Anda di halaman 1dari 5

TEORI PRODUKSI

KELOMPOK 6
Khalifatullah (203020303063)
Mayenita (203020303120)
Mei Fatisanto (203010303029)
Latif Abdullah (203020303129)

1. Teori Produksi

Teori produksi merupakan teori pemilihan atas berbagai alternatif, terutama menyangkut keputusan yang
diambil oleh seorang produsen dalam menentukan pilihan atas alternatif-alternatif yang ada. Produsen
berusaha dalam memaksimalkan produksi yang dapat dicapainya dengan suatu kendala biaya tertentu
agar dapat dihasilkan keuntungan yang maksimal.

Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau
menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah
daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan
menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi
barang.Dalam melakukan kegiatan produksi maka harus mempunyai landasan teknis yang didalam teori
ekonomi disebut fungsi produksi.

a. Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi suatu barang
dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang
tersebut.Dalam analisis tersebut bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu
modal dan tanah jumlahnya di anggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang
dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.

b. Teori produksi dengan dua faktor berubah

Analisis yang baru saja dibuat menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan mengalami perubahan
apabila dimisalkan satu faktor produksi, yaitu tenaga kerja, terus-menerus ditambah tetapi faktor-faktor
produksi lainnya dianggap tetap jumlahnya, yaitu tidak dapat diubah lagi. Dalam analisis yang berikut
dimisalkan terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Kita misalkan yang dapat
diubah adalah tenaga kerja dan modal. Misalkan pula bahwa kedua faktor produksi yang dapat berubah
ini dapat dipertukar-tukarkan penggunaannya, yaitu tenaga kerja dapat menggantikan modal atau
sebaliknya. Apabila dimisalkan pula harga tenaga kerja dan pembayaran per unit kepada faktor modal
diketahui, analisis tentang bagaimana perusahaan akan meminimumkan biaya dalam usahanya untuk
mencapai suatu tingkat produksi.

2. Fungsi Produksi
Fungsi produksi dapat diartikan juga sebagai suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan
antara tingkat output dengan tingkat (kombinasi) penggunaan input-input. Secara matematis fungsi
produksi dapat dirumuskan sebagai berikut

Q = f (K L R T)

Q: Quantity (jumlah barang yang dihasilkan)

f :Fungsi(simbol persamaan fungsional)

K : Capital (modal atau sarana yang digunakan)

L : Labour (tenaga kerja)

R: Resources (sumber daya alam)

T : Technology (teknologi dan kewirausahaan)

Q adalah output, sedangkan K, L, R, dan T merupakan input. Besarnya jumlah output yang dihasilkan
tergantung dari penggunaan input-input tersebut. Jumlah output dapat ditingkatkan dengan cara
meningkatkan penggunaan jumlah input C(modal), L (tenaga kerja) dan R(sumber daya alam) ataupun
meningkatkan T(teknologi). Untuk memperoleh hasil yang efisien, produsen dapat melakukan
penggunaan input yang lebih efisien.

Dalam penerapannya , hubungan input dan output dapat pisahkan secara lebih khusus. Misalnya, untuk
menghasilkan hasil-hasil pertanian akan digunakan input tanah, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan
alat-alat pertanian lainnya (tidak termasuk teknologi). Untuk meningkatkan hasil-hasil pertanian tersebut
maka harus ditingkatkan penggunaan input seperti tanah yang luas, menambah tenaga kerja, menambah
jumlah pupuk, menambah penggunaan pestisida, dan lain sebagainya. Atau cara lain yaitu dengan
meningkatkan teknologi pertanian. Untuk menghasilkan barang atau output dapat dilakukan dengan
menggunakan hanya satu input saja, dua atau lebih input.

3. Jangka Waktu Produksi

Jangka Waktu Produksi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1.Jangka pendek, yaitu bila sebagian faktor produksi jumlahnya tetap dan yang lainnya berubah (misalnya
jumlah modal tetap, sedangkan tenaga kerja berubah).

2. Jangka panjang, yaitu semua faktor produksi dapat berubah dan ditambah sesuai kebutuhan (misalnya
jumlah alat-alat produksi dapat ditambah penggunaan mesin-mesin dapat dirombak dan dapat dipertinggi
efisiensinya jenis barang-barang baru dapat diproduksikan).

4. Tahap-Tahap Produksi
Pada hakekatnya the law of demishing return menyatakan bahwa hubungan antara tingkat produksi dan
jumlah input tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan menjadi tiga tahap yaitu :

a. Tahap Pertama

Pada tahap pertama ini terjadi produksi total yang mengalami pertambahan yang semakin cepat. Tahap ini
dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva total product dimana AP(produksi rata-rata)
maksimum, dan pada titik ini AP=MP (marginal product).

b. Tahap Kedua

Pada tahap pertama ini terjadi produksi total yang mengalami pertambahan semakin lama semakin kecil.
Tahap II ini dimulai dari titik AP maksimum sampai titik dimana MP=0, atau TP maksimum.

c. Tahap Ketiga

Pada tahap pertama ini terjadi produksi total yang mengalami pertambahan semakin lama semakin
menurun. Tahap III ini meliputi daerah dimana MP negatif.

5. Produksi dengan Satu Variabel

Dalam teori produksi yang menggunakan satu variabel ini terdapat sebuah hukum yang disebut The Law
Diminshing of Return yang dipopulerkan oleh David Ricardo, yang bunyinya sebagai berikut.

“Jika faktor produksi yakni tenaga kerja ditambah kuantitasnya, maka hasil produksi total akan
mengalami kenaikan. Jika penambahan terus dilakukan, maka penambahan total produksinya akan
mencapai titik maksimum dan Produksi dengan satu variabel kemudian menurun hingga mencapai angka
negatif”

Sebenarnya sangat jarang bahkan tidak ada proses produksi yang hanya menggunakan satu faktor
produksi variabel. Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian analisis
jangka pendek, dimana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah. Hubungan produksi dimana terdapat
satu variabel, dan lainnya tetap biasanya berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang,
yaitu apabila faktor variabel itu ditambah terus, maka output semakin lama akan semakin menurun secara
rata-rata, dikarenakan semakin besarnya faktor pembagi sementara faktor yang dibagi tetap. Dan bila hal
ini dilakukan terus, maka produksi totalpun akan semakin menurun, dikarenakan faktor produksi tetap
semakin jenuh atau kehabisan nilainya, misalnya tanah yang kehabisan unsur haranya sehingga
mengurangi kesuburannya bila ditanami dan digarap secara terus menerus.

6.      Produksi dengan lebih dari Satu Variabel

Dalam teori ini, terdapat kombinasi antara dua faktor produksi untuk menghasilkan output (yang sama).
Kombinasi itu bisa antara tanah dan tenaga kerja, tenaga kerja dan modal, atau dengan teknologi
(perkecualian, dengan teknologi, yang tidak mudah harus diubah, karena memerlukan waktu yang relative
lama). Yang paling mudah dikombinasikan adalah antara faktor produksi tenaga kerja dan modal. Dalam
berproduksi, seorang produsen tentu saja dihadapkan pada bagaimana menggunakan faktor produksinya
secara efisien untuk hasil yang maksimum. Oleh karena itu, produsen akan berusaha mencari kombinasi
terbaik antara dua faktor input tersebut. Hasil produksi sama dalam teori ini akan ditunjukan oleh suatu
kurva yang diberi nama isoquant curve biasanya disebut isoquant sisi. Sedangkan biaya yang digunakan
dalam rangka menghasilkan produk tersebut disebut isocost (biaya sama).

a.       Isoquant (Kurva Produksi Sama)

Isoquant  Curve disebut juga  Isoproduct Curve atau Equal Product Curve adalah kurva yang


menggambarkan kombinasi dua macam input (faktor produksi) untuk menghasilkan output/produksi yang
sama jumlahnya. Atau dapat juga dikatakan suatu kurva yang menunjukkan semua kombinasi fungsi 
produksi yang mungkin secara fisik dapat menghasilkan sejumlah output tertentu. Bentuk kurva isoquant
bermacam-macam, bisa linier apabila kombinasi antara input tersebut akan memberikan perubahan yang
proporsional bila salah satunya berubah, dan dapat juga cembung dari titik orgin (seperti kurva
indifference).

Sifat-sifat Isoquant adalah :

1. Mempunyai kemiringan negative

2. Cembung kearah titik nol (0), sebab inputnya tidak merupakan barang subtitusi sempurna.

3. Menurun dari kiri atas kekanan bawah, karena satu sumberdaya dapat di subsitusi kan dengan
sumberdaya lain.

4. Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output.

5. Kemungkinan bisa saling berpotongan, sehingga ada kemungkinan perusahaan dapat memproduksi
dua jenis barang dengan input yang sama.

b. Isocost (Garis Biaya Sama)

Isocost adalah suatu kurva yang menggambarkan biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam rangka
berproduksi dengan menggunakan beberapa faktor input tertentu. Isocost membatasi dan membedakan
kemampuan produksi dan produsen. Semakin besar isoqost nya, maka makin besar pula hasil yang dapat
diperoleh. Sebaliknya, semakin kecil isocost semakin kecil hasilnya.

Kurva isocost dapat berslope negatif dan positif. Negatif apabila ada penambahan satu unit input akan
menyebabkan penurunan pemakaian input lain. Sebaliknya bila input lain dikurangi maka akan
menyebabkan input yang ssatunya akan bertambah. Kemudian kuva isocost dapat berslope positif, yaitu
hanya sebagai pemuasan kebutuhan yang dipetakan oleh kurva indifference sifatnya tidak efisien, karena
bila produsen menambah input yang satu, maka input yang lainnya juga bertambah, dan begitu juga
sebaliknya.

7. Pengaruh Faktor Variabel dan Tetap

Dalam teori produksi dikenal faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel. Faktor produksi tetap
yaitu faktor produksi dimana jumlah yang digunakan dalam proses produksi tidak dapat di ubah secara
cepat, bila keadaan pasar menghendaki perubahan jumlah output.Dalam kenyataannya tidak ada faktor
produksipun yang sifatnya tetap secara mutlak.Tetapi untuk penyederhanaan analisa, pada umumnya
dianggap ada beberapa faktor produksi yang bersifat tetap. Contohnya termasuk potongan utama
peralatan, ruang pabrik yang sesuai, dan tenaga manajerial kunci. Sedangkan faktor produksi variabel
yaitu faktor produksi dimana jumlahnya dapat di ubah-ubah dalam waktu yang relative singkat sesuai
dengan jumlah output yang dihasilkan.Contohnya termasuk konsumsi daya listrik, layanan transportasi,
dan input material yang paling baku. Dalam proses produksi “ jangka panjang”, semua faktor produksi
dapat disesuaikan oleh manajemen. Pada produksi “ jangka pendek” didefinisikan sebagai periode dimana
setidaknya salah satu faktor produksi adalah tetap.

8. Garis Perluasan Produksi

Tujuan akhir dari setiap produsen adalah memaksimalkan keuntungan. Untuk itu, ia harus mengorganisir
produksinya seefisien mungkin.Tingkat efisiensi tertinggi terjadi pada tingkat kombinasi faktor produksi
di mana tingkat batas penggantian secara teknis. Perluasan Garis adalah isocline yang menunjukkan
tingkat output yang akan dihasilkan bila harga produksi tetap tidak berubah. Jadi, garis perluasan
produksi menunjukkan bagaimana proporsi faktor produksi seharusnya berubah bila output atau besarnya
biaya produksi berubah, sedang harga dari faktor produksi itu sendiri tetap.

Hal ini terjadi bila suatu perusahaan memperkenalkan barang baru dalam suatu kategori produk tertentu
dengan merek yang sama. Barang baru itu bisa dalam rasanya, dalam bentuknya, warnanya, bahan-
bahannya (ingredients), atau ukuran pembungkusnya.

Contoh :

Perusahaan Danone, misalnya akhir - akhir ini mereka memperkenalkan beberapa perluasan garis,
termasuk tujuh rasa yoghurt baru, yoghurt bebas lemak dan yoghurt besar ukuran ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai