PEMBAHASAN
Sakaratul Maut adalah pintu saat seseorang akan pindah alam, dari alam kedua
menuju alam ketiga. Alam pertama adalah ada di dalam rahim ibu, saat manusia
ditiupkan ruh pertama kali. Pada saat itu manusia telah membuat perjanjian dengan
Tuhannya. Alam kedua adalah saat kita dilahirkan oleh Bunda ke dunia fana ini. Di
alam kedua inilah kita akan banyak mengalami ujian dan cobaan untuk menentukan
akan kemana kita setelah menyelesaikan hidup di dunia ini, akan ke Surga atau ke
Neraka. Setelah sebelumnya kita ada dalam alam penantian, yaitu alam Barzah atau
di pekuburan. Alam penantian sampai saat malaikat Isrofil meniupkan terompetnya
tanda Kiamat tiba. Saat itulah manusia akan diperlakukan seadil-adilnya, tak ada
kebaikkan sebiji zarah pun yang tidak dibalas dan tak ada setitik noktah kejahatan
yang kita lakukan di dunia untuk mendapat balasannya. Disini lah bila kita
menginginkan keadilan yang sebenarnya, untuk itu jangat takut berbuat baik walau tak
dilihat orang lain di dunia ini, jangan takut diperlakukan tidak adil oleh manusia karena
masih ada saat dimana keadilan benar-benar kita dapatkan. Sakaratul Maut pasti akan
datang pada setiap insan bernyawa, siapapun dia. Tak peduli dia seorang pejabat,
raja, ratu, rakyat jelata, maupun wakil rakyat yang duduk di DPR, baik mereka yang
telah merawat kesehatannya dengan baik maupun yang ceroboh.
Sakaratul maut adalah detik-detik saat ruh dicabut pelan -pelan dari segala penjuru
urat saraf. Proses menuju kematian ini sangat menegangkan dan menyakitkan,
bahkan diibaratkan seperti ditusuk dengan 300 pedang secara bersamaan, atau
seperti tubuh ditanami sebuah pohon berduri dan pohon itu dicabut dengan kuatnya
sehingga sakitnya bagai ada bagian yang ikut kecabut ada yang tertinggal yang
menyangkut di duri. Proses pencabutan itu mulai dari ujung kaki terlebih dahulu, lalu
naik ke betis, paha sampai ke atas ke kerongkongan, saat itulah mulai tertutupnya
pintu taubat dan mulai berpisahnya ruh kita dengan alam dunia. Hanya penyesalan
dan keinginan bertaubat yang sudah tiada guna, semua sudah terlambat, mau tidak
mau kita sudah berpindah alam. Pada saat kita menemani seorang mukmin yang
sedang menghadapi sakaratul maut, bimbinglah dia untuk melafalkan talqin " La ilaha
illallah " bila sudah tak kuat lagi membaca kalimah 'sahadat' bacalah cukup dalam hati.
Pada saat seorang mukmin sedang menghadapi sakaratul maut , setan sangat senang
menggoda agar kita tergelincir dan mengakhiri hidup dengan 'su'ul khatimah' bukan
dengan ' khusnul khatimah' untuk itu agar tidak ada sela untuk setan masuk, dampingi
dan bimbing selalu keluarga kita dengan bacaan talqin tersebut. Dan agar suasana
menjadi agak tenang bacakan selalu 'Surat Yassin' , karena Srat Yassin sebagai
jantung Al-Qur'an sebaiknya dibacakan saat Mauta, yaitu pada orang yang dekat pada
ajalnya, bukan pada mayat atau orang yang sudah meninggal dunia. Kuatnya
kengerian dan himpitan sakaratul maut itu membuat kita lebih mudah tergelincir
dengan kata-kata bimbingan setan, maka bacaan Surat Yassin saat sakaratul maut
akan banyak membawa keberkahan dan pertolongan dari Allah SWT. Ucapkan selalu
kata-kata dan doa yang baik karena pada saat itu malaikat maut telah hadir, berdoalah
yang baik agar malaikat maut ikut mengamini doa kita.
Kedatangan Malaikat sangat terasa sekali pada saat Sakaratul Maut tersebut. Proses
pencabutan nyawa oleh Malaikat Izrail sesuai dengan ketaatan kita pada Allah Ta'alla.
Bila orang banyak durhaka pada Allah maka mencabutnya dengan kasar tapi bila
orang banyak berbakti dan selalu mengharap hanya rindho-Nya maka mencabutnya
dengan pelan-pelan. Walaupun begitu masih tetap sakit dan yang paling ringan saja
sakitnya bagai ditusuk pedang 300 kali bersamaan, banyangkan bagaimana sakitnya
sakaratul maut itu bagi orang yang banyak durhaka pada Allah SWT. Walaupun begitu
bukan menjadi ukuran, kesakitan sewaktu sakaratul maut bisa juga untuk mengurangi
dosa-dosa seorang mukmin sewaktu di dunia, agar memperoleh ampunan dari Allah
Ta'alla. Bila seseorang dicabut nyawanya biasanya matanya mengikuti keluarnya
nyawa dari ubun-ubun, maka setelah orang tersebut meninggal tutup matanya yang
masih terbuka. Dan tutup seluruh badan dan kepala agar tidak menimbulkan
kengerian karena proses Sakaratul maut biasanya membawa perubahan pada tubuh
mayat. Hadapkan wajahnya ke arah Kiblat dengan memiringkan badan dan
kepalanya, bujurkan seperti di pekuburan. Segerakan pemakamannya, setelah
disucikan, dikafani dan disholatkan terlebih dahulu, kecuali untuk yang mengalami
mati sahid. Menyegerakan pemakaman sebelum kondisi mayat berubah sangat
dianjurkan agar jenazah segera kembali pada alamnya , yaitu alam Barzah. Bila yang
meninggal masih mempunyai hutang, maka sebaiknya segera bayarkan hutangnya
karena nyawa seorang mukmin itu bisa tergantung utangnya sampai dibayarkannya
utangnya itu oleh walinya.
Pada umumnya, namun tidak selalu, orang yang mendekati mati dapat
diketahui
a. Kaki terasa lebih dingin, jari kaki dan tangan nampak hijau kebiru-biruan
Pada saat orang sedang sakaratul maut, harus selalu ditunggu dengan
berikut:
a. Kalau memungkinkan, luruskan kedua kakinya membujur ke arah kiblat
dengan pelan dan hati-hati. Kalau sudah lupa-lupa, agar dituntun terus
ikhlas bahwa kematian adalah kehendak dan pilihan Allah, dan pilihan
sebagai berikut:
a. Pejamkan matanya
b. Katupkan mulutnya, kalau perlu dibantu dengan tali dari kain, diikatkan
melingkar dari dagu, pipi, pelipis dan ubun-ubun
c. Lemaskan tangan dan kakinya
d. Letakkan kedua tangannya dengan sedekap di atas dadanya dan diikat
kedua telapak tangannya
e. Luruskan kedua kakinya, dengan diikat pergelangan kaki dan kedua ibu
jarinya
f. Dibujurkan tubuhnya menghadap kiblat
g. Tutup seluruh tubuhnya, dari kepala, wajah sampai ujung kakinya
h. Ucapkan kalimat tarji’ yaitu:
Artinya: Sesungguhnya kita sekalian adalah milik Allah dan akan kembali
musibah ini dengan yang lebih baik bagiku. [al-Baqarah 156, Shahih
Demikian yang harus kita ketahui bila tiba-tiba kita dihadapkan pada kenyataan
mengahadapi sakaratul maut oleh orang-orang di sekitar kita. Semoga berguna
mengingatkan kita akan datangnya kematian yang selalu dekat dan dekat dengan kita.
Semoga diakhir nanti kita bisa menghadapi sakaratul maut dengan Khusnul.
DAFTAR PUSTAKA