Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Thuruq Tadris Al-Lughoh Ar-
Rabiyah
Kelompok 1
Disusun oleh :
4C
BANDUNG
2023/1444
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia memerlukan ilmu untuk menjalani kehidupannya.
Ilmu tersebut didapatkan dengan cara belajar di sebuah Lembaga Pendidikan
seperti sekolah, madrasah ataupun di pesantren. Dalam proses pembelajaran di
Lembaga Pendidikan tentunya harus memerlukan metode dan Teknik yang
digunakan seorang pengajar.
Metode dan Teknik yang efektif dalam proses pembelajaran sangat penting
dilakukan seorang pengajar. Metode dan Teknik akan mempengaruhi dalam
penyampaian materi dari pengajar kepada peserta didik, karena akan
mempengaruhi pemahaman peserta didik. Metode dan Teknik yang digunakan di
setiap mata pelajaran akan berbeda-beda karena materi yang disampaikan
berbeda-beda. Contohnya metode dan Teknik dan pendekatan dalam pembelajaran
Bahasa Arab.
Dalam pembelajaran Bahasa Arab terdapat pendekatan, metode dan teknik
yang harus diketahui seorang pengajar Bahasa Arab. Seperti konsep pendekatan,
jenis-jenis pendekatan, jenis metode dan lain sebagainya. Semua materi ini perlu
diketahui oleh seorang pengajar agar dalam proses pembelajaran bisa
menyampaikan materi kepada peserta didik untuk membantu pemahamannya dan
membantu mencapai tujuan indikator yang sudah ditentukan.
Dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan beberapa materi mengenai
pendekatan pembelajaran Bahasa Arab, metode dan tekniknya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Definisi Metode
Istilah metode dalam bahasa Arab adalah thariqah (jamak thara’iq) yang berarti
rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan
yang ditentukan. Metode bersifat prosedural (Ahmad Fuad Efendy, 2012).
Metode bisa juga disebut sebagai rencana menyeluruh penyajian bahasa secara
sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Ada juga yang menjelaskan
bahwa Metode adalah cara atau langkah-langkah umum tentang penerapan teori-
teori yang ada pada pendekatan tertentu.
Metode pembelajaran adalah tingkat perencanaan program yang bersifat
menyeluruh yang berhubungan erat dengan langkah-langkah penyampaian materi
pelajaran secara prosedural, tidak saling bertentangan dan tidak bertentangan
dengan pendekatan.
2
3. Definisi Teknik
Teknik, yang dalam bahasa Arab disebut uslub (jamaknya asalib), yang lebih
familiar dengan sebutan strategi dalam bahasa Indonesia merupakan kegiatan
spesifik yang diimplementasikan dalam kelas, Richards dan Rogers menjelaskan
bahwa “Teknik” adalah prosedur dan praktek yang sesungguhnya dalam kelas.
Teknik ini dalam pembelajaran bahasa bersifat implementasoinal, maksudnya
bersifat apa yang sesungguhnya terjadi di kelas (Radliyah Zainuddin, 2005).
Teknik merupakan usaha penerapan metode pengajaran tertentu di dalam kelas.
Dalam ungkapan lain, teknik adalah kegiatan spesifik yang diimplimentasikan di
dalam kelas sejalan dengan metode dan pendekatan yang telah dipilih. Dengan
demikian pendekatan bersifat aksiomatis, metode bersifat prosedural dan teknik
bersifat operasional-implementatif (Azhar Arsyad, 2010).
3
melakukan tukar pikiran secara seimbang, sekaligus memberi perhatian
yang lebih kepada siswa atau memanusiakan siswa.
b. Pendekatan Berbasis Media (Media Based Approach)
Pendekatan ini bertujuan melengkapi konteks yang menjelaskan makna
kata-kata, struktur, dan istilah-istilah kebudayaan baru melalui gambar,
peta, foto, contoh model yang hidup, kartu, dan segala sesuatu yang dapat
membantu menjelaskan makna kata yang asing pada peserta didik. Tujuan
dari penggunaan media ini sangat jelas, yakni agar penyajian materi lebih
hidup dan menarik peserta didik sehingga dapat menyampaikan contoh dan
informasi kebahasaan yang benar dan melatihnya berjalan secara efektif.
c. Pendekatan Mendengar-Mengucapkan (Aural Oral Approach)
Pembelajaran bahasa harus dimulai dengan mendengarkan bunyi-bunyi
bahasa yang berbentuk kata dan kalimat. Dalam bentuk klasikalnya
kemudian meminta peserta didik menirukannya untuk dihafal, sebelum
membaca dan menulis diajarkan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa
Arab dengan pendekatan aural oral approach ini menuntut adanya kegiatan
pembelajaran bahasa yang dilakukan dengan teknik pengulangan atau
repetisi (Ahmad Fuad Efendi, 2005: 47).
d. Pendekatan Komunikatif (Communicative Apprroach)
Menurut Hymes, terdapat empat faktor yang menjadi pembangun dan
menjadi ciri penanda kompetensi komunikatif ini, yaitu kegramatikalan
(penguasaan tata bahasa secara baik), keberterimaan (saling dapat
dipahami dan memahami), ketepatan (konteks dengan situasi yang
berkembang), dan keterlaksanaan (praktik yang dilakukan secara terus-
menerus). Tujuan utama pembelajaran bahasa bukanlah penguasaan
tatabahasa, tetapi bagaimana supaya siswa memiliki kemampuan dan
keberanian berkomunikasi dengan menggunakan bahasa secara baik dan
benar serta efektif dan wajar.
2. Jenis-Jenis Metode
Agar siswa dapat menguasai bahasa arab dengan baik, seorang guru perlu
menguasai bermacam-macam metode pengajaran bahasa arab. Kita mengenal
4
banyak sekali macam metode pengajaran, dari sekian banyak metode yang dipakai
atau ditetapkan dalam pengajaran, biasanya seorang guru dalam menetapkan
metode tersebut memperhatikan minat siswa agar dapat tercurah pada pelajaran.
Diantara metode pembelajaran bahasa Arab adalah:
a. Metode Qawaid (Tata Bahasa) dan Terjemahan
Metode ini ditujukan kepada peserta didik agar, (1) lebih mempu
membaca naskah berbahasa Arab atau karya sastra Arab, dan (2)
memiliki nilai displin dan perkembangan intelektual. Pembelajaran
dalam metode ini didominasi dengan kegiatan membaca dan menulis.
b. Metode Langsung (Mubasyarah)
Metode ini disebut metode langsung karena selama pelajaran guru
berlangsung menggunakan bahasa asing yang diajarkan, sedang bahasa
murid tidak digunakan
c. Metode Silent Way (Guru diam)
Dalam penggunaan metode silent way, guru lebih banyak diam, ia
menggunakan gerakan, gambar dan rancangan untuk memancing dan
membentuk reaksi didik berkembang bebas, mandiri dan bertanggung
jawab.
d. Community Language Learning (Belajar Bahasa Berkelompok)
Metode ini mempunyai tujuan yaitu penguasaan bahasa sasaran oleh
peserta didik yang mendekati penutur aslinya. Mereka belajar dalam
suatu komunitas atau berkelompok (teman belajar dan gurunya), melalui
interaksi dengan sesama anggota komunitas tersebut.
e. Total Physical Respon
Metode ‘respon psikomotorik total’ bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan lisan pada tahap awal pembelajaran. Jadi tujuan akhirnya
adalah keterampilan berbicara dasar. Pembelajaran dengan cara
menggabungkan kegiatan ber-bahasa dan gerakan merupakan ciri dasar
dalam pembelajaran bahasa Arab.
5
3. Jenis-Jenis Teknik
Teknik pengajaran merupakan operasionalisasi metode. Karena itu, teknik
pengajaran itu berupa rencana, aturan-aturan, langkah-langkah tersebut haruslah
terkait erat dengan bingkai umumnya yaitu metode. Dalam pembelajaran Bahasa
Arab, terdapat beberapa teknik yang mendukung proses pembelajaran, yaitu:
1. Teknik Pembelajaran Istima’
Teknik pembelajaran istima’ ini bukan berarti mendengarkan akan
tetapi melakukan kegiatan menyimak. Kegiatan mendengarkan dan
menyimak itu berbeda dan akan mempengaruhi hasil dari apa yang
didengar.
Menyimak yaitu suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya.
Dalam kegiatan menyimak ada faktor kesengajaan dalam mendengar
dan ada usaha memahami apa yang didengarnya atau apa yang
disimaknya sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tidak ada proses
memahami apa yang didengar.
2. Teknik Pembelajaran Kalam
Maharah kalam merupakan salah satu bentuk kemampuan dalam
berbahasa. Dalam mempelajari bahasa khususnya bahasa arab tentunya
meningkatkan kemampuan berbahasa sangat penting dilakukan agar
siswa mampu mengekspresikan apa yang ada dalam pikirannya
menggunakan bahasa yang sedang dipelajari. Dalam maharah kalam
ini dilakukan secara dua arah, bukan hanya seorang guru atau pengajar
saja yang banyak bicara.
Terkadang seorang guru menganggap berhasil dalam kemampuan
maharah kalam ini jika siswa bisa menirukan apa yang dikatakan
seorang guru atau membaca teks yang dibuku atau dijelaskan guru.
Menurut Al – Naqah, kegiatan seperti ini belum sepenuhnya dikatakan
maharah kalam, kegiatan ini bisa dikatakan kegiatan latihan
pengucapan, karena kegiatan sesungguhnya dalam maharah kalam itu
6
mengekspresikan apa yang ada di benak siswa itu sendiri. Jadi yang
dimaksud maharah kalam atau kegiatan berbicara ini mengekspresikan
gagasannya secara komunikatif dengan dilakukan secara dialog
ataupun sendiri. (Yazid Hady, 2019)
3. Teknik Pembelajaran Qiro’ah
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang tidak
mudah. Siswa yang unggul dalam keterampilan membaca mereka
unggul dalam pelajaran. Keterampilan membaca diperlukan kerja akal
dan pikiran guna memahami apa yang dibaca. Khususnya dalam
berbahasa arab bukan hanya sekedar membaca membunyikan huruf,
akan tetapi dalam bahasa arab siswa dilatih dalam membaca teks bahasa
arab yang baik dan benar secara kaidah. Terkadang perlu berhenti
sejenak dan mengulang beberapa kali untuk bisa memahami apa yang
dibaca. (Konferensi Bahasa Arab, 2020)
4. Teknik Pembelajaran Kitabah
Keterampilan menulis merupakan keterampilan tertinggi dalam
berbahasa. Keterampilan menulis juga merupakan sebuah bentuk
mengekspresikan sebuah gagasan pikiran dalam sebuah tulisan.
Menulis juga bisa dikatakan kegiatan berbahasa yang sangat kompleks,
karena kegiatan ini dilatih untuk mampu mengorganisasikan ide secara
runtut dan logis dengan kaidah penulisan yang berbeda-beda.
Dalam bahasa arab keterampilan menulis bisa dikatakan Maharotul
Kitabah. Menurut Syamsuddin Asyrofi ada dua aspek dalam
keterampilan menulis, yaitu kemahiran dalam membentuk huruf dan
menguasai ejaan dan kemahiran dalam menyampaikan perasaan dan
pikiran kedalam bentuk tulisan. Disamping kerumitan dalam
membentuk huruf, pengejaan kata dilatih juga kekreatifitasan siswa
untuk menyampaikan pikiran gagasan dan menyusun kalimat dalam
bentuk tulisan, pada tingkat pemula tidak menekankan dalam
pengetahuan bahasa akan tetapi menekankan berbahasa secara lisan
maupun tulisan (Zulkifli Munawarah, 2020).
7
5. Teknik Pembelajaran Mufrodat
Mufrodat merupakan bentuk jamak dari kata mufradah. Bisa
diartikan sebagai satuan unit bahasa yang tersusun secara horizontal
sesuai dengan kaidah nahwu tertentu yang berfungsi sebagai
pembentuk kalimat.
Mufradātsah sangatlah penting dalam bahasa Arab sebagai (a)
pembentuk struktur kalimat dan teks, (d) penjelas kedudukan kata
dalam kalimat, dan (e) penentu makna linguistik kontekstual dalam
sebuah wacana atau teks bahasa secara tepat. Penentu makna
kontekstual itu harus ditopang oleh pemahaman terhadap subsistem
bahasa Arab lainnya, seperti: sharaf(termasuk isytiqaq), nahwu, dan
nizhámdalali(sistem semantik) serta substansi pembicaraan dan teks itu
sendiri. (Muhbib Abdul Wahab, 2015)
6. Teknik pembelajaran Qawaid
Qawaid merupakan kata jamak dari qaaidah yang berarti aturan.
Jadibisa diartikan qawaid merupakan sekumpulan aturan atau kaidah
yang terdapat dalam berbahasa arab.
7. Al-Muhadtsah
Merupakan sebuah keterampilan dalam berbahaa arab dengan
menggunakan keterampilan berbicara, keterampilan mendengar dan
penguasaan mufrodat dengan cara berkomunikasi. Pembelajaran
muhadatsah ini banyak digunakan di pondok pesantren modern.
Bahkan dianggap efektif dalam pembelajaran bahasa arab oleh banya
kalangan. (Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, 1997) dalam teknik
muhadatsah ini dilakukan dengan berkomunikasi atau bercakap-cakap
dengan lawan bicara bisa dilakukan siswa dengan siswa yang lain
ataupun guru dengan siswa, sehingga perlu waktu untuk
mempersiapkannya, mempersiapkan kosa kata yang akan digunakan
sesuai tema dan dilatih secara berulang agar kosa kata yang akan
digunakan benar-benar melekat.
8
Yang terpenting adalah, siswa mampu menambahkan
perbendaharaan mufradat.
Teknik pembelajaran Al-Muhadatsah adalah:
a) Percakapan dengan Bahasa Arab, dengan tujuan melatih lidah
siswa agar terbiasa berbicara dengan Bahasa Arab.
b) Siswa terampil dalam Bahasa Arab mengenai kejadian apa saja
dalam masyarkat dan dunia internasional.
c) Siswa mampu menerjemahkan percakapan.
9
e) Siswa diperintahkan untuk membuat ringkasan atau menjawab soal dari
materi yang telah didengarkan dan menyampaikannya baik secara
lisan atau tulisan di depan kelas.
f) Mengevaluasi pemahaman siswa dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai sehingga
bisa dipakai untuk mengukur tingkat kemajuan siswa.
10
4) Siswa dipersilahkan untuk memilih satu tema atau lebih sampai
akhirnya siswa bebas memilih tema yang dibicarakan tentang apa yang
mereka ketahui. (Syaiful Mustofa, 2011)
11
2) Mengucapkan kata. Dalam tahap ini, pengajar memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengucapkan kata yang telah didengarnya.
3) Mendapatkan makna kata. Pada tahap ini hendaknya pengajar
menghindari terjemahan dalam memberikan artikata kepada siswa,
karena bila hal itu dilakukan maka tidak akan terjadi komunikasi
langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari, sementara makna
kata pun akan cepat dilupakan oleh siswa.
4) Membaca kata. Setelah melalui tahapmendengar, mengucapkan,
dan memahami makna kata-kata (kosakata) baru, pengajar
menulisnya dipapan tulis. Kemudian siswa diberikan kesempatan
membaca kata tersebut dengan suara keras.
5) Menulis kata. Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu
bilamana ia diminta untuk menulis kata-kata yang baru
dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca) mengingat
karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa.
6) Membuat kalimat. Menggunakan kata-kata baru itu dalam
kalimat yang sempurna, baik secara lisan maupun tulisan.
12
3) Memperbanyak latihan, pada langkah ini seorang guru harus
memperhatikan latihan-latihan pekerjaan yang dikerjakan siswa.
4) Solusi individu, dalam hal ini mencakup problem-problem individu
siswa, guru dapat memberikan tugas taraki yang bervariasi kepada
siswa, maka dari sini dapat diketahui mana kesalahan yang lebih
dominan pada siswa. Dari sini pula dapat dibuat bahan rujukan
untuk memperbaikinya.
5) Demonstrasi, kegiatan demonstrasi ini dapat dilaksanakan setelah
siswa mampu memahami tarākibdengan baik. Demonstrasi dapat
dilaksanakan dengan permainan ataupun dengan latihan-latihan
yang mendalam.
6. Al-Muhadatsah
Dalam penerapan pembelajaran Muḥādaṡahada langkah-langkah yang
perlu diketahuiatau digunakan oleh guru. Adapun langkah-langkah pembelajaran
Muḥādaṡahseperti yang diungkapkan oleh Mahmud Yunus adalah sebagai
berikut:
1) Guru memilih materi pelajaran yang sesuai dengan otak siswa dan
umurnya dan menarik hati mereka.
2) Guru memilih kata-kata yang sesuai dengan pengetahuan siswa
serta menandai kata-kata yang sulit dan menuliskannya di papan
tulis.
3) Guru menyiapkan alat-alat peraga yang menolong lancarnya
pelajaran, serta pandai menggunakannya menurut mestinya.
4) Bagi murid-murid yang baru belajar, guruharusmenyertakan
perkataan dengan perbuatan (isyarat), agar dapat melukiskan arti
yang di maksud, kemudian siswa disuruh mencontohkannya.
5) Apabila siswa telah pandai berbicara dalam bahasa Arab dengan
kalimat-kalimat yang pendek, hendaknya guru memperhatikan
macam-macam perbuatan atau isyarat (gambar), lalu mereka
disuruh menerangkannya dengan kalimat yang sempurna.
13
6) Pada akhir pelajaran guru harus mengadakan soal tanya jawab
dengan siswa, sebagai ulangan pelajaran Muḥādaṡahitu, semua
jawaban harus dalam kalimat yang sempurna.
7) Apabila siswa telah agak maju dalam pelajaran Muḥādaṡah,
hendaklah guru menyiapkan alat-alat peraga (benda, contoh-contoh,
atau gambar-gambar) dan memperlihatkannya kepada mereka, dan
bersoal jawab dengan mereka berkenaan dengan nama benda dan
tempatnya, sifat-sifatnya, gunanya dan sebagainya. Sehingga lancar
lidah mereka bercakap-cakap tentang keadaan benda itu.
8) Suruhlah siswa mengeluarkan buku tulis dan menyalin kata-kata
baruatau istilah-istilah yang tertulis di papan tulis.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan yang dalam bahasa Arab diambil dari kata madkhal (jamak
madakhil) yang berarti tempat masuk (Louis al-Ma’luf, 1986).
Pendekatan secara istilah adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakikat
bahasa, dan belajar-mengajar bahasa (Ahmad Fuad Efendy, 2012). Pendekatan
pembelajaran adalah tingkat pendirian filosofis mengenai bahasa, belajar dan
mengajar bahasa Arab sehingga, dapat dikatakan bahwa pendekatan merupakan
pendirian filosofis yang selanjutnya menjadi acuan dalam kegiatan belajar dan
mengajar bahasa.
Metode pembelajaran adalah tingkat perencanaan program yang bersifat
menyeluruh yang berhubungan erat dengan langkah-langkah penyampaian materi
pelajaran secara prosedural, tidak saling bertentangan dan tidak bertentangan
dengan pendekatan.
Teknik merupakan usaha penerapan metode pengajaran tertentu di dalam kelas.
Dalam ungkapan lain, teknik adalah kegiatan spesifik yang diimplimentasikan di
dalam kelas sejalan dengan metode dan pendekatan yang telah dipilih. Dengan
demikian pendekatan bersifat aksiomatis, metode bersifat prosedural dan teknik
bersifat operasional-implementatif.
Beberapa teknik dalam pembelajaran bahasa arab diantaranya, Teknik
Pembelajaran Istima’, Teknik Pembelajaran Kalam, Teknik Pembelajaran Qiro’ah,
Teknik Pembelajaran Kitabah, Teknik Pembelajaran Mufrodat, Teknik
pembelajaran Qawaid, Al-Muhadtsah
Beberapa pendekatan dalam pembelajaran bahasa arab yaitu, Pendekatan
Kemanusiaan (Humanistic Approach), Pendekatan Berbasis Media (Media Based
Approach), Pendekatan Mendengar-Mengucapkan (Aural Oral Approach),
Pendekatan Komunikatif (Communicative Apprroach)
15
DAFTAR PUSTAKA
16