Anda di halaman 1dari 17

TEORI PERILAKU PRODUSEN

DOSEN PEMBIMBING :

RIAN RAHMAT RAMADHAN, SE., M.Si

DISUSUN OLEH :

FRISKA LESTARI SITIO (200304162)

MGT 3 REGULER B

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

2020/2021
BAB I

1. Latar Belakang

Secara umum, subyek dalam ekonomi terbagi menjadi dua bagian, yaitu mikro
ekonomi dan makro ekonomi. Dalam ilmu ekonomi makro mempelajari ekonomi dalam
tatarannya terhadap kebijakan pemerintah dan tingkat pengangguran, sedangkan ilmu
ekonomi mikro mempelajari variable ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan
dan rumah tangga.

Salah satu bagian dari pembahasan mikro ekonomi adalah mempermasalahkan


kemampuan produsen, pada saat menggunakan sumber daya (input) yang ada untuk
menghasilkan atau menyediakan produk yang bernilai maksimal bagi konsumennya.
Pembahasan tentang perilaku produsen inilah yang kemudian diangkat sebagai tema untuk
melihat sejauh mana sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan konsumen
konsumennya. Sehingga kendala pada pengambilan keputusan seberapa banyak peralatan
produksi dan jumlah tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumenkonsumennya.

Dengan pendekatan ekonomi mikro, terutama yang menyangkut perilaku produsen,


khususnya suatu hukum yang disebut “Hukum hasil lebih yang semakin berkurang” serta
produksi optimal, diharapkan dapat dicapai kesimpulan mengenai berapa tingkat
penggunaan sumberdaya atau input sehingga mampu menghasilkan keuntungan maksimal
bagi perusahaan. Sadar atau tidak, produsen sangat berpengaruh terhadap masyarakat
karena produsen yang menyediakan sebagian dari kebutuhan kita. Namun, produsen tidak
asal menyediakan keperluan masyarakat.

Dalam memproduksi barang yang akan disalurkan, produsen juga memiliki tahap-
tahap yang harus dijalankan guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, para
produsen juga harus jujur dalam pembuatan produksinya maupun dalam penjualan
produksinya agar masyarakat dapat tetap percaya kepada produsen yang bersangkutan.
BAB II

A. Pendahuluan

Dalam ekonomi mikro dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan


sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara
teori, tiap individu melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum dengan
asumsi ceteris paribus. Salah satu bagian dari pembahasan mikro ekonomi adalah
bagaimana kemampuan produsen dalam menggunakan sumber daya (input) yang ada
untuk menghasilkan atau menyediakan produk yang bernilai maksimal bagi
konsumennya. Pembahasan tentang perilaku produsen inilah untuk melihat sejauh mana
sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan konsumen-konsumennya. Sehingga
kendala pada pengambilan keputusan, yaitu seberapa banyak faktor-faktor produksi
seperti peralatan produksi dan jumlah tenaga kerja dapat menghasilkan output yang
memenuhi permintaan konsumen.

B. Teori Perilaku Produsen

Teori Perilaku Produsen adalah teori yang menjelaskan tentang bagaimana tingkah
laku produsen dalam menghasilkan produk yang selalu berupaya untuk 4 mencapai
efisiensi dalam kegiatan produksinya. Produsen berusaha untuk menghasilkan produksi
seoptimal mungkin dengan mengatur penggunaan faktor produksi yang paling efisien.

Produsen adalah orang atau suatu badan usaha/perusahaan yang melakukan fungsi
menaikan nilai guna suatu barang atau jasa sehingga dapat menghasikan barang konsumsi
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Produksi adalah setiap kegiatan yang dapat
meningkatkan nilai guna suatu barang. Perilaku produsen adalah kegiatan pengaturan
produksi sehingga produk yang dihasilkan bermutu tinggi sehingga bisa diterima di
masyarakat.

Pada saat kebutuhan manusia masih sedikit dan sederhana, kegiatan produksi dan
konsumsi sering kali dilakukan oleh seseorang sendiri. Seseorang memproduksi sendiri
barang dan jasa yang dikonsumsinya. Seiring dengan semakin beragamnya kebutuhan
konsumsi dan keterbatasan sumber daya yang ada (termasuk kemampuannya), maka
seseorang tidak dapat lagi menciptakan sendiri barang dan jasa yang dibutuhkannya,
tetapi memperoleh dari pihak lain yang mampu menghasilkannya. Karenanya kegiatan
produksi dan konsumsi kemudian dilakukan oleh pihak-pihak yang berbeda.
Untuk memperoleh efesiensi dan meningkatkan produktivitas, munculah
spesialisasi dalam produksi. Secara teknis produksi adalah proses mentransformasi input
menjadi output, tetapi definisi produksi dalam pandangan ilmu ekonomi jauh lebih luas.
Pendefinisian produksi mencakup tujuan kegiatan menghasilkan output serta karakter-
karakter yang melekat padanya.

Produksi merupakan konsep arus (flow concept), bahwa kegiatan produksi diukur
dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu,
sedangkan kualitas barang atau jasa tidak berubah.

Skema yang pertama adalah bahan input apa yang akan di proses, setelah input
selesai maka terjadi proses perubahan bentuk atau perubahan nilai guna barang atau jasa,
setelah proses selesai kemudian akan muncul outputnya yaitu suatu barang atau jasa yang
bisa dijual atau dipasarkan kepada distributor untuk didistribusikan kepada konsumen
atau dari produsen langsung didistribusikan kepada konsumennya.

Kegiatan pemosokan (suplai) ke input dan pemasaran (distribusi) dari output


merupakan suatu kegiatan rantai pasok (supply chain). Permasalahan produksi akan
berpengaruh dalam faktor penjualan, karena kendala dalam penjualan adalah bagaimana
cara suatu perusahaan memproduksi barang tersebut. Biasanya kendala dalam produksi
itu adalah kekurangan bahan mentah dan bahan pendukung untuk di olah, karena setiap
memproduksi barang, perusahaan harus tahu dan mengerti keseimbangan bahan mentah
agar bahan mentah tidak kekurangan bahan pendukung (manajemen logistik dan rantai
pasok/supply chain management). Apabila saat mengolah bahan mentah kekurangan
bahan pendukung, maka proses produksi akan terhambat.

Pembahasan Teori Perilaku Produsen (Teori Produksi) ini diawali dengan


pembahasan jenis faktor produksi berdasarkan dimensi waktunya.Faktor produksi dibagi
menjadi dua jenis, yaitu faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel.

1. Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak
tergantung pada jumlah produksi. Contohnya faktor produksi tetap adalah mesin.
2. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya
tergantung pada jumlah produksi. Contoh faktor produksi variabel adalah tenaga
kerja.
Pengertian faktor produksi tetap dan variabel ini terkait dengan terkait dengan waktu
yang dibutuhkan perusahaan untuk mengurangi dan menambah faktor produksi tersebut,
karena dalam jangka panjang dan sangat panjang semua faktor produksi adalah faktor
produksi variabel, dimana perusahaan mampu menambah jumlah faktor produksi
tersebut yang disesuaikan dengan jumlah produksi yang ingin dihasilkan.

Dalam konteks manajemen, jangka panjang dan sangat panjang berkaitan dengan
ukuran waktu, (ex. Jangka panjang berkisar 5 – 25 tahun). Namun, dalam Teori Produksi
tidak mendefinisikan secara ukuran waktu kronologis. Jangka Pendek adalah jangka
waktu dimana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah
penggunaan faktor produksi. Sedangkan Jangka Panjang semua faktor produksi menjadi
faktor produksi variabel.
C. Teori Produksi Dengan Dua Faktor Berubah

a. ISOQUANT (Kurva Produksi Sama)

ISOQUANT adalah kombinasi antara tenaga kerja dan modal yang digunakan oleh
produsen untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu.

Q = f (L,
K)

Q = Total Produksi
L = Tenaga Kerja
K = Modal/ Barang-barang modal

 Jika berproduksi di daereh positif, jika ingin mengurangi tenaga kerja maka
harus mengurangi pula modal, sehingga lebih baik jika berproduksi di daerah negatif
karena apabila akan mengurangi tenaga kerja maka tidak perlu
menurunkan/mengurangi modal atau sebaliknya.

Untuk melengkapi perilaku produsen gambar 5.2 menyajikan kurva produksi


dengan dua masukan variabel
2

IQ
L
246 12

Gambar 5.2
Peta Isoquant Parsial

Seperti Nampak dalam gambar 5.2 pada perilaku produsen – dalam proses produksi
dengan dua masukan variabel ini – terdapat konsep isokuan (isoquant) yang merupakan
padanan dari konsep kurva indiferen perilaku konsumen. Disamping kesamaan tampilan,
peranannya pun nyaris sama.
Tetapi diantara keduanya, terdapat perbedaan yang mendasar. Kalau kurva indiferen
menggunakan dan mewakili tingkat kepuasan yang bersifat subyektif yang sulit diukur,
isokuan menyatakan diri dalam ukuran obyektif dan nyata, yaitu menyatakan besaran
keluaran atau produksi.
Sehingga isokuan dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan (locus) titiktitik
kombinasi masukan yang menghasilkan keluaran yang sama.
Seperti kurva indiferen, isokuan memiliki ciri-ciri:
a. Cembung terhadap titik nol (0)
b. Tidak Saling berpotongan
c. Semakin tinggi (semakin jauh dari titik nol (0) menunjukan tingkat produksi
tertinggi.
d. Daerah yang paling relevan untuk berproduksi yaitu daerah yang berkecondongan
negatif.
Secara matematikal, umum isokuan continue adalah
K = unit barang modal
I = tenaga kerja

Serupa pula dengan perilaku konsumen yang memiliki konsep mengenai MRS
(marginal rate of substitution), pada perilaku produsen juga memiliki konsep MRTS
(marginal rate of technical substitution).
Laju substitusi teknik marginal, MRTSlk adalah banyaknya suatu masukan yang
dilepas, dalam hal ini k, agar dapat menggunakan tambahan satu satuan masukan
yang lain, dalam hal ini l, pada tingkat produksi tetap.

Dari fungsi produksi dalam persamaan maka

Kalau kita perhatikan isokuan dalam gambar 3.11, maka makin ke atas kita
bergerak makin kecil nilai dan suatu saat nilainya = 0, diatas itu nilai dl akan
menjadi negative. Sebaliknya makin kebawah kita bergerak makin kecil pula nilai
dk dan suatu saat nilainya = 0, dibawah itu nilai dk negative. Dan ketika nilai dl =
0, maka nilai = 0 demikian juga ketika nilai dk = 0, maka nilai = 0.

Sehubungan nilai MP = 0 ini, dikembangkan konsep garis punggung atau ridge


line.

Garis punggung didefiniskan sebagai tempat kedudukan (locus) pada isokuan-


isokuan dimana salah satu dari dua masukan variabel memiliki nilai MP = 0.

Untuk memperjelas masalah ini disajukan gambar 3.12. dalam gambar tersebut
garis lengkung 0A dan 0B adalah garis punggung yang dimaksud.

Titik A merupakan titik dimana isokuan mulai membelok ke kanan


menjauhi sumbu tegak. Dan titik B merupakan titik dimana isokuan membelok
keatas menjauhi sumbu mendatar.
Pada titik A kombinasi masukan menghasilkan keluaran . Karena
itu adalah kuantitas minimum masukan untuk dapat menghasilkan
keluaran pada tingkat . Bila , maka kuantitas keluaran akan menurun
(pindah isokuan lebih rendah). Sementara itu kalau masukan k ditambah,
sedang l tetap, maka kuantitas keluaran akan menurun. (pindah isokuan lebih
rendah). Sementara itu kalau masukan k ditambah, sedang l tetap, maka
kuantitas keluaran akanmenurun.

Gambar 5.3
Garis Punggung dan Daerah Optimal

Karena itu pada titik A nilai MPk (produk marginal masukan k) = 0 dan disebelah
atas titik A nilai MPk negatif.

Pergeseran ke kanan-bawah dengan menambah masukan l untuk


menggantikan masukan k sesuai dengan MRTS-nya, akan mempertahankan
tingkat keluaran pada q3. Demikian juga halnya dengan pergeseran dari A ke
B. pada titik B dengan kombinasi masukan l2,k2 tingkat keluaran juga masih
q3. Pada titik B ini bila masukan k dipertahankan dan masukan l ditambahatau
dikurangi, maka kedua-duanya mengakibatkan keluaran menurun. Iniberarti
titik B memiliki nilai MPl = 0 dan di sebelah kanan B nilai MPl-nyanegative.

Seperti telah disebut di depan, garis lengkung OA dan OB adalah garis


punggung. Dan bidang yang dibatasi oleh garis punggung itu adalah daerah
produksi optimal, yaitu bidang yang sepadan dengan daerah optimal pada
tingkat II proses produksi dengan satu masuka variabel. Seorang pengusaha
yang rasional tentu akan memilih skala produksi yang berisi kombinasi dua
masukan variabel itu yang terletak di dalam daerah optimal tersebut.

Perlu dicatat bahwa proses produksi yang menggunakan kombinasi masukan


yang dekat-dekat dengan garis punggung OA termasuk proses produksi yang
padat modal (capital intensive)dan yang dekat-dekat garis punggung OB
termasuk padat karya (labour intensive).

b. Isokos dan Keseimbangan Produsen

Uraian paragraph ini serupa dengan pokok bahasan garis anggaran dan
keseimbangan konsumen. Dan pokok bahasan ini akan dibagi dalam dua
kelompok, yakni: isokos dengan ciri-cirinya dan keseimbangan konsumen.

1) Isokos danciri-cirinya

Seperti dalam teori konsumsi dimana keseimbangan konsumen belum


dapat ditentukan sebelum diketahui kendala (garis) anggaran atau budget
(line) constraint. Dan dalam teori produksi garis anggaran ini disebut
isokos. Sebagai kata pungut dari isocost. Isokuan yang telah dibicarakan di
atas mengenai tingkat keluaran yang dapat dihasilkan oleh berbagai
kombinasi dua masukan variabel.
Isocost adalah kurva yang menggambarkan gabungan faktor-faktor produksi
tenaga kerja dan modal untuk menggunakan sejumlah biaya tertentu.
Dan isokosdidefinisikan sebagai tempat kedudukan (locus) titik-
titikkombinasi kuantitas dua amsukan variabel yang dapat dibeli
dengananggaran tertentu (konstan) dengan asumsi harga-harga masukan
tidakberubah.

Secara matematikal persamaan spesifik isokos adalah:

M Px
L= K
Py Py

Ket: L = Tenaga kerja TC =


TotalCost
PL = Biaya Tenaga Kerja P K =
Biaya Modal
K = Modal

Contoh angka :

Dik : TC = 1000 PL = 5
PK = 20

Maka, L ?

Jawab : L = 200 –4K K = 0 maka L = 200 K = 0 maka


K =50

Kalau seluruh anggaran digunakan untuk membeli barang modal, k, sehingga l =


0, maka akan diperoleh ksebanyak
K =TC/PK

dan sebaliknya kalau seluruh anggaran digunakan untuk membayar upah,


l, sehingga k = 0, maka akandipekerjakan:
L=TC/PL

dengan demikian dapat dibuat grafik isokos seperti tersaji dalam gambar 3.13
berikut ini.

50

L = 200 – 4K

200
Gambar 5.4 Kurva Isokos

2) Pengaruh Perubahan Harga dan Pendapatan Terhadap Kurva


KepuasanSama

Isokos memiliki sifat dan ciri seperti garis anggaran pada teori konsumen.
Kemiringan isokos = Pl/Pk. Kalau besarnya anggaran berubahmaka isokos
akan berpindah membuat garis sejajardengan isokol awal, keatas atau
kebawah tergantung dari perubahan anggaran. Kalau harga salah satu masukan
variabel berubahmaka isokos akan berputardengan sumbu pada masukan yang
harganya tetap. Arah perputaran tergantung kepada perubahan harga. Kalau
harga naik, isokos berputar ke kiri, kalau turun akan berputar ke kanan.

a) Akibat perubahan harga (PL /PK)

Perubahan harga dapat mengakibatkan pergerakan kurva.

Contoh :
L = 200 – 4 K
PK= 20 PK =25

Maka L = 200 –5K K = 0 maka L =200


L = 0 maka K = 40

50

40
L = 200 – 5 K

L = 200 – 4 K L
200

Gambar 5.5
Pengaruh harga terhadap kurva Isocost (Pergerakan)
b) Akibat perubahan Anggaran (TotalCost)

Jika harga tetap dan Total cost menjadi menurun maka garis isokos ptelah
bergeser secara sejajar ke kiri. Sebaliknya pula, kenaikan Total cost
menyebabkan garis anggaran pengeluaran pendah sejajar ke kanan. Atau
dengan kata lain jika terjadi perubahan Total cost (TC) maka akan
mengakibatkan pergeseran kurva.

Jika TC Isocost bergeser ke kananatas

TC Isocost bergeser ke kiribawah

Contoh : L = 200 – 4K

TC=1000 TC =1500

Maka, L = 300 –4K Jika K = 0 maka L = 300 L = 0


maka K =75

75

50 L = 300 – 4 K

L = 200 – 4 K L
200 300

Gambar5.6
Pengaruh Total Cost terhadap kurva Isocost (Pergeseran)

D. Proses Produksi Yang Dilakukan Oleh Produsen

Input dari proses produksi mencakup factor – factor produksi, dimana pembagian
factor – factor produksi dapat ditampilkan dalam bagan di bawah ini:
factor produksi asli adalah factor produksi yang tidak diperbaharui dan sudah
tersedia. Factor produksi turunan adalah factor penggabungan dari factor produksi asli
yang merupakan perkembangan kebudayaan dan pengetahuan manusia. 0 20 40 60 80 100

Produsen Produksi Konsumen 1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr Bidang dan Tahap
Produksi

1. Bidang – bidang produksi Bidang – bidang produksi dikelompokkan berdasarkan


kegunaan (utiliy) yang dihasilakan meliputi:

a. Bidang ekstraktif, yaitu bidang produksi yang bergerak dalam bidang


pengumpulan kekayaan alam, yang telah tersedia tanpa merubah sifat.

b. Bidang agraris, yaitu produksi yang bergerak dalam bidang pengelolahan alam
untuk menghasilakan barang baru.

c. Bidang industri dan kerajianan, yaitu produksi yang bergerak dalam bidang
pengelolahan suatu bahan menjadi bentuk bahan atau barang lain.

d. Bidang perdagangan, yaitu produksi yang bergerak dalam bidang jual – beli
barang hingga terjadi perpindahan hak milik barang tersebut.

e. Bidang jasa, yaitu produksi yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa.

f. Perilaku Produsen Dalam Kegiatan Perekonomian dan Kegiatan Produksi

2. Tahap produksi Pengklarifikasian bidang produksi berdasarkan tahapan produksi adalah


sbb:

a. Tahapan produksi primer, yaitu tahapan yang menghasilkan kegunaan dasar


meliputi bidang produksi ekstraktif dan agraris.

b. Tahapan produksi sekunder, yaitu tahapan yang menghasilakan kegunaan bentuk


meliputi bidang produksi industry dan kerajinan.

c. Tahapan produksi tertier, yaitu tahapan produksi yang menghasilakan berbagai


kegunaan meliputi bidang perdagangan dan jasa.

E. Perilaku Produsen Dalam Kegiatan Perekonomian. Perilaku produsen


dalam kegiatan perekonomian adalah sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat Manfaat bagi masyarakat dari tanggung jawab sosial yang
dilakukan oleh perusahaan sangatlah jelas. Selain beberapa kepentingan masyarakat
diperhatikan oleh perusahaan, masyarakat juga akan mendapatkan pandangan baru
mengenai hubungan perusahaan dengan masyarakat. Hubungan masyarakat dan dunia
bisnis tidak lagi dipahami sebagai hubungan antara pihak yang mengeksploitasi dan pihak
yang tereksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam membangun masyarakat dan
lingkungan yang lebih baik.

2. Bagi Pemerintah Pemerintah sebagai pihak yang mempunyai legitimasi untuk


mengubah tatanan masyarakat ke arah yang lebih baik akan mendapatkan partner dalam
mewujudkan tatanan masyarakat tersebut. Sebagian tugas pemerintah dapat dijalankan
oleh anggota masyarakat, dalam hal ini adalah perusahaan atau organisasi bisnis.

F. Perilaku Produsen dalam Kegiatan Produksi Perilaku produsen dalam


kegiatan produksi adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Seorang produsen harus mempunyai rencana-rencana tentang tujuan


dan apa yang sedang atau akan dicapai. Perencanaan yang baik harus memenuhi
persyaratan berikut ini:

a. Faktual dan realistis; artinya apa yang dirumuskan sesuai fakta dan wajar untuk
dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.

b. Logis dan rasional; artinya apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal
sehingga perencanaan dapat dijalankan.

c. Fleksibel; artinya perencanaan yang baik adalah yang tidak kaku yaitudapat
beradaptasi dengan perubahan di masa yang akan datang.

d.Komitmen; artinya perencanaan harus melahirkan komitmen terhadapseluruh isi


perusahaan (karyawan dan pimpinan) untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan
perusahaan.

e.Komprehensif; artinya perencanaan harus menyeluruh dan meng-akomodasi


aspek-aspek yang terkait langsung terhadap perusahaan.

2. Pengorganisasian Produsen harus dapat mengatur keseluruhan sumber daya yang


dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
pengorganisasian ini, rencana dilakukan dalam sebuah pembagian kerja yang terdapat
kejelasan tentang bagaimana tujuan dan rencaana akan dilaksanakan, dikoorninasikan dan
dikomunikasikan.Produsen harus dapat mengalokasikan keseluruhan sumberdaya yang
ada (dimiliki) oleh perusahaan untuk mencapai tujuan dan rencana perusahaan yang telah
ditetapkan. Dalam pengorganisasian ini, rencana dan tujuan perusahaan diturunkan dalam
sebuah pembagian kerja yang terdapat kejelasan tentang bagaimana rencana dan tujuan
perusahaan akan dilaksanakan, dikoordinasikan ,dan dikomunikasikan.

3. Pengarahan Langkah berikutnya yang harus dilakukan produsen adalah bagaimana


keseluruhan rencana yang telah diorganisir tersebut dapat diimplementasikan. Agar
rencana terwujud, produsen wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya.

4. Pengendalian Produsen harus melakukan kontrol terhadap apa yang telah dilakukan.
Hal ini terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan. Karena, walaupun rencana yang
sudah ada dapat diatur dan digerakkan dengan jitu tetapi belum menjamin bahwa tujuan
akan tercapai dengan sendirinya. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian (kontrol) dan
pengawasan dari produsen atau pengusaha (pimpinan) yang bersangkutan.

Contoh Prilaku Produsen Yang Merugikan Peranan produsen selaku pemasok


barang, tentu sangat berpengaruh pada peredaran barang dan naik turunnya harga barang
yang diterima masyarakat, jika produsen bertindak semena-mena dalam menaikkan harga
barang, sudah pasti para pedagang kelas menengah ke bawah juga akan ikut menaikkan
harga, dan pada akhirnya masyarakatlah yang akan mengalami kerugian karena harga yang
sampai ditangan mereka pasti sangat mencekik.Untuk itu, perilaku prdusen tidak boleh
sewenang-wenang seperti menaikkan harga sembako sembarangan, karena perilaku seperti
itu pasti akan merugikan masyarakat dan merembet ke sektor-sektor ekonomi lainnya.

Demi menjaga stabilnya harga pasar dan perilaku produsen juga para pelaku
ekonomi lainnya, maka perlu adanya kebijakan yang mengatur segala tindakan ekonomi
agar jangan sampai terjadi istilahnya monopoli perdagangan yang pasti akan
mengakibatkan kerugian baik dalam skala kecil maupun skala global. Adapun ciri-cirinya
antara lain:

a. Produsen barang/jasa semata-mata untuk memperoleh keuntungan sebesar-


besarnya

b. Kurang memperhatikan kualitas barang


c. Tidak jujur dalam mengukur berat, ukuran tidak standar.

d. Kurang memperhatikan kelestarian lingkungan

e. Tidak taat membayar kewajiban pajak.

G. Contoh perilaku produsen diantaranya sebagai berikut:

a. Produsen mencari keuntungan dengan menghasilkan barang atau jasa sebanyak-


banyaknya dengan modal yang seminimum mungkin.

b. Produsen memberikan diskon kepada pembeli atau konsumen yang membeli


barang dalam jumlah yang banyak yang telah ditentukan produsen itu sendiri.

c. Produsen mematok biaya produksi berdasarkan faktor input produksi tersebut,


sehingga ketika harga salah satu faktor input naik, maka harga jual hasil produksi pun
akan ikut naik.

d. Selain produsen menghasilkan barang atau jasa sesuai kebutuhan konsumen,


produsen juga menghasilkan barang atau jasa sesuai trend atau sesuatu yang sedang
banyak diminati oleh masyarakat.

e. Produsen juga mengadaptasi isu global atau keadaan sosial yang sedang terkenal
saat itu untuk memasarkan barang atau jasa yang mereka jual.

f. Produsen juga memberikan diskon besar-besaran untuk barang yang sudah lama
disimpan di gudang atau biasa disebut cuci gudang.
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
Seluruh materi-materi yang disampaikan adalah hal-hal yang harus dilakukan pengusaha
untuk meningkatkan hasil produksi sehingga tujuan mendapat keuntungan pun dapat
tercapai. Untuk memaksimalkan hasil produksi harus memenuhi beberapa konsep
penting dalam perilaku produsen yaitu, faktor produksi dll.Perilku produsen juga
mengajarkan kita untuk lebih teliti dalam memberikan harga jual yang tidak merugikan
produsen dan juga tidak memberatkan konsumen sehingga daya konsumsi pun stabil
karena selain konsumen membutuhkan barang atau jasa yang dihasilkan produsen,
konsumen juga mampu membeli barang atau jasa yang di jual.
B. Saran
Terima kasih atas antusiasme dari pembaca yang sudi menelaah isi makalah ini, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan saran kritik konstruktif kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan
berikutnya.

Daftar Pustaka

Sukirno, Sadono. Pengantar Teori Mikroekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: Raja


Grafindo Persada. Rahardja, Pratama & Manurung, Mandala. Pengantar Ilmu
Ekonomi (mikroekonomi & makroekonomi). Edisi ketiga. Fakultas ekonomi
Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai