Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH PSIKOLOGI ABNORMAL

“Gangguan Kecemasan, Obsesif Kompulsif, dan Gangguan Terkait”

Dosen Pengampuh :

Husnul Khotimah., S.Psi.,M.A

Disusun Oleh :
Ganda Sandi Dermawan ( 21090000003 )

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2021-2022
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah


SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai
dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah


ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa


bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

Malang, 26 september 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
..................................................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN.................................................................................2
1.4 MANFAAT PENULISAN.............................................................................3
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 ASAL USUL MANUSIA.........................................................................3
2.2 PROSES KEHIDUPAN MANUSIA......................................................10
2.3 PENTINGNYA AGAMA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA.....................16
2.4 KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP AGAMA...................................25
BAB III..................................................................................................................27
KESIMPULAN......................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada dasarnya manusia dan


agama merupakan masalah yang sangat
penting, karena keduanya sama sama
berpengaruh bagi generasi yang akan
datang, yang akan tetap beriman kepada
agama dan ajaran ajaran samawi (agama
yang datangnya dari langit), agama pula
yang akan memberikan ketenangan dan
ketentraman bagi setiap pemeluknnya,
agama juga akan memelihara dari
penyimpangan dan kelakukan kelakuan
tidak terpuji yang mengarah pada hal hal
negatif .

Manusia sendiri pada dasarnya


merupakan makhluk budaya, sebagai
makhluk budaya manusia mampu
melepaskan diri dari ikatan dorongan
naluri serta mampu menguasai alam
sekitarnya dengan pengetahuan yang
dimilikinya, berbeda dengan binatang
yang sama sama makhluk alamiah
layaknya manusia.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang


masalah diatas, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana asal usul kejadian


manusia ?
2. Bagaimana proses kehidupan
manusia ?
3. Apa pentingnya agama bagi
kehidupan manusia ?
4. Apa kebutuhan manusia terhadap
agama ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun yang menjadi tujuan


penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui asal usul
terjadinya manusia
2. Untuk mengetahui proses
kehidupan manusia
3. Untuk mengetahui pentingnya
agama bagi kehidupan manusia
4. Untuk mengetahui kebutuhan
manusia terhadap agama

2
1.4 MANFAAT PENULISAN

Manfaat penulisan makalah ini


sebagai berikut :
1. Kita mengetahui bagaimana asal
usul manusia
2. Kita mengetahui proses kehidupan
manusia
3. Kita mengetahui apa pentingnya
agama bagi kehidupan manusia
4. Kita mengetahui apa kebutuhan
manusia terhadap agama

BAB II

PEMBAHASA
N

2.1 ASAL USUL MANUSIA

Pada dasarnya teori yang


menjelaskan manusia terdapat beberapa
versi, ada teori menurut Al Qur’an dan
teori menurut Sains, di dalam al qur’an
dijelaskan bahwa manusia berasal dari
saripati tanah lalu menjadi Nutfah,
Alaqah dan Mudgah sehingga menjadi
makhluk yang paling sempurna yang
memiliki berbagai kemampuan.

3
Dalam Al Qur’an tidak dijelaskan
secara rinci bagaimana proses terjadinya
manusia, dalam Al Qur’an hanya
menjelaskan prinsip prinsipnya saja,,ayat
ayat yang menjelaskan antara lain surat
Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun
12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As
Sajdah 7-9, Al Hijr 28, Al Hajj 5.1

Al Qur’an menerangkan bahwa


manusia berasal dari tanah dengan
berbagai macam istilah, seperti Turab,
Thien, Shal Shal, dan Sualalah. Yang
dapat diartikan bahwa jasad manusia
tercipta dari berbagai unsur unsur
kimiawi yang terdapat pada tanah, dan
pada proses selanjutnya tidak dijelasakan
secara rinci pada Al Qur’an, walaupun
berasal dari materi alam dan dari
kehidupan yang terdapat di dalamnya ,
tetapi manusia berbeda dengan makhluk
lainnya karena adanya karunia dari Allah

1
Huallah. 2015. “Asal Usul Kejadian
Manusia Dalam Al Qur’an”, Asal usul
kejadian manusia dalam Al-Quran | huallah
(wordpress.com) , diakses pada 23
september 2021 pukul 16.19

4
swt yang diberikan yaitu akal dan
pemahaman.2

Menurut Al Qur’an surat Al Hijr


(15) 28-29, asal usul manusia ialah saat
allah berfirman ; dan ingatlah Ketika
tuhanmu berfirman kepada para
malaikat;”sesungguhnya aku akan
menciptakan seseorang dari tanah liat
kering yang berasal dari lumpur hitam
yang diberi bentuk, maka apabila aku
telah menyempurnakan kejadiannya, dan
telah meniupkan kedalamnya ruh
ciptaanku maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud.”.

Adapula beberapa tahapan kejadian


manusia yang diantaranya ialah
terciptanya manusia pertama (Adam),
didalam Al Qur’an dijelaskan bahwa
Adam diciptakan oleh Allah swt dengan
bentuk sebaik-baiknya kemudian
ditiupkan ruh kepadanya maka dia
menjadi hidup, hal ini ditegaskan oleh
allah dalam firmannya; "Yang membuat

2
Subair. 2020. “Hakekat Manusia dalam
Pandangan Islam”, HAKEKAT MANUSIA
DALAM PANDANGAN ISLAM | Subair3's
Weblog (wordpress.com) , diakses pada 23
september 2021 pukul 20.35

5
sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-
baiknya dan Yang memulai penciptaan
manusia dari tanah". (QS. As Sajdah
(32) : 7).

Setelah terciptanya Adam, maka


terciptalah manusia kedua (Hawa)
karena paa dasarnya sesuatu yang
diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu
dengan keadaan berpasang-pasangan.
Proses kejadian manusia kedua ini
dijelaskan pada surat An Nisaa’ 1, yaitu;
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah
kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan
dari padanya Allah menciptakan
isterinya, dan daripada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang sangat banyak..." (QS.
An Nisaa’ (4) : 1).3

Apabila kita amati dari proses


terciptanya kedua manusia ini, maka

3
Rijonk, ahya. 2010. "Manusia dan Kera,
Asal Mula Manusia, Teori Evolusi dan Al
Qur'an", Manusia dan Kera, Asal Mula
Manusia, Teori Evolusi dan Al-Qur'an
(ahyarijonk.blogspot.com) , diakses 23
september 2021 pukul 12.15

6
secara tidak langsung hubungan manusia
laki-laki dan perempuan melalui
perkawinan adalah usaha untuk
menyatukan kembali tulang rusuk yang
telah terpisahkan dari tempat semula
dalam bentuk yang lain, dengan
perkawinan itu maka akan lahirlah
keturunan yang akan meneruskan
generasinya.

Maka dari itu terciptalah proses


manusia ketiga (keturunan Adam dan
Hawa), pada proses terjadinya manusia
ketiga ini adalah proses kejadian semua
keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi
Isa a.s. proses ini selain ditinjau menurut
Al Qur’an dan Al hadits juga ditinjau
secara medis.

Dalam Al Qur’an proses kejadian


manusia secara biologis dijelaskan
melalui firmannya; "Dan sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia itu dari
suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani
itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu

7
tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kamudian Kami jadikan
ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang
Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) :
12-14).

Kemudian dalam salah satu hadits


Rasulullah SAW bersabda :

"Telah bersabda Rasulullah SAW dan


dialah yang benar dan dibenarkan.
Sesungguhnya seorang diantara kamu
dikumpulkannya pembentukannya
(kejadiannya) dalam rahim ibunya
(embrio) selama empat puluh hari.
Kemudian selama itu pula (empat puluh
hari) dijadikan segumpal darah.
Kemudian selama itu pula (empat puluh
hari) dijadikan sepotong daging.
Kemudian diutuslah beberapa malaikat
untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk
menuliskan/menetapkan) empat kalimat
(macam) : rezekinya, ajal (umurnya),
amalnya, dan buruk baik (nasibnya)."
(HR. Bukhari-Muslim)

Para ahli dari barat baru


menemukan masalah pertumbuhan
embrio secara bertahap pada tahun 1940
dan baru dibuktikan pada tahun 1955,

8
tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang
diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah
tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi
salah seorang embriolog terkemuka dari
Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore,
Kesemuanya itu belum diketahui oleh
Spalanzani sampai dengan
eksperimennya pada abad ke-18,
demikian pula ide tentang perkembangan
yang dihasilkan dari perencanaan
genetik dari kromosom zygote belum
ditemukan sampai akhir abad ke-19.
Adapun tujuan utama di ciptakannya
manusia oleh Allah swt. Ialah agar
manusia dapat menjai khalifa atau
pemimpin di muka bumi.

9
2.2 PROSES KEHIDUPAN
MANUSIA

Kehidupan manusia merupakan


perjalanan yang panjang dan melalui
beberapa tahapan. Dimulai dari alam
arwah, alam rahim, alam dunia, alam
barzakh, hingga alam akhirat yang
berujung pada surga atau neraka.

1. Alam Arwah

Manusia merupakan makhluk terakhir


yang diciptakan Allah swt. Setelah
sebelumnya menciptakan malaikat, jin,
bumi, langit dan seisinya. Allah
menciptakan manusia dengan
dipersiapkan untuk menjadi makhluk
yang paling sempurna.

Persiapan pertama, Allah mengambil


perjanjian dan kesaksian dari calon
manusia, yaitu ruh-ruh manusia yang
berada di alam arwah. Allah mengambil
sumpah kepada mereka sebagaimana
disebutkan dalam Al-Qur’an: Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): “Bukankah
Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab:
“Betul (Engkau Tuhan kami), kami

10
menjadi saksi.” (Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu
tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami
(Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan
Tuhan).”  (Al A’raf: 172).

Dengan kesaksian dan perjanjian itu


maka seluruh manusia yang lahir ke
dunia jadi memiliki nilai, yaitu nilai
fitrah beriman kepada Allah dan agama
yang lurus.

2. Alam Rahim

Perjalanan pertama yang akan dilalui


manusia adalah kehidupan di alam
rahim; 40 hari berupa nutfah, 40 hari
berupa alaqah (gumpalan darah), 40 hari
berupa mudgah (gumpalan daging),
kemudian ditiupkan ruh dan jadilah janin
yang sempurna. Setelah kurang lebih
sembilan bulan sepuluh hari maka
lahirlah manusia ke dunia.

Hal ini di tegaskan dengan sabda


rasul; Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya seseorang dari kalian
dikumpulkan penciptaannya di perut
ibunya 40 hari nutfah,
kemudian ‘alaqoh selama hari yang
sama, kemudian mudghoh selama hari
yang sama. Kemudian diutus baginya
malaikat untuk meniupkan ruh dan

11
ditetapkan 4 kalimat; ketetapan rizki,
ajal, amal, dan sengsara atau bahagia.”
(HR Bukhari dan Muslim).

Setelah mencapai 6 bulan sampai 9


bulan atau lebih, dan persyaratan untuk
hidup normal sudah lengkap, seperti
indra, akal, dan hati, maka lahirlah
manusia ke dunia dalam keadaan
telanjang. Belum bisa apa-apa dan tidak
memiliki apa-apa.

3. Alam Dunia

Di dunia perjalanan manusia melalui


proses panjang. Dari mulai bayi yang
hanya minum air susu ibu lalu tubuh
menjadi anak-anak, remaja dan baligh.
Selanjutnya menjadi dewasa, tua dan
diakhiri dengan meninggal.

Di dunia inilah manusia bersama


dengan jin mendapat tugas dari Allah,
yaitu ibadah. Dan dalam menjalani
taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh
empat dimensi; dimensi tempat, yaitu
bumi sebagai tempat beribadah; dimensi
waktu, yaitu umur sebagai sebuah
kesempatan atau target waktu beribadah;
dimensi potensi diri sebagai modal
dalam beribadah; dan dimensi pedoman
hidup, yaitu ajaran Islam yang menjadi
landasan amal.

12
Dunia dengan segala kesenangannya
merupakan tempat ujian bagi manusia.
Apakah yang dimakan, dipakai, dan
dinikmati sesuai dengan aturan Allah
swt.  Rasulullah saw. memberikan
contoh bagaimana hidup di dunia. Ibnu
Mas’ud menceritakan bahwa Rasulullah
saw. tidur diatas tikar, ketika bangun ada
bekasnya. Maka kami bertanya: “Wahai
Rasulullah saw., bagaimana kalau kami
sediakan untukmu kasur.” Rasululah
saw. bersabda: “Untuk apa (kesenangan)
dunia itu? Hidup saya di dunia seperti
seorang pengendara yang berteduh di
bawah pohon, kemudian pergi dan
meninggalkannya.” (HR At-Tirmidzi)

Perjalanan hidup manusia di dunia


akan berakhir pada kematian. Semua
yang dikumpulkan oleh manusia tidak
akan berguna, kecuali amal shalihnya
berupa sedekah yang mengalir, ilmu
yang bermanfaat, dan anak yang shalih.

4. Alam Barzakh
Fase berikutnya manusia akan memasuki
alam kubur atau alam barzakh. Di sana
mereka tinggal sendiri. Yang akan
menemaninya adalah amal mereka
sendiri, Al-Barra bin ’Azib menceritakan
hadits yang panjang yang diriwayat
Imam Ahmad tentang perjalanan
seseorang setelah kematian.

13
Seorang mukmin yang akan meninggal
dunia disambut ceria oleh malaikat
dengan membawa kafan surga.
Kemudian datang malaikat maut duduk
di atas kepalanya dan memerintahkan
ruh yang baik untuk keluar dari
jasadnya. Selanjutnya disambut oleh
malaikat dan ditempatkan di kain kafan
surga dan diangkat ke langit. Penduduk
langit dari kalangan malaikat
menyambutnya, sampai di langit terakhir
bertemu Allah dan Allah memerintahkan
pada malaikat: “Catatlah kitab hambaku
ke dalam ’illiyiin dan kembalikan
kedunia.” Maka dikembalikan lagi ruh
itu ke jasadnya dan datanglah dua
malaikat yang bertanya: Siap Tuhanmu?
Apa agamamu? Siapa lelaki yang diutus
kepadamu? Siapa yang mengajarimu?
Hamba yang beriman itu dapat
menjawab dengan baik.
5. Alam Akhirat
Dan perjalanan manusia selanjutnya
ialah alam akhirat, kehidupan di hari
akhir di dahului dengan hari kiamat,
yang berupa kehancuran total seluruh
alam semesta Peristiwa setelah kiamat
adalah mahsyar, yaitu seluruh manusia
dari mulai nabi Adam as. sampai
manusia terakhir dikumpulkan dalam

14
satu tempat. Saat itu matahari sangat
dekat jaraknya sekitar satu mil, sehingga
mengalirlah keringat dari tubuh manusia
sesuai dengan amalnya.
Dalam kondisi yang berat ini manusia
berbondong-bondong mendatangi para
nabi untuk meminta pertolongan dari
kesulitan yang maha berat itu. Tetapi
semuanya tidak ada yang dapat
menolong. Dan terakhir, hanya
Rasulullah saw. yang dapat menolong
mereka dari kesulitan mahsyar.
Rasulullah saw. sujud di haribaan Allah
swt. di bawah Arasy dengan memuji-
muji-Nya. Kemudian Allah swt.
berfirman: “Tegakkan kepalamu,
mintalah niscaya dikabulkan. Mintalah
syafaat, pasti diberikan.” Kemudian
Rasululullah saw. mengangkat
kepalanya dan berkata: “Ya Rabb,
umatku.” Dan dikabulkanlah
pertolongan tersebut dan selesailah
mahsyar untuk kemudian melalui proses
berikutnya.

.4

4
Iman, Nasihat. 2016. “Inilah Fase
Kehidupan Yang Dilalui Manusia Dari Alam
Ruh Hingga Kampung Akhirat”, Inilah Fase
Kehidupan Yang Di Lalui Manusia Dari Alam
Ruh Hingga Kampung Akhirat | Nasihat

15
2.3 PENTINGNYA AGAMA BAGI
KEHIDUPAN MANUSIA

Menurut Ath - Thanwi dalam buku


Kasyaf Isthilahat Al- Funun disebutkan
bahwa agama adalah intisari Tuhan yang
mengarahkan orangorang berakal dengan
kemauan mereka sendiri untuk
memperoleh kesejahteraan hidup di
dunia dan di akhirat. Agama bisa
digunakan untuk menyebut agama
semua nabi dan khusus untuk Islam saja.
Agama dihubungkan dengan Allah
karena ia merupakan sumbernya,
dihubungkan kepada para nabi karena
mereka sebagai perantara
kemunculannya, dihubungkan kepada
umat karena mereka memeluk dan
mematuhinya.5

Adanya agama bertujuan untuk
menjadikan tatanan kehidupan (aturan)
berasal dari Tuhan, di mana hal tersebut

Iman (nasihat-iman.blogspot.com)

Diakses pada 25 september 2021 pukul


14.25

5
Arifin, HM, Menguak Misteri Ajaran
Agama Agama Besar, ( Jakarta: Golden
Trayon Press, 1998), hlm. 1.

16
mampu membimbing manusia menjadi
seseorang yang berakal dan berusaha
mencari kebahagiaan, baik di dunia
ataupun di akhirat.

Agama berperan sangat penting
dalam mengatur kehidupan manusia dan
mengarahkannya kepada kebaikan
bersama. Artinya, agama tidak hanya
memberikan nilai-nilai yang bersifat
moralitas, namun juga menjadikannya
sebagai fondasi
keyakinan. Agama mensyarakatkan
moralitas sebagai bagian iman secara
keseluruhan.

Artinya :

"Hai manusia, sesungguhnya telah


datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-
penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman”.

Berikut adalah beberapa point yang


memperkuat pendapat pentingnya agama
bagi kehidupan manusia :

a. Memberi nasehat

17
Dalam buku Shahih Fadhail
A’mal, Syekh Musthafa Al-‘Adawi,
menukilkan riwayat dari Imam Muslim:6

“Dari Tamim ad-Dari, Rasulullah SAW


bersabda, “Agama adalah nasihat.” Para
sahabat bertanya “Untuk siapa wahai
Rasulullah?” beliau menjawab: “Untuk
Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan untuk
para pemimpin kaum muslimin dan
kalangan umum.”

Sementara HR Abu Dawud 4944 dan an-


Nasa’I (7/156) Muhammad bin Hatim
riwayatnya telah disertai dari jalur lain
dalam riwayat Muslim.
Makna nasihat bagi Allah adalah iman
kepada-Nya, mentauhidkan,
menjalankan perintah serta menjauhi
larangan-Nya. Begitu pula dengan
nasihat untuk Kitabullah adalah
mentadaburkannya.

Adapun nasihat bagi Rasululah artinya


beriman kepadanya dan kepada semua
yang dibawa dan mengikuti beliau.
Nasihat untuk para pemimpin kaum
Muslimin adalah para khalifah dan selain

6
Syekh Musthafa Al-‘Adawi, Shahih
Fadhail A’mal (Pustaa Ibnu Katsir), hlm.
1.

18
mereka yang mengurus perkara kaum
Muslimin. 

Nasihat bagi umumnya kaum Muslimin,


mereka adalah selain para pemimpin,
yaitu dengan mencintai sesuatu untuk
mereka sebagaimana mencintai untuk
diri sendiri, menunjukkan kepada
maslahat mereka, mengajarkan masalah
agama dan dunia kepada mereka.
(diambil dari ucapan al-Khaththabi dan
lainnya).

b. Memberi obat/makanan/kebutuhan
rohani

Dalam surat al-Isra’ ayat 82, Allah Swt


berfirman:7

Artinya :
“dan Kami turunkan dari Al Quran
suatu yang menjadi obat penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang
beriman”.

Para ulama berbeda pendapat mengenai


maksud dari kata “syifa’ / obat” dalam
ayat tersebut.

7
Daud, Ma’mur, Shahih Muslim,
(Jakarta: Widjaya, 1982), hlm. 2.

19
Pendapat pertama mengartikan obat
dalam ayat tersebut sebagai obat yang
berkenaan dengan penyakit hati,
menghilangkan tirai kebodohan dan
menghapus keraguan akan kebesaran
tanda-tanda kekuasaan-Nya.
Pendapat kedua, al-Qur’an sebagai obat
penawar penyakit lahir seperti sakit
kepala, infeksi dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah salah satu argumen


yang menguatkan pendapat kedua.

Yaitu, hadits-hadits Nabi tentang berobat


dengan ayat al-Qur’an
Terdapat sejumlah hadis yang
menjelaskan ihwal berobatnya
Rasulullah dengan menggunakan ayat al-
Qur’an. Di antaranya hadis riwayat at-
Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Nasai,
bahwa mula-mula Rasulullah melindungi
diri dari segala penyakit dan serangan
musuh dengan bacaan ta’awwudz dan
beberapa kalimat dzikir. Namun setelah
turunnya surat al-Falaq dan al-Nas,
beliau mencukupkan dengan kedua surat
tersebut dan meninggalkan selainnya.
Sahabat Abu Sa’id al-Khudri pernah
menyembuhkan seseorang yang terkena
sengatan ular dengan bacaan

20
ayat “Alhamdu lillahi Rabbil
‘alamin” sebanyak tujuh kali.

c. Memberi petunjuk

Alquran mengenalkan dirinya sebagai


Hudan (petunjuk) bagi orang-orang yang
beriman. Dengan kata lain, Alquran
tidak akan memberi instruksi yang salah
atau mencelakakan manusia. 

“Sebaliknya, apabila manusia tidak


mengikuti petunjuknya, maka bisa
tersesat bahkan bisa celaka dunia
maupun akhiratnya. Maka dari itu, kita
terus memohon hidayah (petunjuk)
kebenaran dan bimbingan
mengikutinya,” jelas dia. 

“Hanya dengan iman dan direalisasikan


dengan amal shalehnya, seseorang akan
senantiasa dalam bimbingan Allah,”
sambungnya. 

Al-Quran menjadi petunjuk bagi


manusia secara umum, petunjuk bagi
orang-orang yang bertakwa,
dan petunjuk bagi orang-orang yang
beriman. Fungsi Al-Quran
sebagai pemisah adalah Al-Quran dapat
memisahkan antara yang hak dan yang

21
batil, atau antara yang benar dan yang
salah.
8
Agama Islam memberi arti penting bagi
pembelajaran Al-Quran karena itu
adalah kode perilaku yang lengkap.
Islam sangat mementingkan
pengetahuan, pembelajaran dan
pendidikan. Ketika Al Quran diturunkan,
kata pertamanya adalah "Iqra", yang
artinya membaca.

d. Memberi rahmat

Artinya :

“Al Quran ini adalah pedoman bagi


manusia, petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang meyakini.” (Q.S Al Jatsiyah
ayat 20).

Alquran hadir sebagai rahmat (kasih


sayang) bagi yang mengimaninya.
Secara sederhana kata rahmat biasa
dipahami sebagai kelembutan, rasa cinta,
belas kasih dan kasih sayang. Manusia
diturunkan dimuka bumi ini, kata Imam,

8
Depag.RI, Al Qur’an Dan Tafsirnya,
(Semarang:Citra Effhar), hlm. 3.

22
tanpa bekal apa-apa dan tidak memiliki
apa-apa. 

“Namun, Allah memberikan potensi


yang luar biasa sehingga manusia bisa
mengetahui dan memiliki apa-apa. Agar
manusia selamat, Alquran diturunkan
sebagai rahmat yang agung bagi
kehidupan manusia,”

e. Memberi kabar gembira

Artinya :

"Sungguh, Al-Qur'an ini memberi
petunjuk ke (jalan) yang paling lurus
dan memberi kabar gembira kepada
orang mukmin yang mengerjakan
kebajikan, bahwa mereka akan
mendapat pahala yang besar." (Q.S  Al-
Isra' ayat 9).

Alquran adalah sebuah kabar gembira


dan bagi mereka yang menaati dan
mengharaginya. Sedangkan akan
menjadi peringatan dan kabar
penghukuman bagi mereka yang
mengingkari dan menistakannya.

23
f. Memberi kebahagiaan

Kebahagiaan dalam perspektif islam :

 Ibnu Qayyim al-jauziyah

“Kebagahagiaan itu adalah perasaan


senang dan tentram karena hati sehat dan
berfungsi dengan baik bisa berhubungan
dengan tuhan pemilik kebahagiaan,
kesuksesan kekayaan, kemuliaan ilmu
dan hikmah adalah Allah”.

 Kitab mizanul 'amal al-ghazali

"bahagia terbagi 2 yaitu hakiki


(kebahagiaan yang akan di peroleh
dengan modal iman ilmu&amal), majasi
(kebahagiaan duniawi,yaitu bahagia fana
yang tidak abadi)"

 Indikator orang bahagia


menurut Usman bin Hasan al-
khaubawi :

- Mempunyai keluarga saleh

24
- Tidak zalim

- Rezkinya dapat membantu org

- Semangat beribadah

- Menjaga solatnya

- Bergaul dengan org saleh

- Bersikap tawaduk

- Bersikap dermawan

- Tidak lupa kematian

 Kontribusi agama dalam


mencapai kebahagiaan :

Manusia menginginkan dunia dan akhirat


dalam tujuan Itu mustahil tanpa ada
landasan. Agama. Karena kebahagiaan
hakiki itu milik Allah,untuk meraihnua
ikutilah cara yang telah ditetapkan Allah

2.4 KEBUTUHAN MANUSIA


TERHADAP AGAMA

Manusia merupakan makhluk ciptaan


Allah swt yang paling sempurna. Oleh
sebab itu manusia selalu membutuhan
panutan untuk menjalankan
kehidupannya masing-masing. Manusia

25
tidak akan pernah bisa merasa puas atas
apa yang telah mereka miliki, oleh
karena itu manusia harus memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan kebutuhan
sekunder, premier, dan tersier. Semua
kebutuhan tersebut harus diiringi dengan
keyakinan atau Agama yang mereka
anut, oleh seba itu agama merupakan
salah satu kebutuhan manusia yang juga
tidak kalah penting dibandingkan dengan
kebutuhan pokok tersebut.9

Dengan memiliki agama, manusia dapat


mengendalikan segala sesuatu yang
dihadapi dalam kehidupannya, manusia
dapat mengendalikan hawa nafsu mereka
dengan aturan keyakinan mereka
masing-masing (Islam). Kebutuhan
manusia terhadap agama bukanlah
kebutuhan yang dianggap mudah, karena
agama dapat membuat manusia
meyakini apa yang mereka lakukan
dalam kehidupan mereka masing-
masing. Dalam agama islam manusia
memiliki hak dan kewajiban sesuai
dengan kodratnya, maka dalam agama
islam manusia dapat mengatur
kehidupannya dengan baik.10

9
Anshari, Endang Saifuddin, Kuliah Al-
Islam, (Jakarta: Rajawali, 1986), hlm 4.

26
“Barang siapa yang mengikuti
petunjuk-Ku niscaya tak ada
kekhawatiran atas mereka dan tidak
pula mereka akan bersedih hati”. (QS.
Al-baqarah, 2;8).

BAB III

KESIMPULAN

10
Abdullah, M. Yatimin, Studi Islam
Kontemporer, (Pekan Baru: Amzah,
2004), hlm. 4.

27
Dari pembahasan diatas maka dapat kita
simpulkan bahwa menurut Al Qur’an
manusia diciptakan dari saripati tanah
yang kemudian ditiupkan ruh kepadanya
sehingga terciptalah manusia sebagai
makhluk tuhan yang paling sempurna,
dan manusia pertama yang diciptakan
ialah Adam, dan manusia kedua ialah
Hawa yang diciptakan sebagai
pendamping atau teman hidup Adam,
sedangkan manusia ketiga ialah seluruh
keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi
Isa a.s.

Selain itu, proses kehidupan manusia


memiliki tahapan atau perjalanan yang
panjang, mulai ia di alam ruh/arwah
arwah, setelah melewati alam arwah
baru lah ke alam rahim, alam dunia,
alam barzakh, di fase teakhir yaitu fase
kehidupan di alam akhirat yang
kemudian baru surga dan neraka

selanjutnya, dapat kita simpulkan bahwa


agama adalah aspek yang sangat penting
bagi kehidupan manusia karena adanya
agama bertujuan untuk menjadikan
tatanan kehidupan (aturan) berasal dari
Tuhan, di mana hal tersebut mampu
membimbing manusia menjadi
seseorang yang berakal dan berusaha
mencari kebahagiaan, baik di dunia
ataupun di akhirat. Agama juga berperan

28
sangat penting
dalam mengatur kehidupan manusia dan
mengarahkannya kepada kebaikan
Bersama.

Berikut adapula beberapa point yang


memperkuat pendapat pentingnya agama
bagi kehidupan manusia, yang pertama
memberi nasehat, yang kedua memberi
Memberi obat/makanan/kebutuhan
rohani memberi obat disini mengartikan
obat dalam ayat tersebut sebagai obat
yang berkenaan dengan penyakit hati,
ketiga ialah memberi petunjuk, dan
elanjutnya adalah memberi rahmat,
Alquran hadir sebagai rahmat (kasih
sayang) bagi yang mengimaninya.
Secara sederhana kata rahmat biasa
dipahami sebagai kelembutan, rasa cinta,
belas kasih dan kasih sayang, dan yang
terakhir ialah memberi kabar Bahagia.

Dan dari kesimpulan diatas manusia


memang mebutuhkan agama, oleh
karena itu manusia selalu membutuhan
panutan untuk menjalankan
kehidupannya masing-masing. Manusia
tidak akan pernah bisa merasa puas atas
apa yang telah mereka miliki, oleh
karena itu manusia harus memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan kebutuhan
sekunder, premier, dan tersier. dengan
memiliki agama, manusia dapat

29
mengendalikan segala sesuatu yang
dihadapi dalam kehidupannya, manusia
dapat mengendalikan hawa nafsu mereka
dengan aturan keyakinan mereka
masing-masing (Islam).

DAFTAR PUSTAKA

Rijonk, ahya. 2010. "Manusia dan Kera,


Asal Mula Manusia, Teori Evolusi dan
Al Qur'an", Manusia dan Kera, Asal
Mula Manusia, Teori Evolusi dan Al-

30
Qur'an (ahyarijonk.blogspot.com) ,
diakses 23 september 2021 pukul 12.15

Huallah. 2015. “Asal Usul Kejadian


Manusia Dalam Al Qur’an”, Asal usul
kejadian manusia dalam Al-Quran |
huallah (wordpress.com) , diakses pada
23 september 2021 pukul 16.19

Subair. 2020. “Hakekat Manusia dalam


Pandangan Islam”, HAKEKAT
MANUSIA DALAM PANDANGAN
ISLAM | Subair3's Weblog
(wordpress.com) , diakses pada 23
september 2021 pukul 20.35

Iman, Nasihat. 2016. “Inilah Fase


Kehidupan Yang Dilalui Manusia Dari
Alam Ruh Hingga Kampung Akhirat”,
Inilah Fase Kehidupan Yang Di Lalui
Manusia Dari Alam Ruh Hingga
Kampung Akhirat | Nasihat Iman
(nasihat-iman.blogspot.com)

Diakses pada 25 september 2021 pukul


14.25

Ath – Thanwi, Kasyaf Isthilahat Al-


Funun

Abdullah, M. Yatimin, Studi Islam


Kontemporer, (Pekan Baru:
Amzah),2004

Abdul Manaf, Mudjahid, Sejarah Agama


Agama, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada), 1994

31
Anshari, Endang Saifuddin, Kuliah Al-
Islam, (Jakarta: Rajawali), 1986

Arifin, HM, Menguak Misteri Ajaran


Agama Agama Besar, ( Jakarta: Golden
Trayon Press), 1998

Daud, Ma’mur, Shahih Muslim, (Jakarta:


Widjaya), 1982

Depag.RI, Al Qur’an Dan Tafsirnya,


(Semarang:Citra Effhar),

32

Anda mungkin juga menyukai