian perbaikan meodologi, yang
pada pengajuan proposal awal penelitian masih belum digambarkan
secara detil.
Setelah perbaikan proposal, anggota peneliti menyusun
instrumen penggalian data, yang terdiri dari pedoman wawancara,
pedoman angket dan dokumentasi. Dalam penyusunan instrumen

40
ini, agar lebih jelas dan dapat diferifikasi, maka peneliti juga
mengundang teman sejawat, untuk diskusi, atau dapat dikatakan
fokus grouf discussion, yang terdiri dari: ketua peneliti, anggota
peneliti, dan seorang dosen PBA yang dianggap dapat berdiskusi
untuk bidang keahlian yang sedang peneliti gali.
Setelah instrumen penelitian tersusun, peneliti kemudian
menggandakannya, dan mempersiapkan untuk pelaksanaan
penelitian. Pelaksanaan penelitian di lapangan kemudian dimulai,
dengan mencari beberapa petugas riset dan pengumpul data yang
dapat membantu menyebarkan angket kepada seluruh mahasiswa
jurusan PBA yang telah ditentukan, unntuk melaksanakan wawancara
dan menggali data-data penelitian dari dokumen-dokumen penelitian
yang diperlukan. Penggalian data siap dilaksanakan dalam waktu
kurang lebih 3 bulan berlangsung.
Mengingat penelitia yang peneliti laksanakan termasuk dalam
penelitian kualitatif, maka peneliti memakai prosuder penelitian
yang digunakan oleh Miles dan Huberman28 yang menggambarkan
kegiatan penelitian kualitatif dengan langkah-langkah yang harus
dilakukan dengan prosesnya yang dapat digambarkan sebagai
berikut:

data collection

conclusions
data display
drawing/verifying

data reduction

Gambar 1. Alur Penelitian Kualiatif menurut Huberman

28 Miles dan Huberman, Qualitatif Analysisati Expanded Source book (California:


Sage Publication Inc, 1994), h. 17.

41
a. Pengumpulan Data (Data Collection)
Huberman menjelask prosedur penelitian secara kualitatif
dimulai dengan peneliti terjun ke lapangan untuk mengumpulkan
data di lapangan dengan teknik wawancara, observasi, angket
atau mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk
menggambarkan data yang akan menjadi gambaran dalam penelitian.
Mengingat penelitian Atau bahkan ada peneliti kualitatif, maka
mengacu pada pandangan Hubermen, bahwa dalam pengeumpulan
data, peneliti juga sudah langsung melakukan analisis data kualitatif.
Jadi analisis kualitatif itu dilakukan sejak dimulainya penelitian di
lapangan, bahkan sesungguhnya ketika dilaksanakan penjajakan
awal dalam rangka penyusunan proposal.
Dengan demikian sambil data dikumpulkan terlebih dahulu
melalui teknik pengumpulan data yang meliputi: wawancara,
observasi, dan documenter, maka peneliti seraya berupaya
menganalis data yang terkumpul. Data apa saja yang diperlukan
di lapangan, sambil dianalisis dengan teori yang sesuai, sehingga
pedoman yang disusun sebelumnya dapat saja disesuiakan kemudian
ketika peneliti berada di lapangan dan menggali data. Dengan
demikian, penelitian kualitatif sebnarnya merupakan penelitian yang
sangat lentur dan tidak dibatasi oleh teori, sejauh bagaimana agar
peneliti menghasilkan temuan penelitian yang diharapkan dalam
penelitian kualitatif.

b. Display Data
Proses ini dilakukan untuk memahami data, atau agar data dapat
disajikan dengan baik, maka data harus didisplay. Display data atau
penyajian data merupakan penyusunan data yang kompleks ke dalam
bentuk sistematis, sehingga menjadi lebih sederhana dan selektif,
serta dapat dipahami.

42
Penyajian data dilakukan dalam bentuk naratif dan diselingi
dengan kutipan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.
Dengan proses ini peneliti dapat lebih detil memperhatikan data-
data yang berkaitan dengan penelitian, mana yag relevan, dan mana
yang perlu diungkap lebih detil, dan lain sebagaimana. Dalam hal ini
agar penelitian benar-benar tergambar dengan baik dalam penelitian
kualitatif.

c. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi
data ‘‘kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Reduksi data berlangsung terus-menerus selama penelitian kualitatif
berlangsung.
Reduksi data merupakan suatu proses analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,
dan mengorganisir data dengan cara sedemikian rupa, sehingga
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.29 Oleh karena
itu, penyajian dan laporan data penelitian kualitatif melahirkan hasil
yang logis, faktual dan alamiah dan bermakna yang mudah dibaca
dan dipahami. Apabila tidak, maka hasil penelitian kualitatif akan
terlihat sebagaimana gambaran cerita peneliti terkait dengan konteks
data yang tidak faktual dan tidak logis.
Data yang terkumpul kemudian direduksi dengan cara bertahap,
hal ini dilakukan setelah data pertama terkumpul atau data observasi
pertama selesai kemudian dilanjutkan dengan mereduksi data
berikutnya sampai semua data pada observasi terakhir serta data
wawancara. Kemudian memilah data yang sudah disusun dalam
laporan lapangan, dengan menyusun kembali dalam bentuk
uraian. Selanjutnya laporan yang direduksi dirangkum dan dipilih

29 Miles dan Huberman, Qualitatif …, hal. 16.

43
berdasarkan hal-hal pokok, kemudian difokuskan kepada hal-hal
penting dan relevan dengan permasalahan penelitian. Dengan
langkah ini peneliti berharap akan memperoleh gambaran yang
lebih tajam tentang hasil pengumpulan data.

d. Penarikan Kesimpulan
Data yang sudah terkumpul kemudian disusun, dan sudah
mengalami reduksi, mana data yang penting dan data yang tidak
penting, faktual dan tidak, logis dan tidak logis, kemudian pada
langkah selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan. Penarikan
kesimpulan dilakukan setelah data dianalisis secara keseluruhan dan
ditinjau dari konsep-konsep yang berhubungan. Pada kesimpulan
awal yang diambil agak longgar atau bersifat sementara, kemudian
meningkat menjadi lebih rinci dan komprehensif. Kesimpulan akhir
dibuat berdasarkan hasil analisis terhadap data yang diperoleh dari
observasi, wawancara dan dokumen.
Untuk mendapatkan kesimpulan dipergunakan teknik induktif,
yaitu menarik kesimpulan dari gambaran-gambaran yang bersifat
khusus kepada gambaran-gambaran yang bersifat umum.

3. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul maka data kemudian disimpulakal, dan
dilengkapi serta dilakukan ricek data dan berulah disusun atau diolah
dalam sebuah laporan penelitian yang diharapkan dapat memberikan
manfaat untuk khazanah keilmuan. Laporan penelitian disajikan
sesuai dengan tata caa penulisan karya ilmiah yang seharusnya,
dengan bahasa yang ringkas, padat dna logis. Susunan laporan
penelitian kemudian menjadi bahan laporan yang diserahkan kepada
panitia pelaksana.

44
H. Analisis Data Penelitian
Menurut Sukmadinata N.S, penelitian Deskriptif dapat
diklasifikasi ke dalam penelitian kuantitatif apabila menggunakan
angka-angka yang tidak dapat diiterpretasi ke dalam kata-kata,
dan dapat juga diklasifikasi ke dalam penelitian kualitatif, yang
menggambarkan data atau fakta-fakta penelitian dengan kata-kata.30
Maka dalam hal ini, penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian
deskriptif kualitatif. Oleh karenanya, dalam teknik analisis data
pada penelitian ini menggunakan descriptive kualitatif analysis,
atau sering disebut deskriptif analitik, yaitu menganalis data dengan
menggambarkannya secara analisis diskriptif kualitatif dengan cara
memadukan data yang otentik dengan berpikir deduksi dan induksi
untuk kemudian menghasilkan kesimpulan yang disusun dalam
laporan penelitian.

I. Pengecekan Keabsahan Data


Pengecekan keabsahan penelitian atau validitas data merupakan
pembuktian bahwa apa yang telah diamati oleh peneliti sesuai
dengan apa yang sesungguhnya ada dalam realitas penelitian di
lapangan, serta penjelasan yang diberikan tentang data lapangan
memang sesuai dengan yang sebenarnya ada/terjadi.
Kemudian untuk mengetahui keabsahan data, agar data benar-
benar dibuktikan dan dipercara akurat, maka dalam penelitian
kualitatif dapat menggunakan teknik trianggulasi dan kegiatan
member cek data. Ini sebagaimana dijelaskan berikut:
1) Triangulasi, merupakan pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.31 Dalam
hal ini peneliti memperoleh data tentang kesulitan mahasiswa
dalam berbahasa Arab, serta faktor yang mempengaruhinya,

30 Sukmadinata, Metode ..., hal 57.


31 Ibid, h. 125.

45
dan bagaimana solusi untuk mengatasinya dengan menggali
kepada beberapa sumber, yaitu: 1) mahasiswa yang berasal
dari beberapa latar belakang pendidikan, 2) dosen-dosen
PBA, 3) ketua dan sekretaris prodi serta staf prodi pada
jurusan PBA, dan bagian Mikwa Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Antasari Banjarmasin. Data diperoleh dan
dilakukan cek dan ricek data dengan menggunakan teknik
angket, wawancara dan dokumentasi.
2) Memberi cek atau konfirmasi, yaitu untuk mengetahui
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh informan/pemberi data.32 Setelah peneliti
mencatat hasil wawancara atau mencatat hasil pengamatan
atau angket, serta mempelajari dokumen, kemudian
mendeskripsikan, menginterpretasikan dan memaknai
data secara tertulis. Selanjutnya, data dikembalikan kepada
sumber data untuk diperiksa kebenarannya, ditanggapi dan
jika perlu ada penambahan data baru. Memberi cek ini
dilakukan segera setelah ada data yang masuk dari sumber
data.

32 Ibid, h. 102.

46
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Gambaran Singkat Jurusan PBA
Berawal dari sebuah reuni kesatuan TNI Divisi Lambung
Mangkurat pada bulan Maret 1957 maka terlahir kesepakatan
“Dewan Lambung Mangkurat” yang merancang rencana kerja untuk
turut serta melaksanakan pembangunan bangsa dan negara, terutama
pembangunan Kalimantan Selatan.
Di bidang pendidikan dan keagamaan mereka mendirikan
Universitas Lambung Mangkurat dan salah satu fakultasnya
adalah Fakultas Agama Islam yang pada tahun 1960 merubah
namanya menjadi Fakultas Islamologi. Fakultas ini berdasarkan
SK Menteri Agama RI No.28 tahun 1960 berubah status menjadi
Fakultas Syari’ah IAIN Al-Jami’ah Jogjakarta cabang Banjarmasin.
Kemudian atas himbauan Gubernur H. Maksid kepada pemerintah
daerah, maka fakultas ini dikembangkan lagi di Amuntai, Barabai
dan Kandangan, hingga akhirnya berdirilah Universitas Islam
Antasari (UNISAN). Kemudian UNISAN di negerikan dengan
SK Menteri Agama RI No.89 tahun 1964 berubah menjadi IAIN
Antasari, dan dipercayakan kepada Zafry Zamzam sebagai Pj.
Rektor. Pada tahun 1965 dibukalah Fakultas Tarbiyah berdasarkan
SK Rektor IAIN Antasari No.14/BR/IV/1965 tanggal 22 September
1965 dan diangkatlah Drs. H. M. Asy’ari sebagai Dekan Tarbiyah
yang pertama. Saat pertama berdiri tahun 1965 Fakultas Tabiyah
IAIN Banjarmasin, program studi yang dibuka adalah program studi
Pendidikan Agama. Pada bulan Agustus tahun 1975 program studi
bahasa Arab mulai dibuka pada fakultas Tarbiyah IAIN Antasari

47
Banjarmasin. Pada kurikulum tahun 1995 program studi bahasa Arab
berubah menjadi program studi pendidikan bahasa Arab.
Pada tahun 2009 Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
mendapat nilai akreditasi “B” dari Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan nomor 013/BAN-PT/Ak-XII/
S1/VI/2009. Program Studi Pendidikan Bahasa Arab ini beralamat
Jalan Jenderal Ahmad Yani Km. 4,5 Banjarmasin.33
Pada tahun 2014 Prodi. PBA melakukan perpanjangan akreditasi
dan mendapatkan nilai akreditasi B dengan nilai 3,33 sesuai SK
BAN-PT nomor 478/sk/ban-pt/Akred/XII/2014 berlaku sampai 21
Desember 2019.

2. Visi, Misi, dan Tujuan Jurusan PBA


Visi Prodi PBA:
“Mewujudkan Program studi yang unggul dan berakhlak mulia
dalam menghasilkan pendidik di bidang pendidikan bahasa Arab
di tingkat nasional pada tahun 2025”.
Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bahasa
Arab yang berorientasi pada kemandirian mahasiswa dalam
mengembangkan potensinya untuk menghadapi tuntutan
dan tantangan dunia kerja.
b. Menyelenggarakan penelitian bidang pendidikan bahasa
Arab yang temuannya bermanfaat bagi pengembangan
disiplin ilmu dalam bidang pendidikan bahasa Arab dan
kebahasaaraban.
c. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat
bidang pendidikan bahasa Arab yang berorientasi pada
pemberdayaan masyarakat; serta
33 Dokumentasi Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Tahun Akademik
2012/2013.

48
d. Melaksanakan tatakerja program studi sarjana strata satu
pendidikan bahasa Arab yang efektif dan efisien.
e. Menjalin mitra kerjasama saling menguntungkan dengan
lembaga/instansi lainnya.

Tujuan Jurusan PBA adalah:


a. Menghasilkan lulusan sarjana strata satu di bidang
pendidikan bahasa Arab uang unggul, religious, berakhlak
mulia, mandiri, dan mampu berkembang secara professional.
b. Menghasilkan lulusan sarjana strata satu di bidang
pendidikan bahasa Arab yang mampu menyelesaikan
problematika pembelajaran bahasa Arab berbasis riset.
c. Menghasilkan lulusan sarjana strata satu di bidang
pendidikan bahasa Arab yang bermanfaat dalam mewujudkan
masyarakat yang mandiri, produktif, dan sejahtera.
d. Menghasilakan kinerja program studi yang efektif dan
efisien untuk menjamin pertumbuhan kualitas pelaksanaan
tridharma perguruan tinggi yang berkelanjutan bidang
pendidikan bahasa Arab.

3. Kurikulum Jurusan PBA


Hingga saat ini Jurusan Pendidikan Bahasa Arab memiliki dua
kurikulum yang sedang berjalan, yaitu kurikulum 2014 semi KKNI
dan kurikulum 2016 berbasis KKNI.
Dengan berpedoman dengan Visi dan misi Program Studi, maka
jurusan Pendidikan Bahasa Arab berupaya untuk mewujudkannya
dengan melakukan berbagai usaha yang diantaranya adalah
melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan, kekinian
dan kontemporer, menyediakan sumber-sumber belajar, dan
melaksanakan pelayanan yang prima yang berorientasi kepada
keterampilan kognitif, apektif, dan psikomotorik.

49
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab juga menyajikan
kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, di
mana mayoritas para alumni menjadi guru di berbagai sekolah Islam
dan Umum. Kondisi ini menunjukkan bahwa konten kurikulum
yang dimiliki Program Studi Pendidikan Bahasa Arab berdasarkan
kebutuhan masyarakat.
Struktur dan isi kurikulum yang dirancang Prodi PBA telah
mencerminkan kebutuhan yang diharapkan oleh dunia pendidikan
terutama yang terkait dengan metode pengajaran dan penelitian
sebagai jembatan untuk kajian dan telaah keilmuan kebahasaan
dan pengajaran. Tujuan yang dikolaborasikan dalam struktur dan isi
kurikulum telah menjembatani tujuan Prodi PBA dengan kebutuhan
stakeholder karena kurikulum yang diberikan mencakup 5 aspek
penting, yaitu:
• Kelompok Mata Pengembangan Kepribadian (MKPK)
• Kelompok Mata Keilmuan dan Keterampilan (MKKK)
• Kelompok Mata Berkehidupan Bermasyarakat (MKBB)
• Kelompok Mata Keahlian Berkarya (MKKB)
• Kelompok Mata Prilaku Berkarya (MKPB)

Berikut sajian mata kuliah pada jurusan PBA berdasar kurikulum


2014:
Tabel 3. Daftar Sajian Mata Kuliah Kurikulum 2014
NO KODE MATA KULIAH SKS ELEMEN KOMPETENSI
1 INS 0001 Pancasila 2 MPK INTI
2 INS 0002 Pengantar Studi Islam 2 MPK INTI
3 INS 0003 Pengantar Filsafat 2 MKK PENUNJANG
4 INS 0004 Ilmu Sosial Dasar (ISD) 2 MPK PENUNJANG
5 INS 0005 Bahasa Indonesia 2 MPK INTI
6 INS 0006 Bahasa Arab 0 MKB PENUNJANG

50
7 INS 0007 Bahasa Inggris 0 MKB PENUNJANG
8 INS 0008 P e n d i d i k a n 2 MPK INTI
Kewarganegaraan
9 INS 0009 K U L I A H K E R J A 4 MBB INTI
NYATA (KKN)
10 FTK 0001 Psikologi Umum 2 MKK INTI
11 FTK 0002 Ilmu Pendidikan 2 MKK INTI
12 FTK 0003 Psikologi Pendidikan 2 MKK PENUNJANG
13 FTK 0004 Bimbingan Konseling 2 MKK PENUNJANG
14 FTK 0005 D a s a r - D a s a r 2 MKK INTI
Administrasi &
Manajemen Pendidikan
15 FTK 0006 Fiqh 2 MKK INTI
16 FTK 0007 Ushul Fiqh 2 MKK INTI
17 FTK 0008 Ulumul Hadits 2 MKK INTI
18 FTK 0009 Ulumul Quran 2 MKK INTI
19 FTK 0010 Hadis Tarbawi 2 MKK INTI
20 FTK 0011 Tafsir Tarbawi 2 MKK INTI
21 FTK 0012 Pendidikan Aqidah 2 MKK INTI
22 FTK 0013 Pendidikan Akhlak 2 MKK INTI
23 FTK 0014 Sejarah Peradaban Islam 2 MKK PENUNJANG
24 FTK 0015 Filsafat Pendidikan 2 MKK INTI
25 FTK 0016 Profesi Keguruan 2 MKK INTI
26 FTK 0017 Sosiologi Pendidikan* MBB PENUNJANG
27 FTK 0018 Islam dan Budaya MKK PENUNJANG
Banjar*
28 FTK 0019 Ilmu Tajwid * MKB PENUNJANG
2
29 FTK 0020 Pend. Kewirausahaan* MKK PENUNJANG
30 FTK 0021 Tahfiz Al-Qur’an (Juz MKK PENUNJANG
‘Amma) *
31 FTK 0022 Kajian Arab Melayu* MKK PENUNJANG
32 FTK 0023 K e t e r a m p i l a n 0 MPB PENUNJANG
Keagamaan
33 PBA 2300 ‘ILM AL-ASHWAT 2 MKB INTI

51
34 PBA 2301 ISTIMA’ I 2 MKB INTI
35 PBA 2302 NAHWU I 2 MKB INTI
36 PBA 2303 SHARAF I 2 MKB INTI
37 PBA 2304 Aplikasi Komputer 0 MPB PENUNJANG
38 PBA 3305 KALAM I 2 MKB INTI
39 PBA 3306 NAHWU II 2 MKB INTI
40 PBA 3307 SHARAF II 2 MKB INTI
41 PBA 3308 ISTIMA’ II 2 MKB INTI
42 PBA 3309 Qawaid Al-Imla 2 MKB PENUNJANG
43 PBA 3310 English for Academic 2 MKK PENUNJANG
Pusposes
44 PBA 4311 KALAM II 2 MKB INTI
45 PBA 4312 NAHWU III 2 MKB INTI
46 PBA 4313 SHARAF III 2 MKB INTI
47 PBA 4314 QIRA’AH A 2 MKB INTI
48 PBA 4315 TARJAMAH I 2 MKB INTI
49 PBA 4316 BALAGHAH A 2 MKB INTI
50 PBA 4317 KITABAH I 2 MKB INTI
51 PBA 4318 Takhthith Ta’lim Al- 3 MKB INTI
Lughah Al-‘Arabiyyah
(RPP)
52 PBA 4319 Taqwim Ta’lim Al- 2 MKB INTI
‘Arabiyyah
53 PBA 4320 Thuruq Ta’lim Al- 2 MKB INTI
Lughah Al-‘Arabiyyah I
54 PBA 4321 Tathwir Manhaj Tadris 3 MKB INTI
Al-;Arabiyyah
55 PBA 5322 Dirasah al-Mawad al- 2 MKB INTI
‘Arabiyah
56 PBA 5323 QIRA’AH B 2 MKB INTI
57 PBA 5324 TARJAMAH II 2 MKB INTI
58 PBA 5325 BALAGHAH B 2 MKB INTI
59 PBA 5326 KITABAH II 2 MKB INTI

52
60 PBA 5327 TATHBIQ AL-TADRIS 2 MKB INTI
I (Praktik Mengajar I)
61 PBA 5328 Thuruq Ta’lim Al- 2 MKB INTI
Lughah Al-‘Arabiyyah
II
62 PBA 5329 Ilm Al-Lughah** 3 MKB PENUNJANG
63 PBA 5330 M a n a h i j A l - B a h t s 3 MKB PENUNJANG
Al-Tarbawy Wa Al-
Lughawy
64 PBA 5331 Wasail Tadris Al- 2 MKB PENUNJANG
Lughah Al-‘Arabiyah
65 PBA 6332 TARJAMAH III 2 MKB INTI
66 PBA 6333 BALAGHAH C 2 MKB INTI
67 PBA 6334 Tathwir Al-Mawad Al- 2 MKB INTI
‘Arabiyyah MTS & MA
68 PBA 6335 Tathbiq Al-Tadris II 2 MKB INTI
(Praktik Mengajar II)
69 PBA 6336 STATISTIK 2 MKB INTI
70 PBA 6337 Idarah Ta’lim Al- 2 MKB INTI
‘Arabiyyah 2
71 PBA 6338 Seminar Proposal MKB INTI
72 PBA 6339 Ilmu Al Lughah Al 2 MKB PENUNJANG
Nafsi Wa ‘Ilm Al-
Lughah Al-Ijtima’i
73 PBA 6340 KHAT AL-‘ARABI 2 MKB PENUNJANG
74 PBA 6341 Khitabah Wa 2 MKB PENUNJANG
Masrahiyyah

53
75 PBA 6342 Mufradat Wa Ibarat MKB PENUNJANG
Ishtilahiyyah ***
76 PBA 6343 Al-‘Arabiyyah Li Al- MKB PENUNJANG
Awlad ***
77 PBA 6344 A l - A l ’ a b Al- MKB PENUNJANG
Lughawiyyah Al-
2
‘Arabiyyah ***
78 PBA 6345 Ikhtibarat Fi Al- MKB PENUNJANG
‘Arabiyyah ***
79 PBA 6346 Fiqh Al-Lughah*** MKB PENUNJANG
80 PBA 6347 PTK Pembelajaran MKB PENUNJANG
Bahasa Arab***
81 PBA 7348 Al-‘Arabiyyah Li Al- MKB PENUNJANG
Siyahah (bahasa Arab
untuk parawisata)***
82 PBA 7349 Al-‘Arabiyyah Li Al- MKB PENUNJANG
TijaraH (bahasa Arab
untuk dunia usaha)***
2
83 PBA 7350 Al-‘Arabiyyah Li Al- MKB PENUNJANG
Hajj***
84 PBA 7351 A l - ‘ A r a b i y y a h L i MKB PENUNJANG
Al-‘Ummal Al-
Indonesiyyin (bahasa
Arab untuk TKI)***
85 PBA 7352 Al-‘Arabiyyah Fi Majal MKB PENUNJANG
Tanzhim Al-MasyarY
(bahasa Arab untuk
kewirausahaan)***
86 PBA 0353 Al-Risalah Al-Ilmiyyah 6 MPB INTI
146
* Mata Kuliah Pilihan Fakultas (wajib diambil 2 sks)
*** MK Pilihan Jurusan PBA (wajib diambil 4 sks)

Adapun sajian mata kuliah pada jurusan PBA berdasarkan


kurikulum 2016 adalah:

54
Tabel 4. Daftar Sajian Mata Kuliah Kurikulum 2016
SEMESTER I
NO KODE MATA KULIAH SKS
1 UIN 18001 Pancasila 2
2 UIN 18002 Pengantar Studi Islam 2
3 FTK 18001 Psikologi Umum 2
4 FTK 18009 Ulumul Quran 2
5 FTK 18012 Pendidikan Aqidah 2
6 FTK 18013 Pendidikan Akhlak 2
7 UIN 18003 Pengantar Filsafat 2
8 PBA 18114 Tahsinul Qur’an wa al-Tahfiz 2
9 PBA 18101 Qawaid al-Imla Wal Khat 2
10 ‘Ilm al-Ashwat 2
11 Bahasa Arab A 0
12 Bahasa Inggris A 0
Total SKS 20

SEMESTER II
NO KODE MATA KULIAH SKS
1 Fiqh dan Ushul Fiqh 3
2 ‘Ulum al-Hadits 2
3 Tafsir dan Hadits Tarbawi 2
4 Pendidikan Kewarganegaraan 2
5 Sejarah Peradaban Islam 2
6 Psikologi Pendidikan 2
7 Tathbiq al-Mufradat 2
8 Al-Muhadatsah 2
9 Al-Istima’ 2
10 Al-Nahwu al-Nazhari 2
11 Tashrif al-Af’al 2
12 Bahasa Arab B 0

55
13 Bahasa Inggris B 0
23

SEMESTER III
NO KODE MATA KULIAH SKS
1 FTK 0005 Ilmu Pendidikan 2
2 FTK 0016 Profesi Keguruan 2
3 FTK 0002 Dasar-Dasar Administrasi & 2
Manajemen Pendidikan
4 INS 0005 Bahasa Indonesia 2
5 INS 0004 ISD/IAD/IBD 2
6 PBA 3313 English for Academic Purpuses 2
7 Bimbingan Konseling 2
8 Nazhariyat al-Tarjamah 2
9 Al-Tarakib al-Mukatsafah 2
10 PBA 3308 Tashrif al-Asma’ 2
11 PBA 3316 Fahm al-Masmu’ 2
12 PBA 3318 Al-Munaqasyah wa al-Mujadalah 2
TOTAL SKS 24
* Mata Kuliah Pilihan Fakultas, diambil satu saja (2 sks)

SEMESTER IV
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT
1 Al-Khitabah wa al- 2 Munaqasyah
Masrahiyyah wa mujadalah
2 Al-Nahwu al-Wazhifi 2 Tarakib
mukatsafah
3 Tashrif al-Musytarak li Al- 2 Sharaf II
Asma’ wa al-Af’al
4 Al-Qira’ah al-Muwassa’ah 2
5 Al-Tarjamah al-Harfiyah 2 Nazhariyyat
al-Tarjamah

56
6 Dirasahal-Mawad al-Lugah 2
al-‘Arabiyyah
7 PBA Al-Kitabah al-Muqayyadah 2
4322
8 Takhthith Ta’lim Al-Lughah 3
Al-‘Arabiyyah (RPP)
9 Taqwim Ta’lim Al-Lughah 2
Al-‘Arabiyyah
10 Thuruq Ta’lim Al-Lughah 2
Al-‘Arabiyyah
11 Tathwir Manhaj Tadris Al- 3
Lughah Al-‘Arabiyyah
12 Keterampilan Keagamaan 0
Total SKS 24

SEMESTER V
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT
1 PBA 3342 Tathwir Al-Mawad Al- 2
‘Arabiyyah MTS & MA
PBA 5310 ‘Ilm al-Bayan 2
2 Al-Qira’ah al-Mukatsfah 2
3 Al-Tarjamah al-Hurriyah 2 Tarjamah
Harfiyah
4 PBA 5323 Al-Kitabah al-Hurrah 2 Kitabah
Muqayyadah
5 PBA 5353 Tathbiq Al-Tadris al- 2
Mushaggar
6 PBA 5347 Istiratijiyah Ta’lim Al- 2 Thuruq
Lughah Al-‘Arabiyyah
7 PBA 5326 ‘Ilm Al-Lughah** 3
8 PBA 5350 Manahij Al-Bahts 3
Al-Tarbawy Wa Al-
Lughawy

57
9 PBA 5349 Wasail Tadris Al-Lughah 2
Al-‘Arabiyah
10 FTK 0021 Statistik Pendidikan 2
11 Al-‘Arabiyyah
Li Al-Siyahah
(Bahasa Arab Untuk
Parawisata)***
12 Al-‘Arabiyyah Li Al-
Tijarah (Bahasa Arab
Untuk Dunia Usaha)***
13 Al-‘Arabiyyah Li Al- 2 Mk. Pilihan
Hajj***
14 Al-‘Arabiyyah Li Al-
‘Ummal Al-Indonesiyyin
(Bahasa Arab Untuk
TKI)***
15 Kajian Arab Malayu ***
16 Fiqh Al-Lughat ***
24
** Prasyarat utk. mengambil MK. Ilmu Al Lughah Al Nafsi waAl-Ijtima’i
*** Mata kuliah Pilihan Prodi dan cukup di ambil satu MK saja ( 2 sks )

SEMESTER VI
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT
1 Al-Tarjamah al-Fauriyah 2 Tarjamah
Hurriyah
2 ‘Ilm al-Ma’ani 2
3 Tathbiq Al-Tadris al- 2
Maidani
4 ‘Ilm al-Badi’i 2
5 I d a r a h Ta ’ l i m A l - 2
‘Arabiyyah
6 Seminar Proposal 2

58
7 Ilmu al-Lughah al-Nafsi 2 Ilm Al-Lughah
wa al-Ijtima’i
8 Khat Al-‘Arabi 2
9 Tarjamah Fi Majal Tanzhim 2
Al-Masyary (Terjemah
Untuk Kewirausahaan)
10 Tikniyat Kitabah al-Bahs 2
al-‘Ilm
11 Al-Tsaqafah al-Arabiyyah 2
12 PBA 7336 Mufradat wa Ibarat 2
Ishtilahiyyah***
13 PBA 7337 Al-‘Arabiyyah Li Al-
Awlad***
14 PBA 7338 Al-Al’ab Al-Lughawiyyah
Al-‘Arabiyyah*** Mk. Pilihan
15 PBA 7339 Al-Ikhtibarat fi al-
Arabiyah***
16 PBA 7340 PTK Pembelajaran Bahasa
Arab***
17 PBA 7341 ‘Ilm al-Ma’jim ***
24
*** Mata kuliah Pilihan Prodi dan cukup di ambil satu MK saja ( 2 sks )

SEMESTER VII
NO KODE MATA KULIAH SKS
1. Al-Bahs al-‘Ilm 6
2. INS 0010 KULIAH KERJA NYATA (KKN) 4
Total SKS 10

SEMESTER VIII
NO KODE MATA KULIAH SKS
1 Al-Bahs al-‘Ilm 6
2 KUKERTA 4
10

59
4. Pelaksanaan Pembelajaran di PBA
Terkait dengan pelaksanaan pembelajaran di jurusan PBA, tidak
jauh beda dengan proses pembelajaran pada umumnya. Setiap awal
semester, pihak jurusan membuat jadwal perkuliahan yang termasuk
di dalamnya jadwal mengajar dosen. Bisa dipastikan bahwa beban
mengajar dosen tidak lebih dari 10 SKS, meski kewajiban mengajar
dosen hanya 8 SKS. Namun karena beberapa mata kuliah yang
belum ada dosen pengampunya, maka diantara solusinya adalah
beban lebih diserahkan kepada dosen.
Berdasarkan jadwal perkuliahan tersebut, adanya beberapa
file dalam satu map yaitu peraturan akademik, jadwal perkuliahan,
lembar kontrak studi, jurnal perkuliahan, dan absensi mahasiswa.
Dalam peraturan akademik, jumlah pertemuan dalam setiap
matakuliah adalah 16 kali. Di dalamnya termasuk ujian tengah
semester dan ujian akhir semester.
Dalam setiap perkuliahan terdapat materi teori dan praktik,
mengenai bobot masing-masing tergantung mata kuliah. Misalnya,
mata kuliah yang lebih banyak mengkaji teori dan keilmuan, maka
dalam proses pembelajarannya banyak mengkaji teori. Sementara
mata kuliah yang memerlukan banyak praktik, maka proses
perkuliahannya didominasi praktik bagi mahasiswa.
Misalnya, mata kuliah kebahasaan ilmu lugah. Karena mata
kuliah ini lebih banyak mengkaji teori kebahasaan, yaitu di antaranya
tentang fonologi, sintaksis, morfologi dan semantik serta lainnya,
maka kajian teori lebih dominan dari praktik. Adapun contoh
mata kuliah yang lebih dominan praktik adalah mata kuliah yang
terkait dengan keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis.

60
5. Keadaan Dosen dan Mahasiswa Jurusan PBA
a. Keadaan Dosen
Berdasarkan data tahun 2018, berikut keadaan dosen jurusan
PBA berdasarkan homebase sesuai keputusan Rektor UIN Antasari
nomor 362 tahun 2018, 15 Agustus 2018, yaitu:

Tabel 5. Daftar Dosen Jurusan PBA tahun 2018

No. Nama Dosen Tetap NIP NIDN Mata Kuliah

(1) (2) (3) (8)


1 Drs. Abu Kasim, M.Ag. 196206261991031003 2026066202 Filsafat
Pendidikan Islam
2 Dr. Ahmad Muradi, 197808082005011006 2008087802 Bahasa Arab
M.Ag.
3 Hamidi Ilhami, M.Ag. 197302192001121002 2019027302 Tafsir
4 Norlaila, M.Ag., M. Pd. 197109171998032002 2017097101 Bahasa Arab
5 Dra. Mariani, M. Pd.I 196002021987032001 2002026001 Bahasa Arab
(Nahwu)
6 Taufiqurrahman, S. Ag., 197409201999031004 - Bahasa Arab
M. Ed.
7 Hasbullah, S.Ag, M.H.I. 197712242003121002 2024127702 Fiqih
8 Asikin Nor, M.Ag. 197207182001121002 2018077204 Metodologi
Studi Islam
9 Rahmat Shodiqin, S.S, 197711222003121004 2022117704 Bahasa Arab
M. Pd.I
10 H. M u h a m m a d 197807242008011012 2024077801 Bahasa Arab
Syamsudin Noor, MA
11 Arif Rahman Hakim, S. 198311172011011006 2017118301 Bahasa Arab
Hum., M. Pd.
12 Muh. Nadir, S. Ag., M. 19770917200811006 2017097702 Ilmu Lughah
Pd.I
13 Fathullah Munadi, S. 197702062006041003 2006027701 Tafsir
Ag., M.A.
14 M. Kamil Ramma - 200918502 Metodologi
Oensyar, S. Pd.I M. Pd. Pembelajaran
Bahasa Arab

61
15 H. Ahmad Hifni, S. Pd.I., - 2002078503 Media dan
M. Pd. Teknologi
Pendidikan
16 Mukhlis Anshari, S. - 2111088301 Bahasa Arab
Hum., M. Pd.
17 M. Iqbal al-Syauqy, S. - 2006018301 Media
Pd.I., M. Pd. Pembelajaran
18 Ahmad Arifin, S. Pd.I., - 2121058001 Maharah al-
M. Pd. Istima’
19 Drs. Akhmad Dairobi 196502061994031002 - Nahwu/Sharaf

Berdasarkan tabel 4.3 tentang daftar dosen jurusan PBa di atas


dapat dilihat bahwa jumlah dosen berpendidikan doktor 1 orang, yang
berpendidikan magister 17 orang, dan yang masih berpendidikan
sarjana strata satu adalah 1 orang.
Dari tabel di atas juga dapat dikatakan bahwa dosen yang
memiliki keahlian di bidang bahasa Arab adalah 12 orang. Sementara
dosen yang memiliki keahlian di luar bidang kebahasa Araban
adalah 7 orang.

b. Keadaan Mahasiswa
Keadaan mahasiswa jurusan PBA tahun akademik 2018/201934
sebagaimana dalam table berikut:
Tabel 6. Sebaran Mahasiswa Prodi. PBA
NO Angkatan Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah
1 2018 43 77 120
2 2017 36 45 81
3 2016 25 41 66
4 2015 24 30 54
5 2014 16 19 35
6 2013 9 10 19

34 Daftar mahasiswa aktif UIN Antasari semester ganjil tahun akadmeik


2018/2019, prodi Pendidikan Bahasa Arab

62
7 2012 12 1 13
8 2011 5 - 5
9 2010 1 - 1
JUMLAH TOTAL 171 223 394
Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa jumlah total mahasiswa
jurusan PBA sebanyak 394 orang yang terdiri dari 171 laki-laki dan
223 perempuan.
Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah
semester III, V, dan VII yaitu mahasiswa angkatan 2017, 2016, dan
2015.

B. Pembahasan Penelitian
Pada penyajian data akan dibahas kesulitan mahasiswa dalam
berbahasa Arab di jurusan PBA Fakulas Tarbiyah UIN Antasari
Banjarmasin, pada tahun ajaran 2018/2019. Persoalan ini dilihat
dari beberapa latar belakang mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin.
Kemudian apa saja faktor yang mendorong kesulitan berbahasa Arab
dan bagaimana solusi yang diuppayakan untuk mengatasi kesulitan
mahasiswa dalam menguasai kemampuan berbahasa Arab yang
dikehendaki.
Adapun jumlah mahasiswa ang menjadi subyek penelitian
dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada semester III, semester V
dan Semester VII. Mahasiswa pada semester I tidak menjadi subjek
penelitian mengingat mereka baru pada masa perkenalan dengan
perkuliahan di jurusan PBA, dan belum menemukan kesulitan yang
siginifikan terkait dengan kemampuan berbahasa Arab.
Selain itu, mahasiswa yang sedang duduk di atas semester VII
tidak dikutsertakan dalam penelitian ini, mengingat mahasiswa pada
semester ini pada umumnya sudah menyelesaikan perkuliahan,
atau minimal mereka sedang mempersiapkan untuk menyelesaikan
tugas skripsi, dan pada umumnya mereka jarang berada di kampus,

63
sehingga sulit untuk ditemui di kampus dan dimintai pertanyaan.
Berikut gambaran mahasiswa yang menjadi subjek penelitian,
sebagaimana digambarkan dalam tabel:
Tabel 7. Keadaan Mahasiswa pada Semester III, V, dan VII
Jumlah
Semester Tahun Masuk Total
Laki-laki Perempuan
2 2017 36 45 81
3 2016 25 41 66
4 2015 24 30 54
Total 85 116 201

1. Kesulitan Mahasiswa dalam Berbahasa Arab


Secara kesulitan persolan yang dirasakan mahasiswa menjadi
kesulitan dalam berbahasa Arab di jurusan PBA Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin sebagaimana dinyakan
oleh mahasiswa dari wawancara dan angket pengumpulan data
yang peneliti sebarkan bervariasi, sesuai dengan latar belakang
pendidikan mereka sebelumnya, dan sesuai denngan faktor-faktor
yang mempengaruhi mereka dalam mempelajari bahasa Arab dan
menguasai keterampilan berbahasa.
Variasi tersebut meliputi beberapa kesulitan dalam ketrampilan
berbahasa Arab yang empat, yaitu keterampilan istima’, qiraah
kalam dan kitabah. Selain itu, juga ada yang mengakui kesuliitan
yang signifikan mereka rasa dalam penguasaan aspek-aspek bahasa
yang dianggap kompleks dan sangat penting seperti aspek Nahw,
Sharf, Balaghah, Terjeemah.
Adapun gambaran terkait dengan kesuliitan mahasiswa dalam
berbahasa Arab dapat digambarkan sebagai berikut dalam tabel:

64
Tabel 8. Kesulitan Mahasiswa dalam Berbahasa pada Semester III
No Aspek Jumlah mahasiswa Porsentase
1 Istima 24 29,63%
2 Qiraah 36 44,44%
3 Kalam 74 91,36%
4 Kitabah 34 41,98%
5 Terjemah 59 72,83%
6 Nahwu 63 77,78%
7 Sharaf 57 70,37%
Jumlah Mahasiswa 81 --
Dari tabel di atas dapat diperhatikan bahwa mahasiswa jurusan
PBA menganggap semua aspek atau maharah bahasa yang tujuh
tersebut sulit. Namun demikian yang menjadi kesulitan yang paling
banyak adalah kesulitan pada aspek bahasa kalam, sebesar 91,36%.
Ini berarti hampir seluruh mahasiswa pada semester III menganggap
sulit pada maharah ini.
Maharah kalam memang merupakan maharah yang sangat
penting sebagai salah satu maharah berbahasa yang dikehendaki
dalam kemampuan berbahasa Arab, yaitu mampu berbicara atau
berkomunikasi dengan bahasa Arab dengan lancar dan tepat
mengungkapkan ide atau pesan yang mau disampaikan. Mengingat
ini pada perkuliahan jurusan PBA, maka kemampuan kalam yang
dikehendaki bukan kemampuan yang sangat sederhana. Namun
demikian kemampuan kalam yang dikehendaki sesuai dengan tujuan
jurusan Pendidikan Bahasa Arab, di mana mahasiswa harus mampu
berkomunikasi dalam bahasa Arab untuk menyampaikan pesan dan
gagasannya terkait dengan bahasa keseharian, bahasa ilmiah dan
hal-hal yang terkat dengan bidang keilmuannya. Bahasa yanng
digunakan untuk kepentngan diskusi, menyampaikan informasi
dan berbicara dalam suasana formal lainnya, dan informal.

65
Secara lebih mendalam, peneliti menggali informasi lebih jauh
kepada mahasiswa berdasarkan latar belakang pendidikan, yang
mengalami kesulitan paling banyak dalam maharah kalam adalah
mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan pesantren salafiah.
Menurut pengakuan mereka ternyata mereka di pesantren tidak
ditekankan untuk mengaplikasikan takallum al-Arabiyah, sehingga
mereka agak kaku dalam memperaktikkan berbahasa Arab (takallum
al-Arabiyah).
Kesulitan lainnya yang agak menonjol, selain keterampilan
kalam adalah aspek berbahasa Nahwu, Terjemah, Sharf, Balaghah,
dan seterusnya. Secara lebih intens peneliti menggali data lebih
dalam terhadap mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan
umum, SMA dan SMK, sebagaimana yang mereka akui kesulitan
berbahasa yang mereka rasakan adalah pada semua keterampilan
dan aspek berbahasa tersebut. Namun demikian, di antara mereka
ada yang mulai beradaptasi untuk mengatasi kesulitan mereka
dalam menguasai bahasa Arab dengan cara belajar lebih ekstra,
dan mengikuti beberapa program pelatihan bahasa, baik di kampus
maupun di luar kampus.
Ada 3 orang mahasiswa yang dapat diidentifikasi pada semester
ini yang kemudian memutuskan untuk berpindah jurusan, karena
mereka merasakan tingkat kesulitan yang tinggi dalam menguasai
keterampilan berbahasa yang empat tersebut dan aspek-aspek bahasa
yang sulit. Apabila dipaksakan mereka melanjutkan studi di jurusan
PBA ini, maka dikhawatirkan mereka tidak mampu meningkatkan
pencapai terhadap kemampuan berbahasa, baik secara keilmuan
maupun dari segi nilai pencapaian kemamapuan (IPK) yang
diperoleh pada setiap semester.
Dengan alasan tersebut jurusan tampaknya mengabulkan
permohonan mahasiswa untuk pindah jurusan. Dan pada umumnya,
jurusan yang menjadi pilihan mereka pindah adalah jurusan PAI,
PGMI dan KI-MPI. Yang paling menyulitkan menurut pengakuan

66
mahasiswa yang pindah jurusan adalah karena bidang keahlian pada
keterampilan dan aspek-aspek berbahasa yang sulit.
Mahasiswa yang pindah jurusan tersebut, 2 orang berlatar
belakang dari SMA, dan 1 orang berlatar belakang pendidikan
Madrasah Aliyah. Tidak pernah ditemukan mereka yang berasal
dari pesantren mau pindah jurusan, khususnya yang berasal dari
pesantren salafiah. Menurut pengakuan mereka, jurusan Bahasa Arab
adalah satu-satunya yang menjadi tujuan mereka kuliah. Meskipun
tampaknya ada juga yang bukan terlahir berdasarkan minat intrestik,
namun kemudian karena hanya satu-satunya alternatif pilihan maka
menjadi satu-satunya tujuan mereka kuliah di jurusan ini. Hal ini
mengingat, mahasiswa yang berasal dari latar belakang pesantren
salafiah mereka mengandalkan ijazah paket C, sehingga tidak
mungkin untuk mengambil jurusan lainnya, karena pada umunya
mereka tidak memiliki latarbelakang pendidikan umum, bahkan
akan menjadi lebih banyak kesulitan yang akan mereka hadapi jika
mengambil selain jurusan PBA.
Mahasiswa yang agak dinamis dalam menghadapi baik
perkuliahan maupun dalam menguasai kemampuan berbahasa Arab
adalah mahasiswa dari pesantren moder, atau semi modern, dan
kadang-kadang yang belatar belakang dari MA (ketika jurusan PBA
menjadi tujuan utama). Dalam hal ini mereka berada di tengah-
tengah, tidak terlalu sulit dan mudah beradaptasi dengan kesulitan
yang menurut mereka relatif dapat diatasi, dari pada mahasiswa
yang berlatar belakang pendidikan lainnya.

Tabel 9. Kesulitan Mahasiswa dalam Berbahasa pada Semester V


No Aspek Jumlah mahasiswa Porsentase
1 Istima 14 21,21%
2 Qiraah 26 39,39%
3 Kalam 44 66,67%
4 Kitabah 14 21,21%

67
5 Terjemah 39 59,09%
6 Nahwu 33 50%
7 Sharaf 37 56,06
Jumlah Mahasiswa 66
Dari tabel dapat diperhatikan, bahwa kesulitan mahasiswa
dalam berbahasa Arab, terkendala sangat besar pada aspek kalam itu
sendiri. Jadi keterampilan kalam merupakan pembelajaran sekaligus
kemampuan berbahasa Arab yang menjadi kesulitan mahasiswa
jurusan PBA di UIN Antasati. Kalam mengarahkan mahasiswa untuk
menerapkan kemampuan bahasa secara lisan untuk mengungkapkan
gagasannya dengan menggunakan bahasa Arab yang baik, yaitu
sesuai dengan kaidah bahasa Arab fusha yang benar. Penguasaan
kalam juga menuntut penguasaan terhadap aspek bahasa lainnya
seperti Nahw dan Sharf. Kalau tidak, maka kemampuan kalam
masih belum bagus. Oleh karena itu, kadang-kadang mengapa
kemampuan kalam menjadi kesulitan tersendiri bagi mahasiswa
dalam menerapkannya. Ini mengingat karena kemampuan kalam
bagi mahasiswa digunakan untuk mengungkapkan ide-ide atau
pikirannnya terkait dengan kegiatan ilmiah sehari-hari mereka dalam
forum perkuliahan, seminar, diskusi, pelatihan dan forum-forum
lainnya yang menuntut kalam yang tersusun dalam bentuk kalimat
yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab yang benar.
Pada semester V pun diakui oleh mahasiswa, bahwa kemampuan
berbahasa yang paling sulit juga kemampuan kalam, kemudian
menyusul kesulitan lainnya adalah Nahw, terjemah, Sharf, dan
seterusnya. Hal ini karena urutan kemampuan berbahasa tersebut
memang merupakan keterampilan yang sangat penting dalam
penguasaan bahasa Arab secara komprehensif.
Pengakuan yang paling banyak adalah oleh mahasiswa yang
berasal dari pesantren salafiah. kemudian dari sekolah umum,
kemudian dari Madrasah Aliyah. Sedangkan dari pesantren modern,

68
mereka lebih banyak mengakui memiliki kesulitan pada penguasaan
Nahw dan Sharf, dan qiraah ketimbang kemampun kalam dan
dan terjemah. Ini karena pembelajaran bahasa Arab merupakan
pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran sebelumnya. Ketika
mahasiswa jurusan PBA sudah mengenal bahasa Arab lebih baik, maka
akan mempengaruhi pembelajaran sebelumnya. Hal ini sebagaimana
dikemukanan dalam teori sebelumnya dalam pembahasan teori,
bahwa keberhasilan mahasiswa dalam penguasaan pembelajaran
bahasa Arab dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan mahasiswa
sebelumnya.35 Selain itu, bahasa Arab merupakan mata pembelajaran
yang memiliki detil yang sangat banyak dan kompleks, satu dan
lainnya sangat berkaitan. Dengan demikian, dalam mempelajarinya
tidak dapat dipelajari satu persatu secara persial. Kemudian satu dan
tahapan berikutnya daling berhubungan.
Mengingat aspek-aspek bahasa yang saling berkaitan satu sama
lain, maka pembelajaran dan penguasaan bahasa Arab selalu menjadi
pembelajaran yang ada prasayarat dalam proses pembelajarannya.
Ini misalnya pembelajaran Nahw 1 dan Nahw 2, terjemah 1 dan
terjemah 2, kalam 1 dan kalam 2. Materi tersebut tidak dapat
dipelajari secara melompat qiraah 2 tanpa qiraah 1. Kemudian
pada qiraah 2 pembelajaran masih bergantung pada penguasaan
qiraah 2. Atau paling tidak harus dipelajari secara bersamaan secara
keseluruhan dengan pendekatan all in one system (‫)طريقة وحدة‬.
Menurut beberapa mahasiswa terutama yang berlatar belakang
dari sekolah umum, berbicara menggunanakan bahasa sehari-hari,
atau untuk mengungkapkan tentang kegiatan harian tidak menjadi
masalah. Ini terutama bagi mahasiswa yang sudah berada pada
semester VII, yang harapannya mereka mampu takallum dengan
bahasa Arab dalam menyampaikan gagasan-gagasan yang terkait

35 Sebagaimana dikemukakan oleh Muhbib berdasarkan penelitiannya, pada


bab teori. Lihat Muhbib Abdul Wahab, Pemikiran ..., hal. 1

69
dengan informasi ilmiah, seperti diskusi, seminar, atau dalam forum-
forum formal tertentu yang menggunakan bahasa Arab.
Apabila berbicara dengan teman sehari-hari, maka takallum
tidak menjadi masalah. Ini karena tidak dituntut untuk harus takallum
dengan kawaidnya yang benar, atau tidak harus memilih kosa kata
yang tepat, atau sususunan kalimat yanng baik. Karena langsung
dan dapat diperbaiki oleh lawan bicara apabila tersalah. Akan tetapi
apabila berbicara pada forum tertentu mereka sudah tidak merasa
pede untuk berbicara bahasa Arab.
Selain pada ketrampilan kalam, aspek nahwu atau qawaid
menurut sebagian mahasiswa yang mempengaruhi kemampuan
berbahasa Arab, terutama dalam kemampuan takallum. Apabila
mereka takallum, mereka berusaha untuk tidak menghiraukan
susunan struktur bahasa Arab. Karena mereka nenganggap kesulitan
ketika takallum dengan struktur yang benar.
Tabel 10. Kesulitan Mahasiswa dalam Berbahasa pada Semester VII
No Aspek Jumlah mahasiswa Porsentase
1 Istima 14 31,11%
2 Qiraah 16 35, 56%
3 Kalam 44 97,78%
4 Kitabah 14 31,11%
5 Terjemah 29 64,44%
6 Nahwu 33 73,33%
7 Sharaf 27 60%
Jumlah Mahasiswa 45

Berdasarkan tabel di atas, dari populasi mahasiswa jurusan


PBA semester VII berjumlah 54 orang, namun yang peneliti dapat
peroleh responnya berjumlah 45 orang mahasiswa. Dari sejumlah
mahasiswa tersebut, peneliti ajukan untuk menentukan kesulitan
apa saja bagi mereka dalam penguasaan bahasa Arab.

70
Peneliti menemukan pada mahasiswa semester VII pun, bahwa
kesulitan yang menurut mahasiswa paling signifikan adalah pada
keterampilan/maharah kalam, Nahwu, Terjemah dan Sharaf.
Maharah tersebut saling berkaitan. Dalam menyusun kalimat yang
baik dalam kalam, juga harus didukung oleh penguasaan Nahwu atau
kawaid, untuk menyusun kalimat dalam bahasa Arab dengan baik
dan benar. Begitu juga pentingnya dengan Sharf, merupakan metode
untuk menguasai mufradat atau kosa kata. Tanpa mufrada yang
banyak kemampuuan takallum tidak akan lancar. Oleh karena itu,
diperlukan solusi dari jurusan PBA untuk menyusun dan mengadakan
program yang dapat membantu mengatasi persoalan-persoalan yang
dihadapi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan beragam.
Mahasiswa pada semester VII yang mengakui kesulitan berbahasa
pada keterampilan kalam lebih banyak dari mahasiswa sebelumnya.
Ini mengingat tuntutan terhadap keterampilan kalam lebih besar,
karena keikutsertaan mereka dalam forum yang mengharuskan
takallum sudah lebih sering daripada pada semester sebelumnya. Di
sisi lain, mereka sudah diharuskan untuk mengaplikasikan seluruh
keterampilan berbahasa lebih tinggi. Mereka juga sudah menghadapi
keharusan mengaplikasikan bahasa, seperti pada Praktik Lapangan
(PPL), Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan akan dihadapkan dengan
keharusan menggunakan kalam al-arabiyah dalam munaqasyah
skripsi. Oleh karena itu, maka pada umumnya mahasiswa merasakan
lebih besar kesulitannnya dalam takallum al-Arabiyah.
Keterampilan kalam kadang kala menjadi tujuan utama dalam
mempelajari atau mengajarkan bahasa Arab, namun demikian, ada
juga yang memprioritaskan keterampilan lainnya seperti qiraah,
sebaga tujuan pembelajaran bahasa Arab yang utama.
Terkait dengan tujuan dalam mempelajari bahasa Arab, orang
atau lembaga berbeda-beda. Gontor misalnya menjadi contoh
lembaga sebagai salah satu acuan dengan pembelajaran bahasa

71
Arab di tanah air.36 Gontor sebagaimana diketahui, merupakan
lembaga yang berhasil dengan model pembelajaranya mencetak
para pengguna bahasa Arab secara aplikatif. Di sini pembelajaran
bahasa Arab dipelajari dengan tujuan utama untuk menjadi alat
komunikasi. Oleh karena itu, lembaga ini berhasil dengan tujuannya.
Pesantren ini menjadi pavorit bagi input-input yang ingin untuk
mengasah keterampilan berbahasa Arab.
Gontor juga menjadi acuan pesantren-pesantren lainnya
dalam rangka pengembangan dalam mencetak santri yang mampu
berbahasa Arab. Di Kalimantan Selatan, misalnya pesantren Darul
Hijrah di Banjarbaru sebagai salah satu pesantren yang mengacu
kepada model pembelajaran di Gontor,37 di mana bahasa Arab dan
bahasa Asing lainnya dipelajari sebagai alat komunikasi. Oleh
karena itu, santri diorientasikan untuk mengaplikasikan bahasa Arab,
meskipun dalam penerapannya tidak mengindahkan kemampuan
aspek-aspek lainnya seperti Nahw, Sharf, dan lainnya. Dengan
demikian, santri yang berasal dari pesantren Darul Hijrah Banjarbaru
pada umumnya terampil mengkomunikasikan bahasa Asing seperti
bahasa Arab dan bahasa Inggris, meskipun mereka cenderung lemah
pada keterampilan lainnya, dan pada aspek kebahasaan lainnya.
Hal tersebut berbeda dengan pembelajaran bahasa Arab di
pesantren semi modern seperti di pesantren Al-Falah, Rakha, atau
pesantren-pesanttren tradisional lainnya di Kalimantan Selatan, di
mana pembelajaran bahasa Arab diorientasikan pada penguasaan
keterampilan qiraah, serta aspek Nahw dan Sharf, Balaghah. Oleh
karena itu, lulusan pesantren ini umumnya pada umumnya kurang
mampu dalam berkomunikasi (takallum al-Arabiyah). Namun pada
umumnya mereka menguasai Nahwa dan Sharf, sehingga mereka

36 Wekke, I. S., & Busri, M., Kepemimpinan Transformatif Pendidikan Islam:


Gontor, Kemodernan, dan Pembelajaran Bahasa, (Gontor: Deepublish,
2016).
37 Wawancara dengan pimpnan Darul Hijrah.

72
unggul dalam keterampilan lainnya seperti pada kemampuan qiraah
dan terjemah.
Yang menjadi persoalan lain, adalah misalnya pembelajaran
bahasa di pesantren-pesantren tradisional, dengan metode menghafal
namun tidak diajarkan dengan aplikatif, sehingga dalam jangka
waktu yang singkat santri kemudian lupa dengan hafalannya.
Pada pesantren-pesantren tradisional (salafiah) di Banjarmasin,
mereka mengorientasikan belajar Nahw dan Sharf sebagai ilmu
alat. Namun menurut keterangan beberapa mahasiswa pembelajaran
biasanya tidak diuraikan secara aplikatif, dengan contoh-contoh
kalimat yang fungsional. Pembelajaran aspek-aspek kebahasa
Araban dipelajari secara parsial.38 Dengan demikian, ketika diminta
untuk menyusun kalima bahasa Arab secara aplikatif, mereka tidak
mampu memberikan contoh atau menguraikan bahasa arab secara
fungsional. Pada umumnya alumni pesantren salafiah, sulit untuk
takallum al-Arabiyah, dan sulit juga mereka dalam mengaplikasikan
keterampilan kebahasaan lainnya, seperti istima’, qiraah, dan
kitabah.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Mahasiwa


dari Beberapa Latar Belakang Pendidikan, terhadap
Kemampuan Berbahasa Arab
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan
mahasiswa dalam berbahasa Arab. Faktior-faktor tersebut adalah
1) Faktor Kebahasaan ( Faktor Bahasa) dan 2) Faktor Non Bahasa

a. Faktor Kebahasaan
Faktor kebahasaan merupakan faktor utama yang menjadi
kesulitan mahasiswa dalam berbahasa Arab. Ini mengingat bahasa39
38 Wawancara dengan mahasiswa yang berasal dari pesantren Salafiah.
39 Said Fuad, Pengantar Sastra Arab, (Medan: Pustaka Babussalam1984),
hal. 96-106

73
Arab memiliki banyak aspek kebahasaan yang harus dipelajari dan
saling berkaitan satu sama lain. Aspek-aspek terserbut adalah ilm
an-Nahw, ilm as-Sharf, ilm al-Balaghah, Ilm alAshwat, Arudh,
Terjemah, ilm Arudh, ilm al-Qawafy, dan lain-lain yang satu sama
lain juga saling berkaitan.
Di sisi lain, dalam pendekatan pembelajaran bahasa Arab dengan
all in one system, bahasa Arab dibagi ke dalam 4 keterampilan
berbahasa yang selalu terintegrasi satu sama lain. apabila dipelajari
secara partsial, maka kemungkinan tidak akan menjadi aplikatif
dalam rangka mencapai tujuannya sebagai bahasa komunikasi yang
sangat Indah.
Di pesantren-pesantren salafiah (tradisional), bahasa Arab
dipelajari secara parsial, yaitu dengan mempelajari masing-masing
aspeknya secara detil. Ini misalnya ilm Nahw, dipelajari secara ditel
dengan menggunakan beberapa kitabnya yang dikenal seperti kitab
al-Jurumiyah, kitab Qatrin Nadam kitab Ibn al-Aqil, kitab Aliah,
dan lain-lain. kemudian ilm Sharf dipelajari secara parsial dengan
detil dengan menggunakan beberapa kitabnya yang terkenal seperti
kitabut Thasrif, dan lain-lain. kemudian Balaghah dengan kitab
Qawaidul Balaghiah, dan lain-lain.
Di pesantren-pesantren modern dan di Madrasah, sekolah umum,
bahasa Arab dipelajari dengan pendekatan all in one system (‫طريقة‬
‫)وحدة‬, di mana bahasa Arab dipellajari dengan cara aplikatif dengan
menggabungkan sekaligus beeberapa aspek kebahasaan tersebut.
Dengan demikian, pembelajaran bahasa Arab dikuasai dengan
terintegrasi, dengan tidak memisahkan masing-masing keilmuannya.
Pembelajaran juga di sajikan secara aplikatif dan fungsional. Pada
umumnya di lembaga-lembaga ini dikenalkan dengan 4 keterampilan
berbahasa yang terdiri dari: istima’, qiraah, kalam, dan kitabah.
Hanya saja yang membedakannya nanti prioritasnya, apakah tujuan
pembelajaran bahasa Arab ditekankan untuk keterampilan kalam,
atau untuk keterampilan reseptif seperti qiraatul kutub.

74
Di pesantren moden, bahasa Arab selain dipelajari dengan 4
keterampilan tersebut, juga bahasa Arab di aplikasikan setiap hari
hari oleh santri. Dengan demikian, keterampilan kalam al-Arabiyah
santri menjadi lebih baik dan dominan dari pada keterampilan lain.
meskipun kadangkala dalam aplikasi kalam tersebut, mereka pada
awal-awalnya mengabaikan struktur (qawaid) bahasa Arab. Di
lembaga-lembaga lainnya, bahasa Arab hanya dipelajari sebagai
ilmu alat untuk mengkaji kita kuning, sebagai pengetahuan
kebahasaan sebagaimana keilmuan lainnya. Oleh karena itu, para
alumninya umunya agak terganggu dalam keterampilan kalam. Ini
sering menjadi sorotan, begitu lamanya orang belajar bahasa Arab,
namun demikian tidak mampu mengkomunikasikannya dengan
baik. Hal ini dikarenakan pembelajaran bahasa Arab dipelajari
sebagai ilmu kebahasaan bukan sebagai alat komunikasi yang
langsung diaplikasikan. Namun demikian, hal ini juga perlu dilihat
dari berbagai sisi dan tujuan yang menjadi orientasi pembelaaran
bahasa Arab tersebut.
Tingkat kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab, apabila
pembelajarannya dipelajaran sebagai alat kebahasaan. Ini karena
bahasa Arab diakui sangat detil dan memiliki kelebihan tersendiri
dari bahasa-bahasa di dunia,40 dan sekaligus menjadi kompelsitas
dalam mempelajarinya. Maka ketika santri atau siswa tidak disertai
minat dan anktivitas yang sungguh-sungguh dalam mempelajarinya,
pada umumnya mereka menganggap sangat kesulitan dalam
mempelajari bahasa Arab tersebut, karena detil sekali.
Di antara jawaban mahasiswa sebelumnya, tingkat kesulitan yang
paling tinggi menjadi kendala dalam upaya mahasiswa menguasai
kemampuan berbahasa adalah pada keterampilan kalam. Ini karena
pada keterampilan ini untuk jurusan PBA tidak lagi berbahasa yang
40 Bahasa Aab memiliki kelebihan tersendiri dari bahasa-bahasa lainnya (‫مميزات‬
‫)خاصة‬, lihat. Moh. Matsna, Karakteristik dan Problematika Bahasa Arab,
dalam Jurnal Arabia Vol. I Nomor 1/April-September 1998. (Depok: Prodi
Arab Fakultas Sastra UI, 1998). hlm. 3-11

75
asal-asalan tidak sesuai dengan kawaid. Pada tingkat mahasiswa
jurusan PBA, keterampilan kalam adalah untuk menembangkan
dialog bahasa Arab dengan materi-materi ilmiah, dalama forum-
forum ilmiah, dalam diskusi, seminar, prakik mengajar, atau dalam
mempertahankan skripsi ketikan ujian munaqasyah. Dengan
demikian, kesulitan kalam diakui mahasiswa merupakan yang paling
besar pengaruhnya dalam kesulitan berbahasa.
Selain itu, keterampilan kalam adalah keterampilan yang
langsung ditunjukkan secara spontan dengan lawan bicara, maka
memerlukan semua kemampuan secara spontan dapat terlihat.
Dalam kemampuan ini, mahasiswa dipengaruhi oleh kemampuan
penguasaan kosa kata yang banyak, cara menyusun kalimat
sesuai dengan struktur atau kawaid bahasa Arab, di sisi lain, dapat
menggambarkan pemikiran yang bagus, sehingga dipahami dan
dapat diresppon oleh lawan komunikasinya.
Pada keterampilan lainnya, tidak ditunjukkan secara langsung
atau kurang anktif. Misanlnya keterampillan qiraah, dalam membaca
mahasiswa dapat sambil melihat kamus untuk menenmukan mufradat
yang tepat, serta memiliki waktu untuk dapat berpikir dengan baik,
sehingga dapat menyusun kalimat lebih sempurna sesuai dengan
kawaid yang benar. Hal ini karena keterampilan qiraah tidak spontan
seperti halnya keterampilan kalam. Oleh karena itu, keterampilan
kalam diakui yang paling memberikan kesulitan kepada mahasiswa
dalam kemampuan berbahasa yang sesungguhnya.
Di sisi lain, keterampilan kalam merupakan keterampilan yang
dilaksanakan dengan pembiasaan yang bertahap dan sungguh-
sungguh. Pada umumnya, meskipun mahasiswa aluamni pesantren,
bagi yang yang berasal dari pesantren salafiyah, mereka juga tidak
terbiasa untuk menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi
sehari-hari.

76
Mahasiswa yang pada umunnya tidak memiliki kesulitan adalah
mahasiswa yang berasal dari pesantren modern, atau di antaranya
ada yang dari semi modern, karena ketika di pesantren mereka sudah
terbiasa menggunakan bahasa Arab sehari-hari. Dengan demikian,
pada jurusan PBA mereka tinggal mengembangkan keterampilan
yang sudah pernah dipraktikkan. Di kampus, mahasiswa tinggal
mengembangkan kemampuan untuk menyusun kalimat-kalimat
yang sesuai dengan dengan tema-tema ilmiah yang diperlukan
dalam berbahasa Arab pada forum-forum tertentu yang dikehendaki.
Hanya saja mahasswa yang berasal dari pesantren modern, sedikit
dibandingkan dengan alumni laiinnya.
Kesulitan-kesulitan mahasiswa secara kebahasaan sesuai
dengan urutan kesulitannya, ada pada aspek atau ilmu an-Nahw,
Sharaf, Balaghah, aspek terjemah. Ini mengingat, faktor kebahasan
ini sangat penting dan berpengaruh sekali dalam setiap keterampilan
dan aspek-aspek berbahasa lainnya. Dan dalam mempelajarinya
diakui mahasiswa cukup sulit, dan memerlukan kesungguhan.
Terutama oleh mahasiswa yang kurang dalam basic kbahasaannya,
yang berasal dari Madrasah Aliyah, dari SMA atau bahkan dari
SMK. Namun demikian, diakui ada beberapa mahasiswa yang
berasal dari SMA, mereka menekuni bahasa Arab yang sulit dengan
belajar ekstra atau belajar tambahan secara khusus di luar kampus,
dengan mengikuti pelatihan yang diadakan oleh jurusan PBA,
dengan bimbingan privat dengan teman-teman yang memiliki basic
bahasa yang bagus atau dengan kaka-kaka angkatan terdahulunya.
Kesulitas-kesulitan aspek dan keterampilan berbahasa tersebut,
menurut pengakuan mahasiswa yang membuatnya akhirnya
memutuskan untuk tidak meneruskan kuliah di jurusan PBA. Karena
kalau tetap menerukan, khawatir akan memperoleh IPK yang sangat
rendah dan berpengaruh pada prestasinya dan masa depannya untuk
mencari pekerjaan. Dengan demikian, terdapat beberapa mahasiswa
yang memohon diterima kepindahannya ke jurusan lainnya seperti

77
ke jurusan PAI pada umumnya, atau jurusan PGMI, PAUD, atau
jurusan tertentu yang dianggap lebih mudah.
Faktor kebahasa Araban memang memberikan kesulitan
tersendiri yang banyak kepada mahasiswa, selain kesulitan lainnya.
Ini misalnya dikaui oleh mahasiswa jurusan PBA, mengingat mereka
sudah mulai persiapan untuk skripsi, dan di antaranya ada yang
mempersiapkan untuk ujian. Selain keterampilan berbahasa Arab,
baik qiraah, kitabah, dan kalam, mahasiswa juga memiliki kesulitan
lainnya dalam metodologi penelitian. Jadi dalam penyusunan skripsi,
mahasiswa jurusan PBA dihadapkan pada beberapa kesulitan yang
lebih banyak dari pada mahasiswa jurusan lainnya, seperti dari
jurusan PAI, hanya memikirkan metodologi penulisan skripsi,
bahasanya tidak ada kesulitan, karena dalam bahasa Indonesia.
Kesulitan-kesulitan berbahasa tersebut, mulai sangat terasa
menurut mahasiswa ketika memasuki semester IV, karena pada
semester tersebutu pembelajaran sudah mulai dikonsentrasikan
kepada keterampilan dan aspek-aspek kebahasaan. Dengan demikian,
pada umumnya mahasiswa yang merasakan kesulitan pembelajaran
dan penguasaan berbahasa Arab, mencari solusi dengan pindah ke
jurusan yang relatif lebih mudah dari pada jurusan lainnya.
Berdasarkan kesulitan-kesulitan tersebut beberapa dosen bahasa
Arab menghendaki pimpinan UIN, Fakultas dan jurusan PBA secara
khusus, harus mengupayakan trobosan-trobosan untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran bahasa Arab yang disadari
oleh dosen dan mahasiswa dan para input yang sedang memilih dan
akan memilah-milah jurusan yang akan mereka tentukan sebagai
lembaga dan tujuan mereka kuliah. Kalau tidak, maka ketahanan
jurusan PBA akan semakin terancam, karena menurut beberapa
dosen, sekarang ini masih sedikit mahasiswa yang menyadari
bertujuan kuliah untuk hanya mencari ilmu pengetahuan mendalam
tentang bahasa Arab. Umumnya generasi yang melanjutkan studi ke
Perguruan Tinggi umumnya memiliki harapan praktis untuk tujuan

78
kemudahan dalam pendidikan dan pekerjaan serta prestasi dan karir
yang bagus.41

b. Faktor Non Kebahasaan


Selain faktor kebahahasaan yang detil dan kompleks, hal yang
dapat mendorong kemampuan berbahasa mahasiswa jurusan PBA
adalah faktor non kebahasaan. Faktor tersebut juga sekaligus dapat
menjadi kendala yang menghambat mahasiswa jurusan PBA dalam
menguasai kemampuan berbahasanya.
Faktor-faktor tersebut sebagaimana dijelaskan dalam teori
terdiri dari: 1) faktor minat, 2) faktor lingkungan, 3) faktor dosan
dan metodologi pembelajara bahasa Arab, 4) faktor psikologi, faktor
ekonomi, dan faktor-faktor lainnya yang juga dapat mempengaruhi
mendorong mahasiswa untuk menguasai kemampuan berbahasa
Arab, atau sebaliknya dapat juga menjadi kendala yang menghambat
kemampuan mereka dalam berbahasa.
1. Minat
Minat adalah keinginan, dalam bahasa Arab disebut dengan
beberapa istilah harfiah, atau bahkan dapat dibedakan sekaligus,
yaitu tujuan (‫)غرض أو حرص‬, keinginan (‫)إرادة‬, ambisi (‫ (محاسة‬.
Tujuan atau keinginan mahasiswa untuk belajar di jurusan PBA,
sangat menentukan keberhasilan mereka dalam menguuasai
kemampuan berbahasa Arab yang dianggap sulit dan kompleks.
Apakah keinginan sekedar hanya ingin, sehingga keinginan ini
dapat saja berupa keinginan eksternal atau dipengeruhi oleh
orang lain seperti orang tua atau teman-temannya.
Namunn demikian, apakah keinginan tersebut sangat kuat atau
secara intrisik mereka bertujuan dari dalam diri sendiri untuk
mengikuti perkuliahan di jurusan PBA, dan ingin menguasai
kemampuan berbahasa, apalagi sampai kepada keinginan yang

41 Hasil wawancara dengan beberapa dosen di jurusan PBA.

79
sangat kuat (ambisi/‫)حماسة‬, maka tujuannya dalam mengatasi
kesulitan dalam menguasai bahasa Arab yang sulit pasti akan
berhasi.
Tidak terlepas dari latar belakang pendidikan yang berbeda-
beda, mahasiswa yang memiliki keinginan yang sangat kuat
pada umunya yang banyak menunjukkan keberhasilan. Di antara
mereka, peneliti mewawancarai secara mendalam mahasiswa
yang berasal dari SMA yang berhasil menguasai kemampuan
berbahasa Arab dengan sangat baik, karena dia memang belajar
dengan sangat teratur. Dia mengauki pada awalnya memang
sangat tertinggal dari teman-teman yang berlatar belakang
pesantren, namun kemudian dia berupaya untuk kursus dengan
temanya (kaka kelas yang memiliki kemampuan berbahasa
Arab), dia juga mengikuti semua kegiatan yang dilaksanakan
di kampus, baik yang dilaksanakan oleh jurusan ataupun yang
dilaksanakan oleh HMJ, maka dia berhasil melampai teman-
teman yang berlatarbelakang pesantren. Sekarang mahasiswa
ini sedang mempersiapkan untuk ujian munaqasyah.42
Sebaliknya bagi mahasiswa yang kurang memiliki
minat di jurusan PBA, akan menghadapi kesulitan-kesulitan
tersendiri dalam menguasai kemampuann berbahasa Arab.
Nilai IPK mereka pun terlihat tidak tinggi sesuai dengan
tingkat kemampuan mereka dalam menghadapi kesulitannya
menguasai bahasa Arab. Meskipun sesungguhnya dinyatakan
oleh beberapa dosen, apabila dibandingkan dengan masa-masa
sebelim ini (dulu), penilaian sekarang itu sanngat sudah murah.
Nilai mahasiswa kadangkala hanya berkisar dari B-A+, hanya
sedikit dosen yang memberikan nilai C, dan hampir tidak ada
yang tidak lulus mata kuliah. Namun demikian, ini tidaklah
menggambarkan pencapaian yang tinggi mahasiswa jurusan
PBA sekarang ini.

42 Wawancara dengan mahasiswa.

80
Menurut beberapa dosen, banyak mahasiswa jurusan
PBA yang sekarang sangat instan, mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan dengan cara mendowlud internet, dan
bahkan ada yang sama sekali tidak memiliki kreativitas untuk
memodifikasinya, bahkan ada yang sama sekali tidak membaca
tugas downludnnya persis sama dari internet. Ini sangat terlihat,
di antara mahasiswa memang ada yang memiliki tujuan belajar
yang kuat, dan sebaliknya minatnya kurang dan melahirkan
aktivitas dan minus kreativitas pula. Hal tersebut kemudian,
mempengaruhi mahasiswa-mahasiswa jurusan PBA memiliki
kesulitan-kesulitan berbahasa Arab yang memerlukan upaya
dan kesungguhan yang optimal untuk berhasil.
Serara kuantitatif, peneliti inngin menguatkan deskripsi
tentang minat mahasiswa jurusan PBA ketika menentukan tujuan
kuliah di jurusan PBA, dan menggaliinya dengan menggunakan
angket. Dari respon mahasiswa yang mengisi angket, dapat
digambarkan hasilnya sebagai berikut:
Tabel 11. Minat Mahasiswa Masuk UIN ANTASARI
Tidak
Pilihan
Jml Por- Minat Dukungan Lulus dari Ikut
No kedua di
mhs sentasi sendiri orang tua Perguruan Teman
UIN
tinggi lain
1 Semester VII
45 22/48,89% 8 6 4 5
2 Semester V
66 34/51,52% 14 7 3 8
3 Semester III
81 43/53,09% 23 4 4 7

Dari jawaban mahasiswa terkait dengan pertanyaan minat untuk


kuliah pada jurusan Pendidikan Bahasa Arab, pada umumnya
mereka memiliki tujuan sendiri untuk kuliah, selain juga
keinginan orang tua agar mereka kuliah di jurusan Pendidikan

81
Bahasa Arab. Walau demikian, ada sebagian kecil mahasiswa
yang masuk kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa Arab karena
pilihan kedua pada saat memilih tujuan perkuliahan, bahkan di
antaranya ada yang menjawab masuk kuliah karean tidak lulus
di perguruan tinggi lainnya. Oleh karena itu, memang benar,
bahwa sebagaian kecil persoalan lebih dialami oleh mahasiswa
yang mulai awal bukan termasuk jurusan yang mereka inginkan.
Dengan demikian, persoalan pembelajaran bahasa Arab dapat
juga dikarenakan kurang minat terhadap bahasa Arab, meskipun
itu tidak lebih banyak dari minat sendiri.
Sesuai dengan tabel deskripsi mahasiswa yang benar-benar
memilih jurusan PBA pada semester VII hanya sebesar 48,89,
yaitu kurang dari 50 %. Yang lainnya mahasiswa memilih jurusan
PBA karena faktor-faktor lain, seperti diarahkan oleh orang
tua, bukan pilihan pertama (di antaranya ada mahasiswa yang
memilih bahasa Inggris sebagai pilihan pertama, namun karena
tidak lulus di jurusan Bahasa Inggris sehingga mau tidak mau
akhirnya terpaksa mengambil jurusan PBA). Ini sebagai mana
diakui oleh salah seorang mahasiswa yang penelit wawancarai.43
Selain itu, di antara mahasiswa juga tidak memiliki
minat sendiri untuk mengambil jurusan PBA. Ini misalnya
karena pengaruh ikut-ikutan dengan teman. Karena temannya
mengambil jurusan PBA maka ikutlah merek pada jurusan
temannya. Ini bukanlah landasan yang kuat bagi mahasiswa
mengambil jurusan PBA yang pada umumnya dianggap
kompleks oleh mahasiswa. Keadaan ini tidak menguatkan
mahasiswa dalam menghadapi persoalan-persoalan di jurusan
PBA dan dalam menguasai kemampuan berbahasa yang banyak
dan dianggap kompliks tersbut. Oleh karen itu, di pertengahan
masa perkuliahan baru mereka tersadarkan memiliki kesulitan-

43 Hasil wawancara dengan mahasiswa.

82
kesulitan sendiri dalam menghadapi perkuliahan dan penguasaan
bahasa Arab.
Yang diharapkan dari mahasiswa dalam menentukan
jurusan diperlukan motivasi instrinsik yang kuat. Keadaan ini
diharapkan agar mahasiswa memiliki kesungguhan upaya dalam
mempelajari bahasa Arab dan menguasai kemampuan berbahasa
Arab yang sangat penting. Meskipun sesungguhnya dalam
pernyataan mahasiswa pada umunya mengambil jurusan PBA
karena pilihan sendiri, ini lebih banyak diakui oleh mahasiswa
yang berlatar belakang pendidikan pesantren modern. Menurut
mereka satu-satunya yang mereka pilih adalah jurusan PBA, ini
dikarenakan mereka tidak memiliki basic ilmu umum, karena
mereka hanya mengikuti pembelajaran kurikulum pesantren
dan mengikuti ujian persamaan paket B dan paket C. Hanya
sebagian kecil mahasiswa yang berlatar belakang pesantren
modern yang mengambil jurusan PBA dengan pilihan sendiri.
Hal tersebut sebenarnya diakui oleh beberapa dosen yang
melakukan wawancara pada seleksi masuk IAIN/UIN Antasari,
sesungguhnya jurusan PBA belum mencapai sasaran input yang
diinginkan. Beberapa input yang diwawancarai yang dianggap
memiliki basic bahasa Arab dan Al-Qur’an yang bagus, justru
tidak memilih jurusan PBA, di antaranya tujuan mereka ke
bahasa Inggris, ada yang mengambil PGMI, PAI, dan ada pula
yang justru memilih PMTK.44
Hal tersebut juga peneliti akui, ketika pada tahun masuk
2016 dan 2017 secara berturut-turut peneliti diminta untuk
mewawancaai input mahasiswa seleksi masuk IAIN, di antara
mereka ada yang basic bahasanya sangat bagus justru memilih
PAUD. Ketika peneliti ajak untuk mengubah jurusannya ke
jurusan PBA, malah dia memiliki minat yang sangat kuat pada
44 Menurut beberapa dosen, kulitas input yang paling baik itu justru berada
pada jurusan Tadris Bahasa Inggris, dan bahkan di Matematika.

83
jurusan PAUD, karena faktor pekerjaan yang menjadi tujuan
akhir yang diharapkan. Yang lainnya ada beberapa yang berasal
dari Darul Hijrah, malah memilih jurusan Tadris Bahasa Inggris.
Mereka lebih tertarik dengan jurusan Bahasa Inggris ketiimbang
jurusan Pendidikan Bahasa Arab.
Persoalan tersebut perlu menjadi perhatian bagi pimpinan
UIN Antasari khususnya jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, untuk mengupayakan
solusi agar jurusan PBA juga lebih jelas. Ini misalnya dengan
melakukan sosialisasi, kerja sama dengan lembaga-lembaga
pendidikan atau lembaga tertentu, agar mereka memiliki peluang
dan kesempatan bekerjad an mengabdikan keilmuannya dengan
baik.
Di antara pengakuan salah seorang mahasiswa yang
berupaya pindah dari jurusan PBA ke jurusan lainnya, juga
karena melihat peluang dan kesempatan kerja lebih baik pada
jurusan lainnya. Misalnya output dari PAI lebih jelas ketimbang
dari jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Selain itu, ini sebagaimana
yang dikemukakan beberapa dosen PBA, bahwa peluang kerja
memang salah satu minat yang mendorong mahasiswa untuk
mengambil jurusan tertentu. Dan hal itu merupakan persoalan
tersendiri bagi jurusan PBA, selain persoalan bahasa yang juga
dianggap kompleks.
2. Lingkungan
Lingkungan juga merupakan faktor yang mempenngaruhi
mahasiswa dalam menguasi kemampuan Bahasa Arab.
Lingkungan dapat menjadi dukungan dalam kemampuan dan
dan dapat pula menjadi kendala mahasiswa dalam menguasai
kemampuan berbahasa Arab.
Di antara mahasiswa yang kuliah di jurusan Pendidikan
Bahasa Arab pada umumnya tinggal di lingkungan sesamanya.

84
Ini sangat mendukung mereka dalam menguasi kemampuan
berbahasa Arab, terutama untuk pembiasaan takallum berbahasa
Arab. Dengan tinggal bersama sesamanya yang berbahasa Arab,
mereka dapat lebih leluasa menggunakan bahasa Arab setiap
harinya.
Di antara mahasiswa juga ada yang tinggal di pesantren
selama kuliah di UIN antasari, di antara tujuannya adalah
untuk mendukung perkuliahan di sampinng menguasai bidang
lainnya, seperti tahfizh al-Qur’an. Dengan demikian, faktor
lingkungan di mana mereka tinggal juga memberikan andil
untuk mendorong mahasiswa menguasai bidang yang sekarang
mereka geluti.
Selain itu, ada juga mahasiswa yang memang tinggal di
lingkungan yang sama sekali tidak mendukung mereka. Mereka
tinggal di rumah sendiri atau tinggal kost dengan mahasiswa
pada jurusan lainnnya. Sehingga secara lingkungan tidak ada
tidak menjadi pengaruh yang mendorong mereka secara positif
untuk penguasaan bahasa Arab lebih optimal.
3. Faktor Dosen
Dosen merupakan faktor non kebahasaan yang sangat
penting dalam penguasaan bahasa Arab dengan mudah. Dosen
merupakan salah satu orang membawa keberhasil mahasiswa
dalam mempelajari dan menguasai pembelajaran bahasa Arab.
dosen demikian adalah dosen profesional yang dikehendaki
mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam belajar dan
menguasai bahasa Arab. dosen profesional di bidang bahasa
Arab, adalah orang yang menyajikan pembelajaran kepada
mahasiswa, dapat dipahami mahasiswa melahirkan kemampuan
kepada mahasiswa dan menginspirasi mahasiswa untuk berhasil.
Dosen profesional demikian adalah dosen yang mampu
sesara metodologis menguraikan materi dan pembelajaran

85
bahasa Arab dengan sangat mudah, mampu mengurai kesulitan-
kesulitan mahasiswa jurusan PBA dalam menguasai bahasa
Arab. Ahmad Fuad Effendy menyatakan bahwa dosen bahasa
Arab yang profesional itu harus dapat meningkatkan teknik
pembelajaran yang baik yaitu yang sesuai dengan metode
pembelajaran bahasa Arab.45
Beberapa mahasiswa yang peneliti wawancarai, bahwa
kemampuan dosen yang mengajar di jurusan PBA memberikan
pendidikan di jurusan PBA cukup profesional, mereka
menjelaskan dengan baik, menggunakan metode pembelajaran
dengan baik, menggunakan media, namun demikian, di antara
mahasiswa terutama yang lemah basic kebahasaannya memang
bersumber dari diri mahasiswa dan tingkat kemampuan
mahasiswa dalam memahami dan menguasai pembelajaran
Bahasa Arab. Dalam kata lain, bahwa faktor dosen dan
metodologi tidak terlalu mempengaruhi kemampuan mahasiswa
dalam mengatasi kesulitan dalam berbahasa Arab. Karena
sesungguhnya yang melahirkan kesulitan berbahasa Arab
sesungguhnya juga adalah tingkat kemampuan awal mahasiswa
terhadap bahasa Arab tersebut.
Mahasiswa yang memiliki basic kebahasaan sebelumya yang
memadai, tidak memiliki kesulitan yang berarti dalam berbahasa
Arab, namun mereka yang latarbelakang kemampuannya yang
sangat kurang menghadapi kesulitan yang sangat berarti.
Hal ini mengingat pembelajaran di tingkat mahasiswa
sesungguhnya, lebih bertumpu pada kreativitas mahasiswa
sendiri, berbeda halnya dengan siswa, yang dapat dipengaruhi
secara signifikan oleh guru. Tidak tampak terlihat pengaruh
dosen yang sangat signifikan menonjol. Karena mereka yang
memberikan respon kesulitan yang tinggi dalam bahasa Arab
45 Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang:
Misykat, 2005), h. 102-137

86
tanpaknya mereka yang memang memiliki basic bahasa yang
kurang, tetapi mereka yang memiliki basic yang bagus, mengaui
tidak mengalami kesulitan dari dosen-dosen yang mengajar di
PBA.
Meskipun pengaruh dosen tidak begitu signifikan dalam
mempengaruhi mahasiswa dalam menghadapi kesulitan
berbahasa Arab, tentu saja faktor dosen tetap sangat penting,
bagaimana agar dosen di jurusan PBA haruslah profesional, dapat
menguasai dan menyampaikan pembelajaran dengan menarik,
dan dapat menyebarkan motivasi dan menggugah mahasiswa
agar terisnpirasi untuk kreatif dalam belajar, sehingga mampu
menguasi bahasa Arab dengan maksimal.
Di antara beberapa dosen memang memiliki variasi yang
berbeda dalam mengajar dan memberikan tugas pembelajaran,
namun demikian ini juga tergantung mahasiswa yang
menyerapkanya. Variasi tingkat kemampuan mahasiswa
dalam menguasai pembelajaran bahasa Arab menjadi sangat
penting. Beberapa dosen yang peneliti wawancarai, di
antaranya menyatakan adanya variasi yang sangat jauh antara
yang memiliki latar belakang pendidikan sebelum masuk ke
jurusan PBA. Mahasiswa yang memiliki basic kebahasaan yang
cukup mamadai, maka cenderung lebih mmudah menguasai
pembelajaran bahasa Arab. Padahal, di antara dosen ada
yang mengakui sudah menurunkan standar pembelajaran dari
kurikulum yang diharapkan.46
Di antara dosen ada yang menyarankan, bahwa mahasiswa
yang berlatar pendidikan yang tidak terkait sama sekali
dengan bahasa Arab sebaiknya diberikan matrikulasi untuk
bebeapa pembelajaran bahasa Arab basic, agar tidak memiliki
kesulitan yang berarti dalam menguasai bahasa Arab. Hal ini

46 Wawancara dengan beberapa dosen pada jurusan PBA.

87
juga memudahkan dosen untuk mengajar, karenan tingkat
kemampuan mahasiswa menjadi tidak terlalu tinggi variasinya.47
Di antaranya juga ada yang memberikan saran, agar jurusna
PBA mengupayakan sistem dan metode pembelajaran seperti
yang dilaksanakan di pendidikan tahfizh di Rakha Amuntai.48
Di mana mahasiswa yang baru harus ditraining oleh kaka
tingkat yang di atasnya terkait dengan basic bahasa Arab,
agar mahasiswa terutama yang sangat lemah atau bahkan
tidak memiliki bahasa Arab tidak menghadapi terlalu banyak
kesulitan dalam menguasai bahasa Arab.
4. Aktivitas di Luar Perkuliahan
Faktor lainya yang mendukung mahasiswa dalam
kemampuan berbahasa juga sangat didorong oleh kemamuan
lain yang dilakukan mahasiswa di luar kampus. Ini seperti
aktivitas les, belajar dengan teman, sering diskusi, sering
mengikuti kegiatan yang terkait dengan bahasa Arab.
Dalam hal ini, dari hasil wawancara, baik mahasiswa
semester III, V, dan VII, hanya sedikit yang melakukannya. Di
antara mereka hanya sekitar 2 % mahasiswa yang ikut kursus
bahasa Arab yang dilakasanakan oleh organisasi mahasiswa di
kampus. Atau kegiatan-kegiatan lainnya yang diadakan oleh
mahasiswa sendiri.
5. Psikologi
Faktor psikologis juga di antaranya merupakan faktor yang
mempengaruhi secara positif terhadap kemampuan mahasiswa
dalam berbahasa Arab. Faktor ini misalnya adalah rasa malu
yang menjadi kendala mahasiswa dalam berbahasa. Malu
ikut serta dalam kegiatan-kegiatan latihan berbahasa yang
dilaksanakan karena merasa kurang mampu, merasa rendah

47 Wawancara dengan beberapa dosen pada jurusan PBA.


48 Wawaanca dengan beberapa dosen pada jurusan PBA.

88
hati, dan lain-lain yang menghambat gerak mahasiswa. Ini
diakui oleh sebagian kecil oleh mahasiswa jurusan PBA.
Karena pada umumnya yang sering ikut serta dalam latihan
berbahasa, dalam lomba dan daurah lughah, adalah mahasiswa
yang cenderung kemampuannnya lebih tinggi dari yang lainnya,
dan pada umumnya berasal dari pesantren. Sedangkan mereka
yang berlatarbelakang pendidikan umum relatif terbelakang.
Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi
cenderung relatif lebih maju dan berkembang dengan baik dalam
kemampuan berbahasa Arab. Ini terlihat pada mahasiswa yang
berlatar belakang dari pesantren modern di mana merekalah
yang sering mengadakan daurah lughah, sering mengikuti
lomba-lomba kebahasaan yang dapat mengacu kemampuan
plus dalam berbahasa Arab.
Beberapa kali peneliti menjadi juri dalam beberapa kegiatan
loba kebahasaan mahasiswa jurusan PBA, peneliti menemukan
fenomena bahwa yang mengikuti kegiatan-kegiatan lomba pada
umumnya mahasiswa yang berasal dari pesantren-pesantren
modern, semi modern. Ini seperti lomba qiraatul kutub, cerdas
cermat, debat bahasa Arab, pada umumnya diikuti oleh
mahasiswa yang memiliki latar belakang kebahasaan yang baik.
Yang lainnya tampak agak sulit untuk mengembangkan diri. Hal
ini, ketika peneliti perdalam dalam rangka penelitian ini, karena
persoalan psikologis yang mempengaruhinya. Mahasiswa yang
non pesantren atau di antaranya yang berasal dari pesantren
Salafiah tampak minder dengan teman-temannya yang tampak
dinamis adalah yang berasal dari pesantren modern.
Faktor psikologis juga dapat menghambat aktivitas
mahasiswa yang kemudian menjadikannya malu, minder, dan
bahkan menarik diri dari kegiatan-kegiatan kebahasaan yang
dilaksanakan oleh HMJ atau oleh jurusan PBA. Oleh karena
itu, menurut beberapa dosen, ada benarnya sebelum mengikuti

89
perkuliahan bidang jurusan perlu menyamakan tingkat
kemampuan yang jauh sangat rendah dari teman-temannya,
atau dari standar yang ditetapkan oleh jurusan PBA.
Persoalan pemenuhan kouta input mahasiswa jurusan
bahasa Arab yang sangat kurang, menurut ketua Jurusan PBA
mengharuskan pimpinan untuk tidak menentukan standar
kelulusan pada seleksi mahasiswa jurusan PBA.49 Kebijakan ini
juga sesungguhnya memberikan peluang kesulitan mahasiswa
yang mengambil jurusan PBA tanpa mempertimbangkan
kemampuan dalam mengambil jurusan PBA. Dalam hal ini,
semua mahasiswa yang menentukan pilihan pada jurusan PBA
diluluskan dalam seleksi masuk IAIN/UIN Antasari. Sebagai
selusinya, mestinya menurut beberapa dosen jurusan PBA,
kebijakan ini harus diikuti oleh upaya bagaimana mahasiswa
yang kurang kemampuan bahasa Arabnya dapat diproses dengan
baik sebelum dia mengiikuti perkuliahan, agar tidak menghadapi
kesulitan yang signifikan dalam berbahasa Arab.
6. Ekonomi
Di antara faktor lain yang mempengaruhi kemampuan
mahasiswa dalam berbahasa Arab adalah faktor ekonomi. Faktor
ekonomi dapat menjadi pendorong dan dapat juga menjadi
kendalam yang mempengaruhi mahasiswa dala menguasai
Bahasa Arab. Dari hasil wawancara dengan mahasiswa pada
ketiga jurusan yang menjadi subjek penelitia, di antaranya ada
yang mengakui bahwa mereka kuliah sambil bekerja sehingga
memiliki waktu yang terbatas untuk mengerjakan tugas,
mengikuti kegiatan tambahan dalam memacu kemampuan
berbahasa, dan juga kegiatan-kegiatan lain yang mendorong
mereka dapat menguasai kemampuan bahasa dengan baik.
Pekerjaan yang menjadi pencaharian mereka untuk membayar
kuliah dan kebutuhan lainnya sudah menyita kesempatan
49 Wawancara dengan pihak jurusan PBA dan beberapa dosen jurusan PBA.

90
mereka dalam memacu perkuliahan dan kegiatan-kegiatan
dalam menguasai kemampuan berbahasa.
Berikut ini digambarkan dalam tabel faktor-faktor yang
mempengaruhi mahasiswa dalam mengikuti kegitan-kegiatan
tambahan terkait dengan kebahasa Araban. Di antara mereka
menjawab beberapa hal sebagai berikut:
7. Fasilitas Pembelajaran Bahasa Arab
Faktor lainnya yang mempengaruhi mahasiswa dalam
kemampuan berbahasa Arab adalh faktor fasilitas yang
mendukung mahasiswa untuk kuliah, mengikuti kegiatan-
kegiatan kebahasan yang dilaksanakan oleh jurusan PBA,
atau dilaksanakan oleh mahasiswa sendiri, ataupun kegiatan-
kegiatan lainnya seperti kursus dan lain-lain. Sebagian
mahasiswa jurusan PBA ada yang terkendala dengan faktor
fasilitas ini, sehingga mempengaruhi kemampuan mereka dalam
berbahasa. Di antara fasilitas adalah buku-buku berbahasa Arab,
kamus bahasa Arab, dan sarana yang mendukung pembelajaran
berbahasa Arab, sementara sarana dan buku-buku berbahasa
Arab yang mendukung dari kampus seperti perpustakaan juga
belum memenuhi harapan mahasiswa.
Fasilitas adalah salah satu faktor yang penting dalam
menguasai pembelajaran. Fasilitas ini dapat berupa buku, kamus,
media pembelajaran seperti laptop, LCD, Video, plashdisc,
radio, tv, atau trasportasi, dan lain-lain, yang dapat mendukun
pelaksanaan pembelajaran dengan efektif dan efesien. Fasilitas
baik yang dimiliki oleh mahasiswa sendiri, karena mahasiswa
dapat dikatakan sebagai pribadi yang sudah mandiri. Mupun
fasilitas yang diupayakan oleh kampus untuk mendorong
pelaksanaan proses perkuliahan dengan optimal.
Ada banyak mahasiswa yang peneliti wawancarai, ternyata
1:10 dari mereka yang memiliki kamus berbahasa Arab yang

91
memadai, misalnya Munawwir, Munjid, Al-Wasith, sisinya
pada umumnya memiliki kamus Yunus, atau jawabannya
mengandalkan kamus yang diinstal di dalam HP mereka.
Oleh karena itu, ketika mereka mendapatkan kesulitan ketika
perkuliahan praktik menerjemahkan misalnya.
Selain itu ketika mereka ditanya tentang buku bahasa Arab
yang dimiliki, umunya mereka memili jami’ud Durus. Buku
yang simple untuk mempelajari bahasa Arab, Nahw dan Sharaf
secara basic. Dan jarang sekali mahasiswa memiliki kitab-kitab
yang menjadi referensi dalam perkuliahan.
Peneliti kemudian menggali secara mendalam, bagaimana
caranya mahasiswa mengerjakan tugas-tugasnya terkait
dengan kebahasaan. Umumnya mereka menjawab dengan
mengandalkan internet, google. Mereka mengambil makalah-
makalah yang ada di internet, ada yang memodifikasinya dan
ada juga yang mengakui mengambil apa adanya. Maka ini
tergantung dengan dosen yang masing-masing memberikan
tugas, apakah memperhatikannya dengan seksama, sehingga
dapat memperhatikan bahwa tugas yang dikerjakan mahasiswa
itu bukan upaya sungguh-sungguh dikerjakan mereka.
Beberapa dosen yang peneliti wawancarai, di antaranya
mengeluhkan, bahwa mahasiswa jurusan PBA sekarang
mengalami pergeseran nilai untuk belajar. Mereka kurang
semangat untuk belajar, kurang kreatif, dan kurang dalam upaya
memenuhi fasilitas dalam belajar. Mahasiswa sekarang terlena
dengan HP, facebook, wa, dan media sosial lainnya. Meskipun
menurut beberapa dosen sudah mengarahkan dan memberi
motivasi kepada mahsiswa dengan maksimal. Oleh karena
itu, kemampuan mahasiswa secara keseluruhan tampaknya
mengalami penurunan.

92
Kurangnya kemampuan mahasiswa jurusan PBA umumnya
juga terlihat pada ketika menyusun skripsi dan dalam
mempertahankan ujian. Di antara mahasiswa sering, tidak
mampu menjawab pertanyaan yang dianggap relatif sangat
mudah misalnya menyusun kalimat sederhana dalam benjum
jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah. Padahal kemampuan ini
masih merupakan kemampuan dasar dalam berbahasa Arab.
Persoalan ini harus dicupayakan solusinya oleh pihak
jurusan PBA, dengan mengaktifkan berbagai kegiatn untuk
memberikan tambahan pembelajaran basic kebahasaan,
khususnya kepada mahasiswa yang lemah basic kebahasaannya,
memberikan semangan, inspirasi dan berbagai dorongan untuk
kreatif dalam upaya penguasan berbahasa Arab.

3. Upaya yang Dilakukan Jurusan Pendidikan Bahasa Arab


untuk Mengatasi Kesulitan Mahasiswa dalam Berbahasa
Arab
a. Program yang Sudah dilakukan oleh Jurusan PBA dan HMJ
Di antara upaya yang dilakukan oleh jurusan PBA dalam
mendorong kemampuan mahasiswa dalam berbahasa sudah mulai
dilaksakan. Ada 2 kegiatan tambahan yang dilaksanakan jurusan
PBA untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang menjadi kendala
mahasasiswa dalam menguasai bahasa Arab. kegiatan tersebut terdiri
dari : 1) kegiatan latihan tambahan pada keterampilan kalam. Ini
dilaksanakan jurusan dengan menentukan salah satu dosen pada
jurusan PBA, dan 2) latihan tambahan kepada mahasiswa yang
dikoordinir oleh salah seorang dosen PBA yang ditentukan dalam
keterampilan qiraah.
Untuk menjaring apakah semua mahasiswa mengikuti kegiatan
yang dilaksanakan dalam program ini, peneliti menyebarkan angket
dan melakukan wawancara. Hasil yang ditemukan dari wawancara

93
dengan beberapa dosen dan mahasiswa, ternyata hasil yang
mengikuti program ini tidak diikuti oleh mahasiswa keseluruhan,
sehingga pelan-pelan kegiatan ini nampaknya semakin tidak
efektif. Di antara beberapa dosen pun yang peneliti wawancara,
pada umumnya mereka tidak mengetahui adanya kegiatan yang
sudah dilaksanakan oleh jurusan, bahkan para dosen mengusulkan
agar dilaksanakan pelatihan-pelatihan tambahan kepada mahasiswa
jurusan PBA untuk menguasai bahasa Arab dengan lebih baik. Ini
khususnya harus dilakukan untuk mahasiswa yang lemah basic
bahasa Arabnya, karena latar belakang pendidikan mereka.
Ada beberapa alasan mahasiswa memberikan respon pada
wawancara dan angket yang peneliti sebarkan untuk menggali
persoalan, yaitu dikarenakan beberapa hal sebagai berikut:
1) Karena mahasiswa tidak tahu dengan program yang
dilaksanakan. Ini kemungkinan karena kegiatan ini kurang
tersosialisasi dengan baik, atau dikarenakan mahasiswa tidak
mencari informasi, karena kesibukannya dan lain sebagainya.
2) Sibuk dengan kegiatan lain, karena ada hal yang menarik bagi
mahasiswa, seperti kegiatan organisasi dan mengerjakan tugas
lain yang menyita waktu dan lain-lain.
3) Kurangnya minat untuk megikuti kegiatan yang dilaksanakan,
bisa karena menganggap tidak memiliki teman yang tepat, atau
bukan kegiatan yang menjadi harapannya, dan lain-lain.
4) Karena programnya tidak diwajibkan, sehingga tidak mengapa
tidak ikut serta, sehingga sedikit sekali mahasiswa yang ikut
serta dalam kegiatan ini, dan akhirnya kemudian tidak signifikan
lagi.
5) Karena jadwal kegiatan/program bersamaan dengan jadwal
kuliah yang meraka ambil.
6) Tidak ada biaya yang mendukung untuk mengikuti kegiatan-
kegiatan tambahan dalam penguasaan bahasa Arab.

94
7) Program kurang menarik bagi sebagian mahasiswa. Hal ini
diakui oleh beberapa mahasiswa yang memiliki kemampuan
bahasa lebih bangus.
8) Program yang dilaksanakan membahas materi yang sudah
dikuasai oleh sebagian mahasiswa, sehingga di antaranya tidak
mau mengikuti kegiatan tersebut.

Upaya pelatihan yang dilaksanakan oleh organisasi jurusan PBA


direspon oleh mahasiswa jurusan PBA, sebagai berikut digambarkan
dalam tabel:
Tabel 12. Ketidak Ikutan Mahasiswa dalam Kegiatan yang
Dilaksanakan Juruan PBA
Faktor Krn banyak Malu karena Sudah Karena Jmh
ekonomi tugas mrs kurang mampu tidak MHS
kuliah mampu/ di bidang tahu
Psikologi tersebut
Jml mhs 20 54 45 17 56 192
porsentase 10,42% 28,13% 23,44% 8,85% 19,17 100%

Demikian hal-hal yang menjadi persoalan mahasiswa jurusan


PBA, kemungkinan dapat menjadi pertibangan bagi jurusan PBA
untuk mendorong kemampuan berbahasa Arab mahasiswa jurusan
PBA. Oleh karena itu, perlu upaya yang lebih efektif lagi untuk
mengatasi persoalan tersebut.
Untuk menggali usulan program yang harus dilaksanakan
oleh jurusan PBA terkait dengan persoalan kemampuan berbahasa
mahasiswa, penliti mengajukan pertanyaan melalu wawancara
terstruktur dengan membagikan angket kepada mahasiswa.

b. Program Baru Usulan Mahasiswa Sesuai Dengan Masing-


Masing Maharah/Aspek Berbahasa
Dalam rangka untuk menggali masukan dan saran mahasiswa
terhadap cara mengatasi kesulitan mahasiswa PBA dalam

95
kemampuan berbahasa, maka peneliti menghimpun usul atau saran
mahasiswa, dan juga dosen-dosen pada jurusan PBA terkait dengan
kegiatan atau program apa yang diharapkan untuk dilaksanakan di
jurusan PBA untuk memperkuat kemampuan mahasiswa dalam
berbahasa Arab.
Semua usulan yanng menjai respon seluruh mahasiswa yang
menjadi subjek penelitian ini, peneliti himpunn dalam tabel sebagai
berikut

96
Tabel 13. Usulan Mahasisa mengenai Kegiatan/Program untuk Menguatkan Kemampuan Mahasiswa dalam
Berbahasa Arab
No Istima Qiraah Kalam Kitabah Terjemah Nahwu Sharaf Lain-lain
A Semester VII
1 Belajar sambil Pembelajaran Belajar Menulis karya Menerjemahkan Pembelajaran Pembelajaran
bermain diarahkan oleh kelompok sederhana beberapa kitab nahwu sharf tambahan
dosen ahli tambahan sesuai sesuai tingkatan
tingkatan
2 Pemutaran Menambah koleksi Lingkungan Belajar Pemebelajaran Kelompok Kelompok
audio bahasa buku wajib kekompok tambahan bimbingan bimbingan intensif
Arab berbahasa terjemah intensif
3 Pengkajian kitab Les tambahan Lomba KTI Les tambahan Les tambahan Les tambahan
klasik dan modern berbahasa Arab
4 Pelatihan membaca Diskusi Pelatihan Seminar
kitab klasik dan berbahasa kitabah terjemah
modern Arab bertahap
5 Adakan lomba Pelatihan Pelatihan
membaca kitab kalam menerjemah
kuning

97
98
B Semester V
1 Kegiatan khusus Study club Harus Program KTI Program Pembelajaran Program Study club
istima’ perbulan khusus baca menciptakan kiat-kiat harus kursus untuk
atau perminggu kitab kuning lingkungan menerjemah dilaksanakan pelajaran sharf
bahasa dengan serius

2 Mendatangkan Membaca Diadakan zona- Program menuis Penerjemahan Program Pembelajaran TOAFLE
native speaker kitab lebih zona berbahasa mingguan dari Arab ke kursus untuk sharf tingkat
mendalam Indonesia dan pelajaran tinggi
sebaliknya nahwu
3 Speaker selalu Latihan Penerapan Tugas analisis Speaker film Pembelajaran Pengkajian Ithla’
diaktifkan membaca teks berbahasa Arab dan insya nahwu tingkat kitab kuning
ketika siang berbahasa di hari tertentu tinggi perminggu
Arab
4 Program asrama Perpustakaan Mendatangkan Mengarang teks Menerjemahkan Pembelajaran Program Seminar
bahasa Sekre native speaker berbahasa Arab perminggu dari awal asrama bahasa berbahasa
dari yang mudah Arab

5 Presentasi Latihan Lomba KTI Pengkajian Pengkajian Keterbukaan


berbahasa munaqasyah berbahasa Arab kitab kuning kitab kuning jadwal sidang
Arab proposal skripsi perminggu perminggu proposal
atau sejenisnya
6 Mengadakan Latihan Pelatihan kitabah Program asrama Program Les bahasa
majalah/ berkomunikasi bahasa asrama bahasa Arab dengan
tabloid berbahasa Arab harga murah
berbahsa Arab atau gratis
7 Pelatihan Berbicara Mading perbulan Aktifkan lab
membaca Bahasa Arab dan ada apresiasi bahasa
kitab kuning setiap hari
8 Pembelajaran Pelatihan debat Program asrama Les singkat
diarahkan oleh bahasa namun rutin
dosen ahli
9 Pengkajian Pembelajaran Program
kitab kuning khusus asrama
perminggu berbicara bahasa
bahasa Arab
10 Program Bergantian
asrama bahasa berpidato, puisi,
atau percakapan
berbahsa Arab
di lokal masing-
masing
11 Latihan Program asrama
mengi’rab bahasa
12 Forum belajar Muhadarah
membaca
kitab kuning
C Semester III
1 Diaktifkan Pengkajian Menerapkan Makalah Tempelan Les pelajaran Les pelajaran Seminar 3
pemutaran kitab klasik lingkungan berbahasa Arab mufradat dan nahwu sharf bulan sekali
audio dan modern berbahasa terjemah

99
2 Pembelajaran Menambah Mewajibkan Peraturan menulis Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran

100
yang membuat waktu luang untuk berbahasa Arab tambahan mulai kitab ala kitab ala mulai dasar
mahasiswa aktif di luar Arab dalam dasar pesantren pesantren
perkuliahan beberapa hari
tertentu
3 Menambah Menambah Pelatihan Pembelajaran Menambah Mading Menerapkan Diadakan hari
waktu luang di jadwal di luar berbicara dengan literatur waktu luang di tentang skema sistem hafalan berbahasa
luar perkuliahan perkuliahan bahasa Arab berbahasa Arab luar perkuliahan nahwu
4 Menambah Muhadharah Menambah waktu Menambah Pembelajaran Pembelajaran Kerja
jadwal di luar luang di luar jadwal di luar nahwu dasar sharf dasar kelompok
perkuliahan perkuliahan perkuliahan diluar
perkuliahan
5 Menonton film Pembiasaan Menambah Bedah al- Mencari Menyediakan Diadakan
berbahasa Arab dikelas untuk jadwal di luar Qur’an pengajar buku tashrif lingkungan
berbahasa Arab perkuliahan nahwu berbahasa
yang bisa
menjelaskan
dengan jelas
6 Menyediakan Hari berbahasa Adakan program Menambah Menambah Mengadakan
lab bahasa Arab KTI berbahasa waktu luang waktu luang pembelajaran
Arab di luar di luar dengan 5
perkuliahan perkuliahan orang saja
perkelas
7 Diaktifkan Menambah Menambah Adakan tour
pemutaran jadwal di luar jadwal di luar ke Pare
audio perkuliahan perkuliahan
Muhadasah Menghadirkan
setiap minggu guru Arab asli
8 Menambah Mewajibkan
waktu luang di mahasiswa
luar perkuliahan mengikuti
at-Tajj
9 Menambah Merekrut
jadwal di luar mahasiswa
perkuliahan yang
tertiggal
untuk
dibimbing
10 Mendatangkan Kedisiplinan
native speaker dosen dan
mahasiswa
untuk wajib
berbahasa
Arab
11 Penempelan
mading
berbahasa
Arab di
setiap lokall

101
Dari beberapa usulan dalam tabel tersebut, dapat diklasifikasikan
menjadi 3 klasifikasi pelaksanaan, yaitu 1) ada yang dapat dilaksanakan
oleh jurusan PBA secara langsung untuk memperkuat kemampuan
bahasa Arab mahasiswa jurusan PBA secara keseluruhan, 2) ada juga
kegiatan-kegiatan usulan yang harus dilaksanakan oleh organisasi
mahasiswa dengan pengarahan dari jurusan PBA, misalnya dengan
menekankan kepada HMJ PBA untuk lebih terkonsentrasi kegiatan-
kegiatan ekstranya pada penguatan kebahasaan mahasiswa jurusan
PBA, dan 3) ada kegiatan-kegiatan yang yang tempaknya diarahkan
dapat dilaksanakan oleh dosen masing-masing dosen yang terkait
dengan materi pembelajaran.
Klasifikasi usulan kegiatan tersebut dapat dijelaskan dengan
rinci berdasarkan kelompok yang dapat melaksanakannya, sebagai
berikut:
1. Pada Aspek/Maharah Istima,
Pada keterampilan/maharah istima, ada beberapa
usulan mahsiswa yang diajukan agar dilaksanakan untuk
meningkatkan atau mengatasi persoalan berbahasa mahasiswa.
Namun demikian, beberapa usulan tersebut peneliti klasifikasi
untuk dapat menjadi pertimbangan proram jurusan PBA, atau
program HMJ PBA, atau bahkan dilaksanakan oleh dosen yang
terkait dengan aspek istima.
Beberapa usulan kegiatan yang dapat dilaksanakan sebagai
program oleh jurusan PBA, antara lain sebagai berikut:
a. Perlu dipertimbangkan menjadi program jurusan PBA
sebagai Berikut:
1) Mendatangkan native speaker,
2) Program asrama bahasa (untuk menciptakan biah al-
Lughah),
3) Diaktifkan pemutaran audio berbahasa Arab,

102
4) Menonton film berbahasa Arab.
5) Menyediakan lab bahasa,
Kemudian ada beberapa kegiatan yang dapat menjadi
program yang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan
oleh HMJ PBA untuk meningkatkan kemampuan berbahasa
Arab mahasiswa jurusan PBA sebagai berikut:
b. Perlu dipertimbangkan menjadi program yang dapat
dilaksanakan oleh HMJ PBA, sebagai berikut:
1) Pemutaran audio bahasa Arab,
2) Kegiatan khusus istima’ perbulan atau perminggu,
3) Speaker selalu diaktifkan ketika siang.
c. Kemudian ada juga usulan yang peneliti anggap ini dapat
menjadi pertimbangan dosen-dosen yang terkait dengan
bidang istima. Di antaranya usulan sebagai berikut:
1) Pembelajaran yang membuat mahasiswa aktif,
2) Menambah waktu luang di luar perkuliahan,
3) Menambah jadwal di luar perkuliahan,
4) Belajar sambil bermain,

2. Aspek/Maharah Qira’ah.
Pada aspek ini sebenarnya sudah ada program yang
dilaksanakan oleh jurusan dengan menjadwalkan salah satu
dosen pada jurusan PBA, namun demikian menurut sebagian
besar mahasiswa tidak mengikutinya karena berbagai alasan.
Dengan demikian, program inipun tidak berjalan dengan efektif
sekarang ini. Oleh karena itu, perlu program atau upaya yang
lebih jelas harus dilakukan oleh jurusan PBA dalam peningkatan
kemampuan berbahasa mahasiswa khususnya pada maharah
qira’ah ini. Mengingat maharah qiraah sangat penting bagi
mahasiswa jurusan PBA. Qiraah merupakan aspek berbahasa
yang harus dikuasai mahasiswa untuk mampu membaca kitab-

103
kitab atau teks-teks berbahasa Arab yang menjadi konsumsi
mereka pada jurusan PBA.
Di antara usulan mahasiswa ketika merespon angket yang
peneliti berikan, peneliti klasifikasi dapat menjadi pertimbangan
jurusan, HMJ, maupun dosen-dosen yang berkaitan dengan
aspek qira’ah. Ini sebagaimana peneliti gambarkan sebagai
berikut:
a. Usulan yang Perlu Dipertimbangkan untuk Menjadi
Program yang dilaksanakan Jurusan PBA, sebagai berikut:
1) Pembelajaran diarahkan oleh dosen ahli di bidangnya,
2) Menambah koleksi buku-buku penting berbahasa Arab,
3) Mengadakan lomba membaca kitab kuning,
4) Melaksanakan pelatihan membaca kitab klasik dan
modern berbahasa Arab,
5) Melaksanakan program asrama bahasa bahasa Arab
untuk menciptakan biah berbahasa Arab,
6) Mengadakan majalah/tabloid berbahasa Arab
7) Melaksanakan forum belajar membaca kitab kuning,
atau yang dinamakan dengan bahtsul al-Ilm
b. Usulan yang dapat menjadi pertimbangan HMJ PBA,
sebagai berikut:
1) Study club khusus baca kitab kuning,
2) Membaca kitab kuning (berbahasa Arab) lebih intens,
3) Halakah membaca teks berbahasa Arab,
4) Pengkajian kitab kuning perminggu
c. (c) Kegiatan usulan yang dapat menjadi pertimbangan oleh
dosen-dosen yang terkait dengan aspek/maharah qiraah
sebagai berikut:
1) Latihan mengi’rab,

104
2) Pembelajaran diarahkan oleh dosen ahli,
3) Melaksanakan pengkajian kitab klasik dan modern,

3. Aspek Kalam
Aspek berbahasa Arab yang sangat penting di antaranya
adalah aspek kalam atau takallum al-Arabiyah. Aspek ini
merupakan salah satu bidang yang menjadi salah satu mata kuliah
keterampilan/maharah berbahasa Arab. Tujuan perkuliahan
ini agar mahasiswa mampu takallum dengan berbahasa Arab.
Selain dalam perkuliahan, untuk meningkatkan kemampuan
takallum ini perlu ada kegiaatan atau program untuk mendorong
kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Arab. Oleh karena
itu, perlu pertimbangan mahasiswa yang mengusulkan program
yang penting yang tepat untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam berbahasa Arab.
Adapun program tersebut peneliti kelompokkan ke pada
beberapa klasifkasi, yaitu kepada 1) jurusan PBA, 2) HMJ PBA,
dan dosen PBA yang berkaitan dengan aspek takallum. Program
tersebut dapat diperhatikan sebagai berikut:
a. Program yang diusulkan dapat dilaksanakan oleh Jurusan
PBA
1) Dilaksanakan lingkungan wajib berbahasa,
2) Program asrama bahasa,
3) Latihan berkomunikasi berbahasa Arab,
4) Mendatangkan native speaker,
5) Diskusi berbahasa Arab,
6) Hari berbahasa Arab,
7) Diaktifkan pemutaran audio atau multimedia,
b. Program untuk istima yang dapat dipertimbangkan HMJ
PBA untuk dilaksanakan, sebagai berikut:
1) Belajar kelompok,

105
2) Berbicara Bahasa Arab setiap hari,
3) Pelatihan debat,
4) Bergantian berpidato, puisi, atau percakapan berbahsa
Arab di lokal masing-masing,
5) Melaksanakan muhadarah dengan berbahasa Arab,
6) Mewajibkan untuk berbahasa Arab dalam beberapa
hari tertentu,
c. Kegiatan yang dapat mendukung aspek takallum yang dapat
dipertimbangkan agar dapat dilaksanakan oleh dosen yang
berkaitan dengan takallum, sebagai berikut:
1) Pembiasaan di kelas untuk berbahasa Arab,
2) Menambah waktu luang di luar perkuliahan,

4. Aspek Kitabah
Aspek kitabah merupakan salah satu maharah bahasa Arab
yang sangat pentinng dengan tujuan agar mahasiswa mampu
menulis dengan bahasa Arab, yaitu mengungkapan pesan atau
gagasannya dengan berbahasa Arab, baik terkait dengan bahasa
keseharian, bahasa informasi ilmiah, filsafah, tentang adab dan
lain-lain. Oleh karena itu, kitabah merupakan mata kuliah yang
sangat penting harus diikuti oleh mahasiswa.
Untuk mendorong pengembangan yang dapat memotivasi
kegiatan kitabah, maka ada beberapa usulan mahasiswa yang
dapat diarahkan kepada jurusan PBA untuk melaksanakannya,
kepada HMJ PBA, maupun kepada dosen-dosen yang
mengembangkan aspek kitabah ini. Adapun usulan tersebut
adalah untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan, sebagai berikut:
a. Usulan program Kitabah yang dapat dilakasnakan oleh
jurusan PBA, sebagai berikut:
1) Pelatihan kitabah dalam seminggu sekali, atau secara
terjadwal,

106
2) Memprogramkan mading perbulan dan ada apresiasi
yang bagus,
3) Program asrama bahasa.
b. Usuluan Kegiatan-kegiatan yang Dapat Dilaksanakan oleh
HMJ untuk memperkuat aspek kitabah mahasiswa jurusan
PBA, sebagai berikut:
1) Program KTI
2) Lomba KTI berbahasa Arab
3) Belajar kekompok
c. Usulan yang Diarahkan kepada Dosen Bahasa Arab Aspek
Kitabah, sebagai berikut:
1) Menguatkan pembelajaran dengan literatur berbahasa
Arab,
2) Berlatih menyusun makalah berbahasa Arab,
3) Memberikan tugas analisis dan insya,
4) Mengarang teks berbahasa Arab dari yang mudah,
5) Menulis karya-karya berbahasa Arab yang sederhana.

5. Aspek Terjemah
Aspek terjemah merupakan aspek yang penting mendukung
aspek-aspek lainnya dalam kemampuan berbahasa Arab. Ada
beberapa usulan mahasiswa yang perlu dipertimbngkan jurusan,
HMJ, maupun dosen yang berkaitan dengan aspek/maharah
terjemah.
a. Kegiatan yang diusulkan mahasiswa untuk dilaksanakan
jurusan PBA terkait dengan aspek terjemah sebagai berikut:
1) Mengadakan seminar-seminar terkait dengan
penerjemahan bertahap
2) Melaksanakan pelatihan menerjemah secara reguler

107
3) Pembelajaran tambahan mulai dasar kebahasaan untuk
mendukung penerjemahan,
4) Mengadakan lomba-lomba yang mendorong kegiatan
menerjemahkan.
b. Usulan Ditujukan kepada HMJ untuk mengembangkan
aspek terjemah, sebagai berikut:
1) Menerjemahkan beberapa kitab tertentu secara reguler
bersama teman-teman oleh organisasi mahasiswa
2) Pemebelajaran tambahan terjemah dengan halaqah-
halaqah atau komunitas mahasiswa jurusan PBA,
3) Mengadakna tempelan mufradat dalam rangka
penguasaan kosa kata bahasa Arab untuk meningkatkan
kegiatan menerjemahkan,
4) Menambah jadwal penerjemahan di luar perkuliahan
yang terjadwal,
5) Bedah terjemah ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits, untuk
memperkuat kemampuan mereka di sisi lain terhadap
ajaran Islam.
c. Kegiatan yang Diusulkan agar Dilaksanakan oleh dosen
Terjemah, sebagai berikut:
1) Memperkuat program kiat-kiat menerjemah,
2) Melaksanakan latihan penerjemahan dari Arab ke
Indonesia dan sebaliknya dengan intens,
3) Pengkajian kitab kuning perminggu dalam kaitan
memperkuat kemampuan menerjeamhkan,
4) Melakukan penerjemahan buku-buku berbahasa Arab
tertentu untuk diterbitkan.
6. Aspek Nahw. Pada aspek atau ilm an-Nahw, saran dan usulan
mahasiswa yang dapat digali berdasarkan angket dan wawancara
dapat digambarkan sebagai berikuta:

108
a. Melaksanankan matrikulasi terkait dengan aspek nahwu
tambahan sesuai tingkatan,
b. Melaksanakan kelompok bimbingan intensif, dapat
dilaksanakan dengan menugaskan mahasiswa senior,
c. Memberikan latihan-latihan tambahan di luar perkuliahan
yang terjadwal,
d. Pembelajaran harus dilaksanakan dengan intensif,
e. Mengadalam program kursus untuk pelajaran nahwu,
f. Melaksanaka pembelajaran nahwu tingkat tinggi
g. Melaksanakan pembelajaran dasar Nahw
h. Melaksanakan pengkajian kitab kuning perminggu
i. Melaksanakan program asrama bahasa
j. Pembelajaran kitab ala pesantren
k. Mmengaktifkan mading tentang skema nahwu
l. Mencari pengajar nahwu yang bisa menjelaskan dengan
lebih sederhana

7. Aspek Sharaf
a. Dapat Dilaksanakan oleh Jurusan PBA
1) Program/kursus untuk pelajaran sharf
2) Pengkajian kitab kuning perminggu dan menghubungkan
dengan materi Sharf
3) Program asrama bahasa
4) Pembelajaran sharf tingkat tinggi
5) Menyediakan buku tashrif
6) Menambah waktu luang di luar perkuliahan
7) Menambah jadwal di luar perkuliahan
8) Pembelajaran kitab ala pesantren

109
b. Dapat Dilaksanakan oleh HMJ
1) Menambah jadwal di luar perkuliahan
2) Pembelajaran sharf dasar
3) Les pelajaran sharf
c. Dapat Dilaksanakan Oleh Dosen
1) Menerapkan sistem atau pendekatan analisis tashrif,
disamping hafalan
2) Pembelajaran kitab ala pesantren
3) Pembelajaran sharf dasar
4) Menyediakan buku-buku sederhana dan mudah tentang
tashrif
Selain usulan program terkait dengan masing-masing aspek
kebahasaan tertentu tesebut, terdapat usulan-usulan lainnya
yang diharapkan oleh mahasiswa dapat menjadi solusi yang
dipertimbangakan untuk dilaksanakan oleh jurusan PBA, HMJ,
maupun dosen-dosen yang berkauitan dengan pengembangan
kemampuan berbahasa Arab.
Program-program tersebut adalah sebagai berikut:
5) Study club
6) TOAFLE
7) Ithla’
8) Seminar berbahasa Arab
9) Keterbukaan jadwal sidang proposal
10) Les bahasa Arab dengan harga murah atau gratis
11) Aktifkan lab bahasa
12) Les singkat namun rutin
13) Program asrama bahasa
14) Seminar 3 bulan sekali
15) Pembelajaran mulai dasar

110
16) Diadakan hari berbahasa
17) Kerja kelompok diluar perkuliahan
18) Diadakan lingkungan berbahasa
19) Mengadakan pembelajaran dengan 5 orang saja perkelas
20) Adakan tour ke Pare
21) Menghadirkan guru Arab asli
22) Mewajibkan mahasiswa mengikuti at-Tajj
23) Merekrut mahasiswa yang tertiggal untuk dibimbing
24) Kedisiplinan dosen dan mahasiswa untuk wajib
berbahasa Arab
25) Penempelan mading berbahasa Arab di setiap lokall
Selain ada program yang dilakasnakan oleh jurusan PBA,
terdapat kegiatan atau program penguatan kemampuan berbahasa
Arab yang dilaksanakan tersendiri organisasi jurusan atau HMJ,
ialah 1) Al-Tajj; dan Mading untuk Kosa Kata. Namun demikian,
menurut beberapa pengakuan mahasiswa tidak semua mahasiswa
ikut serta terlibat dalam program tersebut, sehingga hanya
berpengaruh pada sebagian kecil mahasiswa yang mengikutinya
untuk mengembangkan kemampuan berbahasa mereka.
Selain itu, peneliti juga menjaring apakah mahaisswa sendiri
melakukan upaya untuk mengatasi kesulitan mereka dalam berbahasa
Arab, selain yang dilakukan oleh jurusan PBA dan HMJ. Ada
beberapa upaya atau kegiatan yang dilakukan Mahasiswa Secara
Individu untuk memperkuat kemampuan berbahasa. Kegiatan
tersebut seperti belajar sendiri secara ekstra, belajar berkelompok
kecil, les, membaca buku, menonton film berbahasa Arab, dan lain-
lain. ini sebagaimana tergambar dalam tabel 13 sebagai berikut:

111
Tabel 14. Upaya Mahasiswa dalam Mengatasi Permasalahan
Mereka dalam Kemampuan Berbahasa Arab
No Jml Belajar Kursus/ Kelompok Membaca Menonton Lain-
mhs Sendiri Les Belajar Buku Video lain

1 Semester VII
45 10 9 21 1 4
2 Semester V
66 9 13 14 10 6 14
3 Semester III
81 21 11 17 3 6 13

112
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Dari uraian pada bab penyajian dan pembahasan data dapat
disimpulkan bahwa pada umumnya mahasiswa jurusan PBA
memiliki kesulitasn masing-masing pada keterampilan berbahasa
Arab, dan pada aspek-aspek bahasa Arab yang detil dan kompleks,
sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka.
Pada umumnya yang berasal dari pesantren modern agak dinamis
dalam mengikuti perkuliahan di jurusan PBA dan lebih baik dalam
kemampuan berbahasa Arab. Mereka tampak tidak terlalu banyak
memiliki kesulitan berbahasa, hanya pada aspek-aspek bahasa yang
terdiri dari Nahwu, dan Sharaf, Balaghah, dan Terjemah.
Berbeda halnya dengan mahasiswa yang berasal dari pesantren
salafiah, nampaknya mereka banyak kesulitan pada keterampilan
berbahasa aktif, yaitu pada keterampilan kalam, dan kitabah. Namun
demikian, mereka juga tetap memeiliki kesulitan pada aspek-aspek
berbahasa, karena tujuan dan pendekatan pembelajaran yang
berbeda yang dilaksanakan di kampus (jurusan PBA) dengan cara-
cara belajar di pesantren.
Selain itu, terdapat mahasiswa jurusan bahasa Arab yang berlatar
belakang dari Madrasah Aliah. Di antara mereka cukup merasakan
kesulitan-kesulitan dalam berbahasa Arab, apalagi mahasiswa
yang berlatar belakang pendidikan umum seperti dari SMA dan
dari SMK. Namun demikian, yang memiliki banyak kesulitan di
antara semua latar belakang pendidikan tersebut adalah kurangnya
minat mahasiswa dalam menguasi bahasa Arab, karena menganggap
pembelajaran bahasa Arab itu sulit.

113
Kesulitan yang paling besar bagi mahasiswa adalah keterampilan
kalam, karena ini menunjukkan kemampuan yang aktif dan spontan
berhadapan dengan lawan bicara. Berbicara bahasa Arab dengan
tema-tema ilmiah sangat memberi kesulitan bagi mahasiswa,
walaupun bagi mahasiswa ynag sudah tinggal mempersiapkan
munaqasyah skripsinya.
Selain keterampilan berbahasa tersebut, aspek berbahasa yang
paling sulit sebagaimana diakui oleh mahasiswa adalah aspek Nahw,
kemudian Sharf, Terjemah dan mengikuti aspek-aspek lainnya dan
keterampilan berbahasa lainnya secara berurutan
Dengan kesulitan-kesulitan yang banyak di jurusan PBA,
menyebabkan di antaranya beberapa mahasiswa mengajukan
permohonan pindah jurusan dari jurusan PBA ke jurusan PAI, PGMI,
dan KI MPI, dan seterusnya. Sementara tidak ada mahasiswa jurusan
lain yang mau pindah ke jurusan PBA.
Faktor-faktor yang mempengaruhi menjadi kesulitan berbahasa
dan sebaliknya mendorong kemampuan berbahasa adalah faktor
kebahasaan yang terdiri dari beberapa keterampilan berbahasa Arab
dan aspek-aspek bahasa yang detil, komplek dan saling berkaitan
dan menuntut kesungguhan mahasiswa dalam mempelajarinya.
Selain itu, ada faktor-faktor yang mendorong kemampuan
mahasiswa dalam berbahasa Arab, dan sekaligus dapat menjadi
kendala mahasiswa dalam menguasai bahasa Arab, yaitu terdiri
dari faktor minat, latar belakang pendidikan, faktor pengajar dan
metodologis, faktor lingkungan, faktor aktivitas dan kegiatan
mahasiswa untuk mendorong kemampuan berbahasa, serta faktor-
faktor lain seperti faktor psikologis, dan ekonomis.
Upaya yang dilakukan oleh juruasan untuk memperkuat
kemampuan mahasiswa dalam erbahasa, masih sedikit, yaitu
kegiatan tambahan, berupa latihan keterampilan kalam dan qiraah.
Namun demikian, karena tidak terkoordinasi dengan baik, maka

114
kemudian kegiatan ini menjadi tidak efektif dan kemudian tidak
terlaksana dengan baik.
HMJ Bahasa Arab juga turut melaksanakn komunitas berbahasa,
seperti daurah lughah, pelaksanaan lomba-lomba terkait dengan
kemampuan berbahasa Arab, namun demikian hanya diikuti oleh
sebagian mahasiswa tertentu yang dianggap mampu berbahasa.
Kegiatan-kegiatan tersebut belum menjadi solusi terhadap kesulitan-
kesulitan yang dihadapi mahasiswa jurusan PBA dari berbagai latar
belakang pendidikan tersebut.
Ada beberapa usulan kegiatan baik oleh mahasiswa maupun
dosen-dosen jurusan PBA yang harus dilaksanakan untuk menjadi
solusi dalam kesulitan-kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam
kemampuan berbahasa. Di Antaranya adalah, melaksanakan
matrikulasi aspek-aspek kebahasaan yang sangat penting bagi
mahasiswa yang kurang basic kebahasaanya, menciptakan lingkungan
berbahasa, membangun asrama yang menampung mahasiswa
agar lebih mengkondisikan dalam berbahasa, mengadakan native
speeaker, sebagaimana layaknya di jurusan PBI, mengadakan hari
berbahasa sendiri, mengadakan pelatihan-pelatihan berbahasa secara
regular, diskusi dan seminar-seminar kebahasaan, mengadakan
lomba-lomba yang mendorong kegiatan berbahasa Arab, membuat
komunitas berbahasa, membentuk aturan untuk kewajiban berbahasa
agar tercipta lingkungan berbahasa, membuat jurnal atau tabloid
berbahasa Arab, mengaktifkan mading dan menjadikan mahasiswa
senior untuk memberikan tambahan kepada adik-adik mahasiswa
yanng baru masuk kuliah di jurusan PBA.
Usulan-usulan yang ditujukan untuk dilaksanakan HMJ,
di antaranya adalah melakukan seminar-seminar kebahasaan,
membentuk halaqah-halaqah kebahasaan dengan intensif,
melaksanakan debat bahasa Arab, mealaksanakan lomba-lomba
kemampuan berbahasa Arab, melakasanakan muhadarh yang
terjadwal dalam bahasa Arab.

115
Kemudian usulan-usulan kepada masing-masing dosen pada
jurusan PBA untuk merepresh kemampuan dalam mengajar bahasa
Arab, baik terkait dengan kemampuan metodologi, penggunaan
media, dan caa-cara mengajar yang menarik dan menginspirasi untuk
mendorong mahasiswa jurusan PBA dalam menguasai kemampuan
berbahasa Arab.

B. Saran
Berdasarkan simpulan penelitian ini, maka disarankan agar
jurusan PBA dapat mengupayakan kegiatan-kegiatan atau program
yang dapat membantu mahasiswa mengatasi kesulitan berbahasa,
dan mendorong mahasiswa mencapai kemampuan berbahasa
yang baik. Kemudian kepada organisasi mahasiswa jurusan PBA
agar mengupayakan kegiatan-kegiatan ilmiah dan terkait dengan
kebahasaan untuk mendorong semangat mahasiswa untuk mencapai
kemampuan berbahasa. Mahasiswa jurusan PBA diharapkan agar
membenahi diri mereka dan belajar dengan lebih giat agar mencapai
kemampuan berbahasanya dengan baik. Selain itu, bagi para dosen
diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan
menginspirasi mahasiswa untuk memperkuat kemampuan berbahasa
Arab, dan mengatasi kesulitan-kesulitan mereka dalam berbahasa.
Di sisi lain, perlu ada penelitian lain yang secara
berkesinambungan dapat membantu jurusan dan mahasiswa dapat
mengembangkan kemampuan berbahasa Arab dan meningkatan
prestasi mahasiswa jurusan PBA terkait dengan aspek-aspek
berbahasa. Ini akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap
eksistensi jurusan PBA ke depannya.

116
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, Muhbib, Pemikiran Linguistik Tammam Hassan


dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta: UIN Jakarta press,
2009
Abdurrahman, Mulyono, Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka
Cipta, 2012.
Al-Naqoh, Mahmud Kamil, Ta’lim al-Lughah li al-Nathiqin bi al-
Lughat Ukhro:Ususuhu Madakhilu-Thuruq Tadrisuh, Makkah
al Mukarromah, Jami’ah al-Um al-Qura, 1985
Arsyad, Azhar, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003
Arsyad, Azhar, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003
Busyairi Maddjidi, Metode Pengajaran Bahasa Arab, Yogyakarta:
Sumbangsih Offset, 1994.
Dahlan, Juwairiyah, Metode Belajar Bahasa Arab, Surabaya: Al-
Ikhlas, 1992.
Davis, dikutip oleh Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen
Pembelajaran, Jakarta: Quantum Teaching, 2005
Dihyatun Misqon, “Allughah al-Aabiyah wa Dauryha al-Fa’al fi
Shiyaghihi al-Harakah al-Ilmiyah” Jurnal Tsaqafah Volume 2
Nomor 2., Gontor: Institut Studi Islam Darussalam, 2006.
Djago Tarigan dan H.G. Tarigan, Teknik Keterampilan Berbahasa,
Bandung: Angkasa, 1988
Djalinus Syah & Azimar Enong, Hanya Satu Jam Sehari, Jakarta:
CV. Simplex, 1986

117
Djalinus Syah & Azimar Enong, Hanya Satu Jam Sehari, Jakarta:
CV. Simplex, 1986
Efendy, Ahmad Fuad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab,
Malang: Misykat, 2005
Fakhurrozi, A., E. Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI,
2012
Fuad, Said, Pengantar Sastra Arab, Medan: Pustaka Babussalam,1984
Hamid, Abdul, Uril Baharuddin, Bisri Mustofa, Pembelajaran
Bahasa Arab: Pendekatan, Metode, Strategi, Materi dan Media,
Malang: UIN Malang Press, 2008
Hasan, Abbas, An-Nahw al-Wafi, Kairo: Majma’ah al-Lughah, t.th
Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa, Bandung: Angkasa, 1986
Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa, Bandung: Angkasa, 1986
Hitti, Philip K., History of Arabs, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta,
2005.
Iqbal, Muh., “Studi Komparasi Prestasi Belajar Mata Kuliah Bahasa
Arab antara Mahasiswa Lulusan Pondok Pesantren denggan
Mahasiswa Non Pondok Pesantren di Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,
2015
Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam, Studi Kritis, dan
Refleksi Historis, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1998
Jadwat, Ayob Y. “Teaching of Arabic as a Foreign Language”, Tesis
Ph.D, Scotland: University of St. Andrew, 1987

118
Khairuzy, Muhammad, “ Perbandingan Strategi Pembelajaran
Bahasa Arab di Al-Falah dan Darul Hijrah” Tesis Mahasiswa
Pascasarjana IAIN Antasari, Banjarmasin: IAIN Antasari, 2009.
Malibary, A. Akrom Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah,
Jakarta: Bulan Bintang, 1987
Matsna, Moh. “Karakteristik dan Problematika Bahasa Arab”,
Jurnal Arabia Vol. I Nomor 1/April-September 1998, Depok:
Prodi Arab Fakultas Sastra UI, 1998
Miles dan Huberman, Qualitatif Analysisati Expanded Source book, California:
Sage Publication Inc, 1994
Muhammad Solichun, “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab”,
Tesis, Salatiga: Stain Salatiga, 2014.
Muin, Abdul, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia: telaah terhadap Fonrtik dan Morfologi, Jakarta:
Pustaka al-Husna Baru, 2004
Mukhtar Umar, Ilmu al-Dilalah, Kuwait: Maktabah Al-Arabiyah,
1982
N.S, Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2011.
Naufah, Halah Kamal Ahmad, “Al-Idza’at al-Muwajjahah wa
Isykaaliyat Ta’lim lil Lughah al-Arabiyah Lighairi an-Natiqin”
Bahtsun Muqaddam lil Mu’tamar ad-Duwaly, Riyadh, Kulliyat
al I’lam wa Teknologia al-Ittishal Jamiah Janub al-Wady, 2014.
Nazri Sakur, Revolusi Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,
Yogyakarta: BiPA, 2010
Partowisastro, Koestoer, Diagnosis dna Pemecahan Kesulitan
Belajar, Jakarta: Erlangga, 1998.
Philip K. Hitti, History of Arabs, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta,
2005

119
Said Fuad, Pengantar Sastra Arab, Medan: Pustaka Babussalam1984
Shadry, Abdur Rouf, Nilai-nilai Pengajaran Bahasa dan
Sejarah Pengembangannya, Bandung: Bina Cipta, 1985
Shadry, Abdur Rouf, Nilai-nilai Pengajaran Bahasa dan Sejarah
Pengembangannya, Bandung: Bina Cipta, 1985
Shihab, Quraisy, Mu’jizat Al-Qur’an, Jakarata: Lentera, 2003.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2011.
Sukmadinata N.S, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2011
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2013
Tadjam, Ilmu Jiwa Pendidikan, Surabaya: Karya Abditama, 1994
Wekke, I. S., & Busri, M., Kepemimpinan Transformatif Pendidikan
Islam: Gontor, Kemodernan, dan Pembelajaran Bahasa,
Gontor: Deepublish, 2016
Zaenuddin, Radiah, et.al., Metodologi dan Strategi Alternatif
Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta; Pustaka Rihlaj dan
Staiin Cirebon, 2005

120
BIOGRAFI PENELITI

Norlaila, M.Ag., M.Pd. adalah Dosen


dengan bidang Keahlian Bahasa Arab
dan Evaluasi Pendidikan pada Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari
Banjarmasin.
Latar Belakang pendidikan
mulai dari SDN di Kandangan Lama,
kemudian melanjutkan ke MTsN, dan
MA di Pesantren Al-Falah Puteri Al-Falah Banjarbaru Kalimantan
Selatan. Setelah itu melanjutkan pendidikan Ke IAIN Antasari
Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, tahun 1997,
kemudian menjadi Dosen di IAIN Antasari mulai tahun 1998, dan
menyelesaikan program S2 di UIN Jogjakarta Jurusan Pendidikan
Islam dan jurusan Penelitian, pada tahun 2002 dan Evaluasi
Pendidikan di UNY, pada tahun 2003.
Sekarang mengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dengan
kepangkatan IV/a Lektor Kepala. Beberapa tulisan jurnal yang
pernah dipublikasi dan buku pendukung bahan ajar di antaranya,
Mudah Memahami Struktur Bahasa Arab, Banjarmasin: Antasari
Press, 2009, dan Mampu Menerjemahkan: Teori Terjemah Bahasa
Arab – Indonesia, Yogyakarta: Karunia Kalam, 2010.

121
Dr. Ahmad Muradi, M. Ag. adalah dosen
bahasa Arab, mata kuliah Bahasa Arab
dan Kitabah pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Antasari Banjarmasin.
Pendidikan formalnya dimulai dari
SD Negeri Antasan Senor Ilir Martapura
(1990). MTs Hidayatullah Martapura
(1993), MA. Hidayatullah Martapura
(1996). Mulai tahun 1996 kuliah di
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab pada
Fakultas Tarbiyah (sekarang Fakultas Tarbiyah dan Keguruan) dan
lulus tahun 2000. Kemudian melanjutkan S2 di tempat yang sama
pada Jurusan Filsafat Islam konsentrasi Ilmu Tasawuf lulus tahun
2003. Tahun 2009 memperdalam ilmu di bidang Pembelajaran
Bahasa Arab pada jenjang S3 di Sekolah Pascasarjana UIN Maliki
Malang dan memperoleh gelar Doktor (Cumlaude) lulus pada tahun
2013.
Sekarang mengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
dengan kepangkatan IV/a Lektor Kepala. Buku yang pernah ditulis
adalah: Al-Arabiyyah Li al-Mubtadi’in (2008), Bahasa Arab dan
Pembelajarannya Ditinjau dari Berbagai Aspek (2011), Ta’lim
Maharah al-Kitabah jilid I (2012), dan Ta’lim Maharah al-Kitabah
jilid II (2014), Pembelajaran Menulis Bahasa Arab dalam Perspektif
Komunikatif (2015 cet. I dan 2016 cet. II), Mawad Maharah al-
Kitabahh juz 2 (2016), dan Mawad al-Kitabah juz 1 (2017), serta
Mawad al-Kitabah juz 2 (2017).

122
Antasari Press
Jl. A.Yani KM.4,5 Banjarmasin
Kalimantan Selatan

Anda mungkin juga menyukai