BAB I
PENDAHULUAN
menghasilkan barang yang akan diproduksikan. Setelah itu perlu dilihat biaya produksi untuk
pengusaha akan membandingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi yang
Produksi dan biaya produksi bagaikan keeping uang mata logam berisi dua. Jika
produksi berbicara tentang nilai fisik penggunaan factor produksi, biaya mengukurnya
dengan nilai uang. Dalam ekonomi yang sudah modern, di mana peranan uang amat penting,
maka ukuran efisiensi yang paling baik (walaupun bukan paling lengkap) addalah uang.
Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara finan-sial dan ekonomi
menguntungkan.
1. Bagaimana dimensi jangka pendek dan jangka panjang dalam teori produksi?
BAB II
PEMBAHASAN
Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori perilaku
mengalokasikan dananya untuk menggunakan faktor produksi atau yang akan di proses
menjadi output. Karena itu bila keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh uangnya
habis untuk konsumsi, keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis
terpakai untuk membeli faktor produksi. Dalam mengonsumsi barang berlaku The Law of
Diminishing Marginal Utility (LDMU), sedangkan dalam penggunaa faktor produksi berlaku
The Law of Diminishing Return (LDR). Produsen juga memililki pengetahuan yang lengkap
(perfect knowledge) atas faktor produksi yang dibelinya. Akhirnya, bila konsumen berupaya
produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi, faktor
produksi di bedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel
(variable input).
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak
tergantung pada jumlah produksi. Ada atau tidak adanya kegiatan produksi, faktor produksi
itu harus tetap tersedia. Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tigkat
produksinya. Makin besar tingkat produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak
4
faktor produksi variabel yang di gunakan. Begitu pula sebaliknya. Pengertian faktor produksi
tetap dan faktor produksi variabel terkait erat dengan waktu yang di butuhkan untuk
Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua faktor
produksi sifatnya variabel. Perusahaan dapat menambah atau mengurangi mesin produksi.
Dalam konteks manajemen, jangka panjang dan jangka sangat panjang berkaitan dengan
ukuran waktu kronologis. Periode jangka pendek adalah periode produksi dimana perusahaan
tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau
beberapa faktor produksi. Sedangkan periode jangka panjang adalah periode produksi dimana
Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variable adalah pengertian analisis
jangka pendek, di mana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah. Hubungan matematis
penggunaan faktor produksi yang menghasilkan output maksimum disebut fungsi produksi,
Q = f(K, L)
K = barang modal
L = tenaga kerja
5
Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari
TP = f(K
L= tenaga kerja/buruh
MP = TP’ =
AP = TP
Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yangdihasilkan per unit faktor
produksi.
Diagram 1.2 di bawah ini menunjukan ada tiga tahap penting dari gerakan perubahan
nilai TP. Yang pertama, pada saat MP maksimum (titik 1 dan 4). Kedua, pada saat AP
maksimum (titik 2 dan 5). Ketiga, pada saat MP = 0 atau TP maksimum (titik 3 dan 6).
Selanjutnya diagram tersebut dapat kita bagi menjadi tiga tahap produksi (the three stages of
production):
Pada tahap I, penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun
produksi rata-rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar
dari tambahan upah yang harus dibayarkan.Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap
ini (slope kurva TP meningkat tajam). Pada tahap II, karena berlakunya LDR, baik produksi
masih positif. Penambahan tenaga kerja akan menambah produksi total sampai mencapai
nilai maksimum (slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu horizontal). Dan Pada tahap
III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi, karena penambahan tenaga kerja justru
menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negative).
matematis perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat tambahan biaya
(marginal cost) yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan pendapatan (marginal
revenue) yang diterima. Jika tambahan biaya masih tambah kecil dari tambahan pendapatan,
perusahaan akan menambah tenaga kerja. Begitu sebaliknya, tambahan biaya dalam hal ini
adalah upah (wage) tenaga kerja.Tambahan pendapatan adalah prodksi marjinal dikalikan
3. Perkembangan teknologi
dapat digambarkan dengan semakin luasnya bidang yang dibatasi kurva TP. Pada Diagram
1.3,akibat kemajuan teknologi,luas kurva TP3 >TP2 > TP1. Artinya jumlah output yang
Bila nilai AP meningkat karena mesinnya semakin modern, belum berarti efisiensi
meningkat. Studi empiris yang dilakukan duapuluh tahun terahir ini menunjukan bahwa ada
yang lebih penting dari sekedar memodernisasi mesin. Yaitu memodernisasi sumber daya
manusia (SDM), teruutama dengan mengubah cara berpikir dan sikap hidup. Dengan
modernisasi SDM, kemajuan teknologi akan meresap ke dalam diri manusia (embodied
Definisi dalam bagian ini kita melonggarkan asumsi adanya faktor produksi tetap. Baik
barang modal maupun tenaga kerja sekarang bersifat variabel. Namun yang harus diingat
bahwa pelonggaran asumsi ini masih tetap terlalu menyederhanakan persoalan. Sebab dalam
kenyataan, faktor produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi lebih dari dua
maca. Dalam model produksi dua faktor produksi variabel ini, analisis cukup menggunakan
a. Isokuan (Isoquant)
penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi,
yang menghasilkan tingkat produksi yang sama. Misalnya, kasus usaha tekstil tradisional di
muka kita pelonggar asumsinya dengan menyatakan bahwa mesin dapat ditambah.
8
Tabel 1.1
1 2 3 4 5
1 5 20 45 80 105
Kita melihat bahwa tingkat produksi 105 bal tekstil dapat dicapai dengan beberapa
kombinasi factor produksi, yaitu 1 mesin dengan 5 tenaga kerja, 2 mesin dengan 3 tenaga
kerja dan seterusnya. Selanjutnya kita dapat menurunkan kurva isokan seperti berikut ini.
Diagram 1.4
Isakuan(isaquant)
Mesin
1 Isokuan=105 unit
1 2 3 4 5 Tenaga kerja
Asumsi-asumsi Isokuan :
1) Asumsi konveksitas(Convexity)
konsumen,yaitu kurva indiferensi yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah (down ward
sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor
Diagram 1.5
Y = Barang modal
Isokian
0 x = Tenaga Kerja
Jika produsen ingin mengubah kombinasi factor produksi dari titik A ke titik B, maka
tambahan outputkarena menambah 1 unit L adalah sama dengan produksi marjinal L (MPL)
dikali dengan perubahan L atau ( MPL. ). Pengurangan output karena penguranan factor
produksi K adalah sama dengan produksi marjinal K ( ) di kali perubahan K atau ( . ). Karena
bergerak pada isokuan yang sama, maka pertambahan output sama dengan nol )
Sama halnya dengan konsumen, produsen menganggap makin mahal factor produksi
yang semakin langka.Itulah sebabnya mengapa nilai MRTS makin menurun (hokum
11
LDR).Dalam kasus-kasus tertentu, nilai MRTS akan konstan atau nol. MRTS konstan bila
kedua faktor produksi bersifat substitusi sempurna (perfect substitution). Seperti pada
Diagram 1.6.a. MRTS adalah nol bila kedua faktor produksi mempunyai hubungan
Diagram 1.6
Mesin Mesin
C Q3
Q3 M2 Q2
Q2 M1 Q1
Q1
(a) (b)
Return)
Dimuka telah diuraikan bahwa dalam penggunaan dua macam faktor produksi juga
berlaku hukum LDR Pada Diagram1.7,Q60,Q80,Q90 adalah isokuan dengan tingkat produksi
Diagram 1.7
Himpunan Isokuan
Mesin
Q90
Q80
Q60
0 M Tenaga kerja
Penurunan hasil tenaga kerja (L) dapat dilihat dengan menarik garis ABC.Jika kita
berproduksi dengan factor produksi mesin (K) sebanyak G unit, penambahan L sebanyak AB
unit menambah output sebanyak 20 unit. Tetapi penambahan berikutnya dengan jumlah yang
sama (BC=AB) hanya menambah output sebanyak 10 unit. Penurunan hasil K dapat dilihat
misalnya pada saat jumlah L=M unit (perhatikan gris DBE). Awalnya untuk menambah 20
unit output cukup menambah unit DB unit K. tetapi ketika akan menambah output 10 unit
13
lagi (Iq80 ke Iq90), jumlah unit mesin yang ditambah jauh lebih besar, yaitu BE unit (lebih
Pada saat membahas model produksi satu faktor produksi variabel ,telah disimpulkan
bahwa daerah produksi ekonomis perusahaan adalah daerah tahap II. Prinsip yang sama
berlaku untuk model produksi dua faktor produksi. Diagram 1.8 menggambarkan bahwa
batas antara A dan B adalah batas daerah produksi yang ekonomis (Relafance range of
production)atau tahap II. Jika perusahaan berproduksi di luar batas areal itu(A ke C atau ke B
tahap II. DIAGRAM 1.8 Menggambarkan jika perusahaan ingin melakukan ekspansi
produksi ,batas gerak ruang ekonomis adalah daerah yang diapit garis lengkung M dan N.
Diagram 1.8
Mesin Mesin
D M
Scale) Adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah
lebih dari satu unit ,fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil manaik (increasing retun
to scale).
Diagram 1.9
Mesin
K3 Q220
K2 Q150
K1 Q60
Q50
0 L1 L2 L3 Tenaga kerja
Jika pelipatgandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga
Diagram 1.10
Mesin
K3 ,
K2 Q80 Q90
K1 Q70
Q60
0 L1 L2 L3 Tenaga kerja
kurang dari 1 unit ,fungsi produksi memiliki skala hasil menurun(decreasing retunt to scale
Diagram 1.11
Mesin
K3 ,
K2 Q115
K1 Q110
Q100
16
0 L1 L2 L3 Tenaga kerja
c. Perkembangan Teknologi
Tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan penggunaan faktor sproduksibyang lebih
sedikit,
Diagram 1.12
Q90 (periode 1)
Q90 (periode 2)
0 Tenaga kerja
faktor produksi yang memerlukan biaya yang sama.jika harga actor produksi tenaga adalah
upah(w)dan harga faktor produksi barang modal adalah sewa (r) maka kurva isocost (I)
adalah : I = rK + wL Sudut kemiringan kura isocost adalah rasio harga kedua faktor
Diagram 1.13
Mesin Mesin
I1 I2 I3 I1 I2 I3
5. Keseimbangan Produsen
kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan memberikan hasil output yang
perilaku konsumen.
18
Diagram 1.14
Prinsip Efisiensi
Mesin Mesin
K1
Q3 K1
Q1 Q2 I1I2 I3 Q
Tujuan perusaahan adalah maksimalisasi laba.untuk mencapai tujuan itu dalam jangka
harus dicapai dengan biaya minimum.dalam jangka panjang perusahaan memiliki tingkat
tercapai pada tingkat MRTS yang konstan dan membentuk garis isokin (isoclin).jika titik-titik
anggaran lebih efisien.untuk fungus produksi skala hasi konstan atau constant return to scale
19
(CRS)isolokin berbentuk garis lurus OR.hal ini karena dalam fungsi produksi CRS,rasio actor
Diagram 1.15
Garis Isoklin
Mesin
A Q4
Q1 Q2 Q3
I1 I2 I3 I4 Tenaga kerja
A. Konsep Biaya
Pengertian biaya dalam ilmu ekonomi adalah biaya kesempatan. Konsep ini tetap
dipakai dalam analisis teori biaya produksi. Berkaitan dengan konsep tersebut, kita mengenal
biaya eksplisif (explicit cost) dan biaya implisit (implicit cost). Biaya eksplisit adalah biaya-
biaya yang secara eksplisit terlihat, terutama melalui laporan keuangan. Biaya listrik, telepon
dan air, demikian juga pembayaran upah buruh dan gaji karyawan merupakan biaya eksplisit.
20
Kita dapat melihatnya dalam lapsoran keuangan. Biaya implisit adalah biaya kesempatan
(opportunity cost).
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan tenaga
kerja per orang per satuan waktu. Harga tenaga kerja adalah upahnya (per jam atau per hari).
Bagi ekonomi upah pekerja adalah biaya eksplisit, dengan asumsi upah yang dibayarkan
adalah sama besar dengan upah yang diterima tenaga kerja bila bekerja di tempat yang lain.
Ada perbedaan konsep antara ekonomi dan akuntan dalam perhitungan biaya barang
modal. Akuntan menggunakan konsep biaya historis (historical cost). Itu sebabnya dalam
laporan akuntansi ,nilai barang modal harus disusutkan (depreciation cost). Ekonomi melihat
biaya barang modal sebagai biaya implisit. Biaya ekonomi penggunaan barang modal
bukanlah berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya, melainkan
berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada pengusaha lain.
c) Biaya kewirausahaan
produksi untuk ditransformasi menjadi output berupa barang dan jasa. Dalam upaya tersebut,
dia harus menanggung resiko kegagalan. Atas keberanian menanggung resiko, pengusaha
mendapat balas jasa berupa laba. Makin besar (tinggi) resikonya, laba yang diharapkan harus
makin besar. Begitu juga sebaliknya. Pengertian laba yang digunakan ekonomi adalah laba
ekonomi (economic profit), yaitu kelebihan pendapatan yang diperoleh dibanding jika
faktor produksi yang digunakan. Di bab 5 (Teori Produksi) kita melihat bahwa produktifitas
yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat di capai dengan biaya yang lebih
rendah. Dengan kata lain, produktifitas dan biaya mempunyai hubungan terbalik jika
produktifitas makin tinggi, biaya produksi akan makin rendah. Begitu juga sebaliknya.
Prilaku biaya juga berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka pendek ada
factor produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya
tidak tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena semua factor produksi
adalah variabel, biaya juga variabel. Artinya, besarnya biaya produksi dapat disesuaikan
dibandingkan jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan biaya
produksi, sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola pergerakan biaya
TC = FC + VC
Biaya total jangka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya
variable. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah
produksi, contohnya biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, sewa gedung kantor.
Bahkan pada saat perusahaan tidak berproduksi (Q=0), biaya tetap harus dikeluarkan dalam
jumlah sama. Biaya variable (variable cost) adalah biaya yang besarnya tergantung pada
Diagram 2.1
Biaya TC
VC
FC
0 Kuantitas
Kurva FC mendatar menunjukan bahwa besarnya biaya tetap tidak tergantung kepada
terbalik Antara tingkat produktifitas dengan besarnya biaya. Kurva TC sejajar dengan VC
menunjukan bahwa dalam jangka pendek, perubahan biaya total semata-mata ditentukan oleh
2. Biaya Rata-rata
Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit
output.Besarnya biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output. Karena dalam
23
jangka pendek TC= FC + VC, maka biaya rata-rata (average cost) sama dengan biaya tetap
rata-rata (average fixed cost) ditambah biaya variable rata-rata (average variable cost).
AC = AFC + AVC
atau
Diagram 2.2
Biaya
AC
AVC
AFC
Kuantitas
Kurva AFC terus menurun, menunjukan bahwa AFC makin menurun bila produksi
ditambah. Tetapi kurva AFC tidak pernah meyuntuh sumbu horizontal (asimptot). Artinya
24
nilai AFC tidak pernah negative. Kurva AC mula-mula menurun lalu naik, sepola dengan
pergerakan kurva AVC pola ini bekaitan dengan hokum LDR (law of diminishing return).
Kurva AVC mula-mula menurun lalu naik dan terus mendekati kurva AC, dengan AC karena
AP(average product). Bila harga per unit tenaga kerja adalah P, maka AVC= P/AP. Dari
persamaan ini terlihat pada saat nilai AP meningkat, nilai AVC menurun, dan begitu
sebaliknya.
3. Biaya Marjinal
MC = əTC/əQ
Biaya Marjinal (marginal cost) adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak
satu unit output. jika biaya marjinal jangka pendek dinotasikan MC dan perubahan output
adalah AQ maka
MC = əVC/əQ
Dalam jangka pendek, perubahan biaya total disebabkan perubahan biaya variable.
əVC = P. əV
Jika harga per unit tenaga kerja adalah P dan perubahan tenaga kerja adalah AV, maka
MC = P(1/MP)
MC = P(1/MP)
25
Diagram 2.3
MC
0 Qa Qb Qc Qd Qe Kuantitas
Diagram 2.4
Kurva-kurva Biaya
Biaya MC
1 AC
4 AVC 5
6 2 AFC
0 kuantitas
1. Kurva AFC terus menurun berbentuk garis asimplot pada sumbu vertical dan horizontal (titik
1 dan 2), tapi tidak sampai menyinggung atau memotong sumbu horizontal
26
2. Kurva AVC mula-mula menurun sampai mencapai minimum (titik 3) pada saat AP
maksimum, kemudian menaik mendekati kurva AC namun tidak pernah bersentuhan (titik 5),
3. Kurva AC awalnya menurun sampai mencapai minimumdi titik 4, setelah it uterus menaik.
4. Kurva MC juga pada awalnya menurun hingga mencapai minimum di titik 6. Selanjutnya
kurva MC menaik dan memotong kurva AVC dan AC pada saat keduanya minimum (titik 3
dan 4).setelah titik itu nilai MC lebih besar dari nilai AC dan AV
Dalam jangka panjang semua biaya adalah variable. Karena itu biaya yang relefan
dalam jangka panjang adalah biaya total, variable, rata-rata dan biaya marjinal. Perubahan
biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variable dan sama dengan biaya marjinal
LTC = LVC
Biaya total (jangka panjang) adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
LMC = əLTC/əQ
Biaya marjinal adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit
əQ = perubaha output
LAC = LTC/əQ
27
əQ = jumlah output
Untuk memahami prilaku biaya dalam jangka panjang, kita harus memahami
keterkaitan biaya jangka pendek dengan jangka panjang. Agar dapat memahaminya kita
1) Memproduksi dengan pabrik ukuran kecil, yang dalam jangka pendek mempunyai kurva
2) Memproduksi dengan pabrik ukuran sedang, yang dalam jangka pendek mempunyai kurva
3) Memproduksi dengan pabrik ukuran besar, yang dalam jangka pendek mempunyai kurva
Diagram 2.5
Biaya
Q1 SAC1 SAC3
Q2 SAC2 LAC
0 X1 X2 X3 kuantitas
28
Jika produsen brpandangan bahwa tingkat output yang memberikan laba maksimum
adalah X1, maka dalam jangka pendek dia memilih berproduksi dengan pabrik ukuran kecil.
Tetapi jika menurutnya tingkat produksi yang memberi laba adalah X3, maka dalam jangka
pendek pabrik yang dipilih adalah yang berskla sedang. Sebenarnya dia bisa saja
Keputusan yang diambil menjadi sulit bila tingkat produksi yang memberikan lab
maksimum adalah X2. Bila pengusaha memprediksi pasar akan terus membesar dia akan
memilih pabrik skla menengah. Sebaliknya bila pengusaha memprediksi pasar makin kecil,
Dalam jangka pendek perusahaan hanya dapat memilih satu pabrik saja untuk
berproduksi. Tetapi dalam jangka panjang pengusaha dapat menambah atau mengrangi
jumlah pabrik sesuai dengan tingkat produksi yang direncanakan. Kemampuan tersebut
memungkinkan perusahaan beroprasi dengan biaya rata-rata yang minimum pada berbagai
tingkat produksi. Kurva yang menunjukan titik-titik biaya rata-rata minimum pada berbagai
tigkat produksi disebut kurva amplop (envelove curve) . kurva ini merupakan kurva biaya
rata-rata jangka panjang (long run average cost) kurva LAC. Dari penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa kurva LAC adalah kurva yang menunjukan biaya produksi per unit
Teknik penurunan kurva biaya marjinal jangka panjang (kurva LMC) dapat dipahami
Diagram 2.6
Biaya
SMC1
A SAC1 SMC2
C SAC2
LAC
0 X1 X2 X3 X4 Kuantitas
Diagram ini menunjukan bahwa tingkat produksi dibawah 0X, unit akan
menghasilkan SAC yang lebih bersar dari LAC, sehingga LTC lebih besar dari STC. Kita
dapat menyimpulkan bahwa biaya marjinak jangka pendek (SMC) lebih kecil dari biaya
marjinal jagka panjang (LMC). Ketika exspansi produksi dilanjutkan sampai0X2, SAC
samadengan LAC (titik B). ekspansi lanjutan ke 0 X3 menyebabkan SAC lebih besar dari
LAC atau STC lebih besar dari LTC. Karena itu SMC lebih kecil dari LMC. Sampai disini
kita dapat menyipulkan bahwa jika produksi lebih besar dari 0x2, LMC lebih besar dari SMC.
Tetapi jika produksi lebih besar dari 0X2, LMC lebih kecil dari SMC.
30
Selanjutnya yang harus kita ingat adalah LMC akan memotong LAC pada saat LAC
minimum. Hal itu terjadi jika ekspansi produksi sampai ke0X4 (titik C). karena itu kurva
dimana penambah output akan menurunkan biaya produksi jangka panjang per unit.
Sebaliknya, skala produksi tidak ekonomis (diseconomies of sclale) adalah interval tingkat
Diagram 2.7
Biaya
MC
LMC
LAC
0 Kuantitas
Pada diagram diatas kurva LAC mencapai minimum di titik A, kemudian naik lagi.
Gerak menurun sampai titik A disebabkan efisien skala produksi. Sebaliknya, setelah titik A
Ada beberapa factor penyebab terjadinya efisiensi dari inefisiensi jangka panjang,
yaitu:
1) Teknologi Produksi
Dalam jangka panjang salah satu sumber peningkatan efisiensi adalah kemajuan
penuruna LAC. Tetapi percepatan kemajuan teknologi dapat meningkatkan biaya rata-rata
jangka panjang per unit, jika perusahaan tidak mampu beradaptasi dengan kemajuan
teknologi baik karena kendala menejemen maupun sumber daya manusia (SDM).
2) Manajemen
efesien kan penggunanya, sehingga kurva LAC. Tetapi jika kemampuan menejerial tidak
Masalah yang berkaitan dengan SDM adalah jumlah dan mutu SDM. pada awalnya
penggunaan teknologi tinggi dapat meningkatkan efisien, karena jumlah dan mutu SDM
cukup tersedia. Tetapi pada saat skala produksi di perluas, yang terjadi justru inefisiensi
karena jumlah dan mutu SDM tidak dapat disediakan dengan cepat. Apalagi bila teknologi
Ada tiga kemungkinan sudut kemiringan kurva LAC (LAC shape), dua diantaranya
Diagram 2.8
Biaya
MC
LAC
0 X1 Kuantitas
Diagram 6.8.a menunjukan sudut kemiringan LAC mengarah kekanan atas. Ini terjadi
karena terlalu cepat terjadinya hokum LDR, sehingga setelah titik X1 perusahaan mengalami
skala produksi tidak ekonomis. Kurva LAC seperti ini bisa terjadi pada perusahaan yang
memiliki fungsi produksi skala hasil menurun (DRS). Diagram 6.8.b menunjukan sudut
kemiringan LAC ke kiri bawah. Pada kurva LAC ini tersirat juga terjadinya hukum LDR,
tidak ekonomis lagi saat jumlah produksi sudah sangat besar (0X2). Kurva LAC seperti ini
terjadi bila fugsi produksi perusahaan memiliki karakter skala hasil menaik (IRS).
Perusahaan yang memiliki fungsi produksi skala hasil konstan (constant return to
scale atau CRS) memiliki kurva LAC garis lurus sejajar sumbu horizontal, karena kurva-
33
kurva SAC sama dan sebangun. Kurva LAC sama dengan kurva LMC karena kurva SMC
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori perilaku
mengalokasikan dananya untuk menggunakan faktor produksi atau yang akan di proses
menjadi output. Karena itu bila keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh uangnya
habis untuk konsumsi, keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis
(LDMU), sedangkan dalam penggunaa faktor produksi berlaku The Law of Diminishing
Return (LDR). Produsen juga memililki pengetahuan yang lengkap (perfect knowledge) atas
faktor produksi yang dibelinya. Akhirnya, bila konsumen berupaya mencapai kepuasan
Produksi dan biaya produksi bagaikan keping uang mata logam berisi dua. Jika
produksi berbicara tentang nilai fisik penggunaan factor produksi, biaya mengukurnya
dengan nilai uang. Dalam ekonomi yang sudah modern, di mana peranan uang amat penting,
maka ukuran efisiensi yang paling baik (walaupun bukan paling lengkap) addalah uang.
Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara finan-sial dan ekonomi
menguntungkan
3.2 Saran
Semoga makalah yang telah kami susun ini dapat bermaanfaat yang kemudian dapat
diamalkan dalam kehidupan. Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dengan kesempurnaan dan begitu banyak kekurangan-kekurangan, untuk itu besar
35
harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan