PENGANTAR BISNIS
(EMA 117M)
Fungsi Produksi
Oleh:
Kelompok 8
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
I. PENDAHULUAN
Fungsi produksi didefinisikan sebagai hubungan fisik antara variabel input dan
output, atau dengan kata lain, variabel yang dijelaskan (Y) dengan variabel yang menjelaskan
(X). Dengan variabel yang dijelaskan merupakan output atau produksi sedangkan variabel
yang menjelaskan merupakan variabel input atau faktor produksi. Dalam beberapa
pembahasan ekonomi, fungsi produksi banyak diminati dan dianggap penting karena :
1. Dengan adanya fungsi produksi, para peneliti akan mengetahui hubungan antara faktor
produksi dan produksi secara langsung.
2. Dengan adanya faktor produksi, para peneliti akan mudah mengetahui hubungan antara
variabel yang dijelaskan (dependent variable) dan variabel yang menjelaskan
(independent variable).
Hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang tercipta
dinamakan fungsi produksi. Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam sebuah rumur, yakni
sebagai berikut :
Q = f (K, L, R, T)
Dengan K merupakan jumlah stok modal, L merupakan jumlah tenaga kerja , R
merupakan kekayaan alam, dan T merupakan teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah
jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbaga faktor produksi yang secara bersamaan
digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya. Persamaan
tersebut adalah suatu pernyataan matematik yang pada dasarnya menjelaskan bahwa tangkat
prosduksi suatu barang bergantung pada jumlah modal, tenaga kerja, kekayaan alam, dan
tingkat teknologi yang digunakan. Setiap produk yang diciptakan memiliki jumlah yang
berbeda-beda sehingga akan memerlukan jumlah faktor-faktor produksi yang berbeda pula
dalam setiap produknya.
Secara singkat, fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan
output. Input atau faktor produksi biasanya diklasifikasikan sebagai tanah, tenaga kerja, atau
modal. Tanah dan tenaga kerja dikatakan sebagai input yang tidak diproduksi untuk
kemudian dijadikan input dalam produksi berikutnya. Sedangkan modal merupakan suatu
output dari proses produksi yang kemudian akan menjadi input untuk produksi berikutnya,
Tentu saja dalam mengoprasikan sebuah perusahaan, fungsi-fungsi yang telah
disebutkan diatas harus bersinergi antara satu dengan yang lainnya, sehingga secara bersama-
sama agar mampu memberikan manfaat yang optimal. Interaksi fungsi tersebut dapat
dikatakan sebagai sebuah sistem.
Luas produksi memiliki definisi sebagai besanya jumlah dan ragam produk yang
dihasilkan untuk suatu periode tertentu. Selain itu, luas produksi juga dapat diartikan sebagai
kapasitas yang digunakan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Besarnya sebuah
produksi dapat berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu. Luas perusahaan ini dapat
diukur berdasarkan:
Adapun beberapa faktor yang memengaruhi luas produksi atau junlah dan ragam
produk yang akan diproduksi oleh sebuah perusahaan, yakni sebagai berikut :
Ada dua teknik dalam Metode Linier Programming yang dapat digunakan untuk
menentukan Luas Produksi, yaitu:
Metode Grafik, yang hanya dapat digunakan untuk menentukan luas produksi optimal
dengan kombinasi produk tidak lebih dari dua macam.
Metode Simplek, metode penentuan luas produksi optimal yang dapat digunakan
untuk kombinasi produk dua macam atau lebih.
Adapun asumsi yang digunakan dalam analisis Break-Even adalah sebagai berikut:
Biaya pada berbagai tingkat volume kegiatan dapat diperkirakan secara tepat, dan
setiap perubahan volume kegiatan dapat dijabarkan menjadi perubahan tingkat biaya.
Biaya-biaya yang terjadi atau diperkirakan terjadi dapat dipisahkan menjadi biaya
tetap dan biaya variabel.
Tingkat penjualan sama dengan tingkat produksi
Harga jual, biaya variabel dan biaya tetap dianggap tidak berubah selama periode
analisis.
Perusahaan dianggap hanya menjual satu macam barang dan bila dalam kenyataannya
lebih dari satu macam maka sales mix dianggap tetap.
Ada tiga cara atau pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat Break Even,
yakni:
a. Pendekatan Tabularis, yaitu dengan cara menghitung penghasilan dan biaya pada
berbagai tingkat volume penjualan/produksi.
b. Pendekatan Grafis, yaitu dengan menggambar kurva Penghasilan (TR), biaya tetap
(FC), biaya variabel (VC), dan biaya total (TC) pada berbagai tingkat
penjualan/produksi.
c. Pendekatan Aritmatik, yaitu dengan menggunakan rumus-rumus matematik sebagai
berikut:(1) BE dalam satuan unit moneter (2) Break Even dalam satuan unit barang
3. Motode Forecasting
Lokasi termasuk salah satu komponen yang penting dalam sebuah perusahaan
karena akan memengaruhi keberlangsungan hidup perusahaan itu sendiri kedepannya.
Perencanaan lokasi merupakan suatu kegiatan strategis yang bertujuan untuk memaksimalkan
keuntungan bagi sebuah perusahaan, yang dimana diharapkan pemilihan lokasi pabrik yang
tepat akan memperlancar dalam pengoprasian sebuah perusahaan. Terdapat hal penting yang
menjadi dasar pemilihan lokasi sebuah perusahaan, yakni komitmen jangka panjang yang
akan berpengaruh terhadap biaya operasi dan pendapatan sebuah perusahaan. Perusahaan
pada umunya berada disebuah lokasi dalam waktu yang tak tebilang singkat. Jika kemudian
hari disadari terhdapat sebuah kesalahan yakni pemilihan lokasi yang tidak tepat, maka akan
sulit bagi perusahaan untuk memperbaiki tanpa adanya resiko tentang kerugian imvestasi
yang cukup besar. Semua hal yang terpengaruh jika terjadi kesalahan pemilihan lokasi pada
akhirnya akan mengakibatkan rendahnya pendapatan operasi.
Disamping itu, terdapat beberapa metode perencanaan lokasi pabrik, antara lain :
1. Layout Proses atau Layout Fungsional atau Functional Layout atau Process Layout
Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang memiliki kesamaan fungsi
dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu. layout semacam
ini biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang berproduksi dalam rangka
memenuhi pesanan dimana terdapat banyak pesanan yang berbeda baik dalam bentuk,
kualitas, maupun jumlahnya.
2. Layout Produk atau Layout Garis Atau Product Layout atau Line Layout
Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun berdasarkan
urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
3. Layout Kelompok atau Group Layout
Pada layout ini, mesin-mesin dan perlengkapan yang digunakan untuk membuat atau
memproses komponen yang sama
4. Layout Posisi Tetap
Layout ini merupakan susunan letak mesin dan fasilitas produksi yang diatur di dekat
tempat proses produksi dengan posisi tetap.
Keempat macam layout tersebut pada dasarnya dapat dipergunakan baik untuk
produksi untuk pesanan maupun produksi untuk pasar. Akan tetapi secara umum biasanya
penggunaan layout proses bagi produksi untuk pesanan dan layout produk bagi produksi
untuk pasar.
E. Perencanaan Bahan Baku
Bahan baku adalah merupakan input dari proses transformasi dari produk jadi.
untuk membedakan apakah bahan baku termasuk bahan penolong adalah dengan cara
mengadakan penelusuran terhadap bahan-bahan atau elemen-elemen kedalam produk jadi.
Cara pengadaan bahan baku bisa diperoleh dari sumber-sumber alam, misalnya serat diolah
menjadi benang.. Bahan baku tidak bisa tersedia setiap saat, karenanya perusahaan perlu
mengadakan persediaan bahan baku (Nasution, 2003).
Material Requirement Planning (MRP) merupakan metode untuk merencanakan
bahan baku, agar di perusahaan tidak mengalami kekurangan bahan baku dan kelebihan
bahan baku. Selain itu, metode ini berguna untuk memastikan persediaan berjumlah sedikit.
Menurut Senator Nur Bahagia, tiga masukan utama yang diperlukan dalam mekanisme kerja
MRP, yaitu:
a. Jadwal Induk Produksi (JIP), adalah suatu rencana produksi yang menggambarkan
hubungan antara jenis dan kuantitas setiap jenis produk akhir dengan waktu
penyediaannya.
b. Status Inventory, yang menggambarkan keadaan setiap bahan atau komponen yang
terdapat dalam sistem inventory. Sistem inventory dalam MRP berkaitan dengan
informasi tentang: Jumlah inventory yang ada digudang pada setiap periode (inventory on
hand), jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut datang (inventory
on order), waktu ancang-ancang (lead time) setiap komponennya.
c. Struktur Produk, adalah kaitan antara produk dengan komponen-komponen penyusunnya
mulai dari bahan baku sampai produk jadi. Kelengkapan informasi untuk setiap
komponen ini meliputi: jenis komponen, jumlah yang dibutuhkan dan tingkat
penyusunannya.
Dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik di perusahaan maka akan dapat
mendukung suasana kerja yang baik pula di mana ini akan menimbulkan motivasi kerja yang
tinggi serta dapat membangkitkan semangat dan kegairahan kerja para karyawan guna
mencapai tingkat produktivitas perusahaan
G. Pengendalian Produksi
1. Planning
Proses produksi akan berjalan lancar jika direncanakan secara matang dan teliti
terlebih dahulu. Pekerjaan planning tidak hanya meletakkan prosedur dan tujuan
proses, tetapi lebih terperinci.
2. Routing
Pengawasan atas tingkat pekerjaan tertentu dinamakan routing. Routing (jalan) yang
harus ditempuh dalam perusahaan oleh bahan atau barang produksi harus rasional dan
efisien.
3. Scheduling
Tujuan scheduling ialah menjaga kelancaran pekerjaan, menghindarkan konflik dan
kelalaian dalam menggunakan mesin, dari membuat table waktu kapan bahan mentah
diperlukan sampai kapan waktu hasil jadi harus siap. Dengan demikian, waktu
pekerjaan dapat diawasi seminimal dan setepat mungkin.
4. Dispatching
Dispatching didefinisikan sebagai perintah kerja untuk masing-masing pekerjaan.
Dispatching sangat penting digunakan agar planning dapat dilaksanakan, routing
dapat diatur, dan scheduling dapat terjaga.
Saputra, R.A., Kholidasari, I., Susanti, S., Setiawati, L., (2020). ANALISIS
PERENCANAAN BAHAN BAKU DI UD. AA DENGAN MENERAPKAN METODE
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP). Jurnal Logistik Indonesia.