Anda di halaman 1dari 37

TADBIR MUWAHHID

p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470

ojs.unida.ac.id/jtm

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

Radif Khotamir Rusli1 dan Hasbi Indra2


1. Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Keguruan dan Ilmu Keguruan

Universitas Djuanda Bogor

Alamat Jl. Tol Jagorawi No. 1 Ciawi Bogor

2. Sekolah Pascasarjana Program Doktor Pendidikan Agama Islam

Universitas Ibn Khaldun Bogor

Alamat Jl. Sholeh Iskandar, RT.01/RW.10, Kedungbadak, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor

Volume T Nomor M Abstrak: Menjadi pemimpin adalah satu satu fungsi


eksistensi manusia di muka bumi ini, walaupun secara
Bulan 20xx: yy-zz
biologis, naluriah manusia bukanlah makhluk yang jauh
DOI: 10.30997/jtm.v%i%.xxxx berbeda dengan hewan yang hidup berkembang biak
Article History selayaknya mamalia yang mengandung, melahirkan,
dan menyusui. Namun demikian, dalam sekelompok
Submission: 00-00-0000 spesies tertentu seperti kera misalnya, memiliki ketua
Revised: 00-00-0000 atau pimpinan yang dipatuhi oleh kelompoknya.
Bahkan, kerumunan semut atau lebah akan senantiasa
Accepted: 00-00-0000 tunduk patuh terhadap ratu-nya untuk tetap
Published: 00-00-0000 mempertahankan keberlangsungan hidup koloninya.
Tidak berbeda dengan manusia, tentunya sejak
Kata Kunci: diciptakan Adam sebagai manusia pertama, Allah SWT.
Manusia, Kepemimpinan, telah membekali manusia dengan kapasitas tertentu
Pendidikan Islam, Epistemology sebagai suatu sistem keberlangsungan hidup manusia
sehingga manusia terjaga dan lestari walaupun telah
Keywords:
terjadi berbagai tragedi di dalam sejarah, jika
Manusia, Leaderhsip, Islamic dibandingkan dengan zaman prasejarah, dinosourus
Education, Epistemology telah punah ditelan masa. Pertanyaan sederhana yang
Korespondensi:
menjadi tujuan tulisan ini adalah tentang pemimpin dan
apa itu kepemimpinan? Apa tujuan kepemimpinan?
Radif Khotamir Rusli Apa saja teorinya? Apa fungsinya? Apa saja faktor-

TADBIR MUWAHHID is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike


4.0 International License. Copyright @ 2020 Universitas Djuanda. All Rights Reserved p-
ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470
2 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

082124978983 faktornya? Tulisan ini akan mengetengahkan seputar


epistemologi Kepemimpinan khususnya terkait
radif.kr@unida.ac.id
Pendidikan Agama Islam sebagai Agama fitrah. Secara
das sein, kepemimpinan memberikan pencerahan dan
era baru dalam peradaban umat manusia, namun secara
fakta realitas sebagai das sollen yang terjadi di tengah
kehidupan manusia millennium pada berbagai dunia
Pendidikan, khususnya Pendidikan Islam yang tidak
konsisten bahkan cenderung kontradiktif sehingga
melahirkan diversifikasi perubahan. Pertanyaan lebih
lanjut adalah, sejauhmana Pendidikan Islam
memberikan solusi alternatif dalam menjawab
problematika kepemimpinan yang sejauh ini tergerus
oleh fenomena politik dan ekonomi global yang
kemudian juga telah membawa perubahan, akankah
kepemimpinan dalam Pendidikan Islam menjadi satu-
satunya solusi ataukah sebaliknya.
Abstract: Being a leader is a function of human existence on this
earth, although biologically, human instinct is not a creature that is
much different from animals that live as breeding mammals that
contain, give birth, and breastfeed. However, certain groups of
species such as apes, for example, have a leader or leader who is
obeyed by the group. In fact, the crowd of ants or bees will always
submit to the queen to obey the survival of the colony. No different
from humans, of course since Adam was created as the first human
being, Allah SWT. has equipped humans with a certain capacity as a
system of human survival that is able to survive until now, humans
are awake and sustainable despite various tragedies in history when
compared with prehistoric times, dinosaurs have become extinct
swallowed by time. Therefore, the question that then arises is about
leader, what is leadership? And what is its purpose? Then what are
the theories hightlighted around leadership? What is its function?
What are the factors? This paper will present about the epistemology
of leadership, especially related to Islamic religious education as a
natural religion. Basically, leadership provides enlightenment and a
new era in human civilization, but in reality, as das sollen is
happening in the middle of the millennial human life in various
worlds of Education, especially Islamic education which is
inconsistent and even difficult to be contradictory so that it gives
birth to the diversification of change. A further question is, to what
extent Islamic Education provides alternative solutions in
answering leadership problems that have so far been eroded by global
political and economic phenomena which have also brought about
change, will leadership in Islamic Education be the only solution or
vice versa.

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 3

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

PENDAHULUAN pemimpin. (Baswedan, 2013)


Menjadi pemimpin itu bukan
Kepercayaan adalah kombinasi dari
hanya tentang intelektual, berwibawa,
kompetensi, integritas, dan kedekatan
teknik berkomunikasi, tampan, dan
Ketiga faktor itu meningkatkan tingkat
segala macam atribut yang biasa
kepercayaan. Tapi ada sebuah faktor
dilekatkan pada figur pemimpin.
yang dapat menurukan kepercayaan
Disebut pemimpin atau tidak ini
seorang pemimpin, yaitu self-interest
adalah sejatinya adalah terkait ada atau
(Van Knippenberg, Barbara, and Daan
tidakmya “orang yang mengikuti”.
Van Knippenberg, 2005). Seseorang
Hadirnya pengakuan dan
yang menafikan self-interest itu hampir
kepengikutan itu yang mengubah
dikatakan mustahil, karena kegagalan
seseorang jadi pemimpin kemudian
dalam mengelola dan mengendalikan
menjadi pemimpin. Hal inilah yang
self-interest dengan mencampurkannya
menjadi pengakuan dari yang
kepada kepentingan kolektif dapat
dipimpin.
membuat pemimpin mengalami erosi

Seseorang dakui sebagai kepercayaan. Pemimpin yang

pemimpin bila kepadanya diberikan terpercaya selalu menomorsatukan

kepercayaan, karena pemimpin adalah kepentingan kolektifnya (Gillinson,

orang yang dikuti kata-kata dan 2004). Kecintaannya pada kepentingan

perbuatannya, dikuti karena dipercaya, kolektif itu memberikan efek yang

dan kepercayaan adalah pilar utama besar. Kini dan kelak bangsa ini selalu

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


4 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

membutuhkan pemimpin yang sebenarnya dapat mewakili komponen

mencintai bangsanya melebihi cintanya yang amat kompleks menyangkut

kepada dirinya. Kehadiran pemimpin kemampuan meraih dan melampaui

seperti itu menjadi luar biasa dahsyat mimpi.

dalam menggerakkan seluruh bangsa


Pemimpin selalu disorot.
untuk meraih cita-cita kolektif.
Pemimpin adalah manusia yang harus

Pemimpin dan pemimpi bedanya selalu menyadari kemanusiawiannya

D huruf N. Sejatinya pemimpin adalah dengan atribut ketidaksempurnaan

para pemimpi (Yuwana, 2019). yang membuatnya menjadi manusia.

Pemimpi yang dipercaya dan diikuti Maka, pemimpin harus selalu sadar

akan mimpi-mimpinya, pemimpi yang bahwa ia berada dalam sorotan di saat

mampu mengonversi mimpi menjadi ia jauh dari kesempurnaan. Efeknya

realita bisa disebut sebagai pemimpin. simpel, pemimpin itu jadi kotak pos

wajar jika pemimpin menitipkan untuk pujian dan kritikan. Maka itu,

mimpinya pada imaginasi dan jika tidak ingin dikritik maka jangan

membiarkan imaginasimya itu terbang sesekali mau jadi pemimpin. Pemimpin

tinggi, lalu bekerja dengan sepernuh yang matang itu menjalani perannya

hati, secara cerdas dan keras dengan menempatkan tacita bersama

menggerakkan seluruh potensi dirinya sebagai rujukan. Karena itu ia matang

untuk meraih dan melampaui menjalaninya dan mantap jiwanya

mimpinya, di sinilah sebuah huruf N dapat dikatakan bahwa pemimpin

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 5

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

yang tulus takkan terbang bila dipuji penting, banyak pemimpin yang

dan takkan tumbang bila dicaci. kepemimpinannya solid tapi tanpa

(Baswedan, 2013) kekuasaan dan otoritas. Karena yang

berada di panggung-panggung penting


Pemimpin yang diidamkan adalah
yang sering ditemui adalah orang-
mereka yang tidak mengejar
tanpa kepemimpinan.
penghormatan, tapi ia menjaga

kehormatan. Penghormatan itu


METODE
memang mudah untuk dipanggungkan
Makalah ini menggunakan pendekatan
dan gampang dibeli karenanya akan
kualitatif memanfaatkan teknik studi
didapat dengan mudah. Sementara,
dokumen. Hal ini sesuai dengan tujuan
sebuah kehormatan tidak untuk
penelitian ini untuk penelitian sifat
diperjualbelikan oleh pemimpin yang
manusia dalam epitemologi
gagasan dan langkahnya terhormat,
kepemimpinan. Dokumen yang
sehingga dengan sendirinya akan
menjadi objek utama penelitian dalam
dapat kehormatan. Ada banyak contoh
penelitian ini adalah Quran. Quran
pemimpin di republik ini yang
terpilih sebagai sumber utama dengan
keteladanannya menjadi rujukan,
pertimbangan bahwa al-Quran adalah
gagasannya dikuti, langkahnya
kitab suci yang berisi kumpulan wahyu
menginspirasi. Masalahnya kemudian,
dari Allah sebagai jalan hidup bagi
adalah juga banyak dari mereka yang
manusia dan Kitab Suci yang berfungsi
justru tidak berada di panggung
sebagai pengingat kebenaran, bukan

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


6 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

hanya di sini dan sekarang, tapi sampai memahami Al-Quran berbeda. Ada

akhir hari. orang yang hanya mampu memahami

Mengingat Kitab Suci Quran makna zahir tekstual dan ada juga

dalam bahasa Arab, untuk orang yang mampu memahami secara

memahaminya diperlukan ekstensif (mendalam). Bahkan ada pula

kemampuan Bahasa Arab. Namun, orang yang tidak mampu memahami

untuk memahami Quran tidak arti sebenarnya, dan beberapa ayat dari

sesederhana itu. Yusuf al-Qardhawi Quran diturunkan berkenaan dengan

(2000: 285) memperingatkan bahwa, alasan dan peristiwa. Jika dipahami

Quran adalah kitab yang jelas, mudah dengan baik, itu akan meningkatkan

diingat dan dipahami; Quran pemahaman, dan itu akan membantu

diturunkan dalam Bahasa Arab, untuk memahami Al-Qur'an dengan

dimana mengandung banyak benar. Oleh karena itu, untuk

kemungkinan arti baik secara sharih mendapatkan pemahaman yang benar

(jelas, terang) kinayah (perumpamaan), dan mendalam, perlu dirujuk melalui

alam, angka, berbicara, khas (khusus) buku-buku tafsir Quran (Yusuf

dan 'aam (umum), mutlak (absolut) dan Qardhawi (2000:. 283) yang disusun

muqayyad (terbatas), manthuq (eksplisit), oleh para ahli metode Interpretasi yang

dan mafhum (implisit). Ada juga yang digunakan adalah metode Maudhu'I

perlu dipahami sebagai isyarat karena atau tematik.

bersifat isti’arah (metafora). Metode Maudhu'i (tematik)

Kemampuan manusia untuk yang dirumuskan oleh Nashruddin

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 7

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

Baidan (2000: 151). Ini membahas ayat- bersumber dari ilmu modern dan juga

ayat Al-Quran sesuai dengan tema atau secara filosofis dikupas dengan

judul yang telah ditetapkan. Semua menerapkan nilai-nilai ketauhidan

ayat-ayat yang berkaitan disusun dan melalui al-Quran.

kemudian dipelajari secara mendalam

dari berbagai aspek yang terkait HASIL & PEMBAHASAN

makna, kosakata, dan sumber-sumber Pemimpin adalah mereka yang

aslinya. Terdapat dua bentuk terdepan dan menentukan arah jalan.

penafsiran maudhu'i, yaitu: Pemimpin memiliki visi dan misi yang

1. Menyajikan pesan dari Al-Qur'an jelas, guna mencapainya pemimpin

pada spesifik masalah diringkas akan menginspirasi; merekalah yang

dalam satu surah saja, dan kemudian akan menerima semua

2. menyajikan pesan-pesan Al-Quran kritik, serangan, bahkan cemoohan.

tentang isu-isu tertentu yang Tetapi mereka juga akan bertanggung

terkandung dalam berbagai surah. jawab ketika berhasil atau sebaliknya

(Shihab, 1996) bertanggung jawab pula ketika terjadi

Selain dari rujukan text murni di kegagalan. (Dahlan, t.t.)

atas, penulis juga merujuk kepada


Pekerjaan seorang pemimpin
teori-teori umum yang digunakan
adalah merumuskan sebuah visi, yang
dalam disiplin ilmu Manajemen,
merupakan arah tujuan, mereka
dengan demikian terjadi keseimbangan
digerakan oleh visi dan misi, bukan
antara pemahaman umum yang

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


8 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

oleh semata-mata mengikuti peraturan. ikut bertanggung jawab menyiapkan

Oleh karena itu, kecerdasan generasi calon pemimpin untuk dapat

merumuskan visi yang orisinal dan membentuk pemimpin yang akan

realistik merupakan bagian dari datang, misalnya melalui proses

performa kepemimpinan seseorang. pelatihan mentor. Mentor berasal dari

(Kartakusumah, 2006) Bahasa Yunani, yaitu nama orang yang

diamanahkan oleh Odysseus (Ulysses)


Seseorang yang memimpin
supaya menjaga anak lelakinya
perubahan mungkin harus mengubah
bernama Telemachus yang berumur 10
kinerja perubahan dengan maksud
tahun. Mentor adalah orang penting
untuk memberikan dukungan agar
bagi seseorang untuk sukses dalam
dapat lebih efektif. Dalam proses
berbagai bidang yang diikuti. Mentor
perubahan, seorang pemimpin/
akan membantu orang dalam bidang
atasan/mentor harus berupaya untuk
yang baru diikuti untuk mengatasi
ikut melati perubahan pada dirinya
tantangan yang dihadapi. Seorang
sendiri sehingga terjadi suatu integritas
mentor menyerupai petunjuk isyarat
pada dirinya dan perubahan ini akan
dari yang memberi bimbingan kepada
mempengaruhi terjadinya perubahan
anggotanya (mentee). Mentor akan
kinerja dalam organisasi yang
memberikan ajaran yang cukup dalam
dipimpinnya. Dalam proses
hal-hal secara spesifik untuk
pembelajaran, diperlukan sebuah
membentuk kualitas kepribadian
apreasiasi; sehingga peran pemimpin

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 9

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

mentee. (Abdullah, Salhah, and Ainon g. Kredibilitas, integritas, amanah,

Mohd., 2005) trust (Aryani, L., Marettih, A. K. E.,

Cucuani, H., Susanti, R., & Lestari,


Pemimpin adalah seseorang yang
Y. I., 2013)
memiliki berbagai karakter,
h. Kemampuan kapasitas, kompetensi
diantaranya adalah sebagai berikut:
(Aryani, L., Marettih, A. K. E.,
a. Keterpanggilan & kemanusiaan
Cucuani, H., Susanti, R., & Lestari,
(Widayat, 2014)
Y. I., 2013)
b. Kepelayanan, ketulusan,
i. Pengalaman, wawasan (Amin,
kesantunan (Mahessa, Nurul Fathia,
Surahman, and Ferry M. Siregar,
and N. R. H. Frieda, 2017)
2015)
c. Perjuangan, penderitaan,
j. Intelektualitas, emosionalitas,
pengorbanan, kepahlawanan
spiritualitas (Rodliyah, 2019)
(Aditya, Purwa, I. Made Pageh, and
k. Totalitas, konflik kepentingan
Ketut Sedana Arta, 2017)
(Fitriyah, Nurul, and Agus Suliyadi,
d. Tanggungjawab (Faturahman, 2018)
2018)
e. Kepribadian, keteladanan (Marwah,
l. Efektivitas, skala prioritas
2018)
(Nurhayati, 2014)
f. Inisiatif, inovasi, resiko (Syahrul,
m. Kharisma, Mitos, objektivitas,
2015)
Rasionalitas (Yuliana, Baiturrohma,

and Isro Ani Widayati, 2018)

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


10 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

n. Popularitas, Otentisitas, v. Dedikasi, loyalitas (Budiono, 2012)

elektabilitas (Ni'mah, 2015) w. Patriotisme, kenegarawanan

o. Motivasi, pemberdayaan, kerja tim (Sridiyatmiko, 2019)

(Pratasik, 2013) Kepemimpinan bukanlah suatu

p. Pilihan, level, pengaruh (Othman, kecakapan yang mudah dipelajari,

Norasmah, Siti Junaidah M. Mujir, tetapi menjadi pilihan terbaik untuk

and Mohammed Sani Ibrahim, melancarkan mekanisme hubungan

2012) industri. Kepemimpinan adalah faktor

q. Empati, solidaritas, kebersamaan, kunci bagi suksesnya bisnis-apa pun

modal sosial (Sumarni, Sri, Achmad bisnis Anda dan bagaimanapun Anda

Dardiri, and Darmiyati Zuchdi, mendefinisikan sukses itu Kaum


2015) militer sudah lama mendapatkan
r. Mindset, mental, kultur (Rohmat, pelajaran ini Sebagaimana dikatakan
2016) dengan ringkas oleh Euripides, penyair
s. Komunikasi, propaganda, lobi, Yunani yang meningga tahun 406 SM.
negosiasi (Ardianto, A., Prisanto, G. “Sepuluh serdadu baik yang dipimpin
F., Irwansyah, I., Ernungtyas, N. F.,
dengan bijak akan mengalahkan seratus
& Hidayanto, S., 2020)
serdadu musuh tanpa pemimpin”. Sukses
t. Momentum, upacara perubahan
dalam peperangan atau pertempuran
(Mahmudin, Shafwan, and Trisni
cenderung berkaitan dengan
Andayani, 2017)
kepemimpinan yang hebat pada semua
u. Daya saing (Aminah, 2018)

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 11

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

tingkatan. (Adair, Cara Menumbuhkan satu hal saja, tetapi justru harus dapat

Pemimpin, 2007) membuat orang lain menyelesaikan

pekerjaan yang sulit dengan baik,


Kepemimpinan terdapat dalam
cepat, dan tanpa paksaan, bahkan
tiga garis besar tingkatan, dulu saya
dengan rasa senang karena ia dapat
sebut strategis, operasional, dan
menikmati pekerjaan itu. Sejumlah
kelompok; istilah ini kini mulai sering
aspek lain dalam berbagai situasi
dipakai. Kekeliruan pemikiran yang
memerlukan kepemimpinan
biasa terjadi adalah menganggap
keberanian dalam kekalahan, inspirasi
sebuah organisasi hanya butuh seorang
dalam apatisme, dan kejernihan pikiran
pemimpin strategis yang hebat dalam
dalam kekalutan. Namun, hal
memimpin. Ternyata, rahasia sukses
mendasar yang diperlukan adalah
dalam bisnis adalah kepemimpinan
mereka yang dipimpin hendaknya
yang sangat hebat dalam ketiga
memahami tugas mereka, memercayai
tingkatan itu. Perusahaan-perusahaan
pemimpin mereka, dan mengetahui
mungkin bisa merekrut pemimpin
apa yang harus dilakukan. Karena itu,
bisnis strategis yang baru dengan
kepemimpinan secara luas bukanlah
menggaji mereka sangat tinggi, seperti
sesuatu yang sudah dipahami
klub- klub sepak bola kelas dunia yang
kebanyakan orang. Kepemimpinan
mengganti manajer mereka.
adalah kecakapan yang dapat
Tugas seorang pemimpin
dipelajari. Adair (2007) telah
bukanlah semata-mata mengerjakan
menemukan cara menunjukkan kepada

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


12 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

para kadet apa yang diperlukan suku, kafilah, bangsa, wilayah atau

seseorang dalam memberi perintah negara yang bermartabat betapa

kepada suatu kelompok, baik sebagai jabatan sebagai pemimpin adalah

letman yang mengepalai sebuah kompi jabatan yang paling dihindari sebab

maupun sebagai supervisor dalam lini dengan ditunjuknya menjadi

produksi Dengan tegas tapi santai, ia pemimpin maka orang-orang yang

mengesampingkan apa yang berkualitas itu merasa berkurang

dinamakan “pendekatan kualitas” kesempatannya untuk mendapatkan'

terhadap kepemimpinan. Pendekatan "surga", sebab pemimpinlah yang

ini memperkenalkan karakteristik paling berat bebannya dan

komandan-komandan yang hebat dan pemimpinlah yang terakhir "kenyang"

kemudian berharap kadet- kadet Anda setelah warganya tidak ada yang

akan mengikuti contoh mereka. kelaparan. Pemimpinlah yang terakhir

Pendekatan ini sangat tidak sejahtera setelah warganya sejahtera.

memuaskan sebagaimana Oleh karena di dalam masyarakat

diperlihatkan daftar kualitas suatu negara pastilah ada yang miskin

kepemimpinan yang disusun berbagai maka ketika seseorang ditunjuk

Lembaga. (Adair, 2007) sebagai pemimpin maka seluruh

hartanya yang ada sebelum ia menjadi


Bila membaca hikayat tentang
pemimpin habis didermakan dan
pemimpinan-pemimpinan di jaman
dibagikan untuk negara dalam rangka
para Nabi dan Rasul, baik pemimpin
menyantuni masyarakat miskin dan

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 13

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

terlantar setidaknya itulah yang Sedangkan untuk menjadi pemimpin

ditunjukkan oleh para pemimpin- keluarga, pemimpin suku, bangsa,

pemimpin yang hidup dijaman para agama, dan umat serta negara memiliki

pemimpin sejati jaman dahulu kala. kreteria dan persyaratan tersendiri.

Meskipun setiap orang punya bakat


Selanjutnya hingga dewasa ini
memimpin akan tetapi tidak semua
kita tidak pernah dan (semoga akan
orang bisa memimpin. Memimpin
pernah) melihat lagi orang-orang yang
haruslah didukung selain bakat juga
menganggap dirinya cakap dan
ilmu dan pengetahuan. Pengetahuan
berharta menolak ditunjuk jadi
bisa dari turunan, mendengar dan
pemimpin. Jangankan menolak,
membaca serta pengalaman sendiri.
bahkan rebutan untuk menjabat, dari
Sedangkan ilmu memimpin harus
tataran yang sangat rendah (ketua RT)
dipelajari dari pengalaman pemimpin
sampai dengan tertinggi (Presiden).
berdasarkan aturan dan etika tertentu.
Padahal jelas jabatan pemimpin adalah

pekerjaan amanah yang sangat-sangat Pemimpin agama selain harus

berat beban dan tanggung jawabnya. menguasai pengetahuan agamanya,

juga harus menguasai ilmu agamanya


Memang harus diakui bahwa
dan ilmu pengetahuan tentang
setiap manusia diciptakan (dilahirkan)
umatnya. Pemimpim agama tidak
untuk menjadi pemimpin, akan tetapi
harus lebih pintar dari salah satu umat
dalam konteks yang universal yaitu
atau seluruhnya, akan tetapi harus
menjadi pemimpin dirinya sendiri.

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


14 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

memiliki semua kelebihan dasar atas mendukungnya, maka ia hanya

agamanya dibandingkan umatnya. dianggap sebagai manajer atau bos

Pemimpin agama yang didasarkan saja. Pemimpin bangsa atau rakyat

hanya menguasai bahasa dan membaca haruslah menguasai tentang bangsa

kitab sucinya sementara tidak dan tahu rakyatnya.

menguasai aspek ilmu lainnya yang


Tahu dan menguasai ilmu tentang
berhubungan dengan agamanya
pemerintahan dan kerakyatan. Harus
bukanlah pemimpin agama, melainkan
tahu berapa banyak yang miskin
hanya ketua atau bos agama, atau
sehingga ia harus lebih miskin. Harus
pemuka agama, atau tokoh agama.
tahu apakah ada yang kelaparan,

Pemimpin organisasi selain sehingga ia baru bisa kenyang setelah

menguasai ilmu organisasi, harus tahu rakyatnya sudah tidak ada yang

mengetahui keadaan organisasinya kelaparan. Seseorang yang berambisi

secara mendalam dan menguasai untuk jadi pemimpin akan tetapi hanya

orang-orang yang ada di dalamnya. memikirkan penghasilannya,

Menguasai dalam arti orang-orang memikirkan fasilitasnya, memikirkan

dalam organisasi tunduk, patuh, dan kesejahteraan lingkup keluarga dan

menghormatinya serta kelompoknya bukanlah pemimpin

mendukungnya. Bila orang dalam melainkan hanya bos atau manajer atau

organisasinya hanya tunduk dan patuh administratur negara.

tapi tidak menghormati dan

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 15

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

Seorang pemimpin tidak salah oleh pengadilan. Pemimpin dapat

menunjukan kenyang didepan membatalkan hukum bebas atas

khalayaknya, tapi juga tidak seorang penjahat, penipu dan tukang

menunjukan kalau ia kelaparan. fitnah.

Pemimpim tidak menunjukan


Menjadi pemimpin sangatlah sulit
kesedihannya pada umat atau
dan mengandung resiko hidup
khalayaknya, akan tetapi selalu
tertinggi dalam hidup, sehingga
bersahaja. Pemimpin tidak pernah
rasanya aneh banyak orang yang
menuduh, melainkan menerima dan
berebut dan berlomba untuk menjadi
mempercayai hukum dan kebenaran
pemimpin. Seorang pemimpin sejati
sejati. Pemimpin akan selalu berusaha
hanya akan tampil pada saat di mana
mengajak orang di sekitarnya untuk
kondisi membutuhkan pemimpin
memikirkan kemaslahatan khalayak
sedangkan yang lain tidak berani
secara bersama-sama.
tampil jadi pemimpin. Pada kondisi di

Pemimpin hanya menggunakan mana situasi aman tentram terkendali

kekuasaanya hanya bila diperlukan seorang pemimpin tadi akan segara

mendesak seperti sebagai penjamin mengundurkan diri menjadi

kebenaran, penjamin kejujuran dan pemimpin. Pemimpin dalam kondisi

kemaslahatan. Pemimpin dapat aman tenteram haruslah ditunjuk oleh

membatalkan hukum atas orang yang yang berwenang dan memiliki

jujur dan benar akan tetapi dibuktikan pengetahuan dan dasar ilmu yang

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


16 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

mumpuni (misalnya ditunjuk para sejati selalu tampil di depan, akan

Ulama). tetapi dalam kondisi dimana akan

mendapatkan pujian dan hadiah


Menjadi pemimpin tidak harus
pemimpin sejati selalu menghindar
dilotere atau di-pemilu. Pemilu hanya
untuk tampil. Seorang manager atau
memilih bos atau manager atau
bos selalu menghindari dan
administratur. Pemimpin harus
melemparkan kesalahan pada orang
ditunjuk atau menunjukan diri bila
lain bila kondisi gagal, akan tetapi
dalam kondisi yang sangat kritis lalu
selalu di depan untuk pujian dan
menghilang dalam kondisi yang
hadiah.
kondusif. Beda dengan manager atau

bos selalu muncul setiap saat baik kritis Dengan demikian seorang

atau tidak, selalu berebut dan ambisius pemimpin untuk apapun alasannya,

memperebutkan jabatan pemimpin sejatinya adalah orang yang hanya

karena ingin berkuasa, ditakuti, balas muncul karena di "Tunjuk Langsung

dendam dan memperkaya diri, atau oleh Tuhan" atau ditunjuk oleh "Wakil

semacamnya. Memperkerjakan bos Tuhan di Dunia". Ditunjuk langsung

atau manager hanya berhasil pada oleh Tuhan misalnya nabi atau Rasul,

level rendah dan jangka pendek. mereka-mereka ini adalah pemimpin

sejati tiada banding dan taranya.


Dalam kondisi di mana
Ditunjuk Wakil Tuhan di dunia
diperlukan penanggung jawab
misalnya di pilih dan tunjuk oleh
kesalahan atau kegagalan, pemimpin

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 17

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

Ulama (apapun agamanya), ditunjuk dan menjadi dambaan kebanyakan

dan dipilih oleh kumpulan orang. orang- orang maka pelajaran

orang cerdas dan pintar, jujur dan bagaimana menjadi pemimpin paling

amanah yang menjadi wakil rakyat. banyak diminati. Padahal pelajaran

Pemimpin yang muncul karena menjadi pemimpin hanya mengajarkan

ditunjuk oleh perwakilan rakyat akan bagaimana tampil baik meskipun

tetapi berisikan orang-orang yang tidak orangnya tidak baik. Bagaimana dan

amanah, tidak jujur, tidak cerdas dan kapan harus senyum meskipun

pintar hanyalah pemimpin yang orangnya pelit dan malas untuk

berlaku sebagi BOS, Manager atau tersenyum. Teori kepemimpinan X

Administratur. Mengapa demikian? yang selalu diingat adalah untuk

Sebab hanya orang jujur, cerdas, pintar menjadi pemimpin tidaklah harus

dan amanah yang bisa memilih dengan menjadi orang baik, akan tetapi

menggunakan otak dan hatinya untuk berusahalah untuk tampil baik. Jadi

mendapatkan orang yang layak sangat mungkin seorang penjahat

memimpin. Orang yang tidak pintar sekalipun bisa menjadi pemimpin

dan cerdas, tidak jujur dan tidak karena ia memiliki dana yang bisa

amanah hanya memilih orang membuatnya tampil baik. Sedangkan

berdasarkan hatinya atau otaknya saja, orang yang layak memimpin

sehingga akan menghasilkan pilihan berdasarkan pilihan "Wakil Tuhan"

yang bias. Mengapa? Untuk menjadi bisa dikondisikan buruk dengan

pemimpin yang banyak diperebutkan apapun caranya, termasuk dengan

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


18 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

menghina para Wakil Tuhan itu jenderal atau gubernur. Dan

melalui orang-orang bodoh dan tak seterusnya. Model ini tidaklah begitu

bermoral yang dikenakan pakaian salah sebab pemimpin selain ilmu dan

layaknya orang pintar, kaya dan pengetahuan juga harus berdasarkan

cerdas. bakat. Jadi bila moyangnya scorang

pemulung dan petani maka kecil


Bila ada sebagian orang yang
kemungkinan turunannya sekaran bisa
pakar atau awam mengatakan bahwa
menjadi pemimpin sebab tidak
kepemimpinan itu bersifat turun
memiliki dasar "darah" sebagai
temurun, dalam arti bila moyangnya
pemimpin. Akan tetapi apakah
dulu pernah jadi pemimpin maka
Presiden Soekarno (presiden RI 1) Pak
turunannya sekarang sangat mungkin
Harto Presiden RI ke 2 Indonesia
memimpin, dan sebaliknya bila tidak
moyangnya adalah pemimpin? Tidak
punya garis keturunan pemimpin
(paling tidak itulah yang saya baca
maka sangat tidak mungkin bisa
dalam buku sejarah tentang Pak Harto)
menjadi pemimpin mungkin bisa di
Kalau Ibu Megawati Iya benar, Pak
maklumi berdasarkan teori
Gus Dur Iya Benar, Habibie Tidak, SBY
kepemimpinan x. Banyak orang yakin
tidak (tapi mertua Beliau memang
bahwa untuk menjadi lurah maka lihat
orang besar dulunya yaitu pak Jenderal
apakah moyangnya permah jadi lurah.
Sarwo Edi). Dari orang- orang yang
Untuk jadi menteri lihat apakah
pernah dan sekarang menjadi presiden
moyangnya pernah menjadi menteri,
RI ini manakah yang pemimpin

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 19

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

benaran atau hanya BOS atau Manajer meyakinkan. (Koontz & O'

atau administratur negara saja. Donnelle, 1976)

Presiden RI 1 dipilih bukan saja oleh 3. Proses mempengaruhi kegiatan

Wakil Tuhan, tapi juga oleh rakyat, dan baik secara individual ataupun

wajar saja bila diserahkan kembali ke sosial dalam rangka mencapai suatu

rakyat. Presiden RI 2 dipilih oleh oleh tujuan dalam situasi tertentu.

rakyat melalui Wakil Tuhan dan wajar (Hersey & Blanchard, 1982)

saja dikembalikan ke rakyat (meskipun 4. Proses mempengaruhi orang lain

di paksa rakyat). untuk memahami dan setuju

tentang apa yang perlu dikerjakan

dan bagaimana tugas itu dapat


Kepemimpinan
dilakukan secara efektif, sehingga

Pengertian kepemimpinan proses memfasilitasi usaha individu

(leadership) dapat ditampilkan sebagai dan kelompok untuk mencapai


berikut: tujuan bersama. (Yukl, Gary, 2005)

1. Suatu aktivitas mempengaruhi 5. Memimpin adalah mempengaruhi,

orang, agar dapat bekerja sama dimana suatu kehidupan yang

untuk mencapai beberapa tujuan mempengaruhi kehidupan lain.

diinginkan. (Tead, 1935) (Maxwell, 1967)

2. Seni membujuk anggota untuk Berdasarkan pendapat para ahli

menyelesaikan semua pekerjaan tersebut dapat dikemukakan beberapa

secara bersemangat dan

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


20 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

pengertian kepemimpinan (leadership) formal berupa kekuasaan (power) di

yang mudah difahami sebagai berikut: dalam organisasi. Pemimpin

(1) Kepemimpinan adalah proses berlegitimasi institusional atau

pengaruh sosial dalam; hubungan personal dapat mempengaruhi atau

interpersonal, penetapan keputusan, memerintah pengikutnya, sehingga

dan pecapaian tujuan, dan (2) mereka rela dipimpin oleh orang

Kepemimpinan adalah proses yang memiliki legitimasi itu.

mempengaruhi perilaku orang lain ke c. Tujuan; Dimana pemimpin

arah pencapaian tujuan. berurusan dengan tujuan. tujuan

yaitu; (1) tujuan individu, (2) tujuan


Dari aspek definisi tersebut,
kelompok, dan (3) tujuan
terdapat tiga komponen penting dalam
organisasi. Pemimpin dipandang
kepemimpinan yaitu sebagai berikut:
individu menurut kepuasan
a. Pengaruh; Kepemimpinan adalah
individu dalam melaksanakan
pengaruh; dimana kepemimpinan
perintahnya. Dan pemimpin harus
terjadi karena adanya proses
dapat mengusahakan
pengaruh mempengaruhi ke arah
keseimbangan antara tujuan dengan
yang diinginkan.
keinginan pengikut agar lebih
b. Legitimasi; merupakan pengakuan/
bergairah untuk bekerja.
pengukuhan atau pengesahan
Pada umumnya seseorang
kedudukan seorang pemimpin, dan
menjadi pemimpin melalui jalur
legitimasi juga merupakan posisi

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 21

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

kepemimpinan antara lain sebagai lingkungan dan orang-orang sekitar

berikut: dapat mendukungannya.

f. Pemilihan; artinya menjadi


a. Tradisional (warisan); artinya
pemimpin dikarenakan hasil
sesorang menjadi pemimpin karena
pemilihan dari para anggota.
keturunan, misalnya putra mahkota
Hal ini didasarkan pada konsep
pada suatu kerajaan.
acceptance theory; "Anda menjadi
b. Kepribadian; artinya sesorang yang
pemimpin dan kami akan menaati
berkepribadian tertentu menjadi
instruksi dan pengarahan anda."
pemimpin, baik secara fisik
Pemimpin hasil dari sebuah pemilihan
maupun kepribadian etikanya.
biasanya akan lebih baik, karena
c. Pengangkatan atasan; artinya
pemilih mempertimbangkan hal-hal
sesorang menjadi pemimpin karena
sebagai berikut:
diangkat oleh pihak atasannya,

berdasarkan struktural organisasi. a. Adanya keinginan, keseriusan, dan

d. Kepercayaan kelompok; artinya kemauan calon untuk menjadi

sesorang menjadi pemimpin karena pemimpin;

suatu kepercayaan dari anggota b. Kreativitas dan keefektifan calon

kelompok. dalam berkomunikasi;

e. Situsional; artinya menjadi c. Kecakapan dan kecerdasan calon

pemimpin karena ada peluang dan membuat konsep uraian yang logis

suatu kesempatan, sehingga dan dapat diterima oleh anggota;

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


22 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

d. Integritas, prilaku, kejujuran dan b. Followers; adalah pengikut atau

moral calon yang diterima oleh orang-orang yang dipimpin

anggota; c. Power; adalah kemampuan yang

e. General and special knowledge, luar biasa untuk mempengaruhi

pendidikan dan pengalaman calon. pengikutnya.

f. Kemampuan hubungan- -hubungan d. lnfluence; berupa adalah tindakan

baik internal maupun eksternal mempengaruhi yang merupakan

organisasi dari calon. perilaku penyebab perubahan sikap

Pencalonan dan pemilihan harus pengikutinya.

dilakukan secara obyektif, tidak ada e. Value; yaitu nilai keyakinan dasar

rekayasa sehingga berjalan secara yang dapat mempengaruhi perilaku

langsung, umum, bebas, rahasia pengikut dalam kelompok.

(LUBER). Hal ini penting dan sangat f. Objective; atau tujuan yang

menentukan bahwa pemimpin hasil merupakan sasaran yang ingin

pemilihan itu benar dan terbaik atau dicapai secara bersama-sama.

efektif. Adapun fungsi-fungsi Kepemimpinan

adalah agar kelompok atau organisasi


Faktor-faktor kepemimpinan
berjalan dengan efektif, maka seorang
meliputi hal-hal berikut:
pemimpin harus melaksanakan dua
a. Leader atau head; adalah orang yang
fungsi utama yaitu sebagai berikut:
memimpin

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 23

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

a. Decision making (pengambilan yang dapat membantu kelompok

keputusan) atau organisasi berjalan lebih baik

b. Directing (pengarahan) atau efektif, persetujuan dengan

c. Delegation (pendelegasian) kelompok lain, penengahan

d. Empowerment (pemberdayaan) perbedaan pendapat, dan

e. Facilitating (Fasilitasi) sebagainya.

f. Controlling (Pengendalian) Malayu Hasibuan

Selain dari itu, fungsi-fungsi mengemukakan fungsi-fungsi

kepemimpinan dalam organisasi antara kepemimpinan antara lain:

lain:
a. Pengambilan keputusan dalam

a. Task related, yaitu fungsi yang merealisasi keputusan itu.

berhubungan dengan tugas atau b. Pendelegasian kewenangan dan

pemecahan masalah. Hal ini pembagian kerja.

Mencakup penetapan struktur c. Meningkatkan daya guna dan hasil

tugas, pemberian saran guna bagi semua unsur manajemen,

penyelesaian, informasi, dan d. Memotivisi, supaya seluruh elemen

pendapat. organisasi dapat bekerja secara

b. Group maintenance, yaitu fungsi efektif.

yang berhubungan dengan e. Mengembangkan imajinasi,

pemeliharaan kelompok atau sosial, kreativitas, dan loyalitas.

yang mencakup segala sesuatu

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


24 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

f. Pemrakarsa, penggiat, dan n. Meningkatkan produktivitas dan

pengendali rencana. alokasi sumber

g. Mengkoordinasi dan mengintegrasi o. meningkatkan kepuasan kerja

seluruh kegiatan organisasi. karyawan.

h. Penilaian terhadap prestasi dan p. Menciptakan pembaharuan,

pemberian teguran serta perubahan, dan reformasi.

penghargaan melalui pendidikan (Hasibuan, 2016)

dan pelatihan sebagai Lebih lanjut, pemimpin dalam

pengembangan sumber daya kelompok atau organisasi berperan dan

manusia. berfungsi sebagai:

i. Melaksanakan pengawasan melekat


a. Promotor
dan tindakan-tindakan perbaikan
b. Motivator
yang dianggap perlu.

j. Memelihara semua aktivitas yang c. Delegator

berada di bawah kewenangannya. d. Komunikator

k. Mempertanggungjawabkan semua
e. Mediator
tindakan kepada stakeholders.
f. Integrator
l. Membina dan mempertahankan

kelangsungan hidup organisasi. Dalam teori kepemimpinan

m. Pemberian kompensasi, sedikitnya terdapat enam tipologi

ketenangan, dan keselamatan bagi kepemimpinan yang dikenal dewasa

bawahan atau pengikutnya. ini, yaitu sebagai berikut:

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 25

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

a. Tipe Otoriter; adalah tipe pemimpin d. Tipe Populis; adalah tipe pemimpin

yang berbagai kegiatan yang akan yang mampu membangun rasa

dilakukan dan penetapan solidaritas pada bawahan atau

keputusan ditentukan sendiri oleh pengikutnya.

pemimpin semata-mata. (Tidak e. Tipe Kharismatik; adalah tipe

memberi kesempatan pada pemimpin yang memiliki nilai ciri

bawahan). khas kepribadian yang istimewa

b. Tipe Demokratis; adalah tipe atau wibawa yang tinggi sehingga

pemimpin yang berbagai kegiatan sangat dikagumi dan mempunyai

yang akan dilakukan dan pengaruh yang besar terhadap

penetapan keputusan ditentukan bawahan atau pengikutnya.

bersama antara pemimpin dengan f. Tipe Kooperatif; Dimaksudkan

bawahan dengan memberi sebagai kepemimpinan ciri khas

kesempatan partisipasi pada Indonesia, yaitu kepemimpinan

bawahannya. yang memiliki jiwa Pancasila

c. Tipe Liberal; adalah tipe pemimpin Dimaksudkan sebagai

yang berbagai kegiatan dan kepemimpinan ciri khas Indonesia,

penetapan keputusan lebih banyak yaitu kepemimpinan yang memiliki

diserahkan pada pihak lain jiwa Pancasila, yang memiliki wibawa

sehingga dapat dengan bebas dan daya untuk membawa serta dan

memberi kewenangan memutuskan memimpin masyarakat lingkungannya

pada bawahan. kedalam kesadaran kehidupan

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


26 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

kemasyarakatan dan kenegaraan Norma-norma kepemimpinan

berdasarkan Pancasila dan Undang- lain yang akan mendukung

Undang Dasar 1945. Asas utama pelaksanaan ketiga asas kepemimpinan

kepemimpinan Pancasila adalah: Pancasila diatas dan juga sesuai

dengan nilai-nilai luhur Pancasila Ialah


a. Ing ngarso sung tulodho; seorang
berwibawa (terutama karena integritas
pemimpin harus mampu lewat
pribadinya yang dijiwai oleh nilai-nilai
sikap dan perbuatannya
luhur Pancasila), jujur terpercaya,
menjadikan dirinya pola panutan
bijaksana, mengayomi, berani, mawas
dan ikutan bagi orang-orang yang
diri, mampu melihat jauh kedepan,
dipimpinnya.
berani dan mampu mengatasi
b. Ing madyo mangun karso; seorang
kesulitan, bersikap wajar, tegas dan
pemimpin harus mampu
bertanggung jawab atas keputusan
membangkitkan semangat
yang diambil, sederhana.
berswakarsa dan berkreasi pada

orang-orang yang dibimbingnya. Kepemimpinan (Leadership)

c. Tut wuri handayani; scorang adalah salah satu faktor organisasi,

pemimpin harus mampu atau sebagai salah satu fungsi

mendorong orang-orang yang manajemen, oleh karena itu merupakan

diasuhnya, berani berjalan didepan, masalah yang sentral dan strategis

dan sanggup bertanggung jawab. (Soekarso, 2015). Dalam hal ini (Davis,

1951) mengemukakan; "Organization is

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 27

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

any group of individuals that is work Dalam berorganisasi seorang

toward zone common end under leadership" pemimpin memiliki kekuasaan dan

berarti sekelompok orang yang politik. Kekuasaan (power) merupakan

berusaha menuju arah tujuan yang kekuatan untuk menggerakkan,

sama dan wilayah yang sama tentu memberdayakan, mengarahkan,

akan memerlukan sebuah mendapatkan, memanfaatkan, dan

kepemimpinan. Maka, kepemimpinan menguasai sumber daya enam M, yaitu

mempunyai peran yang sangat penting


a. Men (Manusia),
dan strategis dalam aspek kehidupan,
b. Money (Uang),
sebagaimana organisasi tanpa

pemimpin bagaikan kapal tanpa c. Materials (Materia tau bahan),

nahkoda. Pemimpin akan menetapkan d. Machines (Mesin),

arah tujuan dengan mengembangkan


e. Methodes (Metode), dan
suatu visi dan misi masa depan,
f. Markets (Pasar).
mengorganisasi orang, dan mengelola

perubahan atau reformasi. Maju dan Di sinilah, perilaku atau gaya

mundurnya sebuah organisasi dan pemimpin akan menentukan perilaku

dinamis atau statisnya, serta mati organisasi, dan kepemimpinan yang

hidupnya akan sangat ditentukan oleh efektif akan berperan serta

keberadaan seorang pemimpin. memberikan kontribusi yang dominan

dalam motor organisasi yang selalu

berinteraksi dengan lingkungan

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


28 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

berubah secara terus-menerus, baik d. hubungan interpersonal. (Putong,

dalam lingkungan internal, eksternal 2015)

maupun global. Efektivitas kepemimpinan itu

bukan ditentukan oleh seorang atau


Kepemimpinan semestinya efektif
beberapa orang pemimpin saja, tetapi
agar pencapaian sasaran dan efisiensi
justru merupakan hasil bersama antara
pengunaan sumber daya untuk
pemimpin dan orang orang yang
keberhasilan pencapaian tujuan. Dalam
dipimpinnya. Pemimpin tidak akan
hal ini penggunaan teknik-teknik
mampu berbuat banyak tanpa
manajemen partisipatif menjadi lebih
partisipasi bawahan, dan sebaliknya
penting dalam mengelola efektivitas
bawahan tidak akan efektif
untuk maksimalisasi output (hasil),
menjalankan tugas dan kewajibannya,
dan efisiensi untuk minimalisasi input
tanpa pengendalian, pengarahan, dan
(biaya).
kerja sama dengan pemimpin.
Menurut Anthony dan
Faktor partisipasi ini sangat
Govindarajan (Anthony, R., and V.
menentukan dalam kepemimpinan,
Govindarajan, 2001) mengemukakan
sehingga semakin aktif anggota
bahwa efektivitas kepemimpinan
kelompok organisasi dalam
tergantung pada sejumlah variable:
berpartisipasi, maka akan semakin
a. pemimpin,
dinamis kehidupan kelompok atau
b. pengikut,
organisasi. Partisipasi dalam berpikir
c. situasi, dan

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 29

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

memecahkan masalah-masalah perlu kontribusi nilai tambah (added value)

diupayakan secara maksimal agar bagi lingkungan berkembang.

kepemimpinan berlangsung secara


Teori-teori Kepemimpinan
maksimal. Dalam partisipasi itu pula,
Teori kepemimpinan sejauh ini dikenal
akan berkembang kreativitas dan
beberapa teori, sebagai berikut:
inisiatif yang menjadikan kelompok

organisasi menjadi lebih aktfi, karena a. Teori Sifat (Traits theory) (Gehring,

pemimpin merupakan tokoh utama 2007); Metode analisa teori ini

dan sosok yang terbuka bagi berbagai memusatkan perhatiannya pada

pembaharuan, inovasi, dan perubahan sifat yang spesifik atau ciri dari

yang berpengaruh pada perkembangan kepribadian, sosial, fisik, dan

dan kemajuan organisasi selanjutnya. intelektual yang membedakan

antara pemimpin dan bukan


Dalam organisasi kepemimpinan
pemimpin.
efektif, sangat dipengaruhi oleh
b. Teori Perilaku (Behavioral theory)
kekuatan-kekuatan situsional, yang
(Conger, 1987); Metode analisa teori
terhimpun melalui efektivitas dan
ini memusatkan pada karakteristik
efisiensi. Adapun indikator kinerjanya
perilaku dan tindakan yang
menunjukan: (1) produktivitas
dilakukan pemimpin dalam
organisasi meningkat, (2) kepuasan
melaksanakan peran menajerialnya.
kerja karyawan tinggi, dan (3)
c. Teori Kontingensi (Contingency

theory) (Kriger, 2005); Metode

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


30 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

analisa teori ini memusatkan pada pencerahan serta pemikiran baru.

hukum situasi (Law of the situation), Namun, jika dikaji lebih dalam lagi,

yakni setiap situasi berbeda akan terdapat konsep yang ditawarkan oleh

menentukan gaya kepemimpinan al-Quran dalam memandang kegigihan

yang berbeda, dan berubah-ubah seorang pemimpin dalam menghadapi

sesuai dengan situasi yang ada. kesulitan, karena setiap manusia

d. Teori Lain; yaitu pendekatan yang memiliki potensi untuk bertahan dalam

semakin berkembang secara menghadapi setiap kesulitan dengan

campuran (hybrid), dimana metode tipologi yang akan dibahas pada

analisa teori ini merupakan konsep berikut.

pendekatan terbaru yang mencoba


Setiap pilihan itu bermuara pada
memahami sesuatu situasi atau
hasil tipologi manusia yang kemudian
peristiwa dengan mengetahui
dikelompokkan kepada tiga hal.
hubungan kausalitas (sebab-akibat)
Sebagaimana disebutkan di dalam
antara kasus-kasus yang semakin
Fathir/35:32 yang artinya: “Kemudian
berkembang seiring dengan
Kitab itu Kami wariskan kepada orang-
perubahan fenomena yang terjadi
orang yang Kami pilih di antara hamba-
pada organisasi.
hamba Kami, lalu di antara mereka ada
Berdasarkan dari teori-teori yang
yang menganiaya diri mereka sendiri, dan
semakin terbarukan, tentunya
di antara mereka ada yang pertengahan
berdasarkan perspektif tertentu yang
dan di antara mereka ada (pula) yang lebih
pada akhirnya memberikan

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 31

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. menggambarkan konsep “pendakian

Yang demikian itu adalah karunia yang gunung”, yaitu menggerakkan tujuan

amat besar.” hidup ke depan, apapun tujuannya.

Terkait dengan pendakian, ada tiga


Terdapat tiga kelompok manusia yang
tipe individu, yaitu:
disimpulkan dari ayat di atas:
a. Quitters; yaitu Individu yang
1. Orang yang menzalimi dirinya;
mudah berhenti yang
2. Orang yang menjalankan
menghentikan pendakian, memilih
sekedarnya saja;
keluar, menghindari kewajiban,
3. Orang yang melakukan dengan
mundur, dan berhenti. Karakteristik
sebaik-baiknya (atas izin Allah)
individu seperti ini hanya bekerja
Terkait 3 kelompok manusia tersebut,
dengan memperlihatkan sedikit
dapatlah dikaitkan dengan Teori
ambisi, motivasi yang rendah dan
Advesity (Stoltz, 1997) yang
mutu di bawah standar.
menyebutkan tentang Adversity
b. Campers; adalah individu yang
quotient (AQ) adalah
memiliki kecerdasan adversitas
suatu konsep mengenai ketahanan
sedang, yang berusaha untuk mulai
individu dalam menghadapi berbagai
mendaki, namun karena bosan atau
kesulitan di berbagai aspek
tidak kuat melawan kesulitan,
kehidupannya.
individu tersebut mengakhiri
Stoltz (1997) menjelaskan
pendakian dan mencari tempat
konsep kecerdasan adversitas dengan
yang nyaman sebagi tempat

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


32 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

beristirahat dari situasi yang tidak mencari-cari berbagai

bersahabat. Karakteristik individu kemungkinan, dan tidak pernah

seperti ini penuh perhitungan membiarkan hambatan lainnya

dalam melakukan pekerjaan yang menghalanginya. Individu seperti

menuntut kreativitas dan resiko ini menjalani hidupnya secara

yang tidak terlalu sulit, tetapi paripurna dan selalu menyambut

biasanya sangat cenderung untuk kesulitan sebagai sebuah tantangan

memilih jalan aman, merasa puas yang harus dijawab, yang pada

dengan dirinya, mengorbankan akhirnya mereka sering merasa

kesempatan untuk melihat atau sangat yakin akan sesuatu yang

mengalami suatu kemajuan, tidak lebih besar daripada diri mereka.

termotivasi untuk mengembangkan Keyakinan ini membuat mereka

diri, dan tidak merasa bersalah bertahan saat menghadapi situasi

ketika berhenti berusaha. Dalam yang lebih sulit sekalipun, sehingga

dunia kerja, tipikal individu campers menjadi sangat gigih, ulet dan

menunjukkan sejumlah inisiatif, tabah. Mereka terus bekerja keras,

sedikit semangat, dan usaha di saat mereka menemui jalan

alakadarnya. buntu, mereka akan mencari jalan

c. Climbers; pendaki adalah sebutan lain. Saat merasa lelah mereka akan

bagi individu yang memiliki melakukan introspeksi diri dan

kecerdasan adversitas tinggi. terus bertahan. Mereka memiliki

Mereka adalah pemikir yang selalu kematangan dan kebijaksanaan

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 33

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

untuk memahami bahwa kadang- kemampuan spiritualnya

kadang manusia perlu mundur memungkinkan manusia untuk dapat

sejenak supaya dapat bergerak maju mengenali Allah dan menyembah-Nya,

lagi. Mereka bersedia mengambil sedangkan kemampuan fisik adalah

resiko, menghadapi tantangan, wadah spiritual, sehingga ada tempat

mengatasi rasa takut, untuk semangat untuk menetap.

mempertahankan visi, memimpin, Manusia sejak proses pembuatan

dan bekerja keras sampai dilengkapi dengan “iman” yang

pekerjaannya selesai. memungkinkan dia untuk dengan

mudah memahami perintah Allah dan


Tipe tipe individu di atas
menaatinya. Manusia diberi pikiran
menjelaskan cara tiap-tiap orang
yang memungkinkan dia untuk
merespon situasi sulit untuk menuju
mampu membedakan antara benar dan
kesuksesan. Dimana tipe-tipe individu
salah. Manusia diberikan hati nurani
tersebut dapat berubah dari tipe yang
yang memungkinkan dia untuk
satu ke yang lainnya sesuai dengan
mengenali apa yang di luar indra.
kemampuan beradaptasi individu.
Manusia selalu dijaga oleh dua
SIMPULAN
malaikat yang menjaga dia dari depan
Dibandingkan dengan makhluk
dan belakang, yang memungkinkan
lain manusia diciptakan jauh lebih
manusia untuk menjadi aman dari
sempurna. Ia dilengkapi dengan
bencana dan kesusahan. Manusia
kemampuan fisik dan spiritual.
selalu diawasi oleh dua malaikat

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


34 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

dengan notebook amal, yang akan menjalankan hidup sekedarnya saja

melaporkan kepada Allah sehingga ia (muqtashid), atau justru melakukan

dapat kembali. Semua yang tugas dengan sebaik-baiknya (sabiq bil-

membedakan manusia dari hewan dan khairat). Tiga kriteria pilihan manusia

makhluk lain yang ada di alam semesta yang kemudian diadopsi oleh Paul

ini. Sehingga dengan demikian, Stoltz dengan Konsep Adversitas yang

manusia sebagai makhluk sosial, dapat menganalisis kemampuan

tentunya memiliki potensi besar untuk seseorang dalam menghadapi

secara naluriah alamiah menjadi kesukaran, baik kesukaran dalam

pemimpin, memimpin dirinya sendiri belajar, maupun dalam mencapai suatu

dan sekelompok orang tertentu, jika kesuksesan (Adversity Quotients)

dalam keluarga dia akan menjadi ayah, Allahu a’lam

DAFTAR PUSTAKA
ibu atau kakak yang akan menjadi role Al-Quran al-karim dan Terjemahnya, Khadim
al-Haramain asy-Syarifain,
model (teladan) bagi siapapun yang Departemen Agama Republik
Indonesia.
berada di bawah naungan. Maka, Abdullah, Salhah, and Ainon Mohd.
(2005). Guru sebagai mentor. Kuala
dengan demikian diperlukan tips dan Lumpur: PTS Professional.
Adair, J. (2007). Cara Menumbuhkan
trik untuk menentukan model Pemimpin (Alih Bahasa: Said Bazry).
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
kepemimpinan seperti apa yang Aditya, Purwa, I. Made Pageh, and
Ketut Sedana Arta. (2017). Biografi
hendak dilakukan. I Ketut Widjana (Perjuangan, Nilai-
Nilai Kepahlawanan dan
Manusia memiliki tiga pilihan; Potensinya Sebagai Sumber Belajar
Sejarah. Widya Winayata: Jurnal
apakah dia akan melawan qodratnya Pendidikan Sejarah, 7(1).
Amin, Surahman, and Ferry M. Siregar.
(zhalim linafsih), atau hanya (2015). Pemimpin dan

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 35

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

Kepemimpinan dalam al-Qur’an. Dahlan, D. (t.t.). Start Young. Tips &


Tanzil: Jurnal Studi Al-Qur’an, 1(1), Trik Sukses di Usia Muda, Jakarta:
27. Grasindo Gramedia.
Aminah, S. (2018). Komunikasi Faturahman, B. M. (2018).
Pemimpin dalam Strategi Kepemimpinan dalam Budaya
Positioning guna Meningkatkan Organisasi. MADANI Jurnal Politik
Daya Saing Perguruan Tinggi dan Sosial Kemasyarakatan, 10(1), 1-
Islam. Indonesian Journal of Islamic 11.
Communication, 1(1), 26-50. Fitriyah, Nurul, and Agus Suliyadi.
Ardianto, A., Prisanto, G. F., (2018). Membangun Kompetensi
Irwansyah, I., Ernungtyas, N. F., & Pemimpin dalam Mengelola
Hidayanto, S. (2020). Praktik Lobi Organisasi Publik: Strategi dan
dan Negosiasi oleh Legislator Aplikasi. Madani Jurnal Politik Dan
Sebagai Bentuk Komunikasi Sosial Kemasyarakatan, 10(1), 79-91.
Politik. Komuniti: Jurnal Komunikasi Gehring, D. R. (2007). Applying Traits
dan Teknologi Informasi, 12(1), 25-39. Theory of Leadership to Project
Aryani, L., Marettih, A. K. E., Cucuani, Management. Project Management
H., Susanti, R., & Lestari, Y. I. Journal, 38(1), 44-54.
(2013). Kompetensi Tidak Gillinson, S. (2004). Why Cooperate?: A
Sempurna Tanpa Integritas Pada Multi-disciplinary Study of Collective
Pemimpin. Jurnal Psikologi, 9(1), 31- Action. London: Overseas
39. Development Institute.
Adair, J. (2007). Cara Menumbuhkan Hasibuan, M. S. (2016). Manajemen sumber
Pemimpin. Jakarta: Gramedia daya manusia. Bumi Aksara.
Pustaka Utama. Kartakusumah, B. (2006). Pemimpin
Baswedan, A. (2013). Surat dari & untuk Adiluhung: Genealogi Kepemimpinan
pemimpin: menjadi Indonesia. (A. Kontemporer. Teraju.
Loebis, Ed.) Jakarta: Tempo Kriger, M. a. (2005). Leadership with
Publishing. inner meaning: A contingency
Budiono, B. (2012). Dedikasi dan theory of leadership based on the
Loyalitas Pengabdian Pelatih Yang worldviews of five religions. The
Berkarakter Untuk Indonesia. leadership quarterly, 16(5), 771-806.
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi), Mahmudin, Shafwan, and Trisni
8(2), 102-107. Andayani. (2017). Eksistensi Silek
Conger, J. A. (1987). Toward a Galombang Pada Upacara
behavioral theory of charismatic Perkawinan Etnis Minangkabau Di
leadership in organizational Medan. Gondang: Jurnal Seni dan
settings. Academy of management Budaya, 1(2), 78-90.
review, 12(4), 637-647. Mahessa, Nurul Fathia, and N. R. H.
Davis, R. C. (1951). The Fundamentals of Frieda. (2017). Gaya
Top Management. Harper: Kepemimpinan Melayani Dan
University of California. Kesiapan Untuk Berubah Pada

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


36 Radif Khotamir Rusli dan Hasbi Indra

Konsep Manusia dalam Epistemologi Kepemimpinan

Karyawan BPJS Ketenagakerjaan. Sekolah. Jurnal Kependidikan


5(1), 113-116. INSANIA, 21(2), 161-178.
Marwah, M. (2018). Umar Bin Khattab: Shihab, M. Quraish. "Wawasan Al-
Potret Keteladanan Sang Pemimpin Quran." Bandung: Mizan (1996).
Umat. AL-TADABBUR, 4(2), 1-20. Soekarso, I. P. (2015). Kepemimpinan:
Ni'mah, M. (2015). Transformasi Kajian Teoritis dan Praktis (Vol. 1).
Selebriti Menjadi Politisi: Urgensi (C. Hidayat, Ed.) Buku&Artikel
Personal Front dalam Ranah Sosial. Karya Iskandar Putong.
Informasi, 45(2), 141-154. Sridiyatmiko, G. (2019). Pribadi Sri
Nurhayati, S. (2014). Mambangun Sultan Hamengkubuwana IX
Kepemimpinan Yang Efektif Untuk Sebagai Sosok Inspiring bagi
Meraih Keunggulan Kompetitif Bangsa Indonesia dan Nilai-Nilai
Organisasi. Jurnal Ekonomi Dan Ke-IPS-an yang Terkadung di
Bisnis, 15(2), 21-27. dalamnya. Jurnal Sosialita, 11(1),
Othman, Norasmah, Siti Junaidah M. 167-187.
Mujir, and Mohammed Sani Stoltz, P. G. (1997). Adversity quotient:
Ibrahim. (2012). Pengaruh Persepsi Turning obstacles into opportunities.
Terhadap Keberkesanan USA: John Wiley & Sons.
Kepimpinan ke Atas Orientasi Sumarni, Sri, Achmad Dardiri, and
Kepimpinan Multidimensi Darmiyati Zuchdi. (2015).
Pemimpin Akademik dan Pengembangan Model Pendidikan
Komitmen Pensyarah. UKM Journal Karakter Berbasis Penguatan
of Management, 34. Modal Sosial Bagi Mahasiswa UIN
Pratasik, R. R. (2013). Analisis Sunan Kalijaga. Jurnal
Pemberdayaan, Motivasi, dan Pembangunan Pendidikan: Fondasi
Produktivitas Kerja Pengrajin dan Aplikasi, 3(1), 44-57.
Meubel di Desa Leilem Tiga Syahrul, S. (2015). Kepemimpinan dan
Kecamatan Sonder Kabupaten Inovasi Lembaga Pendidikan
Minahasa. Jurnal EMBA: Jurnal (Pengalaman Pondok Gontor VII
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Putra Sulawesi Tenggara). Al-
dan Akuntansi, 1(4). Ta'dib, 8(1), 82-100.
Putong, I. (2015). Kepemimpinan: kajian Van Knippenberg, Barbara, and Daan
teoritis dan praktis. Vol. 1. Van Knippenberg. (2005). Leader
Buku&Artikel Karya Iskandar self-sacrifice and leadership
Putong. effectiveness: the moderating role
Rodliyah, S. (2019). Leadership of leader prototypicality. Journal of
Pesantren: Urgensi Pendidikan applied psychology, 90(1), 25.
dalam Menyiapkan Pemimpin Widayat, P. A. (2014). Kepemimpinan
Bangsa Berkualitas dan Bermoral. Profetik. Jurnal Pemikiran Islam,
MANAGERIA: Jurnal Manajemen 19(1), 18-34.
Pendidikan Islam, 4(1), 169-182. Widyawati, Karya, Atie Ernawati, and
Rohmat, D. (2016). Relasi Fanty Puspita Dewi. (2015).
Kepemimpinan dan Kultur Peranan Ruang Terbuka Publik

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2579-4876 | e-ISSN 2579-3470 37

DOI: 10.30997/jtm.vxix.xxxx

Terhadap Tingkat Solidaritas dan transitivitas. LEKSEMA: Jurnal


Kepedulian Penghuni Kawasan Bahasa dan Sastra, 4(1), 1-10.
Perumahan di Jakarta. Faktor Yuliana, Baiturrohma, and Isro Ani
Exacta, 4(3), 246-260. Widayati. (2018). Analisis
Yahya, Harun, (2003), Keajaiban Penciptaan Karakteristik Pemimpin Yang
Manusia . (CD-ROM), Jakarta: Okur Dikagumi Oleh Bawahan. Jurnal
Production Ilmiah Administrasi Bisnis dan
Yuwana, R. Y. (2019). Strategi Inovasi, 2(1), 209-218.
penciptaan materi humor: Analisis
.

Tadbir Muwahhid, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx

Anda mungkin juga menyukai