Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MANUSIA DAN KEHIDUPAN

DOSEN PENGAMPU
Siti Khayisatuzahro Nur SE.I, ME.I

DISUSUN OLEH
Kelas B
Andhika Dasilva Rustandy Putra (2110641043)
Vicky Oktaviyan Syah (2110641036)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK
MESIN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulisdapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Manusia Dan Kehidupan"
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Al Islam I (Keimanan dan
Kemanusiaan). Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Khayisatuzahro Nur SE.I,
ME.I selaku Dosen Pengampu. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 5 Oktober 2021


Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perjalanan Hidup Manusia Dari Alam Ruh Hingga Hari Akhirat..........6
2.2 Ragam Orientasi Hidup Manusia.............................................................11
2.3 Tujuan Dan Fungsi Penciptaan Manusia..............................................17
2.4 Hidup Sukses Dalam Pandangan Al-Qur’an.......................................21
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Di dalam Al – Quran


manusia disebut al insan, annas, kadang kala disebut bani adam. Oleh karena
itu, manusia dan berbagai hal di dalam dirinya sering menjadi perbincangan di
berbagai kalangan. Hampir semua lembaga pendidikan tinggi mengkaji
manusia, karya dan dampak karyanya terhadap diri sendiri serta lingkungan
tempat tinggalnya.

Agama islam sebagai agama yang paling baik, tidak pernah


menggolongkan manusia kedalam kelompok binatang, selama manusia itu
mempergunakan akal pikirannya. Namun, jika manusia itu tidak
mempergunakan karunianya maka derajat manusia akan turun, bahkan jauh
lebih rendah dari seekor binatang.
Semakin modern dan canggihnya ilmu pengetahuan semakin majunya
peredaran zaman dan manusiapun menjadi beragam. Manusia memang harus
mengetahui apa yang akan di kerjakan sehingga bisa mendapatkan hal-hal
yang baik dan meggunakan akal sehatnya. Dalam hubungan manusia dan alam
semesta, jika ia bertanya kepad diri sendiri, “ Bagaimana saya ada? ia akan
menjawab saya ada entah bagaiman dalam penalaran demikian ia akan
menjalani kehidupan tanpa perna merenungkan masalah-maslah seperti itu, ia
memahami fakta bahwa ia di ciptakan. Dengan mengeal mpenciptanya, ia
berusaha memahanmi tujuan untuk apaia di ciptakan tuhan. Bagi sipa yang igin
memahami alam semsta terhadap kitab petunjuk yaitu adala Al Qu’ran. Mulai
dari tampak ( Syadah smapai yang tidak tampak Ghoib ).
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana perjalanan hidup manusia dari alam ruh hingga hari akhirat
?
b. Apa ragam orientasi hidup manusia ?
c. Apa saja tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia ?
d. Apa arti dari hidup sukses dalam pandangan Al-Qur’an ?

3. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui perjalanan manusia dari alam ruh hingga Akhirat.
b. Untuk mengetahui ragam orientasi hidup manusia.
c. Unutuk mengetahui tujuan dan fungsi penciptaan manusia.
d. Untuk mengetahui cara hidup sukses dalam pandangan Al – Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Perjalanan Hidup Manusia Dari Alam Ruh Hingga Akhir Akhirat

1. Asal – usul kejadian manusia


Ada 3 hal yang akan diuraikan pada bagian ini, yaitu unsur unsur pada penciptaan
manusia, penciptaan Adam As, dan penciptaan anak cucu Adam As.
a. Unsur – unsur penciptaan manusia
Keberadaan manusia yang mudah untuk dikenali adalah bentuk fisik atau
tubuhnya. Unsur terpenting yang membentuk susunan tubuhnya adalah air, sebagaimana
firman Allah pada S.Al-Anbiya’ayat 30.
Artinya : “dan apakah orang – orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara
keduanya, dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka
tiada juga beriman ?”.
Ayat ini menjelaskan bahwa semua benda yang hidup (termasuk manusia)
dijadikan dari air sebagai salah satu komponen yang terpenting, kenyataan ini dapat
dikaji secara ilmiyah pada pada semua kehidupan yang ada di muka bumi. Mengingat
semua makhluk hidup tersusun dari timbunan sel hidup, dan air merupakan satu
komponen yang paling penting dari bangunansel.
Air meliputi susunan selaput plasma, sitoplasma dan nukles dari organ sel.
Setelah air menyatu dengan sel, maka gerakan larutan dalam sel menunjukan adanya
kehidupan yang penuh misteri. Tanpa air, manusia (termasuk makhluk lainya) tidak
mungkin hidup.
Unsur kedua adalah tanah, bumi atau tanah mengandung beberapa zat, seperti zat
besi, emas, perak, kalsium, dan beberapa zat lainnya. Di samping itu beberapa zat kimia
yang membantu dalam pembentukan dan pewarnaan tanah, sehingga warna tanah dan
tempat satu dengan lainnya berbeda. Seperti daerah padang pasir tanahnya cenderung
kekunung- kuningan, sedangakan didaerah tropis tanahnya cenderung berwarna kecoklat
– coklatan.
Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-liku,
dan melalui tahapan demi tahapan. Berawal dari alam arwah, alam rahim, alam dunia,
alam barzakh, sampai pada alam akhirat yang berujung pada tempat persinggahan
terakhir bagi manusia, surga atau neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan
setiap fase dari perjalanan panjang manusia itu.
2. Alam Arwah
Manusia merupakan makhluk terakhir yang diciptakan Allah swt. setelah
sebelumnya Allah telah menciptakan makhluk lain seperti malaikat, jin, bumi, langit dan
seisinya. Allah menciptakan manusia dengan dipersiapkan untuk menjadi makhluk yang
paling sempurna. Karena, manusia diciptakan untuk menjadi khalifah (pemimpin) di
muka bumi dan memakmurkannya.
Persiapan pertama, Allah mengambil perjanjian dan kesaksian dari calon
manusia, yaitu ruh- ruh manusia yang berada di alam arwah. Allah mengambil sumpah
kepada mereka sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an: Dan (ingatlah), ketika
Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.”
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
“Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan).” (Al A’raf: 172).

3. Alam Rahim
Rihlah pertama yang akan dilalui manusia adalah kehidupan di alam rahim: 40
hari berupa nutfah, 40 hari berupa „alaqah (gumpalan darah), dan 40
hari berupa mudghah (gumpalan daging), kemudian ditiupkan ruh dan jadilah janin
yang sempurna. Setelah kurang lebih sembilan bulan, maka lahirlah manusia ke dunia.
Seluruh manusia di dunia apapun kondisi sosialnya diingatkan tentang awal kejadiannya
yang berasal dari benda yang hina, yaitu sperma lelaki dan sel telur wanita. Manusia
sebelumnya belum dikenal, belum memiliki kemuliaan dan kehormatan. Lalu apakah
manusia akan bangga, congkak, dan sombong dengan kondisi sosial yang dialami
sekarang jika mengetahui asal muasal mereka?

Setelah mencapai 6 bulan sampai 9 bulan atau lebih, dan persyaratan untuk hidup
normal sudah lengkap, seperti indra, akal, dan hati, maka lahirlah manusia ke dunia
dalam keadaan telanjang. Belum bisa apa-apa dan tidak memiliki apa-apa.
4. Alam Dunia
Di dunia perjalanan manusia melalui proses panjang. Dari mulai bayi yang hanya
minum air susu ibu lalu tubuh menjadi anak-anak, remaja dan baligh. Selanjutnya
menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan meninggal. Proses ini tidak berjalan sama
antara satu orang dengan yang lainnya. Kematian akan datang kapan saja menjemput
manusia dan tidak mengenal usia. Sebagian meninggal saat masih bayi, sebagian lagi
saat masa anak-anak, sebagian yang lain ketika sudah remaja dan dewasa, sebagian
lainnya ketika sudah tua bahkan pikun.
Di dunia inilah manusia bersama dengan jin mendapat taklif (tugas) dari Allah,
yaitu ibadah. Dan dalam menjalani taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh empat
dimensi; dimensi tempat, yaitu bumi sebagai tempat beribadah; dimensi waktu, yaitu
umur sebagai sebuah kesempatan atau target waktu beribadah; dimensi potensi diri
sebagai modal dalam beribadah; dan dimensi pedoman hidup, yaitu ajaran Islam yang
menjadi landasan amal. Allah Ta’ala telah melengkapi manusia dengan perangkat
pedoman hidup agar dalam menjalani hidupnya di muka bumi tidak tersesat. Allah telah
mengutus rasulNya, menurunkan wahyu Al-Qur’an dan hadits sebagai penjelas, agar
manusia dapat mengaplikasikan pedoman itu secara jelas tanpa keraguan.
Sayangnya, banyak yang menolak dan ingkar terhadap pedoman hidup tersebut.
Banyak manusia lebih memperturutkan hawa nafsunya ketimbang menjadikan Al-
Qur’an sebagai petunjuk hidup, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan.

5. Alam Barzakh
Fase berikutnya manusia akan memasuki alam kubur atau alam barzakh. Di sana
mereka tinggal sendiri. Yang akan menemaninya adalah amal mereka sendiri. Kubur
adalah taman dari taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka. Manusia
sudah akan mengetahui nasibnya ketika mereka berada di alam barzakh. Apakah
termasuk ahli surga atau ahli neraka. Jika seseorang menjadi penghuni surga, maka
dibukakan baginya pintu surga setiap pagi dan sore. Hawa surga akan mereka rasakan.

Sebaliknya jika menjadi penghuni neraka, pintu neraka pun akan dibukakan
untuknya setiap pagi dan sore dan dia akan merasakan hawa panasnya neraka.
2.1.6 Alam Akhirat (Hari Akhir)
Dan rihlah berikutnya adalah kehidupan di hari akhir dengan segala
rinciannya. Kehidupan hari akhir didahului dengan terjadinya Kiamat, berupa
kerusakan total seluruh alam semesta. Peristiwa setelah kiamat adalah mahsyar,
yaitu seluruh manusia dari mulai nabi Adam as. sampai manusia terakhir
dikumpulkan dalam satu tempat. Di sana manusia dikumpulkan dalam keadaan tidak
beralas kaki, telanjang, dan belum dikhitan. Saat itu matahari sangat dekat jaraknya
sekitar satu mil, sehingga mengalirlah keringat dari tubuh manusia sesuai dengan
amalnya. Ada yang sampai pergelangan kaki, ada yang sampai lutut, ada yang
sampai pusar, ada yang sampai dada, bahkan banyak yang tenggelam dengan
keringatnya.
Dalam kondisi yang berat ini manusia berbondong-bondong mendatangi
para nabi untuk meminta pertolongan dari kesulitan yang maha berat itu. Tetapi
semuanya tidak ada yang dapat menolong. Dan terakhir, hanya Rasulullah saw.
yang dapat menolong mereka dari kesulitan mahsyar. Rasulullah saw. sujud di
haribaan Allahswt. di bawah Arasy dengan memuji-muji-Nya. Kemudian Allah
swt. berfirman: “Tegakkan kepalamu, mintalah niscaya dikabulkan. Mintalah
syafaat, pasti diberikan.” Kemudian Rasululullah saw. mengangkat kepalanya
dan berkata: “Ya Rabb, umatku.” Dan dikabulkanlah pertolongan tersebut dan
selesailah mahsyar untukkemudian melalui proses berikutnya.
2.2 Ragam Orientasi Hidup Manusia

Manusia sebagai khalifatullah menempati posisi ganda (double position) diruang


publik (public sphere) yang sangat luas, mengelokkan dan menggiurkan siapapun yang
memandangnya secara makro. Disatu sisi merupakan agen pencerahan, namun pada saat
bersamaan manusia justru menjadi agen kerusakan(Al- fasid). Gambaran ini
menunjukkan konsekuensi manusia sebagai salah satu makhluk Allah yang dikaruniai
beberapa potensi, secara tidak langsung menghantarkan kesadarn manusia akan
keAgungan Allah dan keterbatasan hambanya sebagai makhluk- Nya.

Untuk itu diperlukan penyikapan yang tegas dalam menempuh perjalanan hidup ini,
agar kehidupan dapat mendapat manfaat bagi dirinya dan orang lain, sehingga dapat
memperoleh kebahagiaan dan leselamatan hidup di dunia maupun akhirat.
Demikian, ada 2 hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang untuk menyikapi
orientasi hidup, yaitu:
1. Orientasi hidup yang salah
Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an QS. Al-Baqarah ayat 200 menyebutkan
bahwa ada diantara manusia yang orientasi hidupnya didunia hanya mengejar kenikmatan
duniawi, sehingga ia lupa bahkan tidak pernah memikirkan nasib hidupnya di akhirat
kelak. Hal ini sesuia dengan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 200 sebagai
berikut:
˚ ˚ i˚ ´ ˚ ¸ ¹: ' ´ ¸ ´' p˚ ´' ˚ ˚ ´a ' 'p3˚ ˚ ˚:¹´ ¹´:
'´:¹¸ ´3˝˚: ›´¹ ˜ ˚˚´~
´²'˚ ˚ 3¸ ˚ :¸
ę´˚ ¸ 3´ ¸ ²˚' ¹ ˚‫´ﻪ‬p ¹i´ :˚ ' ¸ ¹´:¸ t p˚ ˚ i
'² ˜¹´: 3

Artinya : “Maka diantara manusia ada orang yang berdoa “Ya Tuhan kami, berilah kami
(kebaikan) didunia” dan tiadalah baginya bahagia (yang menyenangkan) diakhirat.”

a. Obsesinya hanya mengejar kenikmatan dunia, baik berupa wanita, anak, harta
benda (seperti : emas, perak, kendaraan, binatang ternak, sawah, ladang dll),
karena kenikmatan dunia itu merupakan daya tarik bagi mereka. Oleh karena itu,
mereka tidak memperdulikan waktu lagi, dimna siang dan malam hanya
digunakan untuk mengejar dan memperbanyak kesenangan hidup. Hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat 14 sebagai berikut :

¸ ˚ 'p œ´ : ' ´ ¸ 3´ :˚ ´ ˚ ˚ ' ¹´:´ ˚ ´ i˚ :¸´ ›¸ ’:¸ ' p² ´ ' ¸ ¹: ´ ¸ ¹´ :˚´˚ ¸


˚'p
´p ˚ i 3¸i˚ 'p ˚ 'p ¹˜~´ ÷ i’¸
'p ~ ˚ 't ˚
¹i´ :˚ ' ¸ pi² ˚ ¹ ¸ : 3˚ ¹² ´ ˚ α˚´ ˚a 'p´
's ´ ˚ :˚
'p '
~

Artinya :”dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang
diingini, yaitu : wanita – wanita, anak- anak harta yang banyak dari jenis emas, perak,
kuda pilihan, binatang – binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup
didunia, dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga)”
b. Bertambahnya ambisi untuk memperbanyak kesenangan hidup duniawi
manakala melihat orang lain memiliki kekayaan diatas dirinya. Hal ini dapat
dipahami dari perilaku teman – teman karun disaat melihat kemegahan karun.
Sebagai mana firman Allah dalam QS. Al- Qashash ayat 76.

˚'p˚ ‫ ﻪ‬¹´ ¸' p˚ ˚:˚ ˚ ˚² :‫ﻪ‬i˚ ´ '² ²


¸ ¸ ´ ´ ¸ ˚ ´¹ ´ p˚ ¸' ‫ ˚˚ﻪ‬p˚ ´ ¹ ˚´‫˚ ´ﻪ‬:¸' ¸ p ˚ ˚ ' ¸ ˚ ˚ ¹¸
˚ p´ª
˜˚ ˜¹ ' ´ ~²p˚ 3˚¹ t p˚' ¸ ´
˚ ¸ i˚ ´

p˚ ´ i˚ ¸ 3¸ ´ ˚ ' ¸ ˚i ´a ' ¸' 3´ ˚ ´

Artinya: maka keluarlah karun pada kaumnya dalam kemegahannya.berkatalah orang –


orang yang menghendaki kehidupan dunia :“moga-moga kiranya kita mempempunyai
seperti apa yang telah diberikan kepada karun, sesungguhnya ia benar – benar
mempunyai keberuntungan yang besar”

Ayat ini menjelaskan dan mengingatkan pada seluruh manusia tentang karun
ketika keluar dari istananya dengan diiring-iringin pasukan keamanan yang lengkap,
terdiri dari pengawal, hamba sahaya, orang-orang sebagai kaki kanannya, para
kerabatnya, istri dan dayang-dayangnya, anak keturunannya. Hal ini dilalkukan dengan
tujuan untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya. Dalam kondisi
demikian, sebagian diantara manusia ada yang berdoa dan berkeinginan agar kehidupan
didunianya seperti yang diberikan oleh karun.

2. Orientasi hidup yang benar


Allah tidak menghendaki kehidupan didunia yang dilakukan oleh manusia sangat
memberatkan, bahwa sebaliknya yang dikehendaki Allah adalah kehidupan yang mudah.
Untuk itu Allah memberi petunjuk kepada mereka pada jalan yang harus dilaluinya,
sebagaimana firman Allah dalam QS.AL Baqarah ayat 256

¸a ¹ ˚²¸ p˚ ¹ ¹¸ 3˚˚ ˚ ´ “¸´ ˚ '´ ˚ 3 ' ´ i ´ ˚ ´ ¸ i˚ ’¸ ' ´¹ ¸ :˚ ' ² ˚ p˚ ˚ ' ¸ p´3˚˚ ˚´ ' ¸ ´
p˚ ˚ ¸ ´α'3´ ˚ ˜ ˚ ¹¸ ~ ~
i˚ p
÷
i˚ ¸ ˚ i˚ ˚a 'p´ ¹´ ´
¸~

Artinya : Tidak ada paksaan untuk (memasuki ) agama (islam) : sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat.. karena itu barang siapa yang ingkar kepada
thaghut [syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah] dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.

Ayat ini dengan jelas bahwa Allah telah menunjukkan jalan kehidupan yang harus
dilalui oleh setiap manusia, yaitu jalan menuju kebenaran (akan diuraikan) dan jalan
menuju kesesatan. Diantara kedua jalan ini, Allah mempertegaskan perbedaannya,
begitu juga dengan konsekuensi bagi setiap manusia yang menempuh jalan ini.
Siapa orangnya yang mengikuti jalan yang benar, maka ia termasuk golongan
orang-orang yang cerdas. Salah satu indikatornya adalah mampu memanfaatkan potensi-
potensi pemberian Allah kepada dirinya, mana yang harus digunakan dan mana yang
tidak harus digunakan, sehingga membawa manfaat bagi dirinya dan orang-orang di
sekelilingnya. Disamping itu, dia selalu menghitung dan mempertimbangkan secara
cermat dan berhati-hati untung dan ruginya terhadap aktivitas yang dilakukannya,
karena dia memahami resiko yang dilakukannya akan berdampak pada kehidupan di
dunia, dialam kubur dan dialam akhirat. Dia pun menyadari sepenuhnya bahwa apa
yang dilakukan tidak akan terlewati oleh pantauan Allah yang tercatat secara rapi oleh
malaikat Raqib dan ’Atib yang bertugas mencatat amal perbuatan dan diakhirat nanti
harus dipertanggung jawabkan.

Adapun jaminan Allah yag diberikan kepada orang-orang yang mengikuti jalan yang
benar adalah:

a. Dimudahkan ketika mendapat kesulitan, dicukupkan kebutuhan hidupnya dan


diberi rizki yang tak terduga, sesuai firman Allah QS. Ath Thalaq 2-3

9
Artinya : (2) barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan
baginya jalan keluar.
(3) dan memberikan rizki dari arah yang tiada disangka- sangkanyadan barang siapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya akan mencukupkan (keperluan) nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)- Nya, sesungguhnya
Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap – tiap sesuatu.

b. Dihapus kesalahannya dan dilipat gandakan pahalanya, sebagaimana firman


Allah dalam QS. Ath – Thalaq ayat 5.

Artinya : itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan barangsiapa
bertaqwa kepada Allah, niscaya dia akan menghapus kesalahan- kesalahannya dan akan
melipat gandakan pahala baginya.
3. Tujuan Dan Fungsi Penciptaan Manusia

1. Tujuan Penciptaan Manusia


Segala sesuatu ciptaan Allah yang ada dimuka bumi tidak ada yang sia-sia,
bahkan seekor lalat sekalipun, meskipun banyak mudaratnya menurut pandangan
manusia. Pernyataan ini akan berlanjut pada keberadaan manusia dimuka bumi
sebagai khalifah, dengan misi memimpin, mengelola, memakmurkan dan
memelihara keselamatan alam semesta. Untuk itu Allah menurunkan agama yang
terakhir (islam) untuk dijadikan pegangan hidupnya dalam rangka menjalankan
tugas kehalifahan sesuai dengan maksud dan tujuan Allah menciptakan manusia.

Secara normatif tujuan penciptaan manusia sesuai dengan firman Allah


dalam QS.Adz-Dzaariyaat ayat 56

Artinya:” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”.

Pengertian menyembah dalam ayat ini bukan terbatas pada ritual keagamaan
(ibadah) seperti shalat, puasa, zakat dan haji akan tetapi lebih luas lagi. Sesuai dengan
Al-Quran surat Ali Imran ayat 191-192 :
Artinya:” (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia.
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Ayat ini bila dikaitkan dengan penciptaan manusia maka untuk bribadah dan
mengandung beberapa kriteria bagi orang-orang yang berakal sehat yaitu:
a. Mengingat Allah dalam berbagai keadan baik dalam melakukan tugas pribadi,
kepentingan kemasyarakatan, kepentingan berorganisasi atau lembaga tempat
mencari nafkah maupun tugas dalam mengemban Negara, baik dalam kadaan
susuah maupun senang.
b. Selalu memikirkan penciptaan alam semesta, untuk melakukan penggalian makna
terdalam yang berada dibalik symbol penciptaan ini.
c. Percaya dan yakin adanya Allah, serta mensuciksn dari segala sifat yang kurang.
d. Selalu berdoa memohon ampun kepada Allah, terlebih yang bersangkutan merasa
berbuat salah atau melanggar atauran.

Bertolak pada ayat tersebut maka tujuan manusia beribadah adalah untuk
memenuhi tujuan Allah menciotakan manusia. oleh karena itu bila manusia beribadah,
maka ia termasuk sebaik-baik manusia sedangkan balasannya adalah surga. Sebagai
mana firman Allah dalam surat Al-Bayyinah ayat 7-8

Artinya:” Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal


saleh,mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balsan mereka di sisi Tuhan mereka ialah
Syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalanya selama-
lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekaridha kepadanya, yang demikian itu
adalah(balasan) bagi orang-orang yang takut kepada Tuhannya.”
Adapun manusia yang ingkar adalah sejelek-jelek manusia balasannya adalah
neraka. Seuai dengan firman Allah dalam QS. At Taubah ayat 3.

Artinya:” Dan (inilah) suatu permakluman dari pada Allah dan RasulNya kepada umat
manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas dari
orang-orangmusrikin. Kemudian jika kamu(kaum musrikin) bertobatl itu lebih baik
bagimu; dan jika kamu berpaling, Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak
dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir(bahwa mereka
akan mendapat)siksa yang pedih.”

2.3.2 Fungsi Penciptaan Manusia

Merujuk pada penciptaan manusia untuk beribadah kepada Allah, maka fungsi
manusia diciptakan adalah sebagai khalifah-Nya. Sebagai mana firman Allah QS. Al-
Baqarah ayat 30 dan QS.Al-An’am ayat 165.

Artinya :”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:” Sesungguhnya


aku hendak menjadikan seseorang khalifah dimuka bumi.” Mereka berkata:” Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan Mensucikan Engakau?” Tuhan berfirman:” Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui.” (Al Baqarah ayat 30) .
Artinya: “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa- penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagiab(yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu
Amat ceoat siksaanNya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS.Al An’am ayat 165)

Kedua ayat ini dengan tegas Allah menyatakan bahwa fungsi manusia
dimuka bumi sebagai khalifatullah, karena itu mereka bertugas menciptakan
kemakmuran di dunia dan membangun berbagai segi kehidupan. Mengingat tugas
ini sebagai amanah dari Allah maka setiap menjalankan tugas sebagai khalifah
merupakan pengabdian (ibadah) kepadanya.

Adapun tugas yang dibebankan manusia banyak sekali diantaranya ialah :


a. Tugas kehalifahan terhadap dirisendii, seperti menuntut ilmu pengetahuan
yang berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain atau masyarakat secara
umum dan menghiasi diri dengan akhlak mulia yang harus disadari dan
dilakukan setiap orang
b. Tugas kehalifahan dalam keluarga atau rumah tangga, hal ini erat kaitannya
dengan penyaluran nafsu seksual dalam diri setiap orang yang bermoral.
Namun dalam menyalurkan seksualnya hanya pada suamo atau istri yang
dinikahi dan sebaliknya jika bukan pada pasangan yang dinikahinya maka
disebut zinah.
c. Tugas kehalifahan didalam masyarakat. Setiap manusia hidup di dunia tidak
lepas dari manusia lainnya karena saling membuthkan sehingga perlu
mengadakan hubungan positif dan bermanfaat bagi semuanya.
5. Hidup Sukses Dalam Pandangan Al-Qur’an

Siapakah orang yang takingin meraih kesuksesan? Tentunya, setiap orang


mengidam-idamkan kesuksesan. Pada umumnya, masyarakat memahami arti
kesuksesan identik dengan pencapaian cita-cita, harapan, serta keinginan. Simpelnya
-Kata sukses berarti pencapaian keberhasilan atau keberuntungan atas wujud nyata
dari apa-apa yang dicita-citakan.
Lantas bagaimana makna, “Sukses Menurut Alquran?” Dalam Alquran kata
sukses terbagi menjadi 3 (tiga); al-falaah, an-najaat, dan al-fauz. Menurut tata
bahasa, al- falaah berarti kemenangan, kelestarian, kekekalan, keberuntungan, dan
kebertahanan hidup. An-najaat berarti keselamatan atau keterhindarandari bencana
serta kegagalan, danterhalaunya hambatan. Adapun al-fauz berarti keberhasilan atau
keberuntungan yangbaik.
Dari ketiga kata yang bermakna sukses tersebut di atas, yang mendominasi
disebut dalam Alquran adalah Al-falaah. Ini membuktikan pengertian secara bahasa
dari kata Al-falaah sudah mencakup makna an-najaat dan al-fauz. Lebih dari 15 kali,
kata Al- falaah disebutkan dalam Alquran, baik variasi ataupun derivasinya.
Beragam ayat dalam Alquran yang berkaitan dengan al-falaah, hampir rata-
rata berisikan implementasi dan merefleksikan 5 hal tersebut di bawah ini.

1. Bebas dari hal-hal yang membuat rugi, sakit, dan memperburuk keadaan diri
(An-najaat),
2. Mendapatkan dan meraih keadaan dan kondisi yang layak, baik dan sentosa
(Al-falaah),
3. Tercapainya harapan serta cita-cita (Al-fauz),
4. Menang dan berhasil menaklukkan berbagai rintangan (Al-fauz wa an-najaat),
5. Menggapai 'keabadian' hidup (al-falaah), keberadaannya dikenang secara
positif sepanjang sejarah, mendapatkan kehidupan damai (kekal) di dunia dan
kehidupan akhirat.

Jadi dapat disimpulkan, di dalam tafsir Alquran, kata Al-falaah dimaknai


dengan keberhasilan, kemenangan dan kondisi kehidupan seorang hamba yang baik
dan layak, baik dunia maupun akhirat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-


liku,dan melalui tahapan demi tahapan. Berawal dari alam arwah, alam rahim, alam
dunia, alam barzakh, sampai pada alam akhirat yang berujung pada tempat
persinggahan terakhir bagi manusia, surga atau neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah
menceritakan setiap fase dari perjalanan panjang manusia itu.
Ada 2 ragam orientasi hidup manusia, yaitu orientasi hidup yang salah dan
hidup yang benar.
Dalam Al-Qur’an kata sukses terbagi menjadi 3 (tiga); al-falaah, an-najaat,
dan al-fauz. Menurut tata bahasa, al-falaah berarti kemenangan, kelestarian,
kekekalan, keberuntungan dan kebertahanan hidup. An-najaat berarti keselamatan
atauketerhindaran dari bencana serta kegagalan, dan terhalaunya hambatan. Adapun
al-fauz berarti keberhasilan atau keberuntungan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Abuddin Nata, AL-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah, Jakarta : PT.


RajaGrafindo Persada, 1998
2. Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan
TinggiUmum, Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam,
2001
3. http://budirich.wordpress.com/2009/01/02/apa-tujuan-dan-tugas-
hidup-manusia-di- bumi-ini-menurut-allah/
4. http://abibakarblog.com/agama/tujuan-hidup-manusia/
5. Anis Matta (2006). Dari Gerakan ke Negara. Jakarta: Fitrah Rabbani.
6. Muhammad bin Said al Qahthani (2005). Al Wala’ wal Bara’. Solo:
EraIntermedia.
7. Sayyid Quthb (2010). Ma’alim Fi Ath Thariq. Yogyakarta: Uswah.
8. https://almanhaj.or.id/2101-makna-syahadatain-rukun-syarat-
konsekuensi-dan-yang- membatalkannya.html
9. https://muslimnurdin.wordpress.com/2010/10/21/konseku
ensi-syahadat-bagi- seorang-muslim/
10. Abdullah bin Abdul Hamid Al-Atsari,. 2007. Intisari Aqidah Ahlus
Sunahwal Jama’ah. Pustaka Imam Syafi’i
11. H.A Djazuli &Yadi janwari, 2002. Lembaga-lembaga Perekonomian
Umat.Jakarta: RajaGrafindo Persada.
12. Muhammad, 2007. Aspek Hukum dalam Muamalat.Yogyakarta: Graha
ilmu.
13. Kaelany HD, 2009. Islam Agama Universa. Jakarta: Midada Rahma Press.
14. Rahmat, Jalaludin, 2007. Dahulukan Akhlak diatas Fiqih.Bandung: PT.
Mizan Utama.
15. Salih bin fauzan bin Abdullah Al Fauzan,2000. Kitab Tauhid I .
Jakarta :Yayasan Al- Sofwa
16. http://www.alquran-syaamil.com/2013/07/sukses-
menurut-alquran/html#sthash.Mxs0yWf7.dpuf

Anda mungkin juga menyukai