Anda di halaman 1dari 10

OPINI MENGENAI PENETAPAN PEMINDAHAN IBU KOTA JAKARTA KE

KALIMANTANOPINI MENGENAI PENETAPAN PEMINDAHAN IBU KOTA


JAKARTA KE KALIMANTAN
Teori Produksi
Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi untuk mengubah faktor
produksi (input) menjadi hasil produksi (output). Produksi menggunakan sumber daya untuk
menciptakan barang atau jasa yang sesuai untuk digunakan.
Dalam teori produksi, produksi adalah suatu kegiatan untuk menambah nilai guna pada suatu
barang. Produksi di ukur sebagai “tingkat hasil produksi (output) perperiode waktu” karena
merupakan konsep aliran.
Ada 3 aspek proses produksi antara lain :
a) Kuantitas barang atau jasa di hasilkan.
b) Bentuk barang atau jasa di ciptakan, dan
c) Distribusi temporal dan spasial dari barang atau jasa yang di hasilkan.
Proses produksi dapat di definisikan sebagai kegiatan yang meningkatkan kesamaan antara pola
permintaan barang atau jasa dan kuantitas, bentuk ukuran, panjang dan distribusi barang atau
jasa tersedia bagi pasar.

Teori prilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori prilaku
konsumen. Dalam mengonsumsi barang berlaku The Law Of Deminishing Marginal
Utility (LDMU), sedangkan dalam penggunaan faktor produksi berlaku The Law Of
Deminishing Return (LDR).
1.      Dimensi Jangka Pendek Dan Jangka Panjang
Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor
produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi,faktor
produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel
(variable input).
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak
tergantung pada jumlah produksi. Contohnya yaitu mesin-mesin pabrik,sampai pada tingkat
interval produksi tertentu jumlah mesin tak perlu ditambah. Tetapi jika tingkat produksi
menurun bahkan sampai nol unit (tidak berproduksi) jumlah mesin tak bisa dikurangi.
Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat produksinya.makin
besar tingkat produksinya,makin banyak faktor produksi variabel yang digunakan. Begitu
pula sebaliknya. Contohnya seperti buruh harian lepas dipabrik rokok. Jika perusahaan ingin
meningkatkan faktor produksi,maka jumlah buruh hariannya ditambah,begitu pula
sebaliknya.
Adapun pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel terkait erat
dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut.
Mesin dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka pendek (kurang dari
setahun) susah untuk ditambah atau dikurangi. Sebaliknya buruh dikatakan sebagai faktor
produksi variabel karena jumlah kebutuhannya dapat disediakan dalam waktu kurang dari
setahun.
Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua faktor
produksi sifatnya variabel.periode jangka pendek adalah periode produksi dimana perusahaan
tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau
beberapa faktor produksi. Periode jangka panjang adalah periode produksi dimana semua
faktor produksi menjadi faktor produksi variabel.
2.      Model Produksi Dengan Satu Macam Faktor Produksi Variabel
Produksi dengan satu macam faktor produksi variabel adalah pengertian analisis
jangka pendek,dimana faktor produksi yang tidak dapat di ubah. Ekonom membagi faktor
produksi menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour).hubungan matematis
penggunaan faktor produksi yang menghasilkan output maksimum disebut fungsi
produksi,seperti dibawah ini.
Q = f(K,L)
Dimana :Q        =          tingkat output
K         =          barang modal
L          =          tenaga kerja
Dalam model produksi satu macam faktor produksi variabel, barang modal dianggap sebagai
faktor produksi tetap.keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga
kerja.

Produksi Total, Produksi Marginal, Dan Produksi Rata-Rata


Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari
penggunaan total faktor produksi. Produksi marginal (marginal product) adalah tambahan
produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi. Produksi rata-rata (average
product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.
  Produksi Total :
TP = f(K,L)
Dimana; TP  =  produksi total
            K =  barang modal(yang dianggap konstan)
             L    =  tenaga kerja/buruh
Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari fungsi nilainya
sama dengan nol. Turunan pertama dari TP adalah MP,maka TP maksimum pada saat
MP sama dengan nol.
  Produksi Marginal
MP = TP’ = αTP/αL
Dimana: MP  = produksi marginal
Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP <
0,penambahan tenaga kerja justru menguragi produksi total. Penurunan nilai MP
merupakan indikasi telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin
Menurun atau The Law of Deminishing Return (LDR).
  Produksi Rata-Rata
AP = TP/L
Dimana: AP = produksi rata-rata.
AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 (AP’=0). Dengan
penjelasan matematis,AP maksimum tercapai pada saat AP = MP,dan MP memotong
AP pada saat nilai AP maksimum.

Tiga Tahap Produksi


Untuk kasus umum dan bila dianggap penambahan faktor produksi dianggap kontinyu
kurva akan menjadi pada diagram 1.1. Diagram 1.1 menunjukan ada tiga tahap penting dari
gerakan perubahan nilai TP. Yang pertama,pada saat MP maksimum (titik 1 dan 4). Kedua,pada
saat AP maksimum (titik 2 dan 5). Ketiga,pada saat MP = 0 atau TP maksimum (titik 3 dan 6).
Diagram tersebut dapat dibagi menjadi tiga tahap produksi (The Three Stages of Production):
1)      Tahap I (stage I ),sampai pada saat kondisi AP maksimum
Penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata—rata.
Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah
yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slope kurva TP
meningkat tajam).
2)      Tahap II (stage II ),antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol
Karena berlakunya LDR,baik produksi marginal maupun produksi rata-rata mengalami
penurunan. Namun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan
tetap menambah produksi total sampai mencapai titik maksimum (slope kurva TP datar
sejajar dengan sumbu horizontal).
3)      Tahap III (stage III ),saat MP sudah bernilai < nol (negatif).
Perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi,karena penambahan tenaga kerja justru
menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negatif).
Secara matematis perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat tambahan
biaya (marginal cost) yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan pendapatan
(marginal revenue) yang diterima.tambahan biaya dalam hal ini adalah upah (wage) tenaga
kerja. Tambahan pendapatan adalah produksi marginal dikalikan harga jual barang
dinotasikan P,maka alokasi tenaga kerja (faktor produksi) dianggap efisien bila:
W = MP (P)

Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi dapat membuat tingkat produktivitas meningkat. Secara grafis dapat
digambarkan dengan semakin luasnya bidang yang dibatasikurva TP. Pada diagram 1.2,akibat
kemajuan teknologi,luas kurva TP3 > TP2 > TP1. Artinya jumlah output yang dihasilkan perunit
faktor produksi semakin besar. Dari Diagram 1.2 tampak bahwa: Q3/L1 > Q2/L1 > Q1/L1.

Bila nilai AP meningkat karena mesinnya semakin modern,belum berarti efisiensi


meningkat. Modernisasi sumber daya manusia (SDM), terutama dengan mengubah cara berfikir
dan sikap hidup. Dengan modernisasi SDM,kemajuan teknologi akan meresap ke dalam diri
manusia (embodied technologi) dan mendorong peningkatan efisiensi.

Model Produksi Dengan DU Macam Faktor Produksi Variabel


a.      Isokuan (isoquant)
Isokuan (isoquant) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan
dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu,yang
menghasilkan tingkat produksi yang sama.
Asumsi-asumsi isokuan:
1)      Konveksitas (convexity)
Asumsi konveksitas analogi dengan asumsi pembahasan perilaku konsumen,yaitu
kurva indiferensi yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah (down ward sloping).
Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor
produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Derajad Teknik Substitusi
Faktor Produksi atau Marginal Rate of Technical Substitution adalah bilangan
yang menunjukan berapa unit faktor produksi L harus dikorbankan untuk menambah
1 unit faktor produksi K pada tingkat produksi yang sama.
2)      Penurunan nilai MRTS (Diminishing of MRTS)
Produsen menganggap makin mahal faktor produksi yang semakin langka yang
menjadi sebab nilai MRTS semakin menurun  (hukum LDR). MRTS konstan bila
kedua faktor produksi bersifat substitusi sempurna (perfect substitution) atau MRTS
akan nol bila kedua faktor produksi mempunyai hubungan proporsional tetap.
3)      Hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing
Return)
4)      Daerah Produksi Yang Semakin Ekonoms (Relevance Range of Production)

b.      Perubahan Output Karena Skala Penggunaan Produksi (Return To Scale)


Perubahan output karena perubahan skala penggunaan factor produksi (Return to scale)
adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah factor
produksi dilipat gandakan (doubbling)
1)      Skala Hasil Menaik (increasing Return to Scale)
Jika penambahan factor produksi sebanyak  1 unit menyebabkan output
meningkat lebih dari 1 unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menaik
(increasing return to scale)

2)      Skala Hasil Konstan (Constan Return to scale)


Jika pelipat gandaan factor produksi menambah output sebanyak 2x lipat juga,
fungsi produksi memiliki karakter skala hasil konstan (constant return to scale).

3)      Skala hasil menurun (Decreasing Return to Scale)


Jika penambahan 1 unit factor produksi menyebabkan output bertambah kurang
dari 1 unit fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menurun (Decreasing return to
scale) seperti di tunjukan pada diagram 1.7 penjelasannya adalah kebalikan penjelasan
terjadinya skala hasil menaik.

c.       Perkembangn Teknologi
Kemakjuan teknologi memungkinkan peningkat efisiensi penggunaan factor produksi.
Tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan penggunaan factor produksi yang lebih
sedikit. Diagram 1.8  menggambarkan hal tersebut. Karena kemajuan teknologi, teknologi,
tingkat produksi 90 unit (Q 90 periode perrtama ) dapat di capai dengan penggunaan factor
produksi yang lebih sedikit n(Q 90 periode ke 2)

Seorang ekonom bernama Hicks mengkalsifikasikan kemajuan teknologi berdasarkan


pengaruhnay terhadap kombinasi penggunaan factor produksi. Bila kemajuan teknologi
mengakibatkan porsi penggunaan barang modal menjadi lebih besar di banding tenaga kerja,
disebut teknologi padat modal (Capital using atau Capital intesive). Sebaliknya jika
menyebabkan porsi penggunaan tenaga kerja menjadi lebih besar, disebut teknologi padat
karya (lobour using atau labour intesiv). Jika tidak mengubah porsi (rasio factor produksi
tetap), disebut teknologi netral (neutral tecnology). Perubahan-perubahan dapat dilihat dari
angka MRTS yang tercermin dari perubahan sudut kemiringan isokuan.
d.      Kurva Anggaran Produksi (Isocost)
Kurva anggaran produksi adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi
penggunaan dua macam factor produksi yang memerlukan biaya yang sama. Jika yang
berubah adalah kemampuan anggaran kurva isocost bergeser sejajar (diagram 2.1)

e.       Keseimbangan Produsen
Keseimbangan pprodusen terjadi ketika kurva I bersinggungan dengan kurva Q. di titik
persinggungan itu kombinasi penggunaan factor produksi akan meberikan hasil output yang
maskimum. Keseimbangan dapat berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun
harga factor produksi. Analisi perubahan keseimbangan produsen analogis dengan anlisis
prilaku konsumen.
Perubahan jumlah factor produksi yang digunakan merupakan interaksi kekuatan efek
sebtitusi dan efek skala prduksi. Karena itu produsen juga mengenal factor produksi inferior,
yaitu factor produksi penggunaannya justru menurun bila kemampuan anggaran perusahaan
meningkat (kemampuan produksi meningkat) misalnya tenaga kerja adalah factor produksi
inferior

f.       Pola Jalur Ekspansi (Ekspantion Path)


Tujuan perusahan adalah maksimalisasi laba. Untuk mencapai tujuan itu, dalam jangka
pendek maupun jangka panjang perusahaan harus tetap mempertahankan
efisiensinya. Biasanya perusahaan menetapkan target yang akan di capai setiap tahunnya,
yang harus di capai dengan biaya minimum. Dalam jangka panjang perusahaan memiliki
tingkat fleksibilitas lebih tinggi dalam mengombinasikan faktor produksi.

Perusahaan Ditinjau dari Sudut Ekonomi.
1. Tujuan Perusahaan: Memaksimumkan keuntungan
          Dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit badan
usaha yang mempunyai tujuan yang sama yaitu “mencapai keuntungan yang maksimum”.
Untuk tujuan itu, ia menjalankan usaha yang bersamaan yaitu mengatur penggunaan
factor produksi dengan cara seefisien mungkin sehingga “ usaha memaksimumkan
keuntungan dapat dicapai dengan cara yang dari sudut ekonomi dipandang dengan cara
yang paling efisien”. Dalam praktik, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya
tujuan perusahaan. Tetapi demi penyederhanaan analisis, untuk sementara tujuan
memaksimumkan ini digunakan.
            Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya
produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan
kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan
maksimum dicapai apabila perbedaan diantara hasil penjualan dan biaya produksi
mencapai tingkat yang paling besar. Dalam usahanya untuk memproduksi barang-barang
yang diperlukan masyarakat dan memperoleh keuntungan maksimum, masalah pokok
yang harus dipecahkan produsen adalah :”bagaimanakah komposisi dari factor-faktor
produksi yang digunakan dan untuk masing-masing factor produksi tersebut berapakah
jumlah yang akan digunakan”.
2. Cara Mencapai tujuan memaksimumkan keuntungan
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya
produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan
kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan
maksimum dicapai apabila perbedaan di antara hasil penjualan dan biaya produksi
mencapai tingkat yang lebih besar Dalam memperoleh keuntungan maksimum ada aspek
yang harus dipikirkan produsen yaitu :.
  Fungsi produksi
Fungsi produksi dapat didefinisikan dalam dua pengertian yaitu :
 Hubungan diantara tingkat produksi yang dapat dicapai dengan faktor-faktor
produksi yang digunakan untuk mewujudkan tingkat produksi tersebut.
 Suatu kurva yang menunjukkan tingkat produksi yang dicapai dengan berbagai
jumlah tenaga kerja yang digunakan.
  Peminimuman Biaya Produksi
Selain menentukan komposisi faktor produksi yang akan meminimumkan biaya
produksi, produsen perlu memperhatikan :
 Besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan
digunakan.
 Besarnya pertambahan hasil penjualan yang diwujudkan oleh faktor produksi
yang ditambah tersebut.
  Jangka pendek dan Jangka panjang
Dalam menganalisis bagaimana perusahaan melakukan kegiatan produksi, teori
ekonomi membedakan jangka waktu analisis menjadi dua yaitu jangka waktu panjang
dan jangka waktu pendek.
Jangka panjang adalah suatu periode dalam analisis kegiatan memproduksi firma-
firma yang memisalkan periode tersebut adalah cukup panjang dan memungkinkan
firma-firma menambah semua faktor produksi yang diperlukan dalam operasinya.
Jangka pendek adalah suatu periode dalam analisis kegiatan memproduksi firma-
firma yang memisalkan bahwa dalam periode tersebut hanya satu produksi saja
(tenaga kerja) yang jumlahnya dapat berubah-ubah. Di dalam masa tersebut
perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor
produksi yang dianggap tetap biasanya adalah faktor modal seperti mesin-mesin dan
peralatannya, alat-alat produksi lainnya dan bangunan perusahaan.
  firma dan Industri
Satu hal yang penting perlu diterangkan adalah perbedaan diantara pengertian
firma (perusahaan) dan industri. Dalam teori ekonomi firma atau perusahaan adalah
suatu badan usaha yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan
barang-barang yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Pengertian industri dalam teori ekonomi sangat berbeda artinya dengan pengertian
industri pada umumnya dimengerti orang. Dalam teori ekonomi istilah industri
diartikan sebagai kumpulan firma-firma yang menghasilkan barang yang sama atau
sangat bersamaan yang terdapat dalam suatu perusahaan. 
Fungsi produksi
Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan
antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang di
hasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu
juga disebut sebagai output.
Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara factor-faktor produksi dengan hasil
produksi. Faktor produksi dikenal dengan istilah input ,sedangkan hasil produksi disebut
sebagai output hubungan kedua variable (input dan output) tersebut dapat dinyatakan dalam
bentuk persamaan, sebagai berikut :
Q = f (K,L,N dan T)
Penjelasan :
Q = Jumlah output (hasil)
K = Kapital (Modal)
L = Labour (Tenaga Kerja)
R = Raw Material (Kekayaan)
T = Teknologi
Q adalah output, sedangkan K,L,R,dan T merupakan input. Input K adalah jumlah modal,
Ladalah jumlah tenaga kerja, N adalah sumber daya, dan T adalah teknologi. Besarnya jumlah
output yang dihasilkan tergantung dari penggunaan input-input tersebut. Jumlah output dapat
ditingkatkan dengan cara meningkatkan penggunaan jumlah input K,L dan N atau meningkatkan
teknologi. Untuk memperoleh hasil yang efisien, produsen dapat melakukan penggunaan input
yang lebih efisien.
Dalam penerapannya , hubungan input dan output dapat pisahkan secara lebih khusus.
Misalnya, untuk menghasilkan hasil-hasil pertanian akan digunakan input tanah, bibit ,
pupuk,pestisida,tenaga kerja,dan alat-alat pertanian lainnya (tidak termasuk teknologi). Untuk
meningkatkan hasil-hasil pertanian tersebut maka harus ditingkatkan penggunaan input seperti
tanah yang luas, menambah tenaga kerja, menambah jumlah pupuk, menambah penggunaan
pestisida, dan lain sebgainya. Atau cara lain yaitu dengan meningkatkan teknologi pertanian.
Untuk menghasilkan barang atau output dapat dilakukan dengan menggunakan hanya satu input
saja, dua atau lebih input.

Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah


Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai
tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut bahwa faktor-faktor produksi lainnya
adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya di anggap tidak mengalami perubahan.
Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa :
“Apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah
sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi
sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan
akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan
pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum
dan kemudian menurun”.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa tenaga kerja yang digunakan
dapat dibedakan dalam 3 tahap :
 Tahap pertama : produksi total mengalami pertambahan yang semakincepat.
 Tahap kedua : produksi total pertambahannya.
 Tahap ketiga : produksi total semakin lama semakin berkurang.

TABEL 1.1
Hubungan jumlah tenaga kerja dan jumlah produksi
Tanah TenagaKerja TP MP AP Tahap
(Hektar) (orang) (unit)
1 1 150 150 150 Pertama
1 2 400 250 200
1 3 810 410 270
1 4 1080 270 270 Kedua
1 5 1290 210 258
1 6 1440 150 240
1 7 1505 65 215
1 8 1520 15 180
1 9 1440 -80 160 Ketiga
1 10 1300 -140 130
Dalam tabel 1.1 dikemukakan suatu gambaran mengenai produksi suatu barang pertanian di atas
sebidang tanah yang tetap jumlahnya, tetapi jumlah tenaga kerjanya berubah-ubah. Dalam
gambaran itu ditunjukkan bahwa produksi total yang ditunjukkan dalam kolom (3) mengalami
pertambahan yang semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1 menjadi 2, dan 2 menjadi
3. Maka dalam keadaan ini kegiatan memproduksi mencapai tahap pertama yang setiap
tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang lebih besar dari yang dicapai
pekerja sebelumnya. Dalam analisis ekonomi keadaan itu dinamakan produksi marjinal pekerja
yang semakin bertambah. Data dalam kolom (4) yaitu data produksi marjinal. Pada tahap
pertama,apabila tenaga kerja di tambah dari 3 menjadi 4, kemudian 4 menjadi 5, kemudian 5
menjadi 6, dan seterusnya, produksi total tetap bertambah, tetapi jumlah pertambahannya
semakin lama semakin sedikit. Tahap kedua, yaitu keadaan dimana produksi marjinal semakin
berkurang. Pada Tahap ketiga, pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi total,
yaitu produksi total berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8, produksi
total masih mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 15 unit. Akan tetapi apabila satu lagi tenaga
kerja ditambah dari 8 menjadi 9 pekerja, produksi total menurun. Produksi total berkurang lebih
lanjut apabila tenaga kerja menjadi 10.

Produksi Total, Produksi Rata-Rata Dan Produksi Marjinal

Produksi marjinal yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu
tenaga kerja yang digunakan. Apabila ΔL adalah pertambahan tenaga kerja ΔTP adalah
pertambahan produksi total, maka produksi marjinal (MP) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut :
 MP = ΔTP
            ΔL
Produksi rata-rata yaitu produksi yang secara rata-rata. Apabila produksi total adalah TP,
jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata (AP) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut :
AP = TP
          L
Produksi Total yaitu  jumlah produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja tertentu .
Keadaan dalam tahap ketiga ini menunjukkan bahwa tenaga kerja yang digunakan adalah jauh
melebihi daripada yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan produksi tersebut secara efisien.

Anda mungkin juga menyukai