Anda di halaman 1dari 42

KOMPETENSI DASAR

3.3. Menganalisis peran pelaku ekonomi dalam


kegiatan ekonomi
4.3. Menyajikan hasil analisis peran pelaku
ekonomi dalam kegiatan ekonomi

Indikator Pencapaian Komptensi


3.3.1. Menjelaskan pengertian produksi, distribusi dan
konsumsi
3.3.2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi, distribusi dan konsumsi
3.3.3. Menganalisis teori prilaku produsen dan konsumen
TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan


saintifik melalui model Discovery learning, pengamatan,
tanya jawab, diskusi, penugasan dan presentasi peserta
didik Menganalisis peran pelaku ekonomi dalam kegiatan
ekonomi serta terampil melakukan kajian, pengamatan dan
diskusi tentang peran pelaku ekonomi dalam kegiatan
ekonomi, sehingga mandiri dan percaya diri dalam
memposisikan diri dalam aktivitas kegiatan ekonomi di
masyarakat, serta mampu menunjukkan sikap disiplin,
kerja keras, jujur, tanggung jawab, peduli sosial, dan gotong
royong.
Peran Pelaku Ekonomi dalam
Kegiatan Ekonomi
Mempelajari

Kegiatan Ekonomi Pelaku Ekonomi


Meliputi
Mendeskripsikan

Produksi Distribusi Konsumsi


Peran Pelaku Ekonomi Circular flow
dalam Kegiatan Ekonomi diagram

Mengidentifikasi

Perekonomian Perekonomian Perekonomian


Dua Sektor Tiga Sektor Empat Sektor

Memahami

Masalah Ekonomi dan cara


mengatasinya melalui
penerapan sistem ekonomi
Kegiatan Ekonomi

Produksi Produksi adalah aktivitas untuk meningkatkan


nilai tambah bahan baku menjadi bahan
setengah jadi dan barang jadi. Produk yang
dihasilkan dari kegiatan produksi dapat berupa
barang dan / atau jasa, yang dihasilkan oleh
produsen.
Tujuan kegiatan produksi antara lain:
• Memenuhi kebutuhan manusia atas
barang dan/atau jasa
• Mencari keuntungan atau laba
• Menjaga kelangsungan hidup perusahan
• Meningkatkan kualitas barang dan / atau
jasa
• Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Distribusi
Distribusi adalah kegiatan menyalurkan
barang dan/ atau jasa yang dihasilkan
produsen ke konsumen.

Tujuan kegiatan distribusi antara lain:


• Mempercepat penyaluran barang
dan / atau jasa hasil produksi dari
produsen kepada konsumen.
• Menyalurkan hasil produksi secara
merata kepada konsumen.
• Menjaga kesinambungan kegiatan
produksi.
• Memperoleh keuntungan
Konsumsi Konsumsi adalah kegiatan mengurangi atau
menghasilkan nilai serta manfaat suatu
barang dan / atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan. Setiap orang memiliki
kebutuhan yang beragam dan berbeda-
beda. Pemenuhan kebutuhan manusia
dilakaukan dengan mengkonsumsi barang
dan / atau jasa. Pihak yang melakukan
konsusmi disebut produsen.
Tujuan manusia melakukan konsumsi
antara lain:
• Memenuhi kebutuhan rohani dan
jasmani.
• Memperoleh kepuasan optimal.
• Memperoleh penghargaan dari orang
lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi

1. Faktor Produksi Alam (Sumber Daya Alam)


Faktor produksi yang dapat diambil langsung dari alam
untuk dimanfaatkan manusia dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan. Contoh: tanah, air, pasir, batu, tumbuh-
tumbuhan, hewan, sinar matahari, iklim, tenaga alam,
barang tambang, dan lain-lain.
2. Faktor Produksi Tenaga Kerja (Sumber Daya Manusia)
Segala kegiatan manusia (baik fisik maupun psikis) yang
dicurahkan dalam proses produksi untuk menciptakan
atau menambah nilai guna barang atau jasa. Faktor
produksi tenaga (SDM) memegang peranan penting
dalam proses produksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi

3. Faktor Produksi Modal.


Modal adalah suatu hasil kerja manusia yang dapat digunakan
untuk menghasilkan barang lain.Yaitu segala benda atau alat
buatan manusia yang dapat digunakan untuk memperlancar
proses produksi dalam menghasilkan barang atau jasa. Contoh:
uang, mesin-mesin produksi, dan lain-lain.
4. Faktor Produksi Kewirausahaan atau Enterpreneurship.
Faktor produksi kewirausahaan adalah kemampuan intelektual
seorang pengusaha untuk mengelola atau menyatukan ketiga
faktor produksi (alam, tenaga kerja, dan modal) di atas dalam
suatu proses produksi. Seseorang disebut pengusaha yang
memiliki jiwa wirausaha jika ia mampu merencanakan
(planning), menggerakkan (actuating), mengorganisasi
(organizing), mengkoordinir (coordinating) , dan mengawasi
(controlling) kegiatan produksi dengan baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Distribusi

1. Faktor Pasar.
Berkaitan dengan sasaran konsumen atau pembeli dari barang
dan / atau jasa yang dibeli. Kegiatan distribusi yang dipengaruhi
faktor pasar berhubungan dengan jenis produk yang diinginkan
konsumen, letak geografis konsumen, jumlah konsumen, jumlah
pesanan, dan kebiasaan konsumen
2. Faktor Barang
Hal ini berhubungan dengan nilai barang yang diproduksikan,
besar dan berat barang, mudah rusak atau tidaknya suatu
barang, kualitas barang dan pengemasan barang.
3. Faktor Perusahan
Perusahan yang memiliki banyak sumber dana, pengalaman, dan
pengawasan yang baik dalam proses distribusi dapat
menyalurkan barang dan / atau jasa secara lebih cepat dan
merata kepada konsumen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsumsi

1. Pendapatan.
2. Tingkat harga barang dan / atau jasa
3. Prakiraan harga pada masa depan
4. Selera
5. Mode
6. Iklan
7. Lingkungan sosial , Budaya dan Agama
Teori Prilaku Produsen

Teori Perilaku Produsen adalah teori yang


menjelaskan tentang bagaimana tingkah
laku produsen dalam menghasilkan produk
yang selalu berupaya untuk mencapai
efesiensi dalam kegiatan produksinya.

Produsen berusaha untuk menghasilkan


produksi seoptimal mungkin dengan
mengantur penggunaan faktor produksi
yang paling efisien
Untuk mengambarkan teori tersebut produsen harus
menentukan Fungsi Produksi:
Fungsi produksi menunjukan sifat keterkaitan antara faktor-
faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan.
Keterangan:
Rumus : Q = Output L = Labour / Tanaga Kerja
F = Fungsi R = Resources / Sumber Daya Alam
Q = f (C,L,R,T) C = Capital/Modal T = Technology / teknologi & Kewirausahaan

The Low Of Diminishing Returns ( Hukum Hasil Pertambahan Produksi


yang Semakin Menurun)
Hukum ini dikemukan oleh David Ricardo, seorang ekonomi Inggris.
Menurutnya apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya
(tenaga kerja) terus-menerus ditambah sebanyak satu unit, pada
mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi
sudah mencari tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin
berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif.
Konsep Biaya Produksi

Suatu perusahan akan mengeluarkan biaya


tertentu untuk memproduksi barang dan /
atau jasa . Biaya yang dikeluarkan dalam
menghasilkan produk tersebut akan
dipertimbangkan oleh setiap perusahan atau
produsen untuk menentukan harga jual
produk dalam rangka memperoleh keuntungan

Biaya produksi adalah biaya yang harus


dikeluarkanpengusaha untuk menghasilkan
output
5 Konsep dasar dalam Biaya Produksi

1. Biaya Tetap Total ( Total Fixed Cost = TFC )


Merupakan biaya yang jumlahnya tetap, meskipun jumlah output/
produk yang dihasilkan berubah. Contohnya: Biaya sewa tempat
usaha, Gaji karyawan tetap dan biaya penyusutan peralatan/
mesin-mesin yang telah dipakai.
2. Biaya Variabel Total ( Total Variable Cost = TVC )
Merupakan biaya yang jumlahnya berubah jika jumlah barang dan
/ atau jasa yang diproduksi berubah. Contohnya: biaya bahan baku
atau bahan dasar yang digunakan dalam proses produksi

3. Biaya Total ( Total Cost = TC )


Merupakan seluruh biaya atau pengeluaran perusahan yang
dikeluarkan untuk memperoduksi barang dan/ atau jasa.
Keterangan:
TC = Biaya Total ( Total Cost)
Rumus : TFC = Biaya Tetap Total ( Total Fixed Cost)
TC = TFC + TVC TVC = Biaya variabel Total ( Total Variable Cost)
3. Biaya Rata-rata ( Average Cost = AC )
Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu unit produk.
Keterangan:
TC AC = Biaya Rata-rata ( AverageCost )
Rumus : AC = TC = Biaya Total ( Total Cost)
Q Q = Kuantitas ( Jumlah Produk)

a. Biaya Tetap Rata-Rata ( Average Fixed Cost = AC )

Keterangan:
TFC AFC = Biaya Tetap Rata-rata ( Average Fixed Cost )
Rumus : AFC = TFC = Biaya Tetap Total ( Total Fixed Cost)
Q Q = Kuantitas ( Jumlah Produk)

b. Biaya Variabel Rata-Rata ( Average Cost = AC )


Keterangan:
TVC AFC = Biaya variabel Rata-rata ( Average Variable Cost )
Rumus : AVC = = CV TFC = Biaya variable Total ( Total Variable Cost)
Q Q = Kuantitas ( Jumlah Produk)
VC = Biaya Variabel ( Variable Cost)
3. Biaya Marginal ( Marginal Cost = MC )
Kenaikan biaya total yang disebabkan tambahan suatu unit output.
Keterangan:
∆TC MC = Biaya Marginal( Marginal Cost )
Rumus : MC = TC = Biaya Total ( Total Cost)
∆Q Q = Kuantitas ( Jumlah Produk)
∆ = Perubahan

Contoh Soal:
Agus mempunyai usaha memproduksi kain batik. Agus
mengeluarkan Rp. 20.000.000,00 untuk membayar pegawai
dan sewa tempat usaha. Agus mengeluarkan biaya bahan baku
Rp. 26.000,00 untuk setiap kain batik yang diproduksi. Berapa
biaya tetap yang dikeluarkan Agus jika memproduksi 500 kain
batik? Berapa biaya rata-rata yang dikeluarkan Agus?
Jawaban:
AC = TC
Diketahui: Q
TFC = Rp. 20.000.000,00
VC = Rp. 26.000,00 = Rp. 33.000.000,00
Q = 500. 500
TVC = VC + Q = Rp. 66.000,00
= Rp. 26.000,00 x 500 Jadi biaya rata-rata (Average
= Rp. 13.000.000,00 Cost) yang dikeluarkan Agus
Ditanya : TC dan AC untuk memproduksi 1 kain
Penyelesaian: batik adalah Rp. 66.000,00
TC = TFC + TVC
TC = 20.000.000,00 + 13.000.000,00
= 33.000.000,00
Jadi, biaya total (total cost) yang
dikeluarkan Agus untuk memproduksi
500 kain batik yaitu Rp. 33.000.000,00
Contoh Soal:
Rico mempunyai usaha memproduksi Ayam Bakar di MCM Ambon. Rico
mengeluarkan Rp. 20.000.000,00 untuk membayar pegawai dan sewa
tempat usaha. Rico mengeluarkan total biaya bahan baku Rp. 15.000.000,00
untuk diproduksi. Berapa biaya tetap yang dikeluarkan Rico jika
memproduksi 1750 porsi ayam bakar? Berapa biaya rata-rata yang
dikeluarkan Rico?

Jawaban: TC
Diketahui: AC = Q
TFC = Rp. 20.000.000,00
TVC = Rp. 15.000.000,00 = Rp. 35.000.000,00
Q = 1.750.
Ditanya : TC dan AC 1.750
TC = TFC + TVC = Rp. 20.000,00
TC = 20.000.000,00 + 15.000.000,00 Jadi biaya rata-rata yang
= 35.000.000,00 dikeluarkan Rico untuk 1
Jadi biaya total (total cost) yang dikeluarkan
Rico untuk memproduksi 1.750 porsi ayam porsi ayam bakar sebesar
bakar adalah Rp. 35.000.000,- Rp. 20.000,00
Konsep Penerimaan

Perusahan akan menerima pendapatan atas barang yang dijual.


Penerimaan atau revenue adalah sejumlah uang yang diterima
produsen atas penjualan barang dan/ atau jasahasil
produksinya.besar penerimaan perusahan akan menentukan
laba/rugi yang dihasilkan perusahan tersebut.

1. Penerimaan total ( Total revenue = TR )


Seluruh penerimaan produsen dari hasil penjualan barang yang
diproduksi
Keterangan:
TR = Penerimaan Total ( Total Revenue)
Rumus : TR = P x Q P = Harga barang ( Price)
Q = Kuantitas ( Jumlah Produk)
2. Penerimaan Rata-rata ( Average Revenue = AR )
Penerimaan rata-rata yang diperoleh produsen dari tiap satu unit
hasil produksi yang terjual Keterangan:
AR = Penerimaan Rata-rata ( Average Revenue)
TR PxQ TR = Penerimaan Total ( Total Revenue)
Rumus : AR = = =P
Q Q P = Harga barang ( Price)
Q = Kuantitas ( Jumlah Produk)

3. Penerimaan Marginal ( Marginal Revenue = MR )


Tambahan penerimaan yang disebabkan adanya tambahan jumlah
produk yang dijual. Keterangan:
MR = Biaya Marjinal ( Marginal Revenue)
TR = Penerimaan Total ( Total Revenue)
Rumus : MR = ΔTR P = Harga barang ( Price)
ΔQ Q = Kuantitas ( Jumlah Produk)
Δ = Perubahan
Jawaban:
Laba terjadi jika TR ˃ TC
Contoh Soal : Rugi terjadi jika TR ˂ TC
Diketahui:
Agus mampu menjual
Q1 = 475
sebanyak 600 kain batik Q2 = 600
dengan penerimaan total ΔQ = Q2 – Q1
sebesar Rp. 42.000.000,00. = Rp. 600 – 475 = 125
sebelumnya Agus mampu TR1 = Rp. 35.625.000,00
menjual sebanyak 475 kain TR2 = Rp.42.000.000,00
batik dengan penerimaan ΔTR = Rp. 6.375.000,00
total sebesar Rp.
Ditanya : MR ?
35.625.000,00. berapa
Penyelesaian:
penerimaan marjinal yang
diterima Agus atas
∆TR
perubahan penjualan kain TC =
batik dari 475 menjadi 600? ∆Q
= 6.375.000,00 = 51.000,00
125
Jadi penerimaan Marginal Rp. 51.000,00
Laba Maksimum

1. Laba atau Rugi


Aktivitas seorang produsen tidak hanya berhenti setelah mengetahui
konsep biaya produksi dan konsep penerimaan. Produsen akan
berusaha memaksimalkan laba dan meminimalkan kerugian. Konsep
laba dan rugi perusahan
Keterangan:
Rumus : TR = P x Q TR = Penerimaan Total ( Total Revenue)
TC = Biaya Total ( Total Cost)
TC = TFC + TVC P = Harga barang ( Price)
L/R = TR – TC Q = Kuantitas ( Jumlah Produk)
TFC = Biaya Tetap ( Total Fixed Cost)
L/R = ( PxQ) – (TFC + TVC) TVC = Biaya Variabel ( Total Variabel Cost)
Laba = TR ˃ TC
Rugi = TR ˂ TC
Contoh Soal:
Perusahan miliki Agus memproduksi kain batik sebanyak 500 unit.
Dalam proses produksi, perusahan batik tersebut mengeluarkan
biaya tetap sebesar Rp. 20.000.000,00 dan biaya variabel sebesar Rp.
75.000.000,00 per unit. Berdasarkan keterangan tersebut berapa
Rugi / Laba yang diperoleh perusahan Agus?

Jawaban: Berdasarkan perhitungan


Diketahui: tersebutdiketahui TR ˃ TC, artinya
Laba terjadi jika TR ˃ TC sedangkan
perusahan batik tersebut
Rugi terjadi jika TR ˂ TC
TR =PxQ memperoleh laba sebesar Rp.
= 75.000 x 475 2.625.000,00 yang diperoleh dari
= 35.625.000 Rp. 35.625.000,00 –
TC = TFC + TVC Rp. 33.000.000,00
= TFC + ( VC x Q)
= 20.000.000 + ( 26.000 x 500)
= 20.000.000 + 13.000.000
= 33.000.000
2. Laba Maksimum
Penerimaan laba belum menjadi akhir dari rangkaian analisis
produsen untuk mengembangkan perusahan. Produsen harus
mencari strategi agar dapat mencapai laba maksimum. Laba
maksimum dicapai apabila Biaya Marginal (MC) sama dengan
Penerimaan Marginal ( MR)
Mata Rantai
Distribusi

Saluran distribusi atau perantara


distribusi adalah orang atau lembaga
yang kegiatannya menyalurkan barang
dari produsen sampai ke tangan
konsumen dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan. Saluran
distribusi dapat kita bedakan menjadi
dua golongan lembaga distribusi, yaitu
pedagang dan perantara khusus.
• Pedagang
Pengertian pedagang adalah seseorang atau lembaga yang
membeli dan menjual barang kembali tanpa mengubah
bentuk dan tanggung jawab sendiri dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan.
Pedagang dibedakan menjadi:
1. Pedagang Besar (Grosir atau Wholesaler)adalah pedagang
yang membeli barang dan menjualnya kembali kepada
pedagang yang lain. Pedagang besar selalu membeli dan
menjual barang dalam partai besar.
2. Pedagang Eceran (Retailer)adalah pedagang yang
membeli barang dan menjualnya kembali langsung
kepada konsumen. Untuk membeli biasa partai besar,
tetapi menjualnya biasanya dalam partai kecil atau
persatuan.
• Perantara Khusus
Kegiatan perantara khusus juga menyalurkan barang dari
produsen sampai ke tangan konsumen. Bedanya perantara
khusus tidak bertanggung jawab penuh atas barang yang
tidak laku terjual.
Perantara khusus meliputi:
1. Agen (Dealer) adalah perantara pemasaran atas nama
perusahaan. Menjualkan barang hasil produksi
perusahaan tersebut di suatu daerah tertentu. Balas jasa
yang diterima berupa pengurangan harga dan komisi.
2. Broker (Makelar) adalah perantara pemasaran yang
kegiatannya mempertemukan penjual dan pembeli untuk
melaksanakan kontrak atau transaksi jual beli. Balas jasa
yang diterima disebut kurtasi atau provisi.
3. Komisioner adalah perantara pembelian dan
penjualan atas nama dirinya sendiri dan
bertanggungjawab atas dirinya sendiri. Balas jasa
yang diterima disebut komisi.
4. Eksportir adalah pedagang yang melakukan
aktivitasnya dengan menyalurkan barang ke luar
negeri.
5. Importir adalah pedagang yang melakukan
aktivitasnya dengan menyalurkan barang dari luar
negeri ke dalam negeri.
Gambar hubungan antara produsen, saluran distribusi
dan konsumen adalah sebagai berikut :
Teori Prilaku
Konsumen

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap


orang harus melakukan pilihan. Pilihan
tersebut harus dilakukan agar
pemenuhan kebutuhan dapat mencapai
pilihannya. Pengambilan keputusan atas
berbagai pilihan yang ada akan
membentuk pola perilaku konsumen.
Pendekatan Utilitas Kardinal (Cardinal Approach)
Pendekatan utilitas kardinal menyatakan bahwa utilitas dapat
diukur secara langsung melalui angka-angka. Oleh karena itu,
pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan kardinal
(cardinal approach).

Hukum Gossen I
Berdasarkan pola konsumsi manusia dalam mengonsumsi
satu jenis barang untuk mencapai utilitas maksimum, yang
dikemukakan oleh Hermann Heinrich Gossen. Hukum ini
menyatakan:
”Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang
dilakukan secara terus-menerus, utilitas yang dinikmati
konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap tambahan
konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan
utilitas yang semakin kecil.”
Hukum Gossen II
Tidak dapat dipungkiri, manusia memiliki kebutuhan
yang tidak terbatas. H.H. Gossen mengemukakan lagi
teorinya, yang dikenal dengan hukum Gossen II, yang
menyatakan:
“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan
berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan
harga barang tertentu, konsumen tersebut akan
mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat
rasio marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk
semua barang yang dikonsumsinya.”
Pendekatan Utilitas Ordinal (Ordinal Approach)
Teori ini dikenal dengan teori utilitas ordinal, yang
menyatakan bahwa utilitas tidak dapat dihitung,
melainkan hanya dapat dibandingkan. Jadi, menurut
teori ini yang berlaku adalah apakah seorang konsumen
lebih menyukai kombinasi barang tertentu daripada
kombinasi barang lainnya. Dalam teori utilitas ordinal
digunakan pendekatan kurva utilitas sama (indifference
curve) dan garis anggaran (budget line).
1) Kurva Indiferen (Indifference Curve)
Dalam teori ini terdapat asumsi yang menyatakan bahwa
konsumen dapat memilih kombinasi konsumsi tanpa
harus mengatakan bagaimana ia memilihnya
2) Garis Anggaran (Budget Line)
Jika dilihat perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu
barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu perilaku
konsumen rasional dan perilaku konsumen tidak rasional.

a) Perilaku Konsumen Rasional


Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan
hal-hal berikut:
1) barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal
bagi konsumen;
2) barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen;
3) mutu barang terjamin;
4) harga sesuai dengan kemampuan konsumen.
b) Perilaku Konsumen tidak Rasional
Suatu perilaku dalam mengonsumsi dapat dikatakan
tidak rasional jika konsumen tersebut membeli barang
tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu.
Contohnya, yaitu:
1) Tertarik dengan promosi atau iklan baik di media
cetak maupun elektronik;
2) Memiliki merek yang sudah dikenal banyak
konsumen;
3) Ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon;
4) Prestise atau gengsi.
Pelaku Ekonomi

Rumah tangga konsumen adalah kelompok


Rumah masyarakat yang melakukan kegiatan konsumsi
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tangga
Konsumen Kelompok rumah tangga konsumen berperan
melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Menyediakan faktor-faktor produksi (alam,
tenaga kerja, modal dan skill) dan
menjualnya kepada Rumah Tangga Produksi.
2. Memperoleh imbalan (kompensasi) atas
factor produksi yang telah diberikan.
3. Bertindak mengkonsumsi (membeli) barang
dan jasa.
4. Membayar pajak kepada pemerintah.
5. Membelanjakan penghasilan untuk membeli
barang/jasa yang dihasilkan produsen
Pelaku Ekonomi

Rumah tangga produsen adalah rumah tangga


Rumah ekonomi yang melakukan kegiatan produksi
barang dan jasa dalam hal ini perusahaan sebagai
Tangga produsen.
Produsen Adapun peran rumah tangga perusahaan pada
umumnya dalam kegiatan ekonomi adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan menjual hasil produksinya kepada
rumah tangga konsumen,Rumah tangga
pemerintah, dan masyarakat luarnegeri.
2. Membayar kompensasi/balasjasa atas
penggunaan faktor-faktor produksi.
3. Memproduksi barang dan jasa yang diperoleh
dari faktor-faktor produksi.
4. Berkewajiban membayar pajak kepada
pemerintah.
Pelaku Ekonomi
Pemerintah merupakan pihak yang mempunyai
peranan penting dalamperkonomian. Di dalam
Rumah perkonomian pemerintah bertugas untuk mengatur,
Tangga mengendalikan, serta mengadakan kontrol terhadap
jalannya roda perekonomian agar negara dapat maju
Pemerintah dan rakyat dapat hidup layak dan damai.
Adapun Peran rumah tangga pemerintah yaitu
1. Membelanjakan penerimaan negara untuk
membeli barang-barang kebutuhan Pemerintah
2. Menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat luas dengan melakukan
produksi barang dan jasa melalui Badan Usaha
Milik Negara (BUMN).
3. Menciptakan iklim yang kondusif dan sehat bagi
dunia usaha
4. Menjaga stabilitas ekonomi dengan kebijakan-
kebijakan ekonomi
Pelaku Ekonomi

Peranan masyarakat luar negeri dalam


perekonomian sangat penting. Masyarakat
Masyarakat luar negeri terlibat dalam perekonomian
Luar Negari apabila suatu negara melakukan
perdagangan internasional.

Adapun peran masyarakat luar negeri yaitu:


1. Masyarakat luar negeri sebagai
konsumen
2. Masyarakat luar negeri sebagai produsen
(melakukan impor)
3. Masyarakat luar negeri sebagai investor
Sumber tenaga kerja ahli
Model Diagram Interaksi antar Pelaku Ekonomi
( Circular Flow Diagram)
Model Diagram Interaksi antar Pelaku Ekonomi
( Circular Flow Diagram)
Model Diagram Interaksi antar Pelaku Ekonomi
( Circular Flow Diagram)

Anda mungkin juga menyukai