Anda di halaman 1dari 15

Al Islam 1

Tentang :
“Manusia dan Kehidupan”

Dosen Pengampu : Dr. Deprizon, M.Pd.I

Disusun oleh :
Nama : Dewi Ayu Sartika
Nim : 210701202
Kelas A2

ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
TA : 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah, Dia Maha Mengetahui dan Bijaksana, dan Dia memimpin
hamba-hamba-Nya kepada agama yang lurus, dan hanya kepada-Nya saja. Shalawat dan
salam dapat dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
umatnya dengan keteladanannya.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, kesempatan,
dan pikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan
makalah yang akan membahas tentang Islam sebagai Rahmatan Lil’alamin, yang
semuanya terangkum dalam makalah ini, sehingga pemahaman masalah lebih mudah
dipahami, lebih singkat dan lebih akurat.
Sistematika makalah ini dimulai dari pendahuluan, yaitu sensasi dari materi yang
telah dibahas dan akan dibahas pada bab ini. Selanjutnya pembaca akan di suguhkan
dengan isi kajian makalah dan kesimpulan dari makalah ini.dan semoga pembaca dapat
memahami materi makalah ini.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pekanbaru, 14 Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1
1. Latar Belakang ..........................................................................................................1
2. Rumusan Masalah .....................................................................................................2
3. Tujuan Penulisan .......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................3

1. Perjalanan Hidup Manusia .........................................................................................3


2. Ragam Orientasi Hidup Manusia ...............................................................................7
3. Praktek Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia .......................................................8
4. Desain Hidup Sukses sesuai Pandangan Al-Quran ....................................................9

BAB III PENUTUP .............................................................................................................11

1. Kesimpulan ...............................................................................................................11
2. Saran .........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses perjalanan hidup manusia adalah lahir, hidup, dan mati, semua tahapan itu
membawa pengaruh dan akibat hukum kepada lingkungannya, terutama dengan orang yang
dekat dengannya, baik dekat dalam arti nasab maupun dalam arti lingkungan. Kelahiran
membawa akibat timbulnya hak-hak kewajiban bagi dirinya dan orang lain serta timbulnya
hubungan hukum antara dia dengan orang tua, kerabat serta masyarakat.
Demikian juga dengan kematian seseorang yang membawa pengaruh dan akibat
hukum kepada diri, keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Selain itu, kematian
tersebut menimbulkan kewajiban orang lain bagi dirinya (si mayit) yang berhubungan
dengan pengurusan jenazahnya (fardhu kifayah).
Materi ini lebih menitiktekankan pada kemampuan manusia untuk
mempertanyakan keberadaan dirinya dengan segala potensi yang dimiliki, sehingga ia
disebut sebagai makhluk yang mulia dibanding dengan makhluk lainnya. Hanya dengan
rahman dan rahim-Nya manusia dianugerahi potensi yang luar biasa dahsyatnya dan tidak
dimiliki oleh makhluk lain, meski makhluk yang bernama malaikat. Oleh karena itu.
Pantaslah jika manusia diberi amanat sebagai khalifa (pemimpin, penguasa) Allah di muka
bumi.

Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-liku,


dan melalui tahapan demi tahapan. Berawal dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam
barzakh, sampai pada alam akhirat yang berujung pada tempat persinggahan terakhir bagi
manusia, surga atau neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan setiap fase dari
perjalanan panjang manusia itu.

Al-Qur’an diturunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. berfungsi untuk
memberikan pedoman bagi umat manusia tentang perjalanan (rihlah) tersebut.
Suatu rihlah panjang yang akan dilalui oleh setiap manusia, tanpa kecuali. Manusia yang

1
diciptakan Allah swt. dari tidak ada menjadi ada akan terus mengalami proses panjang sesuai
rencana yang telah ditetapkan Allah swt.

Saat ini ada dua teori yang menyesatkan orang banyak. Al-Qur’an dengan tegas
membantah teori itu. Pertama, teori yang mengatakan manusia ada dengan sendirinya.
Dibantah Al-Qur’an dengan hujjah yang kuat, bahwa manusia ada karena diciptakan oleh
Allah swt. Kedua, teori yang mengatakan manusia ada dari proses evolusi panjang, yang
bermula dari sebangsa kera kemudian berubah menjadi manusia. Teori ini pun dibantah
dengan sangat pasti bahwa manusia pertama adalah Adam as. Kemudian selanjutkannya anak
cucu Adam as. diciptakan Allah swt. dari jenis manusia itu sendiri yang berasal dari
percampuran antara sperma lelaki dengan sel telur wanita, maka lahirlah manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perjalanan Hidup Manusia?
2. Apa saja Ragam Orientasi Hidup Manusia?
3. Bagaimana Cara Mempraktekkan Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia?
4. Bagaimana Mendesain Hidup Sukses sesuai Pandangan Al-Quran?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui dan memahami perjalanan hidup manusia.
2. Mengetahui dan memahami ragam orientasi hidup manusia.
3. Mengetahui dan memahami praktek tujuan dan fungsi penciptaan manusia.
4. Mengetahui dan memahami desain hidup sukses sesuai pandangan Al-Quran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perjalanan Hidup Manusia

Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-liku, dan


melalui tahapan demi tahapan. Berawal dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam
barzakh, sampai pada alam akhirat yang berujung pada tempat persinggahan terakhir bagi
manusia, surga atau neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan setiap fase dari
perjalanan panjang manusia itu.

a) Alam Arwah

Manusia merupakan makhluk terakhir yang diciptakan Allah swt. setelah


sebelumnya Allah telah menciptakan makhluk lain seperti malaikat, jin, bumi, langit dan
seisinya. Allah menciptakan manusia dengan dipersiapkan untuk menjadi makhluk yang
paling sempurna. Karena, manusia diciptakan untuk menjadi khalifah (pemimpin) di
muka bumi dan memakmurkannya.

Persiapan pertama, Allah mengambil perjanjian dan kesaksian dari calon manusia,
yaitu ruh-ruh manusia yang berada di alam arwah. Allah mengambil sumpah kepada
mereka sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?”
Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan
yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami
(Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al A’raf:
172).

3
Dengan kesaksian dan perjanjian ini maka seluruh manusia lahir ke dunia sudah
memiliki nilai, yaitu nilai fitrah beriman kepada Allah dan agama yang lurus.

b) Alam Rahim

Rihlah pertama yang akan dilalui manusia adalah kehidupan di alam rahim: 40
hari berupa nutfah, 40 hari berupa „alaqah (gumpalan darah), dan 40 hari
berupa mudghah (gumpalan daging), kemudian ditiupkan ruh dan jadilah janin yang
sempurna. Setelah kurang lebih sembilan bulan, maka lahirlah manusia ke dunia.

Setelah mencapai 6 bulan sampai 9 bulan atau lebih, dan persyaratan untuk hidup
normal sudah lengkap, seperti indra, akal, dan hati, maka lahirlah manusia ke dunia
dalam keadaan telanjang. Belum bisa apa-apa dan tidak memiliki apa-apa.

c) Alam Dunia

Di dunia perjalanan manusia melalui proses panjang. Dari mulai bayi yang hanya
minum air susu ibu lalu tubuh menjadi anak-anak, remaja dan baligh. Selanjutnya
menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan meninggal. Proses ini tidak berjalan sama antara
satu orang dengan yang lainnya. Kematian akan datang kapan saja menjemput manusia
dan tidak mengenal usia. Sebagian meninggal saat masih bayi, sebagian lagi saat masa
anak-anak, sebagian yang lain ketika sudah remaja dan dewasa, sebagian lainnya ketika
sudah tua bahkan pikun.

Di dunia inilah manusia bersama dengan jin mendapat taklif (tugas) dari Allah,
yaitu ibadah. Dan dalam menjalani taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh empat
dimensi; dimensi tempat, yaitu bumi sebagai tempat beribadah; dimensi waktu, yaitu
umur sebagai sebuah kesempatan atau target waktu beribadah; dimensi potensi diri

4
sebagai modal dalam beribadah; dan dimensi pedoman hidup, yaitu ajaran Islam yang
menjadi landasan amal.

Perjalanan hidup manusia di dunia akan berakhir dengan kematian. Semuanya


akan mati, apakah itu pahlawan ataukah selebriti, orang beriman atau kafir, pemimpin
atau rakyat, kaya atau miskin, tua atau muda, lelaki atau perempuan. Mereka akan
meninggalkan segala sesuatu yang telah dikumpulkannya. Semua yang dikumpulkan oleh
manusia tidak akan berguna, kecuali amal shalihnya berupa sedekah yang mengalir, ilmu
yang bermanfaat, dan anak yang shalih. Kematian adalah penghancur kelezatan dan
gemerlapnya kehidupan dunia. Kematian bukanlah akhir kesudahan manusia, bukan pula
tempat istirahat yang panjang. Tetapi, kematian adalah akhir dari kehidupannya di dunia
dengan segala yang telah dipersembahkannya dari amal perbuatan untuk kemudian
melakukan rihlah atau perjalanan hidup berikutnya.

d) Alam Barzakh

Fase berikutnya manusia akan memasuki alam kubur atau alam barzakh. Di sana mereka tinggal
sendiri. Yang akan menemaninya adalah amal mereka sendiri. Kubur adalah taman dari
taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka. Manusia sudah akan
mengetahui nasibnya ketika mereka berada di alam barzakh. Apakah termasuk ahli surga
atau ahli neraka. Jika seseorang menjadi penghuni surga, maka dibukakan baginya pintu
surga setiap pagi dan sore. Hawa surga akan mereka rasakan. Sebaliknya jika menjadi
penghuni neraka, pintu neraka pun akan dibukakan untuknya setiap pagi dan sore dan dia
akan merasakan hawa panasnya neraka.

e) Alam Akhirat (Hari Akhir)

Dan rihlah berikutnya adalah kehidupan di hari akhir dengan segala rinciannya.
Kehidupan hari akhir didahului dengan terjadinya Kiamat, berupa kerusakan total seluruh
alam semesta. Peristiwa setelah kiamat adalah mahsyar, yaitu seluruh manusia dari mulai

5
nabi Adam as. sampai manusia terakhir dikumpulkan dalam satu tempat. Di sana manusia
dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum dikhitan. Saat itu
matahari sangat dekat jaraknya sekitar satu mil, sehingga mengalirlah keringat dari tubuh
manusia sesuai dengan amalnya. Ada yang sampai pergelangan kaki, ada yang sampai
lutut, ada yang sampai pusar, ada yang sampai dada, bahkan banyak yang tenggelam
dengan keringatnya.

Peristiwa berikutnya adalah hisab (perhitungan amal) dan mizan (timbangan


amal) bagi manusia. Ada yang mendapatkan proses hisab dengan cara susah-payah
karena dilakukan dengan sangat teliti dan rinci. Sebagian yang lain mendapatkan hisab
yang mudah dan hanya sekadar formalitas. Bahkan sebagian kecil dari orang beriman
bebas hisab.

Kejadian selanjutnya manusia harus melalui shirath, yaitu sebuah jembatan yang
sangat tipis dan mengerikan karena di bawahnya neraka jahanam. Semua manusia akan
melewati jembatan ini dari mulai yang awal sampai yang akhir. Shirath ini lebih tipis dari
rambut, lebih tajam dari pedang, dan terdapat banyak kalajengking.

f) Surga dan Neraka

Pada fase yang terakhir dari rihlah manusia di hari akhir adalah sebagian mereka
masuk surga dan sebagian masuk neraka. Surga tempat orang-orang bertakwa dan neraka
tempat orang-orang kafir. Kedua tempat tersebut sekarang sudah ada dan disediakan.
Bahkan, surga sudah rindu pada penghuninya untuk siap menyambut dengan sebaik-
baiknya sambutan. Neraka pun sudah rindu dengan penghuninya dan siap menyambut
dengan hidangan neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan surga dan neraka
secara detail. Penyebutan ini agar menjadi pelajaran bagi kehidupan manusia tentang
persinggahan akhir yang akan mereka diami.

6
Orang-orang kafir, baik dari kalangan Yahudi, Nashrani maupun orang-orang
musyrik, jika meninggal dunia dan tidak bertobat, maka tempatnya adalah neraka. Orang-
orang beriman akan mendapatkan surga dan kain sutra karena kesabaran mereka.

B. Ragam Orientasi Hidup Manusia


Manusia sebagai khalifatullah menempati dua posisi ganda (double position)
diruang publik (public sphere) yang sangat luas. Di satu sisi merupakan agen pencerahan,
namun pada saat bersamaan manusia justru menjadi agen kerusakan (al-fasid).
Ada 2 hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang dalam menyikapi orientasi hidup, yaitu:

1. Orientasi Hidup yang salah


Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an QS. Al-Baqarah ayat 200, bahwa ada
di antara manusia yang orientasi hidupnya didunia hanya mengejar kenikmatan duniawi,
sehingga ia lupa bahkan tidak pernah memikirkan nasib hidupnya di akhirat kelak.
Bertolak pada orientasi hidup semacam ini, maka karakteristik yang dimiliki
orang tersebut hanyalah; Obsesi mengejar kenikmatan dunia, Bertambahnya ambisi untuk
memperbanyak kesenangan hidup diduniawi, merasa senang atas apa yang diperoleh dari
kesenangan duniawi, merasa berat untuk berjuang dijalan Allah, dan memandang
kehidupan didunia sebagai satusatunya kehidupan dan dunia segala-galanya.

2. Orientasi Hidup yang Benar


Allah tidak menghendaki kehidupan manusia yang memberatkan, justru
sebaliknya yang dikehendaki Allah adalah kehidupan yang mudah. Sebagaimana firman
Allah dalam QS. Al-Baqarah ; 256:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam); Sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut (syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah) dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak
akan putus. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”

7
Adapun jaminan Allah yang diberikan kepada orang-orang yang mengikuti jalan
yang benar maka ia akan dipermudah ketika menghadapi kesulitan, urusannya dijadikan
mudah oleh Allah, dihapus kesalahannya, disediakan surga yang luas seluas langut dan
bumi, Allah senantiasa bersama orang-orang yang taqwa, akan mendapat berkah dari
langit dan dari bumi, hidupnya tidak akan merasa takut dan sedih, hidupnya tidak akan
celaka dan tersesat, Allah akan menjadikan hidupnya di dunia dengan kebaikan dan
memberinya pahalayang besar di akhirat.

C. Praktek Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia


Tugas atau fungsi manusia di dalam kehidupan ini adalah menjalankan peranan
itu dengan sempurna dan senantiasa menambah kesempurnaan itu sampai akhir hayat. Hal itu
dilakukan agar manusia benar-benar menjadi makhluk yang paling mulia dan bertakwa
dengan sebenar-benar takwa. Manusia dilahirkan di tengah eksistensi alam semesta ini
menyandang tugas dan kewajiban yang berat dalam fungsinya yang ganda, yakni sebagai
hamba Allah dan sebagai khalifah Allah.

a) Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah


Hamba Allah adalah orang yang taat dan patuh kepada perintah Allah. Hakikat
kehambaan kepada Allah adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan. Ketaatan,
ketundukan dan kepatuhan manusia itu hanya layak diberikan kepada Allah. Dalam
hubungannya dengan Tuhan, manusia menempati posisi sebagai ciptaan dan Tuhan
sebagai Pencipta. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat
dan patuh kepada Penciptanya. Hal itu sudah termaktub dalam Al-Quran tentang tujuan
Allah menciptakan manusia, yakni untuk menyembah kepada-Nya.

b) Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah


Al-Quran banyak memperkenalkan ayat tentang hakikat dan sifat-sifat manusia
sebagai makhluk yang menempati posisi unggul. Jauh sebelum manusia diciptakan,

8
Tuhan telah menyampaikan kepada malaikat bahwa Dia akan menciptakan khalifah
(wakil) di muka bumi. Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi.
Dia yang bertugas mengurus bumi dengan seluruh isinya, dan memakmurkannya
sebagai amanah dari Allah. Sebagai penguasa di bumi, manusia berkewajiban
membudayakan alam semesta ini guna menyiapkan kehidupan yang bahagia dan
sejahtera. Tugas dan kewajiban ini merupakan ujian dari Allah kepada manusia, siapa di
antaranya yang paling baik menunaikan amanah itu.

Sesungguhnya persoalan tujuan hidup manusia, bukanlah wewenang akal untuk


merumuskannya. Pada hakikatnya yang paling tahu tentang hal ini ialah Allah SWT
sendiri karena Dialah yang menciptakan manusia dan semua kehidupan ini. Dengan
sendirinya Allahlah pula yang berwenang dan lebih tahu tentang untuk apa sebenarnya
Dia menciptakan manusia.

Menurut Islam, tujuan hidup manusia adalah seperti yang dinyatakan oleh Allah dalam
firman-Nya,

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-
Ku”. (Adz-Dzariyat: 56).

Inilah tujuan hidup manusia yang sebenarnya, menurut ketentuan Yang membuat
hidup itu sendiri, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Tujuan hidup manusia untuk
mencapai kebahagiaan, berbuat baik kepada sesama manusia dan tujuan hidup yang
sebenarnya menurut ajaran Islam adalah untuk beribadah kepada Allah.

D. Desain Hidup Sukses sesuai Pandangan Al-Quran


Uraian diatas telah menggambarkan jalan kehidupan di dunia yang harus dipilih oleh
setiap manusia sebagai makhluk Allah yang mulia, yaitu jalan yang benar dan jalan yang
salah. Untuk itu, maka Al-Qur’an menjelaskan tentang kehidupan di dunia yang harus dilalui
oleh setiap manusia, sehingga dia dapat meraih kesuksesan hidup didunia dan akhirat sebagai
berikut:
1) Menyeimbangkan Duniawi dan Ukhrowi
9
Manusia dituntut untuk melakukan pengembangan diri secara seimbang, antara
aspek spritualitas yang lebih mengarah untuk menjalin hubungan harmonis kepada Allah
Yang Maha Agung, juga pengembangan fungsi ilmu dan akal dalam rangkah untuk
memahamititah Allah dimuka bumi secara praktis. Dari kedua hal terebut akan membawa
manusia pada pola hidup yang seimbang, dan akan nampak sempurna diperkuat do’a
yang setiap saat selalu dibaca dalam QS.Al-Baqarah ; 201
“Dan di antara mereka ada orang yang berdo‟a: “Ya Tuhan Kami, berilah kami
kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat dan pelihara lah kami dari siksa neraka”
Untuk itu, maka beberapa cara yang dapat dapat dilakukan oleh seseorang untuk
meraih keseimbangan duniawi dan ukhrowi, yaitu dengan memahami makna hidup, dan
memahami Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup manusia, mengasah kepekaan hati masing-
masing, menghindari perbuatan yang mengarah pada kemaksiatan atau dosa.

2) Memiliki Keseimbangan antara Iman, Ilmu Pengetahuan dan Kepekaan Emosional


Setiap manusia berhak dan layak untuk menggapai ketiga-tiganya dengan berbagai cara.
Maka dari itu, seseorang dapat memanfaatkan dan memaksimalkan potensi pemberian
Allah yang lainnya, seperti akal fikiran maupun panca inderanya.
Adapun cara yang dapat ditempuh dalam mencari, menggali, dan mengembangkan ilmu
pengetahuan melalui:
 Panca Indera, seperti sama’ (pendengaran) yang biasanya bersifat verba, dan bashar
(penglihatan) yang biasanya menghasilkan ilmu pengetahuan.
 Observasional-eksperimental, seperti Allah mengajarkan Qabil cara mengubur mayat
saudaranya (Habil) melalui perantara burung menggali tanah.
 Pengamatan Eksperimental, seperti Allah mengajarkan kebangkitan melalui suatu
desa atau wilayah yang dinding-dinding rumahnya roboh lalu menutupi atap
rumahnya, sedangkan penduduk wilayah tersebut tidak ada sama sekali.
 Eksperimen, seperti Allah menunjukkan kepada Nabi Ibrahim a.s bagaimana
menghidupkan yang mati menjadi hidup kembali.
 Akal, kalbu atau fuad, seperti menangkap ayat-ayat Allah pada kejadian alam
semesta.
10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-liku, dan
melalui tahapan demi tahapan. Berawal dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam
barzakh, sampai pada alam akhirat yang berujung pada tempat persinggahan terakhir bagi
manusia, surga atau neraka.
2. Manusia sebagai khalifatullah menempati dua posisi ganda (double position) diruang
publik (public sphere) yang sangat luas. Di satu sisi merupakan agen pencerahan, namun
pada saat bersamaan manusia justru menjadi agen kerusakan (al-fasid).
3. Manusia dilahirkan di tengah eksistensi alam semesta ini menyandang tugas dan
kewajiban yang berat dalam fungsinya yang ganda, yakni sebagai hamba Allah dan
sebagai khalifah Allah.
4. Tujuan hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan, berbuat baik kepada sesama
manusia dan tujuan hidup yang sebenarnya menurut ajaran Islam adalah untuk beribadah
kepada Allah.
5. Untuk mencapai kehidupan yang sukses sesuai pandangan al-quran dapat dilakukan
dengan cara seperti berikut :
o Menyeimbangkan Duniawi dan Ukhrowi
o Memiliki Keseimbangan antara Iman, Ilmu Pengetahuan dan Kepekaan Emosional

B. Saran

Dengan Selesainya makalah ini, maka penulis mengharap kepada pembaca sekiranya
menemukan kesalahan pada makalah ini. Sebab penulis bukanlah orang yang sempurna yang
tidak lepas dari sifat kekeliruan, sehingga penulis juga bisa melalukan kesalahan . Saran dan
kritik dari pembaca yang sifatnya membangun semangat bagi sipenulis maka akan selalu
ditunggu oleh penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, mohon maaf
atas segala kesalahan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sami’uddin. 2019. Fungsi dan Tujuan Kehidupan Manusia. PANCAWAHANA: Jurnal Studi
Islam. Vol.14, No.2, Desember 2019

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:YCzniICyJegJ:ejournal.kopertais
4.or.id/tapalkuda/index.php/pwahana/article/view/3602+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl
=id

Khairulsani, Aditya dan Mutawashittin. 2014. Manusia dan Kehidupan.

12

Anda mungkin juga menyukai