Anda di halaman 1dari 77

Visi :

Pada tahun 2025 menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang unggul dalam penguasaan
asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan neurosain melalui pendekatan ilmu
pengetahuan dan teknologi Keperawatan

PENERAPAN PROSEDUR LATIHAN NAFAS DALAM DAN


BATUK EFEKTIF PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN JALAN
NAFAS

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

SHERLI SUSILAWATI
NIM : P3.73.20.1.17.071

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
BEKASI, 2020
Visi
Pada tahun 2025 menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang unggul dalam penguasaan
asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan neurosain melalui pendekatan ilmu
pengetahuan dan teknologi Keperawatan

PENERAPAN PROSEDUR LATIHAN NAFAS DALAM DAN


BATUK EFEKTIF PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN JALAN
NAFAS

KARYA TULIS ILMIAH


Disusun dalam rangka Tugas Akhir pada Program Studi DIII Keperawatan
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Klemenkes Jakarta III
Tahun Akademik 2019/2020

Oleh :

SHERLI SUSILAWATI
NIM : P3.73.20.1.17.071

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
BEKASI, 2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

“Penerapan Prosedur Latihan Nafas Dalam dan Batuk Efektif Pada Pasien Dengan
Gangguan Jalan Nafas”

Oleh : Sherli Susilawati

NIM : P3.73.20.1.17.071

telah diperiksa dan disetujui serta layak untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Sidang Ujian Karya Tulis Ilmiah Studi Program Studi DIII Keperawatan Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta III.

Bekasi, 19 Mei 2020

Pembimbing Pendamping Pembimbing Utama

Ns. Paula Krisanty,S.Kep,MA Dra. Wartonah, Ners,S.Kep,MM


NIP. 197311191997032001 NIP. 196403121985032002

iii
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Oleh : Sherli Susilawati

NIM : P3.73.20.1.17.071

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Penerapan
Prosedur Latihan Nafas Dalam dan Batuk Efektif Pada Pasien Dengan Gangguan Jalan
Nafas” adalah hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan. Apabila ternyata
di kemudian hari terbukti melakukan kegiatan plagiat, maka saya bersedia menerima
sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bekasi,19 Mei 2020


Yang membuat pernyataan

(Sherli Susilawati)

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul :


“Penerapan Prosedur Latihan Nafas Dalam dan Batuk Efektif Pada Pasien Dengan
Gangguan Jalan Nafas”
Oleh : Sherli Susilawati

NIM : P3.73.20.1.17.071

Telah diujikan di hadapan Tim Penguji Sidang Ujian Karya Tulis Ilmiah Program Studi
DIII Keperawatan Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III di
Bekasi, pada tanggal 8 Juni 2020.

Ketua Penguji Penguji Anggota

Ace Sudrajat, S.Kp, M. Kes Suratun, SKM, M.Kep


NIP. 1963090619885031004 NIP. 19608031985032003

Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan

Ns. Santun Setiawati, MKep., Sp. Kep. An


NIP. 197512232002122001

Menyetujui,
Ketua Jurusan Keperawatan

Ns. Ulty Desmarnita, S.Kp., M.Kes., Sp. Mat


NIP. 196212211986032003
v
vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Penerapan Prosedur Latihan
Nafas Dalam dan Batuk Efektif Pada Pasien Dengan Gangguan Jalan Nafas” dengan
baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah Studi
Literatur ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya
Keperawatan pada Pogram Studi DII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terselesaikan tepat waktu tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak
terimakasih kepada:

1. Yupi Supartini, S.Kp.,M.Sc. selaku direktur Poltekkes Kemenkes Jakarta III


2. Ns. Ulty Desmarnita, S.Kp.,M.Kes.,Sp.Mat. selaku ketua jurusan keperawatan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III
3. Ns. Santun Setiawati, M.Kep., Sp.An. selaku ketua program D III Keperawatan
Poltekkes Jakarta III
4. Dra. Wartonah, Ners,S.Kep,MM selaku pembimbing utama penyusunan Karya
Tulis Ilmiah
5. Ns. Paula Krisanty,S.Kep,MA selaku pembimbing pendamping penyusunan
Karya Tulis Ilmiah
6. Bapak Atin dan Ibu Omih selaku orang tua yang selalu memberi dukungan dan
doanya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
7. Sdr.Miftah selaku orang terkasih yang selalu memberi dukungan dan semangat
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
8. Teman-teman satu kelompok KTI saya, Aulia Tryasa, Rizky Windi, dan
Afiyatullatifah yang telah membantu memberi masukan, semangat, mendengarkan
keluh kesah penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

vii
9. Kepada “Kesultanan” Sita Puspa Dewi, Komala Purtakasari, Devrianti Wahyuni,
Fadhila Yanistia, Windy Fatika, Naila Karima Omar dan Lita Erpianto yang selalu
memberikan semangat dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.

viii
ix

10. Tak lupa juga kepada teman-teman seperjuangan 3 Reguler B yang telah
membantu dan memberi dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini penulis mengharapkan dapat


membantu proses pembelajaran dan menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah Studi Literatur ini
mungkin kurang sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.

Bekasi, 19 Mei 2020

Penulis
ABSTRAK

Gangguan kebutuhan dasar oksigenasi adalah proses memberikan aliran gas oksigen
(O2) lebih dari 21% sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Sedangkan
bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau
penghalang dari saluran pernafasan untuk mempertahankan jalan napas tetap paten.
Tanda dan gejalanya berupa adanya sumbatan, penumpukan sekret, penyempitan jalan
nafas karena spasme bronkus, perubahan tingkat kesadaran, pasien malas untuk batuk
dan kemampuan batuk menurun. Prosedur yang dilakukan yaitu latihan nafas dalam dan
batuk efektif. Focus kajian literatur review ini bertujuan untuk mengakaji atau
menganalisa lebih dalam tentang penerapan prosedur latihan nafas dalam dan batuk
efektif pada pasien dengan gangguan jalan nafas. Metode Review/Kajian yang
digunakan yaitu integrative review, context review, dan theoretical review. Hasil
Review berdasarkan sumber didapatkan adanya pengaruh batuk efektif terhadap
pengeludaran sputum pada pasien gangguan jalan nafas dengan prinsip utama latihan
nafas dalam yaitu bernapas pelan dan dalam melalui hidung sampai memenuhi rongga
dada dan otot abdominal terangkat dan mengeluarkan nafas melalui hidung. Sedangkan
batuk efektif prinsipnya Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, tahan hingga 3
hitungan, keluarkan melalui mulut kemudian dilanjut meminta pasien untuk melakukan
nafas dalam 2 kali dan yang ke-3: inspirasi, tahan napas dan batukkan. Lakukan batuk
sebanyak 2x batuk kuat (kasar).

Kata Kunci: Tuberculosis, gangguan jalan nafas, nafas dalam, batuk efektif.

ABSTRAC
The basic need for oxygenation is the process of giving an oxygen gas flow (O2) of
more than 21% so that the oxygen concentration increases in the body. Whereas airway
cleansing is the inability to clear secretions or obstructions of the airways to keep the
airway patent. Signs and symptoms in the form of blockage, accumulation of secretions,
narrowing of the airway due to bronchial spasm, changes in the level of consciousnes,
patients are lazy to cough and decreased coughing ability. The procedure performed is
effective deep breathing and coughing exercises. The focus of this literature review
review is to examine or analyze more deeply the application of effective deep breathing
exercises and coughs in patients with airway disorders. The review method used is
integrative review, context review, and theoretical review.The results of a review based
on the source found that there was an effective cough effect on sputum release in
patients with airway disorders with the main principle of deep breathing exercises,
namely breathing slowly and deeply through the nose to meet the chest cavity and
abdominal muscles lifted and exhale through the nose. While coughing is effective, in
principle Instruct the patient to breathe deeply, hold for a count of 3, take it out by
mouth and then continue to ask the patient to breathe twice and the 3rd: inspiration,
hold breath and cough. Do cough as much as 2x strong cough (rough).
Keywords: Tuberculosis, airway disorders, deep breathing, effective cough.

ix
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN...........................................................................iii

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT.........................................................iv

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................v

KATA PENGANTAR...............................................................................................vi

ABSTRAK.......................................................................................................................viii

DAFTAR ISI..............................................................................................................ix

DAFTAR TABEL......................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................2

A. Latar Belakang.........................................................................................................2

B. Rumusan Fokus Kajian...........................................................................................3

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................3

1. Tujuan Umum:.........................................................................................................3

2. Tujuan Khusus:........................................................................................................3

D. Manfaat Kajian........................................................................................................4

1. Masyarakat...............................................................................................................4

2. Penulis.......................................................................................................................4

3. Pendidikan................................................................................................................4

BAB II METODE REVIEW/ KAJIAN LITERATUR...........................................5

A. Pengertian Review/Kajian Literatur......................................................................5

B. Tujuan review/kajian Literatur..............................................................................5

C. Tema /fokus Review/Kajian Literatur....................................................................6

D. Peta Literatur...........................................................................................................6

ix
E. Jenis Review/Kajian Literatur................................................................................6

F. Sumber – sumber Review/ kajian Literatur...........................................................7

G. Tehnik dan Instrumen/alat Review/Kajian Literatur...........................................7

H. Langkah – Langkah Review/Kajian Literatur.......................................................8

BAB III HASIL REVIEW/KAJIAN LITERATUR DAN PEMBAHASAN.........9

A. Hasil Review/kajian Literatur.................................................................................9

B. Pembahasan Hasil Review/kajian literatur..........................................................33

C. Keterbatasan Review/kajian Literatur.................................................................43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................44

A. Kesimpulan.............................................................................................................44

B. Saran.......................................................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................46

LAMPIRAN...............................................................................................................47

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Kajian literatur Jurnal tentang penerapan prosedur prosedur latihan napas
dalam dan batuk efektif pada pasien dengan gangguan jalan nafas
berdasarkan Sumber Jurnal Penelitian, Tahun 2018 dan 2019.

Tabel 3.2: Kajian literature Buku tentang penerapan prosedur prosedur latihan napas
dalam dan batuk efektif pada pasien dengan gangguan jalan nafas
berdasarkan sumber beberapa buku literatur tahun 2011 dan 2012.

Tabel 3.3: Kajian literatur Buku tentang penerapan prosedur latihan napas dalam dan
batuk efektif pada pasien dengan gangguan jalan nafas berdasarkan sumber
beberapa buku literatur, tahun 2011-2013.

Tabel 3.4: Kajian literatur Buku tentang penerapan prinsip dalam penerapan prosedur
klien berdasarkan sumber beberapa buku literatur, tahun 2011-2013.

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Abstrak Jurnal tentang Hubungan Nafas Dalam Dan Batuk Efektif Dalam
Pengeluaran Sputum Pada Pasien TB Paru di Ruang Falamboyan di RSUD
Dr. Pringdadi Medan, Ella Pagita dan Br. Tarigan, tahun 2019.

Lampiran 2: Abstrak Jurnal tentang Pengaruh Batuk Efektif Terhadap Pengeluaran


Sputum Pada Pasien Tuberculosis di Puskesmas Kampung Bugis Tanjung
Pinang, Linda Widiastuti dan Yusniaini Siagian, tahun 2019.

Lampiran 3:Abstrak Jurnal tentang Pelaksanaan Batuk Efektif Pada Pasien


Tuberculosis Paru di Wilayah Kerja di UPTD Puskesmas Puhjarak
Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri, tahun 2018.

Lampiran 4: Cover Buku tentang Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan, Arifin Mutaqin, tahun 2012.

Lampiran 5: Cover Buku tentang Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien, Asmadi, tahun 2011.

Lampiran 6: Cover Buku tentang Buku Panduan Praktek Laboratorium Keterampilan


Dasar Dalam Keperawatan 2 (KDDK2), Arif Rakhman dan Khodijah,
tahun 2014.

Lampiran 7: Cover Buku tentang Kebutuhan Dasar Manusia II Prosedur Tindakan


Pemenuhan Kebutuhan Oksigen, Sunarsih Rahayu, tahun 2013.

Lampiran 8: Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 9: Lembar Konsultasi

ix
ix
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit tuberculosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan dunia dimana
setengah persen dari penduduk dunia terserang penyakit ini, yang masih menjadi
masalah utama kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang (WHO, 2015).
Tuberculosis itu sendiri adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang
paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Kementerian Kesehatan RI,
2011).
Menurut laporan WHO tahun 2015 penderita TB di dunia sekitar mencapai 10,4
juta jiwa meningkat dari sebelumnya yang hanya 9,6 juta jiwa dan setiap tahunnya
ditemukan 8,5 juta dengan kematian sekitar 1,1 juta. Menurut data dan informasi
profil kesehatan Indonesia tahun (2018) jumlah kasus tuberkulosis di Indonesia
mencapai 511.873 kasus. Indonesia menjadi peringkat ke-3 dunia dengan jumlah
temuan TB sebanyak 1,02 juta kasus (WHO, 2016). Data dari Global Tuberculosis
Report (2016) menunjukkan angka kematian akibat TB paru di Indonesia mencapai
100 ribu jiwa dalam setahun. TB paru merupakan salah satu penyakit infeksi yang
prevalensinya paling tinggi di dunia.
Manifestasi berupa sesak, batuk disertai dahak masif merupakan keluhan yang
sementara dialami oleh pasien TB Paru. Pada penderita tuberkulosis paru masalah
utama yang ada adalah adanya sputum pada jalan nafas. Sputum terjadi karena
adanya peradangan atau infeksi saluran pernapasan (Perry& Potter, 2016). Selain
menjadi mekanisme pertahanan jalan nafas, batuk adalah gejala yang sangat umum
diamati pada orang yang mempunyai penyakit selain yang mempengaruhi sistem
pernapasan. Namun kenyataannya banyak penderita Tuberkulosis paru batuk dengan
cara inefisien. Salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah gangguan
jalan nafas yaitu dengan cara batuk efektif. (Pranowo, 2013). Nafas dalam juga
berfungsi untuk membuka jalan nafas yang mengalami perlengketan dan membuat
3

sputum masuk ke dalam saluran nafas besar untuk di keluarkan (Smeltzer & Bare,
2013).
Penelitian-penelitian pun telah dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian
Nugroho (2011), pada pasien dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas di
instalasi rehabilitasi medik Rumah Sakit Baptis Kediri, menyatakan terdapat
pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah perlakuan batuk efektif di instalasi
rehabilitasi medik Rumah Sakit Baptis Kediri dengan nilai p- value ≤ 0,05.
Berdasarkan beberapa referensi penelitian diatas dan latar belakang tersebut
peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang “Penerapan Prosedur Latihan
Nafas Dalam dan Batuk Efektif Pada Pasien Dengan Gangguan Jalan Nafas” dengan
memepergunakan literatur buku – buku dan atau jurnal hasil penelitian.
B. Rumusan Fokus Kajian
Bagaimanakah deskripsi hasil analisis mendalam review/kajian literatur tentang
penerapan prosedur latihan nafas dalam dan batuk efektif pada pasien dengan
gangguan jalan nafas?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum:
Memperoleh gambaran kajian literatur tentang penerapan prosedur tentang
latihan nafas dalam dan batuk efektif pada pasien dengan gangguan jalan nafas.

2. Tujuan Khusus:
Memperoleh gambaran tentang:
a. Gangguan kebutuhan dasar manuasia: bernafas (Oksigenasi) pada pasien
tuberculosis,
b. Lingkup/pengertian prosedur keperawatan latihan nafas dalam dan batuk
efektif,
c. Prinsip – prinsip penerapan prosedur keperawatan latihan nafas dalam dan
batuk efektif,
d. Langkah – Langkah penerapan prosedur keperawatan latihan nafas dalam dan
batuk efektif,
4

e. Penerapan prosedur keperawatan latihan nafas dalam dan batuk efektif secara
komprehensif
f. Keefektifan prosedur keperawatan latihan nafas dalam dan batuk efektif dari
berbagai hasil penelitian buku dan jurnal.

D. Manfaat Kajian
Studi literatur ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :
1. Masyarakat
Menjadikan hasil penelitian sebagai bahan literatur dibidang keperawatan medikal
bedah: prosedur latihan nafas dalam batuk efektif serta memberi informasi pada
khalayak mengenai upaya yang dapat dilakukan atau pentingnya tindakan latihan
nafas dalam batuk efektif untuk megatasi gangguan jalan nafas khususnya pada
pasien tuberculosis yang didasarkan hasil berbagai penelitian dari buku dan jurnal
terkait.
2. Penulis
Diharapkan dapat menambah atau meng-Upgreat pengetahuan serta wawasan
khasanah pustaka bacaan penulis dan mendapatkan informasi ter-Update tentang
tentang penerapan prosedur latihan nafas dalam batuk efektif pada pasien dengan
gangguan jalan nafas.

3. Pendidikan
Diharapkan dari hasil analisis mendalam review/kajian literatur Penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai referensi ilmu penunjang dan dapat
menambah khasanah pustaka bacaan tentang penerapan prosedur latihan nafas
dalam batuk efektif pada pasien dengan gangguan jalan nafas.
5

BAB II
METODE REVIEW/ KAJIAN LITERATUR

A. Pengertian Review/Kajian Literatur


Review/kajian literatur adalah suatu penelusuran dan penelitian kepustakaan
dengan membaca berbagai buku, jurnal dan terbitan-terbitan lain yang berkaitan
dengan topik penelitian, untuk menghasilkan sesuatu tulisan berkenaan dengan satu
topik atau isyu tertentu (Newman, 2011 dalam Marzali, 2016 )

Review/kajian literatur pada KTI merupakan bab tersendiri. Kajian literatur


bukanlah daftar dan ringkasan literatur yang akan digunakan dalam penelitian, tapi
merupakan hasil kajian dari berbagai literatur yang relevandengan topik yang diteliti
( Marzali, 2016).

Jadi, Review/kajian literatur adalah suatu motode penelitian yang dilakukan


dengan penelusuran kepustakaan dari berbagai literatur yang relevan, kemudian
dianalisis kembali untuk menghasilkan tulisan ilmiah yang berkenaan dengan satu
topik atau isu tertentu.

B. Tujuan review/kajian Literatur.


Okoli & Schabram, 2010 dalam ( Rahayu, Syafril, Wekke, Erlinda, 2019 )
menjelaskan tujuan lebih rinci review/kajian literatur yaitu (1) menyediakan
latar/basis teori untuk penelitian yang akan dilakukan, (2) mempelajari kedalaman
atau keluasan penelitian yang sudah ada terkait topik yang akan diteliti dan (3)
menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis dengan pemahaman terhadap apa yang
sudah dihasilkan oleh peneliti terdahulu. Review/kajian literatur juga mempunyai
tujuan membangun dan mengkonstruksi konsep secara mendalam, lebih kuat
berbasis penelitian – penelitian empiris yang pernah dilakukan.

Dari beberapa tujuan diatas, untuk review/kajian literatur bagi tugas akhir (KTI)
mahasiswa D3 Keperawatan adalah bertujuan untuk membuat analisis dan sintesis
terhadap pengetahuan yang telah ada tentang “Penerapan Prosedur Latihan Nafas
6

Dalam dan Batuk Efektif Pada Pasien Dengan Gangguan Jalan Nafas” yang akan
diteliti dengan menemukan perbedaan dan persamaan serta gap dari sumber –
sumber literatur yang di pilih.

C. Tema /fokus Review/Kajian Literatur


Penerapan prosedur latihan nafas dalam dan batuk efektif dalam rangka
mengatasi gangguan dan memenuhi kebutuhan dasar manusia pada pasien dengan
gangguan jalan nafas dan oksigenasi.

D. Peta Literatur
Peta literatur adalah sebuah ringkasan visual dari penelitiani – penelitian yang
telah dilakukan oleh orang lain Peta ini khasnya dibuatkan dalam bentuk figure
(Creswell, 2003 dalam Marzali, 2016 ).
Review/kajian literatur Karya Tulis Ilmiah ini mengangkat topik tentang
Penerapan Prosedur Latihan Nafas Dalam Dan Batuk Efektif Pada Pasien Dengan
Gangguan Jalan Nafas mempergunakan sumber literatur yaitu: jurnal penelitian
latihan nafas dalam dan batuk efektif ( 3 buah yaitu: Jurnal Ilkes Vol.9 No. 1
Rahmad Karyanto dan Nurul Laili (2018), Jurnal Keperawatan Ella Paggita Septiani
dan Br Tarigan (2019), dan Jurnal Keperawatan Vol.9 No. 1 Linda Widiastuti dan
Yusnaini Siagian (2019)) dan buku – buku teks tentang kebutuhan dasar oksigenasi
dan prosedural latihan nafas dalam dan batuk efektif (4 buah yaitu: Buku Ajar
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan, Arif Mutaqin,
(2012), Pedoman Praktik Laboratorium Kebutuhan Dasar Manusia II, Sunarsih
Rahayu (2013), Buku Panduan Praktek Laboratorium Keterampilan Dasar dalam
Keperawatan II, Arif Rakhman dan Khodijah (2014), Teknik Prosedural
Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Asmadi, (2011)).

E. Jenis Review/Kajian Literatur


Berdasarkan isi dan cara penyajian dalam KTI ini peneliti mempergunakan
jenis integrative review yaitu: satu jenis review yang umum, dimana penulis
menyajikan dan meringkaskan keadaan semasa pengetahuan tentang satu topik
7

tertentu, memberi kilasan tentang dukungan dan kritikan terhadap topik tersebut.
Review ini dikombinasikan dengan context review yaitu menghubungkan satu topik
kajian khusus kepada khasanah pengetahuan yang lebih luas. Juga dapat
dipergunakan theoretical review yaitu review khusus dimana penulis memaparkan
beberapa teori atau yang terpusat pada satu topik tertentu dan membandingkan teori
atau konsep tersebut atas dasar asumsi -asumsi, konsistensi logic dan lingkup
eksplanasinya.

F. Sumber – sumber Review/ kajian Literatur


Sesuai dengan topik penerapan prosedur latihan nafas dalam dan batuk efektif
pada pasien dengan gangguan jalan nafas, sumber – sumber yang dipergunakan
adalah jurnal – jurnal penelitian ( 3 buah yaitu: Jurnal Ilkes Vol.9 No. 1 Rahmad
Karyanto dan Nurul Laili (2018), Jurnal Keperawatan Ella Paggita Septiani dan Br
Tarigan (2019), dan Jurnal Keperawatan Vol.9 No. 1 Linda Widiastuti dan Yusnaini
Siagian (2019)) dan buku – buku teks (4 buah yaitu: Buku Ajar Asuhan Keperawatan
Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan, Arif Mutaqin, (2012), Pedoman Praktik
Laboratorium Kebutuhan Dasar Manusia II, Sunarsih Rahayu (2013), Buku Panduan
Praktek Laboratorium Keterampilan Dasar dalam Keperawatan II, Arif Rakhman dan
Khodijah (2014), Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien, Asmadi, (2011)).

G. Tehnik dan Instrumen/alat Review/Kajian Literatur


Pada tahap pertama penulis memperoleh data diawali dengan membuat sintesis
dengan membaca, memahami dan menganalisa informasi , ambil point – point/Ide
atau kata – kata kunci yang disampaikan oleh penulis dari setiap sumber literatur
jurnal dan buku – buku yang telah dipilih yang relevan dengan topik “Penerapan
Prosedur Latihan Nafas Dalam dan Batuk Efektif Pada Pasien Dengan Gangguan
Jalan Nafas”. Kemudian, penulis menggunakan teknik matriks sintesis berupa
tabel/diagram yang digunakan untuk mengelompokkan dan mengklasifikasi argumen
– argumen yang berbeda dari beberapa artikel dan menggabungkannya yang
kemudian ditarik kesimpulan.
8

H. Langkah – Langkah Review/Kajian Literatur


Dalam menyususn review/kajian literatur karya tulis ilmiah ini penulis
melakukan langkah-langkah yang terdiri dari 4 tahap yaitu:

1. Memilih dan mendefinisikan ruang lingkup topik yang akan di review,


2. Melacak serta mengidentifikasi dan memilih sumber – sumber literatur: artikel
yang relevan,
3. Mereview literatur dengan melakukan analisis dan sintesis literatur,
4. Menulis review dengan mengorganisirnya.
31

BAB III
HASIL REVIEW/KAJIAN LITERATUR DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Review/kajian Literatur


Review/kajian literatur tentang penerapan prosedur latihan nafas dalam dan batuk
efektif pada pasien dengan gangguan jalan nafas mempergunakan sumber literatur
yaitu: jurnal penelitian ( 3 buah yaitu: Jurnal Ilkes Vol.9 No. 1 Rahmad Karyanto
dan Nurul Laili (2018), Jurnal Keperawatan Ella Paggita Septiani dan Br Tarigan
(2019), dan Jurnal Keperawatan Vol.9 No. 1 Linda Widiastuti dan Yusnaini Siagian
(2019)) dan buku – buku teks (4 buah yaitu: Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien
dengan Gangguan Sistem Pernafasan, Arif Mutaqin, (2012), Pedoman Praktik
Laboratorium Kebutuhan Dasar Manusia II, Sunarsih Rahayu (2013), Buku Panduan
Praktek Laboratorium Keterampilan Dasar dalam Keperawatan II, Arif Rakhman dan
Khodijah (2014), Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien, Asmadi, (2011)).

1. Peta Literatur
Hasil review dimulai dengan mengorganisasikan literatur yang ditemukan
tentang penerapan prosedur latihan nafas dalam dan batuk efektif pada pasien
dengan gangguan jalan nafas, digambarkan dalam sebuah struktur hierarkikal
Peta literatur sbb:

Peta Literatur
31

Prosedur Latihan Nafas Dalam dan Batuk


Efektif Pada Klien dengan Gangguan
Jalan Nafas

Gangguan Kebutuhan Gangguan Jalan Nafas


Oksigenasi

Bersihan jalan Latihan nafas dalam


Oksigenasi Prinsip
nafas dan batuk efektif Askep

Pengertian
 Arif Muttaqin, Patofisiologi Pengertian Prosedur
(2012)
 Asmadi (2011)  Arif Muttaqin,
(2012) Arif  Arif Muttaqin,
 Asmadi (2011) Muttaqin (2012)
, 2012  Sunarsih Rahayu,
Tanda & Gejala (2013)
 Arif Rakhman dan
 Arif Muttaqin, Khodijah (2014)
(2012)
 Asmadi (2011)
Standar Etik Safety Tumbang

Penelitian
Terkait  Arif Muttaqin, (2012)
 Sunarsih Rahayu, (2013)
 Arif Rakhman dan
Khodijah (2014
 Jurnal Keperawatan Ella
Paggita Septiani dan Br
Tarigan (2019) Prosedur Latihan
 Jurnal Keperawatan Nafas Dalam dan
Vol.9 No. 1 Linda Batuk Efektif Pada
Widiastuti dan Yusnaini Klien dengan
Siagian (2019) Gangguan Jalan
 Jurnal Ilkes Vol.9 No. 1 Nafas
Rahmad Karyanto dan
Nurul Laili (2018)
31

2. Matriks Sintesis Review/Kajian Literatur Jurnal


Tabel 3.1
Review/Kajian Literatur tentang Penerapan Prosedur Latihan Napas Dalam Dan Batuk Efektif Pada Pasien Dengan Gangguan Jalan
Nafas berdasarkan sumber Jurnal Penelitian, Tahun 2018 dan 2019

No Sumber Judul Desain Variabel Hasil


1. Jurnal Hubungan nafas Jenis:Penelitian Independent: Responden dalam penelitian ini
Keperawatan, dalam dan batuk Kuantitatif Pengeluaran sputum pada berjumlah 80 orang. Teknik sampling
Ella Paggita efektif dalam pasien TB paru di Ruang yang digunakan yaitu teknik total
Septiani dan Br pengeluaran sputum Desain: Flamboyan di RSUD Dr. sampling/sampel jenuh. Teknik
Tarigan (2019) pada pasien TB Eksperimen One Pringdadi Medan pengumpulan data dengan alat ukur
paru di Ruang Group Pretest SAP(Satuan Acara Penyuluhan) dan
Flamboyan di Posttest Dependent: Hubungan checkh list. Berdasarkan analisa data
RSUD Dr. nafas dalam dan batuk hasil penelitian dan pe mbahasan dari
Pringdadi Medan efektif hasil uji Chi Square didapatkan nilai ρ
value 0,000 yang bermakna ada
hubungan teknik napas dalam dan batuk
efektif dalam pengeluaran sputum pada
pasien Tb paru di RSUD Pringdadi
Medan
2. Jurnal Pengaruh batuk Jenis:Penelitian Independent: Responden dalam penelitian ini
Keperawatan.V efektif terhadap Kuantitatif Pengeluaran sputum pada berjumlah 26 orang. Teknik sampling
ol.9. No. 1, pengeluaran sputum pasien tuberculosis di yang digunakan yaitu accidental.
Linda pada pasien Desain: Puskesmas Kampung Pengumpulan data dengan data primer
31

Widiastuti dan tuberculosis di Eksperimen One Bugis Tanjung Pinang (dengan instrumen sputum pot dan SOP
Yusnaini Puskesmas Group Pretest untuk mengumpulkan data dari
Siagian (2019) Kampung Bugis Posttest Dependent: Pengaruh responden) dan data skunder
Tanjung Pinang batuk efektif (berdasarkan hasil survey data dari
medical record). Berdasarkan analisa
data hasil penelitian dan pembahasan
tentang pengaruh batuk efektif terhadap
pengeluaran sputum pada pasien TB di
Puskesmas Kampung Bugis sebagian
besar tidak dapat mengeluarkan sputum.
Pengeluaran sputum sesudah dilatih
batuk efektif pada pasien pasien TB di
Puskesmas Kampung Bugis hampir
seluruhnya dapat mengeluarkan sputum .
Analisa menggunakan dari hasil uji Chi
Square didapatkan nilai ρ value 0,021 <
0,05 berarti H0 ditolak dan Ha diterima,
yaitu ada pengaruh batuk efektif
terhadap pengeluaran sputum pada pasien
Tb dengan interpretasi cukup.
31

Jurnal Ilkes Pelaksanaan batuk Jenis: Penelitian Independent: PasienResponden dalam penelitian ini
(Jurnal Ilmu efektif pada pasien kualitatif tuberculosis paru di berjumlah 11 orang. Teknik sampling
Kesehatan) Vol. tuberculosis paru di wilayah kerja UPTD yang digunakan yaitu teknik total
9 No. 1 Juni wilayah kerja Desain: Studi Puskesmas Puhjaraksampling . Pengumpulan data
2018 Rahmad UPTD Puskesmas kasus Kecamatan Plemahan menggunakan lembar wawancara.
Karyanto dan Puhjarak Kabupaten Kediri Berdasarkan penelitian di dapatkan hasil
Nurul Laili Kecamatan bahwa dari 11 orang, hampir setengah
(2018) Plemahan Dependent: Pelaksanaan dari responden sejumlah 5 responden
Kabupaten Kediri batuk efektif (46%) pelaksanaan batuk efektif kurang,
hampir setengah dari responden sejumlah
4 responden (36%) pelaksanaan batuk
efektif cukup dan setengah kecil dari
responden sebanyak 2 responden (18%)
pelaksanaan batuk efektif baik.
31

3. Matriks Sintesis Review/Kajian Sumber Literatur Buku – Buku Tentang Gangguan Kebutuhan Dasar Oksigenasi

Tabel 3.2
Review/Kajian Literatur tentang Gangguan Kebutuhan Dasar
(Oksigenasi) berdasarkan 3 sumber buku literatur, Tahun 2011 dan 2012

Isu 1 Isu 4
N Judul buku Isu 2 Isu 3
Lingkup kebutuhan Profil
o dan Penulis Patofisiologi Tanda dan Gejala
dasar/diagnose kebutuhan Klien
1. Buku Ajar 1. Oksigenasi adalah 1. Posisi duduk dan bagian depan 1. Hipersekresi mukus Dewasa
Asuhan memberikan aliran gas disangga serta mengatur bagian 2. Klien malas untuk
Keperawatan oksigen (O2) lebih dari 21% atas tubuh dengan sikap lentur batuk
Klien dengan pada tekanan 1 atmosfir serta posisi yang baik akan 3. Kemampuan batuk
Gangguan sehingga konsentrasi oksigen membantu efektivitas dari batuk. menurun
Sistem meningkat dalam tubuh 2. Teknik batuk dengan
Pernapasan, Arif 2. Ketidak efektifan bersihan menggunakn otot abdominal dan
Muttaqin, 2012 jalan nafas adalah otot bantu pernafasan lain dapat
ketidakmampuan untuk mengumpulkan kekuatan sehingga
membersihkan sekresi atau batuk dapat efektif mengeluarkan
penghalang dari saluran sekret dari jalan nafas.
pernafasan untuk
mempertahankan jalan napas
yang paten
3. Batuk efektif adalah tindakan
mebersihan sekresi pada jalan
nafas
31

4. Latihan nafas dalam adalah


bernapas dengan perlahan dan
menggunakan diafragma,
sehingga memungkinkan
abdomen terangkat perlahan
dan dada mengembang penuh
2. Teknik 1. Oksigenasi adalah suatu 1. Posisi fowler dan semi fowler atau 1. Adanya sumbatan Dewasa
Prosedural proses untuk mendapatkan O2 dengan peninggian kepala tempat 2. Penumpukan sekret
Keperawatan dan mengeluarkan CO2 tidur memudahkan pernafasan, 3. Penyempitan jalan
Konsep dan 2. Bersihan jalan nafas adalah meningkatkan ekspansi dada dan nafas karena spasme
Aplikasi ketidakmampuan meningkatkan batuk lebih efektif. bronkus
Kebutuhan Dasar membersihkan sekret atau 2. Terapi fisik fisioterapi dada dan 4. Perubahan Tingkat
Klien, Asmadi, obstruksi jalan napas untuk vibrasi dada dapat membantu kesadaran
2011 mempertahankan jalan napas meningkatkan batuk lebih efektif
tetap paten 3. Pemenuhan cairan oral seperti air
hangat dapat mengencerkan
mukus yang kental dan dapat
membantu memenuhi kebutuhan
cairan tubuh yang hilang.
31

4. Matrik Sintesis Review/Kajian Sumber Literatur Buku- Buku Tentang Penerapan Prosedur Keperawatan Latihan Nafas
Dalam dan Batuk Efektif

Tabel 3. 3
Review/ Literatur tentang Penerapan Prosedur Keperawatan
berdasarkan 3 sumber buku literatur,Tahun 2012-2014

N Judul buku Isu Langkah


o dan Penulis Persiapan Pelaksanaan Dokumen Kesimpulan
1. Buku Ajar Persiapan alat dan Sebelum melakukan latihan Persiapan untuk melakukan
Asuhan sarana: batuk efektif dilakukan latihan yaitu meliputi persiapan
Keperawatan 1. Tempat tidur yang bisa terlebih dahulu latihan nafas alat (tempat tidur atau tempat
Klien dengan untuk posisi fowler atau dalam duduk dan bantal), persiapan
Gangguan tempat duduk untuk 1. Demonstrasikan pernafasan lain yaitu cuci tangan, kontrak
Sistem klien mampu dalam langkah demi kerja, Prioritaskan latihan awal
Pernapasan, melakukan pernafasan langkah. Izinkan klien klien untuk melakukan hygiene
Arif Muttaqin, abdomen bertanya pada setiap bronkhial dengan cara batuk
2012 2. Bantal untuk penyangga langkah efektif dan atur posisi pasien.
Persiapan: 2. Letakkan tangan pada sisi Langakah kerja diawali terlebih
1. Perawat mencuci bawah iga terutama pada dahulu latihan nafas dalam dan
tangan klien pasca pembedahan dilanjut latihan batuk efektif.
2. Atur privasi klien dan abdominal Awali latihan dengan
pasang sampiran bila 3. Anjurkan klien untuk demonstrasikan latihan,
perlu bernapas pelan dan dalam kemudian anjurkan klien untuk
3. Jelaskan secarara melalui hidung sampai bernapas pelan dan dalam
31

rasional tentang memenuhi rongga dada dan melalui hidung sampai


prosedur yang akan otot abdominal terangkat memenuhi rongga dada dan
dilakukan 4. Perhatikan kontraksi otot- otot abdominal terangkat dan
4. Prioritaskan latihan otot interkostalis dan terakhir. Lanjut pada latihan
awal, instruksikan klien diafragma batuk efektif saat latihan nafas
untuk melakukan 5. Anjurkan klien secara pelan dalam mintalah klien untuk
hygiene bronkhial mengeluarkan napas menahannya 1-2 detik dan
dengan cara batuk melalui hidung minta lakukan batuk dengan
efektif 6. Evaluasi respon klien untuk kuat sebanyak 2 x dengan
5. Atur posisi klien duduk menentukan apakah latihan menggunakan seluruh isi
di tempat tidur atau di sudah sesuai, terutama pada pernafasan dan terakhir
kursi. klien: evaluasi.
a. Pasca pembedahan thorax
dan abdominal, napas
dalam dilakukan setiap 4
jam sekali dengan 5-10x
napas dalam pada setiap
latihan
b. Klien dengan masalah
keperawatan seperti
PPOM, Cystic Fibrosis,
latihan dilakukan setiap
jam dengan 1-5 x napas
dalam pada setiap latihan
Dilanjutkan latihan batuk
efektif
31

7. Atur posisi klien dengan


posisi duduk dan bagian
depan disangga dengan
bantal, atur bagian tubuh
dengan sikap yang lentur
8. Anjurkan klien untuk
bernapas pelan dan dalam
2-3 x melalui hidung
kemudian mengeluarkannya
secara pasif
9. Instruksikan klien untuk
bernafas dalam, kemudian
mintalah pada klien untuk
menahannya selama 1-2
detik, dan lakukan batuk
dengan menggunakan otot
abdominal dan otot-otot
bantu pernapasan lainnya.
10. Instruksikan klien untuk
batuk dengan menggunakan
seluruh isi pernapasan
(bukan menggunakan isi
akhir pernafasan dalam).
Anjurkan klien untuk
melakukan 2x batuk kuat
(kasar) supaya didapatkan
31

aliran deras dalam saluran


pernafasan selama ekhalasi
11. Evaluasi respons klien
untuk melakukan frekuensi
batuk dan jelaskan
kegunaan dari latihan
batuk.
2. Pedoman Persiapan alat: 1. Jelaskan pada klien Pertama persiapan alat meliputi
Praktik 1. Kertas tissue pernafasan abdomen dapat tissue, bengkok, perlak, pot
Laboratorium 2. Bengkok membantu dalam pernafasan sputum berisi desinfektan dan
Kebutuhan 3. Perlak/pengalas dalam dengan sedikit air minum hangat. Langkah
Dasar Manusia 4. Sputum pot berisi kesalahan awal jelaskan prosedur,
II, Sunarsih desinfektan 2. Berikan posisi yang dirasa posisikan pasien, meletakkan
Rahayu, 2013 5. Air minum hangat enak oleh klien (semi tangan diabdomen dibawah
fowler) dengan lutut di iga, memerintahkan klien
tekuk, punggung dan kepala untuk bernapas dalam, jika
diberi bantal atau posisi kesulitan mengembangkan
supinasi dengan kepala abdomen perintahkan napas
diberi bantal dan lutut cepat dan kuat, keluarkan udara
ditekuk, untuk membantu dengan posisi bibir mengerut
otot abdomen rileks. Setelah atau seperti bersiul, lakukan
penjelasan tentang latihan, batuk dua kali atau lebih secara
klien dapat mempraktikan, secara tiba-tiba dan kuat dan
pertama dengan posisi perintahkan untuk mengulang
supine atau semi fowler kembali latihan 5-10 menit bila
kemudian duduk, berdiri merasa napasnya pendek
31

dan berjalan.
3. Letakkan tangan klien
diabdomen bawah iga,
untuk menambah kekuatan
dan tahanan pada bagian
otot perut.
4. Perintahkan klien untuk
bernafas melalui hidung
dengan mulut di tutup, tetap
rileks, jangan
melengkungkan punggung
dan konsentrasi pada
pengembangan abdomen
sejauh yang dapat dilakukan
ketika klien menarik napas,
diafragma turun, paru terisi
udara dari abdomen
mengembang/tertarik ke
atas
5. Jika klien mempunyai
kesulitan mengembangkan
abdomen, perintahkan untuk
menarik napas dengan cepat
dan kuat melalui hidung.
Dengan hal tersebut klien
merasa abdomen
31

mengembang
6. Perintahkan klien untuk
mengerutkan bibir seperti
sedang bersiul dan
keluarkan udara dengan
perlahan dan tenang.
Dengan mengkerutkan bibir
menahan aliran udara keluar
dari, meningkatkan tekanan
di dalam bronckhi dan
mengurangi collaps
bronchiolus
7. Jika klien dengan COPD,
ajarkan teknik napas double:
a) Bernapas melalui hidung
untuk memompa paru
dengan pernafasan
sedang dan untuk
mengisi penuh dengan
pernapasan dalam
b) Mengeluarkan simultan
dan batuk dua kali atau
lebih secara tiba-tiba,
batuk yang kuat
mempercepat
pengeluaran. Batuk
31

dengan kekuatan penuh


pada klien COPD, dapat
menyebabkan jalan napas
sedikit collaps. Dengan
dua kali/lebih batuk yang
tiba-tiba yang pertama
menghilangkan sekret
dan batuk yang benar
membawa sekret keluar
dari jalan napas atas
8. Perintahkan klien untuk
menggunakan latihan ini
bila merasa napasnya
pendek dengan waktu 5-10
menit dan dapat empat kali
sehari. Latihan teratur
membuat klien dapat
melakukan latihan ini tanpa
gangguan kesadaran.
3. Buku Panduan Persiapan Alat: Fase Kerja: Dokumentasi Diawali dari persiapan alat
Praktek 1. Kertas tissue dalam 1) Menjaga privacy pasien tindakan melipti tissue, bengkok, perlak,
Labrortorium tempatnya 2) Mengatur posisi klien sputum pot dan air, dilanjutkan
Keterampilan 2. Bengkok duduk/tidur miring pada fase pra interaksi dimana
Dasar Dalam 3. Perlak pengalas 3) Meminta klien meletakkan 1 perawat memverifikasi
Keperawatan II, 4. Sputum, pot berisi tangan di dada dan 1 tangan program terapi, cuci tangan,
Arif Rakhman desinfektan di abdomen fase oreintasi meliputi salam
31

dan Khodijah, 5. Air 4) Melatih klien melakukan dan kontrak kerja. Fase kerja :
2014 Fase Pra Interaksi: nafas dalam melalui hidung jaga privacy, atur posisi,
1) Melakukan verifikasi selama 3 hitungan, jaga latihan nafas dalam hingga 3
program terapi mulut tetap tertutup) hitungan, kemudian dilanjut
2) Mencuci tangan 5) Meminta klien merasakan meminta klien untuk
3) Mendekatkan alat ke mengembangnya abdomen melakukan nafas dalam 2 kali
dekat pasien (cegah lengkung pada dan yang ke--3: inspirasi, tahan
Fase Orientasi: punggung) napas dan batukkan, tampung
1. Mengucapkan salam 6) Meminta klien menahan sputum, anjurkan minum,
dan memperkenalkan napas hingga 3 hitungan posisikan kembali pasien,
diri 7) Meminta klien evaluasi dan dokumentasi
2. Menjelaskan tujuan menghembuskan nafas tindakan.
tindakan dan langkah perlahan dalam 3 hitungan
prosedur (lewat mulut bibir seperti
3. Menanyakan kesiapan meniup)
pasien. 8) Meminta klien merasakan
mengempisnya abdomen
dan kontraksi dari otot
abdomen
9) Memasang alas/perlak dan
bengkok di pangkuan klien
(jika duduk), didekat mulut
(bila tidur miring)
10) Meminta klien untuk
melakukan nafas dalam 2
kali, yang ke-3: inspirasi,
31

tahan napas dan batukkan


dengan kuat
11) Menampung lendir dalam
sputum pot
12) Menawarkan
/mempersilahkan klien
untuk minum
13) Merapihkan klien
Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi
2) Merapihkan alat
3) Mencuci tangan
4) Berpamitan

5. Matriks sintesis review/kajian sumber buku – buku tentang prinsip – prinsip penerapan prosedur keperawatan latihan
nafas dalam dan batuk efektif
31

Tabel 3.4
Review/ Kajian Literatur tentang Penerapan Prinsip dalam Penerapan Prosedur Klien
berdasarkan sumber 3 Buku Literatur,Tahun 2012-2014

Prinsip-Prinsip
Judul buku
No Keselamatan Tumbuh Teknik Skill/Prosedur
dan Penulis Standar Etis
Pasien Kembang
1. Buku Ajar 1. Tidak 1. Autonomy, 1. Perawat 1. Komunikasi Dalam sumber textbook yang
Asuhan menggunakan yaitu sebelum mencuci tangan yang baik dibaca prinsip utama latihan
Keperawatan alat lain selain perawat sebelum dengan nafas dalam yaitu bernapas
Klien dengan tempat tidur dan mengintervensi demonstrasik pelan dan dalam melalui hidung
tindakan
Gangguan bantal latihan nafas an sampai memenuhi rongga dada
Sistem 2. Memprioritaska 2. Pasang pernafasan dan otot abdominal terangkat
dalam dan batuk xii
Pernapasan, n latihan awal, sampiran dalam dan mengeluarkan nafas melalui
pada klien,
Arif instruksikan 3. Mengevaluasi langkah hidung. Sedangkan batuk efektif
perawat harus
Muttaqin, klien untuk mengajukan respon klien demi prinsipnya Instruksikan klien
2012 melakukan kontrak dulu terutama pada langkah. untuk bernafas dalam, kemudian
hygiene klien: Izinkan klien mintalah pada klien untuk
kepada klien
bronkhial bertanya menahannya selama 1-2 detik,
terkait dengan a. Klien dengan
dengan cara pada setiap dan lakukan batuk sebanyak 2x
persetujuan klien masalah
batuk efektif langkah batuk kuat (kasar).
untuk menerima keperawatan
3. Meletakkan dapat
intervensi yang seperti
tangan pada sisi menjalin
akan diberikan. PPOM, Cystic
bawah iga kerjasama
Perawat harus Fibrosis,
terutama pada yang baik
31

klien pasca menghormati latihan


pembedahan klien dalam dilakukan
abdominal keputusannya setiap jam
4. Standar batuk untuk menjaga dengan 1-5 x
efektif yaitu kesehatan klien napas dalam
instruksikan sendiri. pada setiap
klien bernafas 2. Beneficence, latihan
dalam, prinsip ini
kemudian minta diterapkan pada
menahannya saat perawat
selama 1-2
merekomendasik
detik, dan
an intervensi
lakukan batuk
latihan nafas
sebanyak 2x
batuk kuat dalam dan batuk
(kasar). efektif kepada
5. Mengevaluasi klien untuk
respon klien mengatasi
terutama pada gangguan
klien: bersihan jalan
a) Pasca nafas.
pembedahan 3. Nonmaleficenc
thorax dan e, sebelum
abdominal, melakukan
napas dalam implementasi
dilakukan latihan
31

setiap 4 jam keseimbangan


sekali dengan kepada klien,
5-10x napas perawat
dalam pada menjelaskan
setiap latihan terlebih dahulu
6. Klien dengan kepada klien
masalah mengenai tujuan,
keperawatan manfaat, indikasi
seperti PPOM, dan persiapan
Cystic Fibrosis, klien. Selain itu,
latihan perawat juga
dilakukan mengobservasi
dan
setiap jam
mengevaluasi
dengan 1-5 x
apakah prosedur
napas dalam yang dilakukan
pada setiap klien benar
latihan sesuai dengan
prosedur untuk
meminimalkan
risiko terjadinya
cedera atau hal
yang tidak
diinginkan pada
saat latihan.
31

2. Pedoman 1. Standar alat 1. Beneficence, 1. Posisikan/ Langkah awal jelaskan


Praktik meliputi: tissue, yaitu intervensi berikan posisi prosedur, posisikan pasien,
Laboratoriu bengkok, perlak, yang diberikan yang dirasa meletakkan tangan diabdomen
m Kebutuhan sputum pot dibawah iga, memerintahkan
untuk mengatasi enak oleh
Dasar berisi klien untuk bernapas dalam, jika
Manusia II, desinfektan dan gangguan klien (semi kesulitan mengembangkan
Sunarsih air minum bersihan jalan fowler) abdomen perintahkan napas
Rahayu, hangat nafas dengan lutut cepat dan kuat, keluarkan udara
2013 2. Jika klien 2. Nonmalevicenc di tekuk, dengan posisi bibir mengerut
mempunyai e, yaitu punggung dan atau seperti bersiul,jika pasien
kesulitan intervensi yang kepala diberi COPD ajarkan teknik napas
mengembangka double, lakukan batuk dua kali
diusahakan tidak bantal atau
n abdomen, atau lebih secara secara tiba-tiba
perintahkan merugikan klien posisi supinasi dan kuat
untuk menarik dalam dengan kepala
napas dengan melakukan diberi bantal
cepat dan kuat tidakan dengan dan lutut
melalui hidung memperhatikan ditekuk, untuk
agar klien teknik-teknik membantu
merasa
khusus (seperti otot abdomen
abdomen
mengembang teknik nafas rileks
3. Jika klien double pada 2. Instruksikan
dengan COPD, pasien COPD). pasien agar
ajarkan teknik tidak
napas double: melengkungk
31

a) Bernapas an punggung
melalui
hidung untuk
memompa
paru dengan
pernafasan
sedang dan
untuk
mengisi
penuh
dengan
pernapasan
dalam
4. Mengeluarkan
simultan dan
batuk dua kali
atau lebih
secara tiba-tiba,
batuk yang kuat
mempercepat
pengeluaran.
Batuk dengan
kekuatan penuh
pada klien
31

COPD, dapat
menyebabkan
jalan napas
sedikit collaps.
Dengan dua
kali/lebih batuk
yang tiba-tiba
yang pertama
menghilangkan
sekret dan
batuk yang
benar
membawa
sekret keluar
dari jalan napas
atas

3. Buku 1. Standar alat 1. Autonomy : 1. Melakukan Latihan diawali dari latihan


Panduan meliputi : kertas yaitu tindakan verifikasi nafas dalam secara perlahan dari
Praktek tissue dalam menghargai hak program hidung dan tahan hingga
Labrortorium tempatnya, terapi hitungan ke-3, kemudian
klien dimana
Keterampila bengkok, perlak, 2. Menjaga dilanjut meminta klien untuk
n Dasar sputum, pot perawat kontrak privacy klien melakukan nafas dalam selama
Dalam berisi terlebih dahulu 3. Mengatur 3 kali dan saat inpirasi ke-3,
31

Keperawatan desinfektan dan sebelum posisi klien minta tahan napas dan batukkan.
II, Arif air melakukan
Rakhman 2. Pada saat Fase intervensi
dan Pra Interaksi
tertentu serta
Khodijah, melakukan
2014 verifikasi menanyakan
program terapi kesiapan atau
3. Pada Fase Kerja persetujuan
memasang klien.
alas/perlak dan 2. Beneficence
bengkok di dan
pangkuan klien
Nonmaleficence
(jika duduk),
didekat mulut , yaitu intervensi
(bila tidur yang diberikan
miring) untuk mengatasi
4. Standar batuk gangguan
efektif yaitu bersihan jalan
latihan nafas nafas serta
dalam secara
berusaha tidak
perlahan dari
hidung dan membuat
tahan hingga 3 kerugian untuk
hitungan, klien
keluarkan
melalui mulut
31

kemudian
dilanjut
meminta klien
untuk
melakukan
nafas dalam 2
kali dan yang
ke-3: inspirasi,
tahan napas dan
batukkan.
5. Pada saat Fase
Terminasi
melakukan
dokumentasi
tindakan.
31

Kesimpulan pembahasan hasil review/kajian literatur yang didapatkan dari 2 buku


sumber tentang kebutuhan dasar yaitu oksigenasi adalah proses memberikan aliran
gas oksigen (O2) lebih dari 21% pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi
oksigen meningkat dalam tubuh. Sedangkan ketidak efektifan bersihan jalan nafas
adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau penghalang dari saluran
pernafasan untuk mempertahankan jalan napas tetap paten. Tanda dan gejala yang
terjadi diantaranya adanya sumbatan, penumpukan sekret, penyempitan jalan nafas
karena spasme bronkus, perubahan tingkat kesadaran dan pasien malas untuk batuk.
Intervensi yang dapat diberikan yaitu latihan nafas dalam dan batuk efektif.
Latihan nafas dalam adalah bernapas dengan perlahan dan menggunakan diafragma,
sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh.
Sedangkan batuk efektif adalah tindakan mebersihan sekresi pada jalan nafas.
Berdasarkan penelitian yang didapat dari ke-3 jurnal tentang penerapan latihan
nafas dan batuk efektif pada pasien dengan gangguan jalan nafas di dapatkan hasil 2
diantaranya mengatakan ada pengaruh pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran
sputum pada pasien gangguan jalan nafas dan 1 diantaranya menyatakan dengan
interpretasi cukup.
Prinsip utama latihan nafas dalam yaitu bernapas pelan dan dalam melalui hidung
sampai memenuhi rongga dada dan otot abdominal terangkat dan mengeluarkan
nafas melalui hidung. Sedangkan batuk efektif prinsipnya Instruksikan pasien untuk
bernafas dalam, tahan hingga 3 hitungan, keluarkan melalui mulut kemudian dilanjut
meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali dan yang ke-3: inspirasi, tahan
napas dan batukkan. Lakukan batuk sebanyak 2x batuk kuat (kasar). Etika yang di
dapat dati ke-3 text book tentang prosedur latihan nafas dalam dan batuk efektif yaitu
autonomy, beneficence, nonmaleficence.

B. Pembahasan Hasil Review/kajian literatur


Berdasarkan Peta literatur yang disusun oleh penulis memuat kajian tentang
penerapan prosedur latihan nafas dalam dan batuk efektif pada pasien dengan
gangguan jalan nafas. Kajian literatur tentang penerapan prosedur latihan nafas
31

dalam dan batuk efektif pada pasien dengan gangguan jalan nafas menggunakan
sumber literatur yaitu: 3 buah jurnal 2018-2019 dan 4 buah buku teks 2011-2013.
Ulasan pertama mengenai gangguan kebutuhan oksigenasi : bersihan jalan
nafas yang meliputi pengertian, patofisiologi luka diabetik dan tanda gejala.
Adapun sumber literatur buku-buku yang digunakan antara lain: Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan, Arif Mutaqin, (2012),
Pedoman Praktik Laboratorium Kebutuhan Dasar Manusia II, Sunarsih Rahayu
(2013), Buku Panduan Praktek Laboratorium Keterampilan Dasar dalam
Keperawatan II, Arif Rakhman dan Khodijah (2014), Teknik Prosedural
Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Asmadi, (2011).
Ulasan pertama mengenai gangguan jalan napas meliputi pengertian,
prosedur dan prinsip-prinsip perawatan luka. prinsip-prinsip terdiri atas standar,
keselamatan pasien, etis dan teknik/skill prosedur. Adapun sumber literatur buku-
buku yang digunakan diantaranya: Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Pernafasan, Arif Mutaqin, (2012), Pedoman Praktik
Laboratorium Kebutuhan Dasar Manusia II, Sunarsih Rahayu (2013), Buku
Panduan Praktek Laboratorium Keterampilan Dasar dalam Keperawatan II, Arif
Rakhman dan Khodijah (2014), Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan
Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Asmadi, (2011). Hasil kajian dengan
mempergunakan matriks sintesis diperoleh pembahasan sebagai berikut:

1. Pembahasan Hasil Analisi Jurnal


Hasil kajian literature jurnal pada Tabel 3.1. tentang penerapan prosedur
latihan napas dalam dan batuk efektif berdasarkan sumber jurnal penelitian
tahun 2018-2019. Jurnal penelitian yang diperoleh yaitu jurnal penelitian
Rahmad Karyanto dan Nurul Laili (2018), Ella Paggita Septiani dan Br Tarigan
(2019), dan Linda Widiastuti dan Yusnaini Siagian (2019). Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rahmad Karyanto dan Nurul Laili (2018)
responden dalam penelitian ini berjumlah 80 orang. Teknik sampling yang
digunakan yaitu teknik total sampling/sampel jenuh. Teknik pengumpulan data
31

dengan alat ukur SAP (Satuan Acara Penyuluhan) dan checkh list. Berdasarkan
analisa menggunakan dari hasil uji Chi Square data hasil penelitian dan
pembahasan didapatkan kesimpulan ada hubungan teknik napas dalam dan batuk
efektif dalam pengeluaran sputum pada pasien Tb paru di RSUD Pringdadi
Medan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ella Paggita Septiani dan Br
Tarigan (2019) responden dalam penelitian ini berjumlah 26 orang. Teknik
sampling yang digunakan yaitu accidental. pengumpulan data dengan data
primer (dengan instrumen sputum pot dan SOP untuk mengumpulkan data dari
responden) dan data skunder (berdasarkan hasil survey data dari medical
record). Berdasarkan analisa data hasil penelitian dan pembahasan tentang
pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran sputum pada pasien TB di
Puskesmas Kampung Bugis sebagian besar tidak dapat mengeluarkan sputum.
Pengeluaran sputum sesudah dilatih batuk efektif pada pasien pasien TB di
Puskesmas Kampung Bugis hampir seluruhnya dapat mengeluarkan sputum .
Hasil analisa menggunakan dari hasil uji Chi Square didapatkan kesimpulan ada
pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran sputum pada pasien Tb dengan
interpretasi cukup. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Linda
Widiastuti dan Yusnaini Siagian (2019) responden dalam penelitian ini
berjumlah 11 orang. Teknik sampling yang digunakan yaitu teknik total
sampling . Pengumpulan data menggunakan lembar wawancara. Berdasarkan
penelitian di dapatkan hasil pelaksanaan batuk efektif dengan interpretasi cukup.
Berdasarkan hasil analisa ke tiga jurnal penelitian yang dilakukan oleh
Rahmad Karyanto dan Nurul Laili (2018), Ella Paggita Septiani dan Br Tarigan
(2019), dan Linda Widiastuti dan Yusnaini Siagian (2019) diperoleh kesamaan
yaitu: metode penelitian eksperimen one group pretest dan posttest, populasi
yang dipilih yaitu pasien TBC yang sedang menjalani pengobatan, uji statistik
menggunakan chi-square dan kesimpulan yang didapat yaitu ada pengaruh batuk
efektif dalam penegeluaran sputum. Selain itu perbedaan yang diperoleh antara
lain yaitu: teknik sampling, menurut Jurnal Ella teknik sampling yang digunakan
yaitu teknik total sampling/sampel jenuh sedangkan menurut Jurnal Linda
31

menggunakan sampling teknik accidental, teknik pengumpulan data, menurut


Jurnal Ella pengumpulan data dengan alat ukur SAP (Satuan Acara Penyuluhan)
dan checkh list sedangkan menurut Jurnal Linda pengumpulan data dengan data
primer (dengan instrumen sputum pot dan SOP untuk mengumpulkan data dari
responden) dan data skunder (berdasarkan hasil survey data dari medical
record). Sedangkan kesenjangan/gap yang diperoleh yaitu: dalam pembahasan di
Jurnal Ella dikatakan harus minum air 2 liter satu hari sebelumnya tetapi tidak
menyarankan atau melakukan langkah minum dahulu sebelum tindakan dan
dalam pembahasan jurnal tersebut dikatakan penelitian ini untuk melihat
hubungan pengeluaran sekret dengan variabel yang diteliti yaitu jumlah volume
sekret yang di keluarkan oleh pasien TB paru tetapi dalam pembahasan tidak
menyinggung volume/hasil yang didapatkan terkait volume sekret sebagai
pengumpulan data.
Penulis menyarankan pembahasan lebih di perjelas terutama pada variabel
yang diteliti. Inovasi bagi peneliti selanjutnya diharapkan variabel confounding
digunakan untuk mempermudah proses perbandingan hasil antar responden.

2. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Pasien Dengan Gangguan


Oksigenasi
Hasil analisis pada Tabel 3.2. terdapat 2 buah buku sebagai sumber kajian
literatur tentang gangguan kebutuhan oksigenasi tahun 2011 dan 2012. Buku
-buku yang diperoleh antara lain buku karangan Arif Mutaqin (2012) dan buku
karangan Asmadi, (2011). Berdasarkan hasil kajian literatur pada Buku Ajar
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan karangan Arif
Mutaqin (2012) menyatakan bahwa Oksigenasi adalah proses memberikan aliran
gas oksigen (O2) lebih dari 21% pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi
oksigen meningkat dalam tubuh. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas adalah
ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau penghalang dari saluran
pernafasan untuk mempertahankan jalan napas tetap paten.Intervensi yang dapat
diberikan yaitu latihan nafas dalam dan batuk efektif. Latihan nafas dalam
31

adalah bernapas dengan perlahan dan menggunakan diafragma, sehingga


memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh.
Sedangkan batuk efektif adalah tindakan mebersihan sekresi pada jalan nafas.
Patofisiologi yang didapat yaitu: posisi duduk dan bagian depan disangga serta
mengatur bagian atas tubuh dengan sikap lentur serta posisi yang baik akan
membantu efektivitas dari batuk dan teknik batuk dengan menggunakn otot
abdominal dan otot bantu pernafasan lain dapat mengumpulkan kekuatan
sehingga batuk dapat efektif mengeluarkan sekret dari jalan nafas. Tanda dan
gejala meliputi hipersekresi mucus, klien malas untuk batuk dan kemampuan
batuk menurun.
Sedangkan kajian literatur menurut Teknik Prosedural Keperawatan Konsep
dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Asmadi, (2011) menyatakan bahwa
oksigenasi adalah suatu proses untuk mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2.
Bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan membersihkan sekret atau
obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten.
Patofisiologi yang didapat yaitu: posisi fowler dan semi fowler atau dengan
peninggian kepala tempat tidur memudahkan pernafasan, meningkatkan
ekspansi dada dan meningkatkan batuk lebih efektif, terapi fisik fisioterapi dada
dan vibrasi dada dapat membantu meningkatkan batuk lebih efektif dan
pemenuhan cairan oral seperti air hangat dapat mengencerkan mukus yang
kental dan dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh yang hilang.
Tanda dan gejala meliputi adanya sumbatan, penumpukan secret, penyempitan
jalan nafas karena spasme bronkus dan perubahan Tingkat kesadaran.
Berdasarkan hasil analisa 2 buah yang membahas tentang gangguan
oksigenasi didapatkan persamaan pada pengertian bersihan jalan nafas dan isu
tanda dan gejala hipersekresi mukus/penumpukan sekret. Selain itu perbedaaan
yang diperoleh antara lain yaitu: perbedaan isu patofisiologi posisi menurut
Buku Arif Mutaqin mengatakan posisi duduk dan bagian depan disangga serta
mengatur bagian atas tubuh dengan sikap lentur serta posisi yang baik akan
membantu efektivitas dari batuk sedangkan menurut Buku Asmadi posisi fowler
31

dan semi fowler atau dengan peninggian kepala tempat tidur memudahkan
pernapasan mengekspansi dada dan batuk efektif. Sedangkan kesenjangan yang
diperoleh terletak pada pengertian oksigenasi menurut Buku Asmadi adalah
suatu proses untuk mendapatkan O2 & CO2 sedangkan menurut buku Arif
Mutaqin itu merupakan pengertian dari respirasi dan mengatakan oksigenasi
merupakan peningkatan konsentrasi oksigen dalam tubuh lebih dari 21%.
Saran dari penulis bagi penulis buku selanjutnya diharapkan melakukan
koreksi juga dari berbagai literatur atau mencari sumber dari beberapa buku
mengenai definisi atau pengertian sehingga kesalahan mengartikan dapat di
minimalkan.

3. Penerapan Prosedur Keperawatan Latihan Nafas Dalam Dan Batuk Efektif


Hasil analisis pada Tabel 3.3. terdapat 3 buah buku sebagai sumber kajian
literatur tentang penerapan prosedur latihan nafas dan batuk efektif tahun 2012-
2014. Buku-buku yang digunakan diantaranya buku karangan Arif Muttaqin
(2012), Sunarsih Rahayu (2013) dan Arif Rakhman dan Khodijah (2014).
Berdasarkan hasil kajian literatur pada Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien
dengan Gangguan Sistem Pernafasan karangan Arif Mutaqin (2012) di dapatkan
langkah-langkah: persiapan untuk melakukan latihan yaitu meliputi persiapan
alat (tempat tidur atau tempat duduk dan bantal), persiapan lain yaitu cuci
tangan, kontrak kerja, Prioritaskan latihan awal klien untuk melakukan hygiene
bronkhial dengan cara batuk efektif dan atur posisi pasien. Langakah kerja
diawali terlebih dahulu latihan nafas dalam dan dilanjut latihan batuk efektif.
Awali latihan dengan demonstrasikan latihan, kemudian anjurkan klien untuk
bernapas pelan dan dalam melalui hidung sampai memenuhi rongga dada dan
otot abdominal terangkat dan terakhir. Lanjut pada latihan batuk efektif saat
latihan nafas dalam mintalah klien untuk menahannya 1-2 detik dan minta
lakukan batuk dengan kuat sebanyak 2 x dengan menggunakan seluruh isi
pernafasan dan terakhir evaluasi. Selain itu menurut buku Pedoman Praktik
Laboratorium Kebutuhan Dasar Manusia II karagan Sunarsih Rahayu (2013)
31

menyatakan langkah pertama persiapan alat meliputi tissue, bengkok, perlak,


pot sputum berisi desinfektan dan air minum hangat. Langkah awal jelaskan
prosedur, posisikan pasien, meletakkan tangan diabdomen dibawah iga,
memerintahkan klien untuk bernapas dalam, jika kesulitan mengembangkan
abdomen perintahkan napas cepat dan kuat, keluarkan udara dengan posisi bibir
mengerut atau seperti bersiul, lakukan batuk dua kali atau lebih secara secara
tiba-tiba dan kuat dan perintahkan untuk mengulang kembali latihan 5-10 menit
bila merasa napasnya pendek. Sedangkan menurut buku Panduan Praktek
Labrortorium Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan II karangan Arif
Rakhman dan Khodijah (2014) diawali dari persiapan alat melipti tissue,
bengkok, perlak, sputum pot dan air, dilanjutkan pada fase pra interaksi dimana
perawat memverifikasi program terapi, cuci tangan, fase oreintasi meliputi salam
dan kontrak kerja. Fase kerja : jaga privacy, atur posisi, latihan nafas dalam
hingga 3 hitungan, kemudian dilanjut meminta klien untuk melakukan nafas
dalam 2 kali dan yang ke-3: inspirasi, tahan napas dan batukkan, tampung
sputum, anjurkan minum, posisikan kembali pasien, evaluasi dan dokumentasi
tindakan.
Berdasarkan hasil analisis pada ke-3 buah yang membahas tentang
penerapan latihan nafas dalam dan batuk efektif didapatkan persamaan dalam
pelaksaan prosedur yaitu persiapan alat antara buku Sunarsih Rahayu dan buku
Arif Rakhman yaitu bengkok, tissu, pengalas, sputum pot berisi desinfektan dan
air dan prosedur inti latihan napas dalam hitungan 3, lanjut melakukan napas
dalam 2x dan yang ke-3 tahan dan batukkan. Selain itu perbedaan yang di dapat
yaitu perbedaan alat pada buku Arif Mutaqin yang hanya menggunakan tempat
tidur dan bantal, dalam buku Sunarsih Rahayu tidak melakukan langkah privacy
klien dan perbedaan posisi saat melakukan latihan pada ke-3 buku. Menurut Arif
Mutaqin yaitu posisi duduk di tempat tidur/kursi, sedangkan menurut Buku
Sunarsih Rahayu posisi semi fowler dengan lutut di tekuk punggung dan kepala
diberi bantal/ posisi supinasi dengan kepala diberi bantal dan menurut Buku Arif
Rakhman posisi duduk/tidr miring. Dalam buku Arif Rakhman terdapat
31

pendokumentasian tindakan sedangkan ke dua buku lainnya tidak menerapkan


langkah pendokumentasian. Sedangkan kesenjangan yang didapat yaitu pada
buku Arif Mutaqin alat yang dipakai hanya bantal dan tempat tidur tidak
menggunakan alat lain sehingga tidak sesuai untuk penampungan sputum dalam
prosedur batuk efektif dan langkah evaluasi dalam buku Arif Mutaqin
dilanjutkan dengan menjelaskan kegunaan dari latihan batuk efektif yang
seharusnya dilakukan diawal pada tahap pra-interaksi dan menurut Buku
Sunarsih Rahayu terdapat kerancuan pada langkah posisi yang dirasa enak dan
praktikan latihan pertama dengan posisi supine/ semi fowler kemudian duduk,
berdiri dan berjalan.Serta kesenjangan pada kedua buku yaitu buku Arif Mutaqin
dan buku Sunarsih Rahayu yang tidak menerapkan tahapan pendokumentasian.
Saran bagi penulis selanjutnya memperhatikan lebih detail pada segi
persiapan dan pendokumentasian yang merupakan tahapan penting dalam
melakukan tindakan prosedur serta lebih disesuaikan dengan kebutuhan pasien
dan tindakan yang akan dilakukan.

4. Prinsip – Prinsip Penerapan Prosedur Keperawatan Latihan Nafas Dalam


Dan Batuk Efektif
Hasil analisis pada Tabel 3.4. terdapat 3 buah buku sebagai sumber kajian
literatur tentang Penerapan Prinsip dalam Penerapan Prosedur Latihan Nafas
Dalam dan Batuk Efektif berdasarkan sumber beberapa buku literatur,
Tahun2012-2014. Buku-buku yang digunakan diantaranya buku karangan Arif
Muttaqin (2012), Sunarsih Rahayu (2013) dan Arif Rakhman dan Khodijah
(2014).
Menurut Buku Arif Muttaqin (2012) prinsip utama latihan nafas dalam yaitu
bernapas pelan dan dalam melalui hidung sampai memenuhi rongga dada dan
otot abdominal terangkat dan mengeluarkan nafas melalui hidung. Sedangkan
batuk efektif prinsipnya instruksikan klien untuk bernafas dalam, kemudian
mintalah pada klien untuk menahannya selama 1-2 detik, dan lakukan batuk
sebanyak 2x batuk kuat (kasar). Dengan standar tidak menggunakan alat lain
31

selain tempat tidur dan bantal , memprioritaskan latihan awal, instruksikan klien
untuk melakukan hygiene bronkhial dengan cara batuk efektif, posisi klien
duduk di tempat tidur atau di kursi, meletakkan tangan pada sisi bawah iga
terutama pada klien pasca pembedahan abdominal, evaluasi respon klien
terutama pada klien: pasca pembedahan thorax dan abdominal, napas dalam
dilakukan setiap 4 jam sekali dengan 5-10x napas dalam pada setiap latihan dan
klien dengan masalah keperawatan seperti PPOM, Cystic Fibrosis, latihan
dilakukan setiap jam dengan 1-5 x napas dalam pada setiap latihan
Menurut Buku Sunarsih Rahayu (2013) prinsip latihan nafas dalam dan
batuk efektif diawali dengan jelaskan prosedur, posisikan pasien posisi yang
dirasa enak oleh klien (semi fowler) dengan lutut di tekuk, punggung dan kepala
diberi bantal atau posisi supinasi dengan kepala diberi bantal dan lutut ditekuk,
meletakkan tangan diabdomen dibawah iga, memerintahkan klien untuk
bernapas dalam, jika kesulitan mengembangkan abdomen perintahkan napas
cepat dan kuat, keluarkan udara dengan posisi bibir mengerut atau seperti
bersiul,jika pasien COPD ajarkan teknik napas double, lakukan batuk dua kali
atau lebih secara secara tiba-tiba dan kuat. Standar alat yang digunakan tissue,
bengkok, perlak, sputum pot berisi desinfektan dan air minum hangat.
Menurut Buku Arif Rakhman dan Khodijah (2014) latihan nafas dalam dan
batuk efektif prinsipnya latihan diawali dari atur posisi dengan klien duduk/tidur
miring di lanjutkan latihan nafas dalam secara perlahan dari hidung dan tahan
hingga hitungan ke-3, kemudian dilanjut meminta klien untuk melakukan nafas
dalam selama 3 kali dan saat inpirasi ke-3, minta tahan napas dan batukkan.
Standar alat meliputi : kertas tissue dalam tempatnya, bengkok, perlak, sputum,
pot berisi desinfektan dan air .
Berdasarkan hasil analisa ketiga buku tersebut didapatkan kesamaan antara
lain: kesamaan pada persiapan alat antara buku Sunarsih Rahayu dan Arif
Rakhman dan Khodijah, persamaan langkah latihan nafas dalam . Sedangkan
perbedaan yang di dapat dari ketiga buku sumber yaitu: perbedaan standar
persiapan alat yang digunakan dalam buku Arif Mutaqin dari ke-2 buku sumber
31

yang lain, perbedaan Menurut Buku Arif Mutaqin batuk efektif prinsipnya
instruksikan klien untuk bernafas dalam, kemudian mintalah pada klien untuk
menahannya selama 1-2 detik, dan lakukan batuk sebanyak 2x batuk kuat
(kasar). Menurut Buku Sunarsih Rahayu prinsip batuk efektif perintahkan napas
cepat dan kuat, keluarkan udara dengan posisi bibir mengerut atau seperti
bersiul, lakukan batuk dua kali atau lebih secara secara tiba-tiba dan kuat.
Menurut Buku Arif Rakhman dan Khodijah batuk efektif latihan nafas dalam
secara perlahan dari hidung dan tahan hingga hitungan ke-3, kemudian dilanjut
meminta klien untuk melakukan nafas dalam selama 3 kali dan saat inpirasi ke-
3, minta tahan napas dan batukkan.
Kesenjangan yang didapatkan dari hasil analisa ketiga buku sumber terletak
pada prinsip buku Sunarsih Rahayu dimana prinsip batuk efektif yang dilakukan
perintahkan napas cepat dan kuat. Menurut penulis dalam langkah buku Sunarsih
Rahayu tidak memfasilitasi pernafasan dalam terlebih dahulu meskipun yang
dievaluasi pada buku tersebut tertulis hanya pada pasien COPD tetapi langkah
yang digunakan seharusnya langkah untuk pasien umum yaitu dengan tetap
melakukan latihan nafas dalam yang dilakukan secara perlahan dan dalam.

5. Hubungan Antar Pembahasan


Review/kajian literatur Karya Tulis Ilmiah dengan topik tentang Penerapan
Prosedur Latihan Nafas Dalam Dan Batuk Efektif Pada Pasien Dengan
Gangguan Jalan Nafas ini bersumber dari 3 jurnal dan 4 buku dimana
pembahasannya berfokus pada masalah utama yaitu gangguan jalan nafas
(oksigenasi) dengan melakukan intervensi prosedur latihan nafas dalam dan
batuk efektif. Pembahasan point 1 yaitu peta literatur dimana membahas
ringkasan visual atau skema yang tergambarkan dalam peta literatur ialah
masalah yang terjadi yaitu gangguan jalan nafas akibat ketidakefektifan jalan
nafas (oksigenasi).
Dari ke- 3 jurnal di dapatkan hasil-hasil penelitian terdahulu menyatakan
ke-efektifan latihan nafas dalam dan batuk efektif dan dari 4 buku didapatkan
31

prosedur-prosedur latihan nafas dalam dan batuk efektif dengan etis, prinsip dan
sasaran yang kemudian penulis rangkum dengan menggunakan tenknik matriks
sintesis kemudian dikelompokkan sehingga terlihat persamaan atau
gap/kesenjangan satu sama lain. Pembahasan Point 2 yaitu mengenai gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar kebutuhan oksisgenasi pada pasien dengan
gangguan jalan nafas dimana pembahasan ini merujuk pada fokus masalah
utama yaitu penerapan latihan nafas dalam dan batuk efektif yang telah
dijabarkan di peta literatur. Di point ini membahas pengertian atau lingkup
kebutuhan dasar yaitu oksisgenasi, bersihan jalan nafas, latihan nafas dalam dan
batuk efektif serta tanda dan gejala yang kemudian pembahasan selanjutnya
akan dijabarkan mengenai prosedural latihan nafas dalam dan batuk efektif dari
ke- 4 buku sumber yang dipakai. Penulis merangkum dengan menggunakan
tenknik matriks sintesis kemudian dikelompokkan sehingga terlihat persamaan
atau gap/kesenjangan satu sama lain dan menemukan prinsip utama latihan nafas
dalam dari sumber-sumber yang telah dipilih.
Dapat disimpulkan dari rivewkajian literatur ini penulis mengaitkan semua
sumber dan mengutip “IDE” dengan garis besar topik yang diangkat yaitu
“Penerapan Latihan Nafas Dalam Dan Batuk Efektif Pada Pasien Dengan
Gangguan Jalan Nafas” dengan kembali merujuk pada tujuan study literatur
yaitu membangun dan mengkonstruksi konsep secara mendalam, lebih kuat
berbasis penelitian yang telah dilakukan dengan sumber yang sudah dipilih serta
relevan dengan topik.

C. Keterbatasan Review/kajian Literatur


Karya tulis ilmiah ini memiliki keterbatasan yang penulis alami yaitu dalam
pencarian buku literatur di karenakan kondisi pandemik corona pada saat
penyusunan karya tulis ini yang tidak memungkinkan penulis untuk mencari sumber
buku dari studi pustaka secara langsung. Tetapi penulis mensiasatinya dengan E-
Book yang ada serta penulis kurang memiliki gambaran tentang sistematika dalam
penyusunan karya tulis dengan metode studi literatur.
31

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Gangguang kebutuhan dasar oksigenasi adalah proses memberikan aliran gas
oksigen (O2) lebih dari 21% sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
Sedangkan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan untuk membersihkan
sekresi atau penghalang dari saluran pernafasan untuk mempertahankan jalan napas
tetappaten.
Berdasarkan penelitian yang didapat dari ke-3 jurnal tentang penerapan latihan
nafas dan batuk efektif pada pasien dengan gangguan jalan nafas di dapatkan hasil 2
diantaranya mengatakan ada pengaruh pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran
sputum pada pasien gangguan jalan nafas dan 1 daitaranya menyatakan dengan
interpretasi cukup.
Berdasarkan hasi dari ke-4 text book yang telah dianalisis didapatkan prosedur
dan prinsip latihan nafas dalam dan batuk efektif yang telah direkonstruski yaitu
bernapas pelan dan dalam melalui hidung sampai memenuhi rongga dada dan otot
abdominal terangkat dan mengeluarkan nafas melalui hidung. Sedangkan batuk
efektif prinsipnya Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, tahan hingga 3
hitungan, keluarkan melalui mulut kemudian dilanjut meminta pasien untuk
melakukan nafas dalam 2 kali dan yang ke-3: inspirasi, tahan napas dan batukkan.
Lakukan batuk sebanyak 2x batuk kuat (kasar).

B. Saran
1. Dengan adanya kajian literatur ini di harapkan perawat tidak mengabaikan
intervensi keci ini dan melakukan intervensi prosedur latihan nafas dalam dan
batuk efektif terutama pada pasien dengan gangguan jalan nafas.
31

2. Diharapkan untuk studi/penelitian selanjutnya bisa lebih baik dari segi referensi
sumber yang lebih bervariatif.
3. Diharapkan hasil kajian ini dapat dirumuskan SOP tentang penerapan prosedur
latihan nafas dalam dan batuk efektif yang dirumuskan berdasarkan sasaran
keselamatan pasien dan etis dalam pelayanan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2011. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien.. Jakarta: Salemba Medika.
31

Brunner & Suddarth, (2013).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.
Jakarta: EGC

Karyanto, Rahmad& Laili, Nurul.(2018). Pelaksanaan Batuk Efektif Pada Pasien


Tuberculosis Paru Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Puhjarak Kecamatan
Plemahan Kabupaten Kediri . Jurnal Ilkes(Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 9 No. 1

Kemenkes RI,(2015). Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan


(Infodatin).Jakarta : Kemenkes RI. Diakses dari www.InfoDatin-2016-
TB.go.id.pdf, tanggal 19 Maret 2020.

Marzali, Amri.(2016).Menulis Kajian Literatur.Jurnal Etnosia.Vol.01.No.02

Muttaqin, Arif. (2012). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Pernapasan. (pp. 72-97). Jakarta : Salemba Medika.

Nugroho, Yosef Agung. (2011). Batuk Efektif Dalam Pengeluaran Dahak pada Pasien
dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas. Jurnal STIKES Baptis Kediri
2085-2091

Pagita, Ella & Tarigan. (2019) .Hubungan Nafas Dalam Dan Batuk Efektif Dalam
Pengeluraran Sputum Pada Pasien Tb Paru Di Ruang Flamboyan Di Rsud
Dr.Pirngadi Medantahun 2019. Diakses tanggal 27 April 2020

Potter,Perry.(2016). Fundamental Of Nursing: Concep, Proses and Practice.Edisi


7.Vol. 3. Jakarta:EGC

Pranowo,(2013). Kefekfektifan Batuk Efektif dalam Pengeluaran Sputum untuk


Penemuan BTA pada Pasien TB Paru di Ruang Rwat Inap Rumah Sakit Mardi
Rahayu Kudus pada tanggal 9 Januari 2018. Diakses tanggal 19 Maret 2020.

35
31

Rahayu, T., Syafril, S., Wekke, I. S., & Erlinda, R.(2019). Teknik Menulis Review
Literatur Dalam Sebuah Artikel Ilmiah. Diakses tanggal 27 April 2020

Smeltzer,S.C.,&Bare,B.B.(2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol.1.


Jakarta: EGC

Widiastuti, L., & Siagian, Y.(2019). Pengaruh Batuk Efektif Terhadap Pengeluaran
Sputum Pada Pasien Tuberkulosis Di Puskesmas Kampung Bugis Tanjung
Pinang. Jurnal Keperawatan.Vol.9. No. 1

World Health Organization (WHO). (2016). Global Tuberkulosis Report 2016.

Lampiran 1
31

Lampiran 2
31

Lampiran 3
31
31

Lampiran 4
31
31

Lampiran 5
31
31

Lampiran 6
31
31

Lampiran 7
31

Lampiran 8

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sherli Susilawati

TTL : Bekasi, 10 September 1999

Alamat : Kp. Cikarang RT 04/02 Kec. Serang Baru Kab. Bekasi

No. Telepon : 085715853323

Usia : 20 Tahun

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Nama Orang Tua

Ayah : Atin Yuliatin

Ibu : Omih

Riwayat Pendidikan
31

2005 - 2011 : SDN Jaya Mulya 01

2011 - 2014 : SMPN 4 Cibarusah

2014 - 2017 : SMK Bintang Harapan

2017 – 2020 : Politeknik Kementrian Kesehatan Jakarta III Jurusan Keperawatan

Program Studi DIII Keperawatan

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Bekasi, 19 Mei 2020

Penulis
31

Lampiran 9

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN KTI

Nama Pembimbing : Dra. Wartonah, Ners,S.Kep,MM /


Ns. Paula Krisanty,S.Kep,MA
Nama Mahasiswa : Sherli Susilawati

NIM : P3.73.20.1.17.071

Kelas : 3 Reguler B

Judul KTI : Penerapan Prosedur Latihan Nafas Dalam dan Batuk

Efektif Pada Pasien Dengan Gangguan Jalan Nafas

No Hari / Materi Bimbingan Rekomendasi Paraf


Tanggal Bimbingan Dosen Mahasiswa
1. Selasa, 17 Pengajuan judul Perbaikan Judul
Maret awal
2020
2. Rabu, 18 Pengajuan Mulai menyusun
Maret perbaikan judul proposal
2020
3. Senin, 23 Konsultasi Bab I 1. Perbaikan bab I
Maret dan Bab II 2. Untuk bab II,
2020 tambahkan
beberapa
pengertian dari
para ahli lalu
membuat
kesimpulan
4. Senin, 30 1. Konsultasi 1. Untuk bab 1 dan
Maret perbaikan Bab bab 2 sudah baik
2020 1 dan Bab 2 2. Untuk bab 3
31

2. Konsultasi Bab perbaiki ikuti


3 & Cover pedoman
penulisan
5. Selasa, 1 Konsultasi 1. Bab III sudah
April 2020 perbaikan Bab III, baik
dan Daftar 2. Perbaikan
Pustaka penulisan daftar
pustaka
6. Senin, 6 Konsultasi ACC, lanjut
April 2020 lampiran dan bimbingan ke
perbaikan daftar pembimbing
Pustaka pendamping
7. Senin, 13 Perbaikan Judul Penyakitnya tidak
April 2020 Proposal untuk usah dituliskan
KTI dalam judul

8. Jum’at, 24 Membahas Akan menjelaskan


April Pedoman KTI pedoman KTI
2020 terbaru terbaru melalui
WhatsApp Video
Call
9. Senin, 4 Konsultasi Jurnal Mencari jurnal
Mei 2020 internasional yang
mendekati judul kti

10. Jum’at 8 Penjelasan 1. Mencari jurnal


Mei 2020 pedoman studi dan minimal 3
literature buku yang sesuai
dengan topik
yang diangkat
2. Mengikuti
arahan pedoman
31

penulisan
11. Rabu, 13 Konsultasi BAB 1. Ada satu
Mei 2020 I, BAB II, & paragraf di bab
BAB III 1 yang harus
dihapus
2. Rumusan
Masalah diganti
dengan Rumusan
focus kajian
3. Peta Literatur
yang berbentuk
skema
dimasukkan ke
dalam bab 3
bukan bab 2
4. Tambahkan
patofisiologi
gangguan rasa
nyaman
5. Perbaiki prinsip
keselamatan
kerja
12. Selasa, 19 Konsultasi Lanjutkan
Mei 2020 perbaikan Bab 1 mengerjakan
– Bab 3 Abstrak dan Bab 4
13. Kamis, 21 Konsultasi BAB ACC dan mulai
Mei 2020 IV dan Abstrak bimbingan dengan
pembiming
pendamping
14. Senin, 25 Konsultasi Perbaiki nama
31

Mei 2020 Abstrak, Bab 1, penulis sumber,


Bab 2, Bab 3, dan hanya menggunakan
Bab 4 ke nama belakang saja
pembimbing
pendamping
15. Kamis, 28 Konsultasi ACC
Mei 2020 perbaikan
Abstrak, Bab 1,
Bab 2, Bab 3, dan
Bab 4 ke
pembimbing
pendamping

Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan

Ns. Santun Setiawati, MKep., Sp. Kep. An


NIP. 197512232002122001

Anda mungkin juga menyukai