Anda di halaman 1dari 10

Nama : Puja Syahfa Rahmanda

Nim : 211011

RESUME

PEMBAHASAN

A. PENGANTAR TEORI PRODUKSI


1. Pengertian Teori Produksi

Produksi adalah salah satu aktivitas ekonomi yang menghasilkan hasil akhir
atau output dari suatu proses yang membutuhkan beberapa masukan atau input.
Sehingga kegiatan produksi merupakan kombinasi antara beberapa masukan atau
input yang bisa disebut faktor-faktor produksi yang akan menghasilkan keluaran
atau output agar nilai guna barang atau jasa tersebut bertambah. Produksi adalah
suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengkombinasikan
faktor-faktor produksi kapital, tenaga kerja, teknologi, manageril skill. Produksi
merupakan usaha untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengubah bentuk
(form utility), memindahkan tempat (place ultility), dan menyimpan (store utility)1

Sistem produksi adalah merupakan keterkaitan komponen satu (input) dengan


komponen lain (output) dan juga menyangkut „prosesnya‟ terjadi interaksi satu
dengan lainnya untuk mencapai satu tujuan. Salah satu lingkungan ekonomi
adalah sistem produksi. Komponen dalam system produksi adalah input, proses
dan output. Produksi sering didefinisikan sebagai penciptaan guna, dimana guna
berarti kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia atau
faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakaan
oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. 2 tujuan
produksi dalam Islam pada dasarnya adalah untuk menciptakan maslahah yang

1
Soeharno, Teori Mikro Ekonomi, (Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, 2009), h. 67.
2
Manalu, E., Sianturi, F. A., & Manalu, M. R. (2017). Penerapan Al ghoritma Naive Bayes untuk
Memprediksi Jumlah Produksi Barang berdasarkan Data Persediaan dan Jumlah Pemesanan pada
Cv.Pastries. jurnal mantik penusa , 1 (2), 18-19.

1
optimum bagi manusia secara keseluruhan sehingga akan dicapai falāh yang
merupakan tujuan akhir dari kegiatan ekonomi sekaligus tujuan hidup manusia.3

Komponen input meliputi: tanah, tenaga kerja, modal (capital), manajemen,


energi, informasi, dan sebagainya yang ikut berperan menjadi komponen atau
bahan baku dari suatu produk. Komponen output adalah barang dan/atau jasa.
Komponen proses dalam mentransformasi nilai tambah dari input ke output
adalah pengendalian input, pengendalian proses itu sendiri, dan pengendalian
teknologi sebagai upaya umpan balik dari output ke input. Upaya umpan balik ini
adalah dalam rangka untuk menjaga kualitas output yang diinginkan sesuai
dengan harapan (expectation) produsen.

Teori produksi yang paling banyak dikenal adalah “Hukum Tambahan Hasil
yang Semakin Berkurang” atau Law of Diminishing Return. Teori produksi ini
dikemukakan David Ricardo yang tertulis di dalam bukunya yang berjudul
“Principle of Political Economic and Taxation”. Di dalam Hukum Tambahan
Hasil yang Semakin Berkurang tersebut, dijelaskan mengenai sifat pokok dari
hubungan antara tingkat poduksi dan tenaga kerja yang digunakan utnuk
mewujudkan produksi tersebut.4

Jika ditelaah lebih lanjut, pengertian produksi dapat ditinjau dari dua sudut,
yaitu:

a. Pengertian produksi dalam arti sempit, yaitu mengubah bentuk barang


menjadi barang baru, ini menimbulkan form utility.
b. Pengertian produksi dalam arti luas, yaitu usaha yang menimbulkan
kegunaan karena place, time, dan posession.

3
Ali, M. (2013). Prinsip dasar Produksi dalam Ekonomi Islam. jurnal lisan al-hal , 7 (1), 21.
4
Kasyian Timur, “Teori Produksi dan Fungsi Produksi dalam Ekonomi”,
https://kasiyantimur.id/2020/01/08/teori-produksi-dan-fungsi-produksi-dalam-ekonomi/,
(diakses pada 20 Oktober 2021, pukul 19.55).

2
2. Factor Produksi

Dalam suatu proses produksi dibutuhkan input yang berupa faktor-faktor


produksi yaitu alat atau sarana agar kegiatan berjalan dengan lancar. Sehingga,
jika faktor produksi tidak ada, maka proses produksi juga tidak akan berlangsung.
Faktor-faktor produksi antara lain adalah Capital atau modal, Labour atau tenaga
kerja, Skill atau keahlian atau kemampuan, dan Land atau tanah.

Capital atau modal yang sering terlintas dipikiran biasanya dalam bentuk
uang. Namun, modal juga bisa berupa alat-alat seperti mesin untuk membuat
barang atau jasa, ataupun juga dapat berupa bangunan atau gedung yang akan
digunakan untuk kegiatan operasional usaha tersebut. Labour atau tenaga kerja
dibutuhkan untuk menjalankan operasional alat-alat yang tersedia agar proses
produksi berlangsung dengan semestinya, para tenaga kerja bekerja dengan
menggunakan skill atau keahlian atau kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan
Land atau tanah merupakan lahan yang mengandung sumber daya alam atau
bahan baku yang nantinya akan diolah dalam proses produksi.

Istilah faktor produksi sering pula disebut dengan “korbanan produksi,”


karena faktor produksi tersebut “dikorbankan” untuk menghasilkan produksi.
Dalam bahasa inggris, faktor produksi ini disebut dengan “input”. Macam faktor
produksi atau input ini, berikut jumlah dan kualitasnya perlu diketahui oleh
seorang produsen. Oleh karena itu, untuk menghasilkan suatu produk, maka
diperlukan pengetahuan hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi
(output). Hubungan antara input dan output ini disebut dengan “factor
relationship” (FR). Dalam rumus matematis, FR ini dapat dituliskan dengan:

Y = f (X1, . X2 . . . X1, . . . Xn)

Dimana:

Y = Produk atau variabel yang dipengaruhi oleh faktor produksi, X, dan

X = Faktor produksi atau variabel yang mempengaruhi Y.

3
Dalam proses produksi pertanian, maka Y dapat berupa produksi pertanian
dan X dapat berupa lahan pertanian, tenaga kerja, modal dan manajemen.5

a. Modal (Capital)

Capital atau modal yang sering terlintas dipikiran biasanya dalam bentuk
uang. Namun, modal juga bisa berupa alat-alat seperti mesin untuk membuat
barang atau jasa, ataupun juga dapat berupa bangunan atau gedung yang akan
digunakan untuk kegiatan operasional usaha tersebut. Suatu sistem ekonomi Islam
harus bebas dari bunga. Dalam sistem itu bunga tidak diperkenankan memainkan
pengaruhnya yang merugikan pekerja, produksi dan distribusi.

Modal ialah setiap hasil yang digunakan untuk produksi lebih lanjut. Oleh
sebab itu barang-barang konsumsi dan pemberian alam seperti tanah tidak
termasuk faktor produksi modal. Modal berupa-rupa bentuknya. Ada modal yang
abstrak dan konkrit, ada modal yang tetap, konstant, variabel dan sebagainya.6

Modal merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam suatu produksi.
Tanpa adanya modal, produsen tidak akan bisa menghasilkan suatu barang/jasa.
Modal adalah sejumlah kekayaan yang bisa saja berupa assets ataupun intangible
assets, yang bisa digunakan untuk menghasilkan suatu kekayaan. Dalam Islam,
modal suatu usaha haruslah bebas dari riba. Dalam beberapa perolehan modal,
Islam mengatur suatu sistem yang lebih baik, dengan cara kerja sama mudharabah
dan musyarakah. Hal ini untuk menjaga hak produsen dan juga hak pemilik
modal, agar tercapai suatu kebaikan dalam suatu aktivitas produksi; yang akhirnya
akan berimplikasi pada adanya suatu mashlahah dalam suatu kerjasama yang
dilakukan oleh masing-masing pihak.7

b. Tenaga Kerja (Labour)

Labour atau tenaga kerja dibutuhkan untuk menjalankan operasional alatalat


yang tersedia agar proses produksi berlangsung dengan semestinya. Tenaga kerja
5
Soekartawi, op.cit., h. 3-4.
6
Abdul Aziz, op.cit, h. 57.
7
Ika Yunia Fauzia dan Abdul Kadir Riyadi, op.cit, h. 120.

4
merupakan faktor produksi yang diakui di setiap sistem ekonomi terlepas dari
kecenderungan ideologi mereka.

Tenaga kerja merupakan human capital bagi suatu perusahaan. Di berbagai


macam jenis produksi, tenaga kerja merupakan aset bagi keberhasilan suatu
perusahaan. Kesuksesan suatu produksi terletak pada kinerja sumber daya
manusia yang ada di dalamnya, termasuk di antaranya kinerja para tenaga kerja.
Sangat banyak sekali ajaran yang tertulis dalam Al-Qur‟an dan Hadis tentang
bagaimana seharusnya hubungan antara atasan dengan bawahannya terbangun.
Sehingga dasar-dasar ajaran tersebut bisa diterapkan di antara komisaris dengan
direksi, antara direksi dan karyawan,dan lain sebagainya. Tenaga kerja yang
memiliki skill dan integritas yang baik merupakan modal utama bagi suatu
perusahaan, di lain modal-modal yang lainnya. Karena secara umum, banyak di
antara ahli ekonomi yang menyatakan bahwa tenaga kerja adalah satu-satunya
produsen, dan pangkal produkstivitas dari semua faktor produksi yang lainnya.
Tanah, modal, mesin, manjerial yang baik tidak akan menhasilkan suatu
barang/jasa tanpa adanya tenaga kerja.

c. Kemampuan atau keterampilan (Skill)

Kualitas tenaga kerja, skiil merupakan menjadi pertimbangan yang tidak boleh
diremehkan. Spesialisasi memang dibutuhkan pada pekerjaan tertentu dan jumlah
yang terbatas. Apabila dalam kualitas tenaga kerja tidak diperhatikan tidak
menutup kemungkinan adanya kemacetan produksi. Penggunaan peralatan
teknologi yang canggih jika tidak diimbangi dengan tenaga kerja yang terampil
akan meyebabkan kemubadhiran karena operasionalisasi teknologi tidak berjalan.

Di era kemajuan produksi yang ada pada saat ini, teknologi mempunyai
peranan yang sangat besar dalam sektor ini. Berapa banyak produsen yang
kemudian tidak bisa sevice karena adanya kompetitor lainnya dan lebih banyak
yang bisa menghasilkan barang/jasa jauh lebih baik karena didukung oleh faktor
teknologi.

d. Tanah (Land)

5
Land atau tanah merupakan lahan yang mengandung sumber daya alam atau
bahan baku yang nantinya akan diolah dalam proses produksi. Islam telah
mengakui tanah sebagai suatu faktor produksi tetapi tidak setepat dalam arti sama
yang digunakan di zaman modern. Dalam tulisan klasik yang dianggap sebagai
suatu faktor produksi penting mencakup semua sumber daya alam yang digunakan
dalam proses produksi, umpamanya permukaan bumi, kesuburan tanah, sifat-sifat
sumber-sumber daya, udara, air mineral dan seterusnya8

3. Fungsi Produksi

Fungsi produksi merupakan landasan teknis dari proses produksi yang


menggambarkan hubungan antara faktor produksi dengan kuantitas produksi.
Dalam teori ekonomi digunakan asumsi dasar mengenai sifat fungsi produksi
dimana semua produsen tunduk pada hukum The Law of Diminishing Return
(Hukum yang menyatakan bahwa semakin banyak variabel yang ditambahkan
pada sejumlah sumber daya tetap, perubahan output yang diakibatkan akan
mengalami penurunan dan bisa menjadi negatif).

Hubungan antara input dan output pada proses produksi dapat dituliskan
secara sistematis sebagai berikut :

𝑄 = 𝑓(𝑋1,𝑋2, 𝑋3, … , 𝑋𝑛 )

Dalam persamaan tersebut, Q mewakili output atau jumlah hasil produksi


pada periode tertentu, dan X mewakili faktorfaktor produksi atau input dalam
proses produksi tersebut.

4. Tujuan Produksi Dalam Ekonomi Islam

Produksi dalam islam tidak semata-matahanya ingin memaksimalisasi


keuntungan di dunia, akan tetapi lebih penting adalah memaksimalisasi
keuntungan di akhirat. Menurut Nejatullah, tujuannya yaitu memenuhi kebutuhan
secara wajar, memenuhi kebutuhan masyarakat, keperluan masa depan, keperluan

8
Ipunk Yogatama, “JURNAL TEORI PRODUKSI”, http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/7013,
diakses pada 19 Oktober 2021.

6
generasi akan datang, dan pelayanan terhadap masyarakat. Dalam pandangannya,
sepanjang produsen telah berbuat adil dan membawa kebijakan bagi masyarakat
maka produsen akan bertindak islami.Tujuan didasarkan pada beberapa hadsi nabi
SAW, yang artinya:

“Dari jabir r.a. Berkata: Dahulu orang-orang mempraktikkan pemanfaatan


tanah ladang dengan upah sepertiga, seperempat, atau setengah, maka Nabi SAW
bersabda: ‘Siapa yang memiliki tanah ladang hendaklah ia garap untuk bercocok
tanam atau dia hibahkan. Jika dia tidak lakukan, maka hendaklah dia biarkan
tanahnya.9

Tujuan kegiatan produksi adalah meningkatkan kemaslahatan yang bisa


diwujudkan dalam berbagai bentuk berikut :

a. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat


b. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya
c. Menyiapkan persediaan barang/jasa pada masa depan
d. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah SWT .

Dalam konsep ekonomi konvensional (kapitalis) produksi dimaksudkan untuk


memperoleh laba sebesar-besarnya, berbeda dengan tujuan produksi dalam Islam
yang bertujuan untuk memberikan Mashlahah yang maksimum bagi konsumen.
Walaupun dalam ekonomi Islam tujuan utamannya adalah memaksimalkan
mashlahah, memperoleh laba tidaklah dilarang selama berada dalam bingkai
tujuan dan hukum Islam. Secara lebih spesifik, tujuan kegiatan produksi adalah
meningkatkan kemashlahatan.

Tujuan produksi yang pertama sangat jelas, yaitu pemenuhan sarana


kebutuhan manusia pada takaran moderat. Hal ini akan menimbulkan setidaknya
dua implikasi. Pertama, produsen hanya menghasilkan barang dan jasa yang
menjadi kebutuhan meskipun belum tentu merupakan keinginan konsumen.
Barang dan jasa yang dihasilkan harus memiliki manfaat riil bagi kehidupan yang
Islami.
9
Monzerkahf. (1995). Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

7
Kedua, kuantitas produksi tidak akan berlebihan, tetapi hanya sebatas
kebutuhan yang wajar. Produksi barang dan jasa secara berlebihan tidak saja
menimbulkan misalokasi sumber daya ekonomi dan kemubadziran, tetapi juga
menyebabkan terkurasnya sumber daya ekonomi ini secara cepat. Meskipun
produksi hanya menyediakan sarana kebutuhan manusia tidak berarti bahwa
produsen sekadar bersikap reaktif terhadap kebutuhan konsumen. Produsen harus
proaktif, kreatif dan inovatif menemukan berbagai barang dan jasa yang memang
dibutuhkan oleh manusia. Sikap proaktif ini juga harus berorientasi ke depan,
dalam arti: pertama, menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat bagi
kehidupan masa mendatang; kedua, menyadari bahwa sumber daya ekonomi, baik
natural resources atau non natural resources, tidak hanya diperuntukkan bagi
manusia yang hidup sekarang, tetapi juga untuk generasi mendatang

Orientasi ke depan ini akan mendorong produsen untuk terus menerus


melakukan riset dan pengembangan guna menemukan berbagai jenis kebutuhan,
teknologi yang diterapkan, serta berbagai standar lain yang sesuai dengan tuntutan
masa depan. Efisiensi dengan sendirinya juga akan senantiasa dikembangkan,
sebab dengan cara inilah kelangsungan dan kesinambungan pembangunan akan
terjaga. Ajaran Islam juga memberikan peringatan yang keras terhadap prilaku
manusia yang gemar membuat kerusakan dan kebinasaan, termasuk kerusakan
lingkungan hidup, demi mengejar kepuasaan.

Tujuan yang terakhir yaitu pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah
kepada Allah. Sebenarnya ini merupakan tujuan produksi yang paling orisinil dari
ajaran Islam. Dengn kata lain, tujuan produksi adalah mendapatkan berkah, yang
secara fisik belum tentu dirasakan oleh pengusaha itu sendiri.10

5. Motivasi Produsen dalam Berproduksi

10
Misbahul Ali, “Prinsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi Islam”, JURNAL LISAN AL-HAL, “Vol. 7, No.
1 (Juni 2013), hal. 22.

8
Motivasi utama bagi produsen adalah mencapai keuntungan
material(uang)dalam ekonomi konvensional sangatlah dominan.produsen adalah
seorang profit sekaligus profit maximer strategi,konsep,dan tekhnik berproduksi
semuanya di arahkan untuk mencapai keuntungan maksimun baik dalam jangka
panjang ataupun jangka pendek , ada beberapa nilai yang dapat dijadikan sandaran
oleh produsen sebagai motivasi dalam melakukan proses produksi, yaitu:

a) Profit bukanlah satu-satunya elemen pendorong dalam berproduksi,


sebagaimana halnya yang terjadi pada sistem kapitalisme. Kendatipun
profit sebagai target utama dalam produksi, namun dalam sistem ekonomi
Islam perolehan secara halal dan adil dalam profit merupakan motivasi
utama dalam berproduksi.
b) Produsen harus memperhatikan dampak sosial sebagai akibat atas proses
produksi yang dilakukan. Walaupun proses produksi pada suatu
lingkungan masyarakat dianggap mampu menanggulangi masalah sosial
(pengangguran), namun harus memperhatikan dampak negatif dari proses
produksi yang berimbas pada masyarakat dan lingkungan, seperti limbah
produksi, pencemaran lingkungan dll.
c) Produsen harus memperhatikan nilai-nilai spiritualisme, di mana nilai
tersebut harus dijadikan sebagai penyeimbang dalam melakukan produksi.
Di samping produksi bertujuan untuk mendapatkan profit yang maksimal,
produsen berkeyakinan dalam memperoleh ridho Allah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Misbahul. (2013). “Prinsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi Islam”.


JURNAL LISAN AL-HAL, Vol. 7, Hal. 22

Manalu, E., Sianturi, F. A., & Manalu, M. R. (2017). Penerapan Al ghoritma


Naive Bayes untuk Memprediksi Jumlah Produksi Barang berdasarkan
Data Persediaan dan Jumlah Pemesanan pada Cv.Pastries. jurnal mantik
penusa, 1(2), 18-19.
Monzerkahf. (1995). Ekonomi Islam . Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Soeharno. 2009. Teori Mikro Ekonomi. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET

Timur, Kasyian. “Teori Produksi dan Fungsi Produksi dalam Ekonomi”,


https://kasiyantimur.id/2020/01/08/teori-produksi-dan-fungsi-produksi-
dalam-ekonomi/, (diakses pada 20 Oktober 2021, pukul 19.55).

10

Anda mungkin juga menyukai