Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL

Disusun Oleh :

ELFRIN ARIVAL PANDO 202261201092

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
2024
A. Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang atau jasa
yang diminta oleh konsumen dan harga barang atau jasa. Fungsi permintaan juga menunjukkan
hubungan antara jumlah barang yang dipesan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Fungsi
permintaan mengikuti hukum permintaan bahwa, jika harga suatu barang meningkat, permintaan
untuk barang tersebut juga menurun dan sebaliknya, jika harga suatu barang menurun, permintaan
untuk barang tersebut akan meningkat. Dengan demikian, hubungan antara harga dan jumlah
barang yang diminta oleh konsumen memiliki hubungan terbalik, sehingga gradien dari fungsi
permintaan (b) akan selalu negatif. Namun selain itu, fungsi ini juga merupakan penjelasan
matematis yang sering digunakan untuk menganalisis konsumen dan juga untuk menganalisis
harga barang dan jasa yang diinginkan. Kemudian, fungsi permintaan juga akan menunjukkan apa
yang terkait dengan barang yang diperlukan dan berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya.
Fungsi permintaan ini juga akan mulai mengikuti hukum permintaan yang seharusnya. Bahwa,
jika serangkaian permintaan untuk suatu barang dan mengalami peningkatan, secara langsung
permintaan untuk semua barang yang diinginkan akan berkurang. Di sisi lain, bahkan ketika ada
penurunan pasokan barang yang akan diinginkan, permintaan barang-barang ini akan cenderung
meningkat lebih lanjut.Sehingga dapat dipastikan bahwa hubungan dengan harga dan jumlah
barang yang dibutuhkan oleh konsumen akan selalu terbalik. Pengertian permintaan dalam bahasa
sehari-hari sedikit berbeda dengan pengertian permintaan dalam ekonomi. Pengertian sehari-hari
permintaan sering hanya diartikan sebagai jumlah barang yang diinginkan atau dibutuhkan oleh
konsumen. Dalam pengertian ekonomi permintaan diartikan lebih jauh lagi yaitu tidak sekedar
keinginan (want) dari konsumen, melainkan permintaan terhadap sejumlah barang akan berarti
jika memang konsumen menuntut untuk dipenuhinya keinginan tersebut atau sampai pada taraf
kebutuhan (need yaitu keinginan yang menuntut untuk segera dipenuhi), berarti perlu didukung
oleh daya beli. secara sederhana permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang diminta
pada berbagai tingkat harga. Secara lengkap permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang rela
dan mampu dibeli oleh konsumen/pelanggan pada berbagai kemungkinan harga selama periode
tertentu dengan asumsi faktor-faktor lainnya dianggap tetap (ceteris paribus). Kondisi waktu
tertentu tersebut dapat 1 (satu) jam, 1 (satu) hari, 1 (satu) tahun atau periode waktu lainnya.
Sedangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan suatu barang sebenarnya disamping
harga barang itu sendiri, kita perlu memperhatikan harga dan ketersediaan barang yang berkaitan
(bisa barang substitusi dan barang komplementer), pendapatan konsumen, dan selera/preferensi
konsumen terhadap barang tersebut.

a. Macam-macam permintaan
 Permintaan Potensial (Potential Demand)
 Permintaan Efektif (Effective Demand)
 Permintaan individual
 Permintaan Pasar

b. Fungsi permintaan
Fungsi permintaan akan sebuah produk adalah sebuah pernyataan hubungan antara kuantitas
yang diminta dan semua faktor yang mempengaruhi kuantitas tersebut. Permintaan
ditempatkan sebagai suatu fungsi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut antara lain harga barang itu sendiri, harga barang lain/saingan, selera, pendapatan,
jumlah penduduk dan faktor lain.
B. Teori Produksi
Produksi merupakan sebuah rangkaian proses yang meliputi semua aktivitas dalam rangka
menciptakan atau menambah nilai dari barang atau jasa, baik menjadi produk setengah jadi atau
produk jadi. Produksi dapat dilakukan dengan cara mengubah bentuk bahan, memindah bahan ke
tempat lain, atau menyimpannya. Yang menjadi catatan di sini adalah terdapatnya nilai tambah.
Contoh dari proses menambah nilai barang adalah memanen padi dan diolah menjadi beras,
menjahit kain sehingga menjadi baju, memasak bahan baku makanan sehingga menjadi makanan
jadi, mengolah batok kelapa menjadi mangkok atau arang, dan lain-lain. Contoh-contoh di atas
menunjukkan adanya pertambahan nilai dari sebuah bahan baku sehingga siap untuk dikonsumsi
oleh konsumen atau diolah lagi. Proses produksi memerlukan sebuah teori agar produksi yang
dilakukan oleh perusahaan dapat berjalan dengan baik sehingga perusahaan yang menjalankan
bisnis mendapatkan keuntungan yang optimal, kualitas dan kuantitas produk terpenuhi, dan
konsumen merasa puas. Teori tersebut dapat membantu proses produksi sehingga berjalan sesuai
harapan atau setidaknya mendekati harapan. Teori produksi sendiri bisa diartikan sebagai sebuah
teori yang menerangkan sifat hubungan antara tujuan produksi yang diinginkan dengan faktor-
faktor produksi yang terlibat. Dengan kata lain, teori produksi mengajarkan sebuah mekanisme
agar produksi dapat mencapai tujuang yang diharapkan dengan memaksimalkan faktor-faktor
produksi yang dimiliki oleh produsen. Konsep utama yang digunakan dalam teori produksi adalah
menghasilkan output semaksimal mungkin, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, dengan
input tertentu. Dan menghasilkan sejumlah output yang ditargetkan dengan biaya produksi
seminimal mungkin. Jika kondisi tersebut tercapai, perusahaan dapat mencetak keuntungan yang
optimal. Teori produksi menggunakan prinsip ilmiah dalam melakukan proses produksi. Prinsip-
prinsip ilmiah tersebut meliputi pemilihan kombinasi sehingga menghasilkan output dengan
produktivitas dan efisiensi yang tinggi serta pemilihan teknologi yang tepat agar tercapai output
yang diinginkan.

a. Jenis-jenis produksi sesuai dengan output yang diproduksi.


 Produksi ekstraksi
 Produksi agraris
 Produksi industri
 Perdagangan
 Jasa

b. Tahapan produksi
 Tahapan primer
 Tahapan sekunder
 Tahapan tersier

c. Faktor produksi
 Faktor produksi asli
 Faktor produksi turunan

d. Biaya produksi
 Biaya produksi tetap (fixed cost)
 Biaya produksi variabel (variable cost)
 Biaya produksi total (total cost)
 Biaya produksi rata-rata (average cost)
C. Teori Biaya
Untuk memproduksi barang dan jasa ada biaya yang mesti dikeluarkan perusahaan. Biaya-biaya
tersebut meliputi upah bagi para pekerja, sewa tanah atau gedung, pembayaran bunga pinjaman,
serta pembelian bahan baku. Produsen tentunya harus mengatur biaya-biaya tersebut agar
kegiatan produksi berjalan efisien. Biaya produksi merupakan semua pengeluaran atau semua
beban yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan barang atau jasa hingga siap
dipakai oleh konsumen.

a. Klasifikasi biaya
 Biaya langsung (direct cost)
 Biaya tidak langsung (indirect cost)
 Biaya peluang (opportunity cost)
 Biaya operasional (operational cost)
 Biaya hangus (sunk cost)

b. Biaya produksi jangka pendek


Untuk menganalisis biaya produksi, perlu dibedakan dua jangka waktu, yaitu jangka pendek
dan jangka panjang. Konsep jangka pendek dan jangka panjang telah kita bahas pada tulisan
sebelumnya mengenai Teori Produksi Jangka Pendek, di mana kita membedakan kurun waktu
tersebut berdasarkan karakteristik faktor produksinya. Jangka pendek kita definisikan sebagai
jangka di mana terdapat paling sedikit satu input yang bersifat tetap (fixed input). Sementara
jangka panjang adalah periode di mana semua faktor produksi bersifat variabel.

c. Jenis-jenis biaya dalam produksi jangka pendek


 Biaya produksi tetap (fixed cost)
 Biaya produksi variabel (variable cost)
 Biaya produksi total (total cost)
 Biaya produksi rata-rata (average cost)
 Biaya marginal (marginal cost)
 Biaya variabel rata-rata (average variable cost)
 Biaya tetap rata-rata (average fixed cost)

d. Biaya produksi jangka panjang


Dalam jangka panjang, perusahaan dapat mengubah jumlah modal dan tenaga kerja. Dengan
kata lain, semua input bersifat variabel. Begitu pula dengan biaya produksi. Karena semua
input bersifat variabel, maka dalam jangka panjang semua biaya pun bersifat variabel. Saat
semua input dan biaya bersifat variabel, maka perusahaan dapat dengan leluasa menentukan
kapasitas produksi yang hendak dicapai, dengan tetap berusaha meminimalisir biaya
produksi. Dalam analisis ekonomi, kapasitas pabrik ini digambarkan oleh kurva biaya rata-
rata (AC). Untuk menentukan kapasitas produksi yang paling efisien dalam jangka panjang,
kita dapat melihat kurva-kurva AC untuk tiap kapasitas produksi yang berbeda-beda. Berikut
adalah contoh tiga kapasitas produksi yang dapat dipilih Perusahaan.
D. Struktur Pasar
Struktur pasar adalah variabel yang menggambarkan karakteristik pasar tertentu yang mencakup
jumlah pembeli, penjual, jenis produk yang ditawarkan, serta hambatan yang ada di pasar
tersebut. Selain itu, struktur pasar juga berkaitan dengan seberapa mudah atau sulit bag
Perusahaan untuk memasuki dan meninggalkan pasar tersebut. Petunjuk yang diperoleh dari
analisis struktur pasar adalah petunjuk penting yang memengaruhi perilaku perusahaan dan
kinerja pasar secara keseluruhan. Struktur pasar juga merupakan keadaan pasar yang memberi
petunjuk tentang aspek yang memiliki pengaruh penting terhadap perilaku usaha dan kinerja
pasar. Aspek-aspek yang menentukan struktur pasar yaitu jumlah penjual dan pembeli, hambatan
masuk dan keluar pasar, keragaman produk, sistem distribusi dan penguasaan market power.

a. Jenis-jenis struktur pasar


 Pasar monopoli
 Pasar oligopoli
 Persaingan monopolistik
 Persaingan sempurna

b. Elemen-elemen struktur pasar


 Pangsa pasar
 Konsentrasi
 Hambatan untuk masuk

c. Unsur-unsur struktur pasar


Struktur pasar terdiri dari tujuh unsur, yaitu jumlah dan besarnya distribusi penjual, jumlah
dan besarnya distribusi pembeli, diferensiasi produk, halangan memasuki pasar, struktur
biaya, integrasi vertikal dan konglomerasi. Adapun penjelasan dari masing-masing unsur
struktur pasar tersebut adalah sebagai berikut:

 Distribusi penjual
 Distribusi pembeli
 Diferensiasi produk
 Halangan memasuki pasar
 Struktur biaya
 Integrasi vertikal
 Konglomerasi
E. Penetapan Harga
Harga merupakan elemen bauran pemasaran yang dapat menghasilkan pendapatan melalui
penjualan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menetapkan harga produknya dengan baik dan
tepat sehingga konsumen tertarik dan mau membeli produk yang ditawarkan agar perusahaan
mendapatkan keuntungan. Penetapan harga merupakan suatu strategi yang menjadi kunci dalam
perusahaan sebagai bentuk konsentrasi dari deregulasi dan persaingan pasar secara global yang
semakin sengit. Harga dapat mempengaruhi persepsi pembeli, arus keuangan, dan dalam
menentukan posisi merek. Karena hal tersebut harga menjadi suatu ukuran atau standar mengenai
mutu produk sehingga pembeli mengalami kesulitan dalam mengkritisi produk yang kompleks.

a. Peranan harga
 Bagi perekonomian
 Bagi konsumen
 Bagi perusahaan

b. Tujuan penetapan harga


 Memaksimalkan penjualan dan penetrasi pasar
 Mempertahankan kualitas pelayanan
 Mendapatkan atau memaksimalkan keuntungan

c. Tujuan penetapan harga secara khusus


 Mencapai penghasilan atas investasi
 Kestabilan harga
 Mempertahankan atau meningkatkan bagian dalam pasar
 Menghadapi atau mencegah persaingan
 Penetapan harga untuk memaksimalkan laba

d. Strategi Penetapan Harga Pada Produk Baru


 Harga mengapung (skimming price)
 Harga penetrasi

e. Strategi Penetapan Harga Pada Produk Yang Telah Beredar


 Tahap pertumbuhan
 Tahap kematangan
 Tahap penurunan

f. Metode penetapan harga


 Penetapan harga berdasarkan Biaya
 Penetapan harga berdasarkan harga pesaing atau kompetitor
 Penetapan harga berdasarkan permintaan
F. Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah proses di mana seseorang atau entitas memilih aset atau proyek
tertentu untuk ditanamkan dana dengan tujuan mendapatkan pengembalian atau laba di masa
depan. Keputusan investasi merupakan langkah penting dalam dunia keuangan yang krusial guna
mencapai tujuan finansial jangka panjang, seperti pensiun yang nyaman atau pendidikan yang
baik untuk anak-anak Anda. Tentu saja, keputusan ini melibatkan evaluasi berbagai faktor,
termasuk tujuan keuangan individu atau perusahaan, tingkat toleransi risiko, pengetahuan tentang
jenis investasi yang tersedia, serta perkiraan kondisi pasar. Dalam konteks pribadi, seseorang
mungkin mengambil keputusan investasi untuk mengamankan masa pensiun yang lebih baik,
membiayai pendidikan anak-anak, atau mencapai tujuan keuangan jangka panjang lainnya.
Sementara dalam bisnis, keputusan investasi dapat berhubungan dengan ekspansi operasi, akuisisi
perusahaan lain, atau pengembangan produk baru. Keputusan investasi yang cerdas memerlukan
perencanaan yang matang, analisis mendalam, dan pemahaman yang baik tentang risiko dan
potensi pengembalian investasi yang dipilih. Dengan demikian, memahami apa itu keputusan
investasi sangat penting untuk mengelola keuangan dengan bijak dan mencapai tujuan finansial
yang diinginkan.

a. Dasar keputusan innvestasi


 Tujuan keuangan
 Toleransi resiko
 Diversifikasi investasi
 Lama investasi
 Pengetahuan dan riset
 Evaluasi kinerja

b. Tahapan Pengambilan Keputusan Investasi


 Penetapan tujuan
 Evaluasi toleransi risiko
 Penelitian pasar
 Alokasi aset
 Seleksi investasi
 Pemantauan portofolio
 Evaluasi teratur

c. Tips Mengambil Keputusan Investasi


 Definisikan tujuan jelas
 Kenali toleransi risiko
 Diversifikasi portofolio
 Lakukan riset mendalam
 Pantau kinerja investasi
 Hindari keputusan emosional
 Investasikan secara teratur
 Konsultasi dengan penasehat keuangan

Anda mungkin juga menyukai