Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MATA KULIAH AGAMA

PERJALANAN HIDUP MANUSIA


Ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok MK Agama

Disusun oleh:
Kelompok 1
Zahira Nazillah - 1020021001
Eneng Siti Anisah - 102021002
Raifal Esa Ramadhan - 102021005
Gina Wulan Febriani - 102021006
Fitria Putri - 102021047

PROGRAM STUDI VOKASI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
TAHUN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan laporan praktikum ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Agama tentang Perjalanan hidup
manusia.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen yang
telah memberikan ilmu dan di tuangkan dalam menulis makalah ini. Dan terima kasih juga untuk
rekan – rekan yang membantuk dalam mencari materi dan menyusun makalah ini. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, 08 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................. 1


Kata Pengantar ............................................................................................................................. 2
Daftar Isi ...................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................................ 4
B. Tujuan Penulis ....................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Perjalanan Hidup Manusia ................................................................................. 6
1.2 Unsur Unsur Terciptanya Manusia ...................................................................................... 7
A. Alam Ruh .............................................................................................................................. 8
B. Alam Rahim .......................................................................................................................... 9
C. Alam Dunia .......................................................................................................................... 10
D. Alam Barzakh ....................................................................................................................... 11
E. Alam Akhirat ........................................................................................................................ 12
BAB III PENUTUPAN
Kesimpulan ................................................................................................................................ 13
Saran .......................................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin modern dan semakin maju peradaban manusia dan zaman. Kita sebagai manusia harus
mengetahui perjalanan yang kita lalui dari masa kita di alam ruh hingga kembali lagi kepda sang
pencipta yaitu ke alam akhirat. Sebagai manusia harus cerdas dalam hal yang akan dia kerjakan atau
apa yang akan dilalu oleh langkahnya semasa masih hidup, sehingga bisa mendapatkan hal – hal yang
baik dan menggunakan akal sehatnya. Jika ia bertanya kepada diri sendiri, “Bagaimana saya ada ? ia
akan menjawab saya ada entah bagaimana dalam penalaran demikian ia akan menjalani kehidupan
tanpa pernah merenungkan masalah – masalah seperti itu. Dengan mengenal penciptanya ia bisa
memahami tujuan apa ia diciptakan tuhan. Barang siapa yang ingin memahami alam semesta berserta
isinya Al-Qur’an lah pentujuk semua itu. Mulai dari yang tampak ( Syadah ) sampai yang tidak
tampak ( Ghoib )

B. Rumusan Masalah
1. Perjalanan Hidup Manusia dari alam ruh hingga hari akhirat
2. Penjelasan Terlahirnya Umat Manusia
3. Tujuan Terciptanya Manusia

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perjalanan manusia dari alam ruh hingga akhirat.
2. Untuk memahami fase – fase dalam perjalanan hidup manusia.
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi penciptaan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Perjalanan Hidup Manusia


Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, penuh liku-liku, dan melalui tahapan.
Berawal dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzakh, sampai pada alam akhirat yang
berujung di surga atau neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan setiap fase dari perjalanan
panjang manusia itu. Al-Qur’an diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad SAW. berfungsi
untuk memberikan pedoman bagi umat manusia tentang perjalanan (rihlah) tersebut.
Manusia yang diciptakan Allah swt. dari tidak ada menjadi ada akan terus mengalami proses
panjang sesuai rencana yang telah ditetapkan Allah Swt. ada dua teori yang menyesatkan orang
banyak. Al-Qur’an dengan tegas membantah teori itu. Pertama, teori yang mengatakan manusia ada
dengan sendirinya. Dibantah Al-Qur’an dengan hujjah yang kuat, bahwa manusia ada karena
diciptakan oleh Allah Swt. Kedua, teori yang mengatakan manusia ada dari proses evolusi panjang,
yang bermula dari sebangsa kera kemudian berubah menjadi manusia. Teori ini pun dibantah dengan
sangat pasti bahwa manusia pertama adalah Adam As. Kemudian selanjutnya anak cucu Adam as.
diciptakan Allah Swt. dari jenis manusia itu sendiri yang berasal dari percampuran antara sperma
lelaki dengan sel telur wanita, maka lahirlah manusia.

1.2 Unsur – unsur penciptaan manusia


Unsur – unsur penciptaan manusia Keberadaan manusia yang mudah untuk dikenali adalah
bentuk fisik atau tubuhnya. Unsur terpenting yang membentuk susunan tubuhnya adalah air,
sebagaimana firman Allah pada Surat Al-Anbiya’ayat 30.

َ‫ض َكانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْق ٰن ُه َم ۗا َو َج َع ْلنَا ِمنَ ا ْل َم ۤا ِء ُك َّل ش َْي ٍء َح ۗ ٍّي اَفَاَل يُؤْ ِمنُ ْون‬ ِ ‫َولَ ْم يَ َر الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْٓوا اَنَّ السَّمٰ ٰو‬
َ ‫ت َوااْل َ ْر‬

Artinya : “dan apakah orang – orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
keduanya dahulu menyatu, kemudian kami pisahkan antara keduanya, dan dari air kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tiadak beriman ?”.
Ayat ini menjelaskan bahwa semua benda yang hidup (termasuk manusia ) dijadikan dari air
sebagai salah satu komponen yang terpenting, kenyataan ini dapat dikaji secara ilmiyah pada semua
kehidupan yang ada di muka bumi. Adapun beberapa fase perjalanan hidup manusia dari alam ruh
sampai ke alam akhirat seperti berikut ini :

A. Alam Ruh
Manusia yang terdiri dari jasad dan roh, sedangkan roh mencakup akal, maksudnya bahwa dalam
diri manusia ada tiga komponen yaitu: jasad, akal, dan hati dan semua komponen ini mempunyai arti
yang sama, yaitu semua tertuju kepada sepritual manusia. Kesempurnaan manusia terjadi melalui
komposisi ini. Sedangkan ruh yang terletak di badan merupakan komponen yang paling istimewa
dalam diri manusia, kerena ia berupa hembusan yang bersifat ghaib dari Sang Maha Pencipta,
sehingga bentuk dan hakikatnya hanya Allah SWT sajalah yang mengetahuinya, Allah berfirman,
“Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh. Katakanlah: ‘Roh itu Termasuk urusan
Rabb-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. Al-Isrâ’: 85)
Akal yang telah dikaruniakan Allah kepada manusia, dan ruh yang dihembuskan kepada manusia
sebagai khalifah di muka bumi. Allah berfirman; “Dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-
Ku” (QS. Al-Hijr: 29). Dengan akal dan ruh ini manusia dapat mengetahui mana yang baik dan indah
dalam peradaban manusia dan kehidupan kemanusiaan. Ketidak mampuan akal dalam meliputi segala
sesuatu menghalangi manusia untuk sampai kepada kesempurnaan mengindrai seluruh totalitas hidup
manusia. Hawa nafsu, syahwat dan kelemahan manusia adalah penyakit yang manusia sedikitpun
tidak akan selamat dari penyakit itu kecuali melalui penyinaran wahyu.
Allah menjadikan jasad, jiwa dan ruh pada manusia sebagai perangkat dalam memahami agama,
maka dijadikanlah Islam sebagai mashlahah terhadap badan, dan Iman sebagai mashlahah terhadap
akal, serta Ihsan sebagai mashlahah terhadap ruh. Manusia akan merasakan kedamaian dan
ketenangan ketika ia mampu menjalankan keseimbangan antara kekuatan yang ada dalam dirinya,
atau antara tuntutan jasad, jiwa, dan ruhnya.

B. Alam Rahim
Setelah Allah mengambil perjanjian pada ruh manusia ketika berada di alam ruh, kemudian dari
setiap ruh tersebut diturunkan ke dunia melalui alam rahim, dan Allah tiupkan ruh-Nya pada janin
sebagaimana firman-Nya berikut ini:

"Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh
(ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepada-Nya dengan bersujud." (Q.S. al-Hijr [15:29).
Adapun yang dimaksud dengan sujud pada ayat di atas bukan menyembah, atau sujud seperti
halnya dalam shalat, tetapi sebagai penghormatan kepada Allah swt. Ayat di atas persis diulang
kembali pada surah Shaad [38]: ayat 72.
Tidak ada seorang pun manusia yang lahir ke dunia ini kecuali ia telah ditetapkan oleh Allah swt
untuk melewati masa di alam rahim. Proses terjadinya manusia kelihatannya begitu sederhana, tetapi
jika kembali kita pikirkan, maka kita akan menemukan tanda-tanda kekuasaan Allah swt dalam
proses kejadian setiap manusia. Cobalah lihat dan fikirkan dibalik gambar di atas sekali lagi.

"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka." (Q.S. Ali 'Imran [3]: 191)

 Tingkat-Tingkap Proses Kejadian dalam Rahim


Mengenai proses kejadian manusia dalam rahim ibu ternyata bertingkat-tingkat. Maksudnya ada
tahapan-tahapannya. Hal ini dapat kita amati perut seorang ibu hamil yang pada mulanya normal,
kemudian membesar sedikit demi sedikit sampai pada batas maksimal tatkala janin berumur kurang
lebih sembilan bulan. Gambar berikut menggambarkan proses perkembangan janin dalam rahim
ibunya. Kejadian ini menunjukkan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah yang nyata. Orang-orang
yang tidak percaya atas kebesaran Allah ini, mereka ditegur melalui ayat berikut :

"Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal, Dia sesungguhnya telah menciptakan
kamu dalam beberapa tingkatan kejadian." (Q.S. Nuh [17]: 12-13)

Sedangkan fase perkembangan bayi setiap bulannya digambarkan sebagai berikut:

Mengenai tingkat-tingkat kejadian ini Allah menjelaskan secara rinci pada ayat al-Quran
berikut ini:
"Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik." (Q.S. al-Mukminun [23]: 14).

Dari ayat di atas dapat diurutkan tingkat-tingkat proses kejadian manusia dalam
rahim ibu sebelum menjelma sebagai manusia, yaitu sebagai berikut:
 Segumpal darah ('alaqah )
 Segumpal daging (mudhgah)
 Tulang-benulang ('idham)
 Penutupan tulang dengan daging (kasauna al-'idhama lahman)
Setelah empat proses di atas, maka –dengan kuasa Allah - terbentuklah dalam janin itu bentuk
manusia yang indah, yang dalam bahasa al-Quran disebut "ahsanu al-khaliqin" .

"....Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan,
yang (berbuat) demikian itu adalah Allah. Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan
selain Dia; Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?". (Q.S. az- Zumar [39]: 6).
Di samping ayat di atas, diungkapkan pula dalam hadits Rasulullah sebagai berikut:
"Sesungguhnya penciptaan salah seorang kalian dikumpulkan di dalam perut ibunya selama
empat puluh hari. Kemudian, ia menjadi segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging," (H.R.
Muslim).
Ayat-ayat al-Quran dan hadits Rasulullah di atas menunjukkan kepada kita bahwa rahim
adalah tempat yang kokoh untuk menyimpan embrio manusia dan membentuknya menjadi bayi
yang sempurna. Ilmu pengetahuan modern mengatakan, hingga saat ini, tidak ada tempat seperti
dalam rahim yang dapat dibuat oleh manusia, karena rahim tempat embrio manusia adalah satu
disain yang sangat sempurna dan sangat rumit. Dan ilmu pengetahuan modern sudah menemukan
bahwa setiap manusia yang akan lahir ke dunia, ia telah melewati tiga fase atau tahapan di dalam
rahim, yang membenarkan pernyataan sebagaimana ayat di atas.
Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam
selaput yang menutup anak seperti dapat kita amati gambar berikut:
tahap perkembangan proses kejadian manusia dalam rahim dapat diuraikan lebih
rinci lagi, khususnya menjelang awal kehidupan dalam rahim, yaitu sebagai
berikut:
1) Segumpal Darah ('Alaqah)
Ketika "benih" manusia tertanam di dinding rahim pada minggu
kedua. Itulah sebabnya dalam terminologi al-Quran disebut 'alaqah
artinya menempel atau menggantung. Lapisan janin bagian dalam
terbagi menjadi dua lapisan (bilaminar). Pada saat yang sama, lapisan
janin bagian luar menempel pada dinding rahim dengan perantara
tangkai penghubung (connecting stolk). Tujuannya agar dapat
memperoleh makanan dari darah ibunya. Gambar berikut menunjukkan
segumpal darah yang menempel dalam rahim ibu. Pada minggu ketiga,
lapisan ketiga berada di antara dua lapisan. Dengan begitu, tiga lapisan
telah lengkap. Dengan izin Allah semua anggota tubuh (trilaminar)
akan tumbuh. Wilayah kepala bebeda dengan wilayah di bagian
belakang. Janin dalam bentuk lintah berenang dalam cairan yang banyak. la menerima makanan di
sana dengan posisi menempel pada dinding rahim.
Dalam keadaan seperti ini, janin menyerupai anak lintah berukuran kecil yang menempel pada
unta dalam keadaan sebagai berikut :
1) berbentuk lintah
2) berenang di tengah cairan
3) hubungan anak lintah dengan makhluk yang lain
4) pemberian makanan anak lintah melalui darah makhluk yang lain
Firman Allah SWT

1) Segumpal Daging (Mudhgoh)


Mulai hari ke-24 pada minggu ke-4 hingga minggu ke-6, salah satu bagian tulang belakang
janin akan tampak tonjolan-tonjolan. Bentuk luar janin akan melengkung, karena ada proses
pertumbuhan dalam tubuh janin (somites). Hal ini berlangsung sesuai postur si ibu. Begitu juga
dengan tumbuhnya anggota tubuh janin.

"Kemudian segumpal darah itu jadi segumpal daging " (Q.S. al-Mukminun [23]: 14).
"kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami
jelaskan kepada kamu, ". (Q.S. al-Hajj [22]:5)

1) Tulang-Benulang
Janin pada fase segumpal daging itu selesai pada akhir minggu keenam. Penciptaan tulang
pada janin dimulai pada minggu ketujuh. Selama dua minggu sebelumnya (minggu kelima dan
keenam), pembentukan tulang rawan mendominasi.
Penciptaan tulang pada janin dimulai dari unsur tulang yang ada
dalam model selaput atau model tulang rawan yang secara bertahap
berubah menjadi tulang benulang. Pada saat yang sama, proses
pembentukan tulang dimulai dari unsur yang terbatas. Kemudian ia
naik di dalam lingkaran- lingkaran yang memutar sehingga fungsi
masing-masing menjadi sempurna.

Al-Quran telah menjelaskan bukti ilmiah ini dengan redaksi yang begitu mendalam. Al-Quran
menggunakan istilah ّ‫ شض‬nasyaza yang berarti menyebar. Kata ini (baca: nasyaza) digunakan
Allah dalam dua ayat al-Quran, yaitu pada Surat al-Mujaadilah [58] ayat11 danSurat al-Baqarah
[2] ayat 259. Pada ayat yang terakhir ini Allah berfirman:

“dan lihatlah kepada tulang benulang itu, Kemudian kami menyusunnya kembali, kemudian
kami membalutnya dengan daging." Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah
menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu." (Q.S. al- Baqarah [2]: 259)
2) Tulang Dibungkus Daging
Penciptaan tulang benulang terjadi pada minggu ketujuh. Kemudian
langsung diikuti pembungkusnya tulang dengan daging pada minggu
kedelapan. Al-Quran mengungkapkan perkembangan janin pada tahapan
ini dengan redaksi yang pendek dan singkat, tetapi mengandung mukjizat
dan makna yang sarat makna. Allah berfirman sebagai berikut:

"lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging,"


(Q.S. al-Mukminun [23]: 14).
Setelah empat tingkat di atas dilalui dalam proses kejadian manusia di dalam rahim ibu,
Tahapan berikut adalah tahapan sampai terbentuk manusia. ciri-ciri yang paling menonjol pada
periode ini ada dua hal, yaitu:
Pertama, masa pertumbuhan janin berjalan dengan cepat, baik tinggi maupun beratnya, mulai
dari segumpal daging. Pada akhir minggu ketujuh sampai menjadi seorang bayi yang sempurna
pertumbuhannya, panjang janin mencapai sekitar 2-3 cm dengan berat sekitar 5 gram. Ketika lahir,
janin tersebut tumbuh dengan panjang sekitar 50 cm dan berat sekitar 3 kg. Ini adalah partumbuhan
yang normal. la tumbuh cepat sekali. Pada usiausia berikutnya, pertumbuhan yang cepat ini tidak
akan terulang lagi. Dalam terminology al-Quran, pertumbuhan yang cepat ini disebut nasy'ah
(pertumbuhan cepat dan terus bertambah).

Kedua, keseimbangan semua organ tubuh yang berbeda-beda, bagian luar dan bagian dalam,
serta masing-masing tempatnya. Awalnya, panjang kepala janin sekitar setengah dari panjang
tubuhnya. Kedua matanya berjauhan pada kedua sisi kepalanya. Letak kedua telinga di bawah dan
hidung berbentuk dua lubang yang terbuka dan saling berjauhan. Mulutnya terbuka lebar.
Tubuhnya mengeras seketika. Setiap organ tadi pun menjadi seimbang.

" Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap
Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan
menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang." (Q.S. al-Infithar [82]: 6-7).

Lalu tibalah saat masa persalinan.


Pada saat persalinan terjadi pemisahan hormon yang mengakibatkan reaksi terhadap tempat
keluar janin ini. Leher rahim lalu mulai mengendur, elastis, dan lentur sehingga janin tersembunyi
ketika sedang dalam proses persalinan. Pada saat yang sama, organ rahim mulai mengerut secara
berturut-turut untuk mendorong janin keluar.
Janin sendiri tidak keluar sesuai dengan bentuknya. Di sekitarnya terdapat sebuah kantung
yang penuh dengan air (ketuban). Biasanya kantung air tersebut yang pertama kali pecah.
Tujuannya agar air itu mendorong janin keluar. Air itu juga sebagai pembasuh tempat keluarnya
janin yang terdiri dari unsur-unsur yang suci. Dengan kehendak Allah , air itu dapat mencegah
bayi dari penyakit.

"Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya. Kemudian Dia memudahkan
jalannya." (Q.S.Abasa [80]: 19- 20).
Adapun yang dimaksud dengan menen-tukannya pada terjemahan ayat di atas ialah
menentukan fase-fase kejadiannya, umurnya, rezkinya, dan nasibnya. Sedangkan maksud
"memudahkan jalan" maksudnya memudahkan kelahirannya atau memberi persediaan kepadanya
untuk menjalani jalan keluar. Akhirnya lahirlah dia ke alam dunia yang fana ini.

C. Alam Dunia
Di dunia perjalanan manusia melalui proses panjang. Dari mulai bayi yang hanya minum air susu
ibu lalu menjadi anak-anak, remaja dan baligh. Selanjutnya menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan
meninggal. Proses ini tidak berjalan sama antara satu orang dengan yang lainnya. Kematian akan
datang kapan saja menjemput manusia dan tidak mengenal usia. Sebagian meninggal saat masih bayi,
saat masa anak-anak, sudah remaja dan dewasa, sebagian lainnya ketika sudah tua.
Di dunia inilah manusia bersama dengan jin mendapat taklif (tugas) dari Allah, yaitu ibadah. Dan
dalam menjalani taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh empat dimensi; dimensi tempat, yaitu bumi
sebagai tempat beribadah; dimensi waktu, yaitu umur sebagai sebuah kesempatan atau target waktu
beribadah; dimensi potensi diri sebagai modal dalam beribadah; dan dimensi pedoman hidup, yaitu
ajaran Islam yang menjadi landasan amal.
Allah Swt telah melengkapi manusia dengan perangkat pedoman hidup agar dalam menjalani
hidupnya di muka bumi tidak tersesat. Allah telah mengutus rasulNya, menurunkan wahyu Al-Qur’an
dan hadits sebagai penjelas, agar manusia dapat mengaplikasikan pedoman itu secara jelas tanpa
keraguan. Sayangnya, banyak yang menolak dan ingkar terhadap pedoman hidup tersebut. Banyak
manusia lebih memperturutkan hawa nafsunya ketimbang menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk
hidup, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan.
Orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang senantiasa sadar bahwa hidupnya adalah
karya dan amal shalih. Kehidupannya di dunia sangat terbatas tidak menyia-nyiakannya untuk hal
yang sepele, apalagi perbuatan yang dibenci (makruh) dan haram. Dunia dengan segala
kesenangannya merupakan tempat ujian bagi manusia. Apakah yang dimakan, dipakai, dan dinikmati
sesuai dengan aturan Allah Swt. atau menyimpang dari ajaran-Nya? Apakah segala fasilitas yang
diperoleh manusia dimanfaatkan sesuai perintah Allah atau tidak? Dunia merupakan medan ujian bagi
manusia, bukan medan untuk pemuas kesenangan sesaat. Rasulullah SAW. memberikan contoh
bagaimana hidup di dunia. Ibnu Mas’ud menceritakan bahwa Rasulullah SAW. tidur diatas tikar,
ketika bangun ada bekasnya. Maka kami bertanya: “Wahai Rasulullah SAW, bagaimana kalau kami
sediakan untukmu kasur.” Rasululah SAW. bersabda: “Untuk apa (kesenangan) dunia itu? Hidup saya
di dunia seperti seorang pengendara yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan
meninggalkannya.” (HR. At-Tirmidzi)
Perjalanan hidup manusia di dunia akan berakhir dengan kematian. Semuanya akan mati, apakah
itu pahlawan ataukah selebriti, orang beriman atau kafir, pemimpin atau rakyat, kaya atau miskin, tua
atau muda, lelaki atau perempuan. Mereka akan meninggalkan segala sesuatu yang telah
dikumpulkannya. Semua yang dikumpulkan oleh manusia tidak akan berguna, kecuali amal shalihnya
berupa sedekah yang mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih. Kematian adalah
penghancur kelezatan dan gemerlapnya kehidupan dunia.
Bagi orang beriman, kematian merupakan salah satu fase dalam kehidupan yang panjang. Batas
akhir dari kehidupan dunia yang pendek, sementara, melelahkan, dan menyusahkan untuk menuju
akhirat yang panjang, kekal, menyenangkan, dan membahagiakan. Di surga penuh dengan
kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan belum terlintas oleh
pikiran manusia. Sementara bagi orang kafir, berupaya menghindar dari kematian dan ingin hidup di
dunia selamanya. Tetapi, sikap itu sia-sia belaka. Karena, kematian pasti datang menjumpainya. Suka
atau tidak suka.

D. Alam Barzakh
Secara bahasa, barzakh berarti “hajiz” yang berarti pembatas atau “hijab” yang berarti
dinding.Menurut syariat Islam barzakh berarti tempat yang berada di antara maut dan kebangkitan.
Kehidupan alam Barzakh ialah alam antara kematian dan bangkit dari kematian (hari
kebangkitan). Kehidupan dialam Barzakh adalah kehidupan yang terjadi kepada seseorang setelah
kematiannya dan sebelum ia dibangkitkan. Orang-orang yang memasuki barzakh mengalami sebuah
alam yang baru, sudah melalui kehidupan dunia tetapi belum memasuki kehidupan akhirat.Di sana
mereka tinggal sendiri. Yang akan menemaninya adalah amal mereka sendiri. Kubur adalah taman
dari taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka. Manusia sudah akan mengetahui
nasibnya ketika mereka berada di alam barzakh. Apakah termasuk ahli surga atau ahli neraka..
Menurut para ulama menyimpulkan tentang alam barzakh yaitu:
a. Syaikh Muhammad Sayid Thanthawi mengatakan, Barzakh adalah pemisah dan penghalang
antara dua hal, sehingga satu sama lain tidak saling bertemu. Jadi yang dimaksud dengan barzakh
dalam ayat ini adalah masa yang harus dijalani oleh orang-orang kafir tersebut sejak mereka mati
hingga hari mereka dibangkitkan.”
b. Imam Al-Jauhari berkata, “Barzakh adalah pemisah antara dua hal. Dengan demikian barzakh
adalah kehidupan antara dunia dan akhirat, sejak datangnya kematian hingga waktu dibangkitkan.
Barangsiapa yang mati, berarti telah memasuki barzakh.”
c. Mujahid bin Jabr berkata, “Barzakh adalah pemisah antara dunia dan akhirat.”
d. Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi berkata, “Barzakh adalah kehidupan anatara dunia dan akhirat.
Orang-orang yang memasuki barzakh tidaklah artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu
biquw-wah mengikat dengan kuat Abu Abdillah Muhammad, Tafsir Al-Qurthubi, (maktabah
Syamilahbersama penduduk dunia yang makan dan minum, namun juga tidak bersama penduduk
akhirat yang diberi balasan amalnya.”
e. Abu Sakhr berkata, “Barzakh adalah kubur. Mereka tidak berada di dunia, tidak pula berada di
akhirat. Mereka menempatinya hingga saat mereka dibangkitkan.”

Secara tekstual, hadis-hadis tentang kehidupan alam barzakh ini diriwayatkan oleh Imam
Bukhari, dijelaskan beberapa keadaan orang mati di alam barzakh. Antara lain adalah:
a. bahwa orang mati mendengar suara langkah kaki orang yang hidup.
b. bahwa orang mati berteriak saat ditandu menuju kuburnya
c. bahwa orang mati mendengar pembicaraan orang yang hidup.

Seseorang yang telah mati berbeda kehidupannya dari orang yang masih hidup karena ia tinggal
di dalam alam yang benar-benar beda. Dikisahkan bahwa seseorang yang mati dapat mendengar
langkah kaki dari orang berjalan. Dikisahkan bahwa Nabi Muhammad saw. melihat seseorang yang
berada di dalam sumur, yang mana tubuh dari engkau menemukan kebenaran tentang Tuhan yang
dijanjikan kepadamu?" Umar bertanya, "Engkau menyapa orang mati." Nabi Muhammad saw.
menjawab, "Mereka mendengar lebih baik dari pada kamu, tetapi mereka tidak bisa membalasnya”.
Manusia sudah mengetahui nasibnya ketika mereka berada di barzakh. Apakah termasuk penghuni
surga atau neraka. Jika seseorang menjadi penghuni surga, maka dibukakan baginya pintu surga,
hawa sejuk surga akan mereka rasakan setiap pagi dan sore. Sebaliknya jika menjadi penghuni
neraka, pintu neraka pun akan dibukakan untuknya dan dia akan merasakan hawa panas neraka setiap
pagi dan sore.

”. Alam barzakh, menurut Ibnul Qayyim “Adzab dan nikmat kubur adalah suatu nama (yang
sama) untuk adzab barzakh dan nikmat barzakh, yaitu alam yang berada di antara alam dunia dan
alam akhirat”. Alam barzakh adalah sebuah alam gaib, yang hanya diketahui ilmunya oleh Allah swt
semata. , bahkan Nabi-pun tidak ada yang tau tentang hal yang ghaib kecuali atas izin dan kehendak
dari Allah Swt., tidak ada satupun manusia yang bisa mengetahui tentang alam barzakh kecuali
dengan melalui wahyu Allah Manusia sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Melalui
al-Qur’an dan Hadis-lah diketahui bahwa kehidupan di alam barzakh berlangsung sejak ruh berpisah
dengan jasad, dan baru akan berakhir dengan dibangkitkannya ruh dan jasad pada hari kiamat. Setiap
ruh yang shalih semasa hidup di dunia, akan menerima kenikmatan di alam barzakh sampai hari
terjadinya kiamat. Demikian pula, setiap ruh yang kufur dan banyak berbuat dosa semasa hidup di
dunia, akan menerima siksa di alam barzakh sampai hari terjadinya kiamat (Al-Majdi dan Al-Adnani,
2003: 47).
Secara Idealis Normatif penggambaran Alquran mengenai alam barzakh sangatlah nyata dan
diserupakan dengan kehidupan nanti di akhirat, hal itu dimaksudkan untuk mudah mencerna dan
mempersiapkan untuk kehidupan di akhirat nanti. Alam Barzakh merupakan tempat yang disediakan
oleh Allah untuk menunggu datangnya hari kiamat dan hari kebangkitan, dimana kenikmatan dan
azab akan diberikan oleh Allah di tempat sana. Alquran mengulang kata barzakh sebanyak tiga kali,
QS. al-Furqan : 53, QS. al-Rahman : 20 dan QS. al-Mu’minun : 100.

QS. al-Furqan : 53

ٌ ‫ي َم َر َج ا ْلبَ ْح َر ْي ِن ٰه َذا ع َْذ‬


‫ب فُ َراتٌ َّو ٰه َذا ِم ْل ٌح‬ ْ ‫۞ َو ُه َو الَّ ِذ‬
ٌ ۚ ‫اُ َج‬
‫اج َو َج َع َل بَ ْينَ ُه َما بَ ْرزَ ًخا َّو ِح ْج ًرا َّم ْح ُج ْو ًرا‬
Artinya:” Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan
segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas
yang tidak tembus “QS. al-Furqan : 53

QS. al-Rahman : 20

‫بَ ْينَهُ َما بَرْ َز ٌخ اَّل يَب ِْغ ٰي ۚ ِن‬


Artinya: ”di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.” QS. al-
Rahman : 20

QS. al-Mu’minun : 100

‫ ِه ْم بَرْ َز ٌخ اِ ٰلى‬nِ‫ َّو َر ۤا ِٕٕى‬ ‫لُهَ ۗا َو ِم ْن‬nِ‫ت َكاَّل ۗ اِنَّهَا َكلِ َمةٌ هُ َو قَ ۤا ِٕٕى‬ َ ‫لَ َعلِّ ْٓي اَ ْع َم ُل‬
ُ ‫صالِحًا فِ ْي َما تَ َر ْك‬
Artinya : “agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak.
Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding
sampal hari mereka dibangkitkan” QS. al-Mu’minun : 100
Maksudnya, mereka sekarang telah menghadapi suatu kehidupan baru, yaitu kehidupan dalam
kubur, yang membatasi antara dunia dan akhirat. Tetapi jika kita hanya membaca ayat Alquran dan
terjemahnya saja, kita tidak akan mendapatkan gambaran bagaimana kehidupan atau keadaan di alam
Barzakh nikmat dan siksa kuburnya, karena didalam ayat Alquran tidak ada yang mengungkapkan
secara detail bagaimana keadaan didalam alam barzakh.

E. Alam Akhirat
Aalam akhirat/Alam pembalasan “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh mereka itu adalah sebaik-baiknya makhluk. Balasan mereka disisi Tuhan mereka ialah
sorga ‘ yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Allah
ridho terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Tuahnnya. (Al Bayyinah : 6-8).

Muqaddimah
Agama Islam Hari kiamat adalah hari akhir kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup di
dunia yang harus kita percayai kebenaran adanya yang menjadi jembatan untuk menuju ke kehidupan
selanjutnya di akhirat yang kekal dan abadi. Iman kepada hari kiamat adalah rukum iman yang ke-
lima. Hari kiamat diawali dengan tiupan terompet sangkakala oleh malaikat isrofil untuk
menghancurkan bumi beserta seluruh isinya.

Hari kiamat tidak dapat diprediksi kapan akan datangnya karena merupakan rahasia Allah SWT
yang tidak diketahui siapa pun. Namun dengan demikian kita masih bisa mengetahui kapan
datangnya hari kiamat dengan melihat tanda-tanda yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Orang yang beriman kepada Allah SWT dan banyak berbuat kebaikan akan menerima imbalan surga
yang penuh kenikmatan, sedangkan bagi orang-orang kafir dan penjahat akan masuk neraka yang
sangat pedih untuk disiksa.

Arti Kiamat
Alam Akhirat adalah alam yang kekal dan abadi yang ada setelah terjadi kiamat, dan alam
semesta ini dihancur-leburkan (Q.56:1-6). Akhirat (Ar.: al-akhirah) secara harfiah berarti "yang
terakhir" atau "yang kemudian". Akhirat merupakan tempat Allah SWT memberikan balasan kepada
para hamba-Nya atas segala perbuatan mereka selama di dunia.
Akhirat termasuk alam gaib yang tidak dapat dijangkau oleh akal manusia, tetapi kepercayaan kepada
adanya akhirat menjadi bagian  penting pokok keimanan Islam. Percaya kepada akhirat merupakan
salah satu tanda ketakwaan seseorang, dan mengingkarinya berarti kekufuran.

Istilah Lain Akhirat


Dalam Al-Qur'an ditemukan sejumlah istilah atau nama yang menunjukan sifat atau aspek
tertentu kiamat atau akhirat, antara lain :

 Hari Pembalasan (yaum ad-din) : hari keputusan untuk memberi balasan setimpal
 Hari Akhir (yaum al-akhir) : hari paling akhir dan tidak ada lagi hari sesudahnya
 Hari Kebangkitan (yaum al-ba's) : hari ketika manusia dibangkitkan dari kubur
 Hari Berkumpul (yaum al-jam'i) : hari ketika manusia dikumpulkan di satu tempat, yaitu padang
mahsyar
 Hari Perhitungan (yaum al-hisab) : hari ketika segala amal perbuatan manusia diperhitungkan
Alquran menyebut beberapa istilah untuk menggambarkan arti alam akhirat sebagai berikut:

1. Al-Qari'ah (mala petaka yang menggentarkan), seperti pada ayat, "Hari kiamat (al-qari'ah).
Apakah hari kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti
anai-anai yang bertebaran." (QS. 101: 1-4).

2. Al-Haqqah (yang pasti terjadi), seperti pada ayat, "Hari kiamat (al-Haqqah). Apakah hari kiamat
itu? Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?” (QS. 69: 1-3).
3. Al-Waqi‘ah (peristiwa besar), seperti pada ayat, "Apabila terjadi hari kiamat (Al-Waqi'ah),
terjadinya hari kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal).” (QS. 56: 1-2).
4. As-Sa'ah (saat kehancuran), seperti pada ayat, “Manusia bertanya kepadamu tentang hari
berbangkit (as-Sa'ah). Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya
di sisi Allah’.” (QS. 33: 63).
5. Yaum Al-Ba‘s (hari berbangkit), seperti pada ayat, “Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam
kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit (yaum al-Ba's), maka inilah hari
berbangkit itu, akan tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya).” (QS. 30: 56).

Peristiwa dan Kehidupan Setelah Hari Kiamat

 Alam Kubur/Barzah
Alam barzah adalah suatu dunia lain yang dimasuki seseorang setelah meninggal dunia untuk
menunggu datangnya kebangkitan kembali pada hari kiamat. Pada alam kubur akan datang
malaikat mungkar dan nakir untuk memberikan pertanyaan seputar keimanan dan amal perbuatan
kita. Jika kita beriman dan termasuk orang baik, maka di dalam kubur akan mendapatkan nikmat
kubur yang sangat menyenangkan daripada nikmat duniawi, sedangkan sebaliknya bagi orang
yang tidak beriman kepada Allah SWT, siksa kubur praneraka yang pedih sudah menanti didepan
mata.

 Hari kebangkitan/Yaumul Ba’ats


hari kebangkitan adalah hari dibangkitkannya seluruh manusia yang pernah hidup di
dunia baik yang tua, muda, besar, kecil, hidup di zaman nabi adam as, baru lahir saat
kiamat, dsb akan bangkit kembali dari mati untuk kemudian dihitung amal perbauatannya
selama hidup di dunia. Seluruh manusia akan bangkit kembali dengan jasad / tubuh
ketika masih muda dengan raut yang wajah berbeda-beda sesuai amal perbuatannya.

 Yaumul Mahsyar
adalah tempat dikumpulkannya seluruh manusia dan makhluk hidup lainnya dari awal zaman
hingga akhir jaman untuk dilakukan hisab atau peradilan tuhan yang sejati pada yaumul hisab.
Selanjutnya akan diberangkatkan ke jembatan shirotol mustaqim untuk disortir mana yang masuk
surga dan mana yang masuk neraka. Yang terjatuh di neraka akan menjadi penghuni neraka baik
yang kekal abadi maupun yang hanya sementara hingga segala dosa-dosanya yang tidak terlalu
berat itu termaafkan.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dari paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan
makalah “Perjalanan hidup manusia” penulis menyimpulkan bahwa.

Perjalanan atau proses melangkah manusia di mulai dari di ciptakannya sampai kembali lagi
kepada sang pencipta. Seorang umat muslim harus pandai dalam menentukan pilihan dan wajib
memiliki pedoman dalam hidupnya yaitu Al-Qur’an. Dan setiap orang dilahirkan kedunia ialah
ada tujuan dan maksudnya tidak hanya untuk berhura-hura atau bersenang – senang saja. Akan
tetapi ada hal – hal dan kewajiban yang mesti di laksanakan oleh setiap umat muslim di dunia.
Untuk menjadikannya bekal sesat sudah meninggal atau pindah menuju ke alam akhirat karna
disitulah kehidupan yang sesungguhnya yang kekal dan selamanya dan hanya amal dan perbuatan
kita yang menjadi penyelamat kita untuk masuk ke surga atau neraka.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabakan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran
terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang
telah di jelaskan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suhardi, Muhammad (2014) Pemahaman hadis tentang kehidupan alam barzakh


2. Muhtar, Kiki Nurul (2019) Keberadaan alam Barzakh menurut tafsir As-Sya’rawi karya
Muhammad Mutawalli As-Sya’rawi.
3. jabar.kemenag.go.id mimbar dakwah sesi 80 perjalanan hidup (2020)
4. www.republika.co.id infografis-3-unsur-penciptaan-manusia-menurut-alquran (2020)
5. Mahrûs Said Marsi, at-Tarbiyah wa at-Thabî‘ah al-Insâniyah…, hlm. 33
6. Husain Muzhahiri, Jihad an-Nafs…, hlm. 33
7. M. Adib Misbachul Islam, Menguak Sufisme Tuang Rappang: Telaah atas Teks Daqâ’iq al-
Asrâr,
8. Sa‘id Hawwa, Al-Islâm, terj. Abu ridha dan Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Cet, Kedua, (Jakarta:
al-I’tishom, 2002), hlm. 22
9. Lihat, Al-Manhajiyyah al-Islâmiyyah wa al-‘Ulûm as-Sulûkiyyah wa at-Tarbiyah, (Silsilah al-
Manhajiyyah al-Islâmiyyah: no: 2), Juz,
10. Ketiga, Cet, Pertama, (Firginia : Al-Ma‘had al-Alami Lilfikri al-Islâmi, 1412 H/1992 M), hlm.
214
11. Asyafah. ( 2009 ).proses kehidupan manusia dan nilai ektensialnya. Bandung : Penerbit Alfabeta
12. http://keluargaumarfauzi.blogspot.com/2013/03/alam-akhirat.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai