“ di susun dan diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Arab”
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayat, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaian
Makalah Metode Aural-Oral ( Thariqoh Sam'iyyah Syafawiyah).
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki Makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar........................................................................................................... ii
Daftar isi.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
Bahasa Arab..................................................................................................... 4
Kesimpulan............................................................................................................... 8
Daftar pustaka.......................................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam sebuah pembelajaran bahasa Arab bisa dikatakan berhasil apabila ada
indikasi yang ditimbulkan dari pembelajaran tersebut, sedangkan untuk mencapai
hasil maksimal dari pembelajaran tersebut, harus memiliki metode-metode yang
efektif yang bisa diterapkan, seperti halnya metode qowaid wa tarjamah, thariqah
basyariyah, thariqah Qir’ah dan lain-lain. Adapun metode-metode pembelajaran
bahasa tersebut sangat banyak sekali salah satunya adalah metode Sam’iyyah
Syafahiyah yaitu sebuah metode yang menerapkan tentang pendekatan pendengaran
dan berbicara. Dimana metode ini pernah dipraktekkan oleh tentara Amerika dalam
perang Dunia ke II untuk mempelajari bahasa negara yang dijajah negara tersebut.
Dan terbukti bahwa metode ini sangat efektif dalam pembelajaran bahasa khususnya
mengenai maharoh istima’ dan kalam. Maka dari itu perlu adanya pemahaman yang
lebih mendalam untuk mengetahui makna serta praktek dari metode Sam’iyyah
Syafahiyah tersebut dalam pembelajaran bahaasa arab serta bagaimana cara
pengaplikasiannya.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelumnya akan kami jelaskan terlebih dahulu apa itu metode? Secara
bahasa Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan
yang ditempuh yaitu berasal dari kata 'met' dan 'hodes' yang berarti melalui.
Sedangkan secara istilah adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Menurut Acep
Hermawan metode adalah tingkat perencanaan progam yang bersifat menyeluruh
2
yang berhubungan erat dengan langkah-langkah penyampaian materi pelajaran
secara prosedural, tidak saling bertentangan, dan tidak bertentangan dengan
pendekatan.
1. Metode ini berangkat dari gambaran bahwa bahasa adalah seperangkat simbol-
simbol suara yang dikenal oleh anggota masyarakat untuk mengadakan
komunikasi diantara mereka. Maka tujuan pokok pembelajaran bahasa adalah
memberi bekal kemampuan bagi selain penutur arab agar mampu berkomunikasi
aktif dengan penutur arab dengan berbagai keterampilan dan dalam berbagai
situasi.
3
yang melingkupi manusia, seperti tentang makan, menyampaikan ucapan
selamat, bepergian, pernikahan dan berbagai macam bentuk kebudayaan.
1. Langkah-langkah umum
b. Tata bahasa harus disajikan dalam bentuk pola-pola kalimat atau dialog-
dialog dengan topik situasi-situasi sehari-hari;
d. Semua unsur tata bahasa harus disajikan dari yang mudah kepada yang sukar
atau bertahap (garded exercise/tadarruj/al-tadrib);
2. Langkah-langkah spesifik/khusus
4
b. Penyajian dialog/bacaan pendek yang dibacakan oleh guru berulang kali,
sedangkan pelajar menyimaknya tanpa melihat pada teksnya.
Guru : S1 Gأنا تلميذ
Pelajar : R1 Gأنا تلميذ
نحن...,صحيح...!
Dan seterusnya.
Pelajar : R2
في الفصل.
Dan seterusnya.
5
Drill menyatukan kalimat
Guru : S1
Pelajar : R1
Guru : S2
Pelajar : S2
Dan lain-lain.
a. Para pelajar menjadi terampil dalam mebuat pola-pola kalimat yang sudah
di-drill;
c. Para pelajar tidak tinggal diam dalam dialog tetapi harus terus menerus
memberi respon pada rangsangan yang diberikan oleh guru.
6
Aspek kelemahannya antara lain:
a. Para pelajar cenderung untuk memberi respon secara serentak (atau secara
individual) seperti “membeo”, dan sering tidak mengetahui makna yang
diucapkannya. Respon ini terlalu mekanistis;
b. Para pelajar tidak diberi latihan dalam makna-makna lain dari kalimat
yang dilatih berdasarkan konteks. Sebagai akibatnya mereka hanya
menguasai satu makna atau arti dari suatu kalimat, dan komunikasi hanya
dapat lancar apabila kalimat-kalimat yang digunakan diambil dari kalimat-
kalimat yang sudah dilatihkan di kelas, bahkan pengajaran struktur kalimat
lebih menekankan aspek reseptif;
d. Metode ini berpendirian bahwa jika pada tahap-tahap awal para pelajar
tidak/ belum mengerti makna dari kalimat-kalimat yang ditirunya, tidak
dianggap sebagai hal yang meresahkan. Selanjutnya dengan menyimak
apa yang dikatakan oleh guru, memberi respon yang benar, dan melakukan
semua tugas tanpa salah, pelajar sudah dianggap belajar bahasa tujuan
dengan benar. Jika dianalisa pendirian ini kurang dapat diterima, sebab
meniru tanpa mengetahui makna adalah suatu aktivitas yang mubadzir.
Kecuali itu, hapalan pola-pola kalimat dengan ucapan yang baik dan benar
belum berarti bahwa para pelajar dengan “sendirinya” akan mampu
berkomunikasi dengan wajar. Oleh sebab itu diperlukan bimbingan yang
intensif dalam mencapai kemampuan komunikasi ini.
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode ini juga memiliki kelebihan yaitu siswa lebih terampil dalam
penggunaan bahasa arab, mempunyai lafal yang baik dan benar dan tidak tinggal
diam dalam dialog tetapi terus menerus memberi respon pada rangsangan yang
diberikan oleh guru.
Selain itu metode ini juga memiliki kekurangan yang tidak sedikit seperti,
siswa cenderung untuk memberi respon secara serentak, tidak diberi latihan dalam
makna-makna lain dari kalimat yang dilatih berdasarkan konteks, siswa tidak
berperan aktif tetapi hanya memberikan respon pada rangsangan yang diberikan oleh
guru, metode ini berpendirian bahwa jika pada tahap-tahap awal para pelajar tidak/
belum mengerti makna dari kalimat-kalimat yang ditirunya, tidak dianggap sebagai
hal yang meresahkan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Musthofa. Bisri dan M. Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajarn Bahasa Arab, 2012,
Cet. II, (Malang: UIN-MALIKI PRESS)