MAKALAH
Oleh :
Kelompok XII, V/A
Segala puji bagi Allah penulis panjatkan, karena hanya dengan Qudrah dan
Iradah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini; yang merupakan salah
satu tugas mata kuliah Muqaddimah Ilmu al-Lughah an-Nafsi wa al-Ijtima’i di
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
Dalam makalah ini penulis akan membahas materi yang berkaitan dengan
“Interferensi”. Di dalamnya meliputi pemaparan secara singkat mengenai macam-
macam interferensi dan sebab-sebab terjadinya.
Namun penulis sangat sadar akan keterbatasan dan kekurangan yang ada pada
makalah ini. Karena sebab itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki oleh
manusia, bahasa dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Kajian secara internal
artinya pengkajian yang dilakukan terhadap struktur intern bahasa itu sendiri, seperti
struktur fonologi, morfologi atau sintaksisnya. Pengkajian secara eksternal tidak
hanya menggunakan prosedur dan teori linguistik saja, tetapi juga menggunakan teori
dan prosedur disiplin lain yang berkaitan dengan penggunaan bahasa itu. Misalnya
psikologi, sosiologi atau antropologi. Kajian yang bersifat interdisipliner ini selain
untuk merumuskan teori-teori (teoritis), juga bersifat terapan (praktis). Artinya, hasil
dari pengkajian tersebut dapat digunakan untuk memecahkan dan mengatasi
problematika yang ada dalam kehidupan praktis masyarakat.
Bahasa Arab merupakan bahasa dunia yang sudah banyak dipelajari serta
menjadi bahasa Internasional yang banyak dipakai di berbagi sumber literatur. Selain
itu, bahasa Arab juga mempunyai kepustakaan besar di semua bidang ilmu
pengetahuan.1 Bahasa Arab merupakan bahasa asing, sehingga pembelajarannya
berbeda dengan pembelajaran ilmu yang lain. Karena pembelajaran bahasa tersebut
mengutamakan beberapa keterampilan bahasa, yaitu keterampilan menyimak
(istima‟), keterampilan berbicara (kalam), keterampilan membaca (qira‟ah) dan
keterampilan menulis (kitabah).
1
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Pengajarannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 11
1
Latar belakang seseorang merupakan hal yang sangat dominan dalam
memengaruhi pembelajaran bahasa, terlebih bahasa Arab. Kesalahan-kesalahan yang
biasanya terjadi dalam pembelajaran kemahiran berbahasa adalah adanya perbedaan
karakter bahasa Arab (bahasa kedua) dan bahasa pertama. Dalam penggunaan bahasa
Arab, biasanya seseorang terkontaminasi atau disebut dengan interferensi dengan
bahasa pertamanya, padahal pola yang ada dalam bahasa Arab dan bahasa pertamanya
itu berbeda.
Banyak aspek interferensi yang terjadi ketika seseorang belajar bahasa Arab,
khususnya kemahiran berbicara dan menulis. Seseorang tidak akan merasa bahwa
yang dilakukan itu keliru, karena diakibatkan kebiasaan yang dia lakukan pada bahasa
sebelumnya.
2
BAB II
INTERFERENSI
A. Pengertian Interferensi
2
Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, Jakarta: Rineka Cipta,
2014, hlm. 120
3
A Chaedar Alwasilah, Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik, Bandung: Angkasa,
1985, hlm. 131
4
Nabahan, Sosiolinguistik Suatu Pengantar, Jakarta: Grafindo, 1991, hlm. 33
5
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2001, hlm. 84
3
bahasa tersebut terjadi karena unsur-unsur yang dibawa penutur berbeda dengan
unsur-unsur dan sistem bahasa yang dipelajari.
Definisi interferensi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli bahasa, dapat
disimpulkan dengan adanya kesamaan yang menyebutkan bahwa interferensi adalah
terjadinya percampuran dua bahasa yang digunakan oleh seseorang serta dapat
mengganggu dan mengacaukan pembelajaran bahasa.
6
Abdul Hayi dkk, Interferensi Gramatika Bahasa Indonesia dalam Bahasa Jawa, Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1985, hlm. 8
7
Ibid, hlm. 9
8
M. „Afifudin Dimyati, Madkhal ila „Ilmi al-Lughah al-Ijtima‟i, Malang: Maktabah Lisan
„Arabiy, 2016, hlm. 82
4
B. Kecenderungan Terjadinya Interferensi
Interferensi tidak akan terjadi dari bahasa yang lemah ke dalam bahasa yang
kuat. Oleh karena itu, bahwa interferensi terjadi dari bahasa yang kuat ke dalam
bahasa yang lemah serta interferensi akan menyebar dalam prosesnya sebagai suatu
hal yang kurang baik. Jika bahasa pertama seorang pembelajar lebih kuat, maka hal ini
biasanya akan terjadi interferensi dari bahasa pertama ke dalam bahasa kedua
pembelajar. Serta kecil kemungkinan terjadinya interferensi dari bahasa kedua ke
dalam pertama pembelajar. 9
Aly Abu Bakar Basalamah menyatakan bahwa bahasa ibu atau pertama
seseorang akan mempunyai pengaruh langsung, baik positif maupun negatif terhadap
proses pembelajaran bahasa asing. Karena itu perbandingan bahasa (linguistic
contrast) antara bahasa Arab dengan bahasa pertama (Indonesia) berfungsi sebagai
usaha apreventif untuk menyingkap kesalahan sebelum terjadi bagi seseorang yang
sedang belajar bahasa Arab. 10
9
M. „Afifudin Dimyati, op.cit., hlm. 83
10
A. A. Basalamah, Struktur Bunyi Ujaran dalam Bahasa Arab dan Indonesia, Yogyakarta:
Balai Penelitian P3M IAIN, 1992, hlm. 140
5
Perbandingan bahasa memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan proses
transferisasi atau perpindahan antara kedua bahasa tersebut terhadap pengaruh
pembelajaran bahasa. Sebagaimana jika kaidah-kaidah bahasa pertama dengan bahasa
kedua terdapat kesamaan, maka kaidah tersebut akan dipelajari dengan waktu yang
cepat. Adapun jika kaidah-kaidahnya terdapat perbedaan, maka kaidah tersebut akan
dipelajari dengan waktu yang lama.
Maka dapat diketahui bahwasannya ada proses transferisasi antara dua bahasa
yang bersifat positif dan negatif terhadap pembelajaran kaidah. Sehingga jika terdapat
kesamaan antara bahasa pertama dan bahasa kedua, maka bahasa pertama akan
memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran bahasa kedua. Adapun
sebaliknya jika bahasa pertama dan bahasa kedua memiliki perbedaan, maka bahasa
pertama akan menjadi hambatan dalam proses pembelajaran bahasa kedua. Oleh
karena itu, bahasa pertama akan mengganggu terhadap bahasa kedua dan menjadi
penghambat dalam proses pembelajaran bahasa kedua.
D. Macam-macam Interferensi
Pada kasus interferensi fonologi dari bahasa pertama ke dalam bahasa kedua,
terdapat beberapa kesalahan dalam pelafalan dan pengucapan, diantaranya ialah:
11
Abdul Chaer dan Leonie Agustina, op.cit., hlm. 122
6
a) Menyamakan pelafalan bunyi huruf pada bahasa kedua dengan bahasa
pertama. Seperti pelafalan huruf /د/ (Arab) dengan huruf /d/ (Indonesia),
padahal kedua huruf tersebut memiliki perbedaan yang jelas dari segi
sifatnya.
b) Mempertimbangkan dua fonem dalam bahasa kedua menjadi satu fonem
dalam bahasa pertama, serta pelafalan kedua fonem tersebut tanpa adanya
perbedaan. Seperti orang Indonesia yang sedang belajar bahasa Arab
melafalkan huruf /ذ/ dan /ش/ (Arab) sama seperti huruf /z/ (Indonesia).
7
2. Interferensi Morfologi ()التدخل الصرفي
Interferensi yang terjadi pada pembentukan dan perubahan kata (sharf) bahasa
pertama ke dalam pembentukan dan perubahan kata bahasa kedua. Seperti اثنين كتاب
(dua kitab) atau ( اثنتين سبىزةdua papan tulis). Padahal bentuk dual dalam bahasa Arab
cukup menambahkan huruf „alif‟ dan „nun‟ atau „ya‟ dan „nun‟ dari bentuk tunggalnya
yang biasa disebut juga tasniyyah.
sekolah naik sepeda motor). Kata yang digaris bawahi terlihat dan terdengar seperti
bahasa Arab, padahal kata itu merupakan bahasa Indonesia yang masuk ke dalam
ungkapan bahasa Arab.
Penggunaan serpihan kata, frase dan klausa di dalam kalimat bahasa Indonesia
dapat juga dianggap sebagai interferensi. Seperti:
8
Yah apa boleh buat, better laat dan noit (Yah apa boleh buat, lebih baik
terlambat daripada tidak sama sekali)
Pimpinan kelompok itu selalu mengatakan, education is necessary for life
(Pemimpin kelompok itu selalu mengatakan, bahwa pendidikan adalah perlu
dalam kehidupan)
4. Interferensi Sintaksis ()التدخل اللنوو
yang seharusnya هرا الكتاب جدًد, kalimat tersebut dipengaruhi sistem gramatikal
bahasa Indonesia.
ُ ُ
Selanjutnya dalam contoh lain السقم التاس ِب
الساعة إلى ِب
ِب ت ِبش ْوي ُر ِبإ ْوب َذسة, sebagian pelajar
ُ
Indonesia menerjemahkan kalimat إبسة الساعةdengan makna “jarum jam”. Padahal
9
ُ
orang Arab memiliki makna khusus untuk istilah atau makna “jarum jam”, yaitu عقازب
الساعة.
10
tersebut berperan mengawasi penggunaan bahasa pertama yang benar, maka
keadaan ini memungkinkan terbukanya proses interferensi pada bahasa kedua.
4. Menguasai bahasa pertama dan bahasa kedua (bilingualisme). Adanya
perbedaan yang signifikan antara tingkat penguasaan bahasa pertama dengan
bahasa kedua, maka kemungkinan besar akan terjadi inteferensi dari bahasa
yang lebih kuat ke dalam bahasa yang lebih lemah.
5. Prestise bahasa. Jika tingkat pengusaan bahasa pertama dan bahasa kedua
saling mendekati, maka kemungkinan proses interferensi akan tetap terjadi dari
bahasa yang memiliki prestise yang tinggi baik disebabkan oleh faktor
psikologi maupun faktor sosial.
6. Kedudukan bahasa kedua. Jika seseorang sudah tidak berminat dalam
pembelajaran bahasa kedua dikarenakan beberapa faktor, akan tetapi dia
terpaksa untuk mempelajari bahasa kedua tersebut karena tujuan tertentu.
Kemudian pada suatu waktu pembelajaran bahasa keduanya mengikuti bahasa
pertama serta dia merasa khawatir untuk meninggalkan bahasa pertamanya,
karena menggangap bahasa pertamannya itu sebagai simbol dari martabat,
budaya, keturunan, dan tradisi dirinya. Sehingga dalam keadaan ini, secara
tidak sadar pandangannya menolak pembelajaran bahasa kedua dan
menunjukkan sikap melebih-lebihkan terhadap bahasa pertamanya.
12
Mahmud Ismail Shinni, Mursyid al-Mu‟allim fi Tadris al-Lughah al-„Arabiyyah, Riyad:
Maktabah Tarbiyah al-„Arabi, 1985, hlm. 5
11
F. Batasan-batasan Teori Interferensi
1. Kebanyakan interferensi itu dari bahasa pertama ke dalam bahasa kedua yang
terjadi pada aspek pelafalan dan aksentuasi serta secara khusus interferensi
terjadi pada proses pembelajaran bahasa kedua di usia dewasa.
2. Analisis kesalahan dapat menunjukkan kesalahan yang disebabkan oleh
interferensi dari bahasa pertama ke dalam bahasa kedua, dengan presentase
mulai dari 8-12% pada anak-anak dan 8-23% pada orang dewasa.
3. Terdapat banyak kesamaan antara kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh
pembelajar bahasa kedua (bahasa asing) dengan kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh pembelajar bahasa pertama, hal inilah yang melemahkan
kedudukan teori interferensi.
12
BAB III
SIMPULAN
Interferensi bahasa Indonesia terhadap bahasa Arab terdiri dari beberapa jenis
interferensi, yaitu: interferensi fonologi, morfologi, leksikal, sintaksis, semantik,
paralinguistik dan kultural. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
interferensi diantaranya ialah: dominasi bahasa Indonesia dan kebiasaan bahasa
Indonesia yang sudah sangat melekat, sehingga susah ditinggalkan meskipun sudah
belajar bahasa Arab dengan waktu yang relatif cukup lama.
Dilihat dari segi “kemurnian bahasa”, interferensi pada tingkat apa pun
(fonologi, morfologi atau pun sintaksis) merupakan “penyakit”, sebab “merusak”
bahasa. Begitu juga penggunaan unsur-unsur bahasa lain merupakan suatu kesalahan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2014. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:
Rineka Cipta.
Dimyati, M. „Afifudin. 2016. Madkhal ila „Ilmi al-Lughah al-Ijtima‟i. Cet. I. Malang:
Maktabah Lisan „Arabiy.
14