Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PAPER

TEORI PRODUKSI
EKONOMI MANAJERIAL E

KELOMPOK 3
ANGGOTA :
REZA FERMANA (A021221070)
ANDI M. FARID HADI (A021221081)
ANDI M. FAKHRUL WAHYUDI (A021221107)
DWI BERLIANI PUTRI (A021221123)
AYUBTA RIZQIN KHARAHMAN (A021221124)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
PENDAHULUAN
Teori produksi adalah salah satu konsep sentral ilmu ekonomi yang menjelaskan
bagaimana suatu bisnis atau produsen mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk
memproduksi barang dan jasa. Teori ini memberikan dasar yang kuat untuk memahami
bagaimana keputusan produksi dibuat, bagaimana mencapai efisiensi, dan bagaimana
mengoptimalkan produksi untuk mencapai tujuan ekonomi. Di masa yang penuh gejolak ini,
pemahaman yang kuat tentang teori produksi menjadi semakin penting bagi dunia usaha,
pemerintah, dan individu yang terlibat dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Tujuan makalah ini adalah untuk mempelajari konsep-konsep kunci dalam teori produksi,
meliputi faktor-faktor produksi, fungsi produksi, dan lainnya. Kami juga akan membahas
pentingnya peran teknologi dalam manufaktur, konsep keuntungan dan biaya, serta
pertimbangan penting lainnya yang mempengaruhi keputusan manufaktur. Dengan pemahaman
menyeluruh tentang teori produksi, kita dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas, mengoptimalkan sumber daya, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan.

PEMBAHASAN
1. Konsep Produksi
a. Pengertian Produksi
Produksi adalah proses untuk mengubah input menjadi output yang berupa barang/jasa.
Misal, perusahaan Kacang Kurcaci menggunakan tenaga kerja, mesin-mesin, kacang mentah,
dan bahan-bahan lain untuk menghasilkan kacang oven. Konsultan pajak menggunakan tenaga
kerja yang ahli di bidang perpajakan, komputer dan software perpajakan, ruang kantor, dan alat
telekomunikasi dalam menghasilkan jasa pelayanan penghitungan pajak klien
b. Faktor-Faktor Produksi
Untuk menjalankan proses produksi, produsen memerlukan dukungan beberapa elemen
sebagai dasar kegiatan tersebut. Menurut penjelasan dalam modul Ekonomi (2019) karya Wiwit
Yuliani, unsur-unsur produksi ini mencakup faktor alam, tenaga, modal, dan keahlian. Faktor
alam dan tenaga, yang disebut sebagai faktor asli, merupakan dua elemen pertama. Di sisi lain,
faktor modal dan keahlian, yang disebut sebagai faktor turunan, merupakan dua elemen
berikutnya. Seseorang yang memiliki satu atau lebih dari elemen-elemen produksi ini dapat
terlibat dalam kegiatan produksi di masyarakat. Berikut adalah penjelasan dari 4 faktor:
1. Faktor produksi alam (Natural Resources)
Faktor Produksi Alam merupakan semua elemen yang dapat dimanfaatkan dari
lingkungan sekitar untuk kegiatan produksi. Karena bersumber dari alam, faktor ini dianggap
sebagai unsur asli. Contohnya termasuk tanah, air, udara, barang tambang, pohon, dan
sebagainya.
2. Faktor produksi tenaga kerja (Labour)
Faktor Produksi Tenaga Kerja melibatkan peran pekerja dalam menjalankan kegiatan
produksi. Tenaga kerja umumnya dapat dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan kualifikasinya.
Pertama, tenaga kerja terdidik memerlukan pendidikan khusus untuk memenuhi syarat pekerjaan,
seperti dokter, psikolog, dan pengacara. Kedua, tenaga kerja terampil memiliki keahlian khusus,
seperti montir, sopir, atau tukang cukur. Ketiga, tenaga kerja tidak terdidik/tidak terlatih adalah
pekerja tanpa pendidikan formal atau kursus keterampilan, seperti tukang sapu atau buruh
angkut.
3. Faktor produksi modal (Capital)
Faktor Produksi Modal adalah sumber daya awal yang digunakan dalam produksi barang
atau jasa. Modal dapat dibagi berdasarkan sumber, bentuk, kepemilikan, dan sifatnya. Contohnya
adalah modal sendiri yang berasal dari pemilik perusahaan atau modal asing dari pihak eksternal.
Modal dapat berbentuk konkret, seperti mesin dan gedung, atau abstrak, seperti hak paten.
Kepemilikan modal dapat individu, seperti hasil investasi saham, atau umum, seperti fasilitas
umum yang dimiliki pemerintah.
4. Faktor produksi keahlian (Skill)
Faktor Produksi Keahlian mencakup keterampilan untuk efektif mengelola faktor-faktor
produksi guna menghasilkan barang atau jasa. Ini melibatkan keahlian manajerial dalam
mengatur sumber daya manusia, keahlian teknologi untuk memaksimalkan proses produksi, dan
keahlian organisasi untuk mengelola kegiatan perusahaan secara efisien.

c. Fungsi Produksi
Dalam dunia ekonomi, Fungsi Produksi menjadi pokok dalam pemahaman perusahaan
tentang bagaimana faktor-faktor produksi memengaruhi hasil akhir. Ini adalah semacam
hubungan matematis atau grafis yang menjelaskan bagaimana perubahan dalam penggunaan
faktor produksi (input) memengaruhi output atau hasil produksi (barang atau jasa). Fungsi
Produksi adalah alat yang sangat berguna dalam membantu perusahaan membuat keputusan
mengenai efisiensi produksi mereka.
Fungsi Produksi mempertimbangkan dua jenis faktor produksi utama: input variabel,
yang dapat diubah dalam jangka pendek seperti jumlah tenaga kerja dan bahan baku, serta input
tetap, yang sulit diubah dalam jangka pendek seperti mesin dan fasilitas produksi. Ini dinyatakan
dalam bentuk persamaan matematis, seperti Q = f(L, K), di mana Q adalah jumlah output, L
adalah jumlah tenaga kerja, dan K adalah jumlah modal. Selain itu, ada juga konsep penting yang
disebut Hukum Tambahan Marginal, yang menjelaskan bahwa dalam jangka pendek,
penambahan satu jenis input dapat menghasilkan peningkatan produksi yang berkurang seiring
dengan tambahan input tersebut. Fungsi Produksi juga membantu produsen dalam memahami
tahapan produksi yang berbeda, dari fase peningkatan produksi hingga fase penurunan produksi.

2. Teori Produksi: The Short Run (Jangka Pendek)


a. Produksi Satu Variabel
Produksi satu variabel dalam kerangka Teori Produksi pada jangka pendek adalah konsep
penting dalam ekonomi yang menggambarkan cara perusahaan mengelola produksinya saat
mereka memiliki satu faktor produksi yang dapat diubah (misalnya, tenaga kerja) dan faktor
produksi lain yang dianggap tetap (seperti mesin atau fasilitas).
Pada jangka pendek, perusahaan sering menghadapi batasan dalam hal sumber daya
tertentu yang tidak dapat diubah dengan cepat. Misalnya, mereka mungkin punya mesin dan
pabrik yang sudah ada (faktor produksi tetap), tetapi mereka dapat mengatur sejauh mana tenaga
kerja digunakan (faktor produksi variabel). Dalam situasi ini, perusahaan memutuskan berapa
banyak pekerja yang harus digunakan untuk mencapai tingkat produksi tertentu.
Kurva Produksi Marginal adalah alat utama dalam analisis produksi satu variabel. Ini
adalah grafik yang menunjukkan sejauh mana penambahan satu pekerja lagi akan memengaruhi
produksi tambahan. Pada awalnya, ketika Anda menambahkan lebih banyak pekerja, produksi
biasanya akan meningkat dengan cepat, tetapi pada titik tertentu, pertambahan pekerjaan lebih
lanjut mungkin tidak memberikan peningkatan produksi yang besar, dan bahkan bisa
menyebabkan produksi kurang efisien. Tujuan utama adalah menemukan titik di mana biaya
pekerjaan tambahan seimbang dengan tambahan produksi, yang memungkinkan perusahaan
untuk mencapai produksi yang optimal.
Dalam praktiknya, perusahaan akan memantau permintaan dan biaya tenaga kerja, serta
melihat bagaimana perubahan dalam tenaga kerja dapat memengaruhi keuntungan mereka.
Dengan pemahaman yang baik tentang produksi satu variabel pada jangka pendek, perusahaan
dapat mengambil keputusan yang lebih cerdas dalam mengelola produksi mereka, merespons
perubahan pasar, dan memaksimalkan efisiensi mereka dalam waktu singkat.

b. Hubungan Produksi Total, Produksi Rata-rata dan Marginal Produksi


➢ Produk Total
Produk total merupakan jumlah total dari semua hasil produksi dalam periode tertentu.
Produk total akan berubah sesuai dengan banyaknya faktor produksi variabel yang digunakan.
Kurva yang menunjukkan hubungan antara produksi total dengan satu faktor produksi variabel
sedangkan faktor lainnya dianggap tetap adalah Kurva Produksi atau Total Product (TP). Kurva
tersebut dinotasikan sebagai berikut :
𝑇𝑃 = 𝑓(𝑋)
Dimana TPP merupakan output total atau jumlah produksi total, dan X merupakan
jumlah input variabel yang digunakan. Misalnya jika hanya terdapat satu macam input variabel
yang digunakan yaitu tenaga kerja atau Labour maka dituliskan sebagai berikut :
𝑄 = 𝑓(𝐿)
Dimana Q merupakan tingkat output dan L merupakan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan. Sehingga dari fungsi diatas dapat digambarkan kurva produksi sebagai berikut :
➢ Produksi rata-rata
Produksi rata-rata atau Average Product (AP) adalah jumlah total produksi yang dibagi
dengan faktor produksi yang digunakan selama proses produksi. Produksi rata-rata dinotasikan
dengan fungsi sebagai berikut :
𝑄
𝐴𝑃 = 𝐿
Q merupakan output total atau jumlah hasil produksi sedangkan L merupakan jumlah
Labour atau jumlah tenaga kerja yang digunakan. Sehingga Produksi rata-rata merupakan jumlah
rata-rata produksi oleh setiap tenaga kerja.

➢ Produksi Marginal
Produksi marginal atau Marginal Product (MP) adalah tambahn total hasil produksi yang
diakibatkan oleh pertambahan jumlah faktor produksi variabel yang digunakan. Sehingga jika
dituliskan dalam persamaan, akan menjadi sebagai berikut :

𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 ∆𝑄
𝑀𝑃 = 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
= ∆𝐿
Dari keterangan-keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam produksi dengan
satu input variabel berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang atau The Law of
Diminishing Return. Hukum ini menyatakan bahwa output yang diterima dari proses produksi
akan semakin menurun apabila input variabel yang digunakan mangalami pertambahan secara
terus-menerus.
Output atau hasil produksi yang dihasilkan secara rata-rata akan terus menurun nilainya
karena faktor produksi variabel yang digunakan semakin besar sedangkan faktor produksi
tetapnya bernilai tetap. Sehingga jika hal ini dilakukan terus menerus maka total produksi juga
akan menurun nilainya. Hal itu dikarenakan faktor produksi tetap semakin lama nilainya juga
akan habis. Misalkan saja terdapat sepetak tanah. Tanah tersebut selalu digarap dan ditanami
tumbuh-tumbuhan secara terus menerus tanpa henti. Sehingga semakin lama tanah tersebut akan
kehilangan kesuburannya dan tumbuh-tumbuhan itu akan mati. Hal itu dikarenakan unsur hara
yang terdapat pada tanah tersebut akan hilang atau habis.
Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan dalam diagram sebagai berikut :

Kurva diatas menunjukkan bahwa terdapat peristiwa yang terjadi pada tiap-tiap tahapnya.
Masing-masing tahap menunjukkan elastisitas produksi yang nilainya berbeda-beda. Elastisitas
Produksi (Ep) adalah rasio perubahan dari output yang dihasilkan yang diakibatkan dari
perubahan input yang digunakan. Ep dapat dituliskan sebagai berikut :
∆𝑄 𝑄
𝐸𝑝 = ∆𝐿
. 𝐿
Karena ∆𝑄⁄∆𝐿 merupakan MP, maka besar kecilnya Ep bergantung pada besar kecilnya
nilai MP.
Terdapat tiga tahapan yang ada pada diagram tersebut. Tahap I pada kurva diatas adalah
bagian yang menunjukkan input variabel atau tenaga kerja yang masih sedikit sedangkan
ouputnya relatif besar. Sehingga jika input variabel terus ditambah maka TP, MP, dan AP akan
terus bertambah nilainya. Tahap II menunjukkan produksi total terus naik hingga mencapai titik
optimum atau titik tertingginya, sedangkan AP dan MP terus menurun hingga MP mencapai titik
nol. Pada Tahap III menunjukkan jumlah tenaga kerja yang semakin banyak. Hal itu membuat
TP, AP, dan MP menurun, bahkan kurva MP berada di bawah garis origin atau garis nol.

c. Increasing & Diminishing Returns (Pertambahan dan Penurunan Hasil)


Pertambahan dan penurunan hasil adalah konsep dalam ekonomi yang berkaitan dengan
produktivitas. Pertambahan hasil terjadi ketika peningkatan input menghasilkan peningkatan
output yang lebih besar daripada input yang ditambahkan. Sebaliknya, penurunan hasil terjadi
ketika peningkatan input menghasilkan peningkatan output yang lebih kecil daripada input yang
ditambahkan. Konsep ini penting dalam pengambilan keputusan manajemen, karena dapat
membantu manajer menentukan tingkat input yang optimal untuk mencapai output yang
diinginkan.

Konsep penurunan hasil sering disederhanakan dalam model ekonomi klasik. Namun,
menjelaskan bahwa konsep ini penting dalam ekonomi manajerial dan dapat diterapkan dalam
berbagai situasi bisnis. Misalnya, ketika perusahaan meningkatkan produksi, biaya tenaga kerja
mungkin akan meningkat, tetapi jika produktivitas tenaga kerja menurun, biaya per unit output
akan meningkat dan perusahaan mungkin tidak menghasilkan keuntungan yang diharapkan.
Konsep pertambahan dan penurunan hasil juga terkait dengan skala produksi. Dalam produksi
dengan skala ekonomi, pertambahan hasil terjadi ketika peningkatan input menghasilkan
peningkatan output yang lebih besar daripada input yang ditambahkan, sehingga biaya per unit
output menurun. Sebaliknya, dalam produksi dengan skala disekonomi, penurunan hasil terjadi
ketika peningkatan input menghasilkan peningkatan output yang lebih kecil daripada input yang
ditambahkan, sehingga biaya per unit output meningkat. Dalam pengambilan keputusan
manajemen, penting untuk mempertimbangkan konsep pertambahan dan penurunan hasil serta
skala produksi untuk menentukan tingkat input yang optimal dan mencapai output yang
diinginkan

3. Teori Produksi: The Long Run (Jangka Panjang)


a. Isoquant
1. Definisi Isoquant
Isoquant adalah kurva yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi yang menghasilkan
jumlah produk yang sama. Konsep ini digunakan untuk menentukan kombinasi optimal dari
faktor produksi yang diperlukan untuk mencapai tingkat output yang diinginkan.
2. Grafik Isoquant
Grafik Isoquant menunjukkan hubungan antara dua faktor produksi ketika digunakan dalam
produksi. Kurva isoquant menunjukkan semua kombinasi faktor produksi yang mungkin secara
fisik dapat menghasilkan sebuah produk tertentu. Isoquant berbentuk seperti kurva indifference
dan tidak boleh berpotongan satu dengan yang lain. Tingkat batas pengantian secara teknis suatu
jenis faktor produksi dengan faktor produksi yang lain untuk menghasilkan tingkat produk yang
sama disebut Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS).

3. Aplikasi Isoquant
Isoquant dapat membantu perusahaan dalam menentukan kombinasi optimal dari faktor produksi
yang diperlukan untuk mencapai tingkat output yang diinginkan. Dengan mengetahui kombinasi
faktor produksi yang paling efisien, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi produksi dan
mengurangi biaya produksi.

b. The Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)


Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) adalah konsep dalam ekonomi manajerial yang
menggambarkan tingkat substitusi antara dua faktor produksi yang memungkinkan perusahaan
untuk mempertahankan tingkat output yang sama. Bisa dikatakan tingkat di mana satu faktor
produksi harus dikurangi dan faktor lainnya harus ditambahkan untuk mempertahankan tingkat
produktivitas yang sama. MRTS menggambarkan hubungan antara dua faktor produksi yang
dapat saling menggantikan satu sama lain dalam proses produksi.
● Formula MRTS
Formula MRTS adalah sebagai berikut: MRTS(L, K) = -ΔL/ΔK = MPL/MPK, di mana L adalah
tenaga kerja, K adalah modal, MPL adalah produk marginal tenaga kerja, dan MPK adalah
produk marginal modal. MRTS menunjukkan seberapa banyak modal yang harus dikurangi
ketika tenaga kerja ditambahkan untuk mempertahankan tingkat output yang sama.
● Penurunan MRTS
Penurunan MRTS terjadi ketika perusahaan harus mengorbankan lebih banyak modal untuk
menambahkan satu unit tenaga kerja. Hal ini disebabkan oleh hukum pengurangan hasil yang
semakin berkurang, di mana setiap tambahan unit faktor produksi akan menghasilkan output
tambahan yang semakin kecil.
● Aplikasi MRTS
MRTS dapat digunakan untuk membantu perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan faktor
produksi dan meningkatkan efisiensi produksi. Dengan mengetahui tingkat substitusi antara dua
faktor produksi, perusahaan dapat menentukan kombinasi yang optimal dari faktor produksi
untuk mencapai tingkat output yang diinginkan dengan biaya produksi yang minimal.

c. Return to Scale (Kembali ke Skala)


1. Definisi Return to Scale
Return to Scale adalah konsep yang menggambarkan seberapa besar perubahan output yang
dihasilkan oleh perusahaan ketika semua faktor produksi ditingkatkan secara proporsional.
Konsep ini digunakan untuk menentukan apakah perusahaan akan mengalami skala hasil menaik,
skala hasil konstan, atau skala hasil menurun.

2. Grafik Return to Scale


Grafik Return to Scale menunjukkan hubungan antara output dan faktor produksi ketika semua
faktor produksi ditingkatkan secara proporsional. Ketika grafik menunjukkan skala hasil menaik,
output meningkat lebih cepat daripada peningkatan faktor produksi. Ketika grafik menunjukkan
skala hasil konstan, output meningkat sebanding dengan peningkatan faktor produksi. Ketika
grafik menunjukkan skala hasil menurun, output meningkat lebih lambat daripada peningkatan

faktor produksi.

3. Aplikasi Return to Scale


Return to Scale dapat membantu perusahaan dalam menentukan ukuran optimal dari faktor
produksi untuk mencapai tingkat output yang diinginkan. Dengan mengetahui apakah
perusahaan mengalami skala hasil menaik, skala hasil konstan, atau skala hasil menurun,
perusahaan dapat menentukan strategi produksi yang tepat untuk mencapai efisiensi produksi
yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai