Anda di halaman 1dari 18

Sosok Linguistik Arab: Objek Kajian, Karakteristik,Ruang Lingkup

dan Cabang Cabangnya


Dosen Pengampu :
Dr. H. M. Mu’izzuddin, M.Pd.

Disusun oleh :
Ahmad Yani (212622004)
Syifa Fauziyah (212622015)

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
TAHUN 2021-2022
A. Pendahuluan
Perkembangan pemikiran gramatikal bahasa arab tidaklah muncul
secara kebetulan,akan te- tapi berkembang sesuai dengan
perkembangan manusia dalam mempelajari islam sebagai agama
yang dianutnya. Gramatikal bahasa arab sebagaimana yang
dikutip oleh Ihsanudin dari buku Amin al-Khulli, Manahij
Tajdid: Fi al-Nahwi wa al- Balaghah wa al-Tafsir wa al-Adab
adalah termasuk salah satu kategori ilmu pengetahuan Arab
Tradisional pada masa abad pertengahan.Di- antara tiga kategori
tersebut adalah:
1) Ilmun nadaja wa ikhtaraqa, yaitu ilmu al-Ushul (Kalam) dan al-
Nahwu,
2) ilmul la nadaja wa la ikhtaraqa, yaitu ilmu al Bayan dan al
Tafsir,
3). ilmun nadaja wa ma ik htaraqa, yaitu ilmu al-fiqh dan al-
hadits.
Ditinjau dari sejarahnya gra- matikal Bahasa Arab berawal dari
perhatian Khalifah Ali Bin Abi Thalib dengan menugaskan Abul
Aswad ad Duwali untuk memperhatikan kesalahan orang Arab
dalam ber bahasa Arab,dan mencari solusi- nya agar kesalahan
tersebut tidak terulang kembali. Keseriusan kedua orang tersebut
dan para linguis Arab setelah mereka maka bermuncullah perintis
dan penyusun gramatikal Bahasa Arab.(Dollah Sobari, 2014,96).
Bahkan dalam sebuah riwayat diceritakan fenomena kesalahan
(lahn) orang Arab sudah ada pada masa Nabi Muhammad SAW
hidup, tapi frekuensinya masih jarang, diriwayatkan ada seorang
yang berkata salah (dari segi bahasa) dihadapan Nabi, maka Nabi
berkata kepada para sahabat : ”Arsyidu akhakum fa innaha qad
dlalla „tersesat‟, dalam hadits ini merupakan peringatan yang
cukup keras dari Nabi. Kesalahan yang dilakukan oleh seorang
yang berkata dihadapan Nabi tersebut lebih keras artinya dari
akhta‟a berbat salah atau zalla „keseleo lidah.(Afandi Fakultas
Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl Marsda Adisucipto
Yogyakarta, n.d.)
Masing-masing ulama grama tikal bahasa arab pun ada
yang berposis sebagai perintis dan penyusun ilmu gramatikal
bahasa arab tersebut.Hal ini juga dipe- ngaruhi oleh perjalanan
kehidupan masing ulama-ulama gramatikal bahasa arab dan
metode penyu- sunannya,baik sebagai perintis maupun sebagai
penyusun keil- muan gramatikal bahasa arab. Syauqi Daif dalam
bukunya Ma- daarisun Nahwi mengelompokkan ke beberapa
kelompok ulama gramatikal bahasa arab,diantara- nya: Mazhab
Basrah,Mazhab Kuf fah,Mazhab Baghdad,Mazhab An- dalusia dan
Mazhab Mesir. Dari berbagai mazhab gramatikal bahasa arab ini
melahirkan cabang-cabang awal dalam menyusun dasar gra
matikal bahasa arab. (Afandi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta Jl Marsda Adisucipto Yogyakarta, n.d.)
B. Abu Aswad al-Duali (w. 69 H / 688 M)
Nama lengkapnya Abu al Aswad ibn „Amr ibn sufyan ibn Jandal
ibn Ya‟mar ibn Laits ibn Nufa‟ah ibn „Adaya ibn ad Di ibn Bakr
„Abd manah ibn Kinanah.
Sebagaimana yang dikutip Ihsan- nuddin dari kitab al Qur‟anal
Karim wa Atsaruhu fi al Dirasat al Nah wiyyah bahwa Abu
Aswad al Duali dikenal sebagai „alawi ar ra‟IA dan rajulun
ahl al Bashrah.(Abdul al Salim Mukrim, tanpa tahun, pp. 40-
45).Abu al Aswad al Duali merup akan Ulama peletak ilmu
bahasa Arab. Oleh sebab itu, ketika terjadi kesalahan kalam
arab dan menja dikan sebagian masyarakat meng arah pada lahn.
(2021-MUHAMMAD AL FARABI-2017 LINGUISTIK, n.d.)
Ada beberapa kisah yang dinukilkan dari Abu Aswad ad Duali
yang menceritakan asal mulanya bahwa beliau yang menyusun
kaidah-kaidah bahasa Arab, dian- taranya: kisah pertama,ketika be-
liau sedang berjalan-jalan dengan putrinya dan yang kedua ketika
beliau mendengar seorang Qari yang salah dalam membaca al
Qur‟an.
Dalam kisah lain diceritakan juga bahwa keseriusan Abu
Aswad dan Khalifah Alibin Abi Thalib menjadikan gramatikal
bahasa Arab matang secara etimologis. Kisah singkatnya
sebagai berikut sebagaimana yang ikutip M.Fathor Rohman dalam
kitabTammam Hasan: “Abu al Aswad ad Duali memberikan tinta
dan pena kepada seorang dari abdi al Qais, agar ia memberi
kode apa yang dibacanya. Ketika Abu al Aswad ad Duali
membaca huruf yang berharakat fathah, maka ia akan memberikan
titik merah diatas huruf itu.Ketika adahuruf yangdibaca dengan
kasrah, maka huruf itu akan diberi tanda titik merah
dibawahnya; dan jikaada huruf dibaca dengan dhommah,
maka huruf itu akan diberi tanda merah diantara huruf itu
dan sesudahnya.
Kaidah gramatikal bahasa Arab yang disusun langsung oleh
Abu Aswad ad Duali adalah al Fail, Maf‟ul bih, Mudhaf, huruf al
Nasbi, al Jar dan al Jazam.(Andalusi, 1973, p. 21).Dalam riwayat
az Zubaidi dijelaskan bahwa kaidah- kaidah yang disusun oleh Abu
Aswad ad Duali bersama Nashr bin Ashim, Abdur Rahman bin
Hurmaz adalah Awamil al Rafa‟, al Nasb, al Khafad, al Jazm, bab
al Fail, Maf‟ul bihi, at Taajub dan al Mudhof.(Afandi Fakultas
Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl Marsda Adisucipto
Yogyakarta, n.d.)
C. Karakteristik
Bahasa- bahasa sempit termasuk bahasa arab memiliki watak
linguistik triliteralitas, yaitu : kata- katanya terdiri dari akar tiga
konsonan dan derivatif dari akar ini. Dari akar tiga konsonan ini,
kata di bentuk melaluiproses yang di sebut “konjungsi” atau
“tasrif”yang tersdiri dari perubahan vokalisai tiga konsonan
berdasarkan kaidah, penambahan satu atau lebih konsonan sebagai
awalan, akhiran atau sisipan dan mengubah vokalisasi juga .
misalnya : kata qola ‫ ﻗﺎل‬yang berarti “berkata “ terambil dari huruf
qaf ‫ ق‬, wau ‫ و‬, dan lam ‫ ل‬dari kata qala /‫ ﻗﺎل‬yang terdiri dari kata
konsonan dapat dibentuk dari kata lain yang makannya berbeda,
seperti muqawil /‫ ﻣﻘﺎول‬bermakna kontraktor” kemudian di ubah
menjadi waqola/‫ وﻗﻞ‬yang bermakna satu kaki dan memantapkan
kakilain ke bumi.(6. Buku Linguistik Arab, n.d.)
1. Tata Bahasa Arab
Selalu berinfleksi (berubah) menurut shihab (1997: 95) bahwa
Bahasa Arab selalu mengubah akhir kata benda bergantung
pada kasusnya, baik sebagau objekl langsung maupun tidak
langsung dan mengubah akhir kata kerja bergantung keterangan
waktu. Bunyi suatu kata yang berbeda mengakibatkan
perbedaan arti yang sangat jauh. Sebagai contoh:
a. Ma ahsana al samai / ‫ اﻟﺴﻤﺎء أﺣﺴﻦ ﻣﺎ‬artinya apa yang terindah
di langit.
b. Ma ahsana al sama’a / ‫ اﻟﺴﻤﺎء أﺣﺴﻦ ﻣﺎ‬artinya apa alangkah
indahnya langit itu.
Dijelaskan oleh shihab (1997:95) bahwa sintaksis aranb sangat
rasional dan seksama tetapi cukup rumit bila dibandingkan
dengan bahasa Indonesia. Dalam tata Bahasa Arab dikenal
ilmu shorof atau morfologi yaitu ilmu untuk menata bentuk
kalimat.
Macam-macam pola kata dalam Bahasa Arab antara lain : Fiil
Madhi, Fiil Mudharik, Isim Faail, Isim Maful, Masdar (akar
kata), isim makan, isim zaman.
2. Kosakata Arab
Kekayaan kosa kata tidak hanya terlihat pada jenis kelamin kata
atau bilangannya yaitu mufrod (tunggal), mutsanna (dual) dan
jamak (plural) tetapi pada kekayaan kosa kata dan sinonim.
(Afandi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl
Marsda Adisucipto Yogyakarta, n.d.)
D. Ruang Lingkup Pembahasan Linguistik
Berdasarkan pengertian linguistik sebagai ilmu yang mengkaji ba-
hasa secara ilmiah, maka dapat disimpulkan bahwa obyek
pembahasan linguistik (‫ )ﺍﻟﻠﻐﺔ ﻋﻠﻢ‬adalah bahasa itu sendiri. ‘Aṭiyah
menegaskan:
“Objek kajian ‘ilmu al-lughah /linguistik adalah bahasa, bahasa sangat
penting bagi manusia dalam interaksi sosialnya”.
Mengkaji bahasa secara ilmiah sama artinya memandang
bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif terhadap
bahasa merupakan upaya untuk mengeliminir berbagai
prasangka sosial dan rasial terhadap bahasa. Memandang bahasa
secara objektif, juga merupakan dasar untuk membedakan
linguistik sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan dari
beberapa disiplin ilmu lain yang melihat bahasa dari sudut
eksternal.
Pengkajian bahasa secara eksternal, berarti bahasa
diselidiki dalam hubungannya dengan berbagai fenomena
lainnya, melahirkan berbagai macam disiplin ilmu, di antaranya:
sosiolinguistik, psikolinguistik, dan neurolinguistik.
Sosiolinguistik misalnya, muncul seiring dengan upaya
mempelajari hubungan dan saling pengaruh antara perilaku
bahasa dengan perilaku sosial. Psikolinguistik muncul seiring
dengan upaya mempelajari hu- bungan antara bahasa dengan
perilaku dan akal budi manusia.
Sementara neurolinguistik muncul seiring dengan upaya
mempelajari prakondisi neurologis (urat saraf) untuk
perkembangan bahasa.
Oleh karena linguistik mengkaji bahasa secara an sich,
maka ia pun bersifat umum. Dalam kaitan ini, ilmu linguistik
sering juga disebut de- ngan linguistik umum. Keumuman
lingusitik ini dikemukakan oleh Ver- haar, yaitu “Linguistik
tidak hanya menyelidiki satu langue (bahasa) tertentu tanpa

memperhatikan ciri-ciri bahasa lain.” Hal yang senada dengan


ungkapan Ramadan Abd al-Tawwāb:
“Bahasa yang menjadi kajian disiplin ilmu ini bukan hanya
bahasa Arab, ba- hasa Inggris, atau bahasa Jerman, akan tetapi
hakikat bahasa secara umum.”
Setiap bahasa memiliki karakteristik tersendiri yang juga
dapat ditemukan dalam bahasa-bahasa lain. Keuniversalan yang
terdapat di dalam semua bahasa inilah yang menjadi kajian
linguistik. Seiring de- ngan itu, setiap linguis hendaknya
menguasai satu atau lebih bahasa asing, dan yang lebih baik jika
bahasa asing yang dikuasai itu adalah bahasa yang tidak
serumpun dengan bahasa ibu/nasionalnya.
Bagaimana itu tidak sangat signifikan, karena tidak
mungkin bisa membandingkan morfologi dalam bahasa
Indonesia misalnya, jika kita tidak mengenal morfologi bahasa
lain, termasuk morfologi (‫ )ﺍﺷﺘﻘﺎﻕ‬dalam bahasa Arab. Verhaar
menyimpulkan, linguistik ada di dalam langage (bahasa pada
umumnya).
Pengkajian terhadap bahasa secara objektif ini, melahirkan
pan- dangan yang komprehensif tentang bahasa itu sendiri.
Setiap bahasa terdiri dari beberapa elemen yang membentuknya.
Elemen-elemen ba- hasa ini disebut dengan tataran
linguisitik,yaitu:
1. (Sintaksi ‫) ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻨﺤﻮ‬
Menurut Verhaar, sintaksis adalah “Menempatkan
bersama-sa- ma kata-kata menjadi kelompok kata atau
menempatkan kalimat dalam kelompok-kelompok kata
menjadi kalimat. Dalam bahasa Arab, secara umum sama dengan
“‫ ”ﺍﻟﻨﺤﻮ ﻋﻠﻢ‬atau lebih spesifiknya “‫”ﺍﻹﻋﺮﺍﺏ‬. Pembahasan lebih
lengkap dapat dilihat pada bab sintaksis.

2. (Morfologis ‫ ﻋﻠﻢ ﺍﻹﺷﺘﻘﺎﻕ‬/‫)ﻋﻠﻢ ﺍﻟﺼﺮﻑ‬


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa
yang dimaksud dengan morfologi adalah “Cabang linguistik
yang meng- kaji tentang morfem dan kombinasi-kombinasinya
atau bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan
bagian-bagian kata.” Dalam bahasa Arab, secara umum dikenal
dengan “‫ ”ﺍﻹﺷﺘﻘﺎﻕ ﻋﻠﻢ‬atau “‫”ﺍﻟﺼﺮﻑ ﻋﻠﻢ‬. Namun kajian “‫”ﺍﻟﺼﺮﻑ ﻋﻠﻢ‬
dinilai lebih bervariasi di- banding dengan morfologi. Pembahasan
lebih lengkap dapat dilihat pada bab morfologi.
3. Semantik (‫ ﺍﻟﺴﻴﻤﻨتﻴﻚ‬/‫)ﻋﻠﻢ ﺍﻟﺪﻻﻟﺔ‬
Pateda mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
semantik adalah “Studi tentang hubungan antara suatu pembeda
linguistik dengan hubungan proses mental atau simbol dalam
aktivitas bi- cara.” Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah “‫ﺍﻟﺪ‬/‫ﺍﻟﺴﻴﻤﻨتﻴﻚ‬
‫”ﻻﻟﺔ ﻋﻠﻢ‬. Pembahasan lebih lengkap dapat dilihat pada bab
semantik.
4. Fonologi (‫ﻋﻠﻢ ﻭﻇﺎﺋﻒ ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ‬/ ‫)ﻓﻨﻮﻟﻮﺟﻴﺎ‬
Menurut Kridalaksana, fonologi adalah “Bidang dalam linguistik
yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.”24
Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah “‫ ”ﻓﻨﻮﻟﻮﺟﻴﺎ‬atau “‫ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ‬
‫”ﻭﻇﺎﺋﻒ ﻋﻠﻢ‬. Pembahasan lebih lengkap dapat dilihat pada bab
fonologi.
5. Fonetik (‫) ﻋﻠﻢ ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ‬
Menurut Kridalaksana, yang dimaksud dengan fonetik
adalah “ilmu yang menyelidiki, penghasilan, penyampaian, dan
penerimaan bunyi bahasa. Dalam literatur bahasa Arab dikenal
dengam “‫”ﻋﻠﻢ ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ‬. Pembahasan lebih lengkap dapat dilihat
pada bab fonetik.
Dalam kaitannya dengan ‫ ﻋﻠﻢ‬x‫( ﺍﻟﻠﻐﺔ‬linguistik Arab), Wāfi
mengatakan bahwa yang menjadi topik pembahasan ‫ﺍﻟﻠﻐﺔ ﻋﻠﻢ‬
adalah sebagai berikut:
1. Asal-usul, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa
(origine dilang- age).
2. Fenomenologi bahasa (‫)ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺣﻴﺎﺓ‬, seperti adanya
bahasa yang punah dan berkembang, dialektologi
dan pengaruhnya terhadap perkem- bangan bahasa,
adanya proses saling mempengaruhi antar bahasa (‫ﺍ‬
‫ )ﻟﻠﻐﺔ ﺻﺮﺍﻉ‬dan yang sejenisnya.
3. Bunyi-bunyi bahasa (‫ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﻋﻠﻢ‬/‫ ;)ﻓﻮﻧيﺘﻚ‬macam-
macam dan cara mengartikulasikan bunyi-
bunyi bahasa dan yang sejenisnya. Seperti fonem
/‫ﺏ‬/ yang dihasilkan melalui pertemuan antara dua
bibir dan kemudian melepaskannya secara tiba-
tiba. Demikian seterusnya.
4. Studi terhadap makna bahasa (‫ﺍﻟﺪﻻﻟﺔ ﻋﻠﻢ‬/‫)ﺍﻟﺴﻴﻤﻨتﻴﻚ‬. Semantik
mencakup:
a. Leksikologi (‫)ﺍﳌﻔﺮﺩﺍﺕ ﻋﻠﻢ‬, yaitu ilmu yang
mempelajari semua komponen bahasa yang
memuat semua informasi tentang makna dan
pemakaian kata dalam bahasa.
b. Morfologi (‫ى‬/‫ﺍﳌﻮﺭﻓﻠﻮﺟﻴﺎ‬e‫)ﺍﻟﺼﺮ ﻋﻠﻢ‬, yaitu ilmu yang
berbicara tentangkata dan perubahan-
perubahannya pada setiap bahasa.
Dalambahasa Arab misalnya, perubahan
َ َ
kata “َ‫ ” ﺮ ﻧﺼ‬menjadi “َ ‫” ﺮ ﻧﺎﺻ‬serta makna
baru yang muncul dari perubahan
tersebut, yaitu dari makna ‘menolong’
menjadi ‘saling menolong’, dl
c. Sintaksis (‫)ﺍﻟﻨﺤﻮﻱ ﻋﻠﻢ‬, yaitu ilmu yang
mempelajari hubungan kata dengan kata lain
dalam sebuah kalimat serta jabatan masing-
masing kata dalam kalimat dimaksud.
Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah: “
‫“ﻣﺒﺘﺪﺃ‬, ”‫ﺮ‬؄‫“ﺧ‬, ”‫”ﻓﺎﻋﻞ‬, dll.
d. Etimologi
asal-usul bahasa; dari bahasa mana bahasa
(kata) itu diserap. Seperti kata “‫”ﺍﻟﺴﻴﻤﻨتﻴﻚ‬
(Arab), secara etimologi, kata ini berasal dari
bahasa Inggris, yaitu “semantics” yang
berarti ‘ilmu makna bahasa.’
E. Cabang - Cabang Linguistik
Sebagai sebuah disiplin ilmu, linguistik dapat dibagi
menjadi dua: linguistik murni (general linguistic/‫ )ﺍﻟﻨﻈﺮﻱ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﻋﻠﻢ‬dan
linguistik terapan (applied linguistic/ ‫)ﺍﻟﺘﻄﺒﻴﻘﻲ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﻋﻠﻢ‬. Jika linguistik murni
hanya mengkaji internal bahasa, atau sering disebut dengan mikro
linguistik, sementara linguistik terapan, mengkaji bahasa dalam
hubungannya dengan disiplin ilmu lain, atau sering disebut dengan
makro linguistik.
Bidang kajian linguistik murni (mikro linguistik) adalah:
1. Bunyi, disebut dengan fonologi;
2. Morfem & kata, disebut dengan morfologi;
3. Perbendaharaan kata, disebut dengan leksikologi;
4. Frase & kalimat, disebut dengan sintaksis;
5. Makna, disebut dengan semantik.
Lebih jauh Dawud menjelaskan bahwa kajian lingusitik
murni, bu- kan hanya internal bahasa, tetapi juga terkait dengan
metodologi kajian bahasa, seperti: deskriptif, historis,
komparatif, kontrastif, dll.(6. Buku Linguistik Arab, n.d.)
Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa makro
linguistik ada- lah kajian bahasa dalam hubungannya dengan
disiplin ilmu lain, seperti:
a. Pendidikan + Lingusitik, kemudian muncul ilmu:
- Pemerolehan bahasa;
- Pembelajaran bahasa;
- Evaluasi bahasa
1. Sosiologi + lingusitik, melahirkan disiplin ilmu
sosiolinguistik;
2. Psikologi + lingusitik, melahirkan disiplin ilmu
psikolinguistik;
3. Antropoligi + lingusitik, melahirkan disiplin ilmu
antropolinguis- tik:
4. Politik + lingusitik, melahirkan disiplin ilmu
politikolinguistik;
5. Sosiologi + politik + lingusitik, melahirkan disiplin
ilmu sosiopo- litikolinguistik;
6. Etnometodologi + linguitsik melahirkan disiplin
ilmu etno- linguistik;
7. Neurologi + linguitsik melahirkan disiplin ilmu
etnolinguistik;
8. Geologi + Linguitsik melahirkan disiplin ilmu
Geolinguistik; Dāwud
Dāwud menyimpulkan cabang-cabang linguistik
sebagaiberikut: ‫ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ‬
‫ﺍ‬x‫ݰﺪﻳﺚ‬
‫ﺍﻟﻨﻈﺮﻱ‬

‫ﺍﳌﻨݤ‬s ‫ﺍﳌﺎﺩﺓ‬

‫ﻭﺻﻔﻲ – ﺗﺎﺭ‬ç‫ﺦ‬ ‫ﺃﺻﻮﺍﺕ‬


‫ﺍﻟﺘﻄﺒﻴﻘﻲ‬
‫ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ‬
‫ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ‬

‫ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ‬

‫ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ‬

‫ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ‬
‫ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ‬

‫ﺍﻟﺴﻴﺎ؟‬S‫ܣ‬

– ‫ﻣﻘﺎﺭﻥ‬ ‫ﺻﺮﻑ‬
‫ﺍﻟﻨﻔؠ‬S‫ܣ‬
‫ﺍ‬zx‫ﻐﺮ‬ʏe

d‫ﺟﺘﻤﺎڤ‬ʏ

‫ﺗﻘﺎﺑ‬ʏl
‫ﺍﻟﻄ‬s‫ܣ‬

d‫ﻋﻼﻣﻲ‬

– ‫ﻣﻌﻴﺎﺭﻱ‬ ‫ﺗﺮﺍﻛﻴﺐ‬
‫ﺑ‬i‫ﻴﻮﻱ‬
‫ﺗﺼ‬i... ‫ﻴﻔﻲ‬ ‫ﺩﻻﻟﺔ‬
‫¿ﺇ‬x

  Kesimpulan
Kata linguistic berasal dari bahasa latin “lingua” yang
artinya bahasa. Secara  populer orang asing menyatakan
bahwa linguistic adalah ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan
bahasa sebagai objek kajiannya.
Sejarah linguistik di dunia terbagi dua:
1. Linguistik Tradisional
a. Zaman yunani kuno

b. Zaman romawi

c. Zaman renaisans

d. Linguistik bahasa Ibrani dan bahasa Arab

e. Lingustik strukturalis

f. Lingustik strukturalis
2. Lingustik struktural
Sejarah linguistik  di Indonesia
         Teori linguistik di Indonesia banyak dipengaruhi oleh linguistik Barat
(Eropa-Amerika) karena dari sanalah para linguis banyak belajar tentang
linguistic. Antara tahun 1970an-1980an teori linguistik Indonesia ditandai
penerapan teori aliran Leiden, dan teori TG. Pada tahun 1980an-
1990an  perkembangan teori linguistik merupakan sintesis atas teori-teori
yang ada. Penelitian dalam bidang pragmatik mulai mendapat tempat cukup
penting dalam penelitian linguistik Indonesia. Perkembangan linguistik
malahan semakin meriah pada tahun 2000 hingga sekarang ini dengan
munculnya beragam bidang dan pendekatan kajian linguistik yang
dilakukan di pelbagai universitas di Indonesia.

Daftar Pustaka
(Afandi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl Marsda
Adisucipto Yogyakarta, n.d.)
(Afandi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl Marsda
Adisucipto Yogyakarta, n.d.)
(No Title, n.d.)
(2021-MUHAMMAD AL FARABI-2017 LINGUISTIK , n.d.)
(Afandi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl Marsda
Adisucipto Yogyakarta, n.d.)
(6. Buku Linguistik Arab, n.d.)
(Afandi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl Marsda
Adisucipto Yogyakarta, n.d.)
(6. Buku Linguistik Arab, n.d.)
(6. Buku Linguistik Arab, n.d.)
(2021-MUHAMMAD AL FARABI-2017 LINGUISTIK , n.d.)

Anda mungkin juga menyukai