Anda di halaman 1dari 72

Tajhiz al-Janazah

‫ال اله اال هللا‬

Oneng Nurul Bariyah


Juli 2017
MATERI
1. Kematian
2. Sakratul Maut
3. Tajhiz al-Janazah
ISTILAH KEMATIAN
Istilah dlm al-Qur’an yg menunjukkan kematian, antara lain;
al-wafat (wafat), imsak (menahan). Allah berfirman dalam
Surah al-Zumar/ 39: 42 sbb:
َ‫ت‬ ‫أ‬ َ ‫َ َ َ َه أ ه َ َ َ َ َأ َ أ‬ ‫أ‬ ‫ه‬ َ ‫أ‬ َ َ َ َ ‫َه َ َ َ َ أ َأ ه َ َ َ أ‬
ُ ‫ك ال ِتي ُقضى عليها المو‬
ُ ‫ت ِفي من ِامها فيم ِس‬
ُ ‫ين مو ِتها وال ِتي ُلمُ تم‬ ُ ‫اّلل يتوفى اْلنفسُ ِح‬ ُ
َ ‫ه‬ َ َ َ َ ‫أ‬ َ َ َ‫َ ه أ ه أ ُ أ َ َ َ َ ه َ ًّ َ َ َ َ آ‬
)42( ‫ك ْلياتُ ِلقومُ يتفكرو ُن‬ ُ ‫ى ِالى اجلُ مسمى ِا ُن ِفي ذ ِل‬
ُ ‫ل اْلخر‬
ُ ‫وير ِس‬
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang)
jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia
tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan
Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
lanjutan
Setiap manusia akan mengalami kematian. Allah
berfirman dalam al-Quran surat Ali Imran/03 ayat
185 yang berbunyi :
ْ َ ْ ُ َ َ ْ َ ُّ ُ
‫س ذآ ِئ قة آلمو ِت‬
ٍ ‫كل نف‬
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”.
Dalam al-Quran surat Thaha/20: 55 disebutkan:
َ ْ ُ َ َ ْ ُ ُ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ ُ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ
}55{ ‫ِم ْن َها خلقناكم و ِفيها ن ِعيدكم و ِمنها نخ ِرجكم تارة آخرى‬
55. Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya
Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan
mengeluarkan kamu pada kali yang lain,
Kematian Hanya Ketiadaan Hidup di Dunia
Ayat-Ayat dan Hadis Nabi menunjukkan bahwa
kematian bukanlah ketiadaan hidup secara mutlak,
tetapi ia adalah ketiadaan hidup di dunia. Dengan
kata lain, manusia yang meninggal pada
hakikatnya masih tetap hidup di alam lain dan
dengan cara yang tidak dapat diketahui
sepenuhnya. Dalam Surah Ali-Imran/ 3: 169 Allah
berfirman:
َ‫ون‬ ‫ه‬ َ ‫أ‬ ‫ه‬ َ ‫أ‬ ‫أ‬ َ ‫أ‬ َ ً َ ‫أ‬ َ َ ‫ه‬ ‫ه‬ َ َ َ ‫أ‬ َ َ
‫أ‬ َ َ
ُ ‫ل احياءُ ِعن ُد رِب ُِه ُم يرزق‬ ُ ‫اّلل امواتا ب‬
ُِ ‫يل‬ َ
ُ ِ ‫ين ق ِتلوا ِفي س ِب‬ ُ ‫َو ُْل تحسب‬
ُ ‫ن ال ِذ‬ َ َ
Artinya
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang
yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan
mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan
mendapat rezki.
Lihat pula Surah al-Baqarah/ 2: 154
Alam yang lain yaitu bukan alam dunia ini, di
mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan
di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang
mengetahui bagaimana Keadaan hidup itu.
Asy-Syahrastani dalam buku Al-Milal wa An-
Nihal mengatakan:
Ketika aku menemukan kehidupan (duniawi)
kutemukan bahwa akhir kehidupan adalah
kematian. Namun ketika aku menemukan
kematian, aku pun menemukan kehidupan
abadi. Karena itu, kita harus prihatin dengan
kehidupan (duniawi) dan bergembira dengan
kematian. Kita pada hakikatnya hidup untuk
mati dan mati untuk hidup kembali.
Alam Dunia & Akhirat
Al-Qur’an menyebut kehidupan yang pertama
sebagai al-hayat al-dunya (kehidupan yg
rendah, sedangkan yang kedua dinamainya
al-hayawan (kehidupan yang sempurna). Allah
berfirman dalam Surah al-Ankabut/ 29: 64
sebagai berikut:
‫حيَ َوانِ لَ ِْو َكانوا‬ َ ‫َار ْاْلَ ِخ َر ِةَ لَ ِه‬
َِ ‫يِ ا ْل‬ َِ ‫َو َما َه ِذ ِِه ا ْل َحيَاةِ ال ُّد ْنيَا ِإ َِّل لَ ْهوِ َولَ ِعبِ َِو ِإ‬
َِ ‫ن الد‬
)64( ‫ون‬ َِ ‫يَ ْعلَم‬
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda
gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat
itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka
mengetahui.
Surah al-Nisa’/ 4: 77 berbunyi:

ْ ‫ع الدُّنيَا قَ ِل‬
ِْ ‫يل َواْلَ ِخ َرةُْ َخيرْ ِل َم‬
ْ‫ن اتَّقَى َو َل‬ ُْ ‫قُلْ َمتَا‬
)77( ‫يل‬ ًْ ‫ون فَ ِت‬َْ ‫تُظلَ ُم‬
Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini
hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik
untuk orang-orang yang bertakwa, dan
kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.
lanjutan

Jadi kehidupan dunia ini bersifat sementara,


waktunya pendek. Sedangkan alam akhirat
waktunya lebih lama bersifat kekal dan abadi.
Semua yang ada di dunia bersifat sementara,
sedangkan di alam akhirat manusia ada dalam
kekekalan.
Kematian (Death) Perspektif Medis
Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya
pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya
respons terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan
terhentinya aktivitas otak atau terhentinya fungsi
jantung dan paru secara menetap. dr. H. Ahmadi
NH, Sp KJ juga mendefinisikan Death sebagai :
(a) Hilangnya fase sirkulasi dan respirasi yang
irreversibel
(b) Hilangnya fase keseluruhan otak, termasuk
batang otak
Proses Kematian
Proses terjadinya kematian diawali dengan
munculnya tanda-tanda yaitu sakaratul maut atau
dalam istilah disebut dying. Oleh karena itu
perlunya pendampingan pada seseorang yang
menghadapi sakaratul maut (Dying). Setiap orang
yang mendampingi pasien yg menghadapi kematian
hendaknya memberikan perhatian yang lebih
sehingga pasien merasa lebih sabar dan ikhlas
dalam menghadapi kondisi sakaratul maut.
Sakaratul Maut
Sakaratul maut
(dying) merupakan
kondisi pasien yang
sedang menghadapi
kematian, yang
memiliki berbagai
hal dan harapan
tertentu untuk
meninggal.
lanjutan
Dalam keadaan mati mendadak, sakarat al-maut itu hanya
terjadi beberapa saat / singkat, yang mengalaminya akan
merasa sangat sakit karena kematian yang dihadapinya ketika
itu diibaratkan oleh Nabi Saw. seperti ”duri yang berada
dalam kapas, dan yang dicabut dengan keras.” Banyak ulama
tafsir menunjuk ayat Wannāzi’āt gharqa (Demi malaikat-
malaikat yang mencabut nyawa dengan keras)
(QS. al-Nazi’at /79:1), sebagai isyarat kematian mendadak.
Sedang lanjutan ayat surat tersebut yaitu Wa al-nāsyithāti
nasythā (malaikat-malaikat yang mencabut ruh dengan
lemah lembut) sebagai isyarat kepada kematian yang dialami
secara perlahan-lahan.
CIRI-CIRI ORANG YG AKAN SAKARATUL MAUT
1. Penginderaan dan gerakan menghilang secara
berangsur-angsur yang dimulai pada anggota gerak
paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan, ujung
hidung yang terasa dingin dan lembab
2. Kulit tampak kebiru-biruan kelabu atau pucat
3. Nadi mulai tak teratur, lemah dan pucat
4. Terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene
stokes
5. Menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer
menjadi terhenti dan rasa nyeri bila ada biasanya menjadi
hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan
bervariasi tiap individu. Otot rahang menjadi mengendur,
wajah pasien yang tadinya kelihatan cemas nampak lebih
pasrah menerima
Perlu Pendampingan Saat Sakratul Maut

Setiap mukmin harus didampingi menghadapi


sakratul maut agar dia akan termasuk orang yang
tetap beriman. Allah berfirman dalam al-Quran
surat Ali Imran/03 ayat 102 sebagai berikut:
ََ ‫لَّ َوأَنتُم ُّم ْس ِل ُم‬
‫ون‬ ََّ ُ ‫لَ ت َ ُموت‬
َ ‫ن ِإ‬ َ ‫ق تُقَا ِت َِه َو‬
ََّ ‫للاَ َح‬ ََ ‫يَاأَيُّهَا َ الَّ ِذ‬
َ ‫ين َءا َمنُوا اتَّقُوا‬
}102{
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.
PENDAMPINGAN PASIEN SAKARATUL
MAUT
Tujuannya yaitu, :
a. Memberi rasa tenang dan kepuasan
jasmani dan rohani pada pasien
dan keluarganya
b. Memberi ketenangan dan kesan yang
baik pada pasien disekitarnya.
c. Untuk mengetahui tanda-tanda pasien
yang akan meninggal secara medis bisa
dilihat dari keadaan umum, vital sighn dan
beberapa tahap-tahap kematian
Persiapan Yang Dilakukan Tenaga
Medis
Petugas kesehatan memerlukan alat-alat
pendukung seperti :
a) Disediakan tempat tersendiri
b) Alat – alat pemberian O2
c) Alat resusitasi
d) Alat pemeriksaan vital sighn
1.Pinset
2.Kassa, air matang, kom/gelas untuk
membasahi bibir
3. Alat tulis
Prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan
oleh petugas dalam mendampingi pasien
yang hampir meninggal, yaitu:
a. Memberitahu pada keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan
b. Mendekatkan alat
c. Memisahkan pasien dengan pasien yang lain
d. Mengijinkan keluarga untuk mendampingi,
pasien tidak boleh ditinggalkan sendiri
e. Membersihkan pasien dari keringat
f. Membasahi bibir pasien dengan kassa lembab,
bila tampak kering menggunakan pinset
h. Membantu melayani dalam upacara keagamaan
lanjutan
Bimbingan rohani pasien merupakan
bagian integral dari bentuk pelayanan
kesehatan dalam upaya pemenuhan
kebutuhan bio-Psyco-Socio-Spritual ( APA,
1992 ) yang komprehensif, karena pada
dasarnya setiap diri manusia terdapat
kebutuhan dasar spiritual
GAMBARAN SAKRATUL MAUT
Fase sakaratul maut adalah fase yang sangat
berat dan menyakitkan. Fase tsb berbeda bagi
orang yang beramal saleh dgn orang durhaka. Ini
adalah petikan Al-Quran tentang sakarat yg
zalim. Dalam al-Quran surat Qaf/50 : 19 Allah
berfirman:
ََ ‫ك َما ُك‬
}19{ ُ‫نت ِم ْن َهُ ت َ ِحي َد‬ َِ ‫ت ِب ْال َح‬
ََ ‫ق ذََِل‬ َِ ‫س ْك َر َة ُ ْال َم ْو‬ َْ ‫َو َجآ َء‬
َ ‫ت‬
19. Dan datanglah sakaratul maut dengan
sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari
daripadanya
Kondisi orang zalim saat sakratul maut
Dalam al-Quran surat al-An’am/6 ayat 93 yang
berbunyi sebagai berikut:
َ‫آت ْآل َم ْو ِت َو ْآل َم َال ِئ َك ُة َب ِاس ُطوآ َآ ْي ِدي ِه ْم َآ ْخ ِر ُجوآ َآ ُنف َس ُك ُم ْآل َي ْوم‬ِ َ
‫ر‬ ‫م‬ َ ‫غ‬ َ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ َ
‫ون‬ ُ
‫م‬ ‫ل‬ ‫ا‬ َّ
‫آلظ‬
ِ ِِ ‫ذ‬ ‫إ‬ ‫ى‬‫ر‬َ َ
‫ت‬ ْ
‫و‬
َ
‫ل‬ ‫و‬َ
َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ْ ََْ َ َ َ ُ ُ َ ْ ُ ُ َ ُ ْ َ َ َ َ َْْ ُ
}93{ ‫للا غير آلح ِق وكنتم عن ءآيا ِت ِه تستك ِبرون‬ ِ ‫ون ِبما كنتم تقولون على‬ ِ ‫تجزون عذآب آله‬
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang
yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para
malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata):
"Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa
yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap
Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu
menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya..” (QS. 6:93).
lanjutan
Dlm Al-hadits tentang sakaratul maut. Al-Hasan
berkata bahwa Rasulullah SAW pernah
mengingatkan mengenai rasa sakit dan duka akibat
kematian. Beliau bertutur, “Rasanya sebanding
dengan tiga ratus kali tebasan pedang.” (HR.Ibn
Abi ad-Dunya)
Cara-cara Pendampingan
saat Sakratul Maut:
1.Menalqin (menuntun) dengan kalimat tahlil (lā
ilāha illallāh) . Sesuai sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
‫صلى‬- ‫ّللا‬ ُ ‫عنهُ قَا َل قَا َل َر‬
ِ َ ‫سو ُل‬ َ ُ‫ّللا‬
َ ‫ى‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ى َر‬ َ ‫عن أ َ ِبى‬
ِ ‫س ِعيد ال ُخد ِر‬ َ
‫ رواه الجماعة َاال‬.» ُ‫ّللا‬ َ َ‫« لَ ِقنُوا َموتَا ُكم الَ ِإلَهَ ِإال‬: -‫هللا عليه وسلم‬
‫البخارى‬
Dari Abi Sa’id al-Khudri ra. Ia berkata:
”Rasulullah saw. bersabda: ”Hendaklah kalian
menalqin orang yang akan meninggal diantara
kalian dengan mengucap lā ilāha illallāh.” (HR
Jama’ah kecuali al-Bukhari)
Pendampingan saat sakratul maut
2. Hendaklah mendo’akannya dan janganlah
mengucapkan dihadapannya kecuali kata-kata yang
baik.
‫ضرت ُ ُم‬َ ‫« ِإذَا َح‬: -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ّللا‬ ِ َ ‫سو ُل‬ ُ ‫سلَ َمةَ قَالَت قَا َل َر‬َ ‫عن أ ُ ِم‬ َ
» ‫علَى َما تَقُولُو َن‬ َ ُ‫ت فَقُولُوا خَي ًرا فَإِ َن ال َمالَ ِئ َكةَ يُ َؤ ِمن‬
َ ‫ون‬ َ ‫ال َم ِي‬
Dari Ummi Salamah ia berkata, Rasulullah saw.
bersabda: “Apabila kalian mendatangi orang yang
sedang sakit atau orang yang hampir mati, maka
hendaklah kalian mengucapkan perkataan yang baik-
baik karena para malaikat mengamini apa yang kalian
ucapkan.”
lanjutan
3. Jika menjenguk orang yang meninggal
bacalah:
ًَ‫صاَِل َح‬
َ ‫ى‬َ ‫ب‬ ْ
‫ق‬ ‫ع‬
ُ ُ َ
‫ه‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫َا‬ ‫ن‬ َ
‫ب‬
ْ ‫ق‬
ِ ‫ع‬
ْ ‫ا‬ ‫و‬
َ ُ َ
‫ه‬ َ ‫ل‬ َ
‫ر‬ْ ‫ف‬
ِ ْ
‫غ‬ ‫ا‬ َ
‫م‬ َّ
َّ ُ ‫الل‬
‫ه‬
Allāhummaghfir lahū wa’qibnā minhu ‘uqba
shālihah.
3.Berbaik Sangka kepada Allah
‫ سمعت رسول للا صلى للا عليه وسلم يقول قبل موته‬:‫عن جابر قال‬
َّ َ َ َّ
‫الل عز وجل" روآه مسلم‬ َ ‫ب‬ َّ
‫ن‬ َّ
‫آلظ‬ ُ
‫ن‬ ‫س‬ ْ
‫ح‬ ُ
‫ي‬ َ
‫و‬ ُ
‫ه‬ ‫و‬َ ‫إال‬ ْ
‫م‬ ُ
‫ك‬ ‫د‬ُ َ
‫ح‬ ‫آ‬ َّ
‫ن‬ َ
‫وت‬‫م‬ُ َ
‫ي‬ ‫ "ال‬:‫بثالث‬
ِ ِ ِ
Artinya: Diriwayatkan dari Jabir, ia berkata:
“Saya mendengar Rasulullah saw bersabda
(mengulangnya sampai) tiga kali menjelang
wafatnya :”Janganlah kalian mati kecuali dalam
keadaan berbaik sangka kepada Allah SWT
4. Membasahi kerongkongan orang
yang sedang sakaratul maut
Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir
untuk membasahi kerongkongan orang yang
sedang sakaratul maut tersebut dengan air atau
minuman
5. Menghadapkan orang yang sakaratul maut
ke arah kiblat
Tanggung jawab (Responsibility) tenaga
medis dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Responsibility to God (tanggung jawab


utama terhadap Tuhannya)
2. Responsibility to Client and Society
(tanggung jawab terhadap klien dan
masyarakat)
3. Responsibility to Colleague and
Supervisor (tanggung jawab terhadap
rekan sejawat dan atasan)
Perilaku petugas kesehatan dalam
mengeksperikan dukungan kpd pasien

1. Menghimbau pasien agar Ridlo kepada qadha dan


qadarnya-Nya serta berbaik sangka terhadap Allah
Swt.
2. Menghimbau pasien agar tidak boleh putus asa dari
rahmat Allah Swt.
3. Kembangkan empati kepada pasien.
4. Bila diperlukan konsultasi dengan spesialis lain.
5. Komunikasikan dengan keluarga pasien.
6. Tumbuhkan harapan, tetapi jangan memberikan
harapan palsu.
lanjutan
7. Bantu bila ia butuh pertolongan.
8. Mengusahakan lingkungan tenang, berbicara
dengan suara lembut dan penuh perhatian, serta
tidak tertawa-tawa atau bergurau disekitar pasien
9. Jika memiliki tanggungan hak yang harus pasien
penuhi, baik hak Allah Swt (zakat, puasa, haji, dll)
atau hak manusia (hutang, ghibah, dll). Hendaklah
dipenuhi atau wasiat kepada kepada orang yang
dapat memenuhi bagi dirinya. Wasiat wajib atas
orang yang mempunyai tanggungan atau hak
kepada orang lain.
PENGURUSAN JENAZAH
Kewajiban terhadap Orang yg meninggal
dunia:
1. Memandikan jenazah
2. Mengkafani jenazah
3. Menshalatkan jenazah
4. Menguburkan jenazah
1. Memandikan jenazah
Semua jenazah muslim wajib dimandikan
kecuali muslim yang mati syahid (orang yang
terbunuh dalam peperangan melawan kaum
kafir)

Syarat wajib mandi ialah:


• Mayat orang Islam
• Ada tubuhnya walaupun sedikit, dan
• Mayat itu bukan mati syahid
Yang Berhak Memandikan Mayat
• Jika mayat itu laki-laki, yang memandikannya
laki-laki pula. Perempuan tidak boleh
memandikan mayat laki-laki, kecuali istri dan
mahramnya. Sebaliknya, jika mayat itu adalah
perempuan, maka perempuan pula yang
memandikannya. Apabila seorang perempuan
meninggal dan di tempat itu tidak ada
perempuan, suami atau mahramnya, maka
mayat itu hendaklah “ditayammumkan”
Dasar Hukum
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
Dari ‘Aisyah, Rasulullah bersabda: “Barang siapa
memandikan mayat dan dijaganya kepercayaan,
tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa
yang dilihat pada mayat itu, maka bersihlah ia
dari segala dosanya, seperti keadaannya sewaktu
dilahirkan oleh ibunya”. Kata Beliau lagi: “Yang
memimpinnya hendaklah keluarga yang terdekat
kepada mayat jika ia pandai memandikan mayat.
Jika ia tidak pandai, maka siapa saja yang
dipandang berhak karena wara’nya atau karena
amanahnya. (H.R Ahmad)
Tata cara memandikan
Persiapan mandi
– Kamar tempat mandi diusahakan yang layak dan
tertutup, ada dinding dan atap.
– Dipan atau bangku sebagai tempat memandikan. Bila
tidak ada, jenazah bisa dipangku oleh 3 – 5 orang
anggota keluarganya.
– Air mandi yang cukup disertai gayung dan ember.
– Sabun, kapur barus, daun bidara (bila ada), bubuk
cendana dan sisir.
– Handuk besar 2 atau 3 lembar.
– Kain basahan.
– Air dalam ember kecil yang sudah diberi kapur barus.
Cara Memandikan Jenazah
1. Jenazah diletakkan di tempat yang tinggi, seperti
ranjang atau balai-balai
2. Pakaian mayat diganti dengan kain mandi atau
basahan, sebaiknya kain sarung supaya auratnya tidak
mudah terlihat.
3. Mulai menyiram dari anggota tubuh sebelah kanan
serta anggota wudhu. Mula-mula jenazah didudukkan
secara lemah lembut dengan posisi miring ke
belakang, orang yang memandikan meletakkan
tangan kanan di bahu jenazah dengan ibu jarinya pada
lekukan tengkuk dan lututnya menahan punggung
jenazah
Cara Memandikan
4.Lalu perut jenazah diurut dengan tangan kiri
untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin keluar
5. Kemudian jenazah ditelentangkan dan kedua
kemaluannya dibersihkan dengan tangan kiri yang
dibalut dengan perca. Setelah perca pembalut
tangan diganti, mulut, gigi dan lubang hidungnya
juga dibersihkan
Memandikan jenazah dilakukan dengan siraman
ganjil, yaitu tiga, lima, atau lebih sesuai kondisi
dengan air dan duan bidara. Pada siraman yang
terakhir hendaknya memakai kapur barus
walaupun sedikit.
Alat2 Yang Digunakan
Alat2
• - Kapas
- Dua buah sarung
tangan untuk petugas
yang memandikan
- Sebuah spon
penggosok
- Alat penggerus untuk
menggerus dan
menghaluskan kapur
barus – Spon-spon
plastik
Alat2
Daun bidara alat2
• - Kapur barus
- Masker penutup hidung
bagi petugas
- Gunting untuk
memotong pakaian
jenazah sebelum
dimandikan
- Air
- Pengusir bau busuk
dan Minyak wangi
Menutup aurat si mayat
Tatacara Memandikan
Cara memandikan
Seorang petugas memulai dengan melunakkan
persendian jenazah tersebut. Apabila kuku-kuku
jenazah itu panjang, maka dipotongi. Demikian
pula bulu ketiaknya. Adapun bulu kelamin, maka
jangan mendekatinya, karena itu merupakan aurat
besar. Kemudian petugas mengangkat kepala
jenazah hingga hampir mendekati posisi duduk.
Lalu mengurut perutnya dengan perlahan untuk
mengeluarkan kotoran yang masih dalam
perutnya. Hendaklah memperbanyak siraman air
untuk membersihkan kotoran-kotoran yang keluar.
Cara memandikan
Dasar Hukum
َ‫« ْآب َد ْآن‬: ‫ َق َال َل ُه َّن ِفى ُغ ْسل ْآب َن ِت ِه‬-‫صلى للا عليه وسلم‬- ‫َع ْن ُآ ِم َع ِط َّي َة َآ َّن َّآلنب َّى‬
ِ ْ ْ ِ
ْ َ ْ َ َّ ُّ َ ُ َ َ َ ْ ُ
‫ روآه آلبخ ِارى ِفى آلص ِح ِيح عن ع ِل ِى ب ِن‬.» ‫ِب َم َي ِام ِن َها َو َم َو ِآض ِع آلوض ِوء ِمنها‬
ُ ُ
َ.‫ْآل َمدينى َو َر َو ُآه ُم ْسلم َع ْن َآبى َب ْكر ْبن َآبى َش ْي َبة‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ
Dari Ummi ‘Athiyah bahwa Nabi Muhammad
saw bersabda kepadanya pada saat memandikan
jenazah putrinya (Ummi Kulsum) ;” Mulailah
dengan anggota kanannya dan anggota
wudhunya.” (HR al-Bukhari dan Muslim)
‫‪Sabda Nabi‬‬
‫علَ ْينَا‬‫َ‬ ‫َ‬
‫ل‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫خ‬ ‫َ‬ ‫د‬ ‫‪:‬‬ ‫َ‬
‫ت‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ا‬‫َ‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫ه‬
‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫أ‬ ‫َ‬
‫ً‬‫ِ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ي‬‫ار‬
‫َ ِ‬ ‫ص‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫َ‬ ‫أل‬ ‫ا‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ً‬ ‫َّ‬ ‫ي‬‫ط‬‫ِ‬ ‫ع‬
‫ن أِ َ‬‫َ‬
‫م‬ ‫ُ‬ ‫ع َْ‬ ‫َ‬
‫ت ا ْبنَت ُ َهُ‬ ‫ين ت ُ ُوفِيَ َِ‬ ‫ح ََ‬ ‫ّللاَِ ‪-‬صلى للا عليه وسلم‪َِ -‬‬ ‫ل َّ‬ ‫سو َُ‬ ‫َر ُ‬
‫ك ِإ َْ‬
‫ن‬ ‫خ ْمسا أ َ َْو أ َ ْكث َ ََر ِم َْ‬
‫ن ذَ ِل ََ‬ ‫ل ‪ «:‬ا ْغ ِس ْلنَ َها ثَالَثا أ َ َْو ََ‬ ‫فَقَا ََ‬
‫اآلخ َرةَِ ََكافُورا‬ ‫ن فِى ِ‬ ‫اجعَ ْل ََ‬ ‫ك ِب َماءَ َو ِس ْدرَ َو ْ‬ ‫ن ذَ ِل ََ‬ ‫َرأ َ ْيت ُ ََّ‬
‫تَ ‪:‬‬ ‫ن فَآ ِذنََِّنى »‪ .‬قَالَ ْ‬ ‫ن َكافُورَ ‪ ،‬فَإِذَا َفَ َر ْغت ُ ََّ‬ ‫شيْئا ِم َْ‬ ‫أ َ َْو َ‬
‫ش ِع ْرنَ َها ِإيَّا َهُ‬ ‫ل ‪ «:‬أ َ َْ‬ ‫طانَا ِح ْق َو َهُ فَقَا ََ‬ ‫فَلَ َّما فَ َر ْغنَا آذَنَّا َهُ فَأ َ ْع ََ‬
‫ى ََو ُم ْس ِلمَ‬ ‫َار َُّ‬ ‫ار‪َ .‬ر َوا َهُ ْالبُخ َِ‬ ‫اإلزَ ََ‬ ‫»‪ .‬ت َ ْعنِى ِ‬
Artinya:
Dari Ummi ‘Athiyyah al-Anshari ia berkata:
Rasulullah masuk kepada kami saat memandikan
jenazah putrinya seraya bersabda: “Mandikanlah ia
tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang hal
itu perlu, dengan air dan sidr, dan taruhlah kapur
atau sedikit kapur pada yang terakhir. Jika telah
selesai kabarkanlah aku.” Setelah selesai, kami
memebritahukannya. Kemudian beliau memberikan
kain kepada kami sambil bersabda;” Kenakanlah ini,
yakni kainnya.” (H.R al-Bukhari dan Muslim)
lanjutan
Apabila ternyata setelah selesai dimandikan
masih ada najis yang keluar, maka najis itu wajib
dibersihkan. Jika kesulitan mendapatkan daun
bidara, maka pakailah sabun. Disunnahkan untuk
menguraikan rambut jenazah wanita dan kembali
mengikatnya. Mengikat rambut tersebut
merupakan amalan yang diperintahkan
lanjutan
Setelah selesai dimandikan, kemudian dikeringkan dengan kain yang
bersih dan suci, supaya kafannya tidak basah, serta diberikan minyak
wangi pada kain tersebut.
MENGKAFANI JENAZAH
1. Kafanilah Dengan Baik. Mengkafani dengan baik ialah
mengkafani dengan kafan yang baik dan dengan cara
yang baik. Kafan yang baik ialah kafan yang suci,
bersih, cukup tebal, ukurannya mecukupi, kwalitasnya
sedang dan tidak berlebih-lebihan atau terlalu mewah
baik dalam kwalisas maupun ukuran.
2. Pakailah Kafan Yang Berwarna Putih.
3. Menggunakan kain kafan berwarna putih adalah
sunnah Rasulullah SAW.
4. Kafanilah Mayat Laki-laki Tiga Lapis dan lima lapis
bagi mayat perempuan, atau tepatnya diawali dengan
sarung, lalu baju kurung, kerudung, pembungkus,
kemudian dibungkus satu lapis lagi
Dasar Hukum
َّ َ ُ ُ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ
‫ ك ِفن رسول آ ِّلل صلى للا عليه وسلم ِفي‬:‫• وعن عا ِئشة ر ِضي آّلل عنها قالت‬
َ َّ ُ َ َ ََ َ َ َ ْ َ ُ ْ ُ ْ َّ ُ َ َ َْ َ ََ
‫ متفق‬.‫ ليس ِفيها ق ِميص وال ِعمامة‬,‫يض سحو ِلي ٍة ِمن كرس ٍف‬ ٍ ‫آب ِب‬
ٍ ‫ثالث ِة آثو‬
ْ‫َع َلي ِه‬
Diriwayatkan dari Aisyah r.a. dia berkata:”
Rasulullah saw. dikafani dalam tiga pakaian
putih bersih terbuat dari kapas, tanpa baju
kurung dan serban.” (HR Bukhari dan Muslim)
‫‪Sabda Nabi Muhammad‬‬
‫آّلل َع ْن َها َق َال ْت ‪ُ :‬ك ْن ُت ِف َيمنْ‬ ‫َع ْن َل ْي َلى ب ْن ِت َقا ِن ٍف َّآلث َق ِف َّي ِة َر ِض َي َّ ُ‬
‫ِْ‬
‫للا صلى للا عليه وسلم ِع ْن َد َو َفا ِتهاَ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ول ِ‬ ‫ِ‬ ‫غسل آم كلث ٍوم ِبنت رس‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫للا صلى للا عليه وسلم آل ِحقو ‪،‬‬ ‫‪ ،‬فكان آول ما آعطانا رسول ِ‬
‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ َّ ْر ُ ُ َّ ْ َ ُ ُ َّ ْ ْ‬
‫ثم ِآلد ع ‪ ،‬ثم آل ِخمار ‪ ،‬ثم آل ِملحفة ‪ ،‬ثم آد ِرجت بعد ِفي آلثو ِب‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اب معه ‪،‬‬ ‫للا صلى للا عليه وسلم ِعند آلب ِ‬ ‫آالخ ِر قالت ‪ :‬ورسول ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ك فنها ين ِاولنا ثوبا ثوبا (روآه آحمد وآبو دآود)‬
Artinya
Dari Layla bint Qānif al-Tsaqafiyyah ra. Ia
berkata: “ aku ikut memandikan Ummi Kultsum
putri Rasulullah saw. pada saat wafatnya. Sesuatu
yang pertama Rasulullah berikan kepadaku adalah
kain, lalu baju kurung, lalu kerudung, lalu
selubung (kafan pembungksu). Kemudian sesudah
itu ia dimasukan ke dalam kain kafan.” Layla
berkata: “Selama itu Rasulullah berdiri di pintu
membawa kafannya dan memebrikannya kepada
kami satu persatu.” (HR Ahmad dan Abu Daud)
MENSHALATKAN JENAZAH
1) Hukum shalat jenazah
Hukum shalat jenazah yang dilakukan atas
diri seorang muslim maupun muslimah
adalah fardlu kifayah. Dengan pengertian,
apabila telah dikerjakan bagi sebagian
orang, maka tidak ada lagi kewajiban
sebagian lainnya
Dasar Hukum
Hadits dari Abu Hurairah r.a berikut ini :
“ Nabi SAW pernah mendatangi seorang laki-laki
yang meninggal dunia, namun masih mempunyai
tanggungan utang. Lalu beliau bertanya ; Apakah
ia meninggalkan sisa harta untuk membayar
hutangnya? Jika ternyata ia meniggalkan harta
yang dapat membayar hutangnya, maka beliau
akan menshalatkannya. Jika tidak, maka beliau
bersabda kepada kaum muslimin yang hadir pada
saat itu : Shalatkanlah teman kalian ini.” (HR.
Muttafaqun Alaih)
2) Syarat shalat jenazah
Syarat shalat jenazah sama seperti shalat-
shala lainnya seperti thaharah, wudhu’
atau tayamum, menghadap kiblat dan niat.
Adapun perbedaan dengan shalat lainnya
adalah, bahwa shalat ini boleh dikerjakan
setiap waktu
3) Kaifiat shalat jenazah
Kaifiat shalat jenazah yaitu : Pertama Niat
melakukan shalat jenazah semata-mata
karena Allah sambil mengucapkan kalimat
Takbir (Allāhu akbar), membaca surat al-
Fatihah, lalu bertakbir, membaca salawat ,
lalu bertakbir. Selanjutnya berdo’a untuk
mayat, lalu bertakbir kemudian berdo’a, lalu
salam. Setiap kali mengucap takbir
hendaknya mengangkat tangan.
4) Cara mengerjakan shalat jenazah.
1) Jenazah diletakkan di depan dan imam di
sebelahnya, sedangkan jamaah di belakangnya
berdiri tiga baris atau lebih.
2) Mengangkat kedua tangan dengan niat shalat
jenazah laki-laki atau wanita disertai takbir.
3) Membaca takbir yang kedua adalah shalawat
kepada Nabi SAW dengan membaca do’a :
َ‫ َكما‬: ‫ َوآال ْف َض ُل آ ْن ُي َت ِم َم ُه بقوله‬. ‫ َو َع َلى آل ُم َح َّم ٍد‬، ‫( َّآلل ُه َّم َصل َع َلى ُم َح َّم ٍد‬4
ِ َ َ َ َ َ َ َّ َ ِ
َ َ َ َّ ْ َ
‫ إنك ح ِميد م ِجيد‬- ‫ ِإلى قوله‬- ‫صليت على إبر ِآهيم‬
Artinya:
(Ya Allah, limpahkanlah shalawat
(kebahagiaan) kepada Nabi Muhammad
dan keluarganya, sebagaimana Engkau
telah bersalawat kepada Nabi Ibrahim dan
keluarganya. Juga berikanlah berkah
kepada Nabi Muhammad dan
keluarganya, sebagaimana Engkau telah
memberi berkah kepada Nabi Ibrahim
beserta keluarganya).
lanjutan

d. Selanjutnya bertakbir untuk yang ketiga


kalinya, diikuti dengan berdo’a bagi sang
mayit. Tidak ada dalil yang menunjukkan
bahwa doa tersebut setelah takbir ketiga.
Namun demikian, diperbolehkan berdoa
setelah takbir yang ketiga ini atau setelah
takbir berikutnya
‫‪Do’a bagi mayat:‬‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬
‫آللهم آغ ِفر له وآرحمه ‪ ،‬وع ِاف ِه وآعف عنه ‪ ،‬وآك ِرم نزله ‪ ،‬وو ِسع مدخله ‪،‬‬
‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َْ‬ ‫ُ‬ ‫َ ْ ْ‬
‫ماء وثل ٍج ‪ ،‬ون ِقه ِمن آلخطايا كما ينقى آلثوب آالبيض ِمن آلدنس ‪،‬‬ ‫وآغ ِسله ِب ٍ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ ْ‬
‫وآبدله دآرآ خيرآ ِمن د ِآر ِه ‪ ،‬وآهال خيرآ ِمن آه ِل ِه ‪ ،‬وزوجا خيرآ ِمن زو ِج ِه ‪ ،‬و ِق ِه‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َْ َ ْ‬
‫ِفتنة آلقب ِر وعذآبه ‪ .‬آللهم آغفر لحينا وميتنا وشاهدنا وغائبنا وصغيرنا وكبيرنا‬
‫وذ ِك ْرنا وآنثانا ‪ .‬للا من آحييته منا فإحيه على آإلسالم ومن توفيته منا فتوفه‬
‫على آإليمان ‪.‬‬
Pada takbir yang keempat adalah berdo’a
untuk diri sendiri :

.ُ‫ َو َال تَف ِتنَا بَع َده‬،ُ‫اَللَ ُه َم َال تَح ِرمنَا أَج َره‬
Allaahumma lā tahrimnā ajrahu, wa lā taftinā
ba’dahu
(Ya Allah, janganlah Engkau menghalangi
pahalanya sehingga tidak sampai kepada kami
dan jangan pula kami mendapatkan fitnah
sesudah kepergiannya)
Do’a untuk mayat anak kecil
‫اللهم اجعل لنا سلفا وفرطا واجرا‬
: Alla-hummaj 'alhu lana- salafan wa
farathan wa ajran.
Ya Allah, jadikanlah ia pendahulu
(penjemput) dan pelebihan (tabungan)
serta upah (pahala) bagi kami.
Posisi imam dalam shalat jenazah

Dalam shalat jenazah, seorang imam disunnatkan


berdiri di tepat di hadapan kepala jenazah, jika
jenazah tersebut laki-laki. Sedangkan apabila
jenazah itu wanita, maka disunnatkan berdiri di
tengah-tengah jenazah (bagian dada)
Shalat yang dilakukan untuk lebih dari satu
jenazah
Mengerjakan satu kali shalat jenazah untuk beberapa
mayit ini diperbolehkan. Jika kaum muslimin
mengerjakan shalat jenazah atas seorang wanita dan
seorang anak laki-laki, maka sang anak diletakkan tepat
di depan imam, sedangkan sang wanita diletakkan di
belakang anak laki-laki tersebut. Apabila dalam shalat
jenazah terdapat beberapa jenazah, baik laki-laki,
wanita, dan anak-anak, maka yang laki-laki dewasa
ditempatkan tepat di depan imam, lalu diikuti anak-anak
dan selanjutnya jenazah wanita.
Ucapan di waktu mendapat musibah
ْ ُ
‫آنا لل وآنا آليه رآجعون آللهم آجرنى فى مصيبتى وآخلف لى خيرآ منها‬
Sungguh kita ini kepunyaan Allah dan kepada-Nya kita
kembali. Ya Allah, berilah kepadaku pahala dalam
mushibahku dan gantilahkanlah mushibah itu dengan
kebaikan bagiku. Do'a di waktu datang ke kuburan
Assala-mu 'alaikum da-ra qaumin mukmini-na wa
inna- insya- Alla-hubikum la-hiqu-n. Alla-humma
latahrimna- ajrahum wala- taftinnaba'dahum
‫آلسالم عليكم آهل آلديار من آلمؤمنين وآلمسلمين وآنا آن شاء للا ال حقون آسال للا لنا ولكم‬
‫آلعافية‬
4.CARA MENGUBUR JENAZAH
Aturan dalam penguburan jenazah, yaitu:
•Tidak boleh menguburkan mayat pada waktu matahari
terbit kecuali sesudah naik, pada waktu tengah-tengah
hari(matahari di arah atas kepala) dan pada waktu hampir
terbenam kecuali sesudah terbenam,
•Tidak boleh meninggikan kubur lebih dari sejengkal serta
membuat tembok di atasnya tetapi buatlah tanda di atasnya
dengan batu umpanyanya, pada arah kepalanya.
•Jika tiba di kuburan sedang kubur belum selesai digali
maka duduklah menghadap qiblat .
•Tidak boleh duduk di atas kuburan
•Tidak boleh berjalan di antara kuburan dengan alas kaki.
LANGKAH MENGUBUR
1. Galilah kuburan sedalam mungkin agar bau
busuk yang ditimbulkan dari jenazah tidak
tercium keluar. Ukuran kedalamannya
setinggi tubuh orang dewasa.
2. Orang yang akan meletakkan jenazah turun
masuk lahad
Masukanlah mayat itu dari arah kaki kubur dan
bacalah ketika meletakkannya dalam kubur:
‫بسم هللا وعلى ملة رسول هللا‬
"Bismilla-hi wa 'ala- millati Rasulillah".
Mengubur Jenazah
3. Jenazah dengan bertumpu pada sisi kanan
jasadnya (dalam posisi miring) dan menghadap
kiblat sambil dilepas tali-talinya selain tali
kepala dan kedua kaki.
4. Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga
liang lahad dan tali-tali selain kepala dan kaki
dilepas, maka rongga liang lahad tersebut
ditutup dengan batu bata atau papan
kayu/bambu dari atasnya (agak samping).
Apabila sudah selesai menguburkan maka
do'akanlah, mintakan ampun dan ketetapan
Lanjutan
Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup
dengan tanah liat agar menghalangi sesuatu
yang masuk sekaligus untuk menguatkannya.
Disunnahkan bagi para pengiring untuk menabur
tiga genggaman tanah ke dalam liang kubur
setelah jenazah diletakkan di dalamnya.
Demikianlah yang dilakukan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassalam. Setelah itu
ditumpahkan (diuruk) tanah ke atas jenazah
tersebut
lanjutan
Apabila sudah selesai menguburkan maka
do'akanlah, mintakan ampun dan ketetapan hati
bagi mayat.
‫ وافسح له فى‬، ‫وارفع درجته فى المهديين‬............ ‫اللهم اغفر ِْل‬
‫قبره ونور له فيه واخلُفه فى عقبه‬
Alla-hummagh fir li ….. warfa' darajatahu- fil mahdiyyi-n, wafsah
lahu- fi- qabrihi- wa nawwir lahu- fi-hi, wakhluf hu fi- 'aqibihi-
Ya Allah berilah ampunan kepada … (sebutkan namanya) dan
angkatlah derajatnya dalam golongan orang yang lebih
shalih(mendapat petunjuk) lapangkanlah dalam kuburnyadan berilah
penerangan di dalamnya serta berilah gantinya pada sesudahnya.
‫‪Sekian Terima kasih‬‬

‫والسالم عليكم ورحمً للا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai