Anda di halaman 1dari 6

Hakikat manusia menurut islam

Makalah Ditulis untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah AIK-1
Dosen Pengampu Dr. Imam Mawardi

Oleh :

Program Studi Teknik Informatika (S-1)


Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Magelang
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin modern dan canggihnya ilmu pengetahuan semakin majunya peredaran zaman
dan manusiapun menjadi beragam. Manusia memang harus mengetahui apa yang akan di
kerjakan sehingga bisa mendapatkan hal-hal yang baik dan meggunakan akal sehatnya. Dalam
hubungan manusia dan alam semesta, jika ia bertanya kepad diri sendiri, “ Bagaimana saya ada
? ia akan menjawab saya ada entah bagaiman dalam penalaran demikian ia akan menjalani
kehidupan tanpa perna merenungkan masalah-maslah seperti itu, ia memahami fakta bahwa ia
di ciptakan. Dengan mengeal mpenciptanya, ia berusaha memahanmi tujuan untuk apa ia di
ciptakan tuhan. Bagi sipa yang igin memahami alam semsta terhadap kitab petunjuk yaitu adala
Al Qu’ran. Mulai dari tampak ( Syadah smapai yang tidak tampak Ghoib ).

B. Rumusan Masalah
1. Perjalanan Hidup Manusia dari alam ruh hingga hari akhirat
2. Ragam orientasi hidup manusia
3. Tujuan dan fungsi penciptaan manusia

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perjalanan manusia dari alam ruh hingga Akhirat
2. Untuk mengetahui ragam orientasi hidup manusia
3. Unutuk mengetahui tujuan dan fungsi penciptaan manusia
4. Untuk mengetahui cara hidup sukses dalam pandabnagan Al – Qur’an
PEMBAHASAN

Perjalanan Hidup Manusia dari Alam Ruh Hingga Hari Akhirat

1.1Asal – usul kejadian manusia


Ada 3 hal yang akan diuraikan pada bagian ini, yaitu unsur unsur pada penciptaan
manusia, penciptaan Adam As, dan penciptaan anak cucu Adam As.
a. Unsur – unsur penciptaan manusia

Keberadaan manusia yang mudah untuk dikenali adalah bentuk fisik atau tubuhnya.
Unsur terpenting yang membentuk susunan tubuhnya adalah air, sebagaimana firman Allah
pada S.Al-Anbiya’ayat 30.

Artinya : “dan apakah orang – orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya, dan
dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman
?”.
Ayat ini menjelaskan bahwa semua benda yang hidup (termasuk manusia ) dijadikan dari air
sebagai salah satu komponen yang terpenting, kenyataan ini dapat dikaji secara ilmiyah pada
pada semua kehidupan yang ada di muka bumi. Mengingat semua makhluk hidup tersusun dari
timbunan sel hidup, dan air merupakan satu komponen yang paling penting dari bangunan sel.
Air meliputi susunan selaput plasma, sitoplasma dan nukles dari organ sel. Setelah air menyatu
dengan sel, maka gerakan larutan dalam sel menunjukan adanya kehidupan yang penuh misteri.
Tanpa air, manusia (termasuk makhluk lainya) tidak mungkin hidup.
Unsur kedua adalah tanah, bumi atau tanah mengandung beberapa zat, seperti zat besi, emas,
perak, kalsium, dan beberapa zat lainnya. Di samping itu beberapa zat kimia yang membantu
dalam pembentukan dan pewarnaan tanah, sehingga warna tanah dan tempat satu dengan
lainnya berbeda. Seperti daerah padang pasir tanahnya cenderung kekunung- kuningan,
sedangakan didaerah tropis tanahnya cenderung berwarna kecoklat – coklatan.

Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-liku, dan melalui
tahapan demi tahapan. Berawal dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzakh, sampai
pada alam akhirat yang berujung pada tempat persinggahan terakhir bagi manusia, surga atau
neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan setiap fase dari perjalanan panjang manusia
itu.

1.2 Alam Arwah

Manusia merupakan makhluk terakhir yang diciptakan Allah swt. setelah sebelumnya Allah
telah menciptakan makhluk lain seperti malaikat, jin, bumi, langit dan seisinya. Allah
menciptakan manusia dengan dipersiapkan untuk menjadi makhluk yang paling sempurna.
Karena, manusia diciptakan untuk menjadi khalifah (pemimpin) di muka bumi dan
memakmurkannya.
Persiapan pertama, Allah mengambil perjanjian dan kesaksian dari calon manusia, yaitu ruh-
ruh manusia yang berada di alam arwah. Allah mengambil sumpah kepada mereka
sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al A’raf: 172).

1.3 Alam Rahim

Rihlah pertama yang akan dilalui manusia adalah kehidupan di alam rahim: 40 hari
berupa nutfah, 40 hari berupa ‘alaqah (gumpalan darah), dan 40 hari
berupa mudghah (gumpalan daging), kemudian ditiupkan ruh dan jadilah janin yang sempurna.
Setelah kurang lebih sembilan bulan, maka lahirlah manusia ke dunia. Seluruh manusia di
dunia apapun kondisi sosialnya diingatkan tentang awal kejadiannya yang berasal dari benda
yang hina, yaitu sperma lelaki dan sel telur wanita. Manusia sebelumnya belum dikenal, belum
memiliki kemuliaan dan kehormatan. Lalu apakah manusia akan bangga, congkak, dan
sombong dengan kondisi sosial yang dialami sekarang jika mengetahui asal muasal mereka?
Setelah mencapai 6 bulan sampai 9 bulan atau lebih, dan persyaratan untuk hidup normal sudah
lengkap, seperti indra, akal, dan hati, maka lahirlah manusia ke dunia dalam keadaan telanjang.
Belum bisa apa-apa dan tidak memiliki apa-apa.

1.4 Alam Dunia

Di dunia perjalanan manusia melalui proses panjang. Dari mulai bayi yang hanya minum air
susu ibu lalu tubuh menjadi anak-anak, remaja dan baligh. Selanjutnya menjadi dewasa, tua
dan diakhiri dengan meninggal. Proses ini tidak berjalan sama antara satu orang dengan yang
lainnya. Kematian akan datang kapan saja menjemput manusia dan tidak mengenal usia.
Sebagian meninggal saat masih bayi, sebagian lagi saat masa anak-anak, sebagian yang lain
ketika sudah remaja dan dewasa, sebagian lainnya ketika sudah tua bahkan pikun.
Di dunia inilah manusia bersama dengan jin mendapat taklif (tugas) dari Allah, yaitu ibadah.
Dan dalam menjalani taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh empat dimensi; dimensi tempat,
yaitu bumi sebagai tempat beribadah; dimensi waktu, yaitu umur sebagai sebuah kesempatan
atau target waktu beribadah; dimensi potensi diri sebagai modal dalam beribadah; dan dimensi
pedoman hidup, yaitu ajaran Islam yang menjadi landasan amal.
Allah Ta’ala telah melengkapi manusia dengan perangkat pedoman hidup agar dalam
menjalani hidupnya di muka bumi tidak tersesat. Allah telah mengutus rasulNya, menurunkan
wahyu Al-Qur’an dan hadits sebagai penjelas, agar manusia dapat mengaplikasikan pedoman
itu secara jelas tanpa keraguan. Sayangnya, banyak yang menolak dan ingkar terhadap
pedoman hidup tersebut. Banyak manusia lebih memperturutkan hawa nafsunya ketimbang
menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan.

1.5 Alam Barzakh

Fase berikutnya manusia akan memasuki alam kubur atau alam barzakh. Di sana mereka
tinggal sendiri. Yang akan menemaninya adalah amal mereka sendiri. Kubur adalah taman dari
taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka. Manusia sudah akan mengetahui
nasibnya ketika mereka berada di alam barzakh. Apakah termasuk ahli surga atau ahli neraka.
Jika seseorang menjadi penghuni surga, maka dibukakan baginya pintu surga setiap pagi dan
sore. Hawa surga akan mereka rasakan. Sebaliknya jika menjadi penghuni neraka, pintu neraka
pun akan dibukakan untuknya setiap pagi dan sore dan dia akan merasakan hawa panasnya
neraka.

1.6 Alam Akhirat (Hari Akhir)

Dan rihlah berikutnya adalah kehidupan di hari akhir dengan segala rinciannya. Kehidupan hari
akhir didahului dengan terjadinya Kiamat, berupa kerusakan total seluruh alam semesta.
Peristiwa setelah kiamat adalah mahsyar, yaitu seluruh manusia dari mulai nabi Adam as.
sampai manusia terakhir dikumpulkan dalam satu tempat. Di sana manusia dikumpulkan dalam
keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum dikhitan. Saat itu matahari sangat dekat
jaraknya sekitar satu mil, sehingga mengalirlah keringat dari tubuh manusia sesuai dengan
amalnya. Ada yang sampai pergelangan kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai pusar,
ada yang sampai dada, bahkan banyak yang tenggelam dengan keringatnya.
Dalam kondisi yang berat ini manusia berbondong-bondong mendatangi para nabi untuk
meminta pertolongan dari kesulitan yang maha berat itu. Tetapi semuanya tidak ada yang
dapat menolong. Dan terakhir, hanya Rasulullah saw. yang dapat menolong mereka dari
kesulitan mahsyar. Rasulullah saw. sujud di haribaan Allah swt. di bawah Arasy dengan
memuji-muji-Nya. Kemudian Allah swt. berfirman: “Tegakkan kepalamu, mintalah niscaya
dikabulkan. Mintalah syafaat, pasti diberikan.” Kemudian Rasululullah saw. mengangkat
kepalanya dan berkata: “Ya Rabb, umatku.” Dan dikabulkanlah pertolongan tersebut dan
selesailah mahsyar untuk kemudian melalui proses berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Abuddin Nata, AL-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1998
2. Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum,
Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001
3. Romlah,dkk.2012.Al Islam dan Kemuhammadiyahan II Aqidah dan
Ibadah.Malang:UMM Press
4. http://budirich.wordpress.com/2009/01/02/apa-tujuan-dan-tugas-hidup-manusia-di-
bumi-ini-menurut-allah/
5. http://abibakarblog.com/agama/tujuan-hidup-manusia/
6. Anis Matta (2006). Dari Gerakan ke Negara. Jakarta: Fitrah Rabbani.
7. Muhammad bin Said al Qahthani (2005). Al Wala’ wal Bara’. Solo: Era Intermedia.
8. Sayyid Quthb (2010). Ma’alim Fi Ath Thariq. Yogyakarta: Uswah.
9. https://almanhaj.or.id/2101-makna-syahadatain-rukun-syarat-konsekuensi-dan-yang-
membatalkannya.html
10. https://muslimnurdin.wordpress.com/2010/10/21/konsekuensi-syahadat-bagi-
seorang-muslim/
11. Abdullah bin Abdul Hamid Al-Atsari,. 2007. Intisari Aqidah Ahlus Sunah wal
Jama’ah. Pustaka Imam Syafi’i
12. H.A Djazuli &Yadi janwari, 2002. Lembaga-lembaga Perekonomian Umat. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
13. Muhammad, 2007. Aspek Hukum dalam Muamalat.Yogyakarta: Graha ilmu.
14. Kaelany HD, 2009. Islam Agama Universa. Jakarta: Midada Rahma Press.
15. Rahmat, Jalaludin, 2007. Dahulukan Akhlak diatas Fiqih.Bandung: PT. Mizan Utama.
16. Salih bin fauzan bin Abdullah Al Fauzan,2000. Kitab Tauhid I . Jakarta : Yayasan Al-
Sofwa
17. www.santosolusi.my.id

Anda mungkin juga menyukai