Anda di halaman 1dari 50

A.

Teori Produksi

a. Pengertian Teori Produksi

Produksi merupakan suatu kebijakan yang dikkerjakan untuk


menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan bend baru
sehingga lebih bermnfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan
menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya
dinamakn produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah gaya guna
suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan
produksi barang.
Teori produksi adalah teori yang menjlaska hubungan antara
tingkat produksi dengan jumlah factor-faktor produksi dan hasil
penjualan outputnya.

Sedangkan faktor-faktor produksi adalah sebagai berikut;


1) Tanah (Land) atau Sumber Daya Alam (Natural Resources)
2) Tenaga kerja manusia (Labour) atau Smber Daya Manusia
(Human Resources)
3) Modal (Capital)
4) Keahlian Keusahawanan (Enterpreneurship)

Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal dua hal:

1) Produksi jangka pendek adalah suatu proses produksi terdapat


faktor produksi yang sifatnya tetap (fixed input) dan faktot
produksi yang jumlahnya dapat diubah-ubah (variable input).

2) Produksi Jangka Panjang, yaitu semua fator produksi dapat


berubah dan ditambah sesuai kebutuhan.

1
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk
mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia
barang dan jasa dala jumlah yang mencukupi.

b. Fungsi Produksi
Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara faktor-faktor
produksi dengan hasil produksi. Faktor produksi dikenal dengan
istilah input, sedangkan hasil produksi disebut dengan output.
Hubungan antara kedua variable (input dan output) tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
Q = f (K,L,N,T)
Keterangan:
 Q = jumlah output (hasil)
 K = modal (capital)
 L = tenaga kerja (labour)
 R = kekayaan (raw material)
 T = teknologi
Persamaan tersebut merupakan pernyataan matematik yang
pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang
tergantung pada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan
alam dan tingkat teknologi yang digunakan. Jumlah produksi yang
berbeda-beda dengan sendirinya akan memerlukan berbagai faktor
produksi tersebut dalam jumlah yang berbeda-beda juga.

c. Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah


Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang
hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah
tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat
produksi barang tersebut. Dalam analis tersebut dimisalkan bahwa
faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya dianggap tidak

2
mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat
diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.

 Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang

Hukum hasil lebih yang semakin berkurang merupaka suatu hal


yang tidak dapat dipisahkan dari teori produksi. Hukum tersebut
menjelaskan sifat pokok dari hubungan diantara tingkan produksi da
tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut.

Hukum hasil yang semakin berkurang menyatakan bahwa


apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja)
terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi
total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sudah mencapai
suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan
akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan nilai produksi
seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat
dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian
menurun. Dengan demikian pada hakikatnya hukum hasil lebih yang
semakin berkurang menyatakan bahwa hubungan diantara tingkat
produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan
dalam tiga tahap yaitu:

 Tahap 1 : Produksi total mengalami pertambahan yang


semakin cepat
 Tahap 2 : Produksi total pertambahannya semakin lambat
 Tahap 3 : Produksi total semakin lama semakin berkurang

Tabel 9.1

3
Dalam table 9.1 dikemukakan suatu gambaran mengenai produksi
suatu barang pertanian diatas sebidang tanah yang tetap jumlahnya,
tetatpi jumlah tenaga kerjanya berubah-ubah. Dalam gambaran itu
ditunjukan bahwa produksi total yang ditunjukan dalam kolom (3)
mengalami pertambahan yang semakin cepat apabila tenaga kerja
ditambah dari 1 menjadi 2, dan 2 menjadi 3. Maka dalam keadaan ini
kegiatan memproduksi mencapai tahap pertama. Dalam tahap ini
setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang
lebih besar dari yang dicapai pekerja sebelumnya. Dalam analisis
ekonomi kegiatan itu dinamakan produksi marjinal pekerja yang
semakin bertambah. Data dalam kolom (4) yaitu data produksi
marginal pada tahap pertama, menggambarkan keadaan tersebut.

Apabila tenaga kerja yang ditambah dari 3 menjadi 4, kenudian 4


menjadi 5, kemudian 5 menjadi 6, dan selanjutnya 6 menjadi 7,
produksi total tetap bertambah; tetapi jumlah pertambahnnya semakin
lama semakin sedikit. Maka dalam keadaan ini produksi mencapai
tahap kedua, yaitu keadaan dimana produksi marginal semakin
berkurang. Maksudnya setiap pertambahan pekerja akan

4
menghasilkan tambahan produksi ku0rang daripada tambahan
produksi pekerja sebelumnlya.

Pada tahap ketiga, pertambahan tenaga kerja tidak akan


menambah produksi total, yaitu produksi total berkurang. Pada waktu
tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8, produksi total mengalami
peningkatan, yaitu sebanyak 15 unit. Akan tetapi apabila satu lagi
tenaga kerja ditambah – dari 8 pekerja menjadi 9 pekerja, produksi
totalnya menuru. Produksi total berkurang lebih lanjut apabila tenaga
kerja menjadi 10.

 Produksi Total, Produksi Rata-rata, dan Produksi Marginal

Produksi marginal yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh


pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Apabila ∆ adalah
pertambahan tenaga kerja, ∆ adalah pertambahan produksi total,
maka produksi marginal (MP) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:


=

Besarnya produksi rata-rata, yaitu produsi yang secara rata-rata


dihasilkan oleh setiap pekerja. Apabila produksi total adalah TP,
jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata (AP) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.:

 Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata dan Produksi


Marjinal

Hubungan-hubungan yang baru saja diterangkan di atas antara


ptoduksi total, produksi rata-rata dan produksi marginal dapat

5
digambarkan secara grafik, yaitu seperti yang ditunjuk dalam gambar
di bawah ini. Kurva TP adalah kurva produksi total. Ia menunjukan
hubungan atara jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja yang
digunakan untuk menghasilkan produksi tersebut. Bentuk TP cekung
ke atas apabila tenaga kerja yang digunakan masih sedikit (yaitu
apabila tenaga kerja kurang dari 3). Ini berarti tenaga kerja adalah
kekurangan kalau dibandingkan dengan faktor produksi lain (dalam
contoh faktor produksi lain tersebut adalah tanah) yang dianggap
tetap jumlahnya. Dalam keadan yang seperti itu produksi marjinal
bertambah tinggi, dan sifat ini dapat dilihat pada kurva MP (yaitu
kurva produksi marjinal) yang menaik.

Setelah menggunakan 4 tenaga kerja, pertambahan tenaga kerja


selanjutnya tidak akan menambah produksip total secepat seperi
sebelumya. Keadaan ini diganbarkan oleh kurva MP yang menurun,
dan kurva produksi total (TP) yang berbentuk cembung keatas.

Sebelum tenaga kerja yang digunakan melebihi 4, produksi


marginal adalah lebih tinggi daripada produksi rata-rata. Maka kurva
produksi rata-rata, yaitu kurva AP, akan bergerak ke atas atau
horizontal. Keadaan ini menggambarkan bahwa produksi rata-rata

6
bertambah tinggi atau tetap. Pada waktu 4 tenaga kerja digunakan
kurva produksi marjinal memotong kurva produksi rata-rata. Sesudah
perpotongan tersebut kurva produksi rata-rata menurun ke bawah
yang menggambarkan bahwa produksi rata-rata semakin merosot.
Perpotongan di antara kurva MP dan kurva AP menggambarkan
permulaan dari tahap kedua. Pada keadaan ini produksi rata-rata
mencapai tingkat yang paling tinggi.

Tahap ketiga dimulai pada waktu 9 tenaga kerja digunakan. Pada


tingkat tersebut kurva MP memotong sumbu datar dan sesudahnya
kurva tersebut berada di bawah sumbu datar. Keadaan ini
menggambarkan bahwa produksi marjinal mencapai angka yang
negatif. Kurva TP mulai menurun pada tingkat ini, yang
menggambarkan bahwa produksi total semakin berkurang apabila
lebih banyak tenaga kerja digunakan. Keadaan dalam tahap ketiga ini
menunjukan bahwa tenaga kerja yang digunakan adalah jauh melebihi
daripada yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan produksi
tersebut secara efisien.

d. Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah


 Kurva Produksi Sama (Isoquant)
Kurva isoquant adalah kurva yang menunjukan kombinasi input
jumlah modal dan jumlah tenaga kerja.
Kurva isoquant memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Mempunyai kemiringan negatif
 Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukan semakin
tinggi jumlah output
 Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant lainnya.
 Isoquant cembung ke titik origin.

7
Pada gambar diatas kita dapat melihat kurva isokuan / isoquant
dengan sumbu Y berupa modal dan sumbu X berupa tenaga kerja.
Kurva isokuan (Z) menggambarkan tingkat output produksi yang sama.
Artinya ketika produksi di sepanjang garis tersebut akan sama
outputnya, namun input yang digunakan memiliki komposisi yang
berbeda.

Kurva isoquant memiliki asumsi bahwa kedua faktor input produksi


antara tenaga kerja dan modal bisa saling dipertukarkan untuk
masalah penggunaannya. Seperti misalnya jumlah tenaga kerja L
yang bisa diganti dengan sejumlah modal K, begitupula sebaliknya
yang dimana K bisa diganti dengan L.

Marginal Rate Of Technical Substitution (MRTS)

8
MRTS adalah perbandingan antara MPL dan MPK. MRTS
merupakan suatu keadaan yang dimana perusahaan mampu 8ntuk
menggantinsebuah unit tenaga kerja dengan sejumlah unit input yang
lainnya karena memiliki tujuan untuk bisa memperoleh tingkat output
yang sama.

 Garis Biaya Sama (Isocost)

Isocost adalah kurve yang menggambarkan / menunjukan


kombinasi antar L & K (maksimum) yang dapat dibeli oleh
perusahaan dengan pengeluarannya dan pada tingkat harga tertentu.

Menurut Vincent Gaspersz (2005:211-212) jika kita mengasumsikan


bahwa sistem produksi hanya menggunakan dua jenis input yaitu
modal (K), serta harga dari input modal adalah r per unit K, dan
tenaga kerja (L), serta harga (upah) tenaga kerja adalah w per unit L,
maka biaya total penggunaan input modal dan tenaga kerja dalam
proses produksi dapat ditulis dalam persamaan berikut:

C = wL + rK …..

Persamaan di atas dapat diubah ke dalam bentuk hubungan


ketergantungan antara input modal (K) dan input tenaga kerja (L)
sebagai berikut:

9
rK = C – wL K = C/r – (w/r)L

Bentuk persamaan K = (C/r) – (w/r)L inilah yang dipergunakan untuk


menggambarkan kurva isocost yang memiliki slope negatif sebesar –
(w/r). Dengan demikian slope dari kurva isocost merupakan negatif
dari ratio harga input tenaga kerja, w, terhadap input modal, r.

e. Keseimbangan Produsen
Ketika melakukan analisis perilaku pasar (permintaan dan
penawaran) kita menggunakan kurva keseimbangan pasar sebagai
alat analisis. Demikian pula ketika melakukan analisis perilaku
konsumen, kita menggunakan kurva keseimbangan konsumen
sebagai alat analisis. Tujuan utama dari produsen melakukan aktivitas
produksi pada situasi yang amat sangat kompetitif di dalam pasar
global sekarang ini, adalahmemproduksi sejumlah output tertentu
sesuai permintaan pasar dengan tingkat pengeluaran anggaran yang
minimum. (Vincet Gasperst, 2005:213).
Kurva keseimbangan produsen menunjukan pencapaian
kombinasi penggunaan input pada kondisi biaya terkecil untuk
memproduksi output dalam jumlah tertentu. Titik keseimbangan
produsen merupakan titik singgung antara kurva isoquant dan kurva
isocost. (Vincet Gasperst, 2005:213).

Kurva Keseimbangan Produsen

10
Dari gambar di atas, titik keseimbanga produsen, E, yang
merupakan titik singgung antara kurva isoquant dan kurva isocost.
Pada titik singgung E ini terjadi keseimbangan yang meminimumkan
biaya total produksi, dimana slope dan kurva isoquant (∆ /∆ ) sama
dengan slope dari kurva isicost –(w/r). Hal ini berarti pula pada titik
singgung B itu. Tingkkat substitusi teknikal marginal (MRTS) sama
dengan rasio dari harga-harga input. Jadi titik keseimbangan
produsen yang meminimumkan total biaya produksi tercapai apabila
kondisi berikut tercapai (Vincet Gasperst, 2005:215):
= /

Dalam produksi jangka panjang sering terjadi perluasan usaha


sebagai akibat meningkatnta permintaan pasar terhadap produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Apabila demikian akan terdapat jalur
perluasan (expansion path) yang menunjukan kurva atau tempat
kedudukan titik-titik keseimbangan produsen sepanjang jalur prluasan
produksi dalam jangka panjang. Titik-titik keseimbangan produsen itu
menunjukan kombinasi input yang meminimumkan biaya untuk setiap
tingkat output yang diproduksi dengan asumsi rasio harga-harga input
konstan (Vincet Gasperst 2005:207).

11
B. Teori Biaya
a. Pengertian Biaya
Biaya adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-
bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-
barang yang diproduksi perusahaan tersebut.
Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu biaya eksplisit dan biaya
tersembunyi. Biaya eksplisit dalah pengeluaran-pengeluaran
perusahaan yng berupa pembayaran dengan uang untuk
mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang
dibutuhkan. Sedangkan biaya tersembunyi adalah taksiran
pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh
perusahaan itu sendiri

b. Jenis-jenis Biaya
1) Biaya Produksi dalam Jangka Pendek
Biaya jangka pendek yaitu biaya yang menunjukkan
sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. Salah
satu faktor produksi bersifat tetap, yang lain berubah.

Beberapa pengertian biaya dalam jangka pendek


1. Biaya total (Total Cost)
Biaya total adalah keseluruhan jumlah biaya yang dikeluarkan,
yang terdiri dari biaya tetap (TFC) dan biaya Variable (TVC).
TC = TFC + TVC
2. Biaya Rata-rata (AFC)
Biaya rata-rata dibedakan menjadi tiga, yaitu;
 Biaya Tetap Rata-rata (AFC)

12
=

 Biaya Beruba Rata-rata (AVC)

 Biaya Total Rata-rata (AC)

atau AC = AFC + AVC

3. Biaya Marginal (MC)


Biaya marginal adalah kenaikan biaya produksi yang
dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit.
Rumus yang digunakan untuk mencari biaya marginal yaitu:


=

Bentuk Kurva Biaya Jangka Pendek

 Kurva TC, TFC, dan TVC

13
Kurva TFC bentuknya adalah horizontal karena nilainya
tidak berubah walau berapapun banyaknya barang yang
diproduksikan. Sedangkan kurva TVC bermula dari titik 0 dan
semakin lama semakin bertambah tinggi. Bentuk kurva TVC
yang pada akhirnya semakin tegak menggambarkan bahwa
produksi dipengaruhi oleh hukum hasil lebih yang semakin
berkurang.
Kurva TC adalah hasil dari penjumlahan kurva TFC dan
TVC. Oleh sebab itu kurva TC bermula dari panngkal TFC.

 Kurva ATC, AVC, dan AFC

Kurva-kurva AVC, AC, MC mendekati huruf U. Bentuk


kurva seperti ini mencerminkan bahwa kegiatan produksi
dipengaruhi oleh hukum hasil lebih yang semakin berkurang,
yaitu pada waktu produksi masih sangat rendah pertambahan
sejumlah tertentu biaya produksi akan menyebabkan
pertambahan yang besar terhadap jumlah produksi, tetapi
apabila produksi telah menjadi semakin banyak, sejumlah
tertentu biaya produksi akan menimbulkan pertambahan
produksi yang semakin sedikit. Sebagai akibat dari keadaan
ini, pada waktu jumlah produksi sedikit, kurva-kurva AVC, AC,

14
dan MC menurun, dan pada waktu jumlah produksi sudah
semakin meningkat kurva AVC, AC, dan MC arahnya menaik.

 Hubungan antara MC dengan AVC dan AC


 Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau
kurva MC di bawah kurva AVC, maka kurva AVC sedang
menurun).
 Apabila MC > AVC maka nilai AVC akan semakin besar
(berarti kalau kurva MC di atas AVC maka kurva AVC
sedang menaik).
2) Biaya Produksi dalam Jangka Panjang
Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah
semua faktor produksi input yang akan digunakannya. Oleh
karena itu, biaya produksi tida perlu lagi dibedakan antara biaya
tetap dan biaya berubah.
 Cara meminimumkan Biaya dalam Jangka Panjang
Karena dalam jangka panjang perusahaan dapat
memperluas kapasitas produksinya, ia harus menentukan
besarnya kapasitas pabrik (plant size) yang akan
meminimumkan biaya produksi. dalam analisis ekonomi
kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva total rata-rata (AC).
Dengan demikian analisis menganai bagaimana produsen
menganalisis kegiatan produksinya dalam usaha
meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan
memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-
beda.
Peminimuman biaya jangka panjang tergantung kepada
dua faktor berikut:
 Tingkat produksi yang ingin dicapai
 Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia

15
 Kurva Biaya Total Rata-rata Jangka Panjang
Kurva biaya total rata-rata jangka panjang atau kurva
LRAC (Long Run Avarage Cost), dapat didefinisikan sebagai
kurva yang menunjukan biaya rata-rata yang paling minimum
untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat
selalu mengubah kapasitas memproduksinya.
Kurva LRAC bukanla dibentuk berdasarkan kepada
beberapa kuva AC saja, tetapi berdasarkan kepada kurva AC
yang tidak terhingga banyaknya. Yaitu ia tidak dibentuk oleh
tiga kurva AC seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah
ini, akan tetapi oleh kurva AC yang sangan banyak, yaitu
seperti yang terdapat pada gambar di bawah. Oleh karena
kurva AC banyak jumlahnya maka kurva LRAC adalah suatu
kurva yang berupa garis lengkung yang berbentuk U. Kurva
LRAC tersebut merupakan kurva yang menyinggung
bebrbagai kurva jangka pendek. Titik-titik persinggungan
tersebut merupakan biaya produksi yang paling
optimum/minimum untk berbegai tingkat produksi yang akan
dicapai pengusaha di dalam jangka panjang.

16
Di dalam jangka panjang titik terendah dari suatu AC
tidak menggambarkan biaya yang paling minimum untuk
memproduksikan suatu tingkat produksi. Terdapat kapasitas
produksi lain (AC lain) yang dapat meminimumkan biaya.
Sebagai buktinya perhatikanlah AC1 dan AC2. Titik A1 adalah
titik terendah pada AC1. Dengan demikian dalam jangka
pendek, produksi sebesar QA dapat diproduksikan dengan
biaya yang lebih rendah dari titik manapun pada AC1. Tetapi
dalam jangka panjang biaya itu belum merupakan biaya yang
paling minimum, karena apabila kapasitas produksi yang
berikut digunakan (AC2), produksi sebesar QA akan
mengeluarkan biaya sebanyak seperti ditunjukan oleh titik A
pada AC2. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa kurva
LRAC, walaupun tidak menghubungkan setiap titik terendah
dari AC, menggambarkan biaya minimum perusahaan dalam
jangka panjang.
C. Struktur Pasar
Struktur pasar adalah informasi tentang perilaku usaha dan kinerja
pasar yang dijelaskan melalui keadaan pasar. Struktur pasar pada
umumnya dibedakan menjadi:

a. Pasar Persaingan Sempurna


1) Pengertian dan Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar dimana terdapat
kekuatan dari permintaan dan penawaran yang dapat secara bebas
bergerak dan penjual maupun pembeli tidak dapat mepengarahi harga,
sehingga harga dipasar benar-benar merupakan hasil kesepakatan
dan interaksi antara permintaan dan penawaran.
Permintaan yang terbentuk mencerminkan keinginan produsen,
sementara penaawarn mencerminkan konsumen. Dalam pasar

17
persaingan sempurna pembeli ataupun penajual sama sekali tidak
dapat mempengaruhi harga pasar karena baik dari penjual maupun
pembeli sudah menghetahui dengan baik informasi dari produk
tersebut dan struktur yang ada pada pasar persaingan sempurna.

Ciri-ciri pasar persaingan sempurna, yaitu:

 Perusahaan adalah pengambil harga


 Setiap perusahaan mudah keluar atau masuk
 Menghasilkan barang serupa
 Terdapat banyak perusahaan di pasar
 Pembeli mempunyai pengetahuan sempurna menganai pasar

Karena produsen tidak mampu menentukan harga (harga


ditentukan oleh perusahaan), maka kurva permintaan yang dihadapi
produsen selalu berbentuk garis lurus mendatar (horizontal). Dengan
demikian, berapapun banyaknya permintaan produk, harga per unit
produk tersebut selalu sama

Gambar 1. Menjelaskan bentuk kurva permintaan di pasar persaingan


sempurna

Keterangan:

18
 Berapapun jumlah permintaan produk, karena harga per unit
tidak berubah, maka kurva yang terbentuk adalah kurva garis
lurus mendatar (kurva elastis sempurna).
 Ingat bahwa karena harga tidak berubah, maka tambahan
keuntungan dari setiap tambahan satu unit produk yang terjual,
selalu sama dengan harga produk. Dalam hal ini P = MR

2) Ekuilibrium di Pasar Persaingan Sempurna


Pada hakikatnya terdapat dua tingkat ekulibrium di pasar
persaingan sempurna, yakni:
 Ekulibrium produsen secara individual
 Ekulibrium pasar secara kesluruhan

Dalam pasar persaingan sempurna, produsen dikatakan


mencapai ekulibrium apabila memperoleh keuntungan maksimal
(maximum profit) Sementara pasar secara keseluruhan akan
mencapai ekuilibrium jika seluruh output dari tiap produsen berada
dalam ekulibrium, dan jumlah output tersebut sama dengan jumlah
permintaan konsumen.

Adapun jika dilihat dari periode waktu, ekuilbrium di pasar


persaingan sempurna dibedakan menjadi dua, yakni:

 Ekuilibrium jangka pendek (short-run equilibrium), dengan


asumsi bahwa produsen tidak bisa menambah kapasitas
produksi dan tidak ada produsen baru yang memasuki pasar.
 Ekuilibrium jangka panjag (long-run equilibrium), dimana
produsen mampu menambah kapasitas produksi dan disaat
yang sama terdapat kesempatan bagi produsen baru untuk
memasuki pasar.

19
3) Ekuilibrium Produsen dalam Jangka Pendek
Ekuilibrium jangka pendek tercapai apabila produsen
memperoleh laba maksimal dalam jangka pendek (short-run
maximum profit), atau jika produsen mendapatkan kerugian minimum
jangka pendek (short-run minimum lost).
a) Keseimbangan Jangka Pendek – Terpenuhinya Keuntungan
Maksimum
Keuntungan maksimum jangka pendek terjadi jika:
 MC = MR = P
 Kurva MC naik keatas
 P > AC

Untuk lebih memahami pengertian diatas, kita bisa melihatnya


melalu gambar kurva berikut

Keterangan:

 Keuntungan maksimum jangka pendek terpenuhi ketika MC


= MR (titik D). Titik F juga sebenarnya bersinggungan
dengan MR, namun posisi MC saat itu menurun.
 Ketika C merupakan titk yang memenuhi syarat P > AC,
kemudian tarik garis sejajar dengan sumbu orizontal,
sehingga didapatkan garis BC.

20
 Hasilnya, dengan harga sebesar P dan output sebanyak Q1,
produsen akan memperoleh keuntungan maksimum sebesar
ABCD.

b) Keseimbangan Jangka Pendek – Terpenuhinya Kerugian


Maksimum
Kerugian maksimum terjadi jika:
 MC = MR = P
 Kurva MC naik keatas
 P > AVC

Penjelasan lebih detail dapat dilihat pada kurva berikut

Keterangan:

 Pada gambar kurva diatas, harga jual lebih rendah daripada


AC, dimana P bersinggungan dititik terendah AC (titik J); dari
situ ditarik titik sejajar dengan sumbu horizontal dan
didapatkan garris JK.
 Hasilnya, area ADJK merupakan area kerugian minimum
angka pendek.

c) Break-even Point dan Shut-down Point

21
Break-even Point atau titik impas adalah titik dimana produsen
tidak memperoleh keuntungan dari penjualan produk. Kondisi ini
terjadi apabila harga produk sama dengan titk minimum average cost,
atau P = AC. Sedangkan Shut-down Point adalah titik dimana harga
produk sama dengan minimum average variable cost (AVC) atau P =
minimum AVC.

4) Kurva Penawaran Jangka Pendek


Kurva penawaran jangka pendek untuk produsen individual
merupakan kurva MC saat posisi naik (diatas kurva AVC).

Keterangan:
 Kurva penawaran produsen secara individual bisa dilihat di
masing-masing kurva.

Sedangkan, kurva penawaran jangka pendek secara total


merupakan dari seluruh kurva produsen yang ada di pasar.

22
Keterangan:

 Kurva penawaran pasar secara keseluruhan merupakan


gabungan dari setiap kurva penawaran produsen yang ada di
pasar persainga sempurna.

5) Ekulibrium Permintaan-Penawaran
Ekuilibrium pasar terpenuhi ketika jumlah penawaran secara
keseluruhan sama dengan jumlah permintaan konsumen.
Tercapainya ekuilibrium di pasar persaingan sempurna dalam
jangka pendek dimulai dacri terpenuhinya ekulibrium pasar secara
keseluruhan, kemudian setiap produsen menyesuaikan kuantitas
output mereka dengan harga pasar yang telah terbentuk.

Keterangan:

23
 Dimulau dari terbentuknya titik ekulibrium di pasar secara
keseluaruhan (saat harga sebesar P2 dan kuantitas sebesar
QT).
 Dengan harga yang sudah terbentuk (P2), masing-masing
produsen menyesuaikan kuantitas output, yakni sebesar Qe,
sehingga terbentuklah produsen secara individual

b. Pasar Persaingan Tidak Sempurna


Pasar persaingan tidak sempurna adalah struktur pasar dimana
jumlah penjual lebih banyak saripada jumlah pembeli. Walau
berjumlah sedikit, penjual dipasar persaingan tidak sempurna berhak
atas penjualan produk tertentu dan hanya mereka yang boleh atau
mampu menjual produk dengan jumlah terbatas. Ini menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan dalam penentuan harga produk di
pasar.
Ciri-ciri pasar persaingan tidak sempurna yaitu:
 Ketidakseimbangan penjual dan pembeli
 Penjual menentukan harga
 Sulit berpastisipasi
 Tidak ada barang pengganti

Pasar persainngan tidak sempurna terbagi menjadi beberapa


jenis, yaitu:

1. Pasar Monopoli
1) Pengertian Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana sebuah
penjual tunggal menguasai pasar atau monopolis, berkuasa untuk
menentukan harga dan tidak punya barang sejenis yang hampir
sama. Pada pasar monopoli tidak terdapat barang lain yang sejenis
dan tidak ada pesaing bagi perusahaan.

24
Ciri-ciri pasar monopoli yaitu:

 Pasar monopoli adalah industry satu perusahaan


 Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
 Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk kedalam industry
 Dapat mempengaruhi penentuan harga
 Promosi iklan kurang diperlukan

Faktor-faktor yang menimbulkan monopoli, yaitu:


 Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu
yang unik dan tifak dimiliki oleh perusaah lain.
 Perusaaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skaala
ekonomi hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
 Monopoli wujud dan berkembang melalui undang-undang, yaitu
pemerintah memberi hak monopoli kepada perusaan tersebut.

Keutungan dan kekurangan pasar monopoli

 Keuntungan Pasar Monopoli, yaitu:


 Hanya memiliki satu produsen
 Penjual bebas menentukan harga produknya
 Adanya kreativitas dan inovasi
 Pemberian hak cipta atau hak paten
 Biaya produksi yang dikeluarkan tidak banyak

 Kekurangan Pasar Monopoli, yaitu:


 Mendapatkan rasa ketidakadilan
 Menimbulkan kecurangan di dalam pasar gelap
 Memanipulasi kelangkaan produk
 Memanfaatkan karyawan dan konsumen secara berlebihan

25
 Produsen tidak bekerja secara maksimal

2) Kurva Permintaan dan Penawaran di Pasar Monopoli


 Kurva Permintaan

Mengingat di pasar monopoli hanya ada satu produsen,


maka kurva permintaan pasar merupakan kurva permintaan
produsen tersebut.

Kurva permintaan yang terbentuk di pasar monopoli


cenderung turun dari sebelah kiri atas menuju kanan bawah. (Bisa
dilihat pada Gambar 2.) Kurva permintaan menurun karena
semakin banyak kuantitas output yang dijual prdusen, harga
output/unit akan semakin berkurang. Kurva permintaan yang
menurun juga itulah yang menunjukkan mengapa marginal
revenue (MR) selalu dibawah harga output

.
 Kurva Penawaran

Kurva penawaran di pasar monopli hanya berwujud satu titik


dimana marginal cost (MC) sama dengan Marginal Revenue (MR).
Kurva penawaran pada pasar monopoli tidak dapat dirumuskan
melalui gambar kurva.

3) Maksimalisasi Laba di Pasar Monopoli


 Maksimalisasi Laba di Pasar Monopoli
Laba maksimal tercapai ketika jumlah output berada ditingkat
dimana MC=MR
Adapun penjelasaznnya dapat dilihat pada gambar berikut.

26
Keterangan:
 Kuantitas output yang menghasilkan laba maksimal adalah
pada tingkat dimana MC=MR, yakni sebesar Q1.

 Ekuilibrium Pasar Monopoli

Keterangan:
 Setelah kuantitas output yang mengahasilkan laba
maksimal (Q1) dan harga yang bersedia konsumen bayar
juga diketahui (P1), maka pada saat itu ditentukan titik
ekuilibtium (V).
 Adapun laba maksimal yang diperoleh produsen monopoli
adalah sebesar area segi empat P1-T-U-V

27
4) Inefisiensi pada Pasar Monopoli
 Level Output Efisien
Jika level output yang memaksimalkan laba adalah MR – MC,
maka level output dikatakan efisien ketika MC = D

Keterangan:
 Titik X, dimana terjadi persinggungan antara permintaan
(D) dengan MC merupakan level output efisien.
 Area sebelah kiri dan kanan level output efisien (X),
menunjukan efisiensi di psar monopoli.

 Deadweight Loss
Deasweight loss menunjukan inefisiensi pada pasar monopoli,
karena pada saat itu produsen menetapkan harga diatas
marginal cost (P > MC)

28
Keterangan:

 Karena produsen mendapatkan harga sebesar P1 (dimana


P>MC) untuk memaksimalkan laba, sedangkan level output
efisien adalah titik X, maka aea segitiga yang terbentuk
(area V –W-X) merupakan deadweight.
 Deadweidght loss ini serupa dengan penerapan pajak,
hanya saja hal teresbut dilakukan oleh produsen monopoli.

5) Diskriminasi Harga dan Pengaruhnya pada Konsumen


Dalam contoh sederhana, kita kondisikan produsen memiliki
pilihan dalam penetapan harga output, yakni:
 Penerapan harga yang tidak diskriminatif, dalam hal ini
produsen menerapkan harga tunggal bagi setiap konsumen.
 Peneraoan diskriminatif harga, dimana produsen
menentukan harga yang berbeda untuk setiap konsumen

29
Keterangan:

 Pada kurva sebelah kiri, ketika produsen memperlakukan


harga yang samaa, Sevagian konsumen bersedia
melakukan pembelian. Dengan demikian tercipta surplus
konsumen yang tercermin pad area segitiga A-P1-V.
 Masih pada kurva yang sama, sebagian konsumen lainnya
tidak bersedia membeli output pada harga tersebut,
sehingga tecipta deadwight loss (area segitiga V-U-X).
Adapun yang diterima produsen (surplus produsen) adalah
area segiempat P1-B-U-V.
 Pada kurva sebelah kanan, saat produsen memberlakukan
deskriminasi harga, semua konsumen bersedia membayar
dengan harga yang telah ditetukan 9kedua pihak sama-
sama memperoleh manfaat). Dalam hal ini tidak terjadi
deadweight loss, sehingga seluruh area surplus (segitiga A-
B-X) merupakan propfit bagi produsen.
 Perlu diingat bahwa dalam realita, diskriminasi harga
tidaklah sesempurna seperti pada kasus tersebut. Kasus
tersebut hanya menunjukan bahwa diskriminasi harga
berpengaruh terhadap peningkatan laba produsen di pasar
monopoli.

30
2. Pasar Monopolistik
1) Karaktarestik Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan monopolitis pada dasarnya adalah pasar yang
berada diantara dua jenis pasar yang eksterm, yaitu pasar
persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu sifat-sifatnya
mengandur unsur-unsur sifat pasar monopli dan unsur-unsur sifat
pasar persaingan sempurna. Pasar persaingan monopolitis dapat
didefinisikan sebagai suatu pasar diamana terdapat banyak
produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak
(differentiated products).

Ciri-ciri pasar persaingan monopolitis yaitu :


 Terdapat banyak penjual
 Barangnya bersifat berbeda corak
 Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan memengaruhi
harga
 Kemasukan ke dalam industry relative mudah

2) Ekuilibrium Jangka Pendek di Pasar persaingan Sempurna


Untuk menjelaskan equilibrium jangka pendek di pasar
persaingan monopoistik, kita akan melihat dari perspektif penjual
secara individual, baik yang memperoleh profit maupun yang
menderita kerugian.

31
Keterangan:
 Pada gambar sebelah kiri, penjual memperoleh laba dari
penjualan produk dengan harga sebesar P1 dan kiantitas
sebanyak Q1 (pada titik ini maksimal profit terpenuhi, yakni
ketika MC berpotongan dengnan MR).
 Besar profiy yang di dapatkan adalah area segiempat P1-A-
B-C.
 Sementara pada gambar sebelah kanan, kurva AC berada
diatas kurva permintaan (D), sehingga harga (P) lebih
rendah dari pada average total cost (AC). Dengan demikian,
penjual mengalami kerugian.
 Adapun minimalisasi kerugian terpenuhi dengan penjualan
produk sebanyak Q2 dan harga sebesar P2.
 Besarnya kerugian minimal terlihat pada area segiempat P2-
J-K-L.

3) Ekuilibrium Jangka Panjang di Pasar Monopolistik


Pada ekuilibrium jangka panjang di pasar persaingan monopolistik
ada dua scenario, scenario pertama yaitu ketika penjual
memperoleh profit, dan scenario kedua yaitu ketika penjual
mengalami kerugian.

32
Proses dari masing-masing scenario diatas akan terus berlangsung
hingga didapatkan zero economic profit yakni ketika harga P = AC.
Pada saat itulah ekuilibrium jangka panjang terpenuhi. Ekuilibrium
tersebut menggabarkan tidak terjadunya insentif bagi penjual untuk
masuk atau keluar pasar.

Keterangan:

 Dari proses pergeseran yang berlangsung di masing-masing


scenario diatas, pada akhirnya akan mencapai keseimbangan
jangka panjang, dimana kurva D bersinggungan, dengan kurva
AC di satu titik (e).
 Pada titik e tersebut terpenuhi kondisi zero economic profit
yakni ketika P=AC, dalam hal ini ketika harga sebesar Pe
ketika kuntitas sebanyak Qe.

3. Pasar Oligopoli
1) Karakteristik Pasar Oligopoli
Pasar oligopoly adalah tempat jual beli yang terdiri dari bebrapa
jenis perusahaan, sehingga perilaku dari salah satu perusaan
cenderung akan berpengaruh secara drastis terhadap pengusaha
yang lain yang ada didalamnya. Dan akhirnya aka nada sifat yang

33
saling ketergantungan di antara perushaan yang satu dengan
perusahaan yang lainnya.

Ciri-ciri pasar oligopoli yaitu :

1) Menhasilkan barang standar maauppun barang berbeda corak


2) Kekuasaan menentukn harga adakalanya lemah dan
adakalanya sangat tangguh
3) Pada umummnya perusahaan oligopoli perlu melakukan
promosi secara iklan.

 Kelebihan pasar oligopoli:


 Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.
 Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
 Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya
persaingan antar penjual.
 Adanya penerapan teknologi baru.
 Kekurangan pasar oligopoli:
 Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
 Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong
timbulnya inflasi
 Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada
kerjasama antar oligopolis karena semangat bersaing
kurang
 Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor
produksiSulit ditembus/dimasuki perusahaan baru
 Bisa berkembang ke arah monopoli

2) Kurva Permintaan Terpatah

34
Pada gambar diatas kurva D1D1 menggambarkan
permintaan yang dihdapi suatu perusahaan oigopoli apabila
dimisalkan perusahaan-perusahaanlain tidak melakukan
perubahan harga, walaupun perusahaan yang pertama melakukan
perubahan harga. Sedangkan kurva D2D2 adalah permintaan
yang dihadapi oleh suatu perusahaan oligopoly apabila dimisalkan
perubahan harga yang dilakukannya akan diikuti oleh langkah
yang sama oleh perusahaan-perusahaan lain. Seterusnya
misalkan pada permulaannya hargja yang berlaku di pasar adalah
P0 . Maka jumlah permitaan adalah seperti yang ditunjukan oleh
titik E, yaitu jumlahnys sebanyak Q0.

3) Kurva MR dala Oligopoli

35
Kurva MR1 adalah bentuk kurva hasil penjualan marjinal
apabila kurva permintaan adalah D1D1 dan kurva MR2 adalah
kurva hasil penjualan marjinal apabila kurva permintaan adalah
kurva terparah D1ED2, maka kurva hasil penjualan marjinal adalah
kurva MR1 yang ditegakkan (dari atas hingga ke A1) dan kurva
MR2 yang ditebalkan (dari titik A2 ke bawah).

4) Kurva Keseimbangan Perusahaan dalam Oligopoli

Dari kurva diatas dapat disimpulkan pula bahwa selama


perubahan biaya produksi tidak menyebabkan kurva biaya marjinal
berada diatas MC 2 atau dibawah MC11, keseimbangan
pemaksimuman keuntungan yang dinyatakan diatas tingkat akan
mengalami perubahan l. Dengan demikian, selama kurva biaya
marjinal memotong MR diantara titik A1 dan A2, harga dan jumlah
produksi perusahaan tidak akan mengalami perubahan.

Berdasarkan analisis diatas dapatlah disimpulkan bahwa


dalam pasar oligopoli di mana perusahaan-perusahaan tidak
melakukan persepakatan diantara mereka, tingkat harga adalah
bersifat rigid, yaitu bersifat sukar mengalami perubahan. Ia
cenderung untuk tetap berada pada tingkat harga yang telah
ditetapkan pada permulaannya.

36
D. Eksternalitas

a. Pengertian Eksternalitas
Eksternalitas adalah biaya yang harus ditanggung atau manfaat
tidak langsung yang diberikan dari suatu pihak akibat aktivitas
ekonomi. Eksternalitas dapat digambarkan sebagai efek yang
dirasakan oleh suatu pihak yang ditimbulkan oleh tindakan pihak lain.
Eksternalitas muncul ketika seseorang atau perusahaan mengambil
tindakan yang mempunyai efek bagi seseorang ataupun perusahaan,
efek tersebut tidak dibayar oleh individu atau perusahaan yang
bertindak.

b. Jenis-jenis Eksternalitas
Jenis-jenis eksternalitas ditinjau dari segi dampaknya dibagi
menjadi dua yaitu:

1) Eksternalitas positif.
Eksternalitas positif adalah apabila dampak dari suatu tindakan
terhadap orang lain yang tidak memberikan kompensasi
menguntungkan. Masyarakat akan merasakan adanya eksternalitas
atau dampak positif dari keberadaan suatu aktivitas (produksi atau
konsumsi) bila kuantitas barang dan jasa sangat sedikit dibandingkan
kebutuhan masyarakat.

2) Eksternalitas negative.
Eksternalitas negatif adalah apabila dampaknya bagi orang lain
yang tidak menerima kompensasi sifatnya merugikan. Eksternalitas
yang berhubungan dengan lingkungan hidup (seperti polusi air dan
udara, kebisingan, suara ribut-ribut) semuanya mempengaruhi
kepuasan orang lain. Masyarakat akan merasakan adanya

37
eksternalitas atau dampak negatif dari aktivitas konsumsi maupun
produksi bila kuantitas produksi atau konsumsi barang dan jasa
menghasilkan limpahan kerugian atau konsumsi barang dan jasa
menghasilkan limpahan kerugian atau kesulitan (harmfull spill over)
bagi masyarakat. Eksternalitas bisa terjadi karena agen-agen ekonomi
mempengaruhi aktivitas agen-agen ekonomi lainnya tanpa
direfleksikan dalam transaksi-transaksi pasar.

Dampak dari eksternalitas positif dan negatif masing-masing


juga dapat terjadi dalam dua kegiatan ekonomi yaitu produksi dan
konsumsi, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Eksternalitas positif dari produksi


Yang dimaksud dengan eksternalitas positif adalah dampak
yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu
pihak terhadap pihak lain tanpa adanya kompensasi dari pihak yang
diuntungkan.
Meskipun banyak pasar dimana biaya sosial melebihi biaya
pribadi, ada pula pasar-pasar yang justru sebaliknya, yakni biaya
pribadi (pivate cost) para produsen lebih besar dari biaya sosialnya
(social cost). Di pasar inilah, eksternalitasnya bersifat positif, dalam arti
menguntungkan pihak lain (selain produsen dan konsumen).
Misalnya pengusaha madu memelihara lebah untuk
menghasilkan madu, maka lebah akan mencari madu dan
menguntungkan pengusaha anggrek padahal pengusaha madu tak
memperhatikan eksternatitas yang positif yang ditimbulkan sehingga
menyebabkan kecenderungan menentukan tingkat produksi yang
terlalu rendah dilihat dari efisiensi seluruh masyarakat.
Ini karena pengusaha menentukan equilibrium dimana marginal
private cost = marginal private benefit, yaitu perpotongan

38
kurva MPC=MPB, pada kuantitas dan harga QqPp, sedangkan bagi
masyarakat tidak ada external cost yang terjadi, malah sebaliknya
terdapat external benefit. Maka produksi seharusnya ditingkatkan pada
posisi marginal social benefit = marginal social cost, dimana tingkat
keseimbangan bergeser ke perpotongan kurva MSB=MSC yaitu pada
kuantitas dan harga QsPs.
Gambar Kurva
Eksternalitas Positif dari Produksi

2) Eksternalitas negatif dari produksi


Pengertian eksternalitas negatif lebih kurang adalah efek
samping yang negatif dari suatu tindakan dari pelaku ekonomi
(katakanlah suatu perusahaan) yang diderita oleh pihak yang tidak
terlibat dalam tindakan ekonomi tersebut.
Misalnya jika pabrik gula menghasilkan polusi. Perusahaan
tersebut dalam kegiatannya tidak akan memperhitungkan biaya yang
harus dikeluarkan oleh pihak luar ataupun keuntungan yang didapat
dan pihak luar.
Mereka memperhitungkan harga produksi dengan tingkat
produksi pada titik equilibrium Q1P1, yaitu perpotongan kurva MPC
dan MPB dimana marginal private cost = marginal private benefit,. Bila
dalam produksi tersebut dampaknya negatif maka terdapat marginal
external cost, yaitu MEC>0 yang berarti marginal social cost>marginal

39
private cost (ingat, MSC=MPC+MEC), sehingga titik keseimbangan
bergeser ke perpotongan kurva MSC dan kurva MSB. Produksi harus
dikurangi agar tingkat efisiensi terjamin yaitu pada titik kuantitas dan
harga QePe.
Gambar Kurva
Eksternalitas Negatif dari Produksi

3) Eksternalitas positif dalam konsumsi


Eksternalitas dalam konsumsi ini juga ada yang bersifat positif.
Contohnya adalah konsumsi pendidikan. Semakin banyak orang yang
terdidik, masyarakat atau pemerintahnya akan diuntungkan.
Pemerintah akan lebih mudah merekrut tenaga-tenaga cakap,
sehingga pemerintah lebih mampu menjalankan fungsinya dalam
melayani masyarakat.
Pada gambar kurva dibawah, digambarkan sebagai suatu
konsumsi barang dimana barang tersebut diminta karena memberikan
suatu manfaat eksternal. Pada penawaran suatu barang,
keseimbangan terjadi pada titik dimana kurva marginal social cost
(MSC) berhimpitan dengan kurva marginal private cost (MPC) dan
memotong kurva marginal private benefit (MPB) pada titik kuantitas
dan harga QP. Dengan mengkonsumsi barang tersebut (misalnya
pendidikan), maka terdapat external benefit (MEB>0) sehingga

40
manfaat sosial yang dirasakan lebih besar dari manfaat pribadi yang
berarti marginal social benefit>marginal private benefit
(MSB=MPB+MEB). Oleh karena kurva MSB>MPB, sehingga untuk
menjamin penggunaan alokasi sumber ekonomi yang optimal maka
terjadi pergeseran keseimbangan ke arah perpotongan antara kurva
MSB dan MSC, yaitu di titik kuantitas dan harga Q1P1.

Gambar Kurva
Eksternalitas Positif dari Konsumsi

4) Eksternalitas negatif dalam konsumsi


Eksternalitas negatif dalam konsumsi merupakan konsumsi
barang yang mengakibatkan kerugian yang harus ditanggung oleh
pihak lain. Konsumsi minuman beralkohol, misalnya, mengandung
eksternalitas negatif jika si peminum lantas mengemudikan mobil
dalam keadaan mabuk atau setengah mabuk, sehingga
membahayakan pemakai jalan lainnya.
Pada gambar kurva di bawah digambarkan tidak adanya
eksternalitas produksi maka kurva MSC dan MPC adalah sama. Ketika
terjadi dampak negatif dari konsumsi minuman beralkohol yaitu pada
titik Q1P1, maka manfaat sosial dari konsumsi tersebut lebih kecil dari
manfaat pribadi, yaitu kurva MSB<MPB, sehingga penggunaan alokasi

41
sumber ekonomi/konsumsi bergeser pada perpotongan antara kurva
MSB dan MSC, yaitu pada titik Qe Pe.

Gambar Kurva
Eksternalitas Positif dari Konsumsi

Sedangkan macam-macam eksternalitas jika ditinjau dari segi


pihak-pihak yang melakukan dan pihak yang menerima akibat dari
eksternalitas dapat dibagi menjadi 4 (empat) yaitu:

1) Efek atau dampak satu produsen terhadap produsen lain


(effects of producers on other producers).
Eksternalitas produsen terhadap produsen terjadi ketika output
dan input yang digunakan oleh suatu perusahaan mempengaruhi
output dan input yang digunakan oleh perusahaan lain.

2) Efek atau dampak samping kegiatan produsen terhadap


konsumen (effects of producers on consumers)
Dalam kasus eksternalitas produsen terhadap konsumen
eksternalitas terjadi ketika fungsi utilitas konsumen tergantung
pada output dari produsen..

3) Efek atau dampak dari suatu konsumen terhadap konsumen


lain (effects of consumers on consumers).

42
Dampak konsumen terhadap konsumen yang lain terjadi jika
aktivitas seseorang atau kelompok tertentu mempengaruhi atau
menggangu fungsi utilitas konsumen yang lain. Konsumen bisa
dipengaruhi tidak hanya oleh efek samping dari kegiatan produksi
tetapi juga oleh konsumsi oleh individu yang lain. Dampak atau
efek dari kegiatan suatu seorang konsumen yang lain dapat terjadi
dalam berbagai bentuk.

4) Efek akan dampak dari suatu konsumen terhadap produsen


(effects of consumers on producers)
Jenis eksternalitas konsumen terhadap produsen jarang terjadi
didalam praktek. Eksternalitas konsumen terhadap produsen
meliputi efek dari kegiatan konsumen terhadap output perusahaan.

c. Faktor-faktor Penyebab Eksternalitas


Eksternalitas timbul pada dasarnya karena aktivitas manusia
yang tidak mengikuti prinsip-prinsip ekonomi yang berwawasan
lingkungan. Dalam pandangan ekonomi, eksternalitas dan
ketidakefisienan timbul karena salah satu atau lebih dari prinsip-
prinsip alokasi sumber daya yang efisien tidak terpenuhi. Karakteristik
barang atau sumber daya publik, ketidaksempurnaan pasar,
kegagalan pemerintah merupakan keadaan-keadaan dimana unsur
hak pemikiran atau pengusahaan sumber daya (property rights) tidak
terpenuhi. Sejauh semua faktor ini tidak ditangani dengan baik, maka
eksternalitas dan ketidakefisienan ini tidak bisa dihindari.

Faktor-faktor penyebab eksternalitas ada 4 (empat) yaitu :


1) Keberadaan Barang Publik
Sifat barang publik yang tidak ekslusif dan merupakan konsumsi
umum. Keadaan seperti akhirnya cendrung mengakibatkan

43
berkurangnya insentif atau rangsangan untuk memberikan kontribusi
terhadap penyediaan dan pengelolaan barang publik. Kalaupun ada
kontribusi, maka sumbangan itu tidaklah cukup besar untuk membiayai
penyediaan barang publik yang efisien, karena masyarakat
cendrung memberikan nilai yang lebih rendah dari yang seharusnya
(undervalued).

2) Sumber Daya Bersama


Sumber-sumber daya milik bersama, sama halnya dengan
barang-barang publik, tidak ekskludabel. Sumber-sumber daya ini
terbuka bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya, dan cuma-
cuma. Namun tidak seperti barang publik, sumber daya
milik bersama memiliki sifat bersaingan. Pemanfaatannya
oleh seseorang, akan mengurangi peluang bagi orang lain untuk
melakukan hal yang sama. Jadi, keberadaan sumber daya milik
bersama ini, pemerintah juga perlu mempertimbangkan seberapa
banyak pemanfaatannya yang efisien.

3) Ketidaksempurnaan Pasar
Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu partisipan
di dalam suatu tukar menukar hak-hak kepemilikan (property rights)
mampu mempengaruhi hasil yang terjadi (outcome). Hal ini bisa
terjadi pada pasar yang tidak sempurna (imperfect market) seperti
pada kasus monopoli (penjual tunggal). Ketidaksempurnaan pasar ini
misalnya terjadi pada praktek monopoli dan kartel. Contoh konkrit dari
praktek ini adalah organisasi negara-negara pengekspor minyak
(OPEC) dengan memproduksi minyak dalam jumlah yang lebih sedikit
mengakibatkan meningkatnya harga yang lebih tinggi dari harga
normal. Pada kondisi yang demikian akan hanya berakibat terjadinya

44
peningkatan surplus produsen yang nilainya jauh lebih kecil dari
kehilangan surplus konsumen, sehingga secara keseluruhan praktek
monopoli ini merugikan masyarakat (worse off).

4) Kegagalan pemerintah
Sumber ketidakefisienan dan atau eksternalitas tidak saja
diakibatkan oleh kegagalan pasar tetapi juga karena kegagalan
pemerintah (government failure). Kegagalan pemerintah banyak
diakibatkan tarikan kepentingan pemerintah sendiri atau
kelompok tertentu (interest groups) yang tidak mendorong
efisiensi. Kelompok tertentu ini memanfaatkan pemerintah untuk
mencari keuntungan (rent seeking) melalui proses politik, melalui
kebijaksanaan dan sebagainya.

d. Solusi Pihak Swasta Terhadap Eksternalitas


1) Solisi Pihak Swasta
Pada dasarnya, tujuan yang hendak dicapai oleh pemerintah
maupun pihak swasta (perorangan dan kelompok), berkenaan dengan
penanggulangan eksternalitas itu adalah untuk mendorong alokasi
sumber daya agar mendekati kondisi yang optimum secara sosial.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak swasta (private solution)
dalam mengatasi persoalan eksternalitas, antara lain salah satunya
melalui konsep CSR (Corporate Social Responsibility) yang
dimaksudkan sebagai upaya perusahaan untuk meningkatkan
kepeduliaan terhadap masalah sosial dan lingkungan

2) Teori Coase
Pakar ekonom, Ronald Coase (1960) menyampaikan
pemberian hak milik yang tepat terhadap suatu barang, walaupun
tetap akan ada eksternalitas tetapi bisa menimbulkan tawar-menawar

45
antara pihak-pihak yang terkait sehingga pihak-pihak yang terkait bisa
bersama-sama mencari solusi yang terbaik ini dikenal dengan teorema
coase. Teorema coase adalah suatu pendapat bahwa jika pihak-pihak
swasta dapat melakukan tawar-menawar mengenai alokasi sumber-
sumber daya tanpa harus mengeluarkan biaya, mereka dapat
menyelesaikan masalah eksternalitas mereka sendirinya. Teorema
coase sangat penting untuk memahami implikasi kebijakan dari
eksternalitas. Aturan hukum dan hak milik menjadi pusat dari teorema
coase.
Teorema coase menunjukkan bahwa agen-agen ekonomi dapat
mengatasi masalah eksternalitas sendiri tanpa perlu intervensi
pemerintah, artinya jika pihak-pihak yang terkait dalam melakukan
tawar-menawar mengenai alokasi sumber-sumber daya tanpa harus
mengeluarkan biaya, mereka dapat menyelesaikan masalah
eksternalitas mereka sendiri. Teorema coase menyatakan bahwa jika
pasar diperbolehkan untuk berfungsi secara bebas maka akan
tercapai alokasi sumber daya yang efisien. Teorema Coase ini sangat
menekankan pada pentingnya diberikannya hak milik (property rights)
pada proses pasar tanpa memandang kepada siapa hak milik tersebut
diberikan. Agar solusi yang ditawarkan coase ini efisien maka perlu
dipenuhinya dua asumsi yaitu asumsi yang pertama adalah biaya
transaksi rendah dan asumsi kedua adalah kerusakan yang terjadi
dapat diukur.

e. Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Eksternalitas

Adanya eksternalitas negative mengakibatkan sumber daya


yang dilakukan pasar tidak efisien, disinilah diperlukan peranan dari

46
pemerintah. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu
sebagai berikut

1) Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah/Kota


Penusunan kebijakan rencana tata ruang wilayah/kota
merupakan bentuk intervensi pemerintah guna meminimalkan
eksternaliitas negative akibat pemanfaatan ruang perkotaan secara
berlebihan. Pemerintah berasumsi bahwa apabila kebijakan tata
ruang dipatuhi, maka akan meminimalkan eksternalitas negatif seperti
banjir, kemacetan, dll. Dengan demikian rencana tata ruang
seharusnya dianggap sebagai public goods yang dibutuhkan oleh
semua warga dalam rangka meminimalisir eksternalitas negatif akibat
transaksi pemanfaatan ruang wilaya/perkotaan oleh berbagai pihak.
Sebagai public goods, kebijakan penataan ruang wilayah/kota
seharusnya memiliki sifat non-excludable dan non-rivalry dalam arti
semua warga seharusnya dapat secara bebas mengakses rencana
tata ruang tersebut.

2) Regulasi
Regulasi adalah tindakan mengendalikan perilaku manusia atau
masyarakat dengan aturan atau pembatasan. Dengan regulasi
pemerintah dapat melarang atau mewajibkan perilaku atau tindakan,
mana yang boleh dan mana yang tidak boleh untuk dilakukan pihak-
pihak tertentu dalam rangka mengatasi eksternalitas.

3) Pajak Pigouvian
Pajak pigovian merupakan salah satu solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi eksternalitas. Konsumen atau perusahaan
yang menyebabkan eksternalitas harus membayar pajak sama dengan
dampak marginal dari eksternalitas yang dibuat.

47
Gambar Kurva
Pajak Pigouvian

Kurva di atas menunjukkan hubungan antara harga dan output


yang diproduksi perusahaan. Kurva marginal private cost (MPC)
menunjukkan jumlah output yang ditawarkan dan kurva marginal social
benefit (MSB) menunjukkan jumlah output yang diminta konsumen.
Dan jumlah barang yang diminta sebesar Q1. Karena adanya pajak
yang diberlakukan untuk memperbaiki dampak dari eksternalitas
negatif, maka jumlah barang yang ditawarkan semakin rendah yaitu
sebesar kurva marginal social cost (MSC) dan harga semakin tinggi
sehingga jumlah output yang diminta semakin sedikit Agar
penggunaan alokasi sumber ekonomi optimal maka keseimbangan
bergeser yaitu pada kuantitas Q*

4) Subsidi
Ketika manfaat sosial melebihi manfaat pribadi maka subsidi
harus diberikan kepada konsumen atau produsen. Subsidi mengarah
pada penurunan dalam harga komoditi. Pemerintah dapat mensubsidi
produsen untuk mengurangi dampak eksternalitas. Keuntungan
produsen didapat dari subsidi pemerintah dan keuntungan masyarakat
dalam hal pengurangan kerusakan dari dampak eksternalitas yang
ditimbulkan perusahaan. Kelemahan dari subsidi adalah perusahaan-
perusahaan condong untuk melakukan eksternalitas karena dengan

48
melakukan eksternalitas mereka akan mendapat subsidi dari
pemerintah.

49
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono.2016. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : Rajagrafindo Persada

Mulachela, Husen. 2021. Pasar Persaingan Sempurna, ciri, contoh, dan kekurangannya.
https://katadata-co-
id.cdn.ampproject.org/v/s/katadata.co.id/amp/intan/berita/615a99b964b16/pasar-
persaingan-sempurna-ciri-contoh-dan-
kekurangannya?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#ao
h=16411267034.

Diakses pada 1 Januari 2022.

Anonim. 2021. 5 Keuntungan dan Kekurangan Strategi Pasar Monopoli.


https://www.harmony.co.id/blog/5-keuntungan-dan-kekurangan-strategi-pasar-monopoli.
Diakses pada 1 Januari 2022.

Yogatma, Ipunk. Jurnal Teori Produksi.


http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:-
91W9eIzzC4J:scholar.google.com/+kurva+isoquant&hl=id&as_sdt=0,5. Diakses pada 1
Januari 2022.

Fadlii, Muhammad Dzul. 2020. Teori Produksi: Isoquant dan Isocist.


https://studiekonomi.com/ekonomi/mikro/teori-produksi-isoquant-dan-isocost/. Diakses 2
Januari 2022.

Anonim.2018.Karakteristik dan Analisa Pasar Persaingan Sempurna (Perfectly-Competitive


Market). https://www.ajarekonomi.com/2018/05/karakteristik-dan-analisa-
pasar.html?m=1. Diakses pada 2 Januari 2022.

Anonim.2018.Karakteristik, Maksimalisasi Laba, dan Ekuilibrium di Pasar Monopoli.


https://www.ajarekonomi.com/2018/06/karakteristik-maksimalisasi-laba-dan.html?m=1.

Diakses pada 2 Januari 2022.

Anonim.2018.Karakteristik dan Ekuilibrium di Pasar Persaingan Monopolistik (Monopolistic


Competition).https://www.ajarekonomi.com/2018/08/karakteristik-dan-ekuilibrium-di-
pasar.html?m=1. Diakses pada 2 Januari 2022.

Anonim.2016.Eksternalitaszhttp://kampus4u.blogspot.com/2016/04/eksternalitas.html?m=
1. Diakses pada 3 Januari 2022.

50

Anda mungkin juga menyukai