AL ISLAM KEMUHAMMADIYAH 1
DOSEN PEMBIMBING
MILA KHAERUNISA
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD ILHAM
2126201055 / A1
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INDUSTRI
Tiada Tuhan salain Allah, segala puji untuk Allah yang menciptakan semua alam dan yang
mengembalikan ruh kepada jasadnya di hari kiamat. Allah menciptakan manusia yang terdiri dari empat
unsur inti kejadian manusia, yaitu: jasad, hati, ruh, rasa. Ruh adalah wujud yang lebih lembut dari pada
hati nurani. Ruh letaknya di dalam hati nurani. Dia adalah Daya dan kekuatan Tuhan yang di masukkan
kedalam jasad manusia (Ruh Ilahi) ditandai dengan keluar masuknya nafas menjadi hidup seperti kita di
dunia sekarang. Dalam kehidupan manusia menempuh enam alam yaitu:
1. Alam ruh
Hidup manusia dimulai dari alam ruh, waktu dimana Allah mengumpulkan semua ruh manusia yang
akan diturunkan kebumi. Kejadian ini dikisahkan dalam Al-Quran
Artinya; "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (QS: Al-A'raf Ayat: 172)
Dan dalam ayat Al-quran, yaitu;
Artinya; "Maka hadapkan-lah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (QS: Ar-Ruum Ayat: 30)
Dengan adanya ayat di atas maka seluruh manusia yang lahir ke dunia sudah mempunyai tanda, yaitu
tanda fitrah, beriman kepada Allah dan agama yang lurus. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda dalam
hadist
Artinya: "Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanya lah yang
membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi.
2. Alam rahim
Perjalan yang kedua ialah Alam Rahim (kandungan). Rahim artinya kasih sayang. Alam rahim adalah
suatu alam di mana manusia dibentuk atas dasar kasih sayang Allah kepada hamba-hamba Nya. Waktu
berada di alam rahim ini, sejak itulah terjalin kasih sayang yang disebut "Silaturahmi". Setelah melewati
alam roh dan setelah membuat kesaksian tentang Allah maka manusia akan memasuki kehidupan dalam
rahim (kandungan). Ketika manusia berada di alam rahim, jasad manusia di ciptakan dalam beberapa
tahap;
Tahap pertama : nutfah yaitu dimulai setelah pembuahan atau minggu pertama. Itu dimulai setelah
terjadinya pencampuran air mani dengan telur. Allah berfirman dalam Al-quran, yaitu:
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan
melihat." (QS: Al-Insaan Ayat: 2)
Tahap kedua : 'alaqah (segumpal darah yang melekat pada dinding rahim). Tahap pembentukan alaqah
itu pada akhir pekan pertama / hari ketujuh. Pada hari ketujuh telor yang sudah dibuahi itu akan tertanam
di dinding rahim (qarar makin).
Tahap ketiga : mudghah (segumpal daging yang berwarna merah ke hitam-hitaman). pembentukan
mudghah terjadi pada minggu keempat
Tahap keempat : Izam dan Lahm, pada tahap ini adalah minggu ke lima, keenam, dan ketujuh. Yaitu
pembentukan tulang-tulang, kemudian pembentukan otot-otot yang akan membungkus tulang-tulang itu.
Tahap kelima : Nasy'ah Khalqan akhar, pada tahap ini yaitu pada minggu kedelapan, pembentukan
menjadi janin, pada bulan ketiga janin telah terbentuk dengan sempurna.
Dalam tahap kedua sampai kelima telah di jelaskan oleh Allah dalam firmannya; yaitu:
Artinya: "Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, Pencipta Yang Paling Baik" (QS: Al-Mu'minuun Ayat: 14)
3. Alam Dunia
Setelah manusia berhasil melewati alam rahim, maka manusia telah memasuki tahap ketiga dari
perjalanan hidupnya, yaitu; alam dunia.
Dalam dunia ini perjalanan manusia melalui proses yang panjang,
mulai dari bayi yang hanya minum air susu ibu lalu tubuh menjadi anak-anak, remaja dan baligh.
Selanjutnya menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan meninggal. proses ini tidak berjalan sama antara
satu dengan yang lainnya, tidak semua manusia dapat hidup sampai remaja, dewasa, atau tua, karena
kematian bisa datang kapanpun dan di manapun, serta tidak memandang usia, ada sebagian manusia
yang hidup hanya sampai bayi, sampai remaja, dan sebagian yang lain ada yang hidup sampai tua
bahkan sampai pikun. Di alam dunia ini manusia mendapatkan tugas dari Allah, yaitu berupa ibadah,
sedangkan alam dunia adalah tempat ujian bagi manusia. Di dunia manusia tidak di larang untuk
menikmati kehidupan duniawi, hanya saja perlu dipahami, bahwa dunia ini tempat berbakti, tetapi penuh
dengan berbagai tipu daya.
Allah berfirman;
Artinya: "Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya
untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" Katakanlah:
"Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk
mereka saja) di hari kiamat". Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang
mengetahui." (QS: Al-A'raf Ayat: 32)
Ayat-ayat ini menerangkan dengan jelas bahwa perhiasan dari Allah dan makanan yang baik itu dapat
dinikmati di dunia ini oleh ummat manusia baik dari orang-orang yang beriman maupun orang-orang yang
tak beriman, tapi di akhirat nanti adalah semata-mata untuk orang-orang yang beriman saja. oleh sebab
itu dalam Al-quran Allah memberi peringatan dengan firmannya;
Artinya; "Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu
sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap
pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan
dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah
orang-orang yang kafir." (QS: Al-An'am Ayat: 130)
Manusia hidup di dunia hanya sekali, dan tidak akan ada kesempatan hidup di dunia untuk yang kedua
kalinya, maka manusia wajib mencari bekal untuk menuju ke alam yang selanjutnya. karena hanya di
alam dunia ini yang menjadi penentu nasib manusia setelah alam dunia. yaitu dengan cara: beribadah
kepada Allah, menjalankan perintahnya dan menjauhi semua larangannya.
4. Alam Barzakh
Setelah manusia melewati alam dunia, maka manusia akan mengalami kematian, jika kematian telah
datang maka putuslah semua hubungannya dengan kehidupan dunia. Setelah meninggal dunia manusia
akan memasuki alam barzakh (kubur), di alam kubur manusia tinggal sendiri hanya amal baik dan buruk
yang akan selalu menemaninya.
Kubur adalah taman dari taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka.
Sedangkan Alam Kubur adalah alam tempat penantian untuk menanti hari kiamat, di alam kubur ini Allah
menyediakan dua keadaan, nikmat atau azab kubur. Alam kubur ini merupakan awal alam akhirat. Alam
ini “ghoib” oleh karena itu tidak mungkin untuk di selidiki. Satu-satunya informasi yang wajib di pegang
adalah dalil Al-quran dan hadist; Allah berfirman;
Artinya; "Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir´aun beserta kaumnya
dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan
pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir´aun dan kaumnya ke dalam
azab yang sangat keras". (QS: Al-Mu'min Ayat: 45-46)
5. Alam Akhirat
Alam akhirat juga di sebut dengan alam baka, alam akhirat di dahului dengan terjadinya kiamat,
di mana alam semesta menjadi rusak total. seluruh jagat raya ini akan hancur, entah seperti apa
gambaran ketika semua ini terjadi.
Alam akhirat setelah terjadi kiamat menjadi 3, yaitu:
Padang Mahsyar adalah tempat penghitungan amal (hisaban). pada peristiwa ini seluruh ummat manusia
mulai dari Nabi adam as sampai manusia terakhir di kumpulkan dalam satu tempat, Allah berfirman;
Artinya: "Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan, yaitu hari (yang pada
waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok". (QS: An-Naba' Ayat: 17-18)
Surga adalah tempat orang yang rajin beribadah kepada Allah, menjalankan segala perintahnya, maka
mereka di selamatkan dan di masukkan ke dalam surga.
Neraka adalah tempat bagi Orang-orang kafir, baik dari kalangan Yahudi, Nashrani maupun orang-orang
musyrik yang tidak mau bertaubat,, maka mereka akan kekal di dalam neraka yang penuh dengan
siksaan. dan bagi orang yang tidak patuh terhadap perintah Allah. dan yang selalu berbuat dosa, maka
mereka akan di masukkan ke dalam neraka, mereka akan di siksa dan di bersihkan dari dosa-dosanya.
Adapun sarana untuk mengetahui sifat-sifat tersebut kita dapat mengenalnya melalui ciri-ciri dari alam
akhirat, yaitu :
Alam akhirat bersifat kekal dan abadi
Alam akhirat merupakan wadah yang pasti untuk terealisasinya kenikmatan dan kasih sayang yang
seutuhnya, tanpa ada kesusahan dan kelelahan di dalamnya, sehingga orang-orang yang telah mencapai
tingkat kesempurnaan insaninya dapat menikmati kebahagiaan itu. Alam tersebut tidak dicemari oleh
maksiat dan penyelewengan apapun. Berbeda dengan dunia yang di dalamnya kebahagiaan yang
seutuhnya tidak mungkin terwujud. Yang hanya terwujd di dunia adalah kebahagiaan semu dan
bercampur dengan berbagai kesulitan dan kesengsaraan.
Alam akhirat setidaknya meliputi dua bagian yang terpisah, yang pertama adalah rahmat, dan yang
kedua adalah siksa, sehingga dapat dibedakan orang-orang yang baik dari orang-orang yang jahat, dan
masing-masing mendapatkan balasan perbuatannya.Kedua bagian ini biasa dikenal dalam syariat
dengan istilah surga dan neraka.
Alam akhirat itu luas sehingga bisa menampung pahala dan siksa bagi seluruh umat manusia atas segala
apa yang mereka lakukan, berupa amal baik dan amal buruk. Misalnya, ketika seseorang melakukan
pembunuhan atas jutaan manusia yang tidak bersalah, hukuman siksa terhadapnya semestinya bisa
terjadi di alam itu. Begitu pula sebaliknya, jika seseorang menyelamatkan nyawa jutaan umat manusia, ia
dapat menerima pahala setimpal yang terdapat di alam tersebut.
Alam akhirat itu merupakan tempat pembalasan, bukan tempat pembebanan tugas dan tanggung jawab.
Hidup merupakan salah satu anugrah yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada setiap makhluk-
Nya. Dalam melakukan aktivitasnya, setiap makhluk selalu mengikuti apa yang mereka hadapi dan
bagaimana cara mereka mengatasinya, yang dimana hal itu disebut
dengan sunnatullah. Sunnatullah (kehendak Alah) yang terjadi hendaknya disikapi dengan sikap terbuka
dan menerima apa adanya serta tidak pula timbul sikap pesimis atau putus asa untuk kembali melakukan
suatu keputusan, karena pada hakikatnya dibalik itu semua terdapat suatu kenikmatan (kemudahan) dari
Allah SWT untuk bagaimana kita mengatasi atau menghadapi hal tersebut.
Secara umum, banyak cabang ilmu yang membahas tentang manusia, ada yang memandang manusia
dari segi fisik (Antropologi Fisik), ada yang memandang manusia dari segi budaya (Antropologi Budaya),
ada yang memandang manusia dari segi “ada” nya atau dari segi “hakikat” nya (Antropologi Filsafat), dan
ada pula yang memahami hakikat manusia dari sudut pandang agama yang bersumber dari Al-Qur’an
dan Al-Hadits. Inilah yang menyebabkan orang-orang tak henti-hentinya berusaha mencari jawaban yang
memuaskan tentang pertanyaan mendasar manusia, yaitu Apa, dari mana, dan kemana manusia itu?
Mengkaji tentang manusia, kita akan menemukan ‘tipologi manusia’ yang secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi 4 hal:
Dalam Al-Qur’an ada beberapa istilah untuk menyebut manusia, yaitu basyar (35 kali dalam bentuk
mufrod dan sekali dalam bentuk mustasna), al-ins (18 kali), al-insan (65 kali), an-naas (240 kali), bani
adam ( 7 kali), dan dzuriyah adam (1 kali). Masing-masing istilah tersebut memilki makna yang berbeda.
a. Basyar
Kata basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti penampakan sesuatu yang baik
dan indah. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamai basyar
karena kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang lain. Kata basyar ini menunjuk
pada manusia sebagai makhluk biologis yang memerlukan makanan, minuman, udara, dan
melakukan aktifitas fisik sama seperti makhluk-makhluk hidup lainnya .
(Q.S. Al-Mukminuun 23 : 33)
“Dan berkata pemuka-pemuka yang kafir diantara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui
hari akhirat (kelak) dan yang telah kami mewahkan mereka dalam kehidupan dunia:”(orang) ini tidak
lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa
yang kamu minum.
b. Al-Ins.
Kata ini digunakan untuk menunjuk sifat manusia sebagai makhluk yang jinak atau beradab, tidak
liar dan tidak biadab, kebalikan dari sifat jin sebagai makhluk metafisik yang bersifat liar dan bebas
karena tidak mengenal ruang dan waktu. Itulah barangkali rahasia kenapa kata al-ins selalu disebut
bersamaan dengan kata al-jin sebagai lawanya. (Q.S. Adz-Dzariyat 51 : 56)
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku.”
c. Al-Insan.
Sekalipun kata ini memiliki akar kata yang sama dengan al-ins, tetapi dari segi makna
penggunaan kata al-insan menunjuk kepada manusia sebagai makhluk yang layak menjadi khalifah di
bumi dan mampu memikul akibat-akibat taklif serta memikul amanah, sebab dia mendapat
keistimewaan mempunyai akal dan kemampuan berfikir, pandai berbicara, dan oleh karenanya
memiliki kemampuan untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk. (Q.S. Al-‘Alaq 96 : 1-8)
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, Karena Dia melihat dirinya serba
cukup. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu)”.
d. Bani dan Dzuriyyah Adam
Kata ini digunakan juga untuk manusia yang merujuk pada nama manusia pertama diciptakan
oleh Allah SWT, yaitu Nabi Adam as. (Q.S. Maryam 19 : 58)
“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan
Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil,
dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-
ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan
menangis.”
e. An-Naas
Kata ini adalah kata keseluruhan yang menunjukkan bahwa manusia itu sebagai basyar, al-ins,
al-insan, bani dan dzuriyah adam. (Q.S. Al-Hujarat 49 : 13)
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal.”
Hidup merupakan salah satu anugrah yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada setiap
makhluk-Nya. Dalam melakukan aktivitasnya, setiap makhluk selalu mengikuti apa yang mereka hadapi
dan bagaimana cara mereka mengatasinya, yang dimana hal itu disebut
dengan sunnatullah. Sunnatullah (kehendak Alah) yang terjadi hendaknya disikapi dengan sikap terbuka
dan menerima apa adanya serta tidak pula timbul sikap pesimis atau putus asa untuk kembali melakukan
suatu keputusan, karena pada hakikatnya dibalik itu semua terdapat suatu kenikmatan (kemudahan) dari
Allah SWT untuk bagaimana kita mengatasi atau menghadapi hal tersebut.
Ada teori besar yang pernah diperkenalkan oleh Charles Darwin tentang asal muasal manusia. Teori ini
mengatakan bahwa manusia pada mulanya adalah kera yang kemudian ber evolusi melalui perubahan-
perubahan mekanisme yang pada akhirnya berubah menjadi manusia sempurna seperti kita.
Munculnya Teori ini sangat menyinggung kaum agamawan pada waktu itu dan bahkan sampai saat ini.
berbagai argumen pun bermunculan untuk meruntuhkan teori tersebut terlepas dari benar atau salah nya
Teori itu, sebagai seorang muslim, perlu kiranya kita memahami asal-usul manusia dengan merujuk pada
sumber utama kita yaitu al-qur'an, sekaligus membandingkan Apakah teori dari Darwin tersebut sejalan
dengan Alquran atau justru bertentangan.
Dalam Alquran sangat jelas bahwa manusia pada mulanya tidak seperti yang dikatakan oleh Darwin
melalui teorinya. akan tetapi manusia pertama Nabi Adam AS adalah salah satu makhluk Tuhan yang
diciptakan dengan sempurna atau dalam bahasa Quran dikatakan ahsani Taqwim. ahsani Taqwim ini
menunjukkan bahwa manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain baik itu
hewan maupun malaikat secara lebih rinci Al Quran telah menjelaskan tentang penciptaan manusia hal
tersebut dapat dikategorikan dalam 4 cara:
(1)diciptakan dari tanah (penciptaan Nabi Adam) Q.S Al Hijr 15 : 26,
(2) diciptakan dari tulang rusuk( penciptaan Hawa) QS an-nisa 4 : 1,
(3) diciptakan melalui seorang ibu melalui proses kehamilan tanpa Ayah tanpa proses biologis
(penciptaan Nabi Isa as) Q.S Maryam 19 : 16-22, dan
(4) diciptakan melalui kehamilan dengan adanya Ayah secara biologis (penciptaan manusia selain Adam,
Hawa dan Isa) Q.S al-mu'minun 23 : 12-14.
Allah menciptakan manusia, tidak dengan sia-sia. "Maka apakah kamu mengira bahwa kami menciptakan
kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?" (Al
Mukminun: 115). atau tidaklah manusia diciptakan sebatas untuk menikmati kehidupan dunia dan segala
keindahannya.