Anda di halaman 1dari 5

َّ ‫الرح ْٰم ِن‬

‫الر ِحيْم‬ َّ ‫هللا‬


ِ ‫س ِم‬
ْ ِ‫ب‬

“MENGINGAT KEMATIAN”

A. Pengertian & Dalil Kematian


Kematian merupakan keniscayaan yang pasti dialami semua manusia
dan makhluk yang bernyawa. Ada banyak Ayat Al Quran yang menjelaskan
tentang Kematian. Dalam Islam, tanda-tanda kematian sudah diingatkan
kepada tiap manusia di antaranya kulit mulai keriput, rambut beruban dan
daya ingat melemah. Karena itu, tak seorang pun yang bisa menghindar
dari kematian. Orang yang selalu ingat mati tentu mempersiapkan
kehidupan sesudah mati. Dia memahami bahwa ada lagi kehidupan setelah
mati. Bekal kehidupan setelah kematian bukanlah harta melimpah, rumah
mewah, perhiasan berkilo-kilo dan sejenisnya. Bekal yang hanya berlaku
adalah “Amal Kebaikan”.

Allah SWT berfirman:


ِ ِۗ ‫كُ ُّل نَ ْف ٍس ذَ ۤا ِٕىقَةُ ا ْل َم ْو‬
َ‫ت ث ُ َّم اِلَ ْينَا ت ُ ْر َجعُ ْون‬
Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian
hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (QS. Al Ankabut: 57)
. Tafsir: Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa kematian di
mana pun kalian berada, maut pasti akan mendapati kalian. Maka jadilah
kalian orang-orang yang selalu berada dalam ketaatan kepada Allah di
mana pun kalian berada, sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah
kepada kalian. Karena sesungguhnya hal ini lebih baik bagi kalian, sebab
maut pasti akan menjemput kalian.

B. Anjuran Mengingat Kematian


kematian dianggap sebagai bagian alamiah dari kehidupan manusia, dan
pemahaman yang mendalam tentang kematian memiliki dampak yang
mendalam pada cara seseorang menjalani hidup, berinteraksi dengan
sesama, dan berhubungan dengan Allah SWT.Islam menganjurkan setiap
muslim untuk selalu mengingat kematian yang ditulis dalam dalil.

َ‫ش َٰ َه َدةِ فَيُنَبِئُكُم بِ َما كُنت ُ ْم تَ ْع َملُون‬


َّ ‫ب َوٱل‬ َ َٰ ‫قُلْ ِإ َّن ٱ ْل َم ْوتَ ٱلَّذِى تَف ُِّرونَ مِ ْنهُ فَإِنَّهُۥ ُم َٰلَقِيكُ ْم ث ُ َّم ت ُ َردُّونَ ِإلَ َٰى‬
ِ ‫عل ِِم ٱ ْلغَ ْي‬
“Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya,
ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah),
yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu
apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Jumu’ah : 8).
Semakna dengan firman Allah Swt. yang disebutkan di dalam surat
An-Nisa,
ٍ‫شيَّ َدة‬ ٍ ‫أَ ْينَ َما تَكُونُوا يُد ِْركُكُ ُم ا ْل َم ْوتُ َولَ ْو كُ ْنت ُ ْم فِي ب ُُر‬
َ ‫وج ُم‬
Artinya: Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan
kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (QS. An-
Nisa: 78
Tafsir: Makna yang dimaksud ialah setiap orang pasti akan mati, tiada
sesuatu pun yang dapat menyelamatkan dia dari kematian, baik dia ikut
dalam berjihad ataupun tidak ikut berjihad. Karena sesungguhnya umur
manusia itu ada batasnya dan mempunyai ajal yang telah ditentukan serta
kedudukan yang telah ditetapkan baginya.
Rasulullah SAW bersabda;
"Rasulullah SAW menepuk kedua pundakku, lalu bersabda, 'Jadilah engkau
di dunia ini seolah-olah orang asing atau orang yang singgah dalam
perjalanan.'" Ibnu Umar berkata, "Jika engkau di waktu sore, maka
janganlah menantikan waktu pagi. Dan jika engkau di waktu pagi, maka
janganlah menantikan waktu sore. Ambillah kesempatan sewaktu engkau
sehat untuk masa sakitmu, dan sewaktu engkau hidup untuk matimu."(H.R
Bukhori).
Di dalam Hadits Riwayat Muslim
Rasulullah SAW bersabda, "Aku pernah melarang kalian ziarah kubur, tetapi
sekarang berziarah kuburlah!"Dalam riwayat lain disebutkan, "Barangsapa
hendak berziarah kubur, maka silahkan ia berziarah. Sebab, ziarah kubur itu
dapat mengingatkan akhirat’’.

C. Keutamaan Mengingat Kematian


1- Mengingat kematian membantu kita dalam khusyu’ dalam shalat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ٌّ ‫فإن الرج َل إذا ذكر الموتَ فى صالتِ ِه َف َح ِر‬


َ‫ى أن يحسنَ صالتَه وص ِل صالة‬ َّ ‫اذكر الموتَ فى صالتِك‬
ِ
‫يعتذر منه‬
ُ ‫أمر‬ َّ
ٍ ‫غيرها وإياك وكل‬ ً
َ ‫رج ٍل ال يظن أنه يصلى صالة‬
“Ingatlah kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat mati
dalam shalatnya, maka ia akan memperbagus shalatnya. Shalatlah seperti
shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan
melakukan shalat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak
malah engkau meminta udzur (meralatnya) (karena tidak bisa
memenuhinya).” (HR. Ad Dailami dalam musnad Al Firdaus. Hadits ini hasan
sebagaimana kata Syaikh Al Albani)
2- Mengingat kematian menjadikan seseorang semakin mempersiapkan diri
untuk berjumpa dengan Allah.
Karena barangsiapa mengetahui bahwa ia akan menjadi mayit kelak,
ia pasti akan berjumpa dengan Allah. Jika tahu bahwa ia akan berjumpa
Allah kelak padahal ia akan ditanya tentang amalnya didunia, maka ia pasti
akan mempersiapkan jawaban.
3- Mengingat kematian akan membuat seseorang memperbaiki hidupnya
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِ ‫أكثروا ذكر هَاذ ِِم اللَّذَّا‬
‫ت فإنه ما ذكره أحد فى ضيق من العيش إال وسعه عليه وال فى سعة إال ضيقه‬
‫عليه‬
“Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian)
karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia
akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehiupannya
lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga lalai akan
akhirat).” (HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al
Albani).
4- Mengingat kematian membuat kita tidak berlaku zholim.
Allah Ta’ala berfirman;
َ‫أَ َال يَظُ ُّن أُولَئِكَ أَنَّ ُه ْم َم ْبعُوثُون‬
“Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan
dibangkitkan.” (QS. Al Muthoffifin: 4).
Ayat ini dimaksudkan untuk orang-orang yang berlaku zholim dengan
berbuat curang ketika menakar. Seandainya mereka tahu bahwa besok ada
hari berbangkit dan akan dihisab satu per satu, tentu mereka tidak akan
berbuat zholim seperti itu.
Imam Qurthubi menyebutkan dalam At Tadzkiroh mengenai
perkataan Ad Daqoq mengenai keutamaan seseorang yang banyak
mengingat mati:
• menyegerakan taubat
• hati yang qona’ah (selalu merasa cukup)
• semangat dalam ibadah
Sedangkan kebalikannya adalah orang yang melupakan kematian, maka ia
terkena hukuman:
• menunda-nunda taubat.
• tidak mau ridho dan merasa cukup terhadap apa yang Allah beri.
• bermalas-malasan dalam ibadah.

‫ب ا ْلعالَ ِمين‬ ِ َّ ‫اَ ْل َح ْم ُد‬


ِ ِّ ‫َّلل َر‬
REFERENSI;
1. Tafsir Ibnu Katsir, Imam Ibnu Katsir
2. At Tadzkiroh, Imam Qurthubi
3. Ahkamul Janaiz Fiqhu Tajhizul Mayyit, Kholid Hannuw
4. Mawas Diri, Muhasabah, Tafakkur Dan Mengingat Mati: Seri
Ringkasan Ihya' Ulumddin, Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad
bin Muhammad.

TUGAS MAKALAH TAZKIYATUN NAFS


Oleh: Muhamad Fajar Amirrullah

Anda mungkin juga menyukai