Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

METODE AURAL-ORAL ( THARIQOH SAM'IYYAH SYAFAWIYAH)

“ di susun dan diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Arab”

Dosen Pengampu : Sari Rahayu, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 12 :


1. Jubaedah
2. Akmal Imanullah Sidqi
3. Putri Amelia

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’HAD ALI (STAIMA)

BABAKAN CIWARINGIN CIREBON

TAHUN AJARAN 2021/2022


 KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayat, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaian
Makalah Metode Aural-Oral ( Thariqoh Sam'iyyah Syafawiyah).

Makalah Metode Aural-Oral ( Thariqoh Sam'iyyah Syafawiyah) ini telah


kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalh ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki Makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga Makalah Metode Aural-Oral ( Thariqoh


Sam'iyyah Syafawiyah) ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun
pembaca.

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul

Kata pengantar........................................................................................................... ii

Daftar isi.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2

A. Sejarah singkat tentang metode Sam’iyyah Syafahiyah................................... 2

B. Pengertian Metode Sam’iyyah Syafahiyah....................................................... 2

C. Cara pengaplikasian metode Sam’iyah  Syafahiyah dalam Pembelajaran

Bahasa Arab..................................................................................................... 4

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 8

Kesimpulan............................................................................................................... 8

Daftar pustaka.......................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar belakang

Dalam sebuah pembelajaran bahasa Arab bisa dikatakan berhasil apabila ada
indikasi yang ditimbulkan dari pembelajaran tersebut, sedangkan untuk mencapai
hasil maksimal dari pembelajaran tersebut, harus memiliki metode-metode yang
efektif yang bisa diterapkan, seperti halnya metode qowaid wa tarjamah, thariqah
basyariyah, thariqah Qir’ah dan lain-lain. Adapun metode-metode pembelajaran
bahasa tersebut sangat banyak sekali salah satunya adalah metode Sam’iyyah
Syafahiyah yaitu sebuah metode yang menerapkan tentang pendekatan pendengaran
dan berbicara. Dimana metode ini pernah dipraktekkan oleh tentara Amerika dalam
perang Dunia ke II untuk mempelajari bahasa negara yang dijajah negara tersebut.
Dan terbukti bahwa metode ini sangat efektif dalam pembelajaran bahasa khususnya
mengenai  maharoh istima’ dan kalam. Maka dari itu perlu adanya pemahaman yang
lebih mendalam untuk mengetahui makna serta praktek dari metode Sam’iyyah
Syafahiyah tersebut dalam pembelajaran bahaasa arab serta bagaimana cara
pengaplikasiannya.

B.      Rumusan masalah

1.      Apa pengertian metode Sam’iyyah Syafahiyah?

2.      Bagaimana proses pelaksanaan metode Sam’iyyah Syafahiyah?

3.      Apa kelebihan serta kekurangan metode Sam’iyyah Syafahiyah?

C.      Tujuan

1.      Untuk mengetahui arti dari metodologi Sam’iyyah Syafahiyah dalam


pembelajaran bahasa Arab

2.      Untuk mengetahui proses pelaksanaan metode Sam’iyyah Syafahiyah dalam


pembelajaran bahasa Arab

3.      Untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan metode Sam’iyyah


Syafahiyah dalam pembelajaran bahasa Arab

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.      Sejarah singkat tentang metode Sam’iyyah Syafahiyah

Latar belakang sejarah tentang metode Sam’iyyah


Syafahiyah atau  audiolingual seperti yang diungkapkan Tarigan (1991: 125) bahwa
pada tahun 1939 Universitas Michigan mengembangkan institut bahasa Inggris
pertama di Amerika Serikat, yang mengkhususkan diri dalam pelatihan guru-guru
bahasa Inggris sebagai bahasa asing dan dalam pelajaran bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua atau bahasa asing. Direktur lembaga tersebut, Charles Fries, memang
terlatih dalam linguistik struktural, dan beliau menerapkan prinsip-prinsip linguistik
struktural itu pada pengajar-pengajar bahasa. Universitas Michigan bukanlah satu-
satunya universitas yang terlihat dalam pengembangan kursus-kursus dan bahan-
bahan bagi pengajaran bahasa Inggris. Sejumlah program yang sama lainnya pun
diadakan, beberapa diantaranya adalah Universitas Georgetown dan Universitas
Amerika di Washington D.C. dan di Universitas Texas, Austin.

Munculnya Metode Sam’iyyah Syafahiyah atau Audiolingual merupakan


akibat dari besarnya perhatian yang diberikan kepada pengajaran bahasa asing di
Amerika Serikat sampai akhir tahun 1950-an. Perlunya suatu perubahan radikal dan
pemikiran kembali metodologi pengajaran bahasa asing (yang kebanyakan masih ada
kaitannya dengan Reading Method) justru didorong oleh peluncuran satelit Rusia
yang pertama pada tahun 1957. Pemerintah Amerika Serikat mengikuti perlunya
upaya yang lebih intensif untuk mengajarkan bahasa-bahasa asing untuk melindungi
Amerika dari keterasingan kemajuan ilmiah yang dibuat di negara-negara lain.

B.      Pengertian Metode Sam’iyyah Syafahiyah

Sebelumnya akan kami jelaskan terlebih dahulu apa itu metode? Secara
bahasa Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan
yang ditempuh yaitu berasal dari kata 'met' dan 'hodes' yang berarti melalui.
Sedangkan secara istilah adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Menurut Acep
Hermawan metode adalah tingkat perencanaan progam yang bersifat menyeluruh

2
yang berhubungan erat dengan langkah-langkah penyampaian materi pelajaran
secara prosedural, tidak saling bertentangan, dan tidak bertentangan dengan
pendekatan.

Sedangkan Sam’iyyah Syafahiyah secara etimologi berasal dari bahasa Arab


yaitu sami’a yasma’u sam’an dengan tambahan ya’ nasab yang memiliki arti
mendengar. Adapun Syafahiyah berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti yang
dibibir, dimulut, atau dengan lisan.

Jadi metode Sam’iyyah Syafahiyah adalah cara teratur yang digunakan untuk


melaksanakan pembelajaran bahasa Arab agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki dengan  cara mendengarkan dan berbicara. Dengan metode ini praktek-
praktek penggunaan bahasa arab lebih ditekankan dan lebih banyak menggunakan
kosakata-kosakata dan berbentuk muhawarah.

Secara singkat penggunaan metode Sam’iyyah Syafahiyah, memiliki ciri-ciri


sebagai berikut:

1.     Metode ini berangkat dari gambaran bahwa bahasa adalah seperangkat simbol-
simbol suara yang dikenal oleh anggota masyarakat untuk mengadakan
komunikasi diantara mereka. Maka tujuan pokok pembelajaran bahasa adalah
memberi bekal kemampuan bagi selain penutur arab agar mampu berkomunikasi
aktif dengan penutur arab dengan berbagai keterampilan dan dalam berbagai
situasi.

2.      Guru dalam mengajarkan keterampilan bahasa mengikuti urutan asli


pemerolehan bahasa pertama yaitu dari keterampilan mendengar dahulu baru
kemudian menirukan pembicaraan dan mengucapkan kata-kata, membaca dan
terakhir mmenulisnya. Jadi urutan empat keterampilan bahasa menurut metode
ini adalah dimulai dari istima’, kalam, qiro’ah, kitabah.

3.      Metode ini didasarkan pada pandangan ahli Antropologi kebudayaan.


Bahwasanya budaya bukanlah sekedar bentuk seni atau sastra akan tetapi
budaya merupakan gaya hidup yang melingkupi kehidupan suatu kelompok
yang berbicara dengan bahasa mereka. Oleh sebab itu metode ini lebih banyak
mengajarkan tentang percakapan yang berlangsung seputar kebiasaan hidup

3
yang melingkupi manusia, seperti tentang makan, menyampaikan ucapan
selamat, bepergian, pernikahan dan berbagai macam bentuk kebudayaan.

C.      Cara pengaplikasian metode Sam’iyah  Syafahiyah dalam Pembelajaran


Bahasa Arab

Secara umum setiap matode pasti memiliki karakteristik dan langkah-langkah


tersendiri, begitu juga dengan metode Sam’iyah Syafahiyah (audiolingual),
sebagaimana nama metode ini, yaitu mendengarkan dan berbicara, maka dalam
aplikasinya lebih menekankan dua aspek ini dari pada dua aspek lainnya. Kemudian
mengenai konsep pengaplikasiannya dapat dibedakan menjadi dua langkah, yaitu
langkah umum dan langkah khusus :

1.      Langkah-langkah umum

a.       Pelajar harus  menyimak, kemudian berbicara, lalu membaca dan akhirnya


menulis;

b.      Tata bahasa harus disajikan dalam bentuk pola-pola kalimat atau dialog-
dialog dengan topik situasi-situasi sehari-hari;

c.       Latihan (drill/ al-tadribat) harus mengikuti operant-conditioning seperti


yang telah dijelaskan. Dalam hal ini hadiah adalah baik diberikan;

d.      Semua unsur tata bahasa harus disajikan dari yang mudah kepada yang sukar
atau bertahap (garded exercise/tadarruj/al-tadrib);

e.       Kemungkinan-kemungkinan untuk membuat kesalahan dalam memberikan


respon harus dihindarkan, sebab penguatan positif dianggap lebih efektif dari
pada penguatan negatif, atau biasa disebut dengan prinsip “penghindaran
kesalahan (error prevention/tajannub al-khata’)

2.      Langkah-langkah spesifik/khusus

a.       Pendahuluan, memuat berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang


akan di sajikan baik berupa appersepsi, atau tes awal tentang materi, atau
yang lainnya.

4
b.      Penyajian dialog/bacaan pendek yang dibacakan oleh guru berulang kali,
sedangkan pelajar menyimaknya tanpa melihat pada teksnya.

c.       Peniruan dan penghapalan dialog/bacaan pendek dengan teknik meniru


setiap kalimat secara serentak dan menghapalkannya. Di dalam pengajaran
bahasa, teknik ini dikenal dengan teknik “peniruan-penghapalan”

d.      Penyajian pola-pola kalimat yang terdapat dalam dialog/bacaan yang


dianggap sulit karena terdapat struktur atau ungkapan-ungkapan sulit. Hal
ini bisa dikembangkan dengan drill dengan teknik ini  dilatih struktur dan
kosa kata.

Contohnya sebagai berikut:

Drill yang mengganti satu unsur

Guru    :           S1                 G‫أنا تلميذ‬   

Pelajar :           R1                                                           G‫أنا تلميذ‬ 

Guru    : (memberi penguatan dan rangsangan baru): S2

‫نحن‬...,‫صحيح‬...!

Pelajar : R2                                                                                                    G‫نحن تالميذ‬

Dan seterusnya.

Drill tanya jawab

Guru    : S1                                                                         ‫يكتب أحمد الدرس في الفصل‬

Guru    : S2                                                                                         ‫ماذا يعمل أحمد؟‬

Pelajar : R1                                                                                        ‫يكتب الدرس‬

Guru    : (memberi penguatan dan rangsangan baru): S3

‫وأين يكتب أحمد؟‬... ,‫صحيح‬

Pelajar : R2

‫في الفصل‬.

Dan seterusnya.

5
Drill menyatukan kalimat

Guru    : S1

")‫(ألن‬... "‫ "هو مريض‬,"‫إبراهيم ال يذهب إلى المدرسة‬

Pelajar : R1

‫إبراهيم ال يذهب إلى المدرسة ألنه مريض‬

Guru    : S2

")‫(لكن‬..."‫ إبراهيم يقرأ الكتاب في بيته‬,"‫إبراهيم مريض‬

Pelajar : S2

‫ لكنه يقرأ الكتاب في بيته‬,‫إبراهيم مريض‬

Dan lain-lain.

e.       Dramatisasi dari dialog/bacaan yang sudah dilatihkan di atas pelajar yang


sudah hapal disuruh mempergunakannya (memperagakan) di muka kelas;

f.       Pembentukan kalimat-kalimat lain yang sesuai dengan pola-pola kalimat


yang sudah dilatihkan;

g.      Penutupan (jika diperlukan) misalnya dengan memberikan tugas untuk


dikerjakan dirumah. Dalam hal ini pelajar disuruh belatih kembali dengan
menggunakan pola-pola yag sudah dipelajarinya di sekolah.

4.      Kelebihan dan kekurangan metode Sam’iyyah Syafahiyah

Sebagaimana metode langsung, metode audiolingual memiliki


kelebihan dan kekurangan. Berdasarkan karakteristik metode ini, kita bisa
melihat beberapa aspek kelebihan dan kekurangannya:

Aspek kelebihannya antara lain:

a.       Para pelajar menjadi terampil dalam mebuat pola-pola kalimat yang sudah
di-drill;

b.      Para pelajar mempunyai lafal yang baik atau benar;

c.       Para pelajar tidak tinggal diam dalam dialog tetapi harus terus menerus
memberi respon pada rangsangan yang diberikan oleh guru.

6
Aspek kelemahannya antara lain:

a.       Para pelajar cenderung untuk memberi respon secara serentak (atau secara
individual) seperti “membeo”, dan sering tidak mengetahui makna yang
diucapkannya. Respon ini terlalu mekanistis;

b.      Para pelajar tidak diberi latihan dalam makna-makna lain dari kalimat
yang dilatih berdasarkan konteks. Sebagai akibatnya mereka hanya
menguasai satu makna atau arti dari suatu kalimat, dan komunikasi hanya
dapat lancar apabila kalimat-kalimat yang digunakan diambil dari kalimat-
kalimat yang sudah dilatihkan di kelas, bahkan pengajaran struktur kalimat
lebih menekankan aspek reseptif;

c.       Sebetulnya para pelajar tidak berperan aktif tetapi hanya memberikan


respon pada rangsangan yang diberikan oleh guru. Jadi gurulah yang
menentukan semua latihan dan materi pelajaran di kelas. Dialah yang
mengetahui jawaban atas semua pertanyaan yang diajukan di kelas.
Dengan kata lain penguasaan kegiatan dalam kelas dapat disebut “dikuasai
sepenuhnya oleh guru”;

d.      Metode ini berpendirian bahwa jika pada tahap-tahap awal para pelajar
tidak/ belum mengerti makna dari kalimat-kalimat yang ditirunya, tidak
dianggap sebagai hal yang meresahkan. Selanjutnya dengan menyimak
apa yang dikatakan oleh guru, memberi respon yang benar, dan melakukan
semua tugas tanpa salah, pelajar sudah dianggap belajar bahasa tujuan
dengan benar. Jika dianalisa pendirian ini kurang dapat diterima, sebab
meniru tanpa mengetahui makna adalah suatu aktivitas yang mubadzir.
Kecuali itu, hapalan pola-pola kalimat dengan ucapan yang baik dan benar
belum berarti bahwa para pelajar dengan “sendirinya” akan mampu
berkomunikasi dengan wajar. Oleh sebab itu diperlukan bimbingan yang
intensif dalam mencapai kemampuan komunikasi ini.

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pada dasarnya pengertian dari metode Sam’iyyah Syafahiah itu sendiri


adalah langkah atau cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan meteri
pelajaran bahasa kepada peserta didik dengan dengan cara memaksimalkan
pendengaran dan mulut. Yang lebih menitik beratkan pada praktek-praktek langsung
bahasa arab itu sendiri.

Sedangkan cara pengaplikasiannya lebih menekankan  aspek istima’  dan


kalam dari pada aspek qiro’ah dan kitabah. Kemudian mengenai konsep
pengaplikasiannya dapat dibedakan menjadi dua langkah, yaitu langkah umum dan
langkah khusus.

Pada hakikatnya metode ini lebih mengutamakan sisi pendengaran dan


pengucapan, maka setiap materi yang diajarkan harus diawali dari contoh yang di
sajikan oleh guru, kemudian baru murid suruh menirukan (stimulus respon).

Metode ini juga memiliki kelebihan yaitu siswa lebih terampil dalam
penggunaan bahasa arab, mempunyai lafal yang baik dan benar dan tidak tinggal
diam dalam dialog tetapi terus menerus memberi respon pada rangsangan yang
diberikan oleh guru.

Selain itu metode ini juga memiliki kekurangan yang tidak sedikit seperti,
siswa cenderung untuk memberi respon secara serentak, tidak diberi latihan dalam
makna-makna lain dari kalimat yang dilatih berdasarkan konteks, siswa tidak
berperan aktif tetapi hanya memberikan respon pada rangsangan yang diberikan oleh
guru, metode ini berpendirian bahwa jika pada tahap-tahap awal para pelajar tidak/
belum mengerti makna dari kalimat-kalimat yang ditirunya, tidak dianggap sebagai
hal yang meresahkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi


Keempat,  2008 Cet.I, (Jakarta: PT Gramedi Pustaka Utama)

Hermawan. Acep, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, 2011, cet.II, (Bandung: PT


Remaja Rosdakarya Offset)

Musthofa. Bisri dan M. Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajarn Bahasa Arab, 2012,
Cet. II, (Malang: UIN-MALIKI PRESS)

Yunus. Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzuriyah) tanpa


tahun

Anda mungkin juga menyukai