DOSEN PENGAMPU
Siti Khayisatuzahro Nur SE.I, ME.I
DISUSUN OLEH
Kelas B
Andhika Dasilva Rustandy Putra (2110641043)
Vicky Oktaviyan Syah (2110641036)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulisdapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Manusia Dan Kehidupan"
dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Al Islam I (Keimanan dan
Kemanusiaan). Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Khayisatuzahro Nur SE.I,
ME.I selaku Dosen Pengampu. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
3. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui perjalanan manusia dari alam ruh hingga Akhirat.
b. Untuk mengetahui ragam orientasi hidup manusia.
c. Unutuk mengetahui tujuan dan fungsi penciptaan manusia.
d. Untuk mengetahui cara hidup sukses dalam pandangan Al – Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Alam Rahim
Rihlah pertama yang akan dilalui manusia adalah kehidupan di alam rahim: 40
hari berupa nutfah, 40 hari berupa „alaqah (gumpalan darah), dan 40
hari berupa mudghah (gumpalan daging), kemudian ditiupkan ruh dan jadilah janin
yang sempurna. Setelah kurang lebih sembilan bulan, maka lahirlah manusia ke dunia.
Seluruh manusia di dunia apapun kondisi sosialnya diingatkan tentang awal kejadiannya
yang berasal dari benda yang hina, yaitu sperma lelaki dan sel telur wanita. Manusia
sebelumnya belum dikenal, belum memiliki kemuliaan dan kehormatan. Lalu apakah
manusia akan bangga, congkak, dan sombong dengan kondisi sosial yang dialami
sekarang jika mengetahui asal muasal mereka?
Setelah mencapai 6 bulan sampai 9 bulan atau lebih, dan persyaratan untuk hidup
normal sudah lengkap, seperti indra, akal, dan hati, maka lahirlah manusia ke dunia
dalam keadaan telanjang. Belum bisa apa-apa dan tidak memiliki apa-apa.
4. Alam Dunia
Di dunia perjalanan manusia melalui proses panjang. Dari mulai bayi yang hanya
minum air susu ibu lalu tubuh menjadi anak-anak, remaja dan baligh. Selanjutnya
menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan meninggal. Proses ini tidak berjalan sama
antara satu orang dengan yang lainnya. Kematian akan datang kapan saja menjemput
manusia dan tidak mengenal usia. Sebagian meninggal saat masih bayi, sebagian lagi
saat masa anak-anak, sebagian yang lain ketika sudah remaja dan dewasa, sebagian
lainnya ketika sudah tua bahkan pikun.
Di dunia inilah manusia bersama dengan jin mendapat taklif (tugas) dari Allah,
yaitu ibadah. Dan dalam menjalani taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh empat
dimensi; dimensi tempat, yaitu bumi sebagai tempat beribadah; dimensi waktu, yaitu
umur sebagai sebuah kesempatan atau target waktu beribadah; dimensi potensi diri
sebagai modal dalam beribadah; dan dimensi pedoman hidup, yaitu ajaran Islam yang
menjadi landasan amal. Allah Ta’ala telah melengkapi manusia dengan perangkat
pedoman hidup agar dalam menjalani hidupnya di muka bumi tidak tersesat. Allah telah
mengutus rasulNya, menurunkan wahyu Al-Qur’an dan hadits sebagai penjelas, agar
manusia dapat mengaplikasikan pedoman itu secara jelas tanpa keraguan.
Sayangnya, banyak yang menolak dan ingkar terhadap pedoman hidup tersebut.
Banyak manusia lebih memperturutkan hawa nafsunya ketimbang menjadikan Al-
Qur’an sebagai petunjuk hidup, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan.
5. Alam Barzakh
Fase berikutnya manusia akan memasuki alam kubur atau alam barzakh. Di sana
mereka tinggal sendiri. Yang akan menemaninya adalah amal mereka sendiri. Kubur
adalah taman dari taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka. Manusia
sudah akan mengetahui nasibnya ketika mereka berada di alam barzakh. Apakah
termasuk ahli surga atau ahli neraka. Jika seseorang menjadi penghuni surga, maka
dibukakan baginya pintu surga setiap pagi dan sore. Hawa surga akan mereka rasakan.
Sebaliknya jika menjadi penghuni neraka, pintu neraka pun akan dibukakan
untuknya setiap pagi dan sore dan dia akan merasakan hawa panasnya neraka.
2.1.6 Alam Akhirat (Hari Akhir)
Dan rihlah berikutnya adalah kehidupan di hari akhir dengan segala
rinciannya. Kehidupan hari akhir didahului dengan terjadinya Kiamat, berupa
kerusakan total seluruh alam semesta. Peristiwa setelah kiamat adalah mahsyar,
yaitu seluruh manusia dari mulai nabi Adam as. sampai manusia terakhir
dikumpulkan dalam satu tempat. Di sana manusia dikumpulkan dalam keadaan tidak
beralas kaki, telanjang, dan belum dikhitan. Saat itu matahari sangat dekat jaraknya
sekitar satu mil, sehingga mengalirlah keringat dari tubuh manusia sesuai dengan
amalnya. Ada yang sampai pergelangan kaki, ada yang sampai lutut, ada yang
sampai pusar, ada yang sampai dada, bahkan banyak yang tenggelam dengan
keringatnya.
Dalam kondisi yang berat ini manusia berbondong-bondong mendatangi
para nabi untuk meminta pertolongan dari kesulitan yang maha berat itu. Tetapi
semuanya tidak ada yang dapat menolong. Dan terakhir, hanya Rasulullah saw.
yang dapat menolong mereka dari kesulitan mahsyar. Rasulullah saw. sujud di
haribaan Allahswt. di bawah Arasy dengan memuji-muji-Nya. Kemudian Allah
swt. berfirman: “Tegakkan kepalamu, mintalah niscaya dikabulkan. Mintalah
syafaat, pasti diberikan.” Kemudian Rasululullah saw. mengangkat kepalanya
dan berkata: “Ya Rabb, umatku.” Dan dikabulkanlah pertolongan tersebut dan
selesailah mahsyar untukkemudian melalui proses berikutnya.
2.2 Ragam Orientasi Hidup Manusia
Untuk itu diperlukan penyikapan yang tegas dalam menempuh perjalanan hidup ini,
agar kehidupan dapat mendapat manfaat bagi dirinya dan orang lain, sehingga dapat
memperoleh kebahagiaan dan leselamatan hidup di dunia maupun akhirat.
Demikian, ada 2 hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang untuk menyikapi
orientasi hidup, yaitu:
1. Orientasi hidup yang salah
Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an QS. Al-Baqarah ayat 200 menyebutkan
bahwa ada diantara manusia yang orientasi hidupnya didunia hanya mengejar kenikmatan
duniawi, sehingga ia lupa bahkan tidak pernah memikirkan nasib hidupnya di akhirat
kelak. Hal ini sesuia dengan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 200 sebagai
berikut:
˚ ˚ i˚ ´ ˚ ¸ ¹: ' ´ ¸ ´' p˚ ´' ˚ ˚ ´a ' 'p3˚ ˚ ˚:¹´ ¹´:
'´:¹¸ ´3˝˚: ›´¹ ˜ ˚˚´~
´²'˚ ˚ 3¸ ˚ :¸
ę´˚ ¸ 3´ ¸ ²˚' ¹ ˚´ﻪp ¹i´ :˚ ' ¸ ¹´:¸ t p˚ ˚ i
'² ˜¹´: 3
Artinya : “Maka diantara manusia ada orang yang berdoa “Ya Tuhan kami, berilah kami
(kebaikan) didunia” dan tiadalah baginya bahagia (yang menyenangkan) diakhirat.”
a. Obsesinya hanya mengejar kenikmatan dunia, baik berupa wanita, anak, harta
benda (seperti : emas, perak, kendaraan, binatang ternak, sawah, ladang dll),
karena kenikmatan dunia itu merupakan daya tarik bagi mereka. Oleh karena itu,
mereka tidak memperdulikan waktu lagi, dimna siang dan malam hanya
digunakan untuk mengejar dan memperbanyak kesenangan hidup. Hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat 14 sebagai berikut :
Artinya :”dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang
diingini, yaitu : wanita – wanita, anak- anak harta yang banyak dari jenis emas, perak,
kuda pilihan, binatang – binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup
didunia, dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga)”
b. Bertambahnya ambisi untuk memperbanyak kesenangan hidup duniawi
manakala melihat orang lain memiliki kekayaan diatas dirinya. Hal ini dapat
dipahami dari perilaku teman – teman karun disaat melihat kemegahan karun.
Sebagai mana firman Allah dalam QS. Al- Qashash ayat 76.
Ayat ini menjelaskan dan mengingatkan pada seluruh manusia tentang karun
ketika keluar dari istananya dengan diiring-iringin pasukan keamanan yang lengkap,
terdiri dari pengawal, hamba sahaya, orang-orang sebagai kaki kanannya, para
kerabatnya, istri dan dayang-dayangnya, anak keturunannya. Hal ini dilalkukan dengan
tujuan untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya. Dalam kondisi
demikian, sebagian diantara manusia ada yang berdoa dan berkeinginan agar kehidupan
didunianya seperti yang diberikan oleh karun.
¸a ¹ ˚²¸ p˚ ¹ ¹¸ 3˚˚ ˚ ´ “¸´ ˚ '´ ˚ 3 ' ´ i ´ ˚ ´ ¸ i˚ ’¸ ' ´¹ ¸ :˚ ' ² ˚ p˚ ˚ ' ¸ p´3˚˚ ˚´ ' ¸ ´
p˚ ˚ ¸ ´α'3´ ˚ ˜ ˚ ¹¸ ~ ~
i˚ p
÷
i˚ ¸ ˚ i˚ ˚a 'p´ ¹´ ´
¸~
Artinya : Tidak ada paksaan untuk (memasuki ) agama (islam) : sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat.. karena itu barang siapa yang ingkar kepada
thaghut [syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah] dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.
Ayat ini dengan jelas bahwa Allah telah menunjukkan jalan kehidupan yang harus
dilalui oleh setiap manusia, yaitu jalan menuju kebenaran (akan diuraikan) dan jalan
menuju kesesatan. Diantara kedua jalan ini, Allah mempertegaskan perbedaannya,
begitu juga dengan konsekuensi bagi setiap manusia yang menempuh jalan ini.
Siapa orangnya yang mengikuti jalan yang benar, maka ia termasuk golongan
orang-orang yang cerdas. Salah satu indikatornya adalah mampu memanfaatkan potensi-
potensi pemberian Allah kepada dirinya, mana yang harus digunakan dan mana yang
tidak harus digunakan, sehingga membawa manfaat bagi dirinya dan orang-orang di
sekelilingnya. Disamping itu, dia selalu menghitung dan mempertimbangkan secara
cermat dan berhati-hati untung dan ruginya terhadap aktivitas yang dilakukannya,
karena dia memahami resiko yang dilakukannya akan berdampak pada kehidupan di
dunia, dialam kubur dan dialam akhirat. Dia pun menyadari sepenuhnya bahwa apa
yang dilakukan tidak akan terlewati oleh pantauan Allah yang tercatat secara rapi oleh
malaikat Raqib dan ’Atib yang bertugas mencatat amal perbuatan dan diakhirat nanti
harus dipertanggung jawabkan.
Adapun jaminan Allah yag diberikan kepada orang-orang yang mengikuti jalan yang
benar adalah:
9
Artinya : (2) barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan
baginya jalan keluar.
(3) dan memberikan rizki dari arah yang tiada disangka- sangkanyadan barang siapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya akan mencukupkan (keperluan) nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)- Nya, sesungguhnya
Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap – tiap sesuatu.
Artinya : itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan barangsiapa
bertaqwa kepada Allah, niscaya dia akan menghapus kesalahan- kesalahannya dan akan
melipat gandakan pahala baginya.
3. Tujuan Dan Fungsi Penciptaan Manusia
Artinya:” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”.
Pengertian menyembah dalam ayat ini bukan terbatas pada ritual keagamaan
(ibadah) seperti shalat, puasa, zakat dan haji akan tetapi lebih luas lagi. Sesuai dengan
Al-Quran surat Ali Imran ayat 191-192 :
Artinya:” (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia.
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Ayat ini bila dikaitkan dengan penciptaan manusia maka untuk bribadah dan
mengandung beberapa kriteria bagi orang-orang yang berakal sehat yaitu:
a. Mengingat Allah dalam berbagai keadan baik dalam melakukan tugas pribadi,
kepentingan kemasyarakatan, kepentingan berorganisasi atau lembaga tempat
mencari nafkah maupun tugas dalam mengemban Negara, baik dalam kadaan
susuah maupun senang.
b. Selalu memikirkan penciptaan alam semesta, untuk melakukan penggalian makna
terdalam yang berada dibalik symbol penciptaan ini.
c. Percaya dan yakin adanya Allah, serta mensuciksn dari segala sifat yang kurang.
d. Selalu berdoa memohon ampun kepada Allah, terlebih yang bersangkutan merasa
berbuat salah atau melanggar atauran.
Bertolak pada ayat tersebut maka tujuan manusia beribadah adalah untuk
memenuhi tujuan Allah menciotakan manusia. oleh karena itu bila manusia beribadah,
maka ia termasuk sebaik-baik manusia sedangkan balasannya adalah surga. Sebagai
mana firman Allah dalam surat Al-Bayyinah ayat 7-8
Artinya:” Dan (inilah) suatu permakluman dari pada Allah dan RasulNya kepada umat
manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas dari
orang-orangmusrikin. Kemudian jika kamu(kaum musrikin) bertobatl itu lebih baik
bagimu; dan jika kamu berpaling, Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak
dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir(bahwa mereka
akan mendapat)siksa yang pedih.”
Merujuk pada penciptaan manusia untuk beribadah kepada Allah, maka fungsi
manusia diciptakan adalah sebagai khalifah-Nya. Sebagai mana firman Allah QS. Al-
Baqarah ayat 30 dan QS.Al-An’am ayat 165.
Kedua ayat ini dengan tegas Allah menyatakan bahwa fungsi manusia
dimuka bumi sebagai khalifatullah, karena itu mereka bertugas menciptakan
kemakmuran di dunia dan membangun berbagai segi kehidupan. Mengingat tugas
ini sebagai amanah dari Allah maka setiap menjalankan tugas sebagai khalifah
merupakan pengabdian (ibadah) kepadanya.
1. Bebas dari hal-hal yang membuat rugi, sakit, dan memperburuk keadaan diri
(An-najaat),
2. Mendapatkan dan meraih keadaan dan kondisi yang layak, baik dan sentosa
(Al-falaah),
3. Tercapainya harapan serta cita-cita (Al-fauz),
4. Menang dan berhasil menaklukkan berbagai rintangan (Al-fauz wa an-najaat),
5. Menggapai 'keabadian' hidup (al-falaah), keberadaannya dikenang secara
positif sepanjang sejarah, mendapatkan kehidupan damai (kekal) di dunia dan
kehidupan akhirat.
3.1 Kesimpulan