INDONESIA
Disusun Oleh :
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas nikmat yang telah diberikan baik berupa nikmat
kesehatan ataupun nikmat kesempatan sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan.
Shalawat bagi Nabi Muhammad SAW yang telah meletakkan peradaban kemanusiaan
yang diridhai Allah SWT.
Fonetik adalah bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau
bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia
Analisis kontrastif adalah sebuah istilah yang terdapat dalam pembelajaran bahasa untuk
membandingkan antara dua bahasa atau lebih dari rumpun bahasa yang berbeda. Analisis ini
bertujuan untuk menemukan unsur-unsur kesamaan dan perbedaan di antara kedua bahasa
tersebut, baik pada tingkat bunyi atau fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semanti.
Penulis tahu bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dari
sisi isi pembahsan,penulisan kalimat dan sebagainya, beranjak dari kesadaran itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif sebagai penambah pengetahuan bagi
penulis dalam menyusun makalah di lain waktu.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan
ilmunya serta bimbingannya kepada kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis tak lupa juga meminta maaf yang sebesar-besarnya jika dalam pembuatan makalah
ini ada pihak yang merasa dirugikan, karena semuanya hanya kebetulan saja.
Penulis
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asumsi umum yang dihadapi oleh pelajar Indonesia yang belajar bahasa Arab
adalah “bahasa Arab itu sulit”. Tentunya, asumsi tersebut tidak boleh dianggap remeh,
khususnya bagi praktisi di bidang pengajaran bahasa. Berdasarkan pengamatan, asumsi
sulitnya bahasa Arab bagi penutur Indonesia memang memiliki dasar argumentasi rasional
dan akademik dan mungkin saja argumen kebahasaan yang digunakan berbeda pula dari
satu orang dengan lainnya. Secara kebahasaan, meskipun tidak disepakati secara umum,
khususnya bagi kelompok yang menentang asumsi analisis kontrastif, unsur-unsur
perbedaan antara kedua bahasa Arab dan Indonesia adalah sebuah fakta kebahasaan.
Perbedaan asal-usul dan tata bahasa yang meliputi fonetik, morfemik, sintaksis, dan
perbedaan budaya sampai perbedaan lambang huruf adalah fakta-fakta kebahasaan yang
tidak dapat diabaikan begitu saja. Asumsi bahwa bahasa Arab itu sulit jika diselaraskan
dengan asumsi analisis kontrastif, maka semakin jelas bahwa unsur-unsur perbedaan
kebahasaan antara dua bahasa atau lebih menjadi sebab utama kesulitan dalam
pembelajarannya tersebut. Oleh karena itu, tulisan ini berusaha keras untuk mencoba
melihat sisi teoretik, metodik, dan praktisnya analisis kontrastif pada tataran pengajaran
bahasa asing. Dengan cara itu sikap menolak ataupun memilih metode ini yang diteruskan
dengan praktik menjadi selaras dan dapat dipertanggung jawabkan secara akademik.
Analisis kontrastif yang dikenal sebagai salah satu metode analisis bahasa praktis
sebenarnya lahir dari hasil asumsi sederhana sekali yang terinspirasi dari kenyataan kasus-
kasus pembelajaran bahasa asing, yaitu adanya suatu kesadaran atas kesalahan yang sama
(berkali-kali) yang muncul dalam fenomena aktivitas berbahasa asing sebagai tujuan
pembelajaran bahasa. Menurut Nababan (1993: 124), hal itu juga dapat ditelusuri ketika
William Jones membandingkan bahasa-bahasa Yunani dan Latin dengan bahasa Sangskrit.
Berdasar pengamatan, studi kontrastif ini dipandang semakin urgen ketika terlihat adanya
fenomena: kemunculan kesalahan yang tampak secara teratur dan secara metodologis
dalam karya-karya para peserta belajar berbahasa asing.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian analisis kontrastif
2. Mengetahui perbedaan bunyi antara bahasa bahasa arab dan indonesia
3. Mengetahui perbedaan serapan bahasa arab dan indonesia
4. Meminimalkan kesalahan pengucapan bunyi bahasa arab
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Bentuk Perubahan Fonetis Kata Serapan Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia
Bunyi huruf hijaiyah yang mengalami perubahan fonetis setelah diserap ke dalam
bahasa Indonesia sebanyak 16 bunyi. Bunyi-bunyi tersebut adalah [?], [ts], [ch], [kh], [d],
[dz], [z], [sy], [sh], [dl], [th], [dh], [’], [gh], [f], dan [q]. Setiap bunyi ada yang mempunyai
satu bentuk perubahan atau lebih. Jadi, total bentuk perubahan bunyi yang terjadi sebanyak
21 macam bunyi.
Rincian bentuk perubahan bunyi yang terjadi adalah sebagai berikut: (1) Bunyi [?]
berubah menjadi satu macam bunyi, yaitu hilang; (2) Bunyi [ts] berubah menjadi satu
macam bunyi, yaitu [s]; (3) Bunyi [ch] berubah menjadi satu macam bunyi, yaitu [h]; (4)
Bunyi [kh] berubah menjadi satu macam bunyi, yaitu [k]; (5) Bunyi [d] berubah menjadi
satu macam bunyi, yaitu [t]; (6) Bunyi [dz] berubah menjadi satu macam bunyi, yaitu [z];
(7) Bunyi [z] berubah menjadi dua macam bunyi, yaitu [s] dan [j]; (8) Bunyi [sy] berubah
menjadi satu macam bunyi, yaitu [s]; (9) Bunyi [sh] berubah menjadi satu bentuk bunyi,
yaitu [s]; (10) Bunyi [dl] berubah menjadi dua macam bunyi, yaitu [d] dan [l]; (11) Bunyi
[th] berubah menjadi satu macam bunyi, yaitu [t]; (12) Bunyi [dh] berubah menjadi dua
macam bunyi, yaitu [z] dan [l]; (13) Bunyi [’] berubah menjadi dua macam bunyi, yaitu [?]
dan [k]; (14) Bunyi [gh] berubah menjadi satu macam bunyi, yaitu [g]; (15) Bunyi [f]
berubah menjadi satu macam bunyi, yaitu [p]; (16) Bunyi [q] berubah menjadi dua macam
bunyi, yaitu [g] dan [k].
Adapun contoh kata serapan bahasa Arab dalam bahasa Indonesia yang mengalami
perubahan fonetis adalah sebagai berikut: (1) Bunyi [?] hilang, contoh: imla; (2) Bunyi [ts]
berubah menjadi [s], contoh: bahas; (3) Bunyi [ch] berubah menjadi [h], contoh: rahim; (4)
Bunyi [kh] berubah menjadi [k], contoh: kabar; (5) Bunyi [d] berubah menjadi [t], contoh:
lahad; (6) Bunyi [dz] berubah menjadi [z], contoh: zikir; (7) Bunyi [z] berubah menjadi [s],
2
contoh: markas; (8) Bunyi [z] berubah menjadi [j], contoh: jerapah; (9) Bunyi [sy] berubah
menjadi [s], contoh: setan; (10) Bunyi [sh] berubah menjadi [s], contoh: istilah; (11) Bunyi
[dl] berubah menjadi [d], contoh: duafa; (12) Bunyi [dl] berubah menjadi [l], contoh: perlu;
(13) Bunyi [th] berubah menjadi [t], contoh: tawaf; (14) Bunyi [dh] berubah menjadi [z],
contoh: mahfuz; (15) Bunyi [dh] berubah menjadi [l], contoh: lalim; (16) Bunyi [’] berubah
menjadi [?], contoh: akikah; (17) Bunyi [’] berubah menjadi [k], contoh: iklan; (18) Bunyi
[gh] berubah menjadi [g], contoh: magrib; (19) Bunyi [f] berubah menjadi [p], contoh:
petua; (20) Bunyi [q] berubah menjadi [g], contoh: gamis; (21) Bunyi [q] berubah menjadi
[k], contoh: fakir
C. Bunyi-Bunyi yang Sama Persis dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia
Terdapat bunyi-bunyi yang sama persis di dalam dua bahasa, baik dari segi
makhraj-nya maupun dari sifatnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1
Bunyi
No Keterangan
Bahasa Bahasa
Arab Indonesia
1. ب B bilabial, hambat, dan bersuara
2. م M bilabial, nasal, dan bersuara
3. و W bilabial, semi-vokal
4. ف F labio-dental, geseran, dan tak bersuara
5. ج J lamino-palatal, paduan, dan bersuara
6. ك K dorso-velar, hambatan, dan tak bersuara
7. ر R apiko-alveolar, getar, dan bersuara
8. ز Z apiko-alveolar, geseran, dan tak bersuara
9. س S apiko-alveolar, geseran, dan tak bersuara
10. ه H laringal, geseran, dan tak bersuara
Tabel 2
3
2. د ujung lidah, gusi dan gigi, hambat, serta jelas
D ujung lidah, gusi, hambat, dan jelas
3. ن ujung lidah, gusi dan gigi, telinga, serta jelas
N ujung lidah, gusi, telinga, dan jelas
4. ل ujung lidah, gusi, gigi, samping, dan jelas
L ujung lidah, gusi, samping, dan jelas
5. ي tengah lidah, langit-langit, langit mulut kasar, dan Y semi vokal
Y
6. غ pangkal lidah, langit-langit, langit mulut lunak, geseran, dan jelas
G pangkal langit-langit mulut lunak, hambat, dan jelas
7. ح pangkal lidah, langit-langit mulut lunak, geseran, samar
H tenggorokan, geseran, dan samar
8. خ pangkal lidah, langit-langit mulut lunak, geseran, samar
K pangkal lidah, langit-langit mulut lunak, hambat, samar
9 ق pangkal lidah, rongga mulut, hambat, samar
K pangkal lidah, langit-langit mulut lunak, hambat, samar
10. ش ujung lidah, langit-langit mulut kasar, geseran, samar
S ujung lidah, gusi, geseran, samar
11. ث antara gigi-gigi, geseran, samar
S geseran, samar
12. ذ ujung lidah, gusi, geseran, jelas
Z ujung lidah, gusi, geseran, jelas
13. ص ujung lidah, gusi/tebal, geseran, dan samar
S ujung lidah, gusi/tebal, geseran, dan samar
Tabel 3
No. Bunyi Sifat
4
3. ظ antara gigi-gigi geseran jelas tipis
Tabel 4
No. Bunyi Keterangan
5
12. ق pangkal lisan, letupan, mahmus
Tabel 5
No. Bunyi Keterangan
5. Ny hidung, jelas, ditandai dengan [n], seperti pada kata nyala [nala]
6. Ng hidung, jelas, ditandai dengan [n], seperti pada kata ngilu [nilu]
Tiga misal [str] dalam [strategi], [skr] dalam [skripsi], [spr] dalam
12. konsonan [spinter], dan [str] dalam [stroke]
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Terdapat 16 bunyi huruf hijaiyah yang mengalami perubahan setelah proses penyerapan.
Bunyi-bunyi tersebut adalah [?], [ts], [ch], [kh], [d], [dz], [z], [sy], [sh], [dl], [th], [dh], [’], [gh],
[f] dan [q]. Setiap bunyi ada yang mempunyai satu bentuk perubahan atau lebih. Jadi, total
perubahan bunyi yang terjadi sebanyak 21 macam bunyi. Perubahan bunyi ini terjadi di awal,
tengah, maupun akhir kata. Selain itu, perubahan bunyi tersebut juga terjadi pada bunyi yang
hidup dan mati. Perubahan bunyi terjadi baik secara pelafalan maupun tulisan.
Analisis kontrastif adalah sebuah istilah yang terdapat dalam pembelajaran bahasa untuk
membandingkan antara dua bahasa atau lebih dari rumpun bahasa yang berbeda. Analisis ini
bertujuan untuk menemukan unsur-unsur kesamaan dan perbedaan di antara kedua bahasa
tersebut, baik pada tingkat bunyi atau fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik. Analisis
kontrastif bunyi bahasa Arab dan bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui perbandingan dua
bunyi bahasanya, seperti konsonan dan vokal, fonem segmental dan fonem suprasegmentalnya,
atau melalui fenomenafenomena bunyi, seperti asimilasi dan desimilasi untuk mengidentifikasi
apa saja yang ada dalam dua bahasa tersebut, baik dari segi persamaan maupun perbedaannya.
Dengan analisis kontrastif bunyi bahasa Arab dan bahasa Indonesia, kesalahan-kesalahan
dan kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa kedua akan teratasi
dengan baik. Hal ini dikarenakan dosen akan terus melatih dan mengulang-ngulang bunyibunyi
huruf yang dirasakan sulit dan banyak mengalami kesalahan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Zumzumi, Laila. "Analisis Fonetis Kata-Kata Serapan Bahasa Arab dalam Bahasa
Indonesia." Prosiding Konfererensi Nasional Bahasa Arab 4.4 (2018): 432-438.
Marlina, Lina. “Analisis Kontrastif Fonologi Bahasa Arab Dan Bahasa Indonesia Dalam
Pembelajaran Pidato Bahasa Arab Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Uin Sunan
Gunung Djati Bandung” Metalingua, Vol. 18 No. 2.12 (2019):125–134.
Pribadi, Moh. "Kasus Analisis Kontrastif Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab serta Implikasinya
dalam pengajaran Bahasa (Analisis Deskriptif Metodologis)." Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra 12.1
(2013): 157-189.