TEORI PRODUKSI
EKONOMI MANAJERIAL E
KELOMPOK 3
ANGGOTA :
REZA FERMANA (A021221070)
ANDI M. FARID HADI (A021221081)
ANDI M. FAKHRUL WAHYUDI (A021221107)
DWI BERLIANI PUTRI (A021221123)
AYUBTA RIZQIN KHARAHMAN (A021221124)
PEMBAHASAN
1. Konsep Produksi
a. Pengertian Produksi
Produksi adalah proses untuk mengubah input menjadi output yang berupa barang/jasa.
Misal, perusahaan Kacang Kurcaci menggunakan tenaga kerja, mesin-mesin, kacang mentah,
dan bahan-bahan lain untuk menghasilkan kacang oven. Konsultan pajak menggunakan tenaga
kerja yang ahli di bidang perpajakan, komputer dan software perpajakan, ruang kantor, dan alat
telekomunikasi dalam menghasilkan jasa pelayanan penghitungan pajak klien
b. Faktor-Faktor Produksi
Untuk menjalankan proses produksi, produsen memerlukan dukungan beberapa elemen
sebagai dasar kegiatan tersebut. Menurut penjelasan dalam modul Ekonomi (2019) karya Wiwit
Yuliani, unsur-unsur produksi ini mencakup faktor alam, tenaga, modal, dan keahlian. Faktor
alam dan tenaga, yang disebut sebagai faktor asli, merupakan dua elemen pertama. Di sisi lain,
faktor modal dan keahlian, yang disebut sebagai faktor turunan, merupakan dua elemen
berikutnya. Seseorang yang memiliki satu atau lebih dari elemen-elemen produksi ini dapat
terlibat dalam kegiatan produksi di masyarakat. Berikut adalah penjelasan dari 4 faktor:
1. Faktor produksi alam (Natural Resources)
Faktor Produksi Alam merupakan semua elemen yang dapat dimanfaatkan dari
lingkungan sekitar untuk kegiatan produksi. Karena bersumber dari alam, faktor ini dianggap
sebagai unsur asli. Contohnya termasuk tanah, air, udara, barang tambang, pohon, dan
sebagainya.
2. Faktor produksi tenaga kerja (Labour)
Faktor Produksi Tenaga Kerja melibatkan peran pekerja dalam menjalankan kegiatan
produksi. Tenaga kerja umumnya dapat dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan kualifikasinya.
Pertama, tenaga kerja terdidik memerlukan pendidikan khusus untuk memenuhi syarat pekerjaan,
seperti dokter, psikolog, dan pengacara. Kedua, tenaga kerja terampil memiliki keahlian khusus,
seperti montir, sopir, atau tukang cukur. Ketiga, tenaga kerja tidak terdidik/tidak terlatih adalah
pekerja tanpa pendidikan formal atau kursus keterampilan, seperti tukang sapu atau buruh
angkut.
3. Faktor produksi modal (Capital)
Faktor Produksi Modal adalah sumber daya awal yang digunakan dalam produksi barang
atau jasa. Modal dapat dibagi berdasarkan sumber, bentuk, kepemilikan, dan sifatnya. Contohnya
adalah modal sendiri yang berasal dari pemilik perusahaan atau modal asing dari pihak eksternal.
Modal dapat berbentuk konkret, seperti mesin dan gedung, atau abstrak, seperti hak paten.
Kepemilikan modal dapat individu, seperti hasil investasi saham, atau umum, seperti fasilitas
umum yang dimiliki pemerintah.
4. Faktor produksi keahlian (Skill)
Faktor Produksi Keahlian mencakup keterampilan untuk efektif mengelola faktor-faktor
produksi guna menghasilkan barang atau jasa. Ini melibatkan keahlian manajerial dalam
mengatur sumber daya manusia, keahlian teknologi untuk memaksimalkan proses produksi, dan
keahlian organisasi untuk mengelola kegiatan perusahaan secara efisien.
c. Fungsi Produksi
Dalam dunia ekonomi, Fungsi Produksi menjadi pokok dalam pemahaman perusahaan
tentang bagaimana faktor-faktor produksi memengaruhi hasil akhir. Ini adalah semacam
hubungan matematis atau grafis yang menjelaskan bagaimana perubahan dalam penggunaan
faktor produksi (input) memengaruhi output atau hasil produksi (barang atau jasa). Fungsi
Produksi adalah alat yang sangat berguna dalam membantu perusahaan membuat keputusan
mengenai efisiensi produksi mereka.
Fungsi Produksi mempertimbangkan dua jenis faktor produksi utama: input variabel,
yang dapat diubah dalam jangka pendek seperti jumlah tenaga kerja dan bahan baku, serta input
tetap, yang sulit diubah dalam jangka pendek seperti mesin dan fasilitas produksi. Ini dinyatakan
dalam bentuk persamaan matematis, seperti Q = f(L, K), di mana Q adalah jumlah output, L
adalah jumlah tenaga kerja, dan K adalah jumlah modal. Selain itu, ada juga konsep penting yang
disebut Hukum Tambahan Marginal, yang menjelaskan bahwa dalam jangka pendek,
penambahan satu jenis input dapat menghasilkan peningkatan produksi yang berkurang seiring
dengan tambahan input tersebut. Fungsi Produksi juga membantu produsen dalam memahami
tahapan produksi yang berbeda, dari fase peningkatan produksi hingga fase penurunan produksi.
➢ Produksi Marginal
Produksi marginal atau Marginal Product (MP) adalah tambahn total hasil produksi yang
diakibatkan oleh pertambahan jumlah faktor produksi variabel yang digunakan. Sehingga jika
dituliskan dalam persamaan, akan menjadi sebagai berikut :
𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 ∆𝑄
𝑀𝑃 = 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
= ∆𝐿
Dari keterangan-keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam produksi dengan
satu input variabel berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang atau The Law of
Diminishing Return. Hukum ini menyatakan bahwa output yang diterima dari proses produksi
akan semakin menurun apabila input variabel yang digunakan mangalami pertambahan secara
terus-menerus.
Output atau hasil produksi yang dihasilkan secara rata-rata akan terus menurun nilainya
karena faktor produksi variabel yang digunakan semakin besar sedangkan faktor produksi
tetapnya bernilai tetap. Sehingga jika hal ini dilakukan terus menerus maka total produksi juga
akan menurun nilainya. Hal itu dikarenakan faktor produksi tetap semakin lama nilainya juga
akan habis. Misalkan saja terdapat sepetak tanah. Tanah tersebut selalu digarap dan ditanami
tumbuh-tumbuhan secara terus menerus tanpa henti. Sehingga semakin lama tanah tersebut akan
kehilangan kesuburannya dan tumbuh-tumbuhan itu akan mati. Hal itu dikarenakan unsur hara
yang terdapat pada tanah tersebut akan hilang atau habis.
Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan dalam diagram sebagai berikut :
Kurva diatas menunjukkan bahwa terdapat peristiwa yang terjadi pada tiap-tiap tahapnya.
Masing-masing tahap menunjukkan elastisitas produksi yang nilainya berbeda-beda. Elastisitas
Produksi (Ep) adalah rasio perubahan dari output yang dihasilkan yang diakibatkan dari
perubahan input yang digunakan. Ep dapat dituliskan sebagai berikut :
∆𝑄 𝑄
𝐸𝑝 = ∆𝐿
. 𝐿
Karena ∆𝑄⁄∆𝐿 merupakan MP, maka besar kecilnya Ep bergantung pada besar kecilnya
nilai MP.
Terdapat tiga tahapan yang ada pada diagram tersebut. Tahap I pada kurva diatas adalah
bagian yang menunjukkan input variabel atau tenaga kerja yang masih sedikit sedangkan
ouputnya relatif besar. Sehingga jika input variabel terus ditambah maka TP, MP, dan AP akan
terus bertambah nilainya. Tahap II menunjukkan produksi total terus naik hingga mencapai titik
optimum atau titik tertingginya, sedangkan AP dan MP terus menurun hingga MP mencapai titik
nol. Pada Tahap III menunjukkan jumlah tenaga kerja yang semakin banyak. Hal itu membuat
TP, AP, dan MP menurun, bahkan kurva MP berada di bawah garis origin atau garis nol.
Konsep penurunan hasil sering disederhanakan dalam model ekonomi klasik. Namun,
menjelaskan bahwa konsep ini penting dalam ekonomi manajerial dan dapat diterapkan dalam
berbagai situasi bisnis. Misalnya, ketika perusahaan meningkatkan produksi, biaya tenaga kerja
mungkin akan meningkat, tetapi jika produktivitas tenaga kerja menurun, biaya per unit output
akan meningkat dan perusahaan mungkin tidak menghasilkan keuntungan yang diharapkan.
Konsep pertambahan dan penurunan hasil juga terkait dengan skala produksi. Dalam produksi
dengan skala ekonomi, pertambahan hasil terjadi ketika peningkatan input menghasilkan
peningkatan output yang lebih besar daripada input yang ditambahkan, sehingga biaya per unit
output menurun. Sebaliknya, dalam produksi dengan skala disekonomi, penurunan hasil terjadi
ketika peningkatan input menghasilkan peningkatan output yang lebih kecil daripada input yang
ditambahkan, sehingga biaya per unit output meningkat. Dalam pengambilan keputusan
manajemen, penting untuk mempertimbangkan konsep pertambahan dan penurunan hasil serta
skala produksi untuk menentukan tingkat input yang optimal dan mencapai output yang
diinginkan
3. Aplikasi Isoquant
Isoquant dapat membantu perusahaan dalam menentukan kombinasi optimal dari faktor produksi
yang diperlukan untuk mencapai tingkat output yang diinginkan. Dengan mengetahui kombinasi
faktor produksi yang paling efisien, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi produksi dan
mengurangi biaya produksi.
faktor produksi.