Tentang :
“Manusia dan Kehidupan”
Disusun oleh :
Nama : Dewi Ayu Sartika
Nim : 210701202
Kelas A2
ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
TA : 2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Dia Maha Mengetahui dan Bijaksana, dan Dia memimpin
hamba-hamba-Nya kepada agama yang lurus, dan hanya kepada-Nya saja. Shalawat dan
salam dapat dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
umatnya dengan keteladanannya.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, kesempatan,
dan pikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan
makalah yang akan membahas tentang Islam sebagai Rahmatan Lil’alamin, yang
semuanya terangkum dalam makalah ini, sehingga pemahaman masalah lebih mudah
dipahami, lebih singkat dan lebih akurat.
Sistematika makalah ini dimulai dari pendahuluan, yaitu sensasi dari materi yang
telah dibahas dan akan dibahas pada bab ini. Selanjutnya pembaca akan di suguhkan
dengan isi kajian makalah dan kesimpulan dari makalah ini.dan semoga pembaca dapat
memahami materi makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
1. Kesimpulan ...............................................................................................................11
2. Saran .........................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses perjalanan hidup manusia adalah lahir, hidup, dan mati, semua tahapan itu
membawa pengaruh dan akibat hukum kepada lingkungannya, terutama dengan orang yang
dekat dengannya, baik dekat dalam arti nasab maupun dalam arti lingkungan. Kelahiran
membawa akibat timbulnya hak-hak kewajiban bagi dirinya dan orang lain serta timbulnya
hubungan hukum antara dia dengan orang tua, kerabat serta masyarakat.
Demikian juga dengan kematian seseorang yang membawa pengaruh dan akibat
hukum kepada diri, keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Selain itu, kematian
tersebut menimbulkan kewajiban orang lain bagi dirinya (si mayit) yang berhubungan
dengan pengurusan jenazahnya (fardhu kifayah).
Materi ini lebih menitiktekankan pada kemampuan manusia untuk
mempertanyakan keberadaan dirinya dengan segala potensi yang dimiliki, sehingga ia
disebut sebagai makhluk yang mulia dibanding dengan makhluk lainnya. Hanya dengan
rahman dan rahim-Nya manusia dianugerahi potensi yang luar biasa dahsyatnya dan tidak
dimiliki oleh makhluk lain, meski makhluk yang bernama malaikat. Oleh karena itu.
Pantaslah jika manusia diberi amanat sebagai khalifa (pemimpin, penguasa) Allah di muka
bumi.
Al-Qur’an diturunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. berfungsi untuk
memberikan pedoman bagi umat manusia tentang perjalanan (rihlah) tersebut.
Suatu rihlah panjang yang akan dilalui oleh setiap manusia, tanpa kecuali. Manusia yang
1
diciptakan Allah swt. dari tidak ada menjadi ada akan terus mengalami proses panjang sesuai
rencana yang telah ditetapkan Allah swt.
Saat ini ada dua teori yang menyesatkan orang banyak. Al-Qur’an dengan tegas
membantah teori itu. Pertama, teori yang mengatakan manusia ada dengan sendirinya.
Dibantah Al-Qur’an dengan hujjah yang kuat, bahwa manusia ada karena diciptakan oleh
Allah swt. Kedua, teori yang mengatakan manusia ada dari proses evolusi panjang, yang
bermula dari sebangsa kera kemudian berubah menjadi manusia. Teori ini pun dibantah
dengan sangat pasti bahwa manusia pertama adalah Adam as. Kemudian selanjutkannya anak
cucu Adam as. diciptakan Allah swt. dari jenis manusia itu sendiri yang berasal dari
percampuran antara sperma lelaki dengan sel telur wanita, maka lahirlah manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perjalanan Hidup Manusia?
2. Apa saja Ragam Orientasi Hidup Manusia?
3. Bagaimana Cara Mempraktekkan Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia?
4. Bagaimana Mendesain Hidup Sukses sesuai Pandangan Al-Quran?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui dan memahami perjalanan hidup manusia.
2. Mengetahui dan memahami ragam orientasi hidup manusia.
3. Mengetahui dan memahami praktek tujuan dan fungsi penciptaan manusia.
4. Mengetahui dan memahami desain hidup sukses sesuai pandangan Al-Quran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
a) Alam Arwah
Persiapan pertama, Allah mengambil perjanjian dan kesaksian dari calon manusia,
yaitu ruh-ruh manusia yang berada di alam arwah. Allah mengambil sumpah kepada
mereka sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?”
Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan
yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami
(Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al A’raf:
172).
3
Dengan kesaksian dan perjanjian ini maka seluruh manusia lahir ke dunia sudah
memiliki nilai, yaitu nilai fitrah beriman kepada Allah dan agama yang lurus.
b) Alam Rahim
Rihlah pertama yang akan dilalui manusia adalah kehidupan di alam rahim: 40
hari berupa nutfah, 40 hari berupa „alaqah (gumpalan darah), dan 40 hari
berupa mudghah (gumpalan daging), kemudian ditiupkan ruh dan jadilah janin yang
sempurna. Setelah kurang lebih sembilan bulan, maka lahirlah manusia ke dunia.
Setelah mencapai 6 bulan sampai 9 bulan atau lebih, dan persyaratan untuk hidup
normal sudah lengkap, seperti indra, akal, dan hati, maka lahirlah manusia ke dunia
dalam keadaan telanjang. Belum bisa apa-apa dan tidak memiliki apa-apa.
c) Alam Dunia
Di dunia perjalanan manusia melalui proses panjang. Dari mulai bayi yang hanya
minum air susu ibu lalu tubuh menjadi anak-anak, remaja dan baligh. Selanjutnya
menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan meninggal. Proses ini tidak berjalan sama antara
satu orang dengan yang lainnya. Kematian akan datang kapan saja menjemput manusia
dan tidak mengenal usia. Sebagian meninggal saat masih bayi, sebagian lagi saat masa
anak-anak, sebagian yang lain ketika sudah remaja dan dewasa, sebagian lainnya ketika
sudah tua bahkan pikun.
Di dunia inilah manusia bersama dengan jin mendapat taklif (tugas) dari Allah,
yaitu ibadah. Dan dalam menjalani taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh empat
dimensi; dimensi tempat, yaitu bumi sebagai tempat beribadah; dimensi waktu, yaitu
umur sebagai sebuah kesempatan atau target waktu beribadah; dimensi potensi diri
4
sebagai modal dalam beribadah; dan dimensi pedoman hidup, yaitu ajaran Islam yang
menjadi landasan amal.
d) Alam Barzakh
Fase berikutnya manusia akan memasuki alam kubur atau alam barzakh. Di sana mereka tinggal
sendiri. Yang akan menemaninya adalah amal mereka sendiri. Kubur adalah taman dari
taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka. Manusia sudah akan
mengetahui nasibnya ketika mereka berada di alam barzakh. Apakah termasuk ahli surga
atau ahli neraka. Jika seseorang menjadi penghuni surga, maka dibukakan baginya pintu
surga setiap pagi dan sore. Hawa surga akan mereka rasakan. Sebaliknya jika menjadi
penghuni neraka, pintu neraka pun akan dibukakan untuknya setiap pagi dan sore dan dia
akan merasakan hawa panasnya neraka.
Dan rihlah berikutnya adalah kehidupan di hari akhir dengan segala rinciannya.
Kehidupan hari akhir didahului dengan terjadinya Kiamat, berupa kerusakan total seluruh
alam semesta. Peristiwa setelah kiamat adalah mahsyar, yaitu seluruh manusia dari mulai
5
nabi Adam as. sampai manusia terakhir dikumpulkan dalam satu tempat. Di sana manusia
dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum dikhitan. Saat itu
matahari sangat dekat jaraknya sekitar satu mil, sehingga mengalirlah keringat dari tubuh
manusia sesuai dengan amalnya. Ada yang sampai pergelangan kaki, ada yang sampai
lutut, ada yang sampai pusar, ada yang sampai dada, bahkan banyak yang tenggelam
dengan keringatnya.
Kejadian selanjutnya manusia harus melalui shirath, yaitu sebuah jembatan yang
sangat tipis dan mengerikan karena di bawahnya neraka jahanam. Semua manusia akan
melewati jembatan ini dari mulai yang awal sampai yang akhir. Shirath ini lebih tipis dari
rambut, lebih tajam dari pedang, dan terdapat banyak kalajengking.
Pada fase yang terakhir dari rihlah manusia di hari akhir adalah sebagian mereka
masuk surga dan sebagian masuk neraka. Surga tempat orang-orang bertakwa dan neraka
tempat orang-orang kafir. Kedua tempat tersebut sekarang sudah ada dan disediakan.
Bahkan, surga sudah rindu pada penghuninya untuk siap menyambut dengan sebaik-
baiknya sambutan. Neraka pun sudah rindu dengan penghuninya dan siap menyambut
dengan hidangan neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan surga dan neraka
secara detail. Penyebutan ini agar menjadi pelajaran bagi kehidupan manusia tentang
persinggahan akhir yang akan mereka diami.
6
Orang-orang kafir, baik dari kalangan Yahudi, Nashrani maupun orang-orang
musyrik, jika meninggal dunia dan tidak bertobat, maka tempatnya adalah neraka. Orang-
orang beriman akan mendapatkan surga dan kain sutra karena kesabaran mereka.
7
Adapun jaminan Allah yang diberikan kepada orang-orang yang mengikuti jalan
yang benar maka ia akan dipermudah ketika menghadapi kesulitan, urusannya dijadikan
mudah oleh Allah, dihapus kesalahannya, disediakan surga yang luas seluas langut dan
bumi, Allah senantiasa bersama orang-orang yang taqwa, akan mendapat berkah dari
langit dan dari bumi, hidupnya tidak akan merasa takut dan sedih, hidupnya tidak akan
celaka dan tersesat, Allah akan menjadikan hidupnya di dunia dengan kebaikan dan
memberinya pahalayang besar di akhirat.
8
Tuhan telah menyampaikan kepada malaikat bahwa Dia akan menciptakan khalifah
(wakil) di muka bumi. Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi.
Dia yang bertugas mengurus bumi dengan seluruh isinya, dan memakmurkannya
sebagai amanah dari Allah. Sebagai penguasa di bumi, manusia berkewajiban
membudayakan alam semesta ini guna menyiapkan kehidupan yang bahagia dan
sejahtera. Tugas dan kewajiban ini merupakan ujian dari Allah kepada manusia, siapa di
antaranya yang paling baik menunaikan amanah itu.
Menurut Islam, tujuan hidup manusia adalah seperti yang dinyatakan oleh Allah dalam
firman-Nya,
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-
Ku”. (Adz-Dzariyat: 56).
Inilah tujuan hidup manusia yang sebenarnya, menurut ketentuan Yang membuat
hidup itu sendiri, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Tujuan hidup manusia untuk
mencapai kebahagiaan, berbuat baik kepada sesama manusia dan tujuan hidup yang
sebenarnya menurut ajaran Islam adalah untuk beribadah kepada Allah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-liku, dan
melalui tahapan demi tahapan. Berawal dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam
barzakh, sampai pada alam akhirat yang berujung pada tempat persinggahan terakhir bagi
manusia, surga atau neraka.
2. Manusia sebagai khalifatullah menempati dua posisi ganda (double position) diruang
publik (public sphere) yang sangat luas. Di satu sisi merupakan agen pencerahan, namun
pada saat bersamaan manusia justru menjadi agen kerusakan (al-fasid).
3. Manusia dilahirkan di tengah eksistensi alam semesta ini menyandang tugas dan
kewajiban yang berat dalam fungsinya yang ganda, yakni sebagai hamba Allah dan
sebagai khalifah Allah.
4. Tujuan hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan, berbuat baik kepada sesama
manusia dan tujuan hidup yang sebenarnya menurut ajaran Islam adalah untuk beribadah
kepada Allah.
5. Untuk mencapai kehidupan yang sukses sesuai pandangan al-quran dapat dilakukan
dengan cara seperti berikut :
o Menyeimbangkan Duniawi dan Ukhrowi
o Memiliki Keseimbangan antara Iman, Ilmu Pengetahuan dan Kepekaan Emosional
B. Saran
Dengan Selesainya makalah ini, maka penulis mengharap kepada pembaca sekiranya
menemukan kesalahan pada makalah ini. Sebab penulis bukanlah orang yang sempurna yang
tidak lepas dari sifat kekeliruan, sehingga penulis juga bisa melalukan kesalahan . Saran dan
kritik dari pembaca yang sifatnya membangun semangat bagi sipenulis maka akan selalu
ditunggu oleh penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, mohon maaf
atas segala kesalahan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sami’uddin. 2019. Fungsi dan Tujuan Kehidupan Manusia. PANCAWAHANA: Jurnal Studi
Islam. Vol.14, No.2, Desember 2019
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:YCzniICyJegJ:ejournal.kopertais
4.or.id/tapalkuda/index.php/pwahana/article/view/3602+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl
=id
12