Anda di halaman 1dari 10

Sumber Daya

Disusun Oleh :
Winler Hain Geofano Rumsayor

Pendahuluan
Perekonomian Indonesia masih menghadapi situasi yang dinamis,
dimana situasi yang masih senantiasa berubah sehingga dapat berdampak pada
perubahan eksternal pada perekonomian global. Namun Indonesia juga tak
luput dari adanya perubahan internal yang harus dihadapi, dimana masih
adanya kesenjangan ekonomi yang terjadi diberbagai wilayah.
Sektor industri saat ini turut berperan aktif dan pembangunan ekonomi,
karena dapat meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi bagi
bangsa Indonesia, sektor industri berperan sebagai faktor produktif falam
memaksimalkan pembangunan. Perkembangan sektor industri tidak hanya
ditandai dengan semakin meningkatnya volume produksi,tetapi dengan semakin
beragamnya jenis produk yang dihasilkan. Produksi merupakan urat nadi dalam
kegiatan ekonomi. Tidak akan pernah ada kegiatan konsumsi, distribusi,
ataupun perdagangan barang dan jasa tanpa diawali oleh produksi.
Proses perkembangan perekonomiannya dalam jangka panjang akan
berdampak terhadap perubahan struktur ekonomi pada hal yang paling
mendasar. Pembangunan sektor industri merupakan bagian penting dari
pembangunan ekonomi nasional, sehingga pembangunan sektor industri harus
mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan nasional
baik dari aspek ekonomi dan aspek lainnya. Pembangunan disektor industri
merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan, artinya
tingkat hidup akan lebih maju serta lebih bermutu. Industrialisasi tentu tidak
terlepas dari usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang disertai
dengan usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia itu sendiri
(Arsyad, dalam Yuniartini 2013).
Produksi adalah kegiatan yang dilakukan manusia dalam menghasilkan
suatu produk baik barang maupun jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh
konsumen (Sukirno, 2002). Produksi tentu saja tidak akan dapat dilakukan jika
tidak ada bahan-bahan yang memungkinkan dilakukannya proses produksi.
Untuk bisa melakukan produksi, orang memerlukan tenaga manusia, sumber-
sumber alam, modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan. Apabila seluruh
kombinasi factor produksi yang ada dalam perekonomian itu digunakan
sepenuhnya maka perekonomian itu akan berada pada kurva kemungkinan
produksi tersebut. Dengan kata lain perekonomian berada dalam kesempatan
kerja penuh.
Pembahasan
Produksi
Produksi merupakan urat nadi dalam kegiatan ekonomi. Tidak akan
pernah ada kegiatan konsumsi, distribusi, ataupun perdagangan barang dan jasa
tanpa diawali oleh produksi. Kata produksi telah menjadi kata Indonesia setelah
diserap ke dalam pemikiran ekonomi bersamaan dengan kata distribusi dan
konsumsi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, produksi diartikan sebagai
proses mengeluarkan hasil atau penghasilan. Dalam Kamus Inggris Indonesia
oleh M. Kasir Ibrahim kata production mengandung arti penghasilan.
Menurut Sadono Sukirno, produksi adalah kegiatan yang dilakukan
manusia dalam menghasilkan suatu produk baik barang maupun jasa yang
kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Sedangkan Tri Pracoyo dan Antyo
Pracoyo mendefinisikan bahwa produksi sebagai suatu proses mengubah
kombinasi berbagai input menjadi output. Maka dari pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa produksi adalah kegiatan manusia untuk mengubah input
berupa faktor produksi di proses guna menghasilkan barang dan jasa yang
kemudian dimanfaat oleh konsumen.
Produksi tentu saja tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan-
bahan yang memungkinkan dilakukannya proses produksi. Untuk bisa
melakukan produksi, orang memerlukan tenaga manusia, sumbersumber alam,
modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan. Semua unsur itu disebut
faktor-faktor produksi. Jadi semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai
atau usaha memperbesar nilai barang disebut sebagai faktor-faktor produksi.
Faktor produksi terdiri dari :
1. Tanah
Tanah disini bukanlah sekedar tanah untuk ditanami atau untuk
ditinggali saja, tetapi termasuk pula di dalamnya segala sumber daya
alam. Dengan demikian, istilah tanah atau land ini maksudnya adalah
segala sesuatu yang bisa menjadi faktor produksi dan berasal dan atau
tersedia di alam ini tanpa usaha manusia, yang antara lain meliputi: air
yang digunakan untuk pengairan, maupun sebagai bahan pokok oleh
perusahaan air minum.
2. Tenaga Kerja
Di dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud dengan istilah tenaga kerja
manusia bukanlah semata-mata kekuatan manusia untuk mencangkul,
menggergaji, bertukang dan segala kegiatan fisik lainnya. Hal yang
dimaksud tenaga kerja disini merupakan, semua atribut atau
kemampuan manusiawi yang dapat disumbangkan untuk
memungkinkan dilakukannya proses produksi barang dan jasa.
3. Modal
Modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk
melakukan proses produksi. Jadi dapat diketahui bahwa modal
merupakan barang-barang yang meliputi semua jenis barang yang dibuat
untuk menunjang kegiatan produksi barang serta jasa.
4. Kewirausahaan
Ketiga faktor yang telah disebutkan diatas adalah faktor-faktor produksi
yang dapat di raba. Ketiganya yaitu tanah, tenaga kerja dan modal.
Kesemuanya dapat dilihat, dapat pula diraba, juga dapat dihitung, dan
begitu pula diukur. Akan tetapi faktor produksi yang keempat ini hanya
dapat dirasakan adanya. Kecakapan merupakan sesuatu yang dapat
mengorganisasi ketiga faktor sebelumnya. Jadi faktor kecakapan atau
entrepeneur amat penting peranannya dalam menghasilkan produk.
Proses produksi adalah serangkaian kegiatan yang meliputi seluruh tahapan
kegiatan produksi barang dan atau jasa dari awal hingga akhir kegiatan yaitu
produk dapat dihasilkan. Hasil akhir dari proses produksi yang dilakukan
produsen adalah barang dan atau jasa yang disebut dengan produk (output).
Pada bidang pertanian, jumlah produk yang diperoleh tiap satuan luas lahan
disebut hasil. Sementara itu produk yang diperoleh dari suatu wilayah selama
periode waktu tertentu disebut produksi. Kurun waktu produksi dibagi menjadi
2 yaitu:
1. Jangka pendek (short run) menunjukkan periode produksi di mana satu
hingga (n-1) faktor produksi bersifat variabel. Pada kurun waktu ini
tingkat produksi dapat diubah jumlahnya dengan jalan mengubah faktor
produksi variabel yang Ekonomi Produksi Pertanian digunakan.
Produksi dapat ditingkatkan dengan menambah jam kerja atau produksi
dapat dikurangi dengan mengurangi jam kerja.
2. Jangka panjang (long run) adalah periode produksi di mana semua
faktor produksi dianggap n variabel. Perubahan jumlah output dapat
diperoleh dengan cara mengubah jumlah input yang digunakan.
Produksi dapat ditingkatkan dengan menambah mesin atau sebaliknya
produksi dapat dikurangi dengan mengurangi penggunaan mesin.
Penetapan waktu jangka panjang dan pendek tidak berdasarkan waktu
kalender tetapi berdasarkan keputusan-keputusan yang dibuat pada masing-
masing periode. Periode waktu akan berbedabeda antara satu produsen dengan
produsen lain.

● Kemungkinan Produksi

Kesenjangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat


pemuas kebutuhan yang terbatas. Hal tersebut adalah salah satu penyebab
terjadinya kelangkaan. Dengan adanya kelangkaan sumber daya, manusia selalu
dituntut untuk memutuskan sesuatu yang lebih penting untuk dipilih. Akibat
dari pilihan-pilihan tersebut yaitu harus ada sesuatu yang dikorbankan atau
biasa dikenal dengan sebutan opportunity cost. Terkait dengan opportunity cost,
dalam ekonomi dikenal kurva batas kemungkinan produksi. Kurva tersebut
membahas tentang kemungkinan produksi dari dua jenis barang/jasa atau lebih
bila sumber daya digunakan secara maksimal.

Bentuk kurva kemungkina produksi ini cembung ke titik nol dan


mempunyai lereng negative, karena dengan sumber daya tertentu apabila ingin
dihasilkan satu jenis produk lebih banyak maka harus disertai dengan
penguranggan produksi yang lain. Sumbu vertical pada gambar melukiskan
jumlah barang yang diperlukan dalam masa perang ( misalnya, meriam) dan
pada sumbu horizontal untuk barang yang diperlukan dalam masa damai
(misalnya, roti) Apabila seluruh sumber daya atau factor produksi yang ada
dalam perekonomian itu digunakan untuk menghasilkan meriam saja maka
dapat dihasilkan sebanyak 4000 meriam ( titik A) sedangkan sebaliknya jika
seluruh sumber daya digunakan untuk menghasilkan roti saja maka akan
diperoleh sebanyak 4000 ton (titik E).

• The Law of Diminishing Return


The Law of Diminishing Returns atau hukum Pertambahan Hasil yang
Semakin Menurun adalah suatu hukum yang menyatakan bahwa apabila dalam
melakukan produksi kita menambah input secara terus menerus maka pertama-
tama output yang dihasilkan adalah meningkat, namun pada titik tertentu output
tersebut akan menurun seiring dengan tetap bertambahnya input. The Law of
Diminishing Return dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi dari Inggris,
David Richardo (1772-1823). David mengemukakan bahwa, jika kita
menambah terus-menerus salah satu unti input dala jumlah yang sama,
sedangkan input yang lain tetap, maka mula-mula akan terjadi tambahan output
yang lebih dari proporsional (increasing return), tapi pada titik tertentu hasil
lebih yang kita peroleh akan semakin berkurang (diminshing return).
Law of Diminishing Return terjadi atau berlaku dalam suatu kegiatan
usahatani. Misalnya, seseorang membudidayakan wortel di lahannya.
Penggunaan pupuk sebagai salah satu input tentu akan menunjang keberhasilan
panen wortel tersebut. Namun, yang perlu diperhatikan adalah pupuk tersebut
harus digunakan sesuai dengan proporsi yang dibutuhkan. Apabila pupuk yang
dipakai proporsional maka hasil panen pun akan baik. Sebaliknya, jika pupuk
terus menerus ditambahkan justru akan menimbulkan dampak buruk untuk
tanaman wortel sehingga yang terjadi panen wortel pun akan menurun.

Teori Produksi
Menurut Soekartawi (2002) untuk menghasilkan suatu produk, maka
diperlukan pengetahuan hubungan antara faktor produksi (input) dan produk
(output) hubungan anatarn output input ini disebut dengan Factor
Relantionship. Menurut ilmu ekonomi istilah produksi yaitu suatu proses
menggabungkan masukan (input) dan mengubahnya menjadi keluaran (output)
(Case and Fair, 2003: 160). Menurut Pindyck dan Rubinfield (2006: 211)
hubungan antara masukan pada proses produksi dan hasil keluaran
digambarkan oleh fungsi produksi. Suatu fungsi produksi (production function)
menunjukkan keluaran Q yang dihasilkan suatu perusahaan untuk setiap
kombinasi masukan tertentu. Untuk menyederhanakan, kita berasumsi bahwa
ada dua masukan, tenaga kerja (labor) L, dan modal (capital) K. Dengan
demikian persamaan fungsi produksi dinyatakan sebagai berikut :
Q=f(K,L)
Dimana: Q adalah tingkat output, K adalah barang modal, L adalah
tenaga kerja. Persamaan ini menghubungkan jumlah ouput dan jumlah kedua
masukan yaitu modal dan tenaga kerja. Dimana K adalah jumlah modal, L
adalah jumlah tenaga kerja, sedangkan Q adalah jumlah produksi yang
dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor tersebut, secara bersama digunakan
untuk memproduksi barang-barang yang sedang dianalisis sifat produksinya.
Hubungan antara input antara proses produksi dan hasil ouput yang
menggambarkan suatu fungsi produksi. Fungsi produksi menggambaran apa
yang secara teknik layak (technically feasible) bila perusahaan beroperasi
secara efisien, yaitu apabila perusahaan menggunakan setiap kombinasi input
sefektif mungkin, bahwa produksi selalu efisien tidak selalu berlaku, tetapi
cukup masuk akal juga bahwa perusahaan yang mencari keuntungan tidak akan
memboroskan sumberdayanya (Pindyck, 2007:212). Jadi, apabila suatu
perusahaan menggunakan input seefektif mungkin, maka output yang
dihasilkan akan lebih efektif. Menurut Samuelson (2003:37) mengemukakan
bahwa fungsi produksi adalah hubungan yang bersifat teknis yang
menunjukkan sejumlah output yang dapat dihasilkan dengan menggunakan
input yang spesifik atau faktor produksi. Menurut Nicholson (2002:181) fungsi
produksi memperlihatkan jumlah output maksimum yang bisa diperoleh dengan
menggunakan berbagai alternatif kombinasi modal (K) dan tenaga kerja (L).
Maka fungsi produksi terdiri dari modal (K) dan tenaga kerja (L) yang nantinya
akan menghasilkan produksi maksimum dari kapital dan tenaga kerja tersebut.
Sumber : Sunaryo, 2001

Fungsi produksi mempunyai sifatsifat seperti fungsi utility. Jika input


bertambah, output juga meningkat. Namun tambahan input pertama akan
memberikan tambahan output yang lebih besar dibandingkan dengan tambahan
output yang disebabkan oleh tambahan input. Sifat ini disebut law of
diminishing returns. Secara matematis, sifat fungsi naik (jika input bertambah
maka output bertambah) diindikasikan dengan turunan pertama Q terhadap L
adalah positif. Sedangkan sifat kenaikan yang menurun (menggambarkan law
of diminishing returns) diindikasikan dengan turunan kedua Q terhadap L
negatif.

● Efisiensi Produktivitas

Produktivitas berkenaan dengan kegiatan memproduksi output dengan


efisien dan secara khusus merujuk ke relasi antara output dan input yang
digunakan untuk memproduksi output. Biasanya, kombinasi berbeda atau
campuran input dapat digunakan untuk menghasilkan tingkat output tertentu.
Total efisiensi produktif adalah suatu titik di mana dua kondisi dipenuhi:
1. Untuk setiap campuran input yang akan memproduksi output tertentu,
tidak diperlukan input berlebih dari yang dibutuhkan untuk
menghasilkan output tersebut.
2. Berdasarkan campuran input yang memenuhi kondisi pertama,
campuran yang biayanya paling sedikitlah yang dipilih. Kondisi pertama
dipicu oleh relasi teknis dan, karenanya, dirujuk sebagai efisiensi teknis.
Memandang aktivitas-aktivitas sebagai input, kondisi pertama
mensyaratkan dihapuskannya aktivitas-aktivitas yang tidak menambah
nilai dan bahwa aktivitas-aktivitas yang menambah nilai dapat
dilakukan dengan kuantitas minimal yang diperlukan untuk
memproduksi output tertentu.
Kondisi kedua dipicu oleh relasi harga input relatif dan, karenanya, dirujuk
sebagai efisiensi pertukaran input. Harga input menentukan proporsi relatif
yang harus digunakan untuk setiap input. Penyimpangan dari proporsi tetap ini
akan menghasilkan inefesiensi pertukaran input. Program perbaikan
produktivitas melibatkan gerak maju ke status total efisiensi produksi.
Perbaikan dalam produktivitas dapat dicapai dengan menggunakan lebih sedikit
input untuk memproduksi output yang sama atau dengan memproduksi lebih
banyak output dengan menggunakan input yang sama atau lebih banyak output
dengan relatif lebih sedikit input.
Misalnya, pada 1987, Birmingham Steel Corporation memproduksi 167.000
ton baja dengan 184 pekerja, rata-rata 908 ton baja per pekerja. Pada 1992,
output telah meningkat sampai 276.000 ton baja dengan menggunakan 207
pekerja, dengan rata-rata 1.333 ton baja per pekerja. Pada 1987, standar
produktivitas, sekitar 303 pekerja dibutuhkan untuk menghasilkan 276.000 ton.
Jadi, output meningkat dan sedikit pekerja dibutuhkan.

Kesimpulan
Perekonomian Indonesia mengalami fluktuasi yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Terdapat kesenjangan ekonomi
antar wilayah yang perlu diselesaikan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
yang merata. Peran sektor industri dalam pembangunan ekonomi Indonesia
sangat signifikan, bukan hanya dari segi peningkatan produksi tetapi juga dari
diversifikasi produk yang dihasilkan. Produksi sebagai elemen kunci dalam
aktivitas ekonomi memerlukan sinergi faktor produksi seperti tanah, tenaga
kerja, modal, dan kewirausahaan. Kurva kemungkinan produksi mencerminkan
keterbatasan sumber daya dan keputusan alokasi faktor produksi. Hukum
Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun memberikan wawasan tentang
penambahan input yang berpengaruh terhadap output produksi. Fungsi produksi
menghubungkan input dengan output dalam proses produksi, menggambarkan
hubungan antara modal, tenaga kerja, dan produksi. Efisiensi produktivitas
penting dalam menghasilkan output dengan penggunaan input yang efisien,
membantu mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Contoh kasus
Birmingham Steel Corporation menunjukkan bahwa peningkatan produktivitas
dapat dicapai dengan menggunakan lebih sedikit input untuk menghasilkan
lebih banyak output. Dengan demikian, produksi memegang peran utama dalam
perekonomian, dan pengelolaan faktor produksi yang efisien adalah kunci untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Daftar Pustaka
Case, Karl. E dan Ray.C Fair 2003. Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro. PT. Tema
Baru: Indonesia.
M. Kasir Ibrahim, Kamus Lengkap (Surabaya, Bintang Usaha Jaya, t.t.
Nicholson, Walter.2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya, edisi
kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Pindiyck, Robert S.dan Daniel L. Rubinfield.2007. MikroEkonomi Edisi
Keenam. Jakarta: Indeks
Samuel, Paul dan wiliam D. Nordhaos. 1994. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga
Sadono Sukirno. 2002. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta : RajaGrafindo
Persada.
Soerkatawi. 2003. Teori Mikro Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis
Fungsi Cobb Dougles. Jakarta: CV Rajawali
Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo. 2006. Aspek Dasar Ekonomi
Mikro Jakarta: Grasindo.
Yuniartini, Ni Putu Sri. 2013. Pengaruh Modal, Tenaga Kerja Dan Teknologi
Terhadap Produksi Industri Kerajinan Ukiran Kayu Di Kecamatan
Ubud. E-Jurnal EP Unud.

Anda mungkin juga menyukai