Anda di halaman 1dari 25

Merah Putih Negaraku

Minggu, 01 November 2015

Teori Produksi dan Konsumsi Menurut Para Ahli

Produksi : Pengertian Produksi - Menurut Sofyan Assauri, produksi didefinisikan sebagai berikut :
“Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang
atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah,
tenaga kerja, dan skill (organization, managerial, dan skills)

Menurut Murti Sumarti dan Jhon Soeprihanto memberikan pengertian produksi sebagai berikut :

Produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa,
dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi.” (Sumiarti, Murti et, al., Dasar-dasar
Ekonomi Perusahaan, Edisi II, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1987, Hal 60.)

Drs. BAMBANG PRISHARDOYO, M.Si; 2005

Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
menghasilkan barang atau meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa

IMAMUL ARIFIN;

Produksi merupakan hasil akhir dari proses kegiatan produksi atau aktivitas ekonomi dengan
memanfaatkan beberapa input (faktor produksi)

Sekarang lanjut teori konsumsi

Keynes berpendapat bahwa pengeluaran konsumsi hampir secara penuh di pengaruhi oleh kekuatan
pendapatan. Fungsi konsumsi menurut Keynes menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional
dengan pengeluaran konsumsi yang kedua-duanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga
konstan, dan bukan hubungan antara pendapatan nasional nominal dengan konsumsi nominal.
Franco Modigliani

Menurut teori ini pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasar kepada kenyataan bahwa pola
penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh masa siklus
biaya hidupnya.

James Dusenberry

Sedangkan menurut James Dusenberry, pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan terutama
oleh tingginya pendapatan yang pernah di capainya. Pendapatan berkurang konsumen tidak akan
mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi
terpaksa mengurangi besarnya tabungan.

Simon Kuznets

Kecenderungan untuk mengkonsumsi secara rata-rata dalam jangka panjang adalah tetap. Berpengaruh
pada biaya hidup yang tetap. Sedangkan tidak ada kecenderungan mengkonsumsi secara rata-rata
apabila pendapatan disposable atau pendapatan yang siap dibelanjakan meningkat.

Konsumsi menurut Mankiw (2000) “Konsumsi adalah barang atau jasa yang dibeli oleh rumah tangga
konsumsi terdiri dari barang tidak tahan lama (Non Durable Goods) pertama adalah barang yang habis
dipakai dalam waktu pendek, seperti makanan dan pakaian, Kedua adalah barang tahan lama (Durable
Goods) adalah barang yang dimiliki usia panjang seperti mobil, televisi, alat-alat elektronik, Ketiga adalah
jasa (Services) meliputi pekerjaan yang dilakukan untuk konsumen oleh individu dan perusahaan seperti
potong rambut dan berobat ke dokter”

Dimas B. Indrianto di 06.27

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda
Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

Dimas B. Indrianto

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blog

http://dimasbgsi.blogspot.co.id/2015/11/teori-produksi-dan-konsumsi-menurut_1.html?m=1

efinisi Dan Pengertian Produksi

June 06, 2016

Pengertian produksi

Definisi Dan Pengertian Produksi

Pengertian Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sihingga nilai barang tersebut
bertambah. Input dapat berupa terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan
output adalah barang atau jasa yang di hasilkan dari suatu proses produksi.

Pengertian produksi menurut Magfuri adalah mengubah barang agar mempunyai kegunaan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi merupakan segala kegiatan untuk menciptakan atau
menambah guna atas suatu benda yang ditunjukkan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran
(Magfuri, 1987 : 72).

Sedangkan produksi menurut Ace Partadireja setiap proses produksi untuk menghasilkan barang dan
jasa dinamai proses produksi karena proses produksi mempunyai landasan teknis yang dalam teori
ekonomi disebut fungsi produksi (Ace Partadireja, 1987 : 21).
Pada masa sekarang pengetahuan tentang teori ekonomi produksi semakin dibutuhkan, bukan saja oleh
produsen tetapi oleh golongan masyarakat lainnya. Begitu pula dengan semakin berkaitnya komoditas
pertanian dengan komoditas lainnya sejalan dengan perkembangan agrobisnis, maka pengetahuan serta
pemahaman tentang teori produksi tidak terbatas diminati oleh produsen komoditas barang-barang
pertanian.

Menurut definisi diatas produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup pengertian yang
sangat luas, produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang
yang dapat dilihat dengan menggunakan faktor produksi. Faktor produksi yang dimaksud adalah
berbagai macam input yang digunakan untuk melakukan proses produksi. Faktor-faktor produksi
tersebut dapat diklasifikasi menjadi faktor produksi tenaga kerja, modal, dan bahan mentah. Ketiga
faktor produksi tersebut dikombinasikan dalam jumlah dan kualitas tertentu. Aktivitas yang terjadi
didalam proses produksi yang meliputi perubahan-perubahan bentuk, tempat dan waktu penggunaan
hasil-hasil produksi.

Proses dan metode yang digunakan untuk mengubah masukan yang nyata (bahan baku, barang setengah
jadi, subassemblies) dan input berwujud (ide, informasi, pengetahuan) menjadi barang atau jasa.
Sumber daya yang digunakan dalam proses ini untuk membuat output yang cocok untuk digunakan atau
memiliki nilai tukar.

Faktor-Faktor Produksi

Faktor-Faktor Produksi-Dalam kegiatan produksi tergantung dari tersedianya faktor produksi. Faktor
produksi adalah segala sesuatu yang perlukan dalam kegiatan produksi terhadap suatu barang dan jasa.
Faktor-faktor produksi terdiri dari alam (natural resources), tenaga kerja (labor), modal (capital), dan
keahlian (skill) atau sumber daya pengusaha (enterpreneurship). Faktor-faktor produksi alam dan tenaga
kerja adalah faktor produksi utama (asli), sedangkan modal dan tenaga kerja merupakan faktor produksi
turunan.

Faktor Produksi Alam, adalah semua kekayaan yang ada di alam semesta digunakan dalam proses
produksi. Faktor produksi alam disebut faktor produksi utama atau asli. Faktor produksi alam terdiri dari
tanah, air, udara, sinar matahari, dan barang tambang.

Faktor Produksi Tenaga Kerja, adalah faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja sebagai faktor produksi asli.
Walaupun kini banyak kegiatan proses produksi diperankan oleh mesin, namun keberadaan manusia
wajib diperlukan.
Faktor Produksi Modal, adalah faktor penunjang yang mempercepat dan menambah kemampuan dalam
memproduksi. Faktor produksi dapat terdiri dari mesin-mesin, sarana pengangkutan, bangunan, dan alat
pengangkutan.

Faktor Produksi Keahlian, adalah keahlian atau keterampilan individu mengkoordinasikan dan mengelola
faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

Artikel ini juga membahas tentang : pengertian produksi menurut para ahli, pengertian konsumsi,
pengertian produsen, pengertian proses produksi, pengertian manajemen produksi, pengertian kegiatan
produksi, pengertian produksi adalah, pengertian distribusi

Baca juga : 4 Klasifikasi Strategi Pemasaran Produk

Fungsi Produksi

Menurut Soedarsono yang dimaksud fungsi produksi itu adalah hubungan teknis yang menghubungkan
faktor produksi dengan hasil produksi (Soedarsono, 1982 : 21)

Perilaku produksi bisa diuraikan dengan menggunakan salah satu diantaranya sangat berhubungan dan
dapat pula dikatakan saling melengkapi. Pertama ialah konsep kurva produk, yang dinyatakan dalam
bentuk total, rata-rata, marginal, dan yang kedua ialah konsep analisis isoquant, yang dimaksud dengan
kurva produk ialah kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi dua macam masukan atau
lebih yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah hasil produksi.

http://www.gomarketingstrategic.com/2016/06/definisi-dan-pengertian-produksi.html?m=1

obabelajar

belajar di saat ada kesempatan

Sabtu, 03 November 2012


fungsi produksi

Fungsi produksi jangka pendek

fungsi produksi dikatakan jangka pendek apabila tidak salah satu inputnya adalah input tetap.
Oleh karena itu untuk menggambarkan hubungan input dan outputnya dapat digunakan suatu kurva 2
dimensi yang menunjukkan hubungan tingakt output pada sumbu vertikalnya dan input pada sumbu
horizontalnya. Penggunaan gambar dua dimensi ini tidak berarti hanya satu input yang dipakai

pada proses produksi. Akan tetapi satu input disini menunjukkan bahwa fungsi produksi ini satu input
yang digambarkan dalam sumu horizontal ini adalah input variabel sedangkan input lainnya dianggap
tetap jumlahnya. Oleh karena itu hubungan antara input variabel dan output dapat digambarkan dengan
grafik 2 dimensi.

Kurva produksi atau Total Physical Productio Function (TPP) adalah kurva yang menunjukkan
hubungan produksi total dengan satu input variabel sedangkan input-input lainnya dianggap tetap.
Notasi penulisan kurva produksi adalah sebagai berikut :

Tpp = f(x)

Dimana :

X = adalah jumlah input variabel yang digunakan pad proses produksi ini yaitu tenaga kerja (I), maka
dapat dituliskan sebagai berikut :

Y= f(I)

Dimana =

Y = Tingkat output

I = jumlah tenaga kerja yang digunakan .

Penggambaran kurva produksi daari fungsi produksi di atas adalah sebagai berikut :
Produksi rata-rata atau Average Physical Productivity adalah output rata-rata per unit input yang
digunakan

1. produksi Rata-Rata

Produksi atau Average Physical Pruductivity(APP) dari sesuatu input adalah output rata-rata
perunit input yang digunakan pada suatu proses produksi. Jadi kurva produksi Rata-rata per unit input
pada berbagai tingkat penggunaan input tersebut. Cara mencari produksi rata-rata (tenaga kerja) adalah
sebagai berikut :

APPL = OUTPUT/TENAGA KERJA = Q/L

Dimana APPL adalah produksi rata-rata tenaga kerja atau Average Physical Product for labour.

Istilah seperti produkticitas suatu input pada umumnya berarti produksi rata-rata. Jadi
produktivitas tenaga kerja dapat diartikan sebagai produksi rata-rata tenaga kerja. Istilah ini sering
digunakan untuk mengukur effesiensi sesuatu input.

2. Produksi Marginal

Sesuatu hal yang menarik untuk kita ketahui kalau kita menambah satu unit input variabel pada
suatu proses produksi adalah berapa tambahan output yang dihasilkan. Untuk mengetahui itu ada suatu
cara perhitungan yang disebut dengan Produktivitas Marginal atau Marginal Physical Productivity (MPP).
Productivitas Marginal dari suatu input adalah mengukur seberapa besar tambahan output yang
dihasilkan apabila suatu input variabel bertambaj dengan satu unit sedangkan input lainnnya tetap.
Adapun rumus yang dapat digunakan apabila hanya tenaga kerja yang ditambah sedangkan input yang
lainnya tetap adalah :

MPPL =(Perubahan output)/(perubahan input) = (∆f(I))/ ∆x=∆Q/∆L

Kalau kita tahu fungsi produksinya maka besarnya MPPL dapat dicari dengan mencari turunan pertama
fungsi produksi tersebut terhadap input yang bersangkutan.

Produktivitas Marginal atau Marginal Physical productivity adalah mengukur berapa perubahan output
apabila input variabel berubah dengan 1 unit.

Diminshing Marginal Physical Productivity

Apabila seorang petani yang memiliki 1 ha sawah mempekerjakan tambahan pekerja tentunya
dengan harapan agar hasil yang akan didapatkan dari sawahnya akan meningkat. Namun apa yang terjadi
apabila petani tersebut menambah pekerja terus menerus hingga suatu ketika sampai berjumlah 100
orang untuk bekerja disawahnya. Kita tentunya dapat membayangkan apa yang terjadi. Akan terlalu
banyak pekerja disawahnya dan akibatnya justru pekerja tersebut tidak dapat melakukan tugasnya
dengan bail, hingga akibatnya output yang didapatkan justru akan turun. Gambaran di atas menunjukkan
berlakunya Law Of Diminshing Marginal Productivity .

Law of Diminshing Marginal Productivity yaitu : apabila salah satu input ditambah penggunaannya
sedang input-input lainnya tetap maka tambahan output yang dihasilakan dari setiap tambahan satu unit
input yang ditambahan tadi mula-mula meningkat, tetapi kemudian akan menurun apabila input
tersebut terus ditambah.

Hukum ini berlaku pada fungsi produksi jangka pendek, karena pada tahap fungsi produksi yang
berjangka pendek paling tidak salah satu input nya adalah tetap. Adanya input yang tetap jumlahnya ini
akan membatasi kemampuan tambahan output bila ada tambahan input variabel. Oleh karena itu
kemampuan tambahan input variabel untuk menambah output adalah terbatas.

Untuk memperjelas penerapan konsep-konsep yang telah dibahas diatas suatu contoh yang
sederhana akan diberikan. Misalkan untuk memproduksi sesuatu barang diperlukan 2 macam input yaitu
tenaga kerja (L) sebagai input variabel dan tanah (K) sebagai input tetap. Luas tanah yang dapat dipakai
pada proses produksi tersebut misalkan 1 ha. Maka disini yang dapar berubah-ubah jumlah nya adalah
input tenaga kerja. Kalau tenaga kerja ditambahkan satu demi satu pada tanah yang dikerjakan tersebut
dan jumlah output menghitung produksi rata-rata dan produktivitas marginal. Misalkan hasil yang
didapat sebagai berikut :

Tabel l.1

tanah (k)

Tenaga(l)

Total prod. (Q)

prod rata-rata(APPl)

Prod Marginal(MPPl)

10

10

10

30
15

20

60

20

30

80

20

20

90

18

10

96

16

98
14

98

12,3

0,7

99

11

0,3

10

99

9,9

11

97

8,8

-2

12

92
7,7

-5

Dari data-data yang terdapat ditabel tersebut dapat dibuat grafiknya seperti dibawah ini.

Gambar ll.4

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ketiga fungsi tersebut memiliki bentuk yang khusus dan
ketiganya memiliki hubungan-hubungan yang sifatnya khusus.

*TPP: - di Antara O-A cembung terhadap titik origin

- titik A ke kanan cekung terhadap titik origin

*TPP: - di kiri titik B meningkat

- di titik B mencapai maksimum

- di kanan titik B menurun namun tidak pernah berpotongan dengan sumbu horizontal (tidak
pernah sama dengan 0)

*MPP: - di kiri titik A meningkat

-dititik A mencapai maksimum

-di kanan titik A menurunkan

-dititik C sama dengan nol

-dikanan titik C nilainya negatif

Dari gambar tersebut kalau kita perhatikan dengan seksama akan nampak adanya 3 titik maksimum,
yaitu MPP, APP, dan TPP. Hal ini cukup menarik untuk disimak karena masing-masing titik maksimum tadi
memiliki arti yang tersendiri. Seperti disebutkan dibawah ini:

- Titik A : di titik ini MPP mencapai angka maksimum, ini menunjukkan bahwa di titik ini Law of
Diminishing Marginal Rate Return mulai berlaku

- Titik B : di titik ini APP mencapai angka maksimum menunjukkan bahwa di titik ini Law of
Diminishing Average Rate Return mulai berlaku

- Titik C : di titik ini TPP mencapai angka maksimum, ini menunjukkan bahwa di titik ini Law of
Diminishing Total Production Rate Return mulai berlaku
. Hubungan Antara TPP,MPP dan APP

Dari gambar sebelumnya dapat dilihat adanya hubungan yang istimewa antara TP,MPP dan APP.
Di titik A di mana MPP mencapai nilai maksimum kurva TPP berubah bentuknya dari cembung terhadap
titik origin menjadi cekung terhadap titik origin. Oleh karena itu titik A disebut sebagai titik INFLEKSI atau
INFLECTION POINT. Sedangkan di titik B dimana APP mencapai nilai maksimum kurva MPP memotong
APP dari atas, dan pada saat ini kurva TPP bersinggungan dengan garis lurus dari titik origin dengan slope
yang terbesar. Dan pada titik C dimana TPP mencapai angka maksimum besarnya MPP adalah nol.

3. bukti MPP Memotong APP pada Titik Maksimumnya

Misalkan untuk memproduksi suatu output diperlukan satu macam input variabel dan input
yang lainnya tetap, hingga dapat dituliskan Q=f(L). Dimana Q menunjukkan tingkat output dan L adalah
input variabel. Maka dari fungsi tersebut dapat di turunkan :

TPP = f(L)

APP = f(L)/L

MPP = f’(L) – df(L)/Dl

Kondisi yang harus dipenuhi agar APP mencapai maksimum adalah :

(df(L)/L)/(d(L))= 0

(df(L)-f(L))/L2= 0

1/L2(f’(L)-f(L)/L)=0

ð => F’(L)=f(L)/L

Jadi MPP = APP

Seperti telah dijelaskan didepan bahwa hubungan antara fungsi-fungsi total produksi, marginal
produksi dan produksi rata-rata memiliki sifat-sifat yang khusus. Hubungan yang khusus ini dapat
digunakan untuk merumuskan tahap-tahap fungsi produksi.

4. Tahap-tahap Produksi

Ada 3 tahap dalam fungsi produksi yang masing-masing memiliki sifat-sifat yang khusus. Tahap-
tahapannya adalah sebagi berikut :

· TAHAP I

Pada tahap ini : - APP input variabel meningkat


-MPP input variabel meningkat

Ini berarti input tetap digunakan relatif terlalu banyak dibandingkan dengan penggunaan input tetap.
Oleh karena itu tahap ini bukan merupakan tahap produksi yang rasional bagi produsen, karena tiap
tambajan satu unit input variabel akan menambah tambahan output dengan jumlah yang lebih besar.
Sehingga produsen yang rasional tidak akan berproduksi di tahap ini.

· TAHAP II

Pada tahap ini : - APP input variabel menurun

-MPP input variabel menurun

Ini berarti baik penggunaan input tetapmaupun input variabel adalah sudah rasional, karena
pada tahap ini tambahan penggunaan input variabel sudah mulai menurunkan baik APP maupun MPP.
Jadi tahap ini adalah tahap yang rasional bagi produsen yang berproduksi.

Ini berarti input variabel relatif terlalu banyak digunakan dibandingkan dengan penggunaan
input tetap. Sehingga adalah tidak rasional bagi produsen untuk berproduksi di daerah ini, karena
tambahan input variabel justru akan menurunkan tingkat total output.

Tahap produksi yang rasional digunakan adalah tahap II, karena pada tahap ini penggunaan input tetap
mapupun variabel proporsional.

Dengan melihat gambar di atas nampaklah bahwa :

- Tahap I produksi terletak di antara titik O dan A

- Tahap II produksi terletak di antara titik A dan B

- Tahap produksi terletak pada titik B ke kanan.

Kalau di perhatikan dengan seksama akan terlihat bahwa dititik B besarnya APP input variabel adalah
maksimum. Titik ini juga di namakan EXTENSIVE MARGIN, karena merupakan batas penggunaan input
tetap terlalu banyak. Dan titik C MPP input variabel adalah nol. Titik ini dinamakan INTENSIVE MARGINE,
karena merupakan batas penggunaan input variabel terlalu banyak.
Seperti sudah dijelaskan bahwa tahap produksi yang rasional adalah pada tahap II. Ini berarti seorang
produsen yang rasional akan berproduksi di daerah di antara extensive margin dan intensive margin. Ini
berarti input tetap mapun input variabel tidak digunakan relatif terlalu banyak atau terlalu sedikit.

ulan yaser di 11/03/2012 02:34:00 PM

Berbagi

http://blogcoebacoeba.blogspot.co.id/2012/11/fungsi-produksi.html?m=1

annazigans

Senin, 13 April 2015

Fungsi Produksi

Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi
kebutuhan dan orang yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau dipasarkan disebut
produsen. Untuk dapat melakukan kegiatan produksi, seorang produsen membutuhkan faktor – faktor
produksi.

Terdapat 2 macam faktor produksi yaitu :

1. Faktor Produksi Asli

Yang termasuk faktor produksi asli antara lain sebagai berikut :

a. Alam. Contohnya : tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuh – tumbuhan, hewan, barang tambang.

b. Tenaga kerja. Tanpa adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan dapat dirubah
atau diolah menjadi barang hasil produksi.

2. Faktor Produksi Turunan

Yang termasuk faktor produksi turunan adalah modal dan keahlian.


Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output). Misalkan kita
memproduksi jeans, dalam fungsi produksi, jeans itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau
salah satu komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat
tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi yang lain. Misalnya penurunan
jumlah mesin diganti dengan penambahan tenaga kerja. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis
sebagai berikut :

Q = f(L, R, C, T)

Dimana :

Q = jumlah barang yang dihasilkan (quantity)

F = symbol persamaan (function)

L = tenaga kerja (labour)

R = kekayaan alam (resources)

C = modal (capital)

T = teknologi (technology)

Fungsi produksi secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

Q + f ( K, L, R, T )

Dimana:

Q = Output; K = Kapital/modal; L = Labor/tenaga kerja; R = Resources/sumber daya; T = Teknologi

Produksi Jangka Pendek adalah produksi yang menggunakan input tetap dan input variabel.

Hubungan Kurva TP, APL, dan MP

Hubungan Kurva TP, APL, dan MP

Tahap awal menunjukkan tenaga kerja yang masih sedikit, apabila ditambah akan meningkatkan total
produksi (TP), produksi rata-rata (AP) dan produksi marginal (MP). Tahap kedua, TP terus meningkat
sampai produksi optimum sedang AP menurun dan MP menurun sampai titik nol. Tahap terakhir yaitu
penambahan tenaga kerja menurunkan TP dan AP, sedangkan MP negatif.
Produksi Jangka Panjang adalah produksi yang semua inputnya dapat dirubah.

a. Kurva produksi sama (isoquant)

Isoquant menunjukan kombinasi dua macam input yang berbeda yang menghasilkan output yang sama.

Kurva Produksi Sama (Isoquant)

Kurva Produksi Sama (Isoquant)

Sumber

Anna Al Anwar di 09.37

http://anna-mollen.blogspot.co.id/2015/04/fungsi-produksi.html?m=1

Abstraksi Ekonomi

Kumpulan Abstraksi dan Landasan Teori Penelitian Ekonomi, Managemen, dan Akuntansi

Teori Produksi, Fungsi Produksi, Isocost dan Isoquant

Produksi adalah suatu kegiatan memproses input (faktor produksi) menjadi suatu output. Produsen
dalam melakukan kegiatan produksi, mempunyai landasan teknis yang didalam teori ekonomi yang
disebut “Fungsi Produksi”.

Fungsi Produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan hubungan ketergantungan (fungsional)
antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang dihasilkan.

Fungsi produksi secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

Q + f ( K, L, R, T )
Dimana:

Q = Output; K = Kapital/modal; L = Labor/tenaga kerja; R = Resources/sumber daya; T = Teknologi

Produksi Jangka Pendek adalah produksi yang menggunakan input tetap dan input variabel.

Hubungan Kurva TP, APL, dan MP

Hubungan Kurva TP, APL, dan MP

Tahap awal menunjukkan tenaga kerja yang masih sedikit, apabila ditambah akan meningkatkan total
produksi (TP), produksi rata-rata (AP) dan produksi marginal (MP). Tahap kedua, TP terus meningkat
sampai produksi optimum sedang AP menurun dan MP menurun sampai titik nol. Tahap terakhir yaitu
penambahan tenaga kerja menurunkan TP dan AP, sedangkan MP negatif.

Produksi Jangka Panjang adalah produksi yang semua inputnya dapat dirubah.

a. Kurva produksi sama (isoquant)

Isoquant menunjukan kombinasi dua macam input yang berbeda yang menghasilkan output yang sama.

Kurva Produksi Sama (Isoquant)

Kurva Produksi Sama (Isoquant)

http://abstraksiekonomi.blogspot.co.id/2013/12/teori-produksi-fungsi-produksi-isocost.html?m=1

ips Trik Tutorial

Tempatnya Berbagi Ilmu dan Wawasan terutama tentang Blogger, Internet, Komputer dan Akuntansi
Pajak

Minggu, 27 Oktober 2013

Pengertian The Law of Diminishing Returns


Pengertian The Law of Diminishing Returns? Law of diminishing returns adalah sebuah hukum dalam
ekonomi yang menjelaskan tentang proporsi input yang tepat untuk mendapatkan output maksimal.

Teori ini menjelaskan bahwa ketika input yang kita miliki melebihi kapasitas produksi dari input, maka
return (pendapatan) kita akan semakin menurun. Terdapat tiga tingkat dalam teori ini, yaitu fase
increasing return (pendapatan yang meningkat), fase kedua dimana pendapatan tetap meningkat tapi
pada intensitas yang lebih rendah dan fase ketiga adalah diminishing returns.

Fase pertama adalah fase increasing returns. Contoh logis adalah misalnya kita mempunyai sawah,
dengan input petani. Satu sawah memiliki kapasitas petani sebanyak 10 orang. Maka, ketika kita
menempatkan satu orang petani disana, kita akan mendapatkan output (beras). Begitu juga jika
ditambah terus sampai misalnya angka 7. Ketika level petani sudah berada pada angka 7, output akan
stabil dan terus menerus meningkat. Begitu juga jika sampai 8, 9 dan 10, pendapatan terus meningkat.

Namun, pendapatan ketika 7 petani disawah dengan 10 petani berbeda. Secara logika kita bisa melihat,
misalnya saja para petani, ketika semakin banyak yang terlibat, akan secara psikologis bertambah malas.
Atau mereka juga bisa bertambah susah dalam bekerja, karena sawah yang mereka garap semakin
penuh. Tapi, pendapatan tetap meningkat. Oleh karena itu, posisi ketika petani sebanyak 8 sampai 10
bisa dikatakan fase 2 dari teori ini.

Fase 3 adalah fase diminishing. Bayangkan jika sawah yang oleh 10 orang saja sudah sempit, ditambah
lagi dengan 1,2, bahkan tiga orang lagi. Maka sawah akan semakin penuh. Disinilah timbul pendapatan
yang menurun. Petani yang ada disana tidak produktif. Bahkan, pemilik sawah juga harus membayar
lebih dari 10 petani, yang mana sawah itu sendiri hanya bisa menghasilkan output yang dilakukan oleh
10 petani.

Otomatis, pemilik sawah harus membayar lebih untuk itu, sehingga pendapatan mereka akan semakin
menurun. Sawah juga akan semakin sesak jika diisi oleh lebih dari 10 orang, bisa jadi mereka justru
mencangkul kaki dari petani yang lain, karena lahan nya sudah habis.

Demikianlah mengapa pendapatan bisa justru menurun jika angka buruh pada suatu pabrik terlalu
banyak. Pabrik bisa rugi dan tidak bisa membayar para buruh, sehingga sampailah pada keputusan untuk
melakukan PHK.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2079431-law-diminishing-
return/#ixzz2iwaN9CdJ

Bambang Hariyanto di 10.26

Berbagi

http://www.bambanghariyanto.com/2013/10/pengertian-law-of-diminishing-returns.html?m=1

TEORI EKONOMI MIKRO

Rabu, 01 April 2015

The Law of Diminishing Return

The Law of Diminishing Return dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi dari Inggris, DavidRichardo
(1772-1823). David mengemukakan bahwa, jika kita menambah terus-menerus salah satu unit input
dalam jumlah yang sama, sedangkan input yang lain tetap, maka mula-mula akan terjadi tambahan
output yang lebih dari proporsional (increasing return), tapi pada titik tertentu hasil lebih yang kita
peroleh akan semakin berkurang (diminshing return).

Misalnya, :

Seseorang membudidayakan wortel di lahannya. Penggunaan Pupuk sebagai salah satu input tentu akan
menunjang keberhasilan panen Wortel tersebut. Namun, yang perlu diperhatikan adalah Pupuk tersebut
harus digunakan sesuai dengan proporsi yang dibutuhkan. Apabila Pupuk yang dipakai proporsional
maka hasil panen pun akan baik. Sebaliknya, jika pupuk terus menerus ditambahkan justru akan
menimbulkan dampak buruk terhadap pertumbuhanya, sehingga yang terjadi panen Wortel akan
menurun.

Pengertian:

The Law of Diminishing Return adalah sebuah hukum dalam ekonomi yang menjelaskan tentang
proporsi input yang tepat untuk mendapatkan output maksimal. Teori ini menjelaskan bahwa ketika
input yang kita miliki melebihi kapasitas produksi dari input, maka return (pendapatan) kita akan
semakin menurun. Terdapat tiga tingkat dalam teori ini, yaitu fase increasing return (pendapatan yang
meningkat), fase kedua dimana pendapatan tetap meningkat tapi pada intensitas yang lebih rendah dan
fase ketiga adalah diminishing returns.

Asumsinya:

Hanya 1 variabel yang berubah dengan lainnya tetap.

Teknologi yang digunakan dalam proses produksi tidak berubah.

Sifat koefisien produksi adalah berubah-ubah.

1. Cara Meningkatkan jumlah dan mutu produksi diantaranya adalah:

a. Ekstensifikasi b. Intensifikasi c. Spesialisasi d. Diversifikasi e. Mendorong investasi f. Memberikan


proteksi.

2. Bidang lapangan produksi diantaranya:

a. Bidang pertanian dan agraris. b. Bidang perdagangan. c. Bidang pertambangan (ekstraktif) d. Bidang
industri. e. Bidang jasa dan perbankan

3. Tingkatan dalam produksi:

a. Tingkat produksi primer seperti Pertanian, Pertambangan, Kehutanan.

b. Tingkatan produksi sekunder seperti: Industri, Konstruksi, Kerajinan tangan.

c. Tingkatan produksi tersier seperti Perdagangan, Angkutan, Asuransi dan Perbankan.

Teori Fungsi Produksi

1. Pengertian Definisi Produksi

Secara umum, produksi dapat diartikan sebagai kegiatan optimalisasi dari faktor-faktor produksi seperti,
tenaga kerja, modal, dan lain-lainnya oleh perusahaan untuk menghasilkan produk berupa barang-
barang dan jasa-jasa. Secara teknis, kegiatan produksi dilakukan dengan mengombinasikan beberapa
input untuk menghasilkan sejumlah output. Dalam pengertian ekonomi, produksi didefinisikan sebagai
usaha manusia untuk menciptakan atau menambah daya atau nilai guna dari suatu barang atau benda
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Contoh Produksi adalah menanam padi, menggiling padi, mengangkut beras, memperdagangkan beras,
dan menjual nasi dan makanan. Contoh yang lebih modern adalah produksi pembuatan benang,
produksi pembuatan kain, produksi pembuatan baju, memperdagangkan baju, produksi pembuatan
kendaraan bermotor, dan produksi pembuatan computer dan sebagainya.

1) Tujuan produksi

Bedasarkan pada kepentingan produsen, Tujuan Produksi adalah Untuk menghasilkan barang yang dapat
memberikan laba. Tujuan tersebut dapat tercapai, jika barang atau jasa yang diproduksi sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sasaran kegiatan produksi adalah
melayani kebutuhan masyarakat atau untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat secara umum.

2) Fungsi Produksi

Adalah suatu fungsi atau persamaan yang menyatakan hubungan antara tingkat output dengan tingkat
penggunaan input-input. Kegiatan produksi melibatkan dua variabel yang mempunyai hubungan
fungsional atau saling memengaruhi, yaitu:

1. berapa output yang harus diproduksi, dan

2. berapa input yang akan dipergunakan.

Dengan demikian, yang disebut fungsi produksi adalah hubungan fungsional atau sebab akibat antara
input dan output. Dalam hal ini input sebagai sebab, dan output sebagai akibat. Atau input sebagai
variabel bebas dan output sebagai variabel tak bebas. Input produksi dikenal juga dengan factor-faktor
produksi, dan ouput produksi dikenal juga dengan jumlah produksi. Hubungan antara jumlah output Q
dengan jumlah input yang dipergunakan dalam produksi X1, X2, X3, … Xn, secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:

Q = f (X1, X2, X3, … Xn) Q = output X = input

Ketika input-input produksi terdiri dari capital, labour, resources dan technology maka persamaan
produksi menjadi sebagai berikut:

Q = f (C, L, R, T)

Q = Quantity, atau jumlah barang yang dihasilkan

f = Fungsi, atau simbol persamaan fungsional

C = Capital, atau modal atau sarana yang digunakan

L = Labour, tenaga kerja


R = Resources, sumber daya alam

T = Technology, teknologi dan kewirausahaan

Persamaan tersebut menjelaskan bahwa output dari suatu produksi merupakan fungsi atau dipengaruhi
atau akibat dari input. Artinya setiap barang yang dihasilkan dari produksi akan tergantung pada
jenis/macam dari input yang digunakan. Perubahan yang terjadi pada input akan menyebabkan
terjadinya perubahan pada output.

Dalam ilmu ekonomi, Teori produksi dibedakan menjadi teori Produksi dengan Satu Input Variabel dan
teori produksi dua input variable.

a) Teori Produksi Dengan Satu Input Variabel

Dengan mengamsumsikan beberapa input dianggap konstan dalam jangka pendek dan hanya satu
faktor produksi yaitu tenaga yang dapat berubah, maka fungsi produksinya dapat ditulis sebagai berikut:
Q = f(L)

Persamaan produksi ini menjadi sangat sederhana kerana hanya melibatkan tenaga kerja untuk
mendapatkan tingkat produksi suatu barang tertentu. Artinya, factor produksi yang dapat berubah dan
mempengaruhi tingkat produksi adalah hanya jumlah tenaga kerja. Jika perusahaan berkeinginan untuk
menambah Tingkat produksi, maka perusahaan hanya dapat menambah jumlah tenaga kerja.

b) Teori Produksi Dengan Dua Input Variabel

Jika factor produksi yang dapat berubah adalah jumlah tenaga kerja dan jumlah modal atau sarana yang
digunakan, maka fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai berikut: Q = f(L, C)

Pada fungsi produksi ini diketahui, bahwa tingkat produksi dapat berubah dengan merubah factor tenaga
kerja dan atau jumlah modal. Perusahaan mempunyai dua alternative jika berkeinginan untuk
menambah tingkat produksinya. Perusahaan dapat meningkatkan produksi dengan menambah tenaga
kerja, atau menambah modal atau menambah tenaga kerja dan modal.

Sumber :

http://prospekdinar.blogspot.com/2011/08/law-of-diminishing-marginal-utility.html

tanggal download : 4/01/2015 Jam : 11:34 PM

Pustaka:

1. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama,
Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
2. Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetatakan
Ke 26, Jakarta.

filko stannado at 11:53 PM

Berbagi

https://cyeberfu.blogspot.co.id/2015/04/the-law-of-diminishing-return.html?m=1

KOMPAK

buatku bahagia buatku berarti buat hidupku jadi lebih bermakna

4.11.14

Pengertian The Law of Diminishing Return

the law of diminishing return adalah kenaikan hasil yang semakin menurun, dimana yang dimaksud
adalah pada kondisi tertentu semakin ditambahkan suatu faktor produksi malah akan semakin menurun.
mengapa demikian???untuk lebih jelasnya kita liat pada kurva the law of diminishing return.

keterangan : TP = Total Produksi

AP = Average product atau rata-rata produksi

MP = Marginal product

kurva the low of diminishing return terbagi menjadi 3 daerah yaitu stage 1,2, dan 3.

stage 1 dimana setiap penambahan faktor produksi mengakibatkan kenaikan hasil. hal itu terus terjadi
sampai pada titik A yang disebut titik inflection point atau titik balik, dimana Pada titik balik (inflection
point) terjadi perubahan dari kenaikan hasil bertambah menjadi kenaikan hasil berkurang, di mana
produk marginal mencapai maksimum sedangkan produk rata-rata masih terus naik. pada garis
sepanjang A sampai B setiap faktor produksi yang ditambahkan masih dapat mengakibatkan kenaikan
hasil namun dengan penambahan yang tidak sebesar pada saat di garis sebelum titik A. pada titik B yaitu
disebut titik optimum dimana MP = AP. sedangkan titik C adalah titik maksimum dimana MP = 0, artinya
penambahan faktor produksi tidak daapat mengakibatkan kenaikanhasil sama sekali atau 0. kemudian
jika ditambahkan faktor produksi lagi justru kenaikan hasil yang dihasilkan akan negatif.

di 11:01 AM
Share

http://blogerima.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-law-of-diminishing-return.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai