Disusun Oleh :
Kirey zavira (0910581023004)
Dalam nama Allah, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kami memulai makalah ini dengan
penuh harap dan rasa hormat kepada-Nya. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah, Tuhan semesta
alam, yang telah memberikan kita ilmu dan akal untuk memahami dan membahas konsep manusia dan
kehidupan.
Dalam setiap langkah kehidupan, manusia senantiasa terjalin dalam dinamika yang kompleks antara
eksistensi dirinya dan lingkungan sekitarnya. Melalui makalah ini, kami berusaha menggali lebih dalam
tentang esensi manusia dan signifikansi kehidupan yang dipersembahkan oleh Sang Pencipta.
Makalah ini merupakan sebuah upaya untuk merenungkan peran manusia dalam jagad ini,
sebagaimana yang ditekankan dalam berbagai perspektif, termasuk Islam. Kami berusaha menjelaskan
hakikat manusia, tujuan penciptaannya, serta peran yang diamanahkan kepadanya dalam menjalani
kehidupan di dunia ini.
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami merangkai berbagai pemikiran dari berbagai sumber,
mencoba menyajikan sudut pandang yang komprehensif. Namun, kami sadar akan keterbatasan ilmu
dan pemahaman kami, oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang hakikat manusia dan
kehidupan, serta dapat menjadi pijakan bagi pembaca untuk merenungkan tugas dan tanggung jawab
manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Kirey zavira
i
DAFTAR ISI
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
3. Alam Dunia
Setelah manusia berhasil melewati alam rahim, maka manusia telah memasuki tahap ketiga
dari perjalanan hidupnya, yaitu alam dunia. Dalam dunia ini perjalanan manusia melalui
2
proses yang panjang, mulai dari bayi yang hanya minum air susu ibu lalu tubuh menjadi anak-
anak, remaja dan baligh. Selanjutnya menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan meninggal.
proses ini tidak berjalan sama antara satu dengan yang lainnya, tidak semua manusia dapat
hidup sampai remaja, dewasa, atau tua, karena kematian bisa datang kapanpun dan di
manapun, serta tidak memandang usia, ada sebagian manusia yang hidup hanya sampai bayi,
sampai remaja, dan sebagian yang lain ada yang hidup sampai tua bahkan sampai pikun. Di
alam dunia ini manusia mendapatkan tugas dari Allah, yaitu berupa ibadah, sedangkan alam
dunia adalah tempat ujian bagi manusia.
Di dunia manusia tidak di larang untuk menikmati kehidupan duniawi, hanya saja perlu
dipahami, bahwa dunia ini tempat berbakti, tetapi penuh dengan berbagai tipu daya. Allah
berfirman;
4
Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an QS. Al-Baqarah ayat 200 menyebutkan bahwa ada
diantara manusia yang orientasi hidupnya didunia hanya mengejar kenikmatan duniawi,
sehingga ia lupa bahkan tidak pernah memikirkan nasib hidupnya di akhirat kelak. Hal ini
sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 200 sebagai berikut:
اخ َرةِ ِم ْن َخلَق ْ اس َمن يَقُو ُل َربَّنَا َءاتِنَا فِى ٱلدُّ ْنيَا َو َما لَ ۥهُ فِى
ِ ٱل َء ِ َّفَ ِمنَ ٱلن
Artinya: “maka diantara manusia ada orang yang berdoa: “ya Tuhan kami, berilah kami
(kebaikan) didunia” , dan tiadalah baginya bahagia (yang menyenangkan) diakhirat.”
Dalam ayat tesebut dijelaskan, betapa banyaknya manusia dari zaman dahulu yang sangat
terobsesi, berambisi dan sangat teikat dengan dunia, sehingga tidak ada celah bagi
hatinya untuk melihat akhirat, seperti yang dilakukan oleh Fir’aun, Qorun dan lainnya.
Maka yang demikian itu sungguh tidaklah dibenarkan dalam pandangan Islam.
2. Orientasi hidup yang benar
Firman Allah dalam QS.AL Baqarah ayat 256 :
Artinya : tidak ada paksaan untuk (memasuki ) agama (islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat.. karena itu barang siapa yang ingkar
kepada thaghut [syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah] dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang keppada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus . dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.”
Dalam Ayat ini, dengan jelas bahwa Allah telah menunjukkan jalan kehidupan yang
harus dilalui oleh setiap manusia, yaitu jalan menuju kebenaran dan jalan menuju
kesesatan. Diantara kedua jalan ini, Allah mempertegaskan perbedaannya, begitu juga
dengan konsekwensi bagi setiap manusia yang menempuh jalan ini.
Siapa orangnya yang mengikuti jalan yang benar, maka ia termasuk tergolongan
orang-orang yang cerdas. Salah satu indikatornya adalah mampu memanfaatkan potensi-
potensi pemberian Allah kepada dirinyamana yang harus digunakan dan mana yang tidak
harus digunakan, sehingga membawa manfaat bagi dirinya dan orang-orang
disekelilingnya. Di samping itu, dia selau menghitung dan mempertimbangkan secara
cermat dan berhati – hatian untung dan ruginya terhadap aktivitas yang dilakukanya,
karena dia memahami resiko yang dilakukannya akan berdampak pada kehidupan
didunia, dialam kubur dan dialam akhirat.
5
Dalam Alquran sangat jelas bahwa manusia pada mulanya tidak seperti yang dikatakan
oleh Darwin melalui teorinya. akan tetapi manusia pertama Nabi Adam AS adalah salah
satu makhluk Tuhan yang diciptakan dengan sempurna atau dalam bahasa Quran
dikatakan ahsani Taqwim. ahsani Taqwim ini menunjukkan bahwa manusia memiliki
kelebihan dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain baik itu hewan maupun
malaikat secara lebih rinci.
Pada hakekatnya Allah menciptakan manusia dengan Tujuan nya adalah :
1. Manusia diciptakan Allah bukan secara main-main,
ض َو ْٱل ِجبَا ِل فَأَبَيْنَ أَن َي ْح ِم ْلنَ َها َوأ َ ْش َف ْقنَ ِم ْن َها َو َح َملَ َها
ِ ت َو ْٱْل َ ْر َ َضنَا ْٱْل َ َمانَة
َّ علَى ٱل
ِ س َم َو َ إِنَّا
ْ ع َر
ظلُو ًما َج ُهو ًل
َ َس ُن ۖ إِنَّهۥُ َكان ِْ
َ ٱْلن
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-
gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu, dan mereka khawatir tidak dapat
melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu
sangat dzalim dan sangat bodoh.” [Al-Ahzab; 72]
3. Untuk Mengabdi atau Beribadah
6
Dari segi bahasa, khalifah bermaksud pengganti. Ia menjelaskan bahawa Allah
mengamanahkan manusia sebagai ‘pengganti’ untuk mentadbir bumi dengan merujuk kepada
manual dan panduan daripadaNya. Mengingat kejadian yang diabadikan dalam Al-Qur’an,
ketika Allah Swt berdialog dengan malaikat soal rencana menciptakan khalifah di bumi.
Artinya:“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang
yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan
mensucikan nama-mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.” [Al-Baqarah: 30]
5. Tujuan lain dari penciptaan manusia adalah untuk menyeru kepada sesama dalam
kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar (Amar ma'ruf dan nahi munkar).
ِ َّاب ٱلن
ار َ سنَةً َوقِنَا
َ َ عذ َ اخ َرةِ َح ْ سنَةً َوفِى
ِ ٱل َء َ َو ِم ْن ُهم َّمن يَقُو ُل َربَّنَآ َءا ِتنَا فِى ٱلدُّ ْنيَا َح
Artinya :”Dan diantara mereka ada yang berdoa:” Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan
di dunia dan kebaikan diakhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
Dalam memahami kebaikan dunia dan akhirat pada ayat diatas terdapat beberapa pendapat
7
yaitu:
a. Kebaikan dunia akhirat tidak hanya berbentuk sesuatu yang baik dan bukan pula
sifatnya kesenangan dunia semata
b. Kebaikan dunia akhirat tidak pula hanya berupa iman yang kokoh,sehat wal afiat,
rezeki yang memuaskan,pasangan yang ideal dan memperoleh keturunan yang soleh
dan solehah
c. Kebaikan dunia akhirat tidak pula hanya bersifat keterbebasan dari rasa takut di hari
akhir, akan tetapi lebih dari itu yaitu memperolrh anugerah Allah yang tidak terbatas
Dengan kata lain memperoleh kebaikan adalah segala sesuatu yang menyenangkan
di dunia dan berakibat pula menyenangkan di akirat. Untuk itu ada beberapa cara
untuk meraih keseimbangan duniawi dan ukhrowi :
a. Memahami makna hidup, bahwa manusia hidup dimuka bumi tidak lepas dengan
memilih jalan hidupnya, ada jalan menuju kebenaran ada jalan menuju kesesatan
b. Memahami Al-Quran sebagai petunjuk yang menerikan rambu-rambu kepada manusia,
kemana dan dimana jalan yang dapat dilaluinya untuk meraih keseimbngan duniawi dan
ukhrowi
c. Mengasah kepekan hati masing-masing, sebagai penasehat yang diberikan oleh Allah
agar memiliki signal yang kuat ketika akan membuka salah satu pintu kesesatan.
d. Menghindari atau menepis perbuatan yang mengarah pada kemaksiatan atau dosa.
3. Memiliki Keseimbangan antara Iman, Ilmu Pengetahuan dan Kepekaan Emosional
Iman, ilmu pengetahuan dan kepekaan merupakan potensial yang telah diberikan Allah
kepada manusia tanpa pengecualian sedikitpun. Oleh karena itu setiap orang berhak
menggapai ketiganya dengan cara menggabungkannya dengan akal fikiran dan panca
indera. Maka dilalah termasuk orang-orang yang memiliki kesungguhan dan siap
berkorban untuk menggapai cita-citanya sesuai dengan ketentuann Allah dan RosulNya.
Dengan demikian tujuan mencari,menggali dan mengembangkan ilmu adalah untuk (1)
meningkatkan amal ibadah yang dijatuhkan dalam mencari ridha Allah (2) meningkatkan
kuliatas amal saleh bagi kepentingan hidup kemanusiaan.
8
KESIMPULAN
manusia merupakan entitas yang kompleks dengan kemampuan unik untuk berpikir,
merasakan, dan bertindak. Kehidupan manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
lingkungan, budaya, dan interaksi sosial. Penting bagi manusia untuk memahami dirinya sendiri
dan tujuan hidupnya agar dapat hidup secara bermakna. Selain itu, kesadaran akan keterbatasan
dan tanggung jawab terhadap keberlangsungan hidup merupakan aspek penting yang harus
dipertimbangkan dalam menjalani kehidupan. Melalui pemahaman dan penerapan nilai-nilai
tersebut, manusia dapat mencapai kehidupan yang lebih baik dan membangun hubungan yang
lebih harmonis dengan lingkungan sekitarnya
9
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Abuddin Nata, AL-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1998
Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum,
Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001
Romlah,dkk.2012.Al Islam dan Kemuhammadiyahan II Aqidah dan
Ibadah.Malang:UMM Press
Anis Matta (2006). Dari Gerakan ke Negara. Jakarta: Fitrah Rabbani.
Muhammad bin Said al Qahthani (2005). Al Wala’ wal Bara’. Solo: Era Intermedia.
Sayyid Quthb (2010). Ma’alim Fi Ath Thariq. Yogyakarta: Uswah.
Artikel :
http://budirich.wordpress.com/2009/01/02/apa-tujuan-dan-tugas-hidup-
manusia-di-
http://abibakarblog.com/agama/tujuan-hidup-manusia/
1
0