Anda di halaman 1dari 12

Nama : Inna Tasya Asyifa

NIM : 01021282025122
Mata Kuliah : Seminar Teori Ekonomi

TEORI PERILAKU PRODUKSI


Keputusan perusahaan untuk memproduksi dapat ditelaah melalui tiga tahap:
1.Teknologi Produksi: Seperti halnya konsumen produsen juga dapat menghasilkan tingkat
output tertentu dengan menggunakan berbagai kombinasi input. seperti contoh perusahaan
elektronik 10.000 televisi perbulan dengan menggunakan tenaga kerja yang cukup( misalnya
tenaga kerja yang merakit televisi dengan tangan) dan modal yang sedikit atau dengan
membangun pabrik otomasi padat modal dan menggunakan sedikit tenaga kerja.
2.Kendala Biaya: perusahaan harus mempertimbangkan harga tenaga kerja, modal dan input
lainnya. seperti konsumen yang terkendala oleh keterbatasan anggaran perusahaan harus
memperhatikan biaya produksi contohnya, perusahaan yang memproduksi 10000 televisi
perbulan ingin melakukan sedemikian rupa sehingga biaya produksi total melalui harga-harga
dan berbagai input yang digunakan.
3.Pilihan Input: dengan teknologi produksi dan harga tenaga kerja, modal dan input lain
perusahaan harus memilih kuantitas dari setiap himpunan digunakan untuk produksi seperti
konsumen yang mempertimbangkan harga barang lain ketika memutuskan kuantitas dari setiap
barang yang harus dibeli perusahaan juga mempertimbangkan harga berbagai input ketika
memutuskan Berapa banyak kuantitas dari setiap input yang digunakan . jika suatu perusahaan
elektronik beroperasi di negara dengan tingkat upah rendah Jika perusahaan elektronik
beroperasi di negara dengan tingkat upah yang rendah, perusahaan Mungkin memutuskan
untuk memproduksi televisi dengan menggunakan jumlah tenaga kerja yang besar sehingga
hanya menggunakan sedikit modal

Teori perilaku produksi adalah sebuah teori ekonomi yang menjelaskan bagaimana
perusahaan menentukan jumlah produksi untuk mencapai tujuannya, seperti memaksimalkan
laba. Teori ini memperhitungkan faktor-faktor seperti biaya produksi, harga produk, dan
tingkat produksi. Ada dua pendekatan utama dalam teori perilaku produksi, yaitu pendekatan
biaya total dan pendekatan biaya margin. Pendekatan biaya total memperhitungkan semua
biaya yang terkait dengan produksi, seperti biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead.
Pendekatan biaya margin memperhitungkan hanya biaya tambahan yang terkait dengan
menambah produksi. Teori ini juga mempertimbangkan jenis produksi, seperti produksi
tunggal atau produksi massal. Produksi tunggal memiliki biaya tetap yang lebih tinggi dan
biaya variabel yang lebih rendah, sedangkan produksi massal memiliki biaya tetap yang lebih
rendah dan biaya variabel yang lebih tinggi.

Dalam menentukan tingkat produksi, perusahaan juga mempertimbangkan permintaan


pasar. Jika permintaan pasar tinggi, perusahaan akan meningkatkan produksi untuk memenuhi
permintaan. Jika permintaan pasar rendah, perusahaan akan menurunkan produksi untuk
mengurangi biaya. Teori perilaku produksi memainkan peran penting dalam memahami
bagaimana perusahaan membuat keputusan produksi dan mencapai tujuannya. Ini membantu
pengambil keputusan dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan
membuat keputusan yang tepat untuk memaksimalkan laba
Produksi dengan Satu Input Variabel
Ketika memutuskan Berapa banyak input tertentu yang harus dibeli perusahaan harus
membandingkan manfaat yang timbul dengan biaya dari input tersebut. Untuk membuat
perbandingan berdasarkan rata-ratanya dengan memperhatikan pertambahan hasil yang
substansial dari suatu input.
Ketika modal bersifat tetap dan tenaga kerja variabel, satu-satunya cara bagi perusahaan
agar dapat memproduksi lebih banyak output adalah dengan meningkatkan input tenaga
kerjanya.misalnya Jika anda mengelola sebuah pabrik dengan peralatan yang lengkap Anda
dapat merekrut tenaga kerja lebih banyak atau lebih sedikit untuk menjahit dan untuk
menjalankan mesin selalu Anda harus memutuskan Berapa banyak tenaga kerja yang direkrut
dan berapa banyak pakaian yang diproduksi.
Pada tabel tersebut 3 kolom pertama menunjukkan jumlah tenaga kerja,kolom kedua
jumlah total tetap,dan ketiga adalah output total. ouput akan bertambah ketika tenaga kerja
bertambah menjadi delapan jika melebihi batas itu output total menurun meskipun pada
awalnya setiap tenaga kerja dapat memperoleh keuntungan yang makin besar dari adanya
mesin dan pabrik setelah melewati Titik tertentu penambahan tenaga kerja tidak lagi
memberikan kegunaan dan malah kontraproduktif. Pada tabel tersebut kolom ke-4
memperlihatkan produk rata-rata tenaga kerja(APL) yang merupakan output per unit input
tenaga kerja produk rata-rata dihitung dengan membagi total q dengan input total tenaga kerja
L. Dan pada kolom ke-5 memperlihatkan produk Marginal tenaga kerja(MPL) ini merupakan
output tambahan yang diproduksi ketika input tenaga kerja bertambah satu unit contohnya
dengan modal tetap sebesar 10 unit, ketika input tenaga kerja bertambah dari 2 menjadi 3
output total meningkat dari 30 menjadi 60 sehingga memberikan output tambahan 30 unit
barang( yaitu 60 - 30). produk Marginal tenaga kerja dapat ditulis sebagai deltaq/deltaL
perubahan output Deltaq yang berasal dari penambahan satu unit input tenaga kerja Delta l.
produk Marginal tenaga kerja bergantung pada jumlah modal yang digunakan jika
input modal bertambah dari 10 menjadi 20 produk Marginal tenaga kerja pasti akan meningkat
karena penambahan tenaga kerja akan makin produktif jika mereka banyak modal untuk
digunakan seperti halnya produk rata-rata produk Marginal pada awalnya meningkat kemudian
menurun.

Produk rata rata tenaga kerja = output/input tenaga kerja q/l


Produk marginal tenaga kerja = perubahan ouput/perubahan input tenaga kerja
= deltaq/delta L
Pada kurva yang di atas atau titik a menunjukkan bahwa ketika tenaga kerja meningkat
output bertambah hingga mencapai output maksimum yaitu 112, sedangkan setelahnya akan
menurun kembali.kurva produk total ini memperlihatkan output yang dihasilkan pada beragam
jumlah input tenaga kerja. pada titik a kurva produk Marginal nya adalah 20 Karena garis
singgung yang menyentuh kurva produk total memiliki kemiringan 20 pada titik B di kurva
produk rata-rata tenaga kerja adalah 20 yang merupakan kemiringan Garis dari titik asal ke b.
produk tenaga grup Aa di kemiringan garis 0C di sebelah kiri titik E gi gambar b. produk
Marginal berada di atas produk rata-rata dan produk rata-ratanya pun meningkat di sebelah
kana titik E, produk Marginal berada di bawah produk rata-rata dan produk rata-rata pun
berkurang akibatnya, titik E Mencerminkan titik dimana produk rata-rata dan produk Marginal
sama, ketika Produk rata-rata mencapai titik maksimum.
Hukum Hasil Marginal yang Makin Menurun.
Hukum hasil marjinal yang semakin menurun menyatakan bahwa ketika penggunaan
suatu input meningkat pada penambahan yang sama( dengan input lain tetap), maka titik
tertentu akan mencapai dimana hasil dari penambahan input tersebut terhadap output akan
berkurang. ketika input tenaga kerja kecil dan modal tidak berubah penambahan tenaga kerja
akan menambah output secara signifikan.
Hasil Marginal yang semakin menurun biasanya berlaku dalam jangka pendek ketika
setidaknya salah satu input tidak berubah namun hal ini juga bisa terjadi dalam jangka panjang
meskipun input berubah-ubah dalam jangka panjang. contohnya seorang manajer mungkin
masih ingin menganalisis pilihan produksi dimana satu input atau lebih tidak berubah bahwa
hanya ada 2 kapasitas pabrik yang layak dan manajemen harus memutuskan Pabrik mana yang
harus dibangun.
Dapat mengasumsikan bahwa wa-nya seluruh input tenaga kerja berkualitas sama,
hukum Marjinal yang semakin menurun terjadi akibat keterbatasan penggunaan input tetap lain
misalnya mesin bukan berasal dari penurunan kualitas tenaga kerja Selain itu hasil marjinal
yang semakin menurun menggambarkan penurunan produk Marginal tetapi bukan berarti
negatif.

Seiring berjalannya waktu ketika tenaga kerja bertambah dalam produksi pertanian
perbaikan teknologi sedang dilakukan. pada oleh kurva ditunjukkan O1, tetapi memungkinkan
kurva bergeser keatas ke O2 lalu ke O3. Perbaikan ini mungkin mencakup benih modifikasi
genetik yang tahan hama, atau pupuk yang lebih mudah diserap dan efektif dan peralatan
pertanian yang lebih baik alhasil perubahan output dari A ke B dan Ke C. pergerakan ini
Peningkatan input tenaga kerja dengan peningkatan output dan menjadikannya seolah-olah
tidak terjadi hasil Marginal yang semakin menurun padahal sebenarnya memang terjadi
pergeseran kurva produk total menyiratkan adanya potensi implikasi jangka panjang yang
bersifat non negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. ketika bergerak dari titik A yaitu pada
kurva O1, ke B pada kurva O2 dan C pada kurva O3, dari waktu ke waktu produktivitas tenaga
kerja meningkat.
Produksi dengan Dua Input Variabel.
Isokuan

Isoquant merupakan kurva yang menunjukkan seluruh kemungkinan kombinasi input


yang menghasilkan output yang sama. pada gambar tersebut menunjukkan 3 isoquant setiap
sumbu pada gambar memuat kuantitas input. Sebagai contoh pada isoquant q1, menunjukkan
segala kombinasi Tenaga Kerja dan modal pertahun yang sama-sama menghasilkan 55 unit
output per tahun, kurva ini memiliki dua titik yaitu titik A dan titik D. pada titik A satu unit
tenaga kerja dan 3 unit modal menghasilkan 55 unit output sedangkan pada titik D output yang
sama dihasilkan dari 3 unit Tenaga Kerja dan 1 unit modal. pada isoquant q2, menunjukkan
segala kombinasi input yang menghasilkan output sebanyak 75 unit dan memiliki satu titik
pada kurva nya yaitu titik B di mana memiliki 2 unit tenaga kerja, dan 3 unit modal yang
digabungkan. isoquant q2 ada di atas q1, karena untuk mencapai tingkat output yang lebih
tinggi memerlukan lebih banyak tenaga kerja dan modal.pada isoquant q3, modal yang
dihasilkan adalah 90 unit output memiliki dua titik yaitu titik C dan titik E, titik c melibatkan
3 unit Tenaga Kerja dan 3 unit modal sedangkan titik e melibatkan 2 unit Tenaga Kerja dan 5
unit modal.
Subsitusi di Antara Input
Dengan 2 input yang dapat berubah-ubah misalkan seorang manajer
mempertimbangkan untuk mengganti salah satu input dengan input lain kemiringan dari setiap
isoquant mengindikasikan Bagaimana kuantitas satu input dapat di trade-off atas kuantitas
input lain sementara tidak berubah ketika tanda negatif diabaikan maka kemiringan ini dapat
disebut sebagai tingkat substitusi teknik Marginal atau MRTS. tingkat substitusi teknis
Marginal dari tenaga kerja atas modal merupakan jumlah dimana input modal dapat berkurang
ketika tambahan satu unit tenaga kerja digunakan sehingga output tidak berubah.
MRTS= perubahan input modal/perubahan input tenaga kerja
di mana perubahan Modal dan tenaga kerja disepanjang isoquant.

Pada gambar diatas mrts sama dengan 2 ketika tenaga kerja meningkat dari 1 unit
menjadi 2 unit tidak berubah pada 75 unit namun mrts menurun satu ketika tenaga kerja
bertambah dari 2 unit ketiga unit dan kemudian menurun menjadi ⅔ lalu ⅓ titik A ketika
makin banyak tenaga kerja menggantikan modal tenaga kerja menjadi makin kurang produktif
dan modal relatif menjadi lebih produktif dengan begitu tidak banyak membutuhkan modal
untuk Menjaga tetap konstan dan isoquant pun menjadi lebih datar.
isoquant memiliki kemiringan negatif dan cembung dimana mengukur tingkat
substitusi teknis Marginal yaitu kemampuan perusahaan untuk menggantikan modal dengan
tenaga kerja sembari menjaga tingkat output sama, Pada gambar tersebut mrts dari 2 ke 1 ke
⅔ ⅓.
Fungsi Produksi.
fungsi produksi dengan proporsi tetap merupakan produk dengan berbentuk sehingga
hanya satu kombinasi Tenaga Kerja dan modal saja yang dapat digunakan untuk memproduksi
setiap tingkat output.
pada kasus pertama input produksi bersifat subtitusi sempurna satu sama lain di mana
mrts nya konstan pada seluruh titik isoquant akibatnya yang sama dapat dihasilkan dengan
sebagian besar modal(pada titik A). sebagian besar tenaga kerja (titik C), atau dengan paduan
seimbang kedua input (titik B). ketika isoquant berbentuk garis lurus mrts adalah konstan
dengan demikian tingkat dimana modal dan tenaga kerja Dapat disubstitusikan satu sama lain
adalah sama tanpa memandang tingkat input yang sedang digunakan.titik A,B,C Gambarkan
tiga kombinasi modal tenaga kerja yang berbeda yang menghasilkan output yang sama yaitu
kurva q3.

pada kedua yang berlawanan yaitu fungsi produksi dengan proporsi tetap dalam kasus
ini tidak mungkin untuk melakukan subtitusi apapun pada input setiap tingkat output
memerlukan kombinasi tertentu dari tenaga kerja dan modal output tambahan tidak dapat
diperoleh kecuali jika lebih banyak modal dan tenaga kerja yang ditambahkan dengan proporsi
tertentu akibatnya berbentuk L seperti halnya kurva indiferensi berbentuk l ketika dua barang
bersifat komplementer sempurna.
Titik A,B dan C menggambarkan kombinasi input yang efisien secara teknis Sebagai
contoh untuk memproduksi output q1, kuantitas tenaga kerja L1 dan modal K1 dapat
digunakan seperti halnya pada titik A jika modal tetap berada pada K1, penambahan tenaga
kerja tidak akan mengubah output demikian pula dengan penambahan modal dengan tenaga
kerja maka akan tetap pada L1. dengan demikian kurva isoquant berbentuk l salah satu dari
produk Marginal modal atau produk Marginal tenaga kerja bernilai nol, yang lebih tinggi akan
dihasilkan hanya ketika kedua tenaga kerja dan modal ditambahkan seperti halnya beralih dari
kombinasi input A ke kombinasi input B.
Ketika isoquant berbentuk L, berarti hanya ada satu kombinasi Tenaga Kerja dan modal
yang dapat digunakan untuk memproduksi output tertentu seperti pada titik A pada isoquant
q1, lalu pada titik B pada isoquant q2, Pada titik C isoquant q3. dengan menambahkan lebih
banyak tenaga kerja tidak akan meningkatkan output demikian pula jika hanya menambahkan
modal.
Skala Hasil.

Skala hasil merupakan tingkat dimana output bertambah ketika input bertambah secara
proporsional. hasil yang meningkat apabila output meningkat lebih dari dua kali lipat ketika
input bertambah dua kali lipat maka terjadi skala hasil yang meningkat. ketika skala hasil yang
konstan adalah ke mungkinan kedua terkait dengan skala produksi adalah output mungkin
bertambah dua kali lipat ketika input meningkat dua kali lipat. salah hasil yang menurun adalah
ketika output mungkin peningkatannya kurang dari dua kali lipat ketika seluruh input
bertambah dua kali lipat.
Ketika suatu proses produksi perusahaan menunjukkan skala hasil yang konstan
Seperti yang diperlihatkan oleh pergerakan di sepanjang garis 0A pada bagian A, kurva
isoquant berjarak sama ketika output bertambah secara proporsional namun skala hasil yang
meningkat seperti pada gambar B isoquant makin mendekat jaraknya ketika input bertambah
di sepanjang garis.
dimisalkan pada garis 0A, dari titik asal pada setiap panel menggambarkan proses
produksi di mana Tenaga Kerja dan modal digunakan sebagai input untuk menghasilkan
berbagai tingkat output pada rasio 5 jam kerja dan 2 jam mesin. gambar A, fungsi produksi
mesin menunjukkan hasil yang konstan ketika 5 jam kerja dan 2 jam mesin digunakan
dihasilkan ketika kedua input dilipatgandakan dari 10 menjadi 20 unit. pada gambar B, fungsi
produksi perusahaan menunjukkan skala hasil yang meningkat isoquant makin mendekat saat
kita menjauhi titik asal di sepanjang garis 0A, akibatnya kurang dari dua kali lipat kedua input
bisa meningkatkan produksi dari 10 unit menjadi 20 unit dan kurang dari 3 kali lipat input bisa
menghasilkan output sebesar 30 unit.
REVIEW JURNAL ANALISA PERILAKU KONSUMEN, PRODUKSI, DAN
PASAR DALAM ISLAM

Oleh : Hanif Aditya Ismayanti


Jurnal Manajemen Keuangan Syariah
Vol 4 No 2, Desember 2020
E ISSN : 2581 – 0219
P ISSN : 2597 – 4432
Kegiatan perekonomian di Indonesia sangat sentral, karena semua orang ingin
memenuhi kebutuhannya masing – masing. Untuk memenuhi kebutuhannya konsumen akan
melakukan permintaan dan produsen akan melakukan penawaran. Banyak faktor yang
memengaruhi tingkat kepuasan yang di peroleh setiap individu.
Kegiatan produksi yaitu salah satu aktivitas ekonomi yang sangat menunjang kegiatan
konsumsi. Tanpa kegiatan produksi, konsumen tidak dapat mengkonsumsi barang dan jasa
yang dibutuhkannya. Produksi yaitu kegiatan menambah nilai guna suatu barang atau jasa
untuk keperluan orang banyak.
Pasar adalah tempat yang mempertemukan antara penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi pada setiap jenis barang, jasa, atau sumber daya. Dalam konsep ekonomi
islam penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan
penawaran jadi tidak ada yang bisa memengaruhi harga pasar selain dua kekuatan itu. Dalam
konsep ekonomi islam, pertemuan permintaan dan penawaran tersebut haruslah terjadi secara
rela sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada tingkat
harga tersebut.
Dalam teori ekonomi konvensional kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh
masyarakat dari mengkonsumsi barang dinamakan nilai guna utility. Sedangkan dalam
ekonomi islam konsumen bertujuan untuk mencapai suatu masalah. Produksi yaitu kegiatan
menambah nilai guna suatu barang atau jasa untuk keperluan orang banyak. Jika dalam konsep
ekonomi islam tujuan dari konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa untuk
mendapatkan maslahah dan tujuan dari produsen dalam memproduksi barang dan jasa untuk
memberikan maslahah. Dalam konsep ekonomi islam penentuan harga dilakukakn oleh
kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran.
Perilaku konsumen tidak hanya mengutamakan kepuasan saja namun juga
mengutamakan keberkahan. Perilaku produsen yaitu dapat disimpulkan bahwa produsen
mampu memproduksi barang atau jasa dan menghasilkan output yang baik berupa barang dan
jasa. Terdapat dua jenis pasar, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak
sempurna. Kedua pasar tersebut memiliki ciri yang berbeda, dan kelebihan maupun
kekurangan masing – masing.

PAMER KEMEWAHAN :
KAJIAN TEORI KONSUMSI THORSTEIN VEBLEN
Oleh : Indra Setia Bakti
Anismar
Khairul Amin
Volume 14, Nomor 1, Juni 2020
Jurnal ini bertujuan untuk mendiskusikan sudut pandang Thorstein Veblen dalam
melihat perilaku konsumsi berlebihan yang dilakukan oleh kelas sosial tertentu dalam
masyarakat.
Studi yang dilakukan oleh Geertz (1963) mengungkap realitas tentang keberadaan etos
masyarakat petani di pedesaan Jawa. Pada era itu, mereka bersama hidup dalam kemiskinan.
Kendati demikian, mereka berbagi kesulitan dengan sesamanya dan tidak muncul kelas – kelas
sosial yang tajam. Secara sosiologis, uang tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar ekonomi,
tetapi juga memiliki fungsi secara sosial. Dalam kehidupan bermasyarakat, uang mampu
membangun reputasi baik seseorang.
Veblen merupakan salah seorang sosiolog awal yang mengakui signifikan sosial dari
konsumsi. Pada masa Veblen hidup, kajian sosiologi cenderung didominasi pada pembahasan
hubungan sosial yang terjadi di dalam sektor produksi. Pada masa hidup Veblen, kelas
penikmat sebenernya bukan termasuk kategori kelas atas. Kelas atas itu sendiri sudah melekat
pada sosok keluarga kerjaan dan kaum bangsawan di benua Eropa. Adapun kelas penikmat
yang dimaksudkan oleh Veblen ialah kelas menengah perkotaan di Amerika Serikat yang baru
merasakan kekayaan (orang kaya baru). Kekayaan tersebut diperoleh melalui kerja keras dalam
memproduksi barang – barang sebagai buah dari zaman Revolusi Industri.
Legitimasi perbedaan status maksudnya ialah menegaskan kepada public bahwa kelas
penikmat tidak sama dengan kelas pekerja. Meskipun kelas penikmat adalah pemilik pabrik
dimana kelas pekerja mencari nafkah, namun kelas penikmat tidak pernah melakukan hal – hal
yang biasa dilakukan oleh kelas pekerja. Perbedaan status ini ditandai dengan perbedaan
konsumsi yang mencolok diantara kedua kelas tersebut.
Veblen berpendapat bahwa konsumsi mencolok dapat memberikan status dalam
masyarakat materialis. Status tersebut mewakili posisi yang patut ditiru oleh kelas – kelas di
bawahnya. Cara hidup dan standar nilai kelas penikmat menghasilkan norma baru bagi
masyarakat. Kelas – kelas yang lebih rendah “dipkasa” taat dengan cara mematuhi kode – kode
kelas penikmat sebagai mimpi yang selalu ingin digapai. Akibatnya energi mereka tersalurkan
untuk mengejar impian tersebut.
Tindakan membeli barang untuk meningkatkan status seseorang tetap merupakan
wawasan mendasar tentang berbagai perilaku manusia yang non – rasional dan sulit dijelaskan.
Veblen setidaknya telah menanamkan pengaruh yang cukup kuat pada beberapa pemikir sosial
kontemporer, sebut saja Bourdieu mengempiriskan ide – ide Veblen dan bahkan berhasil
mengembangkan ide tentang model kultural setelah merefleksikan studi tentang konsumsi
mencolok ini. Fakta lain yang juga tidak boleh dikesampingkan, pengaruh gagasan Veblen
telah berjasa menginspirasi dan melahirkan konsep nilai – tanda yang menjadi ide penting
Baudrillard dalam ranah akademis untuk mengkritisi dan menggulingkan ide Marx tentang
nilai – guna.
Perilaku pamer kemewahan pada masa kini tidak terlepas dari konteks sosial dimana
individu atau kelompok tertentu mencoba mengakomodasi Hasrat mereka akan penghargaan
sosial dan status sosial. Hal ini diwujudkan melalui konsumsi waktu luang dan barang yang
mencolok. Perilaku konsumsi mencolok ini kemudian meluas dan berdampak secara sosial
termasuk mempengaruhi perilaku kelas dari strata yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai