Anda di halaman 1dari 22

HARI BERBANGKIT

(Yaum al ba ats)

Kehidupan akhirat menurut ilmu pengetahuan seringkali dikenal dengan istilah


eskatologi. Eskatologi itu merupakan ajaran teologi mengenai kehidupan seputar akhir
zaman seperti hari kiamat dimana hari tersebut dikatakan sebagai kebangkitan
seluruh manusia dan pemulihan Firdaus. Para ahli teologi, filsafat, ilmuwan, maupun
agamawan Islam telah berusaha mengkaji dan menerangkan kehidupan akhirat sesuai
latar belakang bidang keilmuwan masing-masing, namun walaupun pemikiran para
ahli berbeda-beda, masing-masing telah menyepakati satu hal yaitu kepastian adanya
kehidupan di alam akhirat.

Pemikiran tentang alam akhirat sebenarnya bukanlah hal baru, dikarenakan


pemikiran tersebut telah ada sejak jaman dahulu. Bahkan hari kebangkitan manusia
yang menjadi awal dari kehidupan akhirat telah diyakini keberadaannya sejak sebelum
diturunkannya Al-Quran. Misalnya bangsa Mesir kuno yang hidup 2500 tahun SM yang
meyakini adanya Osiris (dewa yang mengadili manusia di akhirat). Selanjutnya selama
seribu tahun kemudian, pemikiran mengenai alam akhirat diyakini oleh agama
Zoroaster di Persia. Begitu pula kepercayaan tentang alam akhirat yang diyakini
bangsa Yunani kuno. Hasil pemikiran eskatologi dapat berupa khayalan, fantasi,
imajinasi para sastrawan maupun penyair, dapat juga berupa deskripsi dan eksposisi
para teolog, serta pemikiran falsafi para filosof. Karena itulah hasil pemikiran
eskatologi dapat berbeda-beda tergantung bagaimana cara pendekatan yang
dilakukan. Di samping itu perbedaan hasil pemikiran dapat juga disebabkan oleh
perbedaan generasi dan latar belakang budaya.

A. Definisi Akhirat

Secara etimologi, akhirat berasal dari bahasa Arab al-yaum al-ākhirah, yang
artinya hari/masa depan. Dipakai untuk mengistilahkan kehidupan alam baka (kekal)
setelah kematian atau sesudah dunia berakhir. Keterangan mengenai peristiwa alam
akhirat seringkali diucapkan secara berulang dalam beberapa ayat di dalam Al Qur'an
sebanyak 115 kali yang mengisahkan tentang Yawm al-Qiyâmah dan akhirat juga
bagian penting dari eskatologi Islam. Akhirat dianggap sebagai salah satu rukun iman
yaitu: percaya pada Allah, percaya pada Malaikat, percaya pada Kitab Suci, percaya
pada Nabi dan Rasul, serta percaya pada takdir dan ketetapan. Menurut Islam, Allah
memainkan peranan utama terhadap beratnya perbuatan masing – masing hamba-
Nya. Allah akan memutuskan apakah hamba-Nya kelak di akhirat ditempatkan di
Jahannam (neraka) atau di Jannah (surga). Kepercayaan dalam ajaran Islam telah
disinggung dengan istilah Hari Penghakiman.

Akhirat merupakan suatu dimensi fisik dan hukum dari representasi (gambaran)
dunia yang terjadi setelah dunia fana berakhir. Bagi kaum yang beragama samawi
meyakini bahwa kehidupan akhirat merupakan tempat di mana segala perbuatan
manusia selama kehidupan di dunia akan diberi balasan. Pada fase ini seluruh umat
manusia tidak lagi ada yang menggunakan bahasa keseharian, semuanya
menggunakan bahasa arab murni atas kuasa Allah SWT Umat Islam hendaknya
meyakini bahwa dunia bukanlah satu – satunya alam yang menjadi tempat tinggal
bagi manusia. Masih ada alam lain yang disinggahi oleh manusia hingga hari kiamat
tiba. Setelah melewati alam dunia, manusia akan bertemu di alam kubur yang menjadi
gerbang batas antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Alam kubur menjadi
tempat tinggal bagi orang-orang yang telah meninggal hingga datangnya hari kiamat
kelak.

Para ulama telah menjelaskan tantang fase kehidupan berikutnya setelah


kehidupan di dunia. Terdapat tiga alam yang berkaitan dengan posisi manusia dengan
ruhnya. Ketiga alam tersebut yaitu alam dunia, alam barzah, dan alam akhirat. Seperti
apa gambaran ketiga alam tersebut? Berikut perbedaan alam dunia, alam barzah, dan
alam akhirat.

1. Alam Dunia Sebagai Tempat Ujian Bagi Manusia

Alam dunia adalah refleksi dari jasad sedangkan ruh sebagai bagiannya.
Hakikat kehidupan dunia sebenarnya adalah ujian bagi manusia seberapa mampu bisa
menjalankan perintah Allah SWT Dunia sesungguhnya menjadi tempat manusia untuk
berlomba mengumpulkan amal kebaikan, seperti yang difirmankan Allah SWT di Surah
Al Kahfi ayat 7 sebagai berikut:

‫ِإَّنا َجَع ْلَنا َم ا َع َلى اَأْلْر ِض ِز يَنًة َلَها ِلَنْبُلَو ُهْم َأُّيُهْم َأْح َس ُن َع َم اًل‬
Artinya: Sesungguhnya Kami telah jadikan segala yang ada di bumi ini untuk
perhiasan bagi bumi itu sendiri dan penghuninya, untuk menguji siapakah di antara
mereka yang paling baik amalnya. (QS. al-Kahfi: 7)

Di dunia ini segala godaan akan senantiasa muncul di hadapan manusia, oleh
karena itu manusia dituntut untuk kuat dalam keimanan dan menjadikan Allah SWT
sebagai satu-satunya pelindung dan tempat kembali. Imam Ghazali menyebutkan
bahwa alam dunia seperti panggung atau pasar yang disinggahi oleh para musafir di
tengah perjalannya menuju tempat lain. Maka saat itulah mereka membekali diri
sebelum meneruskan perjalanan menuju tempat lain. Untuk menguji keimanan
manusia selama di dunia, Allah SWT memberikan garis ketentuan yang harus diikuti
oleh manusia agar selamat dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat kelak.

2. Alam Barzah, Pintu Gerbang Menuju Akhirat

Alam barzah merupakan refleksi dari ruh, sedangkan jasad adalah sebagai
bagiannya. Ketika kematian tiba, manusia akan meninggalkan alam dunia menuju
alam barzah. Alam barzah merupakan alam kubur yang dirupakan sebagai pintu
gerbang atau alam perbatasan antara alam dunia dengan alam akhirat. Manusia yang
telah berada di alam barzah dapat melihat kondisi di alam dunia maupun kondisi di
alam akhirat. Selain diperlihatkan keadaan dua alam tersebut, disebutkan bahwa
manusia yang berada di alam barzah juga akan mendapatkan balasan atas
perbuatannya selama berada di dunia. Oleh karena itu terdapat istilah populer yang
disebut dengan siksa kubur. Perlu diketahui bahwa alam barzah merupakan pembeda
dari alam dunia dan akhirat, sebagaimana Firman Allah berikut:

Artinya: “Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang


berdosa; mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja). Seperti
demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran). (QS. Rum 55).
Artinya: Dan orang-orang yang diberi ilmu dan keimanan berkata (kepada
orang-orang kafir), “Sungguh, kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan
Allah, sampai hari kebangkitan. Maka inilah hari kebangkitan itu, tetapi (dahulu) kamu
tidak meyakini(nya). (QS. Ar-Rum: 56)

Pada saat hari kebangkitan atau Yaumul Ba’as (alam kebangkitan), semua
makhluk yang ada di alam barzah akan dibangkitkan kembali oleh Allah SWT untuk
menuju beberapa alam, sebelum masuk ke kehidupan akhirat (surga atau neraka). Di
Yaumul Ba’as (alam kebangkitan), setiap manusia akan memasuki beberapa alam lain
yakni Yaumul Mahsyar (hari dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar setelah
kebangkitannya), Yaumul Hisab (hari perhitungan amal), barulah setelahnya ditetapkan
kehidupan akhirat berupa surga dan neraka.

3. Alam Akhirat Sebagai Tempat Yang Kekal Bagi Manusia

Alam akhirat merupakan kehidupan kekal setelah alam dunia. Setiap muslim
yang beriman, wajib percaya akan adanya alam akhirat sebagai tempat yang kekal
bagi manusia, seperti tercantum dalam Al Qur'an Surah Al-Mu'min atau Surah Ghafir
ayat 39:

Artinya: “Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah


kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal”. (QS.
Surah Ghafir: 39)

Alam akhirat disebut juga sebagai Darul Qarar, yakni alam dimana manusia
kembali dibangkitkan untuk mendapatkan balasannya dan terjadi ketika jasad dan ruh
kembali digabungkan. Pada masa ini, kebangkitan kembali manusia dengan tubuh
ukhrawinya didasarkan pada wujud mental yang membentuk karakter manusia
tersebut. Setidaknya terdapat enam karakter manusia yang akan dibangkitkan di
akhirat kelak, yaitu karakter insani, karakter malaikat, karakter setan, karakter
binatang, karakter tumbuh – tumbuhan, dan karakter benda padat. Semua karakter ini
dibentuk berdasarkan tindakan yang dilakukan manusia selama menjalani kehidupan
di dunia. Pembahasan terkait perbedaan alam dunia, alam barzah, dan alam akhirat di
atas dapat kita pahami dan yakini sebagai seorang muslim yang taat, bahwa
kehidupan di dunia hanya sesaat dan kehidupan setelahnya merupakan kehidupan
yang kekal.

Sesungguhnya di antara ajaran baginda Rasululullah yang dipertentangkan oleh


mayoritas kaum Jahiliyah adalah mengenai kebangkitan manusia dari kubur. Sebagian
kaum tersebut menganggap manusia mustahil hidup kembali setelah tubuhnya hancur
dan melebur dengan tanah. Allah mengisahkan kaum tersebut dalam firman-Nya
berikut ini yaitu:
‫ٰۤل‬ ‫ٰۤل‬ ‫ٰۤل‬
‫َو ِاْن َتْع َج ْب َفَعَج ٌب َقْو ُلُهْم َءِاَذ ا ُكَّنا ُتَر اًبا َءِاَّنا َلِفْي َخ ْلٍق َجِد ْيٍد ۗە ُاو ِٕىَك اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ا ِبَر ِّبِه ْۚم َو ُاو ِٕىَك اَاْلْغ ٰل ُل ِفْٓي َاْع َناِقِهْۚم َو ُاو ِٕىَك‬
‫َاْص ٰح ُب الَّناِۚر ُهْم ِفْيَها ٰخ ِلُد ْو ن‬

Artinya: “Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut
mengherankan adalah ucapan mereka, ‘Apabila kami telah menjadi tanah, apa-kah
kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?’ Orang-orang
itulah yang kafir kepada Tuhannya; dan orang-orang itulah (yang dilekatkan) belenggu
di leher-nya; mereka itulah penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Ar-Ra’d:
5).

Al-Qur’an telah meyakinkan adanya ba’ats (kebangkitan) beserta sanggahan


atas orang-orang yang mengingkarinya dengan metode hebat dan jitu, sehingga
memaksa akal sehat untuk menerimanya dan tunduk kepadanya. Kebanyakan metode
itu dapat disaksikan, diindera, serta difahami oleh akal secara nyata. Paling tidak, di
dalam Al-Qur’an ada empat macam metode pembuktian adanya kebangkitan. berikut
pembagian metode ini yaitu:

a. Metode Pertama
Ber-istidlal (pembuktian) dengan penciptaan langit dan bumi dan benda-benda
agung yang menjadi saksi atas kesempurnaan ciptaan Allah serta bukti kekuasaan
Allah yang absolut (mutlak). Suatu perkara yang mengharuskan ke-Mahakuasaan Allah
atas perkara yang lebih kecil dari itu. Allah menjelaskan semua hal tersebut dalam
ayat al-Quran berikut ini:
Artinya: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang
menciptakan langit dan bumi adalah kuasa (pula) menciptakan yang serupa dengan
mereka, dan telah menetapkan waktu yang tertentu bagi mereka yang tidak ada
keraguan padanya? Maka orang-orang zhalim itu tidak menghendaki kecuali
kekafiran” (Qs. Al-Isra’: 99).

Firman Allah:

Artinya: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah


yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena
menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya
Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Qs. Al-Ahqaf: 33).

Firman Allah:

Artinya: “Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada


penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ghafir:
57)

Masih banyak lagi ayat-ayat yang menjelaskan tentang hal – hal diatas,
semuanya menjelaskan bahwa menciptakan serta membangkitkan manusia kembali
setelah mati adalah lebih mudah dan lebih ringan daripada menciptakan makhluk-
makhluk raksasa ini. Padahal semuanya itu kecil bagi Allah SWT.

b. Metode Kedua

Ber-istidlal (pengambilan dalil) mengenai ba’ts (hari kebangkitan) Allah mampu


menciptakan manusia, maka tidaklah susah Allah membangkikan kembali manusia
untuk hidup kedua kalinya. Kepastian seperti ini banyak terdapat di dalam Al-Qur’an,
seperti Firman Allah:

Artinya: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari
kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal
daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan
kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai
waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) sampailah kamu kepada kedewasaan, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan
umurnya sampai pikun, supaya dia tidak menge-tahui lagi sesuatu pun yang dahulunya
telah diketahuinya.” (Qs. Al-Hajj: 5).

Firman Allah SWT:

Artinya: “Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian


mengembalikan (menghi-dupkan)-nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah
lebih mudah bagi-Nya. Dan bagiNyalah sifat yang Mahatinggi di langit dan di bumi; dan
Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Ar-Ruum ayat 27).

Pada ayat-ayat yang penulis kemukakan di atas, terdapat beberapa teguran


yang menggugah hati orang ingkar agar mereka mau melihat dan merenungi dirinya
sendiri. Darimana pertama kali dirinya diciptakan dan bagaimana masa-masa yang
telah dirinya lewati setiap tahapan yang selalu berbeda dengan yang sebelumnya.
Perbedaan ini kalau diukur dengan akal dan kebiasaan manusia. Sedangkan menurut
Allah, tidak ada sesuatu yang lebih mudah dari yang lain, karena bagi-Nya semuanya
adalah mudah.

c. Metode Ketiga

Allah menegakkan dalil adanya hari kebangkitan sesudah mati dengan


menghidupkan bumi, seperti yang terdapat dalam ayat berikut ini.
Artinya: “Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira
sebelum kedatangan rahmatNya (hujan), sehingga apabila angin itu telah membawa
awan, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah
itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan,
seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang mati, mudah-mudahan kamu
mengambil pelajaran.” (QS. Al-A’raf ayat 57)

Dalam ayat-ayat terdahulu dan yang sejenisnya Allah menjelaskan bahwasanya


menghidupkan manusia sesudah mati adalah sangat mungkin bagi Tuhan Yang Maha
Mengatur segala urusan. Bukti kongkritnya dapat pembaca amati, yaitu dengan
melihat tanah yang kering gersang dan gundul yang tak ada tanda kehidupan, maka
Allah mendatangkan air hujan, sesudah itu ia menjadi hijau dan subur, pepohonan,
bunga-bunga serta buah-buahan bertebaran di mana-mana. Maka Yang Mahakuasa
menghidupkan ini akan berkuasa pula menghidupkan kembali jasad-jasad yang telah
musnah tak berbekas dan Dia Maha Mengetahui segala ciptaan-Nya.

Diriwayatkan dari Ali bin ma'bad Dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, Aku
termasuk yang bergabung dalam beberapa orang sahabat yang sedang mendengarkan
Rasulullah menceritakan hadis panjang yang kutipannya sebagai berikut:

Allah yang Maha Agung dan Maha Suci nama-nama-Nya berfirman dalam surat
al-Mu'min ayat 16, “…Kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan".
Kemudian Dia berfirman dalam surat Ibrahim ayat 48, “…Bumi diganti dengan bumi
yang lain dan (demikian pula) langit”. Setelah meratakannya seperti menyamak kulit
binatang, sebagaimana disebut dalam surat Thaha ayat 107, “Tidak ada sedikitpun
kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi." Allah lalu membentuk
makhluk dengan sekali bentakan maka mereka sudah berada di atas bumi yang telah
diganti tersebut seperti keadaan semula.

Selanjutnya Allah menurunkan air (sejenis sperma laki - laki) kepada kalian dari
bawah Arashi lalu turun hujan kepada kalian selama 40 tahun sehingga terjadi banjir
bandang setinggi 12 hasta. Kemudian Allah yang Maha Mulia lagi Maha Agung
memerintahkan jasad-jasad untuk tumbuh kembali seperti layaknya sayur-sayuran.
Setelah menghidupkan kembali para malaikat pembawa Arasyi, Jibril, Mikail dan
Isrofil. Allah lalu menyuruh Israfil untuk mengambil sangkakala. Setelah itu Allah
menyuruh agar semua arwah didatangkan. Arwah orang Islam tampak berkilau
cahayanya sementara arwah-arwah yang lain terlihat gelap.

Kemudian Allah menyuruh Israfil untuk meniup sangkakala kebangkitan


kembali. Begitu ditiup semua arwah keluar laksana lebah yang memenuhi ruang
antara langit dan bumi. Allah berfirman, “Demi kemuliaan dan keagunganku, seluruh
arwah hendaknya kembali ke jasadnya masing-masing!" Arwah - arwah itu lalu masuk
ke dalam jasadnya lewat lubang hidung dan berjalan seperti jalannya racun atau bisa
ular ke dalam tubuh orang yang digigitnya. Selanjutnya bumi terbelah dari kalian, dan
Aku adalah orang pertama yang keluar darinya, kemudian diusir kalian. Saat itu kalian
semua berubah menjadi anak-anak muda yang berusia 30 tahun dan semua lisan
bergegas menuju kepada Tuhannya.

Mereka semua berdiri di padang mahsyar dalam keadaan telanjang dan


berbaris sepanjang jarak perjalanan 70 tahun. Mereka bermandikan keringat sebatas
dagu. Dalam keadaan tubuh dibelenggu, mereka menjerit pilu, Siapa yang dapat
memohonkan syafaat untuk kami kepada Tuhan kami.

d. Metode Keempat

Metode ini berdasarkan yang dicantuumkan dalam Al-Qur’an bahwa Allah telah
menghidupkan sebagian orang yang sudah mati di dunia. Di antaranya Allah berfirman:

Artinya: “Dan ingatlah, ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu
saling tuduh – menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang
selama ini kamu sembunyikan. Lalu Kami berfirman, ‘Pukullah mayat itu dengan
sebagian anggota sapi betina itu!’ Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-
orang yang telah mati, dan memperlihatkan padamu tanda – tanda kekuasaan-Nya
agar kamu mengerti” (QS. Al-Baqarah: ayat 72-73).

Firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 243 berikut:

Artinya: “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari


kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati;
maka Allah berfirman kepada mereka. ‘Matilah kamu’, kemudian Allah meng-hidupkan
mereka. Sesungguhnya Allah mempu-nyai karunia terhadap manusia, tetapi
kebanyakan manusia tidak bersyukur” (QS. Al-Baqarah ayat 243).

Sebagaimana firman Allah berikut: Artinya: “Atau apakah (kamu tidak


memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (tembok-nya) telah roboh
menutupi atapnya. Dia berkata, ‘Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini
setelah roboh?’ Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian
menghidupkannya kembali. Allah bertanya, ‘Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?’
Ia menjawab, ‘Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari’. Allah berfirman,’
Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada
makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledaimu
(yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan
Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, bagaimana Kami
menyusunnya kembali, kemudian Kami menutupnya dengan daging’. Maka tatkala
telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) dia pun
berkata, ‘Saya yakin bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.'” (QS. Al-Baqarah
ayat 259).

Metode ini seperti yang diterima Nabi Isa sebagai mukjizat baginya, yaitu dapat
menghidupkan orang mati dengan seizin Allah. Tidak dapat diragukan lagi bahwa dalil-
dalil di atas telah membuktikan adanya Hari Kebangkitan, sebab yang dapat
menghidupkan kembali suatu jiwa setelah mati hanyalah Dia yaitu Allah dan hanya
Dialah yang mampu menghidupkan seluruh jiwa. Sebagaimana yang ditegaskan dalam
Al-Quran berikut ini:
Artinya: “Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam
kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membang-kitkan) satu jiwa
saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Luqman ayat 28).

Oleh karena itu tidak ada alasan bagi manusia yang mengelak untuk meyakini
dan mempercayai adanya hari Kebangkitan. Maka, kewajiban kita sebagai manusia
adalah menyiapkan bekal sebaik-baiknya demi kehidupan di akhirat kelak.

B. Keadaan Manusia Ketika Dibangkitkan

Setelah tiupan ash-sha’iq (tiupan yang mematikan), maka matilah yang ada di
langit dan di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Lalu Allah menurunkan hujan yang
membasahi bumi dan menumbuhkan jasad manusia dari tulang ekornya. Jasad –
jasad manusia ini tumbuh seperti tumbuhnya sayuran yang disirami hujan. Allah
berfirman dalam al-Quran berikut ini:

‫َو اَّلِذ ي َنَّز َل ِم َن الَّس َم اِء َم اًء ِبَقَد ٍر َفَأْنَشْر َنا ِبِه َبْلَد ًة َم ْيًتا َك َذ ِلَك‬
‫ُتْخ َر ُجْو َن‬

Artinya: “Dan Rabb yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang
diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu
akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Zukhruf ayat 11)

Nabi Muhammad SAW bersabda:

Artinya: “Kemudian Allah menurunkan hujan bagaikan gerimis atau awan. Maka
tumbuhlah darinya jasad-jasad manusia. Kemudian ditiup kembali Sangkakala untuk
kedua kalinya, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusan masing-masing).”
(Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 5233)

Rasulullah SAW memberitahu umatnya bahwasanya mereka akan dibangkitkan


dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan, kemudian
dikumpulkan di padang Mahsyar. Beliau Rasulullah SAW bersabda: “Wahai manusia,
sesungguhnya kalian akan dikumpulkan menuju Allah Ta’ala dalam keadaan tidak
beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh
al-Bukhari, no. 3349 dan Muslim, no. 2860, dari sahabat ‘Abdullah ibnu ‘Abbas
radhiyallahu ‘anhuma).
Lalu Aisyah RA bertanya, “Apakah laki-laki dan wanita saling melihat satu sama
lain?” Nabi SAW menjawab: “Keadaannya jauh lebih berat dari sekedar melihat satu
sama lain.” (Hadits shahih. Diriwayatkan Bagian Tubuh Manusia Yang Tidak Dimakan
Tanah)

Seluruh tubuh manusia akan hancur dimakan tanah kecuali yang dikehendaki
Allah. Adapun jasad yang tidak hancur dimakan tanah adalah berikut ini:

1. Jasad Para Nabi

Rasulullah SAW bersabda:

‫ِإَّن َهللا َح َّر َم َع َلى ْاَألْر ِض َأْن َتْأُك َل َأْج َس اَد‬


‫ْاَألْنِبَياِء‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla mengharamkan tanah memakan


jasad para Nabi” (Diriwayatkan oleh Abu Daud, no. 883, Ibnu Majah, no. 1075 dan
dinilai shohih oleh Al-Albani dalam Shohih Sunan Abu Daud, no. 962 dan Shohiih Ibni
Majah, no. 889)

2. Tubuh Para Syuhada (orang yang meninggal jihad fi sabilillah)

Jabir bin Abdillah RA pernah menggali makam ayahnya yang mati dalam perang
Uhud. Ayahnya dimakamkan bersama orang lain dalam satu liang. Kemudian Jabir
merasa kurang senang membiarkan beliau bersama dengan yang lain dalam satu
liang. Kemudian kuburannya digali setelah enam bulan. Ternyata keadaan jasad
ayahnya masih sama seperti awal dikuburkan, kecuali telinganya (Hadits shohih.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 1264)

3. Tulang Ekor Manusia

Rasulullah SAW bersabda:

: ‫ َقاُلْو ا َأُّي َع ْظٍم ُهَو َيا َر ُسْو َل ِهللا؟ َقاَل‬،‫ ِفْيِه ُيَر َّك ُب َيْو َم اْلِقَياَم ِة‬،‫ِإَّن ِفي اِإل ْنَس اِن َع ْظًم ا َال َتْأُك ُلُه ْاَألْر ُض َأَبًدا‬
‫َع ْج ُب الَّذ َنِب‬

Artinya: “Sesungguhnya pada diri manusia ada satu tulang yang tidak dimakan
tanah selamanya. Padanya manusia disusun (kembali) pada hari Kiamat”. Para
sahabat bertanya, “Tulang apakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab, “Tulang ekor.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 5255)
4. Ruh Manusia

Meskipun ruh manusia adalah makhluk, namun ia tidak akan punah (Syarah Al-
Aqi Dalam hadits Abdullah bin ‘Amr yang telah lalu, Rasulullah SAW bersabda:

- ‫ُثَّم ُيْنَفُخ ِفي الُّص وِر َفاَل َيْس َم ُعُه َأَح ٌد ِإاَّل َأْص َغى ِليًتا َو َر َفَع ِليًتا ثم ال يبقى أحد إال َصِع َق ُثَّم ُيْنِز ُل ُهللا َم َطًرا َك َأَّنُه الَّطُّل َأْو الِّظُّل‬
‫ َهُلَّم ِإَلى َر ِّبُك ْم‬، ‫ َيا َأُّيَها الَّناُس‬:‫ ُثَّم ُيَقاُل‬، ‫ َفَتْنُبُت ِم ْنُه َأْج َس اُد الَّناِس ُثَّم ُيْنَفُخ ِفيِه ُأْخ َر ى َفِإَذ ا ُهْم ِقَياٌم َيْنُظُروَن‬-‫َشَّك الَّراِو ي‬

Artinya: “Kemudian Allah menurunkan hujan seperti gerimis atau naungan


perawi ragu, lalu karenanya tumbuhlah jasad-jasad manusia. kemudian ditiuplah
sangkakala untuk kali berikutnya, tiba-tiba manusia bangkit dari kuburnya dalam
keadaan menanti apa yang akan terjadi. Kemudian dikatakan kepada manusia: ‘Wahai
sekalian manusia! Kemarilah kalian semua menuju Rabb kalian’.” (HR. Muslim)

Setelah ditiupkan sangkakala dengan tiupan yang membangkitkan (nafkhatul


ba’tsi), manusia bangkit dari alam kubur (alam barzakh) untuk menghadap Allah
dalam rangka mempertanggungjawabkan amalan – amalan mereka selama hidup di
dunia.

5. Tulang yang Tidak Hancur

Manusia akan tumbuh dari tulang yang sangat kecil yang terletak di bagian
bawah tulang sulbi (tulang ekor) pada waktu setelah turun hujan hari kiamat. Hal ini
sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini:

‫ َوِم ْنُه‬،‫ َلْيَس ِم َن اِإْل ْنَس اِن َش ْي ٌء ِإاَّل َيْبَلى ِإاَّل َع ْظًم ا َو اِح ًدا َو ُهَو َع ْج ُب الَّذ َنِب‬،‫ُثَّم ُيْنِز ُل ُهللا ِم َن الَّسَم اِء َم اًء َفَيْنُبُتوَن َك َم ا َيْنُبُت اْلَبْقُل‬
‫ُيَر َّك ُب اْلَخ ْلُق َيْو َم اْلِقَياَم ِة‬

Artinya: “Kemudian Allah menurunkan air hujan dari langit. Lalu (jasad-jasad)
mereka akan tumbuh seperti tumbuhnya sayuran. Jasad manusia akan hancur kecuali
satu tulang yaitu ‘ajbu adz-dzanab. Dari tulang itulah manusia akan tumbuh kembali
pada hari kiamat.”

Al-Imam An-Nawawi berkata: “Ajbu adz-dzanab adalah tulang yang sangat kecil,
terletak di bagian bawah tulang ekor dan dia adalah ujungnya. Tulang itulah yang
pertama kali tercipta dari anak keturunan Adam, dan yang akan tetap ada (tidak
hancur) sehingga dia dibangkitkan darinya.” (Syarh Shahih Muslim, 9/292 Al-
Safariniyah, Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Mani’, hal. 212)
Setelah semua arwah dipanggil dan dilemparkan ke dalam sangkakala, Allah
lalu menyuruh Israfil untuk meniupnya. Setelah ditiup arwah itu pun keluar dari
sangkakala kemudian diperintahkan untuk bergabung atau masuk ke dalam jasad
masing-masing secepat kilat. Sekedar tau saja bahwa lubang teropet yang ditiup lsrofil
itu sejumlah mahluk yang telah mati.

Allah SWT berfirman: “Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar
dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka. Mereka berkata: “Aduh
celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?”
Inilah yang dijanjikan (Dzat) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya). Tidak
adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua
dikumpulkan kepada Kami. Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan
sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS. Yasin ayat 51-54
Firman Allah:

‫َفَذ ْر ُهْم َيُخ وُضو۟ا َو َيْلَع ُبو۟ا َح َّتٰى ُيَٰل ُقو۟ا َيْو َم ُهُم ٱَّلِذ ى ُيوَع ُدوَنَيْو َم َيْخ ُرُجوَن ِم َن ٱَأْلْج َداِث ِس َر اًعا َك َأَّنُهْم ِإَلٰى ُنُص ٍب ُيوِفُضوَنَٰخ ِشَع ًة‬
‫َأْبَٰص ُر ُهْم َتْر َهُقُهْم ِذ َّلٌةۚ َٰذ ِلَك ٱْلَيْو ُم ٱَّلِذ ى َك اُنو۟ا ُيوَع ُد وَن‬

Artinya: “Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-


main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka, (yaitu) pada
hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera
kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia), dalam keadaan mereka menekurkan
pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan
kepada mereka.” (Al-Ma’arij: 42-44)

Firman Allah:

‫َو ٱْسَتِم ْع َيْو َم ُيَناِد ٱْلُم َناِد ِم ن َّم َك اٍن َقِر يٍبَيْو َم َيْس َم ُعوَن ٱلَّصْيَح َة ِبٱْلَح ِّقۚ َٰذ ِلَك َيْو ُم ٱْلُخ ُروِج ِإَّنا َنْح ُن ُنْح ِىۦ َو ُنِم يُت‬
‫َو ِإَلْيَنا ٱْلَم ِص يُر‬

Artinya: “Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari
tempat yang dekat. (Yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-
benarnya, itulah hari keluar (dari kubur). Sesungguhnya Kami menghidupkan dan
mematikan, serta hanya kepada Kami-lah tempat kembali (semua makhluk).” (QS. Qaf
ayat 41-43)

Dalam hadits Abdullah bin ‘Amr yang telah lalu, Rasulullah SAW bersabda:
- ‫ُثَّم ُيْنَفُخ ِفي الُّص وِر َفاَل َيْس َم ُعُه َأَح ٌد ِإاَّل َأْص َغى ِليًتا َو َر َفَع ِليًتا ثم ال يبقى أحد إال َصِع َق ُثَّم ُيْنِز ُل ُهللا َم َطًرا َك َأَّنُه الَّطُّل َأْو الِّظُّل‬
‫ َهُلَّم ِإَلى َر ِّبُك ْم‬، ‫ َيا َأُّيَها الَّناُس‬:‫ ُثَّم ُيَقاُل‬، ‫ َفَتْنُبُت ِم ْنُه َأْج َس اُد الَّناِس ُثَّم ُيْنَفُخ ِفيِه ُأْخ َر ى َفِإَذ ا ُهْم ِقَياٌم َيْنُظُروَن‬-‫َشَّك الَّراِو ي‬

Artinya: “Kemudian Allah menurunkan hujan seperti gerimis atau naungan –


perawi ragu–, maka tumbuhlah jasad-jasad manusia karenanya. Lalu ditiuplah
sangkakala untuk kali berikutnya, tiba-tiba mereka bangkit dari kuburnya dalam
keadaan menanti (apa yang akan terjadi). Kemudian dikatakan kepada mereka:
‘Wahai sekalian manusia! Kemarilah kalian semua menuju Rabb kalian” (HR. Muslim)

Setelah ditiupnya sangkakala dengan tiupan yang membangkitkan (nafkhatul


ba’tsi), mereka bangkit dari alam kubur (alam barzakh), untuk menghadap Allah dalam
rangka mempertanggungjawabkan amalan-amalan mereka ketika hidup di dunia.

Dari Ibnu Abbas dia berkata:

‫ َقاَم ِفيَنا َر ُسوُل ِهللا‬n } ‫ ِإَّنُك ْم َم ْح ُش وُروَن ُح َفاًة ُع َر اًة ُغ ْر اًل {َك َم ا َبَد ْأَنا َأَّوَل َخ ْلٍق ُنِع يُد ُه َو ْع ًدا َع َلْيَنا ِإَّنا ُكَّنا َفاِع ِليَن‬: ‫ َفَقاَل‬،‫ِبَم ْو ِع َظٍة‬
‫َو َأَّوُل َم ْن ُيْك َس ى َيْو َم اْلِقَياَم ِة ِإْبَر اِهيُم‬

Rasulullah SAW memberi nasihat kepada kami, beliau berkata: “Wahai sekalian
manusia. Sesungguhnya kalian akan digiring menghadap Allah pada hari kiamat dalam
keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan tidak dikhitan” (sebagaimana firman Allah):

‫َيْو َم َنْطِو ى ٱلَّسَم ٓاَء َك َطِّى ٱلِّس ِج ِّل ِلْلُكُتِبۚ َك َم ا َبَد ْأَنٓا َأَّوَل َخ ْلٍق ُّنِع يُد ُهۥۚ َو ْع ًدا َع َلْيَنٓاۚ ِإَّنا ُكَّنا‬
‫َٰف ِع ِليَن‬

Artinya: “Sebagaimana Kami telah menciptakannya, demikian pula Kami


mengembalikannya, sebagai janji atas Kami. Sesungguhnya Kami akan benar-benar
melakukannya.’ (QS. Al-Anbiya: 104)

Ketahuilah, makhluk yang pertama kali akan dikaruniai pakaian pada hari
kiamat adalah Ibrahim (Muttafaqun ‘alaih). Karena dahsyat dan mencekamnya
keadaan waktu itu, kaum lelaki tidak peduli terhadap kaum wanita dan begitu pula
sebaliknya. Ummul Mukminin Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW:

‫ اَأْلْم ُر َأَشُّد ِم ْن َأْن‬: ‫ الِّر َج اُل َو الِّنَس اُء َيْنُظُر َبْعُضُهْم ِإَلى َبْع ٍض؟ َفَقاَل‬،‫َيا َر ُسوَل ِهللا‬
‫ُيِهَّم ُهْم َذ اِك‬
Artinya: “Wahai Rasullullah, apakah para lelaki dan wanita sebagiannya akan
melihat sebagian yang lain?” Beliau menjawab: “Urusan (pada hari itu) lebih dahsyat
daripada mereka memerhatikan hal tersebut.” (Muttafaqun ‘alaih)

6. Keadaan orang-orang kafir setelah dibangkitkan:

Bagi orang-orang kafir, hari kiamat adalah hari yang sangat menyulitkan,
disebabkan kekafiran dan kesyirikan mereka di dunia. Sebagaimana firman Allah
tentang mereka:

‫َفَتَو َّل َع ۡن ُهۡم َيۡو َم َيۡد ُع ٱلَّد اِع ِإَلٰى َش ۡى ٍء ُّنُك ٍر ُخَّش ًعا َأۡب َٰص ُر ُهۡم َيۡخ ُرُجوَن ِم َن ٱَأۡلۡج َداِث َك َأَّنُهۡم َجَر اٌد ُّم نَتِش ٌر ُّم ۡه ِطِع يَن ِإَلى ٱلَّد اِع َيُقوُل‬
‫ٱۡل َٰك ِفُروَن َٰه َذ ا َيۡو ٌم َع ِس ر‬

Artinya: “(Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat) menyeru kepada


sesuatu yang tidak menyenangkan (hari pembalasan), sambil menundukkan
pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang
yang beterbangan, mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir
berkata: “Ini adalah hari yang berat.” (Qs. Al-Qamar: 6-8).

Allah Mahakuasa melakukan apapun yang Dia kehendaki. Dari Anas bin Malik berkata:

‫ َأَلْيَس اَّلِذ ي َأْم َش اُه َع َلى الِّر ْج َلْيِن ِفي الُّد ْنَيا َقاِد ًرا‬: ‫ َكْيَف ُيْح َش ُر اْلَك اِفُر َع َلى َو ْج ِهِه َيْو َم اْلِقَياَم ِة؟ َقاَل‬،‫ َيا َنِبَّي ِهللا‬: ‫َأَّن َر ُج اًل َقاَل‬
‫ َبَلى َوِع َّز ِة َر ِّبَنا‬:‫َقاَل َقَتاَد ُة‬- ‫َع َلى َأْن ُيْمِشَيُه َع َلى َو ْج ِهِه َيْو َم اْلِقَياَم ِة؟‬

Seseorang bertanya: “Wahai Nabi, bagaimana orang kafir bisa digiring (menuju
mahsyar) dalam keadaan diseret di atas wajahnya?” Beliau menyatakan: “Bukankah
Dzat yang menjadikan dia bisa berjalan di atas kedua kakinya ketika hidup di dunia,
Dia juga Maha Kuasa untuk menjadikannya berjalan di atas wajahnya pada hari
kiamat?” –Qatadah (perawi hadits ini dari Anas) berkata: “Tentu, demi Keperkasaan
Rabb kami.” (Muttafaqun ‘alaih).

Firman Allah:

Artinya: “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan


pertama mengguncangkan alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua” (QS. An-
Nazi'at ayat 6-7)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa keduanya adalah tiupan sangkakala, yaitu
tiupan yang pertama dan tiupan yang kedua. Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid,
Al-Hasan, Qatadah, dan Ad-Dahhak serta lain-lainnya yang bukan hanya satu orang.

Firman Allah:

‫َيْو َم َتْر ُج ُف اَاْلْر ُض َو اْلِج َباُل َو َكاَنِت اْلِج َباُل َك ِثْيًبا َّم ِهْياًل‬

Artinya: “(Ingatlah) pada hari (ketika) bumi dan gunung-gunung berguncang


keras, dan menjadilah gunung-gunung itu seperti onggokan pasir yang dicurahkan” (QS.
Al-Muzzammil ayat 14).

Semakna dengan apa yang disebutkan firman-Nya: Pada hari bumi dan gunung-
gunung berguncangan Allah SWT berfirman:

‫ُّم ۡه ِطِع يَن ِإَلى ٱلَّد اِع َيُقوُل ٱۡل َٰك ِفُروَن َٰه َذ ا َيۡو ٌم َع ِس ٌر َفِإَذ ا ُهم‬
‫ِبٱلَّساِهَر ة‬

Artinya: “Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tiupan


saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi” (QS. An-
Nazi'at ayat 13-14)

Sesungguhnya kebangkitan itu hanyalah merupakan suatu perintah dari Allah


yang tidak perlu ada pengulangan atau pengukuhan. Maka begitu Allah
memerintahkannya, dengan serta merta semua manusia hidup kembali dan berdiri
serta melihat. Allah tinggal memerintahkan kepada Malaikat Israfil untuk meniup
sangkakala, maka ditiuplah olehnya tiupan berbangkit (untuk menghidupkan semua
makhluk), lalu dengan tiba-tiba seketika itu juga semua orang yang terdahulu
kemudian hidup kembali berdiri di hadapan Allah SWT

Firman Allah SWT:

‫َك َاَّنُهْم َيْو َم َيَر ْو َنَها َلْم َيْلَبُثْٓو ا ِااَّل َع ِش َّيًة َاْو‬
‫ُض ٰح ىَه‬

Artinya: “Pada hari mereka melihat hari berbangkitan itu, mereka merasa
seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi
hari” (QS. An-Nazi'at ayat 46)
Yaitu apabila mereka dibangkitkan dari kuburnya masing-masing, lalu digiring
ke padang mahsyar, maka saat itulah mereka merasa amat pendek dan singkatnya
masa tinggal mereka di dunia, sehingga seakan-akan menurut mereka hanya tinggal
selama suatu pagi atau suatu sore hari saja. Juwaibir telah meriwayatkan dari Ad-
Dahhak, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman Allah SWT Pada hari
mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di
dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari (An-Nazi'at: 46). Bahwa
yang dimaksud dengan sore hari ialah jarak waktu mulai dari lohor sampai dengan
terbenamnya matahari. Sedangkan yang dimaksud dengan pagi hari ialah jarak waktu
antara terbitnya matahari sampai dengan pertengahan siang.

Hari kiamat adalah hari yang dimulai dengan pujian dan diakhiri juga dengan
pujian. Allah berfirman dalam surat Al Isra Ayat 53, "Yaitu pada hari Dia memanggil
kamu, lalu kamu mematuhinya sambil memuji Nya." Dalam ayat 75 surat az-zumar,
Allah juga berfirman, "Dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil
dan dengan diucapkan, "Segala puji bagi Allah, Tuhan seru semesta alam."

KESIMPULAN

Kalau boleh penulis sampaikan bahwa: “Hidup adalah cara mencari kematian."
Allah yang Maha mulia telah memberikan sunnatullah bahwa: “Orang yang hidup di
atas sesuatu pola (model) kehidupannya maka ia pun mati di atas model tersebut dan
kelak ia akan dibangkitkan di atas model tersebut."

Karena hidup adalah pancarian jalan menuju kematian maka anda mau mati
seperti apa? Andaikan anda ingin mati dalam shalat, maka awalilah dengan
melakukan berbagai macam shalat. Misalnya shalat wajib lima waktu yang tepat
waktu, lalu didampingi shalat rawatib, shalat dhuha, shalat malam, itu pasti karena
kalau tidak melakukan shalat malam maka kita bukanlah termasuk dalam kategori
orang-orang saleh dan saleha. Dikarenakan orang saleh dan soleha, hobi yang paling
disenangi adalah menghidupkan malam (qiyamul lail) walaupun sambil setengah
merem dan sedikit terkaget-kaget karena menahan kantuk yang sangat, plus sak
ngilereh sisan! Tapi, itu semua asik untuk dilakukan. Hal seperti itu sungguh sangat
(ngageni) untuk dikerjakan hingga menjelang tarkhim, ujuk-ujuk adzan subuh
berkumandang saut-menyaut dan suaranya sangat merdu. Ayo, cobalah sekali-sekali,
lakukan dengan perasaan santai dan enjoy, memang awal-awalnya sangat berat sekali,
meripat rasane kelet, berjalanpun sentoyongan seperti orang mabok. Walau begitu,
lakukan saja shalat malam dan dzikrullah itu lalu nikmatilah apa yang bisa kau
nikmati dari perbuatan itu. Kalau sudah nyaman dalam melakukan, tambah lagi jam
terbangnya. Ditambah shalat dan dzikirnya agak sedikit panjang. Kalau sudah nyaman
dalam berakhtifitas, berlama - lamalah ketika melakukan sujud terakhir dalam shalat
karena saat itu adalah saat yang paling mustajabah dalam berdoa. Boleh berdoa
dengan bahasa kita, tapi tidak boleh dilafalkan hanya duucapkan dalam hati saja. Dan
dalam hal ini utamakan kualitas dalam beribadah kepada Allah. Gak perlulah casing-
nya bagus tapi dalamnya hancur, Naudzubillah.

Jika anda ingin mati dalam bersedekah maka mulai sekarang Anda harus mulai
mengumpulkan uang Rp.1000, Rp.2000, Rp.5000, Rp.10.000, Rp.20.000 sebanyak
mungkin, kemanapun anda pergi bawalah serta uang itu, taruh di tas kecil yang
nyaman untuk dibawa kemanapun anda pergi. Dan dari sekarang mulailah menata
niat untuk belajar berderma disetiap akhtifitas anda. Sekecil apapun sedekah anda
niatkan pada ahli kubur kita wabil khusus kepada kedua orang tua, maka mereka dan
kita akan mendapatkannya (pahalah). Dan itupun tidak akan mengurangi nilai pahala
kita sama sekali. Manakala ada peluang bersedekah sambar saja peluang itu dengan
harapan semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Baik akan senantiasa memudahkan dan
meridohi niat suci kita. Masuk masjid... plung... masuk langgar... plung... ada orang
minta... kricik... sedakah sedikit maupun banyak itu adalah relative, tetapi niat kita
adalah belajar berderma secara continue. Ada yang berkata sedekah membabi-buta
sayang uangnya receh. Besar kecil nilai nominalnya itu bukan persoalan, yang penting
kita belajar berderma, dan terus dilakukan selagi kita masih bisa melakukannya. Siapa
tahu ketika kita berderma bersamaan itupula malaikat maut menghentikan aktifitas
kita untuk selamanya. Amin ya Allah.

Perlu penulis sampaikan bahwa andaikan saja Allah yang Maha Pemurah itu
menghidupkan seluruh orang muslim yang sudah meninggal, barang 20 menit saja,
niscaya mereka semua akan bangkit dari kubur dan langsung lari sekencang -
kencangnya menuju rumah mereka masing – masing hanya untuk bilang pada
keluarganya supaya menjual seluruh asetnya agar disedekakan atas namanya, dan
kemudian kembali lagi ke makamnya masing – masing, sebagai mana firman Allah
SWT:
‫َو َاْنِفُقْو ا ِم ْن َّم ا َر َز ْقٰن ُك ْم ِّم ْن َقْبِل َاْن َّيْأِتَي َاَح َد ُك ُم اْلَم ْو ُت َفَيُقْو َل َر ِّب َلْو ٓاَل َاَّخ ْر َتِنْٓي ِآٰلى َاَج ٍل َقِر ْيٍۚب َفَاَّصَّد َق‬
‫َو َاُك ْن ِّم َن الّٰص ِلِح ْيَن‬

Artinya: “Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata
(menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit
waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang
saleh.” (QS Al Munafiqun ayat 10).

Allah SWT telah menetapkan bagi hamba-Nya ibadah yang memiliki banyak
manfaat di dunia dan di akhirat, seperti dapat menyembuhkan penyakit, menangkal
musibah, dan melindungi dari api neraka. Salah satu ibadah yang memiliki keutamaan
itu adalah sedekah. Rasulullah SAW telah mengungkapkan kepada umat Islam
tentang manfaat sedekah, yang di antaranya dapat menolak bencana, memadamkan
murka Allah, dan mencegah dari kematian yang buruk. Sebagaimana disebutkan
dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,

‫ِإَّن الَّصَد َقَة َلُتْطِفُئ َغ َضَب الَّرِّب َو َتْدَفُع ِم يَتَة‬


‫الُّسوِء‬

Artinya: “Sedekah itu dapat memadamkan murka Allah, dan mencegah dari
keadaan mati yang jelek”. (HR. Turmudzi)

Imam Al Baihaqi dari riwayat Ali bin Abi Thalib RA, yang berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Segeralah bersedekah! Sungguhlah, musibah tidak dapat


melangkahinya”. Maksudnya adalah bahwa sedekah itu merupakan bendungan atau
tanggul yang kokoh kuat terhadap musibah (bala). Musibah tidak akan dapat
menerjangnya.

Dalam masalah sedekah, Nabi SAW juga bersabda dalam hadits yang
diriwayatkan Imam Ath Thabarani, beliau bersabda:

Artinya: “Amal perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberi


kebahagiaan kepada sesama Muslim dan menghiburnya saat dia dilanda kesusahan,
atau meringankannya saat dia dililit hutang, atau memberinya makanan saat dia
merasakan lapar. Karena, aku lebih menyukai berjalan bersama seorang Muslim yang
berbagi dengan orang yang sedang membutuhkan, daripada melakukan iktikaf di
masjid selama satu bulan penuh." (HR Ath Thabrani).

Andaikan anda ingin mati dalam berzikir kepada Allah, mulai sekarang juga
anda harus belajar berdzikir disetiap akhtifitas yang anda lakukan. Ketika duduk,
ketika berjalan, ketika jogging ketika bersepeda dan ketika beraktivitas apapun
berzikirlah kepada Allah. Pokoknya ketika anda ingat akan Allah maka berzikirlah,
Oleh kalian dibaca dalam hati maupun dizahirkan itu tergantung anda. Yang panting
anda yaman, tenang, senang dalam melakukannya.

Berikut ini beberapa rekomendasi dzikir yang penulis dapatkan dari para guru yaitu:

1. Laailaahaillallah (tahlil)
2. Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad
3. Tahmid dan Takbir
4. Istigfar

Atau barang kali anda ingin mati dalam mengerjakan puasa. Maka mulai
sekarang bersegeralah untuk mengerjakan Puasa Ramadan, dan didampingi dengan
Puasa Rajab, Puasa Muharam, dan yang paling potensial adalah Puasa Daud atau
puasa Senin Kamis. Sungguh suatu keberuntungan yang tak terhingga, andai saja
malaikat maut menghentikan puasa kita untuk selamanya. Adalah suatu kematian
yang paling didambahkan - dambahkan oleh kaum muslimin di seantero jagat ini. Yaitu
suatu kematian yang masih dalam posisi beribadah kepada Allah SWT sang pemilik
segalanya. Betapa suatu kematian yang sangat - sangat indah. Aku yo kepingin ta rek -
rek mati koyok ngono kuwi! mati dalam keadaan masih mengerjakan ibadah. Ya Allah
berilah hamba-Mu yang fakir ini sebuah kematian yang indah sebagaimana orang -
orang yang telah Engkau beri nikmat itu? Aammiin.

Nah sekarang bagaimana dengan orang yang mati dalam posisi mabuk?
tentunya kelak dibangkitkan diakhirat dalam keadaan mabuk pula, sebagaimana
ketika dia meninggal. Kelak akan dikumpulkan di padang Mahsyar dalam keadaan
dikalungi botol sambil tangannya memegang gelas. Ia mengeluarkan bau yang sangat
busuk lebih busuk dari bangkai apapun dan setiap orang yang lewat akan
mengutuknya. Naudhubillahi min dzalik semoga dijaukan dari kematian yang sejenis
itu. Aammiin.

Anda mungkin juga menyukai