Anda di halaman 1dari 11

ALAM BARZAH

PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Semua makhluk yang hidup didunia ini hidup karena di beri kehidupan oleh Dzat yang Maha
Hidup. Dan dengan berjalannya waktu makhluk yang semula hidup kemudian mati karena di
matikan oleh Dzat yang tidak tersentuh oleh kematian, yaitu Allah SWT.
Sampai kapan atau sampai berapa lama makhluk itu akan bertahan hidup? Semua Mutlak
kehendak dari Dzat yang Maha Menghendaki. Sebagaimana setiap jiwa yang telah lepas dari
badan akan menemukan tempatnya tersendiri. Dan bahkan orang yang telah mati tidak
merasakan betapa panjang waktu berjalan.baginya, tiada siang dan malam, tak mengenal angka
dan bilangan. Dan bahkan terkadang tidak merasakan bahwa dirinya tidak mengetahuinya bahwa
ia telah mati dan sudah berbeda alam dengan yang sebelumnya.
Dan adakah diantara makhluk ciptaan Allah yang tidak mengetahui bahwa suatu ketika akan
datang kematian yang menghampirinya? Allah berfirman dalam surat al-Anbiya’ ayat 35 :
َ‫ت َونَ ْبلُو ُكم بِال َّشرِّ َو ْالخَ ي ِْر فِ ْتنَةً َوِإلَ ْينَا تُرْ َجعُون‬
ِ ْ‫س َذاِئقَةُ ْال َمو‬
ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan.”
Ya, setiap dari makhluk yang bernafas, terlebih lagi manusia insya Allah telah menyadari dan
menyakini tentang hal itu. Tetapi kebanyakan manusia telah lalai atau bahkan sengaja melalaikan
diri mereka sendiri. kematian adalah benar adanya. Begitu pula dengan kehidupan setelah
kematian yang lebih bisa disebut dengan alam barzah. Perlu diketahui juga bahwa kuburan
adalah persinggahan pertama menuju akhirat. Karena itu, Orang yang mati, berarti telah
mengalami kiamat kecil. Oleh karena itu, dalam membahasan makalah ini, akan sedikit
menguraikan tentang alam barzah.

B.     Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1.      Apa Pengertian Hidup dan Mati?
2.      Bagaimana perjalanan menuju Alam Barzah?
3.      Apa Pengertian Alam Barzah?
4.      Bagaimana Komunikasi Penghuni Dunia dengan Penghuni Alam Barzah?
5.      Bagaimana siksa dan kenikmatan di Alam Barzah?
6.      Bagaimana keadaan Roh di Alam Barzah?
II. PEMBAHASAN
A.    Pengertian Hidup Dan Mati
Semua orang mengetahui apa hidup dan mati itu. Hidup dan mati adalah dua hal yang pasti akan
dirasakan oleh setiap makhluk yang bernyawa. Kalau hidup pasti akan merasakan mati.
[1] Namun apabila dikaitkan dengan makhluk atau alam, pengertian hidup dan mati menjadi
tidak sederhana lagi. Manusia hidup dan manusia mati tentu tidak sama seperti halnya dengan
bumi.
Dalam al-Qur’an hidup dan mati itu ditunjukkan dalam firman Allah, yaitu :
ُ ‫َوهّللا ُ يُحْ يِـي َويُ ِم‬
‫يت‬
“Allah menghidupkan dan mematikan.”
َ‫ار َأفَاَل تَ ْعقِلُون‬
ِ َ‫اختِاَل فُ اللَّ ْي ِل َوالنَّه‬ ُ ‫َوهُ َو الَّ ِذي يُحْ يِي َويُ ِم‬
ْ ُ‫يت َولَه‬
“Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran
malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya?”
Al-Azhari meriwayatkan dari al-Laitsi bahwa maut adalah salah satu makhluk Allah SWT. Dan
dari sumber yang lain berkata bahwa maut adalah kebalikan dari hayat (hidup). Maut berasal dari
kata mata-yamutu-mautan, yang artinya bagian akhir.[2]
Oleh karena itu, manusia di katakan hidup bila ruh atau nyawanya masih menyatu dengan
jasadnya. Dan bila keduanya terpisah dan tidak kembali lagi, namanya manusia itu mati.
Terkadang ruh atau jiwa itu meninggalkan jasadnya sementara waktu lalu kembali lagi.
Kepergian ruh atau jiwa meninggalkan jasad, baik untuk sementara waktu maupun selamanya
atau seterusnya, bukanlah kemauan jasad atau ruh. Akan tetapi, inilah hak sepenuhnya atas
Kehendak Dzat yang mempertemukan jasad dan ruh itu untuk pertama kali, Yaitu Allah SWT.
AllAh swt berfirman dalam surah az-Zumar ayat 42:
‫ضى َعلَ ْيهَا ْال َموْ تَ َويُرْ ِسـ ُل اُأْل ْخـ َرى ِإلَى َأ َجـ ٍل ُم َسـ ّمًى ِإ َّن فِي‬
َ َ‫ك الَّتِي ق‬ َ ُ‫هَّللا ُ يَت ََوفَّى اَأْلنف‬
ْ ‫س ِحينَ َموْ تِهَا َوالَّتِي لَ ْم تَ ُم‬
ُ ‫ت فِي َمنَا ِمهَا فَيُ ْم ِس‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ َ ِ‫َذل‬
ٍ ‫ك آَل يَا‬
       “Allah memegang jiwa orang ketika matinya, juga memegang jiwa orang yang belum mati
pada waktu tidurnya. Maka Dia tahanlah jiwa orang yang Dia tetapkan kematiannya, dan Dia
lepaskan jiwa yang lain,sampai pada waktu yang telah di tentukan. Sesungguhnya hal itu
menjadi bukti kekuasaan Allah bagi kaum yang mau berfikir.”

B.     Perjalanan Menuju Alam Barzah


Perjalanan menuju alam Barzakh diawali dengan berpisahnya ruh dari jasad manusia. Ini adalah
saat yang penting bagi perjalanan manusia selanjutnya. Jika saat pelepasan ruh tersebut
seseorang dalam keadaan beriman kepada Allah, maka kehidupan selanjutnya adalah keindahan
dan kenikmatan. Kematian dalam iman inilah yang kemudian dikenal dengan istilah husnul
khatimah (penutup yang baik).
Namun sebaliknya, jika pelepasan ruh seseorang bersamaan dengan hilangnya iman, maka hal ini
akan menjadi awal dari sebuah penderitaan yang panjang dan tidak berkesudahan. Keadaan yang
demikian ini kemudian dikenal dengan istilah su'ul khatimah (penutup yang buruk). Dalam hal
ini Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang bertemu Allah (meninggal) sedangkan dia tidak menyekutukan Allah dengan
sesuatu, maka pasti ia masuk surga. Dan tidak akan berbahaya baginya kesalahan sebagaimana
jika ia meninggal dalam keadaan musyrik, maka ia akan masuk neraka dan tidak akan
bermanfaat kebaikan yang ia lakukan." (HR. Ahmad dengan rijal/nara sumber yang
shahih/Majma'uz Zawa'id Juzl hlm. 3).[3]

C.     Alam Barzah (Kubur)


Barzakh (bahasa Arab ‫ )بــــرزخ‬adalah alam kubur yang membatasi antara dunia dan akhirat.
Barzakh menjadi tempat persinggahan sementara jasad makhluk sampai dibangkitkannya pada
hari kiamat. Penghuni barzakh berada di tepi dunia (masa lalu) dan akhirat (masa depan).
Menurut syariat Islam di alam Barzakh ini, sang mayat akan bertemu dengan
para Malaikat Munkar dan Nakir, sedangkan ada pendapat lain ada yang mengatakan jika yang
mereka datangi adalah orang mukmin yang diberi taufik, maka yang akan datang adalah para
malaikat yang bernama Mubassyar dan Basyir.[4]
Perkataan Barzah adalah bahasa al-Qur’an, terdapat dalam tiga tempat, yaitu ayat Q.S al-
Mu’minun ayat 100, al-Furqan ayat 53, dan ar-Rahman ayat 20 yang Artinya batas.
 Q.S ar-Rahman ayat 20 dan al-Furqan ayat 53 kata-kata barzah menyatakan batas antara dua laut
yang tawar dan yang asin. Sedang pada Q.S al-Mu’min ayat 100 menyatakan antara dua  hidup,
yaitu antara hidup di dunia kini dan di akhirat nanti. Bunyi ayat tersebut sebagai berikut:
Q.S. al-Mu’min ayat 99-100
‫ت َكاَّل ِإنَّهَا َكلِ َمةٌ هُـ َو قَاِئلُهَــا َو ِمن َو َراِئ ِهم بَــرْ زَ ٌخ ِإلَى يَــوْ ِم‬ َ ‫ت قَا َل َربِّ ارْ ِجعُونِلَ َعلِّي َأ ْع َم ُل‬
ُ ‫صالِحا ً فِي َما تَ َر ْك‬ ُ ْ‫َحتَّى ِإ َذا َجاء َأ َح َدهُ ُم ْال َمو‬
َ‫يُ ْب َعثُون‬
“Hingga ketika maut dating pada seseorang mereka,dia akan mengatakan,”ya tuhanku
kembalillah aku (hidup di dunia)” “Semoga aku dapat berbuat seperti orang yang shaleh tentang
apa-apa yang telah aku tinggalkan.Awaslah bahwa hal itu hanyalah kalimat yang di katakan, dan
dari belakang mereka ada batasan sampai pada hari  mereka di bangkitkan.”
 Ayat di atas menceritakan tentang hal ihwal orang kafir akan matinya, bahwa orang-orang yang
jahat atau lalai agar ia di beri kesempatan lagi untuk hidup lebih lama. Agar ia dapat berbuat baik
untuk memperbaiki kembali riwayat hidupnya yang sesaat itu. Tetapi kata tuhan bahwa ajalnya
telah tiba dan barzah sudah menunguinya sesudah itu.
Kemudian ayat tersebut juga terang menyatakan bahwa barzah itu berlaku semenjak ia mati
hingga hari berbangkit di akhirat nanti. Dengan demikian, dapat di katakan bahwa barzah itu
adalah batas antara dua hidup, yaitu antara hidup di dunia dan hidup di akhirat.
Dan pada Q.S al-Infitar ayat 4 lebih jelas di katakan bahwa pada permulaan kiamat (berdiri di
akhirat) itu, kubur-kubur di bangkit (di bongkar). Bunyi ayatnya sebagai berikut:
ْ ‫َوِإ َذا ْالقُبُو ُر بُ ْعثِ َر‬
‫ت‬
“Dan ketika itu kubur-kubur di bongkar”.
 Dari keterangan beberapa ayat di atas dapat   pula di katakana bahwa masa barzah itu adalah
masa matinya manusia, dengan kata lain dapat di katakan bahwa barzah dan kubur hampir
bersamaan waktunya.
 Kubur atau Barzah bukanlah alam lain dari dunia ini, bukan pula akhirat. kalau alam akan di
bagi ,maka hanya ada dua yaitu dunia dan akhirat. sementara dalam dimensi lain dapat di bagi
alam ini menjadi alam konkrit, gaib, dan abstrak namun dalam dimensi masa atau waktunya 
alam ini hanya ada dua yaitu alam dunia dan akhirat. Tidak ada alam lain dari itu. Maka alam
barzah tak lain dari baagian alam dunia ini. Kini pun ada barzah bagi mereka yang telah mati dan
berlaku hingga dunia kiamat atau hingga berbangkit kelak di akhirat.
Barzah adalah batas antara hidup di dunia dan hidup di akhirat. Mungkin mengandung waktu
yang lama hingga beribu tahun menurut perhitungan duniawi atau pun sebentar. Orang yang mati
berada di barzah. Baik rohnya maupun jasadnya. Dan kalau di istilahkan dengan alam, maka
dapat di istilahkan alam mati menurut bahasa Indonesia, dalam arti masa mati, karena manusia
itu dalam keadaan mati.[5]
Di dalam kubur tidak terdapat aksi dan interakasi, kecuali aksi sepihak dari tuhan atas unsur
jasadnya misalnya sebagaimana  keadan tanah dan sekitarnya. Sebagai  benda konkrit, jasadnya
tentu dapat di katakan hidup bagai kehidupan atom. Tetapi rohnya tak teruraikan lagi oleh
manusia, kesemuanya penuh terserah kepada Allah swt.

D.    Jalur Komunikasi Penghuni Dunia dengan Penghuni Barzah


Allah adalah Robbul ‘alamin yang mengatur dan mengendalikan sepenuhnya seluruh alam,
termasuk alam dunia dan barzah. Allah masih membuka jalur hubungan antara penghuni dunia
dan penghuni akhirat, meski sangat terbatas, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang di atur-
Nya. Ada peristiwa, kejadian dan hal-hal yang menunjukkan masih adanya jalur komunikasi
tersebut. Misalnya :
Riwayat seperti yang telah di tuturkan di muka bahwa rosullah saw mendatangi sumur tempat
pembuangan bangkai dari tokoh-tokoh Quraisy yang mati dalam perang uhud seraya memanggil-
manggil nama mereka dan menanyakan apakah telah mendapatkan kebenaran dari apa yang telah
di janjikan oleh Allah.dan beliau menegaskan bahwa mereka dapat mendengar apa yang beliau
katakan.
Dalam kisah isra’-mi’raj, Rosullah saw berjumpa dengan nabi-nabi dan saling bercakap-cakap
sesamanya. Di tunjukan-Nya keadaan alam barzah beserta penghuninya kepada sebagian hamba-
hamba Allah yang Dia kehendaki. Kitab ar-Ruh oleh Imam Ibnul Qayyim, dan Syarhus Shudur
oleh Imam as-Syuyuti banyak menyebutkan contoh-contohnya.
Diperjumpakan-Nya lewat mimpi ruh orang-orang hidup dengan ruh orang-orang yang sudah
berada di alam barzah, dan mereka dapat saling bercakap-cakap. Di perlihatkannya amal orang-
orang di dunia kepada orang-orang yang berada di alam barzah. Doa orang di alam barzah untuk
keluarganya di alam dunia. Perbuatan-perbuatan buruk dari penghuni dunia menyusahkan
penghuni barzah. Hubungan yang lebih jelas dan lebih nyata arahnya adalah beberapa ketentuan
syariat seperti: Sholat janazah dan doanya di laksanakan penghuni dunia, dan bermanfaat
penghuni alam barzah.
Terus menerus mengirim pahala dari alam dunia kepada penghuni alam barzah, baik berasal dari
amal yang di kerjakannya sendiri misalnya ilmu yang bermanfaat yang pernah ia ajarkan, amal
jariah, doa anak saleh yang di tinggalkan dan sebagainya. Atau sepenuhnya dari orang lain,
misalnya doa dan istighfar dari sesama mu’min, sadhaqah dari kerabat maupun orang lain.
Hutang dan tanggungan hak-hak adami, dapat di lunasi penghuni dunia; baik yang melunasi itu
anak, family, atau orang lain sekalipun.
Hutang dan tanggungan-tanggungan kepribadatan, misalnya hutang puasa,hutang nadzar, zakat,
haji, dan lain-lain. semua itu dapat di lunasi oleh penghuni dunia dengan syarat-syarat yang di
perlukan. Amalan-amaln sunah dari penghuni dunia pahalanya dapat di hadiahkan kepada
penghuni barzah. Misalnya shalat, puasa sunah, shadaqah sunah, bacaan Qur’an, tahlil, dan lain-
lain.

E.     Siksa dan Nikmat di Alam barzah


Ada sekian ayat dan hadits yang dijadikan dalil oleh mayoritas ulama’ yang menyakini adanya
alma barzah serta siksa dan kenikmatannya. Harus diakui bahwa sebagian ayat yang mereka
kemukakan tidak secara jelas, apalagi pasti, menerangkan tentang hal itu. Demikian juga
riwayat-riwayat yang dikemukakan, sebagian diantaranya sangat jelas ketidak shahihannya.
Namun sebagian lainnya sangat sulit ditolak jika penolakannya berdasarkan kaidah-kaidah ilmu
riwayat.
Dari ayat al-Qur’an kita dapat menunjukkan kepada firman-Nya pada surat Ghafir ayat 46, yang
menguraikan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya bahwa : “Api neraka dinampakkan
kepada mereka pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat (dikatakan kepada para
malaikat): masukkanlah pengikut-pengikut Fir’aun (bersama Fir’aun) ke siksa yang paling
keras”.
Jika melihat kepada mereka, diketahui bahwa disetiap pagi dan petang ditampakkan neraka
kepadanya. Tentu saja itu tidak terjadi didunia, karena tidak mungkin mereka melihatnya didunia
ini. Nah, jika demikian, itu terjadi setelah mereka meninggal dunia. Tetapi karena lanjutan ayat
ini menyatakan bahwa “dan pada hari terjadinya kiamat” diperintahkan kepada malaikat untuk
memasukkan mereak ke neraka, maka penampakan neraka kepada mereka tentulah terjadi
sebelum terjadinya kiamat. Dari satu sisi, ini menunjukkan bahwa mereka hidup di satu alam
yang berbeda dengan alam dunia.
Disana pandangan mereka lebih tajam dari pandangan di dunia ini, karena mereka telah dapat
melihat neraka. Di sisi lain, melihat neraka yang akan menjadi tempat mereka pastilah sangat
mengerikkan, dan ini berarti siksa yang luar biasa, sebelum mereka mendapatkan siksa yang
lebih berat lagi, yakni benar-benar terjerumus ke dalam neraka.
Ayat ini juga mengisyaratkan bahwa kehidupan di alam barzah itu, berlanjut sampai hari kiamat,
dan dengan firman-Nya yang berbicara tentang barzah  yang merupakan dinding pemisah antara
dunia dan akhirat.
Salah satu dari sekian banyak hadits yang dapat menguatkan adanya apa yang dinamai siksa
kubur yakni siksa di alam barzah hadits yang menyatakan bahwa suatu ketika Rasulullah
melewati salah satu tembok (kuburan) dari tembok-tembok kota Madinah, dan beliau mendengar
suara dua orang yang merintaih. Rasulluh bersabda “keduanya sedang disiksa, mereka disiksa
bukan karena dosa besar. Yang pertama tidak mencuci bersih bekas kencingnya, dan yang kedua
berjalan mengedarkan isu yang memecah belah.” Kemudian beliau meminta diambilkan dahan
pohon kurma, lalu beliau belah dua dan meletakkan pada masing-masing kubur. Beliau ditanya
sahabat: mengapa melakukan itu? Rasulullah menjawab “semoga itu meringankan siksa mereka
selama dahan itu belum kering”. (hadits riwayat Bukhari dan Muslim melalui Ibnu Abbas)
Sekali lagi, bila berdasar ilmu hadits apa yang diinformasikan diatas adalah sepenuhnya shahih.
Sangat sulit menolaknya, kecuali jika akan ditolak berdasar penggunaan akal oleh mereka yang
tidak percaya. Sekian banyak riwayat lain yang berkaitan dengan siksa ini, karena itu ditemukan
pula do’a dan anjuran Rasulullah agar kaum muslimin memohon perlindungan dari siksa api
neraka.
Jika kita mengakui adanya siksa bagi yang durhaka, maka tentu ada juga nikmat bagi yang taat.
Dalam al-Qur’an surah Ali imron ayat 169-170 ditegaskan bahwa para syuhada’ hidup disisi
Allah dan bahwa mereka memperoleh rizki dari-Nya.
Kalau merujuk kepada Sunnah kita menemukan banyak sekali riwayat menyangkut kehidupan di
alam barzah. Misalnya bahwa orang-orang mati saling menziarahi dikubur mereka (di alam
barzah). (hadits riwayat at-Tirmidzi melalui Sa’id), juga bahwa mereka mengetahui keadaan
keluarga mereka yang masih hidup di dunia. (H.R. Ahmad melalui Anas Bin Malik), karena itu
ada pesan agar “ jangan mempermalukan keluarga yang telah wafat”, dan masih banyak lainnya.
Kendati sebagian riwayat-riwayat tersebut lemah atauuu diperselisihkan nilainya, namun
banyaknya riwayat yang sebagian diantaranya sangat kuat, menjadikan kita sulit untuk
mengingkari siksa dan kenikmatan di alam tersebut hanya dengan alasan yang berdasarkan
logika alam dunia dan hokum-hukum yang berlaku disin, padahal sebelum ini telah terbukti
bahwa ada alam lain dan adanya juga hokum-hukum yang berlaku bagi yang berada disana. Ini
serupa dengan hokum-hukum alam yang berlaku di luar angkasa yang berbeda dengan yang
berlaku di bumi, sebagaiman aterbukti dan telah dialami oleh para antariksawan.[6]       

F.      Keadaan Roh dalam Alam Barzakh


   Roh nabi dan rasul
Roh mereka berada di tempat yang paling baik dan paling tinggi.
    Roh syuhada
Roh para syuhada berada di tengah-tengah burung hijau dan memiliki lampu yang tergantung di
langit, roh itu dapat keluar dari surga sekehendaknya, kemudian bisa kembali ke pelita tersebut,
menurut kisah dari Masruq ketika bertanya kepada Abdullah Bin Mas’ud. Firman Allah dalam
Ali Imran ayat 169 :
َ‫يل هّللا ِ َأ ْم َواتا ً بَلْ َأحْ يَاء ِعن َد َربِّ ِه ْم يُرْ زَ قُون‬ ْ ُ‫َوالَ تَحْ َسبَ َّن الَّ ِذينَ قُتِل‬
ِ ِ‫وا فِي َسب‬
“ Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, tetapi mereka
itu di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.”
Roh sebagian syuhada dan bukan semua syuhada, sebab di antara meraka ada yang rohnya
tertahan karena memiliki hutang yang belum ditunaikan. Dari Abdullah Bin Jahsy diceritakan
bahwa ada seorang lelaki datang kepada Muhammad dan bertanya, ”Ya Rasulullah apa yang
terjadi padaku jika akau terbunuh dijalan Allah?” Muhammad menjawab, “Syurga,” Ketika
orang berpaling, Beliau berpaling” kecuali ada hutang, baru saja Jibril memberi tahu aku.”
   Roh mukmin yang saleh
Roh mereka seperti burung yang begelantungan di pohon surga sampai dikembalikan oleh Allah
ke jasadnya pada hari kiamat.  Perbedaan antara roh para syuhada dengan roh kaum mukmin
adalah bahwa roh syuhada berada di sangkar burung hijau sambil terlepas berjasan ke sana
kemari di taman syurga, lalu kembali ke lampu pelita yang tergantung di 'Arasy, sedangkan roh
kaum mukmin berada di sangkar burung tergantung di surga tetapi tidak berjalan ke sana-ke sini
di surga.
   Roh orang maksiat
Nash-nash yang menjelaskan azab yang diterima oleh orang yang suka maksiat telah
dikemukakan. Orang yang kebohongannya merajalela di azab dengan besi yang ujungnya
bengkok yang dimasukan kemulutnya sampai ke tengkuk. Kepala orang yang meninggalkan salat
wajib karena tidur, kepalanya akan dihancurkan dengan batu. Bagi para Pezina Laki-laki dan
Perempuan akan disiksa di sebuah lubang seperti tungku dari tembikar untuk membakar roti
yang bagian atasnya sempit dan di bawahnya luas, sementara api menyala-nyala di bawahnya.
Orang yang suka makan Riba berenang di lautan darah dan di tepi lautan darah itu ada orang
yang melemparinya dengan batu. Demikian juga dengan orang yang suka mengadu domba di
antara manusia dan juga orang yang menyembunyikan harta ghanimah dan lainnya.
    Roh orang kafir
Disebutkan dalam hadits Abu Hurairah bahwa setelah melukiskan keadaan orang beriman
sampai menempati tempatnya di surga, Muhammad menyebut keadaan orang kafir beserta
sekarat yang dialaminya. Setelah rohnya dicabut, roh yang keluar dari jasad orang kafir baunya
busuk sampai para malaikat yang membawanya ke pintu bumi berteriak, “Alangkah busuknya
roh ini.” Kemudian mereka membawanya bertemu dengan roh-roh kafir lainnya.

III. PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Manusia di katakan hidup bila ruh atau nyawanya masih menyatu dengan jasadnya. Dan bila
keduanya terpisah dan tidak kembali lagi, namanya manusia itu mati. Dan sebelum memasuki
alam barzah terdapat perjalanan menuju kepadanya yaitu kematian (mati). Barzakh
(bahasa Arab ‫ )بــــرزخ‬adalah alam kubur yang membatasi antara dunia dan akhirat. Perkataan
Barzah adalah bahasa al-Qur’an, terdapat dalam tiga tempat. Do’a merupakan salah satu jalan
komunikasi antara alam dunia dan alam barzah. Didalam alam barzah juga terdapat beberapa
tingkatan-tingkatan roh.

B.     SARAN DAN KRITIK


Saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan oleh penulis dalam memperbaiki makalah
ini, karena penulis tahu bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat kesalahan dan
kekurangan dan jauh sekali dari kata sempurna. Wallahu ‘alam bissawab.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 1993. Alam Kubur dan Seluk-beluknya. Jakarta : PT. Rieneka Cipta.
Abdullah, Supriyanto. 2008. Misteri Ruh, Mimpi dan Orang-orang hidup setelah
Mati. Yogjakarta : Citra Risalah.
Lubis, Dalimi. 1981. Alam Barzakh (Alam Kubur). Jakarta : Ghalia Indonesia.
Shihab, Quraish. 2001. Perjalan menuju Keabadian Kematian. Surga dan Ayat-ayat
Tahlil. Jakarta : Lentera Hati.
http://alifkaputriiblogspotcom201410makalah-tentang-alam-barzakhhtml. Diakses pada 19-05-
2015. 15.27
http://wikipedia.org/wiki/Pengertian_Alam_Barzah.  Diakses pada 19-05-2015. 15.30.

[1] Zainal Abidin, Alam kubur dan Seluk-beluknya, Jakarta, Rineka Cipta, 1993, hlm 29
[2] Supriyanto Abdullah, Misteri Ruh, Mimpi dan Orang-orang yang Hidup setelah Mati,
Yogyakarta, Citra Risalah, 2008, hlm 10
[3] alifkaputriiblogspotcom201410makalah-tentang-alam-barzakhhtml
[4] http://wikipedia.org/wiki/Pengertian_Alam_Barzah
[5] Dalimi lubis, 1981,  Alam barzah, Jakarta, Ghalia Indonesia, hlm 198.
[6] Quraish Shihab, Perjalan menuju Keabadian Kematian, Surga dan Ayat-ayat Tahlil, Jakarta,
2001, hlm 100-103 

Anda mungkin juga menyukai