Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KEMATIAN DAN KEHIDUPAN DI ALAM BARZAH

Disusun Oleh:

Ananda Hafis Ramadhan

Ananta Prasetyo

Cahya Samila

Fathir

Habibi Irfando

Guru Akidah Akhlaq: Putri Litania, S.Pd.

MADRASAH ALIYAH NEGERI

INSAN CENDEKIA

PADANG PARIAMAN

TP. 2023/2024
KEMATIAN DAN KEHIDUPAN DI ALAM BARZAH

A. Kematian
Kematian adalah kepastian bagi setiap makhluk hidup, termasuk manusia.
Sebagai pintu gerbang menuju alam akhirat, kematian merupakan momen yang tak
bisa dihindari. Namun, banyak manusia yang tidak mempersiapkan diri untuk
menghadapinya. Mereka yang lalai dalam persiapan akan mengalami akhir yang
buruk, sementara yang selalu bersiap dengan amal saleh dan keridhaan Allah akan
mendapatkan akhir yang baik. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk senantiasa
mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan penuh kesadaran dan kebaikan.
Tentang kepastian datangnya kematian ini, Allah Swt., berfirman:
‫ُك ُّل َن ْف ٍس َذ ۤا ِٕىَقُة اْلَم ْو ِۗت ُثَّم ِاَلْي َن ا ُتْر َج ُعْو َن‬
Artinya: tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kemudian hanyalah kepada
Kami kamu dikembalikan.(QS. Al-Ankabut [29]: 57).
Allah telah menyampaikan bahwa semua jiwa akan merasakan kematian, kecuali Dia
yang Maha Hidup dan tidak akan mati. Baik manusia, jin, maupun malaikat,
semuanya akan mengalami kematian. Kematian adalah ketetapan yang tak bisa
dihindari, dan tidak ada yang dapat menolak atau menundanya. Oleh karena itu,
penting bagi kita untuk mempersiapkan diri dengan iman dan amal saleh menghadapi
kematian yang tak terhindarkan ini.

Kematian adalah suatu kenyataan yang tak terelakkan bagi seluruh makhluk
hidup, termasuk manusia. Meskipun ada berbagai upaya modern untuk
memperpanjang umur, namun kenyataannya semua usaha itu akan sia-sia. Rasulullah
SAW. telah menyampaikan bahwa Allah selalu memberikan obat untuk semua
penyakit kecuali ketuaan. Kematian adalah ketetapan yang telah ditetapkan oleh
Allah, dan tidak ada yang bisa menghindarinya. Bahkan, Allah telah menyebutkan
dalam Al-Qur'an bahwa setiap jiwa akan merasakan kematian, dan kematian adalah
bagian dari ujian yang diberikan-Nya untuk menguji siapa di antara kita yang lebih
baik amalnya.

Dalam kehidupan dunia, kematian seringkali dianggap sebagai sesuatu yang


menakutkan. Namun, sebenarnya kematian adalah bagian dari rencana Allah yang tak
terhindarkan. Allah telah memprogram kematian di setiap sel tubuh manusia sejak
awal penciptaan, dan tidak ada yang dapat mengubah takdir tersebut. Kita sebagai
manusia hanya bisa bersiap-siap menghadapinya dengan keimanan dan amal saleh.

Allah dalam Al-Qur'an mengingatkan kita bahwa kematian adalah suatu


kenyataan yang pasti akan datang. Tak peduli seberapa keras kita berusaha
menghindarinya, saatnya kematian akan tiba dan tidak ada satupun yang bisa
menghindarinya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempersiapkan diri sebaik
mungkin untuk menghadapi kematian dengan iman yang kokoh dan amal yang saleh,
karena hanya dengan begitu kita bisa mengharapkan husnul khatimah, yaitu akhir
kehidupan yang baik di sisi Allah.
B. Keadaan Orang Mati
Umur seseorang adalah bagian dari takdir Allah yang telah ditetapkan
untuknya. Bagaimana seseorang memanfaatkan umurnya sangat menentukan
akhiratnya. Jika umur tersebut digunakan untuk berbuat amal yang baik, maka di
akhirat akan mendapatkan keuntungan yang besar. Sebaliknya, jika umur tersebut
dihabiskan untuk melakukan kemaksiatan tanpa bertaubat, maka akan termasuk dalam
golongan yang merugi.

Orang yang cerdas adalah mereka yang takut akan akibat dosa-dosa yang
dilakukannya. Mereka menyadari bahwa dosa-dosa tersebut dapat menjadi penyebab
kehancuran bagi dirinya. Oleh karena itu, mereka segera bertaubat dan tidak
mengulangi perbuatan dosa tersebut. Ibnu Mas'ud pernah menyatakan bahwa orang
yang beriman setiap kali melihat dosanya, ia merasa seperti duduk di bawah gunung
yang siap menimpa dirinya, sehingga ia selalu berusaha memperbaiki diri agar akhir
hayatnya berada dalam keadaan baik (husnul khatimah), dan tidak dalam keadaan
buruk (su'ul khatimah).

Proses kematian yang dialami seseorang berbeda-beda. Allah Swt.


menginformasikan tentang bagaimana malaikat Izrafil melaksanakan tugas mencabut
nyawa. Ada yang dicabut dengan keras, seperti dicabutnya duri dari kapas, tetapi ada
yang dicabut dengan lemah lembut, seperti orang tidur.Allah Swt. berfirman:

ۙ‫ َّو الّٰن ِش ٰط ِت َن ۡش ًط ا‬١ ۙ‫َو الّٰن ِز ٰع ِت َغ ۡر ًقا‬


Artinya: Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, dan
(malaikatmalaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut. (QS. An-Nāzi’āt
[79]: 1-2).

Berikut dua keadaan orang saat kematianya;


1. Husnul Khatimah
a) Pengertian
Istilah husnul khatimah sudah menjadi kosa kata yang sering kita
dengar dalam percakapan sehari-hari. Istilah ini digunakan untuk
mengungkapkan keadaan orang yang meninggal dunia dalam keadaan baik.
Allah swt. mengingatkan kepada orang-orang yang beriman agar senantiasa
menjaga keislamannya sampai ajal datang.
Allah memerintahkan umat manusia untuk menjaga kemurnian akidahnya
dengan hanya menyembah kepada-Nya sampai datangnya ajal yang diyakini.
Oleh karena itu, seorang muslim harus berupaya sekuat tenaga untuk
mempertahankan keimanannya sehingga saat meninggalkan dunia ini, ia dapat
berada dalam keadaan husnul khatimah. Jika terjatuh dalam dosa dan maksiat,
hendaknya segera bertaubat kepada Allah dengan taubatan nasuha dan
menggantinya dengan amal yang baik. Rasulullah Saw. bersabda bahwa ketika
Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, Dia akan memberikan taufiq
agar bisa beramal saleh sebelum meninggal. Oleh karena itu, penting bagi
setiap individu untuk selalu berada dalam keadaan siap sedia menghadapi
kematian dengan keimanan yang kokoh dan amal yang saleh.
b) Tanda-tanda husnul khatimah
1) Mengucapkan kalimat tauhid menjelang ajal.
2) Meninggal dunia di jalan Allah, meninggal dalam keadaan sabar ketika
ditimpa penyakit pes, TBC, sakit perut, radang selaput dada, tenggelam.
3) Meninggal pada hari Jum`at.
4) Bagi wanita, meninggal saat melahirkan, ataupun meninggal saat sedang
Hamil.
5) Meninggal karena sedang ribath (menjaga wilayah perbatasan).
6) Meninggal dalam keadaan melakukan amal saleh.
7) Meninggal karena mempertahankan harta dari perampokan atau
pembegalan.

c) Upaya mendapatkan husnul khatimah


1) Melakukan ketaatan kepada Allah secara terus-menerus, menjauhkan diri
dari perbuatan syirik, Allah Swt. berfirman:

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َح َّق ُتٰق ىِتٖه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُّم ْس ِلُم ْو َن‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan


sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan
muslim (berserah diri) ”. (QS. Ali Imran [3]: 102)
2) Berdoa kepada Allah Swt. dengan sungguh-sungguh agar meninggal dalam
keadaan husnul khatimah
3) Berusaha untuk selalu memperbaiki diri, secara lahir dan batin.

2. Su’ul Khatimah
a) Pengertian
Su’ul artinya jelek atau buruk dan khatimah artinya penutup. Yang
dimaksud dengan su’ul khatimah adalah penutup kehidupan dunia yang buruk,
seperti seseorang meninggal dunia dalam keadaan durhaka kepada Allah Swt.
ataupun orang yang meninggal ketika sedang melaksanakan maksiat.
Allah Swt. telah mendeskripsikan tentang orang-orang yang beriman itu
mempunyai dua sikap dalam hidupnya. Pertama, sikap takut yang besar
kepada Allah. Kedua, sikap tekat/kemauan yang kuat untuk berbuat sebaik
mungkin, Karena beriman akan datangnya kematian, dan akan adanya hisab,
maka orang-orang beriman itu selalu takut (khauf) kepada Allah. Rasa
takutnya kepada Allah ini diwujudkannya dengan penuh harap akan datangnya
pertolongan dari Allah Swt. sehingga mereka selalu menjaga diri untuk
sesegera mungkin untuk melakukan amal kebaikan. Mereka selalu beramal
baik dalam rangka menghindari akhir hayat yang buruk (su’ul khatimah).

b) Tanda-tanda su’ul khatimah


1) Sulit dibimbing mengucapkan ẓikir/lā ilāha illallāh ketika menghadapi
sakratul maut.
2) Sering melalaikan salat.
3) Suka mengkonsumsi khamar.
4) Durhaka kepada orang tua.
5) Suka berbuat zalim terhadap orang lain.
6) Melakukan dosa besar, keji, dan tidak mau bertaubat kepada Allah swt.
c) Sebab-sebab su’ul khatimah
a. Rusaknya aqidah (keyakinan).
b. Menunda-nunda taubat.
c. Adanya ketergantungan kepada dunia, dan terjerumus kepada jalan-jalan
yang terlarang.
d. Menyeleweng dari jalan yang lurus dan menolak terhadap kebenaran serta
petunjuk.
e. Gandrung kepada kemaksiatan.
b. Bunuh diri dengan segala macam caranya.

C. Alam Barzakh (Alam Kubur)


1. Pengertian Barzakh
Kamus Istilah Keagamaan yang diterbitkan oleh Puslitbang Lektur dan
Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI
menjelaskan Barzakh sebagai berikut:
(1) Alam transisi antara dunia dan akhirat sebagai tempat roh orang mati berada
(alam yang memisahkan kehidupan dunia dengan akhirat).
(2) Keadaan seorang sufi yang mengalami fana dan baqa yang seakan-akan
terhalang atau terpisah dari kesadaran tentang lingkungan sosialnya.
(3) penghalang, pembatas di antara dua hal atau kawasan. Adapun yang dimaksud
barzakh dalam bahasan ini adalah sebagaimana yang terdapat dalam nomor 1.
Sedangkan secara terminologi, barzakh didefinisikan sebagai suatu alam yang
terdapat di antara dunia dan akhirat, yang pada saat itu ruh manusia yang sudah
meninggal dunia berada di alam tersebut untuk menunggu datangnya Hari
Kebangkitan (yaum al-ba’ts), yang merupakan awal dari kehidupan akhirat.
Dengan definisi ini, barzakh dimaksudkan sebagai suatu alam atau tempat yang
merupakan terminal persinggahan ruh manusia setelah kematian, yaitu setelah ruh
terpisah dari jasadnya. Di alam barzakh inilah ruh manusia berada dan menunggu
sampai datangnya hari kebangkitan yang juga lazim disebut hari kiamat.

2. Keadaan Mayit dan Ruh Di Alam Barzak


Setelah seseorang meninggal dan dikuburkan, kubur akan menghimpit dan
menjepit mayit tanpa ada yang bisa terlepas dari himpitannya. Ada beberapa hadis
yang menggambarkan bagaimana kubur dapat menghimpit seseorang, meskipun
kematiannya memiliki efek besar seperti membuat 'arsy bergoncang, membuka
pintu-pintu langit, serta disaksikan oleh ribuan malaikat.

Rasulullah juga menggambarkan kondisi gelap gulita di alam kubur. Seorang


wanita atau pemuda yang biasa membersihkan masjid Nabawi tidak ditemukan
setelah meninggal, dan Rasulullah memberi tahu bahwa kuburan-kuburan
dipenuhi kegelapan bagi penghuninya, namun Allah menerangi kubur-kubur
tersebut dengan salat Rasulullah terhadap mereka.

Utsman bin Affan Ra. memiliki kebiasaan menangis ketika berhenti di sebuah
kuburan, karena dia menyadari bahwa kubur adalah tahapan awal dari akhirat.
Rasulullah juga mengatakan bahwa kubur adalah pemandangan yang sangat
menakutkan.
Meskipun jasad manusia hancur setelah dikuburkan, ruh tidak akan hancur dan
tetap ada. Ruh manusia adalah ciptaan Tuhan yang abadi, dan ini dijelaskan dalam
beberapa ayat Al-Quran. Rasulullah juga menggambarkan bahwa ruh seseorang
tetap ada bahkan setelah meninggal, seperti dalam kasus sahabat yang biasa
membersihkan masjid Nabawi.

3. Fitnah (Ujian) Kubur


Setelah seseorang dimakamkan, dua malaikat mendatanginya di dalam kubur
untuk menguji iman dan pengetahuannya tentang agama. Jika dia seorang
Mukmin yang teguh imannya, dia akan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka
dengan yakin dan benar. Pertanyaan pertama yang diajukan adalah tentang
Rabbnya (Tuhan), diikuti oleh pertanyaan tentang agamanya (Islam), siapakah
Nabi yang diutus kepadanya (Nabi Muhammad), dan apa ilmunya (pengetahuan
tentang Al-Quran dan agama). Jika dia menjawab dengan keyakinan yang mantap,
dia akan diberikan kabar gembira oleh seorang penyeru dari langit bahwa dia telah
berbicara dengan benar. Kemudian, malaikat akan membukakan pintu surga
untuknya di dalam kubur, memberinya hamparan surga dan pakaian dari surga,
serta memenuhi kuburnya dengan bau dan wangi surga.

Di sisi lain, jika individu tersebut seorang kafir yang tidak memegang teguh
iman, dia akan gagal menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat tersebut.
Konsekuensinya, dia akan menerima kabar buruk dari seorang penyeru dari langit
bahwa dia telah berdusta. Malaikat akan membukakan pintu neraka untuknya di
dalam kubur, memberinya hamparan neraka dan pakaian dari neraka, serta
menghadapinya dengan panas dan asap neraka yang menghimpit dan
menyempitkan kuburannya.

4. Nikmat kubur dan siksa kubur


Ayat-ayat dalam Al-Quran menjelaskan bahwa orang yang meninggal dalam
keadaan baik akan mendapatkan nikmat kubur, sedangkan yang meninggal dalam
keadaan buruk akan mendapatkan siksa kubur. Surah Ali Imran (3:169)
menegaskan bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah tidaklah mati,
melainkan mereka hidup di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki. Ini
menunjukkan adanya nikmat kubur bagi orang-orang yang beriman.

Namun, tidak hanya para Nabi, Rasul, dan orang Mukmin saja yang akan
mengalami barzakh, tetapi juga para kafir seperti Fir'aun dan pengikutnya. Surah
Al-Mukmin (40:45-46) menyatakan bahwa Fir'aun dan kaumnya akan dikenai
siksaan yang amat buruk, dengan neraka ditayangkan pada pagi dan petang serta
saat terjadinya hari kiamat.

Alam barzakh adalah tempat penyucian bagi orang-orang beriman untuk


meringankan perhitungan mereka di akhirat. Di sana, manusia akan mengalami
pertanyaan kubur dan mendapatkan nikmat atau siksaan sesuai dengan keimanan
dan amal perbuatan mereka.

a) Kondisi manusia di alam barzakh dapat dibagi menjadi tiga kelompok:


Kelompok yang mendapatkan nikmat dan kebahagiaan: Orang-orang yang
beriman dan meninggal dalam keadaan baik akan mendapatkan nikmat kubur.
Mereka juga termasuk orang-orang yang mendapatkan pengampunan dari Allah
SWT. Hal ini sesuai dengan ayat dalam Surah Ali Imran (3:169) yang menyatakan
bahwa mereka yang gugur di jalan Allah tidaklah mati, melainkan hidup di sisi
Tuhan mereka dengan mendapat rezeki.

b) Kelompok yang mendapatkan siksaan dan kesengsaraan: Orang-orang kafir,


durhaka, berdosa, zalim, dan para tiran akan mendapatkan siksa kubur. Ayat
dalam Surah Al-Mukmin (40:46) menjelaskan bahwa mereka akan ditayangkan
neraka pada pagi dan petang, serta saat datangnya hari kiamat.

c) Kelompok yang dibiarkan tanpa kenikmatan dan tanpa siksaan: Orang-orang


yang melakukan maksiat dan dosa di dunia, tetapi tidak sebesar dosa dan maksiat
yang dilakukan oleh kelompok kedua, akan dibiarkan tanpa kenikmatan atau
siksaan yang jelas. Mereka seperti tertidur saja, dan tersentak ketika hari kiamat
tiba. Ini sesuai dengan ayat dalam Surah Ar-Rum (30:55-56) yang menyatakan
bahwa mereka tidak berdiam di dalam kubur melainkan sesaat saja, menunggu
hari kebangkitan.

D. Kesimpulan
1. Kematian adalah kepastian bagi setiap makhluk hidup, termasuk manusia. Tidak
ada yang bisa menghindari kematian, karena itu penting bagi manusia untuk
mempersiapkan diri menghadapinya dengan penuh kesadaran dan kebaikan.

2. Setiap jiwa akan merasakan kematian, dan kematian adalah bagian dari takdir
Allah yang tak terhindarkan. Penting bagi manusia untuk mempersiapkan diri
dengan iman dan amal saleh menghadapi kematian yang tak terelakkan ini.

3. Keadaan seseorang saat kematian sangat menentukan akhiratnya. Orang yang


meninggal dalam keadaan baik (husnul khatimah) akan mendapatkan akhirat yang
baik pula, sementara yang meninggal dalam keadaan buruk (su'ul khatimah) akan
mendapatkan akhirat yang buruk.

4. Alam barzakh adalah alam transisi antara dunia dan akhirat, tempat ruh manusia
berada setelah meninggalkan dunia ini. Di alam ini, ruh akan mengalami ujian
kubur dan mendapatkan nikmat atau siksaan kubur sesuai dengan keadaan iman
dan amalnya di dunia.

5. Orang-orang di alam barzakh dapat dikelompokkan menjadi tiga: yang


mendapatkan nikmat dan kebahagiaan, yang mendapatkan siksaan dan
kesengsaraan, serta yang dibiarkan tanpa kenikmatan dan tanpa siksaan yang jelas.

Dengan memahami pentingnya mempersiapkan diri untuk menghadapi


kematian dengan iman dan amal saleh, serta menyadari konsekuensi dari keadaan
husnul khatimah dan su'ul khatimah, manusia diharapkan dapat menjalani kehidupan
dengan lebih baik dan memperoleh kebahagiaan di akhirat.

Anda mungkin juga menyukai