Anda di halaman 1dari 14

Tinjauan Islam Tentang

Kematian
Disusun oleh : Triska Fuji Maerani
CKR0180153
Keperawatan Reg D
Kematian oleh para ulama didefinisikan sebagai  “ketiadaan hidup”. Di dalam al-Quran ditemukan penjelasan tentang  hidup dan
mati ini. Berikut kupasan tentang kematian dalam penjelasan al-Quran dan hadits.Al-Quran menggambarkan naluri manusia yang
enggan menghadapi kematian. Bahkan Iblis melakukan bujuk rayu kepada Adam dan Hawa melalui “pintu” keiinginan untuk
hidup kekal selama-lamanya (Ahmad Rivauzi, 2015: 39-40).
ٍ ‫ك َعلَى َش َج َر ِة ْال ُخ ْل ِد َو ُم ْل‬
‫ك اَل يَ ْبلَى‬ َ ُّ‫ان قَا َل يَاآ َد ُم هَلْ أَ ُدل‬
ُ َ‫س إِلَ ْي ِه ال َّش ْيط‬
َ ‫فَ َوس َْو‬
“Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu
pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?"  QS. Thaha [20]: 120
           
1.        Hidup dan mati itu masing-masing 2 kali
            Firman Allah, QS. Ghafir [40]: 11,
ٍ ‫قَالُوا َربَّنَا أَ َمتَّنَا ْاثنَتَي ِْن َوأَحْ يَ ْيتَنَا ْاثنَتَ ْي ِن فَا ْعتَ َر ْفنَا بِ ُذنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى ُخر‬
ٍ ِ‫ُوج ِم ْن َسب‬
‫يل‬
 “ Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu
kami mengakui dosa-dosa kami. Maka Adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?" QS. Ghafir [40]: 11,
            Berdasarkan keterangan ayat di atas, dapat dipahami bahwa manusia menjalani hidup dan mati itu masing-masing dua kali.
Kematian pertama dialami manusia sebelum kelahirannya atau sebelum Allah meniupkan ruh kepada jasad manusia (sebelum
empat bulan dalam kandungan). Sedangkan kematian yang kedua dialami manusia saat ia meninggalkan dunia fana ini.
Kehidupan pertama dimulai di saat ruh ditiupkan Allah sampai datangnya ajal, dan kehidupan kedua dimulai setelah dia
meninggalkan dunia ini memasuki alam barzakh, atau alam akhirat.[2]
2.    Hakikat kematian merupakan proses alami untuk memasuki alam kesempurnaan
 
Kehidupan setelah mati digambarkan Allah dalam al-Quran jauh lebih baik dari pada kehidupan di dunia. Firman Allah,
‫ون فَتِياًل‬ ْ ُ‫ع ال ُّد ْنيَا قَلِي ٌل َواآْل ِخ َرةُ َخ ْي ٌر لِ َم ِن اتَّقَى َواَل ت‬
َ ‫ظلَ ُم‬ ُ ‫قُلْ َمتَا‬... 
"Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu
tidak akan dianiaya sedikitpun”. QS. An-Nisa’ [4]:77
Ar-Raghib al-Ishahani menegaskan, “kematian, yang dikenal dengan berpisahnya ruh dari badan, merupakan sebab yang
mengantarkan manusia menuju kenikmatan abadi. Kematian adalah berpindah dari satu negeri ke negeri lain”.[3]
Al-Quran menyebut juga kematian dengan istilah wafat yang berarti sempurna dan imsak yang berarti menahan.  Sehingga dengan
kematian manusia memperoleh kesenpurnaan seperti menetasnya ayam dari telurnya.
“Allah menyempurnakan jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka
Dia tahanlah jiwa (orang) yang Telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir”. (Qs. Az-
Zumar [39]: 42)
3.    Hikmah adanya kehidupan dan kematian
Adanya hidup dan mati pada dasarnya merupakan ujian kepada manusia. Siapa di antara manusia yang lebih baik dalam ber’amal
dan berprilaku dalam kehidupan di dunia ini. Allah berfirman dalam QS. Al-Mulk [67]: 1-3
ِ ‫ت ِطبَاقًا َما تَ َرى فِي َخ ْل‬
‫ق‬ َ َ‫الَّ ِذي َخل‬ , ُ‫ َوهُ َو ْال َع ِزي ُز ْال َغفُور‬  ‫سنُ َع َماًل‬
ٍ ‫ق َس ْب َع َس َم َوا‬ َ ‫لِيَ ْبلُ َو ُك ْم أَيُّ ُك ْم أَ ْح‬ َ‫ت َو ْال َحيَاة‬
َ ‫ق ْال َم ْو‬ ُ ‫ك الَّ ِذي بِيَ ِد ِه ْال ُم ْل‬
َ َ‫الَّ ِذي َخل‬ , ٌ‫ك َوهُ َو َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِدير‬ َ ‫تَبَا َر‬
ٍ ُ‫ص َر هَلْ تَ َرى ِم ْن فُط‬
‫ور‬ َ َ‫ت فَارْ ِج ِع ْالب‬ ٍ ‫الرَّحْ َم ِن ِم ْن تَفَا ُو‬
Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,yang menjadikan mati dan
hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun,yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
4.    Kematian hanya Ketiadaan Hidup di Dunia
Kematian hanya sebatas berpindahnya alam kehidupan manusia dari alam dunia ke alam lain dengan cara yang tidak dapat
diketahui manusia sepenuhnya.
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya
dengan mendapat rezki”. (QS. Ali Imran [3]: 169)
            Seorang sejarawan Ibn Ishak meriwayatkan bahwa ketika orang-orang musyrik Quraisy yang tewas dalam peperangan
Badar dikuburkan pada satu perigi oleh  Rasulullah bersama para sahabat, Rasulullah bertanya kepada mereka yang telah
dikuburkan itu, “ Wahai penghuni perigi (sumur kotor dan berbau), wahai Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Umayyah bin
Khallaf, Abu Jahal bin Hisyam, (seterusnya beliau menyebut nama-nama orang-orang yang ada dalam perigi tersebut satu
persatu). Wahai penghuni perigi! Adakah kamu telah menemukan apa yang dijanjikan tuhanmu itu benar-benar ada? Aku telah
mendapati apa yang telah dijanjikan Tuhanku.” Para sahabat bertanya, “ Ya Rasul, mengapa engkau berbicara dengan orang yang
sudah meninggal? Rasul menjawab, “kamu sekalian tidak lebih mendengar dari mereka, tetapi mereka tidak mampu
menjawabku.”
            Riwayat di atas menunjukkan bahwa orang yang sudah mati, ruhnya tetap hidup dan bahkan lebih mampu mendengar
daripada orang yang masih hidup di alam dunia ini.
5.    Keadaan orang menjelang mati
Fakhruddin ar-Razi mengatakan, “ tidur dan mati merupakan dua hal dari jenis yang sama. Hanya saja kematian adalah putusnya
hubungan secara sempurna, sedang tidur adalah putusnya hubungan tidak sempurna dilihat dari beberapa segi”. Karena tidur itu
merupakan salah satu bentuk nikmat dan kelezatan yang diberikan kepada manusia, sehingga dengan demikian mati itupun
sesungguhnya lezat dan nikmat. Namun demikian, seperti halnya tidur, ada faktor-faktor yang tentunya dapat menjadikan tidur
menjadi terganggu atau bahkan ada tidur yang diganggu mimpi yang mengerikan. Dengan demikian, kematian juga seperti itu.
Amal perbuatan di dunia akan menjadi faktor-faktor menjadikan kematian seseorang terasa sangat menyakitkan dan mengerikan.
Al-Quran memberikan gambaran tentang kondisi yang dialami oleh orang meninggal. Untuk orang yang mukmin digambarkan
Allah
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka
malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah
mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fushshilat [41]: 30
Nabi Muhammad Saw., dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad menjelaskan bahwa, “Seorang mukmin, saat
menjelang kematiannya, akan didatangi oleh malaikat sambil menyampaikan dan memperlihatkan kepadanya apa yang bakal
dialaminya setelah kematian. Ketika itu tidak ada yang lebih disenanginya kecuali bertemu dengan Tuhan (mati). Berbeda halnya
dengan orang kafir yang juga diperlihatkan kepadanya apa yang bakal dihadapinya, dan ketika itu tidak ada sesuatu yang lebih
dibencinya daripada bertemu dengan Tuhan”. 
Tentang apa yang akan dialami oleh orang yang kufur kepada Allah ini, al-Quran juga menjelaskan dalam QS. Al-An’am
“... Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul
maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas
dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan
(karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.(QS. Al-An’am [6]: 93
Berdasarkan paparan di atas, seyogyanyalah hamba yang beriman kepada Allah dan beramal shaleh tidak merasa takut dan
khawatir untuk menghadapi kematian. Dengan banyak berubudiyah dan mengingat Allah akan membawa kedamaian dan
kebahagiaan kepada jiwa (ruh atau nafs). Kedamaian serta kebahagiaan hati ini akan berlansung sampai saat-saat kematian dan
akan merasakan kelezatan dan nikmat sebagaimana telah dijelaskan Al-Quran.
“Tiap-tiap yang berjiwa (nafs) akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak
lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran [3]: 185)
6.    Alam barzakh (Qubur)

Alam Barzakh merupakan pembatas antara alam dunia dan akhirat.  Keberadaan di alam barzakh merupakan kehidupan yang
dapat menyaksikan nasibnya kelak dan dapat juga menyaksikan kehidupan di pentas dunia. Dalam hal ini Allah berfirman,
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya
Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak.
Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada pemisah (barzakh) sampai hari mereka
dibangkitkan”.(QS. Al-Mukminun [23]: 99-100)
Dari segi bahasa, “barzakh” berarti “pemisah”. Para ulama mengartikan alam barzakh sebagai “periode antara kehidupan dunia
dan akhirat”. Keberadaan pada alam ini memungkinkan seseorang untuk melihat kehidupan dunia dan akhirat. Kehidupan alam
barzakh bagaikan keberadaan pada suatu ruangan terbuat kaca. Ke depan dia bisa melihat keadaannya yang akan datang, sedang
ke belakang ia dapat menyaksikan kehidupan yang berlangsung pada pentas dunia.
Dapat disimpulkan bahwa seorang mukmin yang sudah meninggal akan memperoleh kebebasan oleh Allah pada alam ruh untuk
pergi ke mana saja mereka suka. Dengan pengertian mereka tidak terikat dan dikurung.
Mustafa al-Kik, berpendapat bahwa manusia memiliki jasad berganda. Pertama, jasad duniawi, dankedua jasad barzakhi
(berwujud ruhani). Mustafa menjelaskan bahwa ada teori frekuensi dan gelombang-gelombang suara. Contohnya adalah radio
yang dapat menangkap sekian banyak suara berbeda melalui gelombang suara yang berbeda pula. Walaupun ia saling memasuki,
namun ia tidak menyatu dan tetap berbeda. Hal ini juga yang menyebabkan manusia yang hidup di dunia tidak dapat melihat
sesuatu yang “ada” namun tidak dapat dilihat karena berbedanya frekuensi dan gelombang-gelombang itu. Berdasarkan pendapat
ini, bisa juga alam barzakh itu keberadaanya sebatas berbedanya frekunsi dan gelombang-gelombang suara dengan lam dunia ini.
Manusia tidak dapat mendengar, melihat hal-ihwal yang ada pada alam barzakh, namun penduduk alam barzakh dapat mendengar,
melihat hal-ihwal yang ada di alam dunia.
7.        Alam akhirat
Kehidupan lam akhirat dimulai dengan peniupan sangkakala pertama yang mematikan semua yang bernyawa
“ Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian
ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)”.(QS. Al-Zumar [39]: 68)
 
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa ketika sangkakala ditiup, maka semua yang hidup akan mati. Inilah yang disebut
dengan kiamat besar. Terdapat jarak antara tiupan sangkakal pertama dengan yang kedua, namun hanya Allah yang mengetahui
kadar lamanya. Pada waktu itu, Allah berseru,
ِ ‫ك ْاليَ ْو َم هَّلِل ِ ْال َوا ِح ِد ْالقَه‬
‫َّار‬ ُ ‫ون اَل يَ ْخفَى َعلَى هَّللا ِ ِم ْنهُ ْم َش ْي ٌء لِ َم ِن ْال ُم ْل‬
َ ‫ار ُز‬
ِ َ‫يَ ْو َم هُ ْم ب‬
“ (yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah
berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan”. (QS.
Ghafir [40]: 16)
 
Setelah sangkakala kedua, maka manusia bangkit dari kuburnya masing-masing dan digiring menuju mahsyar.
.‫ق َو َش ِهي ٌد‬ ٍ ‫ت ُكلُّ نَ ْف‬
ٌ ِ‫س َم َعهَا َسائ‬ ْ ‫َو َجا َء‬
“Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi”. (QS. Qaf [50]:
21) 
Para ulama menafsirkan pengiring pada ayat di atas dengan malaikat dan penyaksi pada ayat di atas dengan kesaksian diri mereka
sendiri yang dapat mengelak, atau amal perbuatan mereka masing-masing.
َ ُ‫يَ ْو َم تَ ْشهَ ُد َعلَ ْي ِه ْم أَ ْل ِسنَتُهُ ْم َوأَ ْي ِدي ِه ْم َوأَرْ ُجلُهُ ْم بِ َما َكانُوا يَ ْع َمل‬
‫ون‬
Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
 
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/mobile/eviwidianti98/kematian-menurut-al-quran-hadist
https://www.jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bayan/article/download/875/689
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar/article/download/416/367
https://wawanislam.blogspot.com/2014/03/kematian-menurut-dalam-pandangan-islam.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai