Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini sangat penting untuk memahami tingkah laku konsumen yang
sangat mempengaruhi sifat permintaan para pembeli dipasar. Memproduksi suatu
barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia. Berarti barang itu
harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk
memproduksi barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan manusia, karenanya tenagakerja yang dikeluarkan untuk memproduksi
barang tersebut dianggap tidak produktif.
Kita dapat menemukan berbagai jenis perusahaan, ada perusahaan swasta,
perusahaan negara, perusahaan daerah, ada perusahaan yang bergerak dibidang
pertanian, industri, perdagangan dan jasa. Ada perusahaan yang pemiliknyahanya
satu orang, banyak orang, dan bahkan ada perusahaan yang pemiliknya terdiridari
ribuan orang melalui kepemilikan saham.

Para ekonom dalam menganalisis prilaku perusahaan, tidak


membedakanapakah itu perusahaan pertanian tradisional, modern, perusahaan
industri kecil,industri raksasa seperti industri pesawat, perusahaan transportasi
darat, laut maupunudara, perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah. Para
ekonom memandangperusahaan sebagai unit-unit usaha yang mempunyai tujuan
yang sama yaitumemaksimumkan keuntungan. Oleh karena itu para ekonom
melihat bahwa perusahaan akan melakukan kegiatan produksi sampai pada tingkat
di mana keuntungan mereka mencapai jumlah maksimum.

Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori


perilaku konsumen. Misalnya, bila konsumen mengalokasikan dananya untuk
dananya untuk penggunaan factor produksi atau yang akan diproses menjadi output.
Karena itu bila keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh uangnya habis
untuk konsumsi, keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis
terpakai untuk membeli factor produksi. Dalam mengkonsumsi barang dalam
penggunaan factor produksi berlaku The law of Diminshing Marginal Utility
(LDMU), sedangkan dalam penggunaan factor produksi berlaku The law of
diminishing return (LDR). Produsen juga memiliki pengeetahuan yang lengkap
(perfect knowledge) atas factor produksi yang dibeliya. Akhirnya, bila konodumen
berupaya mencapaip tingakt produksi maksimum. Pemahaman kita akan
memudahkan pemahaman mengenai perilaku produsen.

Perlu memperhatikan, memahami, dan mempelajari kegiatan perusahaan


dalam menawarkan dan memproduksi barang yang diproduksinya. Salah satu faktor
yang mempengaruhi penawaran adalah biaya produksi. Dalam ekonomi yang sudah
modern, dimana peranan uang amat penting , maka ukuran efisiensi yang paling
baik adalah uang. Akhirnya bila konsumen berupaya mencapai kepuasan
maksimum, maka produsen berupaya mencapai tingkat produksi maksimum.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan rumusan
masalah dari makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian dari Teori Produksi ?
2. Bagaimana penggolongan Faktor Produksi?
3. Apakah Tujuan dan Fungsi Produksi yang harus diterapkan?
4. Bagaimana Jangka Waktu Produksi yang ditetapkan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui tentang Teori Produksi
2. Mengetahui macam Faktor Produksi
3. Mengetahui Tujua dan Fungsi Produksi
4. Mengetahui Jangka Waktu Produksi yang akan ditetapkan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Produksi


Sebelum kita mempelajari tentang teori produksi sebaiknya kita mengetahui
terlebih dahulu definisi produksi sendiri banyak pendapat sesuai dengan
pemahamannya masing-masing. Produksi adalah usaha menciptakan dan
meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Produksi adalah
rangkaian proses yang meliputi semua kegiatan yang dapat menambah atau
menciptakan nilai guna dari barang dan jasa. Pelaku produksi adalah produsen
yaitu, individu atau perusahaan yang memproduksikan hasil pertanian yang
menggunakan input sumber daya yang ada antara lain ; tanah, tenaga kerja, modal
dan management. Produksi adalah kegiatan produsen untuk mengubah input
menjadi output. Produsen merupakan pembuat barang dan jasa tidak berguna
menjadi berguna, barang berguna menjadi barang lebih berguna atau kegiatan
produksi dapat menambah nilai guna suatu barang menjadi nilai barang lebih dari
barang sebelumnya.
Yang dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang menjelaskan
hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil
penjualan outputnya
Produksi dapat diartikan sebagai proses mengubah input menjadi output.
Perusahaan dapat mengubah input menjadi output dengan berbagai berbagai variasi
tenaga kerja, modal, dan peralatan produksi lainnya. Para ekonom
menganalisispilihan-pilihan yang dilakukan oleh perusahaan dalam menghasilkan
produk, merekamengembangkan model produksi dengan melihat hubungan antara
input denganoutput yang cukup abstrak yang dibuat dalam fungsi produksi yaitu:

Q = f(K.L)
Dimana
Q = tingkat output
K = Modal
L = Tenaga kerja

Persamaan ini menunjukkan hubungan antara output (Q) dengan input


modal
(K) dan input tenaga kerja (L). Dalam model produksi satu faktor, maka faktor
barang
modal dianggap sebagai faktor produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan
berdasarkan alokasi tenaga kerja.

Langka awal dalam menjelaskan teori produksi yaitu dengan


mengasumsikan
bahwa hanya ada satu faktor produksi yang berubah. Para ekonom awalnya
mempelajari teori produksi dengan meningkatkan pemanfaatan tenaga kerja pada
sebidang tanah yang tetap akan mempengaruhi output. Jadi dalam analisis tersebut
diasumsikan bahwa faktor produksi lainnya seperti modal, tanah dan teknologi
dianggap konstan. Dengan demikian satu-satunya faktor yang berubah adalah
tenaga kerja.

Teori produksi memberi dasar untuk menganalisa ongkos-ongkos produksi


dan penawaran dari pada barang-barang tertentu. Teori produksi juga menjadidasar
dari unsur-unsur pokok untuk menganalisa penentuan harga sumberproduksi, tenaga
kerja, alokasi sumber-sumber dan pembagian produksi ekonomi. Dalam banyak hal
teori teori produksi sejajar dengan teori permintaankonsumen. Individual Firm
(Perusahaan Perseorangan) akan menggantikankonsumen individual.

Memaksimum produksi menggantikan memaksimum kepuasan.


Padadasarnya teori produksi/fungsi produksi adalah menjelaskan hubungan
phisikantara input dan output. Sedangkan produksi adalah
perpindahan/transformasidari input ke output. Dalam permintaan tersebut terjadilah
proses produksi.
.
2.2 Faktor Produksi

Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan


dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa
digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumberdaya alam, tenaga kerja
manusia, modal dan kewirausahaan.
a. Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang
dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di
sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
1. Tanah
Tanah mengandung pengertian yang luas, yaitu termasuk semua
sumber yang kita peroleh dari udara, laut, gunung, dan sebagainya, sampai
keadaan geografi, angin, dan iklim yang terkandung dalam tanah. Termasuk dalam
faktor produksi tanah adalah :
o Bumi (tanah) merupakan permukaan tanah yang di atasnya kita
dapat berjalan, mendirikan bangunan, rumah, perusahaan
o Mineral, seperti logam, bebatuan dan sebagainya yang terkandung di
dalam tanah yang juga dapat dimanfaatkan oleh manusia.
o Gunung, merupakan suatu sumber lain yang menjadi sumber
tenaga asli yang membantu dalam mengeluarkan harta kekayaan.
2. Hutan,merupakan sumber kekayaan alam yang penting. Hutan memberikan
bahan api, bahan-bahan mentah untuk industri kertas, damar, perkapalan,
perabotan rumah tangga, dan sebagainya
3. Hewan, mempunyai kegunaan memberikan daging, susu, dan lemak untuk
tujuan ekonomi, industri dan perhiasan. Sebagian lagi digunakan untuk kerja
dan pengangkutan.
4. Udara, sinar matahari, hujan.
5. Bahan tambang, dan lain sebagainya.
Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor produksi asli karena telah
tersedia di alam langsung.
b. Sumberdaya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun
rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
maupun guna suatu barang.
Tenaga kerja atau buruh merupakan faktor produksi yang diakui di setiap
sistem ekonomi terlepas dari kecenderungan ideologi mereka. Kekhususan
perburuhan seperti kemusnahan, keadaan yang tidak terpisahkan dari buruh itu
sendiri, ketidakpekaan jangka pendek terhadap permintaan buruh, dan yang
mempunyai sikap dalam penentuan upah, merupakan hal yang sama pada
semua sistem.
Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya
(kualitasnya) yang terbagi atas:
1. Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang
memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.
2. Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang
memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.
3. Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang
memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.
Kriteria Pemilihan Tenaga Kerja
Pemilihan tenaga kerja tergantung ketersediaan/penawaran tenaga kerja.
Sedangkan penawaran tenaga kerja tergantung pada beberapa faktor :
a) Kecakapan tenaga kerja, merupakan keahlian dan ketrampilan yang dimiliki
oleh tenaga kerja.
b) Mobilisasi tenaga kerja, merupakan pergerakan tenaga kerja dari suatu
kawasan geografi ke kawasan yang lain. Mobilisasi terkait erat dengan
kondisi ekonomi pekerja. Mobilisasi dipengaruhi oleh faktor tingkat
upah, dimana biasanya pekerja akan berupaya untuk mencari tempat
kerja yang memberikan tingkat upah lebih tinggi.
c) Penduduk, jumlah penduduk merupakan faktor yang sangat memengaruhi
terhadap penawaran tenaga kerja. Idealnya pertumbuhan penduduk
seiring/seimbang dengan pertumbuhan lapangan kerja (pertumbuhan
ekonomi).
c. Sumberdaya Modal
Modal merupakan asset yang digunakan untuk distribusi asset yang
berikutnya. Modal dapat memberikan kepuasan pribadi dan membantu untuk
menghasilkan kekayaan yang lebih banyak.
Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang
digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang membuat jala
untuk mencari ikan. Dalam hal ini jala merupakan barang modal, karena jala
merupakan hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan).
Di dalam proses produksi, modal dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-
bahan.
Modal dapat dibedakan menurut:
1. Kegunaan dalam proses produksi
a. Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan berkali-
kali dalam proses produksi.
Contoh: gedung, mesin-mesin pabrik.
b. Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai dalam
proses produksi.
Contoh: bahan baku, bahan pembantu.
2. Bentuk Modal
a. Modal konkret (nyata) adalah modal yang dapat dilihat secara nyata
dalam proses produksi
Contoh: mesin, bahan baku, gedung pabrik.
b. Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat dilihat tetapi
mempunyai nilai dalam perusahaan.
Contoh: nama baik perusahaan dan merek produk.
Pengumpulan modal
Ada beberapa faktor yang menentukan terhadap pengumpulan modal yaitu :
a. Peningkatan pendapatan
b. Pembekuan modal
c. Keselamatan dan keamanan, dalam proses penghimpunan modal
Dalam perspektif ekonomi konvensional, modal dapat tumbuh dari
sebagian pendapatan yang ditabungkan oleh masyarakat. Besarnya tabungan
dipengaruhi oleh tingkat bunga. Menurut ekonom konvensional, semakin tinggi
tingkat bunga semakin besar imbalan tabungan, semakin tinggi pula
kecenderungan untuk menabung dan sebaliknya.
Menurut Keynes, tingkat bunga yang tinggi akan menekan kegiatan
ekonomi dan menyebabkan volume penanaman modal yang lebih kecil. Sebagai
akibatnya, pendapatan uang yang terkumpul akan mengecil, dan dengan adanya
kecenderungan yang sama untuk menabung, volume tabungan akan berkurang.
Kenyataannya adalah bahwa jika individu-individu rasional, mereka
mungkin lebih banyak menabungkan penghasilan mereka, bila tingkat bunganya
tinggi. Suatu tingkat bunga yang tinggi berarti lebih tingginya imbalan bagi
tabungan. Oleh karena itu, berdasarkan alasan-alasan murni, orang akan lebih
banyak menabung.
d. Sumberdaya Pengusaha
Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur
dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan
kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien.
Pengusaha berkaitan dengan managemen. Sebagai pemicu proses produksi,
pengusaha perlu memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk mengatur dan
mengkombinasikan faktor-faktor produksi, pengusaha harus mempunyai
kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan
usaha.

2.3 Tujuan Produksi


Tujuan dari kegiatan produksi mencapai dua hal pokok yaitu:
a. Memenuhi kebutuhan setiap individu.
b. Merealisasikan kemandirian
Dalam upaya merealisasikan pemenuhan kebutuhan ada beberapa hal yang
perlu dilakukan, yaitu :
a. Melakukan perencanaan. Perencanaannya mencakup produksi, penyimpanan,
pengeluaran dan distribusi.
b. Mempersiapkan sumberdaya manusia dan pembagian tugas yang baik.
c. Memperlakukan sumber daya alam dengan baik.
d. Keragaman produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen
e. Mengoptimalkan fungsi kekayaan berupa mata uang.

2.3 Fungsi Produksi

Kegiatan produksi melibatkan dua variabel yang mempunyai hubungan fungsional


atau saling memengaruhi, yaitu :
1. Berapa output yang harus diproduksi; dan
2. Berapa input yang akan dipergunakan.
Dengan demikian, yang disebut fungsi produksi adalah hubungan fungsional atau
sebab akibat antara input dan output. Dalam hal ini input sebagai sebab, dan output
sebagai akibat. Atau input sebagai variabel bebas dan output sebagai variabel tak bebas.
Input produksi dikenal juga dengan factor-faktor produksi, dan ouput produksi dikenal
juga dengan jumlah produksi.
Fungsi produksi merupakan suatu fungsi atau persamaan yang menyatakan
hubungan antara tingkat output dengan tingkat penggunaan input-input. Hubungan
antara jumlah output Q dengan jumlah input yang dipergunakan dalam produksi X1,
X2, X3, … Xn, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Q = f (X1, X2, X3, … Xn)
Q = output
X = input
Ketika input-input produksi terdiri dari capital, labour, resources dan technology
maka persamaan produksi menjadi sebagai berikut :
Q = f (C, L, R, T)
Q = Quantity, atau jumlah barang yang dihasilkan
f = Fungsi, atau simbol persamaan fungsional
C = Capital, atau modal atau sarana yang digunakan
L = Labour, tenaga kerja
R = Resources, sumber daya alam
T = Technology, teknologi dan kewirausahaan
Persamaan tersebut menjelaskan bahwa output dari suatu produksi
merupakan fungsi atau dipengaruhi atau akibat dari input. Artinya setiap barang
yang dihasilkan dari produksi akan tergantung pada jenis/macam dari input yang
digunakan. Perubahan yang terjadi pada input akan menyebabkan terjadinya
perubahan pada output.
Output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan akan tergantung pada :

a. Banyaknya sumber-sumber yang dipakai serta perbandingan


kombinasinya
b. Teknik produksinya

Di dalam fungsi produksi apabila salah satu factor produksi dinaikkan


dengan kenaikan yang sama persatuan waktu, maka total product (TP) akan
bertambah, tetapi sampai suatu titik tertentu bertambahnya output akan semakin
berkurang. Apabila salah satu faktor produksi ada yang tetap maka akan berlaku
Law of diminishing return/ the law of variableproportion.
Misalnya A = F (a, b, c, ………….). Pada persamaan di atas, input a
diartikan dengan keinginan yang sama persatuan waktu, sedangkan input lainnya
tetap, maka output total (TP) akan bertambah, tetapi sampai suatu titik tertentu
bertambahnya output ini akan semakin berkurang.

2.4 Jangka Waktu Produksi


Untuk menghasilkan jumlah output tertentu, perusahaan menentukan
kombinasi pemakaian input yang sesuai. Jangka waktu analisis terhadap perusahaan
yang melakukan kegiatan produksi dapat dibedakan menjadi jangka pendek dan
jangka panjang. Analisis terhadap kegiatan produksi perusahaan dikatakan berada
dalam jangka pendek apabila sebagian dari faktor produksi dianggap tetap
jumlahnya (fixed input).
Dalam jangka pendek tersebut perusahaaan tidak dapat menambah jumlah
faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap tetap misalnya
modal seperti mesin dan peralatannya,bangunan perusahaan dan lain-lain.
Sedangkan dalam jangka penjang semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan. Berarti dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah
jumlahnya kalau memang diperlukan. Dalam jangka panjang perusahaan dapat
melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di pasar.
Dalam ekonomi, konsep jangka pendek mengacu pada kondisi dimana
minimal terdapat satu input yang bersifat tetap jumlahnya. Jangka panjang adalah
periode waktu dimana seluruh input bersifat variabel. Jangka waktu ini tidak ada
hubungannya dengan periode waktu yang biasa kita kenal (tahun,bulan, hari) namun
berkaitan dengan perusahaan dan sumber daya yang dibicarakan. Dalam suatu
industri mungkin jangka pendek berarti satu bulan namun industri lain mungkin satu
tahun.
Jangka Waktu Produksi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
Jangka Pendek (short run). yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat
disesuaikan, namun input tetap tidak dapat disesuaikan; dan
Jangka Panjang (long run) merupakan satu waktu dimana seluruh input
variabelmaupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah. Adapun tujuan dari
pembedaan jangka waktu atau periodisasi dalam produksi adalahuntuk
meminimumkannya Biaya Produksi.
1. Produksi Dalam Jangka Pendek
Dalam jangka pendek perusahaan memiliki input tetap dan menentukan
berapa banyaknya input variabel yang harus dipergunakan. Untuk membuat
keputusan, pengusaha akan memperhitungkan seberapa besar dampak penambahan
input variabel terhadap produksi total. Misalnya input variabelnya adalah tenaga
kerja dan input tetapnya adalah modal. Apabila tenaga kerja yang dipergunakan
sebanyak 0, produksi juga nol. Ini berarti proses produksi tidak akan menghasilkan
output apabila hanya mempergunakan satu macam input. Apabila jumlah tenaga
kerja yang dipergunakan semakin banyak, makan output meningkat.

a. Teori Produksi Dengan Satu Input Variabel


Dengan mengamsumsikan beberapa input dianggap konstan dalam
jangka pendek dan hanya satu faktor produksi yaitu tenaga yang
dapat berubah, maka fungsi produksinya dapat ditulis sebagai berikut
:
Q = f(L)
Persamaan produksi ini menjadi sangat sederhana karena hanya
melibatkan tenaga kerja untuk mendapatkan tingkat produksi suatu
barang tertentu. Artinya, factor produksi yang dapat berubah dan
mempengaruhi tingkat produksi adalah hanya jumlah tenaga kerja.
Jika perusahaan berkeinginan untuk menambah Tingkat produksi,
maka perusahaan hanya dapat menambah jumlah tenaga kerja.
Hubungan produksi dimana terdapat satu variabel, dan lainnya tetap
biasanya berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang,
yaitu apabila faktor variabel itu ditambah terus, maka output semakin
lama akan semakin menurun secara rata-rata, dikarenakan semakin
besarnya faktor pembagi sementara faktor yang dibagi tetap. Dan
bila hal ini dilakukan terus, maka produksi totalpun akan semakin
menurun, dikarenakan faktor produksi tetap semakin jenuh atau
kehabisan nilainya, misalnya tanah yang kehabisan unsur haranya
sehingga mengurangi kesuburannya bila ditanami dan digarap secara
terus menerus.
Berikut gambarannya :
1. Produksi Marginal
Tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja
yang digunakan.
MP = Produksi Marginal
DTP = Pertambahan Produksi Total
DMP = Pertambahan Tenaga Kerja
2. Produksi rata-rata
Produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja.
DP = Produksi rata-rata
TP = Produksi Total
L = Tenaga kerja

b. Teori Produksi Dengan Dua Input Variabel


Jika faktor produksi yang dapat berubah adalah jumlah tenaga kerja
dan jumlah modal atau sarana yang digunakan, maka fungsi produksi dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Q = f(L, C)
Pada fungsi produksi ini diketahui, bahwa tingkat produksi dapat
berubah dengan merubah faktor tenaga kerja dan atau jumlah modal.
Perusahaan mempunyai dua alternative jika berkeinginan untuk menambah
tingkat produksinya. Perusahaan dapat meningkatkan produksi dengan
menambah tenaga kerja, atau menambah modal atau menambah tenaga kerja
dan modal.
Produksi dengan Menggunakan 2 Variabel yaitu terdapat kombinasi
antara dua faktor produksi untuk menghasilkan output (yang sama).
Kombinasi itu bisa antara tanah dan tenaga kerja, TK dan modal, atau
dengan teknologi (perkecualian, dengan teknologi, yang tidak mudah harus
diubah, karena memerlukan waktu yang relative lama lama). Yang paling
mudah dikombinasikan adalah antara faktor produksi TK dan modal. Dalam
berproduksi, seorang produsen tentu saja diperhadapkan pada bagaimana
menggunakan faktor produksinya secara efisien untuk hasil yang
maksimum. Oleh karena itu, produsen akan berusaha mencari kombinasi
terbaik antara dua faktor input tersebut.
Hasil produksi sama dalam teori ini akan ditunjukan oleh suatu kurva
yang diberi nama isoquant curve (biasanya disebut isoquant sisi. Sedangkan
biaya yang digunakan dalam rangka menghasilkan produk tersebut disebut
isoqost (biaya sama).
1. Isoquant (Kurva Produksi Sama)
Isoquant adalah kurva yang menggambarkan kombinasi dua macam
input (faktor produksi) untuk menghasilkan output/produksi yang sama
jumlahnya. Bentuk kurva isoquant bermacam-macam, bisa liniar apabila
kombinasi antara input tersebut akan memberikan perubahan yang
proporsional bila salah satunya berubah, dan dapat juga cembung dari titik
orgin (seperti kurva indifference). Yang terpenting adalah bahwa isoquant
tidak berupa garis lurus vertical maupun horizontal, karena lazimnya tidak
mungkin untuk menghasilkan barang dalam jumlah tak hingga atau nol
dengan menggunakan jumlah faktor produksi terbatas. Oleh karena itu
dalam kurva isoquant akan terdapat batas atas, yaitu titik merupakan
kombinasi input dalam jumlah tidak ada atau 0 dan batas bawah yang
merupakan kombinasi tak hingga dari input.

Ciri-ciri isoquant :
1. Mempunyai kemiringan negatif;
2. Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi
jumlah output;
3. Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya;
dan
4. Isoquant cembung ke titik origin.

2. Isoqost (Garis Ongkos Sama)


Isoqost adalah suatu kurva yang menggambarkan biaya yang
dikeluarkan oleh produsen dalam rangka berproduksi dengan menggunakan
beberapa faktor input tertentu. Isoqost membatasi dan membedakan
kemampuan produksi dan produsen. Semakin besar isoqost nya, maka makin
besar pula hasil yang dapat diperoleh. Sebaliknya, semakinmkecil isoqost
semakin kecil hasilnya.

Kurva isoqost dapat berslope negatif dan positif. Negatif apabila ada
penambahan satu unit input akan menyebabkan penurunan pemakaian input
lain. Sebaliknya bila input lain dikurangi maka akan menyebabkan input
yang ssatunya akan bertambah. Kemudian kurva isoqost dapat berslope
positif, yaitu hanya sebagai pemuasan kebutuhan yang dipetakan oleh kurva
indifference sifatnya tidak efisien, karena bila produsen menambah input
yang satu, maka input yang lainnya juga bertambah, dan begitu juga
sebaliknya.

2. Produksi Dalam Jangka Panjang


Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua
faktor produksi sifatnya variabel. Jangka panjang suatu proses produksi tidak bisa
diukur dengan waktu tertentu. Periode jangka pendek adalah periode produksi
dimana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah
penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi. Periode jangka panjang
adalah periode produksi dimana semua faktor produksi menjadi faktor produksi
variabel. Dengan kata lain, dalam jangka panjang tidak ada input tetap.
· Garis Perluasan Produksi
Garis perluasan produksi adalah isocline yang menunjukkan tingkat output yang
akan dihasilkan bila harga produksi tetap tidak berubah. Jadi, garis perluasan
produksi menunjukkan bagaimana proporsi faktor produksi seharusnya berubah bila
output atau besarnya biaya produksi berubah, sedangkan harga dari faktor produksi
itu tetap Bila seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi
untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan
1. Berapa output yang harus diproduksikan; dan
2. Berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input)
dipergunakan.
Produksi merupakan konsep arus (flow concept), bahwa kegiatan produksi
diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode
waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.

2.5 Produktivitas
Dalam teori produksi, dikenal beberapa cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan produktivitas, yaitu :
1. Ekstensifikasi: peningkatan produktivitas dengan cara menambah jumlah faktor
produksi yang digunakan;
2. Intensifikasi: dilakukan dengan cara memaksimalkan kapasitas faktor produksi yang
telah ada;
3. Rasionalisasi: peningkatan produktivitas dilakukan dengan mengeluarkan kebijakan
yang akan meningkatkan efisiensi produksi, teridir dari :
a. Mekanisasi : mengganti sifatpadat karya menjadi padat modal dengan
menggunakan mesin-mesin modern,
b. Spesialisasi: melakukan pembagian kerja sehingga satu orang bertanggung
jawab pada satu jenis pekerjaan saja,
c. Standarisasi: membuat stadar tertentu terhadap bentuk, ukuran, bobot, dan detail
lainnya dari suatu produk.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori produksi memberi dasar untuk menganalisa ongkos-ongkos produksi dan
penawaran dari pada barang-barang tertentu.

Macam Waktu dalam Menganalisa Teori Produksi


1) Very Short Run (Jangka waktu yang pendek sekali)
Yaitu jangka waktu dimana produsen tidak dapat merubah outputnya
karena jangka waktunya sangat pendek sekali. Dalam waktu ini produsen tidak
sempat merubah variable inputnya. Jangka waktu ini tidak dapat ditetapkan
seperti waktu sehari-hari, karena tergantung dalam waktu produksi.

2) Short Run (Jangka pendek)


Yaitu jangka waktu dimana produsen dapat merubah output nya karena
faktor produksi dapat dirubah walaupun tidak seluruhnya, artinya masih ada
factor produksi yang tetap.

3) Long Run (Jangka panjang)


Yaitu merupakan jangka waktu dimana produsen dapat merubah output
nya karena faktor-faktor produksinya dapat dirubah. Dalam long run ini semua
faktor produksi dapat dirubah (bersifat variabel).

Faktor produksi adalah segala sesuatu atau sumber-sumber yang digunakan dalam
suatu proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa secara terus menerus.
Faktor produksi utama adalah lahan, modal, tenaga kerja dan kewiraswastaan
(entrepreneurship). Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi
dibagi menjadi dua jenis:

1. Faktor Produksi Tetap (Fixed factor of production), yaitu


faktor produksi
yang sifatnya tidak habis dipakai dalam satu periode produksi serta
relatif tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan.
Contoh: kandang, peralatan tahan lama, kendaraan, mesin pelet dan lainlain.
2. Faktor Produksi Variabel (Variable factor of production),yaitu faktor
produksi yang sifatnya habis dipakai dalam satu periode produksi, serta
besar penggunaannya sangat berkaitan dengan jumlah produk yang
dihasilkan.
Contoh: pakan, doc, bahan bakar dan lain-lain.

Setiap kegiatan produksi hendaknya ditujukan untuk meningkatkan manfaat


dari suatu materi. Produksi harus memerhatikan tata cara dan prosedur agar proses produksi
dapat berjalan lancar dan menguntungkan. Dan ada target-target tertentu yang harus dicapai
Penggunaan faktor-faktor produksi secara efisien terutama yang berasal dari
sumberdaya bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam. Penentuan upah harus
didasarkan pada beberapa kriteria seperti kebutuhan hidup, produktivitas dan
kemampuan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soeharno.TS.,Teori Mikro Ekonomi. Penerbit Andi Yogyakarta : 2007,
2. Kusnadi, Kusdi Raharjo, Rudi Zaedah, Ekonomi Mikro pendekatan akuntansi, Univ.
Brawijaya, Malang, 1997,
3. Akhmad, Teori dan Aplikasi Dunia Usaha, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2004,
4. Rusmijati, Teori Ekonomi Mikro, Graha Cendikia, Yogyakarta, 2017

5. Rahardja Prathama dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi


(Mikroekonomi & Makroekonomi), Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta, 2008.

Anda mungkin juga menyukai