Anda di halaman 1dari 10

TAFSIR PENDIDIKAN TENTANG KEPEMIMPINAN

Dian Shalsabila Kurnia


diansalsabila2011@gmail.com

ABSTRAK
Manusia diciptakan oleh Allah SWT kemuka bumi ini, sebagai khalifah
(pemimpin), oleh sebab itu maka manusia tidak terlepas dari perannya
sebagai pemimpin, dimensi kepemimpinan merupakan peran sentral
dalam setiap upaya pembinaan. Untuk mewujudkan harapan
masyarakat akan munculnya seorang tokoh muslim yang mampu dan
bisa diterima oleh semua lapisan dalam mewujudkan Negara yang
terhormat, kuat dan sejahtera nampaknya masih harus melalui jalan yang
panjang. Al-Qur’an merupakan sumber primer pendidikan Islam. Teks al-
Qur’an bersifat konstan, namun kontekstualisasi al-Qur’an bersifat dinamis,
sehingga dapat memberikan sumbangsih pemikiran sebagai alternatif solusi
atas problematika pendidikan nasional di Indonesia, terutama krisis
kepemimpinan pendidikan. Tulisan ini bertujuan memberikan sumbangsih
pemikiran terkait alternatif solusi atas problem krisis kepemimpinan
pendidikan dengan menjadikan kisah-kisah dalam alQur’an (Qashash al-
Qur’an) yang relevan sebagai objek penelitian. Penelitian ini bersifat studi
pustaka dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian d eskriptif. Teknik
pengumpulan data berupa dokumentasi, terutama melibatkan tafsir al-Qur’an
dan literatur ilmu pendidikan. Teknik analisis data mengacu pada metodologi
tafsir tarbawi (tafsir kependidikan) dengan tiga model analisis, yaitu analisis
kebahasaan (lughawi), analisis isi (tahlili) dan analisis kependidikan
(tarbawi). Hasil penelitian menujukkan bahwa kepemimpinan pendidikan
dalam tujuh kisah rasul yang termaktub dalam al-Qur’an, dapat dikategorikan
menjadi empat kompetensi. Yaitu kompetensi moral, profesional, sosial dan
intelektual. Keempatnya merupakan pemekaran makna dari empat sifat
kenabian, yaitu Shiddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah. Keempat
kompetensi dan sub-kompetensi kepemimpinan tersebut berimplikasi pada
aneka model, strategi hingga teknik kepemimpinan pendidikan yang
berpotensi menanggulangi krisis kepemimpinan pendidikan.

Kata kunci: Kepemimpinan Pendidikan, Kompetensi Kepemimpinan

Pendahuluan perbincangkan walaupun sudah


sangat banyak penelitian dan kajian
Membicarakan pemimpin
lainnya yang berkaitan. Hal ini
dan kepemimpinan merupakan hal
memberikan gambaran urgensi dari
menarik yang selalu di
pemimpin dan kepemimpinan itu sakit emosional di tempat kerja (Seger
sendiri. Kepemimpinan dan Handoyo, 2010: 130).
pemimpin merupakan objek dan
Dalam perspektif Islam,
subjek. Jadi keduanya merupakan
kepemimpinan menjadi penting
sesuatuyang berbeda. Organisasi bisa
untuk diketahui dan didiskusikan.
saja memilki pemimpin tetapi
Pembahasan dapat dimulai dari
belum pemimpin itu memilki
kepemimpinan para Nabi dan
kepemimpinan.
Rasul sebelum Nabi
Di antara problem pendidikan Muhammad SAW sampai masa
nasional yang mendesak untuk segera Khulafaurrasyidin. Pembahasan itu
ditangani adalah krisis kepemimpinan bahkan berlanjut sampai tokoh-
pendidikan. Misalnya pada tahun tokoh pemimpin Islam kontemporer.
2015 silam, terjadi kasus sembilan Dalam al-quran banyak terdapat ayat-
kepala sekolah dan guru di sekolah ayat yang berkaitan dan
menengah dan dasar di DKI Jakarta mengajarkan kita tentang pemimpin
yang mendapatkan sanksi pencopotan dan kepemimpinan. Salah satunya
jabatan dan penurunan pangkat. adalah dalam surat al Baqarah ayat
Kesembilan oknum tersebut disebut 30.
terlibat dalam kasus pungutan liar dan
Pada era moderen saat ini,
pelecehan seksual. Dari kesembilan
kita sesungguhnya sedang
orang tersebut, empat di antaranya
mengalami krisis keteladanan baik
merupakan kepala sekolah
dari orangtua, guru, tokoh
(www.cnnindonesia.com). Krisis
masyarakat bahkan krisis
kepemimpinan pendidikan juga
keteladanan ini di pertontonkan oleh
menyasar segi manajerial,
para pemimpin bangsa. Seperti
sebagaimana komentar Mantan
terus munculnya kasus korupsi,
Menteri Pendidikan Nasional,
narkoba yang sudah menyentuh
Muhammad Nuh, bahwa kemampuan
hampir semua lapisan masyarakat,
kepala sekolah Indonesia dalam
dan masih banyak lagi.
mengelola sekolah masih rendah,
bahkan di bawah Malaysia dan Pada lembaga pendidikan
Singapura (www.republika.co.id). Islam kepemimpinan juga
Krisis kepemimpinan, termasuk merupakan faktor kunci. Namun
kepemimpinan pendidikan, sudah banyaknya konsep-konsep
pasti mendatangkan berbagai problem kepemimpinan yang di tawarkan
lanjutan. Seger Handoyo mengutip belum mampu memberikan efek
pendapat Frost (2003) yang positif terhdap peningkatan mutu
menegaskan bahwa krisis lembaga pendidikan Islam secara
kepemimpinan mengakibatkan menyeluruh. Kepemimpinan
banyak orang menderita, mengalami profetik (prophetic leadership) atau
burn-out (kelelahan emosional), tidak kepemimpinan yang berbasis pada
dapat menikmati hidup dalam nilai-nilai kenabian. Menurut
pekerjaannya, serta banyak biaya Budiharto dan Himam (2006)
yang dikeluarkan untuk mengobati prophetic leadership adalah
kumpulan nilai- nilai kepemimpinan yaitu kisah Nabi Nuh AS, Nabi
yang bersumber dari Nabi Ibrahim AS, Nabi Yusuf AS, Nabi
Muhammad SAW danal Quran Musa AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi
sebagai dasar akhlaq karimah Isa AS dan Rasulullah SAW.
(moralitas) dalam menata
Adapun hasil penelitian
kehidupan dirisecara intrinsik dan
terkait tujuh kisah rasul tersebut
lebih menekankan pada bagaimana
adalah:
perilaku individu dalam berinteraksi
atau mempengaruhi orang lain. 1. Kisah Nabi Nuh AS. Al-Qur’an
menyebut kata Nuh sebanyak 43 kali
Metode Penelitian
dalam 43 ayat. Di antara poin penting
Penelitian ini bersifat studi terkait kepemimpinan pendidikan
pustaka dengan menggunakan Nabi Nuh AS adalah:
pendekatan kualitatif dan jenis
a. Ketabahan dalam memimpin.
penelitian deskriptif. Teknik
Dengan kata lain, sabar pasif.
pengumpulan data berupa
Indikatornya adalah durasi dakwah
dokumentasi. Literatur tafsir al-
yang mencapai 950 tahun (Q.S. al-
Qur’an dan ilmu pendidikan
‘Ankabut: 14), penentangan oleh
diposisikan sebagai sumber primer,
keluarga terdekat, yaitu istri (Q.S.
sedangkan sumber sekunder mengacu
alTahrim: 10) dan anak kandungnya
pada koleksi data yang dapat
(Q.S. Hud: 47) serta penentangan oleh
difungsikan sebagai pelengkap.
kaumnya (Q.S. al-Hajj: 42)
Teknik analisis data menggunakan
analisis isi. Mengingat kajian ini b. Kegigihan dalam mempimpin.
masuk dalam kategori tafsir tarbawi Dengan kata lain, sabar aktif.
(tafsir kependidikan), maka ada tiga Indikatornya adalah berdakwah
tahap analisis. Pertama, analisis secara verbal (Q.S. al-Mu’minun: 23),
kebahasaan (lughawi). Yaitu beradu argumen (Q.S. Hud: 32)
memahami makna linguistik dari hingga aksi aktual yang fungsional
suatu term dan derivasinya secara bagi umat (Q.S. al-Mu’minun: 27)
utuh, berdasarkan penggunaan term
tersebut dalam seluruh isi al-Qur’an. c. Aktif berdoa kepada Allah SWT
Kedua, analisis isi (tahlili). Yaitu terkait umatnya, baik dalam konteks
memohon keselamatan bagi umat
memahami makna suatu ayat
yang taat (Q.S. al-Anbiya’: 76)
berdasarkan kitab tafsir yang relevan.
maupun memohon kebinasaan bagi
Ketiga, analisis kependidikan
umat yang kafir (Q.S. Nuh: 26)
(tarbawi). Yaitu memahami nilai-nilai
pendidikan yang terkandung dalam 2. Kisah Nabi Ibrahim AS. Al-Qur’an
suatu ayat dengan melibatkan sumber menyebut kata Ibrahim sebanyak 69
data primer maupun sekunder kali dalam 63 ayat. Poin penting
(Rosidin, 2015: 27-28). kepemimpinan pendidikan Nabi
Ibrahim AS antara lain:
Hasil Dan Pembahasan
a. Mengedepankan pendekatan
Penelitian ini mambatasi
rasional. Indikatornya adalah
kajiannya pada tujuh kisah al-Qur’an,
membiasakan diri bersikap a. Tegas dalam memimpin.
kritisrasional (Q.S. al-Baqarah: 260) Indikatornya adalah keberanian
dan mengajukan argumentasi yang dalam menghadapi penguasa kejam
rasional (Q.S. al-Baqarah: 258) seperti Fir’aun, tentara bengis seperti
Haman dan pengusaha licik seperti
b. Totalitas dalam memimpin.
Qarun (Q.S. al-‘Ankabut: 39) serta
Indikatornya adalah memenuhi janji-
sikap marah sekaligus sedih atas
janjinya melebihi standar normal
perilaku negatif yang dilakukan oleh
(Q.S. al-Najm: 37; Q.S. alBaqarah:
kaumnya (Q.S. al-A’raf: 150)
124) dan melaksan perintah Allah
SWT secara total, kendati harus b. Tegar dalam menghadapi berbagai
mengorbankan kepentingan pribadi perilaku negatif kaumnya. Baik
dan keluarganya (Q.S. Ibrahim: 37) perilaku yang menyakiti hatinya (Q.S.
al-Ahzab: 69; Q.S. al-Shaff: 5)
c. Demokratis dalam memimpin.
maupun perilaku yang menyimpang
Indikatornya adalah bermusyawarah
dari ajarannya (Q.S. al-A’raf: 138)
dengan keluarga terkait problem yang
sedang dihadapi (Q.S. al-Shaffat: c. Cinta ilmu pengetahuan.
102) dan mendoakan seluruh Indikatornya adalah belajar bersama
umatnya, baik yang berstatus taat Nabi Khidhir AS (Q.S. alKahfi: 60-
maupun maksiat (Q.S. Ibrahim: 35- 82) dan berdoa menyangkut ilmu
36) pengetahuan (Q.S. Thaha: 25-29)
3. Kisah Nabi Yusuf AS. Al-Qur’an 5. Kisah Nabi Sulaiman AS. Al-
menyebut kata Yusuf sebanyak 27 Qur’an menyebut kata Sulaiman
kali dalam 26 ayat. Poin penting sebanyak 17 kali dalam 16 ayat. Poin
kepemimpinan Nabi Yusuf AS penting kepemimpinan Nabi
meliputi: Sulaiman AS antara lain:
a. Amanah (dapat dipercaya) dalam a. Keterampilan komunikasi.
mengemban tanggung jawab dan Indikatornya adalah komunikasi
wewenang sebagai pemimpin (Q.S. dengan pemimpin lain (yakni Ratu
Yusuf: 54). Bilqis) maupun komunikasi dengan
bawahannya sendiri (Q.S. al-Naml:
b. Cerdas dan cermat dalam
36-38)
menjalankan roda kepemimpinan
(Q.S. Yusuf: 55) b. Arif dan bijaksana dalam memberi
keputusan hukum. Indikatornya
c. Kasih sayang dan pemaaf kepada
adalah apresiasi Allah SWT atas
orang lain, meskipun pernah
kebijaksanaan keputusan hukum Nabi
menyakiti hati maupun fisiknya (Q.S.
Sulaiman AS melebihi keputusan
Yusuf: 92)
hukum yang diambil ayahnya, yaitu
4. Kisah Nabi Musa AS. Al-Qur’an Nabi Daud AS (Q.S. alAnbiya’: 78-
menyebut kata Musa sebanyak 136 79)
kali dalam 131 ayat. Di antara poin
c. Membangun sarana dan prasarana
penting kepemimpinan Nabi Musa
yang dibutuhkan. Indikatornya adalah
adalah:
bangunan istana Nabi Sulaiman AS Amanah (terpercaya), Tabligh
yang kokoh dan indah (Q.S. al-Naml: (menyampaikan) dan (cerdas).
44) Keempat sifat ini akan penulis
posisikan sebagai pisau analisis
6. Kisah Nabi Isa AS. Al-Qur’an
dalam membedah seluruh poin
menyebut kata Isa sebanyak 25 kali
kepemimpinan yang dipaparkan di
dalam 25 ayat. Poin penting
atas.
kepemimpinan Nabi Isa AS meliputi:
Seluruh pemimpin
a. Lemah lembut dan kasih sayang
membutuhkan rangkaian
terhadap kaumnya. Bahkan sikap
keterampilan, kompetensi dan
Nabi Isa AS tersebut
kualitas. Sebagian berlaku umum bagi
terinternalisasikan dengan baik pada
seluruh pemimpin, dan sebagian lagi
diri para pengikutnya (Q.S. alHadid:
berlaku khusus sesuai dengan situasi
27; Q.S. Maryam: 32)
dan kondisi. Tidak ada daftar yang
b. Memiliki keterampilan yang definitif untuk mendeskripsikan
relevan dengan kebutuhan kaumnya. pemimpin yang sempurna. Akan
Indikatornya adalah kemukjizatan tetapi, berdasarkan penelitian Dent,
Nabi Isa AS banyak yang daftar kualifikasi utama yang
berhubungan dengan dunia medis dibutuhkan oleh pemimpin yang
yang merupakan keterampilan sempurna adalah: percaya diri,
populer di kalangan kaumnya saat itu kesadaran diri, kredibel, dipercaya,
(Q.S. al-Ma’idah: 110) visioner, empati, ahli mengambil-
keputusan, berpikiran terbuka,
c. Bersikap terbuka kepada kaumnya. adaptif, komunikatif, analitik, ahli
Indikatornya adalah menawarkan
strategi, agen perubahan, kesadaran
pilihan sikap kepada kaumnya, bukan politik dan altruis (Fiona Elsa Dent,
menuntut satu pilihan sikap semata 2003: 28). Sedangkan Rhenald Kasali
(Q.S. al-Shaff: 14) menyajikan kompetensi yang lebih
7. Kisah Nabi Muhammad SAW. Al- simpel dalam diri seorang pemimpi
Qur’an menyebut kata Muhammad Menurutnya, ada empat unsur dalam
sebanyak 4 kali dalam 4 ayat. Namun leadership diamond, yaitu Visi (
di luar itu Nabi Muhammad SAW Keberanian (courageness), Realitas
disebut oleh alQur’an dengan redaksi (reality) dan Etika (ethics). Visi
“al-Rasul”, “alNabi”, “al- membuat pemimpin memiliki change
Muddatstsir”, “al Muzzammil”, serta DNA yang siap melepaskan diri dari
redaksi yang menggunakan kata ganti belenggu belenggunya. Keberanian
seperti “aku”, “kamu” dan “dia”. membuat seorang pemimpin berani
Mengingat Nabi Muhammad SAW melakukan terobosan-terobosan baru
adalah suri tauladan bagi seluruh (inisiatif) dan mengambil risiko (risk
umat muslim (Q.S. al Ahzab: 21), taking membuat pemimpin tahu
maka sudah pasti banyak poin persis dan mampu membedakan
kepemimpinan yang m diri Nabi antara ilusi fakta. Etika menjadikan
Muhammad SAW. Utamanya empat pemimpin sensitif terhadap orang lain
sifat kenabian, yaitu: (integritas), (pemimpin yang Jurnal MPI Vol 1,
Muzzammil”, serta redaksi yang Etika menjadikan pemimpin sensitif
menggunakan kata ganti seperti terhadap orang lain (pemimpin yang
“aku”, “kamu” dan “dia”. Mengingat humanis) dan tidak akan melakukan
Nabi Muhammad SAW adalah suri apapun yang dianggap dapat
tauladan bagi seluruh umat muslim merugikan orang lain
(Q.S. alAhzab: 21), maka sudah pasti (nyoemhokgie.wordpress.com).
banyak poin kepemimpinan yang
Sebenarnya leadership
melekat pada diri Nabi Muhammad
diamond model di atas merupakan
SAW. Utamanya empat sifat
kreasi P Koestenbaum. Berikut
kenabian, yaitu: Shiddiq (terpercaya),
visualisasinya (elcaminogroup.com):
(menyampaikan) dan Fathonah
Peter Koestenbaum mengusulkan
(cerdas). Keempat sifat ini akan
sejumlah tips untuk memperkuat
penulis posisikan sebagai pisau
masing masing unsur leadership
analisis dalam membedah seluruh
diamond tersebut. Misalnya: Untuk
poin kepemimpinan yang dipaparkan
memperkuat visi dibutuhkan: Latihan
di Seluruh pemimpin membutuhkan
penalaran abstrak; menanamkan
rangkaian keterampilan, kompetensi
perspektif yang strategis dan
dan kualitas. Sebagian berlaku umum
sistematis, yakni melihat hubungan
bagi seluruh pemimpin, dan sebagian
dalam “gambar besar”; melibatkan
lagi berlaku khusus sesuai dengan
kreativitas; mempraktikkan
situasi dan ar yang definitif untuk
pemikiran. Untuk memperkuat
mendeskripsikan pemimpin yang
keberanian dibutuhkan: memberi
sempurna. Akan tetapi, berdasarkan
dukungan; berkeinginan mandiri;
penelitian Dent, daftar kualifikasi
mengonstruksi pengalaman yang
utama yang dibutuhkan oleh
menggel bertanggung jawab atas
pemimpin yang sempurna adalah:
pilihan pribadi. Untuk memperkuat
percaya diri, kesadaran diri, kredibel,
unsur realitas dibutuhkan:
dipercaya, visioner, empati,
memperhatikan detail birokrasi;
keputusan, berpikiranterbuka,
objektif dan berwawasan; melakukan
adaptif, komunikatif, analitik, ahli
apa yang dibutuhkan agar tetap
strategi, agen perubahan, kesadaran
bertahan (survive); mencari realitas
politik dan altruis (Fiona Elsa Dent,
yang tersebar luas. Untuk me unsur
2003: Sedangkan Rhenald Kasali
etika dibutuhkan: Menilai dan
menyajikan kompetensi yang lebih
mengembangkan kerja-tim ( berusaha
simpel dalam diri seorang pemimpin
keras untuk bekerja yang bermanfaat;
besar. Menurutnya, ada empat unsur
memprioritaskan komunikasi yang
dalam , yaitu Visi (vision), ), Realitas
bagus dan komitmen yang matang;
). Visi membuat DNA yang siap
beraktivitas dengan penuh integritas
melepaskan diri dari
dan selaras dengan prinsip-prinsip
belenggubelenggunya. Keberanian
hidup.
membuat seorang pemimpin berani
melakukan terobosan baru (inisiatif ) Kompetensi kepemimpinan yang
dan risk taking). Realitas membuat ringkas namun sarat makna juga
pemimpin tahu persis dan mampu terdapat dalam sifat kenabian. Dalam
membedakan antara ilusi dan fakta. Islam, ada empat sifat wajib yang
pasti dimiliki oleh setiap nabi dan kepada para rasul atas dasar
rasul, yaitu Shiddiq, Amanah, Tabligh sukarela, bukan terpaksa;
dan Fathonah. Sebagaimana paparan sedangkan sikap pemaaf memberi
sebelumnya, sifat kenabian ini akan “kesempatan kedua” kepada
penulis posisikan sebagai pisau masyarakat yang belum taat
analisis. Akan tetapi pemaknaannya kepada para rasul. Implikasinya
diperluas agar dapat difungsikan bagi pemimpin pendidikan adalah
dalam kategorisasi kompetensi mengkreasi proses pendidikan
kepemimpinan pendidikan. yang diselenggarakan atas dasar
Kongkritnya, shiddiq diperluas cinta dan kasih sayang antara
menjadi kompetensi moral, amanah pendidik dan peserta didik,
menjadi kompetensi profesional, sehingga menimbulkan interaksi
tabligh menjadi kompetensi sosial, edukatif yang harmonis layaknya
dan fathonah menjadi kompetensi hubungan orang tua dengan
intelektual. Berikut penjelasan anaknya.
detailnya: 2. Amanah (Kompetensi
profesional) Kompetensi
1. Shiddiq (Kompetensi moral)
profesional ditunjukkan oleh
Kompetensi moral ini terlihat jelas
totalitas Nabi Ibrahim AS dalam
pada kepemimpinan pendidikan
memimpin. Yaitu menjalankan
Nabi Nuh AS. Ketabahan,
tugas kepemimpinan melebihi
kegigihan dan doa harapan
standar minimal tanggung jawab
menjadi ujung tombak
seorang pemimpin. Nabi Yusuf AS
kepemimpinan. Ketabahan terkait
menampilkannya melalui
dengan dimensi masa lalu,
pemanfaatan wewenang dan
kegigihan terkait dimensi masa
kekuasaan dengan sebaik-baiknya
kini, sedangkan doa harapan
untuk pelayanan publik, bukan
terkait dimensi masa datang.
kepentingan pribadi dan golongan.
Implikasinya bagi pemimpin
Nabi Isa AS menampilkannya
pendidikan adalah bersikap tabah
dalam bentuk kemukjizatan yang
atas program pendidikan yang
selaras dengan keterampilan yang
dinilai “gagal” pada masa lalu;
dibutuhkan masyarakat. Gelar
bersikap gigih dalam
sebagai al-Amin (yang terpercaya)
melaksanakan program pendidikan
merupakan jaminan bahwa Nabi
pada masa kini dengan sebaik-
Muhammad SAW adalah pribadi
baiknya; serta berdoa penuh harap
amanah dalam setiap posisi
agar program pendidikannya
kepemimpinan yang beliau emban.
meraih kesuksesan di masa
Implikasinya bagi pemimpin
mendatang. Kompetensi moral
pendidikan adalah membudayakan
juga tercermin pada sikap
kinerja-kependidikan yang
kepemimpinan Nabi Yusuf AS,
berorientasi pada Need of
Nabi Musa AS, Nabi Isa AS dan
Achievement (N-Ach) model
Rasulullah SAW yang penuh kasih
McClelland, yaitu bukan sekedar
sayang dan pemaaf. Sikap kasih
menggugurkan kewajiban,
sayang membuat masyarakat taat
melainkan berusaha keras untuk
memperoleh prestasi dan kepuasan kebijaksanaan, yaitu
diri. Jabatan sebagai pemimpin mendatangkan kemaslahatan dan
pendidikan tidak boleh disalah- menampil kemudaratan. Kearifan
gunakan untuk kepentingan dan kebijaksaan tersebut akan
pribadi dan golongan, melainkan berfungsi sebagai komunikasi non-
harus digunakan dengan sebaik- verbal yang efektif. Lebih dari itu,
baiknya demi kepentingan seluruh keterampilan komunikasi dapat
civitas akademia di lembaga diwujudkan dalam bentuk konkrit
pendidikan yang dipimpin. Selain berupa produk, misalnya
itu, pemimpin pendidikan dituntut penyediaan sarana dan prasarana
memiliki keterampilan yang yang dibutuhkan untuk
benarbenar dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
“arena” pendidikan agar dapat bermusyawarah sebelum
memenangkan kompetisi mengambil keputusan (Q.S. al-
pendidikan, baik skala regional, Syura: 38), menjadi teladan dalam
nasional bahkan internasional. konteks amar ma’ruf nahy munkar
3. Tabligh (Kompetensi Sosial) (Q.S. Ali ‘Imran: 110),
Kompetensi sosial tampak nyata membangun iklim kompetisi dan
dalam kepemimpinan Nabi kolaborasi yang kondusif (Q.S. al-
Sulaiman AS. Wujudnya adalah Baqarah: 148; Q.S. al-Ma’idah: 2)
keterampilan komunikasi, kearifan dan seluruh kebijakannya
dan kebijaksanaan dalam memberi didasarkan pada dimensi dunia dan
keputusan hukum serta akhirat (Q.S. alBaqarah: 201; Q.S.
membangun sarana dan prasarana al-Qashash: 77).
yang dibutuhkan masyarakat. 4. Fathonah (Kompetensi Intelektual)
Keterampilan komunikasi Kompetensi intelektual muncul
menyangkut kemampuan pada kepemimpinan Nabi Ibrahim
komunikasi verbal (eksplisit), AS yang selalu mengedepankan
kearifan dan kebijaksanaan pendekatan rasional dalam
menyangkut kemampuan melakukan persuasi terhadap
komunikasi non-verbal (implisit), kaumnya. Nabi Yusuf AS
sedangkan pembangunan sarana menampilkannya ketika menjadi
dan prasarana merupakan “menteri ekonomi (pangan)” yang
kemampuan komunikasi aktual ditugasi agar menyelamatkan
(realitas). Implikasinya bagi bangsa Mesir dari bahaya
pemimpin pendidikan adalah kelaparan. Nabi Musa AS
membekali diri dengan memperlihatkan kompetensi
keterampilan berkomunikasi intelektualnya dalam interaksi
verbal yang bagus, baik secara edukatif dengan Nabi Khidhir AS.
vertikal (dengan atasan atau Kompetensi intelektual Nabi
bawahan), maupun horizontal Ibrahim AS ditujukan dalam
(dengan sesama pimpinan rangka sosialisasi nilai-nilai
pendidikan). Di sisi lain, kebenaran kepada masyarakat,
keputusan yang diambil senantiasa kompetensi intelektual Nabi Yusuf
didasarkan pada asas kearifan dan AS ditujukan dalam rangka
memberi solusi atas problematika Fathonah. Keempat kompetensi
yang sedang dihadapi masyarakat, dan sub-kompetensi
sedangkan kompetensi intelektual kepemimpinan tersebut
Nabi Musa AS ditujukan pada berimplikasi pada aneka model,
upaya peningkatan kualitas diri strategi hingga teknik
yang harus senantiasa dilakukan kepemimpinan pendidikan yang
sepanjang waktu. Implikasinya berpotensi menanggulangi krisis
bagi pemimpin pendidikan adalah kepemimpinan pendidikan.
kebijakankebijakan kependidikan Penelitian ini disarankan agar
yang diambil seyogianya ditindak-lanjuti melalui penelitian
didasarkan pada rasionalitas yang pustaka dengan mengkaji teori-
dapat diterima oleh masyarakat, teori ilmu pendidikan yang relevan
bukan sekedar dogma, apalagi untuk menemukan indikator-
pada masyarakat modern yang indikator praktis bagi masing-
semakin kritisrasional seperti masing unsur kompetensi
sekarang ini. Seorang pemimpin kepemimpinan pendidikan.
pendidikan juga harus Dengan adanya indikator-indikator
memberdayakan kreativitas dan praktis tersebut, maka terbuka
inovasi pemikiran dalam rangka peluang bagi penelitian lapangan
menyelesaikan problematika yang untuk menguji secara empiris
sedang dihadapi oleh lembaga tentang sejauh mana ketercapaian
pendidikan dipimpin, bahkan masing-masing kompetensi
kreativitas dan inovasi pemikiran pemimpin pendidikan dalam
tersebut dapat disebar-luaskan praktik kepemimpinan pendidikan
kepada lembaga-lembaga di lembaga-lembaga pendidikan.
pendidikan lainnya. Lebih dari itu,
Daftar Pustaka
seorang pemimpin pendidikan
dituntut agar terus-menerus Rosidin. 2015. Metodologi Tafsir
melakukan upaya pengembangan Tarbawi. Jakarta: Amzah.
kualitas intelektual melalui
Handoyo, Seger. Pengukuran
berbagai pelatihan dan
Servant Leadership Sebagai
pengalaman hidup setiap hari.
Alternatif Kepemimpinan Di
Kesimpulan Institusi Pendidikan Tinggi Pada
Masa Perubahan Organisasi,
Kepemimpinan pendidikan
Makara, Sosial Humaniora, Vol.
dalam kisah-kisah al-Qur’an
14, No. 2, Desember 2010
tentang tujuh kisah rasul yang
menjadi objek penelitian ini dapat Ghazali, Bahri. 2003. Pesantren
dikategorikan menjadi empat Berwawasan Lingkungan, Jakarta:
kompetensi. Yaitu kompetensi Prasasti.
moral, profesional, sosial dan
Madjid, Nurcholish. 1997, Bilik-
intelektual. Keempatnya
bilik Pesantren, sebuah Potret
merupakan pemekaran makna dari
Perjalanan, Jakarta: Paramadina.
empat sifat kenabian, yaitu
Shiddiq, Amanah, Tabligh dan
Mastuhu 1999. Memberdayakan 26904/korupsidana-bos-empat-
Sistem Pendidikan Islam, Jakarta: kepala-sekolahdicopot/ diakses
Logos Wacana Ilmu. pada 27 Februari 2016
Mastuki, 2001. Menelusuri http://www.republika.co.id/berita/
Pertumbuhan Madrasah di pendidikan/berita/10/06/22/12118
Indonesia, Jakarta Depag, Ditjen 7-
Kelembagaan Agama Islam. mnuhnilaikemampuanmanajerialk
e palasekolahrendah diakses pada
Maksum. 2001, Madrasah, Sejarah
27 Februari 2015
dan Perkembangannya, Jakarta:
Logos Wacana Ilmu. https://mimpipejuang.wordpress.c
om/201 0/10/18/ensiklopedia-
Rahardjo. Dawam [ed]. 1983.
leadershipdan-manajemen-
Pesantren dan Pembaharuan,
muhammad-sawthe-super-leader-
Jakarta, Lembaga Penelitian,
super-manager-8- buku/ diakses
Pengembangan Pendidikan,
pada 28 Februari 2016
Ekonomi dan Sosial Saleh,
Abdul Rachman. 2000. Pendidikan
Agama dan Keagamaan, Jakarta:
Gemawindu.
Siradj, Said Aqiel. et al. 1999.
Pesantren Masa Depan, Bandung:
Pustaka Hidayah.
Karel, A. Steenbrink. 1986.
Pesantren, Madrasah, Sekolah.
Pendidikan Islam dalam kurun
modern. Jakarta. LP3ES
Tafsir,Ahmadhttp://journal.ui.ac.i
d/index.
php/humanities/article/view/675/6
4 3 diakses pada 27 Februari 2016
https://nyoemhokgie.wordpress.co
m/201 4/01/22/pemimpin-versi-
rhenaldkasali/ diakses pada 27
Februari 2016
http://elcaminogroup.com/sharing
brilliance/the-leadership-
diamondcorner/ diakses pada 27
Februari 2016
http://www.cnnindonesia.com/nas
ional/2 0150123155605-20-

Anda mungkin juga menyukai